• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Rancang Bangun Sistem Informasi Pertanahan Desa Randu Padangan Kec. Menganti Kab. Gresik.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Rancang Bangun Sistem Informasi Pertanahan Desa Randu Padangan Kec. Menganti Kab. Gresik."

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI

PERTANAHAN DESA RANDU PADANGAN

KEC. MENGANTI KAB. GRESIK

TUGAS AKHIR

Program Studi SI Sistem Informasi

Oleh:

WACHID HASYIM 08410100151

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMASI

(2)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Pembatasan Masalah ... 4

1.4 Tujuan ... 4

1.5 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi ... 6

2.2 Pertanahan ... 8

2.2.1 Pertanahan ... 8

2.2.2 Buku Letter C ... 9

2.2.3 Petok D ... 10

2.2.4 Peta Blok ... 10

2.3 Poligon ... 11

2.3.1 Macam – macam poligon ... 11

2.4 Menggambar Poligon dengan PHP ... 12

(3)

ix

2.6 Testing dan Implementasi ... 25

2.7 Maintenance ... 26

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 28

3.1 Identifikasi dan Analisis Permasalahan ... 28

3.1.1 Alur Sistem Pencarian Informasi Tanah ... 32

3.1.2 Alur Sistem Penyajian Informasi Tanah ... 34

3.2 Permasalahan ... 35

3.2.1 Analisis pada Alur Sistem Pencarian Informasi Tanah ... 35

3.2.2 Analisis pada Alur Sistem Penyajian Informasi Tanah ... 36

3.3 Solusi Permasalahan ... 36

3.3.1 Kebutuhan Perangkat Lunak ... 37

3.3.2 Desain Sistem ... 57

3.3.3 Context Diagram ... 70

3.3.4 Hirarki Input Proses Output ... 71

3.3.5 Data Flow Diagram ... 72

3.3.6 Entity Relationship Diagram ... 79

3.3.7 Struktur Basis Data ... 81

3.3.8 Perancangan Prosedur dan Program Unit ... 84

3.3.9 Desain Uji Coba ... 89

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 91

4.1 Implementasi ... 91

4.1.1 Uji Coba Fungsional ... 91

4.1.2 Uji Coba Non-Fungsional ... 108

(4)

x

4.2 Evaluasi Sistem ... 122

BAB V PENUTUP... 125

5.1 Kesimpulan ... 125

5.2 Saran ... 125

(5)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 System Flow... 19

Tabel 3.1 Proses Bisnis Berdasarkan Stakeholder ... 29

Tabel 3.2 Penjelasan Alur Sistem Informasi pertanahan ... 31

Tabel 3.3 Penjelasan Alur Sistem Pencarian Informasi Tanah ... 33

Tabel 3.4 Penjelasan Alur Sistem Penyajian Informasi Tanah ... 34

Tabel 3.5 Detail Kebutuhan Fungsi Pencatatan Data Tanah ... 40

Tabel 3.6 Detail Kebutuhan Fungsi Pemetaan Tanah ... 44

Tabel 3.7 Detail Kebutuhan Fungsi Pemberian Informasi Tanah ... 47

Tabel 3.8 Detail Kebutuhan Fungsi Verifikasi Data Inputan ... 50

Tabel 3.9 Detail Kebutuhan Fungsi Permintaan Laporan ... 53

Tabel 3.10 Proses Bisnis Berdasarkan Stakeholder Sesuai Sistem Baru ... 58

Tabel 3.11 Penjelasan Alur Sistem Baru Pencatatan Tanah ... 61

Tabel 3.12 Penjelasan Alur Sistem Baru Pemetaan Tanah ... 65

Tabel 3.13 Penjelasan Alur Sistem Baru Pemberian Informasi Tanah ... 67

Tabel 3.14 Alur Sistem Baru Laporan Keterangan Tanah ... 69

Tabel 3.15 Alur Sistem DFD Level 0 Sistem Informasi Pertanahan Desa ... 73

Tabel 3.16 Alur Sistem DFD Level 1 Pencatatan Tanah dan verifikasi inputan .. 75

Tabel 3.17 Alur Sistem DFD Level 1 Pemetaan Tanah ... 76

Tabel 3.18 Alur Sistem DFD Level 1 Pemberian Informasi ... 77

Tabel 3.19 Alur Sistem DFD Level 1 Permintaan Laporan ... 78

Tabel 3.20 Struktur Tabel C-Desa ... 82

(6)

xii

Halaman

Tabel 3.22 Struktur Pemilik Tanah ... 83

Tabel 3.23 Struktur Tabel Pemohon Informasi ... 83

Tabel 3.24 Struktur Tabel persil ... 84

Tabel 3.25 Detail Form Pencatatan Tanah ... 85

Tabel 3.26 Detail Form Verifikasi Data Inputan ... 87

Tabel 3.27 Detail Form Permintaan Laporan ... 88

Tabel 3.28 Uji Coba Pencatatan Tanah ... 89

Tabel 3.29 Uji Coba Pemberian Informasi ... 90

Tabel 3.30 Uji Coba Verifikasi Data Inputan dan Laporan ... 90

Tabel 4.1 Test Objective Plan ... 92

Tabel 4.2 Test Objective Plan Kasi Pemerintahan ... 92

Tabel 4.3 Uji Coba Fungsional Input Data Persil ... 93

Tabel 4.4 Uji Coba Fungsional Input Data C-Desa ... 94

Tabel 4.5 Uji Coba Fungsional Input Data Pemilik Tanah ... 97

Tabel 4.6 Test Objective Plan Kasi Pemerintahan ... 99

Tabel 4.7 Uji Coba Fungsional Pemetaan Tanah ... 99

Tabel 4.8 Test Objective Plan Kasi Pemerintahan. ... 100

Tabel 4.9 Uji Coba Fungsional Pemberian Informasi ... 101

Tabel 4.10 Test Objective Plan Kepala Desa ... 103

Tabel 4.11 Uji Coba Fungsional Verifikasi Data Persil ... 103

Tabel 4.12 Uji Coba Fungsional Verifikasi C-Desa... 104

Tabel 4.13 Test Objective Plan Kepala Desa ... 105

(7)

xiii

Tabel 4.15 Uji Coba Fungsional Menampilkan Laporan Pemohon ... 107

Tabel 4.16 Uji Coba Fungsional Menampilkan Laporan Riwayat Tanah ... 108

Tabel 4.17 Uji Coba Non-Fungsional Correctness ... 109

Tabel 4.18 Uji Coba Non-Fungsional Security ... 109

Tabel 4.19 Uji Coba Non-Fungsional Interface ... 110

Tabel 4.20 Uji Coba Non-Fungsional Operability ... 111

Tabel 4.21 Uji Coba Non-Fungsional Performance ... 111

Tabel 4.22 Proses Melakukan Pencatatan Tanah ... 115

Tabel 4.23 Proses Verifikasi Data Inputan dan Laporan... 119

(8)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Contoh C Desa ... 9

Gambar 2.2 Contoh Petok D ... 10

Gambar 2.3 Contoh Peta Blok ... 11

Gambar 2.4 Hubungan one-to-one ... 22

Gambar 2.5 Hubugan one-to-many ... 22

Gambar 2.6 Hubungan many-to-one ... 22

Gambar 2.7 Hubungan many-to-many ... 22

Gambar 3.1 Alur Sistem Informasi Pertanahan Saat Ini ... 31

Gambar 3.2 Alur sistem Pencarian Informasi Tanah ... 32

Gambar 3.3 Alur Sistem Penyajian Informasi Tanah ... 34

Gambar 3.4 Alur Sistem Baru Pencatatan Tanah ... 60

Gambar 3.5 Alur Sistem Baru Pemetaan Tanah ... 64

Gambar 3.6 Alur Sistem Baru Pemberian Informasi ... 66

Gambar 3.7 Alur Sistem Baru Laporan Keterangan Tanah ... 68

Gambar 3.8 Context Diagram Sistem Informasi Pertanahan Desa ... 70

Gambar 3.9 Diagram HIPO Sistem Informasi Pertanahan Desa... 71

Gambar 3.10 DFD level 0 Sistem Informasi Pertanahan Desa ... 73

Gambar 3.11 DFD Level 1 Pencatatan Tanah dan verifikasi Inputan ... 75

Gambar 3.12 DFD Level 1 Pemetaan Tanah ... 76

Gambar 3.13 DFD Level 1 Pemberian Informasi ... 77

Gambar 3.14 DFD Level 1 Permintaan Laporan ... 78

Gambar 3.15 Conceptual Data Model(CDM) ... 80

(9)

xv

(10)

1

1.1 Latar Belakang

Desa Randu Padangan merupakan salah satu desa di Kecamatan Menganti

Kabupaten Gresik yang mempunyai penduduk kurang lebih 4500 jiwa dan desa

Randu Padangan masih banyak lahan persawahan dan perkebunan. Seiring dengan

meningkatnya populasi penduduk belakangan ini mengakibatkan kebutuhan akan

tanah untuk pemukiman semakin meningkat dan banyak warga yang menjual dan

membeli tanah untuk kebutuhan hidup. Berkaitan dengan hal itu peranan

terpenting dalam desa tersebut adalah pihak pemerintahan desa khususnya Kasi

Pemerintahan yang bertugas untuk menangani dan melayani permasalahan tanah.

