1 Nama Lengkap : Muhammad Amru M.R.
2 Jenis Kelamin : Laki – Laki
3 Tempat dan Tanggal Lahir : Subang, 13 Juli 1992
4 Alamat : Jl. Situ Saeur Rt/w 22/04, Desa
Sukamelang Kec. Subang Kab. Subang
5 Status : Belum Menikah
6 E-mail : m.amru.m.r@gmail.com
7 Nomor Telepon / HP : 082315984838
8 Kewarganegaraan : Indonesia
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Instansi SDN
Srimukti
SMPN 1 Subang
SMKN 1 Subang
Jurusan - - RPL
Tahun Masuk – Lulus 1998 – 2004
SKRIPSI
Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana
MUHAMMAD AMRU MUHARRAM. R
10111316
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
iii
nikmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Sistem Manajemen Proyek Di CV. JABAR SEJAHTERA”.
Penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa mendapat dukungan, bantuan, dan masukan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT
2. Keluarga Besar terutama kedua orang tua yang senantiasa memberikan doa, dukungan, nasihat dan semangat kepada penulis selama penyusunan skripsi. 3. Tria Nur Oktavia, S.Ap., yang selalu memberikan doa, semangat, kesabaran
dan kasih sayang kepada penulis.
4. Ibu Sufa’atin, S. Kom., M. Kom selaku dosen pembimbing yang senantiasa menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Irfan Maliki, S.T., M. T selaku dosen penguji yang menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.
6. Ibu Gentisya Tri Mardiani, S. Kom., M. Kom selaku dosen penguji yang menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.
7. Bapak Irawan Afriyanto, S.T., M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika yang senantiasa memberikan dukungan, arahan, dan selalu mendengarkan keluh kesah mahasiswanya.
8. Kania Evita Dewi, S.Pd., M.Si selaku dosen wali yang senantiasa memberi arahan, dukungan dan nasehat selama penulis kuliah
iv
11.Seluruh teman – teman terbaik saya seperti Wawan Setiawan, Ipon Syarifudin, Derian Indra Pratama, Anggi Setia Bakti, Nori Cahyana, Dede Hilmat, Syafril Chariul Bahri, yang telah memberikan semangat maupun bantuan dalam membantu punlis pada saat penelitian.
12.Pihak-pihak lainnya yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun akan penulis terima dengan senang hati. Akhir kata semoga skripsi ini dapat berguna dan membantu pagi para pembaca maupun pihap perusahaan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bandung, 25 Agustus 2016 Penulis,
v
ABSTRAC ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ...xii
DAFTAR TABEL ...xix
DAFTAR SIMBOL ... xxiii
DAFTAR LAMPIRAN ...xxv
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 2
1.3 Maksud dan Tujuan ... 3
1.4 Batasan Masalah ... 3
1.5 Metodologi Penelitian ... 4
1.6 Sistematika Penulisan ... 11
BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13
2.1 Profil CV. JABAR SEJAHTERA ... 13
2.1.Visi dan Misi CV. JABAR SEJAHTERA ... 13
2.1.2 Struktur Organisasi dan Deskripsi Kerja ... 14
2.1.3 Logo Perusahaan ... 15
2.2 Landasan Teori ... 15
2.2.1 Pengertian Manajemen ... 15
2.2.2 Pengertian Proyek ... 18
2.2.2.1 Ciri–ciri Proyek ... 18
2.2.2.2 Bentuk Pengerjaan Proyek... 18
vi
2.2.4 Metode Precedence Diagraming Methode (PDM)... 23
2.2.4.1 Perhitungan Maju Pada PDM27 ... 27
2.2.5 Metode Earned Value Methode (EVM) ... 28
2.2.5.1 Perhitungan Planned Value (PV) ... 29
2.2.5.2 Perhitungan Earned Value (EV) ... 29
2.2.5.3 Analisis Varian ... 29
2.2.5.4 Analisis Indeks Kinerja ... 31
2.2.5.5. Analisis Estimasi dan Waktu Penyelesaian ... 32
2.2.6 Manajemen Resiko ... 32
2.2.7 Metode Probability Impact Matrix (PIM) ... 35
2.2.7.1 Identifikasi Resiko ... 35
2.2.7.2 Menentukan Nilai dan Dampak Resiko ... 36
2.2.7.3 Menentukan Tingkat Kepentingan Resiko ... 37
2.2.7.4 Penanganan Resiko ... 38
2.3 Internet ... 39
2.4 HTML (Hyper Text Markup Language) ... 40
2.5 PHP ... 40
2.6 MySql ... 41
2.7 Adobe Dreamweaver ... 41
2.8 Web Browser ... 42
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 43
3.1 Analisis Sistem ... 43
3.1.1 Analisis Masalah ... 43
3.1.2 Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan ... 43
vii
3.1.3.1.1 Aturan Bisnis Perencanaan Proyek
Yang Sedang Berjalan ... 49
3.1.3.1.2 Aturan Bisnis Perencanaan Proyek Yang Diusulkan ... 50
3.1.3.2 Aturan Bisnis Pengerjaan Proyek ... 50
3.1.3.2.1 Aturan Bisnis Pengerjaan Proyek Yang Sedang Berjalan ... 50
3.1.3.2.2 Aturan Bisnis Pengerjaan Proyek Yang Diusulkan ... 51
3.1.3.2.3 Kesimpulan Analisis Aturan Bisnis ... 52
3.1.4 Analisis Pengkodean ... 52
3.1.5 Analisis Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak ... 52
3.1.6 Studi Kasus ... 54
3.1.6.1 Rencana Anggaran Biaya ... 54
3.1.6.2 Pengawasan Sumber Daya Manusia ... 55
3.1.6.3 Perencanaan Jadwal Proyek ... 59
3.1.7 Analisis Perencanaan Proyek ... 61
3.1.7.1 Precedence Diagraming Method (PDM) ... 61
3.1.7.2 Manajemen Resiko ... 69
3.1.8 Analisis Pengendalian Proyek ... 74
3.1.8.1 Perhitungan Bobot Pekerjaan ... 74
3.1.9 Analisis Kebutuhan Non Fungsional ... 91
3.1.9.1 Analisis Kebutuhan Perangkat Keras ... 91
3.1.9.2 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak ... 92
3.1.9.3 Analisis Pengguna ... 92
3.1.10 Analisis Data ... 94
viii
3.1.11.2.2 DFD Level 2 Proses Login ...103
3.1.11.2.3 DFD Level 2 Proses Kelola Data User ...103
3.1.11.2.4 DFD Level 2 Proses Kelola Data Proyek ...104
3.1.11..2.5 DFD Level 2 Proses Kelola Data Mandor ...104
3.1.11.2.6 DFD Level 2 Proses Kelola Data Pekerja ...105
3.1.11.2.7 DFD Level 2 Proses Kelola Data RAB ...106
3.1.11.2.8 DFD Level 2 Proses Kelola Data Detail RAB ...107
3.1.11.2.9 DFD Level 2 Proses Kelola Data Rencana Pekerjaan ...108
3.1.11.2.10 DFD Level 2 Proses Kelola Data Jadwal ...109
3.1.11.2.11 DFD Level 2 Proses Kelola Data Pelaksanaan...110
3.1.11.2.12 DFD Level 2 Proses Kelola Data Anggaran Pelaksanaan ...111
3.1.11.2.13 DFD Level 2 Proses Kelola Data Pengeluaran...112
3.1.11.2.14 DFD Level 2 Proses Kelola Data Resiko ...113
3.1.11.2.15 DFD Level 2 Proses Kelola Data Evaluasi...114
3.1.11.3 Spesifikasi Proses ...115
3.1.11.4 Kamus Data ...140
3.2 Perancangan Sistem ...144
3.2.1 Perancangan Data ...144
3.2.1.1 Diagram Skema Relasi ...145
3.2.1.2 Struktur Tabel ...146
3.2.2 Perancangan Struktur Menu ...151
3.2.2.1 Perancangan Struktur Menu Direktur ...151
ix
3.2.3.2 Perancangan Antarmuka Administrasi dan Keuangan ...170
3.2.3.3 Perancangan Antarmuka Pelaksana ...186
3.2.4 Perancangan Pesan ...203
3.3. Perancangan Jaringan Semantik ...205
3.3.1 Perancangan Jaringan Semantik Direktur ...205
3.3.2 Perancangan Jaringan Semantik Administrasi dan Keuangan ...206
3.3.3 Perancangan Jaringan Semantik Pelaksana...207
3.4 Perancangan Prosedural ...207
3.4.1 Prosedural Login ...207
3.4.2 Prosedural Tambah Data ...208
3.4.3 Prosedural Ubah Data ...209
3.4.4 Prosedural Hapus Data ...210
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN ...213
4.1 Implementasi Sistem ...213
4.1.1 Perangkat Keras Yang Digunakan ...213
4.1.2 Perangkat Lunak Yang Digunakan ...213
4.2 Implementasi Database ...214
4.2.1 Tabel User ...214
4.2.2 Tabel Proyek ...214
4.2.3 Tabel Mandor ...215
4.2.4 Tabel Pekerja ...215
4.2.5 Tabel Rencana Anggaran Biaya ...215
4.2.6 Tabel Detail Rencana Anggaran Biaya ...216
4.2.7 Tabel Rencana Pekerjaan ...216
x
4.2.12 Tabel Pengeluaran ...219
4.2.13 Tabel Evaluasi ...219
4.3 Implementasi Antarmuka ...220
4.4 Pengujian Perangkat Lunak ...223
4.4.1 Skenario Pengujian Blackbox ...223
4.4.2 Kasus dan Hasil Pengujian ...224
4.4.2.1 Pengujian Login ...224
4.4.2.2 Pengujian User ...225
4.4.2.3 Pengujian Proyek ...227
4.4.2.4 Pengujian Mandor ...229
4.4.2.5 Pengujian Pekerja ...230
4.4.2.6 Pengujian Rencana Anggaran Biaya ...231
4.4.2.7 Pengujian Detail Rencana Anggaran Biaya ...232
4.4.2.8 Pengujian Rencana Pekerjaan ...234
4.4.2.9 Pengujian Pelaksanaan ...235
4.4.2.10 Pengujian Anggaran Pelaksanan ...236
4.4.2.11 Pengujian Pengeluaran ...237
4.4.2.12 Pengujian Jadwal ...238
4.4.2.13 Pengujian Resiko ...239
4.4.2.14 Pengujian Keterlambatan ...241
4.4.2.15 Pengujian Evaluasi ...241
4.5 Kesimpulan Pengujian Blackbox ...243
4.6 Pengujian Beta ...243
4.6.1 Wawancara Pengguna Sistem ...243
xi
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ...247
5.1 Kesimpulan ...247
5.2 Saran ...247
249
[1] Abrar.Husen, Manajemen Proyek, Yogyakarta: Andi,2011.
