• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Perancangan Corporate Identity S1 Desain Komunikasi Visual Stikom Surabaya Sebagai Upaya Meningkatkan Brand Awareness.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Perancangan Corporate Identity S1 Desain Komunikasi Visual Stikom Surabaya Sebagai Upaya Meningkatkan Brand Awareness."

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN CORPORATE IDENTITY

S1DESAIN KOMUNIKASI VISUAL STIKOM

SURABAYASEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BRAND

AWARENESS

TUGAS AKHIR

Nama : Achmad Reza Pahlevi NIM : 09.42010.0026

Program : S1 (Strata Satu)

Jurusan : DesainKomunikasi Visual

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

(2)

ix

SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BRAND AWARENESS

Achmad Reza Pahlevi1

(Muh. Bahruddin, S.Sos., M.Med.Kom , Thomas Hanandry Dewanto, S.St, M.T) 1S1 Desain Komunikasi Visual, STIKOM Surabaya

Desain Komunikasi Visual Stikom Surabaya merupakan sebuah program studi yang baru dibentuk pada tahun 2008 di STIKOM Surabaya. Untuk menghadapi persaingan antar perguruan tinggi maka perlu adanya sebuah identitas yang unik diantara perguruan tinggi yang lain. Selama ini DKV Stikom Surabaya hanya memiliki identitas sebatas dengan sebuah logo. Yang dimana logo saja tidaklah cukup untuk untuk membuat publik aware terhadap identitas DKV STIKOM Surabaya

Tujuan perancangan ini adalah untuk mengetahui Bagaimana Merancang Corporate Identity S1 Desain Komunikasi Visual STIKOM Surabaya sebagai Upaya Meningkatkan Brand Awareness. Perancangan dilakukan dengan pendekatan kualitatif, yaitu wawancara, observasi, wawancara, dan studi eksisting. Pada perancangan ini juga digunakan metode kuesioner sebagai data pendukung data kualitatif. Data di analisis dengan menggunakan teknik reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. (Pawito, 2007: 104)

Hasil analisis menemukan bahwa target audience (SMA) masih kurang aware terhadap DKV Stikom Surabaya. Tidak hanya itu minimnya strategi promosi menjadi salah satu faktor kurang awarenya publik terhadap DKV STIKOM Surabaya.

Dari proses analisis data, ditemukan sebuah keyword/konsep perancangan “Future Creativity” yang berarti kreatifitas masa depan. Berdasarkan keyword tersebut dapat dideskripsikan bahwa DKV STIKOM Surabaya merupakan sebuah pusat pendidikan advertising dan branding untuk masa depan.

Dalam perancangan ini peneliti meredesain logo sesuai dengan keyword dan visi misi DKV STIKOM Surabaya, yang kemudian berlanjut pada Graphic Standart Manual, untuk membantu terjaganya unity antara media satu dengan media yang lain. Hasil perancangan ini diharapkan dapat meningkatkan awareness tidak hanya pada target audience tetapi juga publik.

Kata Kunci : Perancangan, Corporate Identity, Desain Komunikasi Visual, Brand

(3)
(4)

xiii

2.6 Brand Image ... 17

2.7 Brand Awareness ... 17

2.8 Desain Komunikasi Visual ... 19

2.9 Promosi ... 19

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA ... 20

3.1 Metodologi Penelitian ... 20

3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 20

3.3 Teknik Analisis Data ... 23

3.4 Hasil dan Analisis Data ... 24

3.4.1 Wawancara ... 24

3.4.2 Data Pendukung ... 25

3.4.2.1 Visi Misi DKV STIKOM ... 25

3.4.2.2 Kuesioner ... 27

3.4.3 Observasi ... 37

3.4.4 Studi Eksisting ... 39

3.4.5 Analisis Pesaing ... 41

3.5 Segmentasi Targetting Positioning ... 43

3.6 Analisis SWOT ... 44

3.7 Keyword ... 46

(5)
(6)

xv

(7)

xvi

DAFTAR TABEL

(8)

xvii

Gambar 2.1 Logo Dan Brand ... 16

Gambar 2.2 Piramida Brand Awareness ... 18

Gambar 3.1 Diagram Mengenal Tentang DKV STIKOM ... 28

Gambar 3.2 Diagram Efek Dari Info ... 29

Gambar 3.3 Diagram Seberapa Sering Melihat Logo DKV STIKOM ... 30

Gambar 3.4 Diagram Mengenal Tentang Logo DKV STIKOM ... 30

Gambar 3.5 Diagram Paling Diingat Dari Logo DKV STIKOM ... 31

Gambar 3.6 Diagram Seberapa Sering Logo DKV STIKOM Terlihat ... 31

Gambar 3.7 Diagram Pernah Membaca/Mendapat Brosur DKV STIKOM ... 32

Gambar 3.8 Diagram Tempat Mendapatkan Brosur DKV STIKOM ... 33

Gambar 3.9 Diagram Kejelasan Info Brosur DKV STIKOM ... 33

Gambar 3.10 Diagram Efek Dari Brosur DKV STIKOM ... 34

Gambar 3.11 Diagram Pernah Berkunjung Ke Website DKV STIKOM ... 34

Gambar 3.12 Diagram Mengetahui Website DKV STIKOM ... 35

Gambar 3.13 Diagram Informasi Dari Website DKV STIKOM ... 35

Gambar 3.14 Diagram Sering Berkunjung Ke Website DKV STIKOM ... 36

Gambar 3.15 Logo Lama DKV STIKOM Surabaya ... 39

Gambar 3.16 Pengaplikasian Logo Pada Beberapa Media ... 39

(9)

xviii

Halaman

Gambar 3.18 Brosur DKV STIKOM Surabaya ... 40

Gambar 3.19 Keyword Perancangan ... 46

Gambar 3.20 Skema Perancangan ... 47

Gambar 3.21 Contoh Logo Combination Mark ... 49

Gambar 3.22 Warna Yang Akan Digunakan ... 49

Gambar 3.23 Font Yang Akan Digunakan ... 50

Gambar 3.24 Gambar Referensi Pendekatan Visual Pusat ... 54

Gambar 3.25 Gambar Referensi Pendekatan Visual Pendidikan ... 55

Gambar 3.26 Gambar Referensi Pendekatan Visual Advertising&Branding. .... 55

Gambar 3.27 Gambar Referensi Pendekatan Visual Future ... 56

Gambar 3.28 Gambar Sketch Logo ... 56

Gambar 3.29 Gambar Sketch Logo Yang Terpilih ... 56

Gambar 3.30 Gambar Draft Logo ... 57

Gambar 3.31 Gambar Sketch Elemen Visual ... 58

Gambar 3.32 Gambar Elemen Visual Yang Terpilih ... 58

Gambar 3.33 Gambar Sketch GSM. ... 59

Gambar 3.34 Gambar Sketch GSM Yang Tepilih ... 60

Gambar 3.35 Gambar Draft GSM ... 60

Gambar 3.36 Gambar Sketch Tugas-Tugas Mahasiswa ... 61

Gambar 3.37 Gambar Draft Cover A4 Potrait ... 62

Gambar 3.38 Gambar Draft Cover A3/A4 Landscape ... 62

(10)

xix

Gambar 3.42 Gambar Sketch Brosur Yang Terpilih ... 65

Gambar 3.43 Gambar Draft Brosur ... 66

Gambar 3.44 Gambar Sketch Notepad ... 66

Gambar 3.45 Gambar Draft Notepad ... 67

Gambar 3.46 Gambar Draft Stiker Cutting ... 67

Gambar 3.47 Gambar Sketch Website ... 68

Gambar 3.48 Gambar Draft Website ... 69

Gambar 4.1 Final Desain Logo Utama ... 72

Gambar 4.2 Final Desain Logo Alternatif ... 72

Gambar 4.3 Gambar Isi 1-10 Final Desain Buku GSM ... 74

Gambar 4.4 Gambar Isi 11-21 Final Desain Buku GSM ... 74

Gambar 4.5 Gambar Mockup Final Desain Buku GSM ... 75

Gambar 4.6 Gambar Final Desain Cover Tugas Mahasiswa A4 Potrait ... 76

Gambar 4.7 Gambar Mock Up Cover Tugas Mahasiswa A4 Potrait ... 76

Gambar 4.8 Gambar Final Desain Cover Tugas Mahasiswa A3/A4 Ls ... 77

Gambar 4.9 Gambar Mockup Cover Tugas Mahasiswa A3/A4 Landscape ... 77

Gambar 4.10 Gambar Final Desain Tempat Cd Tugas Mahasiswa ... 78

Gambar 4.11 Gambar Foto Tempat Cd Tugas Mahasiswa... 79

Gambar 4.12 Gambar Final Desain Stiker Label Cd Tugas Mahasiswa ... 79

(11)

xx

Halaman

Gambar 4.14 Gambar Final Desain Brosur Bagian Dalam ... 81

Gambar 4.15 Gambar Mockup Brosur ... 82

Gambar 4.16 Gambar Final Desain Notepad Cover Dan Isi ... 82

Gambar 4.17 Gambar Mockup Notepad ... 83

Gambar 4.18 Gambar Mockup Stiker Cutting ... 83

Gambar 4.19 Gambar Final Desain Halaman Utama ... 84

Gambar 4.20 Gambar Footer Website ... 85

Gambar 4.21 Gambar Konten Halaman Utama Website ... 85

Gambar 4.22 Gambar Konten Halaman About Us ... 86

Gambar 4.23 Gambar Konten Subhalaman Vision&Mission Dan Kurikulum .. 86

Gambar 4.24 Gambar Isi Konten Halaman Lecturer ... 87

Gambar 4.25 Gambar Isi Konten Halaman Facilities ... 87

Gambar 4.26 Gambar Isi Konten Halaman Research ... 88

Gambar 4.27 Gambar Isi Konten Halaman Contact Us ... 88

(12)

