• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMAKNAAN LIRIK LAGU “SELAMANYA INDONESIA”(Studi Semiologi Pemaknaan Lirik Lagu “Selamanya Indonesia” yang dipopulerkan oleh 21st Night).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMAKNAAN LIRIK LAGU “SELAMANYA INDONESIA”(Studi Semiologi Pemaknaan Lirik Lagu “Selamanya Indonesia” yang dipopulerkan oleh 21st Night)."

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagai persyar atan memper oleh gelar sar jana Pada FISIP UPN : “Veter an” J awa Timur

Oleh :

Pr afitra Syahfiar Iwansyah NPM. 0843110220

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

SURABAYA 2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(2)

iii

(Studi Semiologi Pemak naan Lirik Lagu “Selamanya Indonesia” yang dipopulerkan oleh 21st Night)

Disusun Oleh :

PRAFITRA SYAHFIAR IWANSYAH NPM : 0843110220

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional

‘’Veteran’’ Jawa Timur Pada Tanggal 14 Juni 2012

Menyetujui

Tim Penguji :

Pembimbing Utama 1. Ketua

Dr s. Syaifuddin Zuhr i, M.Si J uwito, S.Sos, M.Si NPT. 370069400351 NPT. 367049500361

2. Sekretaris

Dr s. Syaifuddin Zuhr i, M.Si NPT. 370069400351

3. Anggota

Zainal Abidin A. S.Sos, M.Si, M.Ed NPT. 3 7305 99 0170 1

Mengetahui, DEKAN

Dr a. Ec. Hj. Supar wati, M.Si NIP. 19550718 198302 2001

(3)

iii Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(4)

iii NIP. 19620323 199309 20

(5)

ii

dipopulerkan oleh 21 Night)

Disusun oleh :

PRAFITRA SYAHFIAR IWANSYAH NPM : 0843110220

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi

Menyetujui, Pembimbing Utama

Dr s. Syaifuddin Zuhr i, M.Si NPT. 370069400351

Mengetahui, DEKAN

Dr a . Ec. Hj. Supar wati, M.Si NIP. 19550718 198302 2001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(6)

xi

PRAFITRA SYAHFIAR IWANSYAH, PEMAKNAAN LIRIK LAGU “SELAMANYA INDONESIA” (Studi Semiologi Pemak naan Lirik Lagu “Selamanya Indonesia” Yang di Populer kan Oleh 21st Night)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemaknaan lirik lagu “Selamanya Indonesia” dimana dalam lirik lagu “Selamanya Indonesia” yang mengkritik tentang nasionalisme, jiwa patriotisme dan fenomena yang terjadi di Indonesia seperti budaya asing yang berkembang di negeri ini. Dan hal ini dikarenakan banyaknya para generasi penerus bangsa tidak mau mempelajari dan memelihara kebudayaan asli Indonesia.

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian yang bersifat kualitatif-interpretatif semiologi Ferdinand de Saussure, mendefinisikan tanda berdasarkan aspek penanda (signifier) dan juga petanda (signified) untuk mengetahui signifikasi yang akhirnya untuk mengetahui yang sebenarnya yang terjadi di kehidupan sehari – hari dan di lingkungan masyarakat.

Kata kunci : Pemaknaan Lirik Lagu “Selamanya Indonesia” yang dipopulerkan oleh 21st Night. Semiologi, Ferdinand de Saussure

ABSTRACT

This research is aimed to identify purport lyrics “Selamanya Indonesia” where the lyrics about “Forever Indonesia” who criticize of nationalism , people patriotism and the phenomenon that occurred in indonesia as a growing foreign culture in this country . And this is because of the multitude of the young generation don 't want to study and maintain the original culture of indonesia .

A method of analysis of data in this study using the method of research is kualitatif-interpretatif semiologi ferdinand de saussure , defines a sign aspect (signifier and the signified ) to know that eventually signification to know the truth that occur in life a day. day and in the community . And also use meaning connotative manner and meaning denotave .

Keywords : meaning of lyrics “forever Indonesia” popularized by 21st Night semiologt. Ferdinand de Saussure

(7)

iv

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat dan segala karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul Pemaknaan Lirik Lagu “Selamanya Indonesia” (Studi Semiologi Pemaknaan Lirik Lagu “Selamanya Indonesia” Yang dipopulerkan oleh 21st Night

Tak lupa penulis menyampaikan rasa terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu selama menyusun penulisan skripsi ini.

Adapun penulis sampaikan rasa terima kasih, kepada:

1. Allah SW T. Karena t elah melimpahkan segala karuniaNYA, sehingga penulis mendapat kan kemudahan selama proses penulisan skripsi ini.

2. Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, M P. Selaku Rekt or UPN “Veteran” Jawa Timur

3. Dra. Ec. Hj. Suparwati M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur

4. Bapak Juwito, S.Sos, M.Si. selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur.

5. Bapak Saifuddin Zuhri. M si. Sekret aris Program St udi Ilmu Komunikasi dan selaku dosen pembimbing.

6. Dosen-dosen Ilmu Komunikasi yang telah banyak memberikan ilmu dan pengetahuan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Sert a t ak lupa penulis m emberiikan rasa t erim a kasih secara khusus kepada:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(8)

v

pengert iannya bagi penulis baik secara moril dan materiil.

2. M ama, The best mother for me yang selalu memberikan motivasi, kasih sayang,

semangat , dorongan dan pengert iannya bagi penulis.

3. Saudara-saudara kandung, Nanda, Rizal sert a semua keluarga besar yan g

senant iasa member masukan dan semangat .

4. Sahabat -sahabat t erbaik yang selalu ada, Olif ( Oka, Lit a, Ing, dan Fika ) yang t ak

hent i m emberikan semangat , masukan unt uk kelancaran penyusunan skripsi.

5. Fif i, Rayyan, Deasy, Veve sahabat yang sudah lulus dan menjadi alumni t erim a

kasih t elah mendukung, memberikan masukan sert a m endorong untuk

kelancaran penyusunan skripsi.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah dibutuhkan guna memperbaiki kekurangan yang ada. Akhir kata semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca, khususnya untuk rekan-rekan Program Studi Ilmu Komunikasi.

Surabaya, 4 Juni 2012

Penulis

(9)

vi

HALAMAN PERSETUJ UAN SKRIPSI ... ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

ABSTRAK ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belaka ng ... 1

1.2. Per umusan Masalah ... 11

1.3 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Manfaat Penelitian ... 12

BAB II KAJ IAN PUSTAKA ... 13

2.1 Landasan Teor i ... 13

2.1.1. Penger tian Komunikasi ... 13

2.1.2 Komunikasi Ver bal ... 15

2.1.3 Media Komunikasi Massa ... 16

2.1.4 Musik ... 18

2.1.5 Musik dan Kecer dasan Emosi ... 23

2.1.6 Lir ik Lagu... 25

2.1.7 Semiotika ... 26

2.1.8 Semiotika dan Semiologi Komunikasi ... 29

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(10)

vii

2.1.10 Signifier dan Signified ... 36

2.1.11 Langue dan Parole ... 37

2.1.12 Makna dan Pemak naan ... 39

2.1.13 Per ubahan Makna dan Ambiguitas ... 40

2.2 Ker angka Ber pikir ... 42

BAB III METODE PENELITIAN ... 44

2.3 Metode Penelitian ... 44

2.4 Ker angka Konseptual ... 45

3.2.1 Cor pus ... 45

3.3 Unit Analisis ... 47

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 47

3.5 Teknik Analisis Data... 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 50

4.1 Gambar an Objek Penelitian ... 50

4.1.1 Sejar ah Awal 21st Night... 51

4.1.1 Sejar ah Nama Band 21st Night... 51

4.1.3 For masi Per sonil 21st Night ... 52

4.1.4 21st Night Membuat Album... 54

4.2 Penyajian dan Hasil Analisis Data ... 55

4.2.1 Penyajian Data ... 55

4.2.2 Analisis Lir ik Lagu ”Selamanya Indonesia” ... 56

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 75

(11)

viii

DAFTAR LAMPIRAN ... 84

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan manusia terdapat banyak sekali fenomena komunikasi dan sosial di dalamnya. Pada fenomena-fenomena tersebut terdapat berbagai macam permasalahan yang dapat diangkat untuk menjadi sebuah penelitian. Dalam hal ini yang diteliti merupakan sebuah permasalahan atau fenomena yang terjadi dalam masyarakat yang tertuang dalam sebuah lirik lagu.

Musik dapat dikatakan sebagai bahasa dunia, dan dunia hiburan kian lama kian berkembang dengan pesatnya. Berbagai macam jenis dan bentuk hiburan disajikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Musik merupakan hasil budaya manusia yang menarik diantara budaya manusia lain. Karena musik memegang peranan yang sangat banyak di berbagai bidang. Seperti jika dilihat dari sisi psikologi humanistis, lagu atau musik kerap menjadi sarana pemenuhan kebutuhan manusia dalam hasrat akan seni dan berkreasi.

