• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI KINERJA SENIOR RESIDENT DAN ASISTEN SENIOR RESIDENT DI UNIVERSITY RESIDENCE UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA SKRIPSI Oleh: Ujang Ahmad Jaenudin NPM: 20120720217

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EVALUASI KINERJA SENIOR RESIDENT DAN ASISTEN SENIOR RESIDENT DI UNIVERSITY RESIDENCE UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA SKRIPSI Oleh: Ujang Ahmad Jaenudin NPM: 20120720217"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh:

Ujang Ahmad Jaenudin NPM: 20120720217

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(2)

i

EVALUASI KINERJA

SENIOR RESIDENT DAN ASISTEN SENIOR RESIDENT DI UNIVERSITY RESIDENCE UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S. Pd. I) strata Satu

pada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh:

Ujang Ahmad Jaenudin NPM: 20120720217

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TARBIYAH) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(3)

ii PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Ujang Ahmad Jaenudin

NPM : 20120720217

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan karya saya sendiri dan belu pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 12 Oktober 2016

Yang membuat pernyataan

(4)

iii MOTTO

َ إ َ ا قتا دغل ْتمدق ام سْف ْرظْ تْل َ ا قتا ا مآ يذلا ا يأ اي

ل ْعت ا ب ريبخ

Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah. Sungguh Allah Mahateliti terhadap

(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini aku persembahkan teruntuk:

1. Kedua orang tuaku yang tercinta, Ayahanda Abdul Hakim dan Ibunda Siti Fatimah, yang tiada lelah mengirimkan doanya serta mencurahkan cinta dan kasih sayangnya.

2. Kakak-kakak dan adik-adikku tercinta (Eteh Lela, Kang Encep, Eteh

‘Ai, Eteh Upu, Dek Cucu dan Dek Imas) yang selalu memotivasi untuk

tetap semangat menggapai cita-cita.

3. Guru-guruku yang telah memberikan ilmunya baik ketika SD dan SMP. 4. Ustadz/ah di MA Pst Muhammadiyah Tegallega Kota Bandung (Pak

Musa, Pak Fauzi, Pak Dadang, Pak Jamaludin) yang selalu memotivasiku untuk terus berupaya mewujudkan cita-cita.

5. Sahabat-sahabat setia yang baik hati (Kang Hilman, Kang Farhan, Kang Bintang, Eteh Suhriyah, Eteh Zannati) yang telah banyak memberi bantuan berupa materi maupun nonmateri.

(6)

v

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORITIK A. Tinjauan Pustaka ... 8

(7)

vi

5. Tugas Senior Resident dan Asisten Senior Resident ... 23

6. Kompetensi Kepribadian ... 23

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil UNIRES ... 34

1. Letak Geografis UNIRES ... 34

2. Sejarah Pembangunan UNIRES ... 35

3. Visi dan Misi Unires ... 36

9. Struktur Organisasi UNIRES ... 40

10.Daftar Nama SR dan ASR ... 42

11.Program UNIRES ... 42

B. Hasil Penelitian 1. Konsep dan Ketentuan Kinerja SR dan ASR Dalam Membina Resident ... 49

2. Pelaksanaan Kinerja SR Dan ASR Dalam Membimbing Resident ... 62

3. Kompetensi Kepribadian SR Dan ASR Dalam Membimbing Resident ... 78

(8)

vii C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Konsep dan Ketentuan Kinerja SR dan ASR Dalam Membina Resident ... 81 2. Pelaksanaan Kinerja SR Dan ASR Dalam Membimbing

Resident ... 83 3. Kompetensi Kepribadian SR Dan ASR Dalam Membimbing

Resident ... 83 4. Kendala-Kendala Yang Dihadapi Oleh SR Dan ASR Dalam

Membimbing Resident ... 83 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 84 B. Rekomendasi ... 85 C. Kata Penutup ... 86 DAFTAR PUSTAKA

(9)
(10)
(11)

xii ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui konsep dan ketentuan kinerja SR dan ASR, (2) Mengetahui kinerja SR dan ASR, (3) Kompetensi kepribadian SR dan ASR, dan (4) Kendala yang dihadapi SR dan ASR di University Residence Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Jenis penelitian ini merupakan penilitian evaluatif model discrepancy dari Malcolm Provus. Data dikumpulkan dengan menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis data deskriptif kualitatif dari Miles dan Hubermen.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1). Konsep dan ketentuan kinerja SR dan ASR dalam membimbing resident menggunakan Standar Operational Procedur (SOP) yang dibuat oleh UNIRES. SOP itu berisi program klasikal, program mentoring, dan program pembiasaan. 2). Kinerja SR dan ASR secara keseluruhan sudah baik dan sesuai dengan SOP yang ada, namun ada kesenjangan yang terjadi pada komponen program. 3). SR dan ASR memiliki akhlak yang baik, dapat menjadi teladan bagi resident dan bertanggung jawab serta cerdas. 4). Kendala-kendala yang dihadapi SR dan ASR dalam membimbing resident ada dua. Pertama, kendala dari personal. Kedua, kendala dari luar.

(12)

1

Bab I ini akan memaparkan tentang: (a) Latar belakang masalah, (b) Rumusan masalah, (c) Tujuan dan kegunaan, dan (d) Sistematika pembahasan.

A. Latar Belakang Masalah

Muhammadiyah didirikan di kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H/18 November 1912 oleh seorang yang bernama Muhammad Darwis, kemudian dikenal dengan KH. Ahmad Dahlan. Muhammadiyah merupakan gerakan dakwah Islam yang bertumpu pada khittah al-amr bi al-ma’rūf wa an-nahy ’an al-munkār. Muhammadiyah bergerak di seluruh bidang amal usaha, seperti amal usaha bidang keagamaan, bidang sosial, bidang pendidikan, dan bidang kebudayaan.Sebagai amal usaha Muhammadiyah di bidang pendidikan tinggi, Universitas Muhammadiyah memiliki kewajiban dan bertanggung jawab untuk mewujudkan visi dan misi di atas melalui pendidikan pembelajaran salah satunya ditunjukkan untuk pembinaan karakter pada civitas akademika.

(13)

eksplisit piagam pendirian mencantumkan FKIP sebagai bagian Universitas Muhammadiyah. Baru pada bulan Maret 1981, melalui perjuangan keras para aktivis Muhammadiyah seperti Drs. Mustafa Kamal pasha, Hoemam Zainal, Muchlas Abror, secara resmi didirikanlah Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang kemudian berkembang sampai saat ini.

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta berkeinginan untuk memiliki asrama mahasiswa yang representatif bagi pembinaan mahasiswa. Tujuannya adalah untuk memberi pembinaan kepribadian dan keislaman bagi mahasiswa UMY. Kemudian UMY membuat surat pengajuan kepada program pemerintah. Ternyata gayung bersambut, keinginan tersebut mendapat sambutan dari program pemerintah yang memberi hibah Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA) kepada Universitas Swasta sebagai tempat hunian bagi mahasiswa. Kemudian disepakati bahwa UMY mendapat tiga twin blok Rumah Susunan Sederhana Sewa (RUSUNAWA). Satu ditempatkan di sebelah utara kampus dan dua disebelah selatan kampus. Rusunawa dengan nama University Residence ini diresmikan oleh mentri Pekerjaan Umum Republik Indonesia pada tanggal 29 Februari 2008.

(14)

University Residence Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (selanjutnya disingkat UNIRES) adalah sebuah hunian atau asrama mahasiswa UMY yang tidak hanya digunakan sebagai tempat hunian atau asrama mahasiswa semata, namun juga berisi program pembinaan. Mahasiswa yang tinggal di UNIRES dibina dan dibimbing oleh Senior Resident (SR) dan Asisten Senior Resident (ASR). Mahasiswa yang tinggal di UNIRES selain dibekali dengan ilmu-ilmu keIslaman, kemampuan ketrampilan juga dilatih melalui program bahasa dan pidato baik berbahasa Inggris maupun Arab.

Namun, setiap kegiatan pasti memiliki kekurangan. Baik itu mutu yang diinginkan memang tercapai dan terbentuk dalam pribadi mahasiswa dan implementasi program yang telah direncanakan sudah berjalan dengan benar dan sekaligus memberikan hasil sesuai dengan harapan. Mengingat kenyataan dalam lapangan yang sebagian dari resident bersikap acuh tak acuh terhadap pembinaan program tersebut sehingga beberapa resident yang tidak sesuai dengan tujuan didirikannya UNIRES. Hal ini sangatlah urgen untuk dicari solusi evaluasi yang tepat.

(15)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep dan ketentuan kinerja SR dan ASR dalam membina resident?

