• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Media Promosi Toko Buku Reading Lights

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Media Promosi Toko Buku Reading Lights"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN MEDIA PROMOSI TOKO BUKU READING LIGHTS

DK 26313/Tugas Akhir Semester II 2013-2014

Oleh:

Aditya Budi Januismanto 52109001

Program Studi Desain Grafis

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)
(3)
(4)

57

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Aditya Budi Januismanto Tempat Tanggal Lahir : Sleman, 09 Januari 1991 Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Nikah

Alamat Lengkap : Wisma 1 PusdikPom blok iv no 31 rt 03 rw 25, Kec. Cimahi tengah, Kel. Baros, Kota Cimahi

No Telepon/HP : 087822928996

Email :budijanu@gmail.com

(5)
(6)

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 2

(7)

vii

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL ... 21

III.1 Strategi Perancangan ... 21

III.1.1 Perancangan Promosi Media ... 21

III.1.2 Pendekatan Komunikasi ... 22

III.1.2.1 Pendekatan Verbal ... 22

BAB VI TEKNIS PROMOSI MEDIA ... 31

IV.1 Media Utama ... 31

IV.1.1 Poster ... 31

IV.1.2 Teknis Produksi ... 32

IV.1.3 Pengumpulan Material ... 32

(8)

viii

IV.1.5 Pengolahan Ilustrasi ... 34

IV.1.6 Penggabungan Gambar ... 32

IV.2. Media Pendukung ... 39

IV.2.1 Web Banner ... 40

IV.2.2 Brosur ... 41

IV.2.3 Website ... 42

IV.2.4 Flyer ... 43

IV.2.5 X-Banner ... 44

IV.2.6 Kartu Member ... 45

IV.2.7 Stiker ... 45

IV.2.8 Pembatas Buku ... 46

IV.2.9 Iklan Media Cetak ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 48

(9)

48 DAFTAR PUSTAKA

Pustaka Bersumber buku

Beckam, Maynard (2007:1). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Bandung: Alfabeta

Ben M. Eins (1974: 378) (2007). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Bandung: Alfabeta.

Berman, Evans (2001:3). Pemasaran Barang dan Jasa, Yogyakarta: Kanisius.

Buchari, Alma (2007). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Bandung: Alfabeta

Charles F Philips Ph.D, Delbert J. Ducan Ph.D(2007:1). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Bandung: Alfabeta.

Dwijayani Ingrid, Hertanto Meiyani (2009). The Acrylic Book, Jakarta: M & A art Material.

Guntur, H (1986). Suatu keterampilan berbahasa, Bandung: Angkasa Kursianto Adi (2008). Desain Layout dari PageMaker ke InDesign CS3, Jakarta: Elex Media Komputindo.

Levy , Weitz (2001:8). Pemasaran Barang dan Jasa, Yogyakarta: Kanisius. Rismiati,C., & Suratno (2001). Pemasaran Barang dan Jasa, Yogyakarta: Kanisius.

Stanton, William J. (1981: 445) (2007). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Bandung: Alfabeta.

Utomo, P (Ed). (1996). Marketing Plus 2000 Siasat Memenangkan Persaingan Global. Jakarta: Gramedia

Yuliastanti Ana (2008). Bekerja Sebagai Desainer Grafis, Jakarta: Esensi Pustaka Bersumber Internet

(10)

49 Pustaka Bersuber Jurnal

Hafidiah Atin. (2009). Handout Dasar Dasar Bisnis. Politeknik Piksi Ganesa. Bandung

Pustaka Bersuber Wawancara

(11)

i KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah S.W.T. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul PERANCANGAN MEDIA PROMOSI TOKO BUKU READING LIGHTS.

Dalam laporan ini berisi tentang perancangan media promosi yaitu sebagai informan, mulai dari proses pencarian data, proses penelitian masalah, hingga proses perancangan.

Dalam pembuatan laporan tugas akhir ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar - besarnya kepada Puti Astrid selaku manager Reading Lights, dan staf karyawan lainya yang telah memberikan kesempatan sehingga laporan ini dapat selesai dengan lancar. Semoga Allah SWT memberikan keridhoan kepada setiap usaha kita.

Akhir kata semoga Laporan Tugas Akhir dapat memenuhi syarat dan ketentuan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar laporan ini dapat lebih baik lagi.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Penyusun

(12)

1 BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Bangsa Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak akan bisa maju selama belum memperbaiki kualitas sumber daya manusia bangsa kita. Kualitas hidup bangsa dapat meningkat jika ditunjang dengan membaca buku. Dengan banyaknya membaca, memungkinkan kita berpikir kritis, kreatif, dan produktif.

Problematika mendasar masalah minat baca pada masyarakat Indonesia adalah pada tingkat intensitas aktivitas membacanya yang masih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan Asia. Faktor budaya dapat dikatakan sebagai penyebab dari permasalahan tersebut dimana budaya lisan dan visual di Indonesia lebih dominan dan menunjukkan angka mayoritas terhadap budaya baca. Disamping itu juga tingkat keberadaan penduduk Indonesia yang tergolong rendah merupakan penghalang terhadap aktivitas membaca.

Permasalahan tersebut juga dipengaruhi oleh seberapa jauh proses pengenalan perilaku dan minat baca sedini mungkin. Untuk hal tersebut peran orang tua dan lingkungan anak lebih diutamakan sebagai pembentukan semangat membaca dalam diri anak. Pada umumnya anak yang gemar membaca mendapat pengaruh dari orang tua maupun lingkungannnya yang kemudian pengaruh itu berkembang menjadi rangsangan pada si anak untuk menumbuhkan minat dan perilaku gemar membaca.

(13)

2

Toko buku bekas merupakan salah satu media sebagai penunjang untuk meningkatkan pendidikan. Banyak toko buku bekas yang terdapat di indonesia khususnya di bandung, Palasari merupakan salah satu tempat menjual dan membeli buku bekas, tetapi biasanya orang malas datang karena dari segi penataan buku yang kurang teratur.

