• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Pemupukan Jeruk Keprok (Citrus Nobilis L.) Di Kebun Blawan, Ptpn Xii, Bondowoso, Jawa Timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengelolaan Pemupukan Jeruk Keprok (Citrus Nobilis L.) Di Kebun Blawan, Ptpn Xii, Bondowoso, Jawa Timur"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN PEMUPUKAN

JERUK KEPROK (

Citrus nobilis

L.) DI KEBUN

BLAWAN, PTPN XII, BONDOWOSO, JAWA TIMUR

AGUS MUSTAKIM

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengelolaan Pemupukan Jeruk Keprok (Citrus nobilis L.) di Kebun Blawan, PTPN XII, Bondowoso, Jawa Timur adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

AGUS MUSTAKIM. Pengelolaan Pemupukan Jeruk Keprok (Citrus nobilis L.) di Kebun Blawan, PTPN XII, Bondowoso, Jawa Timur. Dibimbing oleh WINARSO DRAJAD WIDODO.

Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Blawan, PTPN XII, Bondowoso, Jawa Timur selama tiga bulan dari tanggal 13 Februari hingga 13 Mei 2012. Kegiatan magang ini secara umum bertujuan untuk menigkatkan keterampilan teknis budidaya jeruk keprok dan secara khusus untuk mempelajari dan menganalisis pemupukan jeruk keprok. Pengambilan data dilakukan dengan metode langsung dan tidak langsung untuk memperoleh data primer dan data sekunder kemudian dibandingkan antara hasil pengamatan dengan standar kebun. Hasil pengamatan menunjukkan pengelolaan pemupukan jeruk keprok di Afdeling Besaran Kebun Blawan PTPN XII sudah baik dari segi jenis pupuk yang diberikan. Dosis pupuk makro (NPK) dan mikro yang diberikan belum sesuai standar perusahaan, dosis pupuk kandang sudah tepat. Waktu pemupukan pupuk makro (NPK) dan mikro belum sesuai standar perusahaan, waktu aplikasi pupuk kandang sudah tepat. Cara pemupukan pupuk makro (NPK) dan mikro (lewat daun) sudah sesuai standar perusahaan, cara aplikasi pupuk kandang tidak sesuai standar perusahaan karena memperhitungkan efisiensi tenaga kerja.

Kata kunci: jeruk keprok, pemupukan, dosis pupuk

ABSTRACT

AGUS MUSTAKIM. Fertilization Management of Tangerines (Citrus nobilis L.) in Blawan Estate, PTPN XII, Bondowoso, East Java. Supervised by WINARSO DRAJAD WIDODO.

The Internship program was conducted at Blawan Estate, PTPN XII, Bondowoso, East Java for three months from February 13th to May 13th 2012. The purpose of this internship is to improve technical and skills of the cultivation of tangerines and specifically to study and analyze the fertilization of tangerines. Data was collected by direct and indirect methods to obtain primary data and secondary data and then compared to standard. Results indicated that fertilization management of tangerines in Afdeling Besaran, Blawan Estate, PTPN XII has been good in terms type of fertilizer that applied. Dosage macro fertilizer (NPK) and micro that applied was not appropriate to the company procedure, while manure the doses was appropriate. Fertilization time of macro fertilizer (NPK) and micro was not appropriate to the company procedure, while manure time was right. Fertilization method of macro fertilizer (NPK) and micro (on leaf) was appropriate to the company procedure, while manure application was not appropriate because the company takes into efficiency of labor.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada

Departemen Agronomi dan Hortikultura

PENGELOLAAN PEMUPUKAN

JERUK KEPROK (

Citrus nobilis

L.) DI KEBUN

BLAWAN, PTPN XII, BONDOWOSO, JAWA TIMUR

AGUS MUSTAKIM

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(6)
(7)
(8)

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Pengelolaan Pemupukan Jeruk Keprok (Citrus nobilis L.) di Kebun Blawan, PTPN XII, Bondowoso, Jawa Timur” dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi diajukan sebagai salah satu syarat penyelesaian tugas akhir Program Sarjana Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Ir Winarso Drajad Widodo, MS, PhD sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan selama penulisan skripsi hingga selesai.

2. Dr Ir Diny Dinarti, MSi sebagai dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan selama perkuliahan.

3. Seluruh staf pengajar Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanaian Bogor atas semua ilmu yang telah diberikan.

4. Ir Arief Wicaksono sebagai Manajer Kebun Blawan, Bambang Cahyono, BSc sebagai Wakil Manajer Kebun Blawan, Bpk. Sunyoto sebagai Asisten Tanaman Afdeling Besaran Kebun Blawan, Bpk. Arif Wicaksono sebagai Mandor Tanaman Jeruk Afdeling Besaran, dan seluruh karyawan Kebun Blawan PTPN XII atas bantuan dan kerja samanya selama penulis melaksanakan kegiatan magang.

5. Dinas Pendidikan Pemerintah Kabupaten Fakfak yang telah membiayai perkuliahan penulis di Institut Pertanian Bogor.

6. Kedua orangtua dan seluruh keluarga yang selalu memberikan dukungan dan motivasi serta mendoakan penulis.

7. Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 45 dan seluruh teman-teman yang telah membantu penulis selama perkuliahan.

8. Sri Wanti Sari yang telah berbagi dan menemani penulis selama perkuliahan.

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN x

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan 1

TINJAUAN PUSTAKA 2

Klasifikasi dan Botani Jeruk Keprok 2

Syarat Tumbuh 2

Arti Penting Pemupukan 2

Metode Penentuan Kebutuhan Unsur Hara 3

Cara Pemupukan 3

METODE MAGANG 4

Tempat dan Waktu 4

Metode Pelaksanaan 4

Pengamatan dan Pengumpulan Data 4

Analisis Data dan Informasi 5

KEADAAN UMUM 5

Letak Geografis atau Letak Wilayah Administratif 5

Keadaan Iklim dan Tanah 5

Luas Areal dan Tata Guna Lahan 6

Keadaan Tanaman dan Produksi 6

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan 8

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 9

Aspek Teknis 9

Aspek Manajerial 20

PEMBAHASAN 22

Pengelolaan Pemupukan 22

Jenis Pupuk 23

Dosis Pupuk 24

Waktu Pemupukan 27

Cara Pemupukan 28

(10)

Pengenalan Gejala Kasat Mata 30

Prosedur Distribusi Pupuk 32

Evaluasi Program Pemupukan 32

KESIMPULAN DAN SARAN 33

Kesimpulan 33

Saran 33

DAFTAR PUSTAKA 34

LAMPIRAN 35

(11)

DAFTAR TABEL

1 Varietas dan populasi tanaman jeruk di Kebun Blawan 7 2 Varietas dan populasi tanaman jeruk di Afdeling Besaran 7 3 Produksi jeruk keprok Terigas Kebun Blawan periode Juni 2011-Mei

2012 8

4 Persentase kelas buah hasil panen bulan Februari dan April 2012 19 5 Jenis pupuk yang diaplikasikan di lapangan pada program pemupukan

tahun 2012 23

6 Dosis rekomendasi pupuk makro (NPK) berdasarkan SOP pemupukan

jeruk Kebun Blawan 24

7 Dosis rekomendasi pupuk makro (NPK) berdasarkan hasil pengamatan

di lapangan 24

8 Dosis pupuk kandang berdasarkan SOP dan realisasi di lapangan 26 9 Jadwal pemupukan tanaman jeruk di Afdeling Besaran Kebun Blawan

tahun 2012 27

10 Pertumbuhan jeruk keprok Batu 55 tahun tanam 2010 pada blok C,

Blawan Ulangan dan Lorong Anyar I 31

DAFTAR GAMBAR

1 Struktur organisasi Kebun Blawan PTPN XII 8

2 Alur pengadaan bibit jeruk Kebun Blawan PTPN XII 9 3 Hasil pembibitan sambung stek dan stek sambung 10

4 Proses penanaman jeruk 11

5 Kegiatan Pemangkasan 12

6 Jumlah pohon dan tingkat keparahan serangan hama dan penyakit pada

TM 13

7 Jumlah pohon dan tingkat keparahan serangan hama dan penyakit pada

TBM 14

8 Gejala serangan hama kutu sisik dan tungau 15

9 Gejala serangan hama lalat buah, thrips, kutu daun, ulat peliang dan ulat

daun 15

10 Penjarangan buah 16

11 Kegiatan pemanenan 17

12 Warna jeruk keprok Madu Terigas Afdeling Besaran 18

13 Pengolahan hasil 19

14 Langkah-langkah okulasi 20

15 Alat ukur dosis pupuk 26

16 Lubang alur pupuk 28

17 Cara aplikasi pupuk mikro dan pupuk kandang 29

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Jeruk merupakan salah satu komoditas buah penting yang permintaannya cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari terus meningkatnya impor jeruk dari tahun ke tahun sebesar 193 000 ton pada 2010, 218 000 ton pada 2011, 258 000 ton pada 2012 dan 254 000 ton pada tahun 2013 (Kementan 2013). Sentra produksi jeruk di Indonesia diantaranya Garut (Jawa Barat), Tawangmangu (Jawa Tengah), Batu (Jawa Timur), Tejakula (Bali), Selayar (Sulawesi Selatan), Pontianak (Kalimantan Barat) dan Medan (Sumatera Utara). Keberhasilan budidaya jeruk sangat ditentukan oleh kesehatan tanaman yang terkait langsung dengan intensitas perawatan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, pemangkasan, pengendalian gulma, dan pengaturan air.

Fenomena mutu buah jeruk nasional yang belum memuaskan diantaranya karena munculnya gejala kekurangan hara pada daun yang berdampak pada penurunan kesehatan tanaman jeruk di beberapa daerah sentra produksi. Hal ini menunjukkan bahwa usaha menjaga kesuburan lahan yang dilakukan oleh petani melalui pemupukan masih belum sesuai dengan kebutuhan tanaman. Aplikasi pupuk tidak berimbang seperti pemberian urea berlebihan atau tanpa pupuk lain masih sering terjadi, akibatnya tidak hanya mutu buah rendah tetapi juga terjadinya pemborosan pupuk yang dapat menimbulkan pencemaran nitrat dalam air (Sutopo 2008).

