• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Pembuatan Game Bergenre Arcade Puzzle Sebagai Upaya Mengenalkan Candi-Candi di Trowulan Mojokerto Kepada Anak Dengan Judul "Construct Temples".

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Pembuatan Game Bergenre Arcade Puzzle Sebagai Upaya Mengenalkan Candi-Candi di Trowulan Mojokerto Kepada Anak Dengan Judul "Construct Temples"."

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

MENGENALKAN CANDI-CANDI DI TROWULAN MOJOKERTO KEPADA ANAK DENGAN JUDUL "CONSTRUCT TEMPLES"

TUGAS AKHIR

Program Studi

DIV Komputer Multimedia

Oleh:

Elok Sofiyah

12.51016.0030

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

(2)
(3)
(4)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah membuat game bergenre arcade puzzle

sebagai upaya mengenalkan candi-candi di Trowulan Mojokerto kepada anak

dengan judul "Construct Temples". Hal ini dilatar-belakangi karena semakin hari

perkembangan teknologi semakin pesat. Namun, banyak orang yang melupakan

sejarah perkembangan teknologi itu. Seperti yang telah dijelaskan oleh Dian

Puspita (2015), bahwa banyaknya orang yang melupakan sejarah perkembangan

teknologi tersebut dapat dilihat dari semakin menurunnya minat atau ketertarikan

mengenal dan mempelajari sejarah masa lalu dan perkembangannya hingga

sekarang ini. Padahal keberhasilan suatu negara jika warga negara dapat

menghargai sejarah bangsa tersebut.

Menurut Wijaya, Bahruddin dan Hidayat (2015), Bangsa ini pada masa

dahulu mempunyai banyak kerajaan yang tersebar antara lain kerajaan Kutai,

kerajaan Sriwijaya, kerajaan Singasari dan kerajaan Majapahit. Bukti warisan

budaya tersebut antara lain artefak yang berbentuk arca, patung, hingga candi.

Setiap warisan budaya memiliki nilai historis dan ilmu pengetahuan.

Permasalahannya adalah belum banyak media yang membahas tentang nilai

historis sebuah warisan budaya khususnya candi.

Denny Dwinanto dkk (2015), menjelaskan bahwa minat generasi bangsa

(5)

seperti gameconsole, gadget, smartphone, interaktif dan lain-lain. Generasi muda

khusunya anak-anak sudah mulai kurang meminati cerita-cerita rakyat karena

dianggap tidak relevan lagi dengan perkembangan zaman pada era globalisasi

yang didukung oleh teknologi modern saat ini.

Menurut Bahruddin dkk (2015), menurunnya minat tersebut menimbulkan

kekhawatiran terhadap situs kerajaan Majapahit khususnya candi, yang

seharusnya dilindungi dan dilestarikan karena setiap candi mempunyai berbagai

relief atau motif yang beda dan mempunyai arti atau cerita yang

berbeda-beda pula.

Terdapat berbagai istilah dan definisi untuk objek yang dilestarikan.

Menurut Undang-Undang Repluplik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 tentang

cagar budaya pada BAB 1 ketentuan umum Pasal 1 yang berbunyi:

"Cagar budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa benda cagar budaya, bangunan cagar budaya, struktur cagar budaya, situs cagar budaya, dan kawasan cagar budaya didarat dan diair yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan kebudayaan melalui proses penetapan. Bangunan cagar budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam atau benda buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang berdinding dan tidak berdinding, dan beratap. Struktur cagar budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam dan benda buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang kegiatan yang menyatu dengan alam, sarana. dan prasarana untuk menampung kebutuhan manusia".

Dukungan bagi situs Trowulan makin mengalir, salah satunya dari World

Monument Fund (WMF), Organisasi internasional yang bergerak di bidang

pelestarian warisan budaya yang dengan programnya World Monument Watch

(6)

Endangered Site dan akan tercantum sebagai World Monument Watch 2014

(http://www.wmf.org).

Pentingnya pelestarian terhadap kawasan yang mengandung nilai sejarah

serta budaya ini juga dinyatakan secara tegas dalam Piagam Burra (Burra

Charter). Piagam Burra memberi panduan untuk konservasi dan pengelolaan

tempat-tempat berciri budaya (tempat-tempat warisan budaya). Piagam ini

menetapkan standar pelaksanaan bagi pihak-pihak yang memberikan saran,

membuat keputusan, atau menangani pekerjaan pada tempat-tempat yang

mengandung warisan budaya, termasuk pemilik, pengelola dan pengawas. Salah

satu pasalnya, yakni pasal 12 bahkan secara eksplisit menyatakan bahwa

pelestarian harus memberi tempat pada partisipasi orang-orang yang memiliki

hubungan emosional dan makna khusus terhadap tempat tersebut atau

orang-orang yang memiliki tanggung jawab sosial, spiritual atau budaya pada tempat

tersebut (Anon, 1979: 35). Dari pernyataan-pernyataan tersebut, maka penulis

mengangkat tema tentang candi-candi di Trowulan Mojokerto.

Menurut Ummi Alifah (2013), banyak benda budaya yang dapat

mengungkap peran anak-anak dalam kebudayaan. Anak sebagai anggota baru

masyarakat dianggap dapat berkontribusi pada inovasi yang mengarah pada

perubahan sebagaimana keberlanjutan dan pengalihan budaya dalam masyarakat

(Lillehammer, 1989: 159). Karena sejak kecil, anak-anak akan memperoleh

pendidikan sebagai pembentukan dasar kepribadian dan keahlian (Kamp, 2001:

(7)

Masa kanak-kanak adalah dasar pelatihan, masa dimana keahlian dan sistem

kepercayaan dipelajari, pembentukan kepribadian, dan sikap dan nilai ditanamkan.

Oleh karena itu, sasaran target penulis dalam Tugas Akhir ini adalah anak-anak.

Menurut Dian Puspita (2015: 1) dalam academia.edu, bahwa sebanyak 17%

anak berusia dibawah 8 tahun di Amerika Serikat menggunakan komputer tablet

atau smartphone setiap hari. Selain 17% anak yang menggunakan perangkat

mo-bile, beberapa lainnya aktif dalam bermain mobile game atau video game di

kon-sol. Sebelumnya studi lain merilis hasil riset bahwa 38% anak dibawah 2 tahun

sudah akrab dengan gadgetnya.

Menurut Hurlock (1978: 177), anak usia 9-12 tahun yang beranjak remaja,

mulai mengurangi jam bermain di luar rumah karena tanggung jawab di sekolah

lebih besar. Mereka memilih untuk bermain dirumah dan memilih game sebagai

salah satu media hiburan menghilangkan kepenatan. Banyak orang dewasa

menganggap waktu yang dihabiskan anak dengan hiburan sebagai pemborosan

waktu dan akan lebih banyak mendapat faedah dari bermain aktif, sehingga

menyiratkan bahwa game dianggap tidak memperluas pergaulan sosial anak dan

penyesuaiannya pada lingkungan.

Menurut Ima dkk (2014), game sebagai media baru dapat menjadi sebuah

solusi memadukan pelajaran yang serius dengan permainan yang menyenangkan.

Perpaduan tersebut disebut sebagai edugame/edutainment. Konsep dari edugame

adalah mengajak pemain untuk bermain namun secara tidak langsung

(8)

mendapatkan pengetahuan tambahan selain yang telah didapatkan di sekolah,

namun mereka juga tetap mendapatkan kesenangan dari permainan edugame.

Dalam upaya menekankan anak bermain sambil belajar, yang biasa disebut

dengan edugame. Maka penulis memilih game yang bergenre arcade puzzle.

Menurut Febri Hidayat (2013: 2) puzzle adalah permainan yang menarik bagi

anak usia dini karena anak usia dini pada dasarnya menyukai bentuk gambar dan

warna yang menarik. Dengan bermain puzzle anak akan mencoba memecahkan

masalah yaitu merangkai gambar. Dengan sedikit arahan dan contoh, maka anak

sudah dapat mengembangkan kemampuan kognitifnya dengan cara mencoba

menyesuaikan bentuk, menyesuaikan warna atau logika.

Game puzzle biasanya lebih memfokuskan terhadap strategi dan

problem-solving. Tetpi tidak semua game puzzle hanya mengandalkan strategi karena salah

satu sub-genre game puzzle adalah action puzzle atau arcade puzzle yang juga

biasanya memiliki fitur pembatasan waktu atau fitur yang juga mengandalkan

keterampilan dan strategi (www.playtoko.com).

Oleh karena itu, dalam Tugas Akhir ini penulis mengangkat judul

"pembuatan game bergenre arcade puzzle sebagai upaya mengenalkan

candi-candi di Trowulan Mojokerto kepada anak dengan judul "ConstructTemples"".

