SKRIPSI
PENGARUH PROFITABILITAS DAN RASIO LEVERAGE KEUANGAN
TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MAKANAN
DAN MINUMAN TERBUKA DI INDONESIA
OLEH:
DANIEL ACHYAR
080503263
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi saya yang berjudul, “PENGARUH PROFITABILITAS DAN
RASIO LEVERAGE TERHADAP RETURN SAHAM PADA
PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN TERBUKA DI
INDONESIA" adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai
tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau
dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika
penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, 11 oktober 2013
Yang membuat pernyataan
NIM: 080503263 DANIEL ACHYAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas dan Leverage
Keuangan Terhadap Return Saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman Terbuka di Indonesia” ini ditujukan sebagai salah satu syarat dalam rangka
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program S1 Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa terselesainya penyusunan skripsi ini tidak terlepas
dari bantuan, bimbingan, dukungan, petunjuk, dan saran dari semua pihak. Untuk
itu, penulis dengan segala kerendahan hati ingin mengucapkan puji dan syukur
kepada Allah SWT yang telah memeberikan kesempatan dalam penyelesaian
skripsi ini dan banyak terima kasih kepada kedua orang tua saya yaitu Alm Prof
Dr Dayan Dawood MA dan Cut Nurlela yang telah memeberikan doa dan kasih
sayangnya kepada saya dan pihak-pihak pihak yang telah membantu dalam
penyusunan skripsi ini khususnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA. selaku Dekan
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., dan Bapak Drs.
Hotmal Ja’far, M.M. Ak selaku Ketua dan Sekretaris Departemen
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M.,
Ak., selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Keulana Erwin, SE MSi Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak memberikan bantuan berupa bimbingan dan arahan sehingga
peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak, selaku Dosen Pembaca dan
Penilai yang telah membantu saya untuk memberikan penilaian terhadap
hasil skripsi saya ini.
6. Pacar saya tercinta Drg. Syarifah Magfirah Almahdaly yang telah
memeberi semangat dalam penyelesaian skripsi ini dan teman-teman saya
dan seluruh Crew Team Sebu Tuning Racing Team yang telah mensupport
saya dalam penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari terdapat banyak kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
Medan,11 Oktober 2013
Penulis
ABSTRAK
PENGARUH PROFITABILITAS DAN RASIO LEVERAGE
KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN
MAKANAN DAN MINUMAN TERBUKA DI INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh rasio keuangan Profitabilitas dan Rasio Leverage Keuangan Terhadap Return Saham pada perusahaan makanan dan minuman terbuka di indonesia yaitu Pada variabel independen adalah Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE),dan Debt to Total Assets (DTA), dan pada variabel dependen nya adalah Return Saham.
Metode penelitian yang digunakan adalah asosiatif dengan metode pengambilan sampel dari 16 perusahaan makanan dan minuman sebagai objek penelitian selama 3 tahun. Data yang digunakan adalah data skunder yang diperoleh dari situs www.idx.co.id. Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah uji asumsi klasik dan selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, uji t, dan uji F.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas dan Leverage tidak berpengaruh terhadap return saham baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan makanan dan minuman terbuka di indonesia. Nilai adjusted R square adalah -0,028 atau -2,8% variasi dari return saham yang dapat dijelaskan oleh variasi dari profitabilitas dan leverage dan sisanya sebesar 1,037% dijelaskan oleh faktor-faktor lain.
Kata Kunci : Profitabilitas, Leverage, Return Saham , Return on Assets,
ABSTRACT
EFFECT OF PROFITABILITY AND FINANCIAL LEVERAGE RATIOS AND STOCK RETURNS ON OPEN COMPANY FOOD AND
BEVERAGE IN INDONESIA
The purpose of this research is to find the effect of Profitability and Financial Leverage Ratios and Stock Return on food and beverage open company in indonesia,in the independent variable is the Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), and Debt to Total Assets (DTA), and in dependent variable is the return stock,
The reasearch method used in this reasearch is associative with the sampling method of 16 food and beverage companies as an object of research for 3 years. The data used are secondary data obtained from the site www.idx.co.id. The process of data analysis start with classical assumption and hypothesis test. Reasearch Hypothesis are tested using multiple linear regression analysis, t test, and F test
The results shows that the profitability and Leverage had no effect on stock return both partially or simultaneously on food and beverage open company in Indonesia. Adjusted R square value is -0.028 or -2.8% is the variation of stock returns can be explained by variation of profitability and leverage and the remaining 1.037% is explained by other factors.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 8
1.3 Tujuan Penelitian ... 9
1.4 Manfaat Penelitian ... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoritis ... 11
2.3 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 23
2.4 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ... 28
2.4.1 Kerangka Konseptual ... 28
2.4.2 Hipotesis ... 30
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 31
3.2 Populasi dan Sampel ... 31
3.3 Jenis dan Sumber Data ... 33
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 33
3.5 Definisi Operasional variable ... 33
3.5.1 Variable Independen ... 33
3.5.2 Variable Dependen ... 34
3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 36
3.6.1.1 Uji Normalitas ... 37
3.6.1.2 Uji Heterokasiditas ... 37
3.6.1.3 Uji Multikolinearlitas ... 37
3.6.1.4 Uji Autokorelasi ... 38
3.6.2 Pengujian Hipotesis ... 38
3.6.2.1 Uji Simultan ... 39
3.6.2.2 Uji parsial ... 39
3.7 Jadwal Penelitian ... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Data Penelitian ... 41
4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 46
4.2.1 Statistik Deskriptif ... 47
4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 48
4.2.2.1 Uji Normalitas ... 49
4.2.2.2 Uji Heterokedasitas ... 53
4.2.2.3 Uji Multikolinearitas ... 55
4.2.2.4 Uji Autokorelasi ... 57
4.3 Pengujian Hipotesis ... 58
4.3.1 Uji t (t-test) ... 59
4.3.2 Uji F (ANOVA) ... 64
4.4 Analisis Regresi ... 66
4.5 Hasil Penelitian ... 68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 73
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 79
5.3 Saran ... 79
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 25
Tabel 3.1 Daftar Pemilihan Sampel ... 32
Tabel 3.2 Data Penelitian ... 33
Tabel 3.3 Definisi Operasional Variabel ... 35
Tabel 3.4 Jadwal Penelitian ... 40
Tabel 4.1 Nilai Angka ... 41
Tabel 4.2 Statistic Deskriptif... 47
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas ... 50
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinieritas ... 56
Tabel 4.5 Model Summaryb ... 57
Tabel 4.6 Model Summaryb ... 58
Tabel 4.7 Uji t ... 60
Tabel 4.8 ANOVA ... 65
DAFTAR GAMBAR
Nama Judul Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Nama Judul Halaman
Lampiran I Daftar Pemilihan Sampel ... 84
Lampiran ii Data Penelitian ... 85
Lampiran iii Nilai Angka ... 86
Lampiran iv Deskriptif Statistik ... 88
Lampiran v Histogram ... 89
Lampiran vi Normal P-P Plot of Regression standardisized Residual ... 90
Lampiran vii One Sample Kolmogrov Smirnov Test ... 90
Lampiran viii Coefficient ... 91
Lampiran ix scatterplot ... 91
Lampiran x Model Summary ... 92
Lampiran xi ANOVA ... 92
Lampiran xii Uji t ... 93
Lampiran xiii Tabel t ... 94
ABSTRAK
PENGARUH PROFITABILITAS DAN RASIO LEVERAGE
KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN
MAKANAN DAN MINUMAN TERBUKA DI INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh rasio keuangan Profitabilitas dan Rasio Leverage Keuangan Terhadap Return Saham pada perusahaan makanan dan minuman terbuka di indonesia yaitu Pada variabel independen adalah Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE),dan Debt to Total Assets (DTA), dan pada variabel dependen nya adalah Return Saham.