Menurut Idaryani dan Muhammad (2005) budidaya tanaman cenderung menyebabkan kemunduran lahan jika tidak diimbangi dengan pemupukan yang memadai. Kemunduran lahan tersebut antara lain disebabkan oleh semakin menurunnya kesuburan, kerusakan sifat fisik dan biologis, serta menipisnya ketebalan tanah lapisan atas. Upaya peningkatan kesuburan tanah dapat dilakukan dengan pemberian pupuk.

Pemupukan bertujuan untuk menambah unsur hara tertentu ke dalam tanah yang tidak cukup bagi kebutuhan tanaman. Terdapat kecenderungan peningkatan jumlah atau dosis dan jenis atau macam unsur hara yang harus diberikan seiring dengan semakin lamanya budidaya tanaman pada sebidang lahan. Pemupukan harus dilakukan berdasarkan asas keseimbangan, pemberian pupuk yang mengandung unsur hara tertentu secara berlebihan akan mengganggu penyerapan unsur hara lainnya. Hasil maksimal dari suatu upaya pemupukan akan diperoleh jika dalam pemupukan telah memahami paling sedikit empat hal, yaitu tepat jenis, dosis, waktu, dan cara pemupukan (Idaryani dan Muhammad 2005). Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan pengkajian pengelolaan pemupukan yang tepat dan spesifik lokasi untuk tanaman jeruk.

Tujuan

(14)

2

TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi dan Botani Jeruk Keprok

Jeruk keprok (Citrusnobilis L.) adalah tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia, China dipercaya sebagai tempat pertama kali jeruk di budidayakan. Sejak ratusan tahun yang lalu, jeruk sudah tumbuh di Indonesia baik secara alami atau dibudidayakan. Tanaman jeruk yang ada di Indonesia adalah peninggalan bangsa Belanda yang mendatangkan jeruk manis dan keprok dari Amerika dan Italia (Redaksi Agromedia 2009).

Tanaman jeruk merupakan jenis pohon dengan tinggi 2-8 m, bercabang rendah, bentuk tajuk bulat dan kerimbunannya sedang. Pohon jeruk mempunyai akar tunggang, akar serabut dan mempunyai beberapa akar rambut. Tangkai daun jeruk bersayap sangat sempit sampai boleh dikatakan tidak bersayap, panjang 0.5-1.5 cm. Helaian daun berbentuk bulat telur memanjang, eliptis atau berbentuk lanset dengan ujung tumpul, agak melekuk ke dalam, tepinya bergerigi beringgit sangat lemah dengan panjang 3-8 cm. Bunganya mempunyai diameter 1.5-2.5 cm, berkelamin dua, daun mahkotanya berwarna putih. Buahnya berbentuk bola tertekan dengan panjang 5-8 cm, tebal kulitnya 1-3 mm dan daging buahnya berwarna oranye, ranting tidak berduri dan tangkai daunnya selebar 1.0-1.5 mm (Redaksi Agromedia 2009).

Syarat Tumbuh

Jeruk dapat tumbuh pada dataran rendah (0-700 m dpl) dan dataran tinggi (800-1 200 m dpl). Syarat tumbuh yang harus diperhatikan diantaranya suhu optimum 25-30°C serta curah hujan 1 900-2 400 mm per tahun dengan rata-rata 2-4 bulan basah dan 3-5 bulan kering dan perlu air yang cukup terutama di bulan Juli-Agustus. Curah hujan yang tidak stabil cenderung menyebabkan tanaman berbunga secara bertahap sehingga panen dilakukan beberapa kali. Kelembaban optimum yang dibutuhkan berkisar antara 70-80 % (Redaksi Agromedia 2009).

Jenis tanah andosol dan latosol sangat cocok untuk tanaman jeruk dengan pH tanah 5.5-6.5. Air tanah optimal pada kedalaman 150-200 cm di bawah permukaan tanah, pada musim kemarau 150 cm dan pada musim hujan 50 cm, tanaman jeruk menyukai air yang mengandung garam sekitar 10%. Jeruk keprok sebaiknya dibudidayakan pada ketinggian antara 100-1 200 m dpl, hal ini karena kecepatan angin yang terlalu tinggi (40-48 %) dapat merontokkan bunga dan buah. Tanaman jeruk juga perlu lahan terbuka karena cahaya matahari berperan penting dalam pertumbuhan, jumlah buah dan mutu buah (Iskandar 2010).

Arti Penting Pemupukan

(15)

3 ketebalan tanah. Berkurangnya kesuburan terjadi karena tanah kehilangan unsur hara dari daerah perakaran melalui panen, pencucian, erosi, dan denitrifikasi. Kerusakan sifat-sifat fisik dan biologis tanah antara lain berupa rusaknya agregat tanah, berkurangnya kemantapan struktur, berkurangnya kadar bahan organik serta berkurangnya jumlah dan aktivitas mikroorganisme yang hidup di dalam tanah. Sementara itu, berkurangnya ketebalan tanah terjadi karena erosi. Upaya peningkatan kesuburan tanah dapat dilakukan melalui pemberian pupuk.

Pemupukan bertujuan menambah unsur hara tertentu kedalam tanah yang tidak cukup bagi kebutuhan tanaman. Terdapat kecenderungan peningkatan jumlah atau dosis dan jenis atau macam unsur hara yang harus diberikan seiring dengan semakin lamanya budidaya tanaman pada sebidang lahan. Pemupukan sebaiknya dilakukan berdasarkan asas keseimbangan, pemberian pupuk yang mengandung unsur hara tertentu secara berlebihan akan mengganggu penyerapan unsur hara lainnya. Hasil maksimal dari suatu upaya pemupukan akan diperoleh jika dilakukan mengikuti konsep empat tepat meliputi jenis, dosis, waktu, dan cara pemberian (Idaryani dan Muhammad 2011).

Metode Penentuan Kebutuhan Unsur Hara

Penentuan kebutuhan pupuk bagi tanaman jeruk tidak akan menghasilkan jumlah yang pasti, tetapi dengan metode yang benar kebutuhan rill tanaman dapat didekati. Kebutuhan pupuk yang rasional umumnya didasarkan pada jenis tanaman dan produksi yang ingin dicapai dimana setiap produksi memerlukan tingkat pemupukan yang berbeda, ketersediaan hara di dalam tanah, jenis pupuk yang digunakan, efisiensi pemupukan dan waktu pemupukan (Rachim 1996).

Kebutuhan pupuk bagi tanaman jeruk dipengaruhi oleh jenis, umur, hasil atau biomasa yang dihasilkan tanaman dan faktor lingkungan. Beberapa pendekatan untuk menentukan dosis pupuk yaitu analisis tanah atau daun, percobaan lapangan pada berbagai umur tanaman, penggantian hara yang hilang untuk pertumbuhan dan hasil panen dan gejala kasat mata. Pendekatan yang paling mudah dan sederhana adalah berdasarkan umur tanaman dan hasil panen dikombinasi dengan analisis tanah (Sutopo 2008).

Cara Pemupukan

(16)

4

minggu. Bila waktu aplikasi pupuk kimia dan kapur berdekatan dapat menyebabkan reaksi negatif, misalnya pengikatan P oleh Ca dari kapur dan amonium akan diubah menjadi NH3+ kemudian dilepaskan ke atmosfer (Sutopo 2008).

Aplikasi pupuk harus dilakukan dengan cara memasukkan campuran pupuk kedalam lubang tugal atau parit sedalam 10–15 cm kemudian ditutup tanah, untuk tanah-tanah bertekstur kasar dan tanah yang memiliki kapasitas pengikatan P tinggi atau tanah masam aplikasi pupuk dalam lubang tugal 4–8 lubang per pohon lebih dianjurkan dibandingkan dengan disebar dalam parit melingkar. Setelah aplikasi pupuk segera lakukan irigasi ringan untuk menjaga kelembapan tanah. Pupuk mikro dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit, oleh karena itu cara aplikasi yang paling mudah dan efektif adalah melalui daun dengan cara disemprotkan pada tajuk waktu pagi hari sebanyak 2-3 kali saat pertunasan (Sutopo 2008).

METODE MAGANG

Tempat dan Waktu

Kegiatan magang dilaksanakan di Afdeling Besaran, Kebun Blawan, PT Perkebunan Nusantara XII, Bondowoso, Jawa Timur selama tiga bulan dari tanggal 13 Februari sampai 13 Mei 2012.

Metode Pelaksanaan

Metode yang digunakan dalam kegiatan magang yaitu dengan mengikuti seluruh kegiatan di kebun sesuai jadwal kegiatan yang terdiri dari beberapa tahap yaitu sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) selama tiga minggu, sebagai pendamping mandor selama tiga minggu dan sebagai pendamping asisten selama enam minggu. Kegiatan yang dilakukan sebagai KHL yaitu mengikuti apel pagi, pemangkasan, pengendalian OPT, pemanenan dan menghitung prestasi kerja. Sedangkan kegiatan yang dilakukan sebagai pendamping mandor diantaranya yaitu mengikuti apel pagi, mengabsen KHL, mengawasi kegiatan KHL, membantu menyusun RKO dan membuat laporan kegiatan harian. Tahap terakhir sebagai pendamping asisten kegiatan yang dilakukan yaitu mengikuti apel pagi, membantu pembagian tenaga kerja, mengawasi kegiatan KHL, pelatihan Early Warning System (EWS) dan membuat laporan kegiatan. Pengamatan terhadap aspek khusus magang dilaksanakan selama kegiatan berjalan setelah jam kerja kebun selesai.

Pengamatan dan Pengumpulan Data

(17)

5 terhadap aspek khusus pemupukan. Sedangkan data sekunder yang dipelajari meliputi letak geografi kebun, keadaan iklim dan tanah, luas areal dan tata guna lahan, keadaan tanaman dan produksi serta struktur organisasi dan ketenagakerjaan.