Harapan yang inigin dicapai dalam hal ini adalah mampu mengedukasi

dan mengenalkan melalui unsur arcade puzzle yang ada dalam game ini sehingga

dapat meningkatkan pengetahuan sejarah anak terhadap candi, khususnya candi

(9)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahannya

adalah bagaimana membuat game bergenre arcade puzzle sebagai upaya

mengenalkan candi-candi di Trowulan Mojokerto kepada anak dengan judul

"ConstructTemples"?

1.3 Batasan Masalah

Dari rumusan masalah di atas, maka dapat disimpulkan batasan masalah

sebagai berikut:

1. Pembuatan game bertemakan candi di Trowulan Mojokerto, khususnya Candi

Bajang Ratu, Candi Brahu dan Gapura Wringin Lawang.

2. Merancang game bergenre arcade puzzle.

3. Merancang game dengan visualisasi 2D.

4. Merancang game untuk anak usia 9-12 tahun.

5. Game dirancang untuk dimainkan single player.

6. Membuat gamemobile berbasis android.

7. Merancang desain visualisasi game dengan teknik vektor

1.4 Tujuan

Tujuan dari Tugas Akhir pembuatan game ini antara lain:

1. Menghasilkan game bergenre arcade puzzle sebagai upaya mengenalkan

candi-candi di Trowulan Mojokerto kepada anak dengan judul "Construct

(10)

2. Membuat game bergenre arcade puzzle dengan konsep meningkatkan

pengetahuan dan pemahaman anak tentang situs peninggalan kerajaan

majapahit dengan cara bermain menyusun block pada candi.

3. Membuat game sebagai sarana pembelajaran sejarah.

4. Mengajarkan player bagaimana mengatur waktu dan menyusun tiap block

agar menjadi sebuah bangunan yang ditentukan.

1.5 Manfaat

Manfaat yang diharapkan dalam pembuatan game "Construct Temples" ini

adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Praktis

a. Game ini dapat membantu anak-anak menambah pengetahuan tentang

berbagai candi dan sejarahnya yang ada di Trowulan Mojokerto.

b. Game ini dapat memberikan edukasi bagaimana memberikan

pengetahuan serta pemahaman tentang situs peninggalan kerajaan

Majapahit dengan cara bermain menyusun candi.

c. Game ini dapat memberikan informasi tentang bentuk dan susunan candi

pada masa kerajaan Majapahit.

d. Mampu menghidupkan kembali ketenaran wisata cagar budaya kawasan

(11)

2. Manfaat Teoritis

a. Masyarakat ilmiah dapat mengetahui proses pembuatan game bergenre

arcade puzzle sebagai upaya mengenalkan candi-candi di Trowulan

Mojokerto kepada anak dengan judul "ConstructTemples".

b. Dalam bidang keilmuan Komputer Multimedia, khususnya peminatan

game adalah sebagai referensi kualitatif tentang teknik pembuatan game

dengan software game engine yang bernama Unity.

c. Diharapkan mampu menjadi game arcade puzzle yang bukan hanya

memberikan hiburan tetapi juga mengedukasi, melalui pengetahuan serta

(12)

9 BAB II

LANDASAN TEORI

Landasan teori ini membahas tentang kosep dan teori-teori yang

di-jadikan landasan atau acuan yang menunjang dalam pembuatan karya tugas

akhir ini. Berikut merupakan landasan teori yang dapat diuraikan.

2.1 Game

Menurut Ma'ruf Harsono (2014: 3) dijelaskan bahwa:

a. John C. Beck & Mitchell Wade, game adalah penarik perhatian yang telah

terbukti. Game adalah lingkungan pelatihan yang baik bagi dunia nyata dalam

organisasi yang menuntut pemecahan masalah secara kolaborasi.

b. Ivan C. Sibero, game merupakan aplikasi yang paling banyak digunakan dan

dinikmati para pengguna media elektronik saat ini.

c. Fauzi A, game merupakan suatu bentuk hiburan yang seringkali dijadikan

sebagai penyegar pikiran dari rasa penat yang disebabkan oleh aktivitas dan

rutinitas kita.

d. Samuel Henry, game merupakan bagian tak terpisahkan dari keseharian anak,

sedangkan sebagian orang tua menuding game sebagai penyebab nilai anak

turun, anak tak mampu bersosialisasi dan tindakan kekerasan yang dilakukan

anak.

e. Andik Susilo, game adalah salah satu candu yang susah dihilangkan, bahkan

(13)

f. John Naisbitt

Game merupakan sistem partisipatoris dinamis karena game memiliki tingkat

penceritaan yang tidak dimiliki film.

g. Albert Einsten, game adalah bentuk investigasi paling tinggi.

h. Wijaya Ariyana & Deni Arifianto, game merupakan salah satu kebutuhan

yang menjadi masalah besar bagi pengguna komputer, karena untuk dapat

memainkan game dengan nyaman, semua komponen komputernya harus

memiliki kualitas yang baik, terutama VGA cardnya.

2.2 Macam-Macam Genre

Menurut Dwi Cahyo (2011: 1) game berdasarkan jenis penggolongannya

yang berbeda-beda/genre game, maka digolongkan sebagai berikut:

a. Action game merupakan jenis game yang menekankan kepada tantangan fisik,

termsuk koordinasi tangan, mata, dan reaksi waktu. Jenis game ini memiliki

banyak ragam seperti game fighting, dan game shooting.

b. Adventure game merupakan jenis game dimana pemain diasumsikan sebagai

tokoh utama dalam cerita interaktif yang didukung oleh penjelajahan dan

teka-teki.

c. Puzzle game merupakan jenis game yang menekankan pemecahan teka-teki.

Jenis teka-teki yang harus dipecahkan dapat menguji kemampuan

memecahkan banyak masalah temasuk logika, strategi, pengenalan pola dan

(14)

d. RPG (Role Playing Game) merupakan game bermain peran, memiliki

penekanan pada tokoh atau peran perwakilan pemain di dalam permainan,

yang biasanya adalah tokoh utamanya. Karakter tersebut dapat berubah dan

berkembang ke arah yang diinginkan pemain (biasanya menjadi semakin

hebat, semakin kuat, semakin berpengaruh) dalam berbagai parameter yang

biasanya ditentukan dengan naiknya level.

e. Simulation game merupakan game dangan permainan simulasi oleh pemain

dalam permainannya

2.3 Manfaat Game

Menurut Atsusii Hirumi (2014: 44) game merupakan salah satu media

hi-buran yang bisa digunakan dalam metode pembelajaran. Karena itu terdapat

berbagai macam manfaat, antara lain:

1. Meningkatnya motivasi

2. Pemahaman kompleks

3. Pembelajaran yang reflektif

4. Umpan balik dan pengaturan diri

2.4 Puzzle Games

Menurut Febri Hidayat (2013: 2) puzzle adalah permainan yang menarik

bagi anak usia dini karena anak usia dini pada dasarnya menyukai bentuk gambar

dan warna yang menarik. Dengan bermain puzzle anak akan mencoba

(15)

contoh, maka anak sudah dapat mengembangkan kemampuan kognitifnya dengan

cara mencoba menyesuaikan bentuk, menyesuaikan warna atau logika

2.5 Arcade Puzzle

Menurut Andang (2009) dijelaskan bahwa game arcade puzzle adalah genre

game yang mengandalkan ketangkasan, kedinamisan dan penentuan pemainnya

dalam memegang kontrol. Ciri-ciri game arcade adalah mempunyai level yang

singkat, kontrol yang mudah, serta tingkat kesulitan yang bertambah dengan

ce-pat.

Sedangkan menurut Yuda Aristian (2015) arcade game puzzle bertipe

ar-cade merupakan game yang menguji kecepatan tangan dari pemainnya. Pada

per-mainan bertipe arcade, semakin tinggi level permainan, permainan akan berjalan

semakin cepat.

2.6 Langkah-Langkah Membuat Game

Berikut merupakan langkah-langkah membuat game yang dikemukakan

oleh Sibero (2010: 16-25) yaitu:

a. Membuat sprite

b. Membuat object

c. Membuat event pada object yang diperlukan

d. Memberi action di dalam event

(16)

2.7 Kota Mojokerto

2.7.1 Sejarah Singkat Kota Mojokerto

Sejarah Pemerintah Kota Mojokerto tidak dapat lepas dari sejarah Kerajaan

Majapahit yang pada masa kejayaannya dipimpin oleh seorang raja bernama

Hayam Wuruk yaitu pada tahun 1350–1389 dengan maha patihnya Gajah Mada.

