• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Pembuatan Film Pendek Bergenre Drama Romantis Berjudul "Karena Kamu...".

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Pembuatan Film Pendek Bergenre Drama Romantis Berjudul "Karena Kamu..."."

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBUATAN FILM PENDEK BERGENRE DRAMA

ROMANTIS BERJUDUL “KARENA KAMU …”

Nama : Indri Yulianti

NIM : 08.51016.0058

Program Studi : DIV Komputer Multimedia

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER SURABAYA

2013

STIKOM

(2)

Indri Yulianti(2008)

Program Studi DIV Komputer Multimedia, STIKOM

Film pendek adalah sebuah karya film fiksi yang berlangsung kurang dari 30 menit. Peran yang dimainkan oleh skenario keseluruhan disesuaikan. Membuat film pendek adalah genre drama romantis, jika Anda mendengar kata asmara tampaknya sudah tidak asing lagi di telinga kita terutama untuk seseorang yang telah berpasangan. Romantis itu sendiri selalu identik dengan hal-hal menyenangkan, Kebahagiaan, dan bertanya-tanya yang terkait dengan cinta. Dalam konteks hubungan cinta romantis, asmara biasanya menyiratkan ungkapan cinta atau keinginan seseorang secara emosional dalam dan terhubung dengan orang lain.

Banyak film romantis yang ditayangkan di berbagai media televisi Namun, hanya beberapa film romantis yang menggunakan teknik seperti penggunaan compositing efek visual. Compositing teknik yang digunakan untuk menambah kesan tersendiri dalam genre film pendek romantis. Compositing teknik itu sendiri adalah teknik untuk menggabungkan beberapa gambar menjadi satu.

Dengan adanya genre film pendek romantis, prospek ada alternatif lain untuk dunia film untuk memberikan sentuhan lain dalam penggunaan tekniknya.

Kata kunci: Film pendek, Romantis, Teknik compositing.

STIKOM

(3)

iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Yang bertandatangan di bawah ini, saya: Nama : Indri Yulianti

NIM : 08.51016.0058

Dengan ini saya menyatakan dengan benar, bahwa Tugas Akhir saya yang berjudul Pembuatan Film Pendek Bergenre Drama Romantis Berjudul “Karena Kamu …” yang diproduksi pada Juli 2012 sampai Februari 2013 adalah asli karya saya, bukan plagiat baik sebagian ataupun keseluruhan. Karya atau pendapat orang lain yang ada dalam Tugas Akhir ini adalah semata hanya rujukan yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka saya. Apabila dikemudian hari ditemukan adanya tindakan plagiat pada karya Tugas Akhir ini, maka saya bersedia untuk dilakukan pencabutan terhadap gelar kesarjanaan yang telah diberikan kepada saya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Surabaya, Februari 2013 Indri Yulianti

STIKOM

(4)

v

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya: Nama : Indri Yulianti

NIM : 08.51016.0058

Menyatakan bahwa demi kepentingan pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, menyetujui karya Tugas Akhir saya yang berjudul Pembuatan Film Pendek Bergenre Drama Romantis Berjudul “Karena Kamu …” untuk disimpan, dipublikasikan atau diperbanyak dalam bentuk apapun oleh Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer Surabaya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Surabaya, Februari 2013 Indri Yulianti

STIKOM

(5)

vi

LEMBAR MOTTO

“Makes life way easier”

STIKOM

(6)

vii

LEMBAR PERSEMBAHAN

Kupersembahkan kepada: Orang tua dan Ketiga Adik tercinta My Sleepyman yang selalu memberi semangat, “Karena Kamu bii”. Semua Keluarga yang sudah mendukung dan memberi semangat Sahabat-sahabat ku SMA, kampus, dan kru MAFIAS

Mama nya Yola yang sudah support dari jauh

STIKOM

(7)

viii

ABSTRAK

PEMBUATAN FILM PENDEK BERGENRE DRAMA ROMANTIS BERJUDUL “KARENA KAMU …”

Indri Yulianti(2008)

Program Studi DIV Komputer Multimedia, STIKOM Kata kunci: Film pendek, Romantis, Teknik compositing.

Film pendek adalah sebuah karya film fiksi yang berlangsung kurang dari 30 menit. Peran yang dimainkan oleh skenario keseluruhan disesuaikan. Membuat film pendek adalah genre drama romantis, jika Anda mendengar kata asmara tampaknya sudah tidak asing lagi di telinga kita terutama untuk seseorang yang telah berpasangan. Romantis itu sendiri selalu identik dengan hal-hal menyenangkan, Kebahagiaan, dan bertanya-tanya yang terkait dengan cinta. Dalam konteks hubungan cinta romantis, asmara biasanya menyiratkan ungkapan cinta atau keinginan seseorang secara emosional dalam dan terhubung dengan orang lain.

Banyak film romantis yang ditayangkan di berbagai media televisi Namun, hanya beberapa film romantis yang menggunakan teknik seperti penggunaan compositing efek visual. Compositing teknik yang digunakan untuk menambah kesan tersendiri dalam genre film pendek romantis. Compositing teknik itu sendiri adalah teknik untuk menggabungkan beberapa gambar menjadi satu.

Dengan adanya genre film pendek romantis, prospek ada alternatif lain untuk dunia film untuk memberikan sentuhan lain dalam penggunaan tekniknya.

STIKOM

(8)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir dengan judul Pembuatan Film Pendek Bergenre Drama Romantis Berjudul “Karena Kamu …” Berkaitan dengan hal tersebut, selama proses penulisan ini penulis banyak mendapat bantuan baik moral maupun materiil dari banyak pihak, maka dalam kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa.

2. Bapak dan Ibu yang selalu mendisiplinkan aku dengan wejangan nya, sehingga membuat Tugas Akhir ini bisa diselesaikan.

3. Karsam, MA., Ph.D. selaku Dosen Pembimbing I yang selalu memberi semangat dan ketelitian dalam memeriksa setiap kekurangan dari Tugas Akhir ini.

4. Thomas Hanandry D, M.T. selaku Dosen Pembimbing II atas diskusi-diskusinya dan memberikan penjelasan mengenai hal-hal yang masih kurang jelas dalam teknis pembuatan karya ini.

5. Ketiga adik ku yang selalu mendukung agar Tugas Akhir ini selesai dengan cepat karena ada maunya.

6. Karsam, MA., Ph.D. selaku Ketua Program Studi Komputer Multimedia STIKOM yang selalu memberi wejangan dan solusi setiap halangan di proyek ini.

STIKOM

(9)

x

7. Para dosen DIV Komputer Multimedia yang berkenan memberikan saran dan kritik pada Tugas Akhir ini.

8. Kru TOTAL STRESS, terima kasih buat bantuannya selama shoting dan juga para talent Doan, Wulan, Amalia, Rizka, dan Dio terima kasih buat waktu kalian untuk proses pembuatan film ini.

9. Teman-teman seperjuangan DIV Komputer Multimedia angkatan 2008, terima kasih atas kerjasamanya.

10. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penyusunan proposal hingga Tugas Akhir ini.

Akhir kata, semoga laporan Tugas Akhir ini bisa memberikan manfaat khusus bagi pembaca dan penulis, serta berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

Surabaya, Februari 2013 Penulis

STIKOM

(10)

xi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Batasan Masalah ... 4

1.4 Tujuan ... 5

1.5 Manfaat ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Film ... 7

2.2 Jenis-jenis Film ... 7

2.3 Film Pendek ... 9

2.4 Genre Film ... 9

2.5 Alur ... 11

2.6 Teknik Compositing ... 12

2.7 Tahap Pembuatan Film ... 12

2.8 Dasar-dasar Produksi Film ... 26

2.9 Ilustrasi Musik ... 27 Halaman

STIKOM

(11)

xii

2.10 Efek suara ... 27

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA ... 29

3.1 Metodologi ... 29

3.2 Tahap Analisa Karya ... 32

3.2.1 Study Eksisting ... 32

3.2.2 SWOT ... 33

3.3 STP ... 34

3.4 Perancangan Karya 35

3.4.1 Pra Produksi 35

3.4.2 Produksi 67

3.4.3 Pasca Produksi ... 69

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA ... 72

4.1 Pra Produksi ... 72

4.1.2 Anggaran Produksi ... 74

4.1.3 Jadwal Kerja ... 77

4.2 Produksi ... 79

4.3 Pasca Produksi ... 84

BAB V PENUTUP ... 90

5.1 Kesimpulan ... 90

5.2 Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 92

STIKOM

(12)

