• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Pembuatan Film Pendek Bergenre Drama Tentang Kepribadian Introvert Berjudul "Inilah Aku".

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Pembuatan Film Pendek Bergenre Drama Tentang Kepribadian Introvert Berjudul "Inilah Aku"."

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

INTROVERT BERJUDUL “INILAH AKU”

TUGAS AKHIR

Nama : Angga Dian Firmansyah

NIM : 08.51016.0076

Program Studi : DIV Komputer Multimedia

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER SURABAYA

(2)

xi

Angga D. Firmansyah (2008)

Pembimbing I Pembimbing II

Karsam, MA., Ph.D. Abdullah Khoirriqqoh, S.Sn

Program Studi DIV Komputer Multimedia, STIKOM

Kata Kunci: Kecewa, Film Pendek.

(3)

xii 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 4

2.7 Mekanisme Produksi Karya Film ... 15

2.7.1 Proses Produksi... 16

2.7.2 Produksi ... 18

2.7.3 Pasca Produksi ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PERANCANGAN KARYA 3.1 Metodologi Penelitian... 33

3.2 Teknik Pengumpulan Data... 34

(4)

xiii

2. Proses Penataan Stock Shoot... 59

3. Proses Colour Grading effect... 60

(5)

xiv

Gambar 3.1 Pr[u]ecious... 39

Gambar 3.2 Scene 1-2 ... 48

Gambar 3.3 Scene 3-4 ... 49

Gambar 3.4 StroyBoard Scene 1-2... 49

Gambar 3.5 StoryBoard Scene 3-4... 50

Gambar 3.6 StoryBoard Scene 5-6... 50

Gambar 3.7 Poster Film... 52

Gambar 3.8 Cover DVD... 53

Gambar 3.9 Sampul Cover ... 53

Gambar 4.1 Screenshot stock video... 56

Gambar 4.2 Screenshot video sebelum editing ... 57

Gambar 4.3 Screenshot pemilihan stock shoot video... 58

Gambar 4.4 Screenshot penataan stock shoot video ... 59

Gambar 4.5 Screenshot proses colour grading effect... 60

Gambar 4.6 Screenshot editing equalizer audio... 61

Gambar 4.8 Screenshot proses sebelum rendering... 62

Gambar 4.9 Potongan adegan 1-3 ... 63

Gambar 4.10 Potongan adegan 4-6 ... 63

Gambar 4.11 Potongan adegan 7-9 ... 64

Gambar 4.12 Potongan adegan 10-13 ... 64

Gambar 4.13 Potongan adegan 14-16 ... 65

Gambar 4.14 Potongan adegan 17-19 ... 65

Gambar 4.15 Potongan adegan 20-22 ... 66

Gambar 4.16 Potongan adegan 23-26 ... 66

(6)

xv

Tabel 3.2 Analisis STP ... 40

Tabel 3.3 Analisis Keyword ... 42

Tabel 3.4 Anggaran pembuatan film ... 54

(7)

xvi

(8)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Kepribadian merupakan suatu susunan sistem psikis dan fisik yang saling berinteraksi dalam mengarahkan tingkah laku yang kompleks dan dinamis dalam setiap individu. Dalam masing-masing individu dapat menentukan penyesuaian diri terhadap lingkungannya, sehingga tampak dalam tingkah lakunya yang unik dan berbeda dengan orang lain (Gordon Allport, 1937: 480). Salah satunya adalah introvert yang memiliki arti tertutup, pribadi yang mengarah pada pengalaman subjektif dan lebih memusatkan diri dari dunia dalam atau bersifat pribadi. Umumnya introvert cenderung menyendiri, pendiam, tidak ramah, anti sosial dan mereka mempunyai pandangan tersendiri terhadap dunia luar.

Istilah Introvert dipopulerkan oleh seorang psikolog Carl Gustav Jung (C.G. Jung, 1960: 420) karena menurutnya introvert adalah pribadi yang unik dan mengelompokannya sebagai kaum minoritas. Pribadi introvert lebih dipengaruhi oleh dunia subjektif dan orientasinya tertuju ke dunia mereka sendiri (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 1978: 125). Menurut Hans Eysenck, introvert adalah satu ujung dari dimensi kepribadian introversi dengan karakteristik watak yang tenang, penyendiri, suka termenung dan cenderung menghindari suatu masalah (Lawrence A. Pervin, 1993: 302).

(9)

sendiri dengan melakukan banyak perenungan dan menyendiri setiap harinya di tempat yang membuat mereka merasa tenang jauh dari dunia luar. Pada akhirnya introvert mampu menjadi orang yang bisa memahami diri mereka sendiri menjadi berpendirian keras, tidak mampu terpengaruh oleh orang lain dan mampu mengetahui apa yang menjadi tujuan dalam hidupnya.

Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu (Heru Effendy, 1986: 134). Pesan film pada komunikasi massa dapat berbentuk apa saja tergantung dari misi film tersebut. Film juga dianggap sebagai media komunikasi yang ampuh terhadap masa yang menjadi sasarannya, karena sifatnya yang audio visual, yaitu gambar dan suara. Dengan gambar dan suara, film mampu bercerita banyak dalam waktu yang singkat dan mampu mempengaruhi audience melalui pesan-pesan dalam sebuah film.

Seiring dengan perkembangan jaman, pada saat ini film tidak hanya dapat di produksi bagi kalangan tertentu. Hal itu ditunjukkan dengan banyaknya para pencinta film yang mengikuti festival-festival film pada setiap tahunnya. Dengan semakin berkembangnya teknologi saat ini yang cukup membantu bagi para pencinta film untuk membuat film mereka sendiri. Antara lain dengan membuat film panjang maupun film pendek.

(10)

menjadi sangat bervariasi. Film pendek dapat saja memiliki durasi 60 detik, yang penting ide dalam film dan pemanfaatan media komunikasinya dapat berlangsung efektif. Dengan demikian, setiap pengambilan gambar dalam film pendek akan memiliki sebuah makna yang cukup besar untuk ditafsirkan oleh penontonnya.

Genre adalah sebuah metode untuk menentukan jenis dari film yang memiliki karakter atau pola yang sama seperti setting, isi, subyek cerita, tema, struktur cerita, aksi, pertistiwa, periode, gaya, situasi, ikon, mood, serta karakter. Dari hal tersebut, dapat di kelompokan menjadi beberapa jenis atau genre film seperti aksi, petualangan, drama, komedi, horror, western, film noir, roman, dan sebagainya (Himawan Pratista, 2008: 27).

Berdasarkan hal tersebut, mendorong penulis untuk memproduksi sebuah film yang didalamnya terdapat pesan-pesan moral yang positif, dengan latar belakang kehidupan pribadi introvert dikemas dalam bentuk film pendek. Dengan itu penulis mengambil judul “Inilah Aku” bermaksud menyampaikan pesan bahwa jangan melihat orang lain dari sisi luarnya saja, tanpa mengetahui keadaan yang sesungguhnya, dan memberikan pandangan yang positif kepada masyarakat bahwa seorang introvert bukanlah sosok orang yang antisosial dan tidak selalu menutup diri, hanya saja mereka lebih senang menyendiri dan butuh ketenangan dalam hidupnya.

(11)

lingkungan sekitar dan pada suatu saat hidupnya menjadi lebih terbuka disaat bertemu dengan seorang wanita yang tertarik kepadanya. Berdasarkan ide awal tersebut, akan dikembangkan menjadi cerita dengan alur-alur yang dapat menyampaikan pesan-pesan dan nilai-nilai moral dengan baik yang terkandung dalam film pendek ini.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, beberapa permasalahan yang akan dikaji, diantaranya:

1. Bagaimana membuat film pendek bergenre drama dengan latar belakang seseorang yang memiliki kepribadian introvert?

2. Bagaimana memperkenalkan sosok pribadi introvert kepada masyarakat melalui film pendek?

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan perumusan masalah di atas agar permasalahan tidak menyimpang, maka batasan masalah yang akan dikerjakan adalah sebagai berikut:

1. Membuat film pendek bergenre drama dengan latar belakang seseorang yang memiliki kepribadian introvert.

2. Memperkenalkan sosok kepribadian introvert kepada masyarakat melalui film pendek.

(12)

1.4 Tujuan

Tujuan pembuatan film pendek ini adalah sebagai berikut:

1. Memproduksi film pendek berjenis drama dengan latar belakang seseorang yang memiliki kepribadian introvert.

2. Memberikan pembelajaran kepada masyarakat tentang seseorang yang memiliki kepribadian introvert melalui film pendek.

3. Menumbuhkan apresiasi masyarakat terhadap film pendek di Indonesia.

1.5 Manfaat

Manfaat yang diharapkan dalam Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Dapat mengetahui proses pembuatan suatu film, terutama film pendek

bergenre drama dengan latar belakang seorang yang memiliki kepribadian introvert.

2. Memberikan contoh yang mungkin berguna bagi masyarakat khususnya mahasiswa yang memiliki kepribadian introvert.

(13)

6

Untuk mendukung pembuatan karya film pendek yang berjudul “Pembuatan

Film Pendek Introvert Bergenre Drama Berjudul “Inilah Aku” maka karya film

akan menggunakan beberapa tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka yang digunakan

antara lain mahasiswa, Tanggung jawab, sejarah film, film, film pendek,

mekanisme produksi karya film, dan proses pembuatan film.

