• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Perancangan Komunikasi Visual PT. Salam Pacific Indonesia Lines Berbasis Budaya Guna Meningkatkan Brand Awareness.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Perancangan Komunikasi Visual PT. Salam Pacific Indonesia Lines Berbasis Budaya Guna Meningkatkan Brand Awareness."

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL PT. SALAM

PACIFIC INDONESIA LINES BERBASIS BUDAYA GUNA

Tugas Akhir

Program Studi

S1 Desain Komunikasi Visual

Oleh:

MUHAMAD ARIF 12420100082

FAKULTAS TEKNOLOGIDAN INFORMATIKA

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2015

(2)

i

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL PT. SALAM

PACIFIC INDONESIA LINES BERBASIS BUDAYA GUNA

MENINGKATKAN

BRAND AWARENESS

TUGAS AKHIR

Program Studi

S1 Desain Komunikasi Visual

Disusun oleh : Muhamad Arif 12420100082

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

(3)

ii

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Desain Komunikasi Visual

Disusun Oleh :

Nama : MUHAMAD ARIF NIM : 12420100082 Program : S1 (Strata Satu)

Jurusan : Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

(4)

iii

TUGAS AKHIR

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL PT. SALAM

PACIFIC INDONESIA LINES BERBASIS BUDAYA GUNA

MENINGKATKAN

BRAND AWARENESS

Dipersiapkan dan disusun oleh

Muhamad Arif NIM : 12.42010.0082

Telah diperiksa, diuji dan disetujui oleh Dewan Pembahas Pada : 19 Agustus 2016

Susunan Dewan Pembahas Pembimbing

I. Ir. Hardman Budiardjo, M.Med.Kom., MOS ________________ II. Abdullah Khoir Riqqoh, S.Sn., M.Med.Kom., ACA ________________ Pembahas

I. Muh. Bahruddin, S.Sos., M.Med.Kom. ________________

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana

Dr. Jusak

Dekan Fakultas Teknologi dan Informatika

(5)

iv

Sebagai mahasiswa Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya, saya :

Nama : Muhamad Arif

NIM : 12420100082

Program Studi : S1 Desain Komunikasi Visual Fakultas : Fakultas Teknologi dan Informatika Jenis Karya : Tugas Akhir

Judul Karya : PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL PT. SALAM PACIFIC INDONESIA LINES BERBASIS BUDAYA GUNA MENINGKATKAN BRAND AWARENESS Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa :

1. Demi pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni, saya menyetujui memberikan kepada Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-Exclusive Royalti Free Right) atas seluruh isi/sebagian karya ilmiah saya tersebut di atas untuk disimpan, dialihmediakan dan dikelola dalam bentuk pangkalan data (database) untuk selanjutnya didistribusikan atau dipublikasikan demi kepentingan akademis dengan tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis atau pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

2. Karya tersebut di atas adalah karya asli saya, bukan plagiat baik sebagian maupun keseluruhan. Kutipan, karya atau pendapat orang lain yang ada dalam karya ilmiah ini adalah semata hanya rujukan yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka saya. 3. Apabila dikemudian hari ditemukan dan terbukti terdapat tindakan plagiat pada karya

ilmiah ini, maka saya bersedia untuk menerima pencabutan terhadap gelar kesarjanaan yang telah diberikan kepada saya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Surabaya, 19 Agustus 2016

(6)

v

LEMBAR MOTTO

(7)

vi

(8)

vii ABSTRAK

PT. Salam Pacific Indonesia Lines merupakan perusahaan pelayaran lahir sejak 46 tahun yang lalu. Sejak perusahaan tersebut berdidiri, belum memiliki media komunikasi visual yang memandai untuk mendukung promosi atau mengenalkan perusahaan kepada masyarakat. Salah satu kegiatan promosi untuk mengenalkan perusahaan kepada masyarakat selama ini adalah dengan keikut sertaan ajang promosi di event Job Fair. Sehingga diperlukannya media komunikasi secara visual melalui media promosi. Adapun tujuan yang ingin dicapai penelitian ini adalah merancang media komunikasi visual PT. Salam Pacific Indonesia Lines berbasis budaya guna meningkatkan brand awareness. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yaitu dengan melakukan wawancara, observasi. dokumentasi. dan studi pustaka untuk mendapatkan data yang digunakan sebagai pendukung pembuatan konsep perancangan komunikasi visual. Dari analisis data pada perancangan komunikasi visual ini ditemukan keyword “Progressive”. Serta pada perancangannya menekan menggunakan konsep budaya yang mengacu kearah yang lebih maju.

(9)

viii

limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir yang berjudul Perancangan komunikasi visual PT. Salam Pacific Indonesia Lines berbasis budaya guna meningkatkan brand awareness.

Laporan ini merupakan bukti tanggung jawab peneliti terhadap lembaga karena telah melaksanakan kegiatan perkuliahan di Insitut Bisnis dan Informatika STIKOM Suarabaya. Dalam penyusunannya laporan ini tidak lepas dari dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terimakasih kepada:

1. Kedua orang tua tercinta peneliti yang selalu memberikan dukungan baik secara moril maupun materil serta doanya sehingga peneliti dapat menempuh studi dengan sebaik mungkin.

2. Yang terhormat Prof. Dr. Budi Jatmiko, M.Pd, selaku Rektor Institut Bisnis dan Informatika STIKOM Surabaya yang memberikan kesempatan dan fasilitas kepada peneliti untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan S1 Desain Komunikasi Visual di Institut Bisnis dan Informatika STIKOM Surabaya.

(10)

ix

4. Yang terhormat Abdullah Khoir Riqqoh, S.Sn., M.Med.Kom., ACA selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan saran dalam pengerjaan karya Tugas Akhir peneliti.

5. Para dosen S1 Desain Komunikasi Visual Institut Bisnis dan Informatika STIKOM Surabaya yang telah membimbing peneliti selama menempuh studi di Insitut Bisnis dan Informatika STIKOM Surabaya.

6. Keluarga besar S1 Desain Komunikasi Visual, sahabat-sahabat, serta orang terkasih yang telah turut mendukung peneliti.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari sempurna, baik secara tertulis maupun teknisnya. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan Tugas Akhir ini.

Surabaya, 19 Agustus 2016

(11)
(12)

xi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 32

3.1 Metodologin Penelitian ... 32

4.2 Segmentasi, Targeting dan Positioning ... 40

(13)

xii

4.9.1 Tujuan Media ... 53

4.9.2 Strategi Media ... 54

4.10 Implementasi Karya ... 60

BAB V PENUTUP ... 68

5.1 Kesimpulan ... 68

5.2 Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 70

(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Perancangan Komunikasi Visual Perumahan Villa Esperanza ... 7

Gambar 2.2 Studi Warna ... 14

Gambar 2.3.1 Contoh Iklan Media Cetak Majalah ... 25

Gambar 2.3.2 Contoh Brosur IKEA ... 27

Gambar 2.3.3 Contoh Iklan Ambient Media ... 28

Gambar 2.4 Piramida Awareness ... 31

Gambar 3.1 Skema Model Analisis Interaktif ... 35

Gambar 4.1 Website Meratus ... 43

Gambar 4.2 Keyword ... 46

Gambar 4.3 Alur Perancangan ... 48

Gambar 4.4 Font Steinem Neris ... 52

Gambar 4.5 Pilihan Warna Progressive ... 51

Gambar 4.6 Sketsa Brosur Terpilih ... 55

Gambar 4.7 Sketsa X-banner Terpilih ... 56

Gambar 4.8 Sketsa Booth Terpilih ... 57

Gambar 4.9 Sketsa Kartu Nama Terpilih ... 58

Gambar 4.10 Sketsa Merchandise Terpilih ... 58

Gambar 4.11 Sketsa Iklan Majalah Terpilih ... 59

Gambar 4.12 Implementasi Desain Brosur ... 60

Gambar 4.13 Implementasi Desain X-banner ... 62

(15)

xiv

(16)
(17)

xi

2.8.2 Below The line ... 25

2.8.3 Ambient/Alternatif Media ... 28

2.9 Brand ... 28

2.10 Brand Awarenes ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 32

3.1 Metodologin Penelitian ... 32

3.2 Tempat Penelitian ... 33

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.3 Teknik Analisa Data ... 35