Kerajaan Majapahit adalah suatu negara yang besar, terletak di Daerah Delta Kali

Brantas dan Kali Brangkal, dan merupakan kubu pertahanan yang cukup tangguh

dalam menghadapi pasukan kolonial. Daerah Canggu sebagai daerah pelabuhan,

merupakan pintu gerbang dari semua kegiatan lalu lintas perdagangan (logistik)

pada waktu itu. Untuk mendukung kelancaran komunikasi dan angkutan,

dibuatlah jalan yang menghubungkan daerah pelabuhan Canggu dengan pusat

ibukota kerajaan (Arnawa I.G.Bagus L, 2004: 19-22).

Gambar 2.1 Lambang Kota Mojokerto (Sumber: www.mojokertokota.go.id)

Menurut Chairil Anwar (2009) lambang Kota Mojokerto ditetapkan

berdasarkan PERDA Kotamadya Mojokerto Nomor 3 Tahun 1971 tanggal 26

(17)

lambang berbentuk perisai bersudut 5 (lima). Warna lambang hijau dengan

pinggir berwarna kuning emas bergambar padi dan kapas. Di tengah daun

lambang terlukiskan: gambar pohon maja yang berakar 12, berbuah 9 dan

bercabang 3 garis biru yang bergelombang. Di bawah daun lambang terdapat

gambar pita bertuliskan "Kota Mojokerto". Makna bentuk dan warna lambang,

perisai adalah pertahanan, sudut 5 menggambarkan dasar Negara Kesatuan

Republik Indonesia Pancasila. Pinggir berwarna kuning emas dengan gambar padi

dan kapas melambangkan kemakmuran. Garis biru melambangkan sungai Brantas

yang mengalir di tepi kota dan merupakan salah satu prasarana kemakmuran.

Warna hijau melambangkan kesejahteraan, pohon maja yang berakar 12, berbuah

9 dan bercabang 3 mengandung makna angka tahun 1293 yang mengingatkan

akan berdirinya kerajaan Majapahit.

Menurut pernyataan Chairil Anwar (2009) pada tahun 1945 Kota Mojokerto

merupakan garis depan pertahanan Jawa Timur, dimana Markas Besar Divisi I di

bawah pimpinan Panglima Divisi Sungkono. Pada saat itu para pasukan dalam

menghadapi pasukan Kolonial, mundur sampai di Mojokerto. Sebagai daerah

basis perjuangan, Kota Mojokerto beserta segenap warga masyarakat telah

menunjukkan semangat perjuangannya dalam menghadapi serangan pemerintah

kolonial yang akan mengembalikan pemerintahan penjajahan di Bumi Indonesia.

Untuk mengenang sikap heroisme dan patriotisme para pejuang bangsa

dibangunlah sebuah monumen proklamasi yang berdiri kokoh di tengah-tengah

Alun-alun Mojokerto serta diubahnya gedung bekas Kantor Departemen

(18)

1945. Pada kurun waktu 1945–1950, Pemerintah Kota Mojokerto di dalam

melaksanakan Pemerintahan menjadi bagian dari Pemerintahan Kabupaten

Mojokerto dan diperintah oleh seorang Wakil Walikota disamping Komite

Nasional Daerah. Bupati Mojokerto saat itu sekaligus merangkap menjadi

Walikota dan Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia.

Menurut website www.mojokerto.go.id, dijelaskan bahwa pada tahun 1950

dengan dileburnya Jawa Timur ke dalam Republik Indonesia, maka berdasarkan

Undang-undang Nomor 17 Tahun 1950, tentang Pembentukan Daerah Kota Kecil

dalam lingkungan Propinsi Jawa Timur/Jawa Tengah/Jawa Barat kemudian

dikukuhkan sebagai Kota Praja berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun

1957. Dengan ditetapkan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1965 nomenklaturnya

berubah menjadi Kotamadya Mojokerto yang selanjutnya berdasarkan

Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 berubah lagi menjadi Kotamadya daerah Tingkat II

Mojokerto, sebagai bagian dari wilayah pengembangan "Gerbankertasusila".

Sejak dikeluarkannya PP Nomor 47 Tahun 1982 tentang Perubahan Batas

Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto, luas wilayah Kotamadya

Mojokerto menjadi 16,46 KM2 yang terdiri atas dua wilayah kecamatan yaitu

Kecamatan Magersari dan Prajurit Kulon dengan 18 Desa/Kelurahan. Kemudian

dengan adanya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999, tentang Pemerintahan

Daerah, Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto seperti daerah-daerah yang lain

berubah nomenklatur menjadi Pemerintah Kota Mojokerto. Pembentukan

Pemerintah Kota Mojokerto melalui suatu proses kesejarahan yang diawali

(19)

diterbitkanlah Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II

Mojokerto Nomor HK. 66 Tahun 1982, yang menetapkan Hari Jadi Kota

Mojokerto yaitu pada tanggal 20 Juni 1982. Sedangkan hari jadi Kabupaten

Mojokerto adalah tanggal 9 Mei 1293 Masehi, ini berdasarkan Keputusan DPRD

No: 09 Th 1993 tgl 8 Mei 1993 tentang persetujuan penetapan hari jadi Kabupaten

Mojokerto serta Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Mojokerto

Nomor: 230 Tn 1993 tgl 8 Mei 1993 tentang Penetapan Hari Jadi Kabupaten

Mojokerto.

2.7.2 Profil Kota Mojokerto

Menurut Chairil Anwar (2009) bahwa Kabupaten Mojokerto adalah

merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten ini

termasuk dalam daerah strategis di Jawa Timur yaitu wilayah

“Gerbangkertasusila” terletak pada posisi 7'71 sampai dengan 7'45' lintang selatan

dan 111'19' sampai dengan 112'39 bujur timur. Kabupaten ini berbatasan dengan

Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Gresik di sebelah utara, Kabupaten Sidoarjo

dan Kabupaten Pasuruan di sebelah timur, Kabupaten Malang dan Kota Batu di

sebelah selatan, serta Kabupaten Jombang di sebelah barat. Kabupaten ini

memiliki luas wilayah 835,93 km dan populasi 969.000 jiwa. Wilayah Di

Mojokerto terdapat kecamatan Trowulan, yang disinyalir sebagai pusat dari

Kerajaan Majapahit, terlihat dari banyak sisa peninggalan sejarah kerajaan

tersebut dijumpai di sana. Kabupaten Mojokerto terdiri atas 18 kecamatan, yang

(20)

Mojokerto berupa pegunungan, dengan puncak Gunung Welirang (3.156 m) dan

Gunung Anjasmoro (2.277 m).

Gambar 2.2 Peta Wilayah Provinsi Jawa Timur (Sumber: Chairil Anwar)

Menurut Chairil Anwar (2009), dijelaskan bahwa Kabupaten Mojokerto

merupakan salah satu tujuan wisata di Jawa Timur yang kaya akan berbagai obyek

dan daya tarik wisata. Kabupaten Mojokerto memiliki obyek wisata yang sangat

banyak diantaranya obyek wisata alam, budaya, kepurbakalaan, wisata buatan dan

pendukung wisata kerajinan/cinderamata serta makanan khas dan juga produk

unggulan. Situs peninggalan kerajaan Majapahit di Trowulan misalnya merupakan

bukti sejarah yang menunjukkan bahwa Mojokerto dulunya merupakan pusat

pemerintahan Kerajaan besar yang berhasil menyatukan wilayah Nusantara.

Menurut catatan sejarah dan beberapa prasasti yang layak dipercaya menunjukkan

bahwa, pusat pemerintahan kerajaan Majapahit berada di wilayah Kabupaten

Daerah Tingkat II Mojokerto tepatnya di Trowulan. Dari beberapa situs

peninggalan Majapahit tersebut selain mempunyai nilai sejarah yang tinggi juga

(21)

peninggalan yang berupa patung serta peninggalan yang lainnya dapat dilihat

dalam museum purbakala yang letaknya dekat dengan Pendopo Agung yang

merupakan bangunan khas jawa Majapahit yang didirikan di area dimana terdapat

beberapa umpak yang diyakini sementara orang sebagai umpak bangunan keraton

Majapahit.