2.1 Kepribadian

Kepribadian adalah organisasi dinamik dalam individu atas sistem-sistem

psikofisi yang menentukan penyesuaian dirinya yang khas terhadap

lingkungannya (G. Allport, 1937: 480). Frasa organisasi dinamik menekankan

bahwa kepribadian selalu berkembang dan berubah, meskipun sekaligus terdapat

oraganisasi atau system yang mengikat dan menghubungkan berbagai komponen

dari kepribadian. Istilah dalam psikofisis menunjukkan bahwa kepribadian

bukanlah semata-mata mental dan bukan juga semata-mata neural. Organisasi

mengisyaratkan beroprasinya badan dan jiwa, berpadu secara tak terpisahkan

menjadi kesatuan pribadi (G. Allport, 1937: 480).

Personality atau kepribadian secara umum menunjuk pada bagaimana setiap

individu tampil dan menimbulkan kesan bagi individu-individu lainnya. Pada

dasarnya kepribadian secara umum hanya menilai perilaku-perilaku yang dapat

diamati saja dan kepribadian bisa berubah tergantung pada situasi sekitarnya, pada

(14)

netral. Menurut J. Feist & Gregory J. Feist (2002: 121) dalam bukunya Theories of Personality menjelaskan bahwa secara spesifik kepribadian terdiri dari sifat-sifat atau disposisi-disposisi yang mengakibatkan perbedaan individu dalam

perilaku sepanjang waktu dan konsistensi perilaku dalam berbagai situasi.

Kepribadian manusia berdasarkan tujuannya dalam hidup yang dipengaruhi

oleh masa lalu dan masa depan manusia. Dalam teori psikoanalisa ada dua aspek

dalam kepribadian yaitu sikap dan fungsi. Sikap terdiri dari introvert dan

ekstrovert, Sedangkan fungsi terdiri dari thinking, feeling,sensing dan intuiting.

Menurut Carl Gustav Jung dalam Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey (1978 :

122) terdapat dua dimensi utama kepribadian, yaitu ekstrovert dan introvert.

Ekstrovert ditandai dengan mudah bergaul, terbuka, dan mudah mengadakan hubungan dengan orang lain. Sedangkan introvert ditandai dengan sukar bergaul,

tertutup, dan sukar mengadakan hubungan dengan orang lain. Sikap terdiri dari

introvert dan ekstrovert, Sedangkan fungsi terdiri dari thinking, feeling,sensing

dan intuiting.

2.2 Ekstrovert

Carl Gustav Jung dalam Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey (1978 : 125)

mengatakan bahwa ekstrovert adalah kepribadian yang lebih dipengaruhi oleh dunia objektif, orientasinya terutama tertuju ke luar dirinya. Pikiran, perasaan,

serta tindakannya lebih banyak ditentukan oleh lingkungan. Peneliti

(15)

terhadap dunianya, yang merupakan satu ujung dari dimensi kepribadian

intriversi-ekstroversi, yang dipengaruhi oleh dunia objektif.

Seorang ekstrovert memiliki sikap yang mengarahkan energi psikis keluar sehingga seseorang diorientasikan menuju sesuatu yang objektif dan menjauh dari

yang subjektif. Orang-orang ekstrovert lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan sekitar mereka daripada dunia batin mereka sendiri. Mereka cenderung focus

kepada sikap objektif dan merepresi sikap subjektifnya (J. Feist & G. J. Feist,

2006).

Menurut Hedges (http://library.binus.ac.id/) yang mengembangkan teori

Jung menyatakan bahwa terdapat karakteristik yang kompleks dengan seorang

tipe kepribadian ekstrovert, antara lain:

1. Perhatiannya tertuju pada dunia di luar dirinya.

2. Mendapatkan energi melalui orang lain.

3. Menyaring isi pikiran, perasaan dan ide dari orang lain.

4. Cenderung berkomunikasi secar lisan.

5. Berbicara terlebih dahulu baru berpikir.

6. Ekspresif dan mudah beradaptasi dengan lingkungan yang baru.

7. Terbuka dan suka berteman.

8. Tidak canggung dan ramah.

9. Suka bekerja sama dengan orang lain.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

seorang ekstrovert adalah seorang yang lebih memandang dunia luar dari pada

(16)

2.3 Introvert

Introvert mempunyai arti tertutup, dengan istilah introvert adalah pribadi

yang mengarah pada pengalaman subyektif, memusatkan diri dalam dunia dalam

dan private, penyendiri, pendiam, tidak ramah dan anti sosial (Jung 1978). Pada

umunya orang introvert senang intropekstif dan sibuk dengan kehidupan internal mereka sendiri. Seorang introvert juga mengamati dunia luar, tetapi melakukannya secara selektif dan memakai pandangan mereka sendiri (Hall dan

Lindzey, 1978: 125). Dalam satu ujung dari dimensi kepribadian introversi

dengan karakteristik watak yang tenang, pendiam, penyendiri, suka termenung

dan seorang introvert lebih cenderung suka menghidari suatu resiko yang tidak

diinginkan (Lawrence A. Pervin, 1993: 302).

Menurut Carl G. Jung (1971: 373), orang-orang introvert adalah mereka yang terampil dalam melakukan perjalanan ke “dunia dalam”, yaitu diri mereka

sendiri. Individu introvert selalu mencoba memahami diri mereka sendiri dengan melakukan banyak perenungan dan berkontemplasi. Pada akhirnya menjadi orang

yang bisa memahami dirinya sendiri, cenderung mempunyai sifat berpendirian

keras, tidak mudah terpengaruh orang lain, dan lebih mengetahui apa yang

menjadi tujuan dalam hidupnya. Dalam penelitiannya pribadi introvert adalah sifat bawaan dasar dari seorang yang tertutup yang lebih senang menstimulasi

atau berdialog dengan dirinya sendiri. Pribadi introvert dapat dilihat dari kebiasaan dia sejak kecil, bila anak yang lain lebih aktif, senang beraktivitas,

(17)

di kamar atau ruangan tertutup. Namun seorang introvert tidak sepenuhnya senang menyendiri, hanya saja mereka lebih memilih untuk memiliki segelintir

teman dekat yang bisa mereka percaya untuk menceritakan tentang hal-hal yang

bersifat pribadi tentang dirinya.

Konsep ini muncul dari seorang ahli psikolog (Carl G. Jung, 1971: 373), dan

kini menjadi variable penting di berbagai tes kepribadian. Dengan

mengelompokan introvert sebagai kaum minoritas, walau kaum minor peranan

kaum introvert dalam kehidupan sosial sangat menonjol.

Menurut Hedges (http://library.binus.ac.id/) yang mengembangkan teori

Jung menyatakan bahwa terdapat karakteristik yang kompleks dengan seorang

tipe kepribadian introvert, antara lain:

1. Perhatiannya tertuju pada dunia dalam dirinya.

2. Mendapatkan energi dari dalam dirinya.

3. Menyaring ide dan isi pikiran dari dalam diri.

4. Cenderung berkomunikasi secara tulisan.

5. Berpikir terlebih dahulu sebelum berbicara.

6. Mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan dengan orang lain.

7. Mempunyai sifat tertutup.

8. Sulit beradaptasi dengan lingkungan baru.

9. Lebih senang bekerja sendiri.

Berdasarkan Pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

seorang introvert lebih berfokus pada diri sendiri, cenderung selalu mendengarkan

(18)

2.4 Sejarah Film

Pada abad ke 19 terlihat perkembangan yang pesat dari bentuk visual

sebagai budaya popular. Dunia Industri banyak memproduksi lentera

bergerak/diorama, buku kumpulan foto-foto, dan ilustrasi fiktif. Pada masa itu

pula berkembang jenis hiburan yang dapat dinikmati secara visual.

Awalnya ilmuwan menemukan fakta bahwa manusia sangat tertarik pada

sesuatu yang bergerak, namun tidak dapat jelas melihat jika pergerakan itu 16

gerakan perdetik. Pada tahun 1891 Thomas Alfa Edison dan seorang asisten

W.K.L.Dickson menemukan alat yang baik untuk menampilkan rol selulosa

dengan menggabungkan kinetograf (kamera) dan kinetoscope (alat untuk

melihat), alat ini digunakan untuk merekam dan memproduksi gambar.

Perekaman pertama kinetoscope terjadi ketika pegawai Edison yang bernama Fred

Ott berpura-pura bersin. Edison membangun studio film pertama di New Jersey

dan memulai pertunjukan film pertamanya pada tanggal 23 april 1896 di kota

New York, Amerika Serikat. (http://www.katailmu.com/)

Antoine Lumiere dan kedua anaknya memiliki pabrik material fotografi di

Lyons, Prancis. Setelah menyaksikan pertunjukan kinetoskop Edison saat, musim

panas tahun 1894, Antoine tertarik dan menyarankan kepada kedua anaknya Louis

dan Auguste untuk mengembangkan alat kinetoskop milik Edison tersebut

(Marselli Sumarno, 1996: 3). Mereka merancang sebuah alat yang

mengkombinasikan anatara kamera, alat yang mengkombinasikan antara kamera,

(19)

sinematograf. Mekanisme ini memungkinkan setiap frame dari film yang diputar

akan berhenti sesaat untuk disinari lampu proyektor, sehingga gambar tidak akan

tampak berkedip-kedip.