BAB IV PERANCANGAN DAN KONSEP ... 38

4.1 Hasil dan Analisa Data ... 38

4.2 Segmentasi, Targeting dan Positioning ... 40

4.3 Studi Kompetitor ... 41

4.4 Unique Selling Proposition ... 45

4.5 Keyword ... 45

4.6 Deskripsi Perancangan ... 47

4.7 Konsep Perancangan ... 48

(18)

xii

4.8.1 Tujuan Kreatif ... 49

4.8.2 Strategi Kreatif ... 49

4.9 Perencanaan Media ... 51

4.9.1 Tujuan Media ... 53

4.9.2 Strategi Media ... 54

4.10 Implementasi Karya ... 60

BAB V PENUTUP ... 68

5.1 Kesimpulan ... 68

5.2 Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 70

(19)

xiii

Gambar 2.2 Studi Warna ... 14

Gambar 2.3.1 Contoh Iklan Media Cetak Majalah ... 25

Gambar 2.3.2 Contoh Brosur IKEA ... 27

Gambar 2.3.3 Contoh Iklan Ambient Media ... 28

Gambar 2.4 Piramida Awareness ... 31

Gambar 3.1 Skema Model Analisis Interaktif ... 35

Gambar 4.1 Website Meratus ... 43

Gambar 4.11 Sketsa Iklan Majalah Terpilih ... 59

Gambar 4.12 Implementasi Desain Brosur ... 60

Gambar 4.13 Implementasi Desain X-banner ... 62

(20)

xiv

Gambar 4.15 Implementasi Desain Kartu Nama ... 64

Gambar 4.16 Implementasi Desain Id Card ... 65

Gambar 4.17 Implementasi Merchandise ... 66

(21)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

PT. Salam Pacific Indonesia Lines merupakan perusahaan pelayaran lahir

sejak 46 tahun yang lalu. Sejak perusahaan tersebut berdidiri, belum memiliki

media komunikasi visual yang memandai untuk mendukung promosi atau

mengenalkan perusahaan kepada masyarakat. Salah satu kegiatan promosi untuk

mengenalkan perusahaan kepada masyarakat selama ini adalah dengan keikut

sertaan ajang promosi di event Job Fair. Sehingga diperlukannya media

komunikasi secara visual melalui media promosi. Adapun tujuan yang ingin

dicapai penelitian ini adalah merancang media komunikasi visual PT. Salam

Pacific Indonesia Lines berbasis budaya guna meningkatkan brand awareness.

Melihat peluang besar di bidang pelayaran transportasi laut, Salik Soetemo

selaku President Director mendirikan perusahaan pelayaran di tahun 1970 dengan

nama PT. Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL) adalah perusahaan yang bergerak

dibidang pelayaran pengiriman barang antar pulau di Indonesia. Saat ini

perusahaan tersebut ditetapkan menjadi pioner perusahaan shipping lines di

Indonesia. Bahkan menjadi salah satu dari tiga perusahaan shipping lines terbaik

di Indonesia. PT. Salam Pacific Indonesia Linesme memiliki 28 cabang yang

terbesar dari Medan sampai Merauke. Cabang paling banyak tersebar di wilayah

(22)

2

Pacific Indonesia Lines ini kebanyakan adalah perusahaan perkebunan yang aktif

mengirim komoditinya ke seluruh Nusantara.

PT. Salam Pacific Indonesia Lines sebagai perusahaan swasta nasional yang

bergerak di bidang pelayaran dan melayani masyarakat diseluruh cabang yang

tersebar di nusantara, berusaha untuk memberikan pelayanan jasa pengiriman

barang yang terbaik dan melebihi standar harapan pelanggan. Dalam rangka

menjaga agar tetap ada konsistensi dalam penyelenggaraan perusahaan yang baik

manajemen SPIL bertekat untuk menumbuh kembangkan kebiasaan dan tata

pergaulan profesional yang baik dan sekaligus mencerminkan jati diri SPIL yang

dapat dibanggakan. Dengan moto SPIL Connecting Islands yang mempunyai nilai

orientasi pelanggan diharapkan perusahaan bisa memberikan solusi transportasi

dengan jaringan terluas didukung sumber daya berkualitas untuk kepuasan

pelanggan dan memberikan pelayanan terbaik demi menggerakan perekonomian

Indonesia.

Media komunikasi visual merupakan sebuah sarana promosi ataupun

sosialisasi yang efektif dalam penyampaian informasi pada masyarakat. Oleh

karena itu penggunaan media komunikasi visual sangat dibutuhkan dalam

mengenalkan diri sebuah perusahaan kepada masyarakat. Masyarakat cenderung

memiliki dorongan impulsif pada sebuah visual yang langsung berinteraksi

kepadanya karena mereka menilai berdasarkan apa yang mata mereka lihat,

menurut Ibu Nike, selaku Human Resources Development PT. Salam Pacific

Indonesia Lines. Oleh karenanya, masyarakat ingin melihat siapa mereka atau

(23)

brand experience yang berasal dari media promosi yang mereka lihat, dengar, atau

rasakan, hingga suatu persepsi tertentu akhirnya terbentuk dalam benak konsumen

sedikit demi sedikit (Travis,2000:38). Perusahaan memerlukan upaya untuk

merancang suatu media promosi yang akan membuat masyarakat aware sehingga

merek tersebut menjadi pertimbangan customer saat menggunakan pelayanannya.

Media promosi di era informasi seperti ini adalah nyawa utama dari suatu

strategi komunikasi untuk memenangkan persaingan pasar. Media promosi yang

mendukung dan memadai akan menjadi langkah proses komunikasi perusahaan

kepada masyarakat dan memunculkan suatu kesadaran pada diri masyarakat yang

membantu sebuah brand untuk memperkuat eksistensinya di benak masyarakat.

Pemilihan masyarakat terhadap perusahaan juga dapat didasari oleh ketertarikan

atribut media komunikasi visual yang menarik disetiap kegiatan promosi. Dari

perusahaan besar hingga menengah sudah beranjak semakin sadar untuk

memahami pentingnya brand dan media komunikasi visual dalam

keberlangsungan usaha yang mereka lakukan, hal ini dapat dibuktikan dengan

banyaknya inovasi kreatif berbagai media komuniasi visual disetiap ajang

promosi.

Brand awareness merupakan bagian dari brand equity yang sangat penting

bagi perusahaan karena kesadararan merek dapat berpengaruh secara langsung

terhadap ekuitas merek. Apabila kesadaran konsumen terhadap merek rendah,

maka dapat dipastikan bahwa ekuitas mereknya juga akan rendah. Aaker

(Durianto 2001 : 4) mengatakan, bahwa brand awareness sebagai gambaran

(24)

4

beberapa kategori, dan biasanya mempunyai peranan kunci dalam ekuitas merek

(Brand Equity). Peranan ini dapat dipahami dalam bentuk "bagaimana brand

awareness menciptakan suatu nilai bagi suatu merek" Brand awareness adalah

sesuatu yang amat penting eksistensinya bagi suatu merk. Harapan dari dibuatnya

media promosi ini adalah meningkatnya awareness masyarakat dari level unaware

ke level aware yang akan menyebabkan nilai merk tersebut melekat dan eksis di

benak masyarakat seiring dengan meningkatnya inovasi berbagai media

komunikasi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, hal yang menjadi rumusan

masalah dalam perancangan ini adalah bagaimana merancang media komunikasi

visual PT. Salam Pacific Indonesia Lines berbasis budaya sebagai upaya

meningkatkan brand awareness.

1.3 Batasan Masalah

Dari permasalahan yang dirumuskan di atas maka batasan dari

permasalahan yang digunakan dalam perancangan ini adalah:

a. Perancangan difokuskan pada media komunikasi visual PT. Salam Pacific

Indonesia Lines berbasis budaya meningkatkan brand awereness.

b. Media komunikasi visual yang digunakan hanya meliputi: brosur, x-banner,

(25)

1.4 Tujuan Perancangan

Tujuan yang ingin dicapai pada Tugas Akhir ini adalah:

a. Untuk merancang media komunikasi visual PT. Salam Pacific Indonesia

Lines berbasis budaya perusahaan.

b. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat supaya aware terhadap PT.

Salam Pacific Indonesia Lines melalui media promosi.

1.5 Manfaat Perancangan

Tugas akhir ini dapat memberikan manfaat baru dalam aspek teoritis atau

aspek praktis, yang dijelaskan sebagai berikut :

1.5.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis,

sekurang-kurangnya dapat berguna sebagai bahan referensi sumbangan pemikiran

bagi dunia pendidikan sehingga dapat memperkaya dan menambah wawasan

untuk penelitian selanjutnya, khususnya yang terkait dengan perancangan media

komunikasi visual guna meningkatkan brand awareness.