Reading Lights merupakan toko buku bekas yang terdapat di Bandung bukan perpustakaan. Banyak pelanggan yang menganggap Reading Lights adalah perpustakaan, selain itu banyak buku berkualitas baik dengan harga yang cukup terjangkau guna menarik minat baca pengunjung yang datang. Sulitnya mencari buku – buku berkualitas dengan harga murah membuat menurunya minat baca terhadap buku. Terlihat dari pengunjung yang datang ke Reading Lights menurunya minat baca terhadap buku.

Menurut data statistik jumlah pengunjung yang ada di Reading Lights adanya penurunan jumlah pengunjung dari tahun ke tahun sebanyak 20%. Sering kali terjadi pengunjung yang datang ke Reading Lights kurang menyadari bahwa adanya keberadaan toko, yang melainkan terjadinya pemahaman antara toko dan perpustakaan. Kurangnya media informasi terhadap Reading Lights sebagai toko buku bekas di Bandung, membuat keberadaan Reading Lights kurang di kenal oleh masyarakat sekitar Bandung.

I.2 Identifikasi Masalah

• Adanya kesalahpahaman persepsi toko buku dan perpustakaan pada toko buku Reading Lights

• Penyampaian media informasi yang tidak tepat sasaran pada toko buku Reading Lights

• Terjadinya penurunan jumlah pengunjung di Reading Lights I.3 Rumusan Masalah

(14)

3 I.4 Batasan Masalah

Batasan masalah yang ada hanya membahas seputar Reading Lights di kota Bandung dalam kurun waktu 2014.

I.5 Tujuan Perancangan

Berdasarkan uraian latar belakan dan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang hendak di capai antara lain:

• Memperkenalkan Reading Lights sebagai toko buku bekas yang memiliki tempat baca dan cafe yang berada di kota Bandung.

(15)

4

BAB II

TOKO BUKU BEKAS READING LIGHTS II.1 Sejarah dan Teori

II.1.1 Pengertian Toko

Perkembangan dunia bisnis belakangan ini sangat mendukung perkembangan bagi para toko yang berada di pasar, terutama para toko besar. Meningkatnya tingkat konsumsi dan hasrat berbelanja masyarakat membuat industri ini semakin dilirik oleh para pelaku bisnis. toko adalah suatu penjualan dari sejumlah kecil komoditas kepada konsumen. Berikut ini definisi toko menurut beberapa ahli:

1) Menurut Levy dan Weitz (2001:8) “toko adalah satu rangkaian aktivitas bisnis untuk menambah nilai guna barang dan jasa yang dijual kepada konsumen untuk konsumsi pribadi atau rumah tangga”. Jadi konsumen yang menjadi sasaran dari toko adalah konsumen akhir yang membeli produk untuk dikonsumsi sendiri.

2) Menurut Berman dan Evans (2001:3) “toko merupakan suatu usaha bisnis yang berusaha memasarkan barang dan jasa kepada konsumen akhir yang menggunakannnya untuk keperluan pribadi dan rumah tangga”. Produk yang dijual dalam usaha toko adalah barang, jasa maupun gabungan dari keduanya.

II.1.2 Pengertian Buku

(16)

5

1. Buku adalah rekaman susunan rasial yang disusun untuk maksud-maksud dan tujuan-tujuan instruksional. Hall-Quest (1915) dalam Tarigan, 1986:11

2. Buku adalah buku yang dirancang untuk penggunaan di kelas, dengan cermat disusun dan disiapkan oleh para pakar atau ahli dalam bidang itu dan diperlengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang sesuai dan serasi. Bacon (1935) dalam Tarigan, 1986:11

3. Buku adalah sarana belajar yang biasa digunakan di sekolah-sekolah dan di perguruan tinggi untuk menunjang suatu program pengajaran. Buckingham (1958) dalam Tarigan, 1986:11

II.1.3 Pengertian Toko Buku Bekas

Pada zaman global sekarang, pendidikan merupakan sesuatu yang penting. Karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan sekarang telah menjadi kebutuhan pokok yang harus dimiliki setiap orang agar bisa menjawab tantangan kehidupan.Untuk memperoleh pendidikan, banyak cara yang dapat dicapai. Diantaranya melalui toko buku. Karena di toko buku berbagai sumber informasi bisa diperoleh, selain itu banyak juga manfaat lain yang dapat diperoleh melalui toko buku. Ketika mendengar kata perpustakaan, dalam benak langsung terbayang sederetan buku-buku yang tersusun rapi di dalam rak sebuah ruangan. Pendapat ini kelihatannya benar, tetapi kalau mau diperhatikan lebih lanjut, hal itu belumlah lengkap. Karena setumpuk buku yang diatur di rak sebuah toko buku tidak dapat disebut sebagai sebuah perpustakaan. Walaupun secara teoristis perpustakaan dan toko buku termasuk kedalam sumber informasi tercetak.

Toko buku dalam Harrod’s Librarians’ Glosary and Reference book di definisikan sebagai beriku :

(17)

6

Setiap toko buku tidak terlepas dari penggagas usaha toko buku itu sendiri yang di kenal dengan penjual buku. Selanjutnya, adapun definisi penjual buku sebagai berikut :

“a dealer having a varied selection of books covering a wide range of

subjects and of all types. Somtinge second- hand books are also stocked”.

Dalam definisi di atas di jelaskan bahwa toko buku bekas juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari penjual buku karena buku bekas pada dasarnya tetap memuan informasi serta mencangkup variasi objek.

