TIPE PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI DAN TIPE
TECHNOGRAPHICS
PADA KONSUMEN
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan
Ujian Sarjana Psikologi
Oleh
NINDYA SAFIRA
071301061
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
GENAP, 2012/2013
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul:
Tipe Pengambilan Keputusan Membeli Dan Tipe Technographics Pada
Konsumen
adalah hasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini saya kutip dari hasil karya orang lain yang telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan adanya kecurangan di dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi dari Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, April 2013
Nindya Safira
NIM 071301061
Tipe Pengambilan Keputusan Membeli dan Tipe Technographics
Pada Konsumen
Nindya Safira dan Eka Danta Jaya Ginting
ABSTRAK
Banyaknya perangkat teknologi yang beredar di pasaran membuat konsumen harus memilih berbagai alternatif sebelum akhirnya memutuskan untuk melakukan pembelian. Tipe Pengambilan Keputusan Membeli merupakan suatu tingkatan dalam proses pemilihan produk atau jasa sebelum melakukan pembelian tersebut. Salah satu hal yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan seseorang ialah gaya hidup mereka sendiri. Gaya hidup merupakan suatu pola bagaimana seseorang hidup, dan menghabiskan waktu dan uang mereka. Technographics ialah suatu pengelompokan gaya hidup dalam penggunaan teknologi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat deskripsi tipe pengambilan keputusan membeli konsumen dan Technographics yang mereka anut.
Penelitian ini dilakukan pada konsumen perangkat teknologi yang berada di kota Medan sebanyak 250 orang. Alat ukur yang digunakan berupa Skala Tipe Pengambilan Keputusan Membeli yang disusun berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Hawkins, Mothersbaugh dan Best (2007) dan angket Technographics disusun berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Rubin dan Bluestein (1999).
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsumen di Medan paling banyak tergolong dalam tipe pengambilan keputusan diperluas dimana konsumen benar-benar mengikuti tahap-tahap dalam proses pengambilan keputusan, sedangkan Technographics yang paling banyak dianut oleh konsumen ialah Gadget Grabbers dimana mereka merupakan orang-orang yang optimis dalam teknologi, berpendapatan rendah, dan termotivasi oleh hiburan. Tipe pengambilan keputusan membeli diperluas dan tipe pengambilan keputusan membeli terbatas paling banyak dianut oleh orang-orang dengan
Technographics Gadget Grabbers, sedangkan tipe pengambilan keputusan membeli nominal paling banyak dianut oleh orang-orang dengan Technographics Techno-Strivers. Hasil penelitian ini dapat dijadikan gambaran segmentasi pasar perangkat teknologi yang dapat diharapkan membantu produsen dalam meningkatkan penjualan produk.
Types of Consumer Decision and Types of Technographics on Consumers
Nindya Safira and Eka Danta Jaya Ginting
ABSTRACT
Many technological devices on the market make consumers have to choose different alternatives before deciding to make a purchase. Types of Consumer Decision is a level in the process of selecting a product or service before making a purchase. One of the things that can affect a person's decision is their own lifestyle. Lifestyle is a pattern of how people live and spend their time and money. Technographics is a lifestyle segmentation in the use of technology. This study aims to look at the description of type of consumer purchase decision-making and the Technographics they posses.
The research was conducted on technology devices consumers in Medan as many as 250 people. The tools of measurements used were Types of Consumer Decision Scale which is based on the theory proposed by Hawkins, Mothersbaugh and Best (2007) and Technographics questionnaire which is based on the theory proposed by Rubin and Bluestein (1999).
This was a descriptive study. The results of this study showed that consumers in Medan were most classified in extended decision-making type where consumers actually follow the stages in the decision-making process, while the Technographic that most embraced by consumers was Gadget Grabbers where they are the people who are Technology Optimistic, low-income, and entertainment-motivated. Extended decision-making type and limited decision making type were mostly embraced by Gadget Grabbers Technographics people, meanwhile nominal decision-making was mostly embraced by Techno-Strivers Technographics people. The results of this study can be used as the image of technological devices market segmentation that can be expected to help manufacturers improve product sales.
Keyword : Types of Consumer Decisions, Technographics
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan karunia dan kekuatan yang telah diberikan dalam penyelesaian skripsi ini. Penyusunan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana jenjang strata satu (S-1) di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara dengan judul : Tipe Pengambilan Keputusan Membeli Dan Tipe
Technographics Pada Konsumen. Shalawat beriring salam juga tidak lupa penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, semoga kita termasuk ke dalam orang-orang yang mendapat syafaat di hari akhir.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Prof. Irmawati, psikolog selaku Dekan Fakultas Psikologi
2. Bapak Eka Danta Jaya Ginting, M.A., psikolog selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak membantu, membimbing, memberikan saran-saran serta sangat sabar kepada penulis dalam merampungkan penelitian ini hingga selesai.
3. Kak Siti Zahreni, M.Psi., psikolog selaku penguji dan pembimbing seminar penulis. Terima kasih atas ilmu-ilmu dan pengarahan yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Mama, Papa, Nenek, Bang Oli, Aji, dan Kak Putri tercinta yang telah mendoakan, mendukung dan mencurahkan segala kasih sayang yang tidak pernah berhenti demi keberhasilan penulis.
6. Sahabat-sahabat terbaikku Adinda Melati, Letty Trisilia, Intan Syawalina. Terima kasih selalu menemani dan sangat membantu dalam penyebaran skala serta pengolahan data dalam penelitian ini. Terima kasih atas kesediannya menjadi tempat berkeluh kesah dan selalu rela membantu kapanpun itu. Sahabatku Imelda Sarina dan Rahilla Fika, terima kasih sudah mendukung, menyemangati, mendoakan dan menghibur di saat penat dalam pengerjaan penelitian ini. Semoga kita akan selalu menjadi sahabat. Aku sayang kalian semua.
7. Sahabat-sahabatku di Ladies, Kak Dinda, Letty, Kak Endang, Intan, Kak Vivi, Devi. Terima kasih untuk bantuan semangat dan hari-hari yang menyenangkan semasa kuliah. Semoga kita akan tetap saling mengingat hingga tua nanti. 8. Keluarga Labsosciate 5 : Ikbal Sutan Nasution, Sheila Muthia Ayu, Rany
Monika, Tetty Sinambela, Intan H Manik, Findy Suri, Novita Sari, Nela A Silalahi. Terima kasih sudah menjadi sahabat yang sudah seperti keluarga sendiri.
9. Tante Eli, terima kasih banyak sudah ikut repot dalam penyebaran skala penelitian ini.
11.Seluruh staf pengajar Fakultas Psikologi USU atas segala ilmu dan bantuannya selama perkuliahan dan seluruh staf pegawai Fakultas Psikologi USU yang telah membantu penulis baik selama masa perkuliahan maupun dalam penyelesaian skripsi.
12.Teman-temanku Debby, Marni, Novita, Fenny, Inge, Juned, Putri, dan seluruh angkatan Psikologi 2007 (yang tidak bisa disebutkan satu persatu), terima kasih atas semangat, dukungan, bantuan, perhatian dan masukan kepada penulis dan terima kasih telah memberikan kenangan selama penulis menjalani studi di kampus ini.
13.Seluruh responden dalam penelitian ini, terima kasih sudah bersedia menjadi sampel dalam penelitian ini, dan segenap teman dan saudara-saudara tersayang yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan dan dukungan yang telah diberikan.
Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini tidaklah sempurna dan memiliki kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat terbuka terhadap masukan, kritikan, serta saran yang membangun yang dapat digunakan untuk perbaikan skripsi ini di kemudian hari. Akhir kata penulis mengharapkan agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya.
Medan, April 2013
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN……….. LEMBAR PERNYATAAN………. ABSTRAK ...
