• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respon Pertumbuhan Beberapa Varietas Timun (Cucumis sativus L.) Terhadap Pupuk Organik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Respon Pertumbuhan Beberapa Varietas Timun (Cucumis sativus L.) Terhadap Pupuk Organik"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

R E S P O N P E R T U M B U H A N B E B E R A P A V A R I E T A S

T I M U N (

C u c um is s a t i v u s

L . ) T E R H A D A P

P E M B E R I A N P U P U K O R G A N I K

SKRIPSI

OLEH:

VERNANDO SIMANULLANG/070307012 BDP – PEMULIAAN TANAMAN

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

R E S P O N P E R T U M B U H A N B E B E R A P A V A R I E T A S

T I M U N (

C u c um is s a t i v u s

L . ) T E R H A D A P

P E M B E R I A N P U P U K O R G A N I K

SKRIPSI

OLEH:

VERNANDO SIMANULLANG/070307012 BDP – PEMULIAAN TANAMAN

Usulan Penelitian Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Melakukan Penelitian di Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara Medan

Disetujui Oleh: Diketahui Oleh:

Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing

(Ir. Mbue Kata Bangun, MS) (Ir. Hot Setiado, MS)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

Judul Skripsi : Respon Pertumbuhan Beberapa Varietas Timun (Cucumis

sativus L.) Terhadap Pupuk Organik

Nama : Vernando Simanullang NIM : 070307012

Departemen : Budidaya Pertanian Program Studi : Pemuliaan Tanaman

Disetujui Oleh: Dosen Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

(Ir. Mbue Kata Bangun, MS) (Ir. Hot Setiado, MS)

Mengetahui:

Ketua Program Studi Agroekoteknologi

(Ir. T. Sabrina, M.Sc, Ph.D)

(4)

ABSTRAK

Vernando Simanullang : Respon Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Timun (Cucumis sativus L.) Terhadap Pemberian Pupuk Organik, dibimbing oleh Ir. M. K. Bangun, MS dan Ir. Hot Setiado, MS.

Penelitian dilakukan di lahan terbuka dengan ketinggian ± 25 m diatas permukaan laut dari bulan September hingga Desember 2012 menggunakan Rancangan Acak Kelompok faktor ganda yaitu varietas (Hercules, Mercy dan Harmony) dan pupuk organik (0, 100, 200, 300 g/tanaman). Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah cabang, umur panen, produksi buah per tanaman, panjang buah, dan diameter buah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas berbeda nyata pada tinggi tanaman (2, 3, dan 4 MST), umur berbunga, umur panen, panjang buah, dan diameter buah. Perlakuan pupuk organik berpengaruh nyata hampir pada semua pengamatan kecuali pada pengamatan parameter tinggi tanaman 2 MST. Sedangkan interaksi antara varietas dengan perlakuan pupuk organik berpengaruh nyata hanya pada parameter diameter buah.

(5)

ABSTRACT

Vernando Simanullang: Respons of growth and production of the cucumber hybrid’s (Cucumis sativus L.) on the application of organic fertilizers, under supervision by Ir. Mbue Kata Bangun, MS and Ir. Hot Setiado, MS.

The research was conducted on the farm field with ± 25 meters above sea level from September to December 2012. Randomized Block Design was used

with 2 factors, ie: varieties (Hercules, Mercy and Harmony) and organic fertilizers (0, 100, 200, 300 g/plant). The parameters observed were plant height, the time of

flowering, the number of branches, the time of harvest, the fruit production per plant, the fruit length, and the fruit diameter.

The results showed that the varieties significantly affected: the plant height 2,3, and 4 week planted, the time of flowering, the number of branches, the time

of harvest, the number of production per plant, the fruit length and the fruit diameter. Fertilizer significantly affected to almost all of the observation parameters except the the plant heigh 2 week planted. The interaction between variety and organic fertilizer affected only to the fruit diameter.

(6)

RIWAYAT HIDUP

Vernando Simanullang, lahir di Jakarta pada tanggal 14 September 1989, putra dari Bapak J.J. Simanullang dan Ibu T. Sigalingging. Penulis merupakan anak kedua dari lima bersaudara.

Tahun 2007 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara dan pada tahun yang sama terdaftar masuk ke Program Studi Pemuliaan Tanaman, Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah dan anugrahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Respon Pertumbuhan Beberapa Varietas Timun (Cucumis sativus

L.) Terhadap Pupuk Organik”.

Pada kesempatan ini penulis berterima kasih dan memberikan penghargaan sebesar-besarnya kepada kedua orangtua penulis J.J. Simanullang dan T. Sigalingging yang tiada hentinya memberikan kasih sayangnya hingga saat ini dan kepada Ir. Mbue Kata Bangun, MS dan Ir. Hot Setiado, MS selaku ketua dan anggota komisi pembimbing yang telah memberikan banyak masukan berharga kepada penulis, serta kepada seluruh jajaran staff dan karyawan PTPN IV Gunung Bayu sebagai tempat penulis untuk menimba ilmu dan pengalaman di lapangan.

Di samping itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-temanku BDP 2007: Junita, Eka, Sanjos, Philip, Willy, Pendi, Samuel dan banyak lagi yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat.

Medan, Mei 2013

(8)

DAFTAR ISI

Persiapan Lahan dan Pengolahan Tanah ... 14

(9)

Pengendalian Hama dan Penyakit ... 15

Respon Varietas terhadap Pertumbuhan dan Produksi Timun... 37

Respon Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan dan Produksi Timun.. 38

Interaksi Respon Varietas dan Pemberian Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan dan Produksi Timun ... 39

KESIMPULAN DAN SARAN ... 40

Kesimpulan ... 40

Saran ... 40

(10)

DAFTAR TABEL

No. Hal.

1. Model sidik ragam dan estimasi kuadrat tengah ... 13

2. Rataan tinggi tanaman (cm) 2 MST terhadap varietas dan perlakuan pupuk ... 19

3. Rataan tinggi tanaman (cm) 3 MST terhadap varietas dan perlakuan pupuk ... 20

4. Rataan tinggi tanaman (cm) 4 MST terhadap varietas dan perlakuan pupuk ... 22

5. Rataan tinggi tanaman (cm) 5 MST terhadap varietas dan perlakuan pupuk ... 24

6. Rataan umur berbunga (hari) terhadap varietas dan perlakuan pupuk... 26

7. Rataan jumlah cabang (buah) terhadap varietas dan perlakuan pupuk ... 28

8. Rataan umur panen (hari) terhadap varietas dan perlakuan pupuk ... 30

9. Rataan produksi per tanaman (g) terhadap varietas dan perlakuan pupuk . 32

10.Rataan panjang buah (cm) terhadap varietas dan perlakuan pupuk ... 34

(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Hal.

