• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Proses Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok"

Copied!
200
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Auristha, Ade. M. 2014. Skripsi: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 6 Tahun 2004 tentang Penghapusan Perdagangan Perempuan

dan Anak di Kota Medan. Medan: Fisip USU.

Azkha, Nizwardi. 2013. Jurnal: Studi Efektivitas Penerapan Kebijakan PERDA Kota tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dalam Upaya Menurunkan Perokok

Aktif di Sumatera Barat Tahun 2013. Padang: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas.

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial lainnya. Jakarta: Kencana.

. 2011. Metodologi penelitian kualitatif (akualisasi metodologis kearah ragam varian kontemporer). Jakarta : PT Rajagrafindo.

Dunn, William N. 1998. Analisa Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

. 2000. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Fatmasari, Intan. dkk. Jurnal: Perilaku Supir Angkutan Pasca penetapan PERDA Kawasan Tanpa Rokok di Kota Makassar. Makassar: Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan FKM Universitas Hasanuddin.

Iswanti. 2013. Jurnal: Implementasi Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 5 Tahun 2008 tentang Kawasan Tanpa Rokok dan Kawasan Terbatas Merokok

di Terminal Joyoboyo Surabaya. Kecamatan Medan Deli Dalam Angka 2013.

(2)

Prabandari, Yayi Suryo. dkk. 2009. Jurnal: Kawasan Tanpa Rokok sebagai Alternatif Pengendalian Tembakau Studi Efektivitas Penerapan Kebijakan Kampus

Bebas Rokok terhadap Perilaku dan Status Merokok di Fakultas Kedokteran

UGM, Yogyakarta. Yogyakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Prianggara, Agil. 2013. Pelaksanaan Pasal 7 Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 5 Tahun 2008 Tentang Kawasan Tanpa Rokok Dan Kawasan

Terbatas Merokok (Studi Di Dinas Kesehatan Kota Surabaya). Surabaya: Hukum Administrasi Negara, Fakultas Hukum Universitas Brawijaya.

Putu Devhy, Ni Luh. 2014. Tesis: Pengaruh Faktor Pengelola terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Daerah tentang Kawasan Tanpa Rokok pada Hotel

Berbintang di Kabupaten Bandung. Denpasar: Program Pasca Sarjana Universitas Udayana.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Medan 2011-2015.

Rohana, Iasni. 2007. Skripsi: Peranan Aparatur Pemerintah dalam Peningkatan Pelayanan Kartu Tanda Penduduk (KTP) (Studi Pada Kantor Kecamatan

Medan Deli). Medan: Fisip USU.

Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES, 1995.

Soehartono, Dr. Irawan. 2004. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Subarsono, AG. 2005. Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi Negara. Bandung: Alfabet.

(3)

Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2003. Kebijakan Publik yang Membumi. Yogyakarta: Lukman Offset YPAPI.

Usman, Husaini. 2009. Metode Penelitian Sosial (Edisi Kedua). Jakarta: Bumi Aksara.

Winarno, Budi. 2002. Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta: Media Pressindo.

World Health Organization (WHO). 2008. WHO Report on the Global Tobacco Epidemic.

Sumber Perundang-undangan:

Undang - Undang Nomor. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.

Undang -Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang– Undangan.

PP Nomor 109 Tahun 2012 tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan.

Instruksi Menteri Kesehatan RI No. 459/MENKES/INS/VI/1999 tentang kawasan bebas rokok pada sarana kesehatan.

Instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 4/U/1997 tentang lingkungan sekolah bebas rokok.

Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri RI No. 188/MENKES/PB/I/2011 tentang pedoman pelaksanaan kawasan tanpa rokok.

(4)

Peraturan Walikota Medan Nomor 43 tahun 2010 Tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan Kota Medan

Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 tentang Kawasan Tanpa Rokok. Peraturan Walikota Medan Nomor 3 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Peraturan

Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 tentang Kawasan Tanpa Rokok.

Internet:

http://tehangatsekali.blogspot.com/2011/11/tata-perundangan-menurut-uu-no12 tahun.html, diakses 25 Oktober 2014.

http://pemkomedan.go.id/new/hal-selayang-pandang.html. Diakses Pada 19 Desember 2015 Pukul 16.58 WIB.

http://pemkomedan.go.id/new/hal-kependudukan.html. Diakses pada 27 November 2015 pukul 06.40 WIB.

(5)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

III. 1 Gambaran Umum Kota Medan

III. 1. 1 Letak Geografis

Kota Medan terletak di bagian utara Pulau Sumatera yang berbatasan dengan Selat Malaka di sebelah utara dan Kabupaten Deli Serdang di sebelah selatan, barat dan timurnya. Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut.

Secara geografis Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya sumber daya alam, seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya.

(6)

geografis Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam dua kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.42

Kota Medan terdiri atas 21 Kecamatan yang mencakup 151 Kelurahan.43

Gambar III.1 Peta Lokasi Kecamatan Kota Medan

III. 1. 2 Pemerintahan

Hal tersebut dapat kita lihat pada gambar berikut:

Pemerintah Daerah Kota Medan adalah Walikota Medan beserta perangkat daerah otonomnya yang lain sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah. Secara umum, struktur organisasi Pemerintah Kota medan dapat kita lihat sebagai berikut:

42

https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Medan. Diakses pada 19 Desember 2015 Pukul 17.56 WIB

43 http://pemkomedan.go.id/new/hal-selayang-pandang.html. Diakses Pada 19 Desember 2015 Pukul

(7)

Bagan III.1 Bagan Organisasi Pemerintah Kota Medan

Fungsi Pemerintah Kota Medan pada dasarnya dapat dibagi ke dalam lima sifat, yaitu:44

1. Pemberian pelayanan

2. Fungsi pengaturan (Penetapan perda) 3. Fungsi Pembangunan

4. Fungsi Perwakilan (dengan berinteraksi dengan Pemerintah Provinsi/Pusat) 5. Fugsi koordinasi dan perencanaan pembangunan kota.

Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan desentralisasi dan otonomi daerah, pemerintah Kota Medan menyelenggarakan dua bidang urusan, yaitu:

44

Ade Auristha Manurung. Skripsi: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 6

Tahun 2004 tentang Penghapusan Perdagangan Perempuan dan Anak di Kota Medan. (Medan: Fisip

(8)

1. Urusan pemerintahan teknis yang pelaksanaannya diselenggarakan oleh dinas-dinas daerah.

2. Urusan pemerintahan umum, yang terdiri dari:

a. Kewenangan mengatur yang diselenggarakan bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Medan, sebagai badan eksekutif kota. b. Kewenangan yang tidak bersifat mengatur (segala sesuatu yang dicakup dalam kekuasaan melaksanakan kesejahteraan umum), yang diselenggarakan oleh walikota/wakil walikota, sebagai pimpinan tertinggi badan eksekutif kota.

Maka berdasarkan fungsi dan kewenangan tersebut, walikota Medan membawahi (pimpinan eksekutif tertinggi) seluruh instansi pelaksana eksekutif kota Medan.

III. 2 Dinas Kesehatan Kota Medan

III. 2. 1 Sejarah Berdirinya Dinas Kesehatan Kota Medan

(9)

Puskesmas – puskesmas yang ada pada waktu itu terdiri dari beberapa cabang puskesmas pembantu diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Puskesmas Petisah 2. Puskesmas Glugur Kota 3. Puskesmas Teladan 4. Puskesmas Pulo Brayan 5. Puskesmas Padang Bulan

Pada tahun 1972 barulah resmi seluruh aktivitas kegiatan operasional dan administrasi Dinas Kesehatan Kota Medan. Hal ini disesuaikan Instruksi Presiden atau Inpers No. 75/1975 Lk, agar pemenuhan kebutuhan puskesmas – puskesmas dan balai pengobatan agar dijadikan prioritas utama dalam mencapai tujuan mencipatakan manusia Indonesia yang sehat dan sejahteran.

Sekarang gedung Dinas Kesehatan Kota yang berlokasi dijalan Rotan Komplek Petisah telah diresmikan pada tanggal 30 April 1984 oleh Bapak A.S. Rangkuti yang waktu itu menjabat sebagai Walikota Daerah Tk II. Medan.

Nama – nama Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan:

1. Kel. Alm dr. Gono Pane 2. dr. H. Hamsar Siregar

3. dr. H. Masroel Siregar, SKM 4. dr. MP. Siregar

(10)

6. dr. H. Syahrial R. Anas, MHA

7. drg. H. Herman Shadeck, MBA, MSc.PH. 8. dr. Hj. Linda Wardani Lubis

9. Dr. H. Umar Zein, DTM&H, Sp.PD-KPTI 10. Dr. H. Edwin Effendi, M.Sc

11. Drg. Hj. Usma Polita Nst, M.Kes

III. 2. 2 Visi dan Misi

Visi adalah cara pandang jauh ke depan kemana Dinas Kesehatan Kota Medan harus dibawa agar dapat eksis, antisipatif , dan inovatif secara umum Visi adalah pandangan ideal masa depan yang ingin diwujudkan Instansi Pemerintah.

Visi Dinas Kesehatan Kota Medan dapat dirumuskan sebagai berikut:45

1. Masyarakat Medan, mengandung arti bahwa sasaran kerja dari Dinas Kesehatan Kota Medan adalah seluruh masyarakat yang berada di wilayah kerja pemerintah kota Medan.

MASYARAKAT MEDAN SEHAT SEJAHTERA Penjelasan dari Visi tersebut di atas adalah sebagai berikut :

2. Sehat, diartikan sebagai cara berpikir masyarakat kota Medan yang selalu dilandasi oleh nilai-nilai kesehatan yang pada akhirnya mewujudkan lingkungan yang sehat serta perilaku hidup bersih dan sehat.

45

(11)

3. Sejahtera, mengandung arti bahwa masyarakat kota Medan dengan cara berpikir yang selalu dilandasi oleh nilai-nilai kesehatan, akan memperoleh kesejahteraan, terutama dibidang kesehatan, yang pada gilirannya akan mempengaruhi pencapaian derajat kesejahteraan secara umum.

Untuk merealisasikan dan mewujudkan visi, maka dijabarkan misi yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu. Misi merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil sesuai dengan Visi yang ditetapkan.

Misi Dinas Kesehatan Kota Medan, yaitu :

1. Menggerakkan Pembangunan Kota Berwawasan Kesehatan

Para penanggungjawab program pembangunan di Pemerintahan Kota Medan harus memasukkan pertimbangan kesehatan dalam semua kebijaksanaan pembangunannya. Program pembangunan yang tidak berkontribusi positif terhadap kesehatan apalagi yang berdampak negatif, seharusnya tidak dilaksanakan. Untuk itu, maka seluruh elemen dari sistem pemerintahan kota harus berperan sebagai pengerak utama pembangunan Kota Medan menuju Kota Metropolitan yang Modern, Madani dan Relijius berwawasan kesehatan.

2. Mendorong Kemandirian Masyarakat untuk Hidup Sehat

(12)

masyarakat menyadari, mau dan mampu untuk mengenali, mencegah, dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi, sehingga dapat bebas dari gangguan kesehatan, baik yang disebabkan karena penyakit termasuk gangguan kesehatan akibat bencana, maupun lingkungan dan perilaku yang tudak mendukung untuk hidup sehat.