KATA PENGANTAR……….. i
DAFTAR ISI………. iv
DAFTAR TABEL………. vi
DAFTAR LAMPIRAN……… viii
BAB I PENDAHULUAN……… 1
A.Latar Belakang Masalah………... 1
B. Rumusan Masalah……… 7
C. Tujuan Penelitian………. 7
D.Manfaat Penelitian………... 8
E. Sistematika Penelitian……….. 9
BAB II LANDASAN TEORI……… 10
A.Tipe Pengambilan Keputusan Membeli……….. 10
1. Pengertian Tipe Pengambilan Keputusan Membeli……….. 10
2. Tahapan-Tahapan dalam Pengambilan Keputusan Membeli……… 11
3. Tipe-Tipe Pengambilan Keputusan Membeli….... 13
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Membeli………... 15
B. Technographics……………….…………. 18
1. a. Pengertian Technographics……….. 18
b. Pengertian Gaya Hidup ……….. 19
2. Aspek – Aspek Technographics ……… 20
BAB III METODE PENELITIAN ……….. 25
A. Identifikasi Variabel Penelitian……… 26
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian………. 26
C. Populasi dan Metode Pengambilan Sampel…………. 28
D.Alat Ukur Penelitian……… 30
E. Validitas, Reliabilitas dan Hasil Uji Coba Alat Ukur……… 33
F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian……….. 37
G.Metode Analisa Data……… 39
BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN……….. 40
A.Deskripsi Subjek Penelitian ……… 40
1. Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin... 40
2. Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Usia ………….. 40
3. Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Pekerjaan …….. 41
4. Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Jumlah Pendapatan Perbulan ……….. 42
5. Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Status Pernikahan 43 B. Hasil Utama Penelitian……… 41
1. Deskripsi Tipe Pengambilan Keputusan Membeli pada Konsumen……….. 44
2. Deskripsi Technographics pada Konsumen ………. 46
3. Deskripsi Tipe Pengambilan Keputusan Membeli Berdasarkan Technographics Secara Umum ……….…. 48
C. Pembahasan……….. 51
D.Kelemahan Penelitian………... 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………... 63
A.Kesimpulan……….. 63
B. Saran……… 64
DAFTAR PUSTAKA……….. 66
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Pembagian Penghasilan di Kota Metropolitan…………. 21
Tabel 2 Pembagian Tipe Technographics ………..……… 22
Tabel 3 Distribusi Aitem-Aitem Skala Tipe Keputusan Membeli
Sebelum Uji Coba………..… 31
Tabel 4 Distribusi Aitem-Aitem Skala Tipe Keputusan Membeli
Setelah Uji Coba………..………..…..… 37
Tabel 5 Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin … 40
Tabel 6 Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Usia ……… 41
Tabel 7 Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Pekerjaan ……… 41
Tabel 8 Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Jumlah Pendapatan 42
Tabel 9 Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Status Pernikahan… 43
Tabel 10 Deskripsi Mean, Nilai Minimum, Nilai Maksimum,
Tipe Pengambilan Keputusan Membeli……… 45
Tabel 11 Deskripsi Umum Tipe Pengambilan Keputusan Membeli... 45
Tabel 12 Penggolongan Subjek Penelitian Ke Dalam Technographics.. 46
Tabel 14 Deskripsi Pengambilan Keputusan Membeli Diperluas
Berdasarkan Technographics………..……… 48
Tabel 15 Deskripsi Pengambilan Keputusan Membeli Terbatas
Berdasarkan Technographics……… 49
Tabel 16 Deskripsi Pengambilan Keputusan Membeli Nominal
Berdasarkan Technographics………. 50
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket Technographics dan Skala Tipe Pengambilan Keputusan Membeli
Lampiran 2 Hasil Uji Reliabilitas, Validitas dan Daya Diskriminasi Aitem Skala Tipe Pengambilan Keputusan Membeli
Lampiran 3 Data Mentah Tipe Pengambilan Keputusan Membeli dan
Technographics
Lampiran 4 Analisa Hasil Skala Tipe Pengambilan Keputusan Membeli
Tipe Pengambilan Keputusan Membeli dan Tipe Technographics
Pada Konsumen
Nindya Safira dan Eka Danta Jaya Ginting
ABSTRAK
Banyaknya perangkat teknologi yang beredar di pasaran membuat konsumen harus memilih berbagai alternatif sebelum akhirnya memutuskan untuk melakukan pembelian. Tipe Pengambilan Keputusan Membeli merupakan suatu tingkatan dalam proses pemilihan produk atau jasa sebelum melakukan pembelian tersebut. Salah satu hal yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan seseorang ialah gaya hidup mereka sendiri. Gaya hidup merupakan suatu pola bagaimana seseorang hidup, dan menghabiskan waktu dan uang mereka. Technographics ialah suatu pengelompokan gaya hidup dalam penggunaan teknologi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat deskripsi tipe pengambilan keputusan membeli konsumen dan Technographics yang mereka anut.
Penelitian ini dilakukan pada konsumen perangkat teknologi yang berada di kota Medan sebanyak 250 orang. Alat ukur yang digunakan berupa Skala Tipe Pengambilan Keputusan Membeli yang disusun berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Hawkins, Mothersbaugh dan Best (2007) dan angket Technographics disusun berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Rubin dan Bluestein (1999).
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsumen di Medan paling banyak tergolong dalam tipe pengambilan keputusan diperluas dimana konsumen benar-benar mengikuti tahap-tahap dalam proses pengambilan keputusan, sedangkan Technographics yang paling banyak dianut oleh konsumen ialah Gadget Grabbers dimana mereka merupakan orang-orang yang optimis dalam teknologi, berpendapatan rendah, dan termotivasi oleh hiburan. Tipe pengambilan keputusan membeli diperluas dan tipe pengambilan keputusan membeli terbatas paling banyak dianut oleh orang-orang dengan
Technographics Gadget Grabbers, sedangkan tipe pengambilan keputusan membeli nominal paling banyak dianut oleh orang-orang dengan Technographics Techno-Strivers. Hasil penelitian ini dapat dijadikan gambaran segmentasi pasar perangkat teknologi yang dapat diharapkan membantu produsen dalam meningkatkan penjualan produk.
Types of Consumer Decision and Types of Technographics on Consumers
Nindya Safira and Eka Danta Jaya Ginting
ABSTRACT
Many technological devices on the market make consumers have to choose different alternatives before deciding to make a purchase. Types of Consumer Decision is a level in the process of selecting a product or service before making a purchase. One of the things that can affect a person's decision is their own lifestyle. Lifestyle is a pattern of how people live and spend their time and money. Technographics is a lifestyle segmentation in the use of technology. This study aims to look at the description of type of consumer purchase decision-making and the Technographics they posses.
The research was conducted on technology devices consumers in Medan as many as 250 people. The tools of measurements used were Types of Consumer Decision Scale which is based on the theory proposed by Hawkins, Mothersbaugh and Best (2007) and Technographics questionnaire which is based on the theory proposed by Rubin and Bluestein (1999).
This was a descriptive study. The results of this study showed that consumers in Medan were most classified in extended decision-making type where consumers actually follow the stages in the decision-making process, while the Technographic that most embraced by consumers was Gadget Grabbers where they are the people who are Technology Optimistic, low-income, and entertainment-motivated. Extended decision-making type and limited decision making type were mostly embraced by Gadget Grabbers Technographics people, meanwhile nominal decision-making was mostly embraced by Techno-Strivers Technographics people. The results of this study can be used as the image of technological devices market segmentation that can be expected to help manufacturers improve product sales.
Keyword : Types of Consumer Decisions, Technographics
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Globalisasi telah menyebabkan begitu banyak perubahan dalam berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk dalam bidang teknologi. Perkembangan teknologi mengalami percepatan terus-menerus pada dekade 1980 dalam tiga arah, yaitu: (1) perbaikan aplikasi yang ada, misalnya lebih cepat, lebih murah, dsb; (2) ekspansi ke dalam aplikasi baru, misalnya dari pabrik ke desain, logistik, distribusi, perencanaan, dan rantai suplai; dan (3) customising, yaitu versi tepat guna dari teknologi manufaktur maju menjadi tersedia untuk sektor-sektor tertentu, sesuai ukuran perusahaan dan rentang harga (J. Bessant, 1991 dalam Bessant & Rush, 1995).
Acemoglu (1998) mengatakan bahwa arah perubahan teknologi ditentukan oleh ukuran pasar. Jika pekerja yang memiliki pengetahuan yang maju dan keterampilan membuat inovasi baru lebih banyak tersedia, maka pasar dalam bidang teknologi akan mengalami kemajuan yang sangat pesat. Implikasinya, lebih banyak penemuan-penemuan di bidang teknologi yang dapat melengkapi teknologi-teknologi sebelumnya, ataupun menciptakan teknologi yang baru. Saat ini banyak sekali perangkat teknologi yang diinovasi sedemikian rupa dengan berbagai fungsi yang diminati oleh masyarakat dari berbagai kalangan.
gunakan dibandingkan dengan orang-orang yang ada disekitarnya. Kemanapun bepergian, selalu ada perangkat teknologi tersimpan di dalam tas, kantong, atau bahkan saku kemeja dan celana mereka (MS, 2013).
Perangkat teknologi dapat diartikan sebagai alat atau instrumen yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan akan teknologi. Laptop, telepon selular (mobile phones) dan smartphones, pc tablet, ipod dan mp3 player, smart televisions, 3d tvs, game consoles dan motion sensing peripherals, kamera digital, merupakan jenis-jenis perangkat teknologi (Samrat, 2012). Alat-alat inilah yang sering dibeli dan paling diminati orang sekarang ini.
Penelitian yang dilakukan oleh Hundley & Shyles (2010) menyatakan bahwa di kalangan anak-anak muda di zaman sekarang ini terdapat sebuah hierarki perangkat teknologi yang paling diminati. Sebagai contoh, handphone yang tidak memiliki fitur apapun di dalamnya merupakan yang paling sedikit diminati, diikuti berikutnya oleh
handphone yang memiliki fitur kamera dan kemudian yang dapat merekam video, hingga pada akhirnya handphone yang dapat mengakses internet merupakan yang paling banyak diminati.
