• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETERBATASAN RESPON HEMOGLOBIN DAN SENG SERUM TERHADAP SUPLEMENTASI SENG (ZN) DAN BESI (FE) PADA ANAK USIA 6-24 BULAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KETERBATASAN RESPON HEMOGLOBIN DAN SENG SERUM TERHADAP SUPLEMENTASI SENG (ZN) DAN BESI (FE) PADA ANAK USIA 6-24 BULAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 28 No. 1 Juli 2004 ISSN 0216-9363

Media

GIZI & KELUARGA

(The Indonesian Journal of Communit:;, Nutrition and Family Studies)

(2)

Media Oizi

&.

Keluarga

Terakreditasi SK No. 22/DIKTI/Kep/2002

.'

.

,

ISSN:0216·9363 :

Pemimpin Umum/

Penanggung Jawab

kセエオ。

Redaksi

Sekretaris Redaksi

Anggota Redaksi

Setting

Penerbitan

Langganan

Alamat Redaksi

Ketua Departemen OMSK

Fakultas Pertanian - IPB

Ddr. Ahmad Sulaeman, MS

LeHy

Amalia, STP, MSi

Prof.Dr.Ir. Ali Khomsan, MS

Dr.Ir. Ujang Sumarwan, MSc

Ddr. Hadi Riyadi, MS

Ir. Dodik Briawan, MeN

Ddr. Euis Sunarti, MS

Ddr.

Evy

Damayanthi, MS

LeHy

Malia, STP, MSi

dua kali setahun Ouli

&

Desembcr)

Rp.

50.000,-

per tahun

Rek. No.

016.0083713

A.n. Leily Amalia/Media Gizi

Bank Syariah Mandiri .

Kantor Kas Darmaga-Bogor

Departemen Gizi Masyarakat dan

Sumberdaya Keluarga (OMSK)

Fakultas Pertanian - IPB

Kampus Darmaga - Bogor

Telp.

(0251) 621363/621258

Fax. (0251) 622276

E-mail: &JIlsk·jpb@jodo.nct,jd,

asulaema@!.suJllail.cQIU
(3)

i

MEDIAGIZIDANKELUARGA

I

Volume 28, No. 1 juli 2004

halaman

1. Penggunaan Metode Kualitatif dalam Penilaian Ketahanan Pangan pada Rumahtangga Miskin di Perkotaan jakarta

DodikBriawan.Fitria ..

2.

MoJel Ketahanan Pangan Tingkat Rumah Tangga pada Desa Nelayan di Brebes jateng

Dadang Sukandar. Dodik Briawan. Yayat Heryatno. MewaAriani l0

3. Dampak Pendidikan Gizi melalui Guru di Sekolah Dasar terhadap Pola Makan Murid dan

Perilaku Gizi Orang Tua Murid di Pedesaan

Hennina, Nurfi Afriaruyah, TjetjepS. Hidayat, TrintrinT. Mudjianto : 14

4. Konsumsi. Persepsi dan Preferensi Konsumen rerhadap Minyak Goreng pada Tingkat Rumah Tangga

Andi Krisnandika, Faisal Anwar, Ali Khomsan 25

5. Konsumsi Kalsiull1 Remaja Siswa SMU Negeri Kora Bogor Tahun 2003

Ahmad Syafiq, Sandra Fikawati 31

6. Pengaruh Konsumsi Ikan rerhadap Kandungan DHA pada ASI

Nazarina. MF.Aryani Sudja. Nitta 15diany 36

7. Upaya Pemeliharaan Kesehatan dan Status Gizi Bayi Berat BadanLahir Rendah (BBLR)

Tjetjep Syarif Hidayat. Adhi D. Tato, Erna Lucia5ari Hermina 42

0"eru,,,,,,n R<,pon H'moglobin d,n Song S""m ",h,d,p Supl,m,?, Song (Zn) d'n

B<.i

.

セセゥpセセセセョs。セセセセ。

sセセセセ。セセャセャセ「。キ。ョN

Muhilal

\L

49

\

9. Pemanfaatan Konsentrat Protein Ibn dalam Pembuatan Biskuit Anak Balita

FredrikRieuwpassa, ClaraM. Kusharto,MadeAswwan,.Drajat Martianto, Ingrid S.Surono 57

10. Keamanan Mikrobiologi dan Cemaran Logall1 Berat (Pb Dan eu) Makanan jajanan di Bursa Kue Subuh Pasar S.:nen, jakarta Pusat

Eddy Setyo Mudjajanto, DewiMonita Sari , , 64

-,

11.Pengambilan Keputusan Pemberian ASI Eksklusif kepada Bayi di Kota Bogor

SaidAbdullah, Dwi Ha5tuti, Ujang Sumarwan 70

12. Hubungan antara Tingkat Kepuasan Konsumen dengan Pemberian Tip di Restoran

Lilik Noor Yuliati, SiriWuryanti 78

(4)

Media Giv&Ke!>=:a, ) ·2004, 28(l) :-49-56

KETERBATASAN RESPON HEMOGLOBIN DAN SENG SERUM

TERHADAP SUPLEMENTASI SENG(IN)DAN BESI (FE) PADA ANAK USIA 6-24 BULAN'

('TheLack of SerumZincandHemoglobinResponsestoIron and Zinc

Supplemaltation of Children aged6·24Months)

Hadi Riyadi2, Sudjana Sibarani2,Rimbawan2dan Muhilall

ABSTRACT.