1. Grafik perbandingan rataan tinggi tanaman 2 MST pada masing-masing varietas dengan perlakuan pupuk organik ... 19 2. Grafik rataan perbandingan tinggi tanaman 3 MST pada masing-masing varietas dengan perlakuan pupuk organik ... 21 3. Grafik rataan perbandingan tinggi tanaman 4 MST pada masing-masing varietas dengan perlakuan pupuk organik ... 23 4. Grafik rataan perbandingan tinggi tanaman 5 MST pada masing-masing varietas dengan perlakuan pupuk organik ... 25 5. Grafik rataan perbandingan umur berbunga pada masing-masing

varietas dengan perlakuan pupuk organik ... 27 6. Grafik rataan perbandingan jumlah cabang pada masing-masing

varietas dengan perlakuan pupuk organik ... 29 7. Grafik rataan perbandingan umur panen pada masing-masing

varietas dengan perlakuan pupuk organik ... 31 8. Grafik rataan perbandingan produksi per tanaman pada masing-masing varietas dengan perlakuan pupuk organik ... 32 9. Grafik rataan perbandingan panjang buah pada masing-masing

varietas dengan perlakuan pupuk organik ... 34 10.Grafik rataan perbandingan diameter buah pada masing-masing

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Hal.

1. Bagan Lahan Penelitian ... 42

2. Bagan Plot Penelitian ... 43

3. Deskripsi Mentimun Varietas Hercules ... 44

4. Deskripsi Mentimun Varietas Mercy ... 45

5. Deskripsi Mentimun Varietas Harmony ... 46

6. Jadwal Kegiatan Penelitian ... 47

7. Kandungan Unsur Hara Makro & Mikro Pupuk Organik Kascing ... 48

8. Uji Heritabilitas ... 49

9. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 2 MST dan Sidik Ragam ... 50

10. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 3 MST dan Sidik Ragam ... 51

11. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 4 MST dan Sidik Ragam ... 52

12. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 5 MST dan Sidik Ragam ... 53

13. Data Pengamatan Parameter Umur Berbunga dan Sidik Ragam ... 54

14. Data Pengamatan Parameter Jumlah Cabang... 55

15. Data Pengamatan Parameter Umur Panen ... 56

16. Data Pengamatan Parameter Produksi Per Sampel ... 57

17. Data Pengamatan Parameter Panjang Buah ... 58

18. Data Pengamatan Parameter Diameter Buah ... 59

(13)

ABSTRAK

Vernando Simanullang : Respon Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Timun (Cucumis sativus L.) Terhadap Pemberian Pupuk Organik, dibimbing oleh Ir. M. K. Bangun, MS dan Ir. Hot Setiado, MS.

Penelitian dilakukan di lahan terbuka dengan ketinggian ± 25 m diatas permukaan laut dari bulan September hingga Desember 2012 menggunakan Rancangan Acak Kelompok faktor ganda yaitu varietas (Hercules, Mercy dan Harmony) dan pupuk organik (0, 100, 200, 300 g/tanaman). Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah cabang, umur panen, produksi buah per tanaman, panjang buah, dan diameter buah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas berbeda nyata pada tinggi tanaman (2, 3, dan 4 MST), umur berbunga, umur panen, panjang buah, dan diameter buah. Perlakuan pupuk organik berpengaruh nyata hampir pada semua pengamatan kecuali pada pengamatan parameter tinggi tanaman 2 MST. Sedangkan interaksi antara varietas dengan perlakuan pupuk organik berpengaruh nyata hanya pada parameter diameter buah.

(14)

ABSTRACT

Vernando Simanullang: Respons of growth and production of the cucumber hybrid’s (Cucumis sativus L.) on the application of organic fertilizers, under supervision by Ir. Mbue Kata Bangun, MS and Ir. Hot Setiado, MS.

The research was conducted on the farm field with ± 25 meters above sea level from September to December 2012. Randomized Block Design was used

with 2 factors, ie: varieties (Hercules, Mercy and Harmony) and organic fertilizers (0, 100, 200, 300 g/plant). The parameters observed were plant height, the time of

flowering, the number of branches, the time of harvest, the fruit production per plant, the fruit length, and the fruit diameter.

The results showed that the varieties significantly affected: the plant height 2,3, and 4 week planted, the time of flowering, the number of branches, the time

of harvest, the number of production per plant, the fruit length and the fruit diameter. Fertilizer significantly affected to almost all of the observation parameters except the the plant heigh 2 week planted. The interaction between variety and organic fertilizer affected only to the fruit diameter.

(15)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Mentimun atau ketimun atau timun (Cucumis sativus L.) merupakan salah

satu jenis sayuran dari keluarga labu-labuan (Cucurbitaceae) yang sudah populer di seluruh dunia. Menurut sejarahnya, tanaman mentimun berasal dari benua Asia. Beberapa sumber literatur menyebutkan daerah asal tanaman mentimun adalah

Asia Utara, tetapi sebagian lagi menduga berasal dari Asia Selatan (Rukmana, 1994).

Buah mentimun banyak dikonsumsi baik dalam bentuk segar maupun dalam bentuk olahan, seperti misalnya acar, asinan, sebagai pelengkap gado-gado dan sebagainya. Di samping itu, mentimun juga banyak digunakan dalam kosmetik. Ditinjau dari komposisi kimianya, buah mentimun cukup banyak mengandung gizi, yaitu tiap 100 gram bahhan mentah (segar) buah mentimun mengandung: kalori 12 kal, protein 0,7 g, lemak 0,1 g, hidrat arang 2,7 g, kalsium 10 mg, fosfor 21 mg, zat besi 0,3 mg, vitamin A 0 SI, vitamin B1 0,03 mg, vitamin C 8 mg, air 96,1 g (Depkes, 1981) (Samadi, 2002).

(16)

Usaha budidaya mentimun diawali dengan menentukan varietas mentimun yang akan dibudidayakan. Dua jenis mentimun yang banyak ditanam oleh petani adalah mentimun hibrida dan OP (Open Pollinated). Beberapa contoh varietas mentimun hibrida antara lain yaitu: Asian Star 22, Farmer 368, Hercules 56, Spring Swallow, Pretty Swallow, Susu S251, Merry Swallow, dan Shout Swallow. Sedangkan untuk contoh varietas mentimun OP yaitu: Saturnus, Mars, Pluto, dan Venus. Selain jenis diatas ada juga mentimun dari varietas lokal (Sumpena, 2001). Peningkatan produktivitas lahan juga merupakan salah satu cara untuk mendongkrak laju produksi komoditi ini. Hal ini dapat dilakukan dengan perbaikan kultur teknis tanaman yang satu diantaranya yaitu dengan pemupukan yang memadai. Tanaman mentimun terutama jenis hibrida sangat respon terhadap pemupukan (Rukmana, 1994). Aplikasi pupuk organik sangat penting sebagai penyokong pupuk anorganik karena selain sebagai sumber zat makanan bagi tanaman juga dapat memperbaiki struktur tanah, meningkatkan daya serap tanah terhadap air, meningkatkan kondisi kehidupan di dalam tanah (Lingga dan Marsono, 2005).

Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari sisa-sisa pelapukan makhluk hidup, seperti tanaman, hewan, manusia, serta kotoran hewan. Pupuk organik umumnya merupakan pupuk lengkap karena mengandung unsur hara makro maupun mikro meskipun hanya dalam jumlah sedikit (Prihmantoro, 2003).

Salah satu pupuk organik yang sangat baik digunakan untuk budidaya tanaman hortikultura yang dalam hal ini tanaman mentimun adalah pupuk kascing.