Metode penelitian yang digunakan adalah asosiatif dengan metode pengambilan sampel dari 16 perusahaan makanan dan minuman sebagai objek penelitian selama 3 tahun. Data yang digunakan adalah data skunder yang diperoleh dari situs www.idx.co.id. Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah uji asumsi klasik dan selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, uji t, dan uji F.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas dan Leverage tidak berpengaruh terhadap return saham baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan makanan dan minuman terbuka di indonesia. Nilai adjusted R square adalah -0,028 atau -2,8% variasi dari return saham yang dapat dijelaskan oleh variasi dari profitabilitas dan leverage dan sisanya sebesar 1,037% dijelaskan oleh faktor-faktor lain.
Kata Kunci : Profitabilitas, Leverage, Return Saham , Return on Assets,
ABSTRACT
EFFECT OF PROFITABILITY AND FINANCIAL LEVERAGE RATIOS AND STOCK RETURNS ON OPEN COMPANY FOOD AND
BEVERAGE IN INDONESIA
The purpose of this research is to find the effect of Profitability and Financial Leverage Ratios and Stock Return on food and beverage open company in indonesia,in the independent variable is the Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), and Debt to Total Assets (DTA), and in dependent variable is the return stock,
The reasearch method used in this reasearch is associative with the sampling method of 16 food and beverage companies as an object of research for 3 years. The data used are secondary data obtained from the site www.idx.co.id. The process of data analysis start with classical assumption and hypothesis test. Reasearch Hypothesis are tested using multiple linear regression analysis, t test, and F test
The results shows that the profitability and Leverage had no effect on stock return both partially or simultaneously on food and beverage open company in Indonesia. Adjusted R square value is -0.028 or -2.8% is the variation of stock returns can be explained by variation of profitability and leverage and the remaining 1.037% is explained by other factors.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar belakang masalah
Dalam menghadapi perkembangan ekonomi global, setiap perusahaan
dituntut agar dapat bersaing dengan baik dan optimal guna menjaga kelangsungan
dan berkembangnya selain diluar tujuan utamanya untuk memperoleh keuntungan.
Hal tersebut dapat berjalan sesuai apabila perusahaan dikelola dengan baik oleh
manajemen perusahaan itu sendiri, sehingga apa yang menjadi tujuan dasar dari
perusahaan itu dapat lebih terarah dan berjalan sesuai dengan apa yang menjadi
tujuan utama dari perusahaan tersebut, sehingga perusahaan dapat berjalan sesuai
arah tujuan yang sudah ditentukan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya
diukur dari laba yang diperoleh saja, kelangsungan dan berkembangnya
perusahaan juga menjadi suatu ukuran berhasil atau tidaknya perusahaan.
Pasar modal adalah sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan
penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan
dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek (UUD pasar modal no 8 1995) dalam sejarah pasar modal indonesia
kegiatan jual beli dimulai pada abad ke Sembilan belas, pada tanggal 14 desember
1936 Amsterdam effectenbueuers mendirikan cabang bursa efek di batavia, di tingkat asia bursa batavia tersebut merupakan yang tertua keempat setelah
Bombay ,Hongkong dan Tokyo pada zaman penjajahan sekitar abad ke Sembilan
diperdagangkan adalah saham dan obligasi perusahaan/perkebunan belanda yang
beroperasi di Indonesia, obligasi yang diterbitkan pemerintah, sertifikat
perusahaan-perusahaan amerika yang diterbitkan oleh kantor administrasi di
negeri belanda serta efek perusahaan belanda lainnya, pada saat zaman perang
dunia kedua keadaan suhu politik di eropa menghangat dengan memuncaknya
kekuasaan adolf hitler, melihat keadaan pada saat itu pemerintah Hindia Belanda
mengambil kebijakan untukmemusatkan perdagangan efek-efeknya di Batavia
serta menutup bursa efek di Surabaya dan di semarang namunsecara keseluruhan
kegiatan perdagangan efek ditutup dan dikeluarkan peraturan yang menyatakan
bahwa semua efek-efek harus disimpan dalam bank yang ditunjuk oleh Hindia
belanda,penutupan ketiga bursa efek tersebut berdampak sangat mengganggu
likuiditas efek,menyulitkan para pemilik efek dan berakibat pula pada
penutupankantor-kantor pialang serta pemutusan hubungan kerja selain itu banyak
perusahaan dan perseorangan yang enggan menanam di modal di Indonesia, pada
saat zaman orde baru setahun setelah pemerintahan belanda mengakui kedaulatan
RI, tepatnya pada tahun 1950, obligasi republic Indonesia dikeluarkan oleh
pemerintah, ini menandai mulai aktif kembali pasar modal di Indonesia, dengan
diterbitkannya Undang-undang Darurat 1951, yang kelak ditetapkan sebagai
undang-undang darurat no 13 tentang bursa efek, Pemerintah RI membuka
kembali bursa efek di jakrata pada 31 juni 1952 setelah berhenti selama 12 tahun,
sejak itu bursa efek berkembang sangat pesat meskipun efek yang diperdagangkan
adalah efek yang dikeluarkan sebelum perang dunia dua, aktivitas ini semakin
berturut-turut pada tahun 1954, 1955 dan 1956, para pembeli obligasi banyak dari warga
Negara belanda, namun keadaan ini hanya berlangsung sampai pada tahun 1958
karena pada saat itu terlihat kelesuan dan kemunduran perdagangan di bursa, hal
tersebut diakibatkan politik konfrontasi yang dilancarkan pemerintah RI terhadap
Belanda sehingga mengganggu hubungan ekonomi kedua Negara tersebut dan
mengakibatkan banyak warga Negara belanda meninggalkan Indonesia,
perkembangan tersebut makin parah sejalan dengan memburuknya hubungan RI
dengan Belanda mengenai sengketa di irian jaya dan memuncaknya aksi
pengambilalihan semua perusahaan belanda di Indonesia, sesuai dengan
undang-undangnasioanalisasi perusahaan belanda pada tahun 1960, yaitu larangan bagi
bursa efek Indonesia untuk memperdagangkan semua efekperusahaan belanda
yang beroperasi di Indonesia, pada saat itu tingkat inflasi cukup tinggi sehingga
mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap pasar uang dan pasar modal
sehingga mata uang rupiah mencapai puncakknya pada tahun 1966, penurunan ini
mengakibatkan nilai nominal saham dan obligasi menjadi rendah, sehingga tidak
menarik para investor, langkah demi langkah pemerintahan orde baru
menegembalikan kepercayaan rakyat terhadap nilai mata uang rupiah, di samping
pengarahan dan dari masyarakat melalui tabungan dan deposito dan pemerintah
terus membentuk pasar modal, pada era tahun 1977 sampai dengan 1987 yang
merupakan periode suram bagi pasar modal Indonesia, karena dalam kurun waktu
tersebut hanya masih terdapat dua puluh empat perusahaan yang menawarkan
saham dan 3 perusahaan yang menawarkan obligasidengan jumlah dana hanya
investor asing untuk berpatisipasi di pasar modal Indonesia dengan pemilikan
saham perusahaan hingga 40% dari saham yang tercatat di bursa, di era tahun
1991 hingga tahun 1995 pemerintah mengadakan perubahan secara fundamental
yaitu dengan memisahkan fungsi BAPEPAM yang sebelumnya bertindak selaku
pengawas dan sekaligus penyelenggara bursa efek hanya menjadi pengawas bursa
efek, pada era tahun 1996 merupakan peristiwa penting yang sangat menetukan
arah perjalananan pasarmodal di masa akan dating dan diberlakukan
undang-undang pasar modal, pada era 1997, krisis moneter melanda negaara-negara asia
termasuk Indonesia, krisisi moneter ini dimulai dari penurunan nilai mata uang
negara terhadap dolar amerika, penurunan ini disebbkan karena spekulasi dari
perdagangan valuta asing, kurang percayanya masyarakat terhadap nilai mata
uang negaranya sendiri bahkan kurang kuatnya pondasi perokonomian pada era
tahun 2000 pada era ini perdagangan tidak mengenal lagi saham dalam ujud fisik,
karena semua saham tercatata dalam catatan elektronik yang disebut rekening
efek, pada era tahun 2002 pada era ini BEI menerapkan perdagangan jarak jauh
dengan host to host order routing interface system dimana BEI menyediakan aplikasi interface bagi anggota bursa, aplikasi ini akan menghubungkan BOFIS(Broekerage office information system) anggota bursa dengan system perdagangan BEI, pada era tahun 2006 setelah sempat jatuh ke sekitar 300 poin
pada saat krisis, BEI mencatata rekor tertinggi baru pada tahun 2006 setelah
mencapai 1500 poin dikeranakan adanya sentiment dilantiknya presiden baru, dan
pada tahun 2007 bursa efek jakarta dan bursa efek Surabaya melakukan
era saat ini perkembangan pasar modal di Indonesia mengalami peningkatan yang
sangat pesat terutama setelah pemerintah melakukan berbagai regulasi di bidang
keuangan dan perbankan termasuk pasar modal, para pelaku pasar modal telah
menyadari bahwa perdagangan efek dapat memberikan return yang cukup baik bagi mereka, dan sekaligus memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian
Negara Indonesia (Sri 2012).
