• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS BEBAN KERJA DAN JUMLAH KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA) DI PT. SEMESTA BUMINDO DJAYA SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS BEBAN KERJA DAN JUMLAH KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA) DI PT. SEMESTA BUMINDO DJAYA SURABAYA."

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS BEBAN KERJA DAN JUMLAH KARYAWAN

BAGIAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE

WORK LOAD ANALYSIS (WLA)

DI PT. SEMESTA BUMINDO DJAYA SURABAYA

SKRIPSI

Disusun oleh: HENDRI SETIAWAN

NPM : 0632010121

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN” JAWA TIMUR S U R A B A Y A

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analysis Beban Kerja dan Jumlah Karyawan Bagian Produksi dengan Menggunakan Metode Work Load Analysis (WLA) DI PT. Semesta Bumindo Djaya Surabaya”, yang merupakan kurikulum yang harus ditempuh oleh mahasiswa sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik di Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur Surabaya.

Atas terselesainya pelaksanaan dan penyusunan Tugas Akhir ini, maka penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar – besarnya kepada:

1. Bapak Prof. DR. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Ir. Sutiyono, MT, selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timar.

3. Bapak Ir. M. Tutuk Safirin, MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Industri UPN “Veteran” Jawa Timur.

(3)

5. Bapak Ir. M. Anang Fahrodji. MMT, selaku Dosen Pembimbing Kedua dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas kemudahan dan bimbingan yang Bapak berikan kepada penulis.

6. Bapak Rochmad Wahyudi. SE, selaku Pembimbing Lapangan serta seluruh karyawan PT. Semesta Bumindo Djaya.

7. Kedua orang tua dan seluruh keluarga saya yang selalu senantiasa menasehati, membimbing, dan memberikan arahan yang baik serta selalu mendoakan saya. 8. Teman – temanku yang dirumah anak – anak PANDHAWA LIMO (Gok Yud, Wak Cokro, Tole, Keweh, Mbk Fani). Thanks atas bantuan ma supportnya slama ney.

9. Teman – teman GMC paralel C. Terima kasih atas semangat, doa dan bantuannya.

10.Pihak –pihak lain yang terkait secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam pembuatan atau penyelesaian laporan ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis menyampaikan permohonan maaf apabila terdapat kekurangan dan kelemahan dalam penulisan Tugas Akhir ini .

Hormat Kami,

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

... i

DAFTAR ISI...iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR...vii

DAFTAR LAMPIRAN ...viii

ABSTRAKSI... ix

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 2

1.3. Batasan Masalah ... 2

1.4. Asumsi - Asumsi ... 3

1.5. Tujuan Penelitian ... 3

1.6. Manfaat Penelitian ... 3

1.7. Sistematika Penulisan ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6

2.1. Efisiensi, Efektifitas dan Produktivitas ... 6

2.2. Manajemen Sumber Daya Manusia ... 9

2.3. Pengukuran Waktu Kerja (Work Measurement) ... 13

(5)

2.3.2 Pengukuran Waktu Kerja Dengan Jam Henti (Stop Wacth Time

Study) ... 18

2.4 Faktor Penyesuaian (Performance Rating) ... 19

2.5 Kelonggaran (Allowance) ... 29

2.6 Work Load Analysis (WLA) ... 33

2.7 Penelitian terdahulu... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 39

3.2. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel ... 39

3.3. Metode Pengumpulan Data ... 40

3.4. Metode Pengolahan Data... 40

3.5. Langkah Pemecahan Masalah ... 44

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... 50

4.1 Jumlah Karyawan Tiap Stasiun Kerja... 50

4.2 Identifikasi Elemen Kerja ... 51

4.3 Data Kegiatan Produktif dan Kegiatan Non Produktif ... 53

4.4 Pengukuran Jumlah Waktu Yang Dibutuhkan Untuk Menyelesaikan Suatu Aktivitas... 58

4.5 Uji Keseragaman Data dan Uji Kecukupan Data ... 61

4.6 Performance Rating Tiap Jabatan... 76

4.7 Allowance (Kelonggaran) Tiap Jabatan ... 80

(6)
(7)

DAFTAR TABEL

2.1. Faktor Penyesuaian Menurut Shumard ... 21

2.2. Faktor Penyesuaian Menurut Westinghouse ... 21

2.3. Besarnya kelonggaran berdasarkan factor – factor yang berpengaruh ... 31

4.1. Faktor Jumlah Karyawan Tiap Stasiun Kerja ... 50

4.2. Elemen Kerja Proses Penyablonan... 51

4.3. Elemen Kerja Proses Pemotongan ... 51

4.4. Elemen Kerja Proses Pelipatan ... 51

4.5. Elemen Kerja Proses Pengeleman... 52

4.6. Elemen Kerja Proses Stitch... 52

4.7. Aktivitas Elemen Kerja Proses Penyablonan... 53

4.10. Aktivitas Elemen Kerja Proses Pemotongan ... 54

4.13. Aktivitas Elemen Kerja Proses Pelipatan... 55

4.15. Aktivitas Elemen Kerja Proses Pengeleman ... 56

4.18. Aktivitas Elemen Kerja Proses Stitch ... 57

4.19. Frekuensi Pengamatan Proses Penyablonan ... 61

4.22. Frekuensi Pengamatan Proses Pemotongan ... 64

4.25. Frekuensi Pengamatan Proses Pelipatan ... 67

4.27. Frekuensi Pengamatan Proses Pengeleman ... 70

4.30. Frekuensi Pengamatan Proses Stitch... 73

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Hubungan Efisiensi, Efektivitas dan Produktivitas ... 9

Gambar 2.2. Proses Manajemen Sumber Daya Manusia (Handoko, 1991) ... 10

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Gambaran Umum Perusahaan

Lampiran 2 Jumlah Karyawan Tiap Stasiun Kerja Lampiran 3 Identifikasi Elemen-elemen Kerja

Lampiran 4 Data Kegiatan Produktif Dan Kegiatan Non Produktif

Lampiran 5 Pengukuran Jumlah Waktu Yang Dibutuhkan Untuk Menyelesaikan Aktivitas

Lampiran 6 Uji Keseragaman Data Dan Uji Kecukupan Data Lampiran 7 Waktu Pengamatan Secara Acak

(10)

ABSTRAKSI

Saat ini perusahaan-perusahaan memberikan perhatian khusus pada efesiensi, efektifitas, dan produktivitas. Hal ini dapat dipenuhi apabila perusahaan melakukan pengaturan terhadap jadwal penyelesaian permintaan dengan sebaik-baiknya. Salah satu faktor yang berpengaruh agar pesanan dapat diselesaikan atau tenaga kerja yang terlibat langsung didalam bagian proses produksi.

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang converting (penyablonan karton box setengah jadi) dengan bahan baku utama adalah kardus. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas karyawan adalah beban kerja yang diberikan oleh perusahaan. Untuk itu pihak perusahaan harus memperhatikan beban kerja yang akan diberikan karyawan agar tercapai produktifitas karyawan yang optimal

Untuk mengatasi masalah pengukuran beban kerja pada PT. Semesta Bumindo Djaya, maka dalam penelitian ini menggunakan metode (WLA). Metode Work Load Analysis adalah gambaran deskriptif dari beban kerja yang dibutuhkan dalam suatu unit perusahaan. Metode ini akan memberikan informasi mengenai pengalokasian sumber daya manusia karyawan untuk menyelesaikan beban kerja yang ada.

Berdasarkan hasil pengukuran beban kerja pada PT. Semesta Bumindo Djaya dengan menggunakan metode Work Load Analysis (WLA) dapat di simpulkan bahwa rata-rata beban kerja karyawan pada bagian proses Penyablonan 94.38% dengan jumlah karyawan yang optimal adalah 3 orang, pada bagian proses Pemotongan rata-rata beban kerja sebelum dilakukan penelitian adalah 65.72% dengan jumlah karyawan 3 orang, setelah dilakukan pengurangan karyawan rata-rata beban kerja menjadi 92.12% dengan jumlah karyawan yang optimal adalah 2 orang. Pada bagian proses Pelipatan rata-rata beban kerja 94.79% dengan jumlah karyawan yang optimal adalah 2 orang. Pada bagian proses Pengeleman rata-rata beban kerja 71.91% dengan jumlah karyawan optimal adalah 3 orang. Pada bagian proses Stitch rata-rata beban kerja sebelum dilakukan penelitian adalah 102.69% dengan jumlah karyawan 2 orang, setelah dilakukan penambahan karyawan rata-rata beban kerja menjadi 67.56% dengan jumlah karyawan yang optimal adalah 3 orang dari proses pemotongan.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Usaha untuk menjaga dan meningkatkan kepercayaan pemesanan, maka perusahaan dituntut untuk dapat memenuhi semua produk yang dipesan tepat pada waktunya. Hal ini dapat dipenuhi apabila perusahaan melakukan pengaturan terhadap jadwal penyelesaian pemesanan dengan sebaik-baiknya. Salah satu faktor yang berpengaruh agar pesanan dapat diselesaikan atau terpenuhi sesuai dengan jadwal yang ditetapkan yaitu faktor pekerja atau tenaga kerja yang terlibat langsung didalam bagian proses produksi. Tenaga kerja yang berperan didalam bagian proses produksi mempunyai sifat dan perilaku yang tidak konstan dalam penggunaan waktu untuk menyelesaikan suatu produk, sehingga menyebabkan target produksi tidak bisa tercapai apabila tidak bisa dikendalikan dengan benar.

