• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Strategi Desain Komunikasi Pesan pada Brand Attitude dan Brand Awareness.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Strategi Desain Komunikasi Pesan pada Brand Attitude dan Brand Awareness."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

vi

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAKSI

Persaingan dalam dunia bisnis tidak dapat dihindari lagi disebabkan berkembangnya kegiatan ekonomi. Para produsen berlomba-lomba membuat produk dan jasa baru di pasar untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Komunikasi pemasaran hadir untuk menjembatani antara produsen dan konsumen. Fenomena yang terjadi saat ini adalah minat produsen terhadap iklan yang masih tinggi tetapi tidak dibarengi oleh respon positif oleh konsumen, karena rata-rata konsumen dihadapkan dengan ratusan iklan setiap hari yang menghasilkan benturan informasi dan konsumen menilai iklan membosankan. Mengingat mahalnya beriklan ditelevisi, maka diperlukan strategi beriklan yang tepat, yang mampu menerobos kerumunan iklan lain sehingga dapat menumbuhkan brand awareness dan brand attitude. Untuk mencapai hal tersebut maka diperlukanlah strategi desain komunikasi pesan yang mencakup tiga penyelesaian masalah, yaitu what to say? (message strategy), how to say? (creative strategy) dan who should say it? (message source). Hasil penelitian terhadap 450 responden menyimpulkan bahwa desain komunikasi pesan berpengaruh terhadap brand attitude dan brand awareness, namun brand awareness tidak dapat menjadi mediasi desain komunikasi pesan terhadap brand attitude. Secara parsial diketahui bahwa message source merupakan variabel paling berpengaruh tehadap brand awareness maupun brand attitude.

(2)

vii

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Competition in the bussines world can’t be avoided anymore because the development of economic activity. Producer compete in makin new products and service in the market to meet the need of customers. Marketing communication present to bridge between producers and consumers. Phenomenon that occurs when it is against the interest of producers of advertising is still high but is not accompanied by positive review by consumers, because the average consumers confronted with hundreds of ads every day which resulted in a clash of advertising information and rate consumer boring. Given the expensive advertising on television, then need the right strategies to advertise, that is able to break through a crowd of other advertising so as to foster brand awareness and brand attitude. To achieve this it is necessary to design a communication strategy that includes three message problem solving, i.e. what to say? (message strategy), how to say? (creative strategy) and who should say it? (message source). Ressearc result of the 450 respondedts concluded that design of communication message affect the brand attitude and brand awareness, brand awareness, however, cannot be a mediation communication design message to brand attitude. Partially it is known that message source is most influential variables in custom brand awareness and brand attitude

(3)

viii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman Judul... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Integrated Marketing Communication ... 10

2.2 Marketing Communication Mix ... 15

2.3 Advertising (Iklan) ... 16

2.4 Desain Communication ... 20

2.4.1 Message Strategy ... 21

2.4.2 Creative Strategy ... 24

2.4.3 Message Source (Kredibilitas Endoser) ... 28

2.5 Brand awareness ... 31

2.6 Brand Attitude... 37

2.7 Rerangka Teoritis ... 40

2.8 Pengembangan Hipotesis + Hipotesis ... 42

2.8.1 Message strategy, creative strategy, message source dan brand awareness pada brand attitude ... 42

2.8.2 Message strategy, creative strategy, message source pada brand awareness ... 43

2.8.3 Message strategy pada brand Attitude yang di mediasi oleh brand Awareness ... 44

(4)