Joan M reitz dalam Directory of Library and information Science (2004), yaitu sebagai berikut :

‘ a bookstore that specialize in books that have had at last one previouse

owner, samtiems limited to partiular genre, such as mistery or science fiction,

lower than the list price of a new copy. Some bookstores sell new and used books’

Definisi di atas dapat diketahui bahwa toko buku bekas merupakan sebuah toko buku yang khusus menjual buku-buku bekas yang setidaknya pernah dimiliki oleh seseorang. Terkadang buku-buku tersebut terbatas pada sebuah aliran tertentu seperti misteri atau fiksi ilmiah, dan biasanya harganya lebih murah dibandingkan dengan stok yang baru. Toko buku bekas terkadang menjual buku bekas dan baru. II.1.4 Sejarah dan Perkembangan Toko Buku Bekas

(18)

7

Penjualan buku bekas kian meluas di kawasan Eropa Barat. Di Inggris, pada masa itu, terdapat “Temple Of The Muses” of James Lackington dengan ratusan bahkan ribuan buku dan menjadi toko buku terbesar di negeri itu dalam kurun waktu yang lama. Di samping Inggris, Kota Paris pernah pula menjadi “rumah” terbaik bagi penjualan buku bekas juga ditunjang dengan adanya katalog untuk pecinta buku yang dipublikasikan oleh G.F. Debure.

Di benua Amerika, penjualan buku bekas dan buku langka berhasil dengan baik karena terdapat sejumlah kolektor buku yang kaua. Salah satu yang terkenal saat itu adalah A.S.W Rosencbach yang juga merupakan penjual buku dari New York pada abad ke-19. Selain benua Eropa dan Amerika, usaha toko buju juga terdapat di Asia sejak tahun 1900-an. Di Jepang, terdapat suatu area bernama Jinbocho yang berada di Tokyo. Pada tahun 1913, kebakaran besar terjadi di Jinbocho dan hingga tidak ada apapun yang tersisa. Beberapa tahun setelah itu, seseorang mendirikan toko buku bekas dan mendapat kesuksesan berkat di dukung oleh beberapa penulis terkenal pada saat itu. Saat ini Jinbocho telah menjadi pusat penjualan buku, baik buku baru maupun buku bekas.

Di Indonesia, khususnya Jakarta, penjualan buku bekas telah ada sejak pertengahan tahun 1970-an di kawasan Kwitang Jakarta pusat. Sebagaimana yang di liput pada harian Sinar Harapan tanggal 29 Januari 2008, pada awalnya penjualan buku-buku bekas berada di depan Gedung GPI yang saat ini beralih menjadi gedung Melenium. Tidak lama setelah itu tahun 1979, Kwitang menjadi tempat penjualan bursa buku bekas dengan 40 pedagang buku dan semakin dikenal sebagai tempat penjualan buku murah yang mencangkup berbagai subjek dengan harga yang dapat di tawar.

(19)

8 II.1.5 Sejarah Reading Lights

Reading Lights pertama kali beroperasi pada tanggal 11 Februari 2006. Saat itu Reading Lights hanya menjual buku second berbahasa Inggris saja. Buku-buku tersebut sebagian didapat dari beberapa relasi pemilik yang memiliki Buku- buku-buku bekas yang sudah tidak ingin dikoleksi dan sebagian lagi didapat dari koleksi pribadi pemilik yang memang ingin dilepas. Buku yang terkumpul berjumlah kurang lebih 2000 buku, jumlah yang memang ideal untuk memulai sebuah toko buku bekas.

Sementara rak-rak buku serta elemen interior lainnya adalah barang-barang yang sebelumnya sempat digunakan oleh pemilik dalam mengelola bisnis sebelumnya dilokasi yang sama di tempat sekarang Reading Lights beroperasi.

Adapun alasan dibalik pemilihan nama Reading Lights pada mulanya adalah karena pemilik berkeinginan selain menjual buku bekas berbahasa Inggris juga menjual lampu baca. Namun seiring waktu filosofi dibalik nama ‘Reading Lights’ pun tercipta. Kata ‘Reading’ selain mewakili arti harfiah ‘membaca’ yang dikaitkan dengan buku yang menjadi main selling item di Reading Lights, juga diartikan sebagai proses belajar. Dimana ‘membaca’ yang dimaksud disini adalah ‘membaca pelajaran yang disodorkan oleh pengalaman ataupun perjalanan hidup yang dialami di Reading Lights’.

Sementara kata ‘Lights’ sendiri yang berarti ‘cahaya’ secara harfiah, mewaliki makna ‘ilmu’ yang terkandung dalam pengalaman tersebut (ataupun buku). Jadi dapat disimpulkan ‘Reading Lights’ memiliki makna filosofis menyerap ataupun mendapatkan ilmu dari proses/perjalanan/pengalaman hidup.

Makna filosofi ini kemudian diterapkan lebih lanjut dalam proses manajemen, baik dalam menghadapi customer dan pihak luar yang terkait dengan proses operasional Reading Lights maupun proses manajemen internal terkait dengan pengayaaan & peningkatan kualitas SDM.

(20)

9

setiap orang yang berinteraksi dengan Reading Lights. Dan menjalankan misi dengan menggunakan buku sebagai sarana untuk berinteraksi dalam rangka menciptakan suasana yang kondusif untuk terjadinya proses-proses pembelajaran baik untuk customer, staf, sekaligus pemiliknya.

Dengan visi dan misi seperti yang disebut diatas Reading Lights tidak menjalankan usahanya secara komersil namun tidak menutup kemungkinan bisnis di Reading Lights dikembangkan menjadi lebih komersil jika dirasakan perlu untuk mempertahankan keberadaan Reading Lights dengan tanpa mengubah brand image-nya sebagai toko buku bekas berbahasa Inggris dengan kafe sebagai pelengkapnya.

Berikut ini adalah sejarah perkembangan Reading Lights dari awal mulai beroperasi sampai sekarang:

• Pada tanggal 11 Februari 2006; mulai beroperasi.

• Sekitar tahun 2007; berdasarkan beberapa saran dari customer yang ingin membaca buku ditempat Reading Lights menyediakan minuman dan makanan ringan alakadarnya yang bisa dibeli oleh customer. Dan sekitar akhir 2007 Reading Lights membentuk ‘Coffee Corner’ sebagai side business.

