• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Sumber Daya Manusia Dengan Menggunakan Konsep Total Quality Management Pada Pt. Gold Coin Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Sumber Daya Manusia Dengan Menggunakan Konsep Total Quality Management Pada Pt. Gold Coin Indonesia"

Copied!
178
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN

MENGGUNAKAN KONSEP

TOTAL QUALITY MANAGEMENT

PADA PT. GOLD COIN INDONESIA

TUGAS SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

NOVA YANTI N.

0 8 0 4 0 3 0 9 0

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas

berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian

dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Sumber Daya Manusia dengan Menggunakan Konsep Total Quality Management pada PT. Gold Coin Indonesia” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik, Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Sumatera Utara.

Adapun isi dari laporan ini adalah mengetahui variabel independen yang

berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia perusahaan. Dengan

mengetahui kondisi tersebut selanjutnya diusulkan kepada pihak perusahaan untuk

fokus terhadap peningkatan nilai variabel independen tersebut.

Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini masih banyak terdapat

kekurangan, maka dengan kerendahan hati penulis mohon maaf dan menerima

kritik saran yang membangun dalam penelitian ini.

Medan, April 2013

(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang

terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian laporan

Tugas Sarjana ini. Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih

yang tulus kepada:

1. Ketua Departemen Teknik Industri FT USU, Ir. Khawarita Siregar, MT, dan

juga selaku Dosen Pembanding II, yang telah memberikan banyak masukan

dalam penyelesaian laporan Tugas Sarjana ini.

2. Dosen Pembimbing I, Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng dan juga selaku

Koordinator Bidang Rekayasa Sistem Manufaktur yang telah banyak

membimbing dan mengajarkan ilmu serta motivasi kepada penulis dalam

menyelesaikan laporan Tugas Sarjana ini.

3. Dosen Pembimbing II, Ir. Ukurta Tarigan, MT dan juga selaku Sekretaris

Departemen Teknik Industri FT USU yang telah banyak membimbing dan

mengajarkan ilmu serta banyak mendukung penulis baik dari segi wawasan

dan motivasi dalam melakukan penelitian dan pengerjaan laporan Tugas

Sarjana ini.

4. Koordinator Tugas Sarjana, Ir. Rosnani Ginting, MT, yang telah membimbing

dan mengajarkan ilmu serta motivasi kepada penulis dalam pengerjaan

laporan Tugas Sarjana ini.

5. Dosen Pembanding I, Ir. Mangara Tambunan, M.Sc, yang telah memberikan

(7)

6. Kedua orangtua dan saudara-saudaraku (kak Santi, kak Dina, dan David)

beserta keluarga besar yang selalu memberikan dukungan kepada penulis serta

motivasi yang paling besar sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan

Tugas Sarjana ini.

7. Pimpinan PT. Gold Coin Indonesia, Ir. Boima Manihuruk, beserta seluruh staf

dan karyawan yang telah banyak membantu penulis dalam penelitian.

8. Saudara-saudara penulis di Fellowship (Marito dan Lusiana), adik-adik di

OhnChi, Shining Bridge dan Eliezer (Debora, Dhanne, Donald, Jackson,

Wanpider, Horas, Reguel) dan anggota UKM KMK USU yang senantiasa

menyemangati dan mendoakan penulis selama pengerjaan Tugas Sarjana ini.

9. Tim kerja sepelayanan, anggota jemaat HKBP Rogate, yang senantiasa

memberi semangat, perhatian, dan mendukung penulis selama pengerjaan

Tugas Sarjana ini.

10. Sahabat-sahabat yang membuat penulis lebih percaya diri dan lebih berharap

kepada Tuhan Yesus Kristus dalam pengerjaan laporan Tugas Sarjana ini

(Melanie, Enita dan Deasy).

11. Rekan-rekan angkatan 2008 Teknik Industri FT USU.

Medan, April 2013

(8)

ABSTRAK

Penerapan Total Quality Management memberikan manfaat pada perusahaan yang pada gilirannya meningkatkan daya saing di tengah era industrialisasi yang semakin kompetitif.

Penelitian ini dilakukan di PT. Gold Coin Indonesia. Perusahaan ini dihadapkan dengan suatu keadaan dimana adanya produk cacat yang ditelusuri disebabkan oleh sumber daya manusianya kurang bertanggung jawab melakukan pekerjaannya saat mengontrol proses produksi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kualitas sumber daya manusia dengan menggunakan konsep TQM sehingga selanjutnya diusulkan alternatif pemecahan masalah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia perusahaan.

Dengan menggunakan tipe penelitian deskriptif korelasional dan hipotesis jenis asosiatif, menunjukkan bahwa variabel dependen yang diteliti, yaitu kemampuan karyawan, kemampuan seseorang untuk mempengaruhi, kebersamaan antara pimpinan dan karyawan, kelengkapan sarana prasarana, dan kondisi kerja yang baik, mampu menjelaskan 61.25% terhadap kualitas sumber daya manusia, dan sisanya 38.75% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak diteliti, seperti fokus pada pelanggan, respek terhadap semua orang dan perbaikan berkesinambungan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara total, TQM memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas sumber daya manusia, dan secara parsial hanya peran aspek organisasi yang tidak memiliki pengaruh signifikan.

Dari penelitian yang dilakukan maka saran bagi pihak perusahaan adalah melakukan strategi dan kebijakan peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan meningkatkan kemampuan dan kemauan karyawan, kontribusi aktif pimpinan, hubungan harmonis antara pimpinan dan karyawan, serta penyediaan lingkungan kerja yang kondusif.

(9)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA ... iii

KATA PENGANTAR ... vi

UCAPAN TERIMA KASIH ... vii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

I PENDAHULUAN ... I-1 1.1. Latar Belakang ... I-1

1.2. Rumusan Masalah... I-3

1.3. Tujuan dan Manfaat... I-3

1.4. Batasan Masalah dan Asumsi ... I-4

1.5. Sistematika Penulisan Laporan... I-4

(10)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-2

2.3. Organisasi dan Manajemen ... II-2

2.3.1. Struktur Organisasi ... II-2

2.3.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab... II-3

2.3.3. Jumlah Tenaga Kerja ... II-13

2.4. Proses Produksi... II-15

2.4.1. Bahan yang Digunakan... II-15

2.4.1.1.Bahan Baku ... II-15

2.4.1.2.Bahan Tambahan... II-16

2.4.1.3.Bahan Penolong ... II-17

2.4.2. Uraian Proses ... II-18

III TINJAUAN PUSTAKA... III-1 3.1. Kualitas ... III-1

3.2. Total Quality Management(TQM) ... III-1

3.2.1. Unsur TQM... III-4

3.2.2. Prinsip-prinsip TQM... III-6

3.2.3. Faktor Penentu Keberhasilan... III-7

3.3. Kualitas Sumber Daya Manusia ... III-12

(11)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

3.5. Kuesioner... III-15

3.6. Metode Sampling... III-16

3.6.1. Populasi dan Sampel... III-16

3.6.2.Probability Sampling... III-18

3.6.2.1.Simple Random Sampling... III-18

3.6.2.2.Systematic Sampling... III-18

3.6.2.3.Stratified Random Sampling... III-19

3.6.2.4.Cluster Sampling... III-20

3.6.3.Non-Probability Sampling... III-20

3.6.3.1.Convinience Sampling... III-20

3.6.3.2.Judgement Sampling... III-21

3.6.3.3.Quota Sampling... III-21

3.6.3.4.Snowball Sampling... III-21

3.7. Ketelitian dan Kepercayaan... III-22

3.7.1. Tingkat Ketelitian (Precision) ... III-22

3.7.2. Derajad Kepercayaan (Confidence Level) ... III-23

3.8. Penentuan Ukuran Sampel, Ketelitian dan Kepercayaan ... III-24

3.9. Pengujian Validitas dan Reliabilitas... III-26

3.9.1. Validitas Data ... III-26

(12)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

3.10. Pengujian Normalitas Data ... III-28

3.11. Pengujian Kecukupan Data ... III-28

3.12. Statistik Deskriptif... III-29

3.13. Pengujian Hipotesis ... III-29

3.13.1. Analisis Regresi Berganda... III-29

3.13.2. Uji Signifikan Total (Uji-F) ... III-30

3.13.3. Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ... III-31

3.13.4. Koefisien Determinan (R2) ... III-31

IV METODE PENELITIAN ... IV-1 4.1. Kerangka Konseptual ... IV-1

4.2. Perumusan Hipotesis ... IV-1

4.3. Definisi Variabel Operasional ... IV-2

4.4. Tipe Penelitian ... IV-5

4.5. Metode Penelitian ... IV-5

4.5.1. Populasi ... IV-5

4.5.2. Sampel ... IV-5

4.5.3. Pengumpulan Data... IV-6

4.5.4. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Pengumulan Data ... IV-6