1heobjectiveof thisstud,wasto investigate theefficae, ofiron and zincsupplementationon anemicstatus and zinc status of children aged 6-24 months. 'The stud, wasa double-blind, randomized, placebo-controlled trial inwhich 173 children aged6-24 momhs were random/:yassigned to receive 15mg Fe+15 mgZn dail" 30 mg Fe+30 mg Znweeki" or placebo fur 5 months. As expected, no significant difference in the baseline hemoglobin and serum zincconcentration and nutrient intake between the three-supplementation groups. In the children aged 6-24 months, micronutrient deficiencies were prevalent. Almost 50% ofthechildren wereanemic,and20%ofthemwere zincdeficient. Theanemic children hada 2.5-fold greater risk ofzinc deficient than did the non-anemicchildren. This couldindicate the existence of concurrentnutritional deficiencies. At the end ofthe 5mo supplementation period, the dail, and weeki, Fe+Zn supplementationtendtoincreased hemoglobinconcentrations, buttnerewerenosignificant difference comparedwith the placebo. The dail, andweeki, Fe+Znsupplementationdid notsignificant!, affect serum zinc concentrationcompared withtheplacebo.

Keyword: suplementasi,anemia,besidanseng.

PENDAHULUAN

Latar Be1akang

Oi negara-negara berkembang, prevalensi lat gizi mikro cukup tinggi. Oefisiensi zat gizi mikro

mengakibatkan gangguan penumbuhan, dan

suplemenrasi zat gizi mikro dapat meningkatkan pertumbuhan (Rosado, 1999). Oefisiensi zat gizi mikro ini erat kaitannya denga'1 komposisi jenis

pangan dalam menu makanannya. Menu

makanan yang rendah pangan hewani dan

didominasi oleh serealia dan kacang-kacangan

yang kava akan fitat beresiko terhadap

ketidakcukupan inrik Fe dan Zn, walaupun intik energi dan proteinnya memenuhi kecukupan yang dianjurkan (ACC/SCN, 1997; Allen, 1998). Pada me....u makanan sepeni iru, :mak tidak hanya l11engalami defisiensi Fe, セセエ。ーゥ juga defisiensi Zn (Calloway, 1995). I-ral ini karena bioavailabilitas kedua mikromineral ini sama-sama dipengaruhi

oleh senyawa-senyawa pendorong dan atau

penghambat penyerapan yang terdapat 、。ィセュ

menu' makanan tersebut (Calloway, 1995;

ACC/SCN, 1997).

ISebagiandar, ';;strtasi

IS ca[ Peng-ajar Departemen GMSKIPB

JGuTUBesarUni,'ersicasPajajarandan PenelicipadaPUJlicbang Gizi

danMakanan, DepkesRl

Menurut Calloway (1995) kedua

mikromineral ini rawan defisiensi karena

bioavailabilitasnya rendah. Meskipun terjadi

adaptasi penyerapan Fe pada orang dewasa yang

mengkonsumsi menu dengan bioavailabilitas

rendah (Hunt dan Roughead, 2000), tetapi

adaptasi penyerapan Fe tersebur belum pernah diteliti pada anak balita. Karena iru, anak usia 6-24 bulan rawan terhadap defisiensi Fe dan Zn (Allen, 1998).

Prevalensi anemia pada anak balita di

Indonesia menu rut hasil SKRT 1995 adalah 40,5

persen. Prevalensi anemia pada bayi di Bogor

mencapai 57 persen (Dikhuizen et. aI., 2001).

Angka prevalensi tersebut cukup tinggi, karena sccara epidemiologi tergolong berat (WHO, 1996). Prevalensi defisiensi Zn pada anak usia 6-24 bulan ォ・ュオョセォゥャQ。ョ sama dengan prevalensi defisiensi besi, hal ini karena pola menu ュ。ォ。イセ。ョョケ。 sama

(ACC/SCN, 1997). Namun demikian, angka

prevalensinya belum diketahui dengan pasti, hal

ini karena penelitiannya masih terbatas dan

indikator defisiensi Zn yang tersedia masih kurang

reliabel (ACe/SCN, 1997). Berdasarkan

indikator kadar Zn serum, prevalensi defisiensi Zn pada bayi di Bogor sebesar 17 persen (Oikhllizen,

etaI., 2001).

(5)

Media Girl(IKduarga. luI;2004. 28(I):49·56

Suplementasi berselang, yang pada awalnya dilakukan untuk suplementasi Fe, merupakan salah saru alternatif strategi suplernentasi. Alasan suplementasi besi secara berselang diawali ketika pacla percobaan hewan ditemukan bahwa kapasitas penyerapan besi suplemen dan makanan yang diberikan seeara harian dengan cepat semakin menurun setiap harinya, dari 3Q..40% pacla hari pertama menjadi 3-6% pada hari-hari berikutnya, hal ini akibat sel-sel mukosa usus suclah jenuh oleh

besi (Stephenson, 1995). Selang waktu 7 hari

setara dengan waktu 'pergantian' (turnover) sel-sel mukosa usus pada manusia, sehingga pemberian dosis besi setiap 7 hari memungkinkan sel-sel mukosa usus lIntuk menyerap besi lebih banyak

lagi. Dengan demikian, gejala-gejala yang

mengarah pada ketidaknyamanan mengkonsumsi besi akibat kejenuhan besi di sel mukosa usus

dapat dihindarbn (Stephenson, 1995). Dengan

alasan tersebllr dilakukan penelitian pada

manusia, dan hasilnya menllnjukkan bahwa

suplementasi Fe mingguan rernyara efektif dalam

mengurangi anemia pada anak prasekolah di

. Indonesia (Sehllitink et. al., 1995; Palupi, et. aI., 1997) dan di Cina (Liu et aI., 1995). Suplementasi mingguan dianggap lebih murah dan lebih mudah

dikelola dibandingkan dengan suplelilentasi

harian dan kepatuhan terhadap program juga

lebih baik (Beard, 1998). Suplementasi mingguan dengan kombinasi retinol, Fe dan Zn dosis rendah pada anak prasekolah di Vietnam menunjukkan keefekrifan yang sama dengan suplementasi harian dalam meningkatkan Kadar Hb, Zn, dan retinol (Thu et. aI., 1999). Mengingat efikasi (effimcy)

suplementasi' mineral sangat tergantung pada

karakteristik menu makanan, status gizi suatu populasi, sena dosis yang diberikan; mab perlu dilakukan penelitian ten tang efikasi suplementasi Fe dan Zn secara harian dan mingguan dengan dosis yang lebih tinggi terhadap status anemia dan status Zn anak usia 6-24 bulan di Indonesia.