La Ferle dkk (2000) dalam Hundley & Shyles (2010) menyatakan bahwa anak-anak muda juga menggunakan media teknologi untuk meningkatkan kemampuan sosial dan memuaskan kebutuhan sosial mereka. Kebanyakan anak-anak muda sangat bergantung kepada handphone dan laptop yang mereka miliki untuk tetap terhubung satu sama lain.
mengunduh bahan-bahan kuliah, menyusun KRS, mencari berbagai jurnal, buku, dsb. Hal ini menjadi penyebab mahasiswa membutuhkan perangkat teknologi yang dapat memenuhi kebutuhannya dalam perkuliahan (Goode, 2010).
Selain mahasiswa, kalangan karyawan, pengusaha, dan pelaku bisnis adalah orang-orang yang hampir pasti tidak asing dengan internet. Bagi mereka internet sudah menjadi bagian dari pekerjaan mereka sehari-hari, baik itu untuk urusan komunikasi, pengembangan bisnis, maupun sekedar browsing untuk kesenangan saja. Berdasarkan laporan survey dari firma iPass Global Mobile Workforce terhadap 2.300 pegawai aktif di 1.100 sektor bisnis di seluruh dunia di tahun 2011, 95% pekerja aktif kini memiliki smartphone, jumlah ini naik 85%. Kemudian 91% di antaranya diketahui menggunakan ponsel untuk bekerja. Hasil studi ini juga mengungkapkan kepemilikan tablet PC oleh para pegawai aktif juga mengalami kenaikan 44% dari jumlah awal 33% pada kuartal kedua di tahun 2010 (Taufiqurrahman, 2011).
Persaingan bisnis di bidang teknologi yang semakin berat menyebabkan perangkat teknologi juga harus bersaing di pasar Indonesia. Banyaknya pilihan perangkat teknologi dengan berbagai fitur lengkap yang dimiliki membuat masyarakat harus memilih terlebih dahulu sebelum membeli perangkat teknologi yang diinginkan. Konsumen akan melalui berbagai tahapan sampai pada akhirnya memilih satu alternatif yang dianggap dapat memenuhi kebutuhannya terhadap perangkat teknologi dan juga sesuai dengan sumber yang dimilikinya (misalnya uang). Schiffman & Kanuk (2004) menyatakan bahwa tahap- tahap yang dilalui konsumen sehingga memperoleh satu alternatif inilah yang kemudian akan membawa mereka ke dalam sebuah pengambilan keputusan.
Keputusan diartikan sebagai pemilihan dari dua atau lebih alternatif tindakan yang ada (Schiffman & Kanuk, 2004). Oleh karena itu, pengambilan keputusan dalam membeli merupakan pemilihan dari dua atau lebih alternatif dalam proses pembelian yang dilakukan oleh seorang konsumen. Berkowitz (2002) mengatakan proses keputusan pembelian merupakan tahap-tahap yang dilalui konsumen dalam menentukan pilihan tentang produk dan jasa yang hendak dibeli.
pada alternatif yang disukai. Proses selanjutnya adalah pembelian, yaitu tahap di mana konsumen menentukan bagaimana pembelian akan dilakukan. Tahap kelima adalah evaluasi alternatif setelah pembelian, di mana dalam tahap ini konsumen melakukan evaluasi tentang sejauh mana konsumsi memberikan kepuasan.
Hawkins, Mothersbaugh dan Best (2007) kemudian membagi proses pengambilan keputusan membeli ke dalam tiga tipe. Ketika konsumen melalui setiap proses yang rumit di mana ia melakukan banyak evaluasi, maka ia dikatakan terlibat dalam tipe pengambilan keputusan membeli diperluas. Ketika konsumen melalui setiap tahap pengambilan keputusan namun hanya dengan sedikit alternatif dan evaluasi yang terbatas, maka ia dikatakan terlibat dalam tipe pengambilan keputusan terbatas. Sedangkan ketika ia terlibat dalam proses pengambilan keputusan yang sederhana di mana ia hanya melakukan pencarian informasi internal secara terbatas dan evaluasi yang sangat terbatas, maka ia dikatakan terlibat dalam tipe pengambilan keputusan nominal.
Pengambilan keputusan membeli ini dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Engel, Blackwell dan Miniard (1995) mengemukakan bahwa faktor tersebut dapat berupa faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal meliputi kebudayaan, kelas sosial, kelompok sosial, kelompok referensi, keluarga, serta demografi. Sedangkan faktor internal yang mempengaruhi adalah motivasi, harga diri, pengamatan dan proses belajar, kepribadian dan konsep diri, serta gaya hidup (Engel, Blackwell & Miniard, 1995; Hawkins, Mothersbaugh & Best, 2007; Kotler dkk, 2006)
membeli sesuatu. Engel, Blackwell dan Miniard (1995) mendefinisikan gaya hidup sebagai pola dimana orang hidup dan menghabiskan waktu serta uang mereka. Gaya hidup adalah konsepsi sederhana yang mencerminkan nilai konsumen.
Adapun pengelompokan gaya hidup dalam penggunaan teknologi menurut Hawkins, Mothersbaugh dan Best (2007) terbagi atas 10 tipe yang disebut dengan
Technographics, dimana skema pengelompokan ini yang mengukur tipe gaya hidup berdasarkan teknologi dan aktivitas seperti akses online, kepemilikan PC, instant messaging, dan belanja secara online. Tipe ini didefinisikan berdasarkan tiga aksis: sikap terhadap teknologi yaitu berupa sikap optimis dan pesimis; kekuatan ekonomi; dan motivasi primer yaitu motivasi karir, keluarga, dan hiburan (Rubin & Bluestein, 1999).
Pengelompokan Technographics dengan cara melewati aspek konsumen, yaitu motivasi psikologis mereka yang fundamental dan sikap konsumen terhadap teknologi yang sedang berkembang, dapat berguna untuk melihat level keterbukaan konsumen terhadap teknologi, sehingga tidak hanya dapat melihat siapa-siapa saja konsumen ini, melainkan juga apa yang mungkin mereka lakukan dan mengapa mereka melakukannya, termasuk dalam perilaku pembelian perangkat teknologi tersebut (McQuivey dkk, 2012).
Mowen dan Minor (2002) menyatakan bahwa penting bagi pemasar untuk melakukan segmentasi pasar dengan mengidentifikasi gaya hidup melalui pola perilaku pembelian produk yang konsisten, penggunaan waktu konsumen, dan keterlibatannya dalam berbagai aktivitas.
Technographics, dapat mempengaruhi pengambilan keputusan membeli perangkat teknologi pada konsumen. Orang-orang yang datang dari kebudayaan, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama mungkin saja mempunyai gaya hidup yang berbeda (Kotler dkk, 2006). Atas alasan tersebut, penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk mengetahui deskripsi tipe pengambilan keputusan membeli dan tipe Technographics
pada konsumen perangkat teknologi yang berdomisili di Medan.
B. RUMUSAN MASALAH
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah
1. Bagaimana tipe pengambilan keputusan membeli pada konsumen secara umum?
2. Bagaimana tipe Technographics pada konsumen secara umum?
3. Bagaimana tipe pengambilan keputusan konsumen berdasarkan
Technographics?
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bermaksud untuk mendapatkan data secara langsung mengenai : 1. Gambaran tipe pengambilan keputusan pada konsumen
2. Gambaran tipe Technographics pada konsumen
3. Gambaran tipe pengambilan keputusan membeli berdasarkan tipe
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu psikologi khususnya psikologi industri dan organisasi khususnya perilaku konsumen mengenai Technographics dan tipe pengambilan keputusan membeli
2 . Manfaat Praktis
1. Bagi masyarakat.
Hasil penelitian ini akan memberikan informasi berupa data konkret mengenai gambaran Technographic konsumen dan kecenderungan tipe pengambilan keputusan membeli pada konsumen
2. Bagi produsen.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Bab I Pendahuluan
Bab ini menjelaskan latar belakang masalah penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. Disini digambarkan tentang berbagai tinjauan literatur, fenomena dan hasil penelitian sebelumnya mengenai tipe keputusan membeli dan penelitian-penelitian lain yang berhubungan dengan Technographics.
Bab II Landasan Teori
Bab ini berisikan landasan teori mengenai keputusan membeli dan technographic
Bab III Metode Penelitian
Bab ini berisi identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, populasi dan metode pengambilan sampel, alat ukur yang digunakan, validitas dan reliabilitas alat ukur, hasil uji coba alat ukur, dan metode analisa data.