2. Bagaimana pelaksanaan kinerja SR dan ASR dalam membina resident?

3. Bagaimana kompetensi kepribadian SR dan ASR dalam membina resident?

4. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi SR dan ASR dalam membina resident?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengkaji bagaimana konsep dan ketentuan kinerja SR

dan ASR dalam membina resident.

2. Untuk meneliti bagaimana pelaksanaan kinerja SR dan ASR dalam membina resident.

3. Untuk mendeskripsikan kompetensi kepribadian SR dan ASR dalam membina resident.

(16)

Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kegunaan diantaranya:

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah keilmuan di bidang pendidikan, khususnya di bidang evaluasi pendidikan. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi sumber referensi bagi para peneliti dan pengamat masalah pendidikan yang terkait dengan permasalahan kinerja guru khususnya pembimbing UNIRES.

2. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan informasi bagi kepala UNIRES, UMY dan khususnya para pembimbing UNIRES. Selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dari proses dan program yang dijalankannya. Sehingga dengan demikian diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam menentukan kebijakan-kebijakan di UNIRES pada masa yang akan datang. D. Sistematika Pembahasan

(17)

Bab pertama, berisi Pendahuluan. Bab ini akan memaparkan tentang: (a) Latar belakang masalah, (b) Rumusan masalah, (c) Tujuan dan kegunaan penelitian dan (d) Sistematika pembahasan.

Bab ke dua, berisi tinjauan pustaka dan kerangka teori. Bab ini akan memaparkan tentang: (a) Tinjauan pustaka dan, (b) Kerangka teori. Pada bagian kerangka teori akan dirinci lagi meliputi (1) Evaluasi, terdiri dari definisi evaluasi, tujuan dan fungsi evaluasi dan model-model evaluasi, (2) Kinerja, (3) Resident, (4) Senior resident dan asisten senior resident, (5) Tugas Senior Resident dan AsistenSenior Resident, (6) Kompetensi kepribadian,

Bab ke tiga, berisi metodologi penelitian. Bab ini akan menjelaskan tentang: (a) Jenis penelitian, (b) Tempat penelitian, (c) Metode pengumpulan data, (d) Teknik analisis data, dan (e) Pengecekan keabsahan data.

(18)

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, (d) Bagaimana kompetensi kepribadian SR dan ASR dalam membina resident di UNIRES putra Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dan (e) Apa saja kendala-kendala yang dihadapi SR dan ASR dalam membina resident di UNIRES Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

(19)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

Dalam bab ini peneliti akan memaparkan tentang: (a) Tinjauan pustaka dan, (b) Kerangka teori. Pada bagian kerangka teori akan dirinci yang meliputi (1) Evaluasi yang terdiri dari definisi evaluasi, tujuan dan fungsi evaluasi serta model-model evaluasi, (2) Kinerja, (3) Resident, (4) Senior Resident dan Asisten Senior Resident, (5) Tugas Senior Resident dan Asisten Senior Resident, dan (6) Kompetensi kepribadian.

A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka adalah meninjau penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Tinjauan pustaka dilakukan untuk mengetahui sejauh mana otentisitas suatu karya ilmiah serta posisinya di antara karya-karya sejenis dengan tema ataupun pendekatan yang serupa. Penelitian tentanf Evaluasi ini sudah banyak dilakukan oleh para peneleti terdahulu, berikut hasil dari beberapa tinjauan yang ditemukan dalam bentuk skripsi.

Penelitian tentang kinerja fasilitator pernah dilakukan oleh Nurfadhilah Puji Lestari (2015) yang berjudul Evaluasi Kinerja Fasilitator Program Kuliah Intensif Al-Islam Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Di

Unires Putri Priode 2014/2015. Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif

(20)

Operational Procedur (SOP) dan sudah sesuai dengan yang diharapkan lembaga.

Demikian juga penelitian tentang program mentoring al-Islam pernah dilakukan oleh Syahrul Ramadhon (2013) yang berjudul Efektifitas Program Mentoring al-Islam Bagi resident di University Residence Universitas

Muhammmadiyah Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelian kualitatif

dengan mengambil studi kasus di UNIRES Universitas Muhammadiyah Yogyakarata. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari observasi, wawancara dan dokumentasi, sedangkan model evaluasi yang peneliti pilih dalam penelitian ini adalah evaluasi model CIPP ( Contexs, Input, Proses, dan Product) karena objek penelitian tidak hanya pada hasil semata

tetapi juga mencakup konteks, masukan, proses, maupun hasil. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan kemampuan resident antara sebelum dan sesudah mengikuti program mentoring al-Islam di UNIRES.

Kemudian penelitian yang pernah dilakukan oleh Kurniawati (2012) yang berjudul Metode dan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Taman kanak-kanak Aisyah Bustanul Athfal Mengger Karangasem Paliyan

Gunung Kidul. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat

(21)

tentang metode evaluasi pembelajaran pendidikan agama Islam di TK ABA Mengger didasarkan pada perkembanagan kognitif, perkembangan emosi, perkembangan sosial dan perkembangan agama berlangsung dengan baik, yang khusus diberikan setiap hari dengan materi yang beragam untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Metode yang digunakan menggunakan metode bermain, bercerita, demonstrasi praktik langsung dan bernyanyi. Adapun faktor yang menghambat diantaranya adalah terbatasnya waktu, kemampuan anak yang berbeda – beda, kurangnya dukungan orang tua dan kurangnya peralatan yang tersedia. Adapun cara mengatasi hambatan tersebut yaitu dengan berbagi macam media yang menyenangkan, membujuk anak didik untuk terus belajar dan membawa peralatan dari rumah.

Selain itu, Penelitian tentang evaluasi pengamalan ibadah salat pernah dilakukan oleh Mujilah (2007) yang berjudul Evaluasi Pengamalan ibadah Shalat Studi Kasus di SD 1 Jarakan Sewon Bantul 1. Subyek penelitian ada 57

(22)

yaitu adanya sebagian kecil orang tua yang kurang memperhatikan tentang pengamalan salat.

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, maka penelitian ini merupakan bentuk lain atau berbeda dengan penelitian yang sudah ada. Pada penelitian yang dilakukan ini adalah difokuskan pada evaluasi kinerja SR dan ASR UNIRES UMY dengan lokasi penelitian di UNIRES Putra Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berada di kecamatan Bantul. Adapun yang membedakan dengan penelitian yang lain adalah evaluasi kinerja SR dan ASR dalam membina resident baik dari segi perencanaan, pelaksanaan, kepribadian SR dan ASR dan kendala-kendala yang dihadapi. Sedangkan kelemahan penelitian ini adalah adanya sedikit persamaan antara penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Nurfadhilah Puji Lestari dan itu hanya dalam jenis penelitian dan pengumpulan data saja namun objek penelitiannya berbeda.

B.Kerangka Teori 1.Evaluasi

a.Definisi Evaluasi

(23)

kualitas (nilai dan arti) daripada sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu untuk membuat suatu keputusan. (Arifin, 2012: 8)

Menurut bahasa evaluasi itu berasal dari bahasa Inggris evaluation yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah

“penilaian”. Asal akar katanya adalah value yang berarti nilai.

(Sudijono, 2008: 1), sedangkan menurut istilah, sebagaimana dikemukakan oleh Edwin Want dan Gerald W. Brown adalah: Evaluation refer to the act or process to determining the value of some

thing. Menurut definisi ini, maka istilah evaluasi itu mengandung pengertian: suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.

Evaluasi dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah evaluation. Evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai proses

sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang ataupun objek) berdasarkan kriteria tertentu (Ratnawulan dan Rusdiana, 2015: 19).

(24)

Berbeda halnya dengan Purwanto (2002 : 3) evaluasi adalah suatu proses yang sengaja direncanakan untuk memperoleh informasi atau data; berdasarkan data tersebut kemudian dicoba membuat suatu keputusan.

Evaluasi adalah usaha sistematis mengumpulkan informasi mengenai sesuatu untuk digunakan sebagai pertimbangan mengenai nilai dan arti dari suatu konteks tertentu (Hasan, 2009: 41). Dalam istilah asingnya, pengukuran adalah measurement, sedang penilaian adalah evaluation. Dari kata evaluation inilah diperoleh kata Indonesia evaluasi yang berarti menilai (Arikunto, 2012: 3).

Ada beberapa istilah yang sering digunakan untuk pengertian yang serupa dengan evaluasi, yaitu measurement atau pengukuran, assessment atau penaksiran, dan test. Ketiga istilah ini sering digunakan

secara bergantian dan bahkan dianggap memiliki pengertian yang sama, padahal ketiganya itu memiliki perbedaan.