Dalam kehidupan manusia, musik telah menjadi ‘udara’ yang dihisap dan dihembuskan tanpa batas waktu. Musik sudah tidak hanya ‘dikonsumsi’ melalui alat dengar atau telinga saja, tetapi sudah menjadi lebih komplek lagi. Manusia ‘mengkonsumsi’ musik sudah memasuki arena perasaan jiwa. Dengan musik, manusia dapat memiliki ‘obat

(13)

alternatif’ sebagai obat penenang, atau musik sudah dijadikan sebagai sahabat yang menemani kegiatannya sehari-hari. Tidak heran beberapa orang di sekitar kita dapat menikmati musik lebih dari 12 jam atau bahkan 24 jam sehari.

Melalui musik, manusia sebagai homo valens atau makhluk yang memiliki keinginan, memiliki untuk menyalurkan identifikasinya terhadap kebudayaan. Dari sisi sosial, musik dapat disebut sebagai cermin tatanan sosial yang ada dalam masyarakat saat music tersebut diciptakan. Dan dari segi ekonomi, musik telah bergerak pesat menjadi suatu komoditi yang sangat menguntungkan. (Rakhmad,1993 : 19)

Musik dan lagu merupakan salah satu kegiatan komunikasi, karena di dalamnya terdapat proses penyampaian pesan dari si pencipta lagu tersebut kepada khalayak pendengarnya. Pesan yang terkandung dalam sebuah lagu merupakan representasi dari pikiran atau perasaan dari pencipta lagu sebagai orang yang mengirim pesan. Pesan yang disampaikan biasanya bersumber dari frame of reference (pengetahuan) dan field of experience (pengalaman).

Musik merupakan hasil budaya manusia yang menarik di antara budaya yang lain, dikatakan menarik karena musik memegang peranan yang sangat banyak diberbagai bidang. Seperti dilihat dari sisi psikologisnya, musik kerap menjadi sarana kebutuhan manusia dalam hasrat akan seni dan berkreasi. Dari sisi sosial, musik dapat disebut sebagai cermin tatanan yang ada dalam masyarakat saat musik tersebut

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(14)

diciptakan. Dari segi ekonomi, musik telah berkembang pesat menjadi suatu komoditi yang menguntungkan.

Musik sendiri menurut kamus lengkap bahasa Indonesia, memiliki makna bunyi-bunyian yang ditata enak dan rapi. Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa musik dapat menciptakan sebuah lagu. Sebuah lagu yang dinyanyikan biasanya terdiri dari komponen yang saling melengkapi dan saling bergantung. Komponen tersebut antara lain; paduan alat musik dalam satu instrumen, suara vokal, dan yang terakhir adalah lirik lagunya. Instrumen dan kekuatan vokal penyanyian adalah sebagai tubuh, sedangkan lirik lagu adalah jiwa, atau nyawa adalah penggambaran musik itu sendiri.

Isi tanda musik dalam hal ini adalah emosi yang dibangkitkan dalam diri pendengar. Para ahli musik berpendapat bahwa musik merupakan ‘ekspresi perasaan, bentuk simbolik’ yang signifikansinya dapat dirasakan, tetapi tidak dapat didefinisikan karena ia hanya bersifat ‘implisit, tetapi secara konvensional tidak tetap’.

Komunikasi sebagai proses penyampaian pesan dapat dikatakan komunikatif apabila para peserta komunikasi dapat memahami makna dari pesan yang dikomunikasikan, hal ini mengacu pada pemikiran bahwa suatu pesan dalam bentuk system tanda merupakan hasil penurunan makna dari si pembuat pesan. Sebuah lagu, biasanya terdiri dari paduan suara instrument dan suara vocal penyanyinya. Dari dua paduan inilah terbentuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(15)

keutuhan suatu lagu. Dalam suatu lagu, selain kekuatan musik, unsur lirik yang dinyanyikan mempunyai peranan yang sangat penting pula.

Salah satunya hal yang terpenting dalam sebuah musik adalah keberadaan lirik lagunya, karena melalui lirik lagu, pencipta lagu ingin menyampaikan pesan yang merupakan pengekspresian dirinya tehrhadap fenomena-fenomena yang terjadi di dunia sekitar. Lirik lagu dalam musik yang sebagaimana bahasa, dapat pula sebagai sarana untuk sosialisasi dalam pelestarian terhadap suatu sikap atau nilai. Oleh karena itu, ketika sebuah lirik lagu diaransi dan diperdengarkan kepada masyarakat merupakan tanggung jawab yang besar tersebar luasnya keyakinan, nilai-nilai, bahkan prasangka tertentu (Setianingsih, 2003:7-8).

Lirik lagu adalah media komunikasi verbal yang memiliki makna pesan di dalamnya, sebuah lirik lagu bila tepat memilihnya bisa memiliki nilai yang sama dengan ribuan kata atau peristiwa, juga secara individu mampu memikat perhatian. Sebuah karya cipta dibidang musik juga harus memiliki jiwa yang menghibur bagi konsumen. Banyak sekali jenis lirik lagu keseluruhan dalam sebuah produk musik yang telah tercipta, adanya menyangkut pembicaraan autoritas mereka melambangkan saling pengertian yang patut diagungkan dan dipatuhi orang dari apa yang mereka awali.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(16)

Lirik lagu biasanya dibawakan oleh penyanyi yang kemudian menjadi public figure dan disebarkan melalui media massa sehingga khalayak dengan cepat mengenali lagu tersebut. Hal ini secara tidak langsung tentu saja akan berdampak pada sikap afektif, konatif, dan kognitif pendengarnya. Sikap afektif adalah sikap emosional dari individu, sikap konatif adalah berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan dan bertindak, sedangkan sikap kognitif adalah aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui oleh manusia (Rahmat, 2001:37).

Oleh karena itu, ketika sebuah lirik lagu diaransemen dan diperdengarkan oleh khalayak, lirik lagu mempunyai tanggung jawab yang besar atas tersebar luasnya sebuah keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai bahkan sebuah prasangka tertentu. Sebuah lirik lagu notabene kata-kata di dalamnya menggunakan media musik untuk menyampaikannya kepada publik. Jadi, bisa dikatakan bahwa lirik lagu juga merupakan karya sastra yang diwujudkan dalam karya seni. Memahami makna puisi bukanlah hal yang mudah. Ketidakmudahan ini timbul karena beberapa sebab, yaitu kompleksitas isi sajak, pemadatan kiasan-kiasan dan teknik penyajian yang istimewa (Suharianto, 1981 : 9). Bahkan berpendapat bahwa memahami makna puisi jauh lebih sulit dibandingkan dengan jenis karya sastra lainnya (Suciati, 2001 : 143)

Menurut Pendopo (1987 : 12), puisi merupakan kristalisasi pengalaman, hanya inti permasalahannya saja yang dikemukakan. Puisi hanya menyatakan sesuatu secara implicit, sugestif dengan bahasa kias

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(17)

yang bermakna ganda. Oleh karena itu, pemahaman terhadap puisi menjadi tidak mudah. Sementara itu, penelitian/pengkajian terhadap puisi yang selama ini dilakukan umumnya mengedepankan teori-teori strukturalisme maupun semiotic dan menerapkannya secara ketat (Suciati, 2001 : 143).

Dari membaca atau menyanyikan suatu lirik lagu yang dibuat oleh seorang pencipta lagu, seseorang dapat melihat tanggapan si pencipta lagu terhadap beberapa hal di sekelilingnya. Bila ditelusuri lebih dalam karyanya, dapat dilihat pandangan hidup dan pola pikir si pencipta lagu. Proses penciptaan lagu dapat terjadi berdasarkan pengalaman si pencipta dengan dunia di sekitarnya. Dapat pula dari hasil perenungan si pencipta terhadap suatu gejala yang dilihat atau yang dirasakannya.

Hasil perenungan itu kemudian dikomunikasikan/disampaikan kepada orang lain dengan cara menuangkannya kedalam bentuk sistem tanda komunikasi yang merupakan teks yang berupa lirik lagu, yang merupakan sebuah pesan komunikasi. Dengan mengamati hasil karya lirik lagu, juga dapat diketahui bagaimana pencipta lagu memandang dan mengungkapkan gejala yang ada di masyarakat. Pengungkapan tersebut tentunya dengan gaya, cara dan sudut pandang si pencipta yang bersangkutan.

Dalam hal ini yang menjadi permasalahan adalah lirik lagu “Selamanya Indonesia” dan asal usul band, aliran musik yang di pilih. Lirik lagu diciptakan oleh band 21st Night sempat mengalami kontroversi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(18)

dikarenakan sebagai aspirasi bahwa musik keras pun bisa menjadi terkenal dan mempunyai jiwa nasionalisme. Lirik lagu ini terkenal sebagai lagu penyemangat dan cenderung ke arah “rock alternative” yang dimana musik ini menghentak keras, memberikan kesan ke arah anarkis. Tetapi oleh Menpora Andy Malaranggeng diangkat sebagai lagu dukungan ketika Timnas akan bertanding. Lagu ini begitu populer terutama ketika menjelang sea games yang dimainkan bulan November 2011. Hingga lagu ini menjadi “lagu wajib” setiap laga yang melibatkan timnas akan dan terutama lagu ini menjadi soundtrack sponsor di salah satu tv swasta lebih tepatnya rcti.

