• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Ketaksesuaian Latar Belakang Pendidikan Guru dengan Mata Pelajaran SMA (Studi Kasus pada SMA Provinsi Jawa Barat)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Ketaksesuaian Latar Belakang Pendidikan Guru dengan Mata Pelajaran SMA (Studi Kasus pada SMA Provinsi Jawa Barat)"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KETAKSESUAIAN LATAR BELAKANG

PENDIDIKAN GURU DENGAN MATA PELAJARAN SMA

(Studi Kasus pada SMA di Provinsi Jawa Barat)

MUHAMMAD SEPTIANDI

DEPARTEMEN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Ketaksesuaian Latar Belakang Pendidikan Guru dengan Mata Pelajaran SMA (Studi Kasus pada SMA di Provinsi Jawa Barat) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

MUHAMMAD SEPTIANDI. Analisis Ketaksesuaian Latar Belakang Pendidikan Guru dengan Mata Pelajaran SMA. Dibimbing oleh ASEP SAEFUDDIN dan DIAN KUSUMANINGRUM.

Guru merupakan tenaga pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, serta mengevaluasi peserta didik. Telah banyak upaya pemerintah untuk meningkatkan kemampuan guru, salah satunya peningkatan kualifikasi melalui batasan akademik yaitu S1/D4. Selain masalah kualifikasi guru, terdapat persoalan ketaksesuaian antara latar belakang pendidikan guru dengan mata pelajaran yang diajarkan. Analisis ketaksesuaian dipergunakan pada penelitian ini untuk mengkaji masalah ketaksesuaian tersebut di Provinsi Jawa Barat. Pemilihan wilayah ini disebabkan jumlah guru SMA di Jawa Barat secara nasional paling banyak dengan persentase 10.56%. permasalahan yang ada ialah data tak lengkap yaitu data yang tidak terisi oleh seorang guru. Terdapat tujuh wilayah mengalami data tak lengkap yang akan dikeluarkan dalam penelitian. Nilai indeks ketaksesuaian terbagi atas empat kategori, yaitu Sangat Rendah, Rendah, Sedang, dan Tinggi. Untuk seluruh mata pelajaran yang termasuk kategori tinggi yaitu terdapat pada Kabupaten Sukabumi, Ciamis, Kuningan, Indramayu, Purwakarta, dan Kota Banjar. Sedangkan untuk setiap mata pelajaran yaitu Antropologi, Bahasa Daerah, Muatan Lokal, Sosiologi, Teknik Informasi Komunikasi. Guru yang mengajar pada kelima mata pelajaran tersebut perlu perhatian lebih karena terjadi ketaksesuaian mengajar lebih banyak. Kata kunci : Analisis Ketaksesuaian, Jawa Barat, Sekolah Menengah Atas

ABSTRACT

MUHAMMAD SEPTIANDI. Mismatch Analysis of the Teacher Educational Background with High School Subjects. Suvervised by ASEP SAEFUDDIN and DIAN KUSUMANINGRUM

Teachers are professional educators with the primary task of educating, teaching, guiding, directing, training, and evaluating students. There have been many efforts to increase the ability of teachers, one of which is to increase the academics qualification through minimum qualification of education that is S1/D4. Besides the issue of teachers qualification, there's the issue of mismatch between teachers education background with the subjects that they teachs. Mismatch analysis was used in this study to examine the mismatch issue in West Java Province. The selection of this region was based on the highest percentage of high school teachers in Indonesia, West Java has the highest percentage of 10.56 % teachers in Indonesia. Incomplete data is the data that is not filled by teachers. There are seven districts and cities having incomplete data which is excluded in this study. Mismatch index values are divided into four categories, which are Very Low, Low, Medium, and High. For all subjects that were taught in high school, regions which had high mismatch index include Sukabumi, Ciamis, Kuningan, Indramayu, Purwakarta, and Banjar. Whereas for each subject that had a high mismatch index include Anthropology, Regional Languages, Local Content, Sociology, Communication and Information Engineering. Teachers who teach in these five subjects require more attention, because the mismatch index is more higher than the other subjects.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Statistika

pada

Departemen Statistika

ANALISIS KETAKSESUAIAN LATAR BELAKANG

PENDIDIKAN GURU DENGAN MATA PELAJARAN SMA

(Studi Kasus pada SMA di Provinsi Jawa Barat)

MUHAMMAD SEPTIANDI

DEPARTEMEN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Analisis Ketaksesuaian Latar Belakang Pendidikan Guru dengan Mata Pelajaran SMA (Studi Kasus pada SMA Provinsi Jawa Barat) Nama : Muhammad Septiandi

NIM : G14070086

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Asep Saefuddin, M.Sc Pembimbing I

Dian Kusumaningrum, M.Si Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Anang Kurnia, M.Si Ketua Departemen

(8)
(9)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini ialah pendidikan, dengan judul yaitu Analisis Ketaksesuaian Latar Belakang Pendidikan Guru dengan Mata Pelajaran SMA (Studi Kasus pada SMA di Provinsi Jawa Barat).

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Prof.Dr.Ir. Asep Saefuddin, M.Sc dan kepada Ibu Dian Kusumaningrum, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberi bimbingan, arahan dan membangkitkan semangat kepada penulis, serta Bapak Dr. Bagus Sartono, M.Si selaku dosen penguji yang telah banyak memberi saran. Penulis juga tak lupa untuk ucapkan banyak terima kasih kepada Agung, Jelita, Merlin, Komti, Nunu, Sugianto, Hanif, Kindy, Komti, Rani atas bantuan moril dan dukungan semangatnya. Terkhusus penulis persembahkan dan mengucapkan terima kasih kepada orang tua, keluarga, sahabat - sahabatku, Bapak Komarudin, Ibu Asih, Bapak Sadeli, Pak Edo, Gemol, De Ilyas, dan untuk yang belum tercantum disini atas doa serta dukungan moril. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.