Tujllan

Tujuan penelitian adalah mempelajari efiksi suplementasi Fe dan Zn secara mingguan dan harian terhadap bdar hemoglobin dan Zn serum pada anak yang berusia 6-24 bulan.

Kegunaan

Hasil penelitian ini diharapkan memberibn sumbangan tentang salah saru cara yang efektif

50

unruk menanggulangi masalah defisiensi zat gizi mino pada anak usia 6-24 bulan.

BAHAN DAN METODE

Rancangan Penelitian

Penelitian dilakukan di Kecarnatan Ciomas,

Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini

diraneang sebagai percobaan acak buta-ganda

(double-blind, randomized, plaabo-controlled trial).

Anak diberi perlakuan salah saru dari tiga

kelompok perlakuan. Alokasi sarnpel terhadap

salah saru dari tiga kelompok perlakllan dilakukan secara aeak dengan menggunalcan tabel aeak. Tiga kelompok perlakuan adalah kdompok yang diberi sirup berisi 15 mg Fe dan IS mgZnyang diberikan seeara harian, kelompok yang diberi sirup berisi 30 mg Fe dan 30 mg Zn yang diberikan seeara mingguan, dan kelompok konnol yang diberi larutan plasebo yang tidak rnengandung Fe dan

Zn. Sebelum diberi suplementasi,- semua anak

diberi obat eacing (Combannin® Sirup) lIntuk

mengeliminasi faktor yang mengganggu

(confounding facrar) penyerapan zat gizi.

Masing-masing perlakuan menerima suplemen

selama 5 bulan. Mereb diberibn suplemen

setiap bulan sebli dan diawasi oleh petugas lapang yang setiap dua minggu mengunjungi mereb. Pada kunjungan tersebur dicatat keluhan-keluhan dan memotivasi orangrua sampel agar meminum sirup yang diberibn sesuai amran yang telah

ditetapkan. Hal ini dilakukan untuk

meningkatkan kepatuhan(compliance).

Bahan

Bahan suplemen terdiri dati Zn-sulfat dan ferro-sulfat. Kedua senyawa ini dipilih karena

kedllanya paling sering digunakan dalam

penelitian suplementasi dan cllkup layak ditinjau dari segi bioavailabilitas dan biayanya. Kedua garam mineral tersebut dilarutkan dalam lannan unmk mengurangi rasa yang kurang baik dan agar

penampilannya sam:: Lannan ini mengandung

gula, asam sirr:if; air, dan flavor artifisial. Laruran tersebut kemudian diberi kode sesuai dengan

kandungannya. Kode tersebut tidak diketahui

oleh peneliti, dan bam dibukq setelah semua data セョ・ャゥエゥ。ョ dianalisis. Bahan suplemen 1111

(6)

diberikan . secara harlan. Disamping itu juga dilakukan pemberian seara mingguan dengan dosis ditingkatkan menjadi dua kali lipat dari dosis harian, yaitu 30 mg Zn elemental dan 30 mg Fe elemental per 2,5 ml.

Cara Pengambilan Sampel

Sampel adalah anak berusia di bawah dua tahun (baduta) yang berusia 6-24 bulan. Sebelum

dilakukan pemilihan sampel, terlebih dahulu

dibuat kerangka pengambilan sampel pada masing-masing jenis kelamin dan kelompok umur dari anak badura yang berusia 6-24 bulan. Berdasarkan hasil sensus di dua desa didapatkan 240 anak

badura. Kemudian ibu-ibu anak badura yang

memenuhi syarat tersebut diundang untuk

diberikan penjelasan tentang tujuan, tata cara pelaksanaan, serta resiko dan manfaat penelitian inL aーセ「ゥャ。 ibu-ibu bersedia untuk berpartisipasi, maka dibuat surat persetujuan berparrisipasi, serta

dilakukan perbaikan terhadap kerangka

pengambilan sampel. Disamping itu, anak yang

sakit berat dan anak yang secara fisik mengalami

kelainan (deformitas) juga tidak dimasukkan

dalam daftar kerangka pengambilan sampel.

Hampir semua dari populasi kerangka

pengambilan sampel tersebut bersedia

berpartisipasi. Selanjutnya dari daftar anak baduta yang sudah memenuhi syarat tersebut dipilih

secara acak srratifikasi sejumlah anak yang

dibutuhkan dengan menggunakan tabel acak.

Stratifikasi dilakukan berdasarkan jenis kelamin (laki-laki dan perempuan) serta kelompok umur

(6-11 bulan, 12-17 bulan, dan 18·-23 bulan).·

Akhirnya diperoleh 189 anak yang dapat

diwawancara awal. Setelah dilakukan

pengambilan darah tahap pertama ada 16 anak

yang drop out, dengan alasan 9 anak

mengundurkan diri dan 7 anak sedang sakit. Dengan demikian, jumlah sampel yang lengkap adalah 173 anak, dengan perincian 90 anak

laki-laki dan 83 anak perempuan. Kemudian

dilakukan pengacakan (randomisasi) untuk alokasi

perlakuan, akhirnya didapatkan sebanyak 57

sampel untuk kelompok plasebo, 59 sampel untuk kelompok suplementasi Fe+Zn mingguan dan 57

sampel untuk kelompok Fe+Zn harian. Setelah

suplementasi selama 5 bulan, terdapatdrop out31 anak, dengan alasan 25 sakit, 3 pindah, dan 3 mencabur kesediaannya; sehingga sampel akhir adalah 142 anak, yaitu 47 sampel kelompok plasebo, 47 sampel kelompok suplementasi Fe+Zn mingguan, dan 48 sampel kelompok suplementasi

Media Giti&セ JvliRセN 28(l) :-f9-56 •

Fe+Zn harian. Jumlah sampel akhir ini masih

lebih tinggi daripada jumlah minimal sampel

untuk mendapatkan power 90% dan taraf

kepercayaan 95%.