3. Memelihara dan Meningkatkan Profesionalisme Layanan Kesehatan

Sesuai dengan paradigma sehat, Dinas kesehatan harus mengutamakan pada upaya kesehatan masyarakat yang dipadukan secara serasi dan seimbang dengan upaya kesehatan perorangan. Dinas Kesehatan melakukan revitalisasi sistem kesehatan dasar dan rujukannya dengan memperluas jaringan yang efektif dan efisien, serta peningkatan kualitas pelayanan sesuai standar yang ditetapkan. Sejalan dengan upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, harus dilakukan pula peningkatan jumlah dan kualitas sumberdaya manusia kesehatan, yang terdistribusi sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan. Perlu juga ditunjang dengan administrasi kesehatan dan peraturan perundang-undangan yang memadai, serta pengembangan kesehatan.

III. 2. 3 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Medan

(13)

Struktur organisasi Dinas Kesehatan Kota Medan dapat kita lihat pada gambar berikut ini:46

Bagan III.2 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Medan

46

Susunan Kepegawaian Dinas Kesehatan Kota Medan. Pada 26 Januari 2016

KEPALA DINAS KESEHATAN Drg. Hj. USMA POLITA NASUTION, M.Kes

Pembina Utama Muda (IV/c) NIP. 19611003 198903 2 002

SUB BAGIAN UMUM Arifah, S.Kep, Ners,

M.Kes Penata (III/c) NIP. 19700707 199012 2

002

SEKRETARIAT Drg. Hj. Irma Suryani, MKM

Pembina Tingkat I (IV/b) NIP. 19680113 199212 2 001

BIDANG PENGEMBANGAN SDM KESEHATAN Dr. H. Mardohar Tambunan

Pembina (IV/a) NIP. 19680407 200212 1 001 BIDANG BINA PELAYANAN

KESEHATAN Dr. Iman Surya Penata Tk. I (III/d) NIP. 19740518 200604 1 007

SEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN Odentara Sembiring, SKM,

M.Kes Pembina (IV/a) NIP. 19620210 198301 1 002 SEKSI WABAH DAN BENCANA

Edy Yusuf, SKM Penata (III/c) NIP. 19690129 199702 1 001

SEKSI PENGENDALIAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT

Dr. Hj. Pocut Fatimah Fitri, MARS Pembina (IV/a) NIP. 19671231 199503 2 014 SEKSI KESEHATAN

DASAR Sondang Gredia Siagian,

SKM, MARS Pembina (IV/a) NIP. 19690601 199303 2

002

SEKSI KESEHATAN RUJUKAN Roida Sitinjak, SKM, MPH

Pembina (IV/a) NIP. 19690807 199303 2

002

SEKSI KESEHATAN KHUSUS Dr. Dyan Purwani Nugraheni, M.Kes Pembina (IV/a) NIP. 19591025 198912 2

001

SEKSI KEFARMASIAN Santi Meriani Simanullang,

S.Si, Apt Penata Tk. I (III/d) NIP. 19800610 200604 2 004 BIDANG KEFARMASIAN JAMINAN

DAN SARANA KESEHATAN Dirgo Dirhamsyah,SKM, M.Kes

Pembina (IV/a) NIP. 19630824 198703 1 013

SEKSI REGISTRASI & AKREDITASI Yurina Rahmah Siregar, S.Psi.,

M.Psi Penata Tk. I (III/d) NIP. 19671111 198703 2 002

SEKSI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Parlin Boang Manalu, SKM

Penata (III/c) NIP. 19670702 198903 1 004

SEKSI PERENCANAAN DAN PENDAYAGUNAAN

Dr. Zairul Rambe Penata (III/c) NIP. 19720422 200604 1 014

SUB BAGIAN KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN

Drs. Mustafa Munar Penata Tingkat I (III/d) NIP. 19630420 198312 1 001

SUB BAGIAN PENYUSUNAN PROGRAM

Madona Susanti, DCN Penata Muda Tingkat I (III/b) NIP. 19770413 200502 2 002

SEKSI JAMINAN KESEHATAN Dr. Shereivia Faradillah

Penata (III/c) NIP. 19790625 200801 2 002 BIDANG PENGENDALIAN

MASALAH KESEHATAN Masrita Tiominar A. L. Tobing,

SKM. M. Kes Pembina (IV/a) NIP. 19690609 199203 2 002

SEKSI SARANA DAN PERALATAN KESEHATAN

Drg. Baby Nainggolan Penata Tingkat I (III/d) NIP. 19580614 198703 2 002 KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

UPT BAGAN ORGANISASI

DINAS KESEHATAN

Lampiran IV : Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 TAHUN

2009 Tanggal 4 Maret 2009

(14)

Hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Dinas

2. Sekretariat, membawahi: a. Sub Bagian Umum;

b. Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan; c. Sub Bagian Penyusunan Program.

3. Bidang Bina Pelayanan Kesehatan, membawahi : a. Seksi Kesehatan Dasar;

b. Seksi Kesehatan Rujukan; c. Seksi Kesehatan Khusus.

4. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, membawahi : a. Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit; b. Seksi Wabah dan Bencana;

c. Seksi Kesehatan Lingkungan.

5. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan, membawahi : a. Seksi Perencanaan dan Pendayagunaan;

b. Seksi Pendidikan dan Pelatihan; c. Seksi Registrasi dan Akreditasi.

6. Bidang Kefarmasian Jaminan dan Sarana Kesehatan, membawahi : a. Seksi Kefarmasian;

b. Seksi Jaminan Kesehatan;

(15)

7. Unit Pelaksana Teknis Dinas Terdiri atas :

a. Puskesmas (39 unit) dan Puskesmas Pembantu (41 Unit) b. Gudang Farmasi (1 unit)

c. Klinik Spesialis Bestari(1 unit)

d. Balai Laboratorium kesehatan lingkungan (1 unit) 8. Kelompok Jabatan Fungsional

III. 2. 4 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

Sesuai dengan pasal 109 dan 110 Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2009 tentang pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan, telah diatur tugas dan fungsi Dinas Kesehatan Kota Medan.

Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan Kota Medan tertuang dalam Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2009 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan dan Peraturan Walikota Medan Nomor 43 tahun 2010 Tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan Kota Medan. Dalam Peraturan Daerah ini telah ditetapkan kedudukan, tugas, fungsi dan susunan organisasi Dinas Kesehatan Kota Medan sebagai berikut:

(16)

Dinas Kesehatan merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah, yang dipimpin oleh kepala dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

2. Tugas

Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

3. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Dinas Kesehatan menyelenggarakan fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis dibidang kesehatan;

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kesehatan; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang kesehatan; dan

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Tugas dan Fungsi Bidang dan Sekretariat 1. Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

(17)

2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretariat menyelenggarakan fungsi :

a. penyusunan rencana, program, dan kegiatan kesekretariatan; b. pengoordinasian penyusunan perencanaan program Dinas;

c. pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan administrasi kesekretariatan Dinas yang meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan, dan kerumahtanggaan Dinas;

d. pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pengembangan organisasi, dan ketatalaksanaan;

e. pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas Dinas; f. penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian; g. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kesekretariatan;

h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

A. Sub Bagian Umum

Sub Bagian Umum dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.

1. Sub Bagian Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup administrasi umum.

2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bagian Umum menyelenggarakan fungsi :

(18)

b. penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi umum;

c. pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan tata naskah dinas, penataan kearsipan, urusan rumahtangga, hukum, hubungan masyarakat;

d. pengelolaan administrasi kepegawaian;

e. penyiapan bahan pembinaan dan pengembangan kelembagaan, ketatalaksanaan, dan kepegawaian;

f. penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian;

g. penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas; h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

B. Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan

Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.

1. Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup pengelolaan administrasi keuangan dan perlengkapan.

2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan menyelenggarakan fungsi :

(19)

b. penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi keuangan dan perlengkapan;

c. pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemrosesan, pengusulan dan verifikasi;

d. penyiapan bahan / pelaksanaan koordinasi pengelolaan administrasi keuangan;

e. penyusunan laporan keuangan Dinas; f. pelaksanaan pengelolaan perlengkapan;

g. penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian;

h. penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas; i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

C. Sub Bagian Penyusunan Program

Sub Bagian Penyusunan Program dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.

1. Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup penyusunan program dan pelaporan.

2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bagian Penyusunan Program menyelenggarakan fungsi :

(20)

b. pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup penyusunan rencana dan program Dinas;

c. penyiapan bahan penyusunan rencana dan program Dinas; d. penyiapan bahan pembinaan pengawasan, dan pengendalian; e. penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan Dinas;

f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2. Bidang Bina Pelayanan Kesehatan

Bidang Bina Pelayanan Kesehatan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

1. Bidang Bina Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup pelayanan kesehatan dasar, kesehatan rujukan, dan kesehatan khusus.

2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Bina Pelayanan Kesehatan menyelenggarakan fungsi :

a. penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Bina Pelayanan Kesehatan;

b. penyusunan petunjuk teknis lingkup pelayanan kesehatan dasar, kesehatan rujukan, dan kesehatan khusus;

c. pembinaan penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar;

(21)

e. penyelenggaraan upaya kesehatan khusus meliputi kesehatan jiwa, kesehatan mata, kesehatan kerja, kesehatan haji, kesehatan gigi dan mulut;

f. penyelenggaraan upaya kesehatan perkotaan, kesehatan indera, dan usia lanjut;

g. penyelenggaraan upaya kesehatan pada daerah perbatasan;

h. pelaksanaan proses perijinan dan pelayanan lainnya lingkup pelayanan kesehatan;

i. pelaksanaan registrasi, akreditasi, dan sertifikasi sarana pelayanan kesehatan; j. pelaksanaan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian lingkup pelayanan

kesehatan;

k. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup bidang bina pelayanan kesehatan;

l. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

A. Seksi Kesehatan Dasar

Seksi Kesehatan Dasar dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Bina Pelayanan Kesehatan.

1. Seksi Kesehatan Dasar mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pelayanan Kesehatan lingkup kesehatan dasar.

(22)

a. penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Kesehatan Dasar; b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup kesehatan dasar;

c. penyiapan bahan pembinaan kesehatan dasar dan kesehatan komunitas; d. penyiapan bahan pembinaan upaya kesehatan dasar perkotaan;

e. penyiapan bahan pelaksanan registrasi, akrediatasi, dan sertifikasi sarana pelayanan kesehatan dasar;

f. pelaksanaan proses perijinan dan pelayanan lainnya lingkup kesehatan dasar sesuai urusan pemerintahan kota;

g. penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas; h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya. B. Seksi Kesehatan Rujukan

Seksi Kesehatan Rujukan dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Bina Pelayanan Kesehatan.

1. Seksi Kesehatan Rujukan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Bina Pelayanan Kesehatan lingkup kesehatan rujukan.

2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Kesehatan Rujukan menyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Kesehatan Rujukan; b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup kesehatan rujukan;

(23)

d. penyiapan bahan dan data pengelolaan upaya kesehatan rujukan perkotaan; e. penyiapan bahan pelaksanan registrasi, akreditasi, dan sertifikasi sarana

kesehatan rujukan;

f. pelaksanaan proses perijinan dan pelayanan lainnya lingkup kesehatan rujukan sesuai urusan pemerintahan kota;

g. penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas; h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya. C. Seksi Kesehatan Khusus

Seksi Kesehatan Khusus dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Bina Pelayanan Kesehatan.