Pasca tiga tahun berlalu, Twentyfirst Night muncul dengan formasi baru. Dengan single 'Selamanya Indonesia', Twentyfirst Night menonjolkan semangat gotong-royong demi bangsa. Tidak banyak musisi yang mengedepankan keistemewaan lirik dalam pembuatan lagu. beda halnya dengan Twentyfirst Night, mereka tidak hanya memikirkan pemilihan kata dalam lirik namun ada satu pesan yang ingin mereka berikan. Tak sekedar kisah cinta berakhir bahagia atau lirik satir bernuansa ambigu. Satu yang menarik, Twentyfirst Night memiliki lebih dari dua kuintal nyali untuk membawa tema Indonesia dalam lagunya “Selamanya Indonesia”. Karena sempat di dalam lirik lagu nya yang pertama sempat menuai kritik karena di dalam lirik lagu nya memiliki arti bahwa musisi yang beraliran rock yang keras bisa mempunyai jiwa nasionalisme. Tapi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(19)

pada akhirnya Twentyfirst Night mengubah lirik lagu yang sebelumnya menuai protes akhirnya menjadi lirik lagu yang sekarang ini.

(http://hot.detik.com/music/read/2011/09/13/191919/1721801/228/twentyf

irst-night-gotong-royong-untuk-selamanya-indonesia)

Di tengah krisis kepercayaan dan kondisi Indonesia yang entah berantah. Mereka memberikan optimisme, masih banyak kebaikan di Indonesia dan selamanya Indonesia akan tetap penuh cinta. Cinta? Ada apa dengan sayap garuda dan beberapa kata yang menyiratkan kewajiban kita untuk menjaga Indonesia? Singkat saja, Twentyfirst Night hanya ingin memberikan sikap lugas, Indonesia akan maju bila kita maju bersama. Apatis di saat kritis? Itu pilihan, namun alangkah baiknya bila kaum muda menyatukan tekad untuk memberikan yang terbaik, bukan untuk kepentingan apa-apa, hanya untuk Indonesia. Mengapa harus cinta Indonesia? Mengapa harus peduli pada Indonesia? Indonesia itu ibarat sahabat yang sebenarnya tak perlu kita beri apa, dia pun tak minta apa-apa. Lalu, apakah disaat seperti ini kita akan diam dan pura-pura tak tahu apa-apa. Kita menjaganya karena kebutuhan bukan keharusan. Kita dan Indonesia sebenarnya saling mencintai. Tapi seperti diam-diam. Sudah saatnya kaum muda tidak hanya bungkam dan berdiam diri.

(http://badutromantis.com/?p=561/2011/11/18/selamanya-indonesia.html)

Tak hanya itu saja, lirik lagu Selamanya Indonesia ini bisa menumbuhkan rasa nasionalisme terhadap negara, yang terjadi ketika final sea games mempertemukan tuan rumah Indonesia dengan Malaysia.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(20)

Dalam rangka mendukung timnas acara musik Dahsyat mengundang 21st Night untuk tampil sebagai band pembuka sekaligus menyanyikan lagu mereka berjudul selamanya Indonesia di depan lapangan parkir stadion gelora bung karno, Jakarta. Lagu tersebut dibawakan dengan semangat nasionalisme oleh 21st night beserta para masyarakat yang datang secara langsung untuk mendukung timnas bertanding sambil menggenakan kostum merah-putih (

http://www.mutiaracinta.info/2011/11/20twentyfirst-night-selamanya-indonesia.html)

Hubungan musik dengan fungsi otak. Semua jenis musik atau bila bunyi tersebut dalam suatu rangkaian teratur yang kita kenal dengan musik, akan masuk melalui telinga, kemudian menggetarkan gendang telinga, mengguncang cairan di telinga dalam serta menggetarkan sel-sel berambut di dalam Koklea untuk selanjutnya melalui saraf Koklearis

menuju ke otak.

Pertama, musik akan diterima langsung oleh Talamus, yaitu suatu bagian otak yang mengatur emosi, sensasi, dan perasaan, tanpa terlebih dahulu dicerna oleh bagian otak yang berpikir mengenai baik-buruk maupun intelegensia. Kedua, melalui Hipotalamus mempengaruhi struktur basal “forebrain” termasuk sistem limbik, dan ketiga, melalui

axon neuron secara difus mempersarafi neokorteks. Hipotalamus merupakan pusat saraf otonom yang mengatur fungsi pernapasan, denyut jantung, tekanan darah, pergerakan otot usus, fungsi endokrin, memori,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(21)

dan lain-lain. Seorang peneliti, Ira Altschuler mengatakan, “Sekali suatu stimulus mencapai Talamus, maka secara otomatis pusat otak telah diinvasi”.

Dalam lagu “Selamanya Indonesia” lirik lagu yang dipergunakan adalah sudah terlihat dengan jelas kata-kata konotatif dipakai pengarang untuk mengekspresikan imajinasi dan “instingnya”. Bakat atau talenta yang dimiliki dalam diri seseorang. Dengan mendengarkan lirik dari sebuah lagu saja orang belum tentu akan mengetahui apa sebenarnya maksud atau isi dari lagu tersebut. Karena kata-kata yang digunakan bermakna konotatif.

Lain halnya apabila sebuah lirik lagu dikerjakan dengan memakai kata-kata yang bermakna denotatif seperti yang terdapat dalam lirik lagu-lagu pop modern yang sekarang ini juga banyak digemari oleh kalangan muda, mereka akan bisa mengerti dengan menyanyikan, mendengarkan dan melihat lirik lagu tersebut. Untuk itu diperlukan suatu semiotik sebagai metode untuk menjabarkan dan memberikan sebuah makna dalam sebuah lirik lagu.

Pencipta syair atau lirik lagu “Selamanya Indonesia”, dia mempunyai sebuah “inspirasi” yang ingin disampaikan kepada masyarakat dengan sebuah tujuan. Dan tujuan tersebut adalah bahwa masyarakat bisa memahami apa yang dimaksud dalam tulisan sang pencipta. Dan “inspirasi” atau “insting” yang sudah dituangkan lewat syair lirik lagu Selamanya Indonesia itu berupa semangat nasionalisme

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(22)

untuk mengharumkan nama bangsa dan negara. Untuk itu semiotik itu nantinya akan dipergunakan untuk menganalisis apa sebenarnya yang dimaksud oleh sang pencipta.

Sebuah lirik lagu bukanlah rangkaian kata-kata indah semata, tetapi lebih dari itu lirik lagu merupakan representasi dari realitas yang dilihat atau dirasakan oleh sang pencipta. Realitas inilah yang mengilhami seorang pencipta dalam membuat lirik lagu.

Dari fenomena yang telah diuraikan di atas, penulis tertarik untuk meneliti lirik lagu “Selamanya Indonesia” karya 21st Night.

1.2. Per umusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di utarakan tersebut di atas, maka pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah :“Bagaimanakah pemaknaan dalam lirik lagu “Selamanya Indonesia” karya 21st Night?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui pemaknaan dalam lirik lagu “Selamanya Indonesia” karya 21st Night

\

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(23)

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1 Secar a Teor itis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada perkembangan serta pendalaman studi komunikasi dengan menganalisis semiotik dalam lirik lagu.

1.4.2 Secar a Pr aktis

Membantu pembaca dan penikmat musik dalam memahami lirik lagu “Selamanya Indonesia” karya 21st Night dan diharapkan dapat menjadi kerangka acuan bagi pencipta musik agar lebih selektif dan kreatif dalam menggambarkan suatu lirik lagu.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(24)

13

KAJ IAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teor i

2.1.1. Penger tian Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses pengiriman pesan atau berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat secara timbal balik sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami oleh kedua belah pihak (Djamarah, 2004:2).

Menurut (Effendy, 2001:11) proses komunikasi adalah: “Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan)”. Pikiran bisa berupa gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati. (

http://www.scribd.com/deefit/d/3397081-Persepsi-remaja-terhadap-program-dakwahtaiment)

Komunikasi terjadi antara satu orang dengan yang lainnya, mempunyai tujuan untuk mengubah, membentuk perilaku orang menjadi sasaran komunikasi. Disamping itu komunikasi merupakan proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol, seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain (Berelson dan Stainer, 1964).