1

1.1 Latar Belakang

Perkembangan pendidikan di Indonesia semakin meningkat. Dapat dilihat dari mulai banyaknya dibuka program studi - program studi baru di perguruan tinggi Indonesia. Ahmad Adib mengatakan, bahwa ada fenomena semakin besarnya minat remaja Indonesia pada bidang DKV, yang diikuti banyaknya lembaga pendidikan tinggi membuka program studi tersebut (edukasi.kompas.com, 28/10/2012), termasuk Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STIKOM) Surabaya.

Banyaknya persaingan ini mengakibatkan perlunya sebuah identitas yang unik antara perguruan tinggi satu dan yang lainnya. Oleh karena itu, penelitian ini diarahkan untuk merancang corporate identity guna meningkatkan brand awareness program studi Desain Komunikasi Visual STIKOM Surabaya sehingga

memperlihatkan identitas yang memiliki ciri khusus daripada perguruan tinggi lain.

(13)

2

pada media sehingga dapat menjadikan corporate identity mempunyai bentuk image yang sesuai.

Tidak hanya STIKOM Surabaya yang memulai membangun corporate identity. Beberpa universitas dan perguruan tinggi lain sudah mulai membentuk

identitasnya, dimana publik langsung mengenal secara tidak langsung tertancap pada benak publik dengan menggunakan visual yang dipakai.

Mulai masuknya dunia desain pada negara Indonesia menjadi faktor penunjang munculnya perguruan tinggi-perguruan tinggi yang memiliki program studi desain, dan tertariknya mahasiswa baru dengan desain. Dampak dari mulai tertariknya masyarakat Indonesia dengan desain dapat dilihat dari banyaknya baliho,poster dan beberapa media lain yang mempunyai unsur desain.

Semakin banyaknya produk atau media yang memerlukan sebuah desain mengakibatkan naiknya minat sebuah perusahaan untuk mempunyai pekerja pada bidang desain atau bahkan mulai membuka lapangan kerja pada bidang desain.

Alasan ini mendukung perlunya ilmu desain pada sebuah pendidikan di Indonesia, sehingga desain-desain yang dibuat tidak menjadi sebuah sampah visual (kurang efektif).

Beberapa perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki program studi desain komunikasi visual antara lain Institut Teknologi Surabaya, Universitas Kristen Petra, Institut Teknologi Bandung, Institut Seni Jogja, dan Universitas Bina Nusantara.

(14)

berkeinginan masuk ke program studi desain komunikasi visual lebih tertarik pada perguruan tinggi negeri. Alasan biaya dan kualitas semakin memperteguh perguruan tinggi negeri menjadi superior(www.hariansumut.com/2012/06/35194). Peluang untuk masuk ke perguruan tinggi negeri bagi mahasiswa baru cukup sulit. Test SNMPTN yang dapat diikuti peserta seluruh Indonesia, menimbulkan sedikitnya mahasiswa baru untuk tertampung pada program studi perguruan tinggi yang diinginkan. Selain itu untuk program studi desain komunikasi visual juga ditambahkan test kemampuan gambar dan visual.

Mahasiswa baru yang tidak lolos test tentunya akan mencari alternatif untuk masuk ke program studi yang diharapkan. Salah satunya dengan masuk pada perguruan tinggi swasta yang mempunyai peluang masuk atau diterimanya mahasiswa baru lebih besar daripada perguruan tinggi negeri. Namun mahasiswa baru tentunya akan lebih memilih pada perguruan tinggi swasta yang dikenal dan mempunyai image positif di masyarakat.

(15)

4

Semakin banyak brosur yang didapat oleh mahasiswa baru tersebut menimbulkan kurangnya daya tarik untuk membaca atau merespon media promosi. Mahasiswa baru tidak mau menggantungkan nasibnya pada perguruan tinggi yang tidak jelas identitasnya. Tidak hanya itu banyaknya kemiripan identitas antar perguruan tinggi swasta juga menimbulkan keraguan dan kebimbangan mahasiswa untuk memilih dan masuk pada perguruan tinggi swasta. Untuk daerah kota besar seperti Surabaya, cukup banyak berdiri perguruan tinggi swasta yang menyajikan jurusan desain komunikasi visual. Beberapa perguruan tinggi swasta di Surabaya yaitu, desain komunikasi visual Universitas Kristen Petra, desain komunikasi visual Univertitas Pembangunan Nasional , desain komunikasi visual Universitas Negeri Surabaya, desain komunikasi visual Sekolah Tinggi Teknik Surabaya, desain komunikasi visual Institut Informatika Indonesia, desain komunikasi visual Universitas Ciputra Surabaya, desain komunikasi visual Universitas Pelita Harapan Surabaya, desain komunikasi visual

Universitas PGRI Adi Buana dan terakhir STIKOM Surabaya (www.dgi-indonesia.com/school-collage).

(16)

Menurut Schultz, Hatch and Larsen (2000: 66), sebuah corporate identity memiliki peran yang mendukung didalam menciptakan reputasi. Sebuah corporate identity dapat membuat reputasi atau image perusahaan menjadi baik dan positif sesuai dengan visual yang ditampilkan. Dengan adanya corporate identity yang baik, maka kedepannya dapat menghasilkan identitas visual yang

diaplikasikan pada corporate communication (iklan, media promosi, public relation dsb.) dan corporate behavior (nila-nilai internal, norma-norma dsb.).

Banyak pihak perguruan tinggi swasta melupakan pentingnya sebuah corporate identity sebagai penanam brand awarness, dan brand trust pada

mahasiswa baru. Tanpa ada corporate identity (identitas) yang jelas atau lebih mudahnya masih belum dikenal oleh mahasiswa baru maka akan menimbulkan beberapa efek negatif. Dapat dicontohkan apabila seorang mahasiswa baru menerima sebuah brosur dan kurang mengenal, dari perguruan tinggi apa dan di mana, akan menimbulkan kurangnya rasa percaya dari sebuah brosur tersebut.

Mahasiswa tidak mau mempertaruhkan jutaan rupiah hanya untuk masa depan yang tidak jelas gara-gara salah memilih perguruan tinggi swasta. Dengan adanya sebuah brand awareness pada sebuah perguruan tinggi swasta, dapat mempengaruhi konsumen atau mahasiswa baru untuk percaya untuk memilih perguruan tinggi swasta tersebut.

Brand Awareness adalah kemampuan dari seseorang yang merupakan

(17)

6

baik dan jelas serta konsisten akan menimbulkan sebuah brand awareness dan brand image positif dari masyarakat (Rustan, 2009: 54).

Dari sini terlihat pentingnya sebuah corporate identity (identitas) dalam penanaman brand awareness mulai dari awal. Sehingga kedepannya media promosi dan sistem identitas lainnya dapat dibangun dan diciptakan secara efektif. Corporate identity juga akan berguna bagi sebuah perguruan tinggi (perusahaan)

tersebut kedepannya yang dimana dapat membentuk sebuah citra dan media promosi yang mempunyai citra atau image dari perusahaan tersebut (Landa, 2011: 219).

Salah satu peruguran tinggi swasta yang mempunyai desain komunikasi visual di Surabaya yaitu STIKOM. STIKOM Surabaya merupakan sebuah perguruan tinggi swasta yang memiliki jurusan yang identik dengan komputer. Banyak kalangan masyarakat Surabaya mengenal STIKOM Surabaya sebagai sebuah perguruan tinggi dalam bidang komputer. Sedangkan pada tahun 2008

telah dibuka jurusan Desain komunikasi visual di STIKOM Surabaya.

Sejauh ini program studi yang ada di STIKOM kebanyakan pada bidang komputer seperti Sistem Informasi, Sistem Komputer, Akutansi, dan Manajemen Informatika. Banyak masyrakat Surabaya lebih mengenal program studi tersebut karena nama perguruan STIKOM yaitu Sekolah Tinggi Ilmu Komputer. Otomatis banyak masyarakat awam di Surabaya lebih mengenal program studi komputer di STIKOM dari pada program studi yang lain.