(17)

1,58% N, C/N ratio 13%, 703 mg/kg P, 218 mg/kg K, 350 mg/kg Ca, 214,3 mg/kg Mg, 153,7 mg/kg S, 13,5 mg/kg Fe, 861,5 mg/kg Mn, 5 mg/kg Al, 154 mg/kg Na, 1,7 mg/kg Cu, 33,55 mg/kg Zn, dan 34,37 B (Marsono dan Paulus, 2001).

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk menguji respon pertumbuhan beberapa varietas timun (Cucumis sativus L.) terhadap pemberian pupuk organik.

Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan beberapa varietas timun (Cucumis sativus L.) melalui pemberian pupuk organik kascing.

Hipotesis Penelitian

- Ada respon varietas terhadap pertumbuhan dan produksi timun (Cucumis

sativus L.).

- Ada respon pemberian pupuk organik terhadap pertumbuhan dan produksi timun (Cucumis sativus L.).

- Ada interaksi antara varietas dan pupuk organik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman timun (Cucumis sativus L.).

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini berguna sebagai informasi bagi pihak - pihak yang berkepentingan dalam budidaya timun (Cucumis sativus L.) serta untuk memperoleh data sebagai

bahan penyusunan skripsi untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

(18)

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan laut. Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2011 hingga Desember 2011.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas benih timun varietas Hercules 56, Mercy, dan Green Bowl; pupuk organik kascing; pupuk anorganik NPK majemuk; pacak sampel dan perlakuan; dan sebagainya.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi, cangkul, timbangan, kamera, alat tulis, dan alat lainnya yang mendukung penelitian ini.

Metode penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan dua faktor perlakuan:

Faktor I: Varietas V1 = Hercules 56 V2 = Mercy V3 = Harmony

Faktor II: Pupuk Organik P1 = 0 g/tanaman

P2 = 100 g/tanaman P3 = 200 g/tanaman P4 = 300 g/tanaman

(19)

V1P1 V2P1 V3P1 V1P2 V2P2 V3P2 V1P3 V2P3 V3P3 V1P4 V2P4 V3P4 Jumlah ulangan : 3 ulangan Jumlah plot seluruhnya : 36 plot Jumlah tanaman per plot : 4 tanaman Jumlah sampel per plot : 2 tanaman Jumlah sampel seluruhnya : 72 tanaman Jumlah seluruh tanaman : 144 tanaman

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam berdasarkan model linear berikut:

Yijk = µ + ρi + αj + βk + (αβ)jk + εijk i = 1,2,3 j = 1,2,3 k = 1,2,3,4

Yijk : Hasil pengamatan dari blok ke – i dengan varietas ke – j dan pupuk

organik ke – k µ : Nilai tengah

ρi : Pengaruh blok pada taraf ke – i

αj : Pengaruh varietas pada taraf ke - j

βk : Pengaruh perlakuan pupuk organik pada taraf ke – k

(αβ) jk : Interaksi varietas pada taraf ke-j dan pupuk oganik pada taraf ke-k

(20)

Data hasil penelitian pada perlakuan yang berpengaruh nyata dilanjutkan dengan

uji beda rataan terkecil (DMRT) dan kurva respons Duncan taraf 5% (Bangun, 1991).

Untuk menganalisis apakah hasil peubah amatan merupakan keragaman fenotip disebabkan lingkungan atau genotip, maka digunakan heritabilitas. Nilai heritabilitas dalam arti luas dihitung berdasarkan rumus:

H =

Tabel 1. Model Sidik Ragam dan Estimasi Kuadrat Tengah Model Sidik Ragam

(21)

Pelaksanaan Penelitian

Persiapan Lahan dan Pengolahan Tanah

Lahan dibersihkan dari gulma dan diolah sedalam 25-30 cm. Kemudian dibentuk plot dengan ukuran 2,5 m x 2 m, dan dibuat parit drainase selebar 50 cm dengan kedalaman 50 cm.

Pemupukan Dasar

Pemupukan dasar berguna sebagai starter pertumbuhan tanaman timun. Dilakukan setelah pengolahan tanah selesai dan 3 hari sebelum penanaman. Dosis anjuran pemupukan dasar timun adalah 300 kg NPK majemuk per hektar. Pupuk diaplikasi dengan cara ditimbun ke dalam larikan.

Penanaman

Penanaman dilakukan mula-mula merendam benih di dalam air selama ±15 menit lalu dilanjutkan dengan membuat lubang tanam dengan tugal dengan jarak tanam 50 cm x 80 cm dan dimasukkan 2 benih ke dalam lubang tanam dan ditutup tanah setinggi 1 cm.

Aplikasi Pupuk Organik Kascing

Pupuk diaplikasi dengan cara ditugal di samping masing-masing tanaman sesuai dengan perlakuan pada 1 MST.

Pemeliharaan Tanaman

Penyulaman dan Penjarangan

(22)

Penyiraman

Penyiraman dilakukan apabila diperlukan. Hal ini dilihat berdasarkan kondisi cuaca di lapangan. Karena penanaman dilakukan pada musim penghujan maka penyiraman dikukan apabila sangat diperlukan saja.

Pemasangan Ajir

Pemasangan ajir dilakukan pada saat tanaman berumur 2 MST. Ajir dibuat dari belahan bambu selebar ± 2-3 cm dengan panjang 2 m. Ajir yang digunakan adalah model segitiga.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan untuk mengendalikan gulma-gulma yang tumbuh di lahan penelitian baik secara manual atau dengan menggunakan alat.

Pemangkasan

Pemangkasan dilakukan dengan cara mengurangi jumlah daun tanaman supaya tidak terlalu rimbun. Pemangkasan dilakukan pada 3 MST.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dilakukan dengan menyemprotkan insektisida Sevin dengan konsentrasi 2g/l air, penyemprotan insektisida dilakukan sebanyak 2 kali yaitu 30 hst dan 44 hst. Pengendalian penyakit dilakukan dengan cara manual, yaitu dengan membuang daun atau buah yang terserang penyakit.

Panen

(23)

Pengamatan Parameter

Tinggi Tanaman (cm)

Panjang tanaman diukur mulai dari pangkal akar hingga pucuk terminal tanaman pada saat tanaman berumur 2 MST dengan interval 1 minggu sekali sebelum panen pertama.

Umur Berbunga (hari)

Umur berbunga tanaman adalah waktu antara penanaman hingga tanaman dalam satu plot telah berbunga sebanyak 75% dari populasi yang ditanam.

Jumlah Cabang (cabang)

Jumlah cabang yang dihitung adalah cabang utama dan pengamatan dilakukan saat panen pertama.

Umur Panen (hari)

Umur panen tanaman adalah waktu antara penanaman hingga tanaman berbuah dan buah yang dihasilkan telah menunjukkan kriteria panen. Kriteria buah yang siap panen adalah bentuknya agak membulat mulai dari pangkal sampai ujung buah, duri pada kulit buah sudah halus, warna kulit buah hampir merata dari pangkal hingga ujung buah.

Produksi Buah Per Tanaman (gram)

Produksi per sampel adalah total bobot seluruh buah yang dihasilkan tiap tanaman sampel dari panen pertama hingga panen terakhir.