Bab IV Analisa Data dan Pembahasan
Bab ini membahas mengenai analisa data hasil penelitian, interpretasi data dan pembahasan mengenai hasil berkenaan dengan Technographic dan Tipe Keputusan Membeli
Bab V Kesimpulan dan Saran
BAB II
LANDASAN TEORI
A. TIPE PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI
1. Pengertian Pengambilan Keputusan Membeli
Pengambilan keputusan membeli merupakan suatu proses pemecahan masalah (John Dewey dalam Engel, Blackwell dan Miniard, 1995). Sejalan dengan pengertian tersebut, Peter & Olson (2002), juga menggolongkan pengambilan keputusan membeli sebagai proses pemecahan masalah. Proses ini diawali dengan adanya persepsi konsumen akan adanya suatu masalah karena adanya keinginan yang tidak terpenuhi. Konsumen akhirnya membuat keputusan tentang perilaku mana yang ingin ditampilkan untuk mencapai tujuan mereka dan memecahkan masalah.
Schiffman & Kanuk (2004) mengartikan keputusan sebagai pemilihan dari dua atau lebih alternatif tindakan yang ada sehingga keputusan hanya dapat dibuat jika ada beberapa alternatif yang dapat dipilih. Pengambilan keputusan membeli merupakan pemilihan dari dua atau lebih alternatif yang dapat dipilih dalam proses pembelian yang dilakukan oleh seorang konsumen.
Berkowitz (2002) mengatakan proses keputusan pembelian merupakan tahap-tahap yang dilalui pembeli dalam menentukan pilihan tentang produk dan jasa yang hendak dibeli.
banyak yang akan dibeli, di mana akan dilakukan, kapan akan dilakukan dan bagaimana pembelian akan dilakukan. Proses kunci dari proses pengambilan keputusan membeli adalah proses integrasi di mana pengetahuan dikombinasikan untuk mengevaluasi semua alternatif yang ada dan akhirnya memilih satu. Hasil pemilihan ini secara kognitif dianggap sebagai intensi perilaku yang kemudian dapat disebut sebagai rencana untuk terikat dalam satu atau lebih perilaku (Peter & Olson, 2002).
Hawkins, Mothersbaugh dan Best (2007) mengatakan bahwa pengambilan keputusan membeli merupakan suatu gambaran dimana seseorang secara hati-hati mengevaluasi berbagai atribut dari produk-produk, brand, atau jasa dan secara rasional memilih salah satu yang memenuhi kebutuhannya.
Berdasarkan berbagai pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan membeli merupakan proses pemecahan masalah oleh konsumen mengenai produk atau jasa yang hendak dibeli dengan cara memilih perilaku yang ingin ditampilkan melalui tahapan-tahapan pembelian.
2. Tahapan-tahapan dalam Pengambilan Keputusan Membeli
Hawkins, Mothersbaugh dan Best (2007) membagi proses pengambilan keputusan konsumen membeli atas lima tahapan. Tahap-tahap tersebut adalah:
a. Pengenalan masalah
sehingga dapat mengaktifkan proses pengambilan keputusan. b. Pencarian informasi
Setelah mengenali adanya kebutuhan, konsumen akan melakukan pencarian informasi yang relevan dari memorinya sendiri. Pencarian ini merupakan pencarian internal. Apabila konsumen merasa pencarian tersebut tidak cukup, maka ia akan melakukan pencarian secara eksternal, yaitu pencarian informasi dari lingkungannya. Pencarian ini misalnya bertanya kepada sumber-sumber pribadi seperti teman dan keluarga, sumber-sumber umum misalnya majalah konsumen dan iklan, sumber pemasaran misalnya karyawan toko atau bisa juga dengan langsung mencoba suatu produk.
c. Evaluasi alternatif
Pada tahap ini, konsumen membandingkan alternatif-alternatif yang sudah dikumpulkan sebelumnya, mengevaluasi keuntungan maupun kerugian masing- masing alternatif tersebut dan menyempitkan pilihan pada alternatif yang disukai. d. Tahap pembelian
e. Evaluasi alternatif setelah pembelian
Proses yang terjadi dalam tahap ini adalah evaluasi yang dilakukan oleh konsumen tentang sejauh mana konsumsi memberikan kepuasan. Konsumen akan membandingkan harapan yang dimilikinya di awal saat melakukan proses pembelian dengan kinerja produk yang sudah dibelinya. Respon puas akan timbul bila konsumen merasa kinerja produk yang dibelinya lebih besar daripada harapan awalnya. Sebaliknya, bila harapan awal yang lebih besar, maka yang akan timbul adalah disonansi ataupun respon tidak puas.
Konsumen terkadang mengalami keraguan atau kecemasan tentang keputusan pembeliannya, yang dikenal sebagai pertentangan pasca pembelian atau post purchase dissonance (Munandar, 2001). Untuk mengurangi pertentangan pasca pembelian tersebut, individu menggunakan beberapa strategi (Schiffman & Kanuk, 2004), yaitu :
a. Merasionalisasikan keputusannya sebagai keputusan yang terbaik,
b. Mencari infomasi yang mendukung pilihannya dan menghindari produk yang berbeda.
c. Berusaha mempengaruhi teman, orang lain untuk membeli produk yang sama, atau
d. Merasa puas pada produk untuk menentramkan diri.
3. Tipe – Tipe Pengambilan Keputusan Membeli
a. Pengambilan Keputusan Diperluas
Pada pengambilan keputusan diperluas, konsumen terbuka pada informasi dari berbagai sumber dan termotivasi untuk membuat pilihan yang tepat. Pengambilan keputusan ini meliputi proses yang melibatkan pencarian informasi internal maupun eksternal yang intensif, diikuti oleh evaluasi yang kompleks atas sejumlah besar alternatif yang tersedia. Kelima tahapan proses pengambilan keputusan diikuti meskipun tidak berurutan dan akan banyak alternatif yang di evaluasi. Jika hasil yang diharapkan terpenuhi, maka keputusan ditunjukkan dalam bentuk rekomendasi pada orang lain dan keinginan untuk membeli kembali. Sejalan dengan Hawkins, Solomon (2004) mengatakan bahwa dalam pengambilan keputusan diperluas, pada tahap pencarian informasi, konsumen terbuka pada sumber informasi yang berbeda, menggunakan banyak kriteria alternatif yang dievaluasi, mengunjungi berbagai toko-toko dan sering melakukan komunikasi dengan penjual ketika melakukan pembelian.
b. Pengambilan Keputusan Terbatas
Pada pengambilan keputusan terbatas, konsumen juga mengikuti setiap tahap dalam pengambilan keputusan membeli. Diawali dari pengenalan masalah yang menuntun kepada pencarian informasi. Pencarian informasi yang dilakukan konsumen lebih kepada pencarian informasi intensif secara internal dan hanya melibatkan pencarian informasi eksternal yang terbatas. Dalam evaluasi alternatif, konsumen hanya melibatkan sedikit atribut, sedikit alternatif, dan tidak secara kompleks. Tidak terjadi disonansi yang dialami konsumen setelah pembelian dan evaluasi pasca pembelian yang dilakukan juga terbatas.
menggunakan waktu berbelanja yang terbatas dan pemilihan produk dipengaruhi oleh apa yang dipajang di toko ketika melakukan pembelian.
c. Pengambilan Keputusan Nominal
Dalam pengambilan keputusan nominal, tahapan yang dialami seseorang ialah adanya pengenalan masalah, kemudian hanya melibatkan pencarian informasi internal (memori jangka panjang) yang lalu menyediakan satu brand solusi saja. Brand itu kemudian dibeli, dan hanya dievaluasi apabila produk tersebut gagal atau tidak sesuai harapan. Pengambilan keputusan nominal tidak melibatkan evaluasi alternatif sebelum pembelian.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Membeli
Engel, Blackwell dan Miniard (1995) menyatakan bahwa proses pengambilan keputusan membeli pada konsumen dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu yang berasal dari lingkungan (eksternal)
dan yang bersifat individual (internal). Beberapa faktor yang berasal dari lingkungan
(eksternal) yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan membeli konsumen (Engel, Blackwell dan Miniard, 1995) antara lain :
a. Budaya
b. Kelas sosial
Kelas sosial mengacu pada pengelompokan orang yang sama dalam perilaku mereka berdasarkan posisi ekonomi mereka di dalam pasar. Ada beberapa aspek yang menentukan kelas sosial (Kahl, dalam Engel dkk, 1995) yaitu pekerjaan, pendidikan, dan pendapatan.
c. Demografi
Harrel (1986) mengemukakan bahwa perilaku konsumen lebih menekankan pada aspek-aspek yang menetap yang mengacu pada populasi suatu daerah yang bersifat kuantitatif seperti usia, pendapatan, pekerjaan, jenis kelamin, pendidikan, dan kode wilayah. Sementara itu, Engel dkk (1995) mengemukakan bahwa faktor demografi yaitu status sosial ekonomi meliputi pekerjaan, pendapatan dan kekayaan.
d. Pengaruh kelompok
Kebanyakan perilaku konsumen dipengaruhi oleh kelompok (Hasbro, dalam Engel, Blackwell dan Miniard, 1995). Dalam hal ini khususnya dipengaruhi oleh kelompok referensi, dimana cara berpikir dan nilai yang dianut kelompok mempengaruhi secara bermakna perilaku individu.
e. Keluarga
suami istri dalam rumah tangga.