[2] Messah, Y.A. et.al., 2013, "PENGENDALIAN WAKTU DAN BIAYA PEKERJAAN KONSTRUKSI SEBAGAI DAMPAK DARI PERUBAHAN DESAIN )," Jurnal Teknik Sipil , vol. II , No 2, pp. 1-12,
[3] Y. a. Tjahyono, 2008, "MANAJEMEN RESIKO PROYEK PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAKMYBIZ 2DI SOFTWARE HOUSE ABC," Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII, pp. 1-8
[4] M. N. Abdurrahman, "Analisa Pengelolaan resiko proyek-proyek pengairan," Jurnal penelitian jurusan teknik sipil fakultas teknik universitas hasanuddin,
pp. 1-10.
[5] Rahardjo. Budi, 2009 Keamanan Sistem Informasi Berbasis Internet, Bandung: Insan komunikasi.
[6] Khadir.Abdul, 2007, Dasar Pemrograma web dinamis menggunakan PHP, yogyakarta: Andi.
[7] Imam Heryanto, Totok Triwibowo (2016), “Manajemen Proyek Berbasis Teknologi Informasi”, Revisi Kedua, Informatika, Bandung.
1 1.1 Latar Belakang
CV. JABAR SEJAHTERA merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi diantarnya adalah bidang pembangunan, pengembang, perencanaan, pelaksanaan proyek yang sering kali mengikuti proyek tender instansi pemerintahan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Adang Asep Mulyasari selaku Direktur CV. JABAR SEJAHTERA menyatakan bahwa dalam pengerjaan sebuah proyek beliau sering mengalami keterlambatan proyek yang dimana proyek yang dikerjakan tidak dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Seperti dalam sebuah pengerjaan proyek pembangunan kantor Distamben Kabupaten Subang yang dimana seharusnya selesai pada 12 November 2015 menjadi 26 November 2015 sehingga mengalami keterlambatan 14 hari. Keterlambatan ini terjadi karena berbagai faktor resiko dilapangan diantaranya, pemesanan barang yang dibutuhkan dalam pekerjaan tidak sesuai dengan spesifikasi yang ada, lingkungan sekitar yang tidak mendukung, dimana jalan masuk tertutup dalam waktu lama dan bahan yang dibutuhkan susah didapat dikarenakan pembuatan diluar pabrikan membutuhkan waktu yang lama, sehingga faktor-faktor tersebut membuat proyek mengalami keterlambatan jadwal pengerjaan, yang dimana jadwal yang direncanakan tidak sesuai dengan yang dikerjakan dan pengendalain estimasi biaya dan waktu yang tidak optimal dimana dana yang digunakan tidak sesuai dengan yang dianggarkan.
sedang dikerjakan tidak selesai dari semestinya maka akan menjadi sorotan dikalangan masyarakat yang dimana akan membuat nama baik perusahaan menjadi tidak baik, dikarenakan proyek pemerintah adalah proyek yang memakai dana APBD daerah.
Berdasarkan dari permasalahan yang telah dipaparkan diatas dibutuhkan suatu solusi pemecahan masalah dengan suatu metode yang tepat, berikut ini adalah metode yang mampu untuk memenuhi tujuan tersebut adalah metode Earned Value Management (EVM), metode EVM merupakan suatu metode yang memudahkan dalam pengendalian estimasi biaya dan waktu proyek, metode Probability Impact Matrix (PIM) untuk menganalisis peluang munculnya resiko dan dampaknya yang mengakibatkan suatu proyek menjadi terlambat serta metode Precedence Diagraming Methode (PDM) sebagai metode untuk penjadwalan proyek yang dapat berguna dalam mengevaluasi jadwal yang mengalamai keterlambatan agar dapat melihat berapa lama suatu pekerjaan dapat diselesaikan hingga akhir pengerjaan. Dari pemaparan tersebut , maka penelitian ini diberikan judul dengan
“Sistem Manajemen Proyek di CV. JABAR SEJAHTERA”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka perumusan masalah yang akan dikaji pada penelitian ini adalah sebagai berikut :.
1. Resiko dilapangan yang sering diabaikan menjadi faktor yang sangat mempengaruhi dalam keterlambatan proyek.
2. Penjadwalan proyek yang tidak optimal dimana pengerjaan sering tidak sesuai dengan apa yang dijadwalkan.
1.3 Maksud dan Tujuan
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maksud dari penelitian ini adalah untuk membangun Sistem Manajemen Proyek di CV. JABAR SEJAHTERA.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari pembangunan sistem manajemen proyek ini adalah sebagai berikut :
1. Membantu direktur sebagai penangggung jawab proyek menganalisis peluang munculnya resiko dilapangan yang sering diabaikan menjadi faktor yang sangat mempengaruhi dalam keterlambatan proyek, serta mempersiapkan solusi penanganannya.
2. Membantu direktur sebagai penanggung jawab proyek mengoptimalkan penjadwalan proyek agar proses pengerjaan sesuai dengan apa yang dijadwalkan sebelumnya.
3. Membantu direktur sebagai penanggung jawab proyek mengatur estimasi waktu dan biaya proyek agar dana yang telah dikeluarkan sesuai dengan apa yang telah dikerjakan.
1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah dari sistem yang akan dibangun adalah sebagai berikut : 1. Sistem ini merupakan aplikasi berbasis website dan menggunakan bahasa
pemprograman PHP pada pembangunannya dan menggunakan database MySql.
2. Data yang digunakan berasal dari CV. JABAR SEJAHTERA yaitu data proyek yang meliputi, rencana anggaran biaya, data jadwal kegiatan proyek dan data kelengkapan perusahaan.
3. Metode yang digunakan pada tahap pengendalian proyek menggunakan metode Earned Value Management (EVM) untuk mengatur estimasi waktu dan biaya proyek.
4. Metode yang digunakan untuk menganalisis peluang munculnya resiko dan dampaknya menggunakan metode Probability Impact Matrix (PIM).
1.5 Metodologi Penelitian
Adapun keterangan dari langkah-langkah penelitian yang terdapat pada gambar 1.1 adalah sebagai berikut :
1. Studi Literatur
Studi literatur adalah metode pengumpulan data dengan cara mengumpulkan literatur berupa jurnal, paper, e-book dan bacaaan lainnya yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan yaitu mengenai manajemen proyek konstruksi.
2. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah tindakan yang diperlukan untuk mengetahui inti dari persoalan, penyebab permaslahan yang sedang dihadapi oleh CV. JABAR SEJAHTERA dalam pengerjaan proyek pembangunan kantor DISTAMBEN.
3. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Observasi
Teknik pengumpulan data dengan peninjauan langsung terhadap hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Dalam observasi juga dilakukan pengumpulan data milik perusahaan CV. JABAR SEJAHTERA berupa dokumen yang terbagi kedalam dua kategori, yaitu data primer dan sekunder. Berikut penjelasan tentang data primer dan data sekunder :
Data Primer
rencana anggaran biaya, jadwal kegiatan proyek dan data pelaksanaan kegiatan proyek.