Di dalam website www.jatimprov.go.id tertulis bahwa Trowulan adalah

daya tarik utama wisata budaya di kabupaten ini, karena terdapat puluhan candi

peninggalan Kerajaan Majapahit, makam raja-raja Majapahit, serta Pendopo

Agung yang diperkirakan berada tepat di pusat istana Majapahit. Pemandian Air

Panas di Pacet dan vila-vila peristirahatan di Trawas yang berada di kawasan

pegunungan sebelah selatan Kab. Mojokerto juga merupakan tempat wisata

andalan Kab. Mojokerto. Industri kecil yang ada di Mojokerto, antara lain:

Kecamatan Soko terkenal sebagai sentra industri sepatu dan sandal, Kecamatan

Trowulan terkenal dengan kerajinan emas, perak, dan patung batu. Kecamatan

Bangsal terkenal dengan krupuk rambaknya juga merupakan potensi dari

Kabupaten Mojokerto

2.8 Sejarah Keberadaan Situs Trowulan

Menurut Chairil Anwar (2009) situs Trowulan merupakan situs kota (town

site, city site atau urban site) yang pernah ditemukan di Indonesia. Situs yang

diduga bekas pusat kerajaan Majapahit ini memiliki luas 11 x 9 Km. meliputi

wilayah kabupaten Mojokerto dan kabupaten Jombang. Di kawasan itu terdapat

(22)

dan jenis temuan yang beraneka ragam. Dari bangunan yang bersifat monumental,

seperti candi, petirtaan, pintu gerbang, fondasi bangunan sampai yang berupa

artefak, seperti arca, relief, benda alat upacara, alat rumah tangga dan lain-lain.

Menurut Mundarjito (2003) Kekayaan warisan budaya yang luar biasa

tersebut belum memperoleh penghargaan yang semestinya dari penduduknya. Hal

ini antara lain tampak dari perusakan situs yang diakibatkan oleh kegiatan

sehari-hari penduduk. Pembuatan bata merah dengan bahan baku tanah liat sawah telah

menimbulkan kerusakan situs secara luar biasa. Sekurangnya 300-an industri bata

merah yang kini tersebar di kawasan situs Trowulan.

2.8.1 Daya Tarik Obyek Wisata Budaya Trowulan

Gambar 2.3 Peta Kawasan Situs Trowulan (Sumber: www. eastjavatorismmap.go.id)

Dalam artikel www.erepublik.com yang berjudul "PKS-Lomba Wonderful

Indonesia-Situs Majapahit, Trowulan, Mojokerto" dijelaskan bahwa untuk

(23)

sehari. Ada banyak situs yang dapat Anda kunjungi seperti Candi Bajang Ratu,

Candi Tikus, Candi Brahu, Candi Kedaton, Gapura Wringin Lawang, Kolam

Segaran, Pendopo Mojopahit yaitu Petilasan Gajahmada, Museum Trowulan,

Makam Putri Cempa yaitu permaisuri Raja Majapahit terakhir, Brawijaya. Ada

juga Makam Troloyo yaitu makam Syeikh Jumadil Qubro, kakeknya para Wali

Songo, ini juga membuktikan adanya komunitas Muslim di dalam kota kerajaan

Majapahit. Ada juga makam Panjang yang menunjukkan adanya penghuni

Trowulan sebelum era Majapahit.

1. Candi Brahu

Candi Brahu terletak di Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Mojokerto.

Candi Brahu merupakan lokasi Ngaben atau pembakaran mayat di masa

Kerajaan Majapahit.

2. Candi Tikus

Candi Tikus merupakan bangunan petirtaan atau pemandian yang memiliki

puluhan pancuran. Disebut Candi Tikus karena sewaktu ditemukan menjadi

sarang tikus. Candi ini ditemukan bentuknya sebagai tempat pemandian putri

kerajaan yang disebut dinuk (kesayangan). Candi dengan kedalaman 80

hingga 100 cm di bawah permukaan tanah itu berbentuk bujur sangkar 22,5

meter x 22,5 meter yang bentuk candinya mirip Gunung Mahameru di India.

Tidak jauh dari Candi Tikus, ada Candi Bajang Ratu.

3. Candi Bajang Ratu

Candi ini mirip seperti Gapura Wringin Lawang, tapi Candi Bajang Ratu

(24)

persegi dengan jalan masuk yang cukup luas, candi ini juga memiliki atap

yang fungsinya sebagai Pintu Gerbang. Candi Bajang Ratu merupakan tempat

penobatan Jayanegara sebagai ratu saat masih kecil.

4. Kolam Segaran Majapahit

Kolam Segaran Majapahit, panjangnya 375 m dan lebar 125 meter, dan tinggi

dindingnya 3,16 meter. Kolam yang sampai saat ini masih dialiri air tersebut

tak ubahnya telaga di tengah kota. Kolam (balong) kuno seluas 6,5 Ha ini

ditemukan pertama kali oleh Maclain Pont tahun 1926. Semasa Kerajaan

Majapahit kolam ini juga difungsikan sebagai tempat rekreasi dan menjamu

tamu dari luar negeri. Fungsi utamanya sebagai waduk dan penambah

kesejukan udara kota. Dugaan sebagai waduk ini diperkuat dengan

ditemukannya saluran pembuangan air yang berhubungan dengan Kolam

Bulat (Balong Bunder) di Selatan serta Kolam Panjang (Balong Dowo) tepat

di depan Museum Trowulan. Sayangnya kedua balong itu sudah tak berfungsi

karena pendangkalan. Menurut cerita rakyat pada masa kejayaan Kerajaan

Majapahit, apabila perjamuan tamu telah usai, maka peralatan perjamuan

seperti piring, sendok, ataupun mangkok yang terbuat dari emas dibuang di

kolam untuk menunjukkan betapa kayanya Kerajaan Majapahit. Namun, di

dasar kolam telah lebih dahulu dipasang jaring, sehingga saat tamu sudah

pergi, peralatan-peralatan tersebut diambil kembali untuk digunakan.

5. Gapura Wringin Lawang

Gapura berbentuk simetris dan dibangun dari batu merah ini diduga

(25)

ditemukan di sekitar situs berupa sumur kuno menguatkan dugaan bahwa

wilayah ini dulunya merupakan kawasan permukiman. Suasana di sekitarnya

adalah hamparan rumput luas dengan hembusan angin yang sejuk. Tempat ini

dipercaya sebagai pintu gerbangnya Majapahit karena dulunya terdapat

gapura.

6. Candi Kedaton

Candi Kedaton yang terletak di dusun Kedaton, Desa Sentonorejo, Trowulan,

Mojokerto, merupakan situs yang masih misteri. Sampai sekarang arkeolog

belum menemukan format dari situs Kedaton yang juga memiliki sumur upas.

Namun, beberapa bentuk bangunan situs itu diperkirakan berbentuk empat

bangunan yang merupakan bentuk candi dengan sumur upas, makam Islam,

mulut gua, tempat semedi (pertapaan) dan lorong rahasia. Penggalian situs

Kedaton yang dilakukan sejak 1996 dan belum selesai hingga sekarang,

karena para arkeolog masih mencari keterkaitan dari empat bentuk bangunan

yang ada. Penggalian sudah mencapai kedalaman 80 cm di bawah permukaan

tanah, diduga merupakan lorong rahasia yang menghubungkan kerajaan

Majapahit dengan kerajaan lainnya.

7. Pendopo Majapahit

Tidak jauh dari Situs Kedaton di Desa Sentonorejo tersebut terdapat Pendopo

Majapahit itu diyakini merupakan pusat kerajaan Majapahit dengan luasnya

yang mencapai besaran kilometer, terbentang ke barat, timur, selatan dan

utara dari pendopo. Di belakang pendopo, ada batu miring yang merupakan

(26)

belakangnya merupakan tempat pertapaan dan makam Raden Wijaya. Di

Pendopo Agung setiap tanggal 1 Suro menjadi pusat penyelenggaraan Prosesi

Grebeg Suro yang rangkaian kegiatannya meliputi kirab pusaka, pentas seni

rakyat dan pagelaran wayang kulit semalam suntuk.

2.9 Android

Menurut Teguh Arifianto (2011) android adalah sistem operasi

berbasis Linux untuk telepon seluler. Android mulai dirilis pada 2008

dengan versi 1.1 diikuti versi 1.5 (Cupcake) dan versi-versi selanjutnya

hingga yang terbaru yaitu Android 4.2.2 (JellyBean).

Dalam jurnal karya Chandra Usman dkk (2013) bahwa perkembangan

game saat ini sudah sangat pesat dan telah menjadi bagian dari gaya hidup.

Salah satu hal positif yang dapat dimanfaatkan dari bermain game yaitu

menjadikan game sebagai salah satu sarana untuk mengasah keterampilan

dalam berpikir serta meningkatkan daya ingat. Seiring dengan

berkembangnya game, maka seseorang cenderung memilih untuk

memanfaatkan mobile device sebagai salah satu sarana bermain game. Salah

satu perangkat yang saat ini paling banyak digunakan yaitu mobile phone

dengan sistem operasi seperti iOS, Android, dan Windows Phone 8. Namun,

jumlah pengguna Android jauh lebih banyak sehingga ada kemungkinan

bahwa seorang yang sangat suka memainkan game akan membeli ponsel

(27)

24

Pada bab III ini akan dijelaskan dengan metode yang digunakan dalam

pembuatan dan pengolahan data serta perancangan dalam pembuatan Tugas Akhir

yang berjudul pembuatan game bergenre arcade puzzle sebagai upaya

mengenalkan candi-candi di Trowulan Mojokerto kepada anak dengan judul

"ConstructTemples". Penjelasan konsep dan pokok pikiran dalam game ini akan

menjadi dasar rancangan karya yang dibuat. Metode penelitian dalam proses

pembuatan game ini dilakukan berdasarkan penelitian dengan tahapan-tahapan

yang digunakan diantaranya adalah planning atau perencanaan, analisa, desain

dan implementasi. Berikut adalah uraian detail dari setiap bagian.