1. Seksi Kesehatan Khusus mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Bina Pelayanan Kesehatan lingkup kesehatan khusus.

2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Kesehatan Khusus menyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Kesehatan Khusus; b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup kesehatan khusus;

c. penyiapan bahan dan data penyelenggaraan upaya kesehatan khusus meliputi kesehatan jiwa, kesehatan mata, kesehatan kerja, kesehatan haji, kesehatan gigi dan mulut, kesehatan indera, dan lanjut usia;

(24)

e. pelaksanaan proses perijinan dan pelayanan lainnya lingkup kesehatan khusus sesuai urusan pemerintahan kota;

f. penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas; g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

3. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan

Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

1. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup pengendalian dan pemberantasan penyakit, wabah, bencana, dan kesehatan lingkungan.

2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan menyelenggarakan fungsi :

a. penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan;

b. penyusunan petunjuk teknis lingkup pengendalian dan pemberantasan penyakit, wabah, bencana, dan kesehatan lingkungan;

(25)

d. pengendalian wabah dan bencana meliputi kesiapsiagaan, mitigasi dan kesiapsiagaan, tanggap darurat, dan pemulihan;

e. penyelenggaraan penyehatan lingkungan meliputi penyehatan air, pengawasan kualitas lingkungan, penyehatan kawasan dan sanitasi darurat, sanitasi makanan, dan bahan pangan serta pengamanan limbah;

f. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup bidang pengendalian masalah kesehatan;

g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

A. Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit

Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan.

1. Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan lingkup pengendalian dan pemberantasan penyakit.

2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit menyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit;

(26)

c. penyiapan bahan dan data penyelenggaraan pengendalian surveilans epidemiologi, pengendalian penyakit menular langsung, pengendalian penyakit bersumber binatang, pengendalian penyakit tidak menular, immunisasi, kesehatan mata, dan penyelidikan kejadian luar biasa (KLB); d. penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas; e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya. B. Seksi Wabah dan Bencana

Seksi Wabah dan Bencana dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan. 1. Seksi Wabah dan Bencana mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas

Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan lingkup wabah dan bencana.

2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Wabah dan Bencana menyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Wabah dan Bencana;

b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengendalian wabah dan bencana;

c. Penyiapan bahan dan data penyelenggaraan pengendalian wabah dan bencana meliputi kesiapsiagaan, mitigasi dan kesiapsiagaan, tanggap darurat, dan pemulihan;

(27)

e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

C. Seksi Kesehatan Lingkungan

Seksi Kesehatan Lingkungan dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan.

1. Seksi Kesehatan Lingkungan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan lingkup kesehatan lingkungan. 2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi

Kesehatan Lingkungan menyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Kesehatan Lingkungan; b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengendalian kesehatan

lingkungan;

c. Penyiapan bahan dan data penyelenggaraan pengendalian kesehatan lingkungan meliputi penyehatan air, pengawasan kualitas lingkungan, penyehatan kawasan dan sanitasi darurat, sanitasi makanan dan bahan pangan serta pengamanan limbah;

d. penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas; e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

(28)

4. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan

Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

1. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup perencanaan, pendayagunaan, pendidikan, pelatihan, registrasi, dan akreditasi.

2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan menyelenggarakan fungsi :

a. penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan;

b. penyusunan petunjuk teknis lingkup perencanaan, pendayagunaan, pendidikan dan pelatihan, registrasi dan akreditasi sumber daya manusia kesehatan;`

c. pendayagunaan tenaga kesehatan dan tenaga kesehatan strategis; d. pelaksanaan pelatihan teknis;

e. pelaksanaan proses perijinan dan pelayanan lainnya lingkup tenaga medis, tenaga para medis dan tenaga non medis / tradisional terlatih sesuai urusan pemerintahan kota;

f. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup bidang pengembangan sumber daya manusia kesehatan;

(29)

A. Seksi Perencanaan dan Pendayagunaan

Seksi Perencanaan dan Pendayagunaan dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

1. Seksi Perencanaan dan Pendayagunaan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan lingkup perencanaan dan pendayagunaan.

2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Perencanaan dan Pendayagunaan menyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Perencanaan dan Pendayagunaan;

b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup perencanaan dan pendayagunaan sumber daya manusia kesehatan;

c. penyiapan bahan dan data pemberian rekomendasi tenaga kesehatan strategis;

d. penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas; e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

B. Seksi Pendidikan dan Pelatihan

(30)

1. Seksi Pendidikan dan Pelatihan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan lingkup pendidikan dan pelatihan.

2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Pendidikan dan Pelatihan menyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pendidikan dan Pelatihan; b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pendidikan dan pelatihan teknis; c. penyiapan bahan dan data penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan teknis; d. penyiapan bahan dan data pelaksanaan registrasi dan akreditasi, pendidikan,

dan pelatihan sumber daya manusia kesehatan;

e. penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas; f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

C. Seksi Registrasi dan Akreditasi

Seksi Registrasi dan Akreditasi dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

1. Seksi Registrasi dan Akreditasi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan lingkup registrasi dan akreditasi.

(31)

a. penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Registrasi dan Akreditasi; b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup registrasi dan akreditasi;

c. penyusunan bahan dan data poses penyelenggaraan registrasi dan akreditasi serta perijinan lingkup tenaga medis, tenaga para medis, dan tenaga non medis / tradisional terlatih sesuai urusan pemerintahan kota;

d. penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas; e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

5. Bidang Kefarmasian Jaminan dan Sarana Kesehatan

Bidang Kefarmasian Jaminan dan Sarana Kesehatan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

1. Bidang Kefarmasian Jaminan dan Sarana Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup kefarmasian, jaminan, sarana, dan peralatan kesehatan.

