• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMASI SEDIAAN EMULGEL ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BATANG KAYU MANIS (Cinnamomum burmannii) SEBAGAI TABIR SURYA DENGAN BASIS HPMC

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "OPTIMASI SEDIAAN EMULGEL ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BATANG KAYU MANIS (Cinnamomum burmannii) SEBAGAI TABIR SURYA DENGAN BASIS HPMC"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

RISQIKA YULIATANTRI PARAMAWIDHITA

OPTIMASI SEDIAAN EMULGEL

ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BATANG

KAYU MANIS (Cinnamomum burmannii)

SEBAGAI TABIR SURYA DENGAN BASIS

HPMC

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

ii Lembar Pengesahan

OPTIMASI SEDIAAN EMULGEL ANTIOKSIDAN EKSTRAK

KULIT BATANG KAYU MANIS (

Cinnamomum burmannii

)

SEBAGAI TABIR SURYA DENGAN BASIS

HPMC

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang 2015

Oleh:

RISQIKA YULIATANTRI PARAMAWIDHITA NIM : 201110410311016

Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

(3)

iii Lembar Pengujian

OPTIMASI SEDIAAN EMULGEL ANTIOKSIDAN EKSTRAK

KULIT BATANG KAYU MANIS (

Cinnamomum burmannii

)

SEBAGAI TABIR SURYA DENGAN BASIS

HPMC

SKRIPSI

Telah Diuji dan Dipertahankan di Depan Tim Penguji

pada Tanggal Agustus 2015

Oleh :

RISQIKA YULIATANTRI PARAMAWIDHITA

NIM: 20111410311016

Disetujui Oleh :

Penguji I Penguji II

Dra. Uswatun Chasanah.,M.Kes, Apt Dian Ermawati, M.Farm., Apt

Penguji III Penguji IV

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah serta karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Optimasi Sediaan Emulgel Antioksidan Ekstrak Kulit Batang Kayu

Manis (Cinnamomum burmannii) sebagai Tabir Surya dengan Basis HPMC”.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya kepada :

1. Dra. Uswatun Chasanah, M.Kes., Apt selaku dosen pembimbing I yang penuh semangat dan kesabaran dalam mendukung, mengarahkan dan membimbing serta selalu memberikan motivasi.

2. Dian Ermawati, M.Farm., Apt selaku dosen pembimbing II yang penuh kesabaran dan selalu berkenan membimbing serta mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Drs. H. Achmad Inoni, Apt sebagai penguji dan bapak yang senantiasa dengan sabar memberikan bimbingan, dan nasihat yang diberikan kepada saya.

4. Ahmad Shobrun Jamil, S.si., MP penguji yang memberikan saran, masukan dan kritik yang membangun terhadap skripsi yang telah saya kerjakan.

5. Yoyok Bekti Prasetyo, S.Kep., M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

6. Sovia Aprina Basuki, S.Farm., M.Si., Apt selaku kepala laboratorium. 7. Dra. Uswatun Chasanah, M.Kes., Apt juga sebagai Dosen Wali yang

telah memberikan bimbingan dan nasehat selama mengikuti pendidikan di Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.

8. Seluruh staf pengajar Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu pengetahuan hingga saya dapat menyelesaikan pendidikan sarjana. 9. Para laboran Laboratorium Teknologi Sediaan Farmasi dan

(5)

v

10. Kedua orang tua saya Bapak Bambang Purnomo dan Ibu Trianti Alba yang dengan kasih sayangnya selalu mendukung secara moril dan materil, mendoakan, memberikan restu, memberikan nasehat sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

11. Abiku beserta keluarga yang selalu mendampingi, memotivasi mendoakan, memberikan dukungan dan semangat kepada saya.

12. Kakak-kakak kandung saya dan kakak ipar saya yang selalu memberi semangat dan memotivasi saya selama proses pembuatan skripsi. 13. Devita Nanda dan Ayu Ranisa teman seperjuangan saya dalam

mengerjakan skripsi ini yang selalu bertukar pendapat dan saling memberikan semangat dalam proses penelitian ini.

14. Teman-teman angkatan 2011 khususnya kelas Farmasi A yang senantiasa memberikan motivasi dan semangat serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terimakasih atas bantuan,

dukungan, semangat dan do‟a yang telah diberikan dalam

penyelesaian skripsi ini.

15. Berbagai pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu, terimakasih atas bantuan dan motivasi yang diberikan.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat pada skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak untuk kesempurnaan skripsi ini dan semoga bermanfaat bagi pembaca.