(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 1

TINJAUAN PUSTAKA 2

Guru dan Mata Pelajaran SMA 2

Profesionalisme Tenaga Kependidikan 3

Analisis Ketaksesuaian 3

Analisis Biplot 4

METODE 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 5

Eksplorasi Data 5

Nilai Indeks Ketaksesuaian 6

Kategori Indeks Ketaksesuaian 7

Pemetaan Biplot Indeks Ketaksesuaian 9

SIMPULAN 12

SARAN 13

DAFTAR PUSTAKA 13

LAMPIRAN 14

(11)

DAFTAR TABEL

1 Pengelompokkan Mata Pelajaran Wajib dan Peminatan 2 2 Kriteria pengelompokkan untuk seluruh mata pelajaran 7 3 Kriteria pengelompokkan untuk per mata pelajaran 8

DAFTAR GAMBAR

1 Keterkaitan Ilmu Pengetahuan 3

2 Persentase Kategori Indeks Ketaksesuaian Seluruh Mata Pelajaran 8 3 Persentase Kategori Indeks Ketaksesuaian per Mata Pelajaran 9 4 Pemetaan Biplot Indeks Ketaksesuaian untuk seluruh mata pelajaran 10 5 Pemetaan Biplot Indeks Ketaksesuaian untuk Jurusan IPA 11 6 Pemetaan Biplot Indeks Ketaksesuaian untuk Jurusan IPS 11 7 Pemetaan Biplot Indeks Ketaksesuaian untuk Jurusan BAHASA 12

DAFTAR LAMPIRAN

1 Guru dan Data Tak Lengkap 14

2 Jumlah Guru per Mata Pelajaran di Provinsi Jawa Barat 15

3 Penentuan Nilai Pembobot (Wij) 17

(12)

1

PENDAHULUAN

LatarBelakang

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 tahun 2008 Pasal 1 Ayat (1) menjelaskan bahwa guru adalah tenaga pendididk profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, dan mengevaluasi peserta didik. Guru mempunyai peran penting untuk meningkatkan suatu mutu pendidikan. Pemerintah telah berupaya melakukan peningkatan kemampuan guru salah satunya peningkatan kualifikasi melalui batasan jenjang pendidikan akademik yaitu program sarjana.

Menurut Surya Darma (2012), selain ada permasalahan kualifikasi guru, terdapat ketaksesuaian antara latar belakang pendidikan guru dengan mata pelajaran yang sedang diajarkan. Dengan kata lain, guru mengajar mata pelajaran yang bukan sesuai bidangnya. Misalnya, guru yang berlatar belakang pendidikan agama mengajar matematika, guru yang berlatar belakang pendidikan sejarah mengajar IPA, dan lain sebagainya. Pendidikan yang khusus untuk guru sekolah menengah sangat diperlukan, sebab guru mempunyai peranan dalam membimbing generasi muda sebagai tulang punggung negara. Tentunya berbagai permasalahan tersebut tidak baik bagi perkembangan pendidikan di Indonesia.

Oleh karena itu pada penelitian ini penulis akan membahas mengenai masalah ketaksesuaian mengajar antara latar belakang pendidikan guru dengan mata pelajaran yang sedang diajarkan. Penelitian ini menggunakan analisis ketaksesuaian dengan batasan wilayah yaitu Provinsi Jawa Barat. Pemilihan wilayah ini berdasarkan jumlah guru SMA di Provinsi Jawa Barat paling banyak dengan persentase sebesar 10.56 % (24.922 guru).

Setelah mendapatkan nilai indeks ketaksesuaian, juga diperlukan analisis untuk pemetaan indeks ketaksesuaian pada peubah mata pelajaran pada setiap wilayah Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat menggunakan analisis Biplot. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk melihat hubungan antara nilai ketaksesuaian pada peubah mata pelajaran dengan masing-masing objek wilayah tersebut.

Tujuan Penelitian

(13)

2

TINJAUAN PUSTAKA

Guru dan Mata Pelajaran SMA

Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama yaitu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi murid pada pendidikan anak usia dini melalui jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Pendidikan menengah adalah jenjang pendidikan jalur formal berupa lanjutan dari pendidikan dasar. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas, Madrasah Aliyah, Sekolah Menengah Kejuruan atau bentuk lain yang sederajat. Sekolah Menengah Atas yang selanjutnya disingkat dengan SMA.

Mata pelajaran adalah unit organisasi terkecil dari kompetensi dasar. Untuk kurikulum SMA, kompetensi dasar diorganisasikan berdasarkan pengelompokan mata pelajaran yang wajib diikuti oleh peserta didik dan mata pelajaran yang sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan peserta didik (peminatan). Tabel di bawah ini menunjukkan mata pelajaran yang termasuk wajib ataupun peminatan.

Tabel 1 Pengelompokan Mata Pelajaran Wajib dan Peminatan Mata Pelajaran

1.Bahasa dan Sastra Indonesia (BIN) 2.Bahasa dan Sastra Inggris (BIG) 3.Bahasa dan Sastra Asing Lainnya (BIS)

(14)

3

Profesionalisme Tenaga Kependidikan

Dilihat dari tugas dan tanggung jawabnya, untuk menyandang pekerjaan dan jabatan, seorang guru ternyata dituntut beberapa persyaratan (Rusyan 1990) diantaranya adalah :

1. Menuntut adanya keterampilan yang berlandaskan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam.

2. Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya.

3. Menuntut adanya tingkat pendidikan tinggi.

4. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakannya.