Pelayanan publik di bidang pertanahan merupakan salah satu tugas yang

dilaksanakan oleh Kasi Pemerintah dalam rangka melayani masyarakat umum

khususnya di bidang informasi pertanahan yang berkualitas. Dari hasil wawancara

yang dilakukan dengan pihak Kasi Pemerintahan pada kenyataannya pelayanan

publik di bidang pertanahan pada Desa Randu Padangan masih mengalami

kendala dalam proses pelayanan informasi pertanahan. Hal itu terjadi dikarenakan

kondisi saat ini data pertanahan yang ada masih dalam bentuk dokumen, baik itu

data peta blok dan letter C. Sehingga teridentifikasi permasalahan dalam

pencarian dan penyajian data-data tanah.

Berdasarkan permasalahan pada paragraf sebelumnya mengenai proses

pelayanan informasi yang terjadi bisa disimpulkan bahwa pelayanan informasi

pertanahan di desa Randu Padangan masih kurang berkualitas. Hal itu terlihat

(11)

2

sulit untuk dipahami khususnya pada gambar peta blok dengan data peta blok

yang saat ini datanya masih terpisah. Menurut Bocij (2008) Informasi dapat

dikatakan memiliki sejumlah karakteristik yang berbeda dan dapat digunakan

untuk menggambarkan kualitas. Perbedaan antara baik buruknya informasi dapat

diidentifikasi dengan mempertimbangkan apakah memiliki atau tidak atribut

kualitas informasi. Atribut kualitas informasi ada tiga dimensi untuk digunakan

sebagai analisis informasi.

Berdasarkan dimensi kualitas informasi untuk dimensi Time pada bagian

Timeliness saat ini pelayanan informasi untuk pencarian data-data tanah masih

manual dan membutuhkan waktu selama 2 hari (2880 menit) sehingga membawa

dampak pelayanan informasi menjadi lambat dan banyak komplain dari warga

saat pengurusan surat-surat tanah dan harapan Kasi Pemerintahan dalam

pelayanan informasi menghasilkan informasi yang cepat kurang dari 1 menit

sehingga proses pencariannya cepat dan warga tidak komplain mengenai proses

pengurusan surat-surat tanah.

Pada Dimensi Content pada bagian Accuracy Kasi Pemerintahan setiap

memberikan informasi kepemilikan tanah dari 20 dokumen ditemukan 10

dokumen yang informasinya tidak sesuai dengan data-data yang ada di Letter C

dan Peta Blok di Kelurahan Desa. Misal nomor Letter C yang tercantum pada

Petok D tidak sesuai dengan data Letter C desa sehingga bisa terjadi kesalahan

yang menyangkut riwayat kepemilikan tanah. Hal ini dikarenakan proses

pencarian masih manual dengan banyaknya data, sehingga membawa dampak

informasi yang dihasilkan menjadi tidak akurat dan membutuhkan waktu yang

(12)

dan menghasilkan informasi yang akurat sesuai dengan data yang ada di letter C

dan peta blok.

Pada dimensi Form pada bagian Clarity penyajian informasi saat ini untuk

gambar peta blok dan datanya masih terpisah, sehingga menyebabkan kesulitan

dalam mendeskripsikan gambar peta blok dan kesulitan dalam pencarian data-data

peta blok. Harapan Kasi Pemerintahan untuk penyajian informasi gambar peta

blok dan datanya tidak terpisah sehingga memudahkan Kasi Pemerintahan dalam

mendeskripsikan gambar peta blok.

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya Kasi

Pemerintahan Desa Randu Padangan mengalami kendala dalam proses pelayanan

informasi pertanahan yang saat ini masih tidak sesuai dengan harapan Kasi

Pemerintahan. Sehingga Kasi Pemerintahan membutuhkan sebuah sistem yang

mampu memberikan informasi berkualitas sesuai harapan dan kebutuhan

masyarakat akan informasi pertanahan yang meliputi keterangan Lokasi,

Keterangan Luas, Keterangan pemilik tanah, Keterangan Histori tanah. Dengan

demikian penulis membuat Rancang Bangun Sistem Informasi Pertanahan Desa

dengan harapan bisa membantu mempermudah perangkat desa dalam memberikan

informasi pertanahan yang berkualitas dan dapat menekan risiko permasalahan

yang terjadi seminimal mungkin, dan pada akhirnya Kasi Pemerintahan Desa

Randu Padangan dapat melaksanakan tanggung jawab sesuai dengan visi dan

(13)

4

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, perumusan

masalah yang dapat dirumuskan adalah Bagaimana merancang bangun sistem

informasi pertanahan desa.

1.3Pembatasan Masalah

Batasan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data tanah yang digunakan dalam penelitian adalah area tanah satu blok dari

15 blok yang ada di desa Randu Padangan.

2. Sistem memberikan informasi data pemilik tanah, luas tanah, dan riwayat

kepemilikan tanah.

3. Peta yang ditampilkan sesuai dengan peta blok nomor 7.

4. Sistem tidak memberikan informasi panjang dan lebar tanah hanya

memberikan informasi luas tanah berdasarkan pada Peta blok.

1.4 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penyusunan tugas

akhir ini adalah Menghasilkan rancang bangun sistem informasi pertanahan desa

untuk menunjang kinerja para perangkat desa dalam segi pelayanan publik dan

memberikan informasi yang berkualitas, sehingga dimensi kualitas informasi

(Timeliness, Accuracy, dan Clarity) dapat terpenuhi.

1.5 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini membahas tentang latar belakang permasalahan yang

(14)

aplikasi, serta sistematika penulisan tugas akhir sebagai ringkasan

materi dari tiap-tiap bab.

BAB II LANDASAN TEORI

Landasan teori ini berisi tentang penjabaran teori-teori yang

menjadi dasar penelitian dan yang akan dijadikan sebagai acuan

analisis dan pemecahan permasalahan yang dibahas dalam Tugas

Akhir ini.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini dibahas tentang tahap penelitian dan metode yang

digunakan untuk membangun Sistem Informasi Pertanahan Desa

Randu Padangan.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

Dalam bab ini dijelaskan tentang evaluasi dari aplikasi yang dibuat,

proses implementasi dari perangkat lunak yang telah melalui tahap

evaluasi, serta pemecahan masalah dalam Tugas Akhir yang

diajukan oleh penulis agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini ada dua sub bab yakni kesimpulan dan saran.

Kesimpulan merupakan rangkuman singkat dari hasil seluruh

pembahasan masalah dan saran berisi mengenai harapan dan

(15)

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi

Menurut Bocij (2008), Sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan

komponen yang saling terkait yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.

Fungsi sistem adalah untuk menerima masukan dan mengubah ini menjadi output

Seperti konsep data, ada beberapa definisi informasi yang umum

digunakan, yaitu:

a. Data yang telah diolah sehingga mereka bermakna

b. Data yang telah diolah untuk tujuan

c. Data yang telah dipahami dan dimengerti oleh penerima

Tiga hal penting dapat ditarik dari definisi ini pertama, ada proses yang

jelas dan logis yang digunakan untuk menghasilkan informasi. Proses ini

melibatkan pengumpulan data untuk sebuah proses transformasi dalam rangka

menciptakan informasi. Kedua, informasi melibatkan dan menempatkan beberapa

inisial data dalam bentuk konteks yang bermakna, sehingga mereka dapat

dipahami dan ditindaklanjuti. Ketiga, informasi yang dihasilkan untuk suatu

tujuan, untuk melayani kebutuhan informasi dari beberapa jenis

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang

mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi

operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu

organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan

(16)

Informasi dapat dikatakan memiliki sejumlah karakteristik yang berbeda

dan dapat digunakan untuk menggambarkan kualitas. Informasi yang berkualitas

menunjukkan bahwa informasi yang disajikan sesuai dengan harapan dan

kebutuhan user berdasarkan dimensi kualitas informasi. Dimensi kualitas bisa

disebut sebagai syarat sebuah informasi dikatakan berkualitas dilihat dari

beberapa sudut. Dimensi tersebut adalah :

1. Dimensi Waktu

a. Timeliness : Informasi harus ada saat dibutuhkan.

b. Currency : Informasi harus selalu up-to-date.

c. Frequency : Informasi disajikan berkali-kali sebanyak dibutuhkan.

d. Time Period : Informasi dapat disajikan untuk periode

sekarang-masa lalu – masa mendatang.