1.5.2 Manfaat Praktis

Dapat memberikan manfaat yang berguna bagi PT. Salam Pacific Indonesia

Lines berupa media komunikasi visual untuk mengenalkan perusahaan pada

(26)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dijelaskan tentang beberapa teori yang berhubungan

dengan perancangan komunikasi visual Job Fair PT. Salam Pacific Indonesia

Lines berbasis media promosi guna meningkatkan brand awareness.

2.1 Penelitian Terdahulu

Perancangan Media Komunikasi Visual Seagai Sarana Promosi Perumahan

Villa Esperanza di Semarang oleh Achmad Syaiful Amirudin Universitas Dian

Nuswantoro dilakukan untuk mempromosikan Villa Esperanza di Semarang.

Kurangnya media komunikasi dan kegiatan promosi perusahaan menyebabkan

masyarakat kota Semarang kurang awareness. Perancangan tersebut memberikan

konsep komunikasi visual yang disesuaikan dengan proposisi Villa Esperanza

sebagai perumahan yang menjual rumah dengan gaya desain exterior bergaya

Eropa Yunani. Perancangan media komunikasi visual tersebut dilakukan dengan

perencanaan visual dengan media yang efektif menggunakan metode analisis

SWOT sebagai alat penetapan strategi kreatif agar hasilnya sesuai dengan konsep

yang ingin disampaikan Villa Esperanza. Kegiatan media promosi yang dilakukan

adalah media komunikasi visual dengan pilihan media lini atas (ATL), dan lini

bawah (BTL). Perumahan yang berbeda dengan perumahan lainnya dengan gaya

exteriornya yang bergaya Eropa Yunani. Melalui perancangan iklan komersial ini

diharapkan Villa Esperanza menjadi perumahan yang diminati oleh masyarakat

(27)

Gambar 2.1 Hasil Perancangan media komunikasi visual Perumahan Villa Esperanza

Sumber : Jurnal Perancangan Media Komunikasi Visual Seagai Sarana Promosi Perumahan Villa Esperanza di Semarang

2.2 Desain Komunikasi Visual

Desain komunikasi visual terdiri dari tiga kata, yaitu desain, komunikasi dan

visual. Desain merupakan bidang ketrampilan, pengetahuan dan pengalaman

(28)

8

lingkungannya ditinjau dari kebutuhan-kebutuhan kerohanian dan kebendaan

(Archer dalam Irama Visual, 2009: 113). Komunikasi, menurut penuturan Liliweri

yang ditambahkan oleh Tinarbuko (2009: 13), ialah penciptaan interaksi

perorangan dengan menggunakan tanda-tanda yang tegas. Komunikasi juga

berarti pembagian unsur-unsur perilaku atau cara hidup dengan eksistensi

seperangkat ketentuan dan pemakaian tanda-tanda. Tujuan-tujuan komunikasi

menurut Terence A. Shimp (2001: 160), diarahkan pada beberapa pencapaian

dalam berpromosi, yaitu :

a. Membangkitkan keinginan akan suatu kategori produk.

b. Menciptakan kesadaran akan merek (brand awareness).

c. Mendorong sikap positif terhadap produk dan mempengaruhi niat

(intentions).

d. Memfasilitasi pembeli.

Definisi komunikasi visual adalah komunikasi menggunakan bahasa visual,

dimana unsur dasar bahasa visual (yang menjadi kekuatan utama dalam

penyampaian pesan) adalah segala sesuatu yang dapat dilihat dan dapat dipakai

untuk menyampaikan arti, makna/ pesan (Kusrianto, 2007: 10).

Berdasarkan pendapat tentang desain komunikasi visual diatas dapat ditarik

kesimpulan bahwa desain komunikasi visual adalah ilmu yang mempelajari

konsep-konsep komunikasi secara visual dengan menggunakan unsur-unsur grafis

(29)

2.3 Warna

Disadari atau tidak warna memainkan peran yang sangat besar dalam

pengambilan keputusan saat membeli barang. Penelitian yang dilakukan oleh

Institute for Color Research di Amerika (sebuah institute penelitian tentang

warna) menemukan bahwa seseorang dapat mengambil keputusn terhadap orang

lain, lingkungan maupun produk dalam waktu hanya 90 detik saja. Dan keputusan

tersebut 90%-nya didasari oleh warna.

Warna juga meningkatkan brand recognition sebanyak 80%, menurut

penelitian yang dilakukan oleh University of Loyola, Chicago, Amerika. Karena

itu memilih warna yang tepat merupakan proses yang sangat penting dalam

mendesain idntitas visual. Untuk itu dibutuhkan riset yang mendalam menyangkut

beberapa bidang, antara lain psikologi, budaya dan komunikasi.

Umumnya ada dua macam warna pada identitas visual, yaitu warna pada

logo dan warna untuk corporate color / warna perusahaan. Adakalanya corporate

color yang digunakan dalam aplikasi-aplikasi desain menggunakan warna yang

sama dengan warna pada logo, namun ada juga yang memperluas jangkauan area

warnanya.

Eiseman, L. (Pantone guide to communicating with color, 2000) warna,

yang umum dilihat atau sering disebut warna universal, mempunyai arti dan

pengaruh yang berbeda. Sebutan untuk warna pun berbeda di tiap daerah,

misalnya untuk orang yang tingal di daerah pantai menyebut biru dengan sebutan

biru laut dan orang yang lebih sering tingal di daerah pegunungan mungkin akan

(30)

10

yang langitnya selalu tampak kusam karena tertutup asap dan tidak terdapat

perairan di kota. Contoh lainnya adalah orang-orang tua jaman dahulu sering

menyebut salah satu jenis warna biru dengan sebutan biru dongker, hal ini

disebabkan karena film yang terkenal pada masa itu ada tokoh Benhur yang selalu

memakai jubah berwarna biru. Selain sebutannya yang berbeda- pada tiap daerah,

pada tiap negara pun mempunyai arti warna yang berbeda, misalnya Cina

menganggap putih adalah lambang kedukaan, tetapi untuk negara di Eropa, putih

merupakan lambang kesucian.

Apabila dikaitkan dengan desain grafis, produk, iklan, atau promosi, warna

memberikan peran yang sangat penting dalam menciptakan susasana pembelian,

memperkuat citra sebuah produk serta meningkatkan citra bisnis. Warna juga

mempengaruhi kenyamanan lingkungan, yaitu lingkungan di mana tempat orang

berbelanja atau membeli sesuatu. Ada beberapa warna yang sudah umum, arti dari

masing-masing warna tersebut serta pengaruhnya terhadap psikologis manusia.

1. Merah

Merah diasosiasikan dengan api, darah, sex. Postifnya yaitu semangat, cinta,

darah, enerji, antusiasme, panas, kekuatan. Sementara, negatif yaitu agresif,

kemarahan, perang, revolusi, kekejaman, ketidaksopanan. Efek pada produk

adalah warna yang dominan, berkesan kecepatan dan aksi, menstimulasi detak

jantung, nafas, dan nafsu makan, orang atau benda akan terlihat lebih besar jika

menggunakan warna merah, mobil merah lebih menarik perhatian. Hubungan

(31)

keberuntungan, kebahagiaan (Asia), simbol tentara (India), kesedihan (Afrika

Selatan).

2. Kuning

Kuning diasosiasikan dengan sinar matahari. Positifnya yaitu intelek,

kebijaksanaan, optimisme, cahaya, kegembiraan, idealisme. Sementara,

negatifnya yaitu kecemburuan, pengecut, ketidakjujuran, waspada. Efek pada

produk, yaitu warna yang paling menarik perhatian, lebih terang dibanding warna

putih, melambangkan kecepatan dan metabolisme, menyakitkan mata, warna

kuning muda dapat menambah konsentrasi. Hubungan pada budaya lokal yaitu

digunakan pada jubah pendeta (Buddha), kesedihan (Mesir dan Burma), simbol

kemakmuran (India), digunakan untuk perayaan musim semi (Hindu), keberanian

(Jepang).

3. Biru

Biru diasosiasikan dengan laut dan langit. Positifnya yaitu pengetahuan,

kesejukan, kedamaian, maskulin, kontemplasi, kesetiaan, keadilan, intelektual.

Sementara, negative nya adalah depresi, dingin, kelesuan. Efek pada produk

warna biru pada makanan sangat jarang karena dianggap dapat merusak selera

makan, menyebabkan tubuh memproduksi rasa tenang dan santai, beberapa orang

mengatakan merasa lebih produktif di dalam ruangan berwana biru, warna biru

pada seragam menyimbolkan kesetiaan dan kepercayaan. Hubungan pada budaya

lokal yaitu maskulin (hampir di seluruh dunia), warna untuk anak kecil

(32)

12

corporate perusahaan (seluruh dunia).