5. Memungkinkan pengembangan sejalan dengan dinamika kehidupan.

Analisis Ketaksesuaian

Komarudin (2006:38) menjelaskan bahwa untuk melihat sejauh mana guru pada jenjang SMA yang mengalami ketaksesuaian, nilai indeks ketaksesuaian dirumuskan sebagai berikut :

Indeks ketaksesuaian untuk seluruh mata pelajaran

� = ∑=1∑=1

(∑=1=1 )(∑=1=1 )

Indeks ketaksesuaian untuk per mata pelajaran ke-j

� = ∑=1

(∑=1 )(∑=1 )

Dimana

Xij : jumlah guru pada jurusan ke-i dan mata pelajaran ke-j

Wij : nilai pembobot pada jurusan ke-i dan mata pelajaran ke-j

I : nilai indeks ketaksesuaian untuk seluruh mata pelajaran Ij : nilai indeks ketaksesuaian untuk per mata pelajaran ke-j

Indikator yang menjelaskan bagaimana cara untuk mendapatkan nilai indeks ketaksesuaian antara latar belakang pendidikan (jurusan) dengan mata pelajaran yang diajarkan selama guru tersebut mengajar di sekolah yang bersangkutan. Variabel-variabel yang terkait adalah :

1. ID Sekolah : merupakan identitas nomor statistik sekolah, kode untuk jenis sekolah Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Batasan dalam penelitian ini yaitu jenis sekolah Sekolah Menengah Atas (SMA).

(15)

4

3. Mata Pelajaran yang diasuh : merupakan mata pelajaran yang diajarkan oleh guru pada sekolah tersebut.

Keterkaitan antara cabang-cabang ilmu pengetahuan dengan mata pelajaran bagian hal penting dalam penyusunan tabel pembobot ketaksesuaian. Pembagian ilmu pengetahuan secara umum yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (Natural Science), Ilmu Pengetahuan Sosial (Social Science) dan Ilmu Pendukung (Intrumental) dapat dilihat pada gambar di bawah ini (Komarudin 2006:20).

Gambar 1 Keterkaitan Ilmu Pengetahuan

Keterkaitan tersebut akan digunakan sebagai landasan penentuan nilai pembobot. Nilai pembobot ditentukan sebagai berikut, yaitu Wij = 0 jika sesuai

dan Wij = 1 jika tidak sesuai. Pembobot bernilai 0 menyatakan bahwa mata

pelajaran yang diajarkan sesuai dengan latar belakang pendidikan guru, sedangkan pembobot bernilai 1 berarti latar belakang pendidikan guru tidak sesuai dengan mata pelajaran yang sedang diajarkan. Tabel penentuan nilai pembobot dapat dilihat pada Lampiran 3.

Analisis Biplot

(16)

5

Hal penting yang bisa didapatkan dari tampilan Biplot adalah (Sartono dkk (2003) dalam Mattjik 2011) :

1. Kedekatan antar objek yang diamati 2. Keragaman peubah

3. Korelasi antar peubah

4. Nilai peubah pada suatu objek

Pada karya ilmiah ini, pemetaan Biplot digunakan untuk memperoleh gambaran posisi nilai indeks ketaksesuaian antara latar belakang pendidikan dengan mata pelajaran yang diajarkan pada setiap wilayah, dengan peubah mata pelajaran dan objek wilayah Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat.

METODE

Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPKPMP) di Kementerian Pendidikan Nasional pada bulan November 2012. Adapun tahapan-tahapan metode analisis data yang dilakukan yaitu sebagai berikut :

1. Membuat tabel ketaksesuaian mengajar yang diperoleh dari latar belakang pendidikan guru, slenajutnya akan disebut jurusan, dan mata pelajaran. 2. Melakukan eksplorasi data (melihat dan menghapus data tak lengkap) pada

setiap data individu guru.

3. Membuat tabel silang dan memperbaiki data pada peubah jurusan maupun mata pelajaran.

4. Menghitung jumlah guru yang mengajar untuk seluruh mata pelajaran dan per mata pelajaran.

5. Membuat tabel nilai bobot ketaksesuaian.

6. Menghitung dan mengurutkan nilai indeks ketaksesuaian mengajar seluruh mata pelajaran dan per mata pelajaran di setiap kabupaten dan kota.

7. Melakukan pemetaan nilai indeks ketaksesuaian dengan menggunakan analisis Biplot pada peubah mata pelajaran dan objek wilayah Kabupaten dan Kota.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Eksplorasi Data

(17)

6

Data guru yang tak lengkap terdapat sebanyak 7.934 guru. Data tak lengkap yang melebihi 20% terjadi di 7 kabupaten dan kota. Data tersebut kemudian tidak akan diikutsertakan pada analisis selanjutnya. Wilayah yang terdapat data tak lengkap tersebut yaitu Kabupaten Cianjur, Cirebon, Majalengka, Kota Bogor, Cirebon, Sukabumi, dan Tasikmalaya. Oleh sebab itu, analisis selanjutnya hanya mencakup Kabupaten dan Kota yang memiliki data tak lengkap kurang dari 20%. Dari hasil eksplorasi data, didapatkan 19 kabupaten dan kota yang memiliki data tak lengkap dengan persentase kurang dari 20% yang dapat dilihat di Lampiran 1.

Kabupaten Karawang dan Sumedang memiliki data tak lengkap paling sedikit dibandingkan dengan wilayah lain. Guru SMA di Kabupaten Karawang berjumlah 534 orang dengan guru yang tidak melengkapi data sebanyak 14 guru. Sedangkan guru SMA di Kabupaten Sumedang berjumlah 607 orang dengan guru yang tidak melengkapi data sebanyak 24 guru.

Menurut Supriyanto, S.Pd, M.A, Kepala Sub Bagian Data dan Informasi, Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bahwa tidak tercantumnya beberapa data guru yang menyebabkan terjadinya data tak lengkap dikarenakan pengisian instrument data oleh operator sekolah tidak lengkap. Secara teknis, kepala sekolah mengumpulkan instrumen pendataan terkait siswa, guru, dan sekolah. Data tersebut kemudian diserahkan kepada operator yang bertugas mengunggah data ke sistem Data Pokok Pendidikan (Dapodik). Supriyanto menambahkan bahwa sistemnya bukan individu guru yang mengisi, tapi operator sekolah dikarenakan yang mempunyai akses yaitu operator.