Melalui pasar modal, para investor bisa melakukan investatasi di beberapa
perusahaan melalui pembelian surat berharga yang ditawarkan atau
diperdagangkan di pasar modal. Sementara itu, perusahaan yang disebut sebagai
emiten dapat memeperoleh dana yang dibutuhkan dengan menwarkan surat-surat
berharga tersebut. Instrument yang ditawarkan melalui pasar modal adalah
instrument yang berbentuk surat-surat berharaga securities atau efek. Instrument ini dibagi atas dua kelompok besar, yaitu instrument kepemilikan, seperti saham
dan instrument hutang seperti obligasi perusahaan (Sri 2012). Portfolio adalah
istilah keuangan yang menunjukan koleksi investasi yang dimiliki oleh
perusahaan investasi, lembaga keuangan atau individu (Markowitz 1952).
Investasi secara portofolio di pasar modal ada dua kepentingan, yaitu (1)
Investasi dengan membeli instrumen-instrumen di pasar modal dan (2) Investasi
secara langsung, yaitu terlibat langsung dalam proses pendirian perusahaan (Sri
2012), perusahaan yang sudah go public akan terdaftar di bursa efek, kemudian surat berhargayang sudah di daftar di bursa efek akan dijual kepada investor,
instrument-instrumen yang diperdagangkan di Bursa efek Indonesia adalah saham, bukti
right, waran, obligasi, dan obligasi konversi (Sri, 2012). Sejak tahun 1995 sistem perdagangan di bursa efek Indonesia sudah menggunakan computer. System yang
paling sangat tergolong modern dunia ini adalah the Jakarta Automated Trading Sytem (JATS) (www.idx.co.id)
Pada tahun 2009 industri makanan dan minuman akan menurunkan harga produknya, karena pada saat itu harga bahan baku telah mencapai keseimbangan baru. Berdasarkan pengamatan GAPMMI (Gabungan Pengusahaa Makanan dan Minuman), penurunan harga masih berasal dari bahan baku dalam negeri, seperti ayam dan telur. Sementara bahan pangan impor AS meningkat tajam, terkait depresiasi rupiah. Sedangkan harga bahan baku yang berasal dari Australia, seperti susu dan daging, tidak melonjak signifikan (Ade-okezone).
Industri makanan dan minuman di dalam negeri diperkirakan mengalami
pertumbuhan 10 persen pada 2010. Pada tahun 2009, pertumbuhan industri
tersebut hanya 6 persen hal ini disebabkan karena pada saat itu harga makanan
dan minuman impor lebih murah dibandingkan dengan harga makan dan
minuman dalam negeri. Walaupun d tahun 2010 implementasi perjanjian
perdagangan bebas ASEAN-China (ASEAN-China Free Trade Agreement/ ACFTA) mulai berjalan, industri makanan dan minuman tetap optimistis akan
tetap tumbuh, meningkatnya pertumbuhan industri makanan dan minuman
tersebut didorong oleh meningkatnya daya beli masyarakat yang sempat menurut
selama krisis global 2008-2009. Ditahun 2010 gaji pengawai negeri sipil (PNS)
naik, sedangkan laju inflasi lebih kecil di bawah 6 persen, sehingga daya beli
konsumen akan meningkat (Sandra Karina-okezone). Sementara itu, pendapatan
per kapita tahun 2008 sebesar Rp 19.147,2 ribu, tahun 2009 sebesar Rp 20.962,2
ribu, dan untuk tahun 2010 menjadi sebesar 23.975,2 ribu atau ada kenaikan
Isu di tahun ini ekspor makanan dan minuman ke Amerika Serikat (AS) dan Eropa masih relatif kecil, namun krisis yang terjadi di dua wilayah itu tetap harus diwaspadai karena bisa mempengaruhi pertumbuhan industri. Pertumbuhan industri makanan dan minuman nasional pada tahun depan tidak akan melebihi 10 persen. Tetap ada pertumbuhan, tapi tidak sebesar tahun ini. Ekspor makanan dan minuman ke Eropa saat ini sekira USD200 juta. Sedangkan ke AS lebih besar dari itu. Ekspor ke Jepang juga relatif kecil, Saat ini, lanjutnya, produsen makanan dan minuman nasional tengah membidik pasar ekspor baru seperti Timur Tengah danAfrika. Untuk itu dibutuhkan adanya inovasi produk sehingga bisa memenuhi kebutuhan negara tujuan ekspor.Saat ini indonesia berupaya ekspor ke Timur Tengah dan Afrika. (Eko Budiono /Sindo/ade - okezone).
Persamaan ketentuan-ketentuan hukum di berbagai negara bisa menjadi
sebuah faktor, karena suatu negara akan mengikuti model negara lain hal ini
berkaitan dengan institusi hukum baru agar mendapatkan akumulasi modal.
Mengalirnya dana-dana ini diiringi dengan tuntutan suatu ketentuan pasar modal
yang komprehensif (Bismar. 2006). Kinerja suatu perusahaan dapat dianalisis
dengan menggunakan rasio keuangan rasio yang digunakan dalam penelitian ini
adalah rasio profitabilitas dan rasio leverage. Semakin besar profitabilitas.
Semakin tinggi rasio profitabilitas maka semakin besar pula kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba (Abdullah, 2005). Bagi para investor,
informasi dari laporan keuangan bisa digunakan sebagai dasar untuk pengambilan
keputusan, karena analisis fundamental menyimpulkan bahwa nilai suatu saham
sangat dipengaruhi oleh kinerja dari perusahaan (anoraga 2003). Agar tujuan pasar modal bisa lebih efisien dan jujur adalah dengan cara melakukan
keterbukaan, agar dapat memberi jaminan perlindungan terhadap investor (Bismar
2006). Pada penelitian ini untuk mengukur profitabilitas tersebut peneliti
menjalankan aktivitasnya juga. Penggunaan hutang yang besar dan semakin tinggi
pada perusahaan akan mempengaruhi terhadap tingkat keuntungan yang diperoleh
oleh investor, karena semakin besar penggunaan hutang maka akan semakin besar
juga beban bunga yang harus ditanggung sehingga mengurangi tingkat
keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dan akan berdampak pada return yang diperoleh investor. Tingkat penggunaan hutang pada perusahaan disebut
dengan isitilah Leverage. Rasio leverage ini adalah untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Pada penelitian
menggunakan rasio keuangan DTA (Debt to Total Assets) .( Horne 2001)
Berdasarkan uraian diatas dan adanya ketertarikan peneliti untuk
melanjutkan penelitian sebelumnya yang bertujuan untuk melihat konsisten hasil
padapenelitian terdahulu. Maka peneliti memilih judul: Pengaruh Profitabilitas
dan Rasio Leverage Keuangan terhadap Return Saham Pada Perusahaan
Makanan dan Minuman Terbuka Di Indonesia.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasar latar belakang masalah yg diuraikan diatas, maka peneliti dalam
hal ini merumuskan masalah yang akan dibahas sebagai berikut:
Apakah ada pengaruh yang signififikan dari ROA,ROE dan DTA terhadapa Return Saham pada perusahaan makanan dan minuman terbuka di Indonesia. Berikut
adalah hubungan Rasio keuangan yang diindikasikan dengan ROA (X1), ROE
- ROA tidak signifikan terhadap Return saham karena jika terjadi kenaikan 1% ROA tidak akan mendorong kenaikan return saham. Dengan asumsi variabel lain tetap (variabel sama dengan nol). Rasio
ini digunakan sebagai pengukur efektivitas keseluruhan dalam
menghasilkan laba melalui aktiva yang tersedia, daya untuk
menghasilkan laba dari modal yang di investasikan (horne,2001)
- ROE signifikan terhadap return saham karena jika ROE ditingkatkan sebesar 1%, maka return saham akan mengalami penurunan. Rasio ini digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal
sendiri (horne,2001)
- DTA tidak signifikan terhadap return saham karena jika terjadi kenaikan 1% DTA akan mendorong kenaikan return saham. Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah aktiva yang dibiayai
perusahaan oleh hutang (Horne,2001)
1.3 Tujuan penelitian
Tujuan penulis mengadakan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan
menambah wawasan serta pola piker dalam menganalisis Return saham dan faktor yang mempengaruhinya.