Data Sekunder
Data sekunder merupakan data pendukung pada penelitian ini, data sekunder meliputi profil perusahaan dan data kelengkapan perusahaan. Data sekunder didapatkan melalui langkah pengumpulan data.
b. Wawancara
Teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung kepada pihak-pihak yang terkait dengan penelititan, dalam hal ini adalah direktur utama dan pelaksana CV. JABAR SEJAHTERA. 4. Analisis Masalah
Analsisis masalah adalah menyangkut upaya pemahaman dan pengkajian sesuatu yang harus diuraikan serta dipecahkan atau diselesaikan.
5. Analisis Sistem
Analisis sistem merupakan tahap untuk mempelajari interaksi sistem yang terdiri atas pelaku proses dalam sistem, prosedur, data serta informasi yang terkait yang ada di CV. JABAR SEJAHTERA.
6. Analisis Aturan Bisnis
Analisis aturan bisnis berisikan analisis aturan-aturan yang berlaku pada sistem yang sedang berjalan di CV. JABAR SEJAHTERA. Analisis aturan bisnis terbagi kedalam dua bagian yaitu analisis aturan bisnis berdasarkan fakta dan analisis aturan bisnis yang ditawarkan.
7. Analisis Perencanaan Proyek
Method (PDM). Sedangkan manajemen risiko yang dilakukan terbagi dalam dua tahap yaitu Identifikasi Risiko dan Analisis Risiko. Untuk Identifikasi risiko yaitu dengan melakukan wawancara langsung kepada pelaksana CV. JABAR SEJAHTERA, kemudian untuk analisis risiko menggunakan metode Probability Impact Matrix (PIM).
8. Analisis Pengendalian Proyek
Pengendalian adalah usaha yang tersistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang sistem informasi, membandingkan pelaksanaan dan standar, kemudian mengambil tindakan koreksi yang diperlukan agar sumber daya digunakan secara efektif dan efisian dalam rangka mencapai sasaran. Dalam tahap ini, analisis pengendalain proyek berisikan analisis evaluasi anggaran proyek dan analisis pemerataan sumber daya proyek pembangunan kantor DISTAMBEN yang dikerjakan oleh CV. JABAR SEJAHTERA. Dalam hal ini analisis evaluasi proyek menggunakan Earned Value Method (EVM). 9. Analisis Pengkodean
Kode merupakan penyajian dalam mengklafikasikan data sehingga mudah dalam proses masukan ke dalam sistem program. Dalam tahap ini yaitu analisis pengkodean yang dilakukan berdasarkan kode-kode yang belum ada dan sudah ada dalam pelaksanaan konstruksi oleh CV. JABAR SEJAHTERA.
10. Analisis Kebutuhan
Pada tahap ini yaitu dilakukannya analisis kebutuhan dari sistem informasi manajemen proyek yang akan dibangun di CV. JABAR SEJAHTERA. Tahapan-tahapan nya yaitu sebagai berikut :
a. Analisis kebutuhan non-fungsional
Analisis kebutuhan non-fungsional dilakukan untuk mengetahui spesifikasi kebutuhan untuk sistem. Spesifikasi kebutuhan non-fungsional melibatkan analisis perangkat keras (hardware), analisis perangkat lunak (software) dan analisis pengguna (user).
Analisis kebutuhan fungsional menggambarkan proses kegiatan yang akan diterapkan dalam sistem dan menjelaskan kebutuhan yang diperlukan agar sistem dapat berjalan dengan baik serta sesuai dengan kebutuhan. Analisis yang dilakukan dimodelkan dengan menggunakan struktural. Tahapan pemodelan dalam analisis tersebut antara lain mengidentifikasi aktor, pembuatan Entity Relational Diagram, Diagram Konteks, Data Flow Diagram (DFD), Spesifikasi Proses, Kamus Data, Skema Relasi.
c. Analisis Pengguna
Selain kebutuhan perangkat keras dan perangkat lunak untuk menunjang sistem informasi ini, dibutuhkan juga user yang sesuai dengan kebutuhan sistem, dengan beberapa syarat yang ada. 11. Analisis SKPL (Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak)
Spesifikasi kebutuhan perangkat lunak dilakukan berdasarkan kebutuhan sistem informasi manajemen proyek konstruksi pada CV. JABAR SEJAHTERA. Spesifikasi kebutuhan perangkat lunak akan dibagi kedalam dua bagian yaitu SKPL-F (Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak Fungsional) dan SKPL-NF (Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak Non-Fungsional).
12. Perancangan Sistem
Perancangan merupakan penggambaran, perencanaan, dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam suatu kesatuan yang utuh. Tahapan ini meliputi konfigurasi komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem. Dalam perancangan sistem dilakukan beberapa tahap kegiatan yaitu sebagai berikut :
a. Perancangan Database
Perancangan database merupakan tahapan untuk memetakan model konseptual ke model basis data yang akan dipakai. Perancangan basis data terbagi menjadi dua yaitu skema relasi dan perancangan struktur tabel.
Pada tahap ini yaitu dilakukan nya perancangan struktur menu yang menggambarkan keterkaitan setiap menu yang bisa diakses oleh pengguna.
c. Perancangan Antarmuka
Perancangan antarmuka dibuat untuk menggambarkan tampilan program yang akan digunakan oleh pengguna untuk berinteraksi dengan sistem yang akan dibuat. Perancangan dibuat berdasarkan tampilan antarmuka yang akan dihasilkan saat program diimplementasikan.
d. Perancangan Pesan
Dalam tahap ini yaitu dilakukannya perancangan pembuatan pesan-pesan di dalam sistem. Pesan yang dibuat terdiri dari pesan-pesan kesalahan, pesan berhasil proses simpan, edit dan hapus.
e. Perancangan Jaringan Sematik
Perancangan jaringan semantik dilakukan agar tidak perlu membolak-balik lembar kerja pada saat menuliskan program untuk disesuaikan dengan navigasi pada setiap lembar kerja serta akan lebih mudah bagi pemrogram untuk untuk memeriksa navigasi yang ada.
f. Perancangan Prosedural
Perancangan prosedural merupakan tahap akhir dari proses perancangan yang merupakan tahapan untuk membentuk algortima siap program.
13. Implementasi Sitem
Pada tahap ini dilakukannya penerapan kedalaman sistem dari hasil analisis dan perancangan yang telah dilakukan pada tahapan sebelumnya.
14. Pengujian Sistem
15. Aplikasi yang dihasilkan
Pada tahap ini merupakan tahap penerapan sistem yang telah dibangun. Sistem tersebut bisa membantu direktur maupun pelaksana dalam mengestimasi waktu dan biaya yang akan dikeluarkan dalam suatu proyek, terdapat jadwal proyek dan terdapat pula manajemen risiko nya.
16. Kesimpulan dan Saran
Pada tahap ini merupakan tahap terakhir dari penelititan yaitu menarik kesimpulan serta saran untuk semua hasil yang telah dicapai dari penelitian dan pembuatan sistem yang telah dilakukan
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini disusun untuk memberikan gambaran umum terhadap penulisan tugas akhir yang akan dilakukan. Adapun sistematika penulisan laporan akhir tersebut sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan masalah, batasan masalah, metodologi penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini membahas tentang tinjauan umum pada CV. JABAR SEJAHTERA dan berbagai konsep dasar mengenai manajemen, proyek, manajemen proyek serta teori-teori yang berkaitan dengan pembangunan perangkat lunak.
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
Pada bab ini menguraikan analisis kebutuhan dalam membangun sistem serta perancangan yang digunakan seperti perancangan antarmuka.
BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
Pada bab ini akan di implementasikan hasil dari analisis yang dilakukan pada bab sebelumnya dan akan dilakukan pengujian terhadap sistem yang dibangun.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
13
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Profil CV. JABAR SEJAHTERA
CV. JABAR SEJAHTERA adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi diantaranya adalah bidang pembangunan, pengembang dan pelaksanaan proyek. CV. JABAR SEJAHTERA sering dipercaya untuk mengerjakan berbagai proyek dari instansi pemerintahan maupun swasta.
Berikut adalah profil CV. JABAR SEJAHTERA : Nama Perusahaan : CV. JABAR SEJAHTERA
Alamat : Pinus Regency Kilimanjaro No. 27, Kota. Bandung, Jawa Barat.
Telepon : 081321507058
Email : jabarsejahtera@gmail.com 2.1.1 Visi dan Misi CV. JABAR SEJAHTERA
Visi adalah suatu pandangan jauh tentang program perushaan di masa depan, tujuan – tujuan perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan pada masa yang akan datang, sedangkan misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh perusahaan dalam usahanya mewujudkan visi tersebut. Adapun Visi dan Misi dari CV. JABAR SEJAHTERA adalah sebagai berikut. 1. Visi
“Menjadi Team yang profesional dan mempunyai komitmen,berdaya
saing dan mampu menjawab tangtangan proyek konstruksi ”. 2. Misi
a. Menjadi perusahaan yang selalu mengutamakan kebutuhan klien agar terciptanya kerjasama yang baiSk.
c. Berdaya saing unggul dari perusahaan lain dalam hal SDM, hasil kerja dan pengelolaan proyek.
