LAMPIRAN
Lampiran 1 Tabel Opini Audit Going Concern,Kualitas Audit, dan Profitabilitas
No Kode OAGC ADTR ROA
2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014
1 ALKA 0 0 0 0 0 0 0 0 0,039 0,035 -0,001 0,011
2 ETWA 0 0 0 0 0 0 0 0 0,118 0,049 0,006 -0,107
3 DPNS 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,039 0,112 0,261 0,054
4 FASW 0 0 0 0 1 1 1 1 0,027 0,001 -0,044 0,016
5 GDST 0 0 0 0 0 0 0 0 0,102 0,040 0,077 -0,010
6 IKAI 1 1 1 1 0 0 0 0 -0,092 -0,078 -0,089 -0,051
7 INCI 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,137 0,034 0,076 0,075
8 JPRS 0 0 0 0 0 0 0 0 0,086 0,024 0,040 -0,019
9 KBRI 1 1 1 0 0 0 0 0 -0,026 0,049 -0,023 -0,012
10 KIAS 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,010 0,033 0,033 0,039
11 KRAS 0 0 0 0 1 1 1 1 0,047 -0,008 -0,006 -0,060
12 SIAP 0 0 0 0 0 0 0 0 0,020 0,018 -0,021 0,001
13 SULI 1 1 1 1 1 1 1 1 -0,190 -0,105 -0,346 0,006
14 YPAS 0 0 0 0 0 0 0 0 0,074 0,047 0,010 -0,028
15 ARGO 1 1 1 1 0 0 0 0 -0,075 -0,077 0,045 -0,208
16 BIMA 1 1 1 1 0 0 0 0 0,027 0,026 -0,137 0,097
17 IMAS 0 0 0 0 1 1 1 1 0,075 0,051 0,028 -0,003
18 MYTX 1 1 1 1 0 0 0 0 -0,065 -0,070 -0,024 -0,078
19 SSTM 0 1 1 1 0 0 0 0 -0,029 -0,017 -0,016 -0,017
20 MLIA 0 0 0 0 1 1 1 1 -0,006 -0,005 -0,066 0,017
21 INAF 0 0 0 0 0 0 0 0 0,033 0,036 -0,042 0,001
22 LMPI 0 0 0 0 0 0 0 0 0,008 0,003 -0,015 0,002
23 PSDN 0 1 0 0 1 1 1 1 0,057 0,038 0,031 -0,045
Lampiran 2 Hasil Ouput SPSS
Logistic Regression
Case Processing Summary
Unweighted Casesa N Percent
Selected Cases Included in Analysis 96 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 96 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 96 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Classification Tablea,b,c
Observed
Predicted
OAGC Percentage
Correct
0 1
Step 0 OAGC 0 0 68 .0
1 0 28 100.0
Overall Percentage 29.2
a. No terms in the model.
b. Initial Log-likelihood Function: -2 Log Likelihood = 133.084 c. The cut value is .500
Omnibus Tests of Model Coefficients
Model Summary
a. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been reached. Final solution cannot be found.
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 39.614 7 .000
Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test
OAGC = 0 OAGC = 1
Total Observed Expected Observed Expected
Step 1 1 10 10.000 0 .000 10
OAGC Percentage
Correct
0 1
Step 1 OAGC 0 55 13 80.9
1 0 28 100.0
Overall Percentage 86.5
Variables in the Equation
Variables in the Equation
95% C.I.for EXP(B)
Lower Upper
Step 1a ROA .000 .075
PRIOP .000 .
ADTR .000 .
a. Variable(s) entered on step 1: ROA, PRIOP, ADTR.
Correlation Matrix
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .402 .025 16.292 .000
OAGC -.011 .046 -.026 -.248 .805
a. Dependent Variable: AbsRes_1
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .324 .055 5.843 .000
PRIOP -.109 .103 -.109 -1.066 .289
a. Dependent Variable: ADTR
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .324 .055 5.843 .000
OAGC -.109 .103 -.109 -1.066 .289
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A, dan James K Lobbecke. 1996. Auditing : Pendekatan Terpadu (Judul Asli : Auditing : An Integrated Approach) Edisi Revisi, Jilid 1. Penerjemah Amir Abadi Jusuf. Jakarta: Salemba Empat.
Bapepam. 2004. Peraturan Nomor X.K.2 lampiran keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep346/BL/2011 tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan Publik, http/www.bapepamlk. depkeu.go.id/old/peraturan/emiten/.
Belkaoui, Ahmed. R. 2000. Teori Akuntansi. Edisi Terjemahan. Jilid 1. Jakarta: Salemba Empat.
Doris, Arta Amaya. 2010. Pengaruh Going Concern, Kualitas Audit, Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Pemberian Opini Audit Wajar dengan Pernyataan Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI.
Skripsi.Universitas Sumatera Utara. Medan.
Erlina. 2011. Metodologi Penelitian. USU Press. Medan.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisi Multivariate dengan Program SPSS. Cetakan IV. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Grace, Hermin. 2014. Pengaruh Audit Quality, Audit Tenure, Audit Report Lag, dan Profitabilitas Terhadap Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2013. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.
_____________________. 2012. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Januarti, Indira. 2009. Analisis Pengaruh Faktor Perusahaan, Kualitas Auditor, Kepemilikan Perusahaan terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern
(Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).
Simposium Nasional Akuntansi XII. Palembang: 4-6 November.
Jensen, Michael C. dan Meckeling, William H. (1976). Theory Of The Firm, Managerial Behaviour, Agency Costs & Ownership Structure. Journal of Financial Economics, Vol. 3 October, Pp 305-360.
Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Lubis, Kris F. 2014. Pengaruh Kepemilikan Institusional, Komite Audit Terhadap Manajemen Laba dengan Kualitas Audit Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek 2010-2013). Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Margaretsa, Jesicca. 2014. Pengaruh Mekanise Corporate Governance, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi Enam, Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat.
DAFTAR PUSTAKA
Panjaitan, Yohana. 2015. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerbitan Opini Going Concern pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Skripsi.Universitas Sumatera Utara. Medan.
Puspa, Wywyk. 2015. Pengaruh Komite Audit Terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan dengan Kualitas Audit Sebagai Variabel Moderating pada Peruasahaan Manufakur di Bursa Efek Indonesia (BEI). Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Puspitasari.Cahyono. 2012. The Influence of Previous Audit Opinion Going Concern, Audit Quality, and Company’s Factor to Audit Opinion Going Concern. Tesis.Universitas Negeri Semarang.
Siregar, Bobby R P. 2015. Pengaruh Profitabilitas, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan dan Leverage Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain
kausal.Desain kausal bertujuan untuk menguji hipotesis dan merupakan penelitian
yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar variabel. Tujuan utama
dari penelitian ini adalah mengidentifikasi pengaruh profitabilitas dan opini audit
tahun sebelumnya sebagai variabel independen (bebas) terhadap opini audit going
concern sebagai variabel dependen (terikat) dengan kualitas audit sebagai variabel
moderating yang diteliti.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan demikian,
peneliti akan menggunakan data-data laporan keuangan perusahaan manufaktur
yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui websiteresmi
www.idx.co.id.
Waktu yang digunakan untuk penelitian ini dimulai pada bulan Agustus 2015
dengan pengajuan judul dan pengesahan judul hingga bulan April 2016 untuk
3.3 Batasan Operasional
Batasan operasional adalah penentuan batasan yang lebih menjelaskan ciri-ciri
spesifik yang lebih substantif dari suatu konsep.Alasan peneliti menetapkan
batasan operasional adalah untuk menghindari timbulnya salah tafsir terhadap
istilah-istilah dalam judul penelitian.