ix

Universitas Kristen Maranatha

2.8.5 Message source pada brand attitude yang di mediasi oleh brand awareness ... 46

2.9 Model Penelitian ... 47

2.10 Riset-Riset terdahulu ... 47

BAB III METODE PENELITIAN ... 54

3.1 Jenis Penelitian ... 54

3.2 Populasi dan sample ... 55

3.3 Tehnik pengambilan sample dan ukuran sample ... 56

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 57

3.5 Tehnik Pengumpulan Data ... 60

3.6 Uji Validias ... 62

3.6.1 Hasil Uji Validitas ... 63

3.7 Uji Realibilitas ... 68

3.7.1 Hasil Uji Realibilitas... 69

3.8 Uji Outlier ... 70

3.9 Uji Normalitas ... 72

3.10 Uji Heteroskedastisitas ... 74

3.11 Uji Multikolineritas... 76

3.12 Metode Analisis data ... 78

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 79

4.1 Gambaran Umum Responden ... 79

4.1.1 Karakteristik Konsumen berdasarkan pemilihan produk ... 80

4.1.2 Karakteristik Konsumen berdasarkan pernah melihat iklan menggunakan artis ... 80

4.1.3 Karakteristik Konsumen berdasarkan penyebutan nama artis dalam iklan ... 81

4.1.4 Karakteristik Konsumen berdasarkan penggunaan ... 81

4.2 Pengujian Hipotesis dan Pembahasan ... 82

4.2.1 Hasil pengujian hipotesis model message strategy, creative strategy, message source terhadap brand awareness ... 83

4.2.2 Hasil pengujian hipotesis model Message Strategy, Creative Strategy, Message Source dan Brand Awareness terhadap Brand Attitude ... 87

4.2.3 Hasil pengujian hipotesis model message strategy, creative strategy, message source terhadap brand attitude yang dimediasi Brand Awareness ... 91

4.3 Koefisien Determinasi (R2) ... 93

(5)

x

Universitas Kristen Maranatha

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 99

5.1 Kesimpulan ... 99

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 100

5.3 Saran ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 101

(6)

xi

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 DOV ... 57

Tabel 3.2 KMO ... 63

Tabel 3.3 Rotated Component Matrix ... 64

Tabel 3.4 Ringkasan Hasil Uji Validitas ... 67

Tabel 3.5 Hasil Uji Realibilitas ... 69

Tabel 3.6 Hasil Uji Outlier ... 71

Tabel 3.7 Hasil Uji Normalitas... 73

Tabel 3.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas... 75

Tabel 3.9 Hasil Uji Multikolinearitas ... 77

Tabel 4.1 ... 80

Tabel 4.2 ... 80

Tabel 4.3 ... 81

Tabel 4.4 ... 81

Tabel 4.5 ... 84

Tabel 4.6 ... 85

Tabel 4.7 ... 86

Tabel 4.8 ... 88

Tabel 4.9 ... 89

Tabel 4.10 ... 90

Tabel 4.11 Hasil Koefisien Determinasi terhadap Brand Attitude ... 94

(7)

xii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Response Hierarchy Model ... 14

Gambar 2.2 Piramida Brand Awareness ... 36

Gambar 2.3 Rerangka Teoritis ... 41

Gambar 2.4 Model Penelitian... 47

Gambar 4.1 Model Penelitian... 82

Gambar 4.2 Hasil penelitian ... 93

(8)

xiii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

(9)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Munculnya persaingan dalam dunia bisnis merupakan hal yang tak

dapat dihindari, hal ini disebabkan oleh berkembangnya kegiatan ekonomi

hampir diseluruh dunia. Para produsen berlomba-lomba membuat produk

dan jasa baru untuk memenuhi kebutuhan konsumen (Puspitasari 2009).

Namun, dengan hanya menempatkan produk di pasar, tidak menjamin para

pelanggan akan membelinya (Fauzi 2011). Oleh karena itu komunikasi

pemasaran sangat dibutuhkan perusahaan. Komunikasi pemasaran ini

dimaksudkan agar pasar yang dituju atau pembeli potensial menyadari,

mengetahui dan menyukai apa yang disediakan perusahaan (dyah 2002).

Hal ini didukung oleh Riyanto (2008) yang menjelaskan bahwa

perusahaan harus dapat mengkomunikasikan produk agar produk dikenali

dan akrab bagi pembeli dan terutama agar produk mendapat kepercayaan

dari masyarakat.

Salah satu bentuk dari komunikasi pemasaran adalah advertising

atau periklanan. Periklanan adalah kegiatan pemasaran yang berupa

aktifitas komunikasi (Kasali 2005). Sedangkan iklan merupakan salah satu

alat dari marketing communication mix (Kotler, 2009). Iklan adalah semua

bentuk presentasi non personal dan promosi ide, barang atau jasa oleh

sponsor yang ditunjuk dengan mendapat bayaran (Kotler Keller 2009).