xiii

BIODATA PENULIS ... 93

LAMPIRAN ... 94

STIKOM

(13)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Eye Angle ... 15

Gambar 2.2 Low Angle ... 16

Gambar 2.3 Frog Eye ... 17

Gambar 2.4 Extreme Long Shot ... 19

Gambar 2.5 Very Long Shot ... 20

Gambar 2.6Long Shot ... 21

Gambar 2.7 Medium Long Shot ... 21

Gambar 2.8 Medium Shot ... 22

Gambar 2.9 Medium Close Up ... 22

Gambar 2.10 Close Up ... 23

Gambar 2.11 Big Close Up ... 24

Gambar 2.12 Extreme Close Up ... 24

Gambar 3.1 Bagan metodologi perancangan ... 30

Gambar 3.2 Bagan Pencarian Kata Kunci (keyword) ... 36

Gambar 3.3 Bagan perancangan Tugas Akhir ... 37

Gambar 3.4 Analisa Image ... 39

Gambar 3.5 Storyboard ... 42

Gambar 3.6 Storyboard ... 43

Gambar 3.7 Storyboard ... 44

Gambar 3.8 Storyboard ... 45

Gambar 3.9 Storyboard ... 46 Halaman

STIKOM

(14)

xv

Gambar 3.10 Storyboard ... 47

Gambar 3.11 Storyboard ... 48

Gambar 3.12 Sketsa poster ... 70

Gambar 3.13 Sketsa cover CD ... 70

Gambar 3.14 Sampul cover CD ... 71

Gambar 4.6 Pemilihan video ... 84

Gambar 4.7 Stock shot ... 85

Gambar 4.8 Color grading ... 85

Gambar 4.9 Special effects ... 86

Gambar 4.10 Sound editing ... 87

Gambar 4.11 Rendering ... 87

Gambar 4.12 Poster ... 88

Gambar 4.13 Cover CD/DVD ... 88

Gambar 4.14 Sampul Cover CD/DVD ... 89

STIKOM

(15)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Analisis Study eksisiting ... 31

Tabel 3.2 Analisis STP ... 33

Tabel 3.3 Skenario “Karena Kamu …” ... 44

Tabel 4.1 Script breakdown ... 73

Tabel 4.2 Lokasi Shoting ... 73

Tabel 4.3 Anggaran Produksi ... 74

Tabel 4.4 Jadwal kerja ... 77

Tabel 4.5 Scene pokok film ... 80

Tabel 4.6 Screen Shoting ... 82 Halaman

STIKOM

(16)

1

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan film di Indonesia memiliki perjalanan yang cukup panjang hingga pada akhirnya menjadi seperti film masa kini yang penuh dengan efek, dan sangat mudah ditemukan untuk menjadi media hiburan. Dalam buku “Mari Mem-buat Film” oleh Heru effendy (2009: 10), dijelaskan bahwa film pertama kali la-hir di pertengahan abad ke 19, dibuat dengan bahan dasar seluloid yang sangat mudah terbakar bahkan oleh percikan abu rokok sekalipun.

Pada tahun 1970-an film sudah dapat merekam dengan jumlah yang banyak dengan menggunakan videotape yang kemudian dijual. Film dapat diklasifikasi-kan berdasardiklasifikasi-kan cerita, pembuatan, dan berdasardiklasifikasi-kan genre. Film itu memiliki be-berapa jenis seperti, Film Dokumenter, Film Pendek, Film Panjang, Film yang digunakan untuk mempromosikan suatu perusahaan, Iklan Televisi, Program Tel-evisi, dan Video Klip. Film yang akan dibuat dalam Tugas Akhir ini adalah Film Pendek, film fiksi yang berdurasi kurang dari 30 menit. Film pendek ini berjenis film pendek eksperimental, dimana untuk uji coba atau eksperimen dalam pembu-atan karya Tugas Akhir.

Film pendek bergenre drama romantis yang berjudul “Karena Kamu …” menggunakan teknik live shot, film ini menceritakan tentang seorang lelaki yang mencari pengganti calon istrinya yang telah meninggal agar arwah calon istrinya bisa kembali ke dunianya, karena sebelum meninggal calon istrinya pernah

men-STIKOM

(17)

gucapkan sebuah kalimat yang membuat arwah istrinya belum bisa tenang me-ninggalkan suaminya, dengan dibantu oleh adik kandungnya dan teman adiknya yang berprofesi sebagai seorang lulusan jurusan psikiater, mereka berupaya untuk mendapatkan seorang wanita yang pantas mendampinginya agar arwah calon is-trinya bisa tenang di alamnya.

Film dibangun terutama dengan bahasa visual apa yang ditampilkan dan di-tangkap oleh mata. Karena itu, berhasil tidaknya sebuah film dapat dilihat dari reaksi penonton. Terlebih jika penontonnya adalah orang asing yang tidak me-mahami bahasa lisan dan tulisan yang akan digunakan dalam film tersebut dan film yang akan dibuat ini di adaptasi dari film yang sudah ada, hanya dari bebera-pa bagian film ini akan disisipkan cerita tambahan, cerita ini termasuk ke dalam cerita Fiksi dimana imajinasi manusia akan dimasukkan.

Pembuatan film pendek ini, bergenre drama romantis dan jika mendengar kata romantis sepertinya sudah tidak asing lagi di telinga kita terutama untuk se-seorang yang telah berpasangan. Romantis sendiri selalu identik dengan hal-hal yang menyenangkan, kegembiraan, dan bertanya-tanya yang berkaitan dengan cinta. Dalam konteks hubungan cinta romantis, romantis biasanya menyiratkan satu ekspresi cinta atau keinginan seseorang secara emosional yang dalam dan terhubung dengan orang lain (http://students.ukdw.ac.id)

Pemilihan film pendek bergenre drama romantis ini dipilih, dikarenakan hal yang bersifat romantis itu mempunyai makna yang sangat luas. Dalam teori film yang ditulis oleh Himawan Prastista disampaikan bahwa film romantis memusat-kan perhatian cerita pada masalah cinta, baik kisah percintaannya sendiri maupun

STIKOM

(18)

pencarian cinta sebagai tujuan utamanya. Sehingga, tidak ada salahnya hal roman-tis itu disampaikan melalui sebuah film dengan berbagai masalah cinta di da-lamnya.

Dalam pembuatan film pendek ini dimulai dengan Pra produksi dengan memiliki konsep yang ingin menonjolkan dari sisi ceritanya dan juga untuk mem-berikan dukungan agar film tersebut terlihat lebih menarik dan membuat orang penasaran dengan alur cerita film tersebut. Alur cerita nya pun dibuat mundur, dimana ceritanya dibuat flashback atau bergerak mundur, dan menceritakan latar belakang sebuah kejadian. Adapun penambahan Visual Effects, Visual Effects me-rupakan istilah sub kategori dari Special Effects, dimana gambar dari film dimani-pulasi di dalam post production, sedangkan Special Effects adalah istilah yang di-gunakan pada saat shooting dimana kita memberikan efek buatan.

Pada saat melakukan editing akan meliputi pemberian transisi ilustrasi, mu-sik, tone warna, visual effect (teknik compositing), dan juga pemberian backsound agar dapat menambah kesan dramatisasi pada film ini. Teknik Compositing itu sendiri adalah teknik dengan penggabungan beberapa gambar, video, dan audio menjadi satu (http://www.gramedia.com/book/masking-compositing-photoshop-cs3).

Film dibangun terutama dengan bahasa visual apa yang ditampilkan dan di-tangkap oleh mata. Karena itu, berhasil tidaknya sebuah film dapat dilihat dari reaksi penonton. Terlebih jika penontonnya adalah orang asing yang tidak me-mahami bahasa lisan dan tulisan yang akan digunakan dalam film tersebut.

STIKOM

(19)

Berdasarkan pemikiran tersebut pembuatan film drama romantis yang ber-judul “Karena Kamu…” ini bertujuan untuk memberikan hiburan tersendiri kepa-da para penonton, kepa-dan juga menjadi salah satu cara pembuatan film pendek yang menggunakan visual effects Selain mengangkat tema percintaan, film ini juga mengangkat tentang keberadaan arwah yang nanti nya akan menjadi sebuah tali penghubung antara para tokoh didalamnya. Penggunaan V.O atau Voice Over juga dimasukkan ke dalam film tersebut.

Dari dasar pemikiran di atas maka pembuatan Tugas Akhir ini akan mem-bahas tentang Pembuatan Film Pendek bergenre drama dengan judul “Karena Kamu …”, dengan cerita tentang sebuah keikhlasan dalam mencintai seseorang. Dan juga dengan film pendek ini dapat memberikan alternative lain dalam pem-buatan film pendek dari segi penggunaan teknik nya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka yang menjadi rumusan masalah yaitu:

1. Bagaimana membuat film pendek bergenre drama romantis berjudul ”Karena Kamu ...” dengan menggunakan Teknik Compositing?

2. Bagaimana menggabungkan teknik live shot dan teknik compositing ?

STIKOM

(20)

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka batasan masalah dalam Pem-buatan film pendek berjudul “Karena Kamu..” ini sebagai berikut:

1. Membuat film pendek dengan durasi + 30 menit.

2. Menggabungkan teknik live shot dan teknik compositing.

3. Membuat sebuah film yang menceritakan tentang drama romantis dengan menggunakan Teknik Compositing.

4. Menggunakan Voice Over dalam film pendek.

1.4 Tujuan

Tujuan yang hendak dicapai dalam pengerjaan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Menghasilkan film pendek bergenre drama yang menggunakan teknik com-positing.

