PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN
GAS METANA
DARI SAMPAH ORGANIK KAPASITAS OLAHAN
570 TON/HARI
Diajukan Untuk Memenuhi Pesyaratan Ujian Sarjana Sain Terapan
Oleh :
025201045 Nova God Arif
PROGRAM STUDI TEKNK KIMIA
JURUSAN TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
INTISARI
Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gas Metana ini mengolah 23750 kg/jam. Jumlah karyawan yang digunakan adalah 118 orang dengan luas areal pabrik 6240 m2
Bentuk dari Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gas Metana ini ialah berupa Perusahaan Terbatas (PT).
.
Analisa Ekonomi dari Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gas Metana ini adalah :
• Total Penjualan = Rp 252.167.154.040,- • Biaya Tetap = Rp 72.817.611.311,- • Biaya Variabel = Rp 25.055.781.042,- • Biaya Produksi = Rp 97.871.408.295,- • Break Event Point (BEP) = 32,08 %
• Profit Margin (PM) = 71,3 %
• Pay Out Time (POT) = 1,9 tahun • Return of Network (RON) = 85,41 % • Return of Investment (ROI) = 0,512 %
• Internal Rate of Return (IRR) = 64,04 %
Berdasarkan data diatas bahwa Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gas Metana ini layak untuk didirikan.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR
INTISARI ... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ... I-1 1.2 Perumusan Masalah ... I-2 1.3 Tujuan Rancangan ... I-3 1.4 Manfaat Rancangan ... I-3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sampah ... II-1 2.2 Pemanfaatan Sampah ... II-2 2.3 Sejarah Penemuan Biogas ... II-3 2.4 Mekanisme Pembentukan Biogas ... II-4 2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi Biogas ... II-13 2.6 Sifat-sifat Gas Metana ... II-14 2.7 Deskripsi Proses ... II-15 BAB III NERACA MASSA
3.1 Tresser ... III-2 3.2 Tangki Penampung Umpan ... III-3 3.3 Fermentor ... III-4 3.4 Absorber (CO2
3.5 Absorber (H
) ... III-12
2
BAB IV NERACA PANAS
S) ... III-14
BAB V SPEKSIFIKASI PERALATAN
5.1 Elevator ... V-1 5.2 Tresser ... V-1 5.3 Fermentor ... V-2 5.4 Bak Pengendap ... V-2 5.5 Tangki Penampung Metana ... V-2 5.6 Absorber CO2
5.7 Absorber H
... V-3
2
5.8 Pompa ... V-4 S ... V-3
5.9 Blower ... V-4 BAB VI INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA
6.1 Instrumentasi ... VI-1 6.2 Keselamatan Kerja ... VI-5 BAB VII UTILITAS
7.1 Kebutuhan Air ... VII-1 7.2 Kebutuhan Bahan Kimia ... VII-4 7.3 Kebutuhan Listrik ... VII-4 7.4 Kebutuhan Bahan Bakar ... VII-5 7.5 Unit Pengolahan Limbah ... VII-5 7.6 Spesifikasi Peralatan Utilitas ... VII-6 7.6.1 Pompa Sumur Bor ... VII-6 7.6.2 Bak Pengendapan ... VII-6 7.6.3 Pompa Bak Pengendapan ... VII-7 7.6.4 Sand Filter ... VII-7 7.6.5 Pompa Sand Filter ... VII-7 7.6.6 Tangki Utilitas ... VII-8 7.6.7 Pompa Tangki Utilitas ... VII-8 BAB VIII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK
BAB IX ORGANISASI MANAJEMEN PERUSAHAAN
9.1 Organisasi dan Manajemen ... IX-1 9.2 Bentuk Badan Usaha ... IX-1 9.2.1 Badan Usaha Perorangan ... IX-2 9.2.2 Badan Usaha Persekutuan ... IX-2 9.2.3 Badan Usaha Perorangan ... IX-5 9.2.4 Koperasi ... IX-5 9.2.5 Badan Usaha Milik Negara ... IX-6 9.2.6 Penggabungan Badan Usaha ... IX-6 9.3 Bentuk Struktur Organisasi ... IX-7 9.4 Uraian Tugas Wewenang dan Tanggung Jawab ... IX-8 9.4.1 Direktur ... IX-8 9.4.2 Kepala Bagian Produksi dan Laboratorium ... IX-8 9.4.3 Kepala Bagian Personalia dan Pemasaran ... IX-9 9.4.4 Sekretaris ... IX-9 9.5 Sistem Kerja dan Tenaga Kerja ... IX-10 9.6 Kesejahteraan Tenaga Kerja ... IX-10 9.7 Jumlah Tingkat Pendidikan dan Gaji Tenaga Kerja ... IX-10 BAB X ANALISA EKONOMI
10.1 Modal Investasi ... X-1 10.2 Hasil Penjualan ... X-3 10.3 Biaya Produksi Tetap ... X-3 10.4 Perkiraan Laba/Rugi Usaha ... X-4 10.5 Aspek Analisa Ekonomi ... X-5 BAB XI KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN A
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Timbunan Sampah dikota Medan ... I-1 Tabel 2.1 Komposisi Sampah Organik ... II-2 Tabel 2.2 Komposisi Sampah Berdasarkan Unsur ... II-2 Tabel 2.3 Komposisi Biogas ... II-4 Tabel 2.4 Sifat-Sifat Gas ... II-15 Tabel 3.1 Kompsisi Sampah Organik ... III-1 Tabel 3.2 Komposisi Sampah Berdasarkan Unsur ... III-1 Tabel 3.3 Komposisi Karbohidrat ... III-2 Tabel 3.4 Komposisi H2
Tabel 3.5 Kompsisi CO
S ... III-2
2
Tabel 3.6 Komposisi CH
... III-2
4
Tabel 3.7 Neraca Massa pada Treser ... III-3 ... III-2
Tabel 3.8 Nerca Massa pada Tangki Penampungan ... III-3 Tabel 3.9 Neraca Massa pada Fermentor ... III-12 Tabel 3.10 Neraca Massa pada Absorber CO2
Tabel 3.11 Neraca Massa pada Absorber H
... III-13
2
Tabel 4.1 Neraca Panas Masuk pada Heater ... IV-2 S ... III-14
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan jumlah penduduk yang terus meningkat dengan pola
hidupkonsumtif sudah tentu diikuti dengan meningkatnya produksi sampah.Disemua
daerah sampah selalu menimbulkan masalah yang rumit untuk dipecahkan.Masalah
persampahan perkotaan diindonesia saat ini sudah sampai pada tingkat sangat
serius.Berbagai pihak ikut serta dalam upaya meningkatkan mutu kesehatan dan
lingkungan pemukiman.
Kota medan termasuk diantara kota-kota besar di Indonesia, juga tak luput
dari permasalahan sampah kota.Sebagai ibukota Propinsi Sumatra Utara,Kota Medan
termasuk pusat perdagangan,industri dan jasa yang berkembang pesat.kota ,Medan
sebagai metropolitan, memiliki luas 265,1 km2
Tabel 1.1. Timbulan sampah dikota Medan
, yang terdiri dari 21 kecamatan dan
151 kecamatan kelurahan. Jumlah timbunan sampah pada tahun 2004 mencapai
396.775 ton/tahun.Dinas kebersihan mencatat timbulan sampah dikota medan dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
No Tahun Jumlah timbulan sampah
(ton/tahun)
1 2001 476.964
2 2002 500.506
3 2003 500.780
4 2004 396.755
Sumber: Dinas kebersihan, 2005.
Dengan melihat pertambahan jumlah penduduk kota medan yang semakin
banyak menyebabkan sumber daya alam yang tersedia semakin berkurang misalnya
bahan bakar minyak (BBM), Eksploitasi sumber daya alam terutama minyak bumi
yang berlebihan telah memberikan ancaman terhadap lingkungan dan keselamatan
minyak bumi dari hari ke hari semakin berkurang dan terancam habis. Karena itu
perlu upaya untuk mencari energi alternatif guna menghemat cadangan minyak bumi
yang pada saat ini semakin sedikit. Biogas adalah salah satu energi yang dapat
dikembangkan mengingat bahan bakunya cukup tersedia.Biogas adalah energi yang
terbarukan sehingga sangat mungkin untuk menggantikan BBM yang terancam habis,
pada sisi lain penggunaan biogas dapat mengatasi permasalahan sampah kota
mengingat mayoritas sampah kota berasal dari bahan organik yang dapat digunakan
untuk bahan baku biogas.biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses pembusukan
bahan- bahan organik oleh bakteri padakondisi an aerop (hampa udara). Gas bio yang
dihasilkan dari proses fermentasi terdiri dari : CH4 atau methane (60-70%),Co2 atau karbon dioksida (20-30%),O2 (1-4%),N2 (0,5-3%),Co atau karbon monoksida (1%) dan H2S (kurang dari 1%). Campuran gas bio ini menjadi mudah membakar jika memiliki kandungan gas methane sebesar lebih dari 50 %.
Apabila gas ini dibakar akan berwarna biru dan menghasil banyak energi panas.
Satu meter kubik biogas setara dengan 5.200-5.900 Kcal atau apabila dipakai untuk
memanaskan air dapat meningkatkan 130 Kg air dari 20 derajat sampai mendidih atau
menyalakan lampu 50-100 watt selama 6 jam.