2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Kefarmasian Jaminan dan Sarana Kesehatan menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Kefarmasian Jaminan dan Sarana Kesehatan;

b. penyusunan petunjuk teknis lingkup kefarmasian, jaminan, sarana, dan peralatan kesehatan;

(32)

e. pelayanan sarana dan peralatan kesehatan;

f. pelaksanaan proses pelayanan perijinan dan pelayanan lainnya lingkup kefarmasian, jaminan, sarana, dan peralatan kesehatan sesuai urusan pemerintahan kota;

g. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang kefarmasian jaminan dan sarana kesehatan;

h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

A. Seksi Kefarmasian

Seksi Kefarmasian dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Kefarmasian Jaminan dan Sarana Kesehatan.

1. Seksi Kefarmasian mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Kefarmasian Jaminan dan Sarana Kesehatan lingkup kefarmasian.

2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Kefarmasian menyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Kefarmasian; b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup kefarmasian;

c. penyediaan dan pengelolaan bufferstock obat, reagensia, vaksin, ketersediaan obat, dan perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT);

(33)

e. pelaksanaan proses rekomendasi ijin Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT), rekomendasi ijin PBF dan PBF cabang;

f. pelaksanaan proses perijinan dan pelayanan lainnya lingkup kefarmasian sesuai urusan pemerintahan kota;

g. penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas; h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya. B. Seksi Jaminan Kesehatan

Seksi Jaminan Kesehatan dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Kefarmasian Jaminan dan Sarana Kesehatan.

1. Seksi Jaminan Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Kefarmasian Jaminan dan Sarana Kesehatan lingkup jaminan kesehatan. 2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi

Jaminan Kesehatan menyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Jaminan Kesehatan; b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup jaminan kesehatan;

c. penyiapan bahan dan data penyelenggaraan jaminan kesehatan meliputi kepesertaan, pemeliharaan kesehatan, dan pembiayaan;

d. penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas; e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

(34)

C. Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan

Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Kefarmasian Jaminan dan Sarana Kesehatan.

1. Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Kefarmasian Jaminan dan Sarana Kesehatan lingkup sarana dan peralatan kesehatan.

2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan menyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan;

b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup sarana dan peralatan kesehatan; c. penyiapan bahan dan data penyelenggaraan registrasi, akreditasi, dan

sertifikasi sarana peralatan kesehatan;

d. pelaksanaan proses rekomendasi ijin Pedagang Besar Alat Kesehatan (PBAK);

e. pelaksanaan proses perijinan dan pelayanan lainnya lingkup sarana dan peralatan kesehatan;

f. penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas; g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

(35)

Unit Pelaksana Teknis

Pembentukan, nomenklatur, tugas pokok dan fungsi Unit Pelaksana Teknis akan ditentukan dan ditetapkan dengan Peraturan Walikota.

Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

1. Kelompok Jabatan Fungsional dimaksud dalam Pasal 47, terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

2. Setiap Kelompok Jabatan Fungsional tersebut pada ayat (1), dipimpin oleh Tenaga Fungsional Senior yang ditunjuk.

3. Jumlah tenaga fungsional tersebut pada ayat (1), ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

4. Jenis dan jenjang jabatan fungsional tersebut pada ayat (1), diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan.

III. 2. 5 Susunan Kepegawaian

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan Kota Medan, jumlah SDM yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan Kota Medan adalah sebanyak 1.986 orang dengan komposisi sebagai berikut:47

47 Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Dinas (LPPD) Dinas Kesehatan Kota Medan Tahun 2015. hal.

(36)
[image:36.612.118.529.111.688.2]

Tabel III. 1 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jabatan No. Kualifikasi Jabatan Jumlah (orang) %

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.

Jabatan Struktural : Kepala Dinas Sekretaris Kepala Bidang Kasi Kepala Puskesmas Kepala UPTD Kepala Tata Usaha Jumlah

Jabatan Fungsional : Dokter Umum Dokter Gigi Bidan Perawat Apoteker Asisten apoteker

Tenaga Gizi/ Nutrisionis Perawat Gigi Sanitarian Analis Laboratorium Tenaga Fisioterapis Penata Rontgen Penyuluh Kes.Masyarakat Jumlah

Non Fungsional (Staf) :

1 1 4 15 39 2 39 101 orang 260 130 392 546 22 114 66 69 36 82 1 1 133 1.852 33 0,05 0,05 0,20 0,75 1,96 0,10 1,96 5,08 13,09 6,54 19,73 27,49 1,1 5,74 3,32 3,47 1,81 4,12 0,05 0,05 6,69 93,25 1,66

(37)
[image:37.612.119.529.108.261.2]

Tabel III. 2 Komposisi Pegawai Berdasarkan Pangkat / Golongan

No. Pangkat / Golongan Jumlah (orang) %

1. 2. 3. 4. Golongan I Golongan II Golongan III Golongan IV 3 431 1.341 211 0,15 21,7 67,52 10,62

Jumlah 1.986 100

Tabel III.3 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jumlah dan Kualifikasi Pendidikan

No Kualifikasi Pendidikan Jumlah %

1 S-2 Kesehatan 39 1,96

2 Dokter Spesialis 11 0,55

3 Dokter Umum 260 13,09

4 Dokter Gigi 130 6,55

5 Bidan (D1 + D3 + PKE) 392 19,74

6 Perawat (S.Kep+D.IV+D.III+D1+PKC) 546 27,49 7 Tenaga Farmasi ( Apot + AKFAR+ Aspot) 136 6,85

8 Tenaga Gizi (D.IV+ AKZI+SPAG) 66 3,32

9 Tenaga Perawat Gigi ( AKG + SPRG) 69 3,47 10 Tenaga Sanitasi ( AKL + SPPH) 36 1,81 11 Tenaga Analis Lab ( AAK + SMAK) 82 4,13 12 Tenaga Teknisi Medis ( Fisio+APRO) 5 0,25 13 Tenaga Kesehatan Masyarakat ( SKM) 133 6,70