(13)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

4.5.6. Uji Normalitas dan Kecukupan Data... IV-8

4.5.7. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis... IV-9

4.5.8. Koefisien Korelasi ... IV-10

4.6. Rancangan Penelitian ... IV-11

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1 5.1. Frekuensi Responden... V-1

5.1.1. Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... V-1

5.1.2. Frekuensi Responden Berdasarkan Usia ... V-2

5.1.3. Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... V-2

5.1.4. Frekuensi Responden Berdasarkan Masa Kerja ... V-3

5.2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen... V-3

5.2.1. Validitas Instrumen ... V-3

5.2.2. Uji Reliabilitas... V-7

5.3. Statistik Deskriptif... V-10

5.4. Uji Normalitas ... V-11

5.5. Uji Kecukupan Data ... V-14

5.6. Pengujian Hipotesis ... V-15

5.6.1. Pengujian Hipotesis Parsial ... V-15

(14)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

5.7. Koefisien Korelasi ... V-23

VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN... VI-1 6.1. Analisis ... VI-1

6.1.1. Analisis Uji Validitas... VI-1

6.1.2. Analisis Uji Reliabilitas... VI-1

6.1.3. Analisis Uji Normalitas ... VI-1

6.1.4. Analisis Kecukupan Data ... VI-2

6.1.5. Analisis Statistik Deskriptif... VI-2

6.1.6. Analisis Pengujian Hipotesis ... VI-3

6.2. Pembahasan ... VI-5

6.2.1. Pengaruh Variabel Peran Karyawan... VI-5

6.2.2. Pengaruh Variabel Peran Pimpinan ... VI-6

6.2.3. Pengaruh Variabel Peran Hubungan Pimpinan dan Karyawan .. VI-7

6.2.4. Pengaruh Variabel Peran Aspek Organisasi ... VI-8

6.1.5. Pengaruh Variabel Peran Lingkungan Kerja ... VI-8

VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1 7.1. Kesimpulan ... VII-1

(15)
(16)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

2.1. Jumlah Tenaga Kerja PT. Gold Coin Indonesia ... II-13

3.1. Ukuran Sampel pada Tingkat Signifikansi (S) 1%, 5% dan 10% III-25

5.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... V-1

5.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... V-2

5.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... V-2

5.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... V-3

5.5. Uji Validitas Variabel Peran Karyawan Pertanyaan 1... V-3

5.6. Pengujian Validitas Konstruksi Pertanyaan ... V-6

5.7. Data Variabel Peran Karyawan ... V-7

5.8. Reliabilitas Data Instrumen ... V-10

5.9. Hasil Analisis Statistik Deskriptif ... V-10

5.10. Data Variabel Peran Karyawan (X1) ... V-11

5.11. Perhitungan Selang Kelas dan Frekuensi ... V-12

5.12. Perhitunganχ2Hitung dengan MenggunakanChi-square... V-13

5.13. Hasil Pengujian Normalitas Data ... V-13

5.14. Hasil Pengujian Kecukupan Data ... V-14

5.15. Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Variabel Independen

terhadap Variabel Dependen secara Parsial... V-16

5.16. Data Perhitungan Regresi Linier Berganda ... V-17

(17)

DAFTAR TABEL (Lanjutan)

TABEL HALAMAN

5.18. Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Variabel Independen

(18)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Struktur Organisasi PT. Gold Coin Indonesia ... II-4

3.1. ManfaatTotal Quality Management(TQM) ... III-3

3.2. Prinsip Perancangan Kuesioner ... III-16

3.3. Hubungan Antara Sampel dan Populasi ... III-17

4.1. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-2

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

I. HargarkritisProduct Momentpada Tingkat Signifikansi 5%

dan 10% ... L-1

II. Luas Area (A) di Bawah Kurva Normal ... L-2

III. Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat ... L-3

IV. Nilai Distribusi F padaα= 5% ... L-4

V. Nilai Kritis pada Distribusit ... L-5

VI. Kuesioner ... L-6

VII. Rekapitulasi Hasil Kuesioner ... L-7

VIII. Perhitungan Validitas ... L-8

IX. Perhitungan Reliabilitas Peran Karyawan ... L-9

X. Perhitungan Reliabilitas Peran Pimpinan ... L-10

XI. Perhitungan Reliabilitas Peran Hubungan Pimpinan dan

Karyawan ... L-11

XII. Perhitungan Reliabilitas Peran Aspek Organisasi ... L-12

XIII. Perhitungan Reliabilitas Peran Lingkungan Kerja ... L-13

XIV. Perhitungan Reliabilitas Kualitas Sumber Daya Manusia ... L-14

XV. Perhitungan Uji Normalitas ... L-15

XVI. Surat Pengajuan Tugas Akhir ... L-16

XVII. Surat Penjajakan... L-17

(20)

DAFTAR LAMPIRAN (Lanjutan)

LAMPIRAN HALAMAN

XIX. Surat Keputusan Tugas Akhir ... L-19

XX. Surat Perpanjangan Keputusan Tugas Akhir ... L-20

(21)

ABSTRAK

Penerapan Total Quality Management memberikan manfaat pada perusahaan yang pada gilirannya meningkatkan daya saing di tengah era industrialisasi yang semakin kompetitif.

Penelitian ini dilakukan di PT. Gold Coin Indonesia. Perusahaan ini dihadapkan dengan suatu keadaan dimana adanya produk cacat yang ditelusuri disebabkan oleh sumber daya manusianya kurang bertanggung jawab melakukan pekerjaannya saat mengontrol proses produksi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kualitas sumber daya manusia dengan menggunakan konsep TQM sehingga selanjutnya diusulkan alternatif pemecahan masalah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia perusahaan.

Dengan menggunakan tipe penelitian deskriptif korelasional dan hipotesis jenis asosiatif, menunjukkan bahwa variabel dependen yang diteliti, yaitu kemampuan karyawan, kemampuan seseorang untuk mempengaruhi, kebersamaan antara pimpinan dan karyawan, kelengkapan sarana prasarana, dan kondisi kerja yang baik, mampu menjelaskan 61.25% terhadap kualitas sumber daya manusia, dan sisanya 38.75% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak diteliti, seperti fokus pada pelanggan, respek terhadap semua orang dan perbaikan berkesinambungan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara total, TQM memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas sumber daya manusia, dan secara parsial hanya peran aspek organisasi yang tidak memiliki pengaruh signifikan.

Dari penelitian yang dilakukan maka saran bagi pihak perusahaan adalah melakukan strategi dan kebijakan peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan meningkatkan kemampuan dan kemauan karyawan, kontribusi aktif pimpinan, hubungan harmonis antara pimpinan dan karyawan, serta penyediaan lingkungan kerja yang kondusif.

(22)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam era industrialisasi yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap

pelaku bisnis yang ingin memenangkan kompetisi dalam dunia industri harus

memberikan perhatian penuh pada kualitas. Usaha untuk memantapkan kondisi

perusahaan diperumit lagi dengan berlakunya era perdagangan bebas AFTA

(2003) dan akan berlakunya APEC (2020). Hal ini berakibat semakin banyaknya

pesaing baru, di samping pesaing lama yang turut terlibat di bisnis untuk

memperebutkan pangsa yang juga meluas. Suatu perusahaan, dalam rangka

pencapaian tujuan perusahaannya sangat mengandalkan sumber daya manusia

sebagai sumber daya penggerak pencapaian tujuan perusahaan. Peningkatan daya

kompetensi organisasi dapat dicapai bila sumber daya manusia dikembangkan

kualitasnya. Dengan pengembangan kualitas tersebut, sangatlah penting bagi

sebuah perusahaan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai

aset yang dapat mendukung keberhasilan perusahaan, yaitu menghasilkan produk

berkualitas yang bebas dari kerusakan dan berharga kompetitif. Hal ini akan

meningkatkan penjualan dari produk-produk tersebut yang berarti pula

meningkatkan pangsa pasar sehingga pada akhirnya akan meningkatkan

pendapatan perusahan.

PT. Gold Coin Indonesia yang bertempat di Jalan Pulau Bali No. 2 KIM II

(23)

pakan ternak. Produk yang dihasilkan ada tiga jenis, yaitu mesh, pellet, dan

crumble. Perusahaan ini memasarkan produknya ke beberapa daerah yang

terdapat di Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, dan Aceh.