PT. SEMESTA BUMINDO DJAYA adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengemasan (Karton box) dengan bahan baku utama adalah kardus.

(12)

Work Load Analysis (WLA) merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk menganalisa aktivitas-aktivitas yang timbul beserta beban kerja yang diakibatkan oleh aktivitas-aktivitas tersebut. Dari Work Load Analysis(WLA) ini akan diperoleh sejumlah aktivitas yang dilakukan oleh karyawan dan frekuensi terjadinya aktivitas tersebut serta waktu yang diperlukan guna menyelesaikan aktivitas tersebut.

Dengan diterapkannya metode Work Load Analysis (WLA) diharapkan dapat terjadi peningkatan efisiensi kerja karyawan dan jumlah karyawan yang optimal sehingga dapat memenuhi target perusahaan.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, peneliti merumuskan permasalahan dan dirumuskan sebagai berikut :

“Berapa beban kerja dan jumlah karyawan yang optimal pada bagian Produksi di PT. Semesta Bumindo Djaya Surabaya.”

1.3. Batasan Masalah

Beberapa batasan masalah dalam pengukuran beban kerja dan tingkat efisiensi kerja di PT. Semesta Bumindo Djaya agar dalam pemecahan masalah nantinya tidak menyimpang dan meluas dari lingkup yang ditentukan, antara lain :

1. Pengukuran efisiensi kerja ditinjau dari beban kerja pada bagian produksi pengemasan.

(13)

1.4. Asumsi - asumsi

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Mesin maupun peralatannya dianggap bekerja dengan baik.

2. Mutu barang yang dihasilkan dianggap baik kwalitasnya dan telah memenuhi standart costumer.

3. Biaya tenaga kerja tidak menjadi pembahasan dalam penentuan jumlah karyawan yang optimal.

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui beban kerja pada bagian produksi.

2. Mengetahui jumlah karyawan yang optimal pada bagian produksi.

1.6. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini manfaat yang ingin dicapai adalah : 1. Bagi Perusahaan

Mengetahui beban kerja tiap karyawan bagian Staf Produksi.

Mengetahui jumlah karyawan yang optimal di bagian Staf Produksi

yang dibutuhkan. 2. Bagi Mahasiswa

(14)

3. Bagi Universitas

Hasil analisa ini dapat digunakan sebagai pembendaharaan perpustakaan, agar dapat berguan bagi mahasiswa dan menambah ilmu pengetahuan.

1.7. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pemahaman atas materi-materi yang dibahas dalam tugas akhir ini, maka berikut ini akan penulis uraikan secara garis besar isi dari masing-masing bab sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini akan menguraikan tentang berbagai hal yang melatar belakangi dari penelitian ini, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, asumsi-asumsi yang digunakan, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan skripsi.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

(15)

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang waktu lokasi dan penelitian, menguraikan tentang metode pengumpulan data yang digunakan, pemaparan data-data yang telah dikumpulkan selama penelitian serta langkah-langkah yang digunakan untuk pemecahan masalah dan pencapaian tujuan.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini menguraikan tentang aktifitas pengumpulan dan pengolahan data. Aktifitas pengumpulan data meliputi aktifitas dari posisi/jabatan dan waktu penyelesaian aktifitas. Pada tahap ini data akan digambarkan seperti perhitungan waktu aktifitas, allowance, beban kerja sampai dengan penentuan jumlah karyawan yang optimal. Dan dilakukan analisa terhadap pengolahan data sehingga hasil-hasil tersebut dapat lebih mudah dipahami serta akan dapat memberikan gambaran mengenai hasil pengolahan data tersebut.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan memberikan kesimpulan atas analisa terhadap hasil pengolahan data. Kesimpulan tersebut harus dapat menjawab tujuan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. Selain itu juga berisi tentang saran penelitian. Penelitian yang masih belum sempurna atau diperlukan penelitian yang lebih lanjut adalah beberapa saran yang mungkin disertakan dalam penelitian ini.

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini akan menguraikan landasan-landasan teori yang dipakai untuk menyelesaikan penelitian. Teori-teori yang dicantumkan dalam bab ini merupakan landasan peneliti untuk menjalankan penelitian, sehingga kebenaran dari metode yang dipakai dapat dipertanggungjawabkan. Landasan teori yang digunakan untuk menunjang penelitian ini adalah Konsep Efisiensi, Efektifitas Dan Produktivitas; Konsep Manajemen Sumber Daya Manusia; Konsep Analisis Jabatan; Pengukuran Waktu Kerja (Work Measurement) Dengan Metode Pengukuran Langsung; Faktor Penyesuaian (Performance Rating); Kelonggaran (Allowance); Work Load Analysis (WLA); Sampling Dan Teknik Pengambilan Sampling serta critical review terhadap penelitian sebelumnya.

2.1 Efisiensi, Efektifitas, dan Produktivitas

Menurut Sumanth, Efisiensi adalah perbandingan atau rasio dari keluaran (output) dengan masukan (input). Efisiensi mengacu pada bagaimana baiknya sumber daya digunakan untuk menghasilkan output.

Efektivitas adalah derajat pencapaian tujuan dari sistem yang diukur dengan perbandingan atau rasio dari keluaran (output aktual) yang dicapai dengan keluaran (output) standard yang diharapkan. (Sumanth, D. J, 1985)

(17)

yang sama. Efisiensi merupakan ‘ukuran’ yang membandingkan rencana penggunaan masukan (input) dengan realisasi penggunaannya. Efisiensi 100% sangat sulit dicapai, tetapi efisiensi yang mendekati 100% sangat diharapkan.

Pencapaian suatu kumpulan hasil yang telah direncanakan merujuk kepada efektifitas. Jadi pemakaian sumber daya disini tidak dipersoalkan. Dengan kata lain, efektivitas berurusan dengan seberapa baik hasilnya tercapai, dimana efektivitas merujuk pada ‘hasil guna’. Jadi efektivitas merupakan ukuran yang menyatakan seberapa baik atau seberapa jauh sasaran (kualitas, kuantitas, dan waktu) telah tercapai. Nilai efektivitas dicerminkan oleh perbandingan nilai output akhir dengan output yang direncakan. Makin besar prosentasi sasaran yang dicapai, makin tinggi tingkat efektivitasnya. Konsep efektivitas yang tinggi belum tentu menunjukkan efisiensi yang tinggi pula. Suatu proses dikatakan lebih efektif bila dengan masukan (input) yang sama diperoleh keluaran (output) yang lebih besar, hasil yang lebih baik atau dalam waktu lebih singkat.

Berdasarkan Sumanth (1985), produktivitas adalah rasio antara output dengan input. Dengan diketahui nilai indeks produktivitas, maka akan diketahui pula seberapa efektif proses produksi yang telah digunakan untuk meningkatkan output dan seberapa efisien pula sumber – sumber input yang telah berhasil dihemat.

Secara umum terdapat tiga tipe dasar dari produktivitas yang akan didefinisikan berikut ini, antara lain:

1. Produktivitas Parsial (Partial Productivity)

(18)

input tenaga kerja), produktivitas material (rasio dari output terhadap input material) ataupun produktivitas modal (rasiooutput terhadap input modal). 2. Produktivitas Total Faktor (Total Factor Productivity)

Produktivitas total faktor merupakan rasio dari “net ouput” terhadap jumlah faktor input langsung. Net output disini adalah total output dikurangi barang setengah jadi maupun servis yang diberikan.

3. Produktivitas Total (Total Productivity)

Produktivitas total merupakan rasio dari total output terhadap jumlah dari seluruh faktor input yang ada.

Jadi, suatu produktivitas total merefleksikan dampak gabungan dari semua input dalam memproduksi output.

Produktivitas dan efisiensi adalah 2 (dua) konsep penting dalam mengukur performance. Produktivitas seperti yang sudah dijelaskan diatas dapat didefinisikan sebagai rasio output dengan input. Definisi ini mudah dan dapat diterangkan dengan jelas oleh suatu kondisi produksi dimana ada satu output dan satu input, tetapi pada umumnya produksi memiliki multiple output dan input. Efisiensi dapat didefinisikan sebagai tingkat penggunaan sumber daya yang sebesar-besarnya. Sedangkan rumus produktivitas adalah sebagai berikut:

Produktivitas =

igunakan Inputyangd

iperoleh Ouputyangd

Produktivitas =

kan yangdiguna Sumberdaya

icapai Hasilyangd

Produktivitas =

(19)

Gambar 2.1 Hubungan Efisiensi, Efektivitas Dan Produktivitas (Gaspersz, 1998) Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa produktivitas mencakup efisiensi, efektivitas dan kualitas

2.2 Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)

Organisasi pada dasarnya memiliki 4 unsur pokok, yaitu : manusia, filsafat, proses, dan tujuan. Manusia merupakan suatu unsur utama dalam organisasi, sehingga tiap organisasi mutlak memerlukan manajemen terhadap sumber daya manusianya secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan organisasi.

Karyawan maupun operator adalah salah satu faktor produksi yang terpenting. Oleh karena itu perlu untuk mendapatkan perhatian khusus. Didalam dunia perindustrian selalu dibuatkan suatu bidang tersendiri untuk memanajemen faktor manusia, yang secara umum disebut sebagai Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM). Contoh bidang yang ada dalam dunia perindustrian seperti Human Resource Development Department.

Menurut Flippo (1995), manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan

Input Produksi

Hasil Usaha

Hasil Sampling

Produktivitas

(20)

pelepasan sumber daya manusia agar tercapai berbagai tujuan individu, organisasi dan masyarakat.