2. Dimensi Konten

a. Accuracy : Informasi harus bebas dari kesalahan.

b. Relevance : Informasi harus berhubungan dengan penggunanya

pada situasi tertentu.

c. Completeness : Informasi disajikan secara lengkap.

d. Conciseness : Informasi disajikan hanya yang dibutuhkan.

e. Scope : Informasi dapat disajikan untuk ruang lingkup luas

maupun terbatas atau internal/eksternal.

f. Performance : Informasi dapat menunjukkan nilai dengan

(17)

8

3. Dimensi Bentuk

a. Clarity : Informasi yang disajikan dalam bentuk yang mudah

dimengerti.

b. Detail : Informasi disajikan secara detail atau ringkasan.

c. Order : Informasi dapat diatur dalam urutan tertentu.

d. Presentation : Informasi dapat disajikan secara naratif, angka, grafik

atau lainnya.

e. Media : Informasi dapat disajikan dalam bentuk media cetak,

video atau media lainnya.

2.2 Pertanahan 2.2.1 Pertanahan

Pertanahan berasal dari kata tanah. Dalam hukum tanah, kata sebutan

“tanah” dipakai dalam arti yuridis, sebagai suatu pengertian yang telah diberi

batasan sesuai oleh UUPA. Dalam Pasal 4 ayat (1) dinyatakan, bahwa :

“Atas dasar hak menguasai dari Negara .... ditentukan adanya macam

-macam hak atas permukaan bumi, yang disebut tanah, yang dapat diberikan kepada dan dipunyai oleh orang-orang baik sendiri maupun bersama-sama

dengan orang lain serta badan-badan hukum.”

Dengan demikian, tanah dalam pengertian yuridis adalah permukaan bumi,

sedangkan hak atas tanah adalah hak atas sebagian tertentu permukaan bumi, yang

terbatas, berdimensi dua dengan ukuran panjang dan lebar.

Pasal 4 ayat (2) menyatakan hak-hak atas tanah bukan hanya memberikan

wewenang untuk mempergunakan sebagian tertentu permukaan bumi yang

bersangkutan, yang disebut “tanah”, tetapi juga tubuh bumi yang ada di bawahnya

(18)

meliputi permukaan bumi yang ada di daratan dan permukaan bumi yang berada

di bawah air, termasuk air laut.

2.2.2 Buku Letter C

Buku Letter C adalah sebagai alat bukti yang dimiliki oleh seseorang pada

saat orang tersebut ingin memperoleh hak akan tanahnya, dan ingin melakukan

pendaftaran tanah atas namanya. Dan tidak dapat dilupakan pula bahwa buku

Letter C juga merupakan syarat yang harus ada untuk pengonversian tanah milik

adat, sebagai bukti hak milik adat.( Soeprapto, 1986). Contoh Letter C Desa dapat

dilihat pada Gambar 2.1

(19)

10

2.2.3 Petok D

Petok D merupakan surat tanda bukti kepemilikan tanah yang ada di

tangan pemilik tanah dimana isinya adalah Kutipan Buku Letter C desa yang

terdapat di desa/kelurahan. Jadi dapat disimpulkan buku Letter C aslinya itu di

Kantor Desa/Kelurahan, sedangkan kutipan nya berupa girik, petuk D, kekitir

diberikan pada pemilik tanah. Contoh Petok D dapat dilihat pada Gambar 2.2

Gambar 2.2 Contoh Petok D 2.2.4 Peta Blok

Peta Blok merupakan peta bidang tanah yang dipergunakan untuk

keperluan permohonan hak, pemilik tanah, lokasi tanah dan mengetahui luas.

(20)

Gambar 2.3 Contoh Peta Blok

2.3 Poligon

Poligon digunakan untuk merepresentasikan objek-objek dua dimensi.

Suatu danau, batas propinsi, batas kota, batas – batas persil tanah milik adalah

tipe-tipe entitas yang pada umumnya direpresentasikan sebagai poligon. Suatu

poligon paling sedikit dibatasi oleh tiga garis yang saling terhubung diantara

ketiga titik tersebut. (Nasruddin Unigha, 2016, from

http://hjtfriuty.blogspot.co.id/2015/02/makalah-poligon.html#.Vs6wIdJ97IU, 9

Februari 2015)

2.3.1 Macam-macam polygon

1. Atas dasar titik ikat:

a. Poligon terikat sempurna

Poligon yang ujung-ujungnya terikat pada dua titik yang diketahi

(21)

12

b. Poligon terikat sepihak

Poligon yang salah satu titik ujungnya terikat atau diketahui

koordinatnya,

c. Poligon bebas

Poligon yang ujung-ujungnya tidak terikat.

2. Atas dasar bentuk:

a. Poligon Terbuka

poligon yang ujungnya tidak saling bertemu satu dengan yang

lain,

b. Poligon tertutup

poligon yang ujungnya saling bertemu (titik awal dan titik ahir

menjadi satu) dan membentuk suatu loop atau kring,

c. Poligon cabang

Poligon yang merupakan cabang dari poligon yang lain.

3. Atas dasar hirarki dalam pemetaan :

a. Poligon yang utama

Poligon yang koordinat titik-titiknya diperoleh langsung dari

penentuan koordinat titik local atau diikatkan langsung melaui

pengukuran dari titik kontrol terdekat.

b. Poligon cabang

Poligon yang koordinat titik-titiknya diikatkan dari poligon utama.

2.4 Menggambar Poligon dengan PHP

PHP memiliki beberapa fungsi grafis yang mendukung untuk membuat

(22)

membuat garis, kotak, lingkaran dan polygon di PHP yaitu menggunakan

fungsi-fungsi yang ada pada PHP.

Beberapa fungsi yang dapat digunakan untuk membuat shape pada PHP, yaitu;

imageline( ); untuk membuat garis

imagerectangle( ); untuk membuat kotak

imagearc( ); untuk membuat garis lentur seperti curva

imageellipse( ); untuk membuat lingkaran

imagepolygon( ); untuk membuat polygon

dari fungsi-fungsi tersebut kita dapat membuat garis, kotak, lingkaran dan

polygon di PHP dengan mudah. ( Finki Dona Marleny, 2016, from

http://findomedia.blogspot.co.id/2016/01/cara-mudah-membuat-garis-kotak_3/,

25 Januari 2016)

2.5 Software Engineering Body of Knowledge (SWEBOK)

Menurut England & Sons (2004) menuliskan : “SWEBOK

menggambarkan pengetahuan secara umum tentang rekayasa perangkat lunak

yang dibagi kedalam 10 area pengetahuan (Knowledge Areas) atau disebut Kas.”

Software Engineering Body of Knowledge (SWEBOK) adalah produk dari komite

koordinasi rekayasa perangkat lunak di sponsori oleh IEEE Computer Society.

SWEBOK sendiri mempunyai panduan yang disebut Guide to the SWEBOK,

panduan ini dibuat untuk lima tujuan yaitu:

a. Untuk memperlihatkan kesamaan pandangan tentang rekayasa perangkat

(23)

14

b. Untuk memperjelas tempat dan menetapkan batas dari rekayasa perangkat

lunak dan hubungannya dengan disiplin ilmu lain seperti ilmu komputer,

manajemen proyek, teknik komputer dan matematika.

c. Untuk memberi karakter isi dari disiplin ilmu rekayasa perangkat lunak.

d. Untuk memberikan akses topik ke SWEBOK

e. Untuk memberikan pengetahuan dasar bagi pengembangan kurikulum dan

sertifikasi serta perizinan.

Berikut adalah penjabaran tentang ruang lingkup pengetahuan atau yang

disebut juga Knowledge Area (KA) yang digunakan sebagai panduan dalam

mengembangkan aplikasi oleh penulis.

1. Requirement

Tahapan awal dalam membangun aplikasi, Software Requirements

merupakan sebuah properti yang disajikan untuk memenuhi kebutuhan dalam

menyelesaikan permasalahan yang ada akan diselesaikan oleh aplikasi tersebut.