Malang, 05 Agustus 2015

(6)

vi

RINGKASAN

OPTIMASI SEDIAAN EMULGEL ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BATANG KAYU MANIS (Cinnamomum burmannii) SEBAGAI TABIR

SURYA DENGAN BASIS HPMC

RISQIKA YULIATANTRI PARAMAWIDHITA

Sinar ultraviolet (UV) merupakan komponen utama yang dipancarkan oleh sinar matahari. Paparan sinar UV yang berlebihan dapat memberikan efek negatif pada kulit. Berbagai upaya dilakukan untuk memberikan perlindungan kulit dari radiasi sinar UV. Salah satu yang paling umum dilakukan adalah dengan menggunakan sediaan tabir surya. Saat ini yang beredar di pasaran hanya tabir surya sintesis. Sedangkan banyak bahan alam yang dapat digunakan sebagai tabir surya, salah satunya adalah kayu manis (Cinnamomum burmannii). Kayu manis merupakan salah satu tanaman obat yang dibudidayakan di Indonesia, tanaman ini memiliki banyak khasiat bagi kesehatan dan mempunyai kandungan kimia sinamaldehid yang berpotensi sebagai antioksidan sehingga dapat digunakan sebagai kandungan sediaan tabir surya (Prasetya, 2006). Antioksidan berperan menghambat radikal bebas, dimana radikal bebas terlibat dalam proses penuaan dini dan kanker kulit. Untuk kemudahan penggunaan pada kulit, maka ekstrak kulit batang kayu manis dibuat dalam formulasi emulgel dengan gelling agent

HPMC karena memiliki kelebihan mampu melekat pada waktu yang relatif lama pada kulit.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan formula yang baik dengan karakteristik fisik, aseptabilitas, daya antioksidan dan efektivitas nilai sun protection factor (SPF) pada sediaan emulgel ekstrak kulit batang kayu manis dengan HPMC sebagai gelling agent pada kadar ekstrak (1%, 2% dan 3%) serta mengetahui pada kadar berapakah ekstrak kulit batang kayu manis (1%, 2% dan 3%) yang dapat memberikan karakteristik fisik, aseptabilitas, daya antioksidan dan efektivitas nilai sun protection factor (SPF) yang optimal terhadap sediaan dengan HPMC sebagai gelling agent sebagai tabir surya.

Pada penelitian dibuat sediaan dengan 3 macam formula yaitu HPMC 3%, paraffin liquidum 5%, Tween 80 10%, Span 80 10%, Propilenglikol 10%, nipagin 0,2%, nipasol 0,3%, aquadest, dan kadar ekstrak kulit batang kayu manis 1%, 2% dan 3%. Dengan evaluasi sediaan meliputi tipe emulsi, organoleptis, pH, daya sebar, viskositas, daya amtioksidan dan efektivitas nilai SPF sediaan.

Tahap awal dilakukan uji antioksidan pada ekstrak untuk mengetahui keaktifan kadar antioksidan dalam ekstrak. Metode yang digunakan dalam menentukan kadar antioksidan dalam sediaan ialah dengan metode peredaman DPPH menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Dari hasil uji didapatkan ekstrak memiliki kandungan antioksidan yang lemah dengan angka IC50 405,64 < 500.

(7)

vii

dalam tipe w/o yaitu pada hasil mikroskop memberikan hasil warna merah pada keseluruhan yang berarti minyak merupakan fase luar dari sediaan. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan organoleptis, didapatkan bahwa sediaan formula I, II dan III memiliki tekstur yang lembut berbintik, berbau khas kayu manis, dan ketiga formula memiliki warna coklat muda pucat. Pada pemeriksaan pH menunjukkan rerata pH formula I (6,79 ± 0,09) > formula II (6,75 ± 0,23) > formula III (6,74 ± 0,05). Hasil analisis statistik dengan One-Way Anova diperoleh F hitung (0,068) < F tabel (5,143). Dari hasil yang didapatkan yaitu formula I, II dan III tidak terdapat perbedaan bermakna.

Berdasarkan uji daya sebar sediaan emulgel dari masing-masing formula, dapat diketahui bahwa pada formula I (0,34 ± 0,08) mempunyai harga daya sebar yang paling besar dibandingkan formula II (0,28 ± 0,02) dan formula III (0,18 ± 0,05). Kemudian dilakukan analisis statistic dengan One-Way Anova didapatkan harga F hitung (6,189) > F tabel (5,143). Kemudian untuk mengetahui perbedaan tiap formula dilakukan uji HSD didaptkan formula I > formula II > formula III.