(10)

2 Universitas Kristen Maranatha informasi tentang produk yang diiklankan (informing), membujuk

pelanggan untuk mecoba produk dan jasa yang diiklankan (persuading),

menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan para konsumen

(reminding), memberi nilai tambah pada merek dengan mempengaruhi

persepsi konsumen (adding value), dan sebagai pendamping yang

memfasilitasi upaya-upaya lain dari perusahaan dalam proses komunikasi

pemasaran (assisting). Ada beberapa alasan perusahaan menggunakan

iklan (Belch 2004) :

 Cost – efektif atau efisien untuk mengkomunikasikan ke audience

yang luas sehingga cost per rumah tangga atau per konsumen menjadi

lebih rendah

 Dapat digunakan untuk menciptakan brand image dan simbol yang

diinginkan untuk produk maupun brand untuk membedakannya dengan

brand atau produk lain

 Kampanye iklan yang populer dapat menarik perhatian konsumen dan

membantu mendorong penjualan. Kampanye ini juga dapat

dimanfaatkan juga menjadi program IMC yang sukses

Meskipun tidak secara langsung berakibat pada pembelian, iklan

merupakan sarana untuk membantu pemasaran yang efektif dalam

menjalin komunikasi antara perusahaan dan konsumen (Puspitasari 2008)

Beberapa media periklanan yang umum digunakan antara-lain

media televisi, radio, majalah, dan surat kabar. Saat ini, media televisi

(11)

3 Universitas Kristen Maranatha jangkauannya yang luas, selain itu iklan di televisi memiliki kelebihan lain

diantaranya: narasi, gambar, dan suara yang dapat ditangkap secara baik

oleh panca-indra manusia. Hal ini didukung oleh hasil survei consumer

confident Nielsen yang ditulis oleh Siti Sumaryati di dalam majalah SWA

(2011) yang menjelaskan bahwa “TV masih menikmati kue iklan terbesar

dan kenaikan pertumbuhan iklan terbesar dibanding media lain yaitu Rp

37,67 triliun naik 26% dibanding 2009. Sedangkan koran meraup Rp 20,18

triliun, naik 19% dan majalah tabloid Rp 1,97 triliun naik 10%”. Hal ini

membuktikan bahwa minat produsen untuk mengiklankan produk di media

televisi masih sangat tinggi.

Namun sebaliknya, kontroversi yang terjadi adalah ternyata ada

sebuah fakta yang tidak terlalu menggembirakan yaitu persaingan ketat

dalam beberapa tahun terakhir ini mengakibatkan para peng-iklan

berlomba-lomba membuat iklan yang baik, hal ini dimaksudkan agar iklan

tersebut dapat menerobos kerumunan iklan lainnya serta mengambil hati

konsumen untuk tergerak memahami, mempercayai hingga akhirnya

membeli produk tersebut. Namun rata-rata masyarakat Indonesia

dihadapkan dengan ratusan iklan setiap harinya, benturan informasi terjadi

dalam waktu yang singkat sehingga mengakibatkan konsumen memilih

menghindari iklan tersebut, mengalihkannya ke stasiun televisi lain, atau

melakukan kegiatan lain karena alasan jenuh. Hal ini didukung oleh hasil

Riset Lowe Indonesia dalam Tempo Interaktif (2005) sebanyak 53 persen

(12)

4 Universitas Kristen Maranatha tayangan iklan dan 53,7 persen lagi melakukan aktivitas lain. Para pemirsa

menilai, iklan televisi itu membosankan.

Fenomena lain dalam dunia periklanan adalah mahalnya beriklan

di media televisi membuat perusahaan harus memastikan bahwa harga

dibayar sebanding dengan tujuan yang ingin dicapai (Wahid 2012).

Berdasarkan berbagai fenomena tersebut, perusahaan perlu

memikirkan dan memiliki strategi beriklan yang tepat untuk menorobos

kerumunan iklan lain dan menarik perhatian konsumen, mengingat sumber

kesuksesan iklan tergantung dari audience. Hal ini didukung oleh Riyanto

(2008) yang menjelaskan bahwa bagaimanapun bagusnya suatu produk

jika konsumen tidak mengetahui keberadaannya dipasar, kosumen tidak

akan menghargai atau berminat terhadap produk tersebut.