2. Bagi Perusahaan
Penelitian ini memiliki manfaat sebagai masukan dan referensi dalam
menganalisis kinerja perusahaan dan menentukan kebijakan keuangan perusahaan,
khususnya sebagai masukan untuk meningkatkan performance perusahaan, karena dengan performance yang semakin bagus akan menarik minat investor terhadap saham perusahaan tersebut.
3. Bagi Pihak Lain
Penelitian ini guna memberikan pemikiran dan informasi bagi berbagai
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka teoritis
Di dalam kerangka teoritas ini berisi tentang penjelasan-penjelasan tentang
landasan teori mengenai return saham,analisi fundamental dan teknikal, rasio keuangan, analisis rasio keuangan, jenis-jenis rasio keuangan, variabel penelitian
yang mempengaruhi, literatur penelitian terdahulu yang mendukung, kerangka
pemikiran yang melandasi proses penelitian, dan hipotesis penelitian yang
dikemukakan.
2.1.1 Return saham
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan
seseorang atau badan dalam suatu perusahaan (Fakhruddin, 2001), saham dibagi
atas 2 bagian (Fakhruddin 2001):
1. Saham biasa, saham biasa ini merupakan jenis efek yang mnempatkan
pemiliknya paling akhir terhadap pembagian dividen, dan hak atas
aharta kekayaan perusahaaan apabila perusahaaan tersebut dilikuidasi
(Fakhruddin 2001)
2. Saham preferen, saham preferen merupakan saham yang memiliki
karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, diberikan hak
untuk mendapatkan dividend an atau bagian kekayaan pada saat
perusahaaan dilikuidasi lebih dahulu dari saham biasa (Fakhruddin
Jika kita ingin bermain saham yang benar, ada beberapa teknik yang harus
diperhatikan yaitu (Sri 2012):
- Harus mempelajari dengan seksama pengelola saham dari suatu
perusahaan yang akan kita beli agar kerugian dapat diminimalisir,
ketika saham akan dijual
- Manfaat data-data keuangan yang sudah diaudit oleh Bapepam
- Pilih jenis saham yang blue chip, yaitu saham dari perusahaan besar yang memiliki pendapatan stabil dan libilitas dalam jumlah yang tidak
terlalu banyak. Saham blue chip biasanya memberikan dividen secara regular.
Pada dasarnya membeli saham tidak ada batasan minimal jumlah dan yamg
dibutuhkan. Dalam perdagangan saham, jumlah yang diperjualbelikan dilakukan
dalam satuan perdagangan yang disebut lot, di Bursa efek satu lot sama dengan
500 lembar saham (Sunaryah 2000). Sebagai contoh Harga Saham PT Datara corp
Tbk Rp 1000, maka dana minimal yang diperlukan untuk 1 lot saham tersebut
sebesar Rp 1000x500 lembar+ Rp 500.000.
Dalam perdagangan saham terdapat beberapa komponen biaya yang harus
ditanggung oleh pemodal, yaitu (Sunaryah 2000):
1. Nilai pemebelian saham + Komisi Pialang + PPn 10%
2. Nilai penjualan saham + komisi pialang + PPn 10% + pajak transaksi
3. Besarnya komosi pialang setinggitingginya adalahb 1% tetapi pada
(untuk transaksi jual pemodal masih dikenakan PPH atas penjualan saham
sebesar 0,1% dari nilai transaksi)
Di bursa efek Indonesia terdapat juga jakarta Islamic indeks yang merupakan
saham yang memenuhi criteria syariah yang ditetapkan dewan syariah
nasionaldalam prinsip syariah, penyertaan modal dilakukan pada
perusahaan-perusahaan yang tidak melanggar prinsip-prinsip syariah, seperti bidang
perjudian,riba, memproduksi makanan dan minuman haram dan sebagainya yang
dilarang dalam ilmu islam syariah (djoko 2010). Jakarta Islamic index digunakan
sebagai tolok ukur untuk mengukur kinerja suatu investasi pada saham berbasis
syariah
Return Saham adalah hasil yang diperoleh dari investasi. Return bisa berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang (Jogiyanto, 2003)
Return saham dibagi menjadi dua yaitu
a. Return realisasi adalah return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data history. Return realisasi sangatlah penting karena digunakan sebagai alat pengukur kinerja perusahaan. Return history berguna sebagai dasar penetuan return ekspektasi dan risiko di masa mendatang. (jogiyanto, 2003)
Harga saham di bursa efek ditentukan oeh kekuatan permintaan dan
penawaran, pada saat permintaan saham meningkat, maka harga saham tersebut
akan meningkat. Dan sebaliknya apabila pada saat penawarn saham meningkat,
maka harga saham akan menurun, market price merupkan harga pada harga riil dan merupakan harga yang paling mudah karena merupakan pasar saham yang
berlangsung dan pasar yang yang sudah ditutup .( Debra C. Jeter and Paul K.
Chaney 1992). Harga sebuah saham dapat berubah naik turun dalam waktu yang
cepat, hal tersebut dapat berubah dalam hitungan menit atau pun dalam hitungan
detik. Hal ini dimungkinkan banyaknya pesan yang masuk ke system JATS
(Jakarta Automated Trading System). Di lantai bursa efek Indonesia terdapat lebih dari 400 terminal computer di mana para floor trade dapat memasukan pesanan yang diterimanya dari nasabah. Pada monitor-monitor yang memantau
perdagangan saham tertera beberapa istilah harga saham yaitu (Darmadji,2006):
a. Previous price menunjukan harga pada penutupan hari sebelumnya.
b. Open atau opening price menunjukan harga pertama kali pada saat pembukaan sesi 1 perdagangan, yaitu jam 09.30 pagi.
c. High atau highestprice menunjukan harga tertinggi atas suatu saham yang terjadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut.
d. Low atau lowest price menunjukan harga terendah atas suatu saham yang terjadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut.
f. Change menunjukan selisih antara harag pembukaan dengan harga terakhir yang terjadi.
g. Close atau closing price menunjukan harga penutupan suatu saham paad saat akhir sesi II yaitu jam 16.00 sore.
Analisis fundamental adalah Analisis usaha untuk memperkirakan
kesehatan dan prospek, yaitu kemampuan suatu perusahaan untuk bertumbuh dan
menghasilkan laba di masa depan (suhartono 2009). Analisi Fundamental
mencoba menghitung nilai intristik dari suatu saham dengan menggunakan data
keuangan perusahaan (Jogiyanto 2000).