1.2 Perumusan Masalah
Pengaruh pertumbuhan ekonomi membuat hidup masyarakat menjadi
berkecukupan, yang menjadikan lekat pola hidup produksi massal dan konsumtif,
sehingga jumlah sampah yang dihasilkan semakin membengkak. Konsekuensinya
adalah semakin menipisnya sisa tahun penampungan di tempat pembuangan akhir,
serta sulitnya mendapatkan lahan tempat pembuangan akhir yang baru, sehingga
jumlah sampah tidak layak bakar membengkak. Atas dasar itu, dewasa ini daur ulang
sampah menjadi barang bermanfaat menjadi orientasi, karena di samping dapat
mengurangi beban tempat pembuangan akhir, juga turut mengurangi konsumsi
sumber daya alam dan meringankan beban lingkungan.
Metan adalah gas rumah kaca yang dapat menciptakan pemanasan global dan
sumber energi yang berguna untuk kepentingan masyarakat yang dapat digunakan
sebagai bahan bakar.
Sementara ini kebutuhan dalam negeri cukup terpenuhi, untuk itu pendirian
pabrik metana ini ditujukan untuk kebutuhan ekspor, sehingga dapat meningkat
devisa negara dan mengurangi pengangguran di Indonesia dan juga dapat memenuhi
permintaan industri yang menggunakan bahan baku dari sampah maupun limbah dari
berbagai pabrik.
1.3 Tujuan Perancangan
Tujuan Pra Rancangan Pabrik ini adalah untuk mengaplikasikan ilmu teknologi
kimia industri yang meliputi neraca massa, neraca energi, operasi teknik kimia,
utilitas dan bagian ilmu teknologi kimia industri lainnya yang penyajiannya disajikan
pada Pra Rancangan Pabrik Proses Pembuatan metanasi dari sampah organik.
1.4 Manfaat Perancangan
Pendirian pabrik proses pembuatan gas metana dari sampah organik ini adalah
mengadakan energi alternatif sebagai pengganti BBM dan mengurangi
ketergantungan rakyat terhadap BBM,serta menibgkatkan masyarakat miskin
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Umum
Sampah adalah bahan buangan padat atau semi padat yang dihasilkan adari aktifitas
manusia atau hewan yang dibuang karena tidak diinginkan atau tidak digunakan lagi
(tchobanoglous, dkk,1993).Menurut petunjuk Teknis Perencanaan Pembangunan dan
Pengelolaan Bidang ke-PLP-an perkotaan dan pedesaan, sampah adalah limbah yang
bersifat padat terdiri dari sampah organik, sampah anorganik dan sampah B3yang
dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan
melindungi investasi pembangunan (dep.PU Ditjen Cipta Karya, 1999).
Sementara itu, Hadiwiyoto (1983) mendefenisikan sampah adalah sisa-sisa bahan
yang mengalami perlakuan-perlakuan, baik karena telah diambil bagian utamanya, atau
karena pengelolaan, atau karena sudah tidak ada manfaatnya, yang ditinjau dari aspek
pencemaran atau ganguan kelestarian lingkungan.
2.2. Klasifikasi sampah
Bila dilihat dari sifatnya, sampah dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
a. Sampah organik
Sampah organik adalah sampah yang mengandung senyawa-senyawa orgaik yang
tersusun dari unsur-unsur karbon, hydrogen dan oksigen.Yang termasuk sampah
organik adalah daun-daunan, kayu, kertas, karton, sisa-sisa makanan,sayur,buah,
yang mudah diuraikan oleh mikroba.
b. Sampah anorganik
Terdiri dari kaleng, plastik, besi, logam, gelas atau bahan lain yang yang tidak
tersusun oleh senyawa-senyawa organic. Sampah anorganik tidak dapat diuraikan
oleh mikroba.
Berdasarkan data yang ada pada Dinas Kebersihan Kota Medan adapun komposisi
Tabel 2.1 Komposisi Sampah Organik
Bahan Organik %
Sampah dedaunan 32
Makanan 16,2
Kertas 17,5
Kayu 4,5
(Sumber : Dinas kebersihan kota medan, 2005)
Tabel 2.2 Komposisi Sampah berdasarkan Unsur
Komponen
Sampah
Persentase Massa (berat kering)
Carbon Hidrogen Oksigen Nitrogen Sulfur Abu
Dedaunan 47,80 6,00 38,00 3,40 0,30 4,50
Makanan 48,00 6,40 37,60 2,60 0,10 5,30
Kertas 43,50 6,00 44,00 0,30 0,20 6,00
Kayu 49,50 6,00 42,70 0,20 0,10 1,50
(Sumber : Dinas kebersihan kota medan, 2005)
2.3. Sejarah Penemuan Biogas
Gas methan ini sudah lama digunakan oleh warga Mesir, China, dan Roma Kuno
untuk dibakar dan digunakan sebagai penghasil panas. Sedangkan, proses fermentasi
lebih lanjut untuk menghasilkan gas methan ini pertama kali ditemukan oleh Alessandro
Volta (1776). Hasil identifikasi gas yang dapat terbakar ini dilakukan oleh Wilam Henry
pada tahun 1806. dan Becham (1868), murid Louis Pasteur dan Tappeiner (1882), adalah
orang pertama yang memperlihatkan asal mikrobiologis dari pembentukan methan.
Adapun alat penghasil biogas secara anaerobik pertama dibangun pada tahun
1900. pada akhir abad ke-19, riset untuk menjadikan gas methan sebagai biogas
dilakukan oleh Jerman dan Perancis pada masa antara dua Perang Dunia. Selama Perang
Dunia II, banyak petani di Inggris dan Benua Eropa yang membuat alat penghasil biogas
kecil yang digunakan untuk menggerakkan traktor. Akibat kemudahan dalam
sumber energi yang murah dan selalu tersedia selalu ada. Oleh karena itu, di India
kegiatan produksi biogas terus dilakukan semenjak abad ke-19. saat ini, negara
berkembang lainnya, seperti China. Filipina, Korea, Taiwan dan Papua Nugini, telah
melakukan berbagai riset dan pengembangan alat penghasil biogas. Selain di negara
berkembang, teknologi biogas juga telah dikembangkan di negara maju seperti Jerman..
Salah satu cara penanggulangan sampah organik yang potensial untuk dikembangkan di
Indonesia adalah dengan menerapkan teknologi anerobik untuk menghasilkan biogas.
Secara ilmiah, biogas yang dihasilkan dari sampah organik adalah gas yang mudah
terbakar (flammable). Gas ini dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik oleh
bakteri anaerob (bakteri yang hidup dalam kondisi tanpa udara). Umumnya, semua jenis
bahan organik bisa diproses untuk menghasilkan biogas. Tetapi hanya bahan organik
homogen, baik padat maupun cair yang cocok untuk sistem biogas sederhana. Bila
sampah-sampah organik tersebut membusuk, akan dihasilkan gas metana (CH4) dan
karbondioksida (CO2). Tapi, hanya CH4 yang dimanfaatkan sebagai bahan bakar.
Umumnya kandungan metana dalam reaktor sampah organik berbeda-beda. secara
rentang komposisi biogas adalah sebagai berikut:
Tabel 2.3. Komposisi Biogas
Komponen %
Metana (CH4)
Karbon dioksida
(CO2)
Nitrogen (N2)
Hidrogen (H2)
Hidrogen sulfida
(H2S)
Oksigen (O2
55-75
25-45
0-0.3
1-5
0-3
0.1-0.5
)
Dalam skala laboratorium, penelitian di bidang biogas tidak membutuhkan biaya
yang besar tetapi harus ditunjang dengan peralatan yang memadai. Perangkat utama yang
digunakan terutama adalah tabung digester, tabung penampung gas, pipa penyambung,
katup, dan alat untuk identifikasi gas. Untuk mengetahui terbentuk atau tidaknya biogas
dari reaktor, salah satu uji sederhana yang dapat dilakukan adalah dengan uji nyala.
Biogas dapat terbakar apabila mengandung kadar metana minimal 57% yang
menghasilkan api biru (Hammad et al., 1999). Sedangkan menurut Hessami (1996),
biogas dapat terbakar dengan baik jika kandungan metana telah mencapai minimal 60%.
Pembakaran gas metana ini selanjutnya menghasilkan api biru dan tidak mengeluarkan
asap.
2.4. Mekanisme pembentukan biogas
Sampah Organik sayur-sayuran dan buah-buahan seperti layaknya kotoran ternak
adalah substrat terbaik untuk menghasilkan biogas. Proses pembentukan biogas melalui
pencernaan anaerobik merupakan proses bertahap, dengan 3 tahap utama yakni:
1. Tahap Hidrolisis
Dimana pada tahap ini bahan-bahan organik seperti karbohidrat, lipid, dan protein
didegradasi oleh mikroorganisme hidrolitik menjadi senyawa terlarut seperti asam
karboksilat, asam keto, asam hidroksi, keton, alkohol, gula sederhana, asam-asam amino,
H2 dan CO2.
• Lipida dirubah menjadi Asam lemak rantai panjang dan Gliserin
• Protei dirubah menjadi Asam amino
Protein Asam amino
• Asam nukleat dirubah menjadi Purin dan Pirimidin
Asam nukleat
Pada Asam nukleat terdapat Asam Posfat sebagai pembentuk, asam Pospat akan
terionisasi secara sendirinya saat reaksi terjadi hal disebabkan gugus Posfat memiliki sifat
dapat larut didalam air. Sehingga pada Purin dan Pirimidin tidak lagi terdapat asam
Posfat yang berasal dari asam nukleat.