Measurement atau pengukuran diartikan sebagai proses untuk

(25)

Pengertian assesment tidak sampai ketaraf evaluasi, melainkan sekedar mengukur dan mengadakan estimasi terhadap hasil pengukuran.

Sedangkan test adalah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dan atau perintah-perintah yang harus dijalankan, yang mendasarkan harus bagaimana testee menjawab pertanyaan-pertanyaan atau melakukan perintah-perintah itu penyelidik mengambil kesimpulan dengan cara membandingkannya dengan standar atau testee yang lain (Thaha, 1994: 2).

(26)

b. Tujuan dan Fungsi Evaluasi

Menurut Scriven dalam (Tayibnapis, 2000: 4) mengemukakan bahwa evaluasi dapat mempunyai dua fungsi, yaitu fungsi formatif dan fungsi sumatif.

Fungsi formatif adalah evaluasi dipakai untuk perbaikan dan pengembangan kegiatan yang sedang berjalan (program, orang, produk dan sebagainya). Sedangkan fungsi sumatif adalah evaluasi dipakai untuk pertanggungjawaban keterangan, seleksi atau lanjutan.

c. Model-Model Evaluasi

Model evaluasi adalah model desain evaluasi yang dibuat oleh ahli-ahli atau pakar-pakar evaluasi yang biasanya dinamakan sama dengan pembuatannya atau tahap pembuatanya.

Menurut Tayibnapis (2000: 13) ada banyak model evaluasi. Model evaluasi yang populer dan banyak dipakai sebagai strategi atau pedoman kerja pelaksanaan evaluasi program diantaranya:

1)Model Evaluasi CIPP

(27)

manajer dan administrator menghadapi empat macam keputusan pendidikan, membagi evaluasi menjadi empat macam, yaitu:

a) Contect evaluation, to serve planning decision. Konteks evaluasi ini membantu merencanakan keputusan,

menemukan kebutuhan yang akan dicapai oleh program, dan merumuskan tujuan program.

b) Imput evaluation, structuring decision. Evaluasi ini menolong mengatur keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada, alternatif apa yang diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai kebutuhan. Bagaimana prosedur kerja untuk mencapainya.

c) Process evaluation, to serve implementing decision.

Evaluasi proses untuk membantu mengimplementasikan keputusan sampai sejauh mana rencana telah diterapka? Apa yang harus direvisi? Begitu pertanyaan tersebut terjawab, rosedur dapat dimonitor, dikontrol, dan diperbaiki.

(28)

ringkasan CIPP, model ini terkenal dengan nama model CIPP oleh Stufflebeam.

2) Model Evaluasi UCLA

Alkin (1969) menulis tentang kerangka kerja evaluasi yang hampir sama dengan model CIPP. Alkin mendefinisikan evaluasi sebagai proses meyakinkan keputusan, memilih informasi yang tepat, mengumpulkan dan menganalisis informasi sehinga dapat melaporkan ringkasan data yang berguna bagi pembuat keputusan dalam memilih beberapa alternatif. Ia mengemukakan lima macam evaluasi, yaitu:

a) Sistem assessment, yang memberikan informasi tentang

keadaan atau posisi sistem.

b) Program planning, membantu pemilihan program

tertentu yang mungkin akan berhasil memenuhi kebutuhan program.

c) Program implementation, yang menyiapkan informasi apakah program sudah diperkenalkan kepada kelompok tertentu yang tepat seperti yang direncanakan?

d) Program improvement, yang memberikan informasi

(29)

tujuan, adakah hal-hal atau masalah baru yang muncul tak terduga?

e) Program certification, yang memberi informansi tentang nilai atau guna program.

3) Model Stake atau Model Countenance

Stake (1967), analisis proses evaluasi yang dikemukakannya membawa dampak yang cukup besar dalam bidang ini dan meletakkan dasar yang sederhana namun merupakan konsep yang cukup kuat untuk perkembangan yang lebih jauh dalam bidang evaluasi. Stake menekankan adanya dua dasar kegiatan dalam evaluasi adalah Description dan Judgement dan membedakan adanya tiga tahap dalam program

pendidikan, yaitu: Antecedents (Context), Transaction (Process) dan Outcomes (Output).

Matrix Description menunjukan Intents (Goals) dan Observation (Effects) atau yang sebenarnya terjadi. Judgements

mempunyai dua aspek, yaitu, Standard dan Judgement.

(30)

Penekanan yang umum atau hal yang penting dalam model ini ialah bahwa evaluator yang membuat penilaian tentang program yang dievaluasi. Stake mengatakan bahwa description di satu pihak berbeda dengan judgement atau menilai. Dalam model ini, antecedents (masukan), transaction (Proses), dan outcomes (hasil) data dibandingkan tidak hanya untuk menentukan apakah ada perbedaan tujuan dengan keadaan yang sebenarnya, tetapi juga dibandingkan dengan standar yang absolute, untuk menilai manfaat program. Stake mengatakan bahwa tak ada penilaian dapat diandalkan apabila tidak dinilai.

4)Goal oriented Evaluation Model

Objek pengamatan model ini adalah tujuan dari program. Evalusi dilaksanakan berkesinambungan, terus menerus untuk mengetahui ketercapaian pelaksanaan program.

5)Goal Free Evaluation Model

Dalam melaksanakan evaluasi tidak memperhatikan tujuan khusus program, melainkan bagaimana terlaksananya program dan mencatat hal-hal positif maupun negatif.

6)Discrepancy Model

(31)

asumsi bahwa untuk mengetahui kelayakan suatu program, evaluator dapat membandingkan antara apa yang seharusnya dan diharapkan terjadi (standard) dengan apa yang sebenarnya terjadi (performance) sehingga dapat diketahui ada tidaknya kesenjangan (discrapancy) antara keduanya yaitu standard yang ditetapkan dengan kinerja sesungguhnya (Widoyoko, 2015: 186). Model ini ditekankan untuk mengetahui kesenjangan yang terjadi pada setiap komponen program. Evaluasi kesenjangan dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kesesuaian antara standar yang sudah ditentukan dalam program dengan penampilan aktual dari program tersebut.

Berdasarkan enam model evaluasi tersebut di atas maka dalam penelitian ini akan menggunakan model evaluasi discrepancy model dari Malcolm Provus.

2.Kinerja

(32)

Performance atau kinerja merupakan hasil atau keluaran dari

suatu proses (Nurlaila, 2010:71). Menurut pendekatan perilaku dalam manajemen, kinerja adalah kuantitas atau kualitas sesuatu yang dihasilkan atau jasa yang diberikan oleh seseorang yang melakukan pekerjaan (Luthans, 2005:165).

Supardi (2013: 47) kinerja adalah hasil kerja yang telah dicapai seseorang dalam suatu organisasi untuk mewujudkan tujuan berdasarkan atas standarisasai atau ukuran dan waktu yang telah disesuaikan dengan jenis pekerjaannya dan sesuai dengan norma serta etika yang telah disepakati.

Kinerja adalah hasil kerja baik secara kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai tanggungjawab yang diberikan (Mangkunagara, 2002:22).

Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu telah disepakati bersama (Rivai dan Basri, 2005:50).

(33)

termasuk kinerja masing-masing individu dan kelompok kerja di perusahaan tersebut.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan yang akan dijadikan acuan dalam penelitian ini merupakan hasil kerja yang dicapai oleh orang atau sekelompok orang dalam sebuah organisasi.

3.Resident

Resident adalah mahasiswa UMY yang telah menandatangani surat perjanjian dan bersedia mematuhi tata tertib yang telah ditetapkan. Resident berhak di dalam University Residence selama satu tahun, dan dapat mendaftarkan diri untuk mengikuti program lanjutan atau menjadi asisten senior resident (ASR) apabila memenuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku.

4.Senior Resident dan Asisten Senior Resident

(34)

selama 2 semester dan diangkat oleh kepala Unires melalui seleksi penerimaan ASR.

5.Tugas Senior Resident dan Asisten Senior Resident

Secara umum ada dua tugas pokok Senior Resident (SR); yaitu membina resident yang ada dalam satu wingnya dan melaporkan/berkoordinasi secara periodik dengan pembina dalam melakukan tugas-tugas pembinaan.

Secara umum ada dua tugas pokok Asisten Senior Resident (ASR); yaitu membantu SR dalam melakukan pembinaan terhadap resident yang ada dalam satu wingnya dan melaporkan/berkoordinasi secara periodik dengan pembina dalam melakukan tugas-tugas pembinaan.

6.Kompetensi Kepribadian

(35)
(36)

25

Dalam bab ini peneliti akan menjelaskan tentang: (a) Jenis penelitian, (b) Tempat penelitian, (c) Subyek Penelitian (d) Teknik pengumpulan data, (e) teknik analisis data, dan (f) Pengecekan keabsahan data.