(18)

program studi S1 Desain Komunikasi Visual. Program studi ini baru didirikan pada tahun 2008. Karena masih baru, dan mulai banyaknya peruguruan tinggi sawasta membuka program studi desain komunikasi visual maka pembentukan identitas yang berbeda dari perguruana tinggi swasta yang lain sangat diperlukan. Identitas yang unik ini akan membentuk sebuah brand awareness pada masyarakat surabaya. Identitas sendiri dapat dibentuk melalui corporate identity, atau disebut juga identitas visual perusahaan (Landa, 2011: 219)

Perancangan corporate identity ini akan berupa logo, dan graphic standard manual, yang kemudian diaplikasikan pada beberapa media, seperti

media promosi, merchandise, dan tugas-tugas mahasiswa.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah yang ditemukan yaitu:

“Bagaimana merancang corporate identity program studi S1 Desain Komunikasi Visual STIKOM Surabaya sebagai upaya meningkatkan brand awareness?”

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang di atas perancangan ini dibatasi dengan: 1. Merancang identitas visual program studi Desain Komunikasi Visual.

(19)

8

1.4 Tujuan Perancangan

Berdasarkan rumusan masalah yang diatas, maka tujuan dari perancangan ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk merancang corporate identity program studi S1 Desain Komunikasi Visual STIKOM Surabaya yang dapat meningkatkan brand awareness.

2. Untuk merancang sebuah graphic standard manual sehingga penerapan corporate identity dapat terlaksanakan dengan efektif.

1.5 Manfaat Perancangan

Dari perancangan corporate identity ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari Perancangan diharapkan dapat berguna dalam teori desain komunikasi visual STIKOM Surabaya. Perancangan ini dapat dijadikan sebagai referensi pada bidang corporate identity.

2. Manfaat Praktis

Corporate identity yang teleh dirancang dapat diaplikasikan langsung pada

(20)

9

Bab ini menguraikan tentang konsep dan teori yang memperkuat

perancangan. Dengan adanya referensi-referensi diharapkan perancangan ini

dapat membuahkan hasil yang maksimal. Desain Komunikasi Visual STIKOM

Surabaya yang baru berdiri tahun 2008 hanya mempunyai identitas berupa logo.

Masih belum adanya graphic standard manual dan elemen-elemen pendukung identitas visual lainnya seperti, identitas warna, dan elemen gambar membuat

tidak konsistensinya visual yang ditampilkan. Tidak konsistennya visual yang

ditampilkan membuat publik kurang aware dengan Desain Komunikasi Visual STIKOM Surabaya.

2.1 Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian terdahulu berjudul Perancangn Ulang Identitas Visual

Phillip Secuirities Indonesia oleh Thomas (2012). Dalam hasil data penelititan

tersebut menyatakan bahwa masyarakat luas masih belum aware terhadap subjek

penelitian “Phillip Secuirites”. Hal ini diakibatkan dari berbagai hal yang bias,

kurang mempresentasikan perusahaan yang bergerak pada bidang inventasi, dan

terakhir kurang diketahui keberadaannya di pasar dikarenakan begitu banyaknya

sekuritas lain yang memiliki nama yang lebih dikenal di mata para investor.

Sehingga yang dibutuhkan oleh Phillip Securities Indonesia untuk menghadapi

(21)

10

publik dengan nilai-nilai yang tentunya menjadi daya jual untuk diberikan kepada

para konsumen / investor.

Dengan merancang kembali identitas visual perusahaan diharapkan dapat

menunjukkan image subjek penelitian dibenak masyarakat. Beberapa penerapan

identitas visual yang diambil antara lain: logo, panduan aturan grafis (graphic

standard manual) , dan media pendukung lainnya.

Simpulan yang didapat dari penelitian ini adalah identitas merupakan

dasar pembentukan citra dimasyarakat umum, yang akhirnya menimbulkan sisi

emosianal didalam benak mereka. Perancangan identitas visual mencakup

berbagai elemen grafis seperti tipografi, ilustrasi dan warna, yang saling berkaitan

dan saling mendukung satu sama lain. Dengan pembentukan ulang identitas

visual, Phillip Securities hadir dengan penuh percaya diri untuk memberikan

pelayanan yang lebih baik dan menjadi mitra yang terpercaya di benak konsumen,

khususnya para invetor.

Pada penelitian terdahulu berjudul Perancangan Corporate Identity PT. Yasa Industri Nusantara yang mampu merepresentasikan visi dan misi, filosofi

perusahaan dan servis bisnis yang berupa epc oleh Dityo Wahyu Primandono

(2010) memberikan sebuah simpulan bahwa corporate identity tidak berhenti pada logo saja, tetapi berlangsung pada elemen-elemen pendukung lainnya.

Elemen-elemen pendukung ini kemudian diterapkan secara konsisten dan

terintegrasi secara menyeluruh. Pesan pencitraan dari identitas visual sebuah

(22)

awareness yang diharapkan. Dan diharapkan perancangan identitas visual ini dapat menjadi interaksi yang berkesinambungan antara subjek penelitian dengan

para target audiensnya.

2.2 Corporate Identity

Elinor Selame dalam buku Sutojo (2004: 13) mengatakan identitas

korporat atau corporate identity adalah apa yang senyatanya ada pada atau

ditampilkan oleh perusahaan. Menurut M. Linggar Anggoro (2000: 280)

corporate identity merupakan suatu cara atau suatu hal yang memungkinkan suatu perusahaan dikenal dan dibedakan dari perusahaan-perusahaan lainnya. Ia juga

menyebutkan bahwa identitas perusahaan harus diciptakan melalui suatu

rancangan desain khusus yang meliputi hal-hal unik atau khas tentang perusahaan

yang bersangkutan secara fisik.

Rhenald Kasali (2003: 110-114) dalam buku Manajemen Public Relations

Konsep dan Aplikasinya di Indonesia mengatakan bahwa identitas perusahaan

atau identitas korporat disebut juga sebagai simbol perusahaan, apakah berbentuk

logo perusahaan atau lambang lainnya. Simbol selain dimaksud agar lebih mudah

diingat oleh konsumen juga agar dijiwai oleh segenap karyawannya. Simbol

sangat penting bagi perusahaan yang bergerak di sektor jasa yang menjaga

pelayanan, kredibilitas, dan keramahan manusia di dalamnya.

2.3 Identitas Visual

Identitas visual merupakan kesan keseluruhan dari sebuah organisasi yang

(23)

12

iklan, papan penunjuk jalan, seragam, bangunan, dan sebagainya

(www.cardiff.ac.uk/identity).

Dalam www.businessdictionary.com juga mengatakan bahwa identitas

visual adalah elemen-elemen yang dapat dilihat dan disentuh sebagai bagian dari

suatu merk, seperti warna, bentuk dan gaya, yang menyederhanakan dan

menyampaikan arti simbolik yang tak bisa digambarkan melalui kata-kata saja.

Pada lingkup korporat, hal ini bisa juga termasuk berbagai macam elemen seperti

arsitektur bangunan, skema warna, dan gaya pakaian.

Alicia Perry dan David Wisnom (2002: 18), menegaskan bahwa identitas

visual memilik 4 tujuan:

1. Untuk menghidupkan merk tersebut dengan memberikan karakter dan

kepribadian terhadapnya.

2. Meningkatkan pengenalan publik akan merk tersebut.

3. Membuat merk tersebut berbeda di antara arus kompetisi yang ketat.

4. Menggabungkan segala perbedaan yang tercerai berai ke dalam satu kesatuan

gaya dan feeling.

Identitas visual terdiri dari sistem yang terintegrasi, termasuk di dalamnya

warna, bentuk dan tipografi. Elemen-elemen kreatif ini adalah sesuatu yang

fundamental yang kemudian dikombinasikan dalam cara yang unik dan kreatif

untuk menciptakan suatu merk yang kokoh dan memiliki ciri khasnya sendiri

dalam bentuk logo, struktur kemasan dan grafis, grafis di lokasi penjualan, iklan,

marketing dan promosi, kendaraan, penanda/ signage, seragam, dan sebagainya.

(24)

2.3.1 Logo

Asal kata logo dari bahasa Yunani Logos, yang berarti kata, pikiran,

embicaraan, akal budi. Pada awalnya lebih dulu popular adalah istilah logotype,

bukan logo. Logo adalah penyingkatan dari logotype. Istilah logo baru muncul

tahun 1937 dan kini istilah logo lebih popular daripada logotype. Logo bisa menggunakan elemen apa saja: tulisan, logogram, gambar, ilustrasi, dan lain-lain.

(Rustan,2009: 13).

Menurut Rustan (2009: 13) beberapa fungsi dari logo adalah :

1. Identitas diri, untuk membedakannya dengan identitas milik orang lain.

2. Tanda kepemilikan Untuk membedakan miliknya dengan milik orang lain.

3. Tanda jaminan kualitas.

4. Mencegah peniruan / pembajakan.

2.3.2 Nama (Naming)

Menurut Rustan (2009: 60) semua atribut identitas seperti logo, tipografi,

warna, images, dan lain-lain dibangun dengan berpijak pada nama. Nama menjadi

atribut identitas yang membentuk brand image awal di benak publik. Oleh karenanya, sebelum menentukan nama, terlebih dahulu perlu ditentukan skenario

brand architecture-nya, karena hal itu mempengaruhi konstruksi penanaman dan identitas visual lainnya.