Analisis teknikal adalah sebuah metode peramalan gerak saham, indeks
atau instrument keuangan lainnya dengan menggunakan grafik berdasarkan data
historis (masa lalu) (Fakhrudin, 2001). Tujuan dari analisis teknikal adalah sebagai berikut:
a. Memperhitungkan supply dan demand dari saham sehingga dapat diprediksi(Sri, 2012)
b. Untuk mendeteksi perilaku pasar yang dapat diidentifikasi karena pernah
terjadi sebelumnya dan sesuai dengan indicator teknis yang digunakan
untuk memprediksi harga yang akan dating dilakukan untuk saham-saham
2.1.2 Teori Kepemilikan Saham
Apabila investor membeli saham,maka dia akan menjadi pemilik dan
disebut sebagai pemegang saham perusahaan yang menerbitkan saham tersebut.(
(Markowitz 1952). Berikut ini adalah keuntungan memiliki saham (Sri 2012):
a. Capital Gain
Capital gain adalah selisih positif antar harga jual dengan harga beli (Sri 2012), sebagai contoh Tuan Tommi makinen membeli saham di
PT Sardana indah berlian Tbk pada harga Rp 5000 per lembar saham,
kemudian pada bulan berikutnya saham tersebut dijual pada harga Rp
5500 per lembar saham. Dari penjualan saham tersebut tuan tommi
makinen mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 per lembar saham (belum termasuk pajak dan komisi) (Sri 2012).
b. Dividen
Dividen adalah sebagian keuntungan perusahaan yang dibagikan
kepada pemegang saham. Jumlah dividen yang akan dibagikan
diusulkan oleh dewan direksi dan disetujui di dalam di dalam rapat
umum pemegang saham (Sri 2012), jenis-jenis dividen dapat dibagi
menjadi 3 yaitu:
- Dividen tunai yaitu dividen yang dibagikan oeh perusahaan kepada
pemegang saham dalam bentuk uang untuk setiap saham yang dimiliki
- Dividen saham yaitu dividen yang dibagikan oleh perusahaan kepada
para pemegang saham dalam bentuk saham, dibayar dari laba tunai
yang ditahan.(jusuf 2005)
- Dividen bonus yaitu dividen yang dibagikan oleh perusahaan kepada
para pemegang saham dalam bentuk saham dan dibayar dari agio
saham (selisih positif antara harga jual terhadap harga nominal saham
pada saat perusahaan melakukan penawaran umum di pasar perdana)
(jusuf 2005).
Adapun factor non ekonomis yang bias diperoleh si pemegang saham yaitu
lepemilikan hak suara dalam rapat umum pemegang saham dalam menentukan
jalananya perusahaan dan jumlah lembar saham yang dimiliki investor akan
menetukan seberapa besar suaranya dalam rapat umum pemegang saham (Eko
2004).
Saham juga dikenal dengan high risk high return yang artinya saham merupakan surat berharga yang memberikan peluang keuntungan yang tinggi,
tetapi memiliki risiko yang tinggi juga. Adapun risiko kepemilikan saham (Sri
2012):
a. Tidak Mendapatkan Dividen
Jika suatu perusahaan tidak bisa menghasilkan keuntungan, maka perusahaan
itu tidak akan membagikan dividen atau dalam rapat umum Pemegang saham
akan memutuskan untuk tidak membagikan dividen kepada pemegang saham
karena laba yang diperoleh akan digunakan untuk expansi dana usaha. (Sri
b. Capital Loss
capital loss adalah selisih negatif antara harga beli dengan harga jual. Capital loss akan terjadi dimana jika investor akan mengalami harga beli sahamlebih besar dari harga jual (Sri 2012)
c. Risiko Likuidasi
Jika perusahaan bangkrut, para pemegang saham memiliki hak klaim terakhir
dari aktiva perusahaan setelah seluruh kewajiban perusahaan dibayar (Sri
2012)
d. Saham Delisting Dari Bursa
Saham dapat dihapus pencatatannya di bursa atau bisa disebut dengan
delisting, sehinnga saham tersebut tidak bisa diperdagangkan. (Sri 2012)
2.2 Rasio Keuangan
Rasio keuangan adalah alat yang digunakan untuk menganalisis kondisi
keuangan dan kinerja perusahaan. Kita menghitung berbagai rasio karena dengan
cara ini kita bisa mendapat perbandingan yang mungkin akan berguna daripada
berbagai angka mentahnya sendiri (Horne,2001). Dan dapat juga di definisikan
rasio keuangan dihitung dengan menggabungkan angka-angka di neraca
dengan/atau angka-angka pada laporan laba-rugi (Hanafi, 2004) Dari dua definisi
tersebut dapat diketahui bahwa rasio keuangan merupakan kegiatan yang
membandingkan angka-angka yang terdapat di laporan keuangan dengan
membagi antara suatu angka dengan angka lainnya.
penganalisa, namun demikian angka rasio yang ada dapat digolongkan menjadi dua. Golongan yang pertama adalah berdasarkan sumber data keuangan yang merupakan unsur atau elemen dari angka rasio tersebut dan penggolongan yang kedua adalah berdasarkan pada tujuan penganalisa (Munawir, 2001).
2.2.1 Analisis rasio keuangan
Analisis rasio keuangan adalah suatu metode perhitungan dan interprestasi
rasio keuangan untuk menilai kinerja dan status perusahaan (Sjahrial, 2007).
Analisis rasio dilakukan dengan melakukan perbandingan angka-angka yang yang
terdapat di laporan keuangan dari perode yang berbeda, untuk mengetahui apakah
target yang hendak dicapai sudah tercapai atau belum tercapai. Perbandingan ini
menunjukan bagaimana kinerja manajemen dalam melaksanakan tugasnya,
sehingga dapat dinilai apakah kinerja manajemen sudah efektif atau belum dalam
memgelola perusahaan (Hanafi 2004).
Adapun keunggukan dari analisis rasio keuangan:
1. Rasio merupakan merupakn angka-angka statistic yang lebih
mudah ditafsirkan
2. Merupakan pengganti yang lebih sedrhana dari informasi yang
disajikan laporan keuangan yang sangat rumit
3. Sagat bermanfaat untuk bahan dalam pengambilan keputusan
4. Menstadarisir size perusahaan
5. Lebih mudah membanding kan satu perusahaan dengan perusahaan
yang lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik
6. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di
Dibalik keuntungan dari analisis rasio pasti ada kekurangannya juga:
1. kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat
digunakan kepentingan si pemakai
2. sulit apabila data tidak sinkron
3. jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan
menimbulkan kesulitan dalam menghitung rasio.
Analisis rasio keuangan dibagi dalam 5 kategori yaitu liquidita, aktivitas,
leverage, profitabilitas, dan nilai pasar (Horne 2001).
2.2.1.1 Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewjiban jangka pendeknya secara
tepat waktu (horne 2001). Perusahaan yang berhubungan dengan pernyataan ini:
apakah perusahaan akan dapat melunasi utang-utangnya pada saat jatuh tempo
dalam waktu satu atau beberapa tahun kemudian (Bringham 2001), sebagai contoh
sebuah perusahaan memeliki utang sebesar $200 juta yang harus dilunasi tahun
depan, apakah perusahaan tersebut akan mendapat kesulitan untuk memenuhi
kewjiban tersebut?.
2.2.1.2Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas menunjukan seberapa cepat aktiva lancar dapat dikonversikan
a. Rasio perputaran persediaan ada;ah berapa kali persedian terjual tahun
yang terkait, memberikan pandangan mengenai likuiditas persediaan dan
kecenderungan kelebihan persediaan (Horne 2001)
b. Rasio perputaran piutang memberikan gambaran menegenai kualitas
piutang perusahaan dalam penagihan (Horne 2001)
c. Rasio perputaran aktiva tetap mengukur seberapa efektif perusahaan dalam
menggunakan aktiva tetap (Horne 2001)
2.2.1.3 Rasio profitabilitas
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan
(profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu (Hanafi,
2004). Penggunaan I rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan
perbandingan antara berbagai komponen yang ada di laporan keuangan, terutama
laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. (Kasmir, 2008). Semakin tinggi
rasio profitabilitas maka semakin besar pula kemampuan perusahaan dalaam
menghasilkan laba (Abdullah, 2005). Profitabilitas mencakup seluruh pendapatan
dan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sebagai penggunaan aktiva dan
pasiva dalam suatu periode. Investor menggunakan profitabilitas untuk
memprediksi seberapa besar penggunaan nilai atas saham yang dimiliki. Rasio
yang digunakan untuk mengukur profitabilitas adalah ROA dan ROE
2.2.1.3.1 Return on Assets (ROA)
Rasio ROA berfungsi untuk mengukur efektivitas keseluruhan dalam
menghasilkan laba melalui aktiva yang tersedia, daya untuk menghasilkan laba
dari modal yang diinvestasikan (Horne 2001). Semakin besar ROA menujukan kinerja yang semakin baik, maka akan semakin besar tingkat pengembalian
(khasmir 2008), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai
ROA maka akan seamkin efektif kinerja perusahaan, karena tingkat kembali
semakin besar (Bringham 2001)
2.2.1.3.2 Return on equity(ROE)
Return on equity merupakan rasio yang mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukan bagaimana penggunaan modal
sendiri secara efisien. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin baik yang akan
berdampak semakin kuatnya posisi pemilik perusahaan. (horne,2001). Suatu
angka ROE yang bagus akan membawa kebeehasilan bagi perusahaan, yang
mengakibatkannya tingginya harga saham dan membuat perusahaan dapat dengan
mudah menarik dana baru (walsh, 2004)
2.2.1.4 Rasio hutang (Leverage)
Leverage adalah penggunaan pembiayaan dengan hutang, nilai perusahaan independen dan tidak dipengaruhi apakah pendanaan usaha menggunakan modal
atau hutang, sehingga perubahan struktur modal tidak akan berdampak terhadap
nilai perusahaan (Bringham 2001). Rasio leverage keuangan menunjukkan
leverage keuangan yang perlu diperhitungkan oleh investor sebelum menanamkan
dananya pada suatu perusahaan adalah Debt to Total Asset Ratio (DTA) (Syamsuddin, 2007).