• Polisakarida dirubah menjadi monosakarida. Polisakarida terbagi atas : - Pati
- Glikogen
- Selulosa
Pati (amilum) merupakan polisakarida yang mengandung 75-80% amilopektin dan
amilosa 20-25% yang mana terdiri atas D-Glukopinarosa yang berikatan α(1-4)
glikosidik. Ikatan D-glikopinarosa merupakan polimer dari Glukosa.
D-Glukopinarosa Glukosa
Glikogen merupakan polisakarida yang memiliki rantai yang panjang. Sama
halnya dengan pati. Glikogen memiliki gugus rantai lurus α(1-4) dan gugus rantai
bercabang α(1-6) glikosidik, sehingga Glikogen memiliki ikatan yang lebih panjang dari
pada pati.
Selulosa merupakann polisakarida. Pati, glikogen, dan selulosa merupakan
polisakarida yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan yang berupa kayu. Oleh sebab itu pati,
glikogen, selulosa memiliki cabang atau ikatan polimer yang panjang. Selulosa memiliki
gugus rantai lurus.
2. Tahap Asidogenesis
Tahap asidogenesis merupakan tahap penguraian monomer-monomer dari Asam lemak rantai panjang, Gliserin, Asam amino, Glukosa, Purin dan Pyrimidin.
Monomer tersebut diuraikan hingga menjadi Asam lemak volatil, alkohol, H2S, CO2, N2,
H2
• Asam lemak rantai panjang diuraikan menjadi Asam lemak volatil. .
Asam lemak rantai panjang terdiri atas :
- Asam lemak stearat
- Asam lemak palmitat
- Asam lemak oleat
Asam lemak palmitat Asam propionat Hidrogen
• Gliserin dirubah menjadi Asam propionat
Gliserin Asam propionat Hidrogen
• Asam amino diurai menjadi asam akrilat
Asam amino Asam akrilat Nitrogen Hidrogen
• Glukosa diurai menjadi akohol (etanol)
Glukosa Etanol
• Purin diurai menjadi asam propionat
• Pirimidim diurai menjadi asam butirat
Pirimidin Asam butirat
1.Reaksi pada asam lemak rantai panjang + gliserin
Asam lemak stearat Asam butirat
Asam lemak palmitat Asam propionat
Gliserin Asam propionat
CH3CH2CH2COOH + ½N2 + H2
+
2. Reaksi pada Asam nukleat
Asam nukleat Pirimidin purin
Purin Asam propionate phospat
Pirimidin Asam butirat
Asam nukleat
3CH3-CH2-COOH + H2 + 2H3PO4
CH3CH2CH2COOH + ½N2 + H2
+
CH3CH2CH2COOH + 3CH3CH2COOH +
Asam propionate Asam butirat
3. Reaksi pada keseluruhan Asam lemak rantai panjang + gliserin, Asam amino, Asam
nukleat.
5OH-C-C3H7 + 9CH3-CH2-COOH + CH3-CHOH-COOH + 7CO2 + 10H2 + 4CH Asam butirat asam propionate asam laktat
4
Asam nukleat
Asam amino Asam akrilat
+
CH3CH2CH2COOH + 3CH3CH2COOH +
Asam propionate Asam butirat
½N2 + 2H2 + 2H3PO4
Asam amino Asam nukleat
6CH3CH2COOH + 12CH3CH2CH2COOH + CH3-CHOH-COOH + CH2
Asam butirat Asam propionat Asam laktat Asam akrilat
=CH-
COOH + 7CO2
2 27
+ H2 + 4CH4 + N2 + H3PO4
3. Asetogenesis
Hasil asidogenesis dikonversi menjadi hasil akhir bagi produksi metana berupa asetat,
hidrogen, dan karbondioksida. Sekitar 70% dari COD semula diubah menjadi asam
asetat. Pembentukan asam asetat kadang-kadang disertai dengan pembentukan
karbondioksida atau hidrogen, tergantung kondisi oksidasi dari bahan organik aslinya.
Etanol, asam propionat, dan asam butirat dirubah menjadi asam asetat oleh bakteri
asetogenik dengan reaksi seperti berikut (Said, 2006) :
CH3CH2OH + CO2 CH3COOH + 2H2………( pers 1)
Etanol Asam Asetat
CH3CH2COOH + 2H2O CH3COOH + 2H2…………..(pers.2)
Asam Propionat Asam Asetat
CH3CH2CH2COOH + 2H2O 2CH3COOH + 2H2…………..(pers.3)
Asam Butirat Asam Asetat
4. Metanogenesis
Pada tahap metanogenesis, terbentuk metana dan karbondioksida. Metana
dihasilkan dari asetat atau dari reduksi karbondioksida oleh bakteri asetotropik dan
hidrogenotropik dengan menggunakan hidrogen.
Tiga tahap pertama di atas disebut sebagai fermentasi asam sedangkan tahap
keempat disebut fermentasi metanogenik (Lettinga, et all, 1994). Tahap asetogenesis
terkadang ditulis sebagai bagian dari tahap asidogenesis.
Berbagai studi tentang digesti anerobik pada berbagai ekosistem menunjukkan
merupakan intermediet kunci pada seluruh fermentasi pada berbagai ekosistem tersebut
(Main et al. 1977). Hanya sekitar 33% bahan organik yang dikonversi menjadi metana
melalui jalur hidrogenotropik dari reduksi CO2 menggunakan H2
Reaksi kimia pembentukan metan dari asam asetat dan reduksi CO
(pers.2) (Marchaim,
1992)..
2
Asetotropik metanogenesis :
dapat dilihat
pada persamaan reaksi berikut :
CH3COOH CH4 + CO2
Hidrogenotropik metanogenesis :
………. (pers.1)
CH2 + CO2 CH4 + H2O ………. (pers.2)
2.5. Faktor -Faktor yang Mempengar uhi Pr oses biogas
Lingkungan besar pengaruhnya pada laju pertumbuhan mikroorganisme baik pada
proses aerobik maupun anaerobik. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses anaerobik
antara lain: temperatur, pH, konsentrasi substrat dan zat beracun.
1. Temper atur
Gas dapat dihasilkan jika suhu antara 4 - 60°C dan suhu dijaga konstan. Bakteri akan
menghasilkan enzim yang lebih banyak pada temperatur optimum. Semakin tinggi
temperatur reaksi juga akan semakin cepat tetapi bakteri akan semakin berkurang. Proses
pembentukan metana bekerja pada rentang temperatur 30-40°C, tapi dapat juga terjadi
pada temperatur rendah, 4°C. Laju produksi gas akan naik 100-400% untuk setiap
kenaikan temperatur 12°C pada rentang temperatur 4-65°C. Mikroorganisme yang
berjenis thermophilic lebih sensitif terhadap perubahantemparatur daripada jenis
mesophilic. Pada temperatur 38°C, jenis mesophilic dapat bertahan pada perubahan
temperatur ± 2,8°C. Untuk jenis thermophilic pada suhu 49°C, perubahan suhu yang
dizinkan ± 0,8°C dan pada temperatur 52°C perubahan temperatur yang dizinkan ±
2. pH (keasaman)
Bakteri penghasil sangat sensitif terhadap perubahan pH. Rentang Hoptimumntuk
jenis bakteri penghasil metana antara 6,4 - 7,4. Bakteri yang tidak menghasilkan metana
tidak begitu sensitif terhadap perubahan pH, dan dapat bekerja pada pH antara 5 hingga
8,5. Karena proses anaerobik terdiri dari dua tahap yaitu tahap pambentukan asam dan
tahap pembentukan metana, maka pengaturan pH awal proses sangat penting. Tahap
pembentukan asam akan menurunkan pH awal. Jika penurunan ini cukup besar akan
dapat menghambat aktivitas mikroorganisme penghasil metana. Untuk meningkatkat pH
dapat dilakukan dengan penambahan kapur.
3. Konsentrasi Substrat
Sel mikroorganisme mengandung Carbon, Nitrogen, Posfor dan Sulfur dengan
perbandingan 100 : 10 : 1 : 1. Untuk pertumbuhan mikroorganisme, unsur-unsur di atas
harus ada pada sumber makanannya (substart). Konsentrasi substrat dapat mempengaruhi
proses kerja mikroorganisme. Kondisi yang optimum dicapai jika jumlah
mikroorganisme sebanding dengan konsentrasi substrat. Kandungan air dalam substart
dan homogenitas sistem juga mempengaruhi proses kerja mikroorganisme. Karena
kandungan air yang tinggi akan memudahkan proses penguraian, sedangkan homogenitas
sistem membuat kontak antar mikroorganisme dengan substrat menjadi lebih intim.
4. Zat Baracun
Zat organik maupun anorganik, baik yang terlarut maupun tersuspensi dapat menjadi
penghambat ataupun racun bagi pertumbuhan mikroorganisme jika terdapat pada
konsentrasi yang tinggi. Untuk logam pads umumnya sifat racun akan semakin
bertambah dengan tingginya valensi dan berat atomnya. Bakteri penghasil metana lebih
sensitif terhadap racun daripada bakteri penghasil asam.
Ada beberapa senyawa yang bisa menghambat (proses) penguraian dalam suatu
unit biogas saat menyiapkan bahan baku untuk produksi biogas, seperti antiobiotik,
desinfektan dan logam berat (Setiawan, 2005).