Dalam buku Rustan (2009: 62) beberapa kriteria untuk pembentukan

sebuah nama yaitu :

1. Bahasa Indonesia atau bahasa asing.

(25)

14

3. Singkat.

4. Tidak mirip kata lain baik ditulis maupun diucapkan.

5. Tidak mengandung konotasi negatif.

6. Fleksibel.

Tetap jelas dan menarik ketika divisualisasikan dalam bentuk logo atau

digabungkan dengan bentuk visual lainnya.

2.3.3 Warna

Rustan (2009: 72) dalam bukunya mengatakan, warna memainkan peran

sangat besar dalam pengambilan keputusan saat membeli barang. Warna juga

meningkatkan brand recognition sebanyak 80% menurut penelitian yang dilakukan oleh University of Loyola, Cicago, Amerika. Karena itu pemilihan

warna yang tepat merupakan proses sangat penting dalam mendesain identitas.

Untuk itu pemilihan warna membutuhkan riset dalam bidang psikologi, budaya,

dan komunikasi.

Rustan (2009: 72) juga menyatakan, umunya ada dua macam warna pada

identitas visual, yaitu warna pada logo dan warna untuk corporate. Adakalamya corporate color yang digunakan dalam alplikasi-aplikasi desain menggunakan warna pada logo, namun ada juga yang memperluas jangkuan area warnanya.

2.3.4 Tipografi

(26)

media-media aplikasi logo (corporate typeface / corporate typography). (Rustan, 2009:

78)

Rustan (2009: 78) juga menambahkan bahwa untuk letter marks keunikan

menjadi hal yang paling utama dalam logo. Sedangkan pada coporate typeface lebih bertujuan untuk menjaga kesatuan desain (unity) antar media-media atau

aplikasi desain perusahaan. Tidak lupa juga harus sesuai dengan fungsi-fungsi

tipografi pada umumnya, yaitu penyampai informasi harus nyaman dibaca dengan

segala kriterianya (legible, readable, dan lain-lain).

2.3.5 Elemen Gambar

Dalam buku Rustan (2009: 82) elemen gambar berguna untuk memperkuat

kesan terhadap kepribadian brand. Yang termasuk dalam elemen gambar di sini adalah foto, artworks, infographics, dan lain-lain.

Kadangkala dalam identitas visual penciptaan elemen visual lain seperti

background atau cropping image. Berfungsi untuk memperkuat identitas dengan menambah keunikannya, sehingga secara visual brand lebih mudah dikenali. Selain itu background juga menciptakan unity

2.4 Trademark

Menurut KBBI trademark diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia

sebagai merek dagang. Menurut Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual

(Dirjen HAKI): “Merek adalah suatu ’tanda’ yang berupa gambar, nama kata,

(27)

16

yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam perdagangan barang dan

jasa”.

Sedangkan merek dagang menurut Dirjen Haki adalah: “merek yang

digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang

secara bersama-sama atau badan hokum untuk membedakan dengan

barang-barang sejenis lainnya.” Merek juga seing digunakan secara umum untuk

menyebut sebuah logo atau brand. (Rustan, 2009: 15)

2.5 Brand

Menurut Alina Wheeler dalam buku Rustan (2009: 16) “Makna brand dapat berubah sesuai konteksnya. Kadang brand sebagai kata benda, kadang sebagai kata kerja. Kadang menjadi sama dengan nama perusahaan, pengalaman

perusahaan dan harapan konsumen”.

Dalam buku mendesain logo (Rustan, 2009: 16) hubungan antara logo dan

brand, brand memiliki makna yang jauh lebih dalam dan luas daripada logo. Logo

berbentuk benda fisik yang bisa dilihat, sedangkan brand mencakup keseluruhannya, baik yang fisik, non fisik, pengalaman dan asosiasi.

(28)

2.6 Brand Image

Kotler (2002: 215) mendefinisikan citra merek sebagai seperangkat

keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu merek.

Karena itu sikap dan tindakan konsumen terhadap suatu merek sangat ditentukan

oleh citra merek tersebut.

Kotler (2002: 225) juga menambahkan bahwa citra merek merupakan

syarat dari merek yang kuat dan citra adalah persepsi yang relatif konsisten dalam

jangka panjang (enduring perception). Jadi tidak mudah untuk membentuk citra,

dan bila terbentuk akan sulit untuk mengubahnya. Citra yang dibentuk harus jelas

dan memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan pesaingnya. Saat perbedaan

dan keunggulan merek dihadapkan dengan merek lain, munculah posisi merek.

2.7 Brand Awareness

Tingkat penerimaan awal dari seseorang ketika melihat atau mendengar

suatu informasi tentanf produk beserta mereknya adalah brand awareness (kesadaran merek). Menurut Surachman (2008: 7) brand awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengigat kembali

bahwa suatu merek merupakan kategori produk tertentu. Peran brand awareness dalam seluruh kekuatan merek tergantung pada sejauh mana tingkta kesadaran

yang dicapai oleh suati merek.

Menurut Buchari Alma (2007: 18) brand awareness adalah kesanggupan konsumen untuk mengenali suatu merek yang tertanam dalam ingatan konsumen.

(29)

18

konsumen untuk mengidentifikasi merek dalam kondisi berbeda, seperti tercermin

oleh pengenalan merek mereka atau prestasi pengingatan.

Gambar 2.2 Piramida Brand Awareness

Sumber: Durianto, 2004, Brand Equity Ten: Strategi Menempati Pasar: 28 Brand Awareness memiliki 4 tingkatan, yaitu:

1. Tidak menyadari merek (unaware of brand)

Pada tahapan ini, pelanggan merasa ragu apakah sudah mengenal merek yang

disebutkan atau belum mengenal.

2. Mengenali merek (brand recognition)

Pada tahapan ini, pelanggan mampu mengidentifikasi atau mengenali merek

yang disebutkan.

3. Mengingat merek (brand recall)

Pada tahapan ini, pelanggan mampu mengingat merek jika diberi stimulus atau

petunjuk.

4. Puncak pikiran (top of mind)

Pada tahapan tertinggi ini, sebuah merek mampu muncul pertama kali di benak

(30)

2.8 Desain Komunikasi Visual

Desain komunikasi visual merupakan ilmu mengembangkan bentuk

bahasa komunikasi visual berupa pengolahan pesan yang mempunyai tujuan

sosial atau komersial, dari individu atau kelompok yang ditujukan kepada

individu atau kelompok lainnya. Pesan dapat berupa informasi produk, jasa atau

gagasan yang disampaikan kepada target audience, dalam upaya peningkatan

usaha penjualan, peningkatan citra dan publikasi program pemerintah. Pada

prinsipnya DKV adalah perancangan untuk menyampaikan pola pikir dari

penyampaian pesan kepada penerima pesan, berupa bentuk visual yang

komunikatif, efektif, efisien dan tepat. terpola dan terpadu serta estetis, melalui

media tertentu sehingga dapat mengubah sikap positif sasaran

(www.dkt.itb.ac.id).

2.9 Promosi

Promosi adalah salah satu bagian dari pemasaran, yang dimana merupakan

sebuah usaha dalam artian untuk mempromosikan, mengenalkan sesuatu baik itu

berupa barang ataupun jasa, bahkan dalam bentuk lainnya yang masih bisa

dipromosikan. Sehingga orang lain tertarik untuk melakukan transaksi atas apa

yang dipromosikan.

Menurut Michael Ray dalam buku Morrisan M.A (2010: 16),

mendefinisikan promosi adalah koordinasi dari seluruh upaya yang dimulai pihak

penjual untuk membangun berbagai saluran informasi dan persuasi untuk menjual

barang dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan. Pembuatan promosi ini

(31)

20

BAB III

METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA

Bab ini membahas tentang metodologi yang dipakai dalam perancangan

serta hasil dan analisis data yang dilakukan selama penelitian. Dengan memakai

metode dan teknik tertentu diharapkan dapat menyelesaikan masalah dalam objek

penelitian. Hasil dari penelitian diharapkan dapat menghasilkan sebuah konsep

dan perencanaan kreatif untuk diimplementasikan dalam sebuah bentuk karya.

3.1 Metodologi Penelitian

Perancangan ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini

bersifat fleksibel dan berubah-ubah sesuai kondisi lapangan (Sarwono, 2010: 95).

Untuk merancang corporarate identity dibutuhkan penelitian yang mendalam pada perusahaan (objek yg di teliti) mulai dari visi misi, strategi kreatif, hingga

media promosi apa yang sudah digunakan. Untuk mendukung sumber data yang

diambil melalui metode kualitatif, digunakan juga data kuantitatif yaitu kuesioner

sehingga dapat mendukung metode kualitatif.