Panjang Buah (cm)

(24)

Diameter Buah (cm)

(25)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil sidik ragam yang diperoleh diketahui bahwa varietas yang diuji berbeda nyata pada semua parameter yang diuji yaitu pada pengamatan parameter tinggi tanaman (2 MST, 3 MST, 4 MST, 5 MST), umur berbunga, jumlah cabang, umur panen, produksi per sampel, panjang buah, dan diameter buah. Perlakuan pupuk organik berpengaruh nyata hampir pada semua pengamatan kecuali pada pengamatan parameter tinggi tanaman 2 MST dan 4 MST. Sedangkan untuk interaksi antara varietas dengan perlakuan pupuk organik berpengaruh nyata hanya pada parameter tinggi tanaman 4 MST dan diameter buah.

Tinggi Tanaman (cm)

Dari hasil pengamatan dan sidik ragam dari tinggi tanaman pada 2 MST hingga 5 MST dapat dilihat pada (Lampiran 5 hingga 8). Hasil sidik ragam

(26)

Tabel 2. Rataan Tinggi Tanaman (cm) 2 MST terhadap varietas dan perlakuan pupuk

Varietas Pupuk Rataan

P1 P2 P3 P4

V1: Hercules 14.94 14.91 15.69 16.66 15.55b V2: Mercy 14.96 14.41 15.20 15.10 14.92a V3: Harmony 17.51 17.43 15.22 16.88 16.76c Rataan 15.80b 15.58b 15.37b 16.21c

Keterangan: huruf yang sama pada satu kolom menunjukkan belum berbeda nyata pada taraf 5 %.

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa rataan tanaman tertinggi pada 2 MST terdapat pada varietas Harmony (16,76 cm) yang berbeda nyata terhadap varietas Mercy dan varietas Hercules. Perlakuan pupuk berbeda nyata pada parameter tinggi tanaman dengan perlakuan dosis tertinggi pupuk organik yaitu P4 (300 g/tanaman) yaitu mencapai ketinggian rata-rata 16.21 cm.

Berikut merupakan grafik perbandingan rataan tinggi tanaman 2 MST pada masing-masing varietas dengan perlakuan pupuk organik.

Gambar 1. Grafik perbandingan rataan tinggi tanaman 2 MST pada masing-masing varietas dengan perlakuan pupuk organik

(27)

Dari grafik diatas diketahui bahwa rataan tinggi tanaman tertinggi pada varietas Hercules 56 terdapat pada perlakuan P4 (300 g) yaitu 16,66 cm. Kemudian rataan tertinggi kedua terdapat pada perlakuan P3 (200 g) yaitu 15,69 cm. Lalu rataan tertinggi ketiga adalah P1 (0 g) yaitu 14,94 cm. Dan rataan terendah terdapat pada P2 (100 g) yaitu 14,91 cm.

Dari grafik diatas diketahui bahwa rataan tinggi tanaman tertinggi pada varietas Mercy terdapat pada perlakuan P3 (200 g) yaitu 15,20 cm. Kemudian rataan tertinggi kedua terdapat pada perlakuan P4 (300 g) yaitu 15,10 cm. Lalu rataan tertinggi ketiga adalah P1 (0 g) yaitu 14,96 cm. Dan rataan terendah terdapat pada P2 (100 g) yaitu 14,41 cm.

Dari grafik diatas diketahui bahwa rataan tinggi tanaman tertinggi pada varietas Harmony terdapat pada perlakuan P1 (0 g) yaitu 17,51 cm. Kemudian rataan tertinggi kedua terdapat pada perlakuan P2 (100 g) yaitu 17,43 cm. Lalu rataan tertinggi ketiga adalah P4 (300 g) yaitu 16,88 cm. Dan rataan terendah terdapat pada P3 (200 g) yaitu 15,22 cm.

Tabel 3. Rataan Tinggi Tanaman (cm) 3 MST terhadap varietas dan perlakuan pupuk

Varietas Pupuk Rataan

P1 P2 P3 P4

V1: Hercules 83.32 78.70 82.15 88.45 27.72 V2: Mercy 82.87 73.47 75.27 75.07 25.56 V3: Harmony 68.73 68.63 69.16 83.48 24.17 Rataan 26.10b 24.53a 25.18ab 27.44bc

(28)

Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa rataan tanaman tertinggi pada 3 MST terdapat pada varietas Hercules (27,72 cm). Sedangkan perbedaan nyata untuk aplikasi pupuk organik masih terdapat pada perlakuan aplikasi tertinggi yaitu P4 (300 g/tanaman) dengan capaian ketinggian rata-rata tanaman sebesar 27,44 cm.

Berikut merupakan grafik perbandingan rataan tinggi tanaman 3 MST pada masing-masing varietas dengan perlakuan pupuk organik.

Gambar 2. Grafik perbandingan rataan tinggi tanaman 3 MST pada masing-masing varietas dengan perlakuan pupuk organik

Melalui grafik diatas dapat dilihat bahwa urutan rataan tinggi tanaman mulai dari yang terbesar sampai yang terkecil pada varietas Hercules 56 adalah: P4 (300 g) yaitu 31,32 cm; P3 (200 g) yaitu 27,38 cm ; P2 (100g) yaitu 26,23 cm; P1 (0 g) yaitu 25,02 cm.

(29)

P4 (300 g) yaitu 29,36 cm; P3 (200 g) yaitu 25,76 cm; P2 (100g) yaitu 24,49 cm; P1 (0 g) yaitu 22,96 cm.

Melalui grafik diatas dapat dilihat bahwa urutan rataan tinggi tanaman mulai dari yang terbesar sampai yang terkecil pada varietas Harmony adalah: P4 (300 g) yaitu 32,19 cm; P3 (200 g) yaitu 30,05 cm; P2 (100g) yaitu 25,33 cm; P1 (0 g) yaitu 22,79 cm.

Tabel 4. Rataan Tinggi Tanaman (cm) 4 MST terhadap varietas dan perlakuan pupuk.

Varietas Pupuk Rataan

P1 P2 P3 P4

V1: Hercules 111.16 150.30 136.54 165.64 46.97a V2: Mercy 254.06 265.85 231.84 255.12 83.91c V3: Harmony 179.46 193.80 201.88 227.81 66.91b

Rataan 60.52a 67.77c 63.36b 72.06d

Keterangan: huruf yang sama pada satu kolom menunjukkan belum berbeda nyata pada taraf 5 %.

(30)

Gambar 3. Grafik perbandingan rataan tinggi tanaman 4 MST pada masing-masing varietas dengan perlakuan pupuk organik

Dari grafik diatas diketahui bahwa rataan tinggi tanaman tertinggi pada varietas Hercules 56 terdapat pada perlakuan P2 (100 g) yaitu 88,62 cm. Kemudian rataan tertinggi kedua terdapat pada perlakuan P1 (0 g) yaitu 84,69 cm. Lalu rataan tertinggi ketiga adalah P4 (300 g) yaitu 83,37 cm. Dan rataan terendah terdapat pada P3 (200 g) yaitu 77,28 cm.

Dari grafik diatas diketahui bahwa rataan tinggi tanaman tertinggi pada varietas Mercy terdapat pada perlakuan P4 (300 g) yaitu 83,57 cm. Kemudian rataan tertinggi kedua terdapat pada perlakuan P3 (200 g) yaitu 78,60 cm. Lalu rataan tertinggi ketiga adalah P2 (100 g) yaitu 74,72 cm. Dan rataan terendah terdapat pada P1 (0 g) yaitu 61,65 cm.