Lampiran 2 menjelaskan data mengenai banyaknya guru yang mengajar pada setiap mata pelajaran di setiap wilayah Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat. Terlihat bahwa masih ada jumlah guru yang bertanda (-) pada sebagian mata pelajaran. Dengan kata lain, masih ada guru yang belum tersedia di sebagian mata pelajaran, ataupun disebabkan oleh data yang belum lengkap, seperti pada mata pelajaran Akuntansi yang masih belum tersedianya guru di wilayah Kabupaten Sumedang dan Kota Depok. Selain itu, pada lampiran tersebut terlihat juga bahwa guru mengajar mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia jumlahnya paling banyak (1633 dan 1552 guru). Sedangkan guru Antropologi dan Akuntansi jumlahnya paling sedikit (15 dan 80 guru).

Nilai Indeks Ketaksesuaian

Pembuatan tabel ketaksesuaian mengajar diperlukan untuk mengetahui seberapa banyaknya guru yang mengalami ketaksesuaian mengajar. Seorang guru disebut sesuai mengajar apabila memenuhi salah satu syarat berikut ini :

1. Mengasuh mata pelajaran yang sama dengan latar belakang pendidikannya dan minimal bergelar Sarjana (S1).

2. Masih disebut sesuai mengajar mata pelajaran walaupun mempunyai lebih dari satu gelar kesarjanaan yang berbeda, asalkan salah satunya bergelar sama dengan mata pelajaran yang diasuhnya.

(18)

7

Lampiran 3 menunjukkan nilai indeks ketaksesuaian seluruh mata pelajaran dan per mata pelajaran pada setiap wilayah Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat. Terlihat bahwa masih terdapat guru yang belum tersedia untuk mengajar pada beberapa mata pelajaran. Mata pelajaran tersebut yaitu Akuntansi di Kabupaten Sumedang, dan Kota Depok; Antropologi di Kabupaten Sukabumi, Sumedang, Garut, Ciamis, Kuningan, Subang, Purwakarta, Karawang, Kota Depok, Cimahi, dan Banjar; Bahasa Daerah di Kabupaten Indramayu; Mulok di Kabupaten Sumedang; dan TIK di Kabupaten Karawang dan Kota Banjar.

Nilai indeks ketaksesuain untuk seluruh mata pelajaran berbeda dengan nilai indeks ketaksesuaian untuk per mata pelajaran, hal ini dikarenakan perhitungan nilai indeks pada rumusan yang berbeda pula. Pada tabel nilai indeks ketaksesuain di Lampiran 2 terlihat bahwa untuk seluruh mata pelajaran, nilai tengah dari indeks ketaksesuaian sebesar 0.00793 dengan nilai indeks minimum yaitu sebesar 0.00019 dan nilai indeks maksimum sebesar 0.00043. Sedangkan untuk per mata pelajaran, nilai tengah dari indeks ketaksesuaian sebesar 0.00032 dengan nilai indeks minimum yaitu sebesar 0.00000 dan nilai indeks maksimum yaitu sebesar 0.03704.

Kategori Indeks Ketaksesuaian

Tahapan selanjutnya yaitu indeks ketaksesuaian akan dikelompokkan ke dalam empat kategori. Pembagian kategori tersebut dapat diperbandingkan antara tinggi atau tidaknya ketaksesuaian guru mengajar. Tabel 1 merupakan tabel indeks dan selang ketegori indeksnya. Nilai indeks ketaksesuaian yang terbagi menjadi empat kategori yaitu Sangat Rendah, Rendah, Sedang, dan Tinggi. Kategori Sangat Rendah menunjukan bahwa kesesuaian antara latar belakang pendidikan guru dengan mata pelajaran yang diasuh sudah baik. Sedangkan kategori Tinggi mengandung arti bahwa masih banyak kejadian guru mengasuh mata pelajaran yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan.

Pembagian kategori tersebut berdasarkan metode kuartil. Menurut Walpole (2005), kuartil adalah nilai-nilai yang membagi gugus amatan menjadi 4 bagian sama besar. Nilai-nilai tersebut dilambangkan dengan Q1, Q2, dan Q3. Mempunyai

sifat bahwa 25% data kurang dari nilai Q1, 50% data berada kurang dari nilai Q2,

dan 75% data kurang dari Q3.

Tabel 2 Kriteria pengelompokkan untuk seluruh mata pelajaran

Batasan Nilai Kategori

bernilai 0.000271 maka dimasukan ke dalam kategori Sangat Rendah, nilai indeks di antara nilai Q1 (0.000271) dan Q2 (0.000308) dimasukan pada kategori Rendah,

(19)

8

kategori Sedang, dan nilai indeks lebih dari Q3 (0.000355) dimasukan ke dalam

kategori Tinggi.

Gambar 2 Persentase Kategori Indeks Ketaksesuaian Seluruh Mata Pelajaran Dari gambar di atas dilihat bahwa jumlah persentase kategori indeks ketaksesuaian untuk seluruh mata pelajaran. Nilai persentase untuk kategori sangat rendah yaitu sebesar 26 %, terdapat di Kabupaten Bandung, Bogor, Kota Bandung, Bekasi, dan Cimahi. Nilai persentase untuk kategori rendah sebesar 16 %, terdapat di Kabupaten Sumedang, Tasikmalaya, dan Bekasi. Nilai persentase untuk kategori sedang yaitu sebesar 32 %, terdapat di Kabupaten Garut, Subang, Karawang, Ciamis, Bandung Barat, dan Kota Depok. Sedangkan nilai persentase untuk kategori tinggi yaitu sebesar 26 %, terdapat di Kabupaten Sukabumi, Kuningan, Indramayu, Purwakarta, dan Kota Banjar. Pada gambar di atas tidak mengalami pembagian keempat kategori sama besar yakni 25%, disebabkan pada data tersebut ada nilai indeks yang sama, yaitu nilai indeks bernilai 0.00025 sebanyak 2 dan 0.00031 sebanyak 3 nilai. Hal ini mempengaruhi jumlah pada kategori Rendah dan Sedang.