Cara Peneumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah konsumsi

makanan, kadar Zn serum, hematokrit dan

hemoglobin darah. Data konsumsi makanan anak hanya dikumpulkan secara subsampel, yaitu sekitar 50% dari total sampel. Data konsumsi makanan

anak baduta dikumpulkan dengan cara recall 24

jam yang lalu selama dua hari berrurut-turut

(Willet, 1998) terhadap orangtua anak, yang

meliputi cara pemberian ASl dan makanan

pendamping AS!. Kadar Zn serum dianalisis

dengan metode AAS dengan prosedur standar

(Sauberlich, 1999), dan kadar hemoglobin

dianalisis dengan cara cyanmethemoglobin (INACG, 1985). Semua analisis biokimia tersebur dilakukan di Puslitbang Gizi dan Makanan, Departemen Kesehatan.

Data kadar hemoglobin, hematokrit dan Zn s"erum dianalisis pada sebelum dan setelah suplementasi berakhir oleh penlgas yang sama.

Pada saat penelitian berlangsung dilakukan

pemeriksaan feses unruk melihat efek positif dari

pemberian obat cacing. Pemeriksaan feses

dilakukan di Fakultas Kedokteran Hewan, IPB.

Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dari 'hasil analisis

maupun hasil pengamatan ditabulasi secara

manual dan menggunakan komputer. Data hasil

tabulasi kemudian dianalisis secara statistik

dengan analisis peragam (ANCOVA) dan analisis regresi logistik menggunakan program SPSS 11.0 untuk menjawab rujuan penelitian.

HASlL DAN PEMBAHASAN

Intik Energi dan Zat Gizi

Pada Tabel 1 、ゥウ。ェゥォNL[Lセ intik dan tingkat _._ kecukupan energi dan zat· gizi anak sebelum suplementasi. Pada tabel tersebut tampak bahwa estimasi intik energi dan zat gizi anak, dalam hal ini protein, Fe, Zn, dan vitamin

c.

l berada di bawah kecukupan gizi yang dianjurkan (RDA).

lntik energi dan zat gizi berada di sekitar

duapertiga angka kecukupan gizi yang dianjurkan.

lntik vitamin C yang secara teoritis· dapat

memperlancar penyerapan Fe, ternyata juga

rendah, yaitu hanya sekitar 60% angka kecukupan

(7)

-..

Mediagゥセゥ &セャキコイイ。LjBャゥ 2004,28(1):49-56

gizi yang dianjurbn. Intik Fe dan Zn yang

rmdah

pada bayi di Lombok TImur sehelumnya juga

telah

dilaporkan oleh Fahmida (2000). Intik Fe

dan Zn

yang rendah ini merupakan hal yang umum terjadi pada masyarakatdinegara herkembang (Calloway, 1995).

Karakteristik Status Seng dan Anemia Sebelum Suplementasi

[image:7.605.24.589.15.744.2]

Karakteristik status seng dan anemia pada anak baduta dati ketiga kelompok perlakuan disajikan pada Tabel 2. Indikator biokimia pada Tabel 2 memperlihatkan bahwa kadar hemoglobin (Hb) berada pada nilai batas defisiensi. yaitu 11 g/dL untuk Hb. Rata·rata Kadar Zn serum antara

ketiga kelompok perlakuan tergolong normal

(Iebih hesar daripada 10,7 J.lmoVL), yaitu sekitar

14l!moVL Tidak ada perbedaan Kadar Hb dan

Zn serum antara ketiga kelompok perlakuan pada sebelum suplememasi.

Prevalensi anemia seeara keseluruhan sekitar 50%. Angka prevalensi anemia ini lebih tinggi daripada prevalensi anemia anak balita hasil SKRT 1995 di Indonesia, yang hanya 40%. Prevalensi anemia ini tergolong prevalensi berat menurut

WHO. Pada keadaan prevalensi anemia berat,

suplementasi besi hams diberikan. Prevalensi

anemia ini tidak berbeda nyata antan: ketiga kelompok perlakuan pada sehelum suplementasi. Prevalensi defisiensi Zn pada anak baduta seeara keseluruhan sekitar 20%. Prevalensi ini sedikit lebih tinggi daripada prevalensi defisiensi Zn pada bayi di Bogor yang ditemukan oleh Dijkhuizen dan Wieringa(2001), yaitu 17 persen. Prevalensi defisiensi Zn baduta tidak berbeda nyata anrara

ketiga kelompok perlakuan pada sehelum

suplementasi (Tabel 2).

Analisis

Odds

Ratio(OR) menunjukkan bahwa anak baduta yang menderita anemia mempunyai resiko menderita defisiensi seng2,5 kali (95% CI:

1,1-5,4) lebih besar dibandingkan dengan anak

yang tidak menderita anemia. Hal ini terjadi

karena etiologi dan mekanisme }'llng

mempengaruhi anemia dan defisiensi Zn pada

umumnya sarna. Sebagai eonroh, menu rnalc.anan yang kaya akan fitat dan rendah protein hewllni merupakan menu makanan anak sehari-hari di pedesaan di negara berkembang pada umumnya (Allen, 1998). Keadaan menu makanan seperti ini merupakan predisposisi keridakcukupan intik dan penyerapan Fe dan Zn, seperri yang dapat dilihat dari data intik Fe dan Zn yang rendah pada anak

ini (Tabel 2). Pemberian menu makanan kava

daging pada allak badura dapat memperbaiki status Fe dan Zn (Krebs, 2000).