Biogas yang bebas pengotor (H2O, H2S, CO2
Tabel 2.4 Tabel kesetaraan Biogas
, dan partikulat lainnya) dan telah
mencapai kualitas pipeline adalah setara dengan gas alam. Dalam bentuk ini, gas tersebut
dapat digunakan sama seperti penggunaan gas alam. Pemanfaatannya pun telah layak
sebagai bahan baku pembangkit listrik, pemanas ruangan, dan pemanas air. Jika
dikompresi, biogas dapat menggantikan gas alam terkompresi yang digunakan pada
kendaraan. Di Indonesia nilai potensial pemanfaatan biogas ini akan terus meningkat
karena adanya jumlah bahan baku biogas yang melimpah dan rasio antara energi biogas
dan energi minyak bumi yang menjanjikan.Berdasarkan sumber Departemen Pertanian,
nilai kesetaraan biogas dengan sumber energi lain adalah sebagai berikut:
Bahan Bakar Jumlah
Biogas Elpiji
Minyak tanah
Minyak solar
Bensin
Gas kota
Kayu bakar
1 m3
0,46 kg
0,62 liter
0,52 liter
0,80 liter
1,50 m3
3,50 kg
sumber Departemen Pertanian,2005
2.5Prinsip Teknologi Biogas
Pada prinsipnya, teknologi biogas adalah teknologi yang memanfaatkan proses
fermentasi (pembusukan) dari sampah organik secara anaerobik (tanpa udara) oleh
bakteri methan sehingga dihasilkan gas methan. Gas methan adalah gas yang
mengandung satu atom C dan 4 atom H yang memiliki sifat mudah terbakar. Gas methan
yang dihasilkan kemudian dapat dibakar sehingga dihasilkan energi panas. Bahan organik
yang bisa digunakan sebagai bahan baku industri ini adalah sampah organik, limbah yang
sebagian besar terdiri dari kotoran, dan potongan-potongan kecil sisa-sisa tanaman,
seperti jerami dan sebagainya, serta air yang cukup banyak. Proses ini sebetulnya terjadi
sampah di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Namo Bintang yang terletak di
Pancurbatu Sumatra Utara
Prinsip pembangkit biogas, yaitu menciptakan alat yang kedap udara dengan
bagian-bagian pokok terdiri atas percerna (digester), lubang pemasukan bahan baku dan
pengeluaran lumpur sisa hasil pencernaan (slurry), dan pipi penyaluran biogas yang
terbentuk. Di dalam digester ini terdapat bakteri methan yang mengolah limbah bio atau
biomassa dan menghasilkan biogas. Dengan pipa yang didesain sedemikian rupa, gas
tersebut dapat dialirkan ke kompor yang terletak di dapur. Gas tersebut dapat digunakan
untuk keperluan memasak dan lain-lain.
Alat biogas ini terbagi atas dua tipe, tipe terapung (floating type) yang
dikembangkan di India dan tipe kubah tetap (fixed dome type) yang dikembangkan di
China, biogas dikenal sebagai gas rawa atau lumpur dan bisa digunakan sebagai bahan
bakar. Biogas adalah gas mudah terbakar yang dihasilkan dari proses fermentasi
bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri anaerob. Pada umumnya semua jenis bahan-bahan organik
bisa diproses untuk menghasilkan biogas (Anonim, 2005). Pembentukan biogas terjadi
selama proses fermentasi berjalan (Setiawan, 2005).
Penggunaan biogas sudah dikenal oleh Rusia dan Inggris sejak lama. India sejak
masih dijajah dikenal sebagai pengguna energi biogas yang sangat luas, bahkan sudah
disatukan dengan WC biasa. Pembuatan dan penggunaan biogas di Indonesia mulai
digalakkan pada awal tahun 1970-an dengan tjuan memanfaatkan buangan atau sisa yang
berlimpah dari benda yang tidak bermanfaat menjadi yang bermanfaat, serta mencari
sumber energi lain diluar kayu bakar dan minyak tanah. Berdasarkan bahan-bahan untuk
membuat biogas, cara dan lingkungan untuk menghasilkannya, biogas dapat dihasilkan di
manapun. Pembuatan giogas bisa dalam bentuk yang sederhana untuk kepentingan
bersama beberapa rumah atau leibh. Secara sederhana, pembuatan biogas bisa dengan
drum bekas yang masih kuat atau sengaja dibuat dalam bentuk bejana dari tembol atau
bahan-bahan lainnya (Suriawiria, 2005).
Biogas dieprgunakan dengan cara yang sama seperti penggunaan gas lainnya yang
mudah terbakar dengan mencapurnya dengan oksigen (O2). Untuk mendapatkan hasil
Biogas dapat digunakan untuk kepentingan penerangan dan memasak. Lampu atau
kompor yang sudah umum dan biasa dipergunakan untuk gas lain selain biogas tidak
cocok untuk pemakaian biogas, sehingga memerlukan penyesuaian karena bentuk dan
sifat biogas berbeda dengan bentuk dan sidfat gas lain yang sudah umum. Pusat
Teknologi Pembangunan (PTP) ITB telah sejak lama membuat lampu atau kompor yang
dapat menggunakan biogas, yang asalnya dari lampu petromak atau kompor gas biasa
yang dapat menggunakan biogas dengan pertimbangan keselamatan dan penggunaan.
Kompor biogas tersebut tersusun dari rangka, pembakar, spuyer, cincin penjepit spuyer
dan cincin penagtur udara, yang kalau sudah diatur akan mempunayai spesifikasi
termperatur nyala api dapat menacapai 5600
Gas metan hasil fermentasi merupakan kandungan utama biogas yang mempunyai
nilai kalor antara 590 – 700 K.cal/m
C dengan warna nyala biru muda pada
malam hari, dan laju pemakaian biogas 350 liter/jam, serta harganya diperkirakan antara
Rp.2.500,00 sampai Rp.3.000,00 saja (catatan tahun 1978). (Suriawiria, 2005).
3
. sumber kalor lain dari biogas adalah dari H2 serta
CO dalam jumlah kecil, sedang karbon dioksida dan gas nitrogen tak berkontribusi dalam
soal nilai panas. Nilai kalor biogas lebih besar dari sumber energi lainnya, seperti coalgas
(586 K.cal/m3) ataupun watergas (302 K.cal/m3). Nilai kalor biogas lebih kecil dari gas
alam (967 K.cal/m3
Biogas merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan sangat tinggi dan
cepat daya nyalanya, sehingga sejak biogas berada pada bejana pembuatan sampai
penggunaannya untuk penerangan ataupun memasak, harus selalu dihindarkan dari api
yang dapat menyebabkan kebakaran atau ledakan (Suriawiria, 2005).
). Setiap kubik biogas setara dengan 0,5kg gas alam cair (liquid
petroleum gases/LPG),0,5 L bensin dan 0,5 L minyak diesel Biogas sanggup
membangkitkan tenaga listrik sebesar 1,2 – 1,50 kilo watt hour (kwh) (setiawan,2004).
Pembuatan biogas dimulai dengan memasukkan bahan organik ke dalam digester,
sehingga bakteri anaerob membusukkan bahan organik tersebut dan menghasilkan gas
yang disebut biogas. Biogas yang telah terkumpul di dalam digester dialirkan melalui
pipa penyalur gas menuju tangki peyimpan gas atau langsung ke lokasi penggunaannya,
misalnya kompor. Biogas dapat dipergunakan dengan cara yang sama seperti cara
optimal perlu dilakukan proses pemurnian/penyaringan karena biogas mengandung
beberapa gas lain yang tidak menguntungkan. Keuntungan lain yang diperoleh adalah
dihasilkannya lumpur yang dapat digunakan sebagai pupuk. Faktor-faktor yang
mempengaruhi produktivitas sistem biogas antara lain jenis bahan organik yang diproses,
temperatur digester, ruangan tertutup atau kedap udara, pH, tekanan udara serta
kelembaban udara. Komposisi gas yang terdapat di dalam biogas adalah 40-70 % metana
(CH4), 30-60 % karbondioksida (CO2) serta sedikit hidrogen (H2) dan hidrogen sulfida
(H2
Dari proses fermentasi dihasilkan campuran biogas yang terdiri atas, metana (CH S) (Anonim, 2005).
4),
karbon dioksida, hidrogen, nitrogen dan gas lain seperti H2S. Metana yang dikandung
biogas ini jumlahnya antara 54 – 70%, sedang karbon dioksidanya antara 27 – 43%.
Gas-gas lainnya memiliki persentase hanya sedikit saja (Setiawan,2005).
2.5. Mikroba yang berperan
Mikroba merupakan salah satu faktor kunci yang ikut menentukan berhasil tidaknya
suatu proses penanganan limbah cair organik secara biologi. Keberadaannya sangat
diperlukan untuk berbagai tahapan dalam perombakan bahan organik. Marchaim (1992)
menyatakan bahwa efektifitas biodegradasi limbah organik menjadi metana
membutuhkan aktifitas metabolik yang terkoordinasi dari populasi mikrobia yang
berbeda-beda. Populasi mikroba dalam jumlah dan kondisi fisiologis yang siap
diinokulasikan pada media fermentasi disebut sebagai starter.
Bakteri, suatu grup prokariotik, adalah organisme yang mendapat perhatian utama
baik dalam air maupun dalam penanganan air limbah (Jenie dan Winiati, 1993). Jadi,
dalam proses anaerobik, mikrobia yang digunakan berasal dari golongan bakteri. Bakteri
yang bersifat fakultatif anaerob yaitu bakteri yang mampu berfungsi dalam kondisi
aerobik maupun anaerobik. Bakteri-bakteri tersebut dominan dalam proses penanganan
limbah cair baik secara aerobik ataupun anaerobik.