• Tahun 2008; Reading Lights membangun relasi dengan berbagai macam komunitas yang kemudian menghasilkan dibentuknya beberapa circle (klub aktifitas), dan mengadakan beberapa acara dan kegiatan. Hal ini yang kemudian menjadi dasar pemikiran tagline service yang diterapkan di Reading Lights (Customer is a friend, not a king)

• Tahun 2009; Reading Lights melakukan banyak pembenahan manajerial dan administrasi terutama yang berhubungan dengan bidang administrasi finansial, serta mulai menjalankan kegiatan annual charity; kegiatan amal tahunan yang dilaksanakan sebagai rangkaian dari acara perayaan ulang tahun Reading Lights.

(21)

10

tetap diadakan untuk menjadikan Reading Lights sebagai tempat melting spot semua kalangan dari berbagai macam latar belakang.

• Tahun 2011; pembenahan manajemen dilanjutkan ke pembenahan manajemen dalam ‘Coffee Corner’. Meskipun merupakan side business, ‘Coffee Corner’ telah menjadi brand image yang melekat dengan Reading Lights, terutama jika dihubungkan dengan Reading Lights yang selalu dikaitkan dengan buku bekas berbahasa Inggris dan kopi. Mengingat hal ini, RL perlu lebih memperhatikan kualitas kopi serta penyajiannya. Maka di pertengahan tahun 2011, Reading Lights menjalin kerjasama dengan salah satu produsen kopi di Bandung serta menetapkan karakter kopi Reading Lights dan menjadi item ‘Coffee Corner’ yang paling diminati oleh customer asing juga para penikmat kopi lainnya.

• Tahun 2012; Reading Lights menetapkan tagline serviceCustomer is a friend, not a king’.

II.I.6 Reading Lights

Reading lights merupakan salah satu toko buku bekas yang ada di Bandung, yang berdiri sejak tahun 2006. Selain menjual buku bekas, Reading Lights juga memiliki Coffee Corner yang cukup di minati banyak pengunjung. Selain itu banyak hasil kerajinan tangan yang menjadi daya tarik sebagai cindera mata bagi pengunjung yang pertama kali datang. Sejak awal didirikan, Reading Lights memang ingin tampil berbeda dari toko buku pada umumnya. Toko buku didesain dengan suasana homey sehingga pengunjung merasa nyaman saat mencari buku atau membaca di ruang baca.

Reading Lights juga terbuka untuk kegiatan komunitas lain di luar penikmat baca dan buku yang disebut "circle". Ada "circle" menulis, membatik, backpacker dan penikmat film. Pengunjung yang datang juga bisa bergabung dengan circle ini sesuai dengan bidang yang diminati

(22)

11

dan menjadikan adanya alih fungsi Reading Lights yang menjadikan banyak konsumen hanya menikmati fasilitas wii-fi dibandingkan dengan keberadaan buku di Readig Ligts itu sendiri.

Masih kurang terkenalnya keberadaan Reading Lights sebagai toko buku bekas di bandung, banyak membuat pengunjung baru yang ragu reading lights sebagai toko buku bekas, melainkan banyaknya anggapan sebagai perpustakaan dengan fasilitas coffee corner di dalamnya. Terjadinya penurunan pengunjung dari tahun ke tahun yang terlihat pada tabel berikut :

Data Pengunjung Reading Lights dalam 3 tahun TAHUN

Tabel II.1 Data Pengunjung Reading Lights

Sumber Dari : Reading Lights

(23)

12

Gambar II.1 Toko Buku Bekas Reading Lights

Sumber dari : Reading Lights

(24)

13

Gambar II.2 Fasilitas Reading Lights

Sumber dari : Dokumen Pribadi

Gambar II.3 Fasilitas Reading Lights

(25)

14

Gambar II.4 Mesin Coffee Corner Reading Lights

Sumber dari : Dokumen Pribadi

Gambar II.5 Fasilitas Reading Lights

(26)

15 II.2 Pemasaran

Istilah pemasaran dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama marketing. Asal kata pemasaran adalah pasar yaitu market. Apa yang dipasarkan itu, ialah barang dan jasa. Memasarkan barang tidak berarti hanya menawarkan barang atau menjual tetapi lebih luas dari itu. Di dalamnya tercakup berbagai kegiatan seperti membeli, menjual, dengan segala macam cara, mengangkut barang, menyimpan, mensortir dan sebagainya. Adapula beberapa pengertian marketing yaitu sebagai berikut:

- Menurut Charles F Philips Ph.D and Delbert J. Ducan Ph.D, yang di kutip dari buku Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa dalam bukunya “Marketing Principles and Methods” menyatakan bahwa “Marketing the activities necessary to place tangible goods in the hand of house hold consumers and users. Artinya, marketing yang oleh para pedagang diartikan sama dengan distribusi dimaksudkan segala kegiatan untuk menyampaikan barang-barang ke tangan konsumen (rumah tangga) dan ke konsumen industri. Selanjutnya ditambahkan bahwa excluding only such activities as involve a significant change in the form of goods. Jadi dalam kegiatan marketing itu tidak termasuk kegiatan perubahan bentuk barang yang kita jumpai di dalam industri. - Menurut Maynard and Beckam yang dikutip dari buku Manajemen

Pemasaran dan Pemasaran Jasa dalam bukunya “Principles of Marketing” menyatakan “Marketing embraces all business activities involved in the flow of goods and services from physical production to

(27)

16

Yang perlu mendapat perhatian dari batasan-batasan di atas ialah batasan marketing yang menyangkut adanya place, time and possession utility. Di samping tiga utility di atas masih ada satu lagi yaitu utillity of form.

II.2.1 Tujuan Pemasaran

Philip dan Ducan menyatakan bahwa menurut a Bird’s Eye View of the Marketing Task digambarkan, apabila kita naik pesawat maka kita akan lihat kebawah, ada petani dan pedagang-pedagang yang barusaja di angkut ke toko-toko. Di sampig itu tampak pula pabrik-pabrik yang menghasilkan bahan-bahan baku, onderdil dari bermacam-macam barang seperti motor, mobil, alat-alat listrik yang di kirim untuk di jual ke grosir-grosir, atau pedagang eceran. Negara berkembang merupakan negara yang sudah maju dalam industri barang-barang dan jasa yang ditawarkan ke pasar, saling bersaingan. Di Negara tersebut dapat di jumpai situasi Buyer’s Market, dimana para pembeli berkuasa, yang dapat memilih barang sesuai kemampuanya, menghadapi penjual satu sama lain bersaingan. (Dikutip dari Manajemen pemasaran dan pemasaran jasa, 2007)

Para penjual berusaha merebut hati konsumen dengan berbagai cara seperti meningkatkan servis, memberi hadiah, korting, harga obral, iklan, papan reklame, dan sebagainya. Hal tersebut setidaknya membuat peningkatan terhadap penjualan maupun jumlah pengunjung.