Dalam gerak kerjanya, PT. Gold Coin mengandalkan sumber daya manusia

dalam mencapai tujuannya. Sehingga sangat diharapkan setiap sumber daya

manusia memiliki rasa tanggung jawab dan mampu memberikan kontribusi yang

maksimal bagi kemajuan perusahaan. Namun PT. Gold Coin dihadapkan dengan

suatu keadaan dimana kurangnya perhatian dan tanggung jawab dari sumber daya

manusia terhadap pekerjaannya. Hal ini dapat dilihat dari adanya produk cacat

karena pekerja kurang mengontrol setiap proses produksi seperti proses

penuangan (intake) dan pembutiran (peletizing). Hal ini mengakibatkan produk

cacat tersebut harus diproses kembali. Untuk itu perusahaan perlu melakukan

suatu pendekatan untuk mencari solusi dari masalah tersebut.

Total Quality Management (TQM) adalah sistem manajemen yang

menempatkan kualitas sebagai strategi usaha, melibatkan setiap fungsi dan

anggota organisasi. TQM dapat meningkatkan performansi secara terus-menerus

pada setiap level proses, dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi,

dengan menggunakan sumber daya manusia dan modal yang tersedia. Andi pada

tahun 2004 melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Peran Total Quality Management Terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia”. Hasil

penelitian ini membuktikan bahwa ternyata ada pengaruh secara nyata peran

karyawan, peran pimpinan, hubungan pimpinan dengan karyawan, aspek

(24)

kualitas SDM, baik secara parsial maupun simultan. Untuk itu perlu dicari tahu

faktor yang paling mempengaruhi kualitas sumber daya manusia untuk

meningkatkan kinerja perusahaan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan maka

permasalahan yang akan dicari pemecahannya melalui penelitian ini adalah belum

maksimalnya kinerja sumber daya manusia dalam mencapai tujuan perusahaan.

Sehubungan dengan permasalahan tersebut, maka perlu dicari variabel yang

mempengaruhi kualitas sumber daya manusia dan alternatif yang tepat untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia perusahaan.

1.3. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui variabel yang

mempengaruhi kualitas sumber daya manusia dan mendapatkan alternatif

pemecahan masalah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di PT.

Gold Coin Indonesia.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Mahasiswa dapat menambah pengetahuan dan menerapkan perbaikan kualitas

dengan konsepTotal Quality Management.

2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan bagi perusahaan untuk

mengetahui penerapan peran Total Quality Management dalam upaya

(25)

3. Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya dalam mencari solusi dalam

perbaikan kualitas.

1.4. Batasan Masalah dan Asumsi

Sehubungan dengan rumusan masalah dan tujuan yang ingin dicapai dari

penelitian ini, ruang lingkup dan batasan penelitian yang akan dilakukan yaitu:

1. Penelitian dilakukan dengan mengevaluasi kinerja sumber daya manusia di

perusahaan dengan menggunakan kuesioner dan uji statistik.

2. Penelitian hanya difokuskan pada kinerja sumber daya manusia.

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Mesin bekerja dalam kondisi normal.

2. Metode kerja tidak mengalami perubahan selama penelitian berlangsung.

1.5. Sistematika Penulisan Laporan

Sistematika penulisan ini bertujuan memberikan gambaran umum tentang

penelitian yang dilakukan. Sistematika penulisan penelitian ini adalah:

BAB I PENDAHULUAN

Menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan permasalahan,

tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah dan asumsi yang

digunakan serta sistematika penulisan tugas akhir.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Menjelaskan tentang sejarah umum perusahaan, struktur organisasi,

(26)

BAB III LANDASAN TEORI

Menjelaskan tentang dasar teori yang digunakan dalam analisis dan

pemecahan masalah yang dirumuskan untuk mencapai tujuan dan

sasaran studi.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Berisi tentang metode penelitian yang digunakan sebagai kerangka

pemecahan masalah, baik dalam mengumpulkan data ataupun dalam

menganalisis data.

BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini memuat data yang diperoleh dan pengolahannya untuk

pemecahan masalah sesuai dengan langkah-langkah yang telah

diuraikan.

BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Berisi uraian analisis dan pembahasan-pembahasan yang dilakukan

untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi kesimpulan dari hasil penelitian serta saran yang diberikan

(27)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

Sejarah perusahaan pakan ternak di Asia Tenggara diawali oleh Perusahaan

Zuellig Group, perintis produksi pakan ternak di Asia Tenggara, sejak tahun 1953.

Dimana, perusahaan induk berada di Swiss dengan nama Gold Coin Group. Di

Indonesia perusahaan ini diberi nama PT. Gold Coin Indonesia. Perusahaan Gold

Coin Group bergerak dalam bidang usaha produksi pakan ternak yaitu pakan sapi,

kambing, babi, unggas, ikan, udang, dan hewan peliharaan lainnya di wilayah

Asia Pasifik. Pabrik dan kantor pemasaran Perusahaan Gold Coin Group telah

tersebar di Singapura, Malaysia, Indonesia, Thailand, Vietnam, China, Philipina,

Srilangka, India dan Laos. Melihat perkembangan peluang pasar yang semakin

luas dan kesempatan pasar yang baik, maka didirikanlah PT. Gold Coin Indonesia

Medan.

Seiring dengan perkembangannya, PT. Gold Coin Group menggunakan

teknologi terbaru dengan tenaga-tenaga ahli yang berpengalaman dalam

memproduksi pakan ternak yang berkualitas tinggi dan bisa diterima masyarakat.

Selain itu PT. Gold Coin Group senantiasa didukung oleh tenaga-tenaga teknis

yang mempunyai pengalaman tinggi di lapangan.

Selain didukung oleh tenaga ahli, Gold Coin Group juga didukung dengan

(28)

dalam menjamin terjaganya kualitas bahan baku untuk dapat menghasilkan

produk pakan ternak dengan hasil yang baik.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Gold Coin Group memiliki ruang lingkup bidang usaha dalam bidang

produksi pakan ternak di wilayah Asia Pasifik. PT. Gold Coin Indonesia-Medan

Mill tiap tahunnya menghasilkan 300.000 ton pakan ternak sebagai produk utama

dan pakan khusus. Adapun pakan ternak yang dihasilkan adalah:

1. Produk pakan utama : pakan unggas, babi, sapi, dan kambing.

2. Produk pakan khusus : pakan ikan, udang, dan katak.

2.3. Organisasi dan Manajemen 2.3.1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan gambaran secara skematis tentang

hubungan–hubungan kerja sama dari orang-orang yang terdapat dalam rangka

usaha untuk mencapai suatu tujuan. Struktur organisasi berupa urutan sistematis

yang dapat menggambarkan aliran informasi dari perusahaan tersebut.

Bentuk struktur organisasi yang digunakan pada PT. Gold Coin Indonesia

adalah berbentuk lini fungsional. Disebut lini karena tiap kepala bagian divisi

memberikan perintah secara langsung kepada bawahannya, dan bawahannya

bertanggung jawab kepada kepala bagian bidangnya. Disebut fungsional karena

(29)

langsung. Stuktur organisasi PT. Gold Coin Indonesia dapat dilihat pada Gambar

2.1.

2.3.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Adapun pembagian tugas dan tanggung jawab pada masing-masing

jabatan di PT. Gold Coin Indonesia ini adalah:

1. General Manager

a. Mengontrol kinerja perusahaan secara keseluruhan.

b. Bertanggungjawab atas kemajuan perusahaan.

2. Secretary

a. Menerima surat-surat yang masuk dan membuat laporannya.

b. Menerima telepon untuk general manager dan menyusun janji secara

selektif.

c. Menerima data aktifitas mengenai bahan baku.

(30)
[image:30.842.25.795.42.385.2]

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Gold Coin Indonesia General Manager Gardener Personnel Executive Receptionist Security Messenger Driver Cleaning Service Sales Manager Technicial Service Sales Staff Sales Divisi Aqua Purchasing Executive Account Payable Admin Mill Controller

(31)

3. Personalia Executive

a. Mengontrol absensi pegawai yang dikoordinasi dengan satpam.

b. Menyelesaikan semua surat dan dokumen perusahaan kepada pemerintah.

c. Mendaftarkan pegawai pada PT. JAMSOSTEK dan asuransi lainnya.

d. Membuat daftar gaji pegawai dan mendistribusikannya.

e. Membuat daftar kerja lembur dan memasukkannya pada daftar gaji.

f. Membuat perencanaan pelatihan pegawai sesuai dengan kebutuhan.

g. Melakukan analisis dan evaluasi pekerjaan.

h. Melakukan penilaian terhadap kinerja pegawai bersama dengan pihak

manajemen.

4. Receptionist

a. Menerima telepon dan menghubungkannya dengan pegawai yang

bersangkutan.

b. Melayani tamu yang berkunjung ke perusahaan.

c. Memeriksa tagihan telepon.