Beberapa jamur (fungi) dan protozoa dapat ditemukan dalam penguraian anaerobik,
tetapi bakteri merupakan mikroorganisme yang paling dominan bekerja didalam proses
penguraian anaerobik. Sejumlah besar bakeri anaerobik dan fakultatif yang terlibat dalam
proses hidrolisis dan fermentasi senyawa organik antara lain adalah Bacteroides,
Bifidobakterium, Clostridium, Lactobacillus, Streptococcus. Bakteri asidogenik
(pembentuk asam) seperti Clostridium, bakteri asetogenik (bakteri yang memproduksi
asetat dan H2
Bakteri metana yang telah berhasil diidentifikasi terdiri dari empat genus (Jenie dan
Rahayu,1993):
) seperti Syntrobacter wolini dan Syntrophomonas wolfei (Said, 2006)
1. Bakteri bentuk batang dan tidak membentuk spora dinamakan Methanobacterium
2. Bakteri bentuk batang dan membentuk spora adalah Methanobacillus
3. Bakteri bentuk kokus yaitu Methanococcus atau kelompok koki yang membagi
diri.
4. Bakteri bentuk sarcina pada sudut 900
Bakteri metanogen melaksanakan peranan penting pada digesti anaerob karena
mengendalikan tingkat degradasi bahan organik dan mengatur aliran karbon dan elektron
dengan menghilangkan metabolit perantara yang beracun dan meningkatkan efisiensi
termodinamik dari metabolisme perantara antar spesies.
dan tumbuh dalam kotak yang terdiri dari 8
sel yaitu Methanosarcina.
Soetarto et all. (1999) menyatakan bahwa bakteri metanogen merupakan obligat
anaerob yang tidak tumbuh pada keadaan yang terdapat oksigennya dan menghasilkan
metan dari oksidasi hidrogen atau senyawa organik sederhana seperti asetat dan metanol
serta tidak dapat menggunakan karbohidrat, protein, dan substrat komplek organik lain.
Bakteri penghasil metan bersifat gram varibel, anaerob, dapat mengubah CO2 menjadi
metan, dinding selnya mengandung protein tetapi tidak mempunyai peptidoglikan.
Bakteri ini merupakan mikrobia Archaebacteria yang merupakan jasad renik prokariotik
yang habitatnya sangat ekstrim. Archaebacteria adalah kelompok prokariot yang sangat
berbeda dari eubacteria. Dinding selnya tidak mengandung peptidoglika (murein), tidak
sensitif terhadap kloramfenikol. Pada Methanobacterium sp., dinding selnya mengandung
tersusun dari N asetil glukosamin dan asam N asetil talosaminuronat (2 gula amino).
Asam amino yang ada semuanya bentuk L (pada peptidoglikan bentuk D). dinding sel
Archaebacteria tahan terhadap lisosim. Methanosarcina sp. Mengandung dinding sel tebal
galaktosamin, asam glukuronat, dan glukosa. Dinding sel Methanococcus dan
Methanomicrobium mengandung protein dan kekurangan karbohidrat.
Dwidjoseputro (1998) menyatakan bahwa ciri genus Methanobacterium adalah
anaerob, autotrof/hetorotrof, dan menghasilkan gas metan. Bakteri autotrof (seringkali
dibedakan antara kemoautotrof dan fotoautotrof) dapat hidup dari zat-zat anorganik.
Bakteri heterotrof membutuhkan zat organik untuk kehidupannya.
Substrat yang digunakan oleh bakteri metanogen berupa karbon dengan sumber
energi berupa H2/CO2, format, metanol, metilamin, CO, dan asetat. Kebanyakan
metanogen dapat tumbuh pada H2/CO2, akan tetapi beberapa spesies tidak dapat
memetabolisme H2/CO2. Nutrisi yang dibutuhkan oleh metanogen bervariasi dari yang
sederhana sampai kompleks. Berkaitan dengan asimilasi karbon, ada yang berupa
metanogen autotrof dan heterotrof. Di habitat aslinya, bakteri metanogen terantung dari
bakteri lain yang menyuplai nutrien esensial seperti sisa mineral, vitamin, asetat, asam
amino, atau faktor-faktor tumbuh lainnya (Main and Smith, 1981).
2.7. Deskripsi Proses
Hal utama untuk proses metanasi adalah sampah yang akan di olah. Hal penting
lainnya berupa jenis cairan yang dihasilkan dari sampah tersebut yaitu berupa
CH3COOH, H2 + CO2 yang berupa gas. Pada proses metanasi ini yang paling berperan
penting adalah cairan CH3COOH, Smith dan Mah (1966) menunjukkan bahwa 37%
metana dihasilkan dari CH3COOH dan selebihnya dibandingkan dengan didalam seluruh
proses yang ada dalam proses tersebut berperan juga C6H12O6
Pada topik yang telah dijelaskan diatas dalam proses ini dilakukan proses
fermentasi pada karbohidrat yang mengasilkan asam asetat, dapat kita lihat pada reaksi
berikut;
(karbohidrat) dan lemak.
Produk Asam asesat dan Hidrogen akan menghasilkan metana pada reaksi berikut;
2C2H4O2 2CH4 + 2CO
4H
2
2 + CO2 CH4 + 2H2
Dari reaksi metanasi diaas metana berasal dari Karbohidrat 66%, Asam asetat
33% dan selebihnya dihasilkan Hidrogen O
Pada flowsheet yang ada dijelaskan perodurnya sebagai berikut:
1. Sampah domestik terdiri dari sampah besi, kaca, pasir dan plastik. Hal pertama
yang harus dilakukan adalah memisahkan sampah-sampah tersebut. Sampah
plastik dapat dibakar atau diolah lagi untuk menghasilkan composit, pada sampah
organik dimasukkan ke dalam timbangan untuk dilakukan proses selanjutnya.
2. Proses kedua dilakukan pemotongan atau pencacah sampah, sampah-sampah
organik tersebut akan dibuat hingga menjadi seperti bubur. Hal ini dilakukan
untuk mempermudah proses pengadukan didalam digester.
3. Setelah sampah dicacah kemudian dimasukkan kedalam pompa pengisian,
didalam pompa pengisian diberi steam untuk menguapkan sampah yang akan
dipompakan. Uap dan cairan sampah dipompakan kedalam tangki fermentasi.
Waktu tinggal yang dilakukan pada tangki fermentasi selama 6 jam pada shuku
pertama-tama 350. Pada tangki fermentasi juga dilakukan penambahan
mikroorganisme dan suhu dinaikkan hingga 650
4. Setelah proses fermentasi selesai dilakukan kemudian lumpur yang dihasilkan
dialirkan kedalam bak penampung lumpur untuk diolah menjadi produk kompos. C. Sifat mokroorganisme yang
ada harus bersifat termofilik, hal ini akan mendukung mutu dan jumlah gas
metana yang dihasilkan.
5. Proses dilanjutkan kedalam kondensor, didalam kondensor suhu gas yang
dihasilkan diturunkan dengan menggunakan air sebagai pendingin. Hal ini
6. Gas yang telah dimasukkan kedalam kondensor kemudian dialirkan kedalam
kolom absorbsi. Absorbsi berfungsi untuk memisahkan gas-gas ada dimana
reagent yang digunakan adalah air. Air berfungsi untuk mengikat gas CO2. Gas
CO2
7. Gas kemudian diproses kembali dengan menggunakan mengabsorbsi gas H yang diikat dengan reagent air ialah gas-gas yang memiliki fasa yang sama
dengan fasa air.
2S
yang berlebihan, gas H2
Dalam proses pembuatan gas metana ini terdapat hal-hal lainnya yaitu:
S yang diperoleh secara berlebihan selain bau yang tidak
menyenangkan dan juga dapat membuat kondisi kurang baik. Reagent yang
digunakan adalah Fe (besi). Fe (besi) dapat mengikat gas Sulfur yang dihasilkan.
COD effluent lumpur 22370 mg/liter, BOD effluent lumpur 13980 mg/liter. Laju alir
proses 590 m3
Steam hanya bekerja sebagai pemanas saja, apabila dilakukan secara kontak
langsung maka steam akan berjalan dengan lambat, hal ini disebabkan karena sampah
organik yang akan diproses sudah bebentuk lebih bubur. /hari. pH 13.
Ukuran yang dapat dipompakan oleh pompa adalah 200 mess. Pada tangki
fermentasi adapun terdapat didalamnya perbandingan solid dan liquid ialah 15% untuk
padatan dan 40% untuk air dan Mikroorganisme yang dicampurkan. Suhu yang bekerja
pada tangki fermentasi 650C – 750C. tekanan untuk proses ini 1,14 atm. Aktivator yang
LAMPIRAN A
NERACA MASSA
Kapasitas = 570 ton/hari
=
jam 24
hari 1 hari
kg 000 . 600
x
= 23750 kg/hari
Basis = 1 jam operasi
Satuan perhitungan = kg/jam
Dalam perhitungan neraca massa ini, digunakan neraca unsur dari unsur-unsur
penyusun senyawa. Komposisi sampah organik adalah sebagai berikut:
Tabel LA.1 Komposisi sampah organik
Bahan organik %
Sampah dedaunan 32
Makanan 16,2
Kertas 17,5
Kayu 4,5
[image:33.612.120.384.357.494.2]Air 29,8
Tabel LA.2 Komposisi sampah berdasarkan unsur Komponen
sampah
Persentase Massa (berat kering)
Carbon Hidrogen Oksigen Nitrogen Sulfur
Dedaunan 47,80 6,00 38,00 3,40 0,30
Makanan 48,00 6,40 37,60 2,60 0,10
Kertas 43,50 6,00 44,00 0,30 0,20
Kayu 49,50 6,00 42,70 0,20 0,10
Tabel LA.3 Komposisi Karbohidrat C6H12O
Komponen C
6
6H12O6 BM Fraksi
Carbon, C
Hidrogen, H
Oksigen, O
12
1
16
0,4
0,067
0,533
Tabel LA.4 Komposisi H2
Komponen H
S
2S BM Fraksi
Hidrogen, H
Sulfur, S
1
32
0,06
0,94
Tabel LA.5 Komposisi CO Komponen CO
2
BM
2 Fraksi
Carbon, C
Oksigen, O
12
16
0,273
[image:34.612.112.482.139.633.2]0,727
Tabel LA.6 Komposisi CH Komponen CH
4
BM
4 Fraksi
Carbon, C
Hidrogen, H
12
1
0,75
0,25
1. Thresher
Fungsi : sebagai alat untuk mempekecil ukurannya hingga menjadi bubur.