Faktor yang bersifat individual (internal) yang mempengaruhi pengambilan keputusan membeli yaitu :
a. Belajar dan Ingatan
Perilaku konsumen sangat dipengaruhi oleh pengalaman belajar yang akan menentukan tindakan dan pengambilan keputusan membeli bagi konsumen. Seseorang harus mempelajari semua hal yang berkaitan dengan performa, keberadaan, nilai, pilihan produk, kemudian menyimpan informasi tersebut dalam ingatan.
b. Sikap
Sikap adalah evaluasi terhadap suatu objek (Morgan, 1989). Sedangkan menurut Hawkins, Mothersbaugh dan Best (2007) sikap merupakan cara berpikir, merasa dan bertindak terhadap beberapa aspek dari lingkungan. Ada tiga komponen sikap, yaitu, kognitif, afektif dan perilaku. Kognitif berarti keyakinan atau pengetahuan individu terhadap objek. Afektif berarti perasaan atau reaksi emosional terhadap objek. Sedangkan perilaku merefleksikan tindakan yang tampak dan pernyataan dari intensi perilaku dengan mempertimbangkan atribut fisik dari suatu objek. Ketiga komponen sikap akan konsisten satu sama lainnya.
c. Motivasi dan kepribadian
memiliki tujuan, maka kepribadian akan mengarahkan perilaku yang dipilih untuk mencapai tujuan dalam situasi yang berbeda.
d. Persepsi
Dasar dari pengambilan keputusan konsumen adalah adanya informasi. Konsumen mengumpulkan informasi, memprosesnya, menambah, dan menyimpan sebagian informasi, serta menambah dan menggabungkan informasi yang baru dengan yang lama. Proses inilah yang membentuk persepsi. Persepsi inilah selanjutnya yang akan menghasilkan suatu pemecahan masalah dalam bentuk adanya keputusan.
e. Gaya hidup
Gaya hidup adalah fungsi dari karakteristik seseorang yang telah terbentuk melalui interaksi sosial. Harrel (1986) mendefinisikan gaya hidup sebagai bagaimana seseorang menjalani kehidupannya, mengalokasikan uang dan waktu. Kotler & Susanto (2001) mengemukakan bahwa gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang dalam kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapat (opini) yang bersangkutan. Gaya hidup individu didasari oleh konsep dirinya yaitu sikap yang dianut seseorang terhadap dirinya.
B. TECHNOGRAPHICS
1. a. Pengertian Technographics
Rubin & Bluestein (1999) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan
Hawkins, Mothersbaugh dan Best (2007) mengatakan bahwa Technographics
merupakan suatu skema yang mengukur tipe gaya hidup yang berhubungan dengan teknologi dan aktivitas-aktivitas seperti akses online, kepemilikan PC, instant messaging, dan belanja online.
Berdasarkan beberapa hal di atas dapat disimpulkan bahwa Technographics
merupakan suatu tipe kategorisasi gaya hidup konsumen dalam penggunaan teknologi.
b. Pengertian Gaya Hidup
Kotler & Keller (2006) mendefinisikan gaya hidup sebagai pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opini. Pengertian ini sejalan dengan Setiadi (2003) mengatakan gaya hidup secara luas diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas) apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia di sekitarnya (pendapat).
dalam bertingkah laku.
Hawkins, Mothersbaugh dan Best (2007) menyatakan gaya hidup sebagai bagaimana individu menjalankan proses kehidupan. Gaya hidup merupakan fungsi dari ciri-ciri dalam diri individu yang terbentuk melalui interaksi sosial sewaktu individu bergerak melalui daur hidupnya. Gaya hidup itu bersifat dinamis dan secara konstan mengalami perubahan. Gaya hidup merupakan dasar motivasi yang mempengaruhi sikap dan kebutuhan individu, yang pada akhirnya mempengaruhi pembelian dan aktivitas yang digunakan individu. Hawkins, Mothersbaugh dan Best (2007) juga menambahkan bahwa gaya hidup mencakup produk apa yang kita beli, bagaimana kita menggunakannya, dan apa yang kita pikirkan tentang produk tersebut.
2. Aspek-aspek Technographics
Rubin & Bluestein (1999) menyatakan bahwa terdapat tiga aksis yang mendefinisikan tipe Technographics yaitu : sikap terhadap teknologi, pendapatan, dan motivasi primer.
a. Sikap terhadap teknologi
Tipe Technographics membagi konsumen dalam dua kelompok, yaitu: teknologi optimis dan teknologi pesimis.
Teknologi optimis yaitu orang-orang yang berkeyakinan bahwa dengan mengubah perilaku mereka dengan menggunakan dan mendapatkan teknolgi baru akan membuat hidup mereka lebih mudah dan lebih menyenangkan.
metode tradisional saja. b. Pendapatan
[image:35.612.109.513.246.369.2]Pendapatan yang dimaksud di sini terbagi dua, yaitu orang-orang dengan pendapatan tinggi dan pendapatan rendah. Kasali (1998) membagi penghasilan di kota metropolitan (Jakarta, Surabaya, Balikpapan, dan Medan) sebagai berikut:
Tabel 1. Pembagian penghasilan di kota metropolitan
Penghasilan Keluarga Perbulan
Tinggi ( Bagian Atas) >5 juta Tinggi (Bagian Bawah) 3-5 juta Rendah (Bagian Atas) 1-3 juta Rendah (Bagian Bawah) <1 juta
c. Motivasi primer
Segmentasi Technographics membedakan konsumen melalui tiga tipe motivasi primer : karir, keluarga, dan hiburan. Motivasi-motivasi ini berhubungan dengan kebutuhan mereka untuk merasa tercukupi dalam hidup mereka.
Motivasi primer dalam hal ini terbagi tiga, yaitu:
1. Konsumen dengan motivasi hiburan (Entertainment-motivated consumer), yaitu mereka yang berhubungan dengan kebutuhan untuk bersenang-senang. 2. Konsumen dengan motivasi karir (Career-motivated consumer), yaitu
mereka yang memiliki kebutuhan untuk maju atau merasa penting dalam karir.
mereka yang berhubungan dengan kebutuhan untuk merawat atau menjaga orang-orang terdekat.
3. Tipe Technographics
[image:36.612.127.530.284.448.2]Berdasarkan hal tersebut, Hawkins, Mothersbaugh dan Best (2007) mengelompokkan gaya hidup individu dalam hal penggunaan teknologi ke dalam 10 tipe, yaitu:
Tabel 2. Pembagian tipe Technographics
1. Fast Forwards : Orang-orang yang optimis, berpenghasilan tinggi, dan termotivasi oleh karir. Mereka terburu-buru waktu, punya tujuan, dan merupakan pengguna berat teknologi. Sangat mungkin untuk online
sepanjang waktu.
2. Techno-Strivers : Orang-orang yang optimis, berpenghasilan rendah, dan termotivasi oleh karir. Mereka yakin bahwa nilai dari teknologi merupakan jalan untuk meningkatkan karir mereka.
3. Handshakers : Orang-orang yang pesimis, berpenghasilan tinggi, dan termotivasi oleh karir. Mereka sukses dalam karir mereka namun
Sikap Pendapatan
Motivasi Primer
Karir Keluarga Hiburan
Optimis Tinggi Fast Forwards New Age Nurturers
Mouse Potatoes
Rendah Techno-Strivers
Digital Hopefuls
Gadget Grabbers
Pesimis Tinggi Handshakers Traditionalists Media Junkies
bertoleransi rendah dengan teknologi. Pengguna paling rendah dalam instant messaging.
4. New Age Nurturers : Orang-orang yang optimis, berpenghasilan tinggi, dan termotivasi oleh keluarga. Mereka sangat yakin dengan nilai dari teknologi bagi keluarga dan pendidikan.
5. Digital Hopefuls : Orang-orang yang optimis, berpenghasilan rendah, dan termotivasi oleh keluarga. Mereka adalah pecinta teknologi yang berhubungan dengan keluarga. Merupakan pengguna instant messaging
yang relatif tinggi.
6. Traditionalists : Orang-orang yang pesimis, berpenghasilan tinggi, dan termotivasi oleh keluarga. Mereka paling tidak gampang menerima teknologi baru yang lain dari yang biasa mereka gunakan. Paling tidak mungkin terpengaruh dengan apa yang menjadi trend.
7. Mouse Potatoes : Orang-orang yang optimis, berpenghasilan tinggi, dan termotivasi oleh hiburan. Mereka tertarik dengan hiburan interaktif khususnya pada PC. Paling mungkin untuk berbelanja online.