5. Security

a. Memeriksa kehadiran karyawan, mencatat jumlah ketidakhadiran, alasan

ketidakhadiran dan identitas karyawan kemudian melaporkannya ke

bagian personalia.

b. Memeriksa dan mengawasi tamu dan pemasok bahan baku yang masuk ke

areal pabrik.

c. Mencatat data-data tamu dan pemasok bahan baku yang masuk ke areal

(32)

d. Mengontrol situasi pabrik selama beroperasi.

6. Messenger

a. Mengatur pesanan berupa dokumen-dokumen perusahaan-perusahaan yang

dituju baik swasta maupun pemerintah.

b. Melakukan pembayaran sesuai dengan kuitansi dengan persetujuan dari

atasan kepada perorangan, perusahaan maupun lembaga-lembaga

keuangan yang ditunjuk.

7.Driver

Mengantar atasan ke tempat-tempat manapun untuk kepentingan perusahaan.

8.Cleaning service/gardener/sweeper

Menjaga kebersihan kantor dan taman.

9.Sales manager

a. Merencanakan program promosi yang akan dilakukan.

b. Memeriksa pembayaran atas produk dari tim penjualan.

c. Memasukkan data faktur penerimaan terakhir pada program komputer

setelah memeriksa jumlah penerimaan terakkhir.

d. Memasukkan data faktur dari penjualan yang lain.

e. Bertanggungjawab atas kelancaran penjualan dan pencapaian target.

f. Bertanggungjawab kepada pimpinan perusahaan untuk melaporkan tentang

hasil penjualan baik secara lisan maupun tulisan.

10.Technical Service

a. Mengumpulkan data yang relevan dan data pesaing dengan baik

(33)

c. Membantu pertumbuhan produksi dan melakukan perbaikan

d. Menanggapi dan menyelidiki keluhan dari pelanggan

11.Sales staff

a. Memasarkan produk ke pasar.

b. Mencari pelanggan

12.Sales Divisi Aqua

Bertugas untuk memasarkan pakan udang maupun burung.

13.Purchasing Executive

a. Merencanakan system pengadaan dan persediaan bahan.

b. Mempersiapkan permintaan kebutuhan bahan dan menetapkan harga.

c. Memperbaharui perjanjian kontrak.

14.Ac. Payable admin

Bertanggungjawab terhadap pembukuan utang perusahaan.

15.Mill Controller

Mengontrol keuangan, pengucuran kredit, penentuan harga, menghitung

profit, menerima pembayaran, mencatat pembayaran, mengeluarkan

tagihan-tagihan.

16.GL&Tax

a. Menerima laporan darisupervisor stocksetiap hari yang dibuat dalam daftar

nomor, harga dan nomor kontrak per komoditas dan per supplier.

b. Menerima laporan harga dari bagian pembelian dan membuat daftar nomor

(34)

c. Pembayaran voucherpada kasir dan membuat nomor kontrol, nomor daftar,

nomor kontrak bahan baku, bahan kemasan dan lain-lain.

17.Credit Control

Bertanggungjawab terhadap penjualan yang dilakukan secara kredit.

18. DO Clerk

a. Menerima pesanan dari pelanggan dan meneruskan ke bagian produksi

b. Melakukan koordinasi dengan bagian produksi khususnya bagian delivery

untuk mengetahui posisi stok produk jadi

c. Mencatat jumlah barang yang keluar meliputi jenis, harga, dan pelanggan

yang membeli.

19.Sales Admin

a. Memeriksa pembayaran atas produk dari tim penjualan

b. Membuat laporan aktivitas dari pelanggan

c. Memasukkan data faktur penerimaan terakhir pada komputer setelah

memeriksa jumlah penerimaan akhir

20. Factory Manager

a. Bertanggungjawab atas jumlah, jenis, dan mutu produk yang dihasilkan.

b. Bertanggungjawab terhadap pemeliharaan peralatan produksi.

c. Berkoordinasi dengan setiap supervisor proses produksi.

d. Memberikan jumlah dan jenis pakan yang diproduksi kepada sales manager

atau bagian penjualan.

21.Stock Supervisor

(35)

b. Menyusun dan membuat laporan penerimaan dan pengeluaran.

c. Memeriksa bahan baku dan hasil produksi di laboratorium.

22.Admin. Production

Menerima laporan dari bagian produksi, gudang, misalnya hasil dosing,

premix, pengeluaran produk dan laporanstock.

23. Receiving

a. Melakukan pengambilan sampel.

b. Menghitung jumlah batch pada saat pembongkaran bahan baku dan

penempatannya di gudang, memeriksa kondisi fisik.

c. Melakukan update stock di lapangan, yaitu keluarnya barang dari gudang

yang digunakan untuk proses produksi.

24.Delivery

Melakukan pengeluaran produk sesuai dengandelivery order.

25.Weight Bridge Operator

a. Menimbang bahan baku yang masuk ke pabrik.

b. Menimbang produk yang keluar dari pabrik.

26. Operatorforklift

a. Bertanggungjawab dalam pengoperasianforkliftsesuai dengan bagiannya.

b. Merawatforklift.

27.Sweeper

Menjaga kebersihan areal produksi dan gudang.

28.Production Supervisor

(36)

b. Merencanakan pembagian bahan baku dan bahan aditif

c. Melakukan perencanaan pekerjaan dan waktu.

d. Mengadakan pemeriksaan, penelitian, analisis, serta evaluasi pekerjaan

bawahannya.

29. Control Room

a. Melaksanakan produksi sesuai dengan formula yang telah ditetapkan.

b. Menentukanintakedumping.

c. Memberikan instruksi ke operator feed aditive sesuai dengan rencana

produksi.

d. Berkoordinasi dengan bagian maintenancemengenai penggantian saringan,

pembersihan magnet.

e. Berkoordinasi dengan operator pellet tentang ration yang diproduksi dan

jumlahbatch.

30. Dumping Operator

a. Melakukan perencanaan pekerjaan dan waktu

b. Bertanggung jawab terhadap pemenuhan bahan baku yang digunakan pada

proses produksi melalui koordinasi dengan bagiancontrol room

c. Mencatat jumlah bahan baku yang telah didumping

d. Bertanggung jawab terhadap keberhasilan areal kerja

e. Bertanggung jawab terhadap penggulungansecond hand gonny bag

f. Bertanggung jawab kepadafactory manager

31. Sacking off Operator

(37)

- Produk jadi yang diproduksi harus sesuai dengan karung plastiknya dan

feed ticketnya.

- Pengambilan sampel produk jadi.

b. Berkoordinasi dengan bagiancontroll room.

c. Berkoordinasi dengan bagianmaintenance.

32. Operator Pellet

a. Bertanggungjawab terhadap produk pellet yang dihasilkan oleh mesin

pellet.

b. Bertanggungjawab terhadap kualitas pellet.

c. Koordinasi dengan bagianmaintenancedalam pengoperasian mesin pellet.

33. Maintenance Supervisor

a. Mengkoordinir pembagian tugas bawahannya.

b. Melakukan perencanaan perawatan mesin.

34. Mechanical

a. Bertanggungjawab atas perawatan mesin secaramechanical.

b. Menjalankan jadwal pemeriksaan mesin, pelumasan, dll sesuai dengan

petunjuk.

c. Merencanakan jadwal pemeriksaan berkala.

d. Membuat laporan kerja dan laporan bulanan pada atasan.

35. Electrical

a. Bertanggungjawab akan perawatanelectrical system.

b. Merencanakan jadwal pemeriksaan berkala.

(38)

d. Memeberitahukan aturan pengoperasian alatelectricalkepada operator.

e. Membuat laporan yang diperlukan terutama dalam pemakaian arus listrik

PLN.

f. Menjaga alat-alat kerja dan kebersihanelectrical system.

36. Store Keeper

a. Bertanggung jawab akan penerimaan dan penyimpananspare part

b. Merencanakan persediaanspare partdan penggantianspare part

c. Memberikan laporan kepada atasan, pemakaian solar, air danspare part

d. Menyampaikan saran/usul kepada atasan guna mencapai hasil yang lebih

baik

37. Boiler Operator

a. Bertanggungjawab akan pengoperasianboilerdan saluran pipa uap.

b. Merawatboiler.

c. Menyiapkan laporan yang diperlukan atasboiler.

38. Chemist

a. Melakukan analisis bahan baku maupun produk jadi.

b. Melakukan hasil pemeriksaan kepada bagian QAO danBranch manager.

39. Quality Assurance Officer

a. Memastikan pemakaianraw materialdengan benar.

b. Mengawasi sistem FIFO untuk setiap raw material yang dipakai maupun

finished product.

c. Mencatat umur stock raw material dan finished product.

(39)

- Dumping raw materialdan pemakaianfeed additif

- Memastikan saringan dengan benar

- Mengawasi bagian sacking, meliputi kualitas fisik, kualitas jahitan dan

jumlah berat

e. Memastikan produk yang keluar dalam keadaan baik.