d

Z G

A

kSbl S

E

kd T k K k

Tabel 1. Estimasi nti an ine at eeu upan nergi an at izi na e e un UDememasl

Inrik dan ringkar Pla$eho ( mingguanf・セzョ f・セ Zn harian Nilai.p heda

Sdumh sampd

kecu ku pan gizi n-24) (n-23) (n-24) antar kdump"k

Intik

Enefl!i (kkal) 683±187 695±136 673±137 684±154 0,888

Protein (l!l1lm) 119±5,8 13,6±6,1 13,5±6,6 13,0±6,2 0,566

Fe (mg) 3,1±2,9 3,O±2

°

3 h3 3 3,1±2,8 0,950

Zn(m") 2,6±O,9 2,7±I,1 2,8±I,3 2,hl,1 0,766

Viramin C (mg) 23,h9,8 2I,I±9,8 23,3±9,8 22,6±9,7 0,683

Tin..kat kecukupan

Ener!'i(%) 80,h223 79,6±18,2 795±143 79,8±18,3 0,986

Prorein (%) 75,3±35,4 84,Ot38,9 82 9±31 4 80,h35,0 0,650

Fe(%) 43,3±34,8 44,2±26,8 450±40,3 44,ItH,O 0,985

Ln(%) 35 0±13 5 354±129 38 0±14 I 36 hi3,4 0707

Vitamin C(%) 61,9±27,7 56,7±26,8 62,9±28,4 60,6±27,4 0,709

S

AnkBd Sbl

Mk

k

Tabel2. Karakteristi Status i ronurrien a a uta e e um uolemeatasl

Karakteristik Plasebo minWlanf・セzョ f・セ Zn harian Selumh sampel N i1ai.p heda anrarkelomPOk

Umur (bulan) 14,6±4,6 14,6±4,6 138±4,7 14,3t4,6 0,570

Hernatokrit (%) 33 6±2 7 33 0±2 8 33 1±2 6 33 3±2 7 0,349

Hemoglobin darah (g/dL) II l±I,O 109±1,l IO,9±10 IO,9±I,O 0,443

Zn serum (umoVL) 14,O±2,8 I4,O±3,O 14,5±2,8 14,h2,9 0,560

Pre\'atensi anemia (%) 438 52,5 526 49,7 0,255

Pre\'alensi defisiensi Zn (%) 211 27,1 11,3 20,1 0,377

(8)

MtdiaGiv&セ JwU2004. 28(I): 56

tersebut dapat terrekan ー・ョセ

penelitian lain yang diIablbn oIeh Fal:s:::lC

(2000) menunjukkan

bahwa

suplemcnasi セ

pada bayi dengan dosis 10mg

Fe+

Zn

cenderung menurunkan kadu Hb

2000).

Respon kadar Hb yang sanga: diamati oleh Allen, et.

at

(2000)prada ーッZャcャZGZセ suplementasi Fe (20 mg/hari)maupun Fe+

mg Fe+20 mg Zn!hari) pada anak. M

menderita anemia. Allen, et. aL Menduga erat kaitannya dengan keadaan kurang gizi

dan mutu makanan yang buruk, yang ben -b:!

defisiensi berbagai zat gizi mino secua

bersamaan. Sehingga, sintesis hemoglobin -ang membutuhkan berbagai zat gizi menjadi lebih

lambat (Berdanier, 1998). Hal seperti ini

kemungkinan juga terjadi pada anak baduta dalam penelitian ini. Kemungkinan ini didukung oleh data pola konsumsi pangan yang ll1enunjukkan bahwa makanan hewani sebagai sUll1ber protein hewani, yang secara teoritis dapat membanru

penyerapan, sangat jarang atau malah tidak

dikonsumsi oleh anak.

Tetapi kalau dilakukan analisis peragalll

hanya pada kelolllpok anak yang menderita

anemia, maka terlihat bahwa pada anak yang

anemia peningkatan kadar Hb lebih besar

dibandingkan dengan tidak membedakan $tatus

anemia pada sebelum suplementasi (Tabel 4).

Peningkatan kadar Hb pada anak yang menderita anemia (1,0 g/dl) pada kelompok suplelllentasi Fe+Zn sekitar dua kali lipat dibandingkan dengan

peningkatan kadar Hb pada anak secara

keseluruhan pada kelompok suplementasi Fe+Zn (0,5 g/dl). Diduga hal ini terjadi karena adany-a penyerapan besi lebih besar pada anak yang menderita anemia (Hallberg, et. aI., 2000).

uplementasi se ama u an

Plasebo Fe+Zn

I

Fe+Zn

I

Nilai.p Karakterisri k (n-47) mingguan hariao beda anrar

(n-47) (0-48) kelomook Hemol'lobinWId!)

Sebdllm I 11,1:tl,O I IO,9:t1,1 I I I O:tI,O I 0420 Serelah 11,4:tO,9 I 1I,4:tO,9

I

I 1,5±O,9

T

0,714 Selisih O,3:tl,l O,5:tI,1 I O,):tI,O I 0,594

Hemarokrir(%)

Sehdllm 1B,9:t2,7 33,O:t2,9 I D,Z:tZ,6 I 0,207 Serelah I 34,6:t2,7 34,4:t2,8 IH,8:tZ,9T 0,787 Selisih I O,7:t3 I 1,4+Z,8 I 1,6:t3,0 T 0,329

Tabel3. Indikator Hemoglobin dan Hematokrit

Anak Baduta pada Sebelum dan Setelah

S

I

I

5b

I

Bcrdasarkal) data status mikronurrien pada awal penelitian ini dapat dikatakan bahwa masalah status milcronurrien pada anak usia

6-24

bulan ini culmp serius untuk ditangani.

Resoon Hemoglobin Setelah Suplementasi Fe+Zp.