Batasan informasi dan data pengamatan pengelolaan pemupukan yang diambil yaitu jenispupuk yang diaplikasikan dan dasar pemilihannya, dosis pupuk yang diaplikasikan dan dasar penentuan dosis, waktu pelaksanaan pemupukan berdasarkan iklim dan cuaca yang tepat untuk pemupukan, cara pemupukan dan teknis pelaksanaan dilapangan, prestasi kerja, prosedur distribusi pupuk dan evaluasi program pemupukan. Pengamatan juga dilakukan terhadap tanaman sampel pada empat blok berbeda yaitu lorong anyar, blawan ulangan, blok c, dan blok strawberry yang setiap blok diambil ≥ 5% tanaman sampel dari total populasi. Variabel yang diamati pada tanaman sampel yaitu varietas, umur tanaman, kondisi tanaman dan pengenalan gejala kasat mata pada daun dan buah yang menunjukkan gejala defisiensi atau kelebihan unsur hara pada tanaman.

Analisis Data dan Informasi

Data dan informasi yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif dengan perhitungan rataan, presentase dan perhitungan matematis lainnya. Selanjutnya data dan informasi yang diperoleh di lapangan dibandingkan dengan Standart Operting Procedure (SOP) sehingga dapat memberikan gambaran umum kebun.

KEADAAN UMUM

Letak Geografi atau Letak Wilayah Administratif

Kebun Blawan terletak di kawasan Gunung Ijen yang lokasinya berdekatan dengan Kebun Kopi Arabika milik PTPN XII lainnya, yaitu Kebun Kalisat Jampit, Kebun Pancur Angkrek dan Kebun Kayumas. Secara administratif Kebun Blawan masuk dalam wilayah Desa Kalianyar, Kecamatan Sempol, Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur. Jarak lokasi sekitar 8 km dari Kecamatan Sempol, 60 km dari Kota Bondowoso dan 298 km dari Kota Surabaya. Lokasi kebun dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda empat dan membutuhkan waktu tempuh sekitar 3 jam dari Kota Bondowoso karena kondisi jalan yang tidak terlalu baik. Kebun Blawan berada pada daerah pegunungan yaitu pada ketinggian antara 900-1 500 m dari permukaan laut (dpl).

Keadaan Iklim dan Tanah

(18)

6

pasir <50%, cukup humus, tata air dan udara baik sangat mendukung pertumbuhan tanaman jeruk. Derajat keasaman tanah (pH tanah) 5.5-6.5 cocok untuk budidaya jeruk dengan pH optimum 6.

Berdasarkan data curah hujan dan hari hujan tahun 2007-2011 Kebun Blawan mempunyai tipe iklim D sampai E menurut Schmidt-Ferguson dengan curah hujan rata-rata tahunan dari tahun 2007-2011 adalah sebesar 1 388 mm per tahun dan hari hujan rata-rata 109 hari per tahun, jumlah rata rata bulan kering sebanyak 6 bulan per tahun dan bulan basah 5 bulan per tahun. Suhu rata-rata pada siang hari 24-29 oC dan 10-18 oC pada malam hari, angin umumnya bertiup dari arah timur laut dengan kelembapan rata-rata 61%. Data curah hujan Kebun Blawan tahun 2007-2011 dapat dilihat pada Lampiran 1.

Luas Areal dan Tata Guna Lahan

Luas areal konsesi Kebun Blawan seluruhnya yaitu 4 751 ha yang terdiri dari areal tanaman kopi arabika 1 869.67 ha, kopi arabika TTI 288 ha, sengon 611.81 ha, mindi 552.93 ha, akasia 255 ha, gamelina 3.98 ha, pinus 2.50 ha, dan strawberry 5 ha, jeruk 88 ha serta areal cadangan, emplasement, jalan, sungai, jurang dan lain-lain seluas 1 167.56 ha. Seluruh areal tersebut terbagi dalam 9 wilayah Afdeling yaitu Afdeling Besaran, Plalangan, Kalisengon, Kaligedang, Girimulyo, Sumberejo, Gunung Blau, Watu Capil dan Gending Waloh (Lampiran 2).

Afdeling Besaran memiliki luas areal konsesi 290.93 ha hingga tahun 2012 yang terdiri dari Tanaman Kopi Menghasilkan (TM) 161.37 ha, Tanaman Kopi Belum Menghasilkan (TBM) 62.26 ha, sengon 15 ha, jeruk 1.5 ha, dan areal lain-lain seperti persemaian, hutan cadangan, emplasement, jalan, sungai, jurang, bangunan perumahan dan lantai jemur seluas 50.80 ha. Afdeling Besaran dibagi dalam 9 blok berdasarkan pertanaman kopi yang ada yaitu Blok Kalirejo Ulangan, Arabusta, Sumber, Bruma, Kayu Manis, Lorong Anyar I, Lorong Anyar II, Blawan Ulangan dan Blok C. Masing-masing blok terdiri dari beberapa nomor blok yang memiliki luas sekitar 1-1.5 ha tiap nomor bloknya. Peta Afdeling Besaran dapat dilihat pada Lampiran 3.

Kebun Blawan mulai membudidayakan tanaman jeruk sebagai tanaman sela kopi (tumpangsari) pada tahun 2008, luas areal yang digunakan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 yaitu 144.64 ha. Jeruk di Afdeling Besaran sebagian besar ditanam diantara tanaman kopi dengan jarak tanam 5 m x 4 m, sedangkan yang ditanam secara monokultur hanya pada blok strawberry seluas 1.5 ha dengan jarak tanam 4 m x 4 m.

Keadaan Tanaman dan Produksi

(19)

7 Tabel 1 Varietas dan populasi tanaman jeruk di Kebun Blawan

Afdeling Tahun Tanam Varietas Populasi (Pohon)

Besaran 2008 Keprok Terigas 267

Keprok Pulung 186

Kalisengon 2010 Keprok Pulung 300

Kaligedang 2010 Keprok Batu 55 780

Populasi Total 36 692

Sumber: Kantor Induk Kebun Blawan 2012

Jeruk keprok yang dibudidayakan di Afdeling Besaran sendiri terdiri dari beberapa varietas yaitu Keprok Terigas, Pulung, Batu 55, dan Keprok Garut yang ditanam pada enam blok yaitu Blok Strawberry, Blok C, Blok Blawan Ulangan, Blok

Catimor, Blok Lorong Anyar I, dan Blok Lorong Anyar II. Varietas dan populasi

jeruk yang dibudidayakan di Afdeling Besaran disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Varietas dan populasi tanaman jeruk di Afdeling Besaran

Blok Tahun Tanam Varietas Populasi (Pohon)

Strawberry 2008 Keprok Terigas (TM) 267

Keprok Pulung 186

(20)

8

Jeruk yang dibudidayakan di Kebun Blawan sebagian besar masih belum menghasilkan (TBM), tanaman jeruk yang sudah menghasilkan (TM) adalah jeruk varietas keprok Terigas tahun tanam 2008 yang terdapat di Afdeling Besaran yang ditanam secara monokultur dengan jarak tanam 4 m x 4 m. Produksi jeruk di Kebun Blawan hingga bulan Mei 2012 disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3 Produksi jeruk keprok Terigas Kebun Blawan periode Juni 2011-Mei 2012

Waktu Panen Populasi (Pohon) Produksi (kg)

Juni 2011 263 164

Juli 2011 263 10

Oktober 2011 263 10

Desember 2011 263 176

Februari 2012 263 162

April 2012 263 332

Mei 2012 263 1 256

Sumber: Kantor Induk Kebun Blawan 2012

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

Struktur organisasi PTPN XII merupakan bentuk fungsional dimana masing-masing bagian bertanggungjawab terhadap atasan sesuai dengan tugas dan fungsi kerja masing-masing, struktur organisasi Kebun Blawan PTPN XII dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Struktur organisasi Kebun Blawan, PTPN XII Manajer

Asisten Akutansi Asisten

Teknologi dan pengolahan Asisten

Tanaman PJS Asisten

Wakil Manajer

Staf Mandor Besar

Juru Tulis

(21)

9 Secara garis besar tenaga kerja di Kebun Blawan dibagi menjadi dua yaitu karyawan tetap dan karyawan harian lepas (KHL). Karyawan tetap adalah karyawan yang sudah disetujui oleh direksi sebagai karyawan yang memiliki gaji tetap dan tunjangan, sedangkan KHL adalah karyawan yang sewaktu-waktu bisa diberhentikan bila tidak dibutuhkan dan gajinya dihitung per hari kerja. Karyawan terbagi kedalam beberapa golongan sesuai kedudukan dan tingkat pendidikannya. Jumlah tenaga kerja Kebun Blawan golongan IA 40 orang, ID-IID 65 orang, IIIA-IVD 10 orang dan KHL sebanyak 3 221 orang.

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Aspek Teknis

Persiapan Bahan Tanam dan Pembibitan

Pemilihan varietas jeruk yang akan ditanam di Kebun Blawan mempertimbangkan aspek agroklimat, pasar, dan teknis di lapangan. Bibit jeruk yang akan ditanam harus bermutu baik, PTPN XII dalam hal ini mengadakan kerjasama dengan Balai Penelitian Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro) untuk memenuhi kriteria tersebut. Alur pengadaan bibit jeruk di Kebun Blawan, PTPN XII terdapat pada Gambar 2.