- Kualitas sesuai dengan standar masing-masing

- Bak truk kering dan basah sebelum pakan dimuat

- Jumlah tonase pakan sesuai

f. Mencatat dan membuat laporan yang ditujukan kepada general manager

dan bagian yang terkait.

2.3.3. Jumlah Tenaga Kerja

Tenaga kerja pada PT. Gold Coin Indonesia berjumlah 95 orang yang

dikelompokkan sesuai dengan tingkat pendidikannya yaitu S1 keatas, D III dan

SMU kebawah. PT. Gold Coin Indonesia juga memiliki sistem kontrak kerja yang

bersifat sementara tergantung permintaan masing-masing departemen dan jenis

pekerjaan yang akan dikerjakan. Jumlah tenaga kerja PT. Gold Coin Indonesia

[image:39.595.164.460.638.754.2]

dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja PT. Gold Coin Indonesia

No Jabatan Jumlah

1 General Manager 1

2 Secretary 1

3 Personnel Executive 1

4 Receptionist 1

5 Security 7

6 Messenger 1

(40)
[image:40.595.164.460.138.663.2]

Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja PT. Gold Coin Indonesia-Medan (Lanjutan)

No Jabatan Jumlah

8 Cleaning Service 2

9 Gardener 1

10 Sales Manager 1

11 Technical Service 3

12 Sales Staff 2

13 Sales Divisi Aqua 2

14 Purchasing Executive 1

15 Account Payable Admin 1

16 Mill Controller 1

17 GL & Tax 1

18 Credit Controller 1

19 DO Clerk 2

20 Sales Admin 1

21 Factory Manager 1

22 Stock Supervisor 1

23 Production Admin 2

24 Receiving 3

25 Delivery 2

26 Weight Bridge 1

27 Forklift Operator 4

28 Sweeper 4

29 Production Supervisor 2

30 Control Room 3

31 Dumping Operator 11

32 Sacking Off Operator 10

33 Pellet Operator 2

34 Maintenance Operator 1

35 Mechanical 1

36 Electrical 2

37 Store Keeper 1

38 Boiler Operator 2

39 Chemist 3

40 Lab Assistant 2

41 QAO 1

42 QAO Assistant 1

(41)

2.4. Proses Produksi

Berdasarkan tipenya PT. Gold Coin Indonesia merupakan industri yang

bergerak dibidang manufacturing, industri proses, karena berkenaan dengan

peningkatan nilai tambah produk yang dihasilkan melalui pencampuran dan

pembentukan atau dengan proses kimia. Sedangkan berdasarkan volume

produksinya, PT. Gold Coin Indonesia digolongkan dalam jenis batch production

karena produksi dilakukan adalah dalam ukuran lot tertentu.

2.4.1. Bahan yang Digunakan

Bahan-bahan yang digunakan untuk memproduksi pakan ternak pada PT.

Gold Coin Indonesia meliputi bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong

yang disesuaikan dengan standar mutu yang telah ditetapkan. Bahan-bahan

tersebut mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh ternak. Zat-zat gizi yang

dibutuhkan tersebut adalah protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, dan air.

2.4.1.1. Bahan Baku

Bahan baku merupakan bahan utama yang digunakan dalam proses

produksi dengan komposisi persentase yang tinggi dan merupakan bahan yang

membentuk suatu produk jadi. Bahan baku yang digunakan dalam memproduksi

pakan ternak pada PT. Gold Coin Indonesia yaitu:

1. Jagung

2. Dedak

(42)

4. Tepung Ikan

5. Tepung Daging dan Tulang

6. Kopra

7. Minyak Sawit (CPO)

8. Ampas Sawit

2.4.1.2. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan

suatu produk, tetapi pemakaiannya sangat sedikit atau cukup kompleks yang dapat

mempengaruhi kualitas dan produk. Selain itu, bahan tambahan juga merupakan

bahan yang ditambahkan pada produk akhir untuk menambah nilai jual produk

tersebut. Adapun bahan tambahan yang digunakan adalah:

1. Karung plastik sebagai pembungkus produk agar produk siap dijual. Karung

plastik dibeli dari beberapa pabrik karung plastik lokal.

2. Benang jahit, yang digunakan untuk menjahit kemasan karung. Benang ini

biasanya dibeli dari Jawa.

3. Feed card, yaitu kertas yang menunjukkan kode produksi berupa waktu

produksi, jenis, dan komposisinya.

4. Garam dan mineral, seperti sodium, pig mineral, dan poultry mineral.

Digunakan untuk pertumbuhan tulang dan menjaga keseimbangan asam basa

(43)
(44)

5. Vitamin, seperti lysine, danluprosi, yaitu merupakan komponen organik yang

dibutuhkan untuk melakukan proses metabolisme dalam tubuh hewan ternak.

Bahan ini berasal dari Australia.

6. Minyak nabati, yaitu berfungsi untuk melengkapi kekurangan sumber energi

dalam bahan pakan ternak. Minyak ini akan mempermudah adonan pakan

melewati saringan. Bahan ini juga biasa diimport dari USA.

7. Zat aditif, sepertitapioca, yaitu berfungsi untuk memperbaiki pencernaan dan

mempercepat pertumbuhan hewan ternak. Bahan ini diimport dari Spanyol.

8. Bahan liquid, seperti rhodimet dan choline Cl Cairan ini berfungsi untuk

memperhalus permukaan pakan ternak, yaitu dicampur pada saat proses

pelleting. Bahan ini berasal dari USA.

2.4.1.3. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang tidak tampak dalam produk jadi tetapi

hanya menolong proses produksi agar berjalan dengan lancar. Adapun bahan

penolong yang digunakan di PT. Gold Coin Indonesia-Medan ini adalah:

1. Solar sebagai bahan bakar

Berfungsi sebagai bahan bakar untuk dryer dan boiler dan berasal dari

Pertamina.

2. Minyak pelumas sebagai pelumas

Berfungsi sebagai pelumas peralatan-peralatan produksi dan berasal dari

(45)

3. Air

Sebagai bahan penolong air digunakan untuk air umpan pada boiler. Air yang

digunakan berasal dari air tanah.

2.4.2. Uraian Proses

Untuk mendapatkan produk pakan ternak standard PT. Gold Coin

Indonesia-Medan bahan baku dan bahan tambahan harus melalui berbagai

tahapan, tentunya dengan bantuan bahan penolong. Adapun tahapan di PT. Gold

Coin Indonesia-Medan yaitu:

1. Penimbangan (dosing)

Penimbangan merupakan tahapan proses produksi pertama. Semua bahan baku

sebelumnya telah menempati bin-bin sesuai dengan yang telah ditentukan.

Kemudian akan dilakukan penimbangan (dosing). Timbangan terdapat dua

unit yaitu timbangan I (kapasitas 3 ton) dan timbangan II (kapasitas 1,5 ton).

Sebelumnya formula telah dimasukkan ke computer batching sesuai

komposisi produk yang ingin diproduksi. Tiap bahan akan ditimbang sesuai

dengan persentase kebutuhan dari formula yang telah ditetapkan untuk

diproses tiapbatchnya dimana 1batch adalah sebanyak 3 ton. Lalu dibawa ke

bin hopperdengan menggunakanchain conveyordanbucket elevator.

2. Penggilingan (Grinding)

Selanjutnya bahan baku yang berada di bin hopper dibawa vibrator shiever

dengan menggunakan slide gate. Proses penggilingan dimulai setelah bahan

(46)

bahan baku dengan ukuran yang kasar, sedang dan halus. vibrator shiever

memiliki saringan dengan ukuran 14 mesh, 16 mesh dan 20 mesh. Bahan baku

dengan ukuran kasar dan sedang akan mengalami proses penggilingan terlebih

dahulu sebelum masuk ke dalam mesin mixer, sedangkan bahan baku halus

dapat langsung menuju mesin mixer. Proses penggilingan dilakukan dengan

dua buah mesin hammer mill yang berkapasitas 22 ton/jam dan berputar

dengan kecepatan 3000 rpm dengan daya sebesar 132 KW. Bahan baku yang

masuk akan mengalami proses pemukulan dengan kecepatan tinggi sehingga

bahan baku akan terpukul dan terlempar ke arah saringan/pengayak yang

dipasang sepanjang sisi mesin penggiling. Mesin penggiling ini dilengkapi

dengandust collector yang berfungsi membuang udara panas hasil sampingan

dari proses penggilingan. Udara panas hasil pengilingan dihisap oleh blower

melaluidust filtersehingga udara panas yang bersih di buang ke udara, sedangkan

debu bahan baku yang menempel pada dust filter akan tersaring jatuh ke hopper

penampung oleh udara kejut yang disemprotkanjet filter. Pada proses ini,blower

berfungsi untuk mempercepat proses penggilingan sehingga bahan yang halus

akan cepat tersaring dan bahan yang kasar akan cepat terpukul oleh pisau-pisau.