3.1 Metodologi

Menurut Soewadji (2012: 10) metodologi penelitian adalah ilmu yang

mempelajari tentang cara atau metode untuk melakukan penelitian. Metodologi

yang dipilih sesuai dengan masalah yang sedang diteliti agar mendapatkan data

yang tepat dan akurat untuk menunjang hasil karya yang dihasilkan. Pada Tugas

Akhir ini metodologi yang dipilih adalah metodologi kualitatif. Menurut Moleong

(2002) mengatakan bahwa metodologi kualitatif adalah penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi dan tindakan. Pendekatan ini

(28)

Menurut Haryanto (2012) dalam belajarpsikologi.com, penelitian kualitatif

mengkaji perspektif partisipan dengan strategi-strategi yang bersifat interaktif dan

fleksibel. Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena

sosial dari sudut pandang partisipan. Dengan demikian arti atau pengertian

penelitian kualitatif tersebut adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti

pada kondisi objek alamiah dimana peneliti merupakan instrumen kunci.

3.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam kegiatan pembuatan game arcade puzzle ini

dilakukan agar dalam proses analisis data tidak terjadi penyimpangan materi serta

tujuan yang dicapai. Menurut W. Gulo (2010: 115) teknik pengumpulan data

dilakukan dengan beberapa cara yaitu observasi, wawancara dan studi pustaka.

Dari pernyataan tersebut kegiatan pengumpulan data dilakukan dari beberapa

bidang, yaitu:

1. Game Arcade Puzzle

Pada tahapan ini, pengumpulan data lebih terarah kepada gamearcade puzzle.

Pengumpulan data dilakukan untuk menemukan keyword yang digunakan

sebagai pedoman pembuatan Tugas Akhir ini. Pengumpulan data dilakukan

dengan cara sebagai berikut:

a. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya gamearcade

puzzle menyusun candi di pasaran, selain itu dilakukan observasi kepada

(29)

Untuk mengetahui ada tidaknya game arcade puzzle menyusun candi,

dilakukan observasi di Steam. Aplikasi ini dipilih karena adanya halaman

khusus game dengan fitur pencarian untuk memudahkan mencari

kualifikasi game.

Gambar 3.1 GameArcade Puzzle tentang Temple pada Steam (Sumber: store.steampowered.com)

Dari aplikasi tersebut dilakukan pencarian dengan kata kunci temple

(candi) dan hasilnya adalah game arcade puzzle sudah banyak di pasaran

tetapi tidak ada game arcade puzzle yang mengangkat tema candi-candi

atau temple, khususnya candi peninggalan Majapahit di Trowulan

Mojokerto.

Untuk mengetahui reaksi orang ketika bermain game arcade puzzle,

(30)

Bloxx: My City". Ketika bermain mereka membutuhkan sebuah misi, untuk

menjalankan misi mereka membutuhkan instruksi dan tutorial, pada saat

menjalankan misi juga harus ada kendala yang variatif dan harus ada

tujuan akhir yaitu menyusun block dengan rapi dan teratur untuk menutup

misi tersebut. Pada saat bermain "Tower Bloxx: My City" ini, pemain

memeragakan langkah-langkah menyusun sesuai dengan aslinya, seperti

bagaimana cara memutus tali untuk menjatuhkan potongan block candi,

menggoyangkan block candi ke kanan atau ke kiri agar ke posisi block

yang seharusnya dan lain lain. Mereka lebih senang apabila bermain

dengan gameplay yang variatif sehingga tidak cepat jenuh, selain itu

mereka membutuhkan suatu reward untuk prestasi yang dicapai.

b. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data yang berupa literatur,

referensi, artikel internet, serta teori-teori yang mendukung dalam

pembuatan game ini. Serta dapat pula digunakan untuk mengetahui teori

tentang game arcade puzzle. Buku yang digunakan antara lain ‘Education

Games karya Andang Ismal’. Dari buku tersebut dapat disimpulkan bahwa

game arcade puzzle adalah genre game yang mengandalkan ketangkasan

dan kedinamisan dan penemuan pemainnya dalam memegang kontrol.

Ciri-ciri gamearcade adalah mempunyai level yang singkat, kontrol yang

(31)

Dalam website www.repository.widyatama.ac.id, mengatakan bahwa

puzzle dalam game ini pemain harus menyelesaikan puzzle logical atau

menavigasi di dalam daerah yang kompleks (maze). Didalam arcade

game, penemuan varian-varian game tetris seringkali diberi label genre

puzzle game, meskipun dalam gameplay-nya memerlukan koordinasi

tangan-mata dan refleks yang cepat dibandingkan pemikiran dan logik

yang identik ada didalam game arcade saja. Di dalam permainan tersebut

terdapat misi yang sudah jelas yang dilengkapi dengan instruksi dan

tutorial, adanya unsur kendala, penemuan dan akhir dari misi.

Menurut Aristian Yuda (2015) dijelaskan arcade game puzzle bertipe

arcade merupakan game yang menguji kecepatan tangan dari pemainnya.

Pada permainan bertipe arcade, semakin tinggi level permainan,

permainan akan berjalan semakin cepat.

2. Candi-Candi di Trowulan

Pada tahapan ini, pengumpulan data lebih terarah kepada candi-candi di

Trowulan Mojokerto. Pengumpulan data dilakukan untuk menemukan keyword

yang digunakan sebagai pedoman pembuatan Tugas Akhir ini. Pengumpulan

data dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan dengan melihat dan mengamati pengunjung

(32)

Bajang Ratu, Candi Brahu dan Gapura Wringin Lawang. Dipilihnya tiga

candi itu karena cukup mewakili candi peninggalan Majapahit yang ada di

kawasan Trowulan Mojokerto. Pada saat observasi, penulis meneliti

tentang pengetahuan apa saja yang didapat pengunjung setelah berwisata

di objek wisata cagar budaya tersebut dan apa yang pengunjung ingin

ketahui mengenai sejarah peninggalan Majapahit di Trowulan Mojokerto.

Dari hasil observasi ini dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya,

pengunjung wisata cagar budaya tersebut mempunyai rasa ingin tahu

mengenai warisan budaya kepurbakala-an, sejarah Majapahit dan

mengenai peninggalan-peninggalan Kerajaan Majapahit di masa

lampau.

b. Studi Pustaka

Beberapa buku dan artikel terkait dengan candi-candi di Trowulan

Mojokerto yang digunakan antara lain, buku karya Drs. I Made

Kusumajaya, M.Si dkk dengan judul ‘Mengenal Kepurbakalaan Majapahit

di Daerah Trowulan’, Pada buku itu, dituliskan bahwa Kota Mojokerto,

khususnya di Trowulan dapat dijumpai ratusan ribu situs peninggalan

arkeologis yang beragam baik berada di bawah maupun permukaan tanah

yang berupa: artefak, ekofak, candi, serta fitur. Situs Trowulan itu sendiri

merupakan satu-satunya situs perkotaan masa klasik di Indonesia serta

termasuk Kota Purbakala.

(33)

Dalam buku "Ilmu Pengetahuan Sosial" karya Dwi Ari Listiayni dkk,

dijelaskan bahwa mempelajari dan memahami peninggalan-peninggalan

kerajaan masa lampau yang berisi informasi dapat menambah wawasan

siswa.

3. Anak-Anak

Pada tahapan ini, pengumpulan data lebih terarah kepada kehidupan sosial

anak-anak. Pengumpulan data dilakukan untuk menemukan keyword yang

digunakan sebagai pedoman pembuatan Tugas Akhir ini. Pengumpulan data

dilakukan dengan cara observasi, studi pustaka dan wawacara.

a. Observasi

Observasi dilakukan kepada sekumpulan anak di MINU Buana Waru

Sidoarjo. Observasi difokuskan kepada perilaku di kehidupan sosial

mereka. Dari observasi tersebut dapat diamati bahwa anak-anak bergaul,

bermain dengan sebayanya, mereka juga sering bermain gadget di

rumahnya sepulang sekolah, selain itu mereka tidak jarang mendapat

pengetahuan melalui teknologi modern tersebut. Selain itu, anak-anak

tersebut juga sering bermain sambil belajar. walapun tidak fokus pada satu

hal, setidaknya mereka mampu menangkap sesuatu dari belajar walaupun

dengan bermain.