14 LCPK 19 0,96

15 SPPM 0 0,0

16 S.Psi 6 0,30

[image:37.612.120.527.314.699.2]
(38)

18 S1. Ekonomi 8 0,40

19 S1. Hukum 4 0,20

20 S1. Teknik 1 0,05

21 S1. Akuntansi 1 0,05

22 SMA 29 1,46

23 SMP 4 0,20

Jumlah 1.986 orang 100

III. 3 Kecamatan Medan Deli

III. 3. 1 Sejarah Terbentuknya Kecamatan Medan Deli

Kecamatan Medan Deli adalah salah satu dari 21 kecamatan yang berada di bagian Utara Wilayah Kota Medan memiliki luaslebih kurang 2.300 Ha. Kecamatan Medan Deli merupakan pecahan dari Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1973 tanggal 10 Mei 1973 yang awalnya terdiri dari (5) lima Kelurahan.

(39)

Tanjung Mulia dan Kelurahan Tanjung Mulia Hilir, sehingga Kecamatan Medan Deli menjadi 6 (enam) Kelurahan.48

Sejak berdiri dari tahun 1973 sampai sekarang, Kecamatan Medan Deli telah ada 10 (Sepuluh) orang Camat yang memimpin di kecamtan ini. Nama-nama Camat tersebut dapat kita lihat pada tabel berikut ini:49

[image:39.612.119.527.293.541.2]

No

Tabel. III. 4 Nama Camat yang Memimpin Kecamatan Medan Deli dari Tahun 1973 hingga 2015

Nama Pejabat Masa Bakti

1 BS. PARLAUNGAN 1974 s/d 1979

2 ZAINAL ARIFIN, BA 1979 s/d 1985

3 DRS. ABDUL CHOLID NASUTION 1985 s/d 1991

4 DRS. ARMEN 1991 s/d 1993

5 CHADIDJAH, BA 1993 s/d 1999

6 DRS. YUSRI RAMADHAN SIREGAR 1999 s/d 2002 7 H. DARWIN SIREGAR, S.Sos 2002 s/d 2009

8 HJ. YUSDARLINA, S.Sos 2009 s/d 2012

9 HENDRA ASMILAN, S.IP 2012 s/d 2014

10 FERY SUHERY,S.Sos 2014 s/d saat ini

48

Iasni Rohana, Skripsi: Peranan Aparatur Pemerintah dalam Peningkatan Pelayanan Kartu Tanda

Penduduk (KTP) (Studi Pada Kantor Kecamatan Medan Deli), (Medan: Fisip Universitas Sumatera

Utara, 2007), hal 27

49

(40)

III. 3. 2 Letak Geografis & Luas Wilayah Kecamatan Medan Deli

[image:40.612.199.453.434.612.2]

Kecamatan Medan Deli merupakan salah satu kecamatan di Kota Medan yang mempunyai luas sekitar 2, 197 km2 dan berada pada 25,4 Km diatas permukaan laut. Kecamatan ini memiliki batas-batas dengan:50

Gambar III.2 Peta Lokasi Kelurahan di Kecamatan Medan Deli Sebelah Utara : Kecamatan Medan Labuhan

Sebelah Selatan : Kecamatan Medan Timur dan Kecamatan Medan Barat

Sebelah Barat : Kabupaten Deli Serdang

Sebelah Timur : Kabupaten Deli Serdang

Kecamatan Medan Deli terdiri atas 6 Kelurahan. Hal tersebut dapat kita lihat pada gambar berikut:

50

(41)

Secara keseluruhan luas Kecamatan Medan Deli adalah 2,197 km2. Kelurahan yang terluas adalah Kelurahan Tanjung Mulia dengan luas sekitar 5,13 km2 dan kelurahan yang mempunyai luas terkecil adalah Kelurahan Kota Bangun dengan luas 2,5 km2.

[image:41.612.121.527.320.536.2]

Berikut ini tabel Kelurahan, Lurah, Luas Wilayah dan jumlah lingkungan di Kecamatan Medan Deli hingga saat ini, yaitu:

Tabel III. 5 Nama Kelurahan, Lurah, Luas Wilayah dan Jumlah Lingkungan di Kecamatan Medan Deli

N o

Kelurahan Nama Lurah Luas

Wilayah (Km2)

Jumlah Lingkung

an 1 Tanjung Mulia Binu Hajar, S.Sos 5, 13 28 2 Tanjung Mulia Hilir Maulana Harahap, S.Sos 3, 25 22 3 Mabar Hilir H. Syahrul, S.Sos 3, 16 12

4 Mabar Amri, S.Sos 4, 56 19

5 Kota Bangun Chairul Amin, S.Sos 2, 50 8 6 Titi Papan Ansari Hasibuan, SSTP 4, 00 16

Jumlah 22,6 105

III. 3. 3 Demografi Kecamatan Medan Deli

(42)

Sesuai dengan Laporan Kependudukan Kecamatan Medan Deli Tahun 2012, jumlah penduduk Kecamatan Medan Deli adalah 170.931 orang penduduk, dimana penduduk terbanyak berada di Kelurahan Tanjung Mulia yakni sebanyak 34.799 orang. Jumlah penduduk terkecil di Kelurahan Kota Bangun yakni sebanyak 10.904 orang. Jumlah penduduk yang 170.931 orang tersebut terdiri dari 86.482 orang laki-laki dan 84.449 orang perempuan.51

No

Berikut ini tabel jumlah penduduk yang ada di 6 (enam) Kelurahan di Kecamatan Medan Deli.