Berdasarkan pemeriksaan viskositas didaptkan hasil formula I (1786,67 ± 400,67), formula II (2226,67 ± 688,57) dan formula III (2400 ± 1139,12). Untuk mengetahui adanya pengaruh peningkatan kadar ekstrak kulit batang kayu manis (Cinnamomum burmannii) yang digunakan pada sediaan dilakukan analisis statistik One-Way Anova. Dari hasil analisis didapatkan harga F hitung (0,466) < F tabel (5,143). Dari hasil yang didapatkan yaitu formula I, II dan III tidak terdapat perbedaan bermakna.

Dari hasil uji aseptabilitas yang dilakukan diambil kesimpulan bahwa formula yang memiliki skor terbanyak pada penilaian kelembutan sediaan dioleskan, kemudahan diratakan dan kemudahan dicuci adalah formula III. Hal ini menunjukkan bahwa fomula III adalah formula yang paling memenuhi kriteria aseptabilitas dari sediaan emulgel ekstrak kulit batang kayu manis (Cinnamomum burmannii) yang merupakan emulgel dengan kadar ekstrak 3%.

Pada uji efektivitas nilai SPF dapat dilihat rerata masing-masing formula, formula I (0,77 ± 0,09), formula II (0,87 ± 0,09) dan formula III (0,89 ± 0,18), kemudian dilakukan analisis statistik dengan One-Way Anova. Dari hasil analisis didapatkan harga F hitung (0,671) < F tabel (5,143) yang berarti tidak terdapat perbedaan bermakna.

(8)

viii

ABSTRAK

OPTIMASI SEDIAAN EMULGEL ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BATANG KAYU MANIS (Cinnamomum burmannii) SEBAGAI TABIR

SURYA DENGAN BASIS HPMC

RISQIKA YULIATANTRI PARAMAWIDHITA

Sinar ultraviolet (UV) merupakan komponen utama yang dipancarkan oleh sinar matahari. Paparan sinar UV yang berlebihan dapat memberikan efek negatif pada kulit, sehingga diperlukan tabir surya untuk melindungi kulit. Saat ini salah satu bahan alam yang dapat digunakan sebagai tabir surya adalah Cinnamomum burmannii. Kandungan kimia sinamaldehid dalam ekstrak kulit batang kayu manis yang berpotensi sebagai antioksidan sehingga dapat digunakan sebagai kandungan sediaan tabir surya. Antioksidan berperan menghambat radikal bebas, dimana radikal bebas terlibat dalam proses penuaan dini dan kanker kulit.

Penelitian ini untuk menentukan pada kadar berapakah ekstrak kulit batang kayu manis (1%, 2% dan 3%) yang dapat memberikan karakteristik fisik, aseptabilitas, daya antioksidan dan efektivitas nilai sun protection factor (SPF) yang optimal terhadap sediaan dengan HPMC sebagai gelling agent. Evaluasi meliputi tipe emulsi, daya sebar, viskositas dan efektivitas nilai SPF.

Hasil dari organoleptis untuk formula I (1%), II (2%) dan III (3%) memiliki tekstur yang lembut berbintik, berbau khas kayu manis, dan ketiga formula memiliki warna coklat muda pucat. Dari hasil analisis One-Way Anova

didapatkan perbedaan yang signifikan untuk daya sebar saja. Tetapi tidak memiliki perbedaan signifikan pada pH, viskositas dan nilai SPF. Untuk evaluasi aseptabilitas formula III (3%) merupakan formula yang optimal dengan kelembutan dioleskan, kemudahan diratakan dan kemudahan dicucikan.

Berdasarkan karakteristik fisik (pH, daya sebar, viskositas), aseptabilitas dan efektivitas nilai SPF sediaan emulgel tabir surya ekstrak kulit batang kayu manis (Cinnamomum burmannii) didapatkan formula III (3%) memberikan hasil yang optimal.

(9)

ix

ABSTRACT

OPTIMIZATION OF ANTIOXIDANTS EMULGEL CINNAMON BARK EXTRACT (Cinnamomum burmannii) AS SUNSCREEN WITH THE HPMC

RISQIKA YULIATANTRI PARAMAWIDHITA

Ultraviolet light (UV) is the main component emitted by the sun. Excessive exposure to UV rays can have a negative effect on the skin, then needed a sunscreen. One of the natural ingredient can be used in sunscreen is

Cinnamomum burmannii. Cinamaldehid, a chemical constituent that contained in cinnamon bark extract has potential as an antioxidant and can be used as a sunscreen. Antioxidants inhibit free radicals, which involved in the process of premature aging and skin cancer.

This study aims to determine the levels of cinnamon bark extract ( 1 % , 2 % and 3 % ) which give physical characteristics, acceptability, and effectiveness as a sunscreen optimal the preparations of the emulgel extract of cinnamon bark with HPMC base. , Evaluations include emulsion type, disperse power, viscosity and SPF value.