Sedangkan menurut Handoko (1991), mendefinisikan manajemen personalia sebagai penarikan, seleksi, pengembangan, penggunaan dan pemeliharaan sumber daya manusia oleh organisasi. Berdasarkan dua definisi tersebut dapat digunakan definisi, yaitu : Manajemen sumber daya manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai baik tujuan-tujuan individu maupun organisasi dapat lihat gambar 2.2.

Gambar 2.2 Proses Manajemen Sumber Daya Manusia (Handoko, 1991) Manajemen sumber daya manusia sangat diperlukan guna meningkatkan produktivitas kerja serta efektivitas dan efisiensi didalam penggunaan sumber daya manusia. Sehingga apa yang menjadi tujuan dari organisasi akan dapat tercapai sebagaimana mestinya.

(21)

bagaimana mengembangkannya dan memelihara tenaga kerja, menggunakan serta mengevaluasi hasil kerjanya.

Menurut Mukhyi (1993) ada lima hal yang penting dalam batasan manajemen yang perlu diketahui, yaitu :

1. Adanya suatu organisasi atau lembaga atau perusahaan,

2. Oraganisasi tersebut mempunyai tujuan tertentu yang sudah ditetapkan terlebih dahulu,

3. Dalam organisasi tersebut bekerja sekelompok orang sebagai tenaga pekerja, 4. Perlunya peraturan orang-orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan

yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

Adapun tujuan manajemen sumber daya manusia pada prinsipnya ada dua jenis, yaitu :

1. Production Mainded, merupakan usaha-usaha pihak organisasi atau perusahaan agar para tenaga kerja bersedia memberikan prestasi yang sebesar-besarnya (mencapai produktivitas yang maksimum) ini dapat dicapai dengan melalui fungsi-fungsi manajemen yang ada dalam organisasi atau perusahaan. 2. People Mainded, mempunyai pengertian hanya dengan perhatian yang

(22)

Menurut Mukhyi (1993) Ada empat macam pendekatan manajemen sumber daya manusia guna menelaah manajemen personalia dan sumber daya manusia, yaitu :

1. Pendekatan Sumber Daya Manusia.

Manajemen sumber daya manusia adalah pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya manusia. Martabat dan kepentingan hidup manusia hendaknya tidak diabaikan agar kehidupan mereka layak dan sejahtera.

2. Pendekatan Manajerial.

Analisis prestasi pekerja dan kehidupan kerja setiap karyawan tergantung pada atasan langsungnya dimana karyawan berada.

3. Pendekatan Sistem.

Bagian personalia merupakan sub sistem dari sistem organisasi atau perusahaan, maka perlu dievaluasi dengan kriteria besarnya kontribusi yang dibuat organisasi. Manajemen sumber daya manusia adalah suatu sistem terbuka dan terdiri dari bagian-bagian yang saling berinteraksi.

4. Pendekatan Proaktif.

Manajemen sumber daya manusia dapat meningkatkan kontribusinya kepada karyawan, manajer dan organisasi melalui antisipasinya terhadap masalah-masalah yang timbul.

(23)

manusia dengan berorientasi pada hasil analisis pekerjaan, agar pekerja yang diperlukan dapat dipenuhi baik dari segi kuantitatif (jumlah) maupun kualitatif (kualitas).

Manfaat dari perencanaan sumber daya manusia adalah : 1. Memperbaiki pemanfaatan sumber daya manusia,

2. Menyesuaikan aktivitas sumber daya manusia dan kebutuhan dimasa depan secara efisien,

3. Meningkatkan efisiensi dalam menarik pegawai baru,

4. Melengkapi informasi sumber daya manusia yang dapat membantu kegiatan sumber daya manusia dan unit organisasi lain.

Menurut Marihot langkah-langkah perencanaan sumber daya manusia, yaitu : 1. Analisis beberapa faktor peyebeb perubahan kebutuhan sumber daya manusia, 2. Peramalan kebutuhan sumbe daya manuia,

3. Penentuan kebutuhan sumber daya manusia dimasa yang akan datang,

4. Analisis ketersediaan (supply) sumber daya manusia dan kemampuan perusahaan,

5. Penentuan dan implementasi program.

2.3. Pengukuran Waktu Kerja (Work Measurement)

(24)

organisasi. Maka waktu baku dapat digunakan untuk membuat rencana penjadwalan kerja yang menyatakan berapa lama suatu kegiatan itu harus berlangsung dan berapa output yang akan dihasilkan serta berapa pula jumlah karyawan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Selain itu waktu baku juga digunakan untuk menentukan upah ataupun insentife yang harus di bayar sesuai dengan performance yang ditujukan oleh pekerja tersebut. Metode ini akan memberikan informasi mengenai pengalokasian sumber daya, prioritas dalam berkomunikasi dan identifikasi kemampuan dan pelatihan yang dibutuhkan oleh karyawan untuk menyelesaikan beban kerja. (National Institutes of Health, 2001)

Wignjosoebroto (2003), mendefinisikan work measurement (pengukuran waktu kerja) sebagai usaha-usaha untuk menetapkan waktu baku yang dibutuhkan guna menyelesaikan pekerjaan. Secara singkat pengukuran waktu kerja adalah metode penerapan keseimbangan antara kegiatan manusia yang dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan. Waktu baku ini digunakan untuk :

1. Man power planning (Perencanaan Kebutuhan Karyawan) 2. Estimasi biaya-biaya untuk upah karyawan

3. Penjualan produk dan penganggaran

4. Perencanaan sistem pemberian bonus dan insentif bagi karyawan / pekerja yang berprestasi

5. Indikasi keluaran (Output) yang mampu dihasilkan oleh seorang pekerja Dalam melakukan pengukuran waktu kerja harus diketahui:

(25)

Ws =

N

X

if

ij

x

= Waktu pengamatan

N = Jumlah pengamatan

2. Waktu Normal (Wn) adalah waktu yang diperlukan oleh seorang operator untuk menyelesaikan pekerjaan tanpa adanya kelonggaran

Wn = Ws x p Dimana Ws = Waktu Siklus

p adalah factor penyusuaian yang digunakan untuk menormalkan waktu pengamatan yang diperoleh. 3. Waktu Baku (Wb) adalah waktu yang diperoleh seorang operator yang

berkualitas baik untuk menyelesaikan pekerjaannya, dimana sudah terdapat pengaruh dari kelonggaran. (Sritomo, 2003)

Waktu Baku = Waktu Normal x

Dimana : Wb = Waktu Baku / Waktu Standart Wn = Waktu Normal

4. Output Standart (Os) merupakan langkah berikutnya setelah dilakukan pengukuran waktu kerja dan dilakukan uji keseragaman dan kecukupan data. Untuk mendapatkan output standart dapat ditempuh langkah – langkah sebagai berikut : (sutalaksana, 1979).

OS =

Dimana : 1 = Waktu Satu Periode

Os = Output Standart Wb = Waktu baku 100%

100% - % allowance

(26)

Ada dua teknik pengukuran kerja dari work measurement yaitu : pengukuran kerja secara langsung dan pengukuran kerja secara tidak langsung. Pengukuran kerja secara langsung merupakan pengukuran yang dilaksanakan secara langsung pada tempat dimana pekerja diukur. Ada dua cara pengukuran kerja secara langsung, yaitu : Menggunakan Jam Henti (Stop Watch Time Study) dan sampling kerja (Work Sampling). Sebaliknya pengukuran kerja secara tidak langsung adalah perhitungan waktu kerja dimana pengamatan tidak berada ditempat pekerjaan diukur. Aktivitas pengukuran dilakukan melalui perhitungan waktu kerja melalui tabel-tabel waktu yang tersedia tetapi harus mengetahui jalannya pekerjaan melalui elemen-elemen pekerjaan atau elemen-elemen gerakan. Cara ini dilakukan dalam aktivitas dari waktu baku (Standart Detik) dan data waktu gerakan (predermined Time System).

Pengukuran Waktu Kerja (Work Measurement) Dengan Pengukuran Langsung

Menurut Wignjosoebroto (2003), work measurement (Pengukuran Waktu Kerja) berhubungan dengan usaha-usaha untuk menetapkan waktu baku yang dibutuhkan guna menyelesaikan pekerjaan. Secara singkat pengukuran kerja adalah metode penerapan keseimbangan antara kegiatan manusia yang dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan. Waktu baku ini sangat digunakan untuk :

1. Man power planning (Perencanaan Kebutuhan Karyawan) 2. Estimasi biaya-biaya untuk upah karyawan

(27)

4. Perencanaan sistem pemeberian bonus dan isentif bagi karyawan / pekerja yang berprestasi

5. Indikasi keluaran (Output) yang mampu dihasilkan oleh seorang pekerja Waktu baku merupakan waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja yang memiliki tingkat kemampuan rata-rata untuk menyelesaikan waktu pekerjaan, termasuk didalamnya kelonggaran waktu yang diberikan dengan memperhatikan situasi dan kondisi pekerjaan yang harus diselesaikan. Sehingga waktu baku tersebut dapat digunakan untuk membuat rencana penjadwalan kerja yang menyatakan berapa lama suatu kegiatan itu harus berlangsung dan berapa output yang akan dihasilkan serta berapa pula jumlah karyawan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Selain itu waktu baku juga digunakan untuk menentukan upah ataupun insentif yang harus dibayar sesuai dengan performa yang ditunjukan oleh pekerja tersebut.