2. Memberikan inovasi baru dalam pembuatan film pendek dengan penggunaan visual effects.

3. Menggabungkan teknik live shot dan teknik compositing.

1.5 Manfaat

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil film pendek bergenre drama romantis ini, yaitu:

1. Sebagai proses pembelajaran dalam Pra Produksi, Produksi, dan Pasca Pro-duksi film drama romantis dengan penggunaan visual effects.

STIKOM

(21)

2. Agar dapat memahami proses pembuatan film drama romantis yang baik dari segi cerita.

3. Agar audience tahu penggunaan teknik compositing.

STIKOM

(22)

7

2.1 Film

Istilah film awalnya dimaksudkan untuk menyebut media penyimpan

gam-bar atau biasa disebut Celluloid, yaitu lembaran plastik yang dilapisi oleh lapisan

kimiawi peka cahaya. Ada banyak sekali literature yang menjelaskan film,

ber-dasarkan banyak pengertian yang akhirnya mengerucut pada suatu pengertian

yang universal. Menurut buku yang berjudul ”5 Hari Mahir Membuat Film”

(Javandalasta, 2011: 1), dijelaskan bahwa film adalah rangkaian gambar yang

bergerak membentuk suatu cerita atau juga bisa disebut Movie atau Video. Ada

banyak sekali keistimewaan media film, beberapa diantaranya adalah:

1. Film dapat menghadirkan pengaruh emosional yang kuat.

2. Film dapat mengilustrasikan kontras visual secara langsung.

3. Film dapat berkomunikasi dengan para penontonnya tanba batas menjangkau.

4. Film dapat memotivasi penonton untuk membuat perubahan.

2.2 Jenis-Jenis Film

Dalam pembuatan film, memiliki sebuah idealisme dalam menentukan tema

untuk “membungkus” cerita agar dapat diterima oleh penontonnya, agar penonton

dapat memahami jenis film apa yang mereka lihat. Dalam buku 5 Hari Mahir

Membuat Film oleh Panca Javandalasta (2011), adapun beberapa jenis-jenis film

yang biasa diproduksi untuk berbagai keperluan, antara lain:

STIKOM

(23)

1. Film Dokumenter

Dokumenter adalah sebutan yang diberikan untuk film pertama karya

Lumi-ere bersaudara yang berkisah tentang perjalanan (travelogues) yang dibuat

sekitar tahun 1890an. Tiga puluh enam tahun kemudian, kata ‘dokumenter’

kembali digunakan untuk pembuatan film dan kritikus film asal Inggris John

Grierson untuk film Moana (1926) karya Robert Flaherty. Grierson

ber-pendapat, dokumenter merupakan cara kreatif mempresentasikan realitas

(Su-san Hayward, 1996: 72) dalam buku Key Concepts in Cinema Studies.

In-tinya, film dokumenter tak pernah lepas dari tujuan penyebaran, pendidikan,

propaganda bagi orang atau kelompok tertentu.

2. Film Pendek

Yang dimaksud film pendek di sini menurut Panca Javandalasta (2011: 2)

yaitu, sebuah karya film cerita fiksi yang berdurasi kurang dari 60 menit. Di

berbagai Negara, film pendek dijadikan laboraturium eksperimen dan batu

loncatan bagi para film maker untuk memproduksi film panjang.

3. Film Panjang

Menurut Panca Javandalasta (2011: 3), Film Panjang adalah film cerita fiksi

yang berdurasi lebih dari 60 menit. Umumnya berkisar antara 90-100 menit.

Film yang diputar di bioskop umumnya termasuk dalam kelompok ini.

Be-berapa film, misalnya Dance With Wolves, bahkan berdurasi lebih dari 120

menit. Film-film produksi India rata-rata berdurasi hingga 180 menit.

STIKOM

(24)

2.3 Film Pendek

Film dengan durasi pendek antara 1 menit–30 menit, jika menurut standar

festival internasional terdapat beberapa jenis-jenis film pendek, diantaranya

ada-lah :

1. Film pendek eksperimental

Film pendek yang digunakan sebagai bahan eksperimen atau uji coba, di

In-donesia jenis film ini sering dikategorikan sebagai film indie.

2. Film pendek kommersial

Film pendek yang diproduksi untuk tujuan komersil atau memperoleh

keun-tungan contoh: iklan, profil perusahaan (company profile)

3. Film pendek layanan masyarakat (public service)

Film pendek yang bertujuan untuk layanan masyarakat, biasanya

dita-yangkan di media massa (televisi)

4. Film pendek Entertainment / hiburan

Film pendek yang bertujuan komersil untuk hiburan. Film ini banyak kita

jumpai di televisi dengan berbagai ragamnya.

2.4 Genre Film

Genre film menurut Panca Javandalasta (2011: 3) yaitu, dalam film kita

akan mengenal istilah Genre atau untuk mudahnya kita bisa menyebutnya jenis

atau bentuk sebuah film berdasarkan keseluruhan cerita. Ini digunakan untuk

mempermudah penonton untuk menentukan film apa yang akan ia tonton. Genre

film ada beberapa macam, antara lain:

STIKOM

(25)

1. Genre Film Action Laga

Genre ini biasanya bercerita mengenai perjuangan seorang tokoh untuk

berta-han hidup atau adegan pertarungan.

2. Genre Film Komedi

Genre film ini adalah film-film yang mengandalkan kelucuan-kelucuan baik

dari segi cerita maupun dari segi penokohan.

3. Genre Film Horor

Genre film ini adalah misteri, biasanya mengetengahkan cerita yang

terka-dang berada di luar akal umat manusia.

5. Genre Film Thriller

Genre film ini selalu mengedepankan ketegangan yang dibuat tak jauh dari

unsur logika ataupun seperti pembunuhan.

6. Genre Film Ilmiah

Genre film ini biasa disebut dengan sci-fi. Ilmuan akan selalu ada dalam

gen-re film ini karna apa yang sesuatu megen-reka hasilkan akan menjadi konflik

uta-ma dalam alur.

7. Genre Film Drama

Genre film yang biasanya banyak di sukai penonton karena dianggap sebagai

gambaran nyata sebuah kehidupan dan penonton dapat ikut merasakan adegan

dalam film.

STIKOM

(26)

8. Genre Film Romantis

Genre film ini mengisahkan romansa cinta sepasang kekasih. Kebanyakan

penonton yang melihat akan terbawa suasana romantis yang diperankan oleh

pemainnya.

Dalam teori film yang ditulis oleh Himawan Prastista disampaikan bahwa

film romantis memusatkan perhatian cerita pada masalah cinta, baik kisah

percintaannya sendiri maupun pencarian cinta sebagai tujuan utamanya.

Kebanyakan film mempunyai aspek romantisme anatar karakter. Film

ro-mantis bisa didefinisikan sebagai film yang plot utamanya (dasar pikiran filmnya)

berputar tentang perkembangan romantisme dari kisah tokoh utama. Berdasarkan

pengertian tersebut, maka genre film romantis mudah ditemui pada film-film,

setidaknya genre ini mendampingi genre utamanya.

Dan film romantis sendiri memiliki cerita utama mengenai hubungan yang

romantis si tokoh utama. Kisahnya bisa berakhir bahagia (happy ending) bisa juga

tidak bahagia (bitter ending), akan tetapi umumnya cerita romantis ini berakhir

dengan bahagia sedangkan cerita yang menggabungkan antara film drama dan

mencampurkan kisah/cerita romantis di dalam nya disebut film drama romantis.

2.5 Alur

Alur merupakan rangkaian cerita sejak awal hingga akhir, Alur dibedakan

menjadi 3 jenis, yaitu:

STIKOM

(27)

1. Alur Maju

Ceritanya bergerak maju. Contoh sederhananya adalah misalnya cerpen itu

awalnya menceritakantentang seorang anak kecil dan berkembang / berakhir

saat dia telah remaja.

2. Alur Mundur

Cerita bergerak mundur, alias flashback. Biasanya bercerita tentang latar belakang sebuah kejadian. Misalnya cerita tentang seorang pengusaha sukses yang membayangkan kisah hidupnya di masa muda yang penuh perjuangan hidup.

3. Campuran

Cerita yang memiliki campuran alur maju dan mundur, cerita ini dimulai di tengah-tengah. Sementara cerita berkembang maju, beberapa kali di tampil-kan bebrapa potongan flashback yang menjelastampil-kan latar belatampil-kang cerita.

2.6 Teknik Compositing

Menurut (http://chiethievithadangeloey.blogspot.com) teknik compositing

adalah proses menggabungkan beberapa video klip, still image, atau audio klip

menjadi satu kesatuan untuk menjadi tampilan yang utuh.