Tabel 3 Kriteria pengelompokkan untuk per mata pelajaran

Batasan Nilai Kategori

I < 0.00321 (Q1) Sangat Rendah

0.00321 (Q1) ≤ I < 0.00610 (Q2) Rendah

0.00610 (Q2) ≤ I < 0.01102 (Q3) Sedang

I ≥ 0.01102 (Q3) Tinggi

Tabel 3 merupakan tabel kriteria indeks dan selang ketegori indeksnya untuk masing-masing pelajaran. Tabel tersebut menunjukkan bahwa jika nilai indeks kurang dari Q1 yang bernilai 0.00321 maka dimasukan ke dalam kategori

Sangat Rendah, nilai indeks di antara nilai Q1 (0.00321) dan Q2 (0.00610)

dimasukan pada kategori Rendah, nilai indeks di antara nilai Q2 (0.00610) dan Q3

(0.01102) dimasukan pada kategori Sedang, dan nilai indeks lebih dari Q3

dimasukan ke dalam kategori Tinggi.

Gambar di bawah ini menunjukkan nilai persentase kategori indeks ketaksesuaian per mata pelajaran pada setiap wilayah di Provinsi Jawa Barat. Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa mata pelajaran yang mengalami ketaksesuaian mengajar pada kategori tinggi terdapat pada mata pelajaran Antropologi, Bahasa Daerah, Muatan Lokal, Sosiologi, dan TIK.

(20)

9

Gambar 3 Persentase Kategori Indeks Ketaksesuaian per Mata Pelajaran Guru Antropologi yang mengalami ketaksesuaian terdapat di kabupaten Tasikmalaya, Indramayu, Bekasi, Bandung Barat, dan Kota Bekasi. Guru Bahasa Daerah yang mengalami ketaksesuaian terdapat di kabupaten Bogor, Sukabumi, Garut, Tasikmalaya, Kuningan, Subang, Purwakarta, Karawang, Bekasi, kota Bekasi, Depok, dan Banjar. Guru Muatan Lokal yang mengalami ketaksesuaian terdapat di semua wilayah kecuali di kabupaten Sumedang. Guru Sosiologi yang mengalami ketaksesuaian terdapat di semua wilayah kecuali kabupaten Bekasi dan Kota Banjar. Dan guru Teknik Informasi dan Komunikasi (TIK) yang mengalami ketaksesuaian terdapat di kabupaten Sukabumi, Sumedang, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Kuningan, Subang, Purwakarta, Bandung Barat, kota Depok dan Cimahi.

Pemetaan Biplot Indeks Ketaksesuaian

(21)

10

Gambar 4 Pemetaan Biplot Indeks Ketaksesuaian untuk Seluruh Mata Pelajaran Mata pelajaran Sosiologi memiliki keragaman paling tinggi. Hal tersebut menunjukan bahwa untuk mata pelajaran tersebut, nilai indeks ketaksesuaian pada masing-masing objek wilayah berbeda jauh dari nilai rataannya. Hal ini berarti terdapat banyak guru Sosiologi yang mengalami permasalahan ketaksesuaian mengajar. Sedangkan mata pelajaran yang memiliki korelasi positif tinggi yaitu mata pelajaran Bimbingan Konseling dengan PPKn, Bahasa Inggris dengan Fisika, serta Biologi dengan Kimia. Hal ini berarti nilai indeks ketaksesusaian antar mata pelajaran tersebut tidaklah jauh berbeda yang satu dengan lainnya.

Pada gambar 4 terlihat ada lima pengelompokan wilayah yang cukup jelas. Kelompok pertama yaitu Kabupaten Indramayu (9), Sukabumi (2), dan Kuningan (8). Kelompok kedua yaitu Kabupaten Tasikmalaya (6), Ciamis (7), Purwakarta (11), dan Karawang (12). Kelompok ketiga yaitu Kabupaten Sumedang (4), Garut (5), Subang (10), Bandung Barat (14). Kelompok keempat yaitu Kabupaten Bogor (1), Bandung (3), Kota Bandung (15), Bekasi (16), Depok (17), dan Cimahi (18). Kelompok kelima yaitu Kabupaten Bekasi (13), dan Kota Banjar (19).

(22)

11

Gambar 5 Pemetaan Biplot Indeks Ketaksesuaian untuk jurusan IPA

Gambar di atas merupakan gambar Biplot kedua yang menjelaskan peubah mata pelajaran yang terdapat pada jurusa IPA di SMA. Keragaman yang diterangkan oleh sumbu utama 1 yaitu sebesar 49.8 % dengan rasio skala sebesar 0.01 dan sumbu utama 2 sebesar 18.3 % dengan rasio skala sebesar 0.02, sehingga secara keseluruhan keragaman yang dapat diterangkan oleh kedua sumbu tersebut yaitu sebesar 68.1 %. Mata pelajaran Fisika memiliki keragaman paling tinggi dibandingankan dengan mata pelajaran lainnya . Sedangkan mata pelajaran yang memiliki korelasi positif tinggi yaitu mata pelajaran Bahasa Inggris dengan Kimia.

Gambar 6 Pemetaan Biplot Indeks Ketaksesuaian untuk jurusan IPS

(23)

12

memiliki korelasi positif tinggi yaitu mata pelajaran Pendidikan Agama dengan Bahasa Inggris, dan mata pelajaran PPKn dengan Sosiologi.

Gambar 7 Pemetaan Biplot Indeks Ketaksesuaian untuk jurusan BAHASA Gambar di atas merupakan gambar Biplot keempat yang menjelaskan peubah mata pelajaran yang terdapat pada jurusan BAHASA di SMA dengan objek wilayah. Keragaman yang diterangkan oleh sumbu utama 1 yaitu sebesar 50.9 % dengan rasio skala sebesar 0.02 dan sumbu utama 2 sebesar 25.3% dengan rasio skala sebesar 0.02, sehingga secara keseluruhan keragaman yang dapat diterangkan oleh kedua sumbu tersebut yaitu sebesar 76.2 %. Mata pelajaran Bahasa Asing memiliki keragaman paling tinggi dibandingankan dengan mata pelajaran lainnya. Sedangkan mata pelajaran yang memiliki korelasi positif tinggi yaitu mata pelajaran Sejarah dengan Bahasa Inggris.