The results of organoleptic for formula I (1%), II (2%) and III (3%) have a soft texture grainy, distinctive smell of cinnamon, and all formula have a pale brown color. Result of analysis One-Way ANOVA found significant differences for any dispersive power but did not have significant differences in pH, viscosity and SPF value. For acceptability evaluation formula III is the optimal formula to applied softnes, easiest formula to flatten and easy to wash.

Based on the physical characteristics ( pH, power of spead, viscosity ), acceptability and effectiveness of SPF value sunscreen emulgel extract of cinnamon bark (Cinnamomum burmannii) obtained the formula III (3%) is providing optimal result.

(10)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

RINGKASAN ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Hipotesis Penelitian ... 3

1.5 Manfaat penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Kulit ... 4

2.1.1 Struktur Kulit ... 4

2.1.2 Sasaran Sediaan pada Kulit ... 5

2.2 Sinar Matahari dan Kulit ... 5

2.2.1 Sinar Matahari dan Pengaruhnya ... 5

2.2.2 Perlindungan Kulit terhadap Sinar Matahari ... 6

2.3 Tabir Surya ... 7

2.3.1 Definisi Tabir Surya ... 7

2.3.2 Klasifikasi Tabir Surya ... 7

2.3.3 Nilai Sun Protection Factor (SPF) ... 8

2.4 Antioksidan ... 9

2.4.1 Definisi Antioksidan ... 9

(11)

xi

2.5 Tanaman Kayu Manis ... 11

2.5.1 Klasifikasi Tanaman Kayu Manis ... 11

2.5.2 Tanaman Kayu Manis dan Kandungannya ... 11

2.5.3 Mekanisme Antioksidan dan Tabir Surya Kulit Batang Kayu Manis ... 13

2.6 Gel ... 14

2.6.1 Emulgel………..14

2.7 Gelling Agent ... 15

2.7.1 Hidroksi propil metilselulose (HPMC) ... 15

2.8 Formulasi... 15

2,8.1 Bahan Penyusun ... 16

2.9 Evaluasi Sediaan Semisolid ... 18

2.9.1 Karakteristik Fisik Sediaan ... 19

2.9.2 Evaluasi Efektivitas Sediaan Tabir Surya ... 20

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 22

BAB IV METODE PENELITIAN ... 24

4.1 Rancangan penelitian ... 24

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 24

4.2.1 Tempat Penelitian ... 24

4.2.2 Waktu Penelitian ... 24

4.3 Bahan ... 24

4.4 Alat ... 24

4.5 Metode Kerja ... 25

4.6 Uji Antioksidan ... 25

4.6.1 Pembuatan Larutan DPPH 40 µg/mL (0,4 mMol) ... 26

4.6.2 Pembuatan Larutan Blanko ... 26

4.6.3 Pembuatan Larutan Uji... 26

4.6.4 Pembuatan Larutan Kontrol Positif (Vitamin C) ... 28

4.7 Rancangan Formula ... 29

4.7.1 Formula 1 ... 29

(12)

xii

4.7.3 Formula 3 ... 30

4.7.4 Evaluasi senyawa sinamaldehid pada kayu manis………….30

4.8 Pembuatan Emulgel Tabir Surya ... 31

4.9 Evaluasi Sediaan ... 33

4.9.1 Evaluasi Tipe Emulsi (o/w) ... 33

4.9.2 Evaluasi Fisik Sediaan ... 33

4.10 Evaluasi Aseptabilitas Sediaan ... 34

4.11 Uji Efektivitas SPF ... 35

4.12 Analisis Data ... 36

4.12.1 Perhitungan Presentase Inhibisi ... 36

BAB V HASIL PENELITIAN... 37

5.1 Pemeriksaan Kualitatif Ekstrak Kulit Batang Kayu Manis ... 37

5.2 Hasil Pemeriksaan Tipe Emulsi Sediaan... 38

5.3 Hasil Uji Karakteristik Fisik Sediaan ... 40

5.3.1 Hasil Pengamatan Organoleptis Sediaan Emulgel Tabir Surya Ekstrak Kulit Batang Kayu Manis (Cinnamomum burmannii)40 5.3.2 Hasil Pengukuran pH Sediaan ... 41

5.3.3 Hasil Pengukuran Daya Sebar Sediaan ... 42

5.3.4 Hasil Pengukuran Viskositas Sediaan ... 44

5.4 Hasil Pengamatan Aseptabilitas Sediaan ... 45

5.5 Hasil Pengukuran Antioksidan ... 48

5.6 Hasil Evaluasi Uji Nilai Sun Protection Factor (SPF) ... 48

BAB VI PEMBAHASAN ... 51

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Komposisi Kimiawi Cinnamomum burmanni ... ….12