2.1.2 Struktur Organisasi dan Deskripsi Kerja
Setiap organisasi mempunyai struktur yang berbeda disesuaikan dengan karakteristik masing-masing organisasi tersebut. Dengan adanya struktur organisasi setiap anggota akan mengetahui tugas dan wewenang kerja sesuai dengan fungsi dari bidang keahlian masing-masing. Berikut ini adalah struktur organisasi yang ada di CV. JABAR SEJAHTERA.
Gambar 2.1 Struktur Organisasi CV. JABAR SEJAHTERA
Adapun tugas dan wewenang masing-masing bagian yang terdapat dalam struktur organisasi CV.JABAR SEJAHTERA adalah sebagai berikut :
2.1 Tabel Jobdesk CV. JABAR SEJAHTERA
NO JABATAN TUGAS
1 Direktur
Direktur bertanggung jawab atas semua proyek yang sedang
atau sudah berjalan.
2 Komanditer
Sebagai Komanditer bertugas membantu setiap aktifitas
3 Staff
Mengurus dan mengerjakan segala keperluan yang dibutuhkan oleh perusahaan
4 Pelaksana
Bertugas untuk melakukan pengawasan proses pengerjaan
proyek dilapangan. 5 Mandor Bertugas untuk mengawasi
pekerja lapangan.
6 Tukang
Bertugas melaksanakan pekerjaan proyek dari awal
pengerjaan sampai dengan selesai.
2.1.3 Logo Perusahaan
Gambar 2.2 Logo CV. JABAR SEJAHTERA
2.2 Landasan Teori
Sub bab ini berisikan teori – teori pendukung yang digunakan dalam proses analisis dan implementasikan pada permasalahan yang ada di Quicksteps Sarana Solusindo.
2.2.1 Pengertian Manajemen
Manajemen adalah suatu ilmu pengetahuan tentang memimpin organisasi yang terdiri atas kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian terhadap sumber-sumber daya yang terbatas dalam usaha mencapai tujuan dan sasaran yang efektif dan efisien[1]. Kegiatan-kegiatan dari manajemen adalah sebagai berikut :
2. Pengorganisasian pada tahap ini dilakukan pengelompokan jenis-jenis pekerjaan dan menentukan yang bertanggung jawab atas pekerjaan tersebut. 3. Pelaksanaan merupakan implementasi dari perencanaan yang sebelumnya
dilakukan.
4. Pengendalian merupakan tahap untuk mengawasi atau memastikan tahapan pelaksanaan sesuai dengan perencanaan dan terdapat penyimpangan rencana yang seminimal mungkin.
Tujuan dari manajemen adalah untuk mendapatkan metode atau cara teknis yang paling baik agar dengan sumber-sumber daya yang terbatas diperoleh hasil maksimal dalam hal ketepatan, kecepatan, penghematan, dan keselamatan kerja secara komprehensif[7]. Adapun unsur-unser manajemen adalah sebagai berikut :
a. Tujuan : sasaran yang hendak dicapai dalam optimasi biaya, mutu, waktu dan keselamatan.
b. Pemimpin : mengarahkan organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan. c. Sumber-sumber daya yang terbatas : manusia, modal/baiaya, peralatan, dan
material.
d. Kegiatan : perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian. 1. Perencanaan
Pada kegiatan ini dilakukan antisipasi tugas dan kondisi yang ada dengan menetapkan sasaran dan tujuan yang harus dicapai serta menentukan kebijakan pelaksanaan, program yang akan dilakukan, jadwal dan waktu pelaksanaaan, prosedur pelaksanaan secara administratif dan operasional serta alokasi anggaran biaya dan sumber daya.
2. Pengorganisasian
Semua itu dibangkitkan melalui tanggung jawab dan partisipasi semua pihak.
3. Pelaksanaan
Kegiatan ini adalah implementasi dari perencanaan yang telah ditetapkan, dengan melakukan tahapan pekerjaan yang sesungguhnya secara fisik atau nonfisik sehingga produk akhir sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Karena kondisi perencanaan sifatnya masih ramalan dan subyektif serta masih perlu pemyempurnaan, dalam tahapan ini sering terjadi perubahan-perubahan dari rencana yang telah ditetapkan.
4. Pengendalian
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini dimaksudkan untuk memastikan bahawa program dan aturan kerja yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan penyimpangan paling minimal dan hasil paling memuaskan. Untuk itu dilakukan dalam bentuk kegiatan seperti berikut ini :
a. Supervisi
Melakukan serangkaian tindakan koordinasi dalam batas wewenang dan tanggung jawab menurut prosedur dan organisasi yang telah ditetapkan, agar dalam opersional dapat dilakukan secara bersama-sama oleh semua personil dengan kendali pengawas.
b. Inspeksi
Melakukan pemerikasaan terhdapa hasil pekerjaan dengan tujuan menjamin spesifikasi mutu dan produk sesuai dengan yang direncanakan. c. Tindakan Koreksi
membuat proyek sejenis pada waktu sesudahnya, biasanya sasaran dan tujuannya lebih inovatif dengan memodfikasi program-program sesudahnya. 2.2.2 Pengertian Proyek
Proyek adalah gabungan dari sumber-sumber daya seperti manusia, material, peralatan,dan modal/biaya yang dihimpun dalam suatu wadah organisasi sementara untuk mencapai sasaran dan tujuan[1]. Adapun sifat-sifat dari proyek yaitu memiliki tujuan yang jelas dan unik, berlangsung sementara, membutuhkan sumber daya yang beragam, memiliki sponsor atau pelanggan sebagai penyedia sumber dana agar proyek sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. 2.2.2.1 Ciri-ciri Proyek
Berikut ini adalah ciri-ciri dari sebuah proyek :
a. Bertujuan menghasilkan lingkup tertentu berupa produk akhir atau hasil kerja akhir.
b. Dalam proses mewujudkan lingkup uang dimaksud, maka ditentukan jumlah biaya, jadwal, kriteria mutu, serta sumber daya yang butuhkan.
c. Bersifat sementara, dalam artian adanya batasan waktu yang telah ditentukan. d. Non-rutin, tidak berulang-ulang. Macam dan intensitas kegiatan berubah-ubah
sepanjang proyek berlangsung. 2.2.2.2 Bentuk Pengerjaan Proyek
Berikut ini adalah bentuk pengerjaan proyek : a. Swakelola
Suatu proyek yang dikerjakan atau dikelola oleh organisasi atau perusahaan itu sendiri, SDM yang diambil dari pegawai perusahaan itu sendiri atau juga bisa tenaga ahli yang disewa atau bisa juga gabungan keduanya.
b. Sub-kontrak
2.2.3 Pengertian Manajemen Proyek
Manajemen Proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya yang terbatas, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapat hasil yang optimal dalam hal kinerja biaya, mutu dan waktu, serta keselamatan kerja[1]. Manajemen proyek adalah ilmu dan seni yang berkaitan dengan memimpin dan mengkoordinir sumber daya yang terdiri dari manusia dan material dengan menggunakan tehnik pengelolaan modern untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan, yaitu lingkup, mutu, jadwal, dan biaya, serta memenuhi keinginan para stake holder.
Menurut PMBOK (project Management Body of Knowledge) sebagaimana yang didefinisikan oleh Project Management Institute(PMI) mendefiniskan bahwa
“manajemen proyek adalah aplikasi atau implementasi dari pengetahuan,
ketrampilan, perangkat dan teknik pada suatu aktivitas proyek untuk memenuhi kebutuhan atau tujuan suatu proyek[7].
Dalam manajemen proyek, penentuan waktu penyelesaian kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan awal yang sangat penting dalam proses perencanaan karena penentuan waktu tersebut akan menjadi dasar bagi perencanaan yang lain,yaitu :
1. Penyusunan jadwal (scheduling), anggaran (budgeting), kebutuhan sumber daya manusia (manpower planning), dan sumber organisasi yang lain.
2. Proses pengendalian (controlling). Manajemen Proyek meliputi tiga fase, yaitu :
a. Perencanaan
Dalam Fase ini mencakup penetapan sasaran, mendefinisikan proyek, dan organisasi timnya.
b. Penjadwalan
c. Pengendalian
Perusahaan mengawasi sumber daya, biaya, kualitas, dan anggaran. Perusahaan juga merevisi atau mengubah rencana dan menggeser atau mengelola kembali sumber daya agar dapat memenuhi kebutuhan waktu dan biaya.
2.2.3.1 Tujuan Manajemen Proyek
Tujuan atau manfaat yang bisa didapatkan dari adanya manajemen proyek, antara lain adalah :
1. Efisiensi, baik dari sisi biaya, sumberdaya dan waktu.
2. Kontrol terhadap proyek yang lebih baik, sehingga proyek bisa sesuai dengan scope, biaya, sumberdaya dan waktu yang telah ditentukan.