Setelah itu bahan baku yang telah halus dilanjutkan ke mesinmixer.

3. Pencampuran (mixing)

Hasil penggilingan dari hammer mill akan dicampur hingga rata di mixer.

Pada saat proses mixing ini, bahan tambahan cair berupa CPO, rhodimet dan

choline Cl, zat aditif, garam, mineral dan vitamin dicampur dengan bahan

baku. CPO,rhodimet, dancholine Cldisemprotkan lewat pipa yang bersumber

(47)

hopper mixer oleh operator Hand and Dumping II. Mesin mixer yang

digunakan berkecepatan 22 rpm dan kapasitas 6000 liter dengan daya 30 KW.

Mesin ini terdiri dari pisau-pisau pengaduk yang berputar pada sumbunya.

Lama pencampuran dapat diatur dengan alat pengontrol dari ruang control dan

biasanya pencapuran telah sempurna pada waktu 4 menit. Jika produk yang

diinginkan dalam bentuk mash (tepung), hasil pencampuran dari mesin mixer

akan dibawa langsung ke bin finished product. Namun untuk produk

berbentuk pellet, bahan hasil campuran akan melalui proses peletizing

sedangkan untuk produk berbentuk crumble akan diteruskan ke proses

peletizingdancrumbling.

4. Pembutiran (Peletizing)

Hasil campuran dari mesin mixer akan dibawa ke mesin pellet mill dan

dilakukan pemanasan dengan tujuan untuk memudahkan pembentukan pellet.

Bahan terlebih dahulu dipanaskan dengan steam yang berasal dari boiler.

Steam yang digunakan bersuhu 70-80oC dan bertekanan 8-9 bar. Pemanasan dilakukan agar proses penekanan atau pelleting menjadi lebih mudah. Proses

pemeletan dilakukan dengan mesin press yang terdiri dari 2 buah ring die

press yang bekerja berputar dan menekan die ring yang memiliki

lubang-lubang dengan ukuran tertentu, dimana die ring berputar dengan kecepatan

1500 rpm dan kapasitas 15 ton/jam dengan daya 200 KW. Dengan demikian

bahan campuran yang masuk akan berputar dan ditekan keluar melalui

lubang-lubang yang terdapat padaring die press sesuai dengan ukuran cetakan produk

(48)

hasilpellet, sehingga ukuran sesuai dengan yang diinginkan. Cetakan atau ring

die memiliki banyak jenis ukuran, yaitu 2, 4, 6, 8, 10, dan 12 mm. Setelah itu

butiran bentuk pellet dibawa ke mesin cooler untuk didinginkan sampai

temperatur udara luar (28oC). Hasil dari mesin cooler ini akan dibawa ke bin finished product jika produk yang diinginkan dalam bentuk pellet. Sisa dari

proses pelleting yang tidak sesuai ukuran yang diinginkan akan dibawa

kembali ke mesin hammer mill untuk proses penggilingan kembali. Namun

jika produk yang diinginkan dalam bentuk crumble, maka hasil dari mesin

coolerini akan diteruskan ke mesincrumble.

5. Proses Pembentukan (Crumble Crumbling)

Untuk mendapatkan bentuk crumble, butiran pellet dicacah menjadi ukuran

yang lebih kecil sesuai dengan yang diinginkan dengan menggunakan mesin

crumble yang berputar dengan kecepatan 22 rpm dan daya 1,5 KW. Crumble

yang dihasilkan kemudian akan melewati penyaringan oleh vibrator screen

untuk memperoleh ukuran yang diinginkan. Selanjutnya crumble hasil

pengayakan yang diperoleh akan dibawa ke bin finished productuntuk proses

sacking. Sisa dari proses pengayakan akan dibawa kembali ke mesin hammer

milluntuk proses penggilingan kembali.

6. Pengepakan (Sacking Off)

Hasil akhir proses produksi dapat berupa mash, pellet, dan crumble akan

dibawa ke proses sacking off. Produk jadi akan dicurahkan ke karung plastik

melalui slide gate sebanyak 50 kg/karung setelah dilakukan penyetelan pada

(49)

machine untuk dijahit dan dengan menambahkan feed ticket pada karung.

Karung yang telah dijahit akan disusun pada pallet lalu diangkut ke gudang

(50)

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Kualitas1

Di bawah ini dikemukakan pengertian kualitas dari lima pakar TQM:

1. Menurut Juran, kualitas produk adalah kecocokan penggunaan produk untuk

memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan.

2. Menurut Crosby, kualitas adalah conformance to requirement, yaitu sesuai

dengan yang diisyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki kualitas

apabila sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan.

3. Menurut Deming, kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar.

Perusahaan harus benar-benar dapat memahami apa yang dibutuhkan

konsumen atas suatu produk yang akan dihasilkan.

4. Menurut Feigenbaum, kualitas adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya, yaitu

sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen atas suatu produk.

5. Menurut Garvin, kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan

dengan produk, manusia/tenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang

memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen.

3.2.Total Quality Management(TQM)2

TQM diartikan sebagai perpaduan semua fungsi dari perusahaan ke dalam

falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, kerjasama,

1

Gasperz, Vincent. 2001.Total Quality Management. Hal 7. 2

(51)

produktivitas, dan pengertian serta kepuasan pelanggan. Definisi lainnya

menyatakan bahwa TQM merupakan sistem manajemen yang mengangkat

kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan

melibatkan seluruh anggota organisasi.

Untuk memudahkan pemahamannya, pengertian TQM dapat dibedakan dalam

dua aspek. Aspek pertama menguraikan apa yang yang dimaksud dengan TQM

dan aspek kedua membahas bagaimana mencapainya.

Total Quality Management merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan

usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui

perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses, dan

lingkungannya.

Keuntungan yang didapatkan perusahaan karena menyediakan barang dan jasa

berkualitas, baik berasal dari pendapatan penjualan yang lebih tinggi dan biaya

yang lebih rendah, adalah meningkatkan profitabilitas dan pertumbuhan

perusahaan. Gambar 3.1 adalah suatu model kualitas/laba yang menunjukkan

interaksi pengaruh berbagai faktor. Sisi sebelah kiri adalah faktor-faktor yang

dipengaruhi oleh kebijakan, program dan prosedur kualitas perusahaan.

Dalam implementasi manajemen mutu terpadu , tidak satupun rumus, kiat

ataupun cara tertentu yang universal dan dapat menghasilkan kesuksesan dalam

segala kondisi dan untuk semua organisasi. Setiap organisasi harus mengadaptasi

ide-ide dan teknik-teknik yang sesuai dengan organisasinya, kekuatan dan

kelemahan yang dimiliki, budaya organisasi, dan situasi kerja yang digeluti

(52)
[image:52.595.155.470.111.284.2]

Gambar 3.1. ManfaatTotal Quality Management(TQM)

Implementasi manajemen mutu terpadu membutuhkan suatu proses yang

sistematis. George dan Weimerskirch menyatakan ada beberapa fase utama dalam

implementasi manajemen mutu terpadu, yaitu :

1. Peran manajemen senior terhadap perubahan

2. Peran/keterlibatan pegawai

3. Hubungan pegawai dengan pimpinan baik secara internal maupun eksternal

4. Perbaikan atau penyempurnaan sistem dan kondisi lingkungan kerja yang

mendukung pelaksanaan pekerjaan

Dalam TQM, pegawai dibebani kesempatan untuk terlibat aktif di dalam

sistem dengan pengembangan kemampuannya, baik kemampuan manajerial

maupun kemampuan pelaksanan operasional. Sasaran yang terpenting didalam

TQM adalah bagaimana meningkatkan gairah dan semangat kerja pegawai serta

(53)

3.2.1. Unsur TQM3

Yang membedakan TQM dengan pendekatan-pendekatan lain dalam

menjalankan usaha adalah komponen bagaimana. Komponen ini memiliki sepuluh

unsur utama TQM yang masing-masing akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Fokus pada pelanggan (Eksternal dan Internal)

Pelanggan eksternal menentukan kulitas produk/jasa yang disampaikan kepada

mereka, sedangkan pelanggan internal berperan dalam menentukan kualitas

manusia, proses, dan lingkungan yang berhubungan dengan produk/jasa.

2. Obsesi terhadap kualitas

Dengan kualitas yang ditetapkan, organisasi harus terobsesi untuk memenuhi

atau melebihi apa yang ditentukan tersebut. Hal ini berarti bahwa semua

karyawan pada semua level berusaha melaksanakan setiap aspek pekerjaannya

berdasarkan perspektif “Bagaimana kita dapat melakukannnya denggan lebih

baik?”