Thresher
1 2
Dedaunan 32% Makanan 16,2% Kertas 17,5% Kayu 4,5%
Dedaunan 32% Makanan 16,2% Kertas 17,5% Kayu 4,5%
LA-I
Asumsi:
- Olahan berupa bahan organik yaitu dedaunan, makanan, kertas, kayu
- Sisa merupakan bahan anorganik yang tidak ikut diolah. Sampah anorganik
antara lain: kaca, logam, dan lain-lain.
F1dedaunan
F
= 0,320 x 23750 kg/jam = 7600 kg/jam
1 makanan
F
= 0,162 x 23750 kg/jam = 3847,5 kg/jam
1 kertas
F
= 0,175 x 23750 kg/jam = 4156,3 kg/jam
1 kayu
F
= 0,045 x 23750 kg/jam = 1068,8 kg/jam
1
air = 0,298 x 23750 kg/jam = 7077,5 kg/jam
Bahan masuk = bahan keluar Alur 1
F1 = F2
C ; F
Untuk dedaunan
1
C = 0,478 x F1
= 0,478 x 7600 kg/jam = 3632,5 kg/jam
dedaunan
H ; F1H
O ; F
= 0,06 x 7600 kg/jam = 456 kg/jam
1 O
N ; F
= 0,38 x 7600 kg/jam = 2888 kg/jam
1 N
S ; F
= 0,034 x 7600 kg./jam = 258,4 kg/jam
1 S
Abu ; F
= 0,003 x 7600 kg/jam = 22,8 kg/jam
1
abu = 0,045 x 7600kg/jam = 342 kg/jam
C ; F
Untuk makanan
1
C = 0,48 x F1
= 0,48 x 3847,5 kg/jam = 1846,8 kg/jam
makanan
H ; F1H
O ; F
= 0,064 x 3847,5 kg/jam = 246,24 kg/jam
1 O
N ; F
= 0,376 x 3847,5 kg/jam = 1446,66 kg/jam
1 N
S ; F
= 0,026 x 3847,5 kg./jam = 100,04 kg/jam
1
S = 0,001 x 3847,5 kg/jam = 3,85 kg/jam
Abu ; F1abu = 0,05 x 3847,5 kg/jam = 192,38 kg/jam
C ; F Untuk kertas
1
C = 0,435 x F1
= 0,435 x 4156,3 kg/jam = 1807,99 kg/jam
kertas
H ; F1H
O ; F
= 0,06 x 4156,3 kg/jam = 249,38 kg/jam
1 O
N ; F
= 0,44 x 4156,3 kg/jam = 1828,77 kg/jam
1 N
S ; F
= 0,003 x 4156,3 kg./jam = 12,47 kg/jam
1 S
Abu ; F
= 0,002 x 4156,3 kg/jam = 8,31 kg/jam
1
abu = 0,06 x 4156,3 kg/jam = 249,38 kg/jam
C ; F Untuk kayu
1
C = 0,495 x F1
= 0,495 x 1068,8 kg/jam = 529,06 kg/jam
kayu
H ; F1H
O ; F
= 0,06 x 1068,8 kg/jam = 64,13 kg/jam
1 O
N ; F
= 0,427 x 1068,8 kg/jam = 456,38 kg/jam
1 N
S ; F
= 0,002 x 1068,8 kg./jam = 2,14 kg/jam
1 S
Abu ; F
= 0,001 x 1068,8 kg/jam = 1,07 kg/jam
1
abu = 0,015 x 1068,8 kg/jam = 16,032 kg/jam
Total untuk sampah masuk (F1
F
):
1
unsur makanan + F1unsur mankanan + F1unsur kertas + F1
Total C untuk sampah masuk (F
unsur kayu
1 C
3632,8 + 1846,8 + 1807,99 + 529,06 = 7818,7 kg/jam ) :
Total H untuk sampah masuk (F1H
456 + 246,24 + 249,38 + 64,13 = 1018,76 kg/jam ) :
Total O untuk sampah masuk (F1O
2888 + 1446,66 + 1828,77 + 456,38 = 6619,87 kg/jam ) :
Total N untuk sampah masuk (F1N
258,4 + 100,04 + 12,47 + 2,14 = 373,05 kg/jam ) :
Total S untuk sampah masuk (F1S
22,8 + 3,85 + 8,31 + 1,07 = 36,03 kg/jam ) :
Total Abu untuk sampah masuk (F1Abu
342 + 192,375 + 249,375 + 16,031 = 806,09 kg/jam ) :
F Alur 2
1
= F2
F
= 16672,5
2
C = F1C
F
= 7818,7 kg/jam
2
H = F1H
F
= 1018,76 kg/jam
2
O = F1O
F
= 6619,87 kg/jam
2
N = F1N
F
= 373,05 kg/jam
2
S = F1S
F
= 36,03 kg/jam
2
abu = F1abu
F
= 806,08 kg/jam
2
[image:37.612.112.487.414.630.2]H2O = F1H2O = 7077,5 kg/jam
Tabel LA.7 Neraca Massa pada thresher (TR-01)
No Unsur Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 1 Alur 2
1 Carbon (C ) 77818,7 77818,7
2 Hidrogen (H) 1018,76 1018,76
3 Oksigen (O) 6619,87 6619,87
4 Nitrogen (N) 373,05 373,05
5 Sulfur (S) 36,03 36,03
6 Abu 806,09 806,09
7 H2O 7077,5 7077,5
Total 23750 23750
2. Tangki penampungan umpan (TK-01)
C C
F2 = F3
F Alur 3
2
= F3
F
= 16672,5
3
C = F2C
F
= 7818,7 kg/jam
3
H = F2H
F
= 1018,76 kg/jam
3
O = F2O
F
= 6619,87 kg/jam
3
N = F2N
F
= 373,05 kg/jam
3
S = F2S
F
= 36,03 kg/jam
3
abu = F2abu
F
= 806,08 kg/jam
3
[image:38.612.110.503.76.772.2]H2O = F2H2O
Tabel LA.8 Neraca massa pada Tangki Penampungan (TK-01) = 7077,5 kg/jam
No Unsur Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 2 Alur 3
1. Carbon (C ) 77818,7 77818,7
2. Hidrogen (H) 1018,76 1018,76
3. Oksigen (O) 6619,87 6619,87
4. Nitrogen (N) 373,05 373,05
5. Sulfur (S) 36,03 36,03
6. Abu 806,09 806,09
7. H2O 7077,5 7077,5
Total 23750 23750
3. fermentor (FR-01)
2 3
4
Bakteri anaerob
Asumsi :
• bahan organik terkonversi menjadi gas metana sebesar 90 % • Jumlah bakteri anaerob sebesar 15 % dari substrat
• Unsur N2 semuanya dianggap gas sebesar 3 %
• Lipida dirubah menjadi Asam lemak rantai panjang dan Gliserin
Lipida
3 5
6
Lumpur N2
Air Bakteri
• Protei dirubah menjadi Asam amino
Protein Asam amino
• Asam nukleat dirubah menjadi Purin dan Pirimidin
Asam nukleat
Pirimidin Purin Asam phospat
• Polisakarida dirubah menjadi monosakarida. Polisakarida terbagi atas : - Pati
- Glikogen
- Selulosa
D-Glukopinarosa Glukosa
α(1-4) Glikogen Glukosa
2. Tahap Asidogenesis
Tahap asidogenesis merupakan tahap penguraian monomer-monomer dari Asam lemak rantai panjang, Gliserin, Asam amino, Glukosa, Purin dan Pyrimidin.
Monomer tersebut diuraikan hingga menjadi Asam lemak volatil, alkohol, H2S, CO2,
N2, H2
• Asam lemak rantai panjang diuraikan menjadi Asam lemak volatil. .