2.5 Film

Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk

menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu

tempat tertentu (Heru Effendy, 202: 134). Film juga merupakan sarana hiburan

yang sangat menyenangkan bagi masyarakat. Film juga menjadi media untuk

mendapatkan ilmu dan wawasan serta menjadi sarana efektif untuk proses

pembelajaran.

Heru Effendy (Heru Effendy, 2002: 132) berpendapat bahwa film adalah

gambaran teatrikal yang di produksi secara khusus untuk dipertunjukan di

gedung-gedung bioskop dan media televisi. Menurut (Wibowo, 2006: 196) bahwa

film adalah alat untuk menyampaikan pesan kepada khalayak melalui sebuah

media cerita. Film juga merupakan medium ekspresi artistic sebagai suatu alat

bagi para seniman dan insane perfilman dalam rangka mengutarakan

gagasan-gagasan dan ide cerita.

Menurut Peacok dalam bukunya The Art Moviemaking: Script to Screen

(2001: 1-3), film atau movie merupakan tampilan layar oleh kilatan pada layar

oleh kilatan atau flicker cahaya yang muncul sebanyak 24 gambar tiap detiknya dari lampu proyektor. Kejadian itu dapat dilihat oleh mata manusia hanya saja

(20)

tidak terlihat sedangkan yang muncul adalah pergerakan gambar halus. Fenomena

ini disebut persistence of vision.

Berdasarkan penjelasan di atas film sebagai media komunikasi yang ampuh

terhadap massa yang menjadi sasarannya, karena sifatnya yang audio visual yaitu

gambar dan suara. Dengan gambar dan suara, film mampu bercerita banyak dalam

waktu singkat dan mampu mempengaruhi audien.

Adapun juga film memiliki beberapa genre atau jenis. Genre adalah sebuah

metode untuk indetifikasi menentukan jenis dari film. Penggunaan genre dalam

sebuah film akan membuat daya tarik tersendiri bagi audien yang menontonnya,

beberapa genre-genre film antara lain:

1. Genre Aksi

Fim aksi biasanya termasuk film yang memakan banyak energi. Karena

dalam film aksi lebih menampilkan adengan-adengan penuh dengan

pertempuran, bela diri dan lain-lainya yang bersifat energetic.

2. Genre Drama

Film Drama lebih memiliki alur cerita tentang situasi kehidupan. Drama

lebih menekankan dalam pesan-pesan yang terkandung dalam film, sehingga

penonton bisa merasakan apa yang dirasakan didalam film tersebut.

3. Genre Komedi

Film komedi sengaja dirancang untuk menghibur dan membuat tawa bagi

para penontonya, dengan melebih-lebihkan situasi, bahasa, tindakan,

(21)

4. Genre Horor

Film horor dirancang untuk memberikan efek rasa takut. Film horor identik

dengan mahkluk halus atau setan yang dibuat di film selalu membuat

terkejut bagi para penontonya

5. Genre Perang

Film perang lebih menyajikan beberapa pertempuran atau sebuah

peperangan antar negara, identik dengan tentara, tank, pesawat tempur dan

biasanya cerita dibuat berdasarkan sejarah atau hanya imajinasi belaka.

6. Genre Thriller

Film thriller sendiri dapat diartikan sebagai film yang mendebarkan dan

biasanya berkisah tentang petualangan hidup seseorang atau pengalaman

buruk tertentu yang kadang berkaitan dengan pembunuhan.

7. Genre Fantasi

Konflik dari jenis film fantasi tidak terlalu berbeda dengan film yang lain.

Film fantasi dapat dibedakan dengan setting atau latar belakang serta tokoh

yang unik, yang tidak ada di dunia nyata.

8. Genre Sci Fi (Science Fiction)

Film Sci Fi mencakup tema-tema yang luas dan mempunyai unsur-unsur

cerita fiksi yang mempunyai ciri khusus yaitu elemen imajinasinya berkaitan

(22)

2.6 Film Pendek

Film pendek adalah film dengan durasi yang cukup pendek dengan waktu di

bawah 50 menit (Gotot Prakosa, 1997: 156). Meskipun banyak batasan lain yang

muncul dair berbagai pihak lain di dunia, akan tetapi batasan teknis ini lebih

banyak dipegang secara konvensi. Mengenai cara bertuturnya, Film pendek

memberikan kebebasan bagi para pembuatnya, sehingga bentuknya menjadi

sangat bervariasi.

Film pendek dapat saja hanya berdurasi 60 detik, yang penting ide dan

pemanfaatan media komunikasinya dapat berlangsung secara efektif. Dalam film

pendek yang menjadi menarik justru ketika variasi-variasi tersebut menciptakan

cara pandang baru tentang bentuk film secara umum dan kemudian memberikan

banyak sekali kontribusi bagi perkembangan sinema.

2.7 Mekanisme Produksi Karya Film

Mekanisme produksi film adalah sebuah proses yang lazim diterapkan

dalam proses pengerjaan film pada umumnya (Mabruri, 2010). Mekanisme

tersebut meliputi pra produksi, produksi dan pasca produksi. Persentase

pembagian pengerjaan karya film adalah 70% di bagian pra produksi, 20% dalam

tahap produksi sedangkan 10% tahap pasca produksi. Menurut Panca Javandalasta

(Javandalasta, 2011: 76) tahap pembuatan film secara teknis ada tiga tahap, yaitu

(23)

2.7.1 Proses Produksi

Proses produksi adalah tahapan persiapan yang menyangkut semua hal

sebelum proses produksi sebuah film, seperti pembuatan jawdal shooting, penyusunan crew, pembentukan cerita, penulisan skenario, pembuatan story board dan casting pemeran.

Ide adalah proses awal mula dari pembuatan sebuah film, pengertian ide

adalah gagasan sebuah cerita yang nantinya akan dituangkan menjadi sebuah

cerita dalam skenario. Menurut Elizabeth Lutters dalam bukunya Kunci Sukses Menulis Skenario (2004: 46-50), dijelaskan bahwa ide didapatkan dari kisah pribadi penulis, novel, cerpen, film lain yang diambil inti cerita dan diadaptasikan,

dan juga produser itu sendiri. Setelah ide mulai terbentuk, pastikan plot yang

digunakan bercabang atau lurus dan juga setting yang digunakan seperti apa.

Hampir sama seperti yang diungkapkan oleh Elizabeth Lutters, menurut Askurifal

Baksin dalam bukunya Membuat Film Indie Itu Gampang (2003: 62-65), ide dapat diperoleh dari pengalaman pribadi, percakapan sehari-hari, biografi

seseorang, komik, novel, music, olahraga, dan sastra.

Setelah ide kemudian naskah, naskah adalah pengembangan ide menjadi

sebuah synopsis. Menurut Elizabeth Lutters dalam bukunya Kunci Sukses Menulis Skenario (2004: 61), synopsis bukan hanya ringkasan cerita tetapi sebuah ikhtisar yang memuat semua data dan informasi dalam skenario. Penyusunan bagan cerita

dan kerangka tokoh, tokoh diberi karakteristik yang detail dari sifat, postur badan,

agama, latar belakang dan lain-lain. Karakter tokoh dibuat dengan detail. Naskah

(24)

Menurut Elizabeth Lutters dalam bukunya Kunci Sukses Menulis Skenario

(2004: 90), skenario adalah naskah cerita yang sudah lengkap dengan deskripsi

dan dialog, telah matang, dan siap digarap dengan bentuk visual. Skenario berisi

informasi-informasi seperti scene, nama pemeran, deskripsi visual, tokoh yang

berdialog, beat, dialog dan transisi.

Menurut Heru Effendy dalam bukunya mari membuat film (2002: 150),

storyboard adalah sejumlah sketsa yang menggambarkan aksi di dalam film, atau bagian khusus film yang disusun teratur pada papan buletin dan dilengkapi

dengan dialog yang sesuai waktunya atau deskripsi adegan. Storyboard adalah satu rangkaian ilustrasi-ilustrasi atau gambaran-gambaran yang dipertunjukkan di

dalam urutan untuk tujuan previsualizing satu grafik gerakan atau urutan media yang interaktif. Dalam pembuatan storyboard, sutradara dapat dibantu oleh seorang ilustrasi dan harus mengerti teknik-teknik pengambilan gambar.

Menurut Elizabeth Lutters di bukunya Kunci Sukses Menulis Skenario

(2004: 86), treatment adalah pengembangan cerita dari sebuah synopsis yang didalamnya berisi plot secara detail, dan cukup padat. Menurut Heru Effendy di

buku Mari Membuat Film (2002: 154), treatment adalah presentasi detail dari sebuah cerita sebuah film, namun belum berbentuk naskah. Treatment adalah satu potongan dari prosa, kartu-kartu peristiwa, pemandangan dan draft pertama dari satu cerita untuk film.

Umumnya disepakati lebih panjang dan lebih terperinci dibanding satu garis

(25)

menguraikan secara singkat tetapi mungkin meliputi rincian directorial gaya bahwa satu garis besar menghilangkan. Mereka terbaca seperti satu cerita pendek.