8. Media Junkies : Orang-orang yang pesimis, berpenghasilan tinggi, dan termotivasi oleh hiburan. Biasanya mereka tertarik pada TV dan fitur-fitur video.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan metode yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat, fakta, karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif, tidak bermaksud mencari penjelasan, menguji hipotesis, membuat prediksi maupun mempelajari implikasi (Hadi, 2002).
Sejalan dengan yang diutarakan Hasan (2003) yang menyatakan bahwa jenis penelitian ini tidak mempersoalkan jalinan hubungan antar variabel, dan tidak melakukan pengujian hipotesis. Hasil penelitiannya berupa deskripsi mengenai variabel-variabel tertentu dengan menyajikan frekuensi, angka rata-rata atau kualifikasi lainnya untuk setiap kategori disuatu variabel.
Hasil penelitian ini berupa deskripsi mengenai tipe pengambilan keputusan membeli dan Technographics pada konsumen.
A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN
Variabel merupakan sebuah simbol angka-angka atau nilai ditetapkan dan suatu konsep atau pengertian dapat dikatakan sebagai variabel bila menunjukkan adanya variasi (Kerlinger, 2000). Variabel yang hendak diteliti dalam rancangan penelitian ini adalah
1. Tipe Pengambilan Keputusan Membeli 2. Technographics
B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN
1. Tipe Pengambilan Keputusan Membeli
Tipe pengambilan keputusan membeli ialah suatu tingkatan dalam proses pemilihan produk atau jasa yang hendak dibeli dengan cara memilih perilaku yang ingin ditampilkan melalui tahapan-tahapan pembelian (Hawkins, Mothersbaugh dan Best, 2007).
Data mengenai tipe pengambilan keputusan membeli diperoleh dari Skala Tipe Pengambilan Keputusan Membeli. Skala ini disusun berdasarkan tipe keputusan membeli yang dibagi ke dalam 3 tipe yaitu Pengambilan Keputusan Diperluas, Pengambilan Keputusan Terbatas, dan Pengambilan Keputusan Nominal oleh Hawkins, Mothersbaugh dan Best (2007).
pilihan jawaban. Dengan kata lain, 1 tipe pengambilan keputusan membeli akan diwakili oleh 1 pilihan jawaban. Subjek akan diminta untuk menentukan salah satu pilihan jawaban dari 3 pilihan yang telah disediakan pada setiap aitem (Ginting, 2008).
Skor yang diperoleh subyek akan diinterpretasi sehingga dapat diketahui subjek memiliki tipe pengambilan keputusan yang mana. Skor yang tinggi pada suatu tipe pengambilan keputusan membeli (jika dibandingkan dengan tipe pengambilan keputusan yang lain) menunjukkan tipe pengambilan keputusan membeli subjek. Dengan demikian subjek mungkin akan memiliki lebih dari satu tipe pengambilan keputusan membeli (Ginting, 2008).
2. Technographics
Technographics adalah tipe gaya hidup dalam penggunaan teknologi berdasarkan sikap terhadap teknologi, pendapatan, dan motivasi primer seseorang (Rubin & Bluestein, 1999).
Data mengenai Technographics diperoleh dari Angket Technographics. Angket ini disusun berdasarkan aspek-aspek yang terdapat dalam Technographics yang dikemukakan oleh Rubin & Bluestein (1999), yaitu sikap terhadap teknologi, pendapatan, dan motivasi primer. Aspek-aspek tersebut yang akan membedakan
Technographics yang di bedakan Rubin & Bluestein (1999) menjadi 10 kategori yaitu: Fast Forwards, Techno-Strivers, Handshakers, New Age Nurturers, Digital Hopefuls, Traditionalists, Mouse Potatoes, Gadget Grabbers, Media Junkies,
Fast Forwards ialah orang-orang Teknologi Optimis, dengan pendapatan tinggi, dan motivasi karir. Techno-Strivers ialah orang-orang Teknologi Optimis, berpendapatan rendah, dan motivasi karir. Handshakers ialah orang-orang Teknologi Pesimis, berpendapatan tinggi, dan motivasi keluarga. Digital Hopefuls ialah orang-orang Teknologi Optimis, berpendapatan rendah, dan motivasi keluarga.
Traditionalists ialah orang-orang Teknologi Pesimis, berpendapatan tinggi, dan motivasi karir. Mouse Potatoes ialah orang-orang Teknologi Optimis, berpendapatan tinggi, dan motivasi hiburan. Gadget Grabbers ialah orang-orang Teknologi Optimis, berpendapatan rendah, dan motivasi hiburan. Media Junkies ialah orang-orang Teknologi Pesimis, berpendapatan tinggi, dan motivasi hiburan. Sedangkan kategori terakhir yaitu Sidelined Citizens ialah orang-orang Teknologi Pesimis dengan pendapatan rendah.
Angket ini berbentuk pertanyaan-pertanyaan seputar aspek-aspek dari
Technographics tersebut. Subyek diharuskan mengisi angket berupa jenis pertanyaan isian dan jenis pertanyaan dengan jawaban Ya/Tidak serta pilihan berganda dengan 3 pilihan jawaban.
C. POPULASI DAN METODE PENGAMBILAN SAMPEL
1. Populasi
Pada usia mulai dari 18 tahun seseorang dikelompokkan sebagai dewasa awal dimana sudah dapat mencari pola hidup yang diyakininya dapat memenuhi kebutuhannya, mengembangkan pola-pola perilaku, sikap, dan nilai-nilai yang cenderung akan menjadi kekhasan mereka (Hurlock, 2000). Dalam hal ini maka juga sudah dapat dilihat pola penggunaan perangkat teknologi dalam memenuhi kebutuhan mereka. Super (1990) dalam Brown dan Brooks (1990) menyatakan bahwa kelompok usia 18 -50 tahun merupakan kelompok usia produktif dimana seseorang masih mampu bekerja dan menghasilkan sesuatu. Maka dari itu kemungkinan besar penggunaan perangkat teknologi paling banyak dilakukan oleh orang-orang dalam masa produktif ini.
2. Metode Pengambilan Sampel
Mengingat keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga yang dimiliki oleh peneliti, maka peneliti hanya meneliti sebagian dari keseluruhan populasi yang dijadikan sebagai subyek penelitian, atau yang dikenal dengan nama sampel (Hadi, 2002). Sehubungan dengan hal ini yang perlu mendapat perhatian ialah sampel harus mencerminkan keadaan populasinya agar sampel dapat digeneralisasikan terhadap populasinya (Hadi, 2002).
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
D. ALAT UKUR PENELITIAN
Alat ukur merupakan metode pengumpulan data dalam kegiatan penelitian yang mempunyai tujuan untuk mengungkap fakta mengenai variabel yang diteliti (Hadi, 2002). Metode yang digunakan dalam pengumpulan data di penelitian ini adalah metode self-reports berupa Angket Technographics dan Tipe Pengambilan Keputusan Membeli yang dikemukakan oleh Hawkins, Mothersbaugh dan Best (2007)
1. Skala Tipe Pengambilan Keputusan Membeli
Skala ini disusun berdasarkan aspek-aspek yang terdapat dalam pengambilan keputusan membeli yang dikemukakan oleh Hawkins, Mothersbaugh dan Best (2007), yakni: pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian, dan setelah pembelian.
Skala ini menggunakan format stimulus berupa suatu kondisi atau situasi yang dihadapkan kepada subyek Azwar (2006). Format stimulus yang menyerupai tes objektif dinilai tidak mengandung kelemahan-kelemahan yang secara inheren terdapat pada format-format lain, serta memiliki kekuatan dalam dasar teoritis dan dalam hal pembakuan (Suryabrata, 2004). Format tersebut kemudian diwujudkan dalam bentuk pilihan ganda, menyerupai tes obyektif secara umum.
3 pilihan yang telah disediakan pada setiap aitem (Nurcahyo, 2008 dalam Ginting, 2008).
[image:45.612.106.507.470.671.2]Dalam skala ini, setiap pilihan jawaban pada semua aitem akan memiliki 1 skor. Dengan demikian jika seorang subyek memilih pilihan jawaban yang mengindikasikan tipe pengambilan keputusan ”Diperluas” pada suatu aitem tertentu, maka subyek tersebut akan mendapatkan skor 1 untuk tipe pengambilan keputusan ”Diperluas”. Penskoran yang demikian berlaku untuk semua aitem. Pada akhirnya, setiap skor akan dijumlahkan berdasarkan tipe pengambilan keputusan membelinya. Kemudian nilai yang diperoleh akan di transformasikan ke nilai Z score dengan bantuan SPSS 17.0 for windows. Nilai subjek yang memiliki Z score lebih besar dari F = 1,0 akan menjadi tipe pengambilan keputusan membeli pada subjek. Dengan demikian subyek dimungkinkan akan memiliki lebih dari satu tipe pengambilan keputusan membeli.