Untuk mencapai hal tersebut diperlukanlah desain komunikasi

pesan yang mencakup tiga penyelesaian masalah yaitu what to say? artinya

pesan apa yang akan kita sampaikan dalam iklan, hal ini berbicara

mengenai strategi pesan. How to say it? artinya bagaimana cara

penyampaian pesannya? hal ini berbicara mengenai strategi kreatif dan

who should say it? artinya siapakah yang akan menyampaikan pesan

tersebut, berbicara mengenai sumber penyampai pesan, bisa selebriti

professional atau orang biasa yang dianggap mewakili iklan tersebut

(Kotler 2009).

Dalam Beriklan, saat ini pesan menjadi salah satu hal yang penting

(13)

5 Universitas Kristen Maranatha disampaikan oleh pengirim pesan (pengiklan) pada penerimanya

(konsumen). Pesan-pesan yang akan kita sampaikan kepada khalayak

harus kita evaluasi dan dipilih agar sesuai dengan apa yang menjadi tujuan

perusahaan ketika menyampaikan pesan tersebut (M. Suyanto 2005).

Dalam periklanan, produsen harus dapat mengemas pesan sedemikian

hingga dapat menarik konsumen. Dengan mengkomunikasikan pesan

dengan cara yang menarik, penerima pesan akan lebih mudah mengingat

mengenai informasi yang terkandung didalamnya. Selain pesan yang

disampaikan, hal yang bisa mempengaruhi keberhasilan pesan iklan adalah

strategi kreatif. Strategi kreatif menekankankan pada cara menyampaikan

pesan tersebut. Strategi kreatif diperlukan agar mampu membujuk

konsumen, membangkitkan dan mempertahankan ingatan konsumen akan

produk yang ditawarkan. Strategi kreatif yang biasa disebut juga daya tarik

iklan sangat penting karena akan meningkatkan komunikasi dengan

audiensnya (sutisna 2003). Dalam strategi kreatif dikenal dua hal yaitu,

daya tarik pesan iklan rasional dan emosional. Daya tarik iklan rasional

dibagi empat tipe penampilan iklan, yaitu factual, slice of life ,

demonstrasi dan perbandingan. Sedangkan daya tarik iklan yang

berdasarkan perasaan emosi mengandung unsur-unsur emosi seperti rasa

takut, humor, animasi, seks, music dan lain-lain (Kotler 2008). Selanjutnya

adalah Message source atau sang pembawa pesan, dalam penelitian ini,

pembawa pesan adalah selebriti. Kita dapat membuat produk kita

(14)

6 Universitas Kristen Maranatha Selebritis adalah pribadi yang dikenal masyarakat untuk mendukung suatu

produk (M Suyanto). Penggunaan selebritis sebagai bintang iklan tertentu

dianggap dapat menarik perhatian konsumen akan produk yang diiklankan

(shimp 2008).

Salah satu tujuan yang harus dicapai oleh perusahaan dalam

beriklan adalah menciptakan brand awareness (Peter Olson 2005). Brand

awareness sangat penting untuk mengetahui sampai tingkat mana pembeli

cukup mengetahui ciri-ciri dari merek tertentu (Durianto dkk 2004).

Pengenalan ini menjadikan pengetahuan bagi konsumen sehingga dapat

membentuk brand attitude atau meningkatkan keyakinan merek yang

bersangkutan (Durianto 2004). Selain itu, berkaitan dengan kelayakan

hasil yang diperoleh dengan total dana yang dikeluarkan untuk sebuah

iklan, iklan dibuat tidak hanya sebatas menarik dan kreatif tetapi

bagaimana iklan tersebut membentuk sikap (Grossman & Brian 1998).