2.2.1.4.1 Debt to Total Assets (DTA)
Debt to Total Asset Ratio (DTA) adalah rasio yang mengukur seberapa
besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Karena semua hutang mengandung
risiko maka semakin besar persentasinya, makin besar pula risiko yang
ditanggung perusahaan. Aktiva didanai dari dua sumber, yaitu dari investor dan
kreditor. Sebuah perusahaan harus membuat para investor senang dengan
menghasilkan laba yang tinggi sehingga EPS meningkat. (Syamsuddin, 2007)
2.3Tinjauan Penelitian Terdahulu
Berikut disajikan tinjauan penelitian terdahulu untuk mendukung kerangka
konseprtual penelitian.
Pada penelitian Prayitno (2007) yang berjudul “Analisis Pengaruh Price Earning Ratio,Price to Book Value dan Return on Equity Terhadap Return Saham Pada Industry Real Estate dan Property di Bursa Efek Jakarta”. Dari hasil penelitian ini menyatakan bahwa price earning ratio (PER) berpengaruh negative dan signifikan terhadap return saham, sedangkan price to book value (PBV) berpengaruh positif dan signifikan terhdapa return saham, kemudian return on equity (ROE) tidak berprngaruh signifikan tehadap return saham.
Pada penelitian Ulupui(2007) yang berjudul “Analisisi Pengaruh
pada Perusahaan Makanan dan Minuman dengan Kategori Industri Barang
Konsumsi di BEJ), Hasil penelitian ini menunjukan bahawa variable current ratio dan return on assets (ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham sedangkan variable debt to equity ratio (DER) menunjukan hasil yang positif tetapi tidak signifikan, kemudian variable total assets turnover menunjukan hasil yang negative dan tidak signifikan terhadap return saham.
Pada penelitian Sunarto (2001) yang berjudul “pengaruh Rasio
Profitabilitas dan Leverage terhadap Return saham Perusahaan Manufaktur di BEJ”, Hasil prnrlitian ini menyatakan bahwa rasio profitabilitas (ROA dan ROE) dan leverage (DTA) signifikan mempengaruhi return saham di BEJ untuk periode 1998/1999 dan 1999/2000. Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Return saham, sedangkan Debt to Total Assets (DTA) berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham pada periode 1998/1999. Kemudian pada periode 1999/2000 hanya variable ROA secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham, sedangkan ROE dan DTA berpengaruh tidak signofikan. Selama periode penelitian tersebut, variable yang paling dominan mempengaruhi Return saham adalah ROA.
Pada penelitian Gunawan (2003) yang berjudul “analisis Faktor
Fundamental dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham Properti di
BEJ”,Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial hanya variable book
value yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Nama peneliti dan tahun
Judul penelitian Variabel Hasil penelitian
variable ROA required rate dan risiko sistematik tidak
Berikut adalah perbedaan antara penelitian saya dengan penelitian
terdahulu, perbedaan penelitian saya dengan penelitian Prayitno(2007) adalah
terletak pada variabel independen, pada variabel independen saya tidak
menggunakan variaberl PER dan PBV, perbedaan penelitian saya dengan
penelitian Ulupui(2007) adalah variabel independent yang digunakan pada
penelitian ini DER pada penelitian saya tidak menggunakan rasio DER, perbedaan
penelitian saya dengan Sunarto(2001) adalah Penelitian saya menggunakan
periode tahun 2008,2009,2010. Sedangkan pada penelitian terdahulu
menggunakan periode tahun 1998,1999,2000, dan perbedaan penelitian saya
dengan gunawan(2003) adalah variabel independent yang digunakan di penelitian
terdahulu adalah DER dan depeneden menggunakan harga saham, sedangkan saya
tidak menggunakan Variabel independen DER dan tidak menggunakan dependen
harga saham
2.4 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian
Disini akan dijleskan tentang kerangka konseptual yang akan
diperlihtkan di dalam gambar 2.1 dan hipotesis dalam penelitian ini
2.4.1 Kerangka konseptual
Berdasarkan uraian teori dan penelitian terdahulu yang telah dikeukakan
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Investasi yang dilakukan pada surat berharga oleh seorang pemodal
diharapkan mendapatkan return akan tetapi, kemungkinan saja potensi keuntungan
tersebut bisa berubah menjadi rugi yang tak terduga. Pasar modal memang tidak
lepas dari dua sisi yaitu Risk dan return (Sri 2012). Investasi dalam bentuk saham memang banyak memeiliki risiko karena harga saham dipengaruhi oleh banyak
faktor, baik faktor eksternal maupun factor internal perusahaan. Di samping itu
ada juga suatu prinsip yaitu high riskretur (Darmadji 2006) . Dalam hal ini menggambarkan semakin tinggi tingkat keuntungan (return) yang diharapkan investor maka semakin tinggi risiko yang harus dihadapi investor. Dalam hal ini
investor sangat perlu melakukan analisis untuk menilai kinerja dari perusahaan
ditempat investor ingin melakukan investasi (Sri 2012).
Dalam melakukan analisis untuk pengambilan keputusan dalam
berinvestasi, investor perlu menganalisis risiko yang harus dihadapi dan
keuntungan yang akan diperoleh. Salah satu alat analisis yang disebut analisis
fundamental berupa laporan keuangan(Jogiyanto 2003). Semakin baik kinerja
suatu perusahaan maka akan semakin besar return yang diterima oleh investor
ROA
Return Saham ROE
dan sebaliknya, apabila kinerja suatu perusahaan menurun maka akan semakin
kecil return yang akan diterima investor (sri 2012).
Kinerja suatu perusahaan dapat dianalisis mengguna kan rasio keuangan.
Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio profitabilitas dan
Leverage. Dalam penelitian ini, rasio profitabilitas diwakilkan oleh ROA dan ROE. Sebaliknya angka rasio leverage yang semakin besar menunjukan kinerja perusahaan yang tidak baik (Abdullah, 2005)
2.4.2 Hipotesis
Hipotesis adalah preposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji
secara empiris. Preposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat
dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk
yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena. (Erlina ,2011)
Hipotesis atau jawaban untuk sementara atas permasalahan yang
dikemukakan adalah sebagai berikut:
Hipotesis: Ada pengaruh yang signifikan baik secara parsial maupun
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis pnelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif yang bertujuan
untuk mengetahui hubungan dua variabel atau lebih dalam bentuk hubungan
kausal. Hubungan Kausal adalah hubungan sebab akibat antar variable
independen dengan dependen (Rochaety 2007). Pada penelitian ini digunakan
analisis rasio keuangan , dimana rasio profitabilitas diwakili oleh rasio Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), dan Rasio Leverage Diwakili oleh Debt to Total Assets (DTA).