(28)

elemen-elemen gerakan. Cara ini dilakukan dalam aktivitas dari waktu baku (Standard Detik) dan data waktu gerakan (Predermined Time System).

Menurut Wignjosoebroto (2003) kegiatan dari Work Measurement adalah : 1. Menentukan insentif gaji

2. Menentukan jadwal kerja yang efektif dan dapat berjalan dengan baik 3. Menjadi salah satu input bagi penentuan anggaran biaya

4. Menjadi salah satu input untuk melakukan estimasi harga produk 5. Untuk melakukan kontrol terhadap biaya tenaga kerja

6. Mengetahui efektivitas mesin

7. Dasar pembentukan keseimbangan aktivitas pada tiap workstation 8. Sebagai studi mengenai down time

9. Sebagai studi dalam masalah produksi

Pengukuran Waktu Kerja Dengan Jam Henti (Stop Watch Time Study)

(29)

1. Pekerjaan tersebut harus dilaksanakan secara repetitive dan uniform 2. Isi / macam pekerjaan itu harus homogen

3. Hasil kerja (Output) harus dapat dihitungkan secara nyata (kuantitatif) baik secara keseluruhan ataupun untuk tiap-tiap elemen kerja yang langsung 4. Pekerjaan tersebut cukup banyak dilaksanakan dan teratur sifatnya

sehingga akan memadai untuk diukur dan dihitung waktu bakunya

Maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas Stop Witch Time Study dapat dilaksanakan untuk berbagai macam / jenis pekerjaan baik yang bisa diklasifikasikan sebagai manufakturing job / service job. Aktivitas pengukuran waktu kerja sendiri tidak mungkin bisa dilaksanakan apabila dijumpai pekerjaan-pekerjaan yang tidak memperdulikan volume atau jumlah output yang ingin dihasilkan atau pekerjaan-pekerjaan yang menghasilkan output yang tidak mungkin untuk di standarkan seperti halnya dengan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat creative works (hasil seni,research,dll).

Faktor Penyesuaian (Performance Rating)

Dalam melakukan penyesuaiaan (Performance Rating) berusaha menormalkan waktu kerja yang diperoleh dari pengukuran kerja karyawan pada saat diamati akibat kecepatan kerja karyawan, tingkat keterampilan, lingkungan dan lain-lain yang berubah-ubah. Faktor penyesuaian dianalisis berdasarkan pengamatan sebelum penelitian berlangsung dan bersifat subyektif tergantung pada penelitian, tetapi paling tidak diusahakan untuk mendekati kenyataan.

(30)

diakibatkan oleh operator yang bekerja secara kurang wajar yaitu bekerja dalam tempo atau kecepatan yang tidak sebagaimana semestinya.

Biasanya penyesuaian dilakukan mengalikan waktu siklus rata-rata atau waktu elemen rata-rata dengan suatu harga p yang disebut faktor penyesuaian. Besarnya harga p tentunya sedemikian rupa sehingga hasil perkalian yang diperoleh mencerminkan waktu yang sewajarnya atau yang normal. Dalam waktu yang tidak terlampau lama kita dapat menyatakan, misalnya orang tersebut kerjanya lambat atau sangat cepat. Ini tidak lain berarti kita telah membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang wajar, walaupun tidak selalu mudah untuk dinyatakan.

Untuk menormalkan waktu kerja yang diperoleh dari hasil pengamatan, maka hal ini dilakukan dengan mengadakan penyesuaian yaitu dengan mengalikan waktu pengamatan rata-rata dengan faktor penyesuaian (p). Guna melaksanakan pekerjaan secara normal maka dianggap operator tersebut cukup berpengalaman pada saat bekerja melaksanakannya tanpa usaha-usaha yang berlebihan sepanjang hari kerja, menguasai cara kerja yang ditetapkan, dan menunjukkan kesungguhan dalam menjalankan pekerjaannya.

Menurut Sutalaksana (1979) sehubungan dengan faktor penyesuaian dikembangkanlah dengan cara untuk mendapatkan harga p termasuk cara-cara yang berusaha se-obyektif mungkin. Diantaranya yaitu :

a. Cara pertama adalah cara persentase merupakan cara yang paling awal digunakan dalam melakukan penyesuaian.

(31)
[image:31.595.128.508.105.540.2]

Tabel 2.1. Faktor Penyesuaian Menurut Shumard

Kelas Penyesuaian

Superfast 100

Fair+ 95

Fair 90

Fair - 85

Excellent 80

Good + 75

Good 70

Good - 65

Normal 60

Fair + 55

Fair 50

Fair - 45

Poor 40

(Sutalaksana, Dkk, 1979).

c. Cara Westinghouse mengarahkan penilaian pada 4 faktor yang dianggap menentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja yaitu Keterampilan, Usaha, Kondisi kerja, dan Konsistensi. Dengan pembagian 4 faktor ini pengukur akan lebih terarah dalam menilai kewajaran pekerja dilihat dari berbagai segi. Karenanya faktor penyesuaian yang nantinya diperoleh dapat lebih obyektif.

Tabel 2.2. Faktor Penyesuaian Menurut Westinghouse.

Faktor Kelas Lambang Penyesuaian ( P )

Superskill A1 + 0,15

A2 + 0,13

Excellent B1 + 0,11

B2 + 0,08

Good C1 + 0,06

C2 + 0,03

Average D 0,00

Fair E1 - 0,05

E2 - 0,10

Poor F1 - 0,16

Ketrampilan

[image:31.595.114.511.547.749.2]
(32)

Excessive A1 + 0,13

A2 + 0,12

Excellent B1 + 0,10

B2 + 0,08

Good C1 + 0,05

C2 + 0,02

Average D 0,00

Fair E1 - 0,04

E2 - 0,08

Poor F1 - 0,12

Usaha

F2 - 0,17

Ideal A + 0,06

Excellent B + 0,04

Good C + 0,02

Average D 0,00

Fair E - 0,03

Kondisi Kerja

Poor F - 0,07

Perfect A + 0,04

Excellent B + 0,03

Good C + 0,01

Average D 0,00

Fair E - 0,02

Konsistensi

Poor F - 0,04

(Sutalaksana, Dkk, 1979).

Cara pemberian nilai setiap karyawan yaitu nilai performance kerja seseorang karyawan dibagi dengan nilai performance seorang karyawan yang dipandang bekerja normal. Apabila faktor penyesuian (p) > 1 maka karyawan bekerja cepat, faktor penyesuaian (p) = 1 maka karyawan bekerja normal, dan faktor penyesuaian (p) < 1 maka karyawan bekerja lambat.

Disini selain kecakapan dan usaha sebagai faktor yang mempengaruhi performance manusia, cara Westinghouse menambahkan lagi dengan kondisi kerja dan konsistensi dari operator di dalam melakukan kerja.

(33)

Ketrampilan atau skill adalah kemampuan mengikuti cara kerja yang ditetapkan. Untuk keperluan penyesuaian ketrampilan dibagi menjadi enam kelas dengan ciri-ciri dari setiap kelas seperti yang dikemukakan berikut ini :

Super Skill :

1. Secara bawaan cocok sekali dengan pekerjaannya. 2. Bekerja dengan sempurna.

3. Tampak seperti telah terlatih dengan sangat baik.

4. Gerakan-gerakannya halus tetapi sangat cepat sehingga sulit untuk diikuti. 5. Kadang-kadang terkesan tidak berbeda dengan gerakan-gerakan mesin. 6. Perpindahan dari satu elemen pekerjaan ke elemen lainnya tidak

terlampau terlihat karena lancarnya.

7. Tidak terkesan adanya gerakan-gerakan berpikir dan merencanakan tentang apa yang dikerjakan (sudah sangat otomatis)

8. Secara umum dapat dikatakan bahwa pekerja yang bersangkutan adalah pekerja yang baik

Exellent Skill :

1. Percaya pada diri sendiri

2. Tampak cocok dengan pekerjaannya. 3. Terlihat telah terlatih baik.

4. Bekerjanya teliti dengan tidak banyak melakukan pengukuran-pengukuran atau pemeriksaan- pemeriksaan.

(34)

6. Menggunakan peralatan dengan baik.

7. Bekerjanya cepat tanpa mengorbankan mutu. 8. Bekerjanya cepat tetapi halus.

9. Bekerjanya berirama dan terkoordinasi. Good Skill :

1. Kualitas hasil baik

2. Bekerjanya tampak lebih baik daripada kebanyakan pekerjaan pada umumnya.

3. Dapat memberi petunjuk-petunjuk pada pekerja lain yang ketrampilnya lebih rendah.

4. Dapat memberi petunjuk-petunjuk pada pekerja lain yang ketrampilnya lebih rendah

5. Tampak jelas sebagai pekerja yang cakap. 6. Tidak memerlukan banyak pengawasan. 7. Tiada keragu-raguan.

8. Bekerjanya “stabil”.

9. Gerakan-gerakannya terkoordinasi dengan baik 10.Gerakan-gerakannya cepat.

Average Skill :

1. Tampak adanya kepercayaan pada diri sendiri. 2. Gerakannya cepat tapi tidak lambat.

3. Terlihat adanya pekerjaan-pekerjaan yang perencanaan. 4. Tampak sebagai pekerja yang cakap.

(35)

6. Mengkoordinasi tangan dan pikiran dengan cukup baik.

7. Tampak cukup terlatih dan karenanya mengetahui seluk-beluk pekerjaannya.

8. Bekerjanya cukup teliti.

9. Secara keseluruhan cukup memuaskan. Fair Skill :

1. Tampak terlatih tetapi belum cukup baik.

2. Mengenal peralatan dan lingkungan secukupnya.

3. Terlihat adanya perencanaan-perencanaan sebelum melakukan gerakan. 4. Tidak mempunyai kepercayaan diri yang cukup.

5. Tampaknya seperti tidak cocok dengan pekerjaannya tetapi telah ditempatkan dipekerjaan itu sejak lama.

6. Mengetahui apa yang dilakukan dan harus dilakukan tetapi tampak tidak selalu yakin.

7. Sebagian waktu terbuang karena kesalahan-kesalahn sendiri. 8. Jika tidak bekerja sungguh-sungguh outputnya akan sangat rendah. 9. Biasanya tidak ragu-ragu dalam menjalankan gerakan-gerakannya. Poor Skill :

1. Tidak bisa mengkoordinasikan tangan dan pikiran. 2. Gerakan-gerakannya kaku

(36)

7. Sering melakukan kesalahan-kesalahan. 8. Tidak adanya kepercayaan pada diri sendiri. 9. Tidak bisa mengambil inisiatif sendiri.