2.2 Nilai EE x I pada panjang gelombang 290-320 nm ... ….21

4.1 Rancangan Formula I dengan kadar ekstrak 1 % ... ….29

4.2 Rancangan Formula II dengan kadar Ekstrak 2 %...30

4.3 Rancangan Formula III dengan kadar ekstrak 3 %...30

5.1 Hasil Pemeriksaan Tipe Emulsi Sediaan Emulgel Tabir Surya Ekstrak Kulit Batang Kayu Manis………..39

5.2 Hasil Pengamatan Organoleptis Sediaan Emulgel Tabir Surya Ekstrak Kulit Batang Kayu Manis (Cinnamomum burmannii)………..40

5.3 Hasil Pengukuran pH Sediaan Emulgel Tabir Surya Ekstrak Kulit Batang Kayu Manis………..41

5.4 Hasil Pengukuran Daya Sebar Sediaan Tabir Surya Ekstrak Kulit Batang Kayu Manis………..42

5.5 Hasil Pengukuran Viskositas Sediaan Emulgel Tabir Surya Ekstrak Kulit Batang Kayu Manis……….44

5.6 Perbandingan Parameter Aseptabilitas Sediaan Emulgel Tabir Surya Ekstrak Kulit Batang Kayu Manis………46

5.7 Hasil IC50 Vitamin C………...48

5.8 Hasil IC50 Ekstrak Kulit Batang Kayu Manis (Cinnamomum burmannii)…..48

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Struktur Kulit ... 4

2.2 Kayu Manis (Cinamomum burmannii) ... 11

2.3 Struktur cinnamaldehyde pada minyak atsiri kulit batang kayu manis... 13

2.4 Perhitungan nilai SPF ... 20

2.5 Persamaan Matematis Perhitungan SPF... 21

3.1 Bagan kerangka konseptual... 23

4.1 Skema kerja ... 25

4.2 Cara pembuatan larutan DPPH 40 µg/mL……….……...26

4.3 Cara pembuatan larutan blanko………..26

4.4 Cara pembuatan larutan uji ekstrak kulit batang kayu manis……….27

4.5 Cara pembuatan larutan kontrol positif………..28

4.6 Skema pembuatan emulgel……….31

5.1 Ekstrak Kulit Batang Kayu Manis yang berbentuk cairan kental kasar, berwarna coklat kemerahan dan berbau khas kayu manis……….37

5.2 Hasil Pengamatan Pemeriksaan Senyawa Sinamaldehid………...38

5.3 Hasil Pewarnaan Sudan III Sediaan Emulgel Tabir Surya Ekstrak Kulit Batang Kayu Manis (Cinnamomum burmannii)……….39

5.4 Hasil organoleptis Sediaan Emulgel Tabir Surya Ekstrak Kulit Batang Kayu Manis (Cinnamomum burmannii)………..40

5.5 Histogram harga pH formula I, II dan III sediaan emulgel ekstrak kulit batang kayu manis (Cinnamomum burmannii). Data merupakan rerata dari 3 kali replikasi ± SD………..42

(15)

xv

Merupakan Rerata dari 3 Kali Replikasi ± SD………..45 5.8 Histogram Persentase Nilai Kelembutan Dioleskan Formula I, II, dan III Sediaan Emulgel Tabir Surya Ekstrak Kulit Batang Kayu Manis

(Cinnamomum burmannii). Data Merupakan Akumulasi dari 10

Responden………46 5.9 Histogram Persentase Nilai Kemudahan Diratakan Formula I, II, dan III Sediaan Emulgel Tabir Surya Ekstrak Kulit Batang Kayu Manis

(Cinnamomum burmannii). Data Merupakan Akumulasi darin10

Responden………47 5.10 Histogram Persentase Nilai Kemudahan Dicucikan Formula I, II, dan III Sediaan Emulgel Tabir Surya Ekstrak Kulit Batang Kayu Manis

(Cinnamomum burmannii). Data Merupakan Akumulasi darin10

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Daftar Riwayat Hidup ... 59

2 Determinasi Tanaman Kayu Manis.………...60

3 Data Pengukuran Daya Sebar Sediaan Emulgel Tabir Surya Ekstrak Kulit Batang Kayu Manis (Cinnamomum burmannii)………62

4 Form Informed Consent untuk Uji Aseptabilitas………...68

5 Prosedur Uji Aseptabilitas………..69

6 Hasil Pengamatan Aseptabilitas Sediaan Emulgel Tabir Surya Ekstrak Kulit Batang Kayu Manis (Cinnamomum burmannii)……….70