II.2.2 Promosi

Banyak pandangan yang diungkapkan dalam berbagai literatur tentang pengertian promosi, antara lain :

- Menurut Ben M. Eins (1974: 378) yang di kutip dari buku Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa mengatakan “Defines promotion as communications that inform potential costumers have want satisfying

capabilities.”

(28)

17

promotion is an exercise in information, persuasion and conversely, a

person who is persuaded is also being informed.

Berdasarkan pengertian promosi diatas, dapat disimpulkan promosi itu adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan yang menyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa. Tujuan promosi ialah memperoleh perhatian, mendidik mengingatkan, dan meyakinkan calon konsumen.

William Shoell (1993: 424) menyatakan “Promotion is marketers’effort to communicate with target audiences. Communication is the process them.”

Promosi ialah usaha yang dilakukan oleh marketer, berkomunikasi dengan calon audiens. Komunikasi adalah sebuah proses membagi ide, informasi, atau perasaan audiens.

Adapula tujuan utama dari promosi ialah memberi informasi, menarik perhatian dan selanjutnya memberi pengaruh meningkatnya penjualan. Promotion’s and to reassure (Schooell, 1993: 424) tujuan promosi ialah memperoleh perhatian, mendidik, meyakinkan.

Suatu kegiatan promosi jika dilaksanakan dengan baik dapat mempengaruhi konsumen mengenai dimana dan bagaimana konsumen membelanjakan pendapatanya. Promosi berusaha agar demand tidak elastis. Promosi dapat membawa keuntungan baik bagi produsen maupun konsumen.keutungan bagi konsumen ialah konsumen dapat mengatur pengeluaranya menjadi lebih baik, misalnya konsumen yang membaca iklan, ia dapat membeli barang yang lebih murah. Dengan dipasangnya iklan di surat kabar, majalah dan sebagainya, maka harga surat kabar bisa terjangkau oleh masyarakat umum. Jika surat kabar tidak ada penghasilan dari pemasangan iklan, maka harga surat kabar tersebut tidak akan mahal.

(29)

18

Keutuntungan bagi produsen ialah promosi dapat menghindarkan persaingan berdasarkan harga, karenna konsumen membeli barang karena tertarik akan mereknya. Promosi menimbulkan goodwill terhadap merek. Promosi bukan saja meningkatkan penjualan tapi juga dapat menstabilkan produksi. Keutungan penjualan ialah perusahaan dengan goodwill yang besar akan dapat memperoleh modal dengan mudah.

Sebaliknya kerugian bagi produsen ialah :

- Konsumen mengharapkan barang – barang yang di produksi oleh pabrik mempunyai uniformitas, artinya mutunya selalu baik dan harga stabil sesui dengan promosi yang dilancarkan, tetapi kadang – kadang hal ini tidak dapat dipenuhi.

- Apabila perusahaan sudah mulai dengan usaha promosi, maka usaha tersebut harus dilakukan terus – menerus, ini menyebabkan biaya promosi akan selalu ada bahkan meningkat pula.

Sebagai media dari Advertising ialah surat kabar, majalah, surat (Direct mail), TV, Radio, papan reklame, neon box, katalog buku, poster, kartu member dan sebagainya. Pemilihan media advertising akan digunakan tergantung pada daerah yang dituju, konsumen yang di harapkan, daya tarik yang digunakan oleh media – media tersebut, fasilitas yang di berikan oleh media – media tersebut dalam hal biaya.

II.2.3 Media Luar Ruang

Media luar merupakan Iklan apapun yang dibuat atau dilakukan di luar ruangan untuk mempublikasikan atau mempromosikan bisnis, produk, layanan atau jasa anda. Jenis iklan di luar ruangan dapat berupa billboar timbul dan yang lainnya.

(30)

19

Media Poster yang di devinisikan Menurut Sudjana dan Rivai (2007:51), poster adalah sebagai kombinasi visual dari rancangan yang kuat, dengan warna, dan pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang yang lewat tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang berarti di dalam ingatannya. Jadi poster dapat didefinisikan sebagai kombinasi visual dari rancangan yang kuat, dengan warna, dan pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang. Jika ingin menarik perhatian dan mempunyai pengaruh yang cukup kuat dalam menyampaikan pesan, poster haruslah memiliki daya tarik pandang yang kuat. Untuk itu dalam mendesain poster haruslah mematuhi karakteristik poster.

II.2.4 Periklanan

Menurut Kotler yang di kutip dari buku Pemasaran barang dan Jasa periklanan terdiri dari bentuk – bentuk komunikasi noo-personal yang dilakukan

lewat media bayaran dengan sponsor yang jelas. Para pemasang iklan tidak saja terdiri dari perusahaan – perusahaan dagang atau manufaktur tetapijuga organisai – organisasi nirlaba seperti museum, yayasan sosial, dan lain sebagainya.

Berdasarkan promosi periklanan yang telah dilakukan Reading Ligts, melakukan periklanan dengan sosial media yaitu facebook dan tweeter, selain itu dengan menggunakan selebaran pamflet yang tersedia di depan meja caseer. II.2.5 Tujuan Periklanan

Langkah pertama dalam menyusun program pemasaran adalah menentukan tujuan periklanan. Tujuan ini pun harus didasarkan pada keputusan terdahulu mengenai target pasar, posisi pemasaran. Periklanan yang digunakan haruslah menarik guna memikat pengunjung baru untuk Reading Lights.