Janben (2001) dalam Dyah kurniawati (2002) mengungkapkan bahwa

faktor krusial yang menjadikan suatu iklan sukses salah satunya adalah

brand attitude (Sikap terhadap Merek). Simpulan yang diperoleh adalah

bahwa iklan yang efektif harus mampu membentuk kesadaran terhadap

merek (brand awareness) dan sikap terhadap merek (brand attitude). Hal

ini juga didukung oleh Achmad (2010) yang mengatakan bahwa di era

globalisasi ini, produsen dihadapkan pada persaingan untuk meraih

(15)

7 Universitas Kristen Maranatha Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya,

maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berhubungan

dengan periklanan dan brand sehingga judul penelitian ini adalah

Pengaruh Strategi Desain Komunikasi Pesan pada Brand Awareness

dan Brand Attitude.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang yang telah dijelaskan diatas, diketahui bahwa

untuk menumbuhkan kesadaran merek dan sikap terhadap merek maka:

1. Apakah terdapat pengaruh message strategy, creative strategy,

message source dan brand awareness pada brand attitude?

2. Apakah terdapat pengaruh message strategy, creative strategy dan

message source pada brand awareness?

3. Apakah terdapat pengaruh message strategy pada brand attitude yang

di mediasi oleh brand awareness?

4. Apakah terdapat pengaruh creative strategy pada brand attitude yang

di mediasi oleh brand awareness?

5. Apakah terdapat pengaruh message source pada brand attitude yang di

(16)

8 Universitas Kristen Maranatha 1.3 Tujuan penelitian

1. Untuk menguji dan menganalisis apakah ada pengaruh message

strategy, creative strategy, message source dan brand awareness pada

brand attitude?

2. Untuk menguji dan menganalisis apakah ada pengaruh message

strategy, creative strategy dan message source pada brand awareness?

3. Untuk menguji dan menganalisis apakah ada pengaruh message

strategy pada brand attitude yang di mediasi oleh brand awareness?

4. Untuk menguji dan menganalisis apakah ada pengaruh creative

strategy pada brand attitude yang di mediasi oleh brand awareness?

5. Untuk menguji dan menganalisis apakah ada pengaruh message source

pada brand attitude yang di mediasi oleh brand awareness?

1.4 Kegunaan penelitian

1. Secara Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu memberikan

pemahaman yang komprehensif dalam pengaruh Strategi Desain Pesan

yaitu message strategy, creative strategy dan message source pada

brand attitude dan brand awareness

2. Secara Praktis

Dapat digunakan oleh praktisi dalam menentukan bagian paling

(17)

9 Universitas Kristen Maranatha sendiri (message strategy), cara penyampaiannya (creative strategy)

(18)

99 Universitas Kristen Maranatha

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa apakah ada hubungan

antara desain komunikasi pesan yang terdiri dari message strategy,

creative strategy dan message source pada brand attitude dan brand

awareness.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini

dapat diketahui bahwa message strategy memiliki pengaruh langsung

terhadap brand awareness, creative strategy memiliki pengaruh langsung

terhadap brand awareness dan message source memiliki pengaruh

langsung terhadap brand awareness. Begitupula behubungan dengan brand

attitude, message strategy memiliki pengaruh langsung terhadap brand

attitude, creative strategy memiliki pengaruh langsung terhadap brand

attitude dan message source memiliki pengaruh langsung terhadap brand

attitude. Hasil penelitian tidak ditemukan adanya pengaruh langsung brand

awareness terhadap brand attitude, oleh karena itu brand awareness tidak

dapat me-mediasi message strategy, creative strategy dan message source.

Secara parsial, dapat diketahui bahwa message source adalah

variabel paling mempengaruhi brand attitude yaitu sebesar 30.8 % diikuti

oleh message strategy 21.25 % dan creative strategy 18.14%. Sedangkan

pengaruhnya terhadap brand awareness tidak terlalu besar, message source

(19)

100 Universitas Kristen Maranatha disimpulkan bahwa penggunaan endoser masih menjadi hal penting untuk

mempengaruhi baik sikap maupun kesadaran akan merek dalam suatu

iklan.

5.2 Keterbatasan Penelitian

1. Tidak mengukur Media

2. Efektifitas tidak diukur secara Makro, tetapi secara mikro, khususnya

menggunakan Model Aida

3. Tidak mengukur Attitude toward Ad

4. Tidak mengukur bagian kecil dari sub-variabel

5. Karakteristik konsumen tidak dinilai

6. Indikator banyak yang terbuang

5.3 Saran

1. Untuk penelitian mendatang diharapkan adanya pegukuran media

sebagai variabel lain yang mempengaruhi sikap konsumen

2. Mengukur efektifitas secara makro dan model mikro lainnya

3. Mengukur Attitude toward Ad untuk mengetahui apakah konsumen

benar-benar menyukai produk yang diiklankan atau hanya tertarik pada

iklan-nya saja.