Menurut bahasa metode adalah jalan atau cara melakukan atau mengerjakan sesuatu. Sedang menurut istilah metode merupakan titik awal menuju proporsi-proporsi akhir dalam bidang pengetahuan sesuatu. (Nasution, 2008: 13) Secara etimologi, terma penelitian berarti ”mencari kembali”. Dalam bahasa Inggris, upaya pencarian kembali disebut research. Kata research berasal dari kata re yang berarti “kembali atau berulang-ulang” dan search yang berarti “mencari, menjelajahi dan menemukan makna”. (Kau, 2013: 3) Dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia penelitian didefinisikan sebagai kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan pengolahan data yang digunakan secara sistematis dan objektif untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum. (Nasional, 2007: 1162)

(37)

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian evaluatif dengan desain penelitian kualitatif yang difokuskan pada pelaksanaan program pembinaan resident UNIRES putra UMY.

Penelitian evaluatif dimaksudkan untuk mengukur keberhasilan suatu program, produk atau kegiatan tertentu. Penelitian ini diarahkan untuk menilai keberhasilan, manfaat, kegunaan, sumbangan dan kelayakan suatu program kegiatan dari suatu unit atau lembaga tertentu. Penelitian evaluatif dapat menambah pengetahuan tentang kegiatan dan dapat mendorong penelitian atau pengembangan lebih lanjut, serta membantu para pemimpin untuk menentukan kebijakan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang apa yang terjadi dalam pelaksanaan program UNIRES putra UMY. Apakah implementasi program yang telah direncanakan sudah berjalan dengan benar dan sekaligus memberikan hasil sesuai denga harapan. Jika belum, apa saja kesulitannya dan bagaimana dampaknya. Dengan penelitian ini dilakukan diharapkan menghasilkan rekomendarsi yang ditujukan kepada lembaga terkait untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembinaan program UNIRES putra UMY.

B. Tempat Penelitian

(38)

55183 Telpon (0274) 387656. Lokasi yang diteliti memiliki karakteristik asrama mahasiswa milik perguruan tinggi Islami.

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah semua pihak yang terlibat dalam proses pembinaan di UNIRES. Dalam penelitian ini, subyek penelitian akan menjadi informan yang mampu memberikan data. Jumlah informan dibatasi berdasarkan karakteristik yang mampu menjadi sumber data dengan memberikan informasi secara maksimum. Subyek dalam penelitian ini adalah:

a. Senior resident dan asisten senior resident

SR dan ASR merupakan sumber data yang akan menjadi informan untuk mengumpulkan data tentang bagaimana pelaksanaan pembinaan bagi resident. SR dan ASR yang akan dijadikan sebagai informan berjumlah 3 orang. SR dan ASR ini sebagai informan yang pokok sedangkan pimpinan UNIRES, pembina dan resident sebagai informan tambahan.

b. Pimpinan UNIRES

(39)

yang telah dirancang dan segala sesuatu yang berkaitan dengan UNIRES.

c. Pembina UNIRES

Pembina merupakan sumber data untuk memperoleh data tentang bagaimana pengembangan dan pelaksanaan pembinaan yang dilaksanakan oleh SR dan ASR. Dalam hal ini, pembina yang akan dijadikan sebagai informan berjumlah 2 orang.

d. Resident

Resident merupakan sumber data tentang bagaimana pengembangan dan pelaksanaan pembinaan yang telah diikuti menjadi suatu sarana pembentukan kader pemimpin umat yang bertaqwa kepada Allah. Dalam hal ini, yang akan dijadikan sebagai informan berjumlah 3 orang, resident yang dipilih berdasarkan keaktifannya.

D. Teknik Pengumpulan Data

(40)

materi-materi visual, serta usaha merancang protokol untuk merekam/mencatat informasi. (Creswell, 2014: 266) Ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu; observasi, wawancara dan dokumentasi.

a. Observasi

Nasution (1988) dalam Sugiyono (2015: 226) mengungkapkan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Ratnawulan dan Rusdiana (2015: 125) mengemukakan bahwa observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Menurut Sudijono Observasi adalah suatu cara menghimpun bahan-bahan keterangan data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena - fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. (Sudijono, 2012: 76). Pengamatan bisa dilakukan terhadap sesuatu benda, keadaan, kondisi, situasi, kegiatan proses, atau penampilan tingkah laku seseorang. (Faisal, 2010: 135) Observasi dapat dilakukan baik secara partisipatif, non partisipatif maupun eksperimental.

(41)

mana tingkah laku yang diharapkan muncul karena suatu kondisi tertentu (Sudijono, 2012: 77).

Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi partisipatif yakni peneliti langsung melibatkan diri di tengah-tengah kegiatan. Observasi ini dilakukan dengan mengamati kegiatan program UNIRES.

b. Wawancara

Menurut Esterberg (2002) dalam Sugiyono (2015: 231) Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Lebih daripada itu ia mengemukakan bahwa wawancara merupakan hatinya penelitian sosial. Bila melihat jurnal dalam ilmu sosial, maka akan ditemukan semua peneltian sosial didasarkan pada wawancara, baik yang standar maupun yang mendalam.

(42)

Ada dua jenis wawancara yang dapat digunakan sebagai alat evaluasi.

1) Wawancara terpimpin (guided interview) yang sering juga disebut wawancara terstruktur (structured interview) atau wawancara sistematis (sistematis interview).

2) Wawancara tidak terpimpin (un-guided interview) yang juga disebut wawancara sederhana (simole interview) atau wawancara tidak sistematis (sistematic interview) atau wawancara bebas.

Kelebihan yang dimiliki oleh wawancara adalah pewawancara sebagai evaluator dapat melakukan kontak langsung dengan seseuatu yang akan dinilai, sehingga dapat diperoleh hasil penilaian yang lebih lengkap dan mendalam. (Sudijono, 2012: 83)

Wawancara dilakukan kepada subjek yang menjadi sampel dalam penelitian ini untuk mengetahui evaluasi kinerja SR dan ASR UNIRES UMY.

c. Studi Dokumentasi

(43)

peneliti. Menurut Arikunto (2004: 90) dokumen tidak hanya terbatas pada bahan-bahan tertulis melainkan termasuk juga bahan-bahan hasil budaya, seperti alat-alat rumah tangga dari batuan, candi dan sebagainya. Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan catatan atau arsip yang berhubungan dengan penelitian, seperti letak geografis, struktur organisasi dan sebagainya yang mendukung dalam penelitian ini.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini terdiri dari tiga alur proses yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi (Miles dan Huberman, 2009: 16).

1. Reduksi Data

(44)

2. Penyajian Data

Setelah data direduksi, langkah kedua yang dilakukan dalam kegiatan analisis adalah penyajian data. Dengan melihat penyajian data, akan dapat dipahami apa yang sedang terjadi dan langkah seperti apakah yang akan diambil. Mengalisis lebih mendalam atau mengambil tindakan berdasarkan pemahaman yang didapat dari penyajian-penyajian tersebut. Oleh karena itu, semua data yang ada di lapangan akan dianalisis sehingga dapat memunculkan deskripsi mengenai kinerja Senior residen dan asisten senior resident dalam membimbing resident di UNIRES. 3. Penarikan Kesimpulan

(45)

34

Setelah selesai memaparkan bab I, II dan III, pada bagian bab IV ini akan mengkaji tentang: (a) Profil UNIRES yang mencakup: (1) Letak geografis UNIRES, (2) Sejarah pembangunan UNIRES, (3) Visi dan misi UNIRES, (4) Tujuan Pembinaan, (5) Kualifikasi sosok output (6) Profil alumni, (7) Nama dan lambang UNIRES, (8) Jargon UNIRES, (9) Struktur organisasi UNIRES, (10) Daftar nama SR dan ASR, (11) Program UNIRES. (b) Hasil Penelitian yang meliputi: (1) Konsep dan ketentuan kinerja SR dan ASR dalam membina resident, (2) Pelaksanaan kinerja SR dan ASR dalam membina resident, (3) Kompetensi kepribadian SR dan ASR dalam membina resident, dan (4) Kendala-kendala yang dihadapi SR dan ASR dalam membina resident. (c) Pembahasan hasil penelitian yang meliputi: (1) Konsep dan ketentuan kinerja SR dan ASR dalam membina resident, (2) Pelaksanaan kinerja SR dan ASR dalam membina resident, (3) Kompetensi kepribadian SR dan ASR dalam membina resident, dan (4) Kendala-kendala yang dihadapi SR dan ASR dalam membina resident.