Pada T abel 3 disajikan perubahan kadat

hemoglobin (Hb) dan hematokdt (Ht) pada

sebe1um dan seteIah suplementasi pada ketiga

ke1ompok perlakuan. Kadar Hb sebelum

suplementasi pada ketiga kelompok perlakuan berada pada titik batas anemia, dan ketiganya

tidak berbeda ョケ。セ。N Setelah dilakukan

suplementasi terjadi sedikit peningkatan kadar Hb.

Peningkatan kadar Hb pada kelompok

suplementasi harian dan mingguan (0,5 g/dD

hampir dua kali lipat dibandingkan dengan

peningkatan pada kelompok plasebo (0,3 g/dl),

meskipun perbedaannya tidak nyata antara ketiga kelompok perlakuan. Pola yang sarna juga terjadi

pada kadar hematokrit (Hr). Kadar Ht pada

kelompok suplementasi harian dan mingguan

sekitar dua kali lipat dibandingkan kadar Ht pada kelompok plasebo.

uPlementasl eama u an

c

I

Plasebo

I

Fe+Zn Fe+7n nゥャ。セー Karakrerisrik (0-20) mingguan harian beda anrar

(n-25) (n-23) kelomook Hemoelobio Wdl)

セセャオュ

I

10,3:tO,4 I 10,1 :to,7 I 10 I:to,6 I 0.755

セエ」Q。ィ I II O:tO 8I !I1:tO 9 I II2:tI 0 I 0894

セャゥウゥィ I O,7:tO,7 I IO:tO,9 I l,hO 8 I 0,643 Hematokrit(%)

セセャオュ I314%12 1308:ti,9 310d6 0405

セエ・ャ。ィ

I

33,3:tZ,5

I

33,6±2,8 I 33 8:t3 Z 0.856

セiゥウゥィ

I

1,8:t2,2

I

Z,8:tZ,4 I 2,8±Z,8 0363

Tabel 4. Indikator Hemoglobin dan Hematokrit

Anak Badura yang Awalnya Menderita Anemia pada Sebelum dan Setelah

S I ' S 1 5 b l

Respon hemoglobin (Hb) yang tidak begitu nyata ini semestinya tidak perlu terjadi kalau d:tinjau dad aspek tumOtJeT, dalam hal ini wakt'J paruh sel darah merah,GLGセゥエオ 68 had atau umur sel darah merah 120' hari (Berdanier, 1998). Hal ini berarti bahwa dengan lama suplementasi 5 bulan maka sel darah merah mestinya sudah dipengaruhi oleh suplemen besi dan seng yang diberikan.

i'engaruh suplementasi Fe+Zn yang tidak

begitu nyata terhadap kadar Hb ini kemungkinan akibat terjadinya interaksi yang signifikan, yang sifatnya .:..atagonistik, antara Fe dan Zn pacla dosis 15 mg secara harian atau dosis 30 mg secara mingguan, sehingga salah satu atau kedua mineral

(9)

..

MediaGiti&Ke/uarga, Juli2004, 28(I):49-56

Respon Seng Serum Setelah Suplementasi Fe+Zn Dampak suplementasi terhadap kadar Zn

serum disajikan pada Tabel 5. Rata-rata kadar

seng serum. baik pada sebelum maupun pada setelah suplementasi. berada pada batas nilai

normal. Tidak ada perbedaan dampak

suplementasi Fe+Zn harian dan mingguan

dibandingkan dengan plasebo. Begitu pula efek

[image:9.609.26.600.16.765.2]

suplementasi Fe+Zn terhadap kadar Zn serum pada anak yang anemia juga tidak berbeda nyata antara ketiga kelompok perlakuan.

Tabel 5. lndibtor Seng Serum Anak Badura

pada Sebelum dan Setelah

Suplementasi selama 5 bulan

Plasebo Fe+Zn Fe+Zn Nilai-p

Karakraistik (n-47) mingguan harian beda antar

(n-47) (n-48) kelompok

Zn Serum (1ImoVL) oada semua samuel anak

Sebelum 13,8±28 I 13 6:l:3,O I 14,6±28 I 0,203

Setelah 13,1±2,2 I 13,7±I,9 I 13,4±2,a 0,381

Selisih .{),6±3,2 O,Id,4 -1,2+3,6 0,203

In Serum (UmoVL) oada samnel anak "anI! a\\'alnva anemia

(n-20) (n-25) (n=23)

Sebelum 12,5±2,2 13,O±2,O 13,7±2,7 0,100

Setelah 13,2:l:2,3 14,O±2,O 13,7±I,7 0,432

Selisih O,h2,7 I,O:l:2,9 O,O±3,6 0,196

Ketiadaan respon Zn setelah mendapatkan

suplementasi Fe+Zn padahal mekanisme

penyerapan Zn oleh sel usus berlangsung cepat dan ambilan (uptake) Zn oleh hati juga cepat (to,; = 20 detik) (Berdanier, 1998) diluar dugaan semula. Hal ini diperkuat pula dengan kenyataan bahwa meskip'.!n seng plasma hanya menggambarkan kurang dari 0,1 persen dati seng seluruh tubuh, turnover seng plasma cukup tinggi sekitar 150 kali/hari, atau sekitar 7400 f!mol seng bergerak keluar-masuk plasma setiap hari, dan turnover ini meningkat pada orang yang mengalami defisiensi Zn (King, Shames. Woodhouse, 2000). Karena itu salah satu kemungkinan rendahnya respon Zn erat hubungannya dengan rendahnya mutu makanan. terutama rendahnya intik protein ィ・[Bセョゥ ,rang :nerupakan sumber Zn makanan dan ュセャョ「。ョエオ

memperlancar penyerapan Zn.

Tidak adanya respon terhadap kadar seng

serum juga ditemukan pada penelitian

suplementasi 10 mg Zu/hari selama 6 bulan oleh \ Ruz, et. al.

(l997)

terhadap anak usia 7-50 bulan di Chile dengan kadar Zn plasma awal sekitar 17

f!moVL, dan penelitian suplementasi 25 mg Zn/hari selama 6 bulan oleh Walravens. et. a1.