SIMPULAN

(24)

13

SARAN

Pada penelitian ini, masih terdapat banyak kelemahan data yang dialami, terutama data guru yang masih belum lengkap. Serta penyajian data yang tidak cepat pada operator setiap sekolah SMA, khususnya pada tujuh wilayah yang mengalami data guru tak lengkap di Provinsi Jawa Barat. Selain itu, penentuan nilai bobot masih belum baik, dikarenakan belum ada sumber maupun penelitian yang membahas menganai nilai bobot untuk nilai indeks ketaksesuaian. Semoga hal ini menjadi bahan evaluasi untuk melakukan analisis ketaksesuaian lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

Darma S. 2012.“Jangan Pernah Merampok Masa Depan Anak”. Media Informasi dan Komunikasi PTK Pendidikan Menengah Ed ke-3. Jakarta (ID). PTK-DIKMEN. Hal 9-10.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar Sekolah Menengah Atas (SMA) / Madrasah Aliyah (MA).

Komarudin. 2006. Pengembangan Prototipe Sistem Penunjang Keputusan Pada Direktorat Tenaga Kependidikan [tesis]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor. Mattjik AA, Sumertajaya IM. 2011. Sidik Peubah Ganda dengan Menggunakan

SAS. Bogor (ID) : IPB Press.

(25)

14

Lampiran 1 Guru dan Data Tak Lengkap

(26)

15

Lampiran 2 Jumlah Guru per Mata Pelajaran di Provinsi Jawa Barat

No Wilayah Mata Pelajaran

Akuntansi Antropologi B.Asing B.Daerah B.Indonesia B.Inggris BK Biologi Ekonomi Fisika Geografi

1 Kab. Bogor 6 2 42 12 122 127 62 106 112 69 54

2 Kab. Sukabumi 1 - 29 12 70 68 31 51 63 31 29

3 Kab. Bandung 5 2 64 20 143 110 84 98 128 80 65

4 Kab. Sumedang - - 14 4 56 44 35 48 45 38 27

5 Kab. Garut 4 - 39 17 131 113 82 94 84 79 46

6 Kab. Tasikmalaya 8 1 28 11 62 61 29 61 53 31 26

7 Kab. Ciamis 5 - 15 9 82 88 56 76 70 47 34

8 Kab. Kuningan 2 - 12 11 80 64 41 64 86 34 32

9 Kab. Indramayu 2 4 18 - 64 77 33 62 70 46 27

10 Kab. Subang 2 - 14 6 69 47 34 46 58 39 30

11 Kab. Purwakarta 2 - 17 11 46 42 22 32 46 22 22

12 Kab. Karawang 1 - 2 2 43 40 31 47 47 34 28

13 Kab. Bekasi 3 1 35 7 73 82 55 64 95 56 43

14 Kab. Bandung Barat 1 1 26 11 67 63 41 46 65 34 25

15 Kota Bandung 26 3 74 34 242 217 174 233 221 210 90

16 Kota Bekasi 6 1 35 7 107 106 66 77 101 70 38

17 Kota Depok - - 10 5 38 50 26 34 47 28 20

18 Kota Cimahi 5 - 18 9 42 44 29 43 43 33 17

19 Kota Banjar 1 - 3 1 15 16 9 15 14 10 6

Total 80 15 495 189 1552 1459 940 1297 1448 991 659

(27)

16

Lampiran 2 Jumlah Guru per Mata Pelajaran di Provinsi Jawa Barat

No Wilayah

Mata Pelajaran

Jumlah Kesenian Kimia Matematika Muatan Lokal Pendidikan

Agama Penjaskes PPKn Sejarah Sosiologi TIK

1 Kab. Bogor 46 78 123 17 102 50 76 49 51 26 1332

2 Kab. Sukabumi 22 49 66 20 48 40 55 44 38 26 793

3 Kab. Bandung 44 86 135 37 90 61 88 64 55 22 1481

4 Kab. Sumedang 16 44 73 - 27 34 33 24 19 2 583

5 Kab. Garut 42 75 136 28 58 58 73 50 47 27 1283

6 Kab. Tasikmalaya 19 29 61 8 38 32 24 45 18 13 658

7 Kab. Ciamis 28 43 76 9 39 45 37 50 36 16 861

8 Kab. Kuningan 29 41 74 10 45 40 39 34 27 15 780

9 Kab. Indramayu 19 44 76 7 57 34 39 31 26 9 745

10 Kab. Subang 23 40 66 9 40 42 50 29 22 15 681

11 Kab. Purwakarta 18 29 48 12 27 24 28 16 17 14 495

12 Kab. Karawang 16 41 63 1 32 29 24 26 13 - 520

13 Kab. Bekasi 23 69 88 16 65 48 52 47 30 19 971

14 Kab. Bandung Barat 16 45 62 20 40 28 42 31 24 9 697

15 Kota Bandung 85 187 256 24 123 130 157 91 82 40 2699

16 Kota Bekasi 33 80 120 13 87 43 63 49 37 27 1166

17 Kota Depok 12 27 49 10 27 22 32 22 21 10 490

18 Kota Cimahi 22 37 49 3 25 31 32 29 16 10 537

19 Kota Banjar 6 11 12 5 10 8 9 10 4 - 165

Total 519 1055 1633 249 980 799 953 741 583 300 16937

(28)

17

Lampiran 3 Penentuan Nilai Pembobot (Wij)

No Latar Belakang

Pendidikan

Mata Pelajaran

AKU ANT BAS BDR BIN BIG BK BIO EKO FIS GEO KES KIM MTK MLK PAI PJOK PPKn SEJ SOS TIK

1 Akuntansi 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2 Antropologi 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

3 Bahasa Asing 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

4 Bahasa Daerah 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1

5 Bahasa Indonesia 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

6 Bahasa Inggris 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

7 Bimbingan Konseling 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

8 Biologi 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

9 Ekonomi 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

10 Fisika 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

11 Geografi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

12 Kesenian 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1

13 Kimia 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1

14 Matematika 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1

15 Muatan Lokal 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1

16 Pendidikan Agama 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

17 Penjaskes 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

18 PPKn 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1

19 Sejarah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1

20 Sosiologi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1

21 TIK 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0

(29)