2.7 Tahap Pembuatan Film

Menurut Heru Efendi (2009: 17) dalam bukunya yang berjudul Mari

Membuat Film, sebelum memulai shooting ada beberapa tahapan yang harus

ditempuh. Tahap pertama perencanaan shooting adalah membuat script

STIKOM

(28)

breakdown, yaitu mengurangi setiap adegan dalam skenario menjadi daftar berisi

sejumlah informasi tentang segala hal yang dibutuhkan untuk keperluan shooting.

Dalam film pendek, hal-hal yang dibutuhkan untuk keperluan shooting

antara lain:

1. Lokasi atau set

Lokasi yang sesuai dengan skenario, untuk mempermudah identifikasi antara

satu adegan lain.

2. Wardrobe

Khusus untuk mencatat pakaian yang sesuai dengan adegan untuk dipakai

oleh pemeran tersebut.

3. Make Up

Digunakan untuk merias pemeran mulai dari tata rambut dan tat arias, sesuai

dengan karakter yang diperankan.

4. Properti, Set Dressing

Properti adalah semua benda yang dipakai atau dibawa oleh pemeran

nantinya sedangkan Set dressing, merupakan tata lokasi dimana lokasi sudah

diatur dan dihias oleh kru yang bersangkutan.

Dalam buku 5 Hari Mahir Membuat Film oleh, Panca Javandalasta (2011:

5) dijelaskan tahap pembuatan film secara teknis ada tiga tahap, yaitu pra

produksi, produksi dan pasca produksi:

STIKOM

(29)

1. Tahap Pra Produksi

Menurut buku yang berjudul 5 Hari Mahir Membuat Film, oleh Panca

Javan-dalasta (2011: 7), Pra Produksi adalah proses persiapan hal-hal yang

menyangkut semua hal sebelum proses produksi sebuah film, seperti

pembuatan jawdal shooting, penyusunan crew dan pembuatan skenario.

Da-lam pembuatan sebuah film, proses pra produksi merupakan sebuah proses

yang amat sangat penting.

2. Tahap Produksi

Dalam buku yang berjudul 5 Hari Mahir Membuat Film, oleh Panca

Javan-dalasta (2011: 23), produksi adalah proses pengambilan gambar. Disini semua

unsur teknis dan kreatif bergabung dibawah pengawasan kreatif sang

sutra-dara. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam tahap produksi, antara lain:

a. Tata kamera

b. Ukuran Gambar (frame size) atau Komposisi

2.8 Tata Kamera

Dalam penataan kamera secara teknik yang perlu diperhatikan salah satunya

adalah camera angle atau sudut kamera. Menurut gerzon, dalam pemilihan sudut

pandang kamera dengan tepat akan mempertinggi visualisasi dramatik dari suatu

cerita. Sebaliknya jika pengambilan sudut pandang kamera dilakukan dengan

serabutan bisa merusak dan membingungkan penonton, karena makna bisa jadi

tidak tertangkap dan sulit dipahami. Oleh karena itu penentuan sudut pandang

STIKOM

(30)

kamera menjadi faktor yang sangat penting dalam membangun cerita yang

berkesinambungan.

Panca Javandalasta (Javandalasta, 2011: 25) menjelaskan tipe angel

ka-mera di bagi menjadi 2 jenis antara lain :

1) Angle Kamera Objektif

Adalah kamera dari sudut pandang penonton outsider, tidak dari

sudut pandang pemain tertentu. Beberapa sudut obeyektif yang

dipakai pada saat pengambilan gambar, antara lain:

a) Eye Angle

Objek ditempatkan sejajar dengan mata subjek.

Pengambilan gambar dari sudut eye level hendak

menunjukkan bahwa kedudukan subjek dengan

pe-nonton sejajar.

Gambar 2.1 Contoh Eye Angle (sumber: Google)

STIKOM

(31)

b) Low Angle

Kamera ditempatkan dengan sudut lebih rendah

da-ripada subjek,untuk menampilkan kedudukan subjek

yang lebih tinggi daripada penonton, dan menampilkan

bahwa si subjek memiliki kekuasaan, jabatan, kekuatan,

dan sebagainya. Efek yang ditimbulkan menimbulkan

kesan besar atau seperti raksasa.

Gambar 2.2 Contoh Low Angle (sumber: Google)

c) Frog Eye Angle

Kamera sejajar dengan dasar kedudukan objek.

Pengambilan gambar ke arah atas sejajar dengan kaki.

Dengan seperti contoh gambar 2.4 di bawah ini seperti

penglihatan mata katak.

STIKOM

(32)

Gambar 2.3Contoh Frog eye Angle (sumber: Google)

2) Angle Kamera Subyektif

Kamera dari sudut pandang penonton yang dilibatkan, misalnya

melihat ke penonton. Atau dari sudut pandang pemain lainnya

da-lam suatu adegan. Angle kamera subyektif dilakukan dengan

be-berapa cara:

a) Kamera berlaku sebagai mata penonton untuk menempatkan

mereka dalam adegan,sehingga dapat menimbulkan efek

dramatik.

b) Kamera berganti-ganti tempat dengan seseorang yang berada

dalam gambar. Penonton bisa menyaksikan suatu hal atau

ke-jadian melalui mata pemain tertentu. Penonton akan

mengala-mi sensasi yang sama dengan pemain tertentu.

c) Kamera bertindak sebagai mata dari penonton yang tidak

kelihatan.

STIKOM

(33)

3) Angle kamera point of view

Yaitu suatu gabungan antara obyektif dan subyektif yang merekam

adegan dari titik pandang pemain tertentu. Angle kamera p.o.v

di-ambil sedekat shot obyektif dalam kemampuan meng-approach

se-buah shot subyektif, dan tetap obyektif. Kamera ditempatkan pada

sisi pemain subyektif, sehingga memberi kesan penonton beradu

pipi dengan pemain yang di luar layar.

2.9 Ukuran Gambar (frame size) atau Komposisi

Bagi seorang pembuat film pendek atau film panjang, harus

mem-iliki pemahaman tentang bagaimana harus membuat ukuran gambar

(frame size) atau komposisi yang baik dan menarik dalam setiap adegan

filmnya.

Secara sederhana, Askurifai Baskin menjelaskan, komposisi berarti

pengaturan (aransemen) unsur-unsur yang terdapat dalam gambar untuk

membentuk satu kesatuan yang serasi (harmonis) di dalam sebuah

bing-kai. Batas bingkai pada gambar yang terlihat pada view finder atau LCD

kamera, disebut dengan framing.

Kesimpulannya, komposisi shot atau biasa disebut dengan shot size

adalah pengukuran sebuah gambar yangditentukan berdasarkan objek,

pengaturan besar dan posisi objek dalam frame (bingkai), dan posisi

ka-mera yang diinginkan.

STIKOM

(34)

Dalam buku 5 hari Mahir Bikin Film (Javandalasta, 2011: 32)

men-jelaskan beberapa shot dasar yang sering digunakan dalam pengambilan

gambar, antara lain:

a. Extreme Long Shot (ELS)

Gambar ini memiliki komposisi sangat jauh, panjang, luas dan

berdimensi lebar. Untuk memperkenalkan seluruh lokasi

ade-gan dan isi cerita atau menampilkan keindahan suatu tempat.

Gambar 2.4 Contoh ELS (sumber: Google)

b. Very Long Shot (VLS)

Gambar ini mempunyai komposisi panjang, jauh, dan luas

tetapi lebih kecil daripada ELS. Untuk menggambarkan

ade-gan kolosal atau obyek yang banyak.

STIKOM

(35)

Gambar 2.5 Contoh VLS (sumber: Google)

c. Long Shot (LS)

Merupakan teknik yang memperlihatkan komposisi obyek

secara total, dari ujung kepala hingga ujung kaki (bila obyek

manusisa). Dengan tujuan memperkenalkan tokoh secara

lengkap dengan setting latarnya yang menggambarkan obyek

[image:35.595.34.552.106.699.2]

berada.

Gambar 2.6 Contoh LS (sumber: Google)

STIKOM

(36)

d. Medium Long Shot (MLS)

Komposisi gambar ini cenderung lebih menekankan kepada

obyek, dengan ukuran ¼ gambar (LS) yang bertujuan

mem-berikan kesan padat pada gambar.

Gambar 2.7 contoh MLS

e. Medium Shot (MS)

Ialah gambar yang memperlihatkan subjek (manusia) dari

tangan hingga ke atas kepala sehingga penonton dapat

melihat jelas ekspresi dan emosi yang meliputinya. Gambar

ini sering dilakukan untuk master shot pada saat moment

in-terview.

STIKOM

(37)

Gambar 2.8 Contoh MS (sumber: Google)

f. Medium Close Up (MCU)

Adalah komposisi gambar yang memperlihatkan setengah porsi

subjek dengan latar yang masih bisa dinikmati sehingga

mem-berikan kesatuan antara komposisi subjek dengan latar.

Gambar 2.9 Contoh MCU

g. Close Up (CU)

Ialah komposisi yang memperjelas ukuran gambar contoh

pa-da gambar manusia biasanya antara kepala hingga leher.

STIKOM

(38)

Menunjukkan penggambaran emosi atau reaksi terhadap suatu

adegan.