3. Meningkatkan kualitas. 4. Meningkatkan produktifitas. 5. Menekan resiko sekecil mungkin. 6. Koordinasi internal yang lebih baik. 2.2.3.2 Metodologi Manajemen Proyek
Ada beberapa metode pendekatan yang dipakai dalam me-manage atau mengelola aktivitas-aktivitas proyek, diantaranya adalah :
1. The traditional Approach. 2. Rational Unified Process.
3. Temporary organization sequencing concepts. 4. Critical chain.
5. Extreme project management. 6. Event chain methodology. 7. Process-based manajemen.
Definisi dari tahapan proses manajemen proyek “the traditional approach” antara lain :
1. Proses Inisiasi
definisi proyek inilah akan kelihatan gambaran global sebuah proyek, tujuan proyek, waktu pengerjaan proyek, baiaya proyek dan informasi umum lainya yang berkaitan dengan proyek.
2. Proses Perencanaan
Setelah sebuah proyek didefinisikan, langkah selanjutnya adalah melakukan perencanaan proyek, perencanaan proyek ini biasanya dalam bentuk dokumen perencaan manajemen proyek, pada intinya perencanaan proyek adalah deskripsi detail dari definisi proyek yang telah dibuat. Perencanaan proyek, secara umum berisi, ruang lingkup proyek, jadwal proyek, kualitas proyek, sumber daya proyek, dan manajemen resiko proyek. 3. Proses Pelaksanaan
Setelah proyek direncanakan dengan segala perhitungan dan pertimbangan yang ada, maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan perencanaan proyek tersebut dalam suatu action atau tindakan. Pelaksaaan atau realisasi dari rencana proyek yang tertuang dalam tahap perencaaan proyek inilah yang disebut dengan pelaksaan atau eksekusi proyek. Jadi proses pelaksanaan merupakan tindak lanjut dari apa yang telah dituangkan dalam tahap perencaan. 4. Proses Pengontrolan
Adalah pengontrolan terhadap kegiatan atau aktifitas apakah langkah demi langkah dalam pelaksanaan kegiatan proyek sudah sesuai dengan yang telah ditentukan dalam perencaan proyek yang telah dibuat. Juga mengecek apakah kegiatan atau aktifitas proyek yang dilaksanakan sudah sesuai dengan estimasi dan rencana awal, serta sudah sesuai target apa belum. Bila belum, tindakan apa sajakah yang harus dilakukan agar tujuan proyek bisa terpenuhi.
5. Proses Penutupan
2.2.3.3 Permasalahan yang di Manage oleh Manajemen Proyek
Ada empat manajemen yang di manage oleh manajemen proyek itu sendiri, antara lain :
1. Waktu
Adalah suatu komponen yang menjadi target utama dalam sebuah proyek. Pada intinya faktor waktu ini adalah bagaimana menentukan lamanya waktu untuk menyelesaikan sebuah proyek. Komponen waktu dalam manajemen proyek begitu berarti, terutama pada saat-saat yang memang sangat krusial. Terkadang suatu proyek dipaksa untuk selesai pada waktu tertentu, walaupun berdampak pada membengkaknya biaya.
Metode yang dapat digunakan pemecahan masalah manajemen waktu atau jadwal yaitu dengan menggunakan metode Precedence Diagramming Method (PDM).
2. Manajemen Biaya
Adalah salah satu faktor atau komponen utama proyek. Pada intinya faktor biaya atau cost ini adalah menetukan seberapa besar biaya yang akan dikeluarkan untuk sebuah proyek. Faktor biaya ini sangat dipengaruhi oleh faktor waktu, secara umum semakin besar ruang lingkup dan semakin lama waktu, maka akan semakin membesar pula biaya suatu proyek.
Metode yang dapat digunakan pemecahan masalah manajemen biaya yaitu dengan menggunakan metode Metode Earned Value Management (EVM).
3. Manajemen Resiko
Metode yang dapat digunakan pemecahan masalah manajemen resiko yaitu dengan menggunakan Metode Probability Impact Matrix (PIM).
2.2.4 Metode Precedence Diagraming Methode (PDM)
Precedence Diagramming Method (PDM) merupakan salah satu teknik penjadwalan yang termasuk dalam teknik penjadwalan Networking Planning atau rencana jaringan kerja. Berbeda dengan AOA yang menitikberatkan kegiatan pada anak panah, PDM menitikberatkan kegiatan pada node sehingga kadang disebut juga Activity On Node. Istilah ‘precedence diagramming’ pertama kali muncul di tahun 1964 pada perusahaan IBM. PDM merupakan versi yang lebih kompleks dari Activity On Node– AON (Callahan, 1992)[2].
PDM memakai teknik penyajian secara grafis dengan memakai diagram anak panah, kotak serta kaidah-kaidah dasar logika ketergantungan dalam menyusun urutan kegiatan pada suatu proyek. Metode PDM menggunakan satu angka estimasi bagi tiap kegiatan. PDM menghasilkan jaringan kerja yang lebih sederhana dari CPM dan PERT, terutama untuk proyek yang kegiatannya perlu dipecah menjadi sub-kegiatan.
Activity On Node (AON) ialah terminologi manajemen proyek yang umumnya diterapkan pada metode PDM, kegiatan ditulis dalam kotak (Activity On Node) anak panah hanya menjelaskan hubungan ketergantungan antara kegiatan-kegiatan. Berikut ini ketentuan umum AON akan dijelaskan sebagai berikut :
a. Ketentuan Umum AON Pertama
Ketentuan umum AON yang pertama adalah dimana suatu kegiatan A tidak didahului oleh apapun, akan tetapi kegiatan B akan dilaksanakan apabila kegiatan A telah diselesaikan, begitupun dengan kegiatan C dapat dilakukan apabila kegiatan B telah dilaksanakan. Berikut ini adalah gambar 2.3 yang mendeskripsikan dari pemaparan diatas.
b. Ketentuan Umum AON Kedua
Ketentuan umum AON yang kedua adalah dimana suatu kegiatan X tidak didahului oleh apapun, akan tetapi kegiatan X dan Z didahului oleh kegiatan X dan dapat dimulai bersamaan jika dikehendaki. Berikut ini adalah gambar 2.4 yang mendeskripsikan dari pemaparan diatas.
Gambar 2.4 AON 2
c. Ketentuan Umum AON Ketiga
Ketentuan umum AON yang ketiga adalah dimana suatu kegiatan J, K, L dapat dimulai bersamaan (pada dasarnya merupakan aktivitas paralel), akan tetapi kegiatanJ, K, L harus selesai sebelum M dimulai. Berikut ini adalah gambar 2.5 yang mendeskripsikan dari pemaparan diatas.
Gambar 2.5 AON 3 d. Ketentuan Umum AON Keempat
Gambar 2.6 AON 4
Selain itu PDM merupakan metode yang digambarkan kedalam sebuah kotak, yang dimana setiap kegiatan diinisialisasikan kedalam sebuah kotak, adapun panah antar kotak mewakili ketergantungan akan dijelaskan dibawah ini.
a. Finish – To – Start
Kegiatan finish to start adalah dimana suatu kegiatan awal harus diselesaiakan terlebih dahulu , baru kegiatan selanjutnya bisa dimulai.
Gambar 2.7 Finish To Start PDM
b. Finish – To – Finish
Kegiatan Finish To Finish adalah dimana suatu kegiatan awal jika sudah selesai baru kegiatan selanjutnya bisa diselesaikan.
Gambar 2.8 Finish To Finish PDM c. Start – To – Start
Gambar 2.9 Start To Start PDM d. Start – To – Finish
Kegiatan Start To Finish adalah dimana kegiatan awal dimulai, baru kegiatan selanjutnya boleh selesai.
Gambar 2.10 Start To Finish PDM
Pengunaan PDM secara sederhana bermaksud untuk membuat jadwal yang berukuran besar pada proyek besar menjadi lebih sederhana sehingga penjadwalan dapat lebih mudah untuk dikelola dan mengatasi kompleksitas proyek yang besar. Proses identifikasi jalur kritis ada beberapa istilah sebagi berikut:
1. d = Durasi Kegiatan
d merupakan durasi dari suatu kegiatan yang diinisialisasikan dengan rentan waktu yang telah ditentukan.
2. ID = Nomor Urut Kegiatan
ID merupakan nomor urut dari suatu kegiatan yang diinisialisasikan agar setiap kegiatan tidak membingungkan kegiatan lain.
3. Earliest Start Time (ES)
Earliest Start Time adalah waktu paling awal dari suatu kegiatan dapat dimulai.
Earliest Finish Time adalah waktu paling awal suatu kegiatan dapat diselesaikan.
5. Latest Start Time (LS)
Latest Start Time adalah batas waktu paling lambat kegiatan dimulai tanpa berakibat terlambatnya proyek selesai.
6. Latest Finish Time (LF)
Latest Finish Time adalah batas waktu paling lambat kegiatan selesai tanpa berakibat terlambatnya proyek selesai.