Tabel 3. Distribusi Aitem-aitem Skala Tipe Keputusan Membeli Sebelum Uji Coba
Pilihan Jawaban
Tipe Keputusan
Membeli Indikator Jumlah
Aitem
Jumlah Pilihan
A Diperluas
1. Pengenalan Masalah 2. Pencarian Informasi 3. Evaluasi Alternatif 4. Pembelian 5. Pasca Pembelian
1, 18, 21 25
B Terbatas
3, 4, 5, 6, 7, 9, 22, 23, 25
25
C Nominal
2, 10, 11, 12, 13, 14, 17, 19
25
2. Angket Technographics
Alat ukur untuk meneliti Technographics dalam penelitian ini dikembangkan oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek yang terdapat dalam Technographics yang dikemukakan oleh Rubin & Bluestein (1999), yaitu sikap terhadap teknologi, pendapatan, dan motivasi primer.
Angket ini menggunakan format berupa kombinasi antara pertanyaan-pertanyaan yang disajikan dalam bentuk skala dengan jawaban tegas, yaitu Ya atau Tidak. Selain itu responden juga diharuskan memilih di antara 3 jawaban yang sudah disajikan dalam pertanyaan berbentuk pilihan ganda.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut disusun berdasarkan aspek-aspek dalam
Technographics yaitu sikap terhadap teknologi dan motivasi primer seseorang. Jawaban dari masing-masing responden akan menunjukkan arah segmentasi
Technographics mereka cenderung masuk ke dalam kelompok Technographics yang mana.
Pada aitem no 7-8, pilihan jawaban (a)Ya mengungkapkan sikap subjek yang Pesimis terhadap teknologi, sedangkan pilihan jawaban (b)Tidak mengungkapkan sikap subjek yang Optimis terhadap teknologi.
Aitem pertanyaan no 9-11 mengungkapkan motivasi primer subjek (hiburan/ karir/ keluarga). Pilihan jawaban a menunjukkan motivasi primer subjek berdasarkan hiburan. Pilihan jawaban b menunjukkan motivasi primer subjek berdasarkan karir. Pilihan jawaban c menunjukkan motivasi primer subjek berdasarkan keluarga. Dalam pertanyaan ini, setiap pilihan jawaban pada semua aitem akan memiliki 1 skor. Dengan demikian jika seorang subyek memilih pilihan jawaban yang mengindikasikan motivasi primer ”hiburan” pada suatu aitem tertentu, maka subyek tersebut akan mendapatkan skor 1 untuk motivasi primer ”hiburan”. Penskoran yang demikian berlaku untuk semua aitem. Pada akhirnya, setiap skor akan dijumlahkan berdasarkan motivasi primernya. Aitem no 12 berupa pertanyaan yang memiliki 7 pilihan jawaban yang bisa dijawab lebih dari satu.
E. VALIDITAS, RELIABILITAS DAN HASIL UJI COBA ALAT UKUR
1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji coba alat ukur dalam menjalankan fungsinya. Dalam penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan tujuan yaitu (1) seberapa jauh alat ukur skala tipe pengambilan keputusan membeli dan angket Technographics dapat mengukur atau mengungkap dengan tepat dan (2) seberapa jauh alat ukur menunjukkan kecermatan atau ketelitian pengukuran atau dengan kata lain dapat menunjukkan keadaan yang sebenarnya (Azwar, 2007).
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi atau content validity yaitu sejauh mana suatu tes yang merupakan seperangkat soal, dilihat dari isinya benar-benar mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur (Azwar, 2005). Validasi isi dalam penelitian ini dilakukan dengan professional judgement yakni oleh dosen pembimbing.
2. Uji Daya Beda Aitem
Uji daya beda aitem dilakukan untuk melihat sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur. Dasar kerja yang digunakan dalam analisis aitem ini adalah dengan memilih aitem-aitem yang fungsi ukurnya selaras atau sesuai dengan fungsi ukur tes. Dengan kata lain, memilih aitem yang mengukur hal yang sama dengan apa yang diukur oleh tes secara keseluruhan (Azwar, 2007).
Pengujian daya beda aitem ini dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor pada aitem dengan suatu kriteria yang relevan yaitu skor total tes itu sendiri dengan menggunakan koefisien korelasi Pearson Product Moment.
Prosedur pengujian ini akan menghasilkan koefisien korelasi aitem total yang dikenal dengan indeks diskriminasi aitem (Azwar, 2007). Uji daya beda aitem ini akan dilakukan pada Skala Tipe Keputusan Membeli yang akan ditunjukan oleh harga
corrected item total correlation.
3. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat kekonsistenan atau keterpercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar, 2007). Pengukuran yang tidak reliabel akan menghasilkan skor yang tidak dapat dipercaya karena perbedaan skor yang terjadi diantara individu lebih ditentukan oleh faktor error
Uji reliabilitas alat ukur ini menggunakan pendekatan Internal Consistency
yang mana prosedurnya hanya memerlukan satu kali penggunaan tes kepada sekelompok individu sebagai subyek. Pendekatan ini dipandang ekonomis, praktis dan berefisiensi tinggi (Azwar, 2007). Teknik yang digunakan adalah teknik koefisien reliabilitas Alpha Cronbach.
Penghitungan daya beda aitem dan koefisien reliabilitas dalam uji coba ini dilkukan dengan menggunakan program SPSS version 17.00 for Windows.
4. Hasil Uji Coba Alat Ukur
Skala Tipe Pengambilan Keputusan Membeli
Uji coba terhadap skala tipe pengambilan keputusan membeli dilakukan pada 50 orang. Daya diskriminasi item dilihat dengan melakukan analisa uji coba dengan mengguanakan aplikasi program SPSS versi 17.00 for windows, kemudian nilai
corrected item total correlation yang diperoleh dibandingkan dengan Pearson Product Moment dengan interval kepercayaan 95 % yang memiliki harga kritik 0,3. Menurut Azwar (2007), semua aitem yang mencapai koefisien minimal 0,3 daya pembedanya dianggap memuaskan. Dari 25 item yang diujicobakan terdapat 6 item yang gugur karena setiap aitem memiliki 3 pilihan memiliki rix dan reliabilitas
masing–masing. ketika 3 pilihan tersebut memiliki harga rix yang lebih kecil dari
Pengambilan Keputusan Membeli dengan keseluruhan tipe pengambilan keputusan membeli memiliki uji t-test dengan interval kepercayaan sebesar 95 % (p < 0,05).
Tabel 4. Distribusi Aitem-aitem Skala Tipe Keputusan Membeli Setelah Uji Coba
F. PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN
1. Tahap Persiapan
Dalam rangka pelaksanaan penelitian ini ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan oleh peneliti, antara lain :
a. Pembuatan alat ukur
Pada tahap ini, peneliti membuat alat ukur berupa skala tipe pengambilan keputusan membeli yang dikemukakan oleh Hawkins, Mothersbaugh dan Best (2007) dan angket Technographics yang dikemukakan oleh Rubin & Bluestein (1999).
Pilihan Jawaban
Tipe Keputusan
Membeli
Indikator Item Terseleksi Jumlah
Pilihan
A Diperluas 1.Pengenalan Masalah 2.Pencarian Informasi 3. Evaluasi Alternatif 4. Pembelian 5. Evaluasi Pasca Pembelian
5,6,7,9,10,11,12,13,14,15,16, 18,21,22
19
B Terbatas 1,6,7,8,9,10,14,18,21,22 19
C Nominal 1,6,8,10,11,15,18,19,20, 21,24,25
b. Uji Coba Alat Ukur
Sebelum menjadi alat ukur yang sebenarnya, skala diuji validitasnya berdasarkan
professional judgement kemudian skala tersebut diuji cobakan kepada sampel yang memiliki karakteristik yang sama dengan subjek penelitian yaitu pada 50 orang.
c. Revisi Alat Ukur
Setelah aitem pada skala tipe keputusan membeli dan angket Technographics
diperiksa oleh professional judgment, dan telah diujicobakan pada subyek, maka peneliti mengadakan sedikit perubahan atas bahasa yang digunakan dalam angket
Technographics dan Skala Tipe Pengambilan Keputusan Membeli. Aitem-aitem tersebut kemudian disusun kembali dalam bentuk booklet.
2. Tahap Pelaksanaan
Setelah skala penelitian lulus dalam uji validitas dan reliabilitas, maka aitem dalam skala tersebut disusun kembali. Selanjutnya, aitem-aitem yang lulus penyaringan dijadikan alat pengumpulan data pada sampel yang sesungguhnya.
3. Tahap Pengolahan Data
G. METODE ANALISA DATA
Untuk mendapatkan deskripsi tipe pengambilan keputusan membeli dan tipe
BAB IV
ANALISA DATA DAN INTERPRETASI
Bab ini akan menguraikan hasil penelitian yang berkaitan dengan analisis data penelitian dan sesuai dengan permasalahan yang ingin dilihat dari penelitan ini.