Menjabarkan bagaimana mengotomasikan sebuah permasalahan sebuah tugas

yang dihadapi oleh pengguna, membantu menganalisis proses bisnis perusahaan

yang telah menggunakan aplikasi, menganalisis kekurangan yang ada, dan

lainnya. Berikut penjabaran tentang beberapa tahapan yang ada pada software

requirement:

a. Requirement Elicitation

Tahapan awal dalam pemenuhan software requirements makna dari

kebutuhan mendatang ini berhubungan dengan dari mana kebutuhan perangkat

lunak itu sendiri dan bagaimana para pengembangan perangkat lunak dapat

(24)

individu dan tiap pemegang kendali sistem tersebut untuk membangun

kesinambungan antara pihak pengembang dan pengguna perangkat lunak itu

sendiri.

b. Requirement Analysis

Tahapan ini membahas tentang kegiatan menganalisa kegiatan

menganalisa kebutuhan untuk :

1. Mendeteksi dan menyelesaikan ketidakcocokan yang ada pada tiap-tiap

kebutuhan.

2. Menggali batasan yang ada pada perangkat lunak yang dikembangkan dan

bagaimana perangkat lunak tersebut akan berinteraksi dengan sistem.

3. Menguraikan kebutuhan sistem yang akan digunakan sebagai kebutuhan

perangkat lunak

c. Requirements specification

Secara teknis pada kata “specification” mengacu pada banyaknya jumlah

pekerjaan atau kemampuan perangkat lunak tersebut dalam mencapai tujuannya.

Dalam sebuah istilah pengembangan perangkat lunak. “software requirements

specification” secara khusus mengarah kepada hasil ketepatan, atau penyamaan

elektronik, yang dapat ditinjau, dinilai, dan dibenarkan.

d. Requirement Verification and Validation

Beberapa dokumen requirements di atas menjadi bahan dari tahapan

validasi dan verifikasi. Kebutuhan yang ada di validasi untuk menjamin bahwa

pengembang dari perangkat lunak tersebut dapat memahami kebutuhan yang akan

dicapai. Penyesuaian kebutuhan untuk standar perusahaan sangat penting untuk

(25)

16

2. Analisis

Tahap Analisis merupakan tahap identifikasi, seleksi, dan perencanaan

sistem yang bertujuan untuk mendeteksi dan memberikan solusi antar kebutuhan

serta mengetahui ruang lingkup perangkat lunak dan bagaimana perangkat lunak

tersebut berinteraksi dengan lingkungan.

Tahapan analisis kebutuhan, menunjukkan tahapan-tahapan di dalam

analisis kebutuhan. Pada dasarnya, aktivitas analisis dibutuhkan dalam setiap

proses dalam daur hidup pengembangan perangkat lunak. Dalam proses rekayasa

kebutuhan, analisis pun dilakukan dalam setiap aktivitas-aktivitasnya. Aktivitas

tersebut antara lain sebagai berikut :

1. Domain Understanding : Dalam tahapan ini, pengembang harus mengetahui

bagaimana organisasi perusahaan beroperasi dan apa yang menjadi

permasalahan pada sistem yang berjalan.

2. Requirements Collection : Tahapan ini merupakan tahapan pengumpulan

kebutuhan akan sistem yang akan dibangun sehingga diperlukan adanya

interaksi secara intensif dengan stakeholder.

3. Classification : Tahapan ini mengelompokkan hasil dari tahap kebutuhan

sehingga menjadi lebih terstruktur untuk selanjutnya diorganisir kedalam

kelompok-kelompok yang koheren.

4. Conflict Resolution : Tahapan ini berguna untuk menemukan dan

menyelesaikan kebutuhan yang di dalamnya terdapat konflik. Konflik tersebut

dapat terjadi antara dua stakeholder yang saling terkait tetapi memiliki fasilitas

(26)

5. Prioritisation : Tahap ini melakukan interaksi dengan stakeholder untuk

mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhan prioritas dari masing-masing

kebutuhan agar memenuhi sumber daya yang tersedia pada organisasi.

6. Requirements Checking: Menganalisis sekumpulan kebutuhan dari hasil

tahapan sebelumnya untuk memverifikasi dan memvalidasi berdasarkan aspek

kelengkapan, konsistensi, dan kebutuhan nyata.

Semua jenis kebutuhan yang telah diperoleh tersebut kemudian

dituangkan dalam bentuk dokumen yang berisi tentang kebutuhan sistem secara

keseluruhan. Dokumen ini menjelaskan secara rinci tentang kesepakatan antara

pengembang dengan klien, desain perangkat lunak yang akan dibangun, segala

resiko yang akan dihadapi dan jadwal pembuatan perangkat lunak. Secara umum

dokumen ini biasa disebut dengan Software Requirements Specification (SRS).

Pada dokumen SRS akan dijelaskan juga mengenai kebutuhan fungsional

dan non-fungsional dimana kebutuhan non-fungsional dibuat berdasarkan

dokumen IEEE standard 803:1993. IEEE 803:1993 mengelompokkan kebutuhan

non-fungsional kedalam sejumlah kategori kualitas dari suatu perangkat lunak.

Kategori-kategori tersebut secara umum dibagi kedalam 2 kelompok, yaitu faktor

kualitas eksternal dari perangkat lunak dan faktor kualitas internal perangkat

lunak. Faktor kualitas eksternal merupakan kategori kualitas yang dapat di

observasi atau menjadi ketertarikan utama dari pelanggan. Kategori-kategori yang

termasuk di dalam kelompok ini antara lain :

a. Ketepatan (correctness),

b. Robustness,

(27)

18

d. Ketersediaan dan kualitas antar muka (interface),

e. Keandalan (reliability), dan

f. Ketersediaan (availability)

Sedangkan kualitas faktor internal merupakan kategori kualitas yang

dapat di observasi atau menjadi ketertarikan utama dari pengembang. Seperti :

a. Kemudahan membaca/memahami struktur perangkat lunak (readability),

b. Kemampuan untuk dilakukan pengujian (testability),

c. Ketersediaan dan kualitas dokumentasi (documentation),

d. Kemudahan pemeliharaan (maintainability), dan

Adaptasi terhadap lingkungan berbeda (portability)

3. Desain

Desain adalah penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau

pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh

dan berfungsi.

Analis sistem dapat mendesain model dari sistem informasi yang

diusulkan dalam bentuk physical system dan logical model. Bagan alir sistem

(system flowchart) merupakan alat yang tepat digunakan untuk menggambarkan

physical system.

Logical model dari sistem informasi lebih menjelaskan kepada user

bagaimana nantinya fungsi-fungsi di sistem informasi secara logika akan bekerja.

Logical model dapat digambarkan dengan menggunakan diagram arus data (data

(28)

a. System Flow

Menurut Kendal (2003), System flow adalah bagan yang menunjukkan arus

pekerjaan secara menyeluruh dari suatu sistem dimana bagan ini menjelaskan

urutan prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem dan biasanya dalam membuat

system flow ditentukan oleh fungsi yang melaksanakan dan yang bertanggung

jawab. Simbol-simbol dari system flow antara lain:

Tabel 2.1 System Flow

b. Data Flow Diagram

DFD adalah diagram yang menggunakan notasi-notasi ini untuk

menggambarkan arus dari data sistem, sekarang di kenal dengan nama diagram

arus data (data flow diagram). DFD sering digunakan untuk menggambarkan

suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara

logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir.

Simbol Keterangan

Simbol dari proses, dimana merupakan proses secara terkomputerisasi.

Simbol dari keputusan atau decision

Sistem penghubung, menunjukkan penghubung ke halaman yang masih sama.

Simbol dari alur, menunjukkan alur dari proses

(29)

20

a. External entity

External entity merupakan kesatuan di lingkungan luar sistem yang dapat

berupa orang, organisasi, atau sistem lainnya yang berada di lingkungan

luarnya yang akan memberikan input atau menerima output dari sistem.

b. Data flow

Data flow menunjukkan arus dari data yang berupa masukan untuk sistem atau

hasil dari proses sistem dan dapat berbentuk sebagai berikut ini.

c. Process adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin atau

komputer dari hasil suatu arus data yang masuk kedalam proses untuk

dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses.

d. Data Store

Data store adalah simpanan dari data yang berupa, suatu file database di

sistem komputer, arsip atau catatan manual, dan suatu tabel acuan manual.

c. Entity Relationship Diagram

Attribute adalah kolom di sebuah relasi. Macam-macam attribute yaitu :

a. Simple Attribute

Attribute ini merupakan attribute yang unik dan tidak dimiliki oleh attribute

lainnya, misalnya entity mahasiswa yang attribute-nya NIM.

b. Composite Attribute

Composite Attribute adalah Attribute yang memiliki dua nilai harga, misalnya

(30)

c. Single Value Attribute

Attribute yang hanya memiliki satu nilai harga, misalnya entity mahasiswa

dengan Attribute-nya umur (tanggal lahir).

d. Multi Value Attribute

Attribute yang banyak memiliki nilai harga, misalnya entity mahasiswa

dengan Attribute-nya pendidikan (SD, SMP, SMA).

e. Null Value Attribute

Attribute yang tidak memiliki nilai harga, misalnya entity tukang becak

dengan Attribute-nya pendidikan (tanpa memiliki ijazah).