7 Perhitungan Nilai Sun Protection Factor (SPF).………73

8 Hasil Uji Statistik Pengukuran pH………..78

9 Hasil Uji Statistik Pengukuran Daya Sebar……….79

10 Hasil Uji Statistik Pengukuran Viskositas……….80

(17)

56

DAFTAR PUSTAKA

Ansel, H. C., 1989. Introduction to Pharmaceutical dosage form, Terjemahan /; Farida Ibrahim, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi Keempat, Jakarta : Universitas Indonesia Press, p 513

Anief, M. 1997. Ilmu Meracik Obat. Gajah Mada University Press, Yogyakarta

Ardie .M., 2011. Radikal Bebas dan Peran Antioksidan dalam Mencegah Penuaan. Jakarta : Medicinus Magazine p.4

Balakrishnan K.P. dan Narayanaswamy N. (2011). Botanicals as Sunscreens: Their Role in The Prevention of Photoaging and Skin Cancer,

Internasional Journal of Research in Cosmetic Science, Vol. 1, No. 1. pp.1-12.

Barel, Andre᷇ O. Paye, Marc. Maibach, Howard I. 2009. Handbook of Cosmetic Science and Technology, 3rd Ed. Informa Healthcare, New york, p. 301-303.

Barry B.W., 1983. Dermatological Formulation, percutaneous Absorbtion. Marcell Dekker Inc.New York, p.15-19, 313-315.

Ditter., 1970, American Pharmacy 7th Ed, Philadelphia Toronto, p.254

Dutra E.A., Olivera D.A.G., Hachmann E.R.M., dan Santoso M.I.R.M., 2004. Determination of Sun Protection Factor (SPF) of Sunscreens by Ultraviolet Spectrophotometry, Brazilian Journal of Pharmaceutical Science Vol 40

Fionnayuristy, Fidela., 2013. Optimasi Formulasi Krim Tabir Surya Ekstrak Biji Kakao (Theobroma cacao L.) Dengan Humectant Propilenglikol Dalam Basis Vanishing Cream. Malang: Skripsi, Jurusan Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.

Hanson, K. Dan Bardeen C. (2011). Antioxidants in Sunscreen for Improved ROS Protection, Article of Cosmetics & Toiletries, Vol. 126 Issue 10. pp. 710-717

(18)

Hassan, I., Konchok D., Abdul S., Parvaiz A. (2013). Sunscreen and Antioxidants as Photo-Protective Measure: An update, Our Dhermatol Online, Vol. 4, No. 3. pp. 369-374

Hasanah F., 2007. Pengaruh Minuman Bubuk Kakao Lindak Bebas Lemak Terhadap Aktivitas Enzim Antioksidan dan Enzim Detoksifikasi pada Eritrosit dan Plasma Manusia.Bogor : Skripsi Institut Pertanian Bogor

Hernani, Rahardjo M. 2006. Tanaman Berkhasiat Antioksidan. Jakarta: Penebar Swadaya

Kumalaningsih, S., 2006. Antioksidan Alami. Jakarta. Trubus Agrisarana. Hal.16-22.

Magdy, I.M., 2004, Optimation of Chlorphenesin Emulgel Formulation, APPS Journal (serial on line) 6 (3) : 26. http://www.aapspharmsci.org, diakses 11 Februari 2015.

Miksusanti, E., dan S. Hotdelina. (2012). Aktivitas Antioksidan dan Sifat Kestabilan Warna Campuran Ekstrak Etil Asetat Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) dan Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.), Jurnal Penelitian Sains, Vol. 15, No. 2. pp. 60-69.

Molyneux, Philip., 2004. The Use of The Stable Free Radical Diphenylpicryl-hydrazyl (DPPH) For Estimating Antioxidant Activity. Songklanakarin J. Sci.Technol Vol. 26 (2): 211-219.

Panwar, A.S. (2011). Emulgel: A Review, Asian Journal of Pharmacy and Life Science, July-Sept, Vol. 1, No. 3. pp. 334.

Prasetya, N.B.A., dan Ngadiwiyana. (2006). „Identifikasi Senyawa Penyusun Minyak Kulit Batang Kayu Manis (Cinnamomum cassia) Menggunakan GC-MS‟, Jurnal Sains & Matematika, Vol.14, No. 1.pp. 28

Primadiati R. 2001. Kecantikan, Kosmetika & Estetika. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, hal 49-51

(19)

Rieger MM. 1994. Emulsi. Di dalam: Siti Suyatmi, penerjemah; Lachman L, Lieberman HA, Kanig JL, editor. Teori dan Praktek Farmasi Industri II. Ed ketiga. Jakarta: UI Press. Terjemahan dari: The Theory and Practise of Industrial Pharmacy.