(25)

Musik juga merupakan bagian dari komunikasi, seperti yang dikemukakan oleh William I. Gorden menyatakan bahwa komunikasi itu mempunyai empat fungsi. Keempat fungsi tersebut meliputi komunikasi sosial, komunikasi ekspresif, komunikasi ritual, dan komunikasi instrumental. Menurutnya, fungsi komunikasi tampaknya tidak sama sekali independen, melainkan juga berkaitan dengan fungsi-fungsi lainnya, meskipun terdapat suatu fungsi yang sangat dominan terutama di dalam bidang komunikasi. (http://id.wikipedia.org/wiki/Fungsi_komunikasi).

Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial adalah komunikasi ekspresif yang dapat dilakukan baik sendirian ataupun dalam kelompok. Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrument

untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi). Perasaan tersebut dikomunikasikan melalui pesan-pesan nonverbal. Emosi juga dapat kita salurkan lewat bentuk-bentuk seni seperti novel, musik, puisi, atau lukisan. Harus diakui musik juga dapat mengekspresikan perasaan, kesadaran, dan bahkan pandangan hidup manusia (Mulyana, 2005:21)

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa komunikasi memiliki pengertian yang luas dan beragam walaupun secara singkat komunikasi merupakan suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan, dan pengelolaan pesan yang terjadi dalam diri seseorang atau di antara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu. Dengan demikian dapat diketahui

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(26)

bahwa komunikasilah yang berhubungan dengan manusia itu, dimana tidak mungkin manusia bisa hidup tanpa berkomunikasi.

2.1.2. Komunikasi Ver bal

Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Hampir semua rangsangan wicara yang kita sadari termasuk ke dalam kategori pesan verbal disengaja, yaitu usaha-usaha yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara lisan. Suatu sistem kode verbal disebut bahasa. Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu komunitas.

Bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran, perasaan dan maksud kita. Bahasa verbal menggunakan kata-kata yang merepresentasikan berbagai aspek realitas individual kita. Konsekuensinya, kata-kata adalah abstraksi realitas kita yang tidak mampu menimbulkan reaksi yang merupakan totalitas objek atau konsep yang diwakili kata-kata itu (Mulyana, 2007:260-261).

Dalam hal ini, lirik lagu adalah media komunikasi verbal yang memiliki makna pesan di dalamnya, sebuah lirik lagu bila tepat memilihnya bisa memiliki nilai yang sama dengan ribuan kata atau peristiwa, juga secara individu mampu memikat perhatian. Oleh karena itu, ketika sebuah lirik lagu diaransemen dan diperdengarkan oleh

(27)

khalayak, lirik lagu mempunyai tanggung jawab yang besar atas tersebar luasnya sebuah keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai bahkan sebuah prasangka tertentu. Kesimpulannya lirik sebuah lagu akan mempengaruhi persepsi dan cara pandang masyarakat terhadap lagu yang di dengar.

2.1.3. Media Komunikasi Massa

Media dapat diartikan sebagai alat. Pengertian media komunikasi dapat didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk komunikasi. Alat bantu untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Media komunikasi ini menjadi alat bantu atau seperangkat sarana yang digunakan untuk kelancaran proses komunikasi.

Media komunikasi bisa bermacam-macam bentuknya tergantung dari bentuk komunikasi yang dilakukan. Ada beberapa bentuk komunikasi yang memerlukan media komunikasi, tapi ada juga yang memang tidak memerlukan media komunikasi seperti komunikasi yang bersifat langsung atau tatap muka. Sehingga ada sebagian orang yang menggolongkan panca indera juga merupakan media komunikasi. Dan Media komunikasi massa lebih menunjuk pada media mekanis yang digunakan dalam komunikasi massa yakni media massa (Nurudin, 2006:5)

Bentuk komunikasi yang memerlukan media adalah komunikasi yang tidak memungkinkan komunikan dan komunikator untuk dapat menjalankan proses komunikasinya tanpa alat. Biasanya tergantung dari jarak dan posisi antara komunikator dengan komunikan yang pada

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(28)

akhirnya akan menentukan komunikasi tersebut memerlukan media atau tidak. Komunikasi massa menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney (1998:64) menginformasikan, memberi hiburan , membujuk dan transmisi budaya.

Dalam komunikasi massa sendiri, media komunikasi yang digunakan adalah media komunikasi massa. Media komunikasi massa ini adalah alat yang dapat menghubungkan antara sumber dengan penerima yang sifatnya terbuka. Di sini, setiap orang dapat melihat, membaca, atau mendengarnya. Misalnya komunikan dan komunikatornya tidak bertatap muka langsung walaupun pada jarak yang dekat namun berbeda ruangan, dan lain sebagainya. Dan menurut Charles Robert Wright (1998:64) menambah fungsi hiburan dalam komunikasi massa.

Ada dua jenis media komunikasi massa: 1. Media Cetak

Media yang mempergunakan unsur pencetakan untuk penyampaian pesannya. Sehingga pesan dapat dilihat atau dibaca oleh massa.

Contohnya: surat kabar, buku, majalah, jurnal, leaflet, brosur, stiker, bulletin, hand out, poster, spanduk, dan lain sebagainya.

2. Media Elektr onik

Media ini menggunakan perangkat elektronik untuk alat penyampaian pesan dari sumber kepada massa. Pesan dapat dilihat, didengar, atau dibaca oleh khalayak karena bentuknya lebih kompleks dari sekadar

(29)

media cetak. Apalagi dengan kemajuan teknologi yang semakin hari semakin cepat.

Contohnya: televisi, radio, film, video recording, komputer, elektronic board, audio cassette, internet dan sebagainya.(

http://www.anneahira.com/pengertian-media-komunikasi.htm). Bahwa media cetak dan media elektronik sangat

berpengaruh terhadap berjalannya fungsi komunikasi massa dan membantu serta mempermudah cara penyampaian ke komunikan.

2.1.4. Musik

Musik adalah bunyi-bunyian yang ditata enak dan rapi (KBI-Besar, Yasyin, 1997:338). Disadari atau tidak, dalam kehidupan kita sehari-hari banyak melibatkan musik karena definisi paling mendasar dari musik itu sendiri adalah bunyi yang teratur. Musik sendiri mempunyai banyak kegunaan dalam kehidupan kita sehari-hari. Mulai dari janin masih di dalam perut sampai saat kita menjadi dewasa dan tua bisa memanfaatkan musik tersebut. Sehingga tidak heran bila dunia musik selalu berkembang seiring dengan kebutuhan umat manusia di dalam kehidupan sehari-hari. (carapedia.com/pengertian_definisi_musik_info2091.html)

Musik adalah jemari halus yang mengetuk pintu kalbu untuk membangunkan kehangatan dari tidurnya yang lelap. Ketukan jemari itu membuat hamparan kenangan hadir kembali, setelah hilang ditelan pekatnya malam. Ketukan itu membuat kenangan masa silam terbuka

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(30)

kembali, setelah diselubungi berbagai peristiwa yang selalu datang silih berganti. Jamalus (1988, 1) berpendapat bahwa musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk dan struktur lagu dan ekspresi sebagai satu kesatuan.

Alunan nada musik adalah senandung lembut yang kerap hadir di lembah-lembah imajinasi. Jika nada-nada itu dilantunkan dalam melodi kesedihan, maka ia menghadirkan kenangan silam di saat gundah dan putus asa. Tapi jika dilantunkan pada saat hati senang, maka musik menghadirkan kenangan silam di saat damai dan bahagia. Alunan nada musik adalah kumpulan suara kesedihan yang membuat segala kegelisahan memenuhi tulang rusuk, lalu menghadirkan seribu duka. Tapi ia juga bisa berupa susunan kata-kata ceria yang segera menguasai kalbu kita, lalu menari riang disela tulang rusuk, menghadirkan seribu bahagia. Prier (1991, 9) bahwa musik merupakan curahan kekuatan tenaga penggambaran yang berasal dari gerakan rasa dalam suatu rentetan suara (melodi) yang berirama.

Alunan nada musik adalah petikan pada dawai, yang masuk ke pendengaran kita membawa gelombang lembut. Kadang ia mampu memaksa tetesan air mata menyeruak dari kelopak, karena merasa gerah bagai tersulut oleh api kerinduan, tak tahan pada desakan gelisah cinta saat

(31)

berpisah dengan kekasih, karena himpitan kepedihan cinta yang luka tergores cakar-cakar penantian. Namun ia juga mampu menghadirkan simpul senyuman yang keluar perlahan dari gerakan lembut sepasang bibir indah, sebagai isyarat rasa senang bahagia. Alunan nada musik adalah napas terakhir akalnya hati dan napasnya jiwa. (“Musik Dahaga Jiwa”-oleh Khalil Gibran: anggacoz.wordpress.com/ 2007/10/23/musik-adalah/). Beberapa orang menganggap musik tidak berwujud sama sekali.

Musik menurut Aristoteles mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah, mempunyai terapi kreatif dan menumbuhkan jiwa patriotisme. Musik untuk kehidupan kita sangat penting sekali karena musik dapat menenangkan pikiran kita yang sedang bosan karena aktivitas sehari-hari. Musik adalah seni yang paling abstrak sekaligus juga merupakan realitas fisika bunyi yang memiliki banyak keunggulam untuk membantu pendidikan watak halus seseorang. Musik telah banyak dikaji oleh para pemikir, kaum agama, pendidik, dan teoritikus seni. Selain sebagai seni, musik juga banyak digunakan untuk keperluan mulai dari tradisi, adat, hiburan, maupun pendidikan.