3.2Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditasrik kesimulanya (Sugiyono, 2008). Populasi yang
digunakan adalah perusahaan-perusahaaan makanan dan minuman yang terdaftar
di di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010 yang data diperoleh melalui
website Bursa Efek Indonesi
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Berjumlah 15 perusahaan.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (sugiyono, 2008). Metode pengambilan sampel berdasarkan
2004). Adapun karakteristik penarikan sampel yang dilakukan oleh peneliti
adalah:
a. Perusahaan termasuk dalam kategori industry maknan dan minuman
selama periode 2008-2010
b. Perusahaan terus listing di bursa efek Indonesia selama periode 2008-2010 c. Perusahaan memiliki harga saham penutupan yang bergrak naik atau turun
setiap selama periode 2008-2010
Tabel berikut ini merupakan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 3.1
Daftar Pemilihan Sampel
No Nama Perusahaaan Tanggal Berdiri Tanggal listing 1 PT Ades Water Indonesia
Tbk 6 PT Fastfood Indonesia
Tbk
19 juni 1929 15 desember 1993
7 PT Indofood Sukses
16 april 1974 18 oktober 1994
11 PT Siantar TOP Tbk 12 mei 1987 16 deseber 1996 12 PT Sierad Produce Tbk 6 september 1985 27 Desember 1996 13 PT SAMART Tbk 18 juni 1963 20 november 1992 14 PT Tiga Pilar Sejahtera
Food Tbk
31 mei 1991 11 juni 1991
15 PT Tunnas Baru
Lampung Tbk
22 desember 1973 15 febuari 2000
16 PT Ultra Jaya Tbk 2 november 1971 2 juli 1990
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data skunder ,
“Sumber sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpulan data, misalnya lewat orang lain atau dokumen (Sugiyono,
2008) . Data skunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan
keuangan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia untuk periode
2008,2009,2010.
3.4 Teknik Pengumpulan data
Teknik Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
dengan teknik dokumentsi yaitu dengan cara mengumpulkan data skunder berupa
laporan keuangan dari sampel perusahaan dalam periode penelitian
(2008,2009,2010). Data diperoleh melalui Indonesiaan Capital Market Directory (ICMD) danSitus Bursa Efek Indonesia
3.5 Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini variabel independen dan dependen yang
dipergunakan adalah:
3.5.1 Variabel Independen (Bebas)
Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)
(Sugiyono, 2008). Variabel independen dalam penelitian ini adalah profitabilitas
Assets (ROA) sebagai X1, Return on Equity (ROE) sebagai X2 dan leverage diindikasikan dengan Debt to Total Assets (DTA) sebagai X3.
Return on Assets (X1) Dalam penelitian ini berfungsi untuk mengukur efektivitas keseluruhan dalam menghasilkan laba melalui aktiva yang tersedia,
daya untuk menghasilkan laba dari modal yang diinvestasikan secara matematis
ROA dapat dirumauskan sebagai berikut (Horne, 2001): Return on Assets (ROA) =
Return on Equity (X2) Dalam penelitian ini adalah bagaimana penggunaan modal sendiri secara efisien. Rumus yang digunakan untuk mengukur ROE adalah
(horne,2001):
Return on Equity(ROE) =
Debt to Total Assets (X3) Dalam penelitian ini adalah mengukur berapa besar jumlah aktiva yang dibiayai perusahaan oleh hutang karena semakin besar
persentasinya semakin besar juga risiko yang akan ditanggung oleh perusahaan.
Rumus yang digunakan untuk menghitung DTA adalah (Horne,2001)
DTA= x 100%
3.5.2 Variabel Dependen (Terikat)
Variabel terkait merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat., karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2008) “ . Variabel dependen
atau return ekspektasi yang belum yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan
terjadi di masa mendatang (jogiyanto, 2003). Rumus untuk menghitung Return saham adalah sebagai berikut:
Re al.Re t.= Dimana:
Pt = harga saham pada periode ke-t
Pt-1 = harga saham pada periode ke t-1
Apabila harga saham sekarang (Pt) lebih tinggi dari harga saham periode
terdahulu (Pt-1) maka akan terjadi keuntungan modal, dan sebaliknya apabila
harag saham sekaramg (Pt) lebih rendah dari harga saham periode terdahulu (Pt-1)
maka akan terjadi kerugian modal (jogiyanto, 2003).
Tabel 3.3
Definisi Operasional Varibel
variabel Definisi Rumus
Independen (X1) laba melalui aktiva yang tersedia, daya untuk sendiri. Rasio ini menunjukan bagaimana penggunaan modal sendiri secara efisien. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin baik
yang akan berdampak semakin kuatnya posisi pemilik perusahaan
Independen (X3)
Debt to Total Assets (DTA) besar juga risiko yang akan ditanggung oleh
hasil yang diperoleh dari investasi. Return bisa berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang
3.6 Metode Analisis data
Data yang sudah dikumpulkan akan diolah dan dianalisis untuk mendapat
jawaban dari permasalahan dalam penelitian inin penganalisisan dalam penelitian
ini menggunakan program SPSS.
3.6.1 Pengujian Asumsi klasik
Karena data yang digunakan adalah data sekunder, maka untuk
menentukan ketepatan model perlu digunakan pengujian atas beberapa asumsi
klasik yang mendasari model regresi. Pengujian asumsi klasik yang digunakan
dalam penelitian ini melputi uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas,
3.6.1.1 Uji normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model
regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal ( Erlina,
2011). Jika terdapat normalitas”, maka residual akan terdistribusi secara normal
dan independen. Model yang paling baik adalah distribusi data normal atau
mendekati normal. Uji ini dilakukan melalui anlisis grafik dan Kolmogorow Smirnov.
3.6.1.2 Uji Heterokedasitas
Pengujian gejala heterokedasitas bertujuan untuk melihat apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varian dari residual suatu pengamatan ke pengamtan
yang lain, maka disebut homoskedastisitas. Jika varian berbeda maka disebut
heterokedasitas. Model regresi yang baik adalah homoskedasitas atau tidak terjadi
Heterokedasitas (Erlina , 2011), Analisis ini dilakukan dengan menggunakan
grafik scatter plot dan uji Glejser Test.
3.6.1.3 Uji Multikolinearlitas
Multilkolinearlitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel
independen antara yang satu dengan yang lainnya. Hubungan linear antara
variabel independen inilah yang disebut dengan multikolinearlitas. Model regresi
2011). Uji multikorelasi menggunakan criteria Variance Inflation Factor (VIF) dengan ketentuan bila VIF > 5 terjadi masalah multikolinearitas yang serius.
3.6.1.4 Uji Autokorelasi
Autokorelasi Dapat terjadi pada setiap penelitian dimana urutan pada
pengamatan memiliki arti (Erlina 2011). Jika terjadi korelasi maka dikatakan pada
problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas
dari autokorelasi. Uji auto korelasi menggunakan uji Run Test dan the Breusch Godfrey Test.
3.6.2 Pengujian Hipotesis
Hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji
secara empiris (Erlina, 2001). Pengujian Hipotesis dilakukan dengan analisis
linear berganda untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap
variabel independen tehadap variabel dependen. Untuk menguji apkah diterima
atau tidaknya hipotesis, digunakan uji simultan (Uji-F) Dan uji parsial (Uji-t)
3.6.2.1 Analisis regresi berganda
Pengujian hipotesis dilakukan dengan ananlisis linier berganda untuk
mengetahui hubungan antara variabel independen dan dependen.
Y = a + 1X1 + 2X2 + 3X3 + e
Dimana:
Y = Return saham
X1 = Return on Asssets (ROA)
X2 = Return on Assets (ROE)
X3 = Debt to Total Assets (DTA)
1, 2, 3 = Koefisien regresi
e = Variabel pengganggu
3.6.2.2 Uji Simultan (Uji-F)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikan dari seluruh variabel
bebas secara bersamaan terhadap variabel terikat.
Bentuk pengujiannya adalah:
H0:b1 = b2 = 0, artinya secara bersamaan, tidak terdapat pengaruh yang
signifikan dari ROA, ROE dan DTA Terhadap ReturnSaham.