Keyword: Belajar, Mengenal, Memahami, Warisan, Sejarah,

(34)

b. Studi Pustaka

Studi pustaka untuk materi anak-anak menggunakan beberapa buku dan

artikel, seperti jurnal dengan judul ‘Anak dan Bermain’ karya Martha

Christiani (2007) dan buku dari E. B Subrakti (2009) dengan judul

‘Kenalilah Anak Anda’. Dari studi pustaka tersebut dapat disimpulkan

bahwa anak selalu menanyakan hal yang baru juga memiliki rasa ingin

tahu yang tinggi dan menanyakan sebab-akibat, menyukai belajar sambil

bermain, berusaha untuk ekspansi diri dan senang bergabung dengan

sebayanya.

c. Wawancara

Wawancara dilakukan kepada orangtua dan guru di TKM Wedoro Waru

Sidoarjo yang terkait dengan anak-anak. Dalam hal ini mewawancarai Ibu

Maftuchah yang memiliki anak usia 9 tahun duduk dibangku kelas 4 SD

serta Ibu Indana Khoiroh, S.Sos.I yang berprofesi sebagai guru konseling

dan guru TKM Wedoro Waru. Perihal yang ditanyakan pada wawancara

adalah seputar perubahan perilaku dari yang dulunya belum memainkan

gadget dan setelah memainkan gadget. Dari wawancara itu didapatkan

hasil kalau anak mereka sekarang mempunyai hobby yang ditekuni, seperti

bermain game di mobile phone, belajar menggambar, belajar mewarnai

dan lain lain, anak-anak mereka juga selalu ingin bergabung dengan

teman-temannya, serta didapatkan pula bahwa anak-anak mereka sudah

memiliki handphone.

(35)

3.3 Analisa Data

Menurut Moelong (2002: 103) analisa data adalah proses mengatur urutan

data, mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.

Dalam tabel ini, data yang telah didapat dari berbagai sumber dikualifikasikan

menurut darimana data itu didapat. Lalu diolah dengan mencari mana yang paling

identik atau yang selalu ada saat proses pengumpulan data.

Tabel 3.1 Analisa data materi game arcadepuzzle.

Subjek Observasi Literatur Kesimpulan Keyword

Game

(36)

Tabel 3.2 Analisa data materi candi-candi di Trowulan Mojokerto.

Subjek Observasi Literatur Kesimpulan Keyword

Candi-Tabel 3.3 Analisa data materi anak-anak

Subjek Observasi Literatur Wawancara Kesim pulan

Studi eksisting merupakan salah satu sarana referensi dalam mengerjakan

Tugas Akhir ini. Dalam studi eksisting ini di pilih game yang sudah ada untuk di

(37)

game yang dibuat dalam Tugas Akhir. Ini sangat berguna untuk memperdalam ide

dan konsep yang dapat menunjang karya.

a. Tower Bloxx: My City

Dalam hal ini, dipilih game menyusun bangunan dengan genre arcade

puzzle yang berjudul "Tower Bloxx: My City".

Gambar 3.2 Stage pada Game "Tower Bloxx: My City". (Sumber: Olahan Penulis)

Game "Tower Bloxx: My City" untuk OS Android adalah game yang bergenre

arcade perencanaan kota memenangkan banyak pengakuan dan penghargaan dari

gamer profesional dari seluruh dunia. Dengan background story: dalam

permainan in diperlukan untuk membangun kota Anda sendiri, membangun

gedung pencakar langit yang terpisah, di sana sudah sekitar lima area untuk

bangunan. Anda akan membangun rumah-rumah indah dan nyaman dan hanya

kemudian penduduk akan senang untuk rumah baru mereka. Ada nuansa kecil

pada pembangunan rumah, perlu untuk membuat kerangka rumah block masa

depan setelah block dari derek terguncang, jumlah yang lebih besar dari orang

(38)

memberikan nomor lebih besar dari poin. Grafis yang indah, bonus, tingkat baru

tidak akan meninggalkan Anda acuh tak acuh dalam game ini.

Kelebihan pada game ini adalah menyusun bangunan melalui block ke block

lainnya sesuai dengan tingkatannya, serta gameplay yang terdapat kendala, seperti

jika ingin menyusun bangunan tiap kotak-nya, harus tepat berada di atas block

sebelumnya. Seperti yang ditulis Ek Kian dalam website Gamesura.com yang

mengatakan apabila gameplay terlalu realistis maka tidak akan ada unsur fun di

dalam game itu. Sehingga variasi gameplay ini dapat di aplikasikan dalam

pembuatan game "Construct Temples" ini.

3.5 STP

Kegunaan dari STP ini adalah untuk membatasi segmentasi, target serta

positioning agar lebih jelas dan tidak terlalu melebar. Tabel 3.4 menunjukan

analisa STP :

Jenjang pendidikan: Anak SD kelas 4-6

Psikologi Kelas sosial: Menengah

Gaya hidup: Dekat dengan teknologi modern

Positioning Menjadi sarana pendukung pembelajaran purbakala

maupun sejarah Majapahit Trowulan Mojokerto

(39)

Segmentasi dan targeting dari sisi geografis ditujukan untuk anak usia dini

9-12 tahun, karena target dari Tugas Akhir ini adalah anak usia dini. Karena anak

di era ini dekat dengan teknologi dan pada masa anak inilah mereka mengalami

rasa ingin tahu terhadap hal baru. Dan untuk psikologinya kelas sosial menengah,

karena teknologi modern saat ini mulai berkembang pesat dan nantinya game ini

menjadi sarana pendukung pembelajaran purbakala Majapahit Trowulan

Mojokerto. Sedangkan positioning dalam STP ini dimaksudkan untuk menjadi

sarana pendukung pembelajaran candi-candi yang ada di Kota Purbakala, guna

menambah pengetahuan kepada generasi muda.

Menurut Ummi Alifah (2013) banyak benda budaya yang dapat

mengungkap peran anak-anak dalam kebudayaan.

Anak sebagai anggota baru masyarakat dianggap dapat berkontribusi pada

inovasi yang mengarah pada perubahan sebagaimana keberlanjutan dan

pengalihan budaya dalam masyarakat (Lillehammer, 1989: 159). Karena sejak

kecil, anak-anak akan memperoleh pendidikan sebagai pembentukan dasar

kepribadian dan keahlian (Kamp, 2001: 1).

Masa kanak-kanak adalah dasar pelatihan, masa dimana keahlian dan sistem

kepercayaan dipelajari, pembentukan kepribadian, dan sikap dan nilai ditanamkan.

(40)

3.6 Keyword

Berdasarkan dari hasil pencarian data dengan melakukan observasi, studi

literatur, studi eksisting, serta wawancara. Didapatkan kalimat-kalimat yang

digunakan sebagai pencarian keyword. Dari hasil wawancara maka dilakukan

(41)

3.7 Pemahaman Keyword

Hasil dari analisa data didapatkan dari tiga kata yang ada di dalam judul

Tugas Akhir yaitu game arcade puzzle, candi-candi di Trowulan dan anak-anak.

Menurut Andang Ismail (2009) dapat disimpulkan bahwa game arcade

puzzle adalah genre game yang mengandalkan ketangkasan dan kedinamisan dan

penemuan pemainnya dalam memegang kontrol. Ciri-ciri game arcade adalah

mempunyai level yang singkat, kontrol yang mudah, serta tingkat kesulitan yang

bertambah dengan cepat. Dalam keyword game yang bergenre arcade puzzle ini

akan digunakan dalam pembuatan game "Construct Temples”, yaitu yang dipakai

adalah kontrol kecepatan dan ketepatan dalam bermain. dalam game ini nantinya

akan dibatasi waktu selama satu menit tiap gameplaynya.

Dalam artikel erepublik.com yang berjudul "PKS-Lomba Wonderful

Indonesia-Situs Majapahit, Trowulan Mojokerto" dijelaskan bahwa untuk

menikmati situs kota purbakala ini mungkin Anda membutuhkan waktu lebih dari

sehari. Ada banyak situs yang dapat Anda kunjungi seperti Candi Bajang Ratu,

Candi Tikus, Candi Brahu, Candi Kedaton, Gapura Wringin Lawang, Kolam

Segaran, Pendopo Mojopahit yaitu Petilasan Gajahmada, Museum Trowulan,

Makam Putri Cempa yaitu permaisuri Raja Majapahit terakhir, Brawijaya. Ada

juga Makam Troloyo yaitu makam Syeikh Jumadil Qubro, kakeknya para Wali

Songo, ini juga membuktikan adanya komunitas Muslim di dalam kota kerajaan

Majapahit. Ada juga makam Panjang yang menunjukkan adanya penghuni

Trowulan sebelum era Majapahit. Dalam keyword candi-candi di Trowulan ini

(42)

adalah tema dan bangunan-bangunan block-nya. yang akan dipilih yaitu Candi

Bajang Ratu dalam level pertama, Candi Brahu dalam level kedua dan Gapura

Wringin Lawang dalam level ketiga.