Musik adalah cetusan ekspresi perasaan atau pikiran yang dikeluarkan secara teratur dalam bentuk bunyi. Bisa dikatakan, bunyi (suara) adalah elemen musik paling dasar. Suara musik yang baik adalah hasil interaksi dari tiga elemen, yaitu: irama, melodi, dan harmoni. Irama adalah pengaturan suara dalam suatu waktu, panjang, pendek dan temponya, dan ini memberikan karakter tersendiri pada setiap musik.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(32)

Kombinasi beberapa tinggi nada dan irama akan menghasilkan melodi tertentu. Selanjutnya, kombinasi yang baik antara irama dan melodi melahirkan bunyi yang harmoni. (http://musiktopan.blogspot.com/). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990: 602) Musik adalah: ilmu atau seni menyusun nada atau suara diutarakan, kombinasi dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai keseimbangan dan kesatuan, nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan (terutama yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu). Pengertian dari musik mungkin sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata karena musik adalah sesuatu yang tidak tampak namun dapat kita nikmati dengan indah. Menurut sebagian orang bisa saja musik hanya seperti itu adanya. Sebenarnya musik mempunyai efek yang dapat mempengaruhi seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu, dan musik juga dapat mencerdaskan otak kita. (www.wattpad.com/120966-pengertian-musik)

Musik adalah sesuatu yang indah dan patut dinikmati dan dirasakan. Musik tidak pernah membedakan Ras, Suku, dan Agama. Setiap orang bebas tanpa terikat oleh jarak dan waktu untuk bisa menikmati musik. Musik bersifat universal. Pada dasarnya setiap orang menyukai suara yang indah. Dalam hal ini nada-nada yang tersusun secara rapi sehingga menghasilkan musik yang enak didengar pula. Musik tidak pernah meminta pendengarnya dari lapisan atas, menengah atau bawah, tanpa

(33)

mengenal strata dan golongan mana berasal, musik memang bisa menyatukan dan menjangkau masyarakat.

Jadi musik kini menjadi bagian hidup dari manusia yang tak terpisahkan, tanpa musik maka dunia akan hambar. Dengan musik, kita bisa mengekspresikan diri baik sedih dan senang. Musik milik setiap orang, dan musik berhak dinikmati semua orang.

(id.answer.yahoo.com/questions/index?qid=20071209191029AAlv6Dh) Salah satu hal penting dalam sebuah musik adalah lirik lagu. Sebagaimana bahasa dapat menjadi sarana atau media komunikasi untuk mencerminkan realitas sosial yang ada pada masyarakat. Lirik lagu dapat pula menjadi sarana untuk sosialisasi dan pelestarian terhadap suatu sikap atau nilai. Oleh karena itu, ketika sebuah lirik lagu mulai diaransi dan diperdengarkan kepada khalayak, maka timbul nilai-nilai, bahkan prasangka tertentu. Pemilihan kata dalam lirik namun ada satu pesan yang ingin disampaikan tak sekedar kisah cinta berakhir bahagia atau lirik satir bernuansa ambigu (http://badutromantis.com/?p=561). Musik adalah salah satu media ungkapan kesenian, musik mencerminkan kebudayaan masyarakat pendukungnya dan terdapat norma – norma yang menjadi bagian budaya di kehidupan masyarakat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(34)

2.1.5. Musik dan Kecer dasan Emosi

Stenberg dan Salovery (1997) mengemukakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali emosi diri, yang merupakan kemampuan seseorang dalam mengenali perasaannya sendiri sewaktu perasaan atau emosi itu muncul, dan ia mampu mengenali emosinya sendiri apabila ia memiliki kepekaan yang tinggi atas perasaan mereka yang sesungguhnya dan kemudian mengambil keputusan-keputusan secara mantap.

Daniel Goleman (1995) melalui bukunya yang terkenal “Emotional Intelligences (EQ)”, memberikan gambaran spectrum kecerdasan, dengan demikian anak akan cakap dalam bidang masing-masing namun juga menjadi amat ahli. Sebagaimana dikatakan oleh para ahli, perkembangan kecerdasan emosional sangat dipengaruhi oleh rangsangan musik seperti yang dikatakan Gordon Shaw (1996).

Kemampuan mengelola emosi merupakan kemampuan seseorang untuk mengendalikan perasaannya sendiri sehingga tidak meledak dan akhirnya dapat mempengaruhi perilakunya secara wajar. Misalnya seseorang yang sedang marah, maka kemarahan itu tetap dapat dikendalikan secara baik tanpa harus menimbulkan akibat yang akhirnya disesali dikemudian hari. Campbell 2001 dalam bukunya efek Mozart mengatakan musik romantik (Schubert, Schuman, Chopin, dan Tchaikovsky) dapat digunakan untuk meningkatkan kasih sayang dan simpati.

(35)

Kepekaan akan rasa indah timbul melalui pengalaman yang dapat diperoleh dari menghayati musik. Kepekaan adalah unsur yang penting guna mengerahkan kepribadian dan meningkatkan kualitas hidup. Seseorang memiliki kepekaan yang tinggi atas perasaan mereka, maka ia akan dapat mengambil keputusan-keputusan secara mantap dan membentuk kepribadian yang tangguh.

Kehalusan dan kepekaan seseorang untuk dapat ikut merasakan perasaan orang lain, menghayati pengalaman hidup dengan “perasaan” adalah fungsi otak kanan, sedangkan kemampuan mengerti perasaan orang lain, mengerti pengalaman dan rasio adalah fungsi otak kiri. Kemampuan seseorang untuk dapat berkomunikasi dengan baik dan manusiawi dengan orang lain merupakan percampuran (blending antara otak kanan dan kiri). Musik digambarkan sebagai salah satu “bentuk murni” ekspresi emosi. Musik mengandung contour (garis bentuk), spacing (ruang/jarak), variasi intensitas dan modulasi bunyi yang luas, sesuai dengan komponen-komponen emosi manusia.

(luthfis.wordpress.com/2008/04/20/pengaruh-musik-terhadap-perkembangan-kognitif-dan-kecerdasan-emosi/). Kesimpulannya bahwa segala aliran macam musik dapat mempengaruhi kecerdasan , tingkat emosional dan psikis manusia ketika mendengar musik tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(36)

2.1.6. Lir ik Lagu

Salah satu hal yang penting dalam sebuah musik adalah lirik lagu. Sebagaimana bahasa dapat menjadi sarana atau media komunikasi untuk mencerminkan realitas sosial di masyarakat. Lirik lagu dapat pula sebagai sarana untuk sosialisasi dan pelestarian terhadap suatu sikap atau nilai. Oleh karena itu, ketika sebuah lirik lagu mulai diaransir dan perdengarkan kepada khalayak, lirik lagu tersebut mempunyai tanggung jawab yang besar atas tersebarluasnya sebuah keyakinan, nilai-nilai, bahkan prasangka tertentu.

Pesan yang disampaikan oleh pencipta lagu lewat lagunya ini tentu tidak akan berasal dari luar diri si pencipta lagu, dalam artian bahwa pesan tersebut bersumber dari pola pikirnya serta frame of reference

(pengetahuan) dan field of experience (pengalaman) yang terbentuk dari hasil interaksinya dengan lingkungan sosial sekitar.

Perkembangan lirik lagu di Indonesia sudah mulai muncul sejak setelah merebut kemerdekaan. Pada paruhan pertama dasawarsa 1950-an. Pada waktu masih dilakukan yang dinamakan “musikalisasi syair” yaitu menggarap komposisi-komposisi lagu terhadap puisi-puisi yang terlebih dahulu diciptakan oleh penyair terpandang (Rachmawati, 2000:42).

Lirik sebuah lagu di era sekarang merupakan sebuah kunci utama, meski tidak dipungkiri sentuhan musik tidak kalah pentingnya untuk menghidupkan lagu tersebut secara keseluruhan. Lirik merupakan sebuah energi yang mengungkapkan banyak hal. Hampir sebagian peristiwa atau

(37)

perasaan emosi yang dilihat, didengar, dan dirasakan oleh si pencipta lagu. Ada yang menyuarakan perasaan cinta yang mengharu biru, ada pula yang menuangkan protes dan kontrol sosial.

Apa pun jenis musiknya, lirik lagu cinta tetap dominan dari waktu ke waktu. Para pencipta lagu pun lebih memprioritaskan lagu-lagu bertema cinta. Para pencipta lagu pun berpendapat bahwa tema cinta adalah universal, bisa diterima siapa saja, tidak heran apabila banyak grup musik atau penyanyi yang memakai konsep pembuatan lirik semacam itu.