Ha : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya secara bersamaan, tidak dapat berpengaruh yang
signifikan dari ROA, ROE, DTA Terhadap Return Saham. Kriteria pengambilan keputusan:
Ho diterima jika F hitung ≤ F table Pada α= 5%
Ha diterima jika F hitung > F table pada α =5%
3.6.2.3 Uji Parsial (uji-t)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas
secara inividu mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
Ho : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari
ROA, ROE, dan DTA terhadap Return Saham.
Ha : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari ROA, ROE, dan DTA terhadap Return Saham.
Pengujian menggunakan Uji-t dengan tingkat pengujian (Level of Test) pada α = 5% dan derajad kebebasan (n-k)
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1 Data Penelitian
Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah perusahaan makanan dan
minuman terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2008 –
2010. Perusahaan yang dijadikan sampel berjumlah enam belas perusahaan,
dimana perusahaan-perusahaan tersebut telah memenuhi kriteria-kriteria yang
telah ditentukan sebelumnya.
Tabel 4.1
Nilai angka
Rasio Nama Perusahaan Nilai
ROA Tertinggi 2008
PT Aqua Mississipi Tbk 19.89
ROA Tertinggi 2009
PT Aqua Mississipi Tbk 10.03
ROA Tertinggi 2010
PT Aqua Mississipi Tbk 12.51
ROA Terendah 2008
PT Davomas Abadi Tbk -0.141
ROA Terendah
2009
ROA Terendah 2010
PT Davomas Abadi Tbk -0.009
ROE Tertinggi 2008
PT Multi Bintang Indonesia Tbk 64.59
ROE Tertinggi 2009
PT Multi Bintang Indonesia Tbk 323.59
ROE Tertinggi 2010
PT Multi Bintang Indonesia Tbk 93.99
ROE Terendah 2008
PT Davomas Abadi Tbk -75.79
ROE Terendah 2009
PT Davomas Abadi Tbk -50.73
ROE Terendah 2010
PT Ades Water Indonesia Tbk -29.3
DTA Tertinggi 2008
PT Davomas Abadi Tbk 0.814
DTA Tertinggi 2009
PT Multi Bintang Indonesia Tbk 0.894
DTA Tertinggi 2010
PT Ades Water Indonesia Tbk 0.692
DTA Terendah
2008
PT Prasidha Aneka Niaga Tbk 4.72
Return Saham tertinggi 2009
PT Ades Water Indonesia Tbk 10.5
Return
PT Ades Water Indonesia Tbk -1.56
Pada Tahun 2008 ROA tertinggi dimiliki oleh PT Aqua Mississipi Tbk
yang dilambangkan dengan AQUA yaitu sebesar 19.89, sedangkan yang memiliki
nilai ROE terendah adalah PT Davo mas Abadi Tbk yang dilambangkan dengan
DAVO yaitu sebesar -0.141. Pada Tahun 2009 ROA tertinggi dimiliki oleh PT
Aqua Mississipi Tbk yang dilambangkan dengan AQUA yaitu sebesar 10.03,
sedangkan yang memiliki nilai ROE terendah adalah PT Davo mas Abadi Tbk
yang dilambangkan dengan DAVO yaitu sebesar -0.081. Pada Tahun 2010 ROA
tertinggi dimiliki oleh PT Aqua Mississipi Tbk yang dilambangkan dengan
AQUA yaitu sebesar 12.51, sedangkan yang memiliki nilai ROE terendah adalah
PT Davo mas Abadi Tbk yang dilambangkan dengan DAVO yaitu sebesar -0.009.
Perusahaan-perusahaan yang mengalami penurunan nilai ROA ini terjadi
dikarenakan perusahaan tidak mampu mengelola aktiva yang semakin banyak,
sehingga laba yang di dapat semakin berkurang, sedangkan
perusahaan-perusahaan yang mengalamai kenaikan nilai ROA hal ini dikarenakan perusahaan-perusahaan
mampu mengelola aktiva yang semakin berkurang. Sehingga laba yang diperoleh
semakin bertambah.
Berikut ini adalah nilai angka ROE setiap tahun 2008,2009,2010:
Pada Tahun 2008 ROE tertinggi dimiliki oleh PT Multi Bintang Indonesia
Tbk yang dilambangkan dengan MLBI yaitu sebesar 64.59, sedangkan yang
memiliki nilai ROE terendah adalah PT Davo mas Abadi Tbk yang dilambangkan
dengan DAVO yaitu sebesar -75.79. Pada Tahun 2009 ROE tertinggi dimiliki
oleh PT Multi Bintang Indonesia Tbk yang dilambangkan dengan MLBI yaitu
mas Abadi Tbk yang dilambangkan dengan DAVO yaitu sebesar -50.73. Pada
Tahun 2010 ROE tertinggi dimiliki oleh PT Multi Bintang Indonesia Tbk yang
dilambangkan dengan MLBI yaitu sebesar 93.99, sedangkan yang memiliki nilai
ROE terendah adalah PT Ades Water Indonesia Tbk yang dilambangkan dengan
ADES yaitu sebesar -29.3. Perusahaan-perusahaan yang mengalami kenaikan nilai
ROE,, Terjadi karena perusahaan mapu mengelola ekuitas yang seemakin
meningkat, sehongga perusahaan mendapatkan laba, kemudia penurunan nilai
ROE pada perusahaan hal ini disebabkan karena perusahaan tidak mampu
mengelola ekuitas yang semakin bertambah, sehingga perusahaan mengalami
kerugian.
Berikut adalah nilai angka DTA pada TAhun 2008,2009,2010
Pada Tahun 2008 DTA tertinggi dimiliki oleh PT Davomas Abadi Tbk
yang dilambangkan dengan DAVO yaitu sebesar 0.814, sedangkan yang
memiliki nilai DTA terendah adalah PT Siantar Top Tbk yang dilambangkan
dengan STTP yaitu sebesar 0.42. Pada Tahun 2009 DTA tertinggi dimiliki oleh
PT Multi Bintang Indonesia Tbk yang dilambangkan dengan MLBI yaitu sebesar
0.894, sedangkan yang memiliki nilai DTA terendah adalah PT Mayora Indah Tbk
yang dilambangkan dengan MYOR yaitu sebesar 0.5. Pada Tahun 2010 DTA
tertinggi dimiliki oleh PT Ades Water Indonesia Tbk yang dilambangkan dengan
ADES yaitu sebesar 0.692, sedangkan yang memiliki nilai DTA terendah adalah
PT Sierad Produce Tbk yang dilambangkan dengan SIPD yaitu sebesar 0.4.
Perusahaan-perusahaan yang mengalami kenaikan nilai DTA hal ini terjadi
perusahaan, dan juga sebaliknya jika perusahaan-perusahaan yang mengalami
penurunan DTA hal ini disebakan dikarenakan kenaikan nilai aktiva lebih besar
dibandingkan kenaikan nilai hutang perusahaan.
Berikut adalah nilai angka return saham setiap tahun 2008,2009,2010
Pada Tahun 2008 return saham tertinggi dimiliki oleh PT Prashida Aneka Niaga Tbk yang dilambangkan dengan PSDN yaitu sebesar 4.72, sedangkan yang
memiliki nilai return saham terendah adalah PT Ades Water Indonesia Tbk yang dilambangkan dengan ADES yaitu sebesar -1.56. Pada Tahun 2009 return saham tertinggi dimiliki oleh PT Ades Water Indonesia Tbk yang dilambangkan dengan
ADES yaitu sebesar 10.5, sedangkan yang memiliki nilai return saham terendah adalah PT Davomas Abadi Tbk yang dilambangkan dengan DAVO yaitu sebesar
-5.25. Pada Tahun 2010 return saham tertinggi dimiliki oleh PT Smart Tbk yang dilambangkan dengan SMAR yaitu sebesar 12.84, sedangkan yang memiliki nilai
return saham terendah adalah PT Davomas Abadi Tbk yang dilambangkan dengan SIPD yaitu sebesar -4.49. Perusahaan-perusahaan yang mengalami
kenaikan nilai return saham hal ini terjadi dikarenakan kenaikan nilai saham lebih besar dan juga sebaliknya jika perusahaan-perusahaan yang mengalami penurunan
Return saham hal ini disebakan dikarenakan penurunan Harga saham.
4.2 Analisis Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat variabel bebas dan variabel terikat, dimana