II.3 Segmentasi

(31)

20 II.3.1 Tujuan Segmentasi

Tujuan dari segmentasi adalah untuk menghemat usaha – usaha pemasaran dengan menitik beratkan kepada pembeli yang berminat tinggi untuk membeli. Sealin itu segmentasi dilakukan untuk menghubungkan antara kebutuhan dengan tindakan. Perusahaan menetapkan cara dan menggunakan dasar – dasar yang berbeda untuk memisahkan pasar tersebut, kemudian mengembangkan karaktersitik yang ada pada setiap segmen.

II.3.4 Hubungan Masyarakat (Public Relation)

(32)

21 BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan

III.1.1 Perancangan Promosi Media

Dalam strategi perancangan promosi media mengenai Reading Lights ditujukan untuk masyarakat umum namun dikhususkan kepada target market. Strategi perancangan yang akan dilakukan mengenai permasalahan yang ada di Reading Lights yaitu meningkatkan jumlah pengunjung baik yang sudah mengetahui maupun yang belum mengetahui mengenai toko buku bekas Reading Lights. Untuk mencapai suatu tujuan diperlukan beberapa media yang saling melengkapi dan saling menguatkan. Strategi perancangan ini akan dibuat media Poster yang akan di tempatkan di berbagai tempat yang strategis, yang akan dilakukan dengan memfokuskan promosi terhadap Reading Lights.

Maka target audiens yang ditentukan berdasarkan segi demografis, psikografis dan geografis sebagai berikut.

a. Demografis

• Usia : Dewasa awal usia 19 tahun – 40 tahun • Status ekonomi sosial : menengah keatas • Jenis kelamin : laki-laki dan perempuan • Status : mahasiswa, pegawai, pengusaha b. Psikografis

• Target audiens yang berkpribadian santai, bebas, supel.

• Target audiens yang suka membaca, ingin membeli buku, bersantai.

c. Geografis

(33)

22 III.1.2 Pendekatan Komunikasi

Pendekatan komunikasi yang dilakukan dalam pelaksanaannya menggunakan media poster yang akan memberikan informasi mengenai toko buku bekas Reading Lights yang mempromosikan bahwa ada toko buku bekas di bandung dengan buku - buku langka yang jarang di jual seperti halnya di toko buku bukas seperti biasanya.

• Tujuan Komunikasi

Komunikasi ini bertujuan untuk mempromosikan pada masyarakat mengenai toko buku bekas Reading Lights dan memberikan informasi bahwa Reading Lights memiliki kelebihan tertentu.

III.1.2.1 Pendekatan Verbal

Pendekatan verbal yang dilakukan agar pesan atau tujuan dari komunikasi yang ingin disampaikan tepat sasaran maka akan dilakukan perancangan promosi Reading Lights dengan menampilkan tagline dan beberapa kata pendukung dengan menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris yang dipadukan, hal ini dikarenakan target konsumen dari perancangan promosi yaitu di tujukan kepada kalangan dewasa muda seperti mahasiswa dan pegawai kantoran.

III.1.2.2 Pendekatan Visual

Strategi atau pendekatan visual yang dilakukan dengan perancangan yang dapat mewakili semua pesan utama secara singkat padat dan dapat dimengerti oleh target sasaran. Dengan menggunakan unsur grafis seperti garis dan latar belakang agar desain terlihat lebih menarik. ilustrasi yang digunakan sebagai

gambaran Reading Lights digunakan agar lebih jelas Reading Lights ditujukan

(34)

23 III.1.3 Strategi Kreatif

Untuk mencapai suatu tujuan kreatif, maka dibutuhkan strategi yang efektif sehingga dapat meraih perhatian (attention), menumbuhkan minat (interest), merangsang keinginan (desire), dan memperoleh tindakan (action).

Untuk menghasilkan desain promosi toko buku Reading Lights yang lebih baik maka rancangan disesuaikan dengan target konsumen dengan menggunakan strategi kreatif yang tepat pada sasaran pertama - tama membuat sebuah tageline atau slogan yang akan ada pada media promosi. Reading Lights mempunyai tageline yaitu "Costumer is a friend not a king" Hal ini juga dikarenakan target konsumen berdasarkan segmentasi yaitu sebagai kalangan dewasa muda yang memiliki daya tarik akan buku bekas bebahasa asing, terutama di Reading Lights. Sedangkan untuk kata pendukung di pilih berdasarkan karakteristik dari Reading Lights itu sendiri yaitu Reading Lights sebagai toko buku bekas.

III.1.4 Strategi Media

Adapun strategi media yang akan digunakan adalah sebagai berikut : • Pemilihan media poster promosi yang efektif dan disesuaikan

dengan target audience.

• Memaksimalkan media online untuk meluaskan promosi. • Penggunaan media lini bawah diperuntukan sebagai pendukung

media dan pengingat seperti, Print advertisement.

III.1.4.1 Tujuan Media

Tujuan dari media ini adalah sebagai media promosi yang memperlihatkan Reading Lights yang memiliki koleksi buku - buku berbahasa asing kususnya berbahasa inggris. Sehingga memudahkan pelanggan buku bekas untuk mencari buku yang ber kualitas.

III.1.4.2 Pemilihan Media

(35)

24

printing sebagai media iklan. Media ini dipilih karena dapat memberikan pesan secara luas kusunya mencangkup area bandung. Selain itu alasan memilih media poster promosi, karena dapat mempertegas mengenai toko buku bekas Reading Lights yang mudah akan mencari buku bekas berbahasa asing oleh target audiens. III.1.4.3 Media Utama

Adapun media utama yang akan digunakan dalam perancangan media promosi Reading Lights ini adalah Poster. Guna mempermudah pencarian Reading Lights terhadap pelanggan, maka di gunakan media poster sebagai media utama. bagi wisatawan asing maupun lokal dengan adanya poster Reading Lights yang cangkupanya di tempat tempat ramai diharapkan dapat mempermudah mencari informasi mengenain Reading Lights.