4. Hijau

Hijau diasosiasikan dengan tumbuhan, natural, lingkungan. Sisi positifnya

adalah kesuburan, uang, pertumbuhan, penyembuhan, kesuksesan, natural,

harmoni, kejujuran, muda. Negatifnya bisa berarti rakus, iri, muak, racun,

kerusakan karena lumut, tidak berpengalaman. Efek pada produk di antaranya

adalah warna yang ‘ramah’ terhadap mata, menyejukkan dan menenangkan,

biasanya digunakan oleh rumah sakit untuk memberi kenyamanan pada pasien,

memberikan kesan teratur, memberikan kesembuhan. Sementara, hubungan pada

budaya lokal disimbolkan sebagai surge (Islam), simbol utama Irlandia, kesuburan

(Yunani), melambangkan kemauan keras (penduduk asli Amerika).

4. Ungu

Ungu diasosiasikan dengan keagungan, spiritualitas. Sisi positifnya adalah

kemewahan, kebijaksanaan, imajinasi, keajaiban, tingkatan, inspirasi, kekayaan,

penghargaan, mistik. Negatifnya bisa berarti kekejaman, berlebihan. Efek pada

produk yaitu ungu memberikan kesan feminin dan romantik,terkadang

diasosiasikan dengan homoseksual, sering disebut imitasi, pada jaman kerajaan

disimbolkan dengan kekayaan dan kerajaan. Hubungan pada budaya lokal adalah

mengindikasikan kematian (Amerika Latin), digunakan pada saat seorang istri

mengalami kedukaan karena kematian suaminya (Thailand), melambangkan

(33)

5. Oranye

Oranye diasosiasikan dengan musim semi dan jeruk. Positifnya adalah

memberikan tambahan energi, kreativitas, keunikan, stimulasi, sosial, kesehatan,

aktivitas. Negatifnya adalah kegilaan, trend, berisik. Efek pada produk adalah

penambah nafsu makan, ruangan yang berwarna oranye akan membuat orang

cenderung berpikir dan berbicara, ruangan berwarna oranye menyuarakan

persahabatan dan kegembiraan, menambah kewaspadaan maka sering dipakai

untuk seragam pekerja. Hubungan pada budaya lokal adalah merujuk pada

gerakan agama Protestan (Irlandia), berhubungan dengan pembelajaran dan

kekeluargaan (budaya Amerika pribumi), merujuk pada agama Hindu (India),

warna nasional dari monarki (Belanda).

6. Hitam

Hitam diasosiasikan dengan malam dan kematian. Positifnya adalah

kekuatan, kekuasaan, berat, kemewahan, elegan, formal, serius, bergengsi,

kesunyian, misteri. Efek pada produk adalah pakaian berwarna hitam membuat

seseorang terlihat kurus, warna hitam membuat warna lain terlihat lebih terang,

pada terapi psikis, warna hitam memberi efek meningkatkan kepercayaan diri dan

kekuatan, diasosiasikan dengan kerahasiaan. Hubungan pada budaya lokal adalah

warna hitam untuk anak kecil laki-laki (Cina), diasosiasikan dengan karir,

pengetahuan, kesedihan, penebusan dosa (Asia pada umumnya), pemberontak

(34)

14

7. Putih

Putih diasosiasikan dengan sinar dan kemurnian. Positifnya adalah

sempurna, pernikahan, bersih, kebajikan, kejujuran, sinar, kelembutan, suci,

sederhana. Negatifnya adalah rapuh,terisolasi. Efek pada produk adalah pada

budaya tertentu warna putih pada pakaian memberikan simbol keberuntungan

dalam pernikahan, putih adalah warna penyeimbang yg sangat baik, manjur dalam

mengobati rasa sakit kepala, sinar putih yang terang dapat membutakan mata,

diasosiasikan dengan malaikat dan Tuhan. Hubungan pada budaya lokal adalah

warna pemakaman (Jepang dan Cina), simbol menyerah (seluruh dunia),

mengidentikkan dengan orang kulit putih/Kaukasian (Eropa, Amerika),

mengundang kesedihan pada pernikahan (India).

8. Abu-abu

Abu-abu diasosiasikan dengan netral. Positifnya adalah seimbang,

keamanan, masuk akal, klasik, sederhana, dewasa, intelek, keadilan. Negatifnya

adalah kurang tanggung jawab, ketidakpastian, labil, tua, membosankan, cuaca

buruk, kesedihan. Efek pada produk yaitu mempengaruhi kekuatan emosi,

penyeimbang antara warna hitam dan putih, sebagai warna pendukung. Hubungan

pada budaya lokal diasosiasikan dengan kesetiaan dan persahabatan (penduduk

asli Amerika), menyimbolkan industri sebagai lawan dari hijau yang

menyimbolkan lingkungan (Amerika), biasa dianggap sebagai simbol uang dan

(35)

Gambar 2.2 Studi Warna

Sumber : www.ilmudesign.com

2.4 Tipografi

Cara memilih dan mengelola huruf dalam desain grafis sudah menjadi

disiplin ilmu tersendiri, disebut Tipografi (Typography). Sejarah tipografi dapat

dikatakan seumur dengan sejarah seni mencetak buku. Tipografi berasal dari kata

Yunani tupos (yang diguratkan) dan graphoo (tulisan). Dulu tipografi hanya

diartikan sebagai ilmu cetak-mencetak. Orang yang memiliki keahlian mencetak

disebut tipografer. Dalam perkembangannya, istilah tipografi lebih dikaitkan

dengan gaya atau model huruf cetak. Bahkan saat ini pengertian tipografi sudah

berkembang lebih luas lagi, yaitu mengarah pada disiplin ilmu yang mempelajari

spesifikasi dan karakterisitik huruf, bagaimana mengolah dan memilih huruf

untuk tujuan tertentu (Supriyono, 2010:19). Sebegitu pentingnya peran tipografi

pada desain yang kita hasilkan, karena tipografi dapat menggambarkan pencitraan

meskipun berupa tulisan. Jika tipografi suatu desain tidak mudah dibaca, sulit

dimengerti dan tidak mampu menggambarkan apa yang diinginkan, maka desain

tersebut akan digolongkan gagal. Agar desain yang kita buat tidak gagal maka

(36)

16

a. Kerning

Kerning adalah jarak antar huruf Kalau sudah bingung bagaimana membuat

judul/kalimat tertentu menjadi lebih menarik, bisa dilakukan dengan

mendempetkan kerning pada judul/kalimat tersebut. Namun harap di

perhatikan, jangan sampai terlalu mendempetkan kerning karena hasilnya

judul/tulisan akan susah terbaca dan terasa 'penuh'.

b. Pemilihan Font

Pemakaian jenis Font yang tepat dapat membantu desain menjadi lebih

menyatu dan lebih cepat mengkomunikasikan maksud dari desain. Misalnya,

pada desain brosur kecantikan, tidak mungkin menggunakan Font yang

'keras', berbentuk kaku dan tebal. Akan lebih tepat jika menggunakan Font

yang tipis dan luwes, sesuai dengan kepribadian target market yang di tuju,

yaitu wanita.

c. Berat dan ukuran

Kita bisa memainkan berat (tebal tipis) dan ukuran (besar kecil) Font, untuk

memberikan emphasis (elemen mana yang akan di baca atau di tampilkan

terlebih dahulu). Sehingga secara tidak langsung pembaca akan di tuntun

sesuai dengan flow yang kita mau. Cara ini juga untuk mencegah pembaca

pusing akan bagian mana yang seharusnya di lihat terlebih dahulu. Salah

urutan dalam membaca akan mengakibatkan informasi yang kita sebarkan

(37)

d. Leading

Leading adalah jarak spasi antara kalimat atas dan bawah dalam satu

paragraf. Biasanya elemen ini jarang di utak-atik oleh kebanyakan desainer,

Padahal leading yang di atur dengan baik akan membuat pembaca tidak

merasa lelah jika mereka membaca suatu artikel yang panjang. Jarak yang di

hasilkan jika kita memainkan leading akan memberikan kesan ruang kosong

(whitespace). Yang tentu saja membuat mata tidak cepat lelah saat melihat

teks yang begitu banyak.

e. Warna

Warna pada Font biasanya di sesuaikan dengan background. Jika

background berwarna (foto) maka lebih baik menggunakan 1 warna Font

yang netral (putih misalnya). Yang pasti harus menghasilkan kontras yang

cukup, sehingga tetap nyaman di baca dan tidak 'menusuk' mata.