Dari grafik diatas diketahui bahwa rataan tinggi tanaman tertinggi pada varietas Harmony terdapat pada perlakuan P4 (300 g) yaitu 89,27 cm. Kemudian rataan tertinggi kedua terdapat pada perlakuan P3 (200 g) yaitu 67,29 cm. Lalu rataan

(31)

tertinggi ketiga adalah P2 (100 g) yaitu 64,60 cm. Dan rataan terendah terdapat pada P1 (0 g) yaitu 59,82 cm.

Tabel 5. Rataan Tinggi Tanaman (cm) 5 MST terhadap varietas dan perlakuan pupuk.

Varietas Pupuk Rataan

P1 P2 P3 P4

V1: Hercules 340.88 394.66 417.26 455.07 133.99a V2: Mercy 364.96 416.57 445.77 511.62 144.91c V3: Harmony 401.70 432.62 417.83 425.89 139.84b Rataan 123.06a 138.21b 142.32c 154.73d

Keterangan: huruf yang sama pada satu kolom menunjukkan belum berbeda nyata pada taraf 5 %.

Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa rataan tanaman tertinggi pada 5 MST terdapat pada varietas Mercy (144,91 cm). Sedangkan perbedaan nyata untuk aplikasi pupuk organik tetap terdapat pada perlakuan aplikasi P4 (300 g/tanaman) dengan capaian ketinggian rata-rata tanaman sebesar 154,73 cm.

(32)

Gambar 4. Grafik perbandingan rataan tinggi tanaman 5 MST pada masing-masing varietas dengan perlakuan pupuk organik

Melalui grafik diatas dapat dilihat bahwa urutan rataan tinggi tanaman mulai dari yang terbesar sampai yang terkecil pada varietas Hercules 56 adalah: P4 (300 g) yaitu 166,53 cm; P3 (200 g) yaitu 157,74 cm ; P2 (100g) yaitu 125,75 cm ; P1 (0 g) yaitu 109,33 cm.

Melalui grafik diatas dapat dilihat bahwa urutan rataan tinggi tanaman mulai dari yang terbesar sampai yang terkecil pada varietas Mercy adalah: P4 (300 g) yaitu 170,54 cm; P3 (200 g) yaitu 151,56 cm; P2 (100g) yaitu 135,89 cm; P1 (0 g) yaitu 121,65 cm.

(33)

Umur Berbunga (hari)

Data hasil pengamatan dari sidik ragam umur berbunga dapat dilihat pada (Lampiran 9). Sidik ragam menunjukkan bahwa varietas yang di uji berbeda nyata terhadap umur berbunga. Demikian pula perlakuan pupuk organik berbeda nyata terhadap umur berbunga. Sedangkan interaksi antara pupuk dengan varietas belum berbeda nyata. Rataan umur berbunga terhadap varietas dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Rataan Umur Berbunga (hari) terhadap varietas dan perlakuan pupuk.

Varietas Pupuk Rataan

P1 P2 P3 P4

V1: Hercules 22.50 22.33 21.67 20.83 21.83a V2: Mercy 22.67 22.33 21.50 20.67 21.79a V3: Harmony 27.33 26.83 26.17 25.83 26.54b

Rataan 24.17a 23.83b 23.11c 22.44d

Keterangan: huruf yang sama pada satu kolom menunjukkan belum berbeda nyata pada taraf 5 %.

Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa rataan umur berbunga tertinggi adalah pada varietas Harmony (26,54 hari) yang berbeda nyata terhadap varietas Hercules dan varietas Mercy. Sedangkan pada perlakuan pupuk organik, rataan umur berbunga tertinggi adalah pada perlakuan P1 (0 g/tanaman) yaitu tanpa aplikasi pupuk organik sama sekali yang umur berbunganya mencapai 24,17 hari.

(34)

Gambar 5. Grafik perbandingan rataan umur berbunga pada masing-masing varietas dengan perlakuan pupuk organik

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa rataan umur berbunga tercepat pada varietas Hercules 56 terdapat pada P4 (300 g) yaitu 20,83 hari. Kemudian yang terlama P1 (0 g) yaitu 22,50 hari. Perlakuan P4 berbeda nyata dengan semua perlakuan lainnya (P3, P2, dan P1).

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa rataan umur berbunga tercepat pada varietas Mercy terdapat pada P4 (300 g) yaitu 20,67 hari. Kemudian yang terlama P1 (0 g) yaitu 22,67 hari. Perlakuan P4 berbeda nyata dengan semua perlakuan lainnya (P3, P2, dan P1).

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa rataan umur berbunga tercepat pada varietas Harmony terdapat pada P4 (300 g) yaitu 25,83 hari. Kemudian yang terlama P1 (0 g) yaitu 27,33 hari. Perlakuan P4 berbeda nyata dengan semua perlakuan lainnya (P3, P2, dan P1).

(35)

Jumlah Cabang (cabang)

Dari hasil pengamatan dan sidik ragam dari jumlah cabang tanaman mentimun dapat dilihat pada (Lampiran 10). Sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pupuk organik mempunyai beda yang nyata pada jumlah cabang. Sedangkan varietas yang diuji serta interaksi varietas dengan pupuk belum berbeda nyata. Rataan jumlah cabang terhadap varietas dan perlakuan pupuk dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Rataan Jumlah Cabang (buah) terhadap varietas dan perlakuan pupuk.

Varietas Pupuk Rataan

P1 P2 P3 P4

V1: Hercules 12.50 12.50 14.00 17.00 4.67a V2: Mercy 12.50 13.50 15.00 19.00 5.00c V3: Harmony 13.00 13.00 15.00 19.00 5.00c Rataan 4.22a 4.33a 4.89ab 6.11b

Keterangan: huruf yang sama pada satu kolom menunjukkan belum berbeda nyata pada taraf 5 %.

Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa rataan jumlah cabang tertinggi adalah pada varietas Mercy dan Harmony (5,00 buah) yang berbeda nyata terhadap varietas Hercules. Pada perlakuan pupuk organic rataan jumlah cabang tertinggi adalah pada dosis tertinggi P4 (300 g/tanaman) yaitu menghasilkan cabang sebanyak 6,11 buah yang sangat berbeda nyata dengan perlakuan dosis lainnya.

(36)

Gambar 6. Grafik perbandingan rataan jumlah cabang pada masing-masing varietas pada perlakuan pupuk organik

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa rataan jumlah cabang tertinggi terdapat pada varietas Hercules 56 terdapat pada P4 (300 g) yaitu 5,67 cabang. Kemudian jumlah cabang yang terendah terdapat pada P1 (0 g) dan P2 (100 g) yaitu 4,17 cabang.

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa rataan jumlah cabang tertinggi terdapat pada varietas Harmony terdapat pada P4 (300 g) yaitu 6,33 cabang. Kemudian jumlah cabang yang terendah terdapat pada P1 (0 g) yaitu 4,17 cabang.