7. SL (Slack)
SLadalah waktu delay suatu kegiatan. 8. Deskripsi
Deskripsi merupakan pendeskripsian dari suatu kegiatan yang dijadwalkan.
Berikut ini adalah gambaran umum jaringan kerja PDM dapat dilihat pada gambar 2.11 dibawah ini.
Gambar 2.11 Jaringan Kerja PDM
2.2.4.1 Perhitungan Maju Pada PDM
Tujuan dari perhitungan maju pada PDM adalah untuk mentukan waktu mulai paling awal (Early Start) yang terjadi. ketentuan dalam perhitungan maju adalah sebagai berikut.
Gambar 2.12 Rumus EF
2. Mencari nilai slack (SL) didapat dari nilai Earliest Start Time (ES) sesudah dikurangi nilai Earliest Finish Time (EF).
Gambar 2.13 Rumus SL
3. Mencari nilai Latest Start Time (LS) didapat nilai slack (SL) ditambah dengan nilai Earliest Start Time (ES).
Gambar 2.14 Rumus LS
4. Mencari nilai Latest Finish Time (LF) didapat dari nilai Latest Start Time (LS) ditambah dengan nilai durasi (D).
Gambar 2.15 Rumus LF
Dimana suatu kasus diselesaikan hanya menggunakan satu cara yaitu perhitungan arah maju saja apabila kasus memiliki hanya ada satu jalur yaitu jalur kritis, yang dimana setiap pekerjaan awal harus diselesaikan terlebih dahuhu sebelum melanjutkan pekerjaan selanjutnya dan pekerjaan selanjutnya tidak dapat dimulai sebelum pekerjaan sebelumnya diselesaikan
2.2.5 Metode Earned Value Method (EVM)
Metode EVM atau metode Nilai Hasil merupakan suatu metode pengendalian kinerja proyek yang lebih progresif. Metode ini bisa memberikan informasi mengenai posisi kemajuan proyek dalam jangka waktu tertentu serta dapat memperkirakan progres proyek pada periode selanjutnya baik dalam hal biaya maupun waktu penyelesaian proyek [1].
Metode ini menggunakan kurva S sebagai tampilan informasi dengan sumbu X menunjukan durasi proyek dan sumbu Y untuk menyatakan kumulatif biaya. Dimana kelebihan dari metode ini adalah sebagai berikut[1] :
EF = ES + D
SL = ES(sesudah) - EF
LS = SL + ES
1. Tampilan informasi metode earned value lebih progresif dibandingkan kurva S konvensional.
2. Metode ini bisa memprediksi kerugian biaya dan waktu berdasarkan progres kerja yang cenderung lambat, sehingga tambahan durasi proyek dan biaya akhir dapat dihitung dengan pendekatan sistematis.
Perhitungan rumus yang digunakan dalam metode EVM adalah sebagai berikut : 2.2.5.1 Perhitungan Planned Value (PV)
PV atau yang dahulu di kenal dengan budgeted Cost for Work Scheduled(BCWS) merupakan biaya yang dianggarkan untuk pekerjaan yang dijadwalkan dalam suatu periode tertentu dan ditetapkan dalam anggaran. Diperoleh dengan mengalikan persentase progres rencana dengan anggaran total proyek (BAC).
PV = (%progres rencana) x BAC
Gambar 2.16 Rumus PV 2.2.5.2 Perhitungan Earned Value (EV)
EV atau Budgeted Cost of Word Performed (BCWP) merupakan biaya yang dianggarkan untuk pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan.Diperoleh dengan mengalikan antara persentase progress yang telah dilaksanakan dengan anggaran total proyek(BAC).
EV = (%progres aktual) x BAC
Gambar 2.17 Rumus EV 2.2.5.3 Analisis Varian
1. Cost Varience (CV)
CV merupakan selisih antara nilai yang diperoleh setelah menyelesaikan paketpaket pekerjaan dengan biaya aktual yang terjadi selama pelaksanaan proyek.
CV = EV – AC
Gambar 2.18 Rumus CV 2. Schedule Varience (SV)
SV digunakan untuk menghitung penyimpangan antara EV dengan PV
SV = EV – PV Gambar 2.19 Rumus SV
Untuk menunjukan rincian analisis varian dapat dilihat pada tabel 2.2. Tabel 2.2 Analisis Varian Terpadu
Varians Jadwal (SV)
Varians Biaya (CV)
Keterangan
Positif Positif Pekerjaan terlaksana lebih cepat dari jadwal dengan biaya lebih rendah dari anggaran
Nol Positif Pekerjaan terlaksana sesuai jadwal dengan biaya lebih rendah dari anggaran
Positif Nol Pekerjaan terlaksana lebih cepat dari jadwal dengan biaya sesuai anggaran
Nol Nol Pekerjaan terlaksana sesuai jadwal dan anggaran Nol Negatif Pekerjaan terlaksana sesuai jadwal dengan biaya
lebih lebih besar dari anggaran
Negatif Nol Pekerjaan terlaksana lebih lama dari jadwal dengan biaya sesuai anggaran
Positif Negatif Pekerjaan terlaksana lebih cepat dari jadwal dengan biaya lebih besar dari anggaran
2.2.5.4 Analisis Indeks Kinerja
Analisis indeks kinerja dilakukan dengan mencari nilai Schedule Performance Index (SPI) dan Cost Performance Index (CPI).
1. Cost Performance Index (CPI)
Merupakan faktor efisiensi biaya yang telah dikeluarkan dapat diperlihatkan dengan membandingkan nilai pekerjaan yang secara fisik telah
iselesaikan(EV) dengan biaya yang telah dikeluarkan dalam periode yang sama (AC).
CPI= EV / AC
Gambar 2.20 Rumus CPI 2. Scedule Performance Index (SPI)
Merupakan faktor efisiensi kinerja dalam menyelesaikan pekerjaan yang diperlihatkan dengan perbandingan antara nilai pekerjaan yang secara fisik telah diselesaikan (EV) dengan rencana pengeluaran biaya yang dikeluarkan berdasarkan rencana pekerjaan(PV).
SPI = EV/PV
Gambar 2.21 Rumus SPI
Bila hasil kinerja ditinjau lebih lanjut, maka akan terlihat sebagai berikut : 1. Indeks kinerja < 1 (kurang dari satu), maka pengeluaran lebih besar dari
anggaran atau pelaksanaan lebih lama dari jadwal yang direncanakan. 2. Indeks kinerja > 1 (lebih dari satu), maka kinerja pengeluaran lebih
rendah dari anggaran atau pelaksanaan lebih cepat dari jadwal.
2.2.5.5 Analisis Estimasi Biaya dan Waktu Penyelesaian
Analisis estimasi biaya dan waktu penyelesaian dilakukan dengan mencari estimasi biaya atau Estimate At Completion (EAC) dan perkiraan durasi penyelesaian proyek atau Estimate To Complete (ETC).
1. Prediksi biaya penyelesaian akhir (EAC)
Predikisi biaya penyelesaian akhir proyek dapat dihitung dengan Total anggaran(BAC) dibagi dengan CPI.
EAC = BAC/CPI
Gambar 2.22 Rumus EAC 2. Prediksi waktu penyelesaian akhir (ETC)
Prediksi waktu penyelesaian akhir dapat dihitung dengan durasi proyek(OD) dibagi dengan SPI.
ETC = OD/SPI
Gambar 2.23 Rumus ETC 2.2.6 Manajemen Resiko
Kata resiko berasal dari bahasa Arab yang berarti hadiah yang tidak diharap-harap datangnya dari surga. Atau dalam kamus Webster, risiko dikonotasikan negatif sebagai kemungkinan kerugian akibat kecelakaan, ketidakberuntungan dan kerusakan. Menurut Wideman (1992), risiko proyek dalam manajemen resiko adalah efek kumulasi dari peluang kejadian yang tidak pasti, yang mempengaruhi sasaran dan tujuan proyek[1].
Konsep manajemen risiko mulai diperkenalkan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja pada era tahun 1980-an setelah berkembangnya teori accident model dari ILCI dan juga semakin maraknya isu lingkungan dan kesehatan. Tujuan
risiko bersifat pencegahan terhadap terjadinya kerugian maupun ‘accident’[3]. Ada beberapa ruang lingkup manajemen resiko Berikut ini adalah langkah-langkah yang
dilakukan dalam menajemen resiko ,yaitu :
1. Perencanaan Manajemen Resiko
Perencanaan Manajemen Resiko merupakan proses yang memutuskan tentang
pendekatan yang akan dilakukan, dan bagaimana melaksanakan kegiatan
manajemen resiko untuk suatu proyek. Pada tahap ini menentukan konteks kegiatan
yang akan dikelola resikonya.