4. Mengukur bagian kecil dari sub variabel

5. Mengukur karakteristik konsumen lainnya

6. Untuk penelitian selanjutnya agar direview kembali indicator

(20)

101

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Alifahmi, Drs. Hifni, M.Si. 2005. Sinergi Komunikasi Pemasaran. Edisi pertama.

Mizan Pustaka, Jakarta.

Assael, Henry. 2001. Consumer Behavior and Marketing Action. Sixth edition.

Thomson, Singapore.

Belch, George E., Michael A. Belch. 2004. Advertising and Promotion: an

Integrated Marketing Communications Perspective. Mc Graw Hill,

Singapore.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Hahn, Fred. E., Kenneth G. Mangun. 2002. Beriklan dan Berpromosi Sendiri.

Edisi kedua. Grasindo, Jakarta.

Jefkins, Frank. 1996. Periklanan. Erlangga, Jakarta.

Keller, Kevin Lane. 2008. Strategic Brand Management: Building, Measuring,

and Managing Brand Equity. Third edition. Pearson Prentice Hall, New

Jersey.

Kotler, Philip., Kevin Lane Keller. 2009. Marketing Management. Thirteenth

(21)

102

Universitas Kristen Maranatha Madjadikara, Agus S. 2004. Bagaimana Biro Iklan Memproduksi Iklan. Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta.

Peter, J. Paul., Jerry C. Olson. 2005. Consumer Behavior and Marketing Strategy.

Seventh edition. Mc Graw Hill, Singapore.

Rosdakarya, Bandung.

Royan, Frans M. 2004. Marketing Celebbrities. Elex Media Komputindo

Kelompok Gramedia, Jakarta.

Schiffman, Leon G., Leslie Lazar Kanuk. 2004. Consumer Behavior. Eight

edition. Pearson Prentice Hall, New Jersey.

Shimp, Terence A. 2007. Integrated Marketing Communications in Advertising

and Promotion. Seventh edition. Thomson South Western, USA.

Suhandang, Kustadi. 2005. Periklanan: Manajemen, Kiat dan Strategi. Edisi

pertama. Penerbit Nuansa, Bandung.

Sutherland, Max., Alice K. Sylvester. 2005. Advertising and the Mind of the

Consumer. Edisi pertama. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Sutisna, SE.ME., 2003, “Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran”, PT

Remaja

Suyanto, M. 2005. Strategi Perancangan Iklan Televisi Perusahaan Top Dunia.

(22)

103

Universitas Kristen Maranatha Jurnal:

Arfianto, Wahyu. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektifitas

Iklan Pada Media Televisi (Studi pada iklan produk sepeda motor Honda).

Durianto, Darmadi dan Cecilia Liana. 2004. Analisis Efektifitas Iklan Televisi

“Softener Soft dan Fresh” di Jakarta dan Sekitarnya dengan Menggunakan

Consumer Decision Model.

Elyasa, Hafiedz. 2011. Analisis Pengaruh Kemenarikan Pesan Iklan dan

Kredibilitas Celebrity Endorser terhadap Brand Awareness untuk

Meningkatkan Brand Attitude Pasta Gigi Merek Pepsodent (Studi kasus

pada mahasiswa S1 FE Universitas Diponegoro Semarang).

Firdausi, Firda. 2002. Analisis Pengaruh Iklan Terhadap Sikap Dan Niat

Konsumen Dalam Memutuskan Untuk Membeli Suatu Produk (Studi kasu

pada iklan rokok Djarum 76 yang ditayangkan di televisi pada Kabupaten

Kudus).

Handoko, Rudolph Setiaji. 2006. Analisis Pengaruh Kredibilitas Endorser dan

Kreatifitas Iklan Terhadap Efektifitas Iklan yang Mempengaruhi Sikap

Terhadap Merek (Studi kasus iklan televisi pada konsumen sepeda motor

Hondi di kota Semarang).