3. Pendekatan ilmiah

Pendekatan ilmiah diperlukan untuk mendesain pekerjaan dan dalam proses

pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan

pekerjaan yang didesain tersebut.

4. Komitmen jangka panjang

Komitmen jangka panjang sangat penting guna mengadakan perubahan

(54)

5. Kerja sama tim

Kerja sama tim, kemitraan dan hubungan dijalin dan dibina, baik antar

karyawan perusahaan maupun dengan pemasok, lembaga-lembaga

pemerintah, dan masyarakat sekitarnya.

6. Perbaikan sistem secara berkesinambungan

Sistem yang ada perlu diperbaiki secara terus-menerus agar kualitas yang

dihasilkan dapat meningkat.

7. Pendidikan dan pelatihan

Setiap orang diharapkan dan didorong untuk terus belajar. Dalam hal ini

berlaku prinsip bahwa belajar merupakan proses yang tidak ada akhirnya dan

tidak mengenal batas usia. Dengan belajar, setiap orang dalam perusahaan

dapat meningkatkan keterampilan teknis dan keahlian profesionalitasnya.

8. Kebebasan yang terkendali

Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalam pengambilan keputusan dan

pemecahan masalah merupakan unsur yang sangat penting karena dapat

meningkatkan ‘rasa memiliki’ dan tanggung jawab karyawan terhadap

keputusan yang telah dibuat. Selain itu unsur ini juga dapat memperkaya

wawasan dan pandangan dalam suatu keputusan yang diambil, karena pihak

yang terlibat lebih banyak.

9. Kesatuan tujuan

Perusahaan harus memliki kesatuan tujuan sehingga setiap usaha dapat

(55)

10. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan

Usaha untuk melibatkan karyawan membawa dua manfaat utama. Pertama, hal

ini akan meningkatkan kemungkinan dihasilkannya keputusan yang baik,

rencana yang lebih baik, atau perbaikan yang lebih efektif karena juga

mencakup pandangan dan pemikiran dari pihak-pihak yang langsung

berhubungan dengan situasi kerja. Kedua, keterlibatan karyawan juga

meningkatkan ‘rasa memiliki’ dan tanggung jawab atas keputusan dengan

melibatkan orang-orang yang harus melaksanakannya.

3.2.2. Prinsip-prinsip TQM4

Menurut Hensler dan Brunell, ada empat prinsip utama dalam TQM, yaitu:

1. Kepuasan pelanggan

Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk dipuaskan dalam segala aspek,

termasuk di dalamnya harga, keamanan, dan ketepatan waktu. Kualitas yang

dihasilkan suatu perusahaan sama dengan nilai yang diberikan dalam rangka

meningkatkan kaulitas hidup para pelanggan. Semakin tinggi nilai yang

diberikan maka semakin besar pula kepuasan pelanggan.

2. Respek terhadap setiap orang

Setiap karyawan dipandang sebagai individu yang memiliki talenta dan

kreativitas tersendiri yang unik. Dengan demikian karyawan merupakan

(56)

dalam organisasi diperlakukan dengan baik dan diberi kesempatan untuk

terlibat dan berpartisipasi dalam tim pengambil keputusan.

3. Manajemen berdasarkan fakta

Setiap keputusan selalu didasarkan pada data, bukan sekedar pada perasaan.

Ada dua konsep pokok berkaitan dengan hal ini. Pertama, prioritisasi yakni

suatu konsep bahwa perbaikan tidak dapat dilakukan pada semua aspek pada

saat yang bersamaan, mengingat keterbatasan sumber daya yang ada. Oleh

karena itu dengan menggunakan data maka manajemen dan tim dalam

organisasi dapat memfokuskan usahanya pada situasi tertentu yang vital.

Kedua, variasi kinerja manusia. Data statistik dapat memberikan gambaran

mengenai variabilitas yang merupakan bagian yang wajar dari setiap sistem

organisasi. Dengan demikian manajemen dapat memprediksi hasil dari setiap

keputusan dan tindakan yang dilakukan.

4. Perbaikan berkesinambungan

Agar dapat sukses, setiap perusahaan perlu melakukan proses secara sistematis

dalam melaksanakan perbaikan berkesinambungan. Konsep yang berlaku di

sini adalah siklus PDCA (plan-do-check-action).

3.2.3. Faktor Penentu Keberhasilan (FPK)5

Faktor Penentu Keberhasilan (FPK) atau Key Success Factors, merupakan

suatu unsur dalam manajemen yang perlu diperhatikan dengan sebaik-baiknya.

Berikut ini dapat diikuti lima bagian utama faktor penentu keberhasilan yaitu

5

(57)

peran karyawan, peran pimpinan, hubungan antar karyawan dan dan pimpinan,

aspek organisasi dan manajemen serta aspek lingkungan kerja.

1. Peran karyawan

a. Keuletan membina kreativitas

Ini menjadi penting karena kreativitas merupakan alat yang ampuh dalam

menciptakan pembaharuan atau meningkatkan mutu pribadi. Bagi mereka

yang tetap puas dengan kondisi saat ini berarti akan merosot mutunya.

b. Keikhlasan dalam menjalankan program

Untuk menjamin kesinambungan program Pengendalian Mutu Terpadu

perlu diciptakan semangat dari dalam, yaitu dengan menumbuhkan

keikhlasan hati dengan penuh kesadaran. Ikhlas di hati untuk menjalankan

program belum berarti setuju, namun perbedaan pendapat itu diselesaikan

dengan jalur tersendiri demi kesatuan dan persatuan perusahaan.

c. Kemauan untuk mengembangkan diri

Aset perusahaan yang paling berarti adalah pribadi-pribadi karyawannya,

sehingga pembinaan kemauan mengembangkan diri perlu dibina terus.

Pengembangan tidak terbatas pada pengetahuan dan keterampilan, juga

termasuk pengembangan sikap dan perilakunya. Oleh karena itu

pengembangan tidak dibatasi pada pendidikan klasikal juga menimba ilmu

sambil bekerja.

d. Keyakinan dan kepercayaan

Tanpa adanya keyakinan atas sesuatu yang akan dilakukan, dapat

(58)

2. Pimpinan

a. Keikutsertaan aktif (involvement) pimpinan

Keikutsertaan aktif para pemimpin akan memperjelas program serta

mempercepat proses kerjanya. Dengan dorongan moral pimpinan,

semangat karyawan akan bangkit.

b. Keterbukaan dalam komunikasi

Komunikasi yang baik akan membantu kesuksesan suatu organisasi dan

keterbukaannya akan memperkecil senjang salah paham. Keterbukaan

komunikasi tidaklah sama dengan keterbukaan informasi karena bisa jadi

suatu informasi adalah rahasia bagi perusahaan. Berbicara dari hati ke hati

dengan tulus ikhlas, jujur, dan benar akan menambah kepercayaan

bersama (mutual trust).

c. Kemampuan berkembang

Perkembangan perusahaan perlu diciptakan oleh pimpinan. Kemauan dan

kemampuannya diyakini sebagai alat yang dapat memperkokoh program

Pengendalian Mutu Terpadu.

3. Hubungan antar karyawan dan pimpinan

a. Kesepakatan dan keikatan (commitment) menerima program

Orientasi kegiatan yang telah ditegaskan sebelumnya belum cukup,

penghayatan oleh setiap pribadinya membentuk kesepakatan dan

(59)

b. Kesebahasan dalam tindakan

Maksud dan tujuan program yang telah disepakati sebaiknya diwujudkan

dalam tindakan secara taat asas sehingga kesebahasan dalam tindakan

dapat terus menjamin kelancaran program. Satu tujuan dan satu bahasa

diwujudkan bersama melalui perjuangan dan bukan terjadi semata.

c. Kebersamaan dalam analisis

Konkretnya, kebersamaan bawahan dan pimpinan selalu ada setiap

menghadapi masalah.

d. Keserasian langkah tindakan

Apa yang telah dirumuskan baik namun bila tidak dilaksanakan dengan

baik akan membawa kesulitan. Bentuk tindak pelaksanaan yang baik

adalah serasi atau terpadu dengan sasaran yang ingin dicapai.

e. Kesukarelaan dalam kerjasama

Unsur kesukarelaan dalam bekerjasama yang tulus dan lahir dari dalam

diri akan membentuk kekuatan juang yang kokoh. Kesukarelaan ini perlu

dibentuk dan dibina oleh setiap karyawan.

4. Aspek organisasi dan manajemen

a. Kemandirian dalam usaha dan kemantapan organisasi

Kemantapan organisasi sangat menunjang keberhasilan perusahaan,

terlebih lagi bila kemantapan itu ditunjang dengan sifat sendiri.