Usaha adalah kesungguhan yang ditunjukan atau diberikan operator ketika melakukan pekerjaanya. Berikut ini ada enam kelas usaha dengan ciri-cirinya, yaitu :

Excessive Effort :

1. Kecepatan sangat berlebihan.

2. Usahanya sangat bersungguh-sungguh tetapi dapat membahayakan kesehatannya.

3. Kecepatan yang ditimbulkannya tidak dapat dipertahankan sepanjang hari kerja.

Excellent Effort :

1. Jelas terlihat kecepatan kerjanya yang tinggi.

2. Gerakan-gerakan lebih “ekonomis” daripada operator-operator biasa. 3. Penuh perhatian pada pekerjaannya.

4. Banyak memberi saran-saran.

5. Menerima saran-saran dan petunjuk dengan senang. 6. Percaya kepada kebaikan maksud pngukuran waktu. 7. Tidak dapat bertahan lebih dari beberapa hari. 8. Bangga atas kelebihannya

(37)

11.Karena lancarnya, perpindahan dari suatu elemen-elemen lain tidak terlihat.

Good Effort : 1. Bekerja berirama.

2. Saat-saat menganggur sangat sedikit, bahkan kadang-kadang tidak ada. 3. Penuh perhatian pada pekerjaannya.

4. Senang pada pekerjaannya.

5. Kecepatannya baik dan dapat dipertahankan sepanjang hari. 6. Percaya pada kebaikan maksud pengukuran waktu.

7. Menerima saran-saran dan petunjuk-petunjuk dengan senang. 8. Dapat memberi saran-saran untuk perbaikan kerja.

9. Tempat kerjanya diatur baik dan rapi. 10.Menggunakan alat-alat yang tepat dan baik 11.Memelihara dengan baik kondisi peralatan. Average Effort :

1. Tidak sebaik good, tetapi lebih baik dari poor. 2. Bekerja dengan stabil.

3. Menerima saran-saran tetapi tidak melaksanakannya. 4. Set up dilaksanakan dengan baik.

5. Melakukan kegiatan-kegiatan perencanaan. Fair Effort :

1. Saran-saran perbaikan diterima dengan kesal.

(38)

4. Tidak mengeluarkan tenaga dengan secukupnya. 5. Alat-alat yang dipakainya tidak selalu yang terbaik.

6. Terlihat adanya kecenderungan kurang perhatian pada pekerjaanya. 7. Terlampau hati-hati.

8. Sistematika kerjanya sedang-sedang saja. 9. Gerakan-gerakannya tidak terencana. Poor Effort :

1. Banyak membuang-buang waktu.

2. Tidak memperhatikan adanya minat bekerja. 3. Tidak mau menerima saran-saran.

4. Tampak malas dan lambat bekerja.

5. Melakukan gerkan-gerakan yang tidak perlu untuk mengambil alat-alat dan bahan-bahan

6. Tempat kerjanya tidak teratur rapi.

7. Tidak peduli pada cocok/baik tidaknya peralatan yang dipakai. 8. Mengubah-ubah tata letak tempat kerja yang telah diatur. 9. Set up kerjanya terlihat tidak baik.

(39)

d. Cara obyektif memperhatikan dua faktor yaitu kecepatan kerja dan tingkat kesulitan pekerja. Kecepatan kerja adalah dalam melakukan pekerjaan dalam pengertian biasa. Disini pengukur harus melakukan penilaian tentang kewajaran kecepatan kerja yang ditujukan oleh operator. Untuk kesulitan kerja menunjukan berbagi keadaan kesulitan kerja seperti apakah pekerjaan tersebut memerlukan banyak anggota badan, apakah penggunaan tangan, dan lain-lain.

Pada penelitian tugas akhir ini menggunakan cara Westing house karena cara ini dianggap lebih lengkap dibandingkan cara-cara yang telah disebutkan diatas. (Sutalaksana, Dkk, 1979).

Kelonggaran (Allowance)

Kelonggaran ini adalah waktu dimana karyawan melakukan interupsi dari proses berlangsung karena hal-hal tertentu tidak dapat dihindarkan. Waktu yang dibutuhkan dalam menginterupsi proses yang sedang berlangsung ini dapat diklasifikasikan menjadi :

1. Kelonggaran untuk membutuhkan pribadi (Personal Allowance)

(40)

fisologis yang wajar) tetapi juga merugikan perusahaan karena dengan kondisi demikian pekerja tidak akan dapat bekerja dengan baik bahkan hampir dapat dipastikan produktivitasnya menurun.

2. Kelonggaran untuk menghilangkan rasa lelah (Fatique Allowance)

Rasa lelah atau fatique tercermin antara lain dari menurunnya produktivitas, salah satu ciri-cirinya adalah sering terlambat datang, kurang serius dalam melaksanakan tugasnya, dll.

3. Kelonggaran untuk hambatan-hambatan tak terhindarkan

Dalam melaksanakan pekerjaannya, karyawan tidak akan lepas dari berbagai hambatan. Menurut Sutalaksana (1979) Ada hambatan yang dapat dihindarkan seperti mengobrol yang berlebihan dan menganggur dengan sengaja. Ada pula hambatan yang tidak dapat terhindarkan karena berada diluar kekuasaan pekerjaan untuk mengendalikannya, antara lain :

(41)
[image:41.842.56.807.110.530.2]

Tabel 2.3 Besarnya kelonggaran berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh.

Faktor Contoh Pekerjaan Kelonggaran

A. Tenaga Yang Dikeluarkan Ekivalen Beban Pria Wanita

1.Dapat diabaikan Bekerja dimeja, duduk Tanpa beban 0,0 – 6,0 0,0 – 6,0

2.Sangat ringan Bekerja dimeja, berdiri 0,00 – 2,25 kg 6,0 – 7,5 6,0 – 7,5

3.Ringan Menyekop, ringan 2,25 – 9,00 7,5 – 12,0 7,5 – 16,0

4.Sedang Mencangkul 9,00 – 18,00 12,0 – 19,0 16,0 – 30,0

5.Berat Mengayun palu yang berat 19,00 – 27,00 19,0 – 30,0

6.Sangat berat Memanggul beban 27,00 – 50,00 30,0 – 50,0

7.Luar biasa berat Memanggul karung berat Diatas 50 kg

B. Sikap Kerja

1.Duduk Bekerja duduk, ringan 0,00 – 1,0

2.Berdiri diatas dua kaki Badan tegak, ditumpu dua kaki 1,0 – 2,5

3.Berdiri diatas satu kaki Satu kaki mengerjakan alat kontrol 2,5 – 4,0

4.Berbaring Pada bagian sisi, belakang atau depan badan 2,5 – 4,0

5.Membungkuk Badan dibungkukkan bertumpu pada kedua kaki 4,0 - 10

C. Gerakan Kerja

1.Normal Ayunan bebas dari palu 0

2.Agak terbatas Ayunan terbatas dari palu 0 – 5

3.Sulit Membawa beban berat dengan satu tangan 0 – 5

4.Pada anggota-anggota badan terbatas Bekerja dengan tangan diatas kepala 5 – 10 5.Seluruh anggota badan terbatas Bekerja dilorong pertambangan yang sempit 10 - 15

D. Kelelahan Mata *) Pencahayaan baik Buruk

1.Pandangan yang terputus-putus Membawa alat ukur 0,0 – 6,0 0,0 - 6,0

2.Pandangan yang hamper terus menerus Pekerjaan-pekerjaan yang teliti 6,0 – 7,5 6,0 - 7,5 3.Pendangan terus menerus dengan fokus Memeriksa cacat-cacat pada kain 7,5 – 12,0 7,5 - 16,0

berubah-ubah 12,0 – 19,0 16,0 - 30,0

(42)

E. Keadaan temperatur tempat kerja **) Temperatur ( °C ) Kelemahan Normal Berlebihan

1.Beku Dibawah 0 Diatas 10 Diatas 12

2.Rendah 0 – 13 10 – 0 12 – 5

3.Sedang 13 – 22 5 – 0 8 – 0

4.Normal 22 – 28 0 – 5 0 – 8

5.Tinggi 28 – 38 5 – 40 8 – 100

6.Sangat tinggi Diatas 38 Diatas 40 Diatas 100

F. Keadaan Atmosfer ***)

1. Baik Ruang yang berventilasi baik, udara segar 0

2. Cukup Ventilasi kurang baik, ada bau-bauan ( Tidak Berbahaya ) 0 – 5

3. Kurang Baik Adanya debu-debu beracun, atau tidak beracun tetapi banyak 5 – 10

4. Buruk Adanya bau-bauan berbahaya yang mengharuskan menggunakan alat-alat pernafasan 10 – 20 G. Keadaan lingkungan yang baik