Gambar 2.10 Contoh CU (sumber: Google)

h. Big Close Up (BCU)

Memiliki komposisi lebih dalam dari pada Close Up sehingga

bertujuan menampilkan kedalaman pandangan mata, ekspresi

kebencian pada wajah. Tanpa kata-kata, tanpa bahasa tubuh,

[image:38.595.36.555.153.732.2]

tanpa intonasi, Big Close Up sudah mewujudkan semuanya itu.

Gambar 2.11 Contoh BCU (sumber: Google)

STIKOM

(39)

i. Extreme Close Up (ECU)

Pengambilan gambar close up secara mendetail dan berani

yang hanya fokus pada suatu bagian objek saja.

Gambar 2.12 Contoh ECU (sumber: Google)

j. Over Shoulder Shot (OSS)

Komposisi penggambilan gambar dari punggung atau bahu

seseorang. Orang yang digunakan bahunya menempati frame

kurang lebih sebesar 1/3 bagian, membantu untuk menentukan

posisi setiap orang dalam frame dan mendapatkan “fell” saat

menatap seseorang dari sudut pandang orang lain.

STIKOM

(40)

Gambar 2.13 Contoh OSS (sumber: Google)

3. Pasca Produksi

Pasca produksi merupakan salah satu tahap akhir dari proses pembuatan

film. Tahap ini dilakukan setelah tahap produksi film selesai dilakukan. Menurut

Naratama dibuku Menjadi Sutradara Televisi (2004: 213), Pasca Produksi adalah

penyelesaian akhir dari produksi. Pada tahap ini terdapat beberapa aktivitas seperti

pengeditan film atau cut to cut proses ini dilakukan dengan tujuan untuk

membe-rikan mood berdasarkan konsep cerita yang telah dibuat, disini pemberian special

effect sangat berperan, pengoreksian warna, pemberian suara, dan musik latar

hingga Rendering

STIKOM

(41)

2.8 Dasar-Dasar Produksi Film

Panca Javandalasta (2011: 4), menjelaskan tahapan produksi sebuah film,

deskripsi kerja, dan manajemen produksi. Hal-hal yang harus disiapkan dalam

produksi film antara lain:

1. Penulisan dan Penyutradaraan

Menjabarkan dasar-dasar penulisan cerita untuk pembuatan film, penyusunan

riset untuk film documenter, dan penerapan pembuatan sinopsis.

2. Sinematografi

Menjelaskan tentang pengoperasian kamera dengan baik serta cara

pemeli-harannya, proses perekaman yang dapat menghasilkan gambar dan suara

dengan baik, dan mengasah inisiatif untuk menyesuaikan diri dengan baik,

dan mengasah inisiatif untuk menyesuaikan diri dengan keterbatasan alat.

3. Tata Suara

Menguraikan dasar-dasar audio pada proses produksi film, baik yang

dil-akukan ketika perekaman suara saat pengambilan gambar, maupun kebutuhan

pengisian suara saat pasca produksi.

4. Tata Artistik

Menjelaskan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh Departemen Artistik dan

mengaplikasikan Sinopsis dan Director treatment menjadi Breakdown

artis-tik.

5. Editing

Menjelaskan proses Editing, teori dasar Editing, pengoperasian computer

un-tuk editing.

STIKOM

(42)

2.9 Ilustrasi Musik

Menurut Panca Javandalasta (2011: 77) Musik Ilustrasi sering digunakan

musik lama yang telah populer yang telah di aransemen ulang. Adapun menurut

Suhastjarja, dosen senior Fakultas Kesenian Institut Seni Indonesia Yogyakarta,

dalam buku Pengantar Apresiasi Seni (1992: 13), Musik ialah ungkapan rasa

in-dah manusia dalam bentuk suatu konsep pemikiran yang bulat, dalam wujud

nada-nada atau bunyi lainnya yang mengandung ritme dan harmoni, serta mempunyai

suatu bentuk dalam ruang waktu yang dikenal oleh diri sendiri dan manusia lain

dalam lingkungan. Sedangkan musik di dalam film merupakan sesuatu yang

sang-at penting karena, musik dapsang-at membangkitkan kekusang-atan dalam film tersebut.

Entah itu instrumen musik sedih, ceria, kebahagiaan, ataupun suasana bisingnya

perkotaan dan damainya suasana pedesaan.

2.10 Efek Suara (Sound Effects)

Menurut Heru Effendy (2009: 69), dalam bukunya yang berjudul Mari

Membuat Film, Suara yang ditimbulkan oleh semua aksi dan reaksi dalam film

termasuk dalam elemen efek suara. Sound effects yaitu bunyi-bunyian yang

dit-ambahkan pada saat pasca produksi. Adapun Ambient sound yaitu Suara latar

yang hadir di dalam scene atau lokasi. Misalnya suara angin, air, burung,

keru-munan orang, sirene ambulans, atau mesin kendaraan bermotor. Kehadiran

ambi-ent sound sangat pambi-enting dalam produksi film, berfungsi sebagai:

STIKOM

(43)

1. Audio continuity antar shot.

2. Mencegah terjadinya kesunyian yang tak wajar manakala tidak ada bunyi

lain yang hadir.

3. Membangun atau memperkuat mood.

Di dalam film ini penggunaan musik di dapat dari band indie yaitu Lifello

band, musik yang beraliran pop jazz. Pada prosesnya musik tersebut dimasukkan

pada bagian-bagian yang memang memerlukan tambahan sound musik.

STIKOM

(44)

29

Pada Bab III ini akan dijelaskan tentang metode perancangan karya yang

digunakan dalam melaksanakan pembuatan film pendek yang menggunakan

teknik compositing.

3.1 Metodologi Penelitian

Bidang kajian multimedia, boleh dikatakan sebagai disiplin ilmu baru, jika

dibanding dengan ilmu-ilmu senilainya. Oleh karena itu metode yang dilakukan

dalam proses pembuatan Tugas Akhir ini, menggunakan gabungan dari

metode-metode yang sudah ada pada ilmu lain.

Pada perkuliahan Metodologi Penelitian oleh Karsam (2009) dijelaskan

bahwa, metode penelitian memiliki ruang yang sangat luas. Dilihat dari jenis

penelitian, maka penelitian dapat dibedakan menjadi 3 klasifikasi, yaitu penelitian

aplikatif, penelitian maksud, dan penelitian berdasarkan jenis informasi. Pada

penelitian aplikatif, terdapat 2 jenis penelitian, yaitu penelitian murni dan terapan.

Dalam film Tugas Akhir ini yang di gunakan adalah penelitian terapan.Penelitian

terapan adalah penelitian yang hasilnya dapat digunakan langsung untuk

menyelesaikan permasalahan yang di hadapi.

Namun, sebagai dasar pemahaman dalam penyelesaian Tugas Akhir ini

dibutuhkan pula penelitian berdasarkan jenis informasi dimana di dalamnya

terdapat metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif digunakan

STIKOM

(45)

sebagai dasar pemikiran untuk memecahkan masalah yang bersumber pada

literatur-literatur. Metode Kuantitatif digunakan untuk menentukan alternatif

pilihan dari data kualitatif melalui media survai. Metode yang dapat digunakan

didalam metode perancangan yaitu:

1. Tahap Analisa

Tahapan analisa disini meliputi Pengambilan data dari literatur, surveylokasi,

skenario, story board, produksi, editing. Berikut urutan pengerjaan yang akan

[image:45.595.41.553.156.683.2]

dilakukan pada Tugas Akhir ini tersusun pada gambar 3.1

Gambar 3.1 Bagan Metodologi Perancangan

Pengambilan Data

Literature Skenario

Survey Lokasi

Storyboard

Film Drama Romantis “Karena Kamu …”.

produksi

Editing

STIKOM

(46)

Pengambilan data disini meliputi Literature dan survey lokasi, stelah semua

data di dapat kemudian dibuatlah sebuah Skenario. Skenario digunakan untuk

menyampaikan pesan komunikasi dari inti cerita tersebut. Storyboard

digunakan untuk mempermudah proses pengambilan gambar karena, dengan

storyboard kita bisa mengetahui arah sudut kamera. Dan juga Storyboard

memudahkan pada saat proses produksi. Editing diperlukan pada bagian

Pasca Produksi karena untuk mendapatkan hasil film yang telah jadi.

2. Studi Pustaka

Studi Pustaka yang digunakan adalah melalui buku atau beberapa buku

rujukan mengenai pembuatan film pendek hingga proses akhirnya. Beberapa

buku yang digunakan untuk memperdalam ide dan konsep dalam pembuatan

film pendek dan diwujudkan dalam karya di Tugas Akhir, yaitu:

a. Buku “5 hari Mahir Bikin Film” karya Panca Javandalasta.

b. Buku “Mari Membuat Film” karya Heru Effendi.

c. Buku “Menjadi Sutradara Televisi” karya Naratama.