Rohman, A., sugeng, R., 2005. Daya Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Kemuning (Murraya paniculata) Secara in vitro, Majalah Farmasi Indonesia, 16 (3), hal. 136-140.

Rowe, 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th Ed., American Pharmacists Associaton, Washington DC, p.181, 441, 596, 697, 754.

Shekar, M., Shirin S., George L., Karthik M. (2012). Evaluatin of In Vitro Antioxidants Property and Radio Protective Effect of The Constituent Medicinal Plants of a Herbal Sunscreen Formulations, International Journal of Pharmaceutical Frontier Research (IJPFR), Vol. 2, No. 2. pp. 90-96.

Voight, R, 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi edisi 5, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, hal 170

Wehantouw, F., Suryanto, E., Kojong, N.N dan Pontoan, J., 2011. Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Alpukat (Persea americana M.) Sebagai Krim Tabir Surya. Manado. Kongres Ilmiah Ikatan Apoteker Indonesia ke XIX

Widyastuti C. 2011. Penentuan Karakteristik Fisik, Aseptabilitas dan Efektifitas Sediaan Antioksidan Perasan Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) dengan Berbagai Kadar dalam Basis Cream O/W (Formula Modifikasi Basis

Vanishing Cream dengan Humektan Propilenglikol). Malang: Skripsi Universitas Muhammadiyah Malang

Williams, S., Tamburic, S., and Lally, C., 2009. Eating Chocolate Can Significantly Protect the Skin from UV Light. J. Of Cosmetic Dermatologi., p. 169-173

Winarsih, Hery, 2011. Antioksidan Alami dan Radikal bebas potensi dan aplikasinya dalam kesehatan. Kanisius, Yogyakarta, hal. 11

(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sinar ultraviolet (UV) merupakan komponen utama yang dipancarkan oleh sinar matahari. Paparan sinar UV yang berlebihan dapat memberikan efek negatif pada kulit. Sinar UV bersifat oksidatif karena dapat menghasilkan suatu senyawa radikal bebas yang disebut dengan reactive oxygen species (ROS) . Keberadaan ROS yang terakumulasi di dalam kulit tersebut diyakini sebagai penginduksi terjadinya kerusakan sel, penuaan dini, dan kanker kulit (Hasan et al, 2013; Balakrishnan dan Narayanaswamy, 2011).

Berbagai upaya dilakukan untuk memberikan perlindungan kulit dari radiasi sinar UV. Salah satu yang paling umum dilakukan adalah dengan menggunakan sediaan tabir surya. Sediaan tabir surya adalah sediaan yang secara fisik atau kimia dapat melindungi kulit dari pengaruh sinar UV. Penambahan senyawa antioksidan ke dalam sediaan tabir surya diketahui dapat lebih memberikan efek perlindungan kulit. Senyawa antioksidan dapat meredam efek oksidatif dari

reactive oxygen species (ROS) yang muncul akibat radiasi sinar UV (Hassan et al, 2013; Hanson et al, 2011).

Tabir surya merupakan salah satu sediaan kosmetika yang digunakan dengan tujuan melindungi kulit dari paparan radiasi sinar matahari dan memiliki dua mekanisme yaitu dengan memantulkan dan menyerap sinar UV secara efektif sehingga dapat mencegah terjadinya gangguan kulit (Wehantouw et al., 2011). Penentuan efektivitas tabir surya dapat dilakukan dengan cara menghitung nilai

Sun Protection Factor (SPF) dari sediaan yang dilakukan secara in vitro dengan metode spektrofotometri. SPF yang tercantum dalam tabir surya menunjukkan kemampuan tabir surya melindungi kulit.

(21)

oksidan sehingga akan mengubah warna. Salah satu contoh metode HAT adalah DPPH (2,2-Difenil-1-pikrilhidrazil) (Trifena, 2012).

Kayu manis (Cinnamomum burmannii) merupakan salah satu tanaman obat yang banyak dibudidayakan di Indonesia yang memiliki banyak khasiat bagi kesehatan. Salah satu kelebihan yang dimiliki oleh kulit batang kayu manis adalah memiliki aktivitas tabir surya dan antioksidan sekaligus (Shekar et al, 2012). Hal tersebut menjadikan kulit batang kayu manis potensial untuk dijadikan bahan aktif pada sediaan tabir surya. Kandungan kimia dalam kulit batang kayu manis diantaranya sinamaldehid, asam sinamat, kumarin, tanin, dan flavanoid. Senyawa-senyawa tersebut diketahui berpotensi sebagai antioksidan serta dapat digunakan sebagai kandungan sediaan tabir surya karena mampu menyerap radiasi sinar ultraviolet pada panjang gelombang daerah UV-B (Prasetya, 2006).