2.5 Layout

Menurut Tom Liney, prinsip layout yang baik adalah yang selalu memuat 5

prinsip utama dalam desain, yaitu proporsi, keseimbangan, kontras, irama dan

kesatuan. Dalam penerapan perancangan ini desain layout menjadi landasan untuk

dijadikan acuan dasar dalam memberikan tuntunan dalam mendesain layout.

Untuk mengatur layout, di perlukan pengetahuan akan jenis-jenis layout

(Kusrianto, 2007: 277).

Jenis-jenis layout pada media cetak, baik brosur, majalah, iklan maupun

pada buku meliputi Mondrian Layout, Multi Pane/ Layout, Picture Window

(38)

18

Layout, Sircu.s Layout, Jumble Layout, Grid Layout, Bleed Layout, Vertical Panel

Layout, Alphabet Inspired Layout, Angular Layout, Informal Balance Layout,

Brace Layout, Two Mortises Layout, Quadran Layout, Comic Script Layout,

Rebus Layout.

2.5.1Mondrian Layout

Mengacu pada konsep seorang pelukis Belanda bernama Piet Mondrian,

yaitu penyajian iklan yang mengacu pada bentuk-bentuk square / landscape /

por/ai/, dimana masing-masing bidangnya sejajar dengan bidang penyajian dan

memuat gambar / copy yang saling berpadu sehingga membentuk suatu komposisi

yang konseptual.

2.5.2Multi Pane/ Layout

Bentuk iklan dimana dalam satu bidang penyajian dibagi menjadi beberapa

tema visual dalam bentuk yang sama (square/double square semuanya).

2.5.3 Picture Window Layout

Tata letak iklan dimana produk yang diiklankan ditampilkan secara close

up. Bisa dalam bentuk produknya itu sendiri atau juga bisa menggunakan model

(public figure).

2.5.4 Copy Heavy Layout

Tata letaknya mengutamakan pada bentuk copy writing (naskah iklan) atau

dengan kata lain komposisi layout-nya didominasi oleh penyaj ian teks (copy).

2.5.5 Frame Layout

Suatu tampilan iklan dimana border/bingkai/frame-nya membentuk suatu

(39)

2.5.6 Shilhoutte Layout

Sajian iklan yang berupa gambar ilustrasi atau tehnik fotografi dimana

hanya ditonjolkan bayangannya saja. Penyajian bisa berupa Text-Rap atau warna

spot color yang berbentuk gambar ilustrasi atau pantulan sinar seadanya dengan

tehnik fotografi.

2.5.7 Type Specimen Layout

Tata letak iklan yang hanya menekankan pada penampilan jenis huruf

dengan point size yang besar Pada umumnya hanya berupa Head Line saja.

2.5.8 Sircu.s Layout

Penyajian iklan yang tata letaknya tidak mengacu pada ketentuan baku

Komposisi gambar visualnya, bahkan kadang-kadang leksdan susunannya tidak

beraturan.

2.5.9 Jumble Layout

Penyajian iklan yang merupakan kebalikan dari sircus layout, yaitu

komposisi seberapa gambar dan teksnya disusun secara teratur.

2.5.10 Grid Layout

Suatu tata letak iklan yang mengacu pada konsep grid, yaitu desain iklan

tersebut seolah-olah bagian per bagian (gambar atau leks) berada di dalam skala

grid.

2.5.11 Bleed Layout

Sajian iklan dimana sekeliling bidang menggunakan frame (seolah-olah

belum dipotong pinggirnya). Catatan: Bleed artinya belum dipotong menurut

(40)

20

2.5.12 Vertical Panel Layout

Tata letaknya menghadirkan garis pemisah secara vertical dan membagi

layout iklan tersebut.

2.5.13 Alphabet Inspired Layout

Tata letak iklan yang menekankan pada susunan huruf atau angka yang

berurutan atau membentuk suatu kata dan diimprovisasikan sehingga

menimbulkan kesan narasi (cerita).

2.5.14 Angular Layout

Penyajian iklan dengan susunan elemen visualnya membentuk sudut

kemiringan, biasanya membentuk sudut antara 40-70 derajat.

2.5.15 Informal Balance Layout

Tata letak iklan yang tampilan elemen visualnya merupakan suatu

perbandingan yang tidak seimbang,

2.5.16 Brace Layout

Unsur-unsur dalam tata letak iklan membentuk letter L (L-Shape). Posisi

bentuk L nya bisa tebalik, dan dimuka bentuk L tersebut dibiarkan kosong.

2.5.17 Two Mortises Layout

Penyajian bentuk iklan yang penggarapannya menghadirkan dua inset

yang masing-masing memvisualkan secara diskriptif mengenai hasil

penggunaan/detail dari produk yang ditawarkan.

2.5.18 Quadran Layout

Bentuk tampilan iklan yang gambarnya dibagi menjadi empat bagian

(41)

12%, dan keempat 38%. (mempunyai perbedaan yang menyolok apabila dibagi

empat sama besar).

2.5.19 Comic Script Layout

Penyajian iklan yang dirancang secara kreatif sehingga merupakan bentuk

media komik, lengkap dengan captions.

2.5.20 Rebus Layout

Susunan layout iklan yang menampilkan perpaduan gambar dan leks

sehingga membentuk suatu cerita.

2.6 Profil Perusahaan

PT. Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL) adalah perusahaan yang bergerak

dibidang pengiriman barang antar pulau di Indonesia. Saat ini perusahaan tersebut

ditetapkan menjadi pioner perusahaan shipping lines di Indonesia. Bahkan

menjadi salah satu dari tiga perusahaan shipping lines terbaik di Indonesia. PT.

Salam Pacific Indonesia Linesme memiliki 28 cabang yang terbesar dari Medan

sampai Merauke. Cabang paling banyak tersebar di wilayah Indonesia Timur

seperti Papua, Merauke dan Sulawesi.

PT. Salam Pacific Indonesia Lines memiliki tiga cabang yakni untuk Fleet

Division terletak di Jalan Kalianak No. 51 F. Sedangkan untuk Commercial

Division sendiri terletak di Jalan Perak Barat No. 9. Perusahaan shipping lines ini

memiliki kantor pusat yang terletak di Jalan Karet No. 104 Surabaya, dengan

(42)

22

Perusahaan pelayaran terbaik yang menggerakan perekonomian.

2. Misi

Memberikan solusi transportasi dengan jaringan terluas, didukung

sumberdaya berkualitas untuk kepuasan pelanggan.

2.6.2 Nilai Budaya Perusahaan

PT. Salam Pacific Indonesia Lines sebagai perusahaan swasta nasional yang

bergerak di bidang pelayaran dan melayani masyarakat diseluruh cabang yang

tersebar di nusantara, berusaha untuk memberikan pelayanan jasa pengiriman

barang yang terbaik dan melebihi standar harapan pelanggan. Dalam rangka

menjaga agar tetap ada konsistensi dalam penyelenggaraan perusahaan yang baik

manajemen SPIL bertekat untuk menumbuh kembangkan kebiasaan dan tata

pergaulan profesional yang baik dan sekaligus mencerminkan jati diri SPIL yang

dapat dibanggakan bersama menanamkan nilai-nilai budaya perusahaan sebagai

(43)

a. Integritas

Bertanggung jawab, jujur, terbuka terhadap kritik membangun dan

berkeselarasan antara pemikiran, perkataan maupun perbuatan.

b. Orientasi Pelanggan

Memahami kebutuhan pelanggan dengan menyediakan solusi dan memberi

pelayanan lebih dari yang diharapkan.

c. Kompetitif

Bekerja dengan perspektif efisiensi biaya dan perbaikan berkelanjutan untuk

memberikan pelayanan berkualitas dengan harga bersaing.

d. Kerjasama Tim

Bekerja dengan menjalankan tugas untuk mencapai tujuan berdasarkan

prinsip saling menghargai, mempercayai dan mendukung.

e. Visioner

Memiliki pandangan jauh ke depan dalam berpikir dan bertindak.