Setelah skenario selesai setiap scenenya dikembangkan menjadi shooting script yang menurut Heru Effendy di buku Mari Membuat Film (2002: 150), adalah pekerjaan akhir sebuah naskah film, membuat detail gambar satu persatu

dan memberi nomor urutan.

2.7.2 Produksi

Tahap produksi adalah proses eksekusi semua hal yang sebelumnya telah di

persiapkan pada proses pra produksi. Dalam proses ini kerja sama tim lebih di

utamakan untuk mempermudah melakukan produksi (film

http://www.frame-magz.com/)

Pada tahap ini sangat dibutuhkan pemahan dari ilmu sinematrografi.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:

1. Pengambilan Gambar (Shot)

Di dalam pembuatan film terdapat beberapa sudut pandang kamera yang

digunakan dan dibutuhkan pengambilan gambar dengan baik. Agar film

terlihat nyaman ketika di tonton. Berikut adalah beberapa contoh teknik

dalam pengambilan gambar atau shot, antara lain:

a. ELS (Extreme Long Shot)

Shot yang sangat jauh dengan menyajikan bidang pandangan yang sangat

luas. Objek utama dan objek lainnya nampak sangat kecil dari sudut

(26)

b. LS (Long Shot)

Pengambilan gambar objek utama secara keseluruhan, dari kepala sampai

kaki.

c. MLS (Medium Long Shot)

Pengambilan gambar yang menyajikan bidang pandangan yang lebih

dekat dari pada long shot, dengan objek utama biasanya di tampilkan dari

atas lutut sampai di atas lutut sampai di atas kepala.

d. MS (Medium Shot)

Menampilkan objek menjadi lebih besar dan dominan, objek manusia

ditampakkan dari atas pinggang sampai di atas kepala. Dengan latar

belakan masih nampak sebanding dengan objek utama.

e. MCU (Medium Close Up)

Pengambilan sudut pandang objek dari bagian dada sampai atas kepala.

MCU ini sering digunakan di acara televise, seperti acara berita.

f. CU (Close Up)

Pengambilan gambar dengan objek menjadi titik perhatian

utama, dengan sudut antara bahu sampai di atas kepala.

g. BCU (Big Close Up)

Shot yang menampilkan bagian tertentu dari tubuh manusia. Objek

mengisi seluruh layar dan jelas sekali detailnya, dengan sudut pandang

(27)

h. ECU (Extreme Close Up)

Shot yang menampilkan bagian tertentu dari objek manusia. Objek begitu

terlihat penuh di dalam gambar dan terlihat semakin detail, dengan sudut

pandang antara mata sampai ke bibir

2. Pergerakan Kamera

Pergerakan kamera adalah suatu usaha menciptakan gambar-gambar menarik

dengan disertai pergerakan kamera sebagai perkam objek dalam shot. Berikut

ini adalah jenis-jenis gerakan kamera yang dikenal dalam pembuatan video

atau film, yaitu: ( http://www.frame-magz.com/)

1. Panning

Teknik pengambilan gambar dengan cara menggerakkan kamera

mengikuti arah objek secara horizontal dari kanan ke kiri dan sebaliknya.

Gerakan teknik ini memberikan kesan dramatik ketika objek melakukan

gerakan lari. Misalnya ketika objek sedang berlari kamera mencoba

mengikuti pergerakan objek tetapi dengan posisi kamera tetap, seperti

seorang yang sedang menoleh ke kanan dan kiri.

2. Tilting

Tilt adalah teknik pengambilan gambar secara vertikal dari atas ke bawah

atau sebaliknya dari bawah ke atas. Sebagai contoh, Teknik ini dengan

cara mengarahkan kamera ke arah awan dan kamera turun secara perlahan

menuju kearah objek yang sedang dibawah. Kamera bergerak pada

(28)

3. Zoom

Zoom adalah gerakan kamera yang memungkinkan menangkap lebih dekat

subjek yang jauh. Bisa dari long shot ke medium shot, atau bahkan ke

closeup shot. Dijelaskan pula bahwa Zoom dapat menampilkan gambar

secara penuh atau full shot hingga close up tanpa menggerakkan kamera.

Berbeda dengan shot yang menggunakan dolly, zoom diatur melalui focal length pada kamera.

4. Tracking

Teknik dengan pengambilan gambar dengan cara menggerakkan kamera

kepada arah objek berada. Pergerakan kamera bisa menuju objek bidikan

atau melewati disampingnya. Contoh, seorang sedang berjalan menuju

suatu tempat dan pada saat itu kamera mengikuti pergerakan pemeran

sampai tujuannya.

3. Pencahayaan (Lighting)

Dalam produksi suatu film, pencahayaan atau lighting mempunyai peranan yang penting dalam pengambilan gambar. Dengan pengaturan lighting yang tepat, dapat memberikan efek positif atau negative terhadap sebuah objek

yang di shoot. Dalam lighting Bambang Semhedi dalam bukunya

(29)

1. Kualitas cahaya

Kualitas cahaya diukur dengan ketajamannya, bukan ditinjau dari

intensitasnya. Oleh karena itu, para juru lampu (light engineer) membagi kualitas cahaya menjadi berikut:

a. Cahaya yang sangat tajam (hard light). Disebut dengan cahaya keras yang dihasilkan dari sumber dahaya dengan intensitas yang tinggi,

cahaya lebih bersifat spot. Mengahasilkan kekontarasan yang tinggi dan bayangan terlihat begitu tajam.

b. Cahaya lunak (soft light). Disebut juga cahaya yang lembut karena dihasilkan dari sumber terpendar dan halus. Biasanya cahaya yang

dipancarkan adalah flood dan dibarengi dengan filter atau elemen

penghalus cahaya. Kontras yang dihasilkan lebih tipis sehingga

bayangan yang dihasilkan terlihat sedikit pudar.

c. Cahaya sangat lunak (ultra soft light). Cahaya jenis ini biasanya didapatkan dengan cara meempatkan diffuser atau penggunaan reflector yang lunak (kain, dan lain-lain), dengan harapan agar gambar

akan tampak lebih halus.

2. Intensitas cahaya

Intensitas cahaya adalah besaran pokok fisika untuk mengukur daya yang

dipancarkan oleh suatu sumber cahaya pada arah tertentu. Dalam bidang

optika dan fotometri (fotografi), kemampuan mata manusia hanya sensitive

(30)

dalam besaran pokok. Untuk itu perlu adanya teknik penempatan sumber

cahaya yang dibagi menjadi lima golongan, yaitu:

1. Key Light

Pencahayaan utama yang di arahkan pada objek. Key light merupakan sumber pencahayaan paling dominan. Dalam pencahayaan, key light

ditempatkan pada sudut 45 derajat diatas subjek.

2. Fill Light

Fill light adalah cahaya pengisi yang digunakan untuk menghilangkan bayangan objek yang disebabkan oleh key light. Fill light ditempatkan berseberangan dengan objek yang mempunyai jarak yang sama

dengan key light.

3. Back Light

Pencahayaan dari arah belakang, berfungsi untuk memberikan dimensi

agar objek tidak menyatu dengan latar belakang. Pencahayaan ini

diletakan 45 derajat di belakang objek. Intensitas pencahayaan back light sangat tergantung dari pencahayaan key light dan fill light, dan tentu saja tergantung pada objeknya. Misalnya, back light untuk orang beramput pirang akan sedikit berbeda dengan pencahayaan untuk

orang dengan warna rambut hitam.

4. Background Light

Merupakan cahaya yang digunakan untuk menerangi latar belakang

model, dengan maksud untuk menghilangkan cahaya yang jatuh di

(31)

2.7.3 Pasca Produksi

Pasca produksi merupakan salah satu tahap akhir dari proses pembuatan

film. Tahap ini dilakukan setelah produksi film selesai. Menurut Naratama dibuku

menjadi Sutradara Televisi (2004: 64), pasca produksi adalah penyelesaian akhir dari produksi. Pada tahap ini terdapat beberapa aktivitas seperti editing atau cut to cut proses ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan mood berdasarkan konsep cerita.

Editing adalah usaha merapikan dan membuat sebuah tayangan film menjadi lebih berguna dan enak ditonton. Tentunya editing film ini dapat dilakukan jika bahan dasarnya berupa shot dan unsure pendunkung seperti voice,

sound effet, dan musik. Selain itu, dalam kegiatan editing seorang editor harus betul-betul mampu menata ulang potongan-potongan gambar yang diambil oleh

juru kamera. Leo Nardi berpendapat editing film adalah merencanakan dan memilih serta menyusun kembali potongan gambar yang diambil oleh juru kamera

untuk disiarkan kepada masyarakat (Nardi, 1977: 47).

Selain itu, J.M. Peters menyatakan bahwa yang dimaksud dengan editing

film adalah mengkombinasikan atau memisah-misahkan rangkaian film sehingga

tercapai sintesis atau analisis dari bahan yang diambil. Demikian dengan editing,

film sintesis atau sutradara televisi dapat menghidupkan cerita, menjernihkan

suatu gambar, dan menyatakan ide-ide dalam cerita atau dapat menimbulkan rasa

haru pada penonton. (http://library.binus.ac.id/)

(32)

secara tampilan gambar, dinamis dan juga menarik (Bambang Semhedi, 2011:

87). Beberapa jenis software untuk mengedit film antara lain seperti: 1. Windows Movie Maker.