(37)

Umur Panen (hari)

Dari hasil pengamatan dan sidik ragam dari umur panen buah mentimun dapat dilihat pada (Lampiran 11). Sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan varietas yang diuji berbeda nyata terhadap umur panen buah mentimun. Demikian pula perlakuan pupuk organik berpengaruh nyata pada parameter umur panen mentimun. Sedangkan interaksi antara varietas dengan pupuk belum berbeda nyata terhadap umur panen buah mentimun. Rataan umur panen buah mentimun terhadap varietas dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Rataan Umur Panen (hari) terhadap varietas dan perlakuan pupuk.

Varietas Pupuk Rataan

P1 P2 P3 P4

V1: Hercules 107.50 109.00 106.00 105.50 35.67b V2: Mercy 94.00 93.50 92.00 90.50 30.83a V3: Harmony 113.00 112.00 110.50 110.00 37.13c Rataan 34.94b 34.94b 34.28a 34.00a

Keterangan: huruf yang sama pada satu kolom menunjukkan belum berbeda nyata pada taraf 5 %.

Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa rataan umur panen tertinggi adalah pada varietas Harmony (37,13 hari) yang berbeda nyata terhadap varietas Mercy dan varietas Hercules. Dan yang terendah adalah pada varietas Mercy (30,83 hari) yang berbeda nyata terhadap varietas Hercules 56 dan varietas Harmony.

(38)

Gambar 7. Grafik perbandingan rataan umur panen pada masing-masing varietas dengan perlakuan pupuk organik

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa rataan umur panen tercepat pada varietas Hercules 56 terdapat pada P4 (300 g) yaitu 35,17 hari. Kemudian yang terlama P2 (100 g) yaitu 36,33 hari.

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa rataan umur panen tercepat pada varietas Hercules 56 terdapat pada P4 (300 g) yaitu 30,17 hari. Kemudian yang terlama P1 (0 g) yaitu 31,33 hari.

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa rataan umur panen tercepat pada varietas Harmony 56 terdapat pada P4 (300 g) yaitu 36,67 hari. Kemudian yang terlama P1 (0 g) yaitu 37,67 hari.

Produksi Buah Per Sampel (gram)

Dari hasil pengamatan dan sidik ragam dari produksi buah per tanaman dapat dilihat pada (Lampiran 12). Sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pupuk organic kascing berbeda nyata terhadap produksi buah per tanaman. Rataan

(39)

produksi buah per tanaman terhadap varietas dan perlakuan pupuk dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Rataan Produksi Buah Per Tanaman (g) terhadap varietas dan perlakuan pupuk.

Varietas Pupuk Rataan

P1 P2 P3 P4

V1: Hercules 2849.58 3056.78 3642.73 4127.82 1139.74a V2: Mercy 2792.04 3275.56 3915.92 4136.23 1176.65b V3: Harmony 3356.73 3500.56 3713.73 4637.84 1267.41b Rataan 999.82a 1092.54ab 1252.49b 1433.54c

Keterangan: huruf yang sama pada satu kolom menunjukkan belum berbeda nyata pada taraf 5 %.

Melalui Tabel 9 dapat dilihat bahwa rataan produksi buah per sampel terbesar terdapat pada aplikasi pupuk organik kascing tertinggi yaitu P4 (300 g/tanaman) yang berbeda nyata terhadap perlakuan pupuk organik dengan dosis lainnya.

(40)

Gambar 8. Grafik perbandingan rataan produksi buah per tanaman pada masing-masing varietas dengan perlakuan pupuk organik

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa rataan produksi per sampel tertinggi varietas Hercules 56 terdapat pada perlakuan pupuk organik maksimum yaitu P4 (300 g) yaitu 1375,94 g. Kemudian yang terendah P1 (0 g) yaitu 949,86 g. Perlakuan P4 berbeda nyata dengan semua perlakuan lainnya (P3, P2, dan P1). Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa rataan produksi per sampel tertinggi varietas Hercules 56 terdapat pada perlakuan pupuk organik maksimum yaitu P4 (300 g) yaitu 1375,94 g. Kemudian yang terendah P1 (0 g) yaitu 949,86 g. Perlakuan P4 berbeda nyata dengan semua perlakuan lainnya (P3, P2, dan P1).

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa rataan produksi per sampel tertinggi varietas Harmony terdapat pada perlakuan pupuk organik maksimum yaitu P4 (300 g) yaitu 1545,95 g. Kemudian yang terendah P1 (0 g) yaitu 1118,91 g. Perlakuan P4 berbeda nyata dengan semua perlakuan lainnya (P3, P2, dan P1).

(41)

Panjang Buah (cm)

Dari hasil pengamatan dan sidik ragam dari panjang buah dapat dilihat pada (Lampiran 13). Sidik ragam menunjukkan bahwa varietas yang diuji dan perlakuan pupuk organik berbeda nyata terhadap panjang buah mentimun. Rataan panjang buah terhadap varietas dan perlakuan pupuk dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Rataan panjang buah (cm) terhadap varietas dan perlakuan pupuk.

Varietas Pupuk Rataan

P1 P2 P3 P4

V1: Hercules 47.80 50.00 55.25 58.05 17.59a V2: Mercy 63.50 65.90 68.95 72.95 22.61b V3: Harmony 63.45 66.60 69.85 72.75 22.72b

Rataan 19.42a 20.28b 21.56c 22.64d

Keterangan: huruf yang sama pada satu kolom menunjukkan belum berbeda nyata pada taraf 5 %.

Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa rataan panjang buah tertinggi dapat dilihat pada varietas Harmony (22,72 cm) yang berbeda nyata terhadap dua varietas lainnya yaitu Mercy dan Haercules. Sedangkan untuk rataan panjang buah terendah terdapat pada varietas Hercules dengan 17,59 cm. Perlakuan pupuk organik berpengaruh nyata terhadap parameter panjang buah mentimun pada perlakuan P4 (300 g/tanaman) yang mencapai panjang buah 22,64 cm.

(42)

Gambar 9. Grafik perbandingan rataan panjang buah pada masing-masing varietas dengan perlakuan pupuk organik

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa rataan panjang buah tertinggi varietas Hercules 56 terdapat pada perlakuan pupuk organik maksimum yaitu P4 (300 g) yaitu 19,35 cm. Kemudian yang terendah P1 (0 g) yaitu 15,93 cm. Perlakuan P4 berbeda nyata dengan semua perlakuan lainnya (P3, P2, dan P1).

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa rataan panjang buah tertinggi varietas Mercy terdapat pada perlakuan pupuk organik maksimum yaitu P4 (300 g) yaitu 24,32 cm. Kemudian yang terendah P1 (0 g) yaitu 21,17 cm. Perlakuan P4 berbeda nyata dengan semua perlakuan lainnya (P3, P2, dan P1).

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa rataan panjang buah tertinggi varietas Harmony terdapat pada perlakuan pupuk organik maksimum yaitu P4 (300 g) yaitu 24,25 cm. Kemudian yang terendah P1 (0 g) yaitu 21,15 cm. Perlakuan P4 berbeda nyata dengan semua perlakuan lainnya (P3, P2, dan P1).

(43)

Diameter Buah (cm)

Dari hasil pengamatan dan sidik ragam dari diameter buah dapat dilihat pada (Lampiran 14). Sidik ragam menunjukkan bahwa varietas yang diuji, perlakuan pupuk organik, dan interaksi antara keduanya berbeda nyata terhadap diameter buah. Rataan diameter buah terhadap varietas dan perlakuan pupuk dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Rataan diameter buah (cm) terhadap varietas dan perlakuan pupuk.