A. Profil UNIRES

1. Letak Geografis UNIRES

(46)

Bantul yang berada di daerah yang padat penduduk. UNIRES ini terbagi dua, satu UNIRES putra dan satu lagi UNIRES putri. Adapun batasan-batasan UNIRES adalah sebagai berikut:

a. UNIRES Putra

Timur : Gudang Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Barat : Rumah penduduk Desa Telogo.

Selatan : Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Utara : Persawahan milik warga.

b. UNIRES Putri

Timur : Rumah penduduk Desa Ngebel. Bara : Rumah penduduk Desa Ngebel. Selatan : Persawahan milik warga.

Utara : Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Dengan jarak yang tidak jauh dari kampus terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta membuat UNIRES mudah dijangkau oleh mahasiswa yang ingin menginap di UNIRES.

2. Sejarah Pembangunan UNIRES

(47)

adalah memberi pembinaan kepribadian dan keislaman bagi mahasiswa UMY. Ternyata gayung bersambut, keinginan tersebut mendapat sambutan dari program pemerintah yang memberi hibah Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA) kepada universitas swasta sebagai tempat hunian bagi mahasiswa.

UMY mendapat tiga twin blok Rusunawa secara desain dan teknis dirubah menjadui cross blok dengan dana pendampingan internal. Satu gedung ditempatkan di sebelah utara kampus dan dua lainnya sebelah selatan. Kemudian Rusunawa dengan nama Unires ini diresmikan oleh menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia pada tanggal 29 Februari 2008.

UNIRES digunakan sejak diresmikan dengan uji coba program selama satu semester dan hanya pada mahasiswi (Putri). Setelah itu resmi digunakan untuk mahasiswa satu gedung di utara dan mahasiwi di dua gedung selatan. Setiap tahunnya UNIRES melahirkan sekitar 300 mahasiwa.

3. Visi dan Misi UNIRES

Visi UNIRES :

(48)

Misi UNIRES :

a. Mengadakan pendidikan kepribadian kepada mahasiswa dengan cara meningkatkan pemahaman dan pengalaman Islam yang berkemajuan.

b. Meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam berkomunikasi bahasa Inggris dan Arab.

4. Tujuan Pembinaan

Tujuan diadakannya UNIRES UMY adalah membentuk kader pemimpin umat yang bertaqwa kepada Allah SWT berkepribadian Islam dan mampu mengembangkan diri dalam kehidupan akademis di kampus UMY dan bagi kehidupan masa depan demi terciptanya masyarakat utama yang dicita-citakan Islam dan Muhammadiyah. 5. Kualifikasi Sosok Output

Secara lebih spesifik keberhsilan pencapaian target kegiatan UNIRES dapat diindikasikan atau diukur dari adanya sejumlah kualifikasi dasar yang melekat pada diri setiap output (alumni), yang dalam hal ini meliputi sejumlah kompetensi tertentu yang harus dimiliki.

a. Kompetensi Individual/Personal

(49)

mulia, berintegritas dan berdedikasi tinggi. Nilai-nilai individual seperti ini kemudian diimplementasikan dalam kehidupan sosial ketika mereka berada di UNIRES dan ketika selesai program.

b. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional adalah kemampuan, keahlian dan keterampilan yang dimiliki lulusan sebagai seorang intelektual untuk mengembangkan karir akademisnya secara baik dan benar dengan berbekal keterampilan bahasa asing. Dengan kemampuan dan keterampilan berbahasa asing yang dimilikinya, para alumni akan dapat menempatkan diri untuk berkiprah dan selalu mengembangkan diri secara optimal bagi masa depannyauntuk kepentingan agama, nusa dan bangsa. c. Kompetensi Sosial

(50)

6. Profile Alumni

a. Beriman kepada Allah SWT dengan benar. b. Mengikuti sunnah Rasulullah SAW. c. Berkepribadian anggun dan Islami.

d. Mampu membaca al-Qur’an dengan tartil. e. Hafal minimal satu juz al-Qur’an.

f. Bisa berbicara aktif menggunakan bahasa Inggris dan atau Arab.

g. Berprestasi dalam bidang akademik dan karir. 7. Nama dan Lambang UNIRES

(51)

8. Jargon UNIRES

a. UNIRES UMY !!!

b. Pribadi Kece, Prestasi Oke c. UNIRES Bermisi !!!

d. Membangun Pribadi, Mengukir Prestasi 9. Struktur Organisasi UNIRES

Penanggung Jawab : Rektor UMY

Penasehat : Drs. Muhsin Hariyanto, M.

Ag.

: Wakil Rektor I, II dan III ( Ex-Officio)

Kepala Unires : Ghoffar Ismail, S.Ag., M.

A.

Wakil Kepala Bidang Sumber Daya : Isthofaina Astuty, SE., M.S i.

Wakil Kepala Bidang Sarana dan Usaha : Iskandar Bukhori, SE., M. Si.

Wakil Kepala Bidang Program dan Pemb inaan

: Adnan, S.Kom.I

(52)

Staff Bagian Sarana : Rohmat Iswanto, A.Md.

: Wunodo

Staff TI : M. Rafiqudin Ahsan,

S.I.Kom

Staff Sosial Masyarakat : Aris Saputra

Staff Bagian Usaha : Anang Prihambodo, SE

: Arifin, SE

Pengasuh Putra : Talqis Nurdiyanto, Lc., M.A

Pembina Putra : M. Rafiqudin Ahsan,

S.I.Kom

: Aris Saputra

Pengasuh Putri : Laili Chumaini Asmawati

Pembina Putri : Niken Aji Santi

: Annisa Nur Faizah

(53)

: Aan Fitri Murniati

10.Daftar Nama-Nama SR dan ASR Putra

11.Program UNIRES

Program dilaksanakn selama satu tahun dengan orientasi pokok, pmbentukan kepribadian dan peningkatan keterampilan berbasaha Arab dan Inggris. Adapun rincian program tersebut sebagai berikut:

NO NAMA AMANAH PRODI

1 Muhammad Rafiquddin

Ahsan Pembina Putra I.KOMUNIKASI

2 Aris Saputra Pembina Putra EPI 17 Irvan Anugrah Hutasuhut ASR Putra KKI 18 Muh. Rosyihan Jauhari ASR Putra HI

(54)

a. Al-Islam

Program Al Islam merupakan program UNIRES dalam rangka membentuk kompetensi residen dalam bidang praktik ibadah keIslaman. Program ini mencakup materi Ibadah praktis seperti wudlu, mandi junub, tayamum, shalat, dzikir setelah shalat, imam shalat dan khutbah/ceramah. Serta tata cara pemulasaran jenazah mulai dari tata cara menghadapi orang sakaratul maut, memandikan jenazah, mengkafani jenazah, shalat jenazah dan menguburkan jenazah.

Secara insidental UNIRES mengundang tokoh yang kompeten dalam bidangnya untuk menyampaikan beberapa materi Al Islam yang dilaksanakan dalam bentuk seminar. Seperti materi shalat dengan mengundang ketua Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam (LPPI) UMY, materi pemulasaran jenazah dengan mengundang team PKU Muhammadiyah dan lain-lain.

(55)

b. Bahasa

Dalam seleksi masuk Unires, peserta dihadapkan pada tes TOEFL. Peserta dengan nilai minimal 300 dinyatakan lulus pada sesi seleksi ini, dengan demikian seluruh residen Unires pada dasarnya telah memiliki dasar atau tidak terlalu asing dengan tata bahasa Inggris.

Program Bahasa dimaksudkan sebagai tahap lanjutan untuk mengasah kemampuan bahasa Inggris residen dengan berfokus pada 4 skill dasar berbahasa Inggris yakni Speaking, Reading, Listening dan Writing serta penguatan dalam grammar.

Program ini dilaksanakan dalam bentuk mentoring di tiap usrah dengan dibekali modul tematik Bahasa Inggris. Namun tidak terbatas pada pembekalan materi tersebut, sebagai pembiasaan maka residen diwajibkan menggunakan bahasa Inggris dalam kesehariannya dengan dipantau oleh SR/ASR pada pukul 18:00 s/d 22:00 WIB di setiap harinya.

(56)

Pembiasaan berbahasa asing dilingkungan UNIRES menjadi salah satu prioritas utama program Unires. Harapan di masa depan, resident dapat berbahasa Inggris dengan baik, sebagai salah satu modal utama dalam menghadapi era globalisasi.

c. Tahsin

Tahsin (bahasa Arab: نیسحت) adalah kata Arab yang berarti memperbaiki, meningkatkan, atau memperkaya.