III.1.4.4 Media Pendukung

Adapun media pendukung yang menjadi suatu media tambahan atau media promosi yang dibuat oleh sebuah perusahaan untuk mempromosikan produknya sekaligus menjadi media alternatif yang berfungsi sebagai reminder terhadap media utama, maka media pendukungnya meliputi:

1. X-Banner

(36)

25 2. flyer

Sebagai media pendukung yang disebarkan kepada orang yang berjalan di sekitar keramaian dan dibagikan kepada tempat-tempat tertentu. juga di simpan di depan meja kasir Reading Lights.

3. Website

Sebuah media promosi digital yang di tampilkan melalui media internet dan dapan mencangkut kawasan luas di manapun dapan di akses guna mengetahui mengenai Reading Lights.

4. Stiker

Stiker dapat dibagikan kepada konsumen secara cuma - cuma yaitu pada saat pembelian buku bekas yang meliputi produk dari Reading Light itu sendiri.

5. Web Banner

Sebuah media promosi digital dalam bentuk gambar dalam ukuran tertentu yang nantinya akan dipasang pada sebuah halaman website dan mengandung pranala atau link yang akan menuntun user ke halaman website Reading Lights tersebut. Web banner ini nantinya akan diletakan di

6. Kartu Member

Kartu member di sini berfungsi sebagai sarana discount untuk pembelian tepatnya di Reading Lights. kartu member yang di miliki konsumen memiliki discount 25% untuk pembelian buku, discount 10% untuk pembelian di Coffee Corner dan mendapat stamp setiap pembelian buku untuk di tukar dengan buku kembali.

7. Brosure

Sebagai fungsi keterangan mengenai kartu member, fasilitas yang ada di Reading Lights, dan juga berisi profil mengenai Reading Lights.

8. Pembatas Buku

(37)

26 9. Iklan Media Cetak

Iklan medi cetak yang dapat berfungsi sebagai media promosi yang dapat mencangkup di banyak kawasan, dengan biaya yang cukup murah.

III.1.4.5 Strategi Distribusi Bulan

Media Agustus September Oktober November Desember Poster

Tabel III.1 Tabel Strategi Distribusi

(38)

27 III.2 Konsep Visual

Konsep visual Penyusunan dari elemen-elemen desain yang berhubungan kedalam sebuah bidang sehingga membentuk susunan artistik. Hal ini bisa juga disebut manajemen bentuk dan bidang. Tujuan utama konsep visual adalah menampilkan elemen gambar dan teks agar menjadi komunikatif dalam sebuah cara yang dapat memudahkan pembaca menerima informasi yang disajikan. Dalam pembuatan poster sebagai media utama ialah dengan pengambilan beberapa karakter yang terkandung di Reading Ligts, seperti unsur rak buku dengan ciri khas kayunya, warna coklat yang mendominasi, buku yang terdapat di Reading Lights.

III.2.1 Format Desain

(39)

28

Gambar III.1 Konsep Visual Poster Sumber dari : Dokumen pribadi

III.2.2 Tipografi

(40)

29 1. Philosopher

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

1234567890!@#$%^&*()-=

III.2.3 Ilustrasi

Ilustrasi yang digunakan pada perancangan desain ini yaitu berupa perpaduan antara kayu dan buku yang terdapat di Reading Lights kususnya rak buku yang terbuat radi kayu dan buku yang ada di Reading Lights sebagai perpaduan yang pantas untuk Reading Lights.

Gambar III.2. Ilustrasi kayu dan buku

(41)

30 III.2.4 Warna

Warna merupakan unsur visual yang dapat mempengaruhi orang yang melihatnya karena warna memberikan suatu kesan tersendiri, maka dalam hal ini peranan warna juga sangat menentukan. Warna yang digunakan Dominan ke merah hati gradasi ke coklatan dengan nuansa kayu yang elegan dan tegas yang di miliki Reading Lights.

Gambar III.3 Warna

(42)

31 BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA IV.1 Media Utama

Media utama yang akan digunakan dalam mempromosikan Reading Lights ini adalah poster. Postersebagai media yang dapat menampilkan promosi tertentu melalui Cetak Offset yang akan di sebarkan di berbagai tempat ramai yang strategis. Elemen yang terdapat pada poster sendiri dengan menggunakan font Philosoper yaitu font yang meliliki sedikit bentuk melengkung di setiap ujung dari font itu sendiri. Selain itu, font memiliki karakteristik yang cocok untuk kalangan dewasa muda maupun dalam kelas kelas tertentu. Elemen kayu yang di ambil dari rak buku dan sejumlah barang seperti kursi dan meja yang terdapat di Reading Lights merupan ciri kusus dari toko buku Reading Lights.

IV.1.1 Poster

(43)

32

Gambar IV.1 Poster Reading Lights

IV.1.2 Teknis Produksi

Proses pembuatan poster Reading Lights dilakukan dengan cara bertahap, dengan mencari bahan - bahan yang terdapat di Reading Lights guna menjadikan bahan ilustrasi background,warna, font. Setelah mendapatkan bahan - bahan yang di tentukan, di buatlah sketsa manual dan sketsa digital sehingga dapatlah

pembuatan poster dengan menggunakan Adobe Photoshop. Format / Bentuk :Persegi Panjang

(44)

33 IV.1.3 Pengumpulan Material Ilustrasi

Pencarian buku bekas yang cukup langka, dengan menggunakan background kayu.

Gambar IV.2 Material Poster Reading Lights

IV.1.4 Sketsa Awal

(45)

34

(46)

35

Gambar IV.4 Sketsa digital Poster Reading Lights

IV.1.5 Pengolahan Ilustrasi

(47)

36 IV.1.6 Proses penggabunan gambar

Pada proses ini di lakukan dengan menggabungkan gambar untuk digunakan sebagai background media poster Reading Lights yang lebih dominan menggunakan unsur kayu dan buku.

Gambar IV.5 Pembuatan background

(48)

37

Gambar IV.7 Memberi logo dan Tagline

Pada tahap berikut ini selain memberikan tagline dan kelebihan Reading Lights yang terdapat di Reading Lights juga memberikan keterangan waktu buka dan tutup.