1. Bersih, Sehat, Cerah dengan kebisingan rendah 0

2. Siklus kerja berulang-ulang antara 5 – 10 detik 0 – 1

3. Siklus kerja berulang-ulang antara 0 – 5 detik 1 – 3

4. Sangat bising 0 – 5

5. Jika faktor-faktor yang berpengaruh dapat menurunkan kualitas 0 – 5

6. Terasa adanya getaran lantai 5 – 10

7. Keadaan-keadaan yang luar biasa 5 – 15

(Sumber : Sutalaksana dkk, 1979) Keterangan :

*) Kontras antara warna hendaknya diperhatikan **) Tergantung juga pada keadaan ventilasi

(43)

2.6. Work Load Analysis (WLA)

Menurut Moekijat (1999) definisi dari Work Load Analysis adalah prosedur yang memberikan atau menghasilkan alat-alat pengukur tenaga kerja standar-standar penyusunan tenaga kerja yang menunjukkan jumlah-jumlah yang dipekerjakan untuk masing-masing jabatan. Lebih lanjut dikatakan bahwa analisis beban kerja ini dapat digunakan sabagai alat menentukan atau meramalkan kebutuhan tenaga kerja yang sebernanya dibutuhkan sehingga tidak terjadi kesengajaan jumlah.

Menurut Sutalaksana (1979) beban kerja dapat dihitung sebagai berikut :

- Beban Kerja =

=

= % produktif x P (1+L) Dimana : p = performance

L = Allowence

Y = Jumlah menit pengamatan Kegunaan dari Work Load Analysis adalah :

- Alat Manajemen dalam mengambil keputusan.

- Menganalisa beban kerja berdasarkan kegiatan, disiplin yang dibutuhkan pengalokasian tenaga ahli, penempatan staf pada posisi yang mendesak.

Wbx ∑ output ∑ menit_ pengamatan

(44)

- Menganalisa proses-proses kerja yang ada dan mencari jalan yang potensial untuk meningkatkan efisien dan efektifitas.

- Menyediakan data pendukung dalam meningkatkan dana progam-progam sosial, ekonomi dan penelitian.

- Memfasilitasi diskusi dan pengkajian ulang yang berhubungan dengan produk hasil.

- Proyek yang timbul dari program-program baru/tambahan serta tugas-tugas yang berdasarkan pada beban kerja maupun kekuatan kerja (work force) saat ini dan mendatang.

- Menyediakan data untuk mengkorelasikan beban kerja dengan kebutuhan personal dengan tujuan pengalokasian sumber daya yang lebih komprehensif.

- Membantu manajer menentukan bagaimana mengurangi kelebihan atau ketidak seimbangan beban kerja.

- Membantu dalam penyusunan kebutuhan pelatihan untuk karyawan. - Menyediakan data sumber daya manusia ketika organisasi mengalami

perubahan.

- Merancang disiplin ilmu apa yang dibutuhkan oleh pekerja dimasa yang akan datang.

- Membantu pengembangan dan evaluasi dari pengukuran performasi. - Menyediakan data pendukung dalam keputusan alokasi sumber daya. - Menghasilkan data base dari proses kerja untuk referensi pada masa

(45)

WLA terdiri dari 2 bagian. Bagian pertama adalah menentukan jumlah aktivitas kerja yang dibutuhkan dan hal yang akan diselesaikan pada 1 tahun yang mendatang pada setiap unit organisasi. Setiap aktivitas kerja, unit pengukuran, sumber data yang digunakan dan pertimbangan lainnya harus jelas, konsisten dan akurat.

Model dasar dari WLA menurut National Institutes of Health ( 2001 ) adalah :

Untuk menentukan level-level staff yang dibutuhkan :

Guna melihat kelogisan dari Time Study Data, maka dilakukan estimasi kemajuan dari tiap aktivitas tahun lalu, kemudian dikalikan dengan Time Study Data. Hasilnya dapat mendekati Work Force yang ada pada tahun lalu.

Sedangkan untuk mendefinisikan Work Force yang dibutuhkan adalah :

Verifikasi ini dilakukan dengan berdasarkan dari staffing level yang dibutuhkan tahun lalu. Jika hasil staffing level tahun lalu terlalu tinggi dibandingkan dengan hasil pada model, maka hasil tersebut menunjukkan bahwa lebih banyak staff yang dibutuhkan daripada yang tersedia untuk menanggung beban kerja tahun lalu.

Time Data x Number of Work Activities next year = Total Time Reqired

Total Time Reqired ( Hours ) / 2080 Hours = Work Force Required

Time Study Data x Work Activity for Last Year = Total Time Required for Last Year

(46)

Bagian kedua adalah menentukan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas-aktivitas kerja berdasarkan disiplinnya. Setiap hasil kerja, sebuah analisa waktu harus dilakukan. Analisa waktu terdiri atas dokumentasi waktu yang dibutuhkan oleh jabatan yang berbeda untuk menyelesaikan tugasnya.

Dimana beban kerja dapat diperoleh dari :

Beban Kerja = ( % Produktif x Performance Rating ) x ( 1 + Allowance ) x Total Menit Pengamatan

Total Menit Pengamatan

2.7. Penelitian Terdahulu

Penelitian tugas akhir yang dijadikan landasan pada penelitian ini, yaitu :

Moses L. Singgih (2006) “Workload Analisis dan Job Analisis Untuk Penentuan Jumlah Karyawan Yang Optimal dan Pengalokasian Karyawan Pada Pekerjaan Yang Sesuai Dengan Karakteristik daan Kemampuannya.” Studi kasus : CV.Players.Com

(47)

dan unit kerja di CV. Players.Com dengan pendekatan workload Analysis. Pengumpulan data waktu dilakukan dengan metode Stopwatch Time Study, Work Sampling dan wawancara. Data frekuensi pekerjaan yang tidak bersifat periodik, diperoleh dari data sekunder dari perusahaan. Setelah beban kerja setiap unit kerja diketahui, dilakukan analisa untuk menentukan jumlah karyawan yang optimal pada setiap unit kerja. Setelah diketahui jumlah karyawan optimal masing-masing tim, dilakukan Job Analysis untuk mengalokasikan karyawan pada pekerjaan berdasarkan kemampuannya. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa jumlah keseluruhan karyawan di CV. Players.Com sudah optimal yaitu 33 orang. Akan Tetapi jumlah karyawan pada tiap tim masih belum optimal dan beban kerja kurang merata.

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Beban kerja di CV.Players.Com tidak merata. Dari 33 karyawan, ada 14

orang karyawan yang kelebihan beban kerja dan 19 orang karyawan yang mengalami kekurangan beban kerja.

2. Counter yang kelebihan beban kerja adalah Bagian Penjualan Player V (0,38), Bagian Servis Player V (0,34), Tim Elektrik Player POZ (0.09). Counter yang kekurangan beban kerja adalah Player I (0,98).

3. Jumlah Karyawan yang dimiliki CV.Players.Com saat ini sudah optimal, yaitu 33 orang, tetapi beban kerja tidak merata

4. Setelah melakukan Job Analysis pada tiap karyawan, diusulkan untuk memindahkan beberapa karyawan, antara lain

(48)

• Anggota Tim Servis ditambah satu orang, yaitu IWN untuk membantu pekerjaan servis dan juga administrasi

• IDA (Bagian Ponsel Player III) ditukar dengan HNY (Bagian Perdana dan Voucher Player I)

• INA (Bagian Elektrik Player I) ditukar dengan ERN (Bagian Elektrik Player II)

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. SEMESTA BUMINDO DJAYA yang terletak di Jl. Nginden baru blok 8b - 45 Surabaya. Data diambil di bagian proses

produksi. Adapun penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2010 sampai data

tercukupi.

3.2. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel

Variabel merupakan segala sesuatu yang mempunyai variasi nilai yang

terukur. Selain itu variable juga dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang

akan menjadi objek pengamatan penelitian atau merupakan factor-faktor yang

berperan dalam gejala atau peristiwa yang akan diteliti. Pada penelitian ini,variabel

yang diteliti terdiri dari dua macam,yaitu :

1. Variabel Bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lainnya.

Adapun variabel bebas dalam penelitian ini :

a. Waktu Produktif

Waktu produktif adalah waktu yang secara riil digunakan oleh setiap pekerja

untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam pekerjan.

b. Waktu tidak produktif

Waktu tidak produktif adalah waktu menggangur atau melakukan pekerjaan

(50)

2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi/ yang menjadi akibat adanya

variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah beban

kerja pegawai dan jumlah optimal pegawai.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :

a. Data Primer, Yaitu melakukan studi lapangan untuk mendapatkan data-data

yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Dimana aktivitas yang dilakukan

adalah pengamatan secara langsung pada bagian produksi

b. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari dokumen – dokumen dan

laporan – laporan tertulis perusahaan , literatur – literatur yang ada

diperusahaan dan bagian bahan – bahan atau tulisan – tulisan lain yang ada

hubungannya dengan masalah yang akan diteliti. Data sekunder meliputi data

jumlah karyawan, data jobdesk dan waktu kerja

3.4. Metode Pengolahan Data

Setelah dilakukan pengumpulan data mengenai jabatan dan aktivitas/elemen

kerja Produksi, langkah selanjutnya yaitu pengolahan data. Pengolahan data

dilakukan dengan menggunakan metode work load analysis.