Editing juga merupakan mengurutkan gambar, sehingga gambar akan

mampu bercerita. Pada prinsipnya, bercerita menggunakan gambar terdapat dua

hal (Bambang Semhedi, 2011: 94), yaitu:

1. Gambar yang bergerak wajar harus ditampilkan secara utuh sehingga

ceritanya berjalan wajar

2. Jika terdapat gambar yang tidak bergerak, maka disitulah editor mempunyai

kesempatan untuk menyingkat waktu cerita tanpa harus memutuskan alur

cerita, dengan melakukan penyambungan gambar ke gambar selanjutnya

melalui transisi dan lain-lain.

Dari penjelasan tersebut, bahwa disamping pentingnya penyusunan film,

perlu adanya penyisipan potongan-potangan penting dalam film untuk membuat

film itu bercerita. Berikut adalah jenis-jenis editing dalam film, yaitu:

1. Editing continuitas

(33)

lainnya, dimana aksi yang diperlihatkan bukan merupakan bagian dari shot

sebelumnya. Suatu rangkain dari sambungan yang sesuai boleh terdiri

berbagai angle yang berbeda, namun gambar harus memperlihatkan

kesinambungan pergerakan gambar, ketika subjek berpindah posisi maupun

arah harus disambung bersama.

2. Editing kompilasi

Film berita dan film jenis dokumenter mengenai survey, laporan, analisa

dokumentasi, sejarah atau laporan perjalanan, umumnya menggunakan

editing kompilasi karena sifat snapshot yang cukup menarik dari informasi

visual, ini semua dihubungkan oleh narasi yang berkesinambungan. Narasi

suara menggerakkan gambar dan akan sedikit maknanya jika gambar tanpa

penjelasan suara. Editing kompilasi ini akan sedikit menemui masalah karena

semua shot menggambarkan apa yang terdengar atau narasi.

Menurut Bambang Semhedi dalam bukunya Sinematografi-Videografi. Suatu Pengantar (2011: 97-100) editing terbagi menjadi beberapa pendekatan, yaitu:

1. Cut on Shot

Editor berperan sangat besar di dalam menciptakan alur cerita agar jajaran

gambar yang dibuatnya bisa bercerita seperti yang diharapkan. Editor dituntut

mempunyai kemampuan kreativitas yang bisa memainkan emosi penonton,

sementara untuk menambah informasi, setelah gambar selesai diedit,

(34)

2. Cut on Sound

Editing jenis ini sangat mengandalkan shooting script dan editor bertugas untuk menyambung gambar berdasar suara yang telah direkam,

seumpamanya suara dialog atau suara lain, dan mungkin termasuk suara

musik. Setelah suara yang telah terekam oleh juru kamera disambung sesuai

urutannya, editor tinggal memasukan stock shoot berupa insert atau cut away

untuk menghilangkan gambar-gambar jumping. Setelah itu, editor tinggal membuat transisi-transisi sesuai yang dituntut oleh alur cerita. Cut on sound

biasanya dilakukan untuk editing film/video cerita dan film/video music,

khususnya klip.

3. Thematic Editing

Thematic editing adalah editing berdasarkan tema yang ada. Thematic editing

tidak mengharuskan seluruh shoot terjajar rapi tanpa jumping, namun sebaliknya, gambar boleh jumping, komposisi gambar boleh tidak sesuai dengan temanya. Cirri thematic editing ialah shoot-nya relative pendek, tidak menggambarkan suatu alur cerita, namun mengetengahkan potongan gambar

sesuai temanya, dan hanya tampak mengemukakan perasaan atau ide saja.

Oleh karena itu, baik iklan video, ataupun video clips banyak shoot yang

jumping, namun tetap enak ditonton dan terkadang hanya menonjolkan ilustrasi atau lagu pengiringnya.

4. Pararel Editing

(35)

dengan penyambungan dua buah peristiwa secara bolak-balik, artinya

beberapa saat muncul sebuah tampilan serangkaian adegan di suatu tempat,

dan tiba-tiba tersambung dengan adegan di tempat lain, dan dilakukan

berkali-kali. Hal ini akan memberi kesan kepada penonton bahwa dua

peristiwa yang sedang berlangsung secara bersamaan waktunya. Contohnya

adalah seorang ibu sedang masak di rumah, dan tiba-tiba disambung dengan

seorang anak kecil yang sedang bermain di halaman, kembali lagi ke dalam

rumah dengan gambar sang ibu sedang memasak, dan kembali lagi ke

anaknya yang sedang bermain. Hal itu akan memberikan kesan, selama ibu

dari anak tersebut sedang memasak di dalam rumah, anaknya sedang bermain

di halaman. Itulah yang disebut pararel editing, yang member kesan dua peristiwa yang berlangsung di tempat berbeda namun dalam waktu yang

bersamaan.

5. Linear/Nonlinear Editing

Liniear editing adalah editing dengan menggunakan dua atau lebih cassette

berisi raw material atau bahan yang akan di edit. Biasanya menggunakan dua buah cassette. Cassette pertama disebut sebagai roll A, dan cassette kedua disebut roll B. Roll A berisi bahan baku utama seperti dialog atau shoot-shoot

pokok, sementara roll B berisi bahan gambar berupa insert atau cut away.

Pada praktiknya, editing dengan cara liniear harus selalu mengganti cassette

dari mesin editing secara bergantian sesuai kebutuhan. Sementara untuk

(36)

pokok dan juga seluruh stock shoot berupa insert dan cut away sudah tersedia atau terekam didalam hard disk, sehingga pekerjaan editing menjadi lebih mudah. Jadi editing yang dilakukan menggunakan computer sekarang ini bisa

disebat nonliniear editing.

6. On/Off Line Editing

Istilah on line editing dimaksud sebagai cara editing menggunakan seluruh jalur atau track yang sudah komplit (termasuk ilustrasi, narasi, efek, colour corrections, dan lain-lain) sehingga hasil editing sudah final atau langsung bisa ditayangkan. Sedangkan off line editing adalah editing untuk menyambung raw material atau bahan dasar sehingga hasilnya masih berupa bahan setengah jadi, karena masih perlu penambahan berbagai bahan lain,

seperti sound effect, video effect, ilustrasi, transisi, mungkin perlu penambahan credit title dan lain-lain.

7. Cut Motivation

Terdapat beberapa cut yang ditawarkan oleh perangkat lunak (software) saat ini, namun sebagai sineas yang memahami berbagai motivasi, perlu juga

mengetahui motivasi setiap cut. Hal ini sangat penting mengingat setiap cut

yang ditampilkan, akan member kesan tersendiri bagi penonton. Dari

beberapa perangkat lunak (software), dikenal jenis-jenis cut, di antaranya adalah sebagai berikut:

(37)

b. Wipe, yaitu bentuk cut yang menyapu, baik secara vertikal maupun horizontal.

c. Super imposed, yaitu jenis cut yang menumpukkan gambar satu dengan lainnya. Artinya, setiap akan berakhirnya cut tertentu. Sudah menumpukkan gambar shoot berikutnya beberapa saat. Perlahan-lahan gambar shoot awal menghilang seiring dengan semakin jelasnya gambar awal shoot berikutnya.

d. Dissolve, yaitu jenis cut yang disambung dengan cara menghilangkan secara cepat akhir dari sebuah shoot, dan secara cepat pula diganti dengan awal shoot berikutnya.

e. Fade in-fade out, yaitu jenis cut yang disambung dengan cara menghilangkan secara perlahan akhir dari sebuah shoot, sampai benar-benar hilang dan layar tampak hitam, dan layar tampak hitam beberapa

saat, dan disambung dengan munculnya secara perlahan awal shoot yang berikutnya.

Beberapa ini adalah beberapa motivasi dalam cut:

a. Cut to cut: untuk memberikan kesan kejadiannyaberlangsungpada waktu yang sama atau berurutan.

b. Wipe: untuk memberikan kesan kejadian yang berlangsung pada waktu yang sama, tetapi berlainan waktu atau beralih kepada topik/materi lain.

c. Super imposed: untuk memberikan kesan dua kejadian berlangsung bersamaan waktu, walaupun berbeda tempat, atau member kesan

(38)

d. Dissolve: untuk memberikan kesan perbedaan tempat, perbedaan waktu dan mungkin perbedaan materi/topik.

(39)

Pada BAB III ini akan dijelaskan tentang metodologi dan perancangan karya

dalam proses pembuatan film pendek introvert bergenre drama dengan

menggunakan teknik live shoot. Di Indonesia, berbagai jenis film sudah mulai

merebak. Film pendek merupakan salah satu jenis film yang sedang tersorot

dalam beberapa tahun ini. Tidak kalah hebatnya dengan film maker profesional

pada umumnya, banyak generasi muda Indonesia, khususnya kota-kota besar

sudah mulai antusias dalam mencari, menyaksikan, bahkan membuat film pendek.