ERD ini diperlukan agar dapat menggambarkan hubungan antar entity

dengan jelas, dapat menggambarkan batasan jumlah entity dan partisipasi antar

entity, mudah dimengerti pemakai dan mudah disajikan oleh perancang database.

(Kadir, 2008)

Untuk itu ERD dibagi menjadi 2 jenis model, yaitu :

a. Conceptual Data Model (CDM)

Merupakan jenis model data yang menggambarkan hubungan antar tabel secara

konseptual.

b. Physical Data Model (PDM)

Merupakan jenis model data yang menggambarkan hubungan antar tabel secara

fisikal.

ERD mempunyai 4 jenis hubungan antara lain :

a. Hubungan one–to–one ( 1:1 ) menyatakan bahwa setiap entitas pada tipe

entitas A paling banyak berpasangan dengan satu entitas pada tipe entitas B.

(31)

22

Relation_3

A B

Gambar 2.4 Hubungan one-to-one

b. Hubungan one–to–many ( 1:M ) menyatakan bahwa setiap entitas pada tipe

entitas A bisa berpasangan dengan banyak entitas pada tipe entitas B,

sedangkan setiap entitas pada B hanya bisa berpasangan dengan satu entitas

pada tipe entitas B. Contoh :

Relation_3

A B

Gambar 2.5 Hubungan one-to-many

c. Hubungan many–to–one ( M:1 ) menyatakan bahwa setiap entitas pada tipe

entitas A paling banyak berpasangan dengan satu entitas pada tipe entitas B

dan setiap entitas pada tipe entitas B bisa berpasangan dengan banyak entitas

pada tipe entitas A. Contoh :

Relation_3

A B

Gambar 2.6 Hubungan many-to-one

d. Hubungan many–to–many ( M:N ) Menyatakan bahwa setiap entitas pada suatu

tipe entitas A bisa berpasangan dengan banyak entitas pada tipe entitas B dan

begitu pula sebaliknya. Contoh :

Relation_3

A B

(32)

Kardinalitas menggambar hubungan antara dua entitas dengan

mengidentifikasi berapa banyak instance untuk setiap entitas yang nantinya dapat

dihubungkan dengan setiap instance yang spesifik di entitas yang lain.

4. Construction

Software construction lebih di artikan sebagai pembuatan detail dari suatu

pekerjaan, menciptakan satu software yang penting yang dikombinasikan dengan

code, proses verifikasi, testing unit, dan testing yang terintegrasi, serta proses

debugging. Software construction lebih sering di hubungkan dengan proses

desain dan proses testing.

1. Software Construction Fundamentals

Pada tahap pertama, dilakukan pendefinisian dasar tentang

prinsip-prinsip yang digunakan dalam proses implementasi seperti minimalisasi

kompleksitas, mengantisipasi perubahan, dan standar yang digunakan.

2. Managing Construction

Bagian ini mendefinisikan tentang model implementasi yang

digunakan, rencana implementasi, dan ukuran pencapaian dari implementasi

tersebut.

3. Practical Considerations

Bagian ini membahas tentang desain implementasi yang digunakan,

bahasa pemrograman yang digunakan, kualitas dari implementasi yang

dilakukan, proses pengetesan dan integritas.

Dalam proses pengimplementasian saat ini, digunakan beberapa aplikasi

(33)

24

a. PHP

PHP (Personal Home Page) adalah script bersifat server-side yang

ditambahkan ke dalam HTML (Hyper Text Markup Language). Script ini akan

membuat sesuatu aplikasi dapat diintegrasikan ke dalam HTML, sehingga suatu

halaman web tidak lagi bersifat statis. Sifat server-side berarti pengerjaan script

akan dilakukan di sever, baru kemudian hasilnya dikirim ke browser (Kurniawan,

2002)

Keunggulan dari sifatnya yang server-side tersebut adalah tidak diperlukan

kompatibilitas browser atau harus menggunakan browser tertentu, karena server

lah yang mengerjakan script PHP. Hasil yang dikirimkan kembali ke browser

umumnya bersifat teks atau gambar saja sehingga bisa dikenal oleh browser

apapun dan dapat memanfaatkan sumber-sumber aplikasi yang dimiliki oleh

server, misalkan koneksi ke database.

b. MySQL

Menurut Kadir (2008), MySQL (dibaca: mi-se-kyu-el) merupakan

software yang tergolong sebagai DBMS (database Management System) yang

bersifat open source. Open source menyatakan bahwa software ini dilengkapi

dengan source code (code yang dipakai untuk membuat MySQL). Selain tentu

saja bentuk executable-nya atau kode yang dapat dijalankan secara langsung

dalam sistem operasi. Dan bisa diperoleh secara gratis dengan mengunduh di

internet. MySQL awalnya dibuat oleh perusahaan konsultan bernama TeX yang

berlokasi di Swedia. Saat ini pengembangan MySQL berada dibawah naungan

MySQL AB. Sebagai software DBMS, MySQL memiliki sejumlah fitur seperti

(34)

a. Multiplatform

MySQL tersedia pada beberapa platform (windows, linux, unix, dan

lain-lain)

b. Andal, cepat dan mudah digunakan.

MySQL tergolong sebagai database server (server yang melayani

permintaan terhadap database) yang andal, dapat menangani database yang

besar dengan kecepatan tinggi. Mendukung banyak sekali fungsi untuk

mengakses database dan sekaligus mudah untuk digunakan.

c. Jaminan keamanan akses

MySQL mendukung pengamanan database dengan berbagai criteria

pengaksesan. Sebagai gambaran, dimungkinkan untuk mengatur user tertentu

agar bisa mengakses data yang bersifat rahasia (missal gaji pegawai),

sedangkan user lain tidak boleh sesuai dengan hak aksesnya.

d. Dukungan SQL

Seperti tersirat namanya, SQL mendukung perintah SQL (Structured

Query Language). Sebagaimana diketahui SQL merupakan bahasa standar

dalam pengaksesan database rasional. Pengetahuan akan SQL akan

memudahkan siapa pun untuk menggunakan MySQL.).

2.6 Testing dan Implementasi

Tahap ini mendemonstrasikan sistem perangkat lunak yang telah

selesai dibuat untuk dijalankan, apakah telah sesuai dengan kebutuhan yang telah

dispesifikasikan dan dapat diadaptasi pada lingkungan sistem yang baru(England

(35)

26

a) Test Plan

Membuat Software Testing Fundamentals yang berisi tentang

penjelasan penting mengenai terminology testing

b) Test Levels

Merancang Test Levels yang terbagi antara target dan objektif dari

pengetesan.

c) Test Techniques

Penjabaran terhadap teknik yang digunakan termasuk dasar-dasar

pengetesan berdasarkan intuisi dan pengalaman serta teknik pengetesan secara

teknik coding, teknik kesalahan, teknik penggunaan, dan teknik terkait lainnya.

d) Test-Related Measures

Merupakan ukuran-ukuran pencapaian testing yang telah dilakukan

untuk kemudian dilakukan evaluasi kembali.

e) Test Process

Merupakan tahapan terakhir dari Software Testing, yaitu pendefinisian

yang berisi tentang aktivitas testing yang dilakukan.

2.7 Maintenance

Pada tahap ini akan dilakukan pendeskripsian pekerjaan untuk

mengoperasikan dan memelihara sistem informasi pada lingkungan pengguna

termasuk implementasi akhir dan proses peninjauan kembali. Pemeliharaan sistem

ini terdiri dari beberapa jenis yaitu:

a. Corrective, yaitu memperbaiki desain dan error pada program.

b. Adaptive, yaitu memodifikasi sistem untuk beradaptasi dengan perubahan

(36)

c. Perfective, yaitu melibatkan sistem untuk menyelesaikan masalah baru atau

mengambil kesempatan untuk penambahan fitur.

d. Preventive, yaitu menjaga sistem dari kemungkinan masalah di masa yang

akan datang.

Prosedur pemeliharaan tersebut disusun dalam beberapa tahapan. Tahap

awal adalah menyusun software maintenance fundamentals yang berisi tentang

dasar-dasar pemeliharaan, segala yang dibutuhkan untuk melakukan

pemeliharaan, dan kategori pemeliharaan. Selanjutnya adalah mendefinisikan Key

Issues in Software Maintenance, yang berisi tentang teknik pemeliharaan,

manajemen pemeliharaan dan biaya, serta ukuran pemeliharaan perangkat lunak.