(l989)

terhadap anak usia 8-27 bulan di Denver.

54

Arnerika Serikat dengan kadar Zn plasma awal

10,7 f!moVL. Tidak adanya responkadar Zn plasma pada anak yang kadar Zn plasmanya sudah tinggi pada kasus penelitian Ruz, et. aI., dan tidak adanya respon kadar Zn plasma pada anak yang

defisiensi Zn di Denver ini kemungkinan

berkaitan erat dengan kelemahan indikator kadar Zn plasma yang akan menurun kadamya apabila ada stress atau infeksi (Gibson & Ferguson, 1998; Wood. 2000).

Pada anak yang diteliti ini proporsi anak dengan frekuensi sakit lebih dari satu kali selama sebulan terakhir mencapai 80 persen, temlasuk gejala batuk dan diare. maka ada kemungkinan indikator kadar Zn plasma ini kurang dapat menggambarkan status Zn, meskipun pemerilcsaan kadar Zn sudah dilakukan dengan sangat hati-hati

melalui pemeriksaan keseharan oleh dol-ter

sebelum diambil darahnya. Pada anak }'3ng

demam, pengambilan darahnya ditunda sampai

anak sembuh dari demam tersebur. Sayangnya

pada penelitian ini tidak diana lisis Creactit'e protein

sebagai indikator adanya infeksi. Meskipun

demikian, menurut Gibson & Ferguson (I998) nilai rata-rata kadar Zn serum/plasma masih dapat

digunakan sebagai indikator status Zn pada

populasi atau kelompok penduduk.

Efek suplementasi Fe+Zn terhadap kadar Zn serum yang tidak nyata ini kemungkinan jUg3 erat kaitannya dengan terjadinya interaksi. yairu Fe menghambat penyerapan Zn (Aggett, er. aI., 1983),

yang diperkuat dengan terjadinya penurunan

kapasitas penyerapan besi (atau jenuh) sehingga penyerapan besi juga menurun dan besi lebih banyak berada di usus akan berkompetisi lebih lanjut dengan Zn. akibamya penyerapan Zn alcan

berkurang. Kemungkinan lainnya adalah karena

pada umumnya (sekitar 80%) anak mempunyai kadar Zn serum tergolong normal (lebih besar daripada 10.7 f!moVL) dengan rata-rat? bd:-r Zn serum awal 14 f!moVL, sehingga penyerapan Zn selanjumya akan jauh menurun disamping adanya

faktor ィッュ・ッウエ。ウゥウセkゥョァN Shames, Woodhouse,

2000). Nセ

KESIMPULANdaiセ SARAN

Kesimpulan

1. Prevalensi defisiensi zat gizi mikro sangat tinggi pada anak baduta, yang ditunjukkan dengan tingginya prevalensi anemia (49,7%)

dan defisiensi seng (20.1%). Anak baduta

yang menderita anemia memiliki resiko

j

(10)

defisiensi seng 2,5 kali lebih besar

dibandingkan dengan anak yang tidak

anemia. Hal ini merupakan indikasi masalah defisiensi multi-zat gizi mikro pada anak umur di bawah dua tahun (theexistence ofconcurrent micronutrientdeficiencies).

2. Suplementasi Fe+Zn secara harian dan

mingguan cenderung meningkatkan kadar

hemoglobin darah, tecapi tidak nyata

perbedaannya dengan plasebo. Peningkatan

kadar hemoglobin lebih besar pada anak yang menderita anemia.

3. Suplementasi Fe+Zn secara harian dan

mingguan tidak menunjukkan perbedaan efek

terhadap kadar Zn serum dibandingkan

dengan plasebo.

Saran

Perlu dikaji lebih mendalam inreraksi Fe dan Zn, melipuri dosis yang digunakan, tempat dan

proses terjadinya inreraksi, dan dampaknya

terhadap metabolisme mineral, status gizi dan keseharan.

Ucapan Terimakasih

Pada kesempatan 1111 penulis ingin

mengucapkan terimakasih kepada Pimpinan

Bagian Proyek CHN-IlI, Ditjen Pendidikan Tinggi, Depdikbud, Departemen Kesehatan dan Bank Dunia yang telah membiayai penelitian ini. Begitu pula terimakasih disampaikan pada Marjoleine A Dijkhuizen, PhD dan Frank T. Wieringa, PhD yang telah memberikan saran penelitian.

DAFTAR PUSTAKA.

ACC/SCN. 1997. Third Report on the World

Nutrition Situation. A report compiled

from information available to ACC/SCN, Geneva.

Aggett, P.}., R.W. Crofton,

e.

Khin, S.

(P.·ozdanovic & D. Gvozdanovic. 1'983. The mutual inhibitory

・ヲヲ・セエウᄋLN

on their bioavailability of inorganic zinc and iron.

In A Prasad, AO.Cadvar, G.). Brewer,

P.}.Aggett (Eds). Zinc Deficiency in human Subjects. Alan R. Liss, New York.

Allen, L.H. 1998. Zinc and micronutrient

supplements for children. Am.J.Clin.Nutt. 68 (supp!): 4955-498S.

MediaGiv&Ktlumga,luI;2004. 28(I):.-.9-56

Beard,}.L. 1998. Weekly iron intervention: e

case for intermittent iron supplementatio Am.}.Clin.Nutr.68:209-212.

Berdanier, C.D. 1998. Asvanced utrition

Micronutrients. CRC Press, Boston.

Calloway, D.H. 1995. Human n'Jtrition: food

and micronutrient relationships. Working

paper on agricultural strat('gies for

micronutrient, No.1. IFPRI, Washington,

D.e.

den Hartog, AP., W.A. van Staveren& I.D. Brouwer. 1995. Manual for Social Surveys

on Food Habits and Consumption in

Developing Countries. Margraf Verlag,

Weikersheim.

Dijkhuizen, M.A & F.T. Wieringa. 2001.