Program Tahsin adalah program pengenalan dan pemahaman hukum bacaan Al-Qur’an atau ilmu tajwid dalam upaya untuk memperbaiki dan/atau membetulkan

serta membaguskan bacaan qur’an residen. Secara

terperinci, program ini meliputi pembetulan makhorijul huruf, hukum nun sukun dan tanwin, hukum mim sukun, huruf tebal dan tipis, mad, bacaan gharib dan lain-lain.

Program ini dilaksanakan secara klasikal, yaitu penyampaian materi tajwid oleh SR. Secara praktis, kemampuan tajwid residen terus diasah dalam program lain seperti tadarus dan tahfidz. SR/ASR mengkoreksi bacaan

qur’an residen ketika tadarus dan ketika menyetorkan

hafalan juz 30.

Al Qur’an merupakan pedoman hidup hakiki,

(57)

keutamaan terlebih jika kita dapat memahami makna dan/atau pesannya (tafsir). Melalui program ini diharapkan residen mampu membaca Al-Qur’an dengan baik atau benar secara hukum bacaan serta merdu dalam pelafalan.

d. Tahfidz

Kata tahfidz merupakan bentuk masdar ghoir mim dari kata اًظْیفْحتَ –َ َظّفحيَ –َ َظّفح yang mempunyai arti menghafalkan.

Program tahfidz tentunya adalah rangka meraih kemuliaan sebagai penjaga Al-Qur’an dengan menghafalkannya. Program ini berbentuk mentoring, yaitu residen diminta untuk menghafalkan surat dalam juz 30 secara berkala. Setiap pekannya, residen wajib menyetorkan hafalan minimal satu surat pendek atau beberapa ayat pada surat panjang kepada SR/ASR. Program ini ditargetkan dalam satu tahun tinggal di Unires, residen dapat hafal seluruh surat dalam juz 30.

(58)

pada juz 29 akan difasilitasi dalam bentuk kelompok minat bakat tahfidz yang dibimbing secara khusus.

Selain sebagai penjagaan umat Islam terhadap kitab sucinya, menghafal Al-Qur`an merupakan identitas dan kebutuhan setiap muslim. Sehingga melalui program ini

diharapkan residen dapat menjadikan “menghafal Al

-Qur’an” sebagai kebiasaan dalam kesehariannya. Melalui

hafalan juz 30, semoga menjadi pemicu di masa datang setelah residen keluar dari Unires, residen memiliki kesadaran akan pentingnya dan merupakan kebutuhan untuk dapat menghafal Al-Qur’an secara keseluruhan.

Rasulullah saw bersabda, “Orang yang tidak

mempunyai hafalan Al-Qur`an sedikit pun adalah seperti rumah kumuh yang mau runtuh.” (HR Tirmidzi).

e. Tafhim

Tafhim dimaksudkan untuk memberikan pemahaman mendalam dari surat-surat dalam juz Amma dan diawali dari surat Al-Fatihah.

Program ini dilaksanakan dalam bentuk klasikal dan diampu oleh mahasiswa semester akhir PUTM (Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah).

(59)

dalam kehidupan sehari-hari atas ayat dan atau surat-surat dalam juz 30 dimulai dari surat Al-Fatihah, An-nas, Al Falaq sampai dengan An-Naba’.

Melalui program tafhim ini diharapkan residen memiliki wawasan yang luas atas kebenaran kehidupan hakiki, memupuk keimanan dan ketaqwaan serta rasa cinta kepada Al-Qur’an.

B. Hasil Penelitian

Sebagaimana yang telah tertera dalam tujuan penelitian, penelitian ini dilakukan untuk mengkaji bagaimana konsep dan ketentuan kinerja SR dan ASR dalam membina resident, meneliti bagaimana pelaksanaan kinerja SR dan ASR dalam membina resident, mendeskripsikan kompetensi kepribadian SR dan ASR dalam membina resident dan menjelaskan kendala-kendala yang dihadapi SR dan ASR dalam membina resident. Berikut ini akan dipaparkan temuan hasil penelitian dari semua teori dan data yang diperoleh di lapangan dan telah diolah. Teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Analisis ini dibahas melalui 4 sub, diantaranyaadalah:

1. Analisis konsep dan ketentuan kinerja SR dan ASR dalam membina resident

(60)

3. Analisis kompetensi kepribadian SR dan ASR dalam membina resident

4. Analisis kendala-kendala yang dihadapi SR dan ASR dalam membina resident.

Selanjutnya permasalan tersebut peneliti analisis satu persatu secara berurutan sebagai berikut:

1. Konsep dan Ketentuan Kinerja SR dan ASR dalam Membina Resident. Berbicara tentang kosep tentunya berbicara tentang rancangan suatu kegiatan. Suatu lembaga atau organisasi pasti memiliki rancangan terencana untuk kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan kedepannya. Begitupun halnya dengan UNIRES yang memiliki konsep atau rancangan untuk melaksanakan kegiatan yang ada. Berkaitan dengan kinerja SR dan ASR dalam membina resident, tentunya sudah memiliki sebuah rancangan atau sering disebut dengan SOP (Standard Operasional Procedur). SOP berfungsi sebagai panduan dan acuan bagi SR dan ASR dalam melaksanakan kegiatan yang sudah ditentukan sejak awal.

Untuk mengetahui ada atau tidaknya SOP, peneliti melakukan wawancara kepada Kepala UNIRES dan beberapa SR dan ASR agar mendapat data dan informasi yang faktual. Peneliti melakukan wawancara terlebih dahulu kepada Kepala UNIRES yaitu Ghoffar Ismail, S.Ag., M.A. beliau mengatakan:

(61)

Pemeliharaan, SOP Keuangan dan lain lain. SOP dibuat itu untuk dilaksanakan sehingga mahasiswa ya harus menggunakan SOP itu kalau enggak menggunakannya nanti malah kacau. SOP Pembinannya ada peraturan Ibadah, berbahasa, berbusana, penanganan masalah resident semuanya ada. Terus ada tentang keuangan, pelayanan, prosedur penggunaan laundry, penerimaan tamu dan lain-lain ada semuanya (Ghaffar Ismail, Kepala Unires, wawancara pada tanggal 6 Oktober 2016).

Berdasarkan isi wawancara tersebut didapatkan data bahwa SOP sudah ada dan digunakan dalam menjalankan seluruh kegiatan di UNERES. SOP yang dimaksud dalam penelitian ini adalah SOP Pembinaan. SOP ini digunakan SR dan ASR untuk membina resident, dalam melaksanakan seluruh program pembinaan mulai dari program klasikal dan mentoring, program pembiasaan ibada, bahasa, ketentuan berbusana, kebersihan dan kesehatan, dan minat bakat.

1. Prosedur pelaksanaan program klasikal dan mentoring a. Program klasikal

1) Program klasikal dilaksanakan 1 minggu 1 kali dimentori oleh SR dan ASR sesuai dengan pembagian tugas masing-masing.

2) Program klasikan dilaksanakan secara serentak di seluruh zona dengan hari dan waktu yang sama, yaitu bakda shalat subuh dengan durasi 30 menit.

(62)

4) Seluruh pemateri (SR dan ASR) diwajibkan mengisi daftar hadir, tanggal pelaksana, materi yang disampaikan dan jumlah peserta yang hadir.

5) Program klasikal terdiri dari: Tahsin Al-Qur’an, Tafhiim, bahasa dan pendalaman Al-Islam.

b. Program mentoring

1) Program mentoring dilaksanakan tidak terikat waktu sesuai denga kesiapan resident.

2) Program mentoring dilaksanakan dengan metode

“setoran hafalan”.

3) Mentoring terdiri dari 2 hafalan, yaitu tahfiidz juz 30 yang dihandel oleh SR, praktik Al-Islam dihandel oleh ASR.

4) Mentoring dalam pelaksanaannya dibagi dalam beberapa target. Tahfiidz dibagi menjadi 25 target, sedangkan Al-Islam dibagi menjadi 13 target.

5) Setiap resident melakukan setoran/mentoring, maka resident diwajibkan membawa buku mentoring untuk kemudian dicatat oleh SR/ASR terkait target hafalan yang telah dicapai.

(63)

7) Rekapan mentoring dan buku mentoring setiap zona diserahkan SR dan ASR untuk diverifiasi oleh pembina. 8) Pembina memverifikasi kesesuaian hasil rekap SR dan

ASR dengan pencatatan yang ada di buku resident. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya pengulangan pencatatan target hafalan.

9) Hasil verifikasi pembina, diserahkan ke bagian administrasi kantor beserta seluruh presensi klasikal untuk penggajian setiap tanggal 25.

10)Hasil rekap administrasi diserahkan kepada urusan keuangan untuk pencairan gaji.