3. Pencarian di Internet (Internet Searching)

Pencarian di Internet merupakan salah satu alternatif tercepat untuk

melakukan pengambilan data maupun studi literatur dan juga untuk

mengefisiensikan waktu. Baik secara gratis (free payment) maupun prabayar

(payment).

STIKOM

(47)

3.2 Tahap Analisis Karya 3.2.1 Study Eksisting

Study Eksisting merupakan referensi dalam mengerjakan sebuah Tugas

Akhir. Study Eksisting digunakan untuk memperdalam ide dan konsep

diwujudkan dalam karya di Tugas Akhir. Beberapa video yang menjadi kajian

yaitu seperti Over Her Dead Body, Sehidup (tak) Semati, dan Jomblo yang

dijelaskan di tabel 3.1.

Tabel 3.1 Analisis Study Eksisting

FILM  URAIAN 

Over Her Dead  Body 

 

Dalam film ini yang diambil adalah dari segi cerita  dan segi tekniknya, segi tekniknya yaitu pada saat  penggunaan visual efek (teknik blending) dan  penggunaan After efek nya terlihat sangat halus  sedangkan dari segi ceritanya dimana banyak  memberikan unsur komedi dan beberapa hal  romantis. 

Sehidup (tak)  Semati 

 

 

Dalam film ini yang diambil dari segi cerita dan segi  teknik nya, dari segi cerita sangat menarik dan  memasukkan beberapa unsur komedi dan dari segi  teknik pemberian visual efek di beberapa scene  yang dianggap perlu diberi. 

STIKOM

(48)

Jomblo 

 

Di film ini dari segi ceritanya terlihat sangat 

menarik, dimana mereka mencoba menyikapi cinta  dalam berbagai macam cara, sedangkan dari segi  teknik nya pemakaian teknik 2D dan beberapa  tambahan visual efek lainnya yang menambah film  ini terlihat menarik. 

3.2.2 SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat)

1. Strenght:

Film ini dibuat sebagai sarana hiburan dan juga pembelajaran dalam pembuatan

film pendek yang menggunakan teknik compositing.

2. Weakness:

Kurangnya pemain yang profesional dalam memerankan beberapa tokoh-tokoh

sehingga masih ada beberapa yang kurang sempurna dan juga untuk membuat

audience bisa masuk atau merasuk ke dalam kondisi yang dialami pelaku (tokoh).

3. Opportunity:

Tidak banyak film pendek yang menggunakan beberapa after effect dan juga

penggunaan alur cerita maju mundur.

4. Threat:

Penambahan sound effect dan penambahan variasi angel.

STIKOM

(49)

3.3 STP (Segmentating, Targeting, Positioning)

Analisa STP digunakan untuk menganilisis target audience. Segmentating dan

Positioning merupakan pembagian target audience berdasarkan letak geografis,

segi demografis, dan segi psikografis. Sedangkan positioning untuk menempatkan

pembagian pada audience. Yang dijelaskan dengan tabel 3.2.

Tabel 3.2 STP

STP Project

Segmentation & Targeting

Geografis

Ukuran keluarga: Kota besar Kepadatan : Tengah kota

Demografis

Usia: 18 – 24

Gender : Umum L/P Ukuran keluarga : sedang (4-5 orang)

Siklus keluarga: sendiri Pendidikan: Kuliah Psikografis Kelas sosial : menengah

Positioning

Film yang bercerita tentang keikhlasan cinta dan takdir cinta ini digunakan untuk pembuatan film pendek yang bergenre romantis.

1. Geografis : Kota Besar (Ibu Kota Provinsi) karena di Kota besar

ukuran penduduknya termasuk ke alam jumlah yang besar atau banyak, kota

besar itu masyarakatnya modern, cepat, dan praktis.

2. Demografis : 18-24 tahun (Remaja-Dewasa) karena di umur sekian, untuk

memahami tentang sebuah cinta dan film fiksi sudah dikategorikan mengerti

STIKOM

(50)

dan umur-umur sekian itu adalah umur remaja yang menuju ke dewasa,

kreatif, ingin mencoba hal baru, dan juga energik.

3. Psikografis : Menengah. Karena, menurut psikografisnya dan menjabarkan

semuanya status ekonomi menengah termasuk ke dalam orang-orang yang

hemat, cerdas, dan kerja keras.

4. Positioning : Film ini ditujukan untuk Mahasiswa yang Aktif, mencari jati

diri, energik, dan mencoba hal baru.

3.4 Perancangan Karya

Dalam proses pembuatan film pendek Karena Kamu … dengan Teknik

Compositing ini, terbagi menjadi 3 tahap antara lain Pra produksi, Produksi, dan

Pasca produksi. Yaitu:

3.4.1 Pra Produksi

Pada proses Pra Produksi ada beberapa tahapan atau langkah-langkah yang

harus dilakukan terlebih dahulu, yaitu:

1. Pencarian Kata Kunci

Pencarian Kata Kunci ini meliputi segmentasi pasar yang telah ada.

Bagaimana mencari kata charming dan dreamy kemudian

menggabungkannya untuk mendapatkan tone warna yang akan dipakai di

dalam editing video film, yang dijelaskan pada gambar 3.3.

STIKOM

(51)

 

Gambar 3.2 Bagan Keyword

Bagian ini disusun berdasarkan segmentasi pasar yang telah ada. Film ini

menunjukkan casual dan plain dimana yang berarti film ini menunjukkan

suatu kondisi dimana, Letak Geografis untuk segmentasi film ini adalah kota

besar, di mana kota besar sendiri masyarakatnya Speedy (cepat, ingin yang

praktis, individual, tergolong malas dan modern). Sedangkan untuk letak kota

yaitu ditengah kota tergolong rasional (instant, pemilih, manja, individual,

dan egois). Dari segmentasi usia mengambil antara 17 hingga 27 tahun,

di-mana masyarakat di usia tersebut tergolong colorful (kreatif, ingin tau,

men-coba hal baru, mudah terpengaruh, aktif). Melalu Demografis, segmentasinya

yaitu pelajar dan pelajar tegolong youthful (aktif, mencari jati diri, kreatif).

KARENA KAMU

Film Pendek

Drama Romantis

Anak muda Remaja - Dewasa

Mencoba hal baru

ROMANTIS

Teknik Compositing

Bermain di Visual

Visualisasi

VIDEO

FILM Tell a story

STIKOM

(52)

2. Bagan Perancangan

Dalam proses Pra Produksi ada beberapa tahap perancangan. Tahap disini

adalah perencanaan agar pada saat produksi dapat berjalan dengan lancar

sep-erti yang diinginkan. Berikut bagan perencanaan yang dijelaskan pada

gam-bar 3.4.

Gambar 3.3 Bagan perancangan Tugas Akhir

Tahap perancangan disini meliputi beberapa masalah yang ada kemudian

diolah menjadi data yang pada akhirnya menjadi sebuah konsep cerita. Dari

konsep cerita ini, warna dan jenis huruf dapat ditentukan. Dalam cerita

terdapat beberapa unsur, yaitu tokoh dan alur cerita. Dalam film pendek ini

MASALAH

data

konsep

cerita warna typografi

alur Tokoh

wardrobe cerita setting

Sinopsis naskah

Treatment Storyboard

Editing

HASIL

STIKOM

(53)

skenario digunakan untuk menunjukkan alur cerita nya. Dari cerita, kemudian

didapat kesimpulan tentang wardrobe, setting atau aturan lokasi dan alur

dialog/adegannya. Setelah semua data lengkap dan cerita akurat kemudian

dikembangkan menjadi sinopsis, naskah, dan storyboard. Bila tahap

perancangan tersebut sudah lengkap, barulah produksi bisa dimulai.

3. Perancangan Ide dan Konsep Cerita

Ide dan konsep yang dibuat pada film pendek ini yaitu, berawal dari sebuah

film Indie yang pernah ditayangkan di televisi, kemudian film tersebut ingin

diadaptasi ulang dengan durasi yang pendek namun, tetap menampilkan isi

pesan dari film tersebut. Di film ini juga memberikan arti tentang suatu

keikhlasan terhadap sebuah cinta dan juga terjadinya sebuah ucapan yang

te-lah kita ucapkan walaupun kita tete-lah meninggal. Cerita ini termasuk ke dalam

cerita fiktif, karena apapun yang terjadi di dalam film ini jarang terjadi di

ke-hidupan nyata. Film pendek ini menggunakan Teknik Compositing pada

ba-gian editingnya. Teknik compositing ini dimana nanti nya akan dimasukkan

atau dipakai pada saat tokoh utama menghilang dan beberapa teknik

flash-back juga dimasukkan di beberapa scene lainnya. Pesan dari penggunaan

teknik compositing ini membedakan antara dunia yang berbeda.

4. Segmentasi Pasar

Segmentasi untuk film pendek ini dibuat untuk masyarakat kalangan

menen-gah ke atas dengan usia berkisar 17-25 tahun atau remaja-dewasa dengan

jenis kelamin lelaki maupun perempuan yang hidup di kota besar dan terletak

STIKOM

(54)

di tengah kota dengan pendidikan minimal SMA. Dengan memiliki target

yang masih sangat muda, film ini dapat memudahkan penyampaian pesan

ka-rena, target masih dalam pembentukan mencari jati diri.