Tujuan dari batasan operasional adalah agar peneliti dapat mencapai suatu alat
ukur yang sesuai dengan hakikat variabel yang sudah didefinisikan konsepnya.
Oleh karena itu, batasan operasional dalam penelitian ini adalah:
1. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan sektor manufaktur di Bursa Efek
Indonesia (BEI) dari tahun 2011-2014.
2. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah opini audit going concern.
3. Variabel independen dalam penelitian ini adalah profitabilitas yang
diproksikan dengan Return on Asset (ROA), dan opini audit tahun
sebelumnya.
4. Variabel moderating dalam penelitian ini adalah kualitas audit.
3.4 Definisi Operasional
Definisi operasional atau biasa juga disebut dengan mendefinisikan konsep
secara operasional adalah menjelaskan karakteristik dari obyek ke dalam
elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan
3.4.1 Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel sebab atau variabel bebas (Erlina,
2011).Variabel dependen dalam penelitian ini adalah opini audit going
concern yang merupakan variabel dummy (bersifat kategorikal atau dikotomi).
Dimana kategori 1 untuk menerima opini audit going concern (GCAO) dan
kategori 0 untuk tidak menerima opini audit going concern (NGCAO). Opini
audit going concern adalah modifikasi opini audit wajar tanpa pengecualian
dengan paragraf penjelas yang dalam pertimbangan auditor terdapat keraguan
dalam hal menjaga kelangsungan hidup perusahaan kliennya.
3.4.2 Variabel Independen
Menurut Erlina (2011) variabel independen atau sering juga disebut
dengan variabel bebas adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan
dalam variabel dependen, atau yang menyebabkan terjadinya variasi bagi
variabel terikat. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
a. Profitabilitas
Dalam penelitian ini profitabilitas diukur dengan menggunakan
Return on Assets (ROA). Rasio ini mencoba mengukur efektivitas
pemakaian total sumber daya oleh perusahaan untuk melihat
keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba. ROA dapat dihitung
ROA = ��������� ℎ ����� ����
b. Opini audit tahun sebelumnya
Opini audit tahun sebelumnya merupakan opini audit yang diterima
oleh auditee pada tahun sebelumnya. Opini audit sebelumnya dalam
penelitian ini diambil dari opini audit tahun 2010, 2011, 2012, dan 2013.
Dimana kategori 1 untuk menerima opini audit going concern (GCAO)
dan kategori 0 untuk tidak menerima opini audit going concern
(NGCAO).
3.4.3 Variabel Moderating
Variabel moderating merupakan variabel yang mempunyai dampak
kontijensi yang kuat pada hubungan variabel independen dan variabel
dependen.Variabel moderating diidentifikasi dari penelitian-penelitian
terdahulunya yang mempunyai kesimpulan hubungan kasual yang
berbeda-beda antara satu penelitian dengan penelitian lainnya (Erlina, 2011). Variabel
moderating yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitas audit.
Kualitas audit dalam penelitian ini didefinsikan sebagai persepsi
parapemakai laporan keuangan auditan tentang KAP yang mengaudit laporan
keuangantersebut. Kualitas auditor diukur dengan menggunakan variabel
dummy.Nilai 1diberikan untuk auditor yang berkualitas tinggi (Big Four) dan
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Pengukuran merupakan suatu proses pemberian angka atau simbol pada
karakteristik atau properti sesuai dengan aturan atau prosedur yang telah
ditetapkan (Erlina, 2011). Pengukuran variabel menggunakan skala.Secara umum
terdapat empat jenis skala, yaitu skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan
skala rasio.Dalam penelitian ini hanya menggunakan skala nominal dan skala
rasio.
Skala nominal adalah skala yang menyatakan kategori, kelompok atau
klasifikasi konstruk yang diukur dalam bentuk variabel dimana nilai variabel
hanya menjelaskan kategori, tidak menjelaskan nilai peringkat.Sedangkan skala
rasio adalah skala yang menunjukkan kategori, peringkat, jarak, dan perbandingan
konstruk yang diukur (Erlina, 2011).
Tabel 3.1
Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel Definisi Indikator Skala
Variabel Dependen
Opini Audit Going Concern (Y)
Opini Audit Going Concern (GCAO) diberi kode 1, sedangkan Opini Audit Non Going Concern (NGCAO) diberi kode 0. total sumber daya perusahaan.
ROA = ���� ����� ℎ
����� ����
Rasio
Opini Audit Tahun Sebelumnya (X2)
Opini audit tahun sebelumnya
Opini Audit Going Concern (GCAO)
Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel
merupakan opini audit yang diterima oleh auditee pada tahun sebelumnya.
diberi kode 1, sedangkan Opini Audit Non Going Concern (NGCAO) diberi kode 0.
Variabel Moderating
Kualitas Audit (Z)
Kualitas audit diproksikan dengan menggunakan reputasi auditor yang berafiliasi dengan KAP BigFour dan KAP Non BigFour.
Angka 1 untuk perusahaan yang diaudit oleh auditor yang berafiliasi dengan KAP BigFour
dan angka 0 jika perusahaan diaudit oleh auditor dari KAP yang tidak berafiliasi dengan KAP BigFour.
Nominal
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian 3.6.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek
yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Erlina, 2011).Populasi
dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tahun 2011-2014. Alasan peneliti memilih perusahaan
manufaktur karena terdapat keanekaragaman jenis sektor usaha sehingga
timbul pertanyaan apakah antara satu sektor usaha dengan sektor usaha
lainnya sama didalam menyampaikan laporan keuangannya atau tidak. Jumlah
anggota populasi pada penelitian ini terdiri dari 148 perusahaan yang dapat
3.6.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan
karakteristik populasi (Erlina, 2011).Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel anggota
populasi dengan pertimbangan atau kriteria tertentu. Kriteria pemilihan
sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun
2011-2014 dan tidak sedang berada dalam proses delisting pada periode
tersebut.
2. Perusahaan telah menerbitkan dan mempublikasikan laporan
keuangannyadalam mata uang rupiah yang telah diaudit oleh auditor
independen untuk tahun buku 2011-2014.
3. Perusahaan memiliki periode laporan keuangan yang terdaftar setelah
tanggal 1 Januari 2011.
4. Mengalami rugi bersih minimal satu tahun pengamatan selama periode
penelitian (2011-2014). Kerugian digunakan untuk menunjukkan trend
kondisi keuangan perusahaan yang bermasalah yang menimbulkan
kesangsian auditor tentang kemampuan perusahaan mempertahankan
kelangsungan usahanya.
Proses seleksi sampel berdasarkan kriteria di atas dapat dilihat pada tabel
Tabel 3.2
Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria
No. Kriteria
Jumlah Pelanggaran
Kriteria
Akumulasi
1 Total perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2011-2014
148
2 Perusahaan manufaktur yang terdaftar dan tidak delisting di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode pengamatan (tahun 2011-2014)
6 142
3 Terdaftar setelah 1 Januari 2011 18 124
4 Perusahaan telah mempublikasikan laporan keuangannya per 31 Desember tahun 2011, 2012, 2013, 2014.
24 100
5 Perusahaan telah mempublikasikan laporan keuanganmya dalam mata uang rupiah yang telah diaudit oleh auditor independen periode (2011-2014)
26 74
6 Mengalami rugi bersih minimal satu tahun pengamatan selama periode penelitian (2011-2014).
50 24
Jumlah amatan penelitian selama periode penelitian 96
Sumber : www.idx.co.id, data diolah
Berdasarkan proses seleksi yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa jumlah sampel berdasarkan kriteria yang telah ditentukan
adalah sebanyak 24 perusahaan dengan 96 amatan penelitian (24 X 4)
Tabel 3.3
Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan
No Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel
Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan
3.7 Jenis Data
Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder.Data sekunder adalah data
yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada
masyarakat pengguna data (Erlina, 2011). Data penelitian ini mencakup laporan
keuangan yang telah dipublikasikan, yang diambil dari database Bursa Efek
Indonesia (BEI) dengan cara mengunduh data melalui website resmi Bursa Efek
Indonesia, yaitu www.idx.co.id selama tahun 2011-2014.