2. Prosedur pelaksanaan program pembiasaan a. Ibadah

1) Seluruh unsur pembinaan dan resident UNIRES, wajib

melaksanakan shalat berjama’ah, minimal Subuh,

Magrib dan Isya’.

2) Seluruh resident wajib mengikuti tadarus ba’da Magrib

dan Subuh dengan durasi minimal 10 menit dan dipimpin oleh SR dan ASR.

(64)

4) Semua kegiatan ibadah, didokumentasikan dalam bentuk presensi yang disimpan di depan kamar SR dan ASR.

5) Presensi diceklis sendiri oleh resident. 6) Peraturan pelaksanaan shalat:

a) Sie ibadah secara bergantian menyalakan murottal 10 menit sebelum shalat dimulai.

b) Pemutaran murottal dilakukan 10 menit sebelum adzan Magrib dan adzan Subuh atau bisa dilakukan oleh orang yang datang pertama kali ke musholla dengan tadarus.

c) Pembina, SR dan ASR, dan resident datang ke musholla sebelum shalat dimulai dan membiasakan shalat sunnah.

d) Pembina, SR dan ASR, dan resident tidak boleh meninggalkan musholla sebelum tadarus selesai,

“kecuali. Alasan syar’i” contoh: sakit perut (ketika

meninggalkan harap izin ke SR dan ASR yang ada di dekatnya), jika meninggalkan musholla tanpa keterangan maka akanmendapakan hukuman

(65)

e) Ketika resident mendapatkan hukuman diharapkan langsung menghubungi sie ibadah dan membuat perjanjian.

f) Jika ada anggita lorong yang bertugas imam sekaligus kultum tetapi tidak bertugas, dan tidak ada yang menggantikan, maka akan mendapatkan

hukuman “membersihkan musholla pada hari itu

juga (semua anggota lorong).

7) Pencatatan administrasi program pembiasaan dan evaluasinya.

a) Orang yang bertanggung jawab untuk presensi di setiap usrah, menyerahkan presensi kepada sie Ibadah tiap lantai setelah tadarus lantai (malam Ahad).

b) Pengumuman: resident yang tidak memenuhi standar sie Ibadah berupa jumlah minimal peresensi shalat 15x/minggu, akan dipanggil sie Ibadah untuk mendapatkan sanksi.

c) Resident yang kurang aktif di usrah masing, akan dipanggil oleh pembina masing-masing lantai atas pemantauan SR.

(66)

b) Pelanggaran 2: kultum dan membersihkan musholla

c) Pelanggaran 3: SP 1 (menghadap supervisor dan hafalan)

d) Pelanggaran 4: SP 2 (menghadap supervisor dan pengasuh UNIRES putri)

e) Pelanggaran 5: SP 3 (menghadap direktur UNIRES/dipulangkan kepada orang tua.

b. Bahasa

1) Peraturan berbahasa

a) Seluruh resident UNIRES UMY wajib berpartisipasi aktif dalam program-program pembiasaan bahasa seperti: jam berbahasa, kultum 3 bahasa, pemberian vocabularies dan mading bahasa.

b) Bagi resident yang tidak berperan aktif dalam program-program tersebut maka akan dipanggil dan ditegur oleh sie bahasa.

c) Apabila tidak ada perubahan dari resident yang melanggar maka sie bahasa berhak memberikan

punishment berupa menghafal vocabularies,

(67)

2) Monitoring bahasa

a) Sie bahasa bertanggung jawab penuh untuk memonitoring program-program pembiasaan bahasa.

b) SR dan ASR berperan aktif bekerja sama dengan sie bahasa untuk menjadi contoh yang baik dan menstimilasi resident untuk melaksanakan program-program pembiasaan.

c) Akan dipilih resident-resident teraktif berbahasa di setiap usrah untuk kemudian dijadikan sebagai

resident “supporting bahasa” yang bertugas untuk

menstimulus teman-teman 1 usrohnya untuk berbahasa Inggris.

3) Jam bahasa dan sanksi bagi pelanggarnya

a) Jam berbahasa dimulai setiap hari Minggu-Jum’at pukul 18.00-21.00.

b) Untuk tanggal merah maka jam berbhasa akan diliburkan.

c) Setiap zona akan diambil resident teraktif berbahasa dan berhak untum mendapatkan reward. d) Resident yang tidak berbahasa saat jam berbahasa

(68)

aa. Apabila baru1-3 kali melanggar akan dipanggil dan diberi peringatan.

bb. Apabila melebihi 3 kali maka akan diberi sanksi dari yang paling ringan seperti enghafal vocab sampai menghafal 1 ayat

Al-Qur’an juz 30 untuk setiap 1 kalimat

non-bahasa Inggris.

4) Kultum 3 bahasa

a) Kultum 3 bahasa bersifat wajib setelah selesai shalat jama’ah:

aa. Subuh : bahasa Indonesia bb. Magrib :bahasa Arab

cc. Isya’ : bahasa Inggris

b) Bagi resident yang tidak berbahasa sesuai jadwal bahasa maka sanksi akan diberikan kepada semua resident di zona yang bertugas yaitu berupa menulis ulang kultum yang disampaikan dengan bahasa yang semestinya dipakai.

5) Pemberian vocabularies

a) 1 vocabulary diberikan setiap hari kepada resident

yaitu ba’da isya’ mulai hari senin sampai jum’at

(69)

b) Review dilakukan setiap 2 bulan sekali oleh sie bahasa berupa inspeksi dadakan.

6) Mading bahasa

a) Mading bahasa dilaksanakan serentak di semua lantai 1 bulan sekali sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh sie bahasa (4 putaran).

b) Setiap usrah wajib membuat mading bahasa sesuai jadwal dan tema yang sudah ditentukan oleh sie bahasa.

c) Setiap 1 putaran/bulannya akan diambil 1 pemenang dan diumumkan di Stadium General terakhir dan akan mendapat reward.

d) Usrah yang tidak menerbitkan mading bahasa sesuai jadwal maka akan didiskualifikasi.

c. Ketentuan berbusana

1) Resident putri harus berbusana syar’i dan rapi, berjilbab dengan pakaian yang tertutup, tidak ketat dan tidak transparan.

2) Bertatarias rapi, sopan, tidak mencolok, dan tidak berlebihan.

(70)

4) Resident putra harus berpakaian rapi, memakai celana yang sopan, tidak sobek-sobek dan tidak memakai celana/sarung yang panjangnya hingga menyentuh tanah.

5) Tidak memakai pakaian yang bertuliskan semboyan atau jargon yang bertentangan dengan ajaran Islam. 6) Tidak memakai asesoris yang tidak semestinya dan

mengarah kepada tasyabbuh (serupa) dengan lawan jenis, orang kafir, dan orang-orang yang tidak patuh kepada agama.

d. Kebersihan dan kesehatan 1) Kebersihan

a) Kebersihan ini meliputi kebersihan usrah dan kebersihan lain yang sudah ditetapkan.

b) Piket usrah sekurang-kurangnya terdiri diri dari 2 orang yang bertugas setiap hari aktif mulai hari Senin hingga Sabtu.

c) Untuk piket bersama di lobi dan balkon usrah dilakukan setiap hari Minggu.

(71)

e) Penilaian usrah akan dilakukan sekurang-kurangnya 2x dalam satu bulan oleh tim kebersihan.

f) Penilaian usrah dilihat dari kebersihan lobi, balkon dan tangga masing-masing usarah.

g) Bagi usrah yang bertanggung jawab terhadap tugas

dan mendapat predikat “usrah terbersih” akan

mendapatkan penghargaan dari UNIRES UMY. h) Bagi usrah yang memiliki nilai terrendah dalam

kebersihan akan mendapatkan sanksi dalam bentuk apapun sesuai persetujuan supervisor dan divisi kebersihan.

2) Kesehatan

a) Divisi ini terdiri dari senior yang bertanggung jawab untuk pengadaan obat di setiap lantai yang ada.

b) Penghuni aktif meliputi pembina, SR dan ASR, dan resident.

(72)

d) Semua penghuni aktif UNIRES UMY berhak untuk mendapatkan obat yang telah disediakan divisi kesehatan.

e) Jika semua penghuni aktif UNIRES UMY yang memerlukan bantuan lebih lanjut akan dilakukan sistem perujukan ke rumah sakit/pusat kesehatan terdekat.

f) UNIRES UMY memiliki dana sosial bagi resident yang mendapatkan rawat inap di rumah sakit/pusat kesehatan.

e. Minat bakat

1) Staff paruh waktu yang menangani minat bakat, melakukan pendaftaran secara terbuka bagi resident yang ingin mengembangkan minat bakat.