3.2. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperoleh mempunyai peran yang penting untuk merancang

corporate identity desain komunikasi visual STIKOM Surabaya. Data mengenai desain komunikasi visual STIKOM Surabaya diperoleh melalui pengamatan

(32)

desain komunikasi visual STIKOM. Data ini berguna untuk mengetahui konsep

awal yang akan digunakan untuk merancang corporate identity desain komunikasi visual STIKOM Surabaya. Beberapa teknik yang akan digunakan untuk

mengambil data yaitu:

1. Wawancara

Wawancara atau interview adalah metode pengumpulan data yang

menghendaki komunikasi langsung antara penyelidik dengan subjek atau

informan (Yatim, 2001: 15). Metode ini merupakan proses tanya jawab lisan,

dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik. Wawancara ini

digunakan agar peneliti dapat menegetahui lebih dalam tentang objek yang

diteliti. Pada penelitian ini wawancara yang digunakan adalah wawancara

terstruktur dimana pewawancara menggunakan pertanyaan yang telah

disiapkan sebelumnya. Adapun informan yang dipilih adalah Kaprodi Desain

Komunikasi Visual STIKOM Surabaya yang memahami tentang program

studi desain komunikasi visual STIKOM Surabaya terutama pada visi misi,

strategi kreatif yang dilakukan dalam kurun waktu mulai tahun 2008 hingga

saat ini. Kedua, wawancara pada bagian Penerimaan Mahasiswa Baru Desain

Komunikasi Visual yang mengetahui promosi apa saja yang telah digunakan

selama 2008-2012 ini.

2. Observasi

Observasi (pengamatan) adalah suatu cara pengumpulan data dengan

mengadakan pengamatan langsung terhadap suatu objek dalam suatu periode

(33)

22

yang diamati. Observasi dilakukan pada objek yang diteliti langsung yaitu

STIKOM Surabaya dan dari internet.

3. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan objek

penelitian yang kemudian diberikan kepada responden. Untuk pemilihan

responden sendiri digunakan sebuah metode yaitu random sampling cluster

pada SMA swasta Surabaya. Kuesioner disini digunakan sebagai data

pendukung saja untuk menguatkan sumber data.

4. Studi Eksisting dan Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan

mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur,

catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang

dipecahkan. (Nazir, 1988: 111). Langkah selanjutnya adalah melakukan kajian

yang berkaitan dengan teori yang berkaitan dengan topik penelitian. Dalam

pencarian teori, peneliti akan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya

dari kepustakaan yang berhubungan. Sumber-sumber kepustakaan dapat

diperoleh dari buku, jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian (tesis dan disertasi),

(34)

5. Analisis Pesaing

Analisis pesaing adalah pengamatan langsung terhadap pesaing dari

bisnis atau usaha. Dengan menagamati pesaing, dapat mengetahui kelebihan

dan kekurangan dari pesaing tersebut. Untuk jenis pesaing dibagi menjadi dua

yaitu pesaing langsung (direct competitor) dan pesaing tidak langsung (indirect competitor).

Pesaing langsung dibagi lagi menjadi tiga, yaitu prime kompetitor,

middle kompetitor, dan weak kompetitor. Dalam perancangan ini, peneliti mengambil prime kompetitor dari Desain Komunikasi Visual STIKOM Surabaya yaitu : Desain Komunikasi Visual UK. Petra dan Visual

Communication Design Universitas Ciputra. Kedua universitas tersebut

sama-sama menarget audien siswa SMA, swasta, regional Surabaya, dan juga

dikenal oleh masyrakat Surabaya.

3.3 Teknik Analisis Data

Pada perancangan ini menggunakan teknik analisis interaktif Miles dan

Huberman (Pawito, 2007: 104). Teknik ini menggunakan tiga komponen yaitu;

reduksi data, penyajian data, dan penarikan serta pengujian kesimpulan (Punch,

1998: 202-204)

Reduksi data dimana peneliti mengelompokkan dan meringkas data-data

yang didapat. Kemudian peyajian data dimana peneliti mengorganisasikan data

(menjalin data atau kelompok data yang satu dengan yang lain). Dan terakhir

(35)

24

dengan mempertimbangkan pola-pola data yang ada dan kecenderungan dari

penyajian data yang telah dibuat.

3.4 Hasil dan Analisis Data

3.4.1 Wawancara

Pertama peneliti melakukan wawancara kepada Januar Wibowo selaku

kepala bagian penerimaan mahasiswa baru STIKOM Surabaya. Peneliti

menyanyakan perihal tentang strategi promosi atau media promosi apa yang telah

dilakukan untuk mempromosikan DKV STIKOM Surabaya. Wawancara

dilakukan pada 22 januari 2013, pukul 13:30 WIB. Berikut uraian dari hasil

wawancara yang telah dilakukan

DKV STIKOM Surabaya mulai di buka pada tahun 2008. Pihak STIKOM

Sendiri mempromosikan Desain Komunikasi Visualnya secara menyuluruh tanpa

ada pengkhususan dengan program studi lain. Promosi yang selama ini dipakai

yaitu, katalog STIKOM Surabaya yang berisi seluruh program studinya, radio

berupa announcer, stand pameran pada Jatim EXPO, event tahunan yaitu lomba

dan acara sesuai dengan masing-masing program studi, workshop, visitasi, dan

menerima kunjungan dari SMA-SMA di Surabaya. Secara visual media promosi

yang telah dilaksanakan pada waktu 2008-2012 satu kesatuan dengan promosi

program studi lain yang identik dengan komputer,

Kedua Peneliti melakukan wawancara pada Kepala Prigram Studi DKV

STIKOM Surabaya yaitu bapak Muh. Bahruddin. Menurutnya, pembaharuan visi

dan misi DKV STIKOM Surabaya pada tahun 2012 yaitu Menjadi pusat

(36)

tahun 2018. Dengan adanya perubahan visi misi ini tentunya perlu diadakan

penelitian sesuai tidaknya logo dari Desain Komunikasi Visual STIKOM

Surabaya dengan visi misi baru tersebut.

Dari data hasil wawancara diatas maka diperoleh analisi dan kesimpulan

sebagai berikut :

1. Tidak ada strategi khusus pada promosi program studi DKV STIKOM

Surabaya.

2. Adanya perubahan visi misi pada program studi DKV STIKOM Surabaya.

3.4.2 Data Pendukung

3.4.2.1 Visi Misi DKV STIKOM 1. Visi DKV STIKOM Surabaya

Menjadi pusat pendidikan advertising dan branding dalam konteks kreatif di Indonesia pada tahun 2018.

2. Misi DKV STIKOM Surabaya

a. Menyelenggarakan pendidikaan desain komunikasi visual yang

menghasilkan sarjana yang memiliki kemampuan tata kelola secara

konseptual dan penerapannya untuk mencipta (to create) yang baru dan berbeda (to innovative) khususnya dalam industry periklanan

(advertising).

b. Mengembangkan kemampuan merancang branding promotion seperti

(37)

26

c. Mengembangkan kemampuan melakukan riset di bidang desain dan

periklanan.

d. Mengembangkan hard skill di bidang multimedia, desain web, packaging, dan cetak.

e. Mengembangkan kemampuan etika dan komunikasi verbal internasional.

f. Mengembangkan iklim akademik yang progresif dan sistematis guna

meningkatkan kemampuan dan integritas sumber daya manusia secara

smultan dan holistik dalam menerapkan pelayanan pendidikan yang

optimal.

g. Melaksanakan pengabdian masyarakat di bidang desain komunikasi visual

yang bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat khususnya

pemberdayaan pada masyarakat tertinggal, serta pengembangan keilmuan

bidang desain komunikasi visual melalui penelitian-penelitian stimultan.

h. Melangsungkan pembangunan, pemberdayaan sekaligus pengelolaan

dalam usaha untuk berjejaring dengan seluruh stakeholders, khususnya dunia industri yang relevan dengan kompetensi desain komunikasi visual

(38)

3.4.2.2 Kuesioner

Peneliti melakukan metode kuesioner untuk mengetahui tingkat awareness

dari DKV STIKOM Surabaya terhadap siswa SMA (target audience). Pengisian Kuisioner dilaksanakan pada 6-7 Maret 2013 di SMA Muhammadiyah 2 Surabaya

pada siswa kelas XII. Penentuan sample ini menggunakan teknik random sampling yaitu sampling cluster (menurut wilayah).

Untuk pertama peneliti mengelompokkan SMA berakreditasi A di

Surabaya sebagai populasi. SMA berakreditasi diambil karenakan SMA tersebut

diminati oleh siswa kalangan menengah atas. Setelah SMA akreditasi A terdaftar

yaitu berjumlah 75 sekolah, peneliti mengelompokkan SMA-SMA tersebut sesuai

dengan wilayah surabaya yaitu utara, timur, barat, selatan dan pusat. Melalui

metode pengacakan (undi) terpilih wilayah surabaya timur, dimana terdapat 22

sekolah SMA.