Varietas Pupuk Rataan

P1 P2 P3 P4

V1 10.15 10.10 10.60 11.15 3.50a V2 8.90 9.55 12.10 14.25 3.73a V3 10.60 11.40 13.15 13.70 4.07b Rataan 3.29a 3.45a 3.98b 4.34c

Keterangan: huruf yang sama pada satu kolom menunjukkan belum berbeda nyata pada taraf 5 %.

Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa rataan diameter buah tertinggi terdapat pada varietas Harmony (4,07 cm) yang berbeda nyata terhadap dua varietas lainnya yaitu Hercules dan Mercy. Selain itu, rataan diameter buah tertinggi terdapat pada perlakuan pupuk organik P4 (300 g/tanaman) dengan capaian diameter buah sebesar 4,34 cm.

(44)

Gambar 10. Grafik perbandingan rataan diameter buah pada masing-masing varietas dengan perlakuan pupuk organik

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa rataan panjang buah tertinggi varietas Hercules 56 terdapat pada perlakuan pupuk organik maksimum yaitu P4 (300 g) yaitu 3,72 cm. Kemudian yang terendah P1 (0 g) yaitu 3,38 cm. Perlakuan P4 berbeda nyata dengan semua perlakuan lainnya (P3, P2, dan P1).

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa rataan panjang buah tertinggi varietas Mercy terdapat pada perlakuan pupuk organik maksimum yaitu P4 (300 g) yaitu 4,60 cm. Kemudian yang terendah P1 (0 g) yaitu 2,97 cm. Perlakuan P4 berbeda nyata dengan semua perlakuan lainnya (P3, P2, dan P1).

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa rataan panjang buah tertinggi varietas Harmony terdapat pada perlakuan pupuk organik maksimum yaitu P4 (300 g) yaitu 4,63 cm. Kemudian yang terendah P1 (0 g) yaitu 3,53 cm. Perlakuan P4 berbeda nyata dengan semua perlakuan lainnya (P3, P2, dan P1).

(45)

Pembahasan

Respon Varietas terhadap Pertumbuhan dan Produksi Timun

Dari hasil pengamatan dan sidik ragam masing-masing parameter diketahui bahwa varietas berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 2,3,4 dan 5 MST, umur berbunga, umur panen, panjang buah, serta diameter buah. Rataan tinggi tanaman terbesar pada 2,3 dan 4 MST adalah pada V3 (Harmony) sedangkan pada 5 MST adalah V2 (Mercy). Untuk parameter umur berbunga dan umur panen rataan umur berbunga dan umur panen tercepat terdapat pada V1 (Hercules 56). Untuk parameter jumlah cabang rataan tertinggi terdapat pada V2 (Mercy) dan V3 (Harmony). Untuk parameter produksi per sampel rataan tertinggi terdapat pada V3 (Harmony). Untuk parameter panjang buah rataan tertinggi terdapat pada V2 (Mercy). Dan untuk parameter diameter buah rataan tertinggi juga terdapat pada V2 (Mercy). Berdasarkan hasil pengamatan tersebut diketahui bahwa respon lingkungan pada varietas tertentu dapat lebih besar daripada responnya pada varietas lainnya. Hal ini sesuai dengan literatur Sitompul dan Guritno (1995) yang menyebutkan penampilan tanaman dikendalikan oleh sifat genetik di bawah pengaruh faktor-faktor lingkungan. Program genetik yang akan diekspresikan pada suatu fase atau keseluruhan fase pertumbuhan yang berbeda dapat diekspresikan pada berbagai sifat tanaman yang mencakup bentuk dan fungsi tanaman yang menghasilkan keragaman pertumbuhan tanaman.

Respon Pemberian Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan dan Produksi Timun

(46)

pengamatan parameter tinggi tanaman 2 MST. Sehingga dapat dikatakan pupuk organik kascing memberi efek positif bagi tanaman mentimun. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lingga dan Marsono (2005) yang menyatakan pemakaian pupuk kascing ini dapat memberikan manfaat antara lain meningkatkan produktivitas; mempercepat panen; merangsang pertumbuhan akar, batang dan daun; merangsang pertumbuhan bunga; menggemburkan dan menyuburkan tanah; serta cocok sebagai media tanam.

Interaksi Varietas dan Pemberian Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan dan Produksi Timun

Hasil analisis data secara statistik menunjukkan bahwa interaksi antara varietas dan pemberian pupuk organik memiliki respon yang nyata terhadap tinggi tanaman 4 dan 5 MST serta diameter buah.

(47)
(48)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Varietas terbaik dari ketiga varietas timun yang diuji adalah varietas Harmony (V3) karena varietas ini memiliki rataan tertinggi pada parameter tinggi tanaman 2, 3 dan 4 MST dan produksi per sampel tanaman.

2. Pemberian pupuk organik terbaik dari keempat dosis yang diuji adalah perlakuan 300 g/tanaman.

Saran

(49)

DAFTAR PUSTAKA

Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. UI Press. Jakarta

Asmara, A. A. dan R. Enny. 2001. Peran Bahan Organik Terhadap Kesuburan Tanah. Buletin Ilmiah INSTIPER 8(1): 69–78

Bangun, M.K. 1991. Perancangan Percobaan. USU Press. Medan

Lingga, P. dan Marsono. 2005. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta

Marsono dan Paulus S. 2001. Pupuk Akar Jenis & Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta

Mulat, T. 2003. Membuat dan Memanfaatkan Kascing Pupuk Organik Berkualitas. Agromedia. Jakarta

Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta Prihmantoro, H. 2003. Memupuk Tanaman Sayur. Penebar Swadaya. Jakarta Rukmana, R. 1994. Budidaya Mentimun. Kanisius. Yogyakarta

Samadi, B. 2002. Teknik Budidaya Mentimun Hibrida. Kanisius. Yogyakarta Sharma, O.P. 2002. Plant Taxonomy. Mc Graw-Hill Publishing Company

Limited. New Delhi

Sitompul, S.M., dan B. Guritno, 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Sumpena, U. 2001. Budidaya Mentimun Intensif, Dengan Mulsa, Secara Tumpang Gilir. Penebar Swadaya. Jakarta

(50)

Lampiran 1. Bagan Lahan Penelitian

Ulangan I

U b

a

Ulangan II

Ulangan III

Keterangan:

a = jarak antar ulangan 50 cm.

V1P2 V3P2 V2P1

V2P3 V1P3 V2P4

V3P3 V3P1 V3P4

V1P4 V2P2

V1P1

V1P2 V3P1 V2P3

V3P4 V2P1 V1P1

V2P2 V3P3 V3P2

V1P3 V2P4 V1P4

V2P1 V3P3 V1P4

V3P1 V1P1 V2P4

V3P2 V2P3 V3P4

(51)

b = jarak antar plot dalam 1 ulangan 30 cm

Lampiran 2. Bagan Plot Penelitian

Keterangan:

= tanaman mentimun a = jarak antar barisan 50 cm

b = jarak antar tanaman antar satu barisan 80 cm

(52)

Lampiran 3. Deskripsi Mentimun Varietas Hercules

Nama : Hibrida Hercules Tipe pertumbuhan : Merambat Hasil rata-rata : 3,5 – 5 kg/pohon Warna batang : Hijau

Warna daun : Hijau Warna bunga : Kuning

Umur berbunga : 21 hari setelah tanam Masa panen : 35 hari

Warna Kulit Buah : Hijau Warna Daging Buah : Putih Diameter buah : 4 cm Panjang buah : 15 - 20 cm Berat buah : 350 – 400 g/buah Rasa Buah : Manis renyah

Ketahanan penyakit : Tahan terhadap penyakit Downy mildew (penyakit pada tanaman disebabkan oleh cendawan dengan gejala umum bercak-bercak pada bagian tanaman yang terserang dan biasanya mengakibatkan kematian).