Gambar 2 Alur pengadaan bibit jeruk Kebun Blawan PTPN XII Direksi

Sertifikasi bibit jeruk Balitjestro

Survey kesesuaian lahan

Pembuatan bibit Jenis jeruk

Balitjestro

Bibit jeruk bebas penyakit

(22)

10

Selain bibit dari Balitjestro, pihak PTPN XII juga memproduksi bibit jeruk dalam skala kecil untuk memenuhi kebutuhan pergantian tanaman yang mati dan peremajaan. Metode perbanyakan bibit yang digunakan di Kebun Blawan ada dua yaitu metode sambung stek dan stek sambung. Alat dan bahan yang digunakan dalam perbanyakan bibit ini yaitu gunting pangkas, pisau okulasi, plastik polietilen, rootone F, batang atas jeruk Madu Terigas, batang bawah jeruk JC, dan jeruk JC yang telah tumbuh dalam polybag dan berdiameter ±1cm. Calon bibit hasil sambung stek dan stek sambung dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Hasil pembibitan sambung stek dan stek sambung

Persentase keberhasilan dengan metode sambung stek adalah 80% sedangkan metode stek sambung adalah 60%, keahlian karyawan juga sangat menentukan keberhasilan bibit yang hidup. Rata-rata karyawan yang memiliki keahlian dalam bidang ini dapat menghasilkan 50 bibit sambung stek dan 100 bibit stek sambung per hari, standar kerja untuk kegiaatan ini belum ditentukan dan hanya dikerjakan oleh satu orang karyawan khusus dengan keahlian menyambung bibit.

Penyulaman, Persiapan Tanam dan Penanaman

Penyulaman dilakukan dengan tujuan mengganti tanamanan pokok yang mati atau tanaman yang terserang hama dan penyakit untuk menjaga populasi tanaman tetap sama. Persiapan tanam dimulai dengan membuat lubang tanam pada telah ditentukan sebelumnya berdasarkan jarak tanam 4 x 4 m. Lubang tanam dibuat berbentuk persegi dengan ukuran 60 x 60 cm dan kedalaman ± 60 cm. Lubang tanam dibiarkan sekitar satu bulan sebelum dilakukan penanaman dengan tujuan sanitasi tanah.

(23)

11 penimbunan tanah yaitu tanah tidak boleh melebihi bidang pertautan batang bawah dan batang atas untuk menghindari serangan phytopthora pada batang atas. Proses penanaman jeruk disajikan pada Gambar 4.

Gambar 4 Proses penanaman jeruk; a) pencampuran media tanam, b) bibit siap tanam, c) penanaman

Standar kerja berdasarkan SOP, 1 HOK dapat menanam sebanyak 25 tanaman, dalam pelaksanaan di lapangan 1 HOK mampu menanam rata-rata 30 tanaman atau prestasi kerja berdasarkan SOP tercapai. Prestasi kerja yang dicapai karyawan melebihi standar kerja karena bahan-bahan yang dibutuhkan seperti pupuk dan bibit lokasinya dekat sehingga pekerja dapat dengan cepat menyelesaikan 1 lubang tanam.

Pemeliharaan Tanaman

Keadaan pertanaman jeruk yang ada di Afdeling Besaran, Kebun Blawan, PTPN XII meliputi Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) dan Tanaman Menghasilkan (TM). Pemeliharaan tanaman terdiri dari beberapa kegiatan yaitu pengairan, pemangkasan, pengendalian gulma, pemeliharaan gawangan, pemeliharaan piringan, pemupukan, dan pengendalian hama dan penyakit, serta penjarangan buah.

Pengairan

Sumber utama air bagi tanaman jeruk di Afdeling Besaran Kebun Blawan adalah air sungai. Pengelolaan akan kebutuhan air bagi tanaman di Kebun Blawan dilakukan dengan membuat saluran pembuangan air dan melakukan penyiraman. Pembuatan saluran pembuangan air dilakukan untuk menghindari kelebihan air didaerah yang draenasinya kurang baik menjelang musim penghujan, sedangkan penyiraman dilakukan hanya pada musim kemarau.

Pengairan di Afdeling Besaran dilakukan dengan cara irigasi piringan dan dilakukan oleh tenaga yang sudah terlatih dengan cara mengalirkan air menggunakan selang panjang dari pipa sumber air kedalam petakan tanaman dan saluran pupuk sampai kecepatan penurunan air melambat (10-15 l /pohon). Penyiraman tanaman dilakukan pada pagi hari dan sore hari, setelah pemupukan juga dilakukan penyiraman ringan untuk mempercepat proses penyerapan hara. Berdasarkan SOP 1 HOK dapat menyiram 100 pohon TBM, sedangkan untuk TM hanya 50 pohon. Hasil pengamatan di lapangan 1 HOK dapat menyiram rata-rata 60 pohon TM, sedangkan TBM rata-rata 1 HOK dapat menyiram 105 pohon. Karyawan tidak mendapat reward apapun bila hasil kerja melebihi standar, namun bila kurang karyawan akan mendapat teguran dari mandor agar lebih giat.

(24)

12

Pemangkasan

Kegiatan pemangkasan pada tanaman jeruk dilakukan dengan tujuan untuk menjaga kesehatan tanaman, menghambat perkembangan hama penyakit, memudahkan pengelolaan kebun, menghasilkan buah yang bermutu, mempertahankan produktivitas tanaman, dan memperpanjang umur tanaman. Pemangkasan yang dilakukan di Afdeling Besaran yaitu pemangkasan bentuk, pemangkasan pemeliharaan, dan wiwil.

Pemangkasan bentuk dilakukan pada Tnaman Belum Menghasilkan (TBM) dengan tujuan membentuk dahan tanaman dan juga mengatur jumlah cabang yang akan dipelihara sehingga jumlah cabang tanaman tetap seimbang. Pemangkasan bentuk mulai dilakukan pada tanaman tahun pertama yang tingginya sudah melebihi 75 cm. Kriteria cabang yang harus dibuang yaitu cabang yang tumbuh di batang bawah, cabang yang pertumbuhannya kurang baik dan tunas air pada batang utama. Jumlah cabang yang disisakan untuk dipelihara rata-rata berjumlah 3-4 cabang yang berselang-seling, sepanjang ±30 cm pada batang utama tidak boleh tumbuh tunas. Alat yang digunakan dalam kegiatan pemangkasan bentuk yaitu gunting pangkas.

Pemangkasan pemeliharaan dilakukan pada tanaman yang sudah berproduksi. Tujuan pemangkasan pemeliharaan yaitu untuk sanitasi kebun dan menjaga produktivitas tanaman. Tahapan pemangkasan pemeliharaan dilakukan dengan membuang tunas yang tumbuh tegak lurus keatas dan kedalam, tangkai bekas buah, cabang/ranting yang mati atau terserang penyakit, dan cabang/ranting yang terlalu rimbun dan tumpang tindih. Pemangkasan pemeliharaan di Afdeling Besaran dilakukan setelah panen, alat yang digunakan dalam kegiatan pemangkasan bentuk yaitu gunting pangkas dan gunting pangkas tarik.

Wiwil dilakukan pada TBM bersamaan pada saat pemangkasan bentuk, yaitu dengan membuang tunas air yang tumbuh pada batang bawah. Kegiatan wiwil sangat penting untuk menghindari gangguan pertumbuhan batang atas, wiwil biasa dilakukan dua bulan sekali dan biasanya lebih cepat apabila musim penghujan. Kegiatan pemangkasan di Afdeling Besaran dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5 Kegiatan pemangkasan; a) bentuk, b) pemeliharaan, c) wiwil

Pengendalian gulma

Pengendalian gulma di Kebun Blawan PTPN XII dilakukan secara manual dengan menggunakan sabit dan cangkul. Beberapa jenis gulma rumput dominan yang ada di Afdeling Besaran Kebun Blawan yaitu Brachiaria mutica dan Eleusine indica, sedangkan gulma daun lebar yang dominan yaitu Ageratum conyzoides dan Bidens biternata. Kegiatan pengendalian gulma ini dilakukan pada saat pemeliharaan gawangan dan pemeliharaan piringan pohon.

(25)

13 Pemeliharaan gawangan adalah kegiatan pengendalian gulma yang dilakukan dengan membabat seluruh gulma liar yang tumbuh diantara baris tanaman dengan menggunakan sabit. Jenis pembabatan yang dilakukan adalah pembabatan biasa (4-6 cm) dari permukaan tanah. Prestasi kerja rawat gawangan yang dicapai karyawan rata-rata 0.15-0.18 ha HOK-1, sedangkan berdasarkan SOP 1 HOK mampu menyelesaikan 0.2 ha. Prestasi kerja yang dicapai belum sesuai SOP tetapi sudah cukup mendekati, hal ini karena prestasi kerja rawat gawangan bergantung pada ketebalan gulma dan juga kemiringan lahan.

Pemeliharaan piringan pohon adalah kegiatan yang biasa dilakukan ketika mendekati waktu pemupukan. Kegiatan pemeliharaan piringan dilakukan dengan cara memperbaiki terasan yang telah ada dan memperbaiki lubang alur pupuk serta membersihkan gulma yang tumbuh di atas piringan pohon dengan menggunakan cangkul. Tujuan pemeliharaan piringan yaitu untuk menghindari persaingan tanaman pokok dan gulma dalam penyerapan hara dan juga persiapan kegiatan pemupukan sehingga mempermudah pelaksanaan pemupukan. Prestasi kerja rawat piringan 1 HOK rata-rata mampu menyelesaikan 20-25 pohon, prestasi kerja bergantung pada ketebalan gulma dan kemiringan lahan.

Pengendalian hama dan penyakit

Cara pengendalian hama dan penyakit yang dilakukan di Afdeling Besaran yaitu secara kimiawi dan mekanis. Kegiatan pengendalian hama dan penyakit dilakukan setelah monitoring hama dan penyakit atau EWS (Early Warning System), waktu aplikasi kegiatan pengendalian hama dan penyakit di Afdeling Besaran dilakukan secara berkala sesuai jadwal yaitu pada minggu pertama bulan berjalan dilakukan penyemprotan deterjen, minggu kedua aplikasi bubur kalifornia (campuran kapur 4 kg, belerang 2 kg, Cu 20 g dan air), minggu ketiga aplikasi insektisida, dan minggu keempat aplikasi fungisida. Pengendalian secara mekanis dilakukan bersamaan pada waktu pemangkasan dengan membuang ranting atau cabang yang terserang penyakit.