(www.media-indonesia.com/resensi/detail.asp?id). Lirik lagu merupakan

salah satu bagian penting dari terciptanya sebuah lagu. Karena dengan adanya lirik lagu akan memberikan sebuah arti dan makna yang disampaikan oleh musisi ke pendengarnya tentunya musisi mempunyai tujuan yang akan disampaikan lewat lagu beserta liriknya.

2.1.7. Semiotika

Kata “semiotika” itu sendiri berasal dari bahasa Yunani, semeion yang berarti “tanda” atau seme, yang berarti “penafsiran tanda”. Semiotika berakar dari studi klasik dan skolastik atas seni logika, retorika dan poetika. “Tanda” pada masa itu masih bermakna sesuatu hal yang menunjuk pada adanya hal lain (Sobur, 2006:16).

Kajian semiotika sampai sekarang telah membedakan dua jenis semiotika, yakni semiotika komunikasi dan semiotika signifikasi. Semiotika komunikasi menekankan pada teori tentang produksi tanda yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(38)

salah satu di antaranya mengasumsikan adanya enam faktor dalam komunikasi yaitu pengirim, penerima kode (sistem tanda), pesan, saluran komunikasi, dan acuan. Sedangkan semiotika signifikasi memberikan penekanan pada teori tanda dan pemahamannya dalam suatu konteks tertentu. Semiotika signifikasi ini tidak mempersoalkan adanya tujuan berkomunikasi, yang diutamakan adalah segi pemahaman suatu tanda sehingga proses kognisinya pada penerima tanda lebih diperhatikan. Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk megkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia (Sobur, 2003:15).

Berkenaan dengan studi semiotik, pada dasarnya pusat perhatian pendekatan semiotik adalah pada tanda (sign). Menurut John Fiske, terdapat tiga area penting dalam studi semiotik, yakni (Fiske, 1990:40):

1. Tanda itu sendir i.

Hal ini berkaitan dengan beragam tanda yang berbeda, seperti cara mengantarkan makna serta cara menghubungkannya dengan orang yang menggunakannya. Tanda adalah buatan manusia dan hanya bisa dimengerti oleh orang yang menggunakannya.

(39)

2. Kode atau sistem dimana lambang-lambang disusun.

Studi ini meliputi bagaimana beragam kode yang berbeda dibangun untuk mempertemukan dengan kebutuhan di dalam masyarakat dalam kebudayaan.

3. Kebudayaan dimana kode dan lambang itu ber oper asi (Sobur , 2001:94).

Sebuah tanda tidak lahir begitu saja sebagai bagian dari kenyataan, ia merefleksi dan membiasakan kenyataan lain. Oleh karena itu sebuah tanda bisa saja memiluhkan kenyataan atau mentaatinya. Dalam semiotika, bila segala sesuatu yang dalam terminologi semiotika disebut sebagai tanda (sign), semata alat untuk berdusta, maka setiap tanda akan selalu mengandung muatan dusta; maka setiap makna (meaning) adalah dusta; setiap pengguna tanda adalah para pendusta; setiap proses pertandaan (signification) adalah kedustaan. Umberto Eco menjelaskan bahwa bila sesuatu tidak dapat digunakan untuk menungkapkan kebenaran (truth): ia pada kenyataan tidak dapat digunakan untuk “mengungkapkan” apa-apa. Dia berpikir definisi sebagai sebuah teori kedustaan sudah sepantasnya diterima sebagai program komprehensif untuk semiotika umum (Piliang, 2003:43).

Kesimpulannya bahwa semiotika adalah studi tentang tanda dan segala yang berhubungan dengannya: cara berfungsinya , hubungannya dengan tanda – tanda lain, pengirimannya oleh mereka yang mempergunakannya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(40)

2.1.8. Semiotika dan Semiologi Komunikasi

Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia. Semiotika pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things). Memaknai objek-objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusikan sistem terstruktur dari tanda (Sobur, 2003:15).

Kata “semiotika” itu sendiri berasala dari bahasa Yunani, semeion

yang berarti “tanda” atau seme, yang berarti “penafsiran tanda”. “Tanda” pada masa itu masih bermakna sesuatu hal yang menunjuk pada adanya hal lain. Contohnya, asap menandai adanya api. Semiotika modern mempunyai tokoh, yakni Ferdinand de Saussure dimana melalui tokoh tersebut muncullah cikal bakal linguistik umum. Ferdinand de Saussure memberikan tekanan pada teori tanda dan pemahamannya dalam suatu konteks tertentu. Suatu tanda menandakan sesuatu selain dirinya sendiri dan makna (meaning) ialah hubungan antara suatu objek atau idea dan suatu tanda.

Menurut Littlejohn (1996:64) dalam Sobur (2001:15) tanda-tanda (signs) adalah basis dari seluruh komunikasi. Manusia dengan tanda-tanda dapat melakukan komunikasi dengan sesamanya. Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah

(41)

perangkat yang dipakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia.

Pada dasarnya semiosis dipandang sebagai suatu proses tanda yang dapat diberikan dalam istilah semiotika sebagai suatu hubungan antara lima istilah:

Gambar 2.1, Semiotika (Sobur, 2003:17)

S adalah untuk semiotic relation (hubungan semiotik); s untuk sign

(tanda); i untuk interpreter (penafsir); e untuk effect atau pengaruh (misalnya, suatu disposisi dalam i akan bereaksi dengan cara tertentu terhadap r pada kondisi-kondisi tertentu c karena s); r untuk reference

(rujukan); dan c untuk context (konteks) atau conditions (kondisi) dalam Sobur (2003:17). Saat ini dikenal tiga jenis semiotik, yaitu:

1. Semiotika komunikasi yang dikembangkan oleh Charles Sanders Peirce lebih menekankan pada teori tentang produksi tanda yang salah satu di antaranya mengasumsikan adanya enam faktor dalam komunikasi, yaitu pengirim, penerima kode (sistem tanda), pesan, saluran komunikasi dan acuan.

2. Semiotika signifikasi yang dikembangkan oleh Ferdinand de Saussure memberikan tekanan pada teori tanda dan pemahamannya dalam suatu konteks tertentu. Suatu tanda menandakan sesuatu selain dirinya sendiri

S ( s, i, e ,r , c )

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(42)

dan makna (meaning) ialah hubungan antara suatu objek atau idea dan suatu tanda.

3. Semiotika konotasi yang dikembangkan oleh Roland Barthes lebih menekankan lima kode yang ditinjau dan dieksplisitkan untuk menilai suatu naskah realitas. Lima kode yang ditinjau Barthes adalah kode

hermeneutik (kode teka-teki), kode semik (makna konotatif), kode

simbolik, kode proaretik (logika tindakan), dan kode gnomik yang membangkitkan suatu badan pengetahuan tertentu.

2.1.9. Teor i Tanda Fer dinand de Saussur e

“Jika ada seseorang yang layak disebut sebagai pendiri linguistik modern, dialah sarjana dan tokoh besar asal Swiss: Ferdinand de Saussure”, kata John Lyons (1995:38) dalam Sobur (2003:43). Semiotika didefinisikan oleh Ferdinand de Saussure di dalam Course in General Linguistic sebagai “ilmu yang mengkaji tentang tanda sebagai bagian dari kehidupan sosial” (Saussure, 1990:15 dalam Piliang, 2003:256). Implisit dalam definisi Saussure adalah prinsip, bahwa semiotika sangat menyadarkan dirinya pada aturan main (rule) atau kode sosial (social code) yang berlaku di dalam masyarakat, sehingga tanda dapat dipahami maknanya secara kolektif (Piliang, 2003:256).

Sedikitnya ada lima pandangan dari Saussure yang di kemudian hari menjadi peletak dasar dari strukturalisme, yaitu pandangan tentang:

1. Signifiant (penanda) dan Signifie (petanda)

(43)

Yang cukup penting dalam upaya menangkap hal pokok pada teori Saussure adalah prinsip yang mengatakan bahwa bahasa itu adalah suatu sistem tanda, dan setiap tanda itu tersusun dari dua bagian, yakni

signifiant (penanda) dan signifie (petanda). Menurut Saussure, bahasa itu merupakan suatu sistem tanda (sign). (Panuti Sudjiman, 1991:59)

Tanda adalah kesatuan dari suatu bentuk penanda dari sebuah ide atau petanda. Dengan kata lain, penanda adalah “bunyi yang bermakna” atau “coretan yang bermakna”. Jadi penanda adalah aspek material dari bahasa: apa yang dikatakan atau didengar dan apa yang ditulis atau dibaca. Petanda adalah gambaran mental, pikiran, atau konsep. Jadi petanda adalah aspek mental dari bahasa (Bertens, 2001:180) dalam Sobur (2003:46).