(49)

38

Mengambil gambar buku dengan menggunakan foto dan melakukan tahap croping sebagai media ilustrasi.

Gambar IV.9 croping buku

(50)

39

Gambar IV.11 Memberi shadow buku

Gambar IV.12 Memberi Alamat dan kontak

(51)

40 IV.2 Media Pendukung

Tujuan dari media ini adalah sebagai media promosi penunjang selain media utama guna mempromosikan Reading Lights sebagai toko buku bekas berbahasa asing yang ada di Bandung. Dari hasil media utama yaitu poster, maka di dapat beberapa media pendukung yang saling bersangkutan.

IV.2.1. Web Banner

Sebuah media promosi digital dalam bentuk gambar dalam ukuran tertentu yang disesuaikan dan nantinya akan dipasang pada sebuah halaman sosial media dan mengandung pranala atau link yang akan menuntun user ke halaman website Reading Lights tersebut. Webbanner ini nantinya akan diletakan di jejaring sosial lainnya.

(52)

41 Ukuran : 851 pixels x 315 pixels Material : Digital

TeknisProduksi : Digital Imaging IV.2.2 Brosur

Media brosur sebagai media pendukung yang berfungsi sebagai pendekatan kepada masyarakat, dengan menggunakan Artpaper tipis yang memiliki 3 halaman depan dan belakan dengan 2 lipatan yang berisi mengenai fasilitas, fungsi, yang terdapat di toko buku Reading Lights.

Gambar IV.14 Brosur

(53)

42 IV.2.3 Website

Media website yang di buat menggunakan digital yaitu Dreamweaver untuk memudahkan konsumen Reading Lights yang ingin mengetahui mengenai Reading Lights secara Online. Selain dapan di akses di mana saja dengan menggunakan media elektronik gadged ataupun komputer portable. Website yang dibuat haruslah sesuai memiliki tema yang dimiliki Reading Lights dengan mengikuti garis besar dari pembuatan poster reading lights.

Gambar IV.15 Website

Ukuran : 100% fit dengan monitor Material : Digital

(54)

43 IV.2.4 Flyer

Media yang di buat menggunakan Artpaper tipis dan dapat di bagikan langsung, dan di simpan pada meja Caseer di Reading Lights, secara keseluruhan media ini ada sedikit kemiripan dengan media poster dari segi background dan buku sebagai ilustrasi.

Gambar IV.16 flyer

(55)

44 IV.2.5 X-Banner

Media ini digunakan sebagai informasi promosi dari toko buku Reading Lights yang berfungsi agar mengajak orang untuk membeli buku dan mengunjugi Reading Lighs. Penempatannya bisa diletakan di depan Reading Lights dan pada saat Reading Lights open booth di acara bazar dan kegiatan acara lainnya.

Gambar IV.17 X-Banner Ukuran : 160 cm x 60 cm

(56)

45 IV.2.6 Kartu member

Kartu member yang terbuat dari kertas Artpaper tebal, dengan ukuran yang bisa di masukan kedalam dompet di gunakan untuk Discount di Reading Lights.

Gambar IV.18 kartu member

Ukuran : 8.56 cm x 5.11 cm Material : Art Paper 220gr TeknisProduksi : Digital Printing

IV.2.7 Stiker

(57)

46

Gambar IV.19 Stiker

Ukuran : 11,9cm x 4,8cm Material : Sticker vinyl TeknisProduksi : Digital Printing IV.2.8 Pembatas buku

Media yang di cetak menggunakan Artpaper tebal dengan ukuran yang kecil di gunakan sebagai pembatas buku. Dengan menggunakan sebuah slogan BE BILIOPHILE WITH US yaitu dengan arti jadilah orang yang menghargai buku yang bermutu bagi kita. Seseorang yang bilamana telah memegang buku bermutu akan merasa senang.

Gambar IV.20 Pembatas Buku

(58)

47 IV.2.9 Iklan media cetak

Iklan media cetak menggunakan bahan kertas hvs 70gr, yang biasanya mengikuti dari mengikuti dari media cetak itu sendiri. Visual yang terkandung dalam iklan media cetak merupakan turunan garis besar dari poster yaitu cukup memberikan beberapa kata inti.

Gambar IV.21 Iklan media cetak

Gambar

Gambar II.1 Toko Buku Bekas Reading Lights
Gambar II.2 Fasilitas Reading Lights
Gambar II.4 Mesin Coffee Corner Reading Lights
Tabel III.1 Tabel Strategi Distribusi
+7

Referensi

Dokumen terkait

media promosi buku City Branding yang kreatif, efektif agar dapat diterima oleh. anak muda khususnya dan

Widya Padjadjaran adalah salah satu penerbit buku yang berada dikota Bandung, menjadi salah satu sumber media cetak yang cukup memenuhi 4 fungsi yang menjadi syarat dari media

Dari hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa kegiatan promosi yang digunakan di Toko Buku Gramedia Surakarta dalam memasarkan produk adalah

Bangunan Toko Buku memiliki fungsi utama yaitu sebagai tempat menjual berbagai macam buku. Namun seturut perkembangan jaman maka sebuah bangunan Toko Buku harus dapat menampung

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta.. tidaklah cukup untuk menarik minat pengunjung, penataan interior toko buku yang menarik dan nyaman sangat diperlukan untuk meningkatkan minat

Toko Buku Aldi dan Ladang Buku memiliki kesamaan dari jenis produk yang dijualnya, mulai dari buku hasil terbitan terbaru, buku bekas dan buku hasil

Dalam hal ini, permasalahan yang ingin diteliti adalah mengapa pengunjung memanfaatkan toko buku bekas Gudang Buku sebagai tempat pemenuhan kebutuhan informasi,

Berdasarkan observasi awal kendala yang dihadapi pelaku usaha Toko Buku Hottong adalah dalam mengembangkan bisnis khususnya memasarkan dan menjual hasil buku, majalah dan komik di Kota