Hariyani, Ria Kurnia. 2000. Pengaruh Iklan Terhadap Sikap dan Niat Beli

Konsumen Sabun Mandi Kesehatan Lifebuoy (Studi kasus di Kotamadya

(23)

104

Universitas Kristen Maranatha Husni, Achmad Rifqi. 2010. Analisis Pengaruh Brand Awareness Terhadap Brand

Attitude Handphone Merek Nokia (Studi kasus pada mahasiswa Fakultas

Ekonomi S1 Universitas Diponegoro).

Indriani, Farida dan Dini Hendiarti, ST, MM. 2009. Studi Mengenai Efektifitas

Iklan Terhadap Citra Merek Maskapai Garuda Indonesia.

Kiswati, Sri. 2010. Studi Tentang Sikap Konsumen Atas Merek Tolak Angin pada

mahasiswa FE Universitas Diponegoro Semarang.

Kurniawati, Dyah. 2009. Studi Tentang Sikap Terhadap Merek Dan Implikasinya

Pada Minat Beli Ulang (Studi kasus pada produk Mi Instan Indomie di Kota

Semarang).

Maer, Bernadette Dian Arini., Bing Bedjo Tanudjaja dan Baskoro Suryo

Banindro. 2004. Analisis Efektifitas Iklan-Iklan TV Bertema Local Content

di Indonesia.

Octaviasari, Sherly. 2011. Analisis Pengaruh Daya Tarik Iklan dan Efek

Komunitas Terhadap Kesadaran Merek dan Sikap Terhadap Merek Kartu

Seluler Prabayar Mentari di Semarang.

Puspitasari, Intan. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektifitas Iklan

Dalam Menumbuhkan Brand Awareness (Studi Pada Program Periklanan

(24)

105

Universitas Kristen Maranatha Riyanto, Makmun SE. 2008. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Efektifitas

Iklan Dan Implikasinya Terhadap Sikap Merek (Studi kasus pada iklan

Ponds di Kota Semarang).

Suwito, Arfian. 2007. Pengaruh Sikap Terhadap Merek Dan Sikap Terhadap Iklan

Pada Minat Beli Konsumen.

Web:

http://www.tempokomunitas.com/?p=29

http://freddyrangkuti.wordpress.com/buku-karya-dr-freddy-rangkuti/mengukur-efektivitas-program-promosi/

http://baticnews.wordpress.com/2008/05/17/media-di-indonesia-perang-iklan-berita-dan-gaji/

http://www.tempo.co/read/news/2005/03/03/05657418/53-Persen-Pemirsa-Nilai-Iklan-Televisi-Membosankan

http://indonesiatvguide.blogspot.com/2008/04/memotret-perkembangan-kreativitas-

Referensi

Dokumen terkait

Konsentrasi penelitian kepada sejauh mana sub-sub sistem sebagai suatu sistem dalam pengawasan tersebut berperan dalam melakukan pengawasan terhadap inventarisasi prasarana dan

Analisis ini ditujukan untuk membuat suatu model permasalahan yang tidak mempunyai struktur, biasanya ditetapkan untuk memecahkan masalah yang terukur (kuantitatif),

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan bahwa penerapan model group investigation dengan media visualisasi sejarah kontroversial dapat meningkatkan

Setelah dilakukan perhitungan dan perbandingan antara skenario I dan skenario II maka skenario I dipilih sebagai skenario perencanaan dengan kriteria rata-rata

Vuoden 1986 piikki on selkeästi nähtävillä sekä kuivatuista että tuoreista näytteistä, mutta 1960-luvun maksimipitoisuutta ei 1 cm resoluutiolla analysoitujen näytteiden avulla ole

Dalam pembelajaran bahasa Arab menggunakan buku Al-Arabiyyah baina Yadaik ini dibutuhkan waktu sekitar 300 kali pertemuan (setiap pertemuan 45 menit). Untuk setiap level

Untuk lokasi galian yang berdekatan dengan dinding tetangga, sehubungan dengan kondisi lapangan dan rencana bangunan, menggunakan konstruksi penahan tanah dengan system

Customer Relationship Management dalam penelitian ini merupakan roses membangun dan mempertahankan hubungan jangka panjang yang menguntungkan dengan pelanggan melalui