Dunia perfilman khususnya film pendek Indonesia, memang patut

diapresiasikan oleh masyarakat lokal, karena film pendek merupakan bentuk

kreasi para seniman dan pecinta film yang menghargai kultur masyarakat

Indonesia yang saat ini cenderung suka dengan kultur instan. Bukti besar lagi,

film pendek juga sebagai bukti nyata bahwa generasi muda Indonesia saat ini

mampu berkarya untuk memajukan dunia perfilman nasional melalui ajang

festival yang diadakan oleh lembaga dalam maupun luar negeri. Mereka kini

sudah mulai berlomba untuk bersaing dalam membuat dan mengikuti berbagai

festival-festival film pendek. (http://library.umn.ac.id/)

Mengacu pada pemakaian film pendek tersebut, maka jenis penelitian ini

adalah penelitian terapan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif.

(40)

3.1 Metodologi Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan gabungan dari metode-metode yang ada.

Menurut Moh. Nazir, Ph.D (2009: 26) dalam bukunya yang berjudul Metode

Penelitian, metode penelitian dibedakan dalam 2 jenis, yaitu penelitian dasar

(basic research) dan penelitin terapan (applied research).

Jenis penelitian yang digunakan dalan Tugas Akhir ini adalah penelitian

terapan dimana penyelidikan yang hati-hati, sistematik dan terus menerus

terhadap suatu masalah dengan tujuan untuk digunakan dengan segera untuk

menyelesaikan masalah. Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini menggunakan

metode penelitian kualitatif.

Metode kualitatif ini sesuai untuk metode pada Tugas Akhir ini karena

metode ini digunakan sebagai dasar pemikiran untuk memecahkan masalah dari

literature-literatur.

Berdasarkan dari penjelasan di atas, metode yang digunakan adalah:

1. Kepustakaan

Beberapa sumber/buku yang penulis gunakan dalam menyelesaikan Tugas

Akhir ini diantaranya:

a. Hall, Calvin S & Lindzey, Gardner. (1978). Theories of Personality.

Psikologi Kepribadian 1 : Teori-Teori Psikodinamik. Yogyakarta :

Kanisius.

b. Hall, Calvin S & Lindzey, Gardner. (1978). Theories of Personality.

Psikologi Kepribadian 3 : Teori-Teori Psikodinamik. Yogyakarta :

(41)

c. Pratista, Himawan. (2008). Memahami Film. Yogyakarta : Homerian

Pustaka

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah, sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara dapat memperoleh informasi secara akurat dari narasumber

langsung. Sebagai data primer yang digunakan untuk metode wawancara. Prof.

Dr. Soekidjo Notoatmodjo (2012: 139) dalam bukunya yang berjudul Metodologi

Penelitian Kesehatan beliau menjelaskan bahwa wawancara/Interview adalah

suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti

mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari seseorang sasaran

penelitian (Responden), atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang

tersebut (face to face).

Nama: sucipto mawardi Umur: 23 thn

(42)

Berikut ini cerita yang dilontarkan oleh sucipto sebagai narasumber pada

wawancara sebagai berikut:

Aku punya sepupu yang kerjanya di rumah saja.

Semenjak tamat sekolah dia jadi pemurung dan tidak punya teman.

Dia curhat padaku. Dia bilang, dia ga bisa hidup tanpa teman, karena semua dia

ekspresikan pada teman-temanya, dan dengan teman rasanya dia bisa tertawa. dia

rindu sekali dengan masa sekolahnya dulu. Tapi dia ga berani untuk memulai

pertemanan baru. Karena dia merasa orang-orang tidak akan bisa berteman seperti

teman sekolahnya. Dia memang sulit bergaul. Dia berusaha mengelak dengan

mensugesti diri "ah buat apa saling berinteraksi dengan manusia". Dia punya

jejaring sosial, dia kadang envy melihat teman sekolahnya (yang tidak dekat)

sudah menemukan teman baru. Mereka berinteraksi lewat fb/twitter. Dia envy

sekali, kadang itu membuat dia ingin mencari teman baru, tapi lagi-lagi rasa

pesimis itu datang. Itu membuatnya jadi serba salah, sekarang dia kesepian, tapi

juga cemas memikirkan bagaimana kalau dia mulai bergaul. Ohiya, ada juga

teman yang dia ingin sekali menjadi sepertinya. Pintar, pintar, dan pintar. Selain

pintar temannya juga punya banyak sahabat. Itu membuat dia envy dan ingin

merasakan seperti temannya yang bahagia itu. Sementara posisinya sekarang

bukanlah apa-apa. Dia sadar itu membuatnya terlihat tidak bersyukur, dia

mencoba untuk bersyukur, ikhlas, dia sholat, tapi tetap saja merasa sedih karena

merindukan masa-masa sekolahnya. Karena jujur saja dia tidak punya teman di

rumah. Kadang aku juga menghiburnya tapi rasanya sia-sia. Padahal dulu dia

(43)

kelamaan, ada sesuatu dlm pikirannya yang entah dtg darimana katanya. "Kenapa

saya harus bahagia dengan membahagiakan orang lain? Kenapa saya harus merasa

bangga jika saya berhasil? Kenapa saya harus tertawa?" Yang dia sendiri juga

takut akan pemikiran itu. Dia jadi sulit menghibur diri karena "kenapa saya harus

tertawa?" Hidupnya jadi datar, sedikit saja dia ingin tertawa pemikiran itu datang

membuatnya terdiam seketika. Dia juga jadi sulit berkonsentrasi, pelupa, stress,

dll. Dia pernah hang out pergi memancing, ke salon, jalan2 (bersama orang tua

dan sepupu) tapi perasaan itu ga hilang2. Semuanya terasa hambar. Aku kaget saat

dia cerita seperti itu, karena dilihat dari luar dia tampak baik2 saja. dulu ceria

sekali, walaupun tdk banyak bicara. Dalam cerita pada wawancara di atas bisa

diartikan penyebab atau masalah yang terjadi oleh orang introvert.

Bisa dijelaskan pada pengertian Eysenck yang membahas tentang tingkah

laku yang dihubungkan dengan perbedaan-perbedaan individual dan rangkaian

kesatuan ekstrovert dan introvert. Jadi berdasarkan atas jiwanya manusia dapat

digolongkan menjadi dua tipe, yaitu:

a. Tipe kepribadian ektrovert

Eysenck (Atkinson, 1993: 370) mengemukakan bahwa seseoarang yang

memiliki tipe kecenderungan ektrovert akan memiliki karateristik sabagai berikut:

Mereka tergolong orang yang ramah, suka bergaul, menyukai pesta, memiliki

banyak teman, selalu membutuhkan orang lain untuk diajak berbicara, dan

menyukai segala bentuk kerja sama. Mereka tidak jarang selalu mengambil

kesempatan yang datang pada mereka, tidak jarang menonjolkan diri, dan sering

(44)

meledak-ledak. Individu ekstrovert menyukai lelucon, mereka cepat tanggap

dalam menjawab pertanyaan yang ditujukan padanya serta menyukai perubahan.

Mereka individu yang periang dan tidak terlalu memusingkan suatu masalah,

optimis dan ceria. Mereka lebih suka melakukan kegiatan dari pada berdiam diri,

cenderung agresif, mudah hilang kesabaran, kadangkadang kurang dapat

mengontrol perasaannya dengan baik, kadang-kadang mereka juga tidakl dapat

dipercaya. Menurut Jung, orang ektrovert dipenggaruhi oleh dunia obyektif, diluar

dirinya. Orientasi tertuju pada: pikiran, perasaan terdasarnya terutama ditentukan

oleh lingkungan. Baik lingkungan sosial atau non sosial. (Suryabrata, 2003: 292)

b. Tipe kepribadian introvert

Sebaliknya, sesorang yang memiliki kecenderungan introvert akan

memilikikarateristik antara lain: mereka tidak banyak bicara, malu-malu, mawas

diri, suka membaca dibanding bergaul dengan orang lain. Mereka cenderung

menjaga jarakkecuali dengan teman dekat mereka. Memiliki rencana sebelum

melakukan sesuatu serta tidak percaya faktor kebetulan. Mereka juga tidak

menyukai suasana keramaian, selalu memikirkan maslah sehari-hari secara serius

serta menyukai keteraturan dalam kehidupan. Individu introvert dapat mengontrol

perasaan mereka dengan baik, jarang berperilaku agresif, tidak mudah hilang

kesabaran. Mereka merupakan orang bisa dipercaya, sedikt pesimistis, dan

menetapkan standar etis yang tinggi dalam hidup. Eysenck (Atkinson, 1993: 371)

Sedangkan orang introvert menurut Jung tidak dipenggaruhi oleh dunia obyektif,

(45)

terdasarnya terutama ditentukan dari dalam dirinya sendiri bukan ditentukan oleh

lingkungan. (Suryabrata, 2003: 292).

2. Studi Literatur

Merupakan beberapa buku dan website internet yang digunakan dalam

menyelesaikan Tugas Akhir ini yaitu:

1. Psikologi Kepribadian 3 Teori-Teori Sifat Dan Behavioristik oleh Calvin

S. Hall & Gardner Lindzey. Berisi tentang definisi kepribadian.

2. Pratista, Himawan. (2008). Memahami Film. Yogyakarta : Homerian

Pustaka.

3. The Art of Moviemaking : Script to Screen 2001 oleh Richard Beck

Peacock yang secara garis besar berisi tentang etika dan estetika

pembuatan film atau cerita dalam video.