Pengamatan terhadap hama dan penyakit dilakukan setiap minggu untuk mengetahui tingkat dan keparahan serangan hama dan penyakit pada pertanaman jeruk yang ada di Kebun Blawan. Jumlah pohon dan tingkat keparahan serangan hama dan penyakit pada TM dapat dilihat pada Gambar 6.

(26)

14

Gambar 6.2 Tingkat keparahan serangan hama penyakit pada TM dari total 25 pohon tanaman sampel

Hasil pengamatan terhadap TBM, beberapa jenis hama dan penyakit dominan yang menyerang pertanaman jeruk TBM yaitu ulat daun, ulat peliang, dan antraknosa. Jumlah pohon dan tingkat keparahan serangan hama dan penyakit pada TBM dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7 Jumlah pohon TBM yang diserang hama penyakit TBM (a) dan Tingkat keparahan serangan hama penyakit TBM dari total 25 pohon tanaman sampel

Hama dan penyakit pada TM yang perlu dikendalikan di Afdeling Besaran yang dapat menyebabkan menurunnya hasil dan kualitas buah yaitu kutu sisik (Lepidosaphes beckii) dan tungau (Tetranychus sp.). Penyemprotan larutan deterjen dan insektisida berbahan aktif imidaclorpid dilakukan untuk mengendalikan serangan kutu sisik pada buah dan daun, sedangkan kutu sisik pada batang dikendalikan dengan aplikasi bubur kalifornia. Bubur kalifornia merupakan bubur dengan campuran kapur sebanyak 4 kg, belerang sebanyak 2 kg, serta Cu sebanyak 20 g. Tungau (Tetranychus sp.) pengendaliannya dilakukan dengan penyemprotan larutan belerang dengan konsentrasi 200 cc/l air pada permukaan daun dan buah. Gejala serangan hama kutu sisik dan tungau dapat dilihat pada Gambar 8.

Tungau

3% Thrips

12%

Kutu Sisik 20%

Lalat Buah 4% Kutu Daun

14% Ulat Daun

17% Ulat Peliang

4% Antraknosa

14%

Embun Jelaga

11%

Kanker 1%

(27)

15

Gambar 8 Gejala serangan hama kutu sisik dan tungau; a) kutu sisik, b) tungau Hama dan penyakit lain yang juga perlu dikendalikan yaitu lalat buah (Drosophila melanogaster), thrips (Scirtotfrips citri), kutu daun (Aphis gossypii), ulat peliang (Phyllocnistis citrella), ulat daun (Papilio demolion), kanker (Citrus cancer), embun jelaga (Odidium sp.), dan antraknose (Colletotrichum gloeosporioides). Pengendalian hama lalat buah yaitu dengan memasang perangkap yang terbuat dari botol plastik yang dalamnya diberi atraktan berbahan aktif Metil eugenol yaitu 1 ml petrogenol yang disuntikan ke kapas yang digantung dalam perangkap botol plastik. Thrips pengendaliannya dilakukan dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif alfametrin konsentrasi 15 g/l dengan dosis 150 cc/ha dengan menggunakan. Kutu daun pengendaliannya yaitu dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif imidacloprid konsentrasi 200 g/l dengan dosis 150 cc/ha atau insektisida berbahan aktif dimetoat konsentrasi 396 g/l dengan dosis 150 cc/ha. Ulat peliang pengendaliannya yaitu dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif imidacloprid konsentrasi 200 g/l dengan dosis 150 cc/ha atau insektisida berbahan aktif dimetoat konsentrasi 396 g/l dengan dosis 150 cc/ha. Ulat daun pengendaliannya yaitu dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif dimetoat konsentrasi 396 g/l dengan dosis 150 cc/ha dengan menggunakan alat semprot sprayer punggung. Gejala serangan hama lalat buah, thrips, kutu daun, ulat peliang dan ulat daun dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9 Gejala serangan hama lalat buah, thrips, kutu daun, ulat pelian dan ulat daun; a) lalat buah, b) thrips c) kutu daun, d) ulat peliang, e) ulat daun

a b

c b

a

(28)

16

Penyakit kanker pengendaliannya dengan aplikasi bubur kalifornia, embun jelaga dengan penyemprotan larutan deterjen dan antraknose pengendaliannya secara mekanis yaitu dengan membuang bagian tanaman yang terkena penyakit menggunakan gunting pangkas dan membuangnya jauh dari pertanaman.

Pemupukan

Kegiatan pemupukan yang dilakukan di Afdeling Besaran, Kebun Blawan secara garis besar dibedakan berdasarkan keadaan pertanaman (TBM dan TM). Aspek teknis ini selanjutnya akan dibahas secara tersendiri dalam bab pembahasan.

Penjarangan buah

Penjarangan buah dilakukan pada pohon yang mempunyai buah lebat dengan tujuan memberikan ruang bagi buah untuk dapat tumbuh maksimal sehingga menghasilkan buah yang berpenampilan baik, seragam dan mengurangi resiko kerusakan atau kematian tanaman. Penjarangan buah dilakukan pada pohon yang mempunyai buah lebat dan dilakukan pada saat ukuran buah sebesar kelereng atau berdiameter ±1-2 cm. Buah yang dipetik terutama yang letaknya bergerombol atau jumlahnya lebih dari dua buah per tangkai, ukurannya paling kecil, cacat dan berpenampilan jelek. Contoh kegiatan penjarangan buah dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10 Penjarangan buah; a) sebelum penjarangan, b) setelah penjarangan Pada panen tanggal 14 Februari 2012, diperoleh buah dengan ukuran diameter ±6 cm yang jumlahnya paling banyak sekitar 75% karena pada awalnya tidak dilakukan penjarangan buah. Oleh karena itu Asisten Tanaman langsung mengintruksikan untuk segera dilakukan penjarangan buah, pada saat penjarangan buah pertama buah yang dikurangi berukuran lebih besar dari semestinya (diameter > 2 cm). Buah hasil penjarangan ini dimanfaatkan untuk dijual sebagai bahan pembuat minuman es jeruk di penginapan milik Kebun Blawan. Alat yang digunakan untuk penjarangan buah yaitu gunting pangkas. Prestasi kerja berdasarkan SOP belum ditentukan, namun rata-rata 1 HOK mampu melakukan penjarangan buah pada 25 pohon.

Pemanenan

Sebelum panen terlebih dahulu disiapkan alat dan bahan yang meliputi gunting pangkas, keranjang buah, tangga segitiga, dan timbangan. Satu minggu sebelum panen juga telah dilakukan taksasi panen untuk memperkirakan hasil

(29)

17 panen sehingga alat dan bahan yang disiapkan mencukupi. Selain itu aplikasi pestisida juga dihentikan dua minggu sebelum panen.

Waktu panen jeruk merupakan salah satu faktor yang menentukan mutu buah sampai ditangan konsumen. Jika dipanen muda rasanya masam, kulit buah mudah keriput dan daya simpannya pendek. Begitu juga jika dipanen terlalu masak buah akan cepat busuk. Kriteria buah jeruk yang dapat dipanen yaitu buah menjelang masak dengan ukuran diameter rata-rata 6 cm, kulitnya sudah menguning 50% dan tekstur buah tidak terlalu keras, buah dengan warna kuning sekitar 25% namun bila bagian bawah buahnya ditekan dengan jari terasa agak lunak maka buah sudah dapat dipanen.

Pemanenan buah dilakukan dengan memetik buah jeruk dari pohon menggunakan gunting pangkas dengan cara memotong tangkai buah sedekat mungkin dengan buah, tujuannya yaitu agar tangkai buah tidak merusak buah lain pada saat pengumpulan buah. Buah yang dipetik ditampung terlebih dahulu dalam baki atau ember, setelah baki atau ember penuh barulah kemudian buah dibawa ketempat penampungan buah yang lebih besar yaitu berupa keranjang plastik berbentuk persegi panjang dengan ukuran 60cm x 40cm x 40cm yang diletakkan ditempat teduh. Jumlah karyawan dalam kegiatan pemanenan yaitu sebanyak 6 orang, prestasi kerja berdasarkan SOP belum ditentukan namun rata-rata 1 HOK mampu memanen sebanyak 50 kg. Kegiatan pemanenan dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11 Kegiatan pemanenan; a) pemetikan, b) pengumpulan dalam wadah kecil, c) pengumpulan ke tempat sortasi

Produktivitas jeruk keprok di Afdeling Besaran tahun pertama yaitu 7.9 kg/pohon/tahun. Jeruk keprok tahun pertama berbuah dapat berproduksi rata-rata 10-15 kg/pohon/tahun (Balitjestro 2014), sementara di Sambas keprok Madu Terigas panen tahun pertama produktivitas tanaman mencapai 20 kg/pohon/tahun. Rendahnya produktivitas jeruk keprok Madu Terigas di Afdeling Besaran diduga karena kurang optimalnya adaptasi varietas keprok Madu Terigas terhadap ketinggian kebun Blawan yang di atas 700 m dpl, berbeda dengan lokasi di Sambas yang memiliki ketinggian < 400 m dpl. Menurut Sutopo (2011b) keprok Madu Terigas optimal ditanam pada dataran rendah <400 m dpl dan kurang optimal pada dataran medium 400-700 m dpl serta tidak direkomendasikan pada dataran tinggi >700 m dpl.

Selain produktivitasnya yang lebih rendah, waktu panen keprok Madu Terigas di Afdeling Besaran Kebun Blawan dari mulai munculnya bunga hingga siap panen juga lebih lama yaitu 7-8 bulan bila dibandingkan yang ditanam di dataran rendah seperti Sambas yang hanya 6 bulan. Namun ada kelebihan keprok Madu Terigas yang ditanam di Afdeling Besaran ini yaitu warnanya yang lebih

(30)

18

kuning atau jingga terang sehingga lebih menarik bagi konsumen dibandingkan jeruk keprok Madu Terigas Sambas, hal ini karena di dataran tinggi perbedaan suhu siang dan malam yang tegas saat siang panas dan malam dingin. Perbedaan suhu dingin pada malam hari ini mendorong munculnya warna jingga pada kulit buah (Sutopo 2011b). Warna buah jeruk keprok Madu Terigas di Afdeling Besaran dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12 Warna jeruk keprok Madu Terigas Afdeling Besaran; a) dalam satu pohon, b) dalam satu tangkai

Pengolahan hasil

Setelah semua buah selesai dipanen, selanjutnya dilakukan grading buah dengan menggunakan alat grading yang terbuat dari triplek berlapis aluminium berbentuk persegi panjang dengan ukuran 25cm x 12 cm dengan tiga lubang berbentuk lingkaran. Lubang B yang terletak paling kiri merupakan lubang yang berukuran paling besar dengan diameter 7 cm, lubang C yang terletak ditengah memiliki diameter 6 cm, dan lubang D yang terletak paling kanan memiliki diameter paling kecil yaitu 5 cm.