3.8 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan metode dokumentasi.Data penelitian diperoleh dari dokumentasi
laporan kauangan tahunan (annual report) yang dipublikasikan melalui situs
Bursa Efek Indonesia melalui alamat
3.9 Teknik Analisis Data
3.9.1 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik
sampel yang digunakan dam menggambarkan variabel-variabel dalam
penelitian.Analisis statistik deskriptif meliputi jumlah, sampel, nilai minimum,
nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan standar deviasi dari semua
3.9.2 Analisis Regresi
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
analisis regresi logistik (logistic regression) untuk hubungan variabel
independen ke variabel dependen.Hal ini dilakukan karena variabel dependen
merupakan data kualitatif yang menggunakan variabel dummy.Regresi logistik
adalah regresi yang digunakan sejauh mana kemungkinan terjadinya variabel
dependen dapat diprediksi dengan variabel independen.Regresi logistik
merupakan suatu bagian dari analisis regresi yang digunakan ketika variabel
dependen merupakan variabel dikotomi. Kriteria pengujian hipotesis
penelitian dalam metode regresi logistik dengan memperbandingkan nilai
signifikansi (ά) yang digunakan, yaitu 0,05. Apabila tingkat signifikansi < 0,05, maka hipotesis diterima, tetapi jika tingkat signifikansi > 0,05, maka
hipotesis tidak dapat diterima. Model regresi logistik yang digunakan untuk
menguji hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:
YGCAO= α + β1ROA + β2PRIOP + β3ADTR + e
Keterangan:
YGCAO = Opini audit going concern (variabel dummy, 1 jika opini going
concern, 0 jika opini non going concern)
α = Konstanta
β1-β3 = Koefisien Regresi
PRIOP = Opini tahun sebelumnya (variabel dummy, 1 jika opini going
concern, 0 jika opini non going concern)
ADTR = Reputasi auditor yang menjadi proksi dari kualitas auditor dengan
variabel dummy (1 untuk auditor yang tergabung skala besar dan 0
untuk yang bukan)
e = Error term, yaitu tingkat kesalahan dalam penelitian
3.9.3 Analisis Regresi dengan Variabel Moderating
Variabel moderating adalah variabel independen yang akan memperkuat
atau memperlemah hubungan antara variabel independen lainnya terhadap
variabel dependen (Gozali, 2006). Terdapat tiga cara dalam melakukan
pengujian moderating yaitu uji interaksi, uji nilai selisih mutlak, dan uji
residual. Pengujian variabel moderating dengan uji interaksi maupun uji
selisih nilai mutlak mempunyai kecenderungan akan terjadi multikolinieritas
yang tinggi antar variabel dan hal ini akan menyalahi asumsi klasik (Ghozali,
2006: 164). Untuk mengatasi multikolinieritas ini maka dikembangkan
metode lain yang disebut uji residual. Oleh sebab itu penelitian ini
menggunakan uji residual dalam menguji moderating.
Model ini menggunakan konsep lack of fit yaitu hipotesis moderating ini
diterima terjadi jika terdapat ketidakcocokan yang diperoleh dari deviasi
hubungan linear antara variabel independen.Hipotesis moderating diterima
jika nilai t hitung adalah negatif dan signifikan. Model ini terbebas dari
Z = � + �1X1 + e
|e| = � + �1Y
Z = � + �2X2 + e
|e| = � + �2Y
Keterangan:
Y = Opini Audit Going Concern
�= Konstanta
X1 = Profitabilitas yang di proksikan dengan return on asset (ROA)
X2 = Opini Audit Tahun Sebelumnya
Z = Kualitas Audit (variabel moderating)
3.9.4 Uji Hipotesis
Untuk mengetahui kebenaran prediksi dari pengujian regresi yang
dilakukan, maka dilakukan pencarian nilai koefisien determinasi (adjusted R2)
(Ghozali, 2011).Uji F juga digunakan untuk mengetahui apakah semua
variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan
terhadap variabel dependen.Sedangkan pengujian untuk mendukung hipotesis
adalah dengan uji t yaitu seberapa jauh pengaruh variabel independen secara
individual terhadap variabel dependen.
3.9.4.1 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (adjusted R2) berguna untuk menguji
variabel dependen. Semakin besar adjusted R2 suatu variabel
independen, maka menunjukkan semakin dominan pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Nilai adjusted R2 yang telah
disesuaikan adalah antara 0 dan sampai dengan 1. Nilai adjusted R2yang
mendekati 1 berarti kemampuan variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variabel dependen. Nilai adjusted R2 yang kecil atau
dibawah 0,5 berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variabel dependen sangat kecil. Apabila terdapat nilai
adjusted R2bernilai negatif, maka dianggap bernilai nol (Ghozali, 2011).
3.9.4.2 Uji Parsial (Uji Statistik t)
Menurut Ghozali (2011) uji stastistik t pada dasarnya menunjukkan
seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual
dalam menerangkan variabel dependen. Pada uji statistik t, nilai t hitung
akan dibandingkan dengan nilai t tabel, Pengujian dilakukan dengan
menggunakan significance level 0,05 (α=5%). Penerimaan atau
penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :
a. Bila t hitung > t tabel atau probabilitas < tingkat signifikansi (Sig <
0,05), maka Ha diterima dan Ho ditolak, variabel independen
b. Bila t hitung < t tabel atau probabilitas > tingkat signifikansi (Sig >
0,05), maka Ha ditolak dan Ho diterima, variabel independen tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen.
3.9.4.3 Uji Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F menunjukkan apakah variabel independen yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel
dependennya. Uji simultan digunakan untuk menguji besarnya pengaruh
dari variabel independen secara bersama-sama atau simultan terhadap
variabel dependen.
Untuk menentukan nilai F tabel, tingkat signifikansi yang
digunakan sebesar 5% dengan derajat kebebasan (degree of freedom) df
= (n-k) dan (k-1) dimana n adalah jumlah sampel, kriteria yang
digunakan adalah:
a. Bila F hitung > F tabel atau probabilitas < nilai signifikan ( Sig ≤ 0,05), maka Ha (hipotesis alternatif ) tidak dapat ditolak, ini berarti
bahwa secara simultan variabel independen memiliki pengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.
b. Bila F hitung < F tabel atau probabilitas > nilai signifikan ( Sig ≥ 0,05), maka Ha (hipotesis alternatif) ditolak, ini berarti bahwa
secara simultan variabel independen tidak mempunyai pengaruh
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4. 1 Gambaran Umum
Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi logistik untuk hubungan
langsung antara variabel independen terhadap variabel dependen.Untuk
menganalisis variabel moderating dalam penelitian ini menggunakan uji
residual.Data-data terlebih dahulu dianalisis dengan menggunakan Microsoft
Excel, dan kemudian pengujian dilakukan dengan menggunakan software
pengolah data SPSS versi 19. Proses pengolahan data dimulai dengan input
variabel-variabel penelitian ke program SPSS dan menghasilkan output sesuai
dengan metode analisis data yang telah ditentukan.Sampel penelitian ditentukan
secara purposive sampling, dan rincian sampel penelitian secara lengkap
ditampilkan pada Tabel 3.3.