Tahap selanjutnya adalah mendefinisikan proses dan aktivitas pemeliharaan

(37)

28

BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini akan dibahas tentang identifikasi permasalahan, analisis

permasalahan, solusi permasalahan dan perancangan sistem dalam Rancang

Bangun Sistem Informasi Pertanahan Desa Randu Padangan. Sebelum melakukan

identifikasi dan analisis permasalahan, telah dilakukan pengumpulan data dengan

teknik wawancara dan observasi yang dilakukan di Desa Randu Padangan.

3.1 Identifikasi dan Analisis Permasalahan

Identifikasi permasalahan dilakukan pada saat setelah proses wawancara

dilakukan, identifikasi dilakukan sampai menemukan titik permasalahan yang

terjadi pada Desa Randu Padangan. Observasi dan wawancara digunakan untuk

mendapatkan informasi serta membantu menganalisis aktifitas dan alur yang

terjadi sehingga dapat menciptakan keefektifan dan keefisiensian bagi perusahaan.

Melalui analisis yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa

permasalahan utama yang terjadi pada Kasi Pemerintahan Desa Randu Padangan

di bidang Pertanahan adalah pada bagian Pelayanan Informasi Pertanahan.

Dimana Kasi Pemerintahan mengalami masalah pada Pencarian Informasi

Pertanahan dan Penyajian Informasi Pertanahan, seperti pencarian informasi

membutuhkan waktu 2 hari, kesulitan dalam penyajian informasi yang

dikarenakan pencarian dan pencocokan data pertanahan masih manual dengan

banyaknya data, yang menyebabkan Pelayanan Informasi Pertanahan menjadi

lambat dan hasil informasi kurang berkualitas berdasarkan Dimensi Kualitas

(38)

Tahapan selanjutnya adalah melakukan analisis permasalahan. Analisis

permasalahan digunakan untuk mendefinisikan suatu permasalahan dan cara

mengatasi permasalahan tersebut. Dari hasil pengumpulan data yang dilakukan,

diketahui Pencarian Informasi Pertanahan membutuhkan waktu 2 hari, Informasi

yang dihasilkan tidak akurat atau tidak sesuai dengan data C Desa dan data Peta

Blok Desa, dan kesulitan dalam penyajian informasi pertanahan.

Sebelum menggambarkan proses bisnis menggunakan desain flowchart,

perlu diketahui terlebih dahulu mengenai peran(role), tanggung

jawab(responsibility), aturan(rule) dan kebijakan (policy) yang ada pada

Keluraahan Desa Randu Padangan di Bidang Pelayanan Pertanahan, lebih

lengkapnya bisa dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Proses Bisnis Berdasarkan Stakeholder

STAKEHOLDER PROSES

BISNIS

PHASE RULE POLICY

Kasi Pemerintahan

Pencatatan Data Pertanahan

1

R.1.Mengimputkan data tanah sesuai dengan data C Desa lokasi tanah

Layanan Informasi Pertanahan

4

R.4.Proses layanan informasi dilakukan saat warga yang mencari

Pencarian informasi

Kepala Desa Verifikasi

Data Inputan 3

R.3.Verifikasi

(39)

30

STAKEHOLDER PROSES

BISNIS

PHASE RULE POLICY

Kasi

Pemerintahan

setelah diinputkan oleh Kasi Pemerintahan dan data inputan sudah sesuai dengan data C Desa dan data Peta Blok desa.

Laporan Informasi Pertanahan

5

R.5. Pelaporan mengenai Informasi Pertanahan

Dari peran (role), tanggung jawab (responsibility), aturan (rule) dan

kebijakan (policy) yang didapatkan, selanjutnya adalah menggambarkan proses

bisnis kedalam bentuk flowchart, sehingga diharapkan desain yang dirancang

sesuai dengan peran, tanggung jawab, aturan, dan kebijakan yang ada di Desa

Randu Padangan. Serta dengan digambarkan flowchart, proses bisnis mengenai

pencatatan data tanah hingga proses laporan informasi pertanahan, adapun proses

(40)

Kasi Pemerintahan

Data Lokasi NOP

Cek Lokasi

NOP

Tersedia?

Data Kepemilikan dan Pemetaan

Tanah Data Kepemilikan

dan Pemetaan Tanah

Gambar 3.1 Alur Sistem Informasi Pertanahan Saat Ini

Adapun penjelasan dari Alur Sistem Informasi pertanahan yang sesuai

dengan gambar 3.1 dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Penjelasan Alur Sistem Informasi pertanahan.

Phase No.

Proses ini menjelaskan tentang pengecekan keterangan tanah yang diberikan warga.

-

2 Decision Keterangan

Tanah

Proses ketersediaan data apakah data keterangan tanah tersedia atau tidak

Keterangan Tanah

3 Cek validasi

lokasi tanah

Data lokasi tanah

Proses ini menjelaskan tentang

(41)

32 apakah lokasi tanah tersedia atau tidak.

Data Lokasi Tanah

5 Membuat

Dokumen informasi pertanahan

a. Keterangan

tanah

b. Data

Lokasi Tanah

Proses ini menjelaskan

3.1.1 Alur Sistem Pencarian Informasi Tanah Alur Sistem Pencarian Informasi Tanah

Kelurahan

(42)

Adapun penjelasan dari Alur Sistem Pencarian Informasi Tanah yang

sesuai dengan Gambar 3.2 dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Penjelasan Alur Sistem Pencarian Informasi Tanah.

Phase No.

Data Tanah

Petok D Proses ini

menjelaskan tentang Pencarian Data Tanah yang ada pada arsip desa yaitu C Desa, Peta Blok, dan Data Peta Blok

2 Decision Petok D Proses

ketersediaan data apakah data pada Petok D tersedia atau tidak

Data Keterangan Tanah

(43)

34

3.1.2 Alur Sistem Penyajian Informasi Tanah

Alur Sistem Penyajian Informasi Tanah

Kelurahan

Mulai

Menyajikan Informasi Profil Tanah

Data Peta Blok Peta Blok

Membuat Keterangan Profil Tanah

Persil dan lokasi tanah

Selesai

Gambar 3.3 Alur Sistem Penyajian Informasi Tanah

Adapun penjelasan dari Alur Sistem Penyajian Informasi Tanah yang

sesuai dengan Gambar 3.3 dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Penjelasan Alur Sistem Penyajian Informasi Tanah.

Phase No. Profil Tanah

Proses ini menjelaskan tentang Penyajian Informasi profil tanah yaitu, Peta Blok dan Data Peta Blok

Peta Blok Data Peta Blok

2 Membuat

Keterangan Profil Tanah

Peta Blok Data Peta Blok

Proses ini menjelaskan tentang pembuatan informasi

keterangan profil tanah berupa persil dan lokasi tanah

(44)

Pada gambar alur sistem yang sudah dibahas sebelumnya, merupakan

gambaran mengenai alur sistem yang sedang berjalan pada Desa Randu Padangan

saat ini. Dari alur sistem inilah analisis dilakukan untuk mengetahui kebutuhan

dari masing-masing pengguna. Selain itu melalui hasil analisis pada setiap alur

sistem, dapat diketahui proses mana yang harus dieliminasi, proses yang

diintegrasikan menjadi satu fungsi, atau membangun fungsi baru, hal ini

dilakukan agar fungsi yang akan dibangun sesuai dengan kebutuhan

masing-masing pengguna sistem nantinya.

3.2 Permasalahan

Setelah diketahui proses atau alur sistem yang dilakukan oleh

masing-masing pengguna, maka proses berikutnya adalah melakukan analisis kebutuhan

yang sesuai dengan proses-proses tersebut. Analisis kebutuhan ini diperlukan

untuk merancang perangkat lunak yang memiliki fungsi-fungsi yang sesuai

dengan kebutuhan masing-masing pengguna. Analisis ini dilakukan pada setiap

pengguna yang secara langsung berinteraksi dengan sistem nantinya. Berikut ini

merupakan hasil analisis kebutuhan untuk masing-masing pengguna :

3.2.1 Analisis pada Alur Sistem Pencarian Informasi Tanah

Dari identifikasi permasalahan diatas maka dilakukan analisis

permasalahan, sehingga dapat diketahui kenapa Desa Randu Padangan mengalami

permasalahan di atas. Hasil analisis, diperoleh bahwa Kasi Pemerintahan dalam

melakukan pelayanan informasi untuk pencarian data-data tanah masih manual

(45)

36

pelayanan informasi menjadi lambat dan banyak komplain dari warga saat

pengurusan surat-surat tanah dan harapan kasi pemerintahan dalam pelayanan

informasi menghasilkan informasi yang cepat kurang dari 1 menit sehingga proses

pencariannya cepat dan warga tidak komplain mengenai proses pengurusan

surat-surat tanah.