Masukan pada ruang lingkup ini adalah sebagai berikut :
1. Faktor-faktor lingkungan organisasi
2. Aset proses organisasi
3. Pernyataan cakupan proyek
4. Rencana manajemen proyek
2. Identifikasi Resiko
identifikasi resiko bertujuan mengidentifikasi serta membuat daftar resiko yang
mungkin terjadi. Proses identifikasi kejadian ini dilakukan dengan pendekatan
diskusi dan wawancara dengan pihak perusahaan yang menghasilkan daftar lengkap
resiko. Identifikasi dikelompokan berdasarkan jenis resikonya.
3. Analisis Kemungkinan dan Konsekuensi Resiko
Pada tahap ini, berdasarkan identifikasi risiko yang telah dilakukan
sebelumnya, dilakukan pengidentifikasian mengenai probabilitas terjadinya resiko
beserta dampak yang mungkin ditimbulkan jika risiko tersebut terjadi, sehingga
akan dihasilkan tingkat kepentingan dari masing-masing resiko. Analisis tersebut
menggunakan metode Probability Impact Matrix(PIM).
4. Mitigasi Resiko
a. Menerima Resiko(Acceptance)
Acceptance adalah penerimaan risiko beserta konsekuensinya, yaitu tindakan perusahaan untuk menerima suatu risiko dengan tidak melakukan tindakan berarti yang memerlukan sumber daya yang besar. Tindakan ini biasanya diterapkan pada risiko-risiko yang tingkat risikonya rendah bagi perusahaan, sehingga apabila dilakukan penanganan residual risk menimbulkan biaya yang tidak sebanding dengan keuntungannya.
b. Menghidari Resiko(Avoidance)
Avoidance adalah tindakan perusahaan untuk tidak melakukan usaha tertentu yang mengandung risiko yang tidak diinginkan. Tindakan ini biasanya diterapkan pada risiko-risiko yang tingkat risikonyatidak dapat diterima oleh perusahaan atau berdampak sangat tinggi bagi perusahaan, dimanapenanganannya akan menimbulkan biaya yang sangat tinggi serta tidak efisien.
c. Mengurangi Resiko(Mitigation)
Mitigation adalah tindakan perusahaan dengan menggunakan semua sumber daya yang dimilikinya berusaha untuk dapat meminimalkan risiko tanpa menghilangkan peluang perusahaan untuk meraih keuntungan.
Tindakan ini dapat dilakukan terhadap salah satu dari kedua faktor, yaitu:
a. Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko, biasanya dengan melakukan proses perubahan desain dan engineering, prosedur quality assurance atau audit secara periodik.
b. Mengurangi dampak akibat terjadinya suatu risiko, biasanya diterapkan pada resiko yang berdampak tinggi dan kemungkinannya rendah, antaralain dengan membuat rencana kontinjensi atau rencana evakuasi. d. Membagi Resiko(Transfer)
2.2.7 Metode Probability Impact Matrix (PIM)
Probability Impact Matrix(PIM) adalah sebuah pendekatan yang dikembangkan menggunakan dua kriteria yang penting untuk mengukur risiko[4], yaitu :
1. Kemungkinan (Probability), adalah kemungkinan (Probability) dari suatu kejadian yang tidak diinginkan.
2. Dampak (Impact), adalah tingkat pengaruh atau ukuran dampak (Impact) pada aktivitas lain, jika peristiwa yang tidak diinginkan terjadi.
Penilaian resiko pada dasarnya mengacu pada dua faktor, yaitu kuantitas resiko dan kualitas resiko. Kuantitas resiko terkait dengan berapa banyak nilai, atau dampak, yang rentan terhadap resiko sedangkan kualitas resiko terkait dengan kemungkinan suatu resiko muncul. Tujuan penilaian resiko adalah untuk mendapatkan daftar resiko yang telah dinilai berdasarkan tingkat dampak dan kemungkinan terjadinya. Hasil penilaian resiko tersebut kemudian dipetakan untuk mengetahui resiko-resiko utama yang harus menjadi menjadi prioritas untuk ditangani.
2.2.7.1 Identifikasi Resiko
Proses manajemen resiko diawali dengan identifikasi resiko yang bertujuan mengidentifikasi serta membuat daftar resiko yang mungkin terjadi. proses identifikasi kejadian ini dilakukan dengan cara wawancara langsung dengan pihak perusahaan. Identifikasi resiko dikelompokan berdasarkan jenis resikonya. Berikut ini contoh analisis identifikasi resiko yang dilakukan, dapat dilihat pada tabel 2.3.
Tabel 2.3 Identifikasi Resiko
No Resiko Kode
Resiko
1 Resiko Lingkungan Kerja
1.1 Medan yang sulit R1
1.2 Koordinasi lapangan sulit R2
2.2.7.2 Menentukan Nilai dan Dampak Resiko
Setelah tahap identifikasi resiko yang mungkin akan terjadi, selanjutnya resiko tersebut akan dinilai dengan memberikan skala nilai menggunakan matriks segiempat Boston (Boston Square Matrix). Berikut matriks segiempat Boston (Boston Square Matrix) dapat dilihat pada gambar 2.24 berikut.
Gambar 2.24 Boston Square Matrix
Berdasarkan matriks boston tersebut penilaian dari setiap peluang resiko dan dampak yang ditimbulkan dibuat dalam suatu skala yaitu 1 sampai 25, dimana skala tersebut menyatakan tingkatan dari rendah, sedang dan tinggi, seperti dijelaskan pada tabel 2.4.
Tabel 2.4 Level Skala Resiko Skala Nilai Resiko
1 - 5 Rendah
6 - 14 Sedang
15 – 25 Tinggi
Tabel 2.5 Kriteria Penilaian Akibat
No Penilaian Akibat
1 Sangat rendah (slight) Dampak tidak signifikan dirasakan, kerugian keuangan tidak berarti
2 Rendah (minor)
Perlu penanganan langsung ditempat,
kerugian keuangan menjadi biaya pengeluaran tambahan (over head)
3 Sedang (significant) Perlu ditangani oleh pelaksana, kerugian keuangan cukup berarti
4 Tinggi (severe) Adanya kegagalan, produktifitas menurun, kerugian keuangan cukup berarti
5 Sangat tinggi (mayor)
Kesalahan berdampak pada lainnya, perlu penanganan oleh direktur, kerugian besar, perlu penanganan khusus
Tabel 2.6 Pengukuran Probabilitas
No Penilaian Kemungkinan
1 Sangat rendah (very
unlikely) Jarang terjadi, hanya pada kondisi tertentu 2 Rendah (unlikely) Kadang terjadi pada kondisi tertentu 3 Sedang (possible) Terjadi pada kondisi tertentu 4 Tinggi (likely) Sering terjadi pada setiap kondisi 5 Sangat tinggi (very
likely) Selalu terjadi pada setiap kondisi
2.2.7.3 Menentukan Tingkat Kepentingan Resiko
Tingkat kepentingan resiko merupakan perkalian dari nilai probabilitas dan nilai dampak yang didapat dari responden. Nilai resiko merupakan perkalian dari nilai probabilitas dan nilai dampak, nilai resiko didapat dari responden. Dimana nilai terdiri dari suatu skala yaitu 1 sampai 25 yang menyatakan tingkatan dari rendah, sedang dan tingginya probabilitas dan dampak dari masing-masing resiko. Untuk mengukur tingkat kepentingan resiko dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
Risk Exposure=probality(outcome)*Loss(outcome)
Dimana :
Loss(outcome) = nilai dampak resiko
Tabel 2.7 Hasil Perhitungan Tingkat Kepentingan Resiko
Kode Resiko Probabilitas Dampak Tingkat Kepentingan Resiko
R1 2 2 4
R2 3 3 9
R3 2 4 8
R4 3 5 15
R5 4 5 20
Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kepentingan resiko, kemudian dibuat matriks resikonya. Tabel 2.8 merupakan matriks resiko yang dihasilkan dari perhitungan kepentingan resiko
Tabel 2.8 Kategori Level Resiko No Kode
Resiko
Tingkat Kepentingan Resiko
Level Resiko
1 R1 4 Resiko Rendah
2 R2 9 Resiko Sedang
3 R3 8 Resiko Sedang
4 R4 15 Resiko Tinggi
5 R5 20 Resiko Tinggi
2.2.7.4 Penanganan Resiko
Tabel 2.9 Penanganan Resiko
No Resiko Kode
Resiko Level Resiko Penanganan
1 Medan yang sulit R1 Resiko Rendah
Mencari jalan alternatif untuk mencapai tempat tujuan proyek.
2 Koordinasi lapangan sulit R2 Resiko Sedang
Melakukan koordinasi dengan baik dan tanpa adanya kekerasan. 3 Ketersediaan air sulit
didapat
R3 Resiko Sedang
Pengeboran air baru pada tempat
pelaksanaan.
2.3 Internet
Interconnected Network atau yang lebih populer dengan sebutan internet adalah sebuah sistem komunikasi global yang menghubungkan komputer-komputer dan jaringan-jaringan komputer di seluruh dunia. Secara harafiah internet adalah rangkaian komputer yang terhubung ke beberapa jaringan lain. Ketika komputer terhubung secara global dengan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket data, Protokol TCP/IP ini memberikan suatu IP Number yang unik untuk tiap komputer yang terhubung ke Internet sehingga lalu lintas data di Internet dapat diatur. Demi memudahkan kita mengingat maka dibuatlah IP Address sebagai representasi dari nomor IP. [5].