18

Lampiran 3 Penentuan Nilai Pembobot (Wij)

No Latar Belakang

Pendidikan

Mata Pelajaran

AKU ANT BAS BDR BIN BIG BK BIO EKO FIS GEO KES KIM MTK MLK PAI PJOK PPKn SEJ SOS TIK

22 Administrasi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

23 Agribisnis 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

24 Agronomi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

25 Ahwal Syakhsiah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

26 Arkeologi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

27 Astronomi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

28 Dakwah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

29 Desain 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

30 Dikbasasinda 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1

31 Evaluasi Pendidikan 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

32 Farmasi 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1

33 Filsafat 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1

34 GMSK 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

35 Hubungan Internasional 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

36 Ilmu Hukum 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1

37 Ilmu Kelautan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

38 Ilmu Komunikasi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1

39 Ilmu Lingkungan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

40 Ilmu Material 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

41 Ilmu Pemerintahan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1

42 IPA 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1

(30)

19

Lampiran 3 Penentuan Nilai Pembobot (Wij)

No Latar Belakang

Pendidikan

Mata Pelajaran

AKU ANT BAS BDR BIN BIG BK BIO EKO FIS GEO KES KIM MTK MLK PAI PJOK PPKn SEJ SOS TIK

43 IPS 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1

44 Ilmu Tanah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

45 Jurnalistik 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

46 Kedokteran Hewan 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

47 Kehutanan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

48 Keperdataan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

49 Kesejahteraan Sosial 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

50 Koperasi 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

51 Lainnya 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

52 Manajemen 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

53 Marketing 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

54 Pariwisata dan Perhotelan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

55 Pendidikan Dunia Usaha 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

56 PEP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

57 Perbankan 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

58 Peikanan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

59 Perpustakaan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

60 Pertanian 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

61 Peternakan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

62 PGSD 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

63 PGTK 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

(31)

20

Lampiran 3 Penentuan Nilai Pembobot (Wij)

No Latar Belakang

Pendidikan

Mata Pelajaran

AKU ANT BAS BDR BIN BIG BK BIO EKO FIS GEO KES KIM MTK MLK PAI PJOK PPKn SEJ SOS TIK

64 Planologi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

65 Pendidikan Luar Biasa 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

66 Pendidikan Luar Sekolah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

67 Politik 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

68 Psikologi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

69 Syariah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

70 Tafsir Hadits 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

71 Tata Boga 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

72 Tata Busana 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

73 Tata Negara 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1

74 Tata Niaga 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

75 Teknik Gas/Kimia 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1

76 Teknik Industri 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

77 Teknik Informatika 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0

78 Teknik Komputer 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1

79 Teknik Lingkungan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

80 Teknik Listrik / Elektro 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

81 Teknik Mesin / Otomotif 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

82 Teknik Pangan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

83 Teknik Sipil / Arsitektur 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

84 Theologi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

(32)

21

Lampiran 4 Nilai Indeks Ketaksesuaian di Provinsi Jawa Barat

No Wilayah Mata Pelajaran

Akuntansi Antropologi B.Asing B.Daerah B.Indonesia B.Inggris BK Biologi Ekonomi Fisika Geografi 1 Kab. Bogor 0.00781 0.00781 0.00366 0.01410 0.00315 0.00363 0.00630 0.00552 0.00544 0.00453 0.00810

2 Kab. Sukabumi 0.00000 - 0.01049 0.01630 0.00683 0.00543 0.01219 0.00469 0.00529 0.00631 0.01049

3 Kab. Bandung 0.00000 0.00781 0.00415 0.00625 0.00219 0.00256 0.00624 0.00207 0.00622 0.00471 0.00546

4 Kab. Sumedang - - 0.00174 0.00610 0.00610 0.00055 0.01071 0.00254 0.01000 0.00642 0.00542

5 Kab. Garut 0.00000 - 0.00942 0.01321 0.00343 0.00217 0.01092 0.00282 0.00868 0.00554 0.00799

6 Kab. Tasikmalaya 0.00321 0.02500 0.00893 0.02045 0.00202 0.00328 0.01638 0.00451 0.00645 0.00645 0.00769

7 Kab. Ciamis 0.00000 - 0.01138 0.01084 0.00268 0.00249 0.01307 0.00289 0.01429 0.00727 0.00287

8 Kab. Kuningan 0.00000 - 0.00833 0.01364 0.00500 0.00391 0.01524 0.00273 0.00894 0.00882 0.01016

9 Kab. Indramayu 0.02564 0.02500 0.01111 - 0.00352 0.00325 0.01554 0.00806 0.01536 0.00761 0.00741

10 Kab. Subang 0.00000 - 0.00595 0.01736 0.00483 0.00532 0.00939 0.00453 0.00898 0.00534 0.00833

11 Kab. Purwakarta 0.00000 - 0.00452 0.01166 0.00167 0.00305 0.01316 0.00801 0.00744 0.00614 0.01555

12 Kab. Karawang 0.00000 - 0.01429 0.01429 0.00532 0.00429 0.00949 0.00304 0.01641 0.00504 0.00408

13 Kab. Bekasi 0.00000 0.01923 0.00769 0.01648 0.00395 0.00422 0.00891 0.00631 0.01154 0.00618 0.00671

14 Kab. Bandung Barat 0.00000 0.02564 0.00385 0.00682 0.00410 0.00238 0.01126 0.00272 0.00671 0.00515 0.00900

15 Kota Bandung 0.00218 0.00629 0.00175 0.00545 0.00230 0.00205 0.00672 0.00230 0.00640 0.00266 0.00398

16 Kota Bekasi 0.00347 0.02083 0.00466 0.01749 0.00153 0.00424 0.00253 0.00530 0.00887 0.00536 0.00913

17 Kota Depok - - 0.00208 0.01250 0.00329 0.00208 0.00245 0.00735 0.00887 0.00744 0.00729

18 Kota Cimahi 0.00000 - 0.00000 0.00309 0.00132 0.00379 0.00788 0.00258 0.01421 0.00433 0.00000

19 Kota Banjar 0.00000 - 0.00000 0.03571 0.00494 0.00926 0.01282 0.00988 0.01323 0.01852 0.00617

(33)