Maksudnya tanpa ada ketergantungan yang berlebihan pada perusahaan

(60)

b. Keterpaduan individu dalam sistem

Penghayatan pribadi karyawan sebagai kesatuan yang utuh akan lebih

mendalam jika masing-masing merasa adanya keterikatan dan

ketergantungan satu sama lain.

c. Rasa memiliki bersama

Rasa kepemilikan pada perusahaan (sense of belonging) dari karyawan

dapat merupakan tolok ukur sejauh mana kemantapan pribadi tersebut

dalam perusahaan. Itu semua sulit kalau hanya berhenti disini.

d. Kelengkapan sarana dan kejelasan program kerja

Sarana dan program kerja dalam perusahaan dapat membantu kelancaran

karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya, termasuk di dalamnya

sarana manajemen seperti sasaran kerja, kebijakan program, rencana

jangka panjang dan sebagainya.

e. Kesesuaian situasi dan kondisi

f. Kelugasan menjalankan sistem penghargaan

Motivasi kerja seseorang ada yang tidak stabil namun motivasi itu sendiri

dapat dibina kestabilannya. Salah satu mekanisme yang dapat membantu

kinerja perusahaan adalah adanya sistem penghargaan (reward system)

yang dilaksanakan dengan lugu dan tegas, jelas serta taat asas.

5. Aspek lingkungan kerja

a. Kedisplinan kerja

Bila tidak disiplin bisa menyebabkan sulit dipimpin dan akhirnya tidak

(61)

b. Keterlibatan dalam tindakan

Tertib dan teratur yang baik adalah terbit dari hati sanubari pribadi yang

bersangkutan bukan karena aturan dan paksaaan semata.

c. Kerapian lingkungan dan proses kerja

Rapi tidaknya hasil karya kita adalah perwujudan dari rapi tidaknya pola

kerja benak kita. Sehingga kerapian lingkungan kerja perlu dibina karena

sekaligus juga membina pola berpikir.

d. Kebersihan tempat kerja

Pengalaman menggambarkan bahwa kecenderungan manusia adalah

mengotori tempat yang kotor. Sering dijumpai, orang tidak segan

membuang puntung rokok atau kulit keruk di jalan yang kotor. Maka

setiap karyawan haruslah memberi perhatian pada penjagaan kebersihan,

karena dengan kebersihan akan lebih nyaman dan lebih bergairah serta

berprestasi.

e. Kesegaran jasmani

Kondisi fisik seseorang sangat menentukan hasil karyanya.

3.3. Kualitas Sumber Daya Manusia6

Sumber daya manusia yang berkualitas dalam arti sebenarnya adalah kerja

yang dikerjakannya akan menghasilkan sesuatu yang memang dikehendaki dari

(62)

Bilamana dikehendaki seseorang yang akan diserahi pekerjaan yang sudah

jelas dan pasti standar syarat-syarat yang dituntutnya, maka perlu dikembangkan

cara-cara pembuktian untuk menyatakan adanya kecocokan antara jabatan dan

melaksanakan pekerjaan itu. Peningkatan mutu sumber daya manusia

dimaksudkan untuk berbagai keperluan seperti:

1. Menyiapkan seseorang agar saatnya di hari tugas tertentu yang belum tahu

secara khusus apa tugas itu dengan harapan akan mampu bilamana nanti

diserahi tugas yang sesuai

2. Memperbaiki kondisi seseorang yang sudah diberi tugas dan sedang

menghadapai tugas tertentu yang merasa ada kekurangan pada dirinya untuk

mampu mengemban tugas itu sebagaimana mestinya

3. Mempersiapkan seseorang untuk diberi tugas tertentu yang sudah pasti yang

syarat-syaratnya lebih berat dari tugas yang dikerjakannya sekarang

4. Melengkapi seseorang dengan hal-hal apapun yang mungkin timbul di seputar

tugasnya, baik yang langsung mauun tidak langsung berpengaruh terhadap

pelaksanaan tugasnya

5. Menyesuaikan seseorang kepada tugas-tugas yang mengalami perubahan

karena berubahnya syarat-syarat untuk mengerjakan tugas atau pekerjaan itu

secara sebagian atau seluruhnya

6. Menambah keyakinan dan percaya diri kepada seseorang bahwa dia adalah

orang yang benar-benar cocok untuk tugas yang diembannya.

7. Meningkatkan wibawa seseorang dari pandangan bawahan maupun orang lain

(63)

Peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat diukur dari keberhasilan:

1. Peningkatan kemampuan teoritis adalah suatu kapasitas individu untuk

mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan

2. Peningkatan kemampuan teknis adalah metode atau sistem mengerjakan

suatu pekerjaan

3. Peningkatan kemampuan konseptual adalah mampu memprediksi segala

sesuatu yang ada kaitannya dengan sasaran yang akan dituju

4. Peningkatan moral adalah mampu melaksanakan koordinasi, mampu

bekerjasama, selalu berusaha menghindari perbuatan tercela dan mampu

bersedia mengembangkan diri.

3.4. Skala Likert7

Metode pengukuran dengan skala berkenaan dengan penetapan angka atau

simbol mengenai pendapat responden terhadap objek, kejadian atau kegiatan yang

ditanyakan kepadanya. Ada dua kategori utama skala yang digunakan yaitu rating

scale dan ranking scale. Rating scalemempunyai sejumlah kategori respons dan

digunakan untuk mendapatkan respons dari objek terkait.Ranking scale membuat

perbandingan diantara objek, kejadian atau kegiatan dan respon pilihan dan

ranking antara mereka.

Skala Likert adalah salah satu variasi skala yang termasuk dalam rating

scale. Skala Likert dirancang untuk menguji tingkat kesetujuan responden

(64)

tingkatan yaitu, Sangat Tidak Setuju (1), Tidak Setuju (2), Netral (3), Setuju (4)

dan Sangat Setuju (5). Responden diminta melingkari nomor yang sesuai dengan

penilaiannya.

Skala Likert adalah termasuk dalam skala interval dan perbedaan dalam

jawaban antara dua poin dalam skala mempunyai nilai yang sama.

3.5. Kuesioner

Kuesioner adalah suatu bentuk instrumen pengumpulan data dalam format

pertanyaan tertulis yang dilengkapi dengan kolom dimana responden akan

menuliskan jawaban atas pertanyaan yang diarahkan kepadanya. Dibandingkan

dengan instrumen pengumpulan data dengan observasi dan interview, kuesioner

adalah instrumen yang memiliki mekanisme yang efisien jika si peneliti

mengetahui secara baik apa yang dibutuhkannya dan bagaimana mengukur

variabel yang diinginkan.

Karena dalam pengisian kuesioner, para responden tidak didampingi oleh si

peneliti maka setiap pertanyaan dalam kuesioner harus mudah dipahami oleh

responden dan tidak memungkinkan responden memberi jawaban yang tidak

sesuai dengan maksud dari pertanyaan tersebut. Prinsip perancangan kuesioner

(65)
[image:65.595.112.559.110.382.2]

Gambar 3.2. Prinsip Perancangan Kuesioner

3.6. Metode

Gambar

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Gold Coin Indonesia
Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja PT. Gold Coin Indonesia
Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja PT. Gold Coin Indonesia-Medan (Lanjutan)
Gambar 3.1. Manfaat Total Quality Management (TQM)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Agar organisasi memiliki daya saing yang tinggi dalam skala global, maka organisasi tersebut harus mampu melakukan pekerjaan secara lebih baik, efektif dan efisien dalam menghasilkan

Efektivitas Program Pembelajaran Fisika Berbasis Inkuiri Terbimbing Tipe Penyelidikan Kelompok (IT2PK) Kemampuan Kerja Laboratorium (KKL) Siswa Kelompok

Hal tersebut mengartikan bahwa variabel bebas (self-efficacy dan motivasi belajar) dan terikat (prestasi belajar) yang diteliti merupakan kemampuan dan sikap yang alami.

Variabel moderating kualitas sumber daya manusia tidak mampu memoderasi hubungan pemahaman akuntansi, pemanfaatan teknologi informasi, sistem pengendalian intern pemerintah,

Djarum Kudus sangat baik, sehingga berdampak pada kualitas sumber daya manusia yang juga dapat dilihat dari hasil adanya pengaruh antara peran total quality management

Mengacu pada hasil pengujian statistik yang dilakukan pada variabel-variabel yang diteliti maka dapat diambil beberapa kesimpulan dari hasil penelitian ini, yaitu: Pengujian pada

Agar organisasi memiliki daya saing yang tinggi dalam skala global, maka organisasi tersebut harus mampu melakukan pekerjaan secara lebih baik, efektif dan efisien dalam menghasilkan

Indikator yang akan diteiliti pada variabel Sistem Informasi Akuntansi terdapat 6 item pertanyaan diadopsi dari penelitian oleh Rafid 2016, yakni Software komputer dalam menyusun