2. Form (bentuk) dan Content (isi)

Istilah form (bentuk) dan content (materi, isi) ini oleh Gleason (Pateda, 1994:35) diistilahkan dengan expression dan content, satu berwujud bunyi dan yang lain berwujud idea. Memang demikianlah wujudnya. Saussure membandingkan form dan content atau substance

itu dengan permainan catur. Dalam permainan catur, papan dan biji catur itu tidak terlalu penting. Yang penting adalah fungsinya yang dibatasi, aturan-aturan permainannya. Jadi, bahasa berisi sistem nilai, bukan koleksi unsur yang ditentukan oleh materi, tetapi sistem itu ditentukan perbedaannya (Sobur, 2003:47).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(44)

3. Langue (bahasa) dan Parole (tuturan, ujar an)

Saussure membedakan tiga istilah dalam bahasa Prancis: langage,

langue (sistem bahasa) dan parole (kegiatan ujaran). Langange adalah suatu kemampuan berbahasa yang ada pada setiap manusia yang sifatnya pembawaan, namun pembawaan ini mesti dikembangkan dengan lingkungan dan stimulus yang menunjang. Singkatnya, langage

adalah bahasa pada umumnya. Dalam pengertian umum, langue adalah abstraksi dan artikulasi bahasa pada tingkat sosial budaya, sedangkan

parole merupakan ekspresi bahasa pada tingkat individu (Hidayat, 1996:23).

Langue ini ada dalam benak orang, bukan hanya abstraksi-abstraksi saja. Langue adalah sesuatu yang berkadar individual dan juga sosial universal. Langue dimaksudkan sebagai cabang linguistik yang menaruh perhatian pada tanda-tanda (sign) bahasa atau ada pula yang menyebutnya sebagai kode-kode (code) bahasa (Kleden-Probonegoro, 1998:107) dalam Sobur (2003:49-50).

Jika langue mempunyai objek studi sistem atau tanda atau kode, maka parole adalah living speech, yaitu bahasa yang hidup atau bahasa sebagaimana terlihat dalam penggunaannya. Kalau langue bersifat kolektif dan pemakaiannya “tidak disadari” oleh pengguna bahasa yang bersangkutan, maka parole lebih memperhatikan faktor pribadi pengguna bahasa. Kalau unit dasar langue adalah kata, maka unit dasar

parole adalah kalimat. Kalau langue bersifat sinkronik dalam arti tanda

(45)

atau kode itu dianggap baku sehingga mudah disusun sebagai suatu sistem, maka parole boleh dianggap bersifat diakronik dalam arti sangat terikat oleh dimensi waktu pada saat terjadi pembicaraan (Sobur, 2003:51).

4. Synchronic (sinkr onik) dan Diachronic (diakr onik)

Kedua istilah ini berasal dari kata Yunani khronos (waktu) dan dua awalan syn- dan dia- masing-masing berarti “bersama” dan “melalui”. Salah satu dari banyak perbedaan konsep dan tata istilah paling penting yang diperkenalkan ke dalam linguistik oleh Saussure adalah perbedaan antara studi bahasa sinkronis dan diakronis (perbedaan itu kadang-kadang digambarkan dengan membandingkan “deskriptif” dan “historis”).

Yang dimaksud dengan studi sinkronis sebuah bahasa adalah deskripsi tentang “keadaan tertentu bahasa tersebut (pada suatu “masa”) (Lyons, 1995:46). Bertens (2001:184) menyebut “sinkronis” sebagai “bertepatan menurut waktu”. Dengan demikian, linguistik sinkronis mempelajari bahasa tanpa mempersoalkan urutan waktu. Sedangkan, yang dimaksud dengan diakronis adalah “menelusuri waktu” (Bertens, 2001:184). Jadi, studi diakronis atas bahasa tertentu adalah deskripsi tentang perkembangan sejarah (“melalui waktu”). Atau dengan kata lain, linguistik diakronis ialah subdisiplin linguistik yang menyelidiki perkembangan suatu bahasa dari masa ke masa (Sobur, 2003:53).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(46)

5. Syntagmatic (sintagmatik) dan Associative (par adigmatik)

Satu lagi struktur bahasa yang dibahas dalam konsepsi dasar Saussure tentang sistem pembedaan di antara tanda-tanda adalah mengenai syntagmatic dan associative (paradigmatic), atau antara sintagmatik dan paradigmatik. Hubungan-hubungan ini terdapat pada kata-kata sebagai rangkaian bunyi-bunyi maupun kata-kata sebagai konsep (Sobur, 2003:54).

Sintagma menghasilkan rangkaian yang membentuk sebuah kumpulan tanda yang berurutan secara logis. Menunjuk hubungan suatu tanda dengan tanda-tanda lainnya, baik yang mendahului atau mengikutinya. Hubungan sintagmatik mengajak kita untuk memprediksi apa yang terjadi kemudian. Kesadaran ini meliputi kedasaran logis, kausalitas atau sebab-akibat.

Sedangkan, paradigmatik bisa dikatakan memiliki hubungan yang saling menggantikan. Hubungan eksternal suatu tanda dengan tanda lain. Tanda lain yang bisa berhubungan secara paradigmatik adalah tanda-tanda satu kelas sistem.

Gambar 2.2, Diagram Semiotik Saussure

(47)

(http://bambangsukmawijaya.wordpress.com/2008/02/19/teori-teori-semiotika-sebuah-pengantar/68/

Gambar 2.3 Model tanda linguistic Saussure (Atas) dengan contoh Saussure (Kanan). Konsep digambarkan oleh citra sebuah “pohon”; pencitraan

bunyi (“akuistik pencitraan”) oleh kata latin arbor (dalam buku Semiotik Winfried Noth (2006:60)

2.1.10.Signifier dan Signified

Pemikiran Saussure yang paling penting adalah pandangannya tentang tanda. Tanda adalah kesatuan dari suatu bentuk penanda dengan sebuah ide atau petanda (Sobur, 2004:44) Saussure meletakkan tanda dalam konteks komunikasi manusia dengan pemilahan antara signifier (penanda) dan signified (petanda). Signifier adalah bunyi yang bermakna atau coretan yang bermakna (aspek material), yakni apa yang dikatakan dan apa yang ditulis atau dibaca. Signified adalah gambaran mental, yakni pikiran atau konsep (aspek mental) dari bahasa. (Bartens, 1985:382 dalam Kurniawan 2001: 14). Kedua unsure ini seperti dua sisi keping mata uang atau selembar kertas. Tanda bahasa dengan demikian dapat menyatukan, bukan hal dengan nama, melainkan konsep dan gambaran akustis.

Jadi meskipun antara penanda tampak sebagai entitas yang terpisah-pisah, namun keduanya hanya ada sebagai komponen. Tandalah yang

Konsep

Citra Akustik Arbor

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(48)

merupakan fakta dasar bahasa. Maka itu setiap upaya untuk memaparkan teori Saussure mengenai bahasa, pertama-tama harus membicarakan pandangan Saussure mengenai hakikat tanda tersebut. Setiap tanda keabsahan, menurut Saussure pada dasarnya menyatukan sebuah konsep dan suatu citra suara (sound image), bukan menyatakan suatu sebagai nama. Dua konsep signifier dan signified tidak dapat dipisahkan, memisahkan berarti hanya menghancurkan kata” tersebut.

2.1.11.Langue dan Par ole

Saussure membedakan tiga istilah dalam bahasa perancis: langange, langue (sistem bahasa) dan parole (kegiatan juaran). Langange adalah suatu kemampuan berbahasa yang ada pada setiap manusia yang sifatnya pembawaan, namun pembawaan ini mesti dikembangkan dengan lingkungan dengan stimulus yang menunjang. Singkatnya, langange

adalah bahasa pada umumnya. Orang bisu pun sama memiliki langange ini, namun disebabkan, umpamanya gangguan fisiologis pada bagian tertentu maka dia tidak bisa bicara secara normal. Dalam pengertian umum, languer adalah abstraksi dan artikulasi bahasa pada tingkar sosial budaya, sedangkan parole merupakan bahasa pada tingkat individu. Dalam konsep Saussure, langue dimaksudkan bahasa sejauh merupakan milik bersama dari suatu golongan bahasa tertentu.

Apa yang dinamakan langue itu menurut Saussure, harus dianggap sebagai sistem. Jika langue mempunyai objek studi sistem atau tanda atau

(49)

kode, maka parole adalah “living speech” yaitu bahasa yang hidup atau bahasa sebagaimana terlihat dalam penggunaannya. Kalau langue bersifar kolektif dan pemakaiannya “tidak disadari” oleh pengguna bahasa yang bersangkutan, maka parole lebih memperhatikan faktor pribadi pengguna bahasa. Kalau unit dasar langue adalah kata, maka unit dasar parole adalah kalimat (Sobur, 2003:50-51)

Pada saat yang sama, Saussure menyatakan bahwa tinjauan terhadap

langue (bahasa sebagai sistem) harus didahulukan daripada parole (bahasa sebagai tanda penuturan ujaran. Artinya, posisi sistem bahasa secara umum mendahului dan lebih penting daripada seluruh ujaran nyata yang pernah benar-benar dituturkan. Ini merupakan argument paling mengejutkan sudut pandang ilmu-ilmu alam, ilmu dimana bukti fisik positif menjadi satu-satunya bukti yang dapat diterima. Namun demikian, menutut Saussure, bukti fiksi positif tidaklah cukup menjelaskan bahasa yang menandakan sebagai bahasa yang menandakan sekaligus memuat informasi.