22

Lampiran 4 Nilai Indeks Ketaksesuaian di Provinsi Jawa Barat

No Wilayah Mata Pelajaran Seluruh

Mapel Kesenian Kimia Matematika Mulok Agama Penjaskes PPKn Sejarah Sosiologi TIK

1 Kab. Bogor 0.00769 0.00260 0.00525 0.01471 0.00597 0.00338 0.00564 0.00659 0.01225 0.00355 0.00026

2 Kab. Sukabumi 0.01186 0.00311 0.00626 0.02222 0.00453 0.00870 0.01067 0.01285 0.01831 0.01505 0.00043

3 Kab. Bandung 0.00505 0.00185 0.00185 0.01436 0.00469 0.00205 0.00584 0.00537 0.01299 0.00994 0.00020

4 Kab. Sumedang 0.00457 0.00000 0.00167 - 0.00452 0.00287 0.00739 0.00610 0.01926 0.02381 0.00028

5 Kab. Garut 0.00680 0.00408 0.00375 0.02009 0.00281 0.00141 0.00531 0.00776 0.01817 0.01587 0.00031

6 Kab. Tasikmalaya 0.00789 0.00086 0.00164 0.02564 0.00066 0.00469 0.01250 0.00333 0.02222 0.01538 0.00029

7 Kab. Ciamis 0.01220 0.00397 0.00353 0.02500 0.00313 0.00217 0.01252 0.00244 0.02014 0.02134 0.00035

8 Kab. Kuningan 0.01552 0.00305 0.00304 0.02308 0.00389 0.00563 0.01154 0.00809 0.02130 0.01167 0.00038

9 Kab. Indramayu 0.01316 0.00227 0.00230 0.02500 0.00263 0.00588 0.00962 0.00565 0.01538 0.00278 0.00037

10 Kab. Subang 0.00362 0.00313 0.00379 0.01891 0.00260 0.00645 0.00739 0.00503 0.01741 0.01389 0.00032

11 Kab. Purwakarta 0.00855 0.00091 0.00321 0.02193 0.00380 0.00427 0.00824 0.01122 0.02262 0.01648 0.00036

12 Kab. Karawang 0.00714 0.00279 0.00272 0.02941 0.00268 0.00788 0.00952 0.00769 0.01978 - 0.00034

13 Kab. Bekasi 0.01003 0.00390 0.00240 0.01838 0.00414 0.00361 0.00777 0.00491 0.00962 0.00516 0.00030

14 Kab. Bandung Barat 0.01250 0.00278 0.00403 0.02436 0.00375 0.00268 0.00476 0.00806 0.02188 0.02222 0.00031

15 Kota Bandung 0.00741 0.00202 0.00282 0.01651 0.00414 0.00242 0.00543 0.00448 0.01243 0.00509 0.00019

16 Kota Bekasi 0.00928 0.00208 0.00374 0.02083 0.00281 0.00142 0.00810 0.00500 0.01600 0.00756 0.00025

17 Kota Depok 0.00347 0.00158 0.00340 0.02128 0.00694 0.00379 0.00911 0.00189 0.01190 0.01250 0.00031

18 Kota Cimahi 0.00884 0.00077 0.00283 0.02857 0.00444 0.00000 0.00434 0.00670 0.02083 0.01111 0.00025

(34)

23

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Sukabumi pada tanggal 04 September 1989 dari pasangan Bapak H.Ganda Jayadi Saputra, SPd dan Ibu Hj.Nasah Nafsiah, SPd. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara

Tahun 2001 penulis lulus dari SD Negeri Situgede Sukabumi, kemudian melanjutkan studi di MTs Pesantren Assalaam Parungkuda hingga tahun 2004. Selanjutnya penulis menyelesaikan pendidikannya di SMA Pesantren Hayatan Thayyibah Sukabumi dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun yang sama penulis diterima IPB melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD) sebagai mahasiswa Departemen Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Gambar

Tabel 1 Pengelompokan Mata Pelajaran Wajib dan Peminatan
Gambar 1 Keterkaitan Ilmu Pengetahuan
Gambar 3 Persentase Kategori Indeks Ketaksesuaian per Mata Pelajaran AkuntansiAntropologiB.AsingB.DaerahB.IndonesiaB.InggrisBiologiEkonomiGeografiKesenianMatematikaAgamaPenjaskesSejarah Tasikmalaya, Indramayu, Bekasi, Bandung Barat, dan Kota Bekasi
Gambar 4 Pemetaan Biplot Indeks Ketaksesuaian untuk Seluruh Mata Pelajaran
+3

Referensi

Dokumen terkait

Uji t-test yang dilakukan menunjukkan bahwa ada tidak ada perbedaan yang signifikan (p&gt;0.05) antara asupan protein hewani pada kelompok contoh yang

 Di dalam substansi flsafat (baca: fsafat pendidikan) terdiri atas apa yang diyakini guru mengenai pendidikan,..  merupakan kumpulan prinsip yang

Yangmanaar t i nyamedi avi deopembel aj ar an i nidi nyat akan l ayak dan ef ekt i fdi gunakan dal am pr oses pembel aj ar an sesuaidengan t uj uan pembel aj ar an dan sesuai dengan

Dalam pengelompokkan responden berdasarkan suku adalah jenis suku para responden yang menilai persepsi masyarakat terhadap kesenian kuda lumping di Desa Batang

(2) Bagi Peneliti Selanjutnya Penerapan model pembelajaran sentra seni memberikan hasil terhadap keterampilan motorik halus anak kelompok B TK Tarbiyatul Wathon

Selain itu cerita dalam komik disusun berdasarkan langkah-langkah Problem Based Learning, yaitu orientasi siswa pada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar,

Penelitian ini merupakan hasil replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Dura, Justita (2017) yang meneliti tentang pengaruh profitabilitas, likuiditas,