3. Studi Eksisting

Untuk memperdalam ide dan konsep diwujudkan dalam bentuk karya di

Tugas Akhir ini, penulis telah melakukan kajian terhadap beberapa karya film

diantaranya:

1. Pr[u]ecious

Pr[u]ecious adalah sebuah film pendek karya dari Tuan Nona Production, dan

disutradarai oleh Aradea Adisudarma. Pr[u]ecious menyajikan film drama

tentang seorang yang memiliki kepribadian introvert. Dimana karakter, latar

belakang dan alur cerita yang terdapat dalam film pendek Pr[u]ecious ini

dapat teraplikasikan dengan baik sebagai sebuah karya film. Dengan akhir

(46)

pesan-pesan moral bagaimana seorang yang memiliki kepribadian introvert

sesungguhnya tidak bisa dipandang sebelah mata hanya karena mereka

terlihat seperti orang aneh.

Gambar 3.1 Pr[u]ecious

(Sumber: google.co.id)

Tabel 3.1 Analisis Kekurangan dan kelebihan film “Pr[u]ecious

Kekurangan Kelebihan

• Pergerakan kamera yang kurang

begitu fokus dan perpindahan

setiap scene terlalu berlebihan.

• Tokoh pemeran utama mampu

memerankan sosok introvert dengan

baik.

• Dari segi cerita serta penokohan dapat

teraplikasikan dengan baik dan warna

dalam film ini begitu cocok dengan apa

(47)

Berdasarkan studi eksisting dari film Pr[U]ecious dan cerita yang digunakan

untuk pembuatan film pendek bergenre drama berjudul “Inilah Aku” dengan

penggabungan unsur liveshoot dan pewarnaan yang dramatis ini dapat diketahui

melalui STP. STP dari kedua film dijelaskan dalam tabel 3.2 analisis STP.

Tabel 3.2 Analisis STP (Segmenting, Targeting, Positioning)

STP Pr[U]ecious

Segmentasi

&

Targeting

Geografis - Ukuran kota: kota besar

- Letak kota: Tengah kota

Demografis

- usia: 18 – 30 tahun

- Gender:

laki-laki, perempuan

- Pendidikan:

Pelajar, Mahasiswa, Sarjana

Psikografis

Film pendek Pr[u]ecious diposisikan sebagai film drama dengan contoh seseorang yang memiliki kepribadian introvert

Dari analisis STP film Pr[u]ecious dapat disimpulkan bahwa pembuatan film

diperlukan beberapa hal yang berkaitan dengan jenis atau bentuk film itu

sendiri. Film yang baik mempunyai ciri dimana konsep yang dituju dapat

diterima penonton sehingga cerita yang dibuat dapat dimengerti. Selain itu

dapat disimpulkan bahwa suatu film harus mampu mempresentasikan isi

(48)

antar keduanya seimbang agar terlihat nyata dan tidak kaku. Dengan jelasnya

target pasar serta penempatan film maka konsep tersebut dapat diterima oleh

penikmatnya sesuai dengan tujuan film itu dibuat.

3.2.1 Metodologi Perancangan

Pengerjaan tugas akhir ini berawal dari ide dan konsep yang telah tersusun

rapi sejak dari ide yang bertemu dengan hasil studi literatur dan studi eksisting.

Kemudian diolah menjadi treatment dan storyboard yang menjadi acuan dalam

pembuatan film ini.

Setelah selesai, dilakukan casting pemeran dilanjutkan pemilihan kostum.

Selain itu pencarian setting lokasi. Setelah itu maka dilakukan syuting dan

pengambilan audio.

Saat rangkaian syuting selesai maka tiba ke proses editing. Proses editing

melewati beberapa tahap mulai dari pemberian pewarnaan gambar/tone dan

penambahan sound di dalamnya.

3.2.2 Keyword

Dalam analisis ini dilakukan analisa dari target pasar dan tujuan film

berjudul “Inilah Aku” ini dibuat. Untuk menentukan konsep karya maka akan

dilakukan penelitian terdahulu untuk merujuk ke satu point kunci (keyword),

analisis ini berguna untuk mencari keyword yang kemudian akan diterapkan

(49)

Tabel 3.3 Analisis Keyword

Dari analisa keyword pada tabel 3.3 maka hasilnya adalah menggunakan keyword

Ketakutan. Analisa ini sesuai dengan kelas sosial yang akan menjadi landasan

tema dalam film ini yaitu kehidupan Introvert. Dalam pewarnaan sebuah film

dapat menimbulkan ciri khas sebuah film. Analisis pewarnaan dalam film pendek

“Inilah Aku” ini sesuai pada analisis keyword yaitu kesengsaraan. Berdasarkan

pemilihan pewarnaan pada analisis keyword tabel 3.3 didapatkan pewarnaan

(50)

3.3 Pra Produksi

Dalam tahapan pra produksi disiapkan berbagai perencanaan dan peralatan

shooting diantaranya:

1. Anggaran

Pada tahapan budgeting/anggaran dilakukan untuk merumuskan dan

merencanakan pengeluaran yang terjadi pada tahap produksi.

2. Crew

Pemilihan crew dilakukan untuk membantu pelancaran proses produksi

3. Penyusunan Materi

Tahap ini dilakukan untuk mematangkan konsep dan ide. Sehingga

membantu dalam proses produksi dan pasca produksi. Yang didalamnya

terdapat study literatur dan study perbandingan.

4. Persiapan peralatan

Tahap ini dilakukan untuk mempersiapkan peralatan shooting dan

mempermudah dalam pengambilan gambar.

3.3.1 Ide dan Konsep Cerita

Berawal dari penulis melihat kehidupan saat ini banyaknya realita sosial

yang ada didalam kehidupan sehari-hari, Latar belakang kepribadian salah satu

kelas sosial yang akan penulis ambil, maka timbul keinginan penulis untuk

membuat sebuah karya film pendek bertemakan kehidupan seorang yang memiliki

(51)

Ide muncul berawal dari realita kehidupan seorang yang memiliki

kepribadian introvert, yaitu banyaknya masyarakat yang tidak begitu paham

tentang sosok pribadi introvert, pribadi introvert bahkan selalu dikucilkan dari

lingkungannya, banyak yang menganggap mereka sebagai orang yang aneh dan

bahkan mereka dianggap sebagai orang yang tidak mempunyai tujuan hidup.

Maka film pendek yang berjudul “inilah Aku” ini akan di produksi untuk

memberikan contoh positif kehidupan orang yang memiliki kepribadian introvert

yang disalah pahami banyak orang, arti judul film pendek ini di ibaratkan jangan

melihat pribadi orang dari luarnya saja tetapi lihat pribadi orang dari dalamnya

juga dan jangan pernah selalu meremehkan orang lain. Yang dimaksudkan oleh

penulis adalah perjuangan seorang introvert yang ingin menunjukan bahwa

dirinya mampu berguna di mata orang lain dan tidak ingin diremehkan lagi. Dan

penulis berharap mampu menyampaikan pesan berupa kesabaran dan keinginan

yang kuat.

Menggunakan 1 tokoh utama seorang mahasiswa yang memiliki

kepribadian introvert bernama Fikri, agar penjiwaan peran muncul pada film ini.

Dalam pembuatan film pendek berjudul Inilah Aku, ada beberapa pesan moral

yang ingin disampaikan oleh penulis kepada masyarakat nantinya, antara lain:

1. Jangan memandang rendah seseorang dengan mudahnya, pandang seseorang

dari hatinya.

2. Kesabaran adalah kunci utama dalam hidup, tetap semangat meskipun selalu

(52)

3. Berbuatlah yang baik dan hindarilah yang buruk, itu sudah menjadi sosok

laki-laki.

Penulis disini membuat karya film pendek dengan pengambilan gambar

teknik liveshot, karena film pendek dengan teknik liveshot dapat lebih mudah

dipahami oleh masyarakat awam nilai-nilai pesan moral yang akan disampaikan

daripada dengan media animasi. Penulis ingin membuktikan bahwa para sineas

lokal tidak kalah dan mampu menghasilkan karya yang baik dan layak dinikmati

masyarakat Indonesia.

Pada proses syuting berlangsung untuk mengambil adegan karakter yang

akan dimainkan dalam film, penulis dalam melakukan liveshot tidak

menggunakan kamera video pada umumnya, tapi penulis menggunakan kamera

DSLR dalam pengambilan gambar.

Keuntungan dari pengambilan video shooting dengan menggunakan kamera

DSLR adalah:

1. Fitur video dapat merekam hingga kualitas HD, sehingga menghindari

gambar yang pecah karena resolusi yang kecil.

2. Fokus kamera DSLR dapat dirubah sesuai keinginan penulis.

3. Lensa kamera DSLR lebih variatif dan mudah di dapat.

4. ISO yang tinggi antara 100-6400, menjadikan kamera DSLR lebih sensitif

(53)

3.3.2 Sinopsis

Sinopsis merupakan pengembangan ide cerita. Susunan sinopsis merupakan

acuan dalam pembuatan skenario. Pada sinopsis, mulai terdapat pengembangan

cerita, tokoh utama dan setting. Sinopsis Tugas Akhir film pendek berjudul

“Inilah Aku” ini adalah:

Bercerita tentang seorang yang memiliki kepribadian introvert, dan dia

adalah seorang mahasiswa STIKOM yang bernama Fikri. Setiap perkuliahan

berlangsung Fikri selalu menyendiri di dalam kelas, dia terlihat sibuk dengan

urusannya sendiri dan tidak memperdulikan keramaian disekitarnya. Setiap

harinya pun seperti itu, Fikiri selalu menyendiri dan sibuk dengan apa yang

dilakukannya sendiri di dalam kelas. Meskipun beberapa temannya menyapanya,

Fikiri hanya terlihat biasa saja dan hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

Dalam setiap perkuliahan selesai Fikri langsung pulang begitu saja dan tidak

pernah berkumpul dengan teman-temannya. Fikri cenderung suka menyendiri di

dalam kamarnya dan sibuk dengan apa yang dia lakukan.