2) Minat bakat yang disediakan adalah olahraga, tahfidz, seni, kaligrafi, dan bahasa.

3) Staff yang bertugas membuat rancangan anggaran yang dibutuhkan.

(73)

5) Setiap resident dipersilahkan memilih maksimal 2 kelompok minat bakat yang diminati.

Berdasarkan dari wawancara yang telah dilakukan peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa konsep dan ketentuan kinerja SR dan ASR adalah UNIRES memiliki program klasikal terdiri dari Tafhim, tahsin, pendalaman al-Islam dan bahasa kemudian program mentoring yang terdiri dari tahfidz dan Praktik Ibadah, dan program pembiasaan terdiri dari pembiasaan ibadah, bahasa, ketentuan berbusana, kebersihan dan kesehatan serta minat dan bakat.

2. Pelaksanaan Kinerja SR dan ASR dalam Membina Resident

Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian di atas, bahwa SOP itu dibuat untuk dilaksanakan, maka pembahasan selanjutnya ini bertujuan untuk menggali informasi terkait SOP ketika dilapangan. Untuk mengetahui pelaksanaan kinerja SR dan ASR dalam membina resident, peneliti berusaha menggali informasi dengan melakukan wawancara mendalam (deep interview).

(74)

SR dan ASR serta resident. Seperti jawaban yang diberikan oleh Aris Saputra sebagai pembina UNIRES Putra, ia mengatakan bahwa:

Klasikal ini terdiri dari klasikal terjemah, klasikal al-Islam. Dalam satu bulan sekali materi akan diisi oleh dosen, seperti ustadz Muhsin, ustadz Ghofar, ustadz Talqis, dan juga ada ustadz Adnan. Kemudian ada klasikal tahsin, klasikal

al-Qur’an, asikal al-hikam, dan klasikal bahasa.

Jawaban serupa disampaikan oleh Rafiq selaku pembina, ia mengatakan bahwa:

Klasikal yg dilakukan oleh SR dan ASR terdiri dr program tahsin, tafhim, bahasa Inggris, dan al-Islam. Teknis pelaksanaannya sudah sesuai SOP, cuma mungkin kualitasnya belum sejalan dengan harapan.

Jawaban yang lebih rinci disampaikan oleh Hilman selaku SR, ia mengatakan:

(75)

pribadi masing-masing dan saya rasa berguna untuk diri pribadi karena informasi yang saya belum tau tentang ibadah yang sesuai dengan al-Qur’an dan Hadits. Belajar bahasa Inggris di UNIRES lebih dimengerti dan difahami daripada ketika belajar bahasa di kampus itu lah luar biasanya SR dan ASR bisa menyampaikan dengan mudah difahami (wawancara pada tanggal 12 November 2016).

Wawancara dengan pertanyaan yang sama peneliti ajukan kepada resident yang lain, yaitu Reza, ia mengatakan:

Program klasikal itu ada tafhim, tahsin, dan alhikam. Kegiatan pertama tafhim (terjemah) biasanya dilaksanakan di pagi hari dan diawali dengan membaca al-Qur’an terlebih dahulu, kemudian salah satu dari SR dan ASR membacakan terjemahannya dan resident mengulangi secara bergiliran. Kegiatan kedua tahsin, biasanya SR dan ASR memberikan contoh bagaimana cara membaca al-Qur’an yang benar baik dari segi tajwid dan lain sebagainya, biasanya setelah membaca secara bergiliran SR dan ASR mengadakan pos tes, dan terakhir mengisi absensi (wawancara pada tanggal 12 November 2016).

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa pelaksanaan program klasikal itu terdiri dari tafhim, tahsin, bahasa, pendalaman al-Islam, dilaksanakan 1 minggu 1 kali, mengisi absensi atau daftar hadir.

(76)

dan ASR memulai pendalaman al-Islam dengan pembukaan, kemudian mengulang al-Islam yang telah disampaikan oleh pemateri, setelah itu SR dan ASR menambah penjelasan dan diakhiri dengan tanya jawa lalu diakhiri dengan kesimpulan. Setelah itu, SR dan ASR menutup pendalaman al-Islam dan mengabsen siapa saja yang hadir dan yang tidak hadir (Observasi pada tanggal 8 juni 2016).

Selanjutnya peneliti ingin mengetahui lebih jauh tentang SOP ketika di lapangan tentang program mentoring. Setelah melakukan wawancara jawaban yang diperoleh pun bermacam-macam, seperti disampaikan oleh Farhan selaku ASR, ia mengatakan bahwa:

Program mentoring terdiri dari program al-Islam dan tahfidz. SR dan ASR memberikan materi sesuai silabus yang ada, akan tetapi pada saat pembawaannya SR dan ASR boleh memodifikasi jalannya program. Misalnya pada saat memulai diadakan tadarus terlebih dahulu atau membahas tahsin per-ayat. Sehingga boleh saja tadarus hilang dan sebagainya sehingga SR dan ASR boleh menambah kegiatan apapun asal tidak mengganggu proses klasikal itu sendiri (wawancara pada tanggal 12 November 2016).

Jawaban yang serupa namun singkat disampaikan oleh Rafiq, ia

mengatakan “Mentoring ada 2, yaitu mentoring tahfidz juz 30 dan

mentoring Al Islam (praktik ibadah)” (wawancara pada tanggal 12 November 2016). Jawaban yang lain peneliti dapatkan dari Aris selaku pembina, ia mengatakan dengan lebih rinci bahwa:

(77)

hafal dari sebelumnya, akan tetapi ada beberapa yang dari pertama masuk itu tahsinnya saja masih kurang tetapi dia memilii kemauan untuk menghafal, sehingga akhirnya dia hafal (wawancara pada tanggal 12 November 2016).

Jawaban yang hampir sama disampaikan oleh Reza, ia mengatakan:

Kegiata mentoring yang pertama tahfidz, jadi ketika kita berada di UNIRES diwajibkan untuk menghafal minimal juz 30. Untuk program Al-Islam terdapat panduan, jadi residnt membaca panduan itu dan kemudian dipaktikkan (wawancara pada tanggal 12 November 2016).

Jawaban serupa namun lebih jelas disampaikan oleh Hendri dan Ismail, mereka mengatakan:

Mentoring ada dua macam, yaitu Tahfidz dan praktik al-Islam. Kalau al-Islam SR dan ASR ini sudah memahami dahulu sebelum menyampaikan kepada resident. Misalnya seperti sholat, SR dan ASR nya betul betul telah menggali informasi sedalam-dalamnya sesuai dengan al-Qur’an dan Sunnah yang telah ditetapkan. Untuk memulai mentoring tahfidz kita diberi pilihan boleh dari awal juz 30 atau dari akhir juz30 terserah kita mana yang kita sanggupi. Peran SR dan ASR sangat membantu ketika kita melafadzkan huruf yang ga jelas akan langsung diperbaiki oleh SR dan ASR jadi kita bukan hanya sekedar menghafal aja tapi juga langsung diperbaiki tajwidnya juga (wawancara pada tanggal 12 November 2016).

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa program mentoring itu terdiri dari tahfidz dan praktik al-Islam, resident menyetorkan hafalan juz 30 dan hafalan pr kepada SR dan ASR.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri secara kolaboratif/partisipatif untuk memperbaiki kinerja pendidik

Biological aspects of reproduction covers the frequency distribution of the length, length relationship weight, the size of the first ripe gonads, sex ratio, gonad maturity

Tampilan Halaman Galeri ini digunakan untuk mengetahui fasilitas yang ada pada suatu paud dengan gambar/foto kemudian data akan disimpan dalam database di tabel

4) Keterampilan guru dalam menggunakannya; artinya guru harus mampu menggunakan media dalam proses pengajaran, nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada medianya

Aspek Biologi Reproduksi Ikan Selar Kuning ( Selariodes leptolepis) di Perairan Selat Malaka Kecamatan Medan Belawan Provinsi Sumatera Utara.. Dibimbing oleh DARMA BAKTI

Sistem receiver dapat digunakan dalam sistem telekomunikasi dengan masukan sebesar 1Vrms, karena nilai Total Harmonic Distortion memenuhi nilai yang diijinkan

Zaky Siraj Hasibuan, 2012, Tinjauan Yuridis Penggunaan Klausula Eksonerasi Bagi Pengguna Jasa Perparkiran di Kota Medan , Skripsi, Medan, Fakultas Hukum, Universitas

Adapun pertimbangan hukum dalam putusan Mahkamah Konsitusi Nomor 74/PUU- XII/2014 disebutkan bahwa terhadap frasa “Pejabat Lain” dalam Pasal 7 ayat (2)