4.2 Hasil Penelitian
24.2.1 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif memberikan informasi mengenai gambaran
data meliputi jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum, niali rata-rata
(mean), dan standar deviasi dari variabel-variabel penelitian.Peneliti
menggunakan statistik deskriptif untuk variabelyang diukur dengan skala
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif Variabel Profitabilitas
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROA 96 -.346 .261 -.00622 .078484
Valid N (listwise) 96
Sumber :OutputSPSS, data diolah peneliti, 2016
Berdasarkan hasil SPSS yang diperoleh dapat dideskripsikan beberapa
hal sebagai berikut:
1. Jumlah seluruh sampel penelitian adalah 24 perusahaan dengan 96
amatan penelitian, yaitu 24 perusahaan dikali dengan empat tahun
periode penelitian. Variabel independen yang menggunakan skala rasio
yaitu profitabilitas yang diproksikan dengan ROA.
2. Variabel profitabilitas yang diproksikan dengan ROA memiliki nilai
minimum sebesar -0,346 dan nilai maksimum sebesar 0,261 dengan
nilai rata-rata sebesar -0,0622 dan standar deviasi sebesar 0,78484.
Nilai rata-rata yang sebesar -0,0622 menunjukkan sebagian besar
perusahaan yang menjadi sampel mempunyai kemampuan untuk
menghasilkan keuntungan bersih rendah.
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif Variabel Opini Audit Going Concern, Opini Audit Tahun Sebelumnya, dan Kualitas Audit
PRIOP OAGC ADTR
N Valid 96 96 96
Missing 0 0 0
Std. Deviation .457 .457 .457
Berdasarkan hasil SPSS yang diperoleh dapat dideskripsikan bahwa
jumlah data yang valid adalah 96 buah, sedangkan data yang hilang (missing)
adalah nol, artinya semua data telah diproses.
Tabel 4.3
Statistik Frekuensi Variabel Opini Audit Going Concern
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 68 70.8 70.8 70.8
1 28 29.2 29.2 100.0
Total 96 100.0 100.0
Sumber :Output SPSS, data diolah peneliti, 2016
Berdasarkan hasil SPSS yang diperolehdapat dideskripsikan bahwa
variabel independen opini audit Going Concern menggunakan variabel
dummy, dimana perusahaan yang mendapatkan opini unqualified diberi kode
“1”, sedangkan perusahaan yang mendapatkan opini selain unqualified diberi
kode “0” memiliki data valid karena seluruhnya telah diproses. Jumlah data
yang mendapatkan opini selain unqualified dari auditor sebanyak 68 buah
(70,8%), sedangkan jumlah data yang mendapatkan opini unqualified dari
Tabel 4.4
Statistik Frekuensi Variabel Opini Audit Tahun Sebelumnya
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 68 70.8 70.8 70.8
1 28 29.2 29.2 100.0
Total 96 100.0 100.0
Sumber :OutputSPSS, data diolah peneliti, 2016
Berdasarkan hasil SPSS yang diperolehdapat dideskripsikan bahwa
variabel independen opini audit tahun sebelumnya menggunakan variabel
dummy, dimana perusahaan yang mendapatkan opini unqualified diberi kode
“1”, sedangkan perusahaan yang mendapatkan opini selain unqualified diberi
kode “0” memiliki data valid karena seluruhnya telah diproses. Jumlah data
yang mendapatkan opini selain unqualified dari auditor sebanyak 68 buah
(70,8%), sedangkan jumlah data yang mendapatkan opini unqualified dari
auditor sebanyak 28 buah (29,2%).
Tabel 4.5
Statistik Frekuensi Variabel Kualitas Audit
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 68 70.8 70.8 70.8
1 28 29.2 29.2 100.0
Total 96 100.0 100.0
Berdasarkan hasil SPSS yang diperolehdapat dideskripsikan bahwa
variabel independen kualitas audit yang diproksikan dengan reputasi auditor
menggunakan variabel dummy, dimana perusahaan yang diaudit oleh KAP
big four diberi kode “1”, sedangkan perusahaan yang diaudit oleh KAP non
big four diberi kode “0” memiliki data valid karena seluruhnya telah
diproses. Jumlah data yang diaudit oleh KAP big four sebanyak 28 buah
(29,2%), sedangkan jumlah data yang diaudit oleh KAP non big four
sebanyak 68 buah (70,8%).
24.2.2 Analisis Regresi
Analisis regresi digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian.
Analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
logistik yang digunakan untuk menguji apakah variabel independen yaitu
profitabilitas (ROA), opini audit tahun sebelumnya (PRIOP) berpengaruh
langsung terhadap opini audit going concern (OAGC).
Model regresi logistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
YGCAO= α + β1ROA + β2PRIOP + β3ADTR + e
Keterangan:
YGCAO = Opini audit going concern (variabel dummy, 1 jika opini going
concern, 0 jika opini non going concern)
α = Konstanta
ROA = Return on Assets
PRIOP = Opini tahun sebelumnya (variabel dummy, 1 jika opini going
concern, 0 jika opini non going concern)
ADTR = Reputasi auditor yang menjadi proksi dari kualitas auditor dengan
variabel dummy (1 untuk auditor yang tergabung skala besar dan 0
untuk yang bukan)
e = Error term, yaitu tingkat kesalahan dalam penelitian
Berikut ini adalah hasil analisis regresi logistik:
Tabel 4.6
Hasil Uji Kelayakan Model Regresi Hosmer and Lameshow Test
Step Chi-square Df Sig.
1 39.614 7 1.000
Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test
OAGC = 0 OAGC = 1
Total Observed Expected Observed Expected
Step 1 1 10 10.000 0 .000 10
2 10 10.000 0 .000 10
3 10 8.706 0 1.294 10
4 10 6.772 0 3.228 10
5 10 5.910 0 4.090 10
6 10 4.856 0 5.144 10
7 8 2.529 2 7.471 10
8 0 .000 4 4.000 4
9 0 .000 22 22.000 22
Berdasarkan hasil SPSS yang diperoleh dapat dilihat bahwa nilai
signifikansi menunjukkan angka 1.000, nilai signifikansi yang diperoleh ini
jauh lebih besar dari 0,05 (5%).Hal ini berarti bahwa model regresi mampu
memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima
karena cocok dengan data observasinya.
Tabel 4.7
Koefisien Regresi Logistik
B S.E. Wald Df Sig. Exp(B)
a. Variable(s) entered on step 1: ROA, PRIOP, ADTR. Sumber :Output SPSS, data diolah peneliti, 2016
Hasil pengujian terhadap koefisien regresi menghasilkan model sebagai
berikut :
YGCAO = -0,887 - 16,506 ROA + 40,277 PRIOP - 21,289 ADTR + e
Interpretasi dari persamaan regresi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Konstanta sebesar -0,887 maka nilai variabel opini audit going concern
(OAGC) akan tetap sebesar -0,887 jika semua variabel independen
2. Koefisien profitabilitas (ROA) sebesar -16,506, artinya jika nilai
variabel ini ditingkatkan satu satuan maka akan menurunkan nilai
variabel opini audit going concern (OAGC) sebesar -16,506 dengan
variabel lain tetap.