Peneliti mengundi lagi dari 22 sekolah tersebut menjadi 1 sekolah yaitu

terpilih SMA Muhammadiyah 2 Surabaya. Siswa dari SMA Muhammdiyah

mempunyai jumlah murid kelas XII yaitu 263 siswa (smamda.net). Karena

peneliti mengetahui jumlah pasti populasi tersebut, peneliti menggunakan rumus

slovin untuk mengambil sampel yaitu berjumlah 34,719 atau 35 siswa kelas XII.

Dari 35 responden ini akan diberikan 15 pertanyaan seputar tentang

awareness mereka terhadap DKV STIKOM Surabaya dan awareness mereka terhadap media promosi yang sudah dilakukan selama ini oleh DKV STIKOM

(39)

28

Tahu, 15

Tidak Tahu, 30

Tahu tentang Desain Komunikasi Visual STIKOM

Surabaya

Tahu Tidak Tahu

Gambar 3.1 Diagram Mengenal Tentang DKV STIKOM Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Dari data tersebut dinyatakan bahwa masih banyak siswa belum tahu dan

mengenal DKV STIKOM Surabaya. Memberikan sebuah kesimpulan bahwa

siswa SMA di Surabaya belum aware dengan desain komunikasi visual STIKOM

Surabaya.

Pertanyaan selanjutnya mengarah bagi siswa SMA yang tahu tentang

DKV STIKOM Surabaya, yaitu darimana mereka tahu tentang DKV STIKOM

(40)

Dari data tersebut menyatakan bahwa DKV STIKOM Surabaya dikenal

oleh siswa SMA melalui mouth-to-mouth (mulut ke mulut). Dimana lebih banyak diberitahu oleh teman mereka.

Sangar tertarik 2

Ragu-ragu 8 Tidak tertarik

4

Efek yang diakibatkan dari info yang didapat

Sangar tertarik Ragu-ragu Tidak tertarik

Gambar 3.2 Diagram Efek Dari Info Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Data ini menyatakan bahwa siswa masih ragu-ragu untuk masuk ke DKV

STIKOM Surabaya karena sebagian besar dari mereka mengetahui DKV

STIKOM hanya dari mulut ke mulut, sehingga informasi yang mereka dapat

masih kurang jelas.

Pertanyaan selanjutnya seputar tentang media promosi dan logo yang

(41)

30

Pernah 3

Tidak pernah 32

Pernah melihat logo DKV STIKOM Surabaya

Pernah Tidak pernah

Gambar 3.3 Diagram Seberapa Sering Melihat Logo DKV STIKOM Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Pertanyaan selanjutnya mengarah pada responden yang pernah melihat

logo DKV STIKOM Surabaya.

Tahu 1

Tidak Tahu 3

Dari Logo tahu jika logo DKV STIKOM Surabaya

Tahu Tidak Tahu

Gambar 3.4 Diagram Mengenal Tentang Logo DKV STIKOM Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Dari dua data tersebut menyatakan bahwa logo DKV STIKOM Surabaya

(42)

tersebut juga belum tahu jika logo tersebut adalah logo Desain Komunikasi Visual

STIKOM Surabaya.

Tulisan 2 Simbol &Tulisan

1

Yang paling diingat dari logo DKV

Tulisan Simbol &Tulisan

Gambar 3.5 Diagram Paling Diingat Dari Logo DKV STIKOM Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Dari data tersebut menyatakan bahwa logo Desain Komunikasi Visual

STIKOM Surabaya dapat diingat oleh siswa SMA dari tulisan pendukung logo.

Jarang 3

Seberapa sering menjumpai Logo DKV STIKOM

Surabaya

Jarang

(43)

32

Dari data tersebut terlihat bahwa logo DKV STIKOM Surabaya masih

jarang terlihat atau dilihat oleh siswa SMA.

Pertanyaan selanjutnya mengenai media promosi yang digunakan oleh

DKV STIKOM Surabaya, yaitu brosur.

Ya 9

Tidak 26

Pernah membaca / mendapat brosur DKV STIKOM

Surabaya

Ya Tidak

Gambar 3.7 Diagram Pernah Membaca/Mendapat Brosur DKV STIKOM Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Dari data tersebut menyatakan bahwa brosur dari DKV STIKOM

Surabaya masih belum tepat mengenai sasaran, atau belum efektif. Pertanyaan

selanjutnya mengarah pada responden yang pernah membaca atau mendapat

(44)

Sekolah

Tempat mendapatkan brosur DKV STIKOM

Surabaya

Sekolah Kampus Stikom Teman Lainnya

Gambar 3.8 Diagram Tempat Mendapatkan Brosur DKV STIKOM Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Dari data tersebut menyatakan bahwa brosur dari Desain Komunikasi

Visual STIKOM Surabaya banyak mereka dapat dari teman mereka.

jelas 3 cukup jelas

6

Kejelasan info dari brosur DKV STIKOM Surabaya

jelas cukup jelas

(45)

34

Dari data tersebut menyatakan bahwa brosur dari DKV STIKOM

Surabaya masih membutuhkan penambahan beberapa informasi mengenai DKV

STIKOM Surabaya.

Tertarik 2

Tidak tertarik 7

Efek dari membaca/mendapat brosur DKV STIKOM

Surabaya

Tertarik Tidak tertarik

Gambar 3.10 Diagram Efek Dari Brosur DKV STIKOM Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Dari data tersebut menyatakan bahwa brosur dari DKV STIKOM

Surabaya masih belum dapat menarik minat dari siswa SMA.

Pertanyaan selanjutnya mengenai website dari DKV STIKOM Surabaya

perna h 3

ti da k pernah 32

Pernah berkunjung ke website DKV STIKOM

Surabaya

pernah tidak pernah

(46)

Dari data tersebut menyatakan bahwa website dari DKV STIKOM

Surabaya masih belum banyak diketahui oleh siswa SMA.

Pertanyaan Selanjutnya ditujukan pada responden yang pernah berkunjung

ke website DKV STIKOM Surabaya.

Brosur 2 Website Stikom

1

Tahu website DKV STIKOM Surabaya dari :

Brosur Website Stikom

Gambar 3.12 Diagram Mengetahui Website DKV STIKOM Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2013

Jelas 1

Tidak jelas 2

Informasi pada website DKV STIKOM Surabaya

Jelas Tidak jelas

(47)

36

Dari data tersebut menyatakan bahwa website dari DKV STIKOM

Surabaya perlu memperbaiki konten dan informasinya.

Jarang 3

Seberapa sering berkunjung ke website DKV

STIKOM Surabaya

Jarang

Gambar 3.14 Diagram Seberapa Sering Berkunjung Ke Website DKV STIKOM Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Dari data tersebut menyatakan bahwa website dari DKV STIKOM

Surabaya masih kurang diminati oleh siswa SMA dikarenakan minimnya

info-info yang di dapat dari website tersebut.

Dari data kuesioner yang diperoleh peneliti menganalisi dan

menyimpulkan bahwa

1. Sekitar 70% dari siswa SMA masih kurang aware terhadap Desain Komunikasi Visual STIKOM Surabaya.

2. Untuk logo DKV STIKOM Surabaya, siswa SMA jarang melihat logo tersebut

(48)

3. Media promosi yang sudah dilakukan selama ini oleh DKV STIKOM

Surabaya. Siswa SMA rata-rata lebih mengenal DKV STIKOM Surabaya

lewat mulut ke mulut.

4. Brosur yang digunakan masih kurang efektif, dimana siswa SMA lebih banyak

mendapatkan brosur dari teman mereka dan isi brosur yang masih kurang

dalam penyampaian informasi.

5. Masih kurang berfungsinya website Desain Komunikasi Visual STIKOM

Surabaya yang menjadikan tidak berminatnya siswa SMA untuk membuka

atau mengakses website tersebut.

3.4.3 Observasi

STIKOM Surabaya merupakan sebuah sekolah tinggi yang memeliki

beberapa program studi antara lain Sistem Informasi, Sistem Komputer,

Komputer Manajemen, Komputer Akutansi, KGC, Multimedia dan Desain

Komunikasi Visual. Citra yang timbul dari benak publik selama ini adalah

STIKOM merupakan sekolah tinggi yang identik dengan teknologi dan komputer.

Dari observasi selama penelitian rata-rata mahasiswa STIKOM telah paham dan

mengenal tentang teknologi, bahkan gadget.

Tidak hanya mahasiswa program studi saja yang paham tentang komputer,

mahasiswa desain juga paham tentang komputer meskipun tidak begitu

mendalam. Rata-rata mahasiswa dari STIKOM merupakan kalangan menengah

atas, dimana terlihat dari atribut yang dikenakan yaitu gadget dan juga notebook

(49)

38

menjadi faktor bahwa mahasiswa STIKOM sebagaian besar dari kalangan

menengah atas.

Untuk akreditasi sendiri Desain Komunikasi Visual STIKOM Surabaya

mempunyai akreditasi B terhitung dari tahun 2013. Mudahnya untuk masuk ke

Desain Komunikasi Visual STIKOM Surabaya merupakan salah satu daya tarik

atau keunggulan untuk menarik mahasiswa baru.

Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti, dapat disimpulkan, yaitu :

1. Kampus STIKOM identik dengan komputer, dimana mengarah kepada konsep

teknologi dan modern.