3.2.2 Analisis pada Alur Sistem Penyajian Informasi Tanah

Dari identifikasi permasalahan diatas maka dilakukan analisis

permasalahan, sehingga dapat diketahui kenapa Desa Randu Padangan mengalami

permasalahan di atas. Hasil analisis, diperoleh bahwa penyajian informasi saat ini

untuk gambar peta blok dan datanya masih terpisah, sehingga menyebabkan

kesulitan dalam mediskripsikan gambar peta blok dan kesulitan dalam pencarian

data-data peta blok. Harapan kasi pemerintahan untuk penyajian informasi gambar

peta blok dan datanya tidak terpisah sehingga memudahkan Kasi Pemerintahan

dalam mendiskripsikan gambar peta blok.

3.3 Solusi Permasalahan

Setelah dilakukan pengumpulan data melalui proses wawancara dan

observasi, pengolahan data dari hasil observasi, dilanjutkan dengan melakukan

identifikasi dan analisis permasalahan, didapatkan suatu permasalahan yang harus

diselesaikan dengan memberikan solusi terbaik yang sesuai dengan permasalahan

yang ada pada Desa Randu Padangan. Dalam menyelesaikan permasalahan, solusi

yang diberikan ialah dengan membangun aplikasi untuk Pelayanan Informasi

Pertanahan agar Kasi Pemerintahan Desa Randu Padangan dapat memberikan

informasi pertanahan yang berkualitas dan melaksanakan tanggung jawab sesuai

(46)

Dalam membangun sebuah aplikasi atau perangkat lunak sebagai solusi

pada permasalahan yang ada pada Desa Randu Padangan, dikerjakan melalui

beberapa tahapan. Tahapan pengembangan perangkat lunak tersebut terdiri dari :

3.3.1 Kebutuhan Perangkat Lunak

Kebutuhan perangkat lunak merupakan langkah awal dalam membangun

sebuah sistem atau aplikasi, hal ini dilakukan agar aplikasi yang dibangun sesuai

dengan kebutuhan pengguna. Dalam melakukan identifikasi kebutuhan perangkat

lunak, ada beberapa tahapan yang harus dilalui, yaitu :

A. Elisitasi Kebutuhan (Requirement Elicitation)

Elisitasi kebutuhan atau pengumpulan kebutuhan adalah aktivitas awal

untuk proses rekayasa kebutuhan (Requirement Engineering). Proses elisitasi

dilakukan yaitu dengan cara wawancara dan observasi awal, namun yang

dilakukan wawancara hanya kepada stakeholder yang terkait saja. Sebelum

kebutuhan dapat dianalisis, kebutuhan harus dikumpulkan melalui proses elisitasi.

Pada tahapan ini dilakukan penyeleksian data yang diperoleh sehingga dapat

diketahui data-data yang digunakan dan yang tidak digunakan terkait dengan

pengembangan perangkat lunak.

Berikut ini data yang dikumpulkan melalui proses wawancara ataupun

observasi pada Desa Randu Padangan. Data tersebut meliputi :

1. C Desa

C Desa merupakan dokumen arsip desa yang berisikan data keterangan

(47)

38

2. Peta Blok

Peta Blok merupakan dokumen gambar denah lokasi tanah,

3. Petok D

Petok D merupakan dokumen bukti kepemilikan tanah yang dimiliki oleh

pemilik tanah

4. Data Pengguna

Data pengguna digunakan untuk pengaturan terhadap hak akses setiap

pengguna yang terlibat dalam sistem untuk kedepannya.

B. Analisis Kebutuhan (Requirement Analysis)

Sesuai dengan dari hasil kebutuhan pada data-data yang dibutuhkan untuk

membangun perangkat lunak, dibutuhkan sistem yang dibangun secara terhubung

antara Kasi Pemerintahan dengan Kepala Desa

B.1 Analisis Kebutuhan Bagian Kasi Pemerintahan

Setelah dilakukan analisis pada tahap yang sebelumnya, maka bagian Kasi

Pemerintahan membutuhkan peningkatan pemanfaatan pemberian informasi yang

dapat di akses melalui web. Adapun peningkatan pemberian informasi tersebut

membutuhkan beberapa data untuk pelaksanaannya yaitu:

1. Petok D.

2. Peta Blok

3. Persil

4. C Desa

Untuk membantu peningkatan pemberian informasi kepada Masyarakat,

(48)

a. Bagian Kasi Pemerintahan dapat melakukan penyimpanan dan memperbarui

data secara terpusat untuk pengarsipan data.

b. Komunikasi data pertanahan terhadap kepala desa yang saling terhubung dan

memberikan informasi secara terkomputerisasi.

c. Sistem ini dapat membantu memberikan informasi pertanahan.

Dengan adanya perubahan tersebut, maka proses kedepannya akan

mengalami peningkatan pemberian informasi mengenai pertanahan..

B.2 Analisis Bagian Kepala Desa

Setelah dilakukan analisis pada tahap sebelumnya, maka Kepala Desa

membutuhkan peningkatan informasi. Adapun peningkatan tersebut maka data

yang dibutuhkan untuk menunjang proses ini adalah :

1. Data Pengguna tersedia

2. Data Persil

3. Data Pemilik Tanah

4. Data C Desa

5. Laporan Persil

6. Laporan Pemohon

7. Laporan Riwayat Tanah

Untuk membantu meningkatkan informasi, maka dilakukan proses sebagai

berikut :

1. Kepala desa dapat menerima Data Persil, Data Pemilik Tanah, Data C Desa,

Laporan Persil, Laporan Pemohon, Laporan Riwayat Tanah dari bagian Kasi

(49)

40

2. Kepala Desa dapat melakukan verifikasi data yang diinputkan oleh Kasi

Pemerintah.

3. Kepala Desa dapat melihat detail data pertanahan yang diinputkan..

Dengan adanya perubahan tersebut, maka proses kedepannya akan

mengalami peningkatan pemanfaatan informasi yang lebih cepat dan proses

pelayanan informasi dapat memberikan informasi yang berkualitas.

C. Spesifikasi kebutuhan perangkat lunak.

Dalam membangun dan mengembangkan perangkat lunak, diperlukan

perancangan spesifikasi perangkat lunak yang tepat dan detail, dengan tujuan

agar perangkat lunak yang akan dikembangkan tersebut memiliki deskripsi fungsi

yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh masing-masing pengguna.

Kebutuhan fungsi tersebut meliputi kebutuhan fungsional dan non-fungsional.

C.1 Kasi Pemerintahan

Kebutuhan fungsional beserta penjelasannya untuk Kasi Pemerintahan

adalah sebagai berikut.

Tabel 3.5 Detail Kebutuhan Fungsi Pencatatan Data Tanah

Nama

Fungsi

Pencacatan Data Tanah

Stakeholder Kasi Pemerintahan

Deskripsi Proses ini merupakan proses untuk Pencatatan data C Desa dan

data Persil Kondisi

Awal

a. Data Pengguna

b. Buku C Desa

c. Buku Persil

Alur

Normal

Aksi Pengguna Respon Sistem

(1) Otentikasi

1. Pengguna memasukkan

username dan password

(a) Sistem akan melakukan

(50)

Nama

Fungsi

Pencacatan Data Tanah

dan password dari

pengguna.

(b) Sistem akan

menampilkan pesan

berupa informasi bahwa

username dan password yang anda

masukkan tidak terdaftar”, jika data

yang dimasukkan

pengguna tidak sesuai

dengan sistem.

(c) Sistem akan

menampilkan informasi

tentang data pengguna

yang melakukan login

dan memberikan session

menu kepada pengguna

yang bersangkutan.

(d) Sistem menampilkan

halaman utama yang

berisikan informasi

penggunaan aplikasi dan

session menu yang dapat

diakses oleh pengguna.

(2) Pencatatan Data Persil

1. Pengguna memilih menu

“Data Persil”

(a) Sistem menampilkan

halaman menu form Data

Persil.

(51)

42

Nama

Fungsi

Pencacatan Data Tanah

“Tambah Data” halaman form Tambah Data Persil.

3. Pengguna memasukan data

persil baru

(c) Sistem menyimpan data

Persil ke dalam database

dan menampilkan

informasi ke display.

(3) Pencatatan Data C Desa

1. Pengguna memilih menu

“Data C-Desa”

(a) Pengguna memilih menu

“Data C-Desa”

2. Pengguna klik tombol

“Tambah Data”

(b) Pengguna klik tombol

“Tambah Data”

3. Pengguna memasukan data

C-Desa baru

(c) Sistem menyimpan data

C-Desa ke dalam database

dan menampilkan

informasi ke display.