3. Koefisien opini audit tahun sebelumnya (PRIOP) sebesar 40,277,
artinya jika nilai variabel ini ditingkatkan satu satuan maka akan
meningkatkan nilai variabel opini audit going concern (OAGC) sebesar
40,277 dengan variabel lain tetap.
4. Koefisien kualitas audit yang diproksikan dengan reputasi auditor
(ADTR) sebesar -21,289, artinya jika nilai variabel ini ditingkatkan satu
satuan maka akan menuunkan nilai variabel opini audit going concern
(OAGC) sebesar -21,289 dengan variabel lain tetap.
4.2.3 Uji Hipotesis
4.2.3.1 Koefisien Determinasi
Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi logistik
ditunjukkan oleh nilai Nagelkerke R. Squuare. Hasil pengujian
koefisien determinasi (Nagelkerke R. Squuare) dapat dilihat pada Tabel
4.7 berikut ini:
Tabel 4.8
Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary
Step
-2 Log
likelihood
Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
Sumber :Output SPSS, data diolah peneliti, 2016
Berdasarkan Tabel 4.7 nilai Nagelkerke R. Square adalah 0,736
yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskanoleh
variabel independen adalah sebesar 73,6% sedangkan sisanya 26,4%
dijelaskan oleh faktor lain di luar model penelitian.
4.2.3.2 Uji Parsial (Uji Statistik t)
Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen
yaitu profitabilitas dan opini audit tahun sebelumnya secara langsung
mempengaruhi variabel dependen secara signifikan atau tidak.
Tabel 4.9
Hasil Uji Parsial (Uji t)
B S.E. Wald Df Sig. Exp(B)
a. Variable(s) entered on step 1: ROA, PRIOP, ADTR. Sumber :Output SPSS, data diolah peneliti, 2016
Berdasarkan Tabel 4.9 untuk variabel profitabilitas yang
diproksikan dengan ROA mempunyai koefisien negatif sebesar -16,506
signifikansi 0,05 sehingga profitabilitas dapat diterima, artinya
profitabilitas berpengaruh negatif terhadap opini audit going concern
atau H1 diterima.
Untuk variabel opini audit tahun sebelumnya mempunyai
koefisien positif sebesar 40,277 dengan tingkat signifikansi sebesar
0,996 dan lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga opini audit
tahun sebelumnyatidak dapat diterima, artinya opini audit tahun
sebelumnyaberpengaruh positif namun tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern atau H2
ditolak.
Untuk variabel kualitas audit mempunyai koefisien negatif
sebesar -21,289 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,997 dan lebih
besar dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga opini audit tahun
sebelumnyatidak dapat diterima, artinya kualitas auditberpengaruh
negatif namun tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
penerimaan opini audit going concern atau H3 ditolak.
4.2.3.3Uji Simultan (Uji Statistik F)
Untuk melihat pengaruh seluruh variabel independen terhadap
variabel dependen secara bersama-sama (simultan) pada model regresi
logistik digunakan uji statistik G2 (Likelihood Ratio Test).
H0: Tidak ada pengaruh antara variabel independen terhadap
variabel dependen.
H1 : Minimal ada satu variabel independen yang berpengaruh
terhadap variabel dependen.
Tabel 4.10
Hasil Uji Simultan (Uji F) Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square Df Sig.
Step
1
Step 77.154 3 .000
Block 77.154 3 .000
Model 77.154 3 .000
Sumber :Output SPSS, data diolah peneliti, 2016
Berdasarkan hasil SPSS yang diperoleh dapat dilihat bahwa
nilai G2 sebesar 77,154 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang
lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol
ditolak yang berarti minimal terdapat satu variabel bebas yang
berpengaruh terhadap variabel dependen (opini audit going concern)
atau H4 diterima.
4.2.4 Uji Moderating
Terdapat tiga cara dalam melakukan pengujian moderating yaitu uji
interaksi, uji nilai selisih mutlak, dan uji residual. Pengujian variabel
kecenderungan akan terjadi multikolinieritas yang tinggi antar variabel dan
hal ini akan menyalahi asumsi klasik (Ghozali, 2006 : 164). Untuk
mengatasi multikolinieritas ini maka dikembangkan metode lain yang
disebut uji residual. Oleh sebab itu penelitian ini menggunakan uji residual
dalam menguji moderating.Hipotesis moderating ini diterima terjadi jika
terdapat ketidakcocokan yang diperoleh dari deviasi hubungan linear antara
variabel independen. Hipotesis moderating diterima jika nilai t hitung
adalah negatif dan signifikan. Model ini terbebas dari gangguan
multikolinearitas karena hanya menggunakan satu variabel bebas
4.2.4.1Pengujian Kualitas Audit Dalam Memoderasi Hubungan Antara Profitabilitas Terhadap Opini Audit Going Concern Hasil regresi kualitas audit dalam memoderasi hubungan antara
profitabilitas terhadap opini audit going concern yang diukur melalui
ROA dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.11 Uji Moderating I
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .402 .025 16.292 .000
OAGC -.011 .046 -.026 -.248 .805
Berdasarkan pengujian tersebut maka model persamaan residual
yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Z = 0,402 - 0,11 Y + e
Keterangan :
Z : Kualitas Audit
X1 : Profitabilitas (ROA)
E : error
Berdasarkan hasil SPSS tersebut dapat dilihat bahwa meskipun
nilai T hitung pada penelitian ini adalah negatif namun nilai tersebut
tidak signifikan dimana 0,805 > 0,05. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa variabel kualitas audit tidak signifikan dalam
memoderasi hubungan antara profitabilitas yang diukur melalui ROA
terhadap Opini Audit Going Concern.
4.2.4.2Pengujian Kualitas Audit Dalam Memoderasi Hubungan Antara Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit Going Concern
Hasil regresi kualitas audit dalam memoderasi hubungan antara
opini audit tahun sebelumnya terhadap opini audit going concern yang
Tabel 4.12 Uji Moderating II
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .324 .055 5.843 .000
OAGC -.109 .103 -.109 -1.066 .289
a. Dependent Variable: ADTR
Berdasarkan pengujian tersebut maka model persamaan
residual yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Z = 0,324 – 0,109 Y + e
Keterangan :
Z : Kualitas Audit
X2 : Opini Audit Tahun Sebelumnya (PRIOP)
E : error
Berdasarkan hasil SPSS tersebut dapat dilihat bahwa meskipun
nilai T hitung pada penelitian ini adalah negatif namun nilai tersebut
tidak signifikan dimana 0,289 > 0,05. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa variabel kualitas audit tidak signifikan dalam
memoderasi hubungan antara Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap
Opini Audit Going Concern.
4. 3Pembahasan
Hipotesis ketigadalam penelitian ini adalah profitabilitas berpengaruh
negatif terhadap opini audit going concern. Berdasarkan hasil SPSS yang
diperoleh dapat dilihat bahwauntuk variabel profitabilitas yang diproksikan
dengan ROA mempunyai koefisien negatif sebesar -16,506 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,020 dan lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05
sehingga profitabilitas dapat diterima, artinya profitabilitas berpengaruh
negatif terhadap opini audit going concern.
Hasil penelitian ini sesuai dengan logika teori yang telah dipaparkan
sebelumnya, bahwa semakin besar rasio ini menunjukkan semakin besar
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba sehingga tidak
menimbulkan keraguan auditor akan kemampuan perusahaan untuk
melanjutkan usahanya.