Setelah semua buah selesai digrading, selanjutnya dilakukan pembersihan buah dari sisa-sisa kotoran pada permukaan kulit buah dan embun jelaga serta kutu kudis. Alat yang digunakan untuk membersihkan buah yaitu sikat pakaian dengan bulu-bulu yang halus dan kain lap. Selama pembersihan juga dilakukan sortasi buah yang cacat atau berpenampilan tidak menarik seperti luka pada buah dan buah dengan permukaan kulit warna coklat dan kasar, selain itu juga dilakukan pemotongan tangkai buah yang kurang pendek dengan menggunakan gunting pangkas

Setelah semua buah selesai dibersihkan, buah selanjutnya dibawa ketempat pengepakan buah. Tempat untuk mengepak buah terbuat dari kayu berberntuk kotak persegi berlubang-lubang dengan ukuran 50x40x40 cm yang dasarnya diberi alas koran. Buah di pack sesuai gradenya dan sebelum di masukkan dalam kotak pengepakan terlebih dahulu dilakukan penimbangan. Setiap kotak berisi buah dengan berat 21 kg dan ditutup dengan bagian atas kotak diberi label yang berisi nomor kotak dan bobot buah dalam kotak. Penomoran kotak harus berurutan dan dipisah sesuai dengan grade masing-masing, jumlah panen dan hasil pengepakan dicatat oleh mandor. Selanjutnya buah dikirimkan ke Surabaya untuk dipasarkan, buah dijual dengan sistem all grade dengan harga Rp15.000/kg. Kegiatan pengolahan hasil dapat dilihat pada Gambar 13.

(31)

19

Gambar 13 Pengolahan hasil; a) grading, b) pembersihan, c) pengepakan

Hasil panen pada bulan Februari dan April 2012 sebanyak 494 kg berdasarkan grade disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4 Persentase kelas buah hasil panen bulan Februari dan April 2012

Grade Buah Hasil Panen (kg) Persentase (%)

A ( diameter > 7cm) 9.8 2

B (diameter 6.1-7.0 cm) 113.6 23

C (diameter 5.1-6.0 cm) 355.9 68

D (diameter < 5 cm) 34.5 7

Sumber: Hasil Pengamatan 2012

Hasil panen sebanyak 494 kg diperoleh rata-rata buah grade A 2%, grade B 23%, grade C 68% dan grade D 7%. Data dari beberapa provinsi di Indonesia menunjukkan hasil panen jeruk keprok terigas yang dicapai petani rata-rata grade A dan B 30-40 % (Badan Litbang Pertanian 2012). Rendahnya jumlah buah jeruk grade A dan B yang dihasilkan di Afdeling Besaran karena kebun belum menerapkan penjarangan buah sehingga persentase buah grade C yang dipanen tinggi. Untuk memperoleh buah grade A dan B yang lebih tinggi kebun mulai menerapkan penjarangan buah setelah panen awal Februari 2012.

Pergantian Tanaman Tidak Produktif

Jeruk varietas Pulung yang ditanam tahun 2008 hingga 2012 masih belum menghasilkan buah, oleh karena itu manajer kebun memerintahkan untuk dilakukan perbaikan tanaman dengan mengganti varietas Pulung dengan Madu Terigas karena permintaan terhadap jeruk ini sangat tinggi. Metode perbaikan tanaman yang digunakan yaitu dengan teknik “top working’. Top working adalah teknik perbaikan tanaman yang dilakukan pada tanaman dewasa yang sudah mempunyai perakaran yang cukup kuat dan dapat dilakukan secara grafting maupun okulasi (PTPN XII 2010).

Perbaikan tanaman di Afdeling Besaran dilakukan dengan mengganti varietas jeruk pulung yang tidak produktif dengan varietas Madu Terigas dengan cara okulasi. Bahan okulasi diambil diambil dari tanaman jeruk Madu Terigas yang sudah berbuah, karakter bahan okulasi yang akan digunakan yaitu bagian tanaman yang sedang dalam fase vegetatif dan tidak terserang hama dan penyakit serta pertumbuhannya baik. Alat yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu pisau

(32)

20

okulasi, gunting dan plastik polietilen. Langkah-langkah okulasi dapat dilihat pada Gambar 14.

Gambar 14 Langkah-langkah okulasi; a) pembuatan sayatan T, b) penyambungan tunas, c) pengikatan tunas

Hasil okulasi dapat dilihat atau dibuka plastiknya 15 hari kemudian, bila hasil okulasi hidup dan berkembang maka akan dibiarkan cabang baru tumbuh hingga dua atau tiga bulan baru batang atas tanaman lama dipotong dekat dengan pertautan menggunakan gergaji. Kegiatan perbaikan tanaman dengan teknik top working ini dikerjakan oleh dua orang tenaga ahli penyambungan dengan tujuan keberhasilan diatas 50%. Prestasi kerja berdasarkan perbaikan tanaman berdasarkan SOP belum ditentukan, namun 1 HOK mampu melakukan okulasi pada 25 tanaman.

Aspek Manajerial

Kegiatan kerja di Afdeling Besaran berlangsung selama 7 jam kerja untuk asisten, mandor besar dan mandor dimulai dari pukul 05.00 sampai pukul 13.00 dengan selang waktu istirahat satu jam mulai pukul 10.00 sampai 11.00. Sedangkan jam kerja KHL hanya 6 jam dimulai dari pukul 06.00. Kegiatan diawali dengan pra roll dikantor afdeling yang dipimpin oleh Asisten dan diikuti oleh mandor besar, mandor, kepala keamanan dan juga penulis untuk menjelaskan dan menyiapkan kebutuhan pekerjaan yang dilakukan pada hari itu. Selanjutnya dilakukan roll pagi dan wajib diikuti oleh seluruh karyawan untuk mengecek kehadiran dan juga pembagian tugas, setelah roll selesai seluruh karyawan langsung melaksanakan tugas yang diberikan pada hari itu.

Manajer

Kebun Blawan dipimpin oleh seorang Manajer Kebun, Manajer merupakan orang yang memiliki wewenang memimpin, mengkoordinasi dan mengawasi serta mempertanggung jawabkan kegiatan kerja kebun. Beban kerja yang menjadi kewajiban Manajer Kebun yaitu menyusun rencana kerja bulanan, menyusun rencana kerja triwulan PPAP (Pelaksanaan Permintaan Anggaran Perusahaan), menyusun rencana kerja tahunan RKAP (Rancangan Kerja Anggaran Perusahaan), menyusun rencana kerja tahunan SRKAP (Skelet Rancangan Kerja Anggaran Perusahaan), dan menyusun rencana kerja jangka panjang RJP (Rancangan Jangka Panjang). Manajer dalam menyusun rencana kerja dibantu oleh Wakil Manajer dan Asisten Tanaman.

(33)

21

Wakil Manajer

Wakil manajer berperan mewakilkan manajer dalam hal berhalangan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan petunjuk dan kewenangan yang diberikan. Tugas wakil manajer selain mewakilkan manajer yaitu melaksanakan pengawasan operasional terhadap asisten tanaman, menghimpun dan mengevaluasi laporan produksi dan hama penyakit, menghimpun dan mengevaluasi perkembangan pelaksanaan investasi tanaman dan non tanaman, dan bersama-sama manajer kebun menyusun rencana kerja PPAP, RKAP, dan RJP.

Asisten Tanaman

Asisten tanaman merupakan orang yang bertanggung jawab langsung kepada manajer atas semua kegiatan yang berlangsung di afdeling masing-masing, pabrik, dan kantor. Pada tingkat afdeling, asisten tanaman bertanggung jawab atas semua kegiatan yang berlangsung ditingkat afdeling. Tugas asisten tanaman antara lain yaitu mengawasi dan memeriksa pelaksanaan rol kayawan, mendelegasikan tugas kerja harian kepada mandor besar dan mandor, mengontrol kesiapan kondisi peralatan kerja dan bahan, memeriksa dan melaporkan laporan harian kerja, mengevaluasi hasil kerja hari ini dan menyusun rencana kerja hari esok, mengevaluasi hasil kerja bulanan di bandingkan anggaran, mengajukan permintaan pembayaran upah karyawan dan menyusun PPAP, RKO dan RKAP. Asisten tanaman dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh mandor besar dan mandor serta seorang juru tulis.

Selama kegiatan magang sebagai pendamping asisten penulis tidak selalu mendampingi asisten karena kesibukan asisten untuk mengikuti kegiatan pelatihan diluar kota. Beberapa tugas yang diberikan langsung oleh asisten kepada penulis antara lain mendampingi mandor melakukan pengukuran areal baru untuk pertanaman jeruk dengan GPS, selebihnya penulis kembali melakukan kegiatan KHL seperti pemangkasan, penjaranagan buah, pengambilan sampel tanaman untuk pengamatan hama dan penyakit dan pelatihan EWS karena kurangnya tenaga kerja ahli. Jadwal kegiatan penulis selama menjadi pendamping asisten dapat dilihat pada Lampiran 6.