Internet dapat menghubungkan jaringan-jaringan sederhana yang terdiri dari beberapa komputer disuatu ruangan hingga jaringan-jaringan canggih yang merentang antarbenua dan menghubungkan jutaan komputer.
Sebelum internet tercipta, militer Amerika Serikat telah mengembangkan jaringan komunikasi komputer yang dinamai ARPANET atau Advanced Research Project Agency Network. Penggunaan jaringan awal ini dibatasi untuk personelpersonel militer dan para peneliti yang mengembangkan teknologi ini. Banyak orang menganggap ARPANET sebagai pendahulu dari internet.
dikendalikan oleh National Science Foundation (NSF), sebuah badan ilmu pengetahuan yang berada di amerika serikat. Pada tingkat universitas hanya peneliti-peneliti tertentu yang memiliki akses ke internet. Akhirnya, demi kemajuan ilmu pengetahuan, pada tahun 1980-an, NSF melonggarkan batasan-batasannya dan mengizinkan fakultas-fakultas di universitas-universitas di seluruh bagian Amerika Serikat menggunakan internet untuk aktifitas-aktifitas penelitian dan perkuliahan. Dalam hal ini kebijakan NSF masih melarang penggunaan internet untuk keperluan komersial.
Pada tahun 1970-an, ARPA menghadapi 2 dilema: masing-masing jaringan memiliki keunggulan teknis untuk beberapa situasi, tetapi tidak saling kompatibel satu dengan yang lainnya. Kemudian pada masa-masa berikutnya, ARPA memfokuskan diri pada bagaimana caranya agar jaringan-jaringan yang tidak saling kompatibel tadi dapat saling dihubungkan, sehingga pada akhirnya lahirlah internet yang diciptakan dengan tujuan untuk menghubungkan jaringan-jaringan tersebut.
2.4 HTML (Hyper Text Markup Language)
HTML (Hyper Text Markup Language) adalah sebuah bahasa markup yang digunakan untuk membuat sebuah halaman web dan menampilkan berbagai informasi di dalam sebuah browser internet[6]. HTML juga berupa kode – kode tag yang menginstruksikan browser untuk menghasilkan sesuai yang diinginkan. Sebuah file yang merupakan file HTML dapat dibuka dengan menggunakan browser web seperti Mozilla Firefox atau Microsoft Internet Explorer.
2.5 PHP
2.6 MySql
MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL (bahasa Inggris: database management system) atau DBMS yang multithread, multi-user, dengan sekitar 6 juta instalasi di seluruh dunia. MySQL AB membuat MySQL tersedia sebagai perangkat lunak gratis dibawah lisensi GNU General Public License (GPL), tetapi mereka juga menjual dibawah lisensi komersial untuk kasus-kasus dimana penggunaannya tidak cocok dengan penggunaan GPL.
Tidak sama dengan proyek-proyek seperti Apache, dimana perangkat lunak dikembangkan oleh komunitas umum, dan hak cipta untuk kode sumber dimiliki oleh penulisnya masing-masing, MySQL dimiliki dan disponsori oleh sebuah perusahaan komersial Swedia MySQL AB, dimana memegang hak cipta hampir atas semua kode sumbernya. Kedua orang Swedia dan satu orang Finlandia yang mendirikan MySQL AB adalah: David Axmark, Allan Larsson, dan Michael "Monty" Widenius.
2.7 Adobe Dreamweaver
Adobe Dreamweaver adalah aplikasi desain dan pengembangan web yang menyediakan editor WYSIWYG visual (bahasa sehari-hari yang disebut sebagai Design view) dan kode editor dengan fitur standar seperti syntax highlighting, code completion, dan code collapsing serta fitur lebih canggih seperti real-time syntax checking dan code introspection untuk menghasilkan petunjuk kode untuk membantu pengguna dalam menulis kode. Tata letak tampilan Design memfasilitasi desain cepat dan pembuatan kode seperti memungkinkan pengguna dengan cepat membuat tata letak dan manipulasi elemen HTML.
scripting. BehaviorPanel juga memungkinkan penggunaan JavaScript dasar tanpa pengetahuan coding, dan integrasi dengan Adobe Spry Ajax framework menawarkan akses mudah ke konten yang dibuat secara dinamis dan interface.
2.8 Web Browser
213 4.1 Implementasi Sistem
Implementasi sistem merupakan tahap pembangunan perangkat lunak, tahap kelanjutan dari kegiatan perancangan sistem. Tahap ini merupakan tahap dimana sistem telah siap untuk digunakan, yang terdiri dari penjelasan mengenai lingkungan implementasi, dan implementasi program.
4.1.1 Perangkat Keras Yang Digunakan
Perangkat keras yang digunakan dalam pembangunan sistem manajemen proyek di CV. JABAR SEJAHTERA memiliki spesifikasi yang dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras Yang Digunakan
No. Perangkat Keras Spesifikasi
1 Prosessor Kecepatan Core i3 3.3 Ghz 2 Monitor Monitor 18,9 Inch
3 VGA Kecepatan 512 MB
4 Memori DDR3 2 GB
5 Keyboard Standard
6 Mouse Standard
7 Internet Kecepatan diatas 512 Kbp/s
4.1.2 Perangkat Lunak Yang Digunakan
Perangkat lunak yang digunakan dalam pembangunan sistem manajemen proyek di CV. JABAR SEJAHTERA memiliki spesifikasi yang dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Spesifikasi Perangkat Lunak Yang Digunakan
No. Perangkat Lunak Spesifikasi
1 Sistem Operasi Minimum Microsoft Windows 7 Ultimate 2 Perangkat
Tambahan
Minimum Web Browser yang dapat digunakan dalam mengakses adalah Mozila Firefox versi apapun, dan Google Chrome.
4.2 Implementasi Database
DBMS dalam pembuatan database menggunakan MySQL. Implementasi database dalam bahasa SQL adalah sebagai berikut.
4.2.1 Tabel User
Tabel User digunakan untuk menyimpan data pegawai yang terdiri dari id_user, password, username, nama, jabatan, j_kelamin dan level. Struktur tabel user dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Tabel User
Nama Tabel Implementasi Database
User CREATE TABLE `t_user` (
`id_user` int(2) NOT NULL AUTO_INCREMENT, `nama` varchar(50) NOT NULL,
`jabatan` varchar(25) NOT NULL,
`level` enum(‘ADMIN’,’PEGAWAI’) NOT NULL, `j_kelamin` enum(‘L’,’P’) NOT NULL,
`username` varchar(25) NOT NULL, `password` varchar(50) NOT NULL, PRIMARY KEY (`id_proyek`) ) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1
4.2.2 Tabel Proyek
Tabel Proyek digunakan untuk menyimpan data proyek yang terdiri dari id_proyek, id_user, nama_proyek, alamat_proyek, tgl_mulai, tgl_akhir dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Tabel Proyek
Nama Tabel Implementasi Database
Proyek CREATE TABLE `t_proyek` (
`id_proyek` varchar(13) NOT NULL AUTO_INCREMENT, `nama_proyek` varchar(100) NOT NULL,
`alamat_proyek` text NOT NULL, `tgl_mulai` date NOT NULL, `tgl_akhir` date NOT NULL, PRIMARY KEY (`id_proyek`), KEY `id_user` (`id_user`)
4.2.3 Tabel Mandor
Tabel mandor digunakan untuk menyimpan data mandor yang terdiri dari id_mandor, nama_mandor, jabatan, j_kelamin, alamat, id_proyek dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Tabel Mandor
Nama Tabel Implementasi Database
Mandor CREATE TABLE `t_mandor` (
`id_mandor` int(2) NOT NULL AUTO_INCREMENT, `nama_mandor` varchar(25) NOT NULL,
`jabatan` varchar(25) NOT NULL, `j_kelamin` enum(‘L’,’P’) NOT NULL, `alamat ` text NOT NULL,
PRIMARY KEY (`id_mandor`), KEY `id_proyek` (`id_proyek`)
) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1
4.2.4 Tabel Pekerja
Tabel pekerja digunakan untuk menyimpan data pekerja yang terdiri dari id_pekerja, nama_pekerja, j_kelamin, alamat, jabatan, id_mandor dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Tabel Pekerja
Nama Tabel Implementasi Database
Pekerja CREATE TABLE `t_pekerja` (
`id_pekerja` int(2) NOT NULL AUTO_INCREMENT, `nama_pekerja` varchar(25) NOT NULL,
`jabatan` varchar(25) NOT NULL, `j_kelamin` enum(‘L’,’P’) NOT NULL, `alamat ` text NOT NULL,
PRIMARY KEY (`id_pekerja`), KEY `id_mandor` (`id_mandor`)
) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1
4.2.5 Tabel Rencana Anggaran Biaya