4.3.2 Pengaruh Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit Going concern
Hipotesis keduadalam penelitian ini adalah opini audittahun sebelumnya
berpengaruh terhadap opini audit going concern. Berdasarkan hasil SPSS yang
diperoleh dapat dilihat bahwa untuk variabel opini audit mempunyai koefisien
positif sebesar 40,277 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,996 dan lebih
besar dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga opini audittahun sebelumnya
berpengaruh positif namun tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
penerimaan opini audit going concern artinya opini audit tahun sebelumnya
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan logika teori yang telah
dipaparkan sebelumnya, bahwa opini audit tahun sebelumnya dapat
mempengaruhi auditor independen memberikan kembali opini audit going
concern.
4.3.3 Pengaruh Profitabilitas dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit Going Concern
Berdasarkan hasil SPSS yang diperoleh dapat dilihat bahwa nilai G2
sebesar 77,154 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa minimal terdapat satu variabel bebas
yang berpengaruh terhadap variabel dependen (opini audit going concern)
atau hasil penelitian ini telah sesuai dengan logika teori yang telah dipaparkan
sebelumnya, bahwa profitabilitas dan opini audit tahun sebelumnya
berpengaruh secara simultan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan
keuangan perusahaan.
4.3.4 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Opini Audit Going concern dengan Kualitas Audit sebagai Variabel Moderating
Hipotesis moderating diterima jika nilai t hitung adalah negatif dan
signifikan. Berdasarkan hasil SPSS yang diperoleh dapat dilihat bahwa
meskipun nilai t hitung pada penelitian ini adalah negatif namun nilai tersebut
kualitas audit tidak dapat diterima atau tidak mampu memoderasi hubungan
antara profitabilitas yang diukur melalui ROA terhadap opini audit going
concern.
4.3.5 Pengaruh Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit Going concern dengan Kualitas Audit sebagai Variabel Moderating
Hipotesis moderating diterima jika nilai t hitung adalah negatif dan
signifikan. Berdasarkan hasil SPSS yang diperoleh dapat dilihat bahwa
meskipun nilai t hitung pada penelitian ini adalah negatif namun nilai tersebut
tidak signifikan dimana 0,289 > 0,05. Dapat disimpulkan bahwa variabel
kualitas audit tidak dapat diterima atau tidak mampu memoderasi hubungan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas dan opini
audit tahun sebelumnya terhadap opini audit going concern dengan kualitas audit
sebagai variabel pemoderasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2011-2014.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara Parsial, variabel independen opini audit tahun sebelumnya tidak
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap opini audit going concern,
namun variabel profitabilitas yang diproksikan dengan ROA berpengaruh
negatif signifikan terhadap opini audit going concern pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014.
2. Secara simultan atau bersama-sama, variabel independenprofitabilitas dan
opini audit tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap opini audit
going concern manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2011-2014.
3. Pengujian moderating menggunakan uji residual menunjukkan variabel arus
kas operasi tidak mampu memoderasi hubungan antara profitabilitas dan
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan, antara lain sebagai berikut:
1. Periode penelitian dalam penelitian ini terbatas hanya pada tahun 2011-2014
2. Penelitian ini hanya dilakukan pada perusahaan manufaktur yang tedaftar di
Bursa Efek Indonesia.
3. Penelitian hanya memiliki dua variabel independen dan satu variabel
moderating. Dari nilai koefisien determinasi di bab empat hasil penelitian
diketahui hanya 55,2% variabel profitabilitas dan opini audit tahun
sebelumnyamampu menjelaskan nilai perusahaan sisanya 44,8 % dijelaskan
oleh variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.
5.3 Saran
Berdasarkan hasil dalam penelitian ini, peneliti memberikan saran kepada
peneliti selanjutnya, manajemen perusahaan dan para investor adalah sebagai
berikut:
1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah variabel
independennya, dan juga menambahkan variabel moderating yang lebih
cocok untuk memoderasi variabel independen terhadap variabel dependen.
Selain itu peneliti selajutnya juga diharapkan menambah jumlah referensi
apabila ingin meneliti dengan variabel yang sama.
2. Bagi investor atau calon investor sebaiknya berhati-hati dalam memilih
sebaiknya tidak berinvestasi pada perusahaan yang mendapat opini going
concern.
3. Bagi Manajemen perusahaan hendaknya dapat mengenali lebih dini
tandatanda going concern dengan melakukan analisa terhadap laporan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Agensi
Jensen dan Meckling (1976) menggambarkan adanya hubungan kontrak
antara agen (manajemen) dengan pemilik (principal).Agen diberi wewenang
oleh pemilik untuk melakukan operasional perusahaan, sehingga agen lebih
banyak mempunyai informasi dibandingkan pemilik.Ketimpangan informasi
ini biasa disebut sebagai asymetri information.Baik pemilik maupun agen
diasumsikan mempunyai rasionalisasi ekonomi dan semata-mata
mementingkan kepentingannya sendiri. Menurut Januarti (2009), Agen
mungkin akan takut mengungkapkan informasi yang tidak diharapkan oleh
pemilik, sehingga terdapat kecenderungan untuk memanipulasi laporan
keuangan tersebut. Berdasarkan asumsi tersebut, maka dibutuhkan pihak
ketiga yang independen, dalam hal ini adalah akuntan publik.Tugas dari
akuntan publik (auditor) memberikan jasa untuk menilai laporan keuangan
yang dibuat oleh agen, dengan hasil akhir adalah opini audit.
2.1.2 Laporan Keuangan
Laporan keuangan menurut IAI (2009: 1) ialah bagian dari proses
pelaporan keuangan. Laporan keungan yang lengkap biasanya meliputi neraca,
berbagai cara misalnya laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan
laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari
laporan keuangan.
Menurut IAI (SAK: 2012), tujuan laporan keuangan adalah sebagai
berikut :
1. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi
kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian,
laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang
mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan
ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan
dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk
menyediakan informasi nonkeuangan.
3. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan
manajemen, atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber
daya yang dipercayakan kepadanya.
Accounting Principle Board Statement No. 4 yang berjudul Basic
Concepts and Accounting Principles Underlying Financial Statements
Business Enterprises memuat tujuan kualitatif dari laporan keuangan sebagai
a. Relevance, artinya memilih informasi yang benar-benar sesuai dan dapat
membantu pemakai laporan dalam proses pengambilan keputusan.
b. Understandability, artinya informasi yang dipilih tidak hanya informasi
tersebut jelas, tetapi para pengguna juga harus dapat memahaminya.
c. Verifiability, artinya hasil akuntansi dapat diperiksa oleh pihak lain yang
akan menghasilkan pendapat yang sama.
d. Neutrality, artinya informasi akuntansi ditujukan kepada kebutuhan
umum dari pengguna, bukannya kebutuhan-kebutuhan tertentu dari
pengguna-pengguna yang spesifik.
e. Timeliness, artinya laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk
pengambilan keputusan apabila diserahkan pada saat yang tepat.
f. Comparability, artinya informasi akuntansi harus dapat saling
dibandingkan.
g. Completeness, artinya informasi akuntansi yang dilaporkan harus
mencakup semua kebutuhan-kebutuhan yang layak dari para pemakai.
2.1.3 Audit
Audit merupakan suatu proses sistematik untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang
kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan untuk menetapkan tingkat
kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang
adalah untuk menyatakan pendapatatas kewajaran laporan keuangan, dalam
semua hal yang material, sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
Terdapat tiga standar audit yang telah ditetapkan dan disahkan oleh
Dewan Standar Profesional Akuntan Publik, Ikatan Akuntan Indonesia yang
terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan.