Sebelum dilakukan pengolahan data, maka dilakukan uji keseragaman data

(51)

Untuk uji keseragaman data digunakan rumus :

Dimana P : nilai rata – rata prosentase produktif

pi : persentase produktif dihari ke-i

k : jumlah hari pengamatan

Dimana ni : jumlah pengamatan yang dilakukan dihari ke-i.

Dimana BKA : batas kontrol atas

BKB : batas kontrol bawah

P: nilai rata – rata prosentase produktif

n: rata – rata jumlah kegiatan

Sedangkan untuk uji kecukupan data dilakukan dengan rumus :

Dimana : N’ = Jumlah pengamatan yang harus dilakukan untuk sampling kerja

N = Jumlah pengamatan yang telah dilakukan untuk sampling kerja

s = Koefisien Tingkat Ketelitian

P = Prosentase terjadinya kejadian yang diamati

n

P

P

P

BKA

3

(

1

)

P

s

P

k

N

2

2

)

1

(

'

k

ni

n

k

pi

P

n

P

P

P

(52)

k = Harga indeks yang besarnya tergantung dari tingkat kepercayaan

yang diambil, yaitu :

- Untuk Tingkat Kepercayaan 68 % , k = 1

- Untuk Tingkat Kepercayaan 95 %, k = 2

- Untuk Tingkat Kepercayaan 99 %, k = 3 Dimana penentuan kecukupan data, yaitu sebagai berikut :

a. Jika N = N’ maka Jumlah Pengamatan yang dilakukan dinyatakan cukup

b. Jika N < N’ maka Jumlah Pengamatan yang dilakukan dinyatakan tidak cukup.

Setelah itu dilakukan pengolahan data dengan Metode Work Load Analysis (WLA) yang langkah – langkahnya sebagai berikut :

a. Mengetahui struktur organisasi dan job description tiap jabatan

b. Menentukan aktivitas dan waktu penyelesaian aktivitas tiap posisi jabatan.

Aktivitas-aktivitas tersebut dikelompokkan pada job description yang dilakukan oleh aktivitas terkait.

c. Melakukan pengamatan untuk menghitung besarnya prosentase produktif dan

non produktif.

d. Menentukan jumlah menit pengamatan

e. Penentuan Allowance dan Performance Rating.

f. Perhitungan besarnya beban kerja dengan menggunakan rumus di bawah ini :

Beban Kerja = ( % Produktif x Performance Rating )x( 1 + Allowance )xTotal Menit Pengamatan

Total Menit Pengamatan

Beban Kerja = ( % Produktif x ∑ menit pengamatan ) x P x ( 1 + L ) x Y

Y x ∑ menit pengamatan

(53)

g. Penentuan jumlah pegawai yang optimal tiap posisi jabatan, diperoleh dengan

pembulatan keatas dari hasil perhitungan besarnya beban kerja.

h. Melakukan perbandingan jumlah pegawai awal dan jumlah pegawai

(54)

Mulai

3.5. Langkah Pemecahan Masalah

Agar dalam melakukan penelitian akan terstruktur dan terprogram dengan

baik, maka berikut merupakan langkah-langkah pemecahan masalah :

Studi Kepustakaan Studi Lapangan

Rumusan masalah

Tujuan penelitian

Identifikasi Variabel

Mengukur jumlah aktivitas yang dilakukan di tiap

stasiun kerja

Uji keseragaman data

Data Seragam

ya Buang data

diluar kontrol

tidak

Pengumpulan Data : 1. Data aktual output

 Data jumlah karyawan  Data jobdesk karyawan 2. Data pengukuran waktu kerja

N’ = N+n

(55)
[image:55.595.175.470.46.543.2]

Gambar 3.1 Langkah-langkah Pemecahan masalah A

Uji Kecukupan data

Data Cukup ?

N’ ≤ N

Penentuan beban kerja

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan & saran

selesai

ya

Penentuan allowance

dan performance rating

tidak

(56)

Secara umum langkah-langkah pemecahan masalah dalam penelitian ini

dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Mulai

Persiapan atau langkah suatu penelitian yang meliputi :

- Mencari dan menetapkan topik

- Orientasi penelitian

2. Studi Lapangan

Studi lapangan sangat diperlukan dalam suatu penelitian karena pada tahap ini

dimaksudkan untuk mengetahui kondisi nyata obyek yang diteliti serta untuk

merencanakan dan memilih lokasi penelitian yang nantinya akan diperbaiki

dengan metode yang sesuai.

3. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan tahapan penelusuran referensi, dapat bersumber

dari buku, jurnal, maupun penelitian yang telah ada sebelumnya. Berguna untuk

mendukung tercapainya tujuan penelitian yang telah dirumuskan. Dari studi

kepustakaan akan diperoleh landasan teori serta acuan-acuan yang akan

digunakan dalam penelitian ini.

4. Rumusan Masalah

Menentukan masalah yang terjadi di lapangan dan dibandingkan dengan

literatur yang ada sehingga didapatkan suatu perumusan masalah dan solusi

hasil yang sesuai dengan masalah tersebut.

5. Penetapan Tujuan Penelitian

Penetapan tujuan penelitian dimaksud untuk mengetahui tujuan suatu

(57)

6. Identifikasi Variabel

Identifikasi variabel digunakan untuk mengetahui variabel-variabel apa saja

yang digunakan, tentunya disesuaikan dengan kondisi di PT. Semesta Bumindo

Djaya Surabaya

Setelah dilakukan identifikasi variabel kemudian dilakukan pengukuran jumlah

waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas.

7. Pengumpulan Data

Setelah menetapkan tujuan penelitian, maka langkah selanjutnya adalah

mengumpulkan data yang berkaitan dengan pemecahan masalah tersebut

meliputi sample penelitian dan elemen kerja.

8. Pengukuran Jumlah Waktu Yang Dibutuhkan Untuk Menyelesaikan Aktifitas

Pengukuran ini dilakukan untuk mengukur jumlah waktu yang dibutuhkan oleh

karyawan bagian Produksi untuk menyelesaikan pekerjaannya, yaitu dalam

total menit pengamatan.

9. Uji Keseragaman Data

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang dapat telah

seragam atau tidak melebihi dari batas kontrol atas (BKA) dan batas kontrol

bawah (BKB) yang telah ditentukan. Data dikatakan seragam bila jika berasal

dari sistem sebab yang sama, bila berada diantara kedua batas kontrol, dan tidak

seragam jika berasal dari sistem sebab yang berbeda, bila berada diluar

batas kontrol. Bila dari keseragaman data terdapat data yang tidak seragam

maka data tersebut dibuang.

(58)

10.Uji Kecukupan Data

Pengujian ini untuk mengetahui apakah data pengamatan yang didapatkan telah

mampu mewakili populasi yang ada. Bila dari kecukupan data belum terpenuhi

maka perlu dilakukan sampling pekerjaan tambahan sesuai dengan jumlah

pengamatan yang dibutuhkan. Dalam menguji apakah data yang diamati

mencukupi/tidak maka kita dapat mengujinya dengan rumus Bernoulli.

11.Penentuan Allowance dan Performance Rating

Dilakukan untuk menentukan kelonggaran (Allowance) yaitu waktu dimana karyawan melakukan interupsi dari proses yang berlangsung karena hal-hal

tertentu yang tidak dapat dihindarkan, meliputi : Kelonggaran untuk kebutuhan

pribadi (Personal Allowance), Kelonggaran untuk menghilangkan rasa lelah (Fatique Allowance), Kelonggaran untuk hambatan-hambatan tak terhindarkan. Sedangkan faktor penyesuaian (Performance Rating) yang berusaha menormalkan waktu kerja yang diperoleh dari pengukuran kerja karyawan pada

saat diamati akibat kecepatan kerja karyawan, tingkat keterampilan, lingkungan

dan lain-lain yang berubah-ubah.

12.Penentuan Tingkat Efisiensi Kerja

Dilakukan untuk menentukan tingkat efisiensi kerja dari karyawan bagian

Produksi berdasarkan total persentase beban kerja dari yang diberikan dalam

menyelesaikan pekerjaan.

13.Penentuan Jumlah Karyawan Yang Optimal

Dilakukan untuk menentukan jumlah karyawan yang optimal untuk

(59)

Apabila karyawan bagian Produksi yang bekerja melebihi dari jumlah yang

seharusnya maka PT. Semesta Bumindo Djaya Surabaya.

memberikan kebijakan mengalokasikan karyawan ke bagian yang lain atau

memberikan pelatihan kerja karyawan bagian Produksi yang memiliki beban

kerja dan efisiensi kerja yang rendah.

14.Hasil Dan Pembahasan

Dengan adanya informasi dari hasil pengukuran efisiensi kerja karyawan bagian

Produksi berdasarkan beban kerjanya maka PT. Semesta Bumindo Djaya

Surabaya.telah dapat informasi mengenai efisiensi kerja karyawan bagian

Produksi tersebut dan dapat diketahui apa yang menyebabkan efisiensi kerjanya

menurun.

15.Kesimpulan Dan Saran

Dari pengolahan data dan analisa hasil pengolahan data dapat ditarik suatu

kesimpulan tentang efisiensi kerja karyawan bagian Produksi menurut metode

Work Load Analysis (WLA) sedangkan untuk memperbaiki dan meningkatkan efisiensi kerja dari karyawan bagian Produksi diberikan saran – saran yang

sekiranya dapat dilakukan oleh PT. Semesta Bumindo Djaya Surabaya. Untuk

mencapai hal tersebut.

16.Selesai

Telah selesai dilakukan penelitian efisiensi kerja karyawan bagian Produksi PT.

(60)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Jumlah Karyawan Tiap Stasiun Kerja

Dalam pembuatan kardus di PT. Semesta Bumindo Djaya bagian produksi melalui 5 stasiun kerja, dimana klasifikasi jumlah pembagian karyawan pada proses produksi ditiap 5 stasiun kerja tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Jumlah Karyawan Tiap Stasiun Kerja

No Stasiun Kerja Jumlah Tenaga Kerja

(orang)

1. Penyablonan 3

2. Pemotongan 3

3. Pelipatan 2

4 Pengeleman 3

5 stitch 2

Jumlah 13 orang

Sumber : Data Internal PT Semesta Bumindo Djaya

Sedangkan sampel pengamatan ditetapkan sebanyak 35 % dari total pengamatan. Pengamatan dirancang melalui perhitungan berikut ini :

- Penetapan interval pengamatan, yaitu jam 07.00 – 16.00, dikurangi jam istirahat 1 jam ( 8 jam kerja dikurangi 1 jam istirahat ).

- Penetapan interval pengamatan terpendek, yaitu 5 menit - Jadi jumlah maksimum pengamatan/hari = (8 x 60)/5 = 96 kali - 35 % dari 96 kali adalah 34 kali.

[image:60.595.107.515.292.513.2]
(61)

4.2. Identifikasi Elemen-elemen Kerja

Identifikasi pekerjaan dan elemen-elemen kerja digolongkan kedalam 5 bagian kelompok kerja dimana spesifikasi elemen-elemen kerja tiap-tiap jabatan antara lain :

[image:61.595.123.504.222.554.2]

1. Proses Penyablonan

Tabel 4.2 Elemen Kerja Proses Penyablonan

No. Elemen Kerja

1 Mempersiapkan peralatan 2 Memasang tinta

3 Memasang karet 4 Mencetak gambar

5 Mengeringkan hasil penyablonan 6 Memonitor hasil penyablonan 7 Membersihkan peralatan

2. Proses Pemotongan

Tabel 4.3 Elemen Kerja Proses Pemotongan

No. Elemen Kerja

1 Mempersiapkan peralatan 2 Memberi ukuran

3 Pemotongan kardus

4 Memonitor hasil pemotongan 5 Membersihkan peralatan

3. Proses Pelipatan

Tabel 4.4 Elemen Kerja Proses Pelipatan

No. Elemen Kerja

1 Mempersiapkan peralatan 2 Pemberian Garis

3 Pelipatan kardus

(62)
[image:62.595.120.506.120.229.2]

4. Proses Pengeleman

Tabel 4.5 Elemen Kerja Proses Pengeleman

No. Elemen Kerja

1 Mempersiapkan peralatan 2 Mengelem kardus

3 Merekatkan kardus

4 Memonitor hasil pengeleman 5 Membersihkan peralatan

5. Proses Stitch

Tabel 4.6 Elemen Kerja Proses Stitch

No. Elemen Kerja

1 Mempersiapkan peralatan 2 Steel mesin stitch

[image:62.595.122.504.224.538.2]
(63)

4.3. Kegiatan produktif dan kegiatan non produktif

Pengamatan aktivitas elemen kerja dari tabel frekuensi pengamatan per hari selama 30 hari. Kemudian dilakukan pengelompokan sesuai elemen – elemen kerja masing - masing berdasarkan jobdesknya sehingga didapatkan pengelompokan kegiatan elemen kerja selama 1 bulan pada setiap elemen kerja sehingga didapatkan data sebagai berikut:

1. Proses Penyablonan

[image:63.595.109.525.325.545.2]

 Operator 1

Tabel 4.7 Aktivitas Elemen Kerja Proses Penyablonan

No. Elemen Kerja Aktivitas % Produktif

1 Mempersiapkan peralatan 93 9.12%

2 Memasang tinta 93 9.12%

3 Memasang karet 93 9.12%

4 Mencetak gambar 86 8.43%

5 Mengeringkan hasil penyablonan 96 9.41%

6 Memonitor hasil penyablonan 95 9.13%

7 Membersihkan peralatan 100 9.80%

8 kegiatan di luar Jobdesk 364 35.68%

Jumlah 656 64.32%

1020 100.00%

Operator 2

Tabel 4.8 Aktivitas Elemen Kerja Proses Penyablonan

No. Elemen Kerja Aktivitas % Produktif

1 Mempersiapkan peralatan 98 9.61%

2 Memasang tinta 98 9.61%

3 Memasang karet 98 9.61%

4 Mencetak gambar 89 8.72%

5 Mengeringkan hasil penyablonan 98 9.61%

6 Memonitor hasil penyablonan 98 9.61%

7 Membersihkan peralatan 92 9.02%

8 kegiatan di luar Jobdesk 349 34.22%

Jumlah 671 65.78%

[image:63.595.106.529.580.745.2]
(64)

 Operator 3

Tabel 4.9 Aktivitas Elemen Kerja Proses Penyablonan

No. Elemen Kerja Aktivitas % Produktif

1 Mempersiapkan peralatan 99 9.71%

2 Memasang tinta 99 9.71%

3 Memasang karet 99 9.71%

4 Mencetak gambar 90 8.82%

5 Mengeringkan hasil penyablonan 99 9.71%

6 Memonitor hasil penyablonan 99 9.71%

7 Membersihkan peralatan 93 9.12%

8 kegiatan di luar Jobdesk 342 33.53%

Jumlah 678 66.47%

1020 100.00%

2. Proses Pemotongan

[image:64.595.102.523.130.568.2]

 Operator 1

Tabel 4.10 Aktivitas Elemen Kerja Proses Pemotongan

No. Elemen Kerja Aktivitas % Produktif

1 Mempersiapkan peralatan 72 7.06%

2 Memberi ukuran 160 15.69%

3 Pemotongan kardus 100 9.80%

4 Memonitor hasil pemotongan 62 6.08%

5 Membersihkan peralatan 95 9.31%

6 kegiatan di luar Jobdesk 531 52.06%

Jumlah 489 47.94%

(65)
[image:65.595.101.526.125.653.2]

 Operator 2

Tabel 4.11 Aktivitas Elemen Kerja Proses Pemotongan

No. Elemen Kerja Aktivitas % Produktif

1 Mempersiapkan peralatan 72 7.06%

2 Memberi ukuran 152 14.90%

3 Pemotongan kardus 100 9.80%

4 Memonitor hasil pemotongan 62 6.08%

5 Membersihkan peralatan 95 9.31%

6 kegiatan di luar Jobdesk 539 52.84%

Jumlah 481 47.16%

1020 100.00%

 Operator 3

Tabel 4.12 Aktivitas Elemen Kerja Proses Pemotongan

No. Elemen Kerja Aktivitas % Produktif

1 Mempersiapkan peralatan 67 6.57%

2 Memberi ukuran 154 15.09%

3 Pemotongan kardus 91 8.92%

4 Memonitor hasil pemotongan 67 6.57%

5 Membersihkan peralatan 73 7.16%

6 kegiatan di luar Jobdesk 568 55.69%

Jumlah 452 44.31%

1020 100.00%

3. Proses Pelipatan

 Operator 1

Tabel 4.13 Aktivitas Elemen Kerja Proses Pelipatan

No. Elemen Kerja Aktivitas % Produktif

1 Mempersiapkan peralatan 152 14.90%

2 Pemberian Garis 186 18.24%

3 Pelipatan kardus 191 18.72%

4 Memonitor hasil pelipatan 171 16.76%

5 kegiatan di luar Jobdesk 320 31.37%

Jumlah 700 68.63%

[image:65.595.103.524.613.735.2]
(66)
[image:66.595.101.526.106.708.2]

 Operator 2

Tabel 4.14 Aktivitas Elemen Kerja Proses Pelipatan

No. Elemen Kerja Aktivitas %Produktif

1 Mempersiapkan peralatan 168 16.47%

2 Pemberian Garis 194 19.02%

3

Gambar

Gambar 3.1     Langkah – langkah Pemecahan Masalah ................................................45
Gambar 2.1 Hubungan Efisiensi, Efektivitas Dan Produktivitas (Gaspersz, 1998)
Gambar 2.2  Proses Manajemen Sumber Daya Manusia (Handoko, 1991)
Tabel 2.1. Faktor Penyesuaian Menurut Shumard
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses pengambilan keputusan memilih agama pada remaja akhir yang dibesarkan oleh orangtua beda agama melalui

Penelitian ini akan membahas mengenai hubungan konsep diri positif dan konsep diri negatif dalam kaitannya ini adalah konsep diri positif yang dimiliki waria tidak

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktur kepemilikan manajerial, risiko keuangan, nilai perusahaan, dividend payout ratio, sedangkan

carried out at the national level in AMS, it is important to ensure regional consensus on needs identification and assessment, activity programming and timetable-setting in

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, pertumbuhan perusahaan, struktur aktiva,

Model 1 Variables Entered Variables Removed Method All requested variables entered.. Error of

Perhitungan kos barang terjual produksi atas suatu pesanan pada Perusahaan Anastacia Bakery yaitu dengan cara membebankan pada unsur-unsur biaya langsung yang