Mandor Besar

(34)

22

Mandor

Mandor merupakan orang yang bertugas untuk mengawasi seluruh kegiatan yang dilakuan oleh karyawan dilapangan sehingga efektivitas pekerjaan tercapai. Tugas mandor antara lain mencatat absensi karyawan, membagi dan menetapkan tugas-tugas karyawan, memeriksa persiapan alat dan bahan yang diperlukan, memberikan contoh pekerjaan yang benar dan membuat laporan harian berisi jumlah tenaga kerja, jenis pekerjaan, prestasi kerja, dan hasil pekerjaan yang didapat pada hari itu kemudian diserahkan kepada juru tulis untuk direkap.

Kegiatan yang dilakukan penulis selama menjadi pendamping mandor antara lain membantu pengawasan karyawan melaksanakan pemeliharaan piringan dan persiapan pemupukan, membantu pengawasan karyawan melaksanaan pemupukan, menghitung prestasi kerja karyawan, dan membantu mandor menyusun Rencana Kerja Operasional (RKO). Jadwal kegiatan penulis selama menjadi pendamping mandor dapat dilihat pada Lampiran 5.

Karyawan Harian Lepas (KHL)

Karyawan Harian Lepas (KHL) mempunyai kewajiban untuk melaksanakan tugas yang diberikan mandor dan disiplin dalam melaksanakannya, apabila berhalangan hadir KHL wajib memberikan keterangan kepada mandor. KHL direkrut langsung oleh mandor apabila dibutuhkan namun harus melalui persetujuan asisten tanaman. Kegiatan yang dilakukan oleh KHL antara lain penyulaman, pemangkasan, penjarangan buah, pengendalian OPT, pemeliharaan, pengairan, pemupukan dan pemanenan.

Kegiatan yang dilakukan penulis selama menjadi KHL antara lain pemangkasan, penjarangan buah, pengendalian gulma, wiwil, dan pemanenan. Prestasi kerja penulis rata-rata sudah mencapai standar kebun bahkan melebihi, hanya prestasi kerja pada kegiatan pemanenan prestasi kerja penulis dibawah atau hanya 70% dari standar kebun. Hal ini karena penulis baru pertama kali melakukan kegiatan pemanenan dan juga warna buah yang hijau namun sudah matang cukup sulit untuk ditentukan secara cepat, butuh ketrampilan dan kebiasaan yang lama untuk menentukan tingkat kematangan buah yang boleh dipanen. Jadwal kegiatan penulis selama menjadi KHL dapat dilihat pada Lampiran 4.

PEMBAHASAN

Pedoman Pemupukan

(35)

23

Jenis pupuk

Jenis pupuk yang diaplikasikan pada pertanaman jeruk di Afdeling Besaran Kebun Blawan secara garis besar dibedakan menjadi dua yaitu pupuk anorganik (makro dan mikro) dan pupuk organik (pupuk kandang). Jenis pupuk yang diaplikasikan di lapangan pada program pemupukan tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Jenis pupuk yang diaplikasikan di lapangan pada program pemupukan tahun 2012

Jenis Pupuk Aplikasi di Lapangan

Makro Urea, TSP, KCl

Mikro Cu, Mn, Zn, Mamigro Super P

Organik Pupuk kandang

Sumber: Hasil Pengamatan 2012

Berdasarkan 12 unsur hara esensial yang dibutuhkan tanaman jeruk, pupuk makro dibagi menjadi makro primer (N, P, K) dan makro sekunder (Ca, Mg, S). Makro primer yaitu unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak, sedangkan makro sekunder yaitu unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak hanya pada kondisi tertentu. Selain irigasi, unsur hara N, P, K yang dipasok melalui pemupukan merupakan penentu produksi dan mutu buah (Sutopo 2011a). Program pemupukan tahun 2012 dilakukan aplikasi pupuk urea (46% N), TSP (46% P2O5) dan KCl (60% K2O) untuk memenuhi kebutuhan unsur hara makro bagi tanaman.

Pupuk mikro yaitu pupuk dengan kandungan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit tetapi bila kekurangan akan mempengaruhi produksi dan kelangsungan hidup tanaman (Sutopo 2011a). Pemenuhan kebutuhan unsur hara mikro bagi tanaman dilakukan melalui pemberian pupuk mikro tunggal Cu (15%), Mn (31.8%), Zn (35%) dan pupuk daun komplit Mamigro Super P (N: 12%, P2O5: 27%, K2O: 23%, Mg: 0.33%, Ca: 0.02%, Mn: 0.04%, Zn: 0.01%, S: 3.65%, Fe: 0.02%, Cu: 82.99 ppm, B: 157 ppm, Mo: 18.52 ppm).

Pupuk kandang yaitu pupuk yang berasal dari kotoran hewan, pupuk kandang diberikan untuk memenuhi kebutuhan pupuk makro maupun mikro dan untuk menjaga sifat fisik tanah. Pupuk kandang yang diaplikasikan di Afdeling Besaran berasal dari kotoran kambing yang telah dicampur dengan top soil dengan perbandingan 1:1 dan telah didiamkan selama satu bulan, kotoran kambing dipilih karena mudah didapatkan dari para karyawan dan warga sekitar.

(36)

24

Dosis pupuk

Pedoman dalam menentukan dosis pupuk yang tercantum dalam SOP yaitu berdasarkan umur tanaman dan rekomendasi berdasarkan produksi buah. Tanaman jeruk yang ada di Afdeling Besaran terdiri dari beberapa tahun tanam yaitu varietas keprok Madu Terigas tahun tanam 2008 (umur 4 tahun), keprok Pulung tahun tanam 2008 (umur 4 tahun), keprok Batu 55 tahun tanam 2010 (umur 2 tahun) dan keprok Garut tahun tanam 2012 (umur 1 tahun).

Metode penentuan dosis pemupukan berdasarkan umur tanaman yang digunakan di Afdeling Besaran sudah tepat karena tanaman baru berumur 1-4 tahun, menurut Sutopo (2011a) metode ini sesuai digunakan pada tanaman muda hingga awal fase menghasilkan buah. Dosis rekomendasi pupuk makro (NPK) berdasarkan SOP pemupukan jeruk di Kebun Blawan disajikan pada Tabel 6. Tabel 6 Dosis rekomendasi pupuk makro (NPK) berdasarkan SOP pemupukan

jeruk Kebun Blawan Umur

(tahun)

Dosis pupuk Frekuensi Kandungan unsur hara

Urea SP-18 ZK N P2O5 K2O

> 5 Berdasarkan jumlah produksi

2 - - -

Sumber: Kantor Afdeling Besaran, Kebun Blawan, PTPN XII (2012)

Hasil pengamatan di lapangan diperoleh jenis pupuk unsur hara N yang digunakan urea, sedangkan jenis pupuk unsur hara P dan K yang digunakan bukan pupuk SP-18 dan ZK tetapi TSP dan KCl. Dosis rekomendasi pupuk makro (NPK) berdasarkan hasil pengamatan di lapangan disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7 Dosis rekomendasi pupuk makro (NPK) berdasarkan hasil pengamatan di lapangan

Umur (tahun)

Dosis pupuk Frekuensi Kandungan unsur hara

(37)

25 pupuk urea berdasarkan SOP seharusnya diberikan 20 g sebanyak 6 kali, dalam aplikasinya di lapangan diberikan 60 g sebanyak 3 kali. Aplikasi pupuk N yang berlebihan ini selain menyebabkan kerugian karena pemborosan pupuk juga berdampak pada pencemaran air tanah oleh nitrat karena sifat pupuk N yang mudah mengalami pencucian. Sedangkan pada tanaman umur 1-2 tahun dosis pupuk urea berdasarkan SOP seharusnya diberikan 60 g sebanyak 4 kali, dalam aplikasinya di lapangan hanya diberikan sebanyak 3 kali. Kekurangan unsur hara N ini dapat mengganggu pertumbuhan vegetatif tanaman dan menyebabkan tanaman muda tidak dapat tumbuh dengan baik atau kerdil.

Unsur hara P yang diberikan pada tanaman umur 0-1 tahun, 1-2 tahun dan 3-4 tahun berlebih atau tidak sesuai berdasarkan SOP. Bila dilihat jumlah pupuk yang diberikan pada tanaman umur 0-1 tahun lebih banyak yaitu 60 g sebanyak 3 kali dibandingkan SOP hanya 20 g sebanyak 6 kali, sedangkan jumlah pupuk yang diberikan pada tanaman umur 1-2 tahun lebih sedikit yaitu hanya 50 g sebanyak 3 kali dibandingkan SOP 50 g sebanyak 4 kali. Pada tanaman umur 3-4 tahun jumlah pupuk yang diberikan sama atau sesuai SOP, namun perlu diperhatikan jenis pupuk yang diberikan yaitu TSP berbeda dengan pupuk yang direkomendasikan pada SOP yaitu SP-18. Kandungan unsur hara P dalam bentuk P2O5 pada TSP lebih tinggi yaitu 46% dibanding SP-18 hanya 18%. Perhitungan dosis pupuk harus memperhatikan kandungan unsur hara dari pupuk yang diaplikasikan bukan hanya jumlah pupuk yang diberikan. Hal ini perlu diperhatikan karena selain terjadi kerugian akibat pemborosan pupuk, unsur hara P mempunyai sifat relatif sulit larut dan cenderung terakumulasi dalam tanah. Jika terjadi akumulasi P dalam tanah akan menghambat serapan Zn, gejala kekurangan Zn yang muncul di daun seringkali dianggap gejala CVPD sehingga tanaman akan dimusnahkan.

Unsur hara K yang diberikan pada tanaman umur 0-1 tahun dan 3-4 tahun berlebih, sedangkan pada tanaman umur 1-2 tahun kurang berdasarkan SOP. Hal ini sama seperti pada pupuk unsur hara P dimana pupuk yang diberikan yaitu KCl memiliki kandungan unsur hara K dalam bentuk K2O 60 % lebih tinggi dibanding pada pupuk rekomendasi berdasarkan SOP yaitu ZK hanya 50%. Kekurangan unsur hara K akan menyebabkan menurunnya ketahanan tanaman terhadap hama dan penyakit, sedangkan kelebihan unsur hara K dapat menghambat penyerapan unsur hara lain seperti Mo dan B oleh tanaman.