5. Analisa Image

Analisa image disini merupakan acuan atau panduan pemakaian warna saat

melakukan editing. Analisa image bisa diketahui setelah melakukan pencarian

kata kunci. Dalam Tugas Akhir ini, kata kunci yang diperoleh adalah

Roman-tic yang memiliki warna cenderung charming dan dreamy. Warna charming

dan dreamy memiliki unsur warna berupa warna pink dan biru.

Gambar 3.4 Analisa Image

Pada Tugas Akhir ini memakai kata kunci Romantic, Dalam kata kunci

Ro-mantic terdapat warna-warna yang charming dan dreamy yang dominan

berwarna pink dan biru. Dari latar belakangnya, Tugas Akhir ini akan

berupa Film Pendek yang bergenre drama. Dengan begitu, warna-warna

untuk Film ini nanti akan cenderung berwarna Romantic, dreamy (biru).

STIKOM

(55)

6. Typography

Pada bagian Typography ini akan dibahas tentang jenis huruf yang akan

digunakan, baik untuk judul maupun untuk tulisan-tulisan yang ada di video

maupun di media-media pendukung. Penentuan jenis huruf yang akan

digunakan pada perancangan film pendek ini, dengan mempertimbangkan

be-berapa aspek-aspek penting. Aspek-aspek tersebut meliputi kesesuaian

dengan konsep yang digunakan pada perancangan dan tingkat kemudahan

pa-da saat membaca huruf papa-da penulisan.

Pemilihan jenis huruf yang akan digunakan yaitu, Script MT Bold.

7. Tokoh/Karakter

Dalam film pendek ini ada 8 karakter dengan 3 karakter utama dan 3 karakter

pembantu.

a. Krystal

Krystal adalah seorang pemilik Event Organizer ternama yang mengatas

namakan dirinya. Krystal mempunyai calon suami yang bernama Adrian

dan mereka juga telah merencanakan acara pernikahannya namun, takdir

berkata lain Krystal yang seharusnya berada di samping Adrian untuk

menjadi calon istrinya ternyata, meninggalkan Adrian untuk

selama-lamanya karena sakit asma nya. Namun, itu bukan akhir Krystal untuk

melihat Adrian, dia harus mencarikan pengganti dirinya untuk Adrian.

STIKOM

(56)

b. Adrian

Adrian adalah seorang manajer yang bekerja di sebuah perusahaan nya

sendiri. Adrian adalah tunangan dari Krystal. Adrian sangat terpukul

setelah mengetahui calon istrinya Krystal, meninggalkan dia begitu cepat.

Namun, arwah Krystal selalu datang untuk mencarikan seorang wanita

se-bagai pengganti dirinya untuk Adrian.

c. Dinda

Dinda adalah teman dari adik Adrian yang bernama Lala. Mahasiswa

lu-lusan Psikologi ini, mendadak punya rasa terhadap Adrian disaat Lala

memperkenalkannya dengan kakak nya. Rasa itu terus muncul hingga

Adrian mengetahuinya dan mengungkapkan rasa yang sama terhadap

Din-da.

8. Perancangan Storyboard

Sebelum melakukan shoting, diperlukan adanya storyboard untuk

memu-dahkan alur pada saat shoting. Pengertian storyboard sendiri adalah kumpulan

grafis dalam bentuk ilustrasi atau gambar yang ditampilkan secara berurutan

untuk tujuan mempravisualkan film, animasi ataupun interaktif.

STIKOM

(57)

Gambar 3.5 Storyboard

STIKOM

(58)

Gambar 3.6 Storyboard

STIKOM

(59)

Gambar 3.7 Stoyboard

STIKOM

(60)

Gambar 3.8 Storyboard

STIKOM

(61)
[image:61.595.56.548.178.672.2]

Gambar 3.9 Storyboard

STIKOM

(62)
[image:62.595.46.551.161.696.2]

Gambar 3.10 Storyboard

STIKOM

(63)
[image:63.595.48.549.170.721.2]

Gambar 3.11 Storyboard

STIKOM

(64)

9. Perancangan Skenario

Perancangan skenario dilakukan untuk mengetahui alur cerita yang akan

diceritakan pada pembuatan film pendek ini nanti nya.

Sepasang kekasih yang akan melangsungkan pernikahannya dalam waktu

beberapa hari, mendadak menjadi sebuah musibah karena, Krystal yaitu calon

pengantin wanita nya meninggal sebelum hari pernikahannya. Adrian sebagai

calon suami Krystal pun sangat terpukul melihat calon istrinya meninggalkan

dirinya terlalu cepat. Krystal meninggal karena penyakit asma nya kambuh

dan dia lupa membawa obat asma nya pada saat pergi dengan Adrian.

Namun, Lala yaitu adik Adrian tidak tega melihat kakaknya selalu sedih

memikirkan calon istri nya yang telah meninggal. Lala berinisiatif

mencari-kan calon untuk kakak nya dengan memperkenalmencari-kan ke beberapa temannya

namun, tidak ada satupun yang dapat mengambil hati Adrian. Beberapa hari

Krystal meninggal, Adrian pun merasa di datangi oleh Krystal dan ternyata

arwah Krystal kembali hanya untuk menepati sebuah ucapan nya pada saat

sebelum dia meninggal. Krystal harus memilih calon istri yang tepat untuk

Adrian.

Awalnya Adrian merasa kaget dan tidak nyaman dengan kedatangan

arwah Krystal dan itu membuat dia disangka mengalami deperesi berat oleh

adik nya. Akhirnya Lala membawa kakak nya ke psikiater yang juga

temann-STIKOM

(65)

ya untuk melihat perkembangan kondisi kakak nya. Sebenarnya, dibalik

semua itu Lala juga ingin mendekatkan kakak nya dengan temannya itu yang

bernama Adinda. Setelah beberapa hari kemudian, Dinda yang selalu datang

ke rumah Adrian hanya untuk mengecek kondisi Adrian berubah menjadi

se-buah perasaan yang disebut cinta.

Pada saat Dinda datang kerumah Adrian untuk mencari Lala, Dinda

di-suruh menunggu Lala di ruang tamu oleh Adrian yang pada saat itu juga

akan berangkat ke kantor, di saat menunggu Lala, Dinda menulis beberapa

perasaan Dinda terhadap Adrian selama ini di buku diary nya. Namun, saat

Lala datang Dinda kaget dan menyembunyikan buku diary nya itu dibawah

bantal sofa. Dan saat Adrian pulang dari kantor, Adrian menemukan buku

di-ary Dinda dan mengetahui perasaan Dinda selama ini terhadapnya.

10. Skenario

Tabel 3.3 Skenario

SCENE 1

INT. SIANG HARI/RUANG TAMU ADRIAN (V.O)

(V.O) ADRIAN

“Yang ku tau diawal …

Jodoh dan takdir sepenuhnya di tangan Tuhan .. Diawal .. “.

CUT TO

SCENE 2

EXT. SORE HARI/DI JALAN KRYSTAL DAN ADRIAN (V.O)

MOBIL DATANG DAN SEORANG WANITA BERJALAN KEMUDIAN FREEZE.

STIKOM

(66)

(V.O) ADRIAN

“Dia Krystal, Tunanganku ..”.

DISSOLVE OPENING TITTLE

SCENE 3

INT. SIANG HARI/RUANGAN. ADINDA DAN (V.O) ADRIAN

SHOOT MUKA ADINDA DAN FREEZE.

(V.O) ADRIAN

“Dan ini ..hemm ..”.

FLASHBACK

SCENE 4

EXT. SORE HARI/DI JALAN. KRYSTAL DAN ADRIAN.

Sepulang kerja, Adrian menjemput Krystal. Karena terburu-buru Krystal lupa mengambil “obat asmanya”. Kemudian, krystal masuk ke dalam mobil Adrian dan pergi untuk maka

ADRIAN

“Hai, sayang..?”

KRYSTAL

“Hai .. ? maaf ya jadi nunggu lama”. (tersenyum dan masuk mobil)

ADRIAN

(tersenyum)

KRYSTAL

“Sayang, kita mau makan dimana nih?” (senyum ke arah Adrian)

ADRIAN

“ehm, gimana kalau kita ke restoran kemarin ajah ?”.

KRYSTAL

“ohh.. yang pelayannya cantik-cantik itu?”

STIKOM

(67)

(menyindir)

ADRIAN

“hehehe .. ya nggak lah sayang, masih cantik kamu kok”. (merayu)

KRYSTAL

“hemm .. gombal, yaudah sayang ngebut ya ntar”.

ADRIAN

“Ngapain sih buru-buru, toh Restorannya gak bakalan pindah”.

KRYSTAL

“iya, tapi ntar keburu tempatnya penuh gimana?”. (cemberut)

ADRIAN

“Ya cari tempat lain donk sayang, kalau buru-buru ntar kita tabrakan gimana?”.