Dengan mendefinisikan langue dan parole. Saussure membedakkan antara bahasa dan bagaimana itu digunakan dank arena itu memungkinkan kedua hal yang sangat berbeda untuk dipelajari sebagai entitas yang terpisah. Sebagai seorang strukturalis, Saussure lebih tertarik pada langue dan parole. Itu adalah sistem yang dapat diciptakan makna yang lebih menarik daripada kejadian individual penggunaannya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(50)

2.1.12.Mak na dan Pemaknaan

Istilah makna (meaning) merupakan kata dan istilah yang membingungkan. Untuk menjelaskan istilah makna, harus dilihat dari segi kata, kalimat dan apa yang dibutuhkan oleh pembicara untuk berkomunikasi. Secara luas makna dapat diartikan sebagai pengertian yang diberikan kepada sesuatu bentuk kebahasaan. Istilah makna meskipun membingungkan sebenarnya lebih dekat dengan kata. Sering kita berkata, apa artinya kata ini, apakah artinya kata itu? (Pateda, 2001:79).

Brown dan Sobur (2001:255-256) mendefinisikan makna sebagai kecenderungan (disposisi) total untuk menggunakan atau bereaksi terhadap suatu bentuk bahasa. Terdapat banyak komponen dalam makna yang dibangkitkan suatu kata atau kalimat.

Bagi orang awam untuk memahami makna tertentu, ia dapat mencari dikamus. Sebab di dalam kamus terdapat makna kata yang disebut makna leksikal. Leksikal adalah berkenaan dengan kata (sesuai kamus) dalam Yasyin (1997:316). Dalam kehidupan sehari-hari orang sulit untuk menerapkan makna yang terdapat di dalam kamus, sebab makna sebuah kata sering bergeser jika berada dalam satuan kalimat.

Kata merupakan momen kebahasaan yang bersama-sama dalam kalimat menyampaikan pesan dalam suatu komunikasi secara teknis, kata adalah satuan ujaran yang berdiri sendiri yang terdapat di dalam kalimat, dapat dipisahkan, dapat ditukar, dapat dipindahkan dan mempunyai makna serta digunakan untuk berkomunikasi. Makna dalam kata yang dimaksud

(51)

disini yakni berbentuk yang sudah diperhitungkan sebagai kata atau dapat disebut sebagai makna leksikal yang terdapat di dalam kamus (Pateda, 2001:34). Makna dalam kata merupakan suatu arti yang terkandung di dalam bahasa yang digunakan dalam pembuatan lagu beserta liriknya serta mempunyai tujuan yang ingin disampaikan.

2.1.13.Per ubahan Makna dan Ambiguitas

Bahasa berkembang terus sesuai dengan perkembangan pemikiran pemakai bahasa. Telah diketahui bahwa pemakaian bahasa telah diwujudkan di dalam bentuk kata dan kalimat. Manusialah yang menggunakan kata dan kalimat itu dan manusia pula yang menambah kosa kata sesuai dengan kebutuhan.

Oleh karena itu, saat pemikiran bahasa berkembang, maka pemakaian kata dan kalimat berkembang pula. Perkembangan tersebut dapat berwujud penambahan dan pengurangan. Pengurangan yang dimaksud disini, bukan saja pengurangan dalam kualitas kata tetapi juga berhubungan dengan kualitas makna. Jika orang berbicara tentang kualitas kata, maka berarti ia telah memasuki wilayah kajian makna. Dan didalam penelitian perubahan makna dan ambiguitas dipakai untuk meneliti bahasa yang digunakan, kata yang dipakai serta tujuan yang ingin disampaikan.

Telah dikemukakan bahwa bahasa berkembang sesuai dengan perkembangan pemikiran pemakai bahasa, karena manusia menggunakan kata-kata dan kalimat yang berubah terus. Maka dengan sendirinya makna

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(52)

pun berubah. Dengan kata lain terjadi perubahan. Perubahan terjadi karena manusia sebagai pemakai bahasa menginginkannya. Pembicara membutuhkan kata, manusia membutuhkan kalimat untuk berkomunikasi, maka ia membutuhkan kata baru. Kadang-kadang karena belum ditemukan kata baru untuk mendukung pemikirannya, maka pembicara mengubah bentuk kata yang telah ada, atau boleh jadi ia mengubah makna kata yang ada sehingga muncul kata-kata yang bermakna ganda (Pateda, 2001:158). Setiap kata mengandung makna. Makna itu ada yang sudah jelas tetapi ada juga yang maknanya kabur. Setiap kata dapat saja mengandung lebih dari satu makna. Dapat saja sebuah kata mengacu pada sesuatu yang berbeda sesuai dengan lingkungan pemakainya. Hubungan makna tampak pula jika kata akan dirangkaikan satu dengan lainnya, sehingga akan terlihat makna dalam pemakaian bahasa.

Ambiguitas timbul dalam berbagai variasi ujaran atau bahasa tertulis. Kalau kita mendengar ujaran seseorang atau membaca sebuah tulisan, kadang-kadang kita sulit memahami apa yang diujarkan atau apa yang kita baca. Keraguan, kebingungan mengambil keputusan tentang makna dan keanehan tafsiran makna seperti ini, itulah yang disebut dengan ambiguitas. Dengan kata lain, sifat konstruksi yang dapat diberi lebih dari satu tafsiran. Apabila diamati lebih cermat, baik kata maupun kalimat memang masih menimbulkan keraguan pada kita. Keraguan itu hilang jika pembicara mengukuhkan makna kata atau kalimat yang diujarkannya (Pateda, 2001:200)

(53)

2.2. Ker angka Ber pikir

Setiap individu memiliki latar belakang yang berbeda-beda dalam merepresentasikan suatu peristiwa atau objek. Hal ini dikarenakan latar belakang pengalaman (field of experience) dan pengetahuan (frame of reference) yang berbeda dalam setiap individu tersebut. Begitu juga individu dalam menciptakan sebuah pesan komunikasi. Dalam hal ini pesan disampaikan dalam sebuah lirik lagu atau dalam bentuk sebuah lagu, maka penciptaan lagu tidak terlepas dari dua hal tersebut.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan representasi terhadap tanda dan lambang berbentuk tulisan lirik lagu “Selamanya Indonesia” karya 21st Night. Lirik lagu “Selamanya Indonesia” akan dianalisis dengan menggunakan pendekatan semiotika dari teori tanda Ferdinand de Saussure.

Dalam penelitian ini tidak menggunakan metode semiotic price, karena dalam lirik lagu “Selamanya Indonesia” kata-kata yang digunakan adalah kata-kata lugas atau kalimat langsung sehingga penelitian tidak banyak menemukan adanya simbol-simbol yang biasanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan analisis. Tetapi disini bukan yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan analisis, dan bukan berarti bahasa langsung tidak ada sama sekali. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan teori tanda Ferdinand de Saussure yang menitikberatkan pada tanda (sign). Dan lima pandangan Saussure yang di kemudian hari menjadi peletak dasar dari strukturalisme, yaitu pandangan tentang (1) signifier (penanda)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Gambar

Gambar 2.2, Diagram Semiotik Saussure
Gambar 2.3 Model tanda linguistic Saussure (Atas) dengan contoh

Referensi

Dokumen terkait

Makna yang terkandung dalam lirik lagu boyband cekat – cekot ini adalah tentang perasaan iri hati terhadap boyband yang sedang menjadi fenomena di Tanah air.. Boyband

Hasil penelitian ini adalah lagu “Papua Dalam Cinta” berisi tentang sebuah ajakan untuk menumbuhkan kecintaan bangsa Indonesia terhadap Papua dan ajakan untuk

Sesuai dengan fokus masalah yang akan diteliti yaitu “Bagaimana makna dan mitos yang terkandung dalam lirik lagu “Jablay” yang dipopulerkan oleh Titi Kamal, dimana dalam

Sesuai dengan fokus masalah yang akan diteliti yaitu “Bagaimana makna dan mitos yang terkandung dalam lirik lagu “Jablay” yang dipopulerkan oleh Titi Kamal, dimana dalam

Studi analisis yang dilakukan oleh peneliti mengacu pada semiotika Roland Barthes, dimana mengupas makna dibalik tanda setiap lirik dalam lagu tersebut dengan peta tanda

Kesimpulan dari lirik lagu”Jangan Bilang Siapa-Siapa”yang dibawakan oleh Aura Kasih feat .Aliya Sachi sebagaimana kita saling dapat menjaga hubungan yang harmonis itu adalah

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber... Lirik lagu “Rindu” yang dibawakan penyanyi Agnes

Dari perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui makna lirik lagu “Rindu” yang dipopulerkan oleh Agnes