Keterangan : Umur genjah, sangat produktif dan cocok di segala musim

(53)

Lampiran 4. Deskripsi Mentimun Varietas Mercy

Nama : Hibrida F1 Mercy Tipe pertumbuhan : Merambat

Hasil rata-rata : 3,5 – 5 kg/pohon Warna batang : Hijau

Warna daun : Hijau Warna bunga : Kuning

Umur berbunga : 21 hari setelah tanam Masa panen : 30 hari

Warna Kulit Buah : Hijau Warna Daging Buah : Putih Diameter buah : 2 – 5 cm Panjang buah : 20 – 25 cm Berat buah : 350 – 400 g/buah Rasa Buah : Manis renyah

Ketahanan penyakit : Tahan terhadap penyakit Downy mildew (penyakit pada tanaman disebabkan oleh cendawan dengan gejala umum bercak-bercak pada bagian tanaman yang terserang dan biasanya mengakibatkan kematian).

Keterangan : Umur genjah, sangat produktif dan cocok di segala musim

(54)

Lampiran 5. Deskripsi Mentimun Varietas Harmony

Nama : Hibrida F1 Harmony Umur mulai berbunga : 27 hari setelah tanam Umur mulai panen : 37 hari setelah tanam

Permukaan daun : berbulu kasar Bentuk bunga : bintang Warna bunga : kuning Bentuk buah : silindris

Garis buah : berwarna kuning pada ujung buah Ukuran buah : panjang 25,2 cm; lebar 5,7 cm

(55)

Lampiran 6. Jadwal Kegiatan Penelitian

4 Aplikasi Pupuk Organik Kascing

X

(56)

Lampiran 7. Kandungan Unsur Hara Makro dan Mikro Pupuk Organik Kascing

Unsur hara Komposisi (mg/kg)

(57)

Lampiran 8. Uji Heritabilitas

Sumber Keragaman db JK KT eKT Blok 2 13.56 6.78 σ2e + g σ2r

Perlakuan 11 σ2e +r σ2g

V 3 21.05 10.52 σ2 + 2σ2vp + 10 σ2g P 2 3.50 1.17 σ2 + 2σ2vp + 6 σ2p V x P 13.89 2.32 1.02 σ2 + 2σ2vp

Error 22 48.39 2.20 σ2e

Total 35 93.96

σ2g = -2.7347

σ2p

Nilai Duga Heritabilitas (h) Masing-Masing Parameter

Parameter Heritabilitas (h) (%)

Tinggi Tanaman 0,62t

Jumlah Cabang 0,83t

Umur Berbunga 0,99t

Umur Panen 0,99t

Produksi per Tanaman 0,79t

Panjang Buah 0,99t

(58)

Lampiran 9. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 2 MST (cm)

Perlakuan Blok Total Rataan I II III

Sidik Ragam Tinggi Tanaman 2 MST

(59)

Lampiran 10. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 3 MST (cm)

Perlakuan Blok Total Rataan I II III

Sidik Ragam Tinggi Tanaman 3 MST

(60)

Lampiran 11. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 4 MST (cm)

Perlakuan Blok Total Rataan I II III

Sidik Ragam Tinggi Tanaman 4 MST

(61)

Lampiran 12. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 5 MST (cm)

Perlakuan Blok Total Rataan I II III

Sidik Ragam Tinggi Tanaman 5 MST

(62)

Lampiran 13. Data Pengamatan Parameter Umur Berbunga (hari)

Perlakuan Blok Total Rataan I II III

Sidik Ragam Umur Berbunga

(63)

Lampiran 14. Data Pengamatan Parameter Jumlah Cabang (cabang)

Perlakuan Blok Total Rataan I II III

Sidik Ragam Jumlah Cabang

(64)

Lampiran 15. Data Pengamatan Parameter Umur Panen (hari)

Perlakuan Blok Total Rataan I II III

Sidik Ragam Umur Panen

(65)

Lampiran 16. Data Pengamatan Parameter Produksi Per Tanaman Sampel

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III

Total 14110.67 14591.60 14303.25 43005.52

Rataan 1175.89 1215.97 1191.94 1194.60

Sidik Ragam Produksi Per Tanaman Sampel

(66)

Lampiran 17. Data Pengamatan Parameter Panjang Buah (cm)

Perlakuan Blok Total Rataan I II III

Sidik Ragam Panjang Buah

(67)

Lampiran 18. Data Pengamatan Parameter Diameter Buah (cm)

Perlakuan Blok Total Rataan I II III

Sidik Ragam Diameter Buah

(68)

Lampiran 19. Dokumentasi Penelitian

Lahan Penelitian dan Seluruh Tanaman Mentimun

(69)

Buah Mentimun Tiap Varietas dan Perlakuan

(70)

Gambar

Tabel 1. Model Sidik Ragam dan Estimasi Kuadrat Tengah
Tabel 2. Rataan Tinggi Tanaman (cm) 2 MST terhadap varietas dan perlakuan
Gambar 2. Grafik perbandingan rataan tinggi tanaman 3 MST pada masing-
Tabel 4. Rataan Tinggi Tanaman (cm) 4 MST terhadap varietas dan perlakuan
+7

Referensi

Dokumen terkait

5 Dari pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa musibah adalah semua kejadian atau peristiwa yang menimpa manusia, baik yang bersifat ringan maupun yang berat

Definisi ini sejalan dengan pemikiran yang mendefinisikan simulasi sebagai proses desain model suatu sistem nyata dan melakukan eksperimen terhadap model

Adapun sifat-sifat dari kekebalan malaria adalah darah mungkin mengandung parasit malaria, hanya aktif terhadap bentuk eritrosit dari parasit spesifik terhadap

Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan terdapat korelasi yang positif antara dukungan sosial dengan kepercayaan diri pada atlet pencak silat di

Setelah bumi semakin dingin maka bermunculanlah makhluk hidup lain di dalam air, seperti fi toplankton yang bisa bersifat autotrof karena bisa menghasilkan makanan

Pada form informasi Favourite Facility (Gambar 9), staf dapat mengetahui fasilitas yang paling sering digunakan oleh customer selama menginap di hotel sesuai dengan bulan dan

Manfaat dari penelitian ini adalah mampu merumuskan masalah dan mengindentifikasikan kebutuhan sistem informasi Front Office perhotelan untuk memberikan dan meningkatkan layanan

Akson sering disebut juga neurit. Bagian ini merupakan tonjolan sitoplasma yang panjang dan berfungsi untuk meneruskan impuls saraf yang berupa informasi berita