Berdasarkan SOP pupuk daun atau pupuk mikro diberikan kurang lebih tiga kali pada saat daun masih muda atau sebelum pembungaan dan tiga kali setelah bunga menjadi bakal buah. Aplikasi pupuk mikro di lapangan pupuk tunggal Cu, Zn dan Mn masing-masing diberikan sebanyak 10 g per pohon TM dan 5 g per pohon TBM yang dilarutkan kedalam air dengan ukuran 25 g/1 air untuk TM dan 12.5 g/l air untun TBM yang diaplikasikan setiap 4 bulan sekali. Sedangkan aplikasi pupuk daun lengkap Mamigro Super P konsentrasi pupuk yang digunakan yaitu 1 g/l air dengan dosis 75 g/ha, pupuk Mamigro Super P diaplikasikan setiap satu bulan sekali.

(38)

26

Tabel 8 Dosis pupuk kandang berdasarkan SOP dan realisasi di lapangan Umur (tahun) Dosis pupuk kandang

berdasarkan SOP (kg/pohon/tahun)

Dosis aplikasi pupuk kandang tahun 2012

(kg/pohon/tahun)

0-1 20 20

1-2 20 20

2-3 30 -

3-4 40 40

4-5 40 -

> 5 60 -

Sumber: Hasil pengamatan 2012

Hasil pengamatan di lapangan diperoleh dosis pupuk kandang yang diberikan pada program pemupukan tahun 2012 sebanyak 20 kg per pohon untuk tanaman umur 0-1 tahun dan 1-2 tahun serta 40 kg per pohon untuk tanaman umur 3-4 tahun sudah sesuai SOP Kebun Blawan.

Alat yang digunakan untuk mengukur dosis pupuk makro (NPK) yaitu timbangan gantung dan gelas ukur, sedangkan untuk beberapa jenis pupuk mikro tunggal dan pupuk daun lengkap yaitu sendok plastik yang berukuran 5 ml dan ember berukuran 5 l untuk mengukur air yang akan digunakan. Pupuk kandang diukur menggunakan ember yang berukuran 10 l. Alat-alat yang digunakan untuk mengukur dosis pupuk dapat dilihat pada Gambar 15.

Gambar 15 Alat ukur dosis pupuk a) pupuk kandang, b) pupuk mikro c) air pelarut pupuk mikro

Program pemupukan tahun 2012 dalam realisasinya dosis pupuk makro (NPK) yang diberikan tidak sesuai SOP, unsur hara N diberikan terlalu berlebih pada tanaman umur 0-1 tahun dan kurang pada tanaman umur 1-2 tahun. Dosis unsur hara P yang diberikan juga berlebih baik pada tanaman umur 0-1 tahun, 0-2 tahun maupun 3-4 tahun. Unsur hara K diberikan terlalu berlebih pada tanaman umur 0-1 tahun dan 3-4 tahun sedangkan pada tanaman umur 1-2 tahun dosis yang diberikan kurang. Pupuk mikro dan pupuk kandang dosis pupuk yang diaplikasikan pada program pemupukan tahun 2012 sudah sesuai SOP. Pengawasan oleh Asisten Tanaman dalam perhitungan dosis pupuk yang akan diaplikasikan perlu lebih diperketat. Selain itu dalam perhitungan dosis pupuk harus diperhatikan kandungan hara dari jenis pupuk yang diaplikasikan, misalnya kandungan P2O5 pada pupuk SP-18 berbeda dengan pada pupuk TSP. Hal ini

(39)

27 belum diperhatikan dalam aplikasi pupuk di Afdeling Besaran, pemahaman kembali tentang kandungan hara dalam pupuk harus diberikan pada orang yang berwenang menghitung dosis pupuk dalam hal ini yaitu Mandor.

Waktu pemupukan

Waktu pemupukan pada tanaman dibedakan berdasarkan jenis pupuk dan umur tanaman. Berdasarkan SOP pada tanaman umur 3-4 tahun (TM) pupuk makro diberikan sebanyak dua kali setahun yaitu pada bulan April dan Oktober, sedangkan pada tanaman umur 0-2 tahun (TBM) tiga kali setahun yaitu pada bulan April, Agustus dan Desember. Jadwal pemupukan tanaman jeruk di Afdeling Besaran Kebun Blawan tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Jadwal pemupukan tanaman jeruk di Afdeling Besaran Kebun Blawan tahun 2012

Jenis pupuk Waktu pemupukan berdasarkan SOP

Mamigro Super P April Minggu ke-2 Maret

Minggu ke-2 April Minggu ke-2 Mei

Pupuk kandang Maret 17 Maret 2012

Sumber: Hasil Pengamatan 2012

Waktu aplikasi pupuk mikro tunggal dan pupuk daun lengkap berdasarkan SOP 3 kali setahun yaitu pada bulan April, Agustus dan Desember. Waktu pelaksanaannya selalu memperhatikan kondisi cuaca, hal ini untuk menghindri terjadinya kehilangan pupuk oleh air hujan sebelum terserap oleh tanaman. Waktu aplikasi pupuk mikro yang tepat yaitu pada pagi hari setelah embun tidak banyak menutupi permukaan daun tanaman.

Pupuk kandang berdasarkan SOP diberikan satu bulan lebih awal sebelum aplikasi pupuk makro (NPK), pupuk kandang diaplikasikan sekali dalam setahun yaitu pada bulan maret. Hal yang perlu diperhatikan dalam aplikasi pupuk kandang ini yaitu pupuk kandang harus sudah benar-benar matang atau sudah didiamkan dan diolah dalam kurun waktu satu bulan.

(40)

28

perlu ditinjau kembali karena selain terjadi kerugian karena pemborosan pupuk, pupuk mikro yang diberikan lewat daun pada saat bunga mekar dapat menyebabkan terbakar dan rontoknya bunga sehingga terjadi penurunan jumlah calon buah. Waktu aplikasi pupuk kandang di lapangan sudah sesuai SOP, namun pupuk kandang yang berasal dari kotoran kambing dirasa masih kurang hancur atau masih berbentuk butiran-butiran sehingga kurang menyatu dengan tanah.

Cara pemupukan

Sebelum melakukan pemupukan terlebih dahulu dilakukan persiapan pemupukan (persipuk) dengan cara membersihkan piringan pohon dari gulma dan membuat lubang alur pupuk dengan menggunakan cangkul. Pembuatan alur pupuk di Afdeling Besaran Kebun Blawan PTPN XII ada dua cara yaitu lingkaran dan bentuk persegi mengitari pohon, bentuk lingkaran biasanya dibuat pada kontur yang rata sedangkan pada kontur yang miring dibuat berbentuk persegi pada terasan untuk mempermudah pembuatan alur pupuk. Lubang alur pupuk berbentuk lingkaran maupun persegi dibuat dengan lebar 15-20 cm dan kedalaman 10-15 cm dibawah ujung tajuk pohon atau diameter lingkaran dan jarak antar sisi persegi 100 cm. Bentuk lubang alur pupuk di Afdeling Besaran dapat dilihat pada Gambar 16.

Gambar 16 Lubang alur pupuk; a) lingkaran, b) Persegi

Pupuk makro (NPK) sebelum diaplikasikan terlebih dahulu dicampur atau diblend sesuai dosis berdasarkan umur tanaman dan kebutuhan populasi tanaman. Pemberian pupuk berdasarkan SOP yaitu dengan cara dimasukkan kedalam lubang alur pupuk dan selanjutnya ditutup dengan tanah untuk menghindari kehilangan hara melalui penguapan atau terbawa air hujan, setelah proses pemupukan kemudian dilakukan irigasi ringan untuk menjaga kelembapan tanah dan mempercepat masuknya hara kedalam tanah.

Pupuk mikro atau pupuk daun diaplikasikan dengan menggunakan alat semprot knapsack sprayer, pupuk mikro disemprotkan sesuai dosis secara merata pada seluruh permukaan tanaman. Aplikasi pupuk mikro tunggal Cu juga dilakukan pada saat aplikasi bubur kalifornia pada batang dengan cara dicampurkan dalam bubur kalifornia. Cara aplikasi pupuk mikro di Afdeling Besaran sudah tepat sesuai SOP yaitu diaplikasikan lewat daun, ini karena pupuk

Gambar

Tabel 1 Varietas dan populasi tanaman jeruk di Kebun Blawan
Gambar 1 Struktur organisasi Kebun Blawan, PTPN XII
Gambar 2 Alur pengadaan bibit jeruk Kebun Blawan PTPN XII
Gambar 3 Hasil pembibitan sambung stek dan stek sambung
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan aplikasi ini,diharapakan objek wisata yang selama ini tidak dikenal dapat menarik minat masyarakat untuk mengunjunginya. Objek wisata di dalam Penulisan ini tidak hanya

Setelah batas akhir waktu upload dokumen penawaran secara elektronik melalui Lpse Polda Bali, penyedia yang mengupload dokumen penawaran tidak ada sehingga

Sedangkan untuk aplikasi pembantunya menggunakan perangkat lunak Macromedia Flash MX yang digunakan untuk pembuatan animasi didalam halaman web, sehingga halaman web menjadi

Dokumen Pengadaan dapat diambil dalam bentuk cetakan, softcopy atau diunduh melalui website LPSE Polda Bali [bagi K/L/D/I yang belum memiliki website, hanya menyediakan

Semakin baiknya kualitas pelayanan ( tangible, empathy, reliability, responsiveness, dan assurance ) secara parsial dapat meningkatkan kepuasan nasabah Bank Papua Cabang

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan yang diterima oleh Kebun Benih Hortikultura Tohudan, Colomadu, Karanganyar, mengetahui faktor- faktor

Pada jurnal Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Samsung Galaxy Series yang ditulis oleh Widya Handayani mengatakan bahwa atribut produk

Hasil penelitian menunjukkan bahwa diantara faktor risiko sindrom metabolik yang lain, asupan serat pada remaja obesitas memiliki hubungan bermakna dengan kadar