Vitamin A, Iron and Zinc Deficiency in Indonesia: Micronutrient Interactions and

Effects of Supplementation. PhD Thesis

Publication ofWageningen University.

Fahmida, U. 2000. Iron-Zinc-Vitamin A

Intervention Trials in East Lombok, West

Nusa Tenggara. Report prepared for the

UNICEF (Unpublished).

Gibson, R.S. & E.L. Ferguson. 1998. Assessment

of dietary zinc in a population.

Am.} .Clin.Nutr. 68(supplH 30S-4 34$.

Hallberg, L., B. Sandstrom, A Ralph, & A.

Arthur. 2000. Iron, zinc and others trace elements. In. Garrow, }.S., W.P.T. .lames, and A Ralph (Eds). Human Nutrition and

Dietetics. 10'10 Edition. Churchill

Livingstone, Edinburgh.

Hunt, }.R. & Z.K. Roughed. 2000. Adaptation of iron absorption in men consuming diets

with high or low iron bioavailability.

Am.} .Clin.Nutr.71:94-102.

INACG. 1985. Measurements of Iron Status. A

Report of the International Nutritional

Anemia Consultative Group (INACG),

ᄋGセjZャウィゥャャNZ[GZGIョL D.C.

King,

}.e.,

D.M. Shames, & L.R. Woodhouse.

2000. Zinc homeostasis in human.

}.Nutr.130: 1360S-1366S.

Krebs, N.E 2000. Dietary zinc and iron sources, physical growth and cognitive development of breastfed infants. }.Nutr.130:358S-360S. Liu, X.N., }. Kang, L. Zhao & EE. Viteri. 1995.

Intermittent iron supplementation in

(11)

Media Giti&KdwlTgl1,Juli 2004,28(I) :49·56

Chinese preschool children in efficient and safe. Food NutrBull 16: 139-146.

Palupi, L., W. Schultink, E. Achadi & R. Gross. 1997. Effective community intervention to improve hemoglobin status in preschooler

receiving once-weekly iron

supplementation. Am.].Clin.Nutr.65: 1057-1061.

Rosado, ].L. 1999. Separate and joint effects of micronutrient deficiencies on linear growth. ].Nutr.129:531S-533S.

Ruz, M., C. Castillo-Duran, X. Lara,

J.

Codoceo, A. Rebolledo& E. Atalah. 1997. A 14-mo zinc-supplementation trial in apparently

healthy Chilean preschool children.

Am.].Clin.Nurr.66: 1406-1413.

Sauberlich, H.E. 1999. Laboratory Tests for the

Assessment of nutritional Status. CRC

Press, boca Raton.

Schultink, W., R. Gross, M. Gliwitzki, D. Karyadi & P. Matulessi. 1995. Effect of daily vs

twice weekly iron supplementation in

Indonesian preschool children with low iron status. Am.].Clin.Nutr.6l: 111-115. Steel, R.G.D.& ].H. Torrie. 1981. Principles and

Procedures of Statistics : A biomerrical

56

Approach. Second Edition. McGraw-Hill, Tokyo.

Stephenson, L.S. 1995. Possible new

developments in community control of iron-deficiency anemia. Nutr.Rev. 53(2):23-30.

Thu, B.D., W. schultink, D. Dillon, R. Gross, N.D. Leswara & H.H. Khoi. 1999. Effect

of daily and weekly micronutrient

supplementation on micronutrient

deficiencies and growth in young

Vietnamese children. Am.

J.

Clin. Nutr. 69: 80-86.

Walravens, P.A., M. Hambidge & D.M. Koepfer. 1989. Zinc supplementation in infants with in a nutritional pattern of failure tothrive: a double-blind, controlled study. Pediatrics 83:532-538.

WHO. 1996. Trace Elements in human

Nutrition and Health. WHO, Geneva. WHO. 1998. Health for all in the 21 th century.

EBI0l/8, Geneva.

Wood, R.J. 2000. Assessment of marginal zinc

status in humans. ].Nurr. 130:

1350S-1354S.

Willett, W. Nutritional Epidemiology. Second

Gambar

Tabel 2 memperlihatkan bahwa kadar hemoglobin
Tabel 5.lndibtor Seng Serum Anak Badura

Referensi

Dokumen terkait

Perusahaan dapat membuat halaman web pribadi unik yang menampilkan konten atau iklan untuk produk atau jasa yang menarik khusus untuk pengguna individu, meningkatkan

Doesn’t matter, placeholders, things rhyme—even when I don’t “comply” or use that word—if some- thing would only appear here I promise, promise not to remove it in

ASEAN perlu mencari jalan untuk mempertemukan kekhatra- tiran ASEAN terhadap senjata nuklir dongan kepentingan strategi global dari AS* &#34;Sehingga zona bebas senjata nuklir

W WDEHO PDND +R GLWRODN GDQ +D GLWHULPD +DO LQL EHUDUWL EDKZD WHUGDSDW KXEXQJDQ \DQJ VLJQLÀNDQ DQWDUD LNOLP VHNRODK GDQ NHSHPLPSLQDQ .HSDOD 6HNRODK VHFDUD EHUVDPD VDPD GHQJDQ

70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknlsnya, maka dengan ini kami umumkan Perusahaan yang yang melaksanakan pekerjaan tersebut adalah sebagai berikut :. Kegiatan

Dari proses kekaryaan yang telah dipaparkan sebelumnya, terbentuklah hasil karya tugas akhir berupa instalasi ruang yang terdiri dari 90 cetakan cukil kayu yang dihasilkan

Pengembangan formula untuk sediaan ketoprofen secara transdermal sudah banyak dikembangkan, yaitu melalui berbagai penelitian menggunakan etanol, matriks polimer, gel

Perhitungan manday (gaji perhari) dari masing-masing karyawan yang ada, perhitungan manday digunakan untuk menghitung beban proyek pada setiap bulannya.Dari aplikasi