2.7 Media Promosi

Media promosi merupakan suatu alat untuk mengkomunikasikan suatu

barang, jasa, produk, image perusahaan ataupun yang lain untuk dapat lebih

dikenal masyarakat dengan jangkauan yang lebih luas. Dengan promosi,

diharapkan seseorang bisa mengetahui, mengakui, memiliki dan mengikatkan diri

pada suatu barang/jasa/produk/image/perusahaan. Bagian terpenting dari promosi

adalah menentukan media dan desain yang akan digunakan. Media promosi yang

usianya paling tua adalah media WOM atau word-of-mouth, media promosi dari

(44)

24

Mempromosikan adalah melakukan suatu tindakan persuasif untuk menjual

barang dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan yang merupakan koordinasi

dari seluruh upaya yang dimulai pihak penjual untuk membangun berbagai

saluran informasi (Morissan,2010; 1 6),

Tak ada satu pun media yang sangat tepal, masing-masing memiliki

kelebihan dan kekurangan, Artinya, jika kita hanya menggunakan satu media saja

untuk mempromosikan produk kita, tentu saja efektivitasnya akan menjadi

terbatas. Penyampaian pesan promosi dengan hanya menggunakan media tunggal

sangat beresiko, karena karakter media tersebut membatasi penyampaiannya

kepada target yang dituju, Namun, bukan berarti dengan begitu lantas penggunaan

promosi pada seluruh media promosi yang tersedia juga dibenarkan. Pemilihan

media-media promosi yang paling tepat juga harus dilaksanakan dengan selektif,

dengan mempertimbangkan citra apa yang ingin disampaikan oleh yang

bersangkutan.

2.8 Jenis-Jenis Media Promosi

Jenis-jenis media promosi dibagi dalam tiga lini besar, yaitu Above the line,

Below the line dan Ambient/A/terna/ive Media, seperti yang dijabarkan di bawah

ini.

2.8.1 Above the line

Above the line adalah cara berpromosi dengan menggunakan mass media,

seperti televisi, radio dan media-media cetak dalam jumlah besar. Saat ini internet

sangat booming dan telah menjadi kultur baru di dalam masyarakat kita dan hal

(45)

space-space iklan di search engine atau banner pada situs-situs yang dianggap sering

dikunjungi netizen. Tipe komunikasi ini adalah termasuk dalam cara-cara

konvensional yang telah banyak mengalami improve meskipun masih bersifat

impersonal pada konsumen.

Strategi Above the line cocok bagi produk/jasa/perusahaan yang sifatnya

umum, bisa diterima masyarakat luas, tidak memerlukan konsumen dengan

spesifikasi yang terlalu rumit dan jumlahnya terlalu sedikit, karena hal itu hanya

akan membuang uang dan waktu. Untuk produk yang membutuhkan pendekatan

langsung dengan konsumen dapat menggunakan strategi Below the line yang

bersentuhan langsung dengan konsumen. Sifat dari media Above the line

merupakan media 'tak langsung' yang dimaksudkan untuk menjangkau konsumen

yang sangat luas atau yang masih belum terdefinisi.

Di dalam Above the line juga terdapat iklan media cetak yang merupakan

kumpulan berbagai media informasi yang dibuat dan disampaikan pada khalayak

sasaran melalui bentuk-bentuk tulisan atau cetakan dan seringkali disertai gambar,

sehingga dapat dilihat, dibaca dan dinikmati secara visual. Contoh : Majalah,

(46)

26

Gambar 2.3.1 Contoh Iklan Media Cetak Majalah

Sumber : www.landrover.com

Kelebihan dari media cetak majalah adalah mampu menjangkau segmen

pasar tertentu yang terspesialisasi, mampu mengangkat produk yang diiklankan

sejajar dengan persepsi khalayak sasaran terhadap prestige majalah yang

bersangkutan, merupakan media cetak dengan usia edar paling panjang karena

biasanya disimpan selama bertahun-tahun sebagai referensi, kualitas visual

majalah sangat prima, karena umumnya dicetak di atas kertas berkualitas tinggi

dan format majalah memungkinkan pengembangan pekerjaan kreatif dengan

memanfaatkan beberapa halaman sekaligus, sisipan dan dalam bentuk

(47)

2.8.2 Below the line

Below the line adalah segala aktivitas promosi yang dilakukan di tingkat

konsumen dengan tujuan untuk merangkul konsumen supaya aware dengan

barang, produk. jasa, image, perusahaan yang ingin disampaikan. Below the line

dirasa lebih efektif dan efisien, baik secara dana maupun target pasarnya, karena

tipe promosi Below the line lebih menekankan pada komunikasi inter-persona

secara individu dan sifatnya juga lebih pribadi karena konsumen bersentuhan

langsung secara lebih dekat dengan media promosinya maupun dengan produk

yang ditawarkan. Pada beberapa kasus promosi penjualan produk yang

konsumennya spesifik dan jumlahnya sedikit, Below the line adalah sarana yang

lebih tepat untuk mempromosikannya.

Media promosi Below the line menggunakan cara-cara yang lebih

out-of-the-box dibandingkan Above the line karena memang memungkinkan untuk

dilakukan. Yang termasuk dalam media promosi Below the line adalah brosur,

spanduk, poster dan sebagainya. Brosur adalah terbitan tidak berkala yang terdiri

dari satu hingga sejumlah kecil halaman, tidak terkait dengan terbitan lain dan

selesai dalam sekali terbit. Berbeda dengan poster yang didesain untuk orang

dapat mudah membaca meskipun hanya sekedar lewat, brosur dimaksudkan untuk

dibaca secara khusus karena isinya mengandung suatu informasi tertentu. Pada

beberapa jenis, brosur dimaksudkan agar orang menyimpannya untuk

(48)

28

Gambar 2.3.2 Contoh Brosur IKEA

Sumber : www.ikea.com

Yang masih termasuk dalam keluarga brosur beberapa di antaranya adalah

leaflet yang merupakan selembar kertas berisi informasi tertentu;umumnya

berjenis cetakan dua muka (front-behind) dalam lipatan-lipatan tertentu atau tidak

ada lipatan sama sekali dan dicetak di atas kertas berkualitas dalam desain yang

menarik, lalu flyer yang merupakan sehelai kertas yang umumnya berjenis

cetakan satu muka dengan kualitas kertas tak terlalu bagus dan terkesan ala

kadarnya atau sering disebut selebaran dan terakhir adalah katalog, terdiri dari

banyak halaman/lembar yang merupakan sarana yang sangat tepat untuk

mempromosikan macam-macam jenis produk dengan jumlah banyak dan dengan

(49)

2.8.3 Ambient/Alternative Media

Gambar 2.3.3 Contoh Iklan Ambient Media

Sumber : lbtoronto.typepad.com

Ambient Media merupakan salah satu bentuk new media dalam beriklan

Ambient Media merupakan salah satu strategi beriklan yang tujuan utamanya

adalah untuk membangkitkan feeling dan mood konsumen agar merasa nyaman

dan suka ketika berinteraksi dengan produk atau layanan yang ditawarkan oleh

produsen. Semangat yang dibawa oleh Ambient Media adalah memberikan

memorable experience kepada konsumen.

Termasuk dalam ranah yang lebih unik dan kreatif, cara berpromosi seperti

ini juga akan menjadi persepsi konsumen seolah-olah menunjukkan citra produk

yang juga unik dan kreatif Dalam perkembangannya Ambient Afedia menjadi

sebuah kegiatan Below the line yang terintegrasi dengan media.

2.9 Brand

Merek (brand) metupakan nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau

(50)

30

atau jasa atau kelompok penjual dan untuk mendiferensiasikannya (membedakan)

dari barang atau jasa pesaing. Dengan demikian, sebuah merek adalah produk atau

jasa penambah dimensi yang dengan cara tertentu mendifrensiasikannya dari

produk atau jasa lain yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama.

Peranan merek mengidentifikasi sumber atau pembuat produk dan memungkinkan

konsumen baik individu atau organisasi untuk menetapkan tanggung jawab pada

pembuat atau distributor tertentu (Kotler & Keller, 2009: 332).

Menurut Lance & Woll (2006: 21) Brand bukan sekedar nama% melainkan

pengalaman kolektif yang dialami orang dengan produk atau jasa. Begitu

perusahaan mulai mempertipis nilainya, pada suatu pagi perusahaan akan bangun

dengan sebuah nama yang tidak memiliki arti. Brand adalah hal terpenting yang

harus dikelola manajemen. Brand bukan sesuatu yang dapat digenggam, sifatnya

tidak konkret, tidak permanen, sangat dipengaruhi emosi. Namun, brand

merupakan akumulasi dari apa yang telah perusahaan buat, lakukan, jual, layani,

atau tunjukkan kepada dunia,

Landasan utama dalam membangun citra brand (branding) adalah janji

mengenai berbagai manfaat yang ditawarkan brand, yang secara naluriah ataupun

lewat proses belajar dilekatkan customer pada brand. Isi janji ini, atau cara

mengkomunikasikan janji ini, atau cara mempertahankan kesegaran dan relevansi

janji ini adalah keluarbiasaan dari pemasaran dan periklanan. Citra brand

merupakan pengetahuan yang sangat penting. Mempelajari cara menjual brand

berdasarkan kekuatan citra brand, dan mempelajari cara mengelola kekuatan ini

(51)

Produk harus menyampaikan dan menguatkan citra yang tidak pernah

mengecewakan customer terbaik dan customer prospektif.