Tabel III. 6 Jumlah Penduduk di 6 (enam) Kelurahan di Kecamatan Medan Deli Tahun 2012

Nama Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Tanjung Mulia 17.424 17.375 34.799

2 Tanjung Mulia Hilir 17.439 17.033 34.472

3 Mabar Hilir 13.764 13.224 26.988

4 Mabar 16.931 16.428 33.359

5 Kota Bangun 5.546 5.358 10.904

6 Titi Papan 15.378 15.031 30.409

Medan Deli 86.482 84.449 170.931

Kecamatan Medan Deli bila dilihat dari segi mata pencahariannya, maka sebagian besar penduduknya adalah Pegawai Swasta dengan jumlah 22.130 orang dan

51

(43)

mata pencaharian lainnya seperti Pegawai Negeri, ABRI, Petani, Nelayan, Pedagang, dan Pensiunan.

III. 3. 4 Potensi Daerah Kecamatan Medan Deli

Kecamatan Medan Deli merupakan salah satu kecamatan di kota Medan dengan luas wilayahnya sekitar 2.197 km2. Dimana kecamatan Medan Deli ini merupakan daerah kawasan industri dan pergudangan di kota Medan.

Di Kecamatan Medan Deli ini terdapat potensi wilayah berupa Kawasan Industri Medan (KIM). Dimana perusahaan-perusahaan industri di Kecamatan Medan Deli ini lebih di dominasi oleh industri besar sedang. Tercatat pada tahun 2012 terdapat 54 industri besar sedang, 48 industri kecil dan 65 industri rumah tangga.52

52

Kecamatan Medan Deli Dalam Angka 2013, hal. 51

(44)

BAB IV

PENYAJIAN DATA

Setelah melakukan penelitian dan pengumpulan data di lapangan, maka diperoleh data yang terdapat kaitannya dengan Proses Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 tentang Kawasan Tanpa Rokok. Data yang diperoleh selama penelitian disajikan dalam bentuk analisis data dan dengan menggunakan tabel frekuensi yang kemudian akan diinterpretasikan.

Penyajian data didapatkan melalui hasil wawancara, penyebaran kuesioner yang dijawab oleh responden dan juga hasil dari data-data sekunder. Pihak-pihak yang diwawancarai sebanyak delapan (8) orang yaitu dengan Kepala Bidang PMK (Pengendalian Masalah Kesehatan) dan pegawai yang menangani tentang Kawasan Tanpa Rokok di Dinas Kesehatan Kota Medan, dari LSM Pusaka Indonesia yakni Manager Divisi Perlindungan Kesehatan, dari Kantor Camat Medan Deli yakni Sekretaris Camat Medan Deli, serta empat (4) orang masyarakat Kecamatan Medan Deli yang merupakan perokok aktif. Peneliti juga mengambil sebanyak enam puluh (60) orang responden yang berasal dari masyarakat di Kecamatan Medan Deli.

(45)

IV. 1 Karakteristik Informan

Penyajian data karakteristik informan bertujuan untuk mengidentifikasi ciri-ciri khusus yang dimiliki informan, sehingga memudahkan penulis dalam mengadakan analisis penelitian. Karakteristik informan dapat dilihat di bawah ini:

IV. 1. 1 Identitas Informan Kunci

Informan kunci adalah mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Berikut adalah identitas informan kunci dalam penelitian:

1. Ibu Masrita Tiominar A. L. Tobing, SKM, M.Kes, Kepala Bidang PMK (Pengendalian Masalah Kesehatan) Dinas Kesehatan Kota Medan.

2. Ibu dr. Helena Rugun N. Nainggolan, M.KT, Pengelola Program PTM (Penyakit Tidak Menular) Dinas Kesehatan Kota Medan.

IV. 1. 2 Identitas Informan Utama

(46)

IV. 1. 2. 1 Identitas Informan Utama berdasarkan Kuesioner

[image:46.612.118.529.476.670.2]

Berikut ini adalah hasil data mengenai identitas informan utama dalam penelitian melalui hasil kuesioner yang merupakan masyarakat yang tidak merokok, yang disajikan dalam bentuk tabel frekuensi:

Tabel IV. 1 Identitas Informan Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Orang Persentase (%)

Laki-laki 34 56,66

Perempuan 26 43,33

Jumlah 60 100,00

Sumber: Kuesioner Penelitian Tahun 2016

Dari data kuesioner yang diperoleh, maka dapat diketahui bahwa informan penelitian yang dilibatkan dalam penelitian ini sebanyak 60 orang yang terdiri dari 34 orang laki-laki (56,66%) dan 26 orang perempuan (43,33%).

Tabel IV. 2 Identitas Informan Berdasarkan Usia

Kelompok Umur Jumlah Orang Persentase (%)

15 – 19 9 15,00

20 – 24 26 43,33

25 – 29 9 15,00

30 – 34 5 8,33

35 – 39 5 8,33

40 – 44 3 5,00

45 – 49 3 5,00

Jumlah 60 100,00

(47)
[image:47.612.118.528.288.460.2]

Pada awalnya penulis menetapkan usia informan antara 15 tahun sampai 64 tahun karena pada usia 15 tahun sampai 64 tahun dianggap sebagai usia produktif. Namun setelah menyebarkan kuesioner, hasil data usia yang di peroleh hanya sampai usia 49 tahun. Sehingga penjelasan dalam tabel hanya sampai usia 49 tahun. Jika dilihat dalam tabel, persentase umur informan yang terbesar yaitu pada usia 20-24 tahun yaitu sebanyak 26 orang atau sekitar 43,33% dari 60 informan yang ada.

Tabel IV. 3 Identitas Informan Berdasarkan Tempat Tinggal atau Kelurahan Kelurahan Jumlah Orang Persentase (%)

Tanjung Mulia 10 16,66

Tanjung Mulia Hilir 10 16,66

Mabar Hilir 10 16,