Untuk kemudahan penggunaan pada kulit, maka kulit batang kayu manis perlu diformulasi menjadi suatu sediaan farmasi. Sediaan semisolid dalam industri farmasi dapat berupa krim, gel, salep, ointment dan lotion. Bentuk sediaan yang dipilih adalah emulgel. Emulgel merupakan salah satu bentuk sediaan kulit yang merupakan gabungan dari sediaan emulsi dan gel. Sediaan emulgel disebut juga sebagai sediaan emulsi yang viskositas fase airnya ditingkatkan melalui penambahan gelling agent. Kelebihan dari sediaan emulgel ini adalah nyaman digunakan dan mampu melekat pada waktu yang relatif lama pada kulit sehingga dapat mendukung penggunaannya sebagai sediaan tabir surya (Panwar, 2011).

Dari pertimbangan yang ada, maka pada penelitian ini akan diformulasikan sediaan emulgel tabir surya yang mengandung ekstrak kulit batang kayu manis dengan konsentrasi 1 %, 2 %, 3 %. Untuk evaluasi sediaan dilakukan penentuan karakteristik fisik dengan evaluasi penetapan pH, viskositas, daya sebar, aseptabilitas, daya antioksidan dan efektivitas uji nilai SPF sediaan emulgel tabir surya ekstrak kulit batang kayu manis (Cinnamomum burmannii) secara in vitro

(22)

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh kadar ekstrak kulit batang kayu manis (Cinnamomum burmannii) pada kadar (1 %, 2 % dan 3 %) sediaan emulgel dengan HPMC sebagai gelling agent terhadap karakteristik fisik (pH, viskositas, daya sebar), aseptabilitas dan nilai SPF?

2. Pada kadar berapakah (1 %, 2 %, dan 3 %) ekstrak kulit batang kayu manis (Cinnamomum burmannii) yang dapat memberikan karakteristik fisik (pH, viskositas, daya sebar), aseptabilitas dan nilai SPF yang optimal pada sediaan emulgel dengan HPMC sebagai gelling agent?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Menentukan pengaruh kadar ekstrak kulit batang kayu manis (Cinnamomum burmannii) pada kadar (1 %, 2 %, dan 3 %) sediaan emulgel dengan HPMC sebagai gelling agent terhadap karakteristik fisik (pH, viskositas, daya sebar), aseptabilitas dan nilai SPF.

2. Menentukan pada kadar berapakah (1 %, 2 %, dan 3 %) ekstrak kulit batang kayu manis (Cinnamomum burmannii) yang dapat memberikan karakteristik fisik (pH, viskositas, daya sebar), aseptabilitas dan nilai SPF yang optimal terhadap sediaan denganHPMC sebagai gelling agent sebagai tabir surya.

1.4 Hipotesis Penelitian

Peningkatan kadar ekstrak kayu manis (Cinnamomum burmannii) dapat meningkatkan nilai SPF.

1.5 Manfaat Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

menghasilkan kadar BaP yang paling tinggi, yaitu 29,30 ppm karena pada proses pembakaran, sampel A bersentuhan langsung dengan api dan arang pada suhu yang

Petikan keputusan - keputusan Jawatankuasa Tetap Kewangan (JKTK) UPSI ini disusun bermula daripada keputusan mesyuarat yang terawal iaitu pada tahun 1998

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti khususnya materi Haji dan Umroh di SMP sebagaimana di jelaskan pada kurikulum SMP, berdasarkan Permendikbud No 58

Hasil penelitian menunjukkan perbeda- an morfologi, pertumbuhan dan tingkat serangan hama dan penyakit dari 3 spesies yang diteliti (T. tricuspidata, aktivitas kitinase

Melihat kenyataan ini, peneliti selaku pengawas Dabin VII melakukan sebuah riset mengenai peningkatkan kompetensi guru dalam menyusun soal ulangan harian melalui workshop

Penelitian ini disusun untuk mengetahui bagaimana pengaruh tekanan ketaatan, kompleksitas tugas dan pengalaman auditor terhadap audit judgment pada kantor akuntan publik di

Keunggulan-keunggulan yang dimaksud adalah antara lain (1) sebagai daftar kosakata dasar yang cepat dapat menentukan hubungan kekerabatan satu bahasa (bahasa

Kehadiran MPTT di dalam masyarakat Labuhan Haji telah banyak merangkul setiap masyarakat baik secara individu maupun secara kelompok untuk mengembangkan MPTT di