Asam lemak rantai panjang terdiri atas :
- Asam lemak stearat
- Asam lemak palmitat
- Asam lemak oleat
Asam lemak stearat Asam butirat Metana
Asam lemak palmitat Asam propionat Hidrogen
• Gliserin dirubah menjadi Asam propionat
Gliserin Asam propionat Hidrogen
• Asam amino diurai menjadi asam akrilat
Asam amino Asam akrilat Nitrogen Hidrogen
• Glukosa diurai menjadi akohol (etanol)
Glukosa Etanol
• Purin diurai menjadi asam propionat
Purin Asam propionate phospat • Pirimidim diurai menjadi asam butirat
Pirimidin Asam butirat
1.Reaksi pada asam lemak rantai panjang + gliserin
Asam lemak stearat Asam butirat
Asam lemak palmitat Asam propionat
CH3CH2CH2COOH + ½N2 + H2
3CH3-CH2-COOH + H2 + 2H3PO4
Gliserin Asam propionat
2. Reaksi pada Asam nukleat
Asam nukleat Pirimidin purin
Purin Asam propionate phospat
+
5OH-C-C3H7 + 9CH3-CH2-COOH + CH3-CHOH-COOH + 7CO2 + 10H2 + 4CH4 Asam butirat asam propionate asam laktat
3CH3-CH2-COOH + H2 + 2H3PO4
Pirimidin Asam butirat
Asam nukleat
3. Reaksi pada keseluruhan Asam lemak rantai panjang + gliserin, Asam amino,
Asam nukleat.
5OH-C-C3H7 + 9CH3-CH2-COOH + CH3-CHOH-COOH + 7CO2 + 10H2 + 4CH Asam butirat asam propionate asam laktat
4
CH3CH2CH2COOH + ½N2 + H2
+
CH3CH2CH2COOH + 3CH3CH2COOH +
Asam propionate Asam butirat
½N2 + 2H2 + 2H3PO4
Asam nukleat
Asam amino Asam akrilat
+
Asam amino Asam nukleat
6CH3CH2COOH + 12CH3CH2CH2COOH + CH3-CHOH-COOH + CH2
Asam butirat Asam propionat Asam laktat Asam akrilat
=CH-
COOH + 7CO2
2 27
+ H2 + 4CH4 + N2 + H3PO4
3. Tahap Asetogenesis
CH3CH2CH2COOH + 3CH3CH2COOH +
Asam propionate Asam butirat
½N2 + 2H2 + 2H3PO4
+
2CH3CH2OH + 2CO2 2CH3COOH + 2H2………( pers 1)
12CH3CH2COOH + 2H2O 12CH3COOH + 24H2
6CH
…………..(pers.2)
3CH2CH2COOH + 12H2O 12CH3COOH + 12H2…………..(pers.3)
2CH3CH2OH + 12CH3CH2COOH + 6CH3CH2CH2COOH + 2CO2 + 36H2
40H
2 + 26CH3
4. Tahap Metagenesis
COOH
C6H12O6 + 2H2O 2C2H4O2 + 2CO2 + 4H
2C
2
2H4O2 2CH4 + 2CO2
CO
2 + 4H2 CH4 + 2H2
C
O
6H12O6 3CH4 + 3CO2
F Alur 3
3 N2
F
= 373,05 kg/jam
3 H2O
F
= 7077,5 kg/jam
3 abu
Untuk H
= 806,09 kg/jam
2
Komposisi H
S, dimana :
2
Komposisi S:
BM Fraksi
H S 1 32 0,06 0,94
Sehingga F3H2S
94 , 0 3 S F
= = 38,329 kg/jam
F3kbhd = F3 – F3N2 – F3H2O – F3abu – F3
= 23750 – 373,05 – 7077,5 – 806,5 – 38,329 = 15455,031 kg/jam
H2S
Untuk karbohidrat (C6H12O6
C : 0,4 x F
)
3
0,4 x 15455,031 = 6182,0124 kg/jam
H : 0,067 x 15455,031 = 1035,4870 kg/jam
O : 0,533 x 15455,031 = 8237,5315 kg/jam
Untuk H2
H : 0,06 x F S
3
0,06 x 38,329 = 2,29 kg/jam
H2S
S : 0,94 x 38,329 = 36,029 kg/jam
Untuk N
N : 1 x F
2 3
N2 = 373,05 kg/jam
F Alur 4
3
baktri = F4 = 0,15F3
= 0,15 x 23750 kg/jam
= 3562,5 kg/jam
Reaksi : C Alur 6
6H12O6 3CH4 + 3CO2
N
3 kbhd
BM F3kbhd
= = 180 031 , 15455 = 85,86 274 , 77 ) 1 ( 9 , 0 86 , 85 1 3 1 = − − = − = x xX N kbhd kbhd kbhd γ τ γ F
Untuk karbohidrat :
6
kbhd = F3kbhd + (BMkbhd x τkbhd x r1
C : 0,4 x F6kbhd
H : 0,067 x F
= 0,4 x 1545,711 = 618,284 kg/jam
6 kbhd
O : 0,533 x F
= 0,067 x 1545,711 = 103,562 kg/jam
6 kbhd
F
= 0,533 x 1545,711 = 823,863 kg/jam
6
H2O = F3H2O
F
= 7077,5 kg/jam
6
bakteri = F3bakteri
F
= 3562,5 kg/jam
6
abu = F3abu
F
= 806,09 kg/jam
6
N2 = 0,7 x 373,05 = 261,135 kg/jam
F Alur 5
5
CH4 = BMCH4 x τCH4 x r
= 16 x 3 x 77,274 1
= 3709,152 kg/jam
C : 0,75 x F5CH4
H : 0,25 x F
= 2781,864 kg/jam
5
CH4 = 927,288 kg/jam
Untuk Karbon dioksida (CO2
F
) :
5
Co2 = BMCO2 x τCO2 x r
= 44 x 3 x 77,274 1
= 10200,168 kg/jam
C : 0,273 x F5CO2
H : 0,727 x F
= 2184,645 kg/jam
5
CO2 = 7415,522 kg/jam
Untuk H2
F
S :
5
H2S = F3H2S
C : 0,06 x 38,329 = 2,29 kg/jam = 38,329 kg/jam
H : 0,94 x 38,329 = 36,029 kg/jam
Untuk N2
F
:
5
N2 = F3N2 – F6N2
= 373,0 – 261,135 = 11,915 kg/jam = 38,329 kg/jam
Tabel LA.9 Neraca Massa Pada Fermentor (FR-01)
No Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam) Alur 3 Alur 4 Alur 5 Alur 6 1. C6H12O6 15455,031 - - 1545,711
2. H2O 7077,5 - - 7077,5
3. N2 373,05 - 111,915 261,135
4. H2S 38,329 - 38,329 -
5. Abu 806,09 - - 806,09
6. Bakteri - 3562,5 - 3562,5
7. CH4 - - 3709,152 -
8. CO2 - - 10200,168 -
Total
23750 3562,5 14059,564 13253,932
27312,5 27312,5
4. Absorbsi (AB-01)
Asumsi :
• Co2 yang terikat dengan air sebesar 70 % dari umpan CO2
Absorbsi
7
8
9
10 H2O
CH4
CO2
N2
H2S
CH4
CO2
N2
H2S
CO2
H2O
• H2O yang digunakan sebesar 30 % umpan keseluruhan
F Alur 7
7
CH4 = F5CH4
F
= 3709,152 kg/jam
7
CO2 = F5CO2
F
= 10200,168 kg/jam
7
N2 = F5N2
F
= 111,915 kg/jam
7
H2S = F5H2S = 38,329 kg/jam
F
Alur 10
10
H2O = 0,3 x F7H2O
= 0,3 x 14059,564 = 4217,8692 kg/jam
Untuk CO Alur 8
2
F
8
CO2 = 0,7 x F7CO2
= 0,7 x 10200,168 = 7140,117 kg/jam
C : 0,273 x 7140,117 = 1949,2519 kg/jam
O : 0,727 x 7142,117 = 5190,8650 kg/jam
Alur 9 Untuk CH
F
4 9
CH4 = F7CH4
C : 0,75 x 3709,152 = 2781,864 kg/jam = 3709,152 kg/jam
H : 0,25 x 3709,152 = 927,288 kg/jam
Untuk CO2
F
9
C02 = F7C02 = 3060,051 kg/jam
C : 0,273 x 3060,051 = 835,393 kg/jam
H : 0,727 x 3060,051 = 2224,657 kg/jam
Untuk N
F
2 9
N2 = F7N2 = 111,915 kg/jam
Untuk H2
F
S
9
H2S = F7H2S
C : 0,06 x 38,329 = 2,29 kg/jam = 38,329 kg/jam
H : 0,94 x 38,329 = 36,029 kg/jam
Tabel LA.10 Neraca massa pada Absorbsi (AB-01)
No Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam) Alur 7 Alur 10 Alur 9 Alur 8
1. CH4 3709,152 - 3709,152 -
2. CO2 10200,168 - 3060,051 10200,168
3. N2 111,915 - 111,915 -
4. H2S 38,329 - 38,329 -
5. H2O - 4217,117 - 4217,117
Total
14059,564 4217,117 6919,447 11357,234
18276,681 18276,681
11. Absorbsi (AB-02)
Absorbsi (Fe) 9
10 11
12
CH4
CO2
N2
H2S
CH4
CO2
N2
H2S Fe
Asumsi :
- H2
- H
S yang masuk diabsorb kembali dengan menggunakan reagent Besi (Fe)
2
- Fe yang digunakan sama dengan 20 % dari keseluruhan. S yang terikut dengan Fe (besi) sebesar 80 % dari umpan
Sehingga :
Reaksi : 3H2S + 3 Fe 3 FeS + 3H2
F Alur 9
9 CH4
F
= 3709,152 kg/jam
9 CO2
F
= 3060,051 kg/jam
9 N2
F
= 111,915 kg/jam
9
H2S = 38,329 kg/jam
F
Alur 11
11
Fe = 0,2 x F
= 0,2 x 6919,447 kg/jam
9
= 1383,89 kg/jam
Untuk H Alur 10
2
F
S
9
H2S = 0,8 x F9H2S
= 0,8 x 38,329 kg/jam
= 30,663 kg/jam
H : 0,06 x 30,663 = 1,84 kg/jam
S : 0,94 x 30,663 = 28,823 kg/jam
F11Fe = 1383,89 kg/jam
F