(4) Pencatatan Data Pemilik Tanah

1. Pengguna memilih

submenu “Data Pemilik Tanah”

(a) Pengguna memilih

submenu “Data Pemilik Tanah”

2. Pengguna klik tombol

“Tambah Data”

(b) Pengguna klik tombol

“Tambah Data”

3. Pengguna memasukkan

data pemilik tanah

(c) Pengguna memasukkan

data pemilik tanah

Alur Alternatif

Aksi Pengguna Respon Sistem

- -

Alur Eksepsi

Aksi Pengguna Respon Sistem

1. Pengguna memasukkan

username dan password tidak

benar

(a) Sistem menampilkan

terjadinya kesalahan

(52)

Nama

Fungsi

Pencacatan Data Tanah

username dan password

(b) Sistem menampilkan

halaman login awal

untuk masuk pada

sistem.

Kondisi

Akhir

a. Session Login Pengguna

b. Data Persil

c. Data C-Desa

Kebutuhan

Non-fungsional

1. Kehandalan

Sistem dapat melakukan

penyimpanan data dengan

baik

2. Keamanan

Fungsi Pencatatan Data

Tanah hanya boleh diakses

bagi pengguna akses yang

bersangkutan.

3. Waktu respon

Waktu yang dibutuhkan untuk

mengakses Pencatatan kurang

dari 1 menit.

4. Kebutuhan storage

Untuk mengakses sistem dan

menyimpan data item

pertanyaan dibutuhkan

storage minimal 1GB.

5. Tampilan antar muka

a) Kesederhanaan desain dan

warna antar muka akan

menjadi pilihan. Sehingga

antar muka tetap terlihat

sederhana namun elegan.

b) Pemilihan bahasa dalam

antar muka adalah Bahasa

(53)

44

Tabel 3.6 Detail Kebutuhan Fungsi Pemetaan Tanah

Nama

Fungsi

Fungsi Pemetaan Tanah

Stakeholder Kasi Pemerintahan

Deskripsi Proses ini merupakan sebuah proses untuk melakukan digitasi peta

dan manipulasi peta

Kondisi

Awal

a. Data Pengguna

b. Peta Blok Desa

c. Data Peta Blok

Alur

Normal

Aksi Pengguna Respon Sistem

(1) Otentikasi Data Pengguna Admin

1. Pengguna memasukkan

username dan password

(a) Sistem akan melakukan

pemeriksaan username

dan password dari

pengguna.

(b) Sistem akan

menampilkan pesan

berupa informasi

bahwa “username dan password yang anda

masukkan tidak terdaftar”, jika data

yang dimasukkan

pengguna tidak sesuai

dengan sistem.

(c) Sistem akan

menampilkan informasi

tentang data pengguna

yang melakukan login

dan memberikan

(54)

Nama

Fungsi

Fungsi Pemetaan Tanah

pengguna yang

bersangkutan.

(d) Sistem menampilkan

halaman utama yang

berisikan informasi

penggunaan aplikasi

dan session menu yang

dapat diakses oleh

pengguna.

(2) Menggambar Lokasi Tanah

1. Pengguna memilih “Menu

Persil”

(a) Sistem menampilkan

Halaman Persil

2. Pengguna memilih tombol

“Tambah Data”

(b) Sistem Menampilkan

Form Tambah Data

Persil

3. Pengguna melakukan pemetaan

tanah dengan menggambar

lokasi tanah berdasarkan Persil

dan memilih tombol “save”

(c) Sistem menampilkan

garis merah yang

menujukkan gambar

poligon yang

membentuk gambar

lokasi tanah.

(d) Sistem menyimpan

gambar lokasi tanah

kedalam database.

Alur Alternatif

Aksi Pengguna Respon Sistem

- -

Alur Eksepsi

Aksi Pengguna Respon Sistem

1. Pengguna memasukkan

username dan password tidak

(a) Sistem menampilkan

(55)

46

Nama

Fungsi

Fungsi Pemetaan Tanah

benar dalam memasukkan

username dan

password

(b) Sistem menampilkan

halaman login awal

untuk masuk pada

sistem.

Kondisi

Akhir

a. Session login pengguna

b. Peta Digital

c. Data Peta Blok

Kebutuhan

Non-fungsional

1. Kehandalan

Sistem dapat melakukan

penyimpanan data dengan

baik

2. Keamanan

Fungsi pemetaan tanah

hanya boleh diakses bagi

pengguna akses yang

bersangkutan.

3. Waktu respon

Waktu yang dibutuhkan

untuk digitasi peta dan

manipulasi peta selama

kurang dari 1 menit.

4. Kebutuhan storage

Untuk mengakses sistem

dan menyimpan data item

pertanyaan dibutuhkan

storage minimal 1GB.

5. Tampilan antar muka

a) Kesederhanaan desain

dan warna antar muka

akan menjadi pilihan.

Sehingga antar muka

(56)

Nama

Fungsi

Fungsi Pemetaan Tanah

namun elegan.

b) Pemilihan bahasa dalam

antar muka adalah

Bahasa Indonesia.

Tabel 3.7 Detai Kebutuhan Fungsi Pemberian Informasi Tanah

Nama

Fungsi

Fungsi Pemberian Informasi Tanah

Stakeholder Kasi Pemerintahan

Deskripsi Proses ini merupakan sebuah proses untuk mencari data informasi

tanah yang diberikan kepada pemohon.

Kondisi

Awal

a. Data Pengguna

b. Data Pemohon

c. Petok D

Alur

Normal

Aksi Pengguna Respon Sistem

(1) Otentikasi Data Pengguna Admin

1. Pengguna memasukkan

username dan password

(a) Sistem akan melakukan

pemeriksaan username dan

password dari pengguna.

(b) Sistem akan menampilkan

pesan berupa informasi

bahwa “username dan password yang anda

masukkan tidak

terdaftar”, jika data yang

dimasukkan pengguna tidak

sesuai dengan sistem.

(c) Sistem akan menampilkan

(57)

48

pengguna yang melakukan

login dan memberikan

session menu kepada

pengguna yang

bersangkutan.

(d) Sistem menampilkan

halaman utama yang

berisikan informasi

penggunaan aplikasi dan

session menu yang dapat

diakses oleh pengguna.

(2) Pencatatan Data Pemohon

2. Pada menu Pencarian

Tanah, Pengguna memilih

submenu “Input data pemohon”

(a) Sistem menampilkan

halaman sub menu Input

data Pemohon.

(b) Sistem menampilkan form

Input data pemohon.

3. Pengguna mencatat data

pemohon.

(a) Sistem akan menampilkan

Data Pemohon.

(b) Sistem akan menyimpan

data pemohon kedalam

database dan ditampilkan ke

display.

(3) Pencarian Keterangan Tanah

4. Pada menu Pencarian

Tanah, Pengguna memilih

submenu “Pencarian Keterangan Tanah”

(a) Sistem menampilkan

halaman sub menu

Pencarian Keterangan

Tanah.

(b) Sistem menampilkan form

Pencarian Keterangan

Tanah.

Gambar

Gambar 2.6 Hubungan many-to-one
Tabel 3.1 Proses Bisnis Berdasarkan Stakeholder
Gambar 3.1 Alur Sistem Informasi Pertanahan Saat Ini
Gambar 3.2 Alur sistem Pencarian Informasi Tanah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Keunggulan wood pellet sebagai sumber energi adalah bila dibandingkan dengan bahan bakar lainnya, wood pellet memiliki banyak kelebihan, yaitu memiliki emisi CO 2 10

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) aktivitas guru dan siswa selama penerapan Quantum Learning, 2) hasil belajar siswa setelah penerapan Quantum Learning, 3) respon

Pengurus Panti Werdha Mojopahit Mojokerto menuturkan bahwa hampir seluruh penghuni panti werdha berada di Panti Werdha Majapahit Mojokerto karena masalah ekonomi. Sebagai

Narapidana menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (diakses pada 23 Desember 2018) adalah orang yang sedang menjalani masa hukuman karena tindak pidana. Orang yang telah

Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan tersebut, maka pada saat ini saya sedang melakukan penelitian di Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara, dengan judul :

5,6 Hasil-hasil penelitian terda- hulu sebagian menyebutkan ada hubungan bermakna (Yoshiji H et al. ), sementara sebagian lagi menyebutkan tidak ada hubungan bermakna

Ketaatan terhadap aturan akuntansi merupakan suatu kewajiban dalam organisasi karena apabila laporan keuangan yang dibuat tidak sesuai atau tanpa mengikuti aturan akuntansi

Analisis secara deskriptif dilakukan pada preparat ulas darah dan hematokrit ikan patin siam (Pangasius hypopthalmus), dengan membandingkan preparat ulas darah dan hematokrit