Menurut Ima dkk (2014) game sebagai media baru dapat menjadi sebuah

solusi memadukan pelajaran yang serius dengan permainan yang menyenangkan.

Perpaduan tersebut disebut sebagai edugame/edutainment. Konsep dari edugame

adalah mengajak pemain untuk bermain namun secara tidak langsung

mendapatkan pengetahuan diluar kesadarannya. Anak-anak akan tetap

mendapatkan pengetahuan tambahan selain yang telah didapatkan di sekolah,

namun mereka juga tetap mendapatkan kesenangan dari permainan edugame.

Dalam keyword anak-anakini akan digunakan dalam pembuatan game "Construct

Temples”, yaitu yang dipakai adalah sasaran target player.

3.8 Perancangan Karya

Berdasarkan data-data yang didapat, maka dapat dibuat sebuah perancangan

dalam pembuatan game arcade puzzle memasak ini. Perancangan yang tepat dan

sesuai dengan tahapan pembuatan game ditujukan agar konten yang akan

disampaikan dalam game ini sesuai dengan daya tangkap dan imajinasi

konsumennya. Pada tahap perancangan karya ini dibagi menjadi beberapa proses

(43)

Gambar 3.4 Perancangan Karya (Sumber: Olahan Penulis)

3.8.1 Pra Produksi

Pada tahap pra produksi, hal-hal yang dilakukan ialah mempersiapkan

aspek-aspek penting yang merupakan pokok dalam perancangan karya. Pada

bagian ini dijelaskan secara rinci mengenai tahap-tahap perancangan yang

diperlukan dalam pembuatan karya Tugas Akhir ini. Berdasarkan permasalahan

dan informasi yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya maka terbentuk ide,

konsep dan perancangan desain game yang dijelaskan sebagai berikut:

1. Ide dan Konsep

Data-data untuk mendukung ide dan konsep yang akan dibuat pada proyek

tugas akhir ini.

a. Ide

Ide dalam pembuatan Tugas Akhir ini adalah mengenalkan candi-candi

yang ada di Trowulan pada kalangan anak-anak terutama anak usia dini

9-12 tahun. Dengan desain interface dan gameplay yang bertemakan

(44)

memainkan dan memahami tentang bentuk bangunan visual candi dan

mengetahui bagaimana sejarah singkat candi tersebut.

b. Konsep

Berdasarkan dari studi eksisting dan keyword maka dibuatlah game

dengan tema candi-candi di Trowulan Mojokerto Pada saat bermain

"Construct Temples" ini, pemain memeragakan langkah-langkah

menyusun sesuai dengan aslinya, seperti bagaimana cara memutus tali

untuk menjatuhkan potongan block candi, menjatuhkan posisi yang tepat

saat block candi bergoyang ke kanan atau ke kiri dan lain-lain. Mereka

lebih senang apabila bermain dengan gameplay yang variatif sehingga

tidak cepat jenuh, selain itu mereka membutuhkan suatu reward untuk

prestasi yang dicapai. Setelah berhasil menyusun block dengan benar,

maka akan muncul penjelasan singkat tentang candi tersebut.

2. Sinopsis

Dalam pembuatan game dibutuhkan suatu ringkasan cerita agar pemain dapat

mengerti game apa yang akan dimainkan. Pada game arcade puzzle ini

pemain akan membangun dengan menyusun block sehingga membentuk

bangunan candi yang telah dicontohkan.

3. Skenario

Skenario pada game ini berisi tentang apa saja bagian dari game ini. Pada

awal game terlihat halaman pembuka dimana pada halaman itu terdapat

tombol play untuk langsung bermain. Sebelum memasuki permainan akan

(45)

pengenalan tersebut bertujuan agar pemain semakin tahu tentang

macam-macam candi di Trowulan Mojokerto. Setelah pengenalan candi, pemain

langsung masuk ke stage permainan dan pada setiap akhir level akan

ditunjukkan berapa nilai yang didapat setelah melalui tahap-tahap

pembangunan tersebut.

4. Level

Sebuah game terdiri dari beberapa level yang mempunyai tingkat kesulitan

berbeda-beda. Pada game arcade puzzle memasak ini terdapat lima level

dimana masing-masing level mempunyai jumlah sub-level yang beragam.

a. Environment

Suasana yang dipilih untuk game ini adalah suasana di dalam sebuah

taman dilingkungan sekitar candi. Gambar background pada tiap candi

akan disesuaikan dengan lokasi candi yang sesungguhnya. Namun akan

dibuat tambahan-tambahan tanaman dan halaman disekitar pekarangan

candi.

b. Sub-Level

Game ini memiliki lima level, masing-masing level mempunyai

sub-level. Sub-level merupakan langkah-langkah yang disesuaikan dengan

cara membangun atau menyusun candi. Satu sub-level mewakili satu

langkah membangun. Dengan adanya sub-level maka pemain lebih

(46)

5. Cara Bermain

a. Pada saat bermain, player akan disuguhkan oleh tampilan awal opening

sebuah layout yang yang berisi tiga tombol, yaitu tombol play,

instruction dan exit.

b. Sebelum memulai ke permainan, player sebaiknya memilih tombol

instrucrtion. Tampilan istruksi tersebut akan dijelaskan bagaimana cara

bermain pada saat memasuki stage gameplay. Di dalam instruksi ada 2

halaman. Setelah 2 halaman yang berisi panduan bermain, maka player

bisa menekan tombol ready to play untuk memulai permainan.

c. Kemudian terdapat tampilan user interface pemilihan level. Terdapat 3

tombol yang mewakili level. Tombol pertama berjudul Candi Bajang

Ratu, yang sekaligus mewakili level pertama dan termudah.

d. Dalam level pertama ini, terdapat 18 block, 3 kesempatan dan diberi

waku 60 detik untuk menyusun 18 block agar tersusun sesuai tempatnya.

e. Tombol kedua berjudul Candi Brahu, yang sekaligus mewakili level

kedua dan tingkat kesulitan sedang. Dalam level kedua ini, terdapat 25

block, 3 kesempatan dan diberi waku 60 detik untuk menyusun 25 block

agar tersusun sesuai tempatnya.

f. Tombol ketiga berjudul Candi Wringin Lawang, yang sekaligus mewakili

level ketiga dan tingkat kesulitan sulit. Dalam level ketiga ini, terdapat 30

block, 3 kesempatan dan diberi waku 60 detik untuk menyusun 30 block

(47)

g. Jika gagal karena waktu yang diberi telah habis atau 3 kesempatan nyawa

telah habis. Maka muncul ke tampilan game over.

h. Jika berhasil menyusun block sebelum waktu habis dan nyawa habis.

Maka muncul ke tampilan sejarah singkat sebagai reward karena telah

berhasil menyusun.

6. Item

Pada game ini diperlukan item sebagai tambahan desain setting gameplay.

Item disini akan digambar dan dijadikan sprite untuk masuk ke game engine.

Gambar 3.5 Objek Nyawa (Sumber: Olahan Penulis)

Pada gambar 3.5 adalah gambar pada objek nyawa yang digunakan

sebagai kesempatan jika gagal. Namun hanya dibatasi mendapatkan 3 nyawa.

Gambar 3.6 Objek Batu Bata (Sumber: Olahan Penulis)

Pada gambar 3.6 adalah gambar yang digunakan sebagai penunjuk

waktu yang tersisa saat memainkan game. Batu bata akan semakin pendek jika

(48)

Gambar 3.7 Objek Play dan Pause Button (Sumber: Olahan Penulis)

Pada gambar 3.8 adalah gambar objek play button yang digunakan

sebagai tombol play dan pause pada saat memainkan di tampilan gameplay

Gambar 3.8 Objek Sound (Sumber: Olahan Penulis)

Pada gambar 3.8 adalah gambar objek sound digunakan sebagai tombol

musik gameplay.

Gambar 3.9 Objek Back dan Next Button (Sumber: Olahan Penulis)

Gambar 3.9 adalah gambar objek back dan next button. Terdapat dalam

(49)

7. Desain User Interface

Gambar 3.10 dan gambar 3.11 adalah desain user interface dan gameplay

dalam game "Construct Temples".

Gambar 3.10 Desain User Interface (Sumber: Olahan Penulis)

Pada gambar 3.10 desain user interface adalah gambar tampilan setelah menekan tombol play. Di dalam tombol play, terdapat 3 pilihan jenis tombol.