(menggoda)

KRYSTAL

“kalau tabrakan palingan juga mati”. (ketus)

ADRIAN

“hussh.. ngawur kamu kalau ngomong..kalo aku yang mati duluan gimana?”

(menyindir,tersenyum)

KRYSTAL

“ya gampanglah, tinggal kawin sama cowok lain ajah, susah amat sih”. (menggoda) ADRIAN (senyum kecil) ADRIAN “beneran?” (menggoda) KRYSTAL

“ehemm .. asal, aku yang pilihin calonnya”.

STIKOM

(68)

(sinis)

ADRIAN

“hemm.. sama ajah gak nikah itu sayang, hehehe ..” “udah ah .. malah gak berangkat-berangkat nih”.

CUT TO

SCENE 6

INT.KAMAR ADRIAN/MALAM HARI ADRIAN, KRYSTAL

Setelah mandi, Adrian menuju ke lemari bajunya dan berhadapan Krystal. .

KRYSTAL

“Sayang, kebiasaan banget sih baju-baju bisa berantakan kayak gitu”.

(suara khawatir) ADRIAN (menoleh) “AAAaaaaaaa...”. (teriak histeris) CUT TO SCENE 7

INT.PAGI HARI/KANTOR ADRIAN ADRIAN,DIO

Adrian datang ke kantor dengan wajah yang sangat lemas (terlihat capek tak lama, teman Adrian yang juga karyawan kantornya masuk ke ruangan Adrian.

IAN

(Membuka pintu) “Udah masuk ajah bos?”

(duduk)

ADRIAN “ehh . .yan”

(menghela nafas)

IAN

“Kok kayak lemes banget gitu bro ?”

ADRIAN

“hemm .. aku semalam gak bisa tidur nih”. (nada lemas)

STIKOM

(69)

IAN

“Ya biasalah bos .. biasanya kan sebelum tidur ada yang nelponin”. (menyindir)

(duduk disebelah Adrian sambil merangkulnya)

ADRIAN

“Iya .. tapi sekarang malah ada yang nemenin” (emosional)

IAN

“hemm .. emangnya siapa sih yang nemenin bos?”

ADRIAN

“Krystal, Ian .. tiba-tiba ajah dia muncul didepan aku” (menghela nafas)

IAN

“hemm .. Dri..Dri, kehilangan calon istri tuh emang berat apalagi yang mau dinikahin tapi, kamu gak perlu lah sampe berhalusinasi kayak gini ,

bisa gila kamu ntar .. hehehe”. (tertawa kecil)

ADRIAN

“Ian .. kamu tuh gak percaya apa .. ?”. ( beranjak dari kursi)

“Aku tuh beneran ngeliat Krystal dan itu nyata banget”.

IAN

“hemm ..”

(menghela nafas .. beranjak dari kursi mendekati Adrian)

“aku tau dan aku ngerti banget gimana rasanya kehilangan orang yang kita sayang, tapi gak perlu berlebihan kayak gini, pikiran kamu jadi

kemana-mana gak jelas”

ADRIAN

“yan yan yan.. aku serius .. aku gak berhalusinasi dan aku ngeliat dia jelas banget, dia dirumah aku, aku ngeliat bajunya, rambutnya, bau parfum nya”

(ngotot)

IAN

“cukup cukup .. aku ngerti kok .. “ (sedih .. memeluk Adrian)

“kamu kayaknya harus pulang deh .. nenangin diri kamu dulu”

ADRIAN

(speachles)

STIKOM

(70)

“apa.an sih ?”.

IAN

(meninggalkan ruangan)

CUT TO

SCENE 8

INT.SIANG HARI/RUMAH DINDA ADRIAN, DINDA, KRYSTAL, LALA

Lala dan Adrian sampai di rumah Dinda. Lala mengetuk pintu rumah Din-da seDin-dangkan Adrian terlihat cuek.

LALA

“Permisi”.

(sambil mengetuk pintu)

ADRIAN

“dek, ngapain sih pakek kesini segala?”. (menggerutu)

LALA

“Udah deh gak usah bawel .. sekali-sekali turutin kemauan adeknya kena-pa sih..”.

(senyum lebar)

DINDA

“Ya .. Loh Lala ?” (terkejut)

“Tumben kesini ? kamu apa kabar ? masuk-masuk ..” (cipika – cipiki)

“ehm .. bentar ya aku buatin minum dulu ..”. (kearah dapur)

LALA

“ehh .. ikut dong ..” (mengikuti Dinda)

Di dapur, Lala menyempatkan mengobrol dengan Dinda masalah Kakak nya.

DINDA

(tersenyum)

“Yaudalah .. yuk ke depan”

Di Ruang tamu

STIKOM

(71)

LALA

(menoleh ke Adrian) “Oiyaa sampai lupa ngenalin ..”.

(tertawa kecil)

“Ini kakak ku, namanya Adrian”.

ADRIAN

(berjabat tangan) “Adrian ..” (tersenyum)

DINDA

“Dinda .. “. (tersenyum)

ADRIAN

“ehmm..udah lama kenal sama nih bocah ?” (pegang kepala Lala)

LALA

“Apa.an sih kak ?”

DINDA (tersenyum)

LALA

“Aduh .. udah jam segini lagi !”. (melihat arah jam tangan)

“Aku duluan ya .. soalnya ada janji, gak enak kalo dibatalin”. “kakak disini ajah dulu, sekalian ngomongin masalah Kakak itu”.

“dia orangnya hebat loh Kak,.. hehehehe”. (ngacungin jempol)

DINDA

“apa.an sih La, gak kok ..” (senyum malu)

LALA

“Dinda titip Kakak aku ya?”.

ADRIAN

“dek, kok kakak ditinggalin sih ..”.

LALA

“sekali-sekali kak, hehehehe .. aku pergi dulu ya .. daaa”.

STIKOM

(72)

ADRIAN

“hehehe .. gitu itu Lala, tega bener sama kakaknya”. (senyum kecil)

DINDA

(tersenyum) “gak berubah ya si Lala”

CUT TO

SCENE 9

INT.KANTOR ADRIAN/SIANG HARI ADRIAN, KRYSTAL, DINDA, STEVI

Krystal sedang menemani Adrian yang sedang mengutak atik laptopnya di dalam ruang kantornya. Kemudian terdengar suara ketukan pintu.

(suara pintu diketuk)

ADRIAN

“ya ..masuk ..”

(sambil tetap menutak atik laptopnya)

DINDA

“Permisi Kak .. “

ADRIAN

“Eh.. Dinda, masuk masuk ..kok tau tempat kerjaku ?”

DINDA

“iya, aku disuruh Lala nunggu dia disini..”

ADRIAN

“kok Lala gak ngomong apa-apa ya?” (tersenyum)

DINDA

“ohh .. aku ganggu ya?kalo gitu aku nunggu di tempat lain ajah”

ADRIAN

“Ohh.. gak kok, santai ajah”.

KRYSTAL

“kerjaan adik kamu tuh sayang” (tersenyum)

ADRIAN

“Apaan sih kamu ?”

STIKOM

(73)

(memoleh ke krystal)

DINDA

“apa kak?” (heran)

ADRIAN

“oh.. gak kok, gak apa-apa”

DINDA

“ehmm, kakak lagi sibuk?”

ADRIAN

“gak kok, Cuma lagi ngecek fb ajah.. hehehe”

Tak lama terdengar suara ketokan pintu

ADRIAN

“ya .. masuk”

Gambar

Gambar 2.6 Contoh LS (sumber: Google)
Gambar 2.11 Contoh BCU
Gambar 3.1 Bagan Metodologi Perancangan
Gambar 3.9 Storyboard
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, setiap pengambilan gambar dalam film pendek akan memiliki sebuah makna yang cukup besar untuk ditafsirkan oleh penontonnya1. Genre adalah sebuah metode

Berawal dari penulis melihat kehidupan sebagian mahasiswa saat ini yang bekerja sambilan, mereka mengambil kerja sambilan dengan berbagai alasan, akan tetapi dengan

Dalam tugas akhir ini akan dibuat sebuah film bergenre thriller slasher yang.. mengangkat kisah fiktif mengenai

Film yang bercerita tentang dua pasangan yang saling mencintai ini diposisikan sebagai karya un- tuk menambah genre film pendek di indonesia. Alur

Sebagai rujukan penelitian pada masa mendatang tentang sutradara dalam pembuatan film pendek dengan judul pembuatan film fiksi bergenre Psycho Thriller tentang skizofrenia

Diakses melalui (http://www.hukumonline.com) dijelaskan definisi Film menurut UU 8/1992 yang merupakan karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa

Kesimpulan penulis sebagai sutradara selama mengerjakan Tugas Akhir ini adalah pada saat menyutradarai film pendek drama fiksi dengan judul “Tuman” didapati bahwa peran

Pemilihan backsound untuk film pendek ini harus sesuai dengan film yang akan di produksi, penulis memilih backsound dari artis ibukota TonyQ Rastafara yang berjudul