2. Mahasiswa STIKOM Surabaya sebagian besar merupakan dari kalangan

menengah keatas.

3. DKV STIKOM Surabaya mempunyai akreditasi B terhitung dari tahun 2013.

4. Jalur masuk untuk program studi DKV STIKOM Surabaya lebih mudah

(50)

3.4.4 Studi Eksisting

Gambar 3.15 Logo lama DKV STIKOM Surabaya Sumber: http://thomashanandry.deviantart.com/art/DKV-logo-159749063

Logo dari Desain Komunikasi Visual STIKOM Surabaya. Logo dari DKV

STIKOM Surabaya ini terutama logografnya mempunyai beberapa kemiripan

dengan logo-logo di internet.

Gambar 3.16 Pengaplikasian Logo Pada Beberapa Media Sumber : Facebook DKV-MM STIKOM Surabaya

Pada beberapa media terdapat tidak kekonsistensinya logo dari Desain

Komunikasi Visual STIKOM Surabaya. Logo yang tidak konsisten menimbulkan

(51)

40

Gambar 3.17 Website DKV STIKOM Surabaya Sumber: http://dkv.STIKOM.edu

Tampilan website Desain Komunikasi Visual STIKOM Surabaya. Dari

desain dan tampilan sama sekali tidak mencerminkan konsistensi dari logo.

Banyak konten-konten yang tidak diisi atau masih kurang. Dalam perkembangan

teknologi yang semakin maju ini, website menjadi salah satu media yang cukup

efisien selain mudah diakses dimanapun dan kapanpun.

Gambar 3.18 Brosur DKV STIKOM Surabaya Sumber: Foto Brosur DKV 2009-2012

Tampilan dari brosur Desain Komunikasi Visual STIKOM Surabaya. Dari

(52)

dalam bidang gambar manual yang juga gambar digital. Penggabungan unsur

coklat dan pewayangan menjadikan salah satu unsur yang menarik dibanding

brosur-brosur lain. Tetapi kembali pada logo, tidak ada satu-kesatuan dari logo

awal.

3.3.5 Analisis Pesaing

Pesaing yang diambil dari Desain Komunikasi Visual STIKOM Surabaya

adalah Desain Komunikasi Visual Universitas Kristen Petra, dan Visual

Communication Design Universitas Ciputra. Pengambilan pesaing direct competitor ini berdasarkan dari kesamaan regional, sama-sama perguruan tinggi swasta, target audience yang sama-sama siswa SMA kalangan menengah atas.

1. Desain Komunikasi Visual Universitas Kristen Petra

Tabel 3.1 Kekuatan dan Kelemahan Kompetitor DKV UK Petra

Kekuatan Kelemahan

- Top of mind dari Desain Komunikasi Visual Swasta

di Surabaya

dikemas sesuai dengan

identitas visual.

- Warna identitas visual terlihat girlish (berwarna ungu)

- Web desain terlihat seperti web-web pada umumnya.

- Konten dan website yang jarang update.

(53)

42

2. Visual Communication Design Universitas Ciputra

Tabel 3.2 Kekuatan dan Kelemahan Kompetitor VCD Universitas Ciputra

Kekuatan Kelemahan

- Penamaan program studi dengan bahasa inggris yaitu

Visual Cammunication

Design, menjadikan unik.

- Kesan “wah” dari image masyarakat terhadap brnad

Ciputra

- Seringkali melakukan media promosi berbentuk event. - Promosi event biasanya

dilakukan di bangunan milik

Ciputra, (identitik dengan

mall)

- Media promosi cetak jarang tampak.

- Website utama dari VCD Ciputra masih belum

selesai, sehingga informasi

yang di dapat sangatlah

kurang.

- Masih baru dalam membuka program studi Desain

Komunikasi Visual.

(54)

3.5 Segmentasi Targetting Positioning 1. Demografis

- Usia : 16-18 tahun

- Jenis kelamin : Pria dan wanita

- Siklus hidup : belum menikah, menikah belum mempunyai anak,

menikah mempunyai anak

- Profesi : pelajar SMA.

2. Geografis

- Wilayah : Jawa Timur

- Ukuran kota : Kota Besar ( misal: Surabaya, Sidoarjo )

3. Psikografis

- Gaya hidup: Menengah atas, suka dengan barang berkualitas, praktis atau

instan.

4. Positioning

Dalam hal ini Desain Komunikasi Visual STIKOM Surabaya mencoba

untuk memposisikan sebagai Program Studi yang dapat mencetak lulusan

advertising dan branding berkualitas. Pada piramida brand awareness sendiri

Desain Komunikasi Visual STIKOM Surabaya masih berada ditengah dimana

masyarakat banyak mengenal STIKOM Surabaya tetapi belum tentu mengetahui

(55)

44

event pameran pada luar wilayah kampus.

4. Konten web yang belum selesai atau terupdate.

(56)

dengan karakteristik

5. Telah terciptanya image luxury dari brand

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Hasil Tabel : Bagaimana mensinergikan antara cyber atau modern dengan bidang desain yaitu kreatifitas, advertising dan branding menjadi satu. Sehingga dapat

(57)

46

3.7 Keyword

Gambar 3.19 Keyword Perancangan Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Penentuan keyword diambil berdasarkan data yang sudah terkumpul dan dari hasil analisis data dan analisis SWOT.

Dari hasil analisis data ditemukan sebuah keyword yaitu “Future Creativity”. Disini dimaksudkan dimana membentuk image pada masyarakat bahwa Desain Komunikasi Visual STIKOM Surabaya merupakan tempat studi

advertising dan branding (industri kreatif) yang cenderung membutuhkan kreativitas tinggi dan dimana desainer menciptakan sebuah konsep visual dan

dapat dikomunikasikan kepada publik.

Unsur Future sendiri bisa diartikan bagaimana mengemas visual (output karya desainer) pada masyarakat saat ini. Future bukan berarti harus menggunakan digital atau hal-hal modern, tetapi bagaimana desainer tersebut

dapat mengkomunikasikan visual dengan teknik digital maupun manual terhadap

(58)

3.8 Skema Perancangan

Gambar 3.20 Skema Perancangan

(59)

48

3.9 Perencanaan Kreatif 3.9.1 Tujuan Kreatif

Dengan menggunakan keyword “Future Creativity” tujuan kreatif visual dari perancangan corporate identity DKV STIKOM Surabaya akan identik dengan

unsur dan visual futuristik dan kreatif. Dari konsep tersebut diharapkan

membentuk sebuah identitas yang unik dari perguruan-perguruan tinggi yang lain.

Dimana DKV STIKOM Surabaya ini telah mempunyai visi misi yang jelas yaitu

sebagai pusat studi advertising dan branding di Indonesia.

3.9.2 Strategi Kreatif 1. Verbal

Dalam penggunaan verbal, nama pada logo akan dipersingkat menjadi

“DKV”. Yang dimana masyarakat umum atau publik lebih mengenal atau tidak

asing dengan istilah DKV.

Untuk tagline akan di gunakan “The Future of Advertising & Branding Design”. Merupakan sebuah kalimat profokatif yang dimana nantinya sebagai daya tarik untuk target audience.

2. Visual

Pada visualisasi, logo akan berbentuk combination mark (gabungan

logogram dan logotype). Dalam http://www.logodesignsource.com/types.html mengatakan bahwa combination mark ini merupakan salah satu jenis logo yang

mudah diingat dan mudah dipahami, terutama untuk sebuah perusahaan atau

(60)

Gambar 3.21 Contoh Logo Combination Mark

Sumber: google images keyword: combination mark

Untuk pemilihan warna akan diambil dari warna prodi DKV STIKOM

yaitu cokelat. Dalam buku Color Management (Drew,Sarah:2008) Cokelat yang

mengartikan kewibawaan, art, elegan dan natural. Untuk menggabungkan dengan konsep futuristis maka diambil warna putih, dimana putih ini menyimbolkan

clean dan simple dimana desain modern identik dengan white space dan clean.

Selanjutnya dengan metode analogus untuk menampilkan kesan kreatifitas

diambil warna gold orange. Diambil juga warna merah dari logo STIKOM untuk mengesankan satu kesatuan dengan kampus STIKOM dan juga berfungsi sebagai

aksentuasi logo.

Gambar 3.22 Warna Yang Akan Digunakan Pada Pengaplikasian Logo Dan Media

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Keempat warna tersebut mewakili dari kultural Indonesia/asia yang lebih

(61)

50

pokok ini nantinya akan dapat dijadikan sebagai elemen visual dan untuk tiap-tiap

media.

Font menggunakan sans serif untuk mengesankan modern. Beberapa font

yang dipilih dan nantinya digunakan dan di aplikasikan pada beberapa media

antara lain :

Gambar 3.23 Font yang akan digunakan pada media dan logo Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

3.9.3 Program Kreatif

Perancangan ini berawal dari pembuatan logo dan Graphic Standart Manual. Didalamnya akan ada proses seperti sketch, draft, hingga final design. Setelah selesai baru akan diaplikasikan pada media-media yang dipilih.