Ketiga standar audit tersebut berisi hal-hal sebagai berikut:
1. Standar umum
a. Keahlian dan kompetensi teknis b. Sikap independensi
c. Kemahiran professional 2. Standar pekerjaan lapangan
a. Perencanaan dan supervisi
b. Pemahaman pengendalian internal c. Bukti audit kompeten
3. Standar pelaporan a. Laporan auditor
b. Ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi c. Pengungkapan informatif
d. Laporan berisi pendapat
2.1.4 Opini Audit
Opini audit merupakan laporan yang diberikan seorang akuntan publik
terdaftar sebagai hasil penilaiannya atas kewajaran laporan keuangan yang
disajikan perusahaan.Dalam perkembangannya, peran opini audit menjadi
penting dalam kaitannya dengan citra perusahaan di mata para pengguna
laporan keuangan.Dalam Standar Profesional Akuntan Publik dijelaskan
bahwa “tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah
material,posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai
denganakuntansi yang berlaku umum di Indonesia”.
Terdapat lima tipe pendapat audit (IAI, 2001: SA Seksi 508) yaitu:
1. Opini Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)
Opini ini diberikan apabilaterpehuni keadaan-keadaan berikut:
a. Bukti audit yang dibutuhkan telah terkumpul secara mencukupi dan
auditor telah menjalankan tugasnya sedemikian rupa, sehingga ia
dapat memastikan kerja lapangan telah ditaati.
b. Ketiga standar umum telah diikuti sepenuhnya dalam perikatan kerja.
c. Laporan keuangan yang di audit disajikan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang lazim yang berlaku di Indonesia yang ditetapkan pula
secara konsisten pada laporan-laporan sebelumnya. Demikian pula
penjelasan yang mencukupi telah disertakan pada catatan kaki dan
bagian-bagian lain dari laporan keuangan.
d. Tidak terdapat ketidakpastian yang cukup berarti (no material
uncertainty) mengenai perkembangan di masa mendatang yang tidak
dapat diperkirakan sebelumnya atau dipecahkan secara memuaskan.
2. Opini Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan
(Unqualified with Explanatory Language)
Opini ini diberikan ketika suatu keadaan tertentu yang tidak
berpengaruh langsung terhadap pendapat wajar. Keadaan tertentu
a. Pendapat auditor sebagian didasarkan atas pendapat auditor
independen lain.
b. Karena belum adanya aturan yang jelas maka laporan keuangan
dibuat menyimpang dari SAK.
c. Laporan dipengaruhi oleh ketidakpastian peristiwa masa yang
akan datang hasilnya belum dapat diperkirakan pada tanggal
laporan audit.
d. Terdapat keraguan yang besar terhadap kemampuan satuan usaha
dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.
e. Diantara dua periode akuntansi terdapat perubahan yang material
dalam penerapan prinsip akuntansi.
f. Data keuangan tertentu yang diharuskan ada oleh BAPEPAM
namun tidak disajikan.
3. Opini Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)
Qualified opinion adalah pendapat yang diberikan ketika laporan
keuangan dikatan wajar dalam hal yang material, tetapi terdapat sesuatu
penyimpangan/kurang lengkap pada pos tertentu, sehingga harus
dikecualikan.Pengecualian tersebut dapat terjadi apabila:
a. Bukti kurang cukup.
b. Adanya pembatasan ruang lingkup.
c. Terdapat penyimpangan dalam penerapan prinsip akuntansi yang
4. Opini Tidak Wajar (Adverse Opinion)
Pendapat ini dinyatakan bila menurut pertimbangan auditor,laporan
keuangan secara keseluruhan tidak disajikan secara wajarsesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di indonesia.
5. Menolak Memberikan Pendapat (Disclaimer of Opinion)
Menolak memberikan pendapat diterbitkan apabila auditor tidak
dapat meyakinkan dirinya sendiri bahwa laporan keuangan secara
keseluruhan telah disajikan secara wajar. Kebutuhan untuk menolak
memberikan pendapat akan timbul jika terdapat pembatasan ruang
lingkup audit atau hubungan yang tidak independen antara auditor
dengan kliennya.
Auditor akan mengeluarkan salah satu dari kelima opini tersebut setelah
melakukan pemeriksaan laporan keuangan perusahaan yang diaudit sesuai
dengan standar dan prosedur audit yang berlaku. Perusahaan biasanya
mengharapkan auditor mengeluarkan opini wajar tanpa pengecualian
(unqualified opinion). Dengan mendapatkan unqualified opinion menandakan
bahwa laporan keuangan perusahaan telah disajikan secara wajar dan sesuai
dengan standar-standar akuntansi yang berlaku. Perusahaan yang
mendapatkan opini selain unqualified cenderung akan mengganti auditor
mereka dengan harapan akan mendapat opini unqualified agar laporan
keuangan perusahaan dipandang baik oleh para pengguna informasi laporan
2.1.5 Going Concern
Menurut Belkaoui (2006:271), going concern adalah dalil yang
menyatakan bahwa suatu entitas akan menjalankan terus operasinya dalam
jangka waktu yang cukup lama untuk mewujudkan proyeknya, tanggung
jawab, serta aktivitas-aktivitasnya yang tiada henti. Kesinambungan operasi
entitas akan menghasilkan laporan keuangan yang bersifat sementara sesuai
periode aktivitas dan akan saling berhubungan satu dengan yang lainnya
secara berkelanjutan (Grace, 2014). Going concern merupakan salah satu
konsep penting akuntansi konvensional.Inti going concern terdapat pada
balance sheet perusahaan yang harus merefleksikan nilai perusahaan untuk
menentukan eksistensi dan masa depannya. Menurut Siregar (2015),
Kegagalan mempertahankan going concern dapat mengancam setiap
perusahaan, terutama diakibatkan oleh manajemen yang paling buruk,
kecurangan ekonomis, dan perubahan kondisi ekonomi makro seperti
merosotnya nilai tukar mata uang dan meningkatnya inflasi secara tajam
akibat tingginya tingkat suku bunga.
Arens et al (2012:52-53) menyatakan bahwa faktor-faktor yang dapat
menimbulkan ketidakpastian mengenai kemampuan badan usaha tersebut
untuk mempertahankan keberlangsungan usahanya :
a. Kerugian operasi atau kekurangan modal kerja yang berulang dan
signifikan.
b. Ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya ketika
c. Kehilangan pelanggan utama, terjadi bencana yang tidak dijamin oleh
asuransi seperti gempa bumi, banjir, atau masalah ketenagakerjaan
yang tidak biasa.
d. Pengadilan, perundang-undangan, atau hal-hal serupa lainnya yang
sudah terjadi dan dapat membahayakan kemampuan entitas untuk
beroperasi.
2.1.6 Opini Audit Going Concern
Auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi apakah terdapat
kesangsian besar terhadap kemampuan entitas dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya dalam periode waktu pantas, tidak lebih dari satu
tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit (SPAP, 2001: SA
Seksi 341 paragraf 2). IAI (2001) memaparkan langkah-langkah yang akan
ditempuh auditor dalam mengevaluasi kemampuan going concern
perusahaan dengan cara berikut ini.