Pada suatu saat dalam perkuliahan ada seorang wanita yang bernama Linda

sedang menulis resume pelajaran. Pada saat itu tinta bolpoin Linda habis dan dia

dalam kebingungan karena tidak bisa menulis resume pelajaran. Seketika itu Fikri

terlihat kasihan dengan Linda yang sedang kebingungan dan akhirnya Fikri

meminjamkan bolpoinnya secara tiba-tiba kepada Linda. Hal tersebut membuat

Linda begitu takjub dan beterima kasih kepada Fikri, karena Fikri yang dikenal

selama ini adalah orang yang pendiam dan cuek dengan sekelilingnya. Sejak saat

(54)

lebih terbuka dengan orang lain. Setiap harinya mereka selalu menghabiskan

waktu bersama, dan selalu membuka diri tentang hidupnya satu sama lain. Pada

akhirnya Fikri terlihat begitu suka dengan Linda yang mau berteman dengannya

dan menerima Fikri dengan apa adannya. Beberapa hari setelah mereka selalu

bersama, seketika itu Fikri terlihat jatuh cinta dengan Linda, tetapi Fikri malu

untuk menyatakan cintannya dengan Linda.

Pada suatu saat tanpa disengaja Fikri melihat Linda sedang

berbincang-bincang dengan seorang laki-laki lain dan pada akhirnya Fikri terlihat begitu

cemburu karena orang yang dicintainnya begitu mengecewakannya. Pada

akhirnnya Fikri jarang masuk kuliah, setiap sms maupun telepon dari Linda tidak

pernah dihiraukannya sedikit pun. Fikri dengan perasaan kecewanya mematikan

handphonenya agar Linda tidak dapat mengubunginya lagi dan setelah kejadian

itu Firkri kembali dengan kehidupannya yang cuek dan pendiam seperti dulunya.

Akhrinya sekian lama berselang Fikri kembali masuk kuliah dan saat itu dia tidak

melihat Linda di dalam kelas. Beberapa hari kemudian di saat perkuliahan, Fikri

tidak pernah melihat Linda sama sekali dan pada akhirnya Fikri memberanikan

diri untuk bertanya kepada temannnya mengenai Linda yang tidak pernah masuk

kuliah. Saat itu Fikri begitu terkejut dengan apa yang disampaikan oleh temannya,

bahwa Linda telah meninggal dunia karena bermasalah dengan penyakit yang di

deritannya. Saat itu pula Fikri begitu sangat menyesal, akhirnya saat itu juga Fikri

menyalakan handphonenya yang selama beberapa hari dia matikan karena masih

kecewa dengan Linda dan Fikri begitu terkejut setelah mendapati pesan-pesan

(55)

Fikri tidak ketahui. Dengan menyesal Fikri datang ke makam Linda dan meminta

maaf tentang apa yang Fikri lakukan selama ini. Fikri terlihat begitu murung dan

bersedih setiap harinya, suatu ketika Fikri membaca pesan-pesan dari Linda dan

ada satu pesan yang belum dibaca oleh Fikri. Fikri terkejut dengan pesan tersebut

bahwa sampai detik-detik akhir dalam pesannya, Linda mampu memberikan

semangat kepada Fikri. Pada akhirnya Fikri terlihat begitu gembira dan senang

dengan kehidupannya saat ini.

3.3.3 Skenario

Berikut skenario film pendek “Inilah Aku” dan selebihnya disertakan dalam

lampiran:

Gambar 3.2: Scene 1-2 (Sumber: Olahan peneliti)

Scenario Film Pendek Inilah Aku dengan scene 1 menjelaskan kepada aktor

untuk berjalan dari luar dan masuk kedalam gedung, untuk selanjutnya

(56)

Gambar 3.3: Scene 3-4 (Sumber: Olahan peneliti)

Scene 3 menjelaskan kepada aktor untuk masuk kedalam kelas dan langsung

menuju bangku bagian paling belakang dan scene 4 aktor menuju keluar

kelas lalu menuju ke tempat parkir motor.

3.3.4 StoryBoard

Berikut storyboard film pendek “inilah Aku” dan selebihnya disertakan

dalam lapiran:

Gambar 3.4: Storyboard Scene 1-2 (Sumber: Olahan peneliti)

Scene 1-2 menjelaskan bagaimana pergerakan untuk pemeran. Scene 1

pemeran utama berjalan menuju ke dalam kelas. Scene 2 pemeran utama

(57)

Gambar 3.5: Storyboard Scene 3-4 (Sumber: Olahan peneliti)

Dari gambar scene 3-4 melaukan aktifitas menggambar dan berjalan pulang

menuju ke tempat kos. Pemeran harus melakukan adegan sesuai dalam

storyboad tersebut.

Gambar 3.6: Storyboard Scene 5-6 (Sumber: Olahan peneliti)

Scene 5 menjelaskan pemeran sedang bersantai di dalam kamar kos dan

beberapa saat kemudian scene 6 pemeran melakukan aktifitas menggambar

sesuai dengan cerita.

3.3.5 Pemeran

Karakter yang digunakan di film pendek berjudul “Inilah Aku” antara lain:

1. Pemeran utama Laki-Laki sebagai seorang Mahasiswa adalah Fikri berusia 22

(58)

2. Pemeran kedua Perempuan sebagai seorang Mahasiswi adalah Linda berusia

21 tahun.

3.4 Produksi

Untuk meminimalkan dana dan waktu, produksi dilakukan selama 12 hari di

4 tempat yang berbeda. Proses syuting pertama dilakukan di kampus STIKOM

Surabaya, kemudian dilanjutkan syuting di Kedung Baruk Utara Surabaya untuk

pengambilan adegan Fikri kembali ke kosnya, lalu di warung dekat STIKOM

Surabaya untuk pengambilan Fikri menyediri dengan kesibukannya, dan yang

terakhir di STIKOM Surabaya untuk pengambilan adegan-adegan akhir film.

3.5 Publikasi

Setelah selesai mengolah seluruh hasil film, maka penulis melakukan

publikasi. Media yang digunakan penulis untuk publikasi adalah poster dan DVD.

Kemudian diimplementasikan ke dalam bentuk cetak berupa poster dan DVD.

Poster disebar lewat sosial media dan forum-forum mahasiswa sehingga dirasa

bisa menarik simpati publik. Berikut konsep dan sketsa dari desain publikasi dari

(59)

1. Poster

Gambar 3.7: Poster Film Inilah Aku (Gambar: Olahan Peneliti)

a. Konsep poster

Penulis menggunakan konsep pada poster dengan menampilkan peran

utama dan pewarnaan yang sesuai dengan analisis keyword, serta

pemberian background yang mampu menjelaskan sosok introvert. Hal ini

dimaksudkan agar poster dapat mewakili film dan penonton menjadi

tertarik untuk melihatnya.

2. Cover DVD

(60)

Gambar 3.8: Cover DVD Film Inilah Aku (Gambar: Olahan Peneliti)

3. Sampul cover DVD

a. Sampul cover DVD

Gambar

gambar yang dibuatnya bisa bercerita seperti yang diharapkan. Editor dituntut
gambar berdasar
gambar shoot awal menghilang seiring dengan semakin jelasnya gambar
Gambar 3.1 Pr[u]ecious
+7

Referensi

Dokumen terkait

Film pendek adalah bentuk film alternatif yang memiliki durasi tayang tidak lebih dari 30 menit. Film pendek bukan merupakan reduksi dari film dengan cerita panjang, atau

Impian adalah proses untuk membina dan merancang masa depan sesuai apa yang mereka inginkan dengan segala daya dan upaya, apapun yang terjadi harus tercapai dengan penuh

Dalam teknis penggarapan untuk sebuah film pendek yang mengangkat tema olahraga bisa menjadi boomerang sendiri bagi sutradara, dimana dalam prosesnya membutuhkan

Film yang bercerita tentang dua pasangan yang saling mencintai ini diposisikan sebagai karya un- tuk menambah genre film pendek di indonesia. Alur

split screen yang merupakan teknik efek dalam editing sebuah film. Teknik split Screen

Ide adalah proses awal mula dari pembuatan sebuah film, pengertian ide adalah gagasan sebuah cerita yang nantinya akan dituangkan menjadi sebuah cerita dalam

Diakses melalui (http://www.hukumonline.com) dijelaskan definisi Film menurut UU 8/1992 yang merupakan karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa

Pemilihan backsound untuk film pendek ini harus sesuai dengan film yang akan di produksi, penulis memilih backsound dari artis ibukota TonyQ Rastafara yang berjudul