Pengaplikasian pada media-media tersebut juga melalui proses yang sama seperti

pembuatan logo, dan grapic standart manual.

3.10 Perencanaan Media 3.10.1 Tujuan Media

Supaya informasi atau identitas dari Desain Komunikasi Visual STIKOM

Surabaya, dibutuhkan beberapa media untuk mencapai pada benak target

(62)

Desain Komunikasi Visual STIKOM Surabaya, bila

pengaplikasian-pengaplikasian media tersebut membentuk sebuah satu-kesatuan antara corporate identity dengan media promosi yang dipakai.

3.10.2 Strategi Media

Pada perancangan ini digunakan strategi media sehingga mampu

menvisualisasikan dari keyword dan visi misi yang telah didapat. Media yang

digunakan antara lain :

1. Graphic Standart Manual

Dibutuhkan sebagai acuan untuk Logo dan elemen-elemen visual yang lain

untuk menjaga konsistennya identitas ketika diaplikasikan ke media-media.

GSM akan dicetak dengan ukuran A4. Isi dari GSM sendiri mulai dari

aturan-aturan penempatan logo, warna dari logo dan warna elemen visual, font yang

dipakai, dan terakhir penerapan logo dan elemen visual pada beberapa media.

GSM ini menggunakan media kertas artpaper 260gr sebagai cover dan artpaper

150gr untuk isi yang kemudian di jilid softcover. GSM ini juga bisa didapat di website DKV STIKOM Surabaya dengan bentuk digital yaitu pdf.

2. Tugas-tugas mahasiswa

Mahasiswa Desain Komunikasi Visual yang cenderung mempunyai banyak

tugas berbentuk visual, akan lebih menampakkan unitynya ketika dibuat dengan menggunakan elemen visual dari logo untuk cover-cover tugas mereka.

Peneliti mengelompokkan menjadi dua tipe tugas yaitu tugas teori dan tugas

praktek. Pada tugas teori akan dibuat sebuah layout dengan bentuk cover

(63)

52

menampilkan gambar akan dibuat dengan layout cover landscape A3 atau A4

sesuai dengan media tugas yang dipakai oleh mahasiswa. Terakhir pada tugas

media digital yang cenderung menggunakan CD atau DVD untuk

mengumpulkan karya tugas, maka peneliti membuat layout tempat CD dan

cover stiker CD. Tempat CD ini dari kertas A4 yang kemudian dilipat sesuai

dengan layout, sehingga memudahkan mahasiswa untuk mengaplikasikan

tempat CD ini. Cover CD sendiri dicetak dengan menggunakan kertas stiker.

3. Stiker

Berupa stiker berjenis cutting. Dimana alasan memakai media ini yaitu dilihat dari target audience anak muda dan suka dengan visual. Stiker cutting akan

dicetak menggunakan 1-color yaitu putih dengan bahan oracal. Ukuran dari stiker yaitu 12cmx12cm dimana dengan ukuran tersebut logo dan tulisan

terlihat jelas dan dapat dibaca dengan mudah.

4. Brosur

Diambil dari hasil riset, dimana sebagian besar siswa SMA di Surabaya selama

ini mengetahui program studi Desain Komunikasi Visual dari brosur. Brosur

dicetak dengan ukuran A4 dan menggunakan layout trifold. Kertas yang digunakan yaitu artpaper 190gr dan finishing dengan laminasi doff. Isi dari brosur sendiri yaitu kompetensi lulusan, profesi lulusan, laboratorium (studio),

mata kuliah pokok, prestasi dan terakhir map dan alamat STIKOM Surabaya.

5. Notepad

Selain sebagai media promosi, notepad bisa dijadikan sebuah merchandise.

(64)

sehingga mempunyai kemungkinan publik dapat melihat logo ataupun elemen

visual dari DKV STIKOM Surabaya. Cover notepad dicetak dengan kertas

artpaper 260gr dan isi dari notepad menggunakan kertas hvs 70 atau 60gr.

Cover dari notepad juga akan mempunyai layout sama dengan media yang

telah dibuat.Untuk proses finishing notepad akan di jilid spiral dan cover

dilapisi dengan mika doff tebal. 6. Website

Merupakan media yang paling mudah diakses dan dilihat. Dengan adanya

website diharapkan segala info mengenai tugas-tugas dan karya-karya

mahasiswa DKV STIKOM Surabaya dapat tersalurkan kepada publik atau

masyarakat umum. Website dibuat dengan basis html5, dengan optimalisasi

resolusi 1366x768. Layout yang digunakan yaitu center oriented untuk memudahkan tampilan pada layar desktop maupun layar device seperti tablet

ataupun smartphone. Visual yang dipakai juga akan sama dengan media yang telah dibuat yaitu dengan menggunakan warna yang telah diambil dan elemen

visual yang telah ditentukan untuk media-media.

3.10.3 Program Media

Perancangan media akan dimulai setelah proses pembuatan graphic standard manual. Dalam GSM sendiri telah memiliki komponen-komponen dan aturan-aturan untuk pengaplikasian pada media.

Media berupa cetak akan diproduksi dalam periode-periode tertentu,

(65)

54

digital sendiri akan dipantau setiap bulannya. Web akan selalu diupdate tiap

minggunya.

3.11 Perancangan Karya

Dari perencanaan kreatif dan perencanaan media diatas, peneliti

merancang sebuah konsep, dan sketsa pada masing-masing media untuk

menghasilkan final design yang sesuai dengan keyword yang telah didapat.

1. Logo

Logo dirancang melalui bentuk simplify dengan pendekatan-pendekatan dari keyword dan visi misi DKV STIKOM Surabaya. Proses perancangan logo sendiri

dimulai dari sketch – draft – final design. Untuk pertama-tama sebelum memulai sketch, peneliti mengambil beberapa pendekatan dari visi misi, dan keyword

yaitu: pusat, pendidikan, advertising & branding, future, dan creativity. Dari pendekatan tersebut peneliti mencari gambar yang dimana dari gambar tersebut

dibuat bentuk simplify. Sehingga bentuk logo yang dicapai secara tidak langsung mengartikan dari visi misi dan keyword yang telah didapat oleh peneliti.

- Pusat: lingkaran, titik temu, inti:

(66)

- Pendidikan: studi, penelitian, riset, buku :

Gambar 3.25 Gambar Referensi Pendekatan Visual Pendidikan Sumber: google images keyword : research-study-literature

- Advertising & Branding:

Gambar 3.26 Gambar Referensi Pendekatan Visual Advertising&Branding

(67)

56

- Future: teknologi, modern

Gambar 3.27 Gambar Referensi Pendekatan Visual Future

Sumber: google images keyword : future-modern-technology

Dari pendekatan-pendekatan tersebut dibentuklah sebuah logo mulai dari

sketch, yang dimana dari sketch ini akan di pilih salah satu bentuk logo dengan

kriteria mudah diingat, sesuai dengan visi misi, dan mudah dipahami. Pemilihan

tersebut menggunakan metode Forum Group Discussion, yang dimana menyertakan pihak-pihak terkait yaitu, Kaprodi DKV STIKOM, dosen DKV

STIKOM dan mahasiswa DKV STIKOM Surabaya.

Gambar

Gambar 3.1 Diagram Mengenal Tentang DKV STIKOM
Gambar 3.2 Diagram Efek Dari Info
Gambar 3.3 Diagram Seberapa Sering Melihat Logo DKV STIKOM
Gambar 3.6 Diagram Seberapa Sering Logo DKV STIKOM terlihat Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengantar Tugas Akhir ini berjudul Perancangan Brand Identity Pasar Festival Nusukan Melalui Desain Komunikasi Visual.. Sebuah branding merupakan salah satu aspek

Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau masukan bagi perkembangan ilmu desain komunikasi visual khususnya untuk mengetahui

Hasil penelitian terhadap 450 responden menyimpulkan bahwa desain komunikasi pesan berpengaruh terhadap brand attitude dan brand awareness, namun brand awareness tidak

Dari pesan komunikasi tersebut, maka dirancanglah bentuk visual yang kreatif dan menarik yang kemudian diaplikasikan ke dalam material Corporate Identity.. Dengan

• Mahasiswa menguasai keterampilan untuk merancang berbagai karya Desain Komunikasi Visual menggunakan perangkat lunak tersebut; • Mahasiswa menunjukkan sikap apresiatif

kebutuhan dapur yang menggunakan sistem online dan offline di Kota Salatiga sejak Oktober 2018. Sejak didirikan usaha ini tidak memiliki brand awareness yang cukup sehingga

Terlihat bahwa konstanta brand awareness sangat besar dibandingan variabel lain sebesar 20,364, menunjukkan variabel desain kemasan visual tidak memiliki pengaruh yang besar

KARTU BIMBINGAN SKRIPSI S1 DESAIN KOMUNIKASI VISUAL Judul Skripsi : Perancangan Booklet Iklan Layanan Masyarakat Tentang Bullyin Dengan Augmented Reality Nama Mahasiswa : Uswatun