Menurut Robert Landa dalam bukunya Designing Brand Experiences, faktor

yang sangat berpengaruh pada kesuksesan suatu brand ialah adanya faktor

pembeda. Perbedaan berarti brand tersebut tidak sama dengan yang lainnya,

perbedaan dan spesialisasinya dapat dilihat dari bagaimana karakter visual dan

identitasnya secara verbal. Moto yang harus dimiliki setiap desainer harusnya

adalah menciptakan sesuatu yang unik dan berbeda namun tetap konsisten dengan

visual. Menariknya, suatu brand tidak perlu menjadi yang terbaik, hanya perlu

menjadi berbeda di benak konsumen. Perbedaan itu akan menjadi kelebihan brand

tersebut (Landa, 2006:66).

Landa juga mengungkapkan bahwa tidak akan ada nilai lebih bagi suatu

brand jika brand tersebut hanya mengikuti arus dan menjadi sama dengan yang

lainnya. Jadilah unik dan berbeda, maka konsumen akan mengingatmu (Landa,

2006:32).

2.10 Brand Awareness

Brand covareness adalah bagian dari brand equity yang sangat penting bagi

perusahaan karena kesadararan merek dapat berpengaruh secara langsung

terhadap ekuitas merek. Apabila kesadaran konsumen terhadap merek rendah,

maka dapat dipastikan bahwa ekuitas mereknya juga akan rendah. Aaker (1991)

(dalam Durianto,2001 mengatakan bahwa brand awareness sebagai gambaran

keberadaan merek dalam pikiran konsumen yang dapat menjadi penentu dalam

(52)

32

(Brand Equity). Peranan ini dapat dipahami dalam bentuk "bagaimana brand

awareness menciptakan suatu nilai bagi suatu merek". Nilai-nilai tersebut

diantaranya adalah pertimbangan terhadap merek.

Gambar 2.4 Piramida Brand Awareness

Sumber : Aaker 1991

Dalam melakukan keputusan pembelian, konsumen akan menyeleksi

merek-merek yang dikenal dalam suatu kelompok untuk dipertimbangkan, Merek dengan

top of mind yang tinggi mempunyai nilai pertimbangan yang tinggi. Jika suatu

merek tidak tersimpan dalam ingatan, merek tersebut tidak akan dipertimbangkan

dalam benak konsumen. Dengan kata lain brand awareness memiliki pengaruh

besar terhadap tingkat penjualan suatu produk. Menggunakan iklan adalah salah

satu cara untuk membantu mengelola brand awareness. Suatu perusahaan tidak

beriklan karena mereka memiliki banyak uang untuk dihambur-hamburkan.

Perusahaan beriklan karena iklan adalah cara yang tepat untuk mengelola koneksi

(53)

menyatakan bahwa sebelum anda membuat mesin kasir berdenting, anda harus

terlebih dulu membuat hati konsumen berdenting. Iklan dapat membantu anda

menyegel brand promise dan mengingatkan konsumen akan hal tersebut (Travis,

(54)

34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metodologi Penelitian

Pada perancangan ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif sebagai

prosedur penelitian, Metode penelitian kualitatif adalah metode untuk menyelidiki

objek yang tidak dapat diukur dengan angka-angka ataupun ukuran lain yang

bersifat eksak. Penelitian kualitatif juga bisa diartikan sebagai riset yang bersifat

deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif.

Penelitian kualitatif jauh lebih subyektif dari pada penelitian atau survei

kuantitatif dan menggunakan metode sangat berbeda dari mengumpulkan

informasi, terutama individu, dalam menggunakan wawancara secara mendalam

dan grup fokus.

Bogdan dan Taylor (1975) dalam buku Moleong (2004: 3) mengemukakan

metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Tujuan utama penelitian kualitatif adalah untuk memahami (to understand)

fenomena atau gejala sosial dengan lebih menitik beratkan pada gambaran yang

lengkap tentang fenomena yang dikaji dari pada memerincinya menjadi

variabel-variabel yang saling terkait. Harapannya ialah diperoleh pemahaman yang

mendalam tentang fenomena untuk selanjutnya dihasilkan sebuah teori. Karena

tujuannya berbeda dengan penelitian kuantitatif, maka prosedur perolehan data

(55)

3.2 Tempat Penelitian

Tempat penelitian menentukan sekali dalam memperoleh informasi untuk

menyampaikan kebenaran dari suatu penelitian, karena tempat merupakan

instrumen pokok dalam suatu penelitian kualitatif. Tempat penelitian yang akan

peneliti gunakan adalah event Job Fair dan perusahaan PT. Salam Pacific

Indonesia Lines di Jl. Karet No 104, Surabaya.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan pada perancangan ini yaitu dengan cara

sebagai berikut :

3.3.1 Observasi

Kegiatan observasi meliputi pencatatan scara sistematis atas kejadian,

perilaku, obyek yang dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan untuk mendukung

penelitian yang sedang dilakukan. Salah satu peran pokok dalam melakukan

observasi ialah menemukan interaksi yang kompleks dengan latar belakang social

yang alami (Sarwono, 2007:100).

Pada metode ini, penulis melakukan pencatatan atau survey ke lapangan

secara langsung kepada PT. Salam Pacific Indonesia Lines, mencari informasi dan

mengamati situasi dari perusahaan.

3.3.2 Wawancara

Wawancara lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan pewawancara

(interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewer)

(56)

36

tentang perusahaan atau informasi yang dibutuhkan, maka pada survey ini penulis

mengadakan wawancara. Wawancara dilakukan dengan tidak terstruktur, dijawab

dengan lebih bersifat non formal. Pada metode ini penulis melakukan wawancara

langsung kepada Nike Hardyanti selaku Human Resources Development PT.

Salam Pacific Indonesia Lines.

3.3.2 Dokumentasi

Dokumentasi ini dilakukan dengan cara mendokumentasikan display booth

sebelumnya berupa foto, arsip, dan seluruh gambar-gambar objek penelitian serta

bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan masalah perancangan media

komunikasi visual yang nantinya akan dicatat. Dokumentasi ini penting untuk

memperdalam data penelitian.

3.3.2 Diskusi

Metode ini dilaksanakan melalui diskusi kelompok untuk memperoleh data

dan informasi mengenai media komunikasi visual PT. Salam Pacific Indonesia

Lines. Diskusi dilakukan dengan Nike Hardyanti selaku Human Resources

Development PT. Salam Pacific Indonesia Lines, dilakukan forum diskusi ini

dengan tujuan untuk menciptakan brainstorming dalam pembahasannya.

3.3.2 Studi Pustaka

Metode ini menggunakan literatur untuk data komparatif dalam menunjang

semua data yang diperoleh dari berbagai sumber kepustakaan untuk memperoleh

teori-teori dan mempelajari peraturan yang berhubungan dengan penulisan ini dan

menunjabng keabsahan data yang diperoleh di lapangan (Moleong, 2001:113).

(57)

berkaitan dengan objek penelitian. Studi pustaka ini penting untuk mendukung

data penelitian yang akan diimplementasikan kedalam perancangan media

komunikasi visual.

Sesuai dengan teori diatas, penulis mencari data menggunakan literatur yang

meliputi desain komunikasi visual yaitu meliputi buku-buku, kamus dan internet

yang memberikan informasi tentang desain komunikasi visual, branding, dan

media promosi untuk mendukung perancangan media komunikasi visual PT.

Salam Pacific Indonesia Lines.

3.4 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke

dalam pola, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat

dirumuskan hipotesis kerja yang disarankan oleh data (Ismawati, 2009: 19)-

Dalam penelitian dengan menggunakan metode kualitatif, analisis data dilakukan

sejak awal penelitian dan selama proses penelitian itu berlangsung. Data diperoleh

melalui wawancara, observasi, serta dokumentasi. Setelah itu data diolah secara

sistematis. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisis

(58)

38

Gambar 3.1 Skema Model Analisis Interaktif Sumber : Miles dan Humberman

Gambar 3.4 merupakan tahapan dalam menganalisa data dengan

menggunakan model analisis interaktif :

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi,

dokumentasi serta kepustakaan. Data kemudian disusun secara sistematis.