A. Deskripsi Subjek Penelitian
1. Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
[image:54.612.142.473.411.506.2]Berdasarkan jenis kelamin, subjek penelitian dikelompokkan menjadi dua yaitu laki-laki dan perempuan. Deskripsi subjek terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5. Deskripsi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin
Berdasarkan tabel 5, dapat diketahui bahwa subjek penelitian yang berjenis kelamin laki-laki adalah sebanyak 91 orang (36,4%) dan perempuan sebanyak 159 orang (63,6%).
2. Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Usia
Berdasarkan usia subjek penelitian, dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu dewasa awal (18 – 30 dan 31-40) dan dewasa madya (40-60). Deskripsi subjek terlihat pada tabel di bawah ini :
Frequency Percent
Valid
Percent Cumulative Percent
Valid Laki-laki 91 36.4 36.4 36.4
Tabel 6. Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Usia
Berdasarkan tabel 6, dapat diketahui bahwa subjek penelitian yang berusia dewasa awal yaitu usia 18-30 tahun sebanyak 187 orang (74,8%), dan usia 31-40 tahun sebanyak 22 orang (8,8%) kemudian usia diatas 40 tahun sebanyak 41 orang (16,4%).
3. Deskripsi Subjek Penelitian berdasarkan Pekerjaan.
Berdasarkan pekerjaan yang dimiliki oleh subjek penelitian, dapat dikelompokkan menjadi 5 kategori yaitu pelajar/mahasiswa, pegawai negeri sipil (PNS), Karyawan swasta, wirausaha dan tidak memiliki pekerjaan. Deskripsi subjek terlihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 7. Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Pekerjaan
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 18-30 187 74.8 74.8 74.8
31-40 22 8.8 8.8 83.6
>40 41 16.4 16.4 100.0 Total 250 100.0 100.0
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Pelajar/Mahasiswa 88 35.2 35.2 35.2
Pegawai BUMN 101 40.4 40.4 75.6 Pegawai Swasta 37 14.8 14.8 90.4
Wirausaha 14 5.6 5.6 96.0
Dan Lain Lain 10 4 4 100.0
[image:55.612.125.487.557.698.2]Berdasarkan tabel 7, dapat diketahui bahwa subjek penelitian yang merupakan pelajar / mahasiswa sebannyak 88 orang (35,2%), pegawai BUMN sebanyak 101 orang (40,4%), pegawai swasta sebanyak 37 orang (14,8%), kemudian yang merupakan wirausaha sebanyak 14 orang (5,6%) dan profesi lainnya sebanyak 10 orang (4%).
4. Deskripsi Subjek Penelitian berdasarkan Jumlah Pendapatan Perbulan
[image:56.612.134.473.435.606.2]Berdasarkan Jumlah Pendapatan Perbulan yang dimiliki subjek penelitian, dapat dikelompokkan menjadi 4 yaitu Di bawah Rp.1.000.000, Di antara Rp.1.000.000 – Rp.3.000.000, Di antara Rp.3.000.000 – Rp.5.000.000, Di atas Rp.5.000.000. Deskripsi subjek terlihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 8. Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Jumlah Pendapatan Perbulan
Berdasarkan tabel 8, dapat diketahui bahwa subjek penelitian yang memiliki pendapatan lebih kecil dari Rp.1.000.000,- sebanyak 75 orang (30%), Di antara
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid < 1 juta 75 30 30 30
1 juta-3
juta 105 42 42 72
3 juta-5
juta 48 19.2 19.2 121.2
Rp.1.000.000-Rp.3.000.000 sebanyak 105 orang (42%), Rp.3.000.000-Rp.5.000.000 sebanyak 48 orang (19,2%), dan Di atas Rp.5.000.000 sebanyak 22 orang (8,8%).
5. Deskripsi Subjek Penelitian berdasarkan Status Pernikahan
Berdasarkan Status Pernikahan, subjek penelitian dikelompokkan menjadi dua yaitu menikah dan belum menikah. Deskripsi subjek terlihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 9. Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Status Pernikahan
Berdasarkan tabel 9, dapat diketahui bahwa subjek penelitian yang berstatus menikah adalah sebanyak 97 orang (38,8%) dan belum menikah sebanyak 153 orang (61,2%).
B. Hasil Utama Penelitian
Hasil penelitian ini terdari dari deskripsi tipe pengambilan keputusan membeli secara umum, tipe Technographics secara umum, serta deskripsi Tipe Pengambilan Keputusan Membeli dan Tipe Technographics secara umum pada konsumen. Deskripsi Tipe Pengambilan Keputusan Membeli dibagi atas 3 tipe, yaitu keputusan membeli diperluas, keputusan membeli terbatas, dan keputusan membeli nominal. Sementara deskripsi Technographics yang diperoleh dibagi atas 10 kelompok yaitu
Fast Forwards, New Age Nurturers, Mouse Potatoes, Handshakers, Traditionalists,
Media Junkies, Techno-Strivers, Digital Hopefuls, Gadget Grabbers, dan Sidelined-Citizens.
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Belum Menikah 153 61.2 61.2 61.2
Menikah 97 38.8 38.8 100.0
1. Deskripsi Tipe Pengambilan Keputusan Membeli pada konsumen
Dalam penelitian ini para konsumen sebagai subjek penelitian digolongkan ke dalam 3 Tipe Pengambilan Keputusan Membeli yaitu Keputusan Membeli Diperluas, Keputusan Membeli Terbatas, dan Keputusan Membeli Nominal. Penggolongan subjek dalam masing – masing Tipe Pengambilan Keputusan Membeli digunakan kategorisasi z skor. Harga z yang ditetapkan pada setiap Tipe Pengambilan Keputusan Membeli sebesar 1,0 yang berarti dalam distribusi teoritis, peluang untuk memperoleh harga z yang lebih besar daripada 1,0 sebesar 30%. Jadi, keyakinan bahwa subjek penelitian yang mencapai kriteria tersebut memang memiliki ciri Tipe Pengambilan Keputusan Membeli tertentu masih besar.
Z ≥ 1,0
ZDiperluas ≥ 1,0 ; ZTerbatas< 0 ; ZNominal < 0
ZTerbatas ≥ 1,0 ; ZDiperluas < 0 ; ZNominal< 0
ZNominal≥ 1,0 ; ZDiperluas< 0 ; ZTerbatas< 0
Z =
X = Nilai Skor
X = Rata-rata
Tabel 10. Deskripsi Nilai Mininimum, Nilai Maximum, Mean dan Standar deviasi Tipe Pengambilan Keputusan Membeli
Adapun mean untuk Extended adalah 11,20 (SD=3,722), mean untuk Limited
4,72 (SD=2,929), dan yang terakhir adalah mean untuk Nominal sebesar 3,02 (SD=2,380). Kemudian untuk transformasi nilai subjek ke Z score digunakan bantuan
SPSS 16.0 for windows.
Berdasarkan Z score sebesar 1,0 sebagai ketetapan dalam menentukan tipe pengambilan keputusan membeli yang dimiliki oleh konsumen, maka berikut adalah deskripsi umum tipe pengambilan keputusan membeli :
Tabel 11. Deskripsi Umum Tipe Pengambilan Keputusan Membeli
Pada tabel 11 dapat dilihat Tipe Pengambilan Keputusan Membeli murni yang ditemukan pada konsumen adalah Pengambilan Keputusan Membeli Diperluas
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Diperluas 250 2 19 11.20 3.722
Terbatas 250 0 16 4.72 2.929
Nominal 250 0 11 3.02 2.380
Valid N (listwise)
250
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid NonKategori 135 54 54 54
Diperluas 48 19.2 19.2 72.8
Terbatas 36 14.4 14.4 87.2
Nominal 31 12.4 12.4 100.0
[image:59.612.129.484.486.630.2]sebanyak 48 orang (19,2%), kemudian Pengambilan Keputusan Membeli Terbatas sebanyak 36 orang (14,4%), dan yang terakhir Pengambilan Keputusan Membeli Nominal sebanyak 31 orang (12,4%). Sementara sisanya sebanyak 135 orang (54%) tidak dapat dikategorisasikan.
2. Deskripsi Technographics pada konsumen
Dalam penelitian ini para konsumen sebagai subjek penelitian digolongkan ke dalam 10 tipe Technographics, yaitu Fast Forwards, Techno-Strivers, Handshakers, New-Age Nurturers, Digital Hopefuls, Traditionalists, Mouse Potatoes, Media
[image:60.612.105.508.406.662.2]Junkies, Sidelined Citizens, dan Gadget Grabbers. Penggolongan subjek dalam masing – masing tipe Technographics ini menggunakan kategorisasi subjek berdasarkan skor yang diperoleh subjek pada skala Technographics.
Tabel 12. Penggolongan Subjek Penelitian Ke Dalam Technographics
Sikap Pendapatan Motivasi Jumlah Tipe
Optimis Tinggi Karir 38 Fast Forwards
Optimis Rendah Karir 59 Techno-Str