(50)

Pada gambar 3.11 desain gameplay adalah gambar tampilan setelah menekan tombol Candi Bajang Ratu.

8. Tipografi

Dalam desain antar muka game ini diperlukan tulisan di beberapa bagian

seperti pada judul, petunjuk dan lain lain. Tulisan yang ada pada judul game

menggunakan jenis huruf Bernard MT Condensed. Jenis huruf itu dipilih dan

digunakan karena bentuk tiap abjadnya yang jelas dan tegas, sehingga dapat

membantu player mengingat judul dari game ini.

Gambar 3.12 Font Bernard MT Condensed (Sumber: cutefont.com)

9. Warna

Pewarnaan dalam game ini menggunakan warna-warna dasar, karena cocok

untuk edukatif psikologi anak. Menurut Agstried Elisabeth Piether (2014)

dijelaskan bahwa warna dasar pada anak sangat berpengaruh pada emosi

(51)

Gambar 3.13 Palet Warna Dasar (Sumber: google.com)

3.8.2 Produksi

Produksi adalah proses pengerjaan yang utama setelah semua konsep,

persiapan, data-data telah terkumpul menjadi satu dan siap untuk disusun menjadi

suatu karya. Berikut tahap-tahap pembuatan karya ini:

1. Pembuatan Assets

Dalam tahap ini, dilakukan pembuatan bagian-bagian game yang terdiri dari

sprite,background picture, button, background music serta sound effect. Pada

game ini, sprite yang diperlukan adalah sprite dari item objek pada game.

Sprite tersebut didukung oleh gambar suasana taman lingkungan sekitar candi

dan beberapa gambar penunjang yang lain. Sedangkan untuk background

music, dibuat dan dipilih musik-musik yang ceria, namun mengandung

unsur-unsur musik tradisional seperti terdapat instrument gamelan dan lain-lain agar

menambah semangat pemain saat memainkan.

(52)

Pada tahap ini, dilakukan pembuatan level dalam game agar dapat

memberikan pengalaman bermain yang optimal. Game ini memiliki tiga level

yang berbeda-beda. Pembuatan level berdasarkan tingkat kesulitan bangunan

candi. Untuk membuat level diperlukan game engine untuk membuat coding

yang mengatur sistem game dan behavior sprite. Sprite yang akan diberi

behavior belum digambar secara detail agar apabila ada ketidak-sesuaian

tidak merubah terlalu banyak atau menggambar lagi. Game engine yang

digunakan juga berfungsi menjadikan program game ini sesuai dengan format

personal computer (PC) lalu akan di converter menjadi Android.

3. Test Play

Test play dilakukan untuk menguji kelancaran gameplay serta berbagai

konsep yang tersusun dalam tiap level, user interface maupun secara

keseluruhan, serta melakukan berbagai perbaikan yang diperlukan.

4. Development

Pada tahap ini seluruh elemen game yang sebelumnya tersusun mulai

dikembangkan secara penuh. Sprite yang telah sesuai dengan behavior

digambar detail, coding di game engine mulai dikembangkan dan semua

elemen mulai dipadukan.

5. Initial Balancing

Tujuan utama initial balancing adalah mengetahui bekerja atau tidaknya

komponen inti dari game sehingga mampu memberikan pengalaman bermain

seperti yang diharapkan sekaligus juga untuk mendeteksi adanya masalah

(53)

3.8.3 Pasca Produksi

Pasca produksi adalah tahap dimana game telah selesai dibuat. Pada tahap

ini dilakukan pembuatan kemasan game dan kegiatan publikasi.

1. Kemasan

Game yang sudah jadi ini di burn pada kepingan CD. Setelah di burn,

kepingan CD dimasukkan dalam CD-Case.Agar kepingan CD dan CD-Case

tidak terkesan plain, maka dibuatlah desain untuk label CD dan cover case

dengan sketsa sebagai berikut :

a. Desain Label CD

Gambar 3.14 Sketsa Label CD (Sumber: Olahan Penulis)

Pada gambar 3.14 adalah sketsa pembuatan desain label-CD. Di

dalamnya terdapat judul game untuk memperkenalkan nama game, yaitu

(54)

game, team pembuat game dan logo-logo dari masing-masing team

tersebut.

b. Desain Cover Case

Di bawah ini adalah sketsa pembuatan desain cover case-CD tampak

depan dan tampak belakang. Di dalamnya terdapat logo STIKOM

Surabaya dan logo Multimedia. Terdapat juga judul game dan logo dari

game ini untuk memperkenalkan game, yaitu ''Construct Temples".

Kemudian juga diberi informasi mengenai pembuat game, team pembuat

game dan logo-logo dari masing-masing team tersebut.

(55)

Gambar 3.16 Sketsa Cover Case Bagian Belakang (Sumber: Olahan Penulis)

2. Publikasi

Kegiatan publikasi meliputi playtesting di pameran, pembuatan poster,

promosi di media sosial serta pembuatan merchandise berupa sticker, mug,

gantungan kunci dan pin. Berikut adalah hal-hal yang terkait dengan

pembuatan poster dan pembuatan merchandise.

a. Poster

(56)

b. Merchandise

Pembuatan merchandise dilakukan untuk mendukung kegiatan pengenalan

game kepada masyarakat. Untuk game ini dipilih merchandise dalam

bentuk stiker dan gelas.

Gambar 3.18 Rancangan Merchendise Gelas (Sumber: Olahan Penulis)

Gelas dipilih karena dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari,

pemberian logo game pada gelas diharapkan agar pengguna gelas teringat

pada game ini. Untuk stiker, dibuat tiga gambar berbeda sesuai dengan

candi yang ada di dalam game. Dengan adanya stiker, diharap dapat

menambah koleksi pemain game ini serta membantu mengenalkan

candi-candi Trowulan Mojokerto karena stiker ini dapat ditempel di motor,

mobil, laptop yang dapat dilihat oleh orang banyak. Stiker sengaja

didesain memiliki karakter lucu yang mewakili tiap-tiap candi agar lebih

(57)

3.9 Jadwal Kegiatan

Berikut adalah jadwal kegiatan penulis selama mengerjakan Tugas Akhir

pembuatan game "construct temples".

Tabel 3.5 jadwal kegiatan

No Kegiatan

Oktober November Desember Januari Februari 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pra Produksi 2 Ide Konsep

3 Design game

4 Sound effect

Backsound

Produksi 5 Prototype

6 Interface

7 Testing game

dan revisi

8 Game Final

Pasca Produksi 9 Finishing

(58)

3.10 Anggaran Dana

Dalam kegiatan pembuatan game Tugas Akhir ini, anggaran dana diuraikan

(59)

11 Cetak dan Frame

Poster A1 Publishing 1 Item 125.000 125.000

12 Merchandise Publikasi - 300.000 300.000

13 Sewa Tempat

Pameran Publikasi - 1.200.000 1.200.000

14 Biaya Dekor Stand

Pameran Publikasi - 375.000 375.000

Gambar

Tabel 3.1 Analisa data materi game arcade puzzle. Subjek Observasi Literatur Kesimpulan
Tabel 3.2 Analisa data materi candi-candi di Trowulan Mojokerto. Subjek Observasi Literatur Kesimpulan Keyword
Gambar 3.2 Stage pada Game "Tower Bloxx: My City".
Tabel 3.4 Analisa STP
+7

Referensi

Dokumen terkait

 P  Peenu nunt ntun un F Fit itok okiimi mia a da dallam am F Far

Penulisan ini akan menjelaskan isu- isu berkaitan pengetahuan pedagogi guru dan amalannya dalam proses pengajaran dan pembelajaran di pusat tahfiz tersebut yang perlu diberi

Begitu pula dengan pemberian otonomi dan tuntutan yang tidak memiliki perbedaan yang signifikan antara pemberian otonomi dan tuntutan dalam gaya pengasuhan ayah

hal yang berkaitan dengan penciptaan karya seni program feature yang mengangkat objek sebuah komunitas animal rescuer bernama Welfarian Surabaya dengan mengangkat

Among the indicators, the TOC/TOC ref , POM-C, population density and biomass of earthworms show high sensitivity to assess changes in soil quality of

Berdasarkan hasil penelitian, aktivitas antibakteri bakteriosin yang dihasilkan oleh isolat Lactobacilus casei dari sotong kering hilang dengan penambahan enzim

Pernyataan Staf memberikan layanan sesuai SOP Staf memiliki tangungjawab yang tinggi Staf memiliki kemampuan kerja yang tinggi Staf mampu memberikan layanan secara

Pusat permukiman baru yang dipromosikan dalam Kabupaten Bireuen adalah Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp), antaralain: a. Kawasan ini akan merujuk kepada pengembangan