2. Reduksi data

Setelah data diperoleh, dilakukanlah reduksi data. Fungsi dari reduksi data

ini adalah untuk memilih data yang relevan, memfokuskan data yang

mengarah kepada pemecahan masalah dan mengkelompokkan data yang

benar-benar dibutuhkan untuk proses perancangan. Hasil dari reduksi data

ini berupa data yang lebih relevan dengan permasalahan dan memudahkan

untuk menarik kesimpulan.

3. Penyajian data

Data yang sudah melalui proses reduksi data kemudian akan disajikan dalam

(59)

penyajian data ini adalah untuk menggabungkan informasi yang telah

diperoleh sehingga dapat menggambarkan keadaan yang terjadi. Penyajian

data juga akan memudahkan penguasaan informasi dari hasil penelitian,

serta menghindari adanya pemikiran serta pengambilan keputusan secara

subjektif.

4. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan dapat dilakukan selama proses penelitian

berlangsung. Seperti halnya proses reduksi data, setelah memperoleh data

yang cukup memadai maka selanjutnya dapat diarnbil kesitnpulan

sementara, dan setelah data benar-benar lengkap maka diambil kesimpulan

(60)

40

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini difokuskan pada metode yang digunakan dalam perancangan

karya, observasi data dan teknik pengolahannya dalam perancangan komunikasi

visual PT. Salam Pacific Indonesia Lines berbasis budaya guna meningkatkan

brand awareness.

4.1 Hasil dan Analisis data

Pada penelitian ini objek yang diteliti adalah perusahaan pelayaran yang

dijadikan pembahasan utama sehingga dapat membantu dalam pembuatan analisa

data dan menetapkan sintesis, sebagai dasar perancangan yang akan dilakukan.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan di kantor

PT. Salam Pacific Indonesia Lines di jalan Karet, Surabaya pada tanggal 10 Juni

2016 kepada Ibu Nike selaku Human Resources Development, SPIL mengawali

usahanya pada tahun 1970 dengan berdirinya PT. Samudera Pacific, sebuah

perusahaan ekspedisi kargo antar pulau. Pada tahun 1980, kapal pertama

diakuisisi untuk menandai awal dari garis pelayaran nasional, yang kemudian

diberi nama PT. Samudera Pacific Indah Raya (SPIR). Pada tahun 1984,

perusahaan telah sepenuhnya mengakuisisi saham PT Salam Sejahtera, pindah

kantor pusat dari Samarinda ke Surabaya, sehingga munculnya PT. Salam Pacific

(61)

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan area cakupan yang lebih luas dan

permintaan untuk lebih dapat diandalkan pengiriman antar pulau, SPIL pada tahun

1996 dari angkutan breakbulk cargo menjadi angkutan yang lebih efisien dengan

menggunakan kontener. Dan sampai saat ini SPIL memiliki fasilitas armada kapal

sendiri yang telah dilengkapi dengan sertifikasi BKI yaitu ISM Code dan ISPS

Code. Sebagai bentuk komitmen kecepatan pengiriman barang dilengkapi

berbagai jenis alat berat untuk memastikan kelancaran pelaksanaan kegiatan

operasional antara lain Reachstaker, Side Loader, Shore Crane, Barge Crane,

Forklift dan Trailer. SPIL menjadi pelopor pengiriman Indonesia Timur dan

sangat menjunjung tinggi motto dari SPIL Menghubungkan Kepulauan dengan 28

kantor yang berlokasi strategis di seluruh nusantara. Didukung oleh tim

profesional yang kompeten, SPIL terus meningkatkan jaringannya untuk

menyediakan layanan berkualitas tinggi.

Dalam menjalankan bisnisnya, SPIL bertekat bekerja dengan semangat

untuk selalu menghasilkan pelayanan yang terbaik dalam memperlakukan

pelanggannya dan tujuan kedepannya untuk menjadi solusi transportasi yang

dapat menggerakan perekonomian dengan makna “Kami menggerakan

perekonomian untuk masa depan yang lebih baik”. Untuk menjaga agar tetap ada

konsistensi dalam penyelenggaraan perusahaan yang baik, SPIL bertekat

menumbuh kembangkan kebiasaan dan tata pergaulan profesional yang baik dan

sekaligus mencerminkan jati diri SPIL yang dapat di banggakan bersama. Usaha

tersebut juga merupakan salah satu perwujudan dari kesungguhan hati keluarga

(62)

42

Manajemen SPIL juga bertekat untuk menyelenggarakan perusahaan dengan

mengajak seluruh pihak anggota untuk peduli dengan kemajuan perusahaan agar

tetap berkiprah secara bertanggung jawab. Keterbukaan dan partisipasi ini akan

dijalankan melalui komitmen jajaran manajemen perusahaan dengan senantiasa

membuka diri bagi semua masukan dan saran dari lingkungan internal dan

eksternal. Dengan moto SPIL Conecting Island yang mempunyai nilai integritas,

orientasi pelanggan, kompetitif, kerjasama tim, dan visioner diharapkan

perusahaan bisa memberikan solusi transportasi dengan jaringan terluas didukung

sumber daya berkualitas untuk kepuasan pelanggan dan memberikan pelayanan

terbaik demi menggerakan perekonomian Indonesia. Semua ini akan dijalankan

dengan tetap mengacu pada aspirasi untuk menciptakan nilai yang maksimal bagi

kelangsungan perusahaan dan juga pastinya untuk bangsa dan negara Indonesia.

Setelah melakukan observasi dan wawancara perusahaan tersebut masih

belum mengenal tentang pentingnya sebuah brand dan promosi dengan media

komunikasi visual untuk meningkatkan citra maupun mengenalkan perusahaan

kepada masyarakat. Harapan yang ingin dicapai SPIL adalah bagaimana

merancang komunikasi visual yang sesuai dengan budaya yang dimiliki

perusahaan agar masyarakat mengenal siapa SPIL dan mimpi kedepan dalam

perusahaan pelayaran tersebut.

4.2 Segmentasi, Targeting dan Positioning (STP)

Agar mampu mendapatkan target sesuai yang disasar, diperlukan adanya

penelitian atau riset yang mendukung hasil sesuai harapan. Populasi yang akan

(63)

2. Segmentasi dan Targeting

Dalam perncangan media komunikasi visual PT. Salam Pacific Indonesia

Lines, target audience yang disasar adalah:

a. Demografis

1) Jenis bidang usaha : Pengusaha dan Industri

2) Siklus aktifitas : Pengusaha, Berbisnis, Insustri

b. Geografis

SPIL menempatkan posisinya sebagai perusahaan yang bergerak dibidang

pelayaran pengiriman barang antar pulau di Indonesia. Saat ini perusahaan

tersebut ditetapkan menjadi pioner perusahaan shipping lines di Indonesia.

Bahkan menjadi salah satu dari tiga perusahaan shipping lines terbaik di Indonesia

yang memiliki 28 cabang terbesar dari Medan sampai Merauke.

4.3 Studi Kompetitor

Studi kompetitor menjelaskan kemiripan produk/jasa yang diangkat. SPIL

merupakan perusahaan pelayaran pengiriman barang melalui kontainer maka

dipilih lah MERATUS merupakan perusahaan sama dibidang pelayaran yang

Gambar

Gambar 4.18 Implementasi Desain Majalah  ....................................................
Gambar 4.18 Implementasi Desain Majalah  ....................................................
Gambar 2.1 Hasil Perancangan media komunikasi visual Perumahan Villa Esperanza
Gambar 2.2 Studi Warna
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perancangan media promosi adalah bagian yang penting dalam membuat sebuah.. karya desain

Manfaat bagi perusahaan dengan cetak kalender adalah sebagai salah satu media promosi efektif dan efisien selama 1 tahun penuh untuk menyampaikan beberapa informasi

Tapi masyarakat belum banyak tahu tentang produk Diva ini, oleh karena itu tujuan dari perancangan ini adalah bagaimana Merancang Media Promosi Diva Snack Frozen Food Dalam

media yang tentunya dengan STP dari The Louvre café, maka akan timbul suatu. kesatuan komunikasi

Metode ini merupakan proses pencarian konsep yang dapat membantu terciptanya sebuah konsep perancangan media promosi yang berfungsi untuk menjadi dasar strategi visual dapam

Dengan menerapkan strategi visual branding terpadu diharapkan perancangan ini dapat menjadi media promosi yang optimal sehingga dapat mengenalkan Kampung Budaya

Didukung dengan media komunikasi melalui website serta toko online, serta diperkuat promosi melalui media sosial WhatsApp dan Instagram, diharapkan masyarakat

Selain itu, pada flyer juga dicantumkan mengenai promosi yang sedang berlangsung dan foto-foto produk maupun lokasi penjualan produk dan media sosial produk kosmetik