1) Auditor mempertimbangkan apakah seluruh hasil prosedur yang
dilaksanakannya menunjukkan adanya kesangsian besar mengenai
kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan
hidupnya dalam jangka waktu yang pas. Mungkin diperlukan
informasi tambahan mengenai kondisi dan peristiwa beserta
bukti-bukti yang mendukung informasi yang mengurangi kesangsian
2) Jika auditor yakin terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan
entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam
jangka waktu pantas, ia harus: a. memperoleh informasi mengenai
rencana manajemen untuk mengurangi dampak kondisi dan
peristiwa tersebut, b. mengevaluasi apakah rencana tersebut efektif
dilaksanakan.
3) Setelah mengevaluasi rencana manajemen, auditor mengambil
kesimpulan apakah masih terdapat kesangsian besar mengenai
kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan
hidupnya dalam jangka waktu yang pantas.
Pernyataan Standar Auditing (PSA) 29 paragraf 11 huruf d (IAI,
2001: SA Seksi 508, paragraf 11) menyatakan bahwa keraguan yang besar
tentangkemampuan satuan usaha untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya (going concern) merupakan keadaan yang mengharuskan auditor
menambahkan paragrafpenjelasan (atau bahasa penjelasan lain) dalam
laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa
pengecualian (unqualified opinion), yang dinyatakan oleh auditor. SA
Seksi 341 paragraf 06 menjelaskan bahwa auditordapat mengidentifikasi
informasi mengenai kondisi atau peristiwa tertentu yangmenunjukkan
adanya kesangsian besar tentang kemampuan entitas
dalammempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu
pantas (tidak lebihdari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang
IAI (2001) mencontohkan kondisi atau peristiwa yang berkaitan
adalah sebagai berikut.
1) Tren negatif, misalnya kerugian operasi yang terjadi
berulang,kurangnya modal kerja, arus kas negatif dari kegiatan
usaha, jeleknya rasio keuangan yang penting.
2) Kemungkinan adanya financial distress, misalnya kegagalan
memenuhi kewajiban utang atau perjanjian serupa, penunggakan
pembayaran dividen, penolakan oleh pemasok atas pengajuan
permintaan kredit biasa, restrukturisasi utang, kebutuhan untuk
mencari sumber atau metode pendanaan baru, atau penjualan
besar sebagian aktiva.
3) Masalah intern, misalnya pemogokan kerja atau kesulitan
hubungan perburuhan yang lain, ketergantungan besar atau
sukses proyek tertentu, komitmen jangka panjang yang tidak
bersifat ekonomis, kebutuhan untuk secara signifikan
memperbaiki operasi.
4) Masalah luar yang telah terjadi, misalnya pengaduan gugatan
pengadilan, keluarnya undang-undang atau masalah lain yang
kemungkinan membahayakan kemampuan entitas untuk
beroperasi, kehilangan franchise, lisensi atau paten penting,
kehilangan pelanggan atau pemasok utama, kerugian akibat
tidak diasuransikan atau diasuransikan namun dengan
pertanggungan yang tidak memadai.
2.1.7 Opini Audit Tahun Sebelumnya
Opini audit tahun sebelumnya adalah opini audit yang diterima
perusahaan pada tahun sebelumnya atau satu tahun sebelum tahun
penelitian. Pada umumnya opini going concern lebih mudah diterbitkan
oleh auditor independen, apabila terdapat opini going concern pada
laporan audit tahun sebelumnya. Opini audit tahun sebelumnya ini
dikelompokkan menjadi 2 yaitu auditee dengan opini going concern
(GCAO) dan tanpa opini going concern (NGCAO) (Panjaitan, 2014).
Penelitian yang dilakukan oleh Januarti (2009), Panjaitan (2014),
Widyantari (2011), Siregar (2015), Puspitasari dan Cahyono (2012),
menemukan hubungan positif antara opini audit going concern tahun
sebelumnya dengan opini tahun berjalan. Apabila pada tahun sebelumnya
perusahaan menerima opini audit going concern, maka pada tahun berjalan
akan semakin besar kemungkinan perusahaan untuk menerima kembali
opini audit going concern.
2.1.8 Kualitas Audit
Laporan keuangan yang merupakan tanggung jawab manajemen
perlu diaudit oleh pihak ketiga, yaitu Kantor Akuntan Publik (KAP) yang
audit yang terjadi jika auditor dapat memberikan jaminan bahwa tidak ada
salah saji yang material (no material misstatements) atau kecurangan
(fraud) dalam laporan keuangan auditee. Auditor sendiri memandang
kualitas audit terjadi apabila mereka bekerja sesuai standar profesional
yang ada (Panjaitan, 2014). Hasil dari penelitian Widyantari (2011),
menunjukkan bahwa KAP yang besar (Big four accounting firms) akan
berusaha untuk menyajikan kualitas audit yang lebih besar dibandingkan
dengan KAP yang lebih kecil. KAP skala besar juga lebih cenderung untuk
mengungkapkan masalah-masalah yang ada karena mereka lebih kuat
menghadapi risiko proses pengadilan. Kategori KAP the big four di
Indonesia:
1. KAP Deloitte Touche Thomatsu, yang bekerja sama dengan KAP Osman
Bing Satrio dan rekan.
2. KAP Ernst dan Young, yang bekerja sama dengan KAP Purwantoro,
Sarwoko dan Sandjaja.
3. KAP Price Waterhouse, yang bekerja sama dengan KAP Haryanto Sahari
dan rekan.
4. KAP KPMG (Klynveld Peat Marwick Goerdeler), yang bekerja sama KAP
Siddharta-Siddharta dan Widjaja.
2.1.9 Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk
Penelitian Terdahulu
yang sama disampaikan oleh (Kasmir, 2008: 196), profitabilitas adalah
rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.
Rasio profitabilitas ini akan memberikan gambaran tentang tingkat
efektifitas pengelolaan perusahaan. Semakin besar profitabilitas berarti
semakin baik, karena kemakmuran pemilik perusahaan meningkat dengan
semakin besarnya profitabilitas. Profitabilias dalam penelitian ini diukur
melalui Return On Asset (ROA). Semakin besar rasio ini menunjukkan
semakin besar kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba sehingga
tidak menimbulkan keraguan auditor akan kemampuan perusahaan untuk
melanjutkan usahanya.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian terdahulu tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
penerimaan opini audit going concern diringkas dalam tabel 2.1 berikut ini.
Tabel 2.1
Penelitian Teknik Analisis Hasil Penelitian
1 Hermin Grace
(2015)
Dependen: Opini Audit going
Audit Quality dan
Audit Report Lag
memiliki pengaruh yang signifikan, sedangkan Audit Tenure dan Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap opini going concern
Audit Going statistik -2Log Likelihood, Hosmer and Lemeshow’s Goodness of fit test, Nagelkerke opini audit going concern; Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif tidak signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern; Leverage berpengaruh positif tidak signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern; dan opini audit going concern
Jumlah rapat Komite Audit berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan, sedangkan jumlah anggota Komite Audit tidak berpengaruh terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan, namun jumlah keanggotaan komite dan jumlah frekuensi rapat Kualitas Audit tidak memoderasi
manufaktur di BEI
Penelitian Terdahulu
Manajerial dan Opini Audit Tahun
Sebelumnya memiliki pengaruh yang positif terhadap penerimaan opini audit going concern Kualitas Audit tidak berpengaruh
signifikan dan bukan variabel moderating. Arus Kas, Ukuran Perusahaan,
Leverage dan Opini Audit Tahun Sebelumnya berpengaruh positf pada Opini Audit
going Concern; Profitabilitas, Arus Kas, Ukuran Perusahaan,
berpengaruh negatif pada Opini Audit
going Concern, sedangkan Likuiditas, pada Opini Audit