Alur 12
12
CH4 = F9CH4
F
= 3709,152 kg/jam
12
CO2 = F9CO2
F
= 3060,051 kg/jam
12
N2 = F9N2
F
= 111,915 kg/jam
12
H2S = F9H2S - F10H2S
= 38,329 kg/jam – 30,663 kg/jam
= 7,666 kg/jam
H : 0,06 x 7,666 = 0,456 kg/jam
S : 0,94 x 7,666 = 7,20 kg/jam
Tabel LA.11 Neraca massa pada Absorbsi (AB-02) reagent Fe (besi)
No Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
9 11 10 12
1. CH4 3709,152 - - 3709,152
2. CO2 3060,051 - - 3060,051
3. N2 111,915 - - 111,915
4. H2S 38,329 - 30,663 7,666
5. Fe - 1383,89 1383,89 -
Total
6919,447 1383,89 1414,553 6888,784
8303,337 8303,337
BAB III
NERACA MASSA
Kapasitas = 570 ton/hari
=
jam 24
hari 1 hari
kg 000 . 600
x
= 23750 kg/hari
Basis = 1 jam operasi
Satuan perhitungan = kg/jam
Dalam perhitungan neraca massa ini, digunakan neraca unsur dari unsur-unsur
penyusun senyawa. Komposisi sampah organik adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Komposisi sampah organik
Bahan organik %
Makanan 16,2
Kertas 17,5
Kayu 4,5
Air 29,8
Tabel 3.2 Komposisi sampah berdasarkan unsur Komponen
sampah
Persentase Massa (berat kering)
Carbon Hidrogen Oksigen Nitrogen Sulfur
Dedaunan 47,80 6,00 38,00 3,40 0,30
Makanan 48,00 6,40 37,60 2,60 0,10
Kertas 43,50 6,00 44,00 0,30 0,20
Kayu 49,50 6,00 42,70 0,20 0,10
(Sumber : dinas kebersihan kota Medan, 2005)
Tabel 3.3 Komposisi Karbohidrat C6H12O
Komponen C
6
6H12O6 BM Fraksi
Carbon, C
Hidrogen, H
Oksigen, O
12
1
16
0,4
0,067
0,533
Tabel 3.4 Komposisi H2
Komponen H S
2S BM Fraksi
Hidrogen, H
Sulfur, S
1
32
0,06
0,94
Tabel 3.5 Komposisi CO2
III-1
Komponen CO2 BM Fraksi
Carbon, C
Oksigen, O
12
16
0,273
0,727
Tabel 3.6 Komposisi CH Komponen CH
4
BM
4 Fraksi
Carbon, C
Hidrogen, H
12
1
0,75
0,25
1. Thresher
Fungsi : sebagai alat untuk mempekecil ukurannya hingga menjadi bubur.
Tabel 3.7 Neraca Massa pada thresher (TR-01)
No Unsur Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 1 Alur 2
1 Carbon (C ) 77818,7 77818,7
2 Hidrogen (H) 1018,76 1018,76
3 Oksigen (O) 6619,87 6619,87
4 Nitrogen (N) 373,05 373,05
5 Sulfur (S) 36,03 36,03
6 Abu 806,09 806,09
Thresher
1 2
Dedaunan 32% Makanan 16,2% Kertas 17,5% Kayu 4,5%
Dedaunan 32% Makanan 16,2% Kertas 17,5% Kayu 4,5%
7 H2O 7077,5 7077,5
Total 23750 23750
[image:58.612.118.487.84.127.2]2. Tangki penampungan umpan (TK-01)
Tabel 3.8 Neraca massa pada Tangki Penampungan (TK-01)
No Unsur Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 2 Alur 3
1. Carbon (C ) 77818,7 77818,7
2. Hidrogen (H) 1018,76 1018,76
3. Oksigen (O) 6619,87 6619,87
4. Nitrogen (N) 373,05 373,05
5. Sulfur (S) 36,03 36,03
6. Abu 806,09 806,09
7. H2O 7077,5 7077,5
Total 23750 23750
3. fermentor (FR-01)
Tangki penampungan
C H O N S Abu
C H O N S Abu
2 3
Fermentor
3
4
5
6 C6H12O6
H2O
N2
H2S
Abu
CH4
CO2
N2
H2S
H2
Bakteri anaerob
• Lipida dirubah menjadi Asam lemak rantai panjang dan Gliserin
Lipida
• Protei dirubah menjadi Asam amino
Protein Asam amino
• Asam nukleat dirubah menjadi Purin dan Pirimidin
Asam nukleat
Pirimidin Purin Asam phospat
• Polisakarida dirubah menjadi monosakarida. Polisakarida terbagi atas : - Pati
- Glikogen
- Selulosa
D-Glukopinarosa Glukosa
α(1-4) Glikogen Glukosa
2. Tahap Asidogenesis
Tahap asidogenesis merupakan tahap penguraian monomer-monomer dari Asam lemak rantai panjang, Gliserin, Asam amino, Glukosa, Purin dan Pyrimidin.
Monomer tersebut diuraikan hingga menjadi Asam lemak volatil, alkohol, H2S, CO2,
N2, H2
• Asam lemak rantai panjang diuraikan menjadi Asam lemak volatil. .
Asam lemak rantai panjang terdiri atas :
- Asam lemak palmitat
- Asam lemak oleat
Asam lemak stearat Asam butirat Metana
Asam lemak palmitat Asam propionat Hidrogen
• Gliserin dirubah menjadi Asam propionat
Gliserin Asam propionat Hidrogen
• Asam amino diurai menjadi asam akrilat
Asam amino Asam akrilat Nitrogen Hidrogen
• Glukosa diurai menjadi akohol (etanol)
Glukosa Etanol
• Purin diurai menjadi asam propionat
Purin Asam propionate phospat • Pirimidim diurai menjadi asam butirat
Pirimidin Asam butirat
1.Reaksi pada asam lemak rantai panjang + gliserin
Asam lemak stearat Asam butirat
Asam lemak palmitat Asam propionat
Gliserin Asam propionat
CH3CH2CH2COOH + ½N2 + H2
3CH3-CH2-COOH + H2 + 2H3PO4
+
2. Reaksi pada Asam nukleat
Asam nukleat Pirimidin purin
Purin Asam propionate phospat
Pirimidin Asam butirat
5OH-C-C3H7 + 9CH3-CH2-COOH + CH3-CHOH-COOH + 7CO2 + 10H2 + 4CH4 Asam butirat asam propionate asam laktat
3CH3-CH2-COOH + H2 + 2H3PO4
CH3CH2CH2COOH + ½N2 + H2
+
Asam nukleat
3. Reaksi pada keseluruhan Asam lemak rantai panjang + gliserin, Asam amino,
Asam nukleat.
5OH-C-C3H7 + 9CH3-CH2-COOH + CH3-CHOH-COOH + 7CO2 + 10H2 + 4CH Asam butirat asam propionate asam laktat
4
Asam nukleat
CH3CH2CH2COOH + 3CH3CH2COOH +
Asam propionate Asam butirat
½N2 + 2H2 + 2H3PO4
CH3CH2CH2COOH + 3CH3CH2COOH +
Asam propionate Asam butirat
½N2 + 2H2 + 2H3PO4
Asam amino Asam akrilat
+
Asam amino Asam nukleat
6CH3CH2COOH + 12CH3CH2CH2COOH + CH3-CHOH-COOH + CH2
Asam butirat Asam propionat Asam laktat Asam akrilat
=CH-
COOH + 7CO2
2 27
+ H2 + 4CH4 + N2 + H3PO4
3. Tahap Asetogenesis
2CH3CH2OH + 2CO2 2CH3COOH + 2H2………( pers 1)
12CH3CH2COOH + 2H2O 12CH3COOH + 24H2
6CH
…………..(pers.2)
3CH2CH2COOH + 12H2O 12CH3COOH + 12H2…………..(pers.3)
2CH3CH2OH + 12CH3CH2COOH + 6CH3CH2CH2COOH + 2CO2 + 36H2
40H
2 + 26CH3
4. Tahap Metagenesis
COOH
C6H12O6 + 2H2O 2C2H4O2 + 2CO2 + 4H
2C
2
2H4O2 2CH4 + 2CO2
CO
2 + 4H2 CH4 + 2H2
C
O
6H12O6 3CH4 + 3CO2
+
+
+
BakteriBakteri
Tabel 3.9 Neraca Massa Pada Fermentor (FR-01)
No Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam) Alur 3 Alur 4 Alur 5 Alur 6 1. C6H12O6 15455,031 - - 1545,711
2. H2O 7077,5 - - 7077,5
3. N2 373,05 - 111,915 261,135
4. H2S 38,329 - 38,329 -
5. Abu 806,09 - - 806,09
6. Bakteri - 3562,5 - 3562,5
7. CH4 - - 3709,152 -
8. CO2 - - 10200,168 -
Total
23750 3562,5 14059,564 13253,932
27312,5 27312,5
[image:67.612.115.524.122.637.2]4. Absorbsi (AB-01)
Tabel 3.10 Neraca massa pada Absorbsi (AB-01)
No Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam) Alur 7 Alur 10 Alur 9 Alur 8 Absorbsi
7
8
9
10 H2O
CH4
CO2
N2
H2S
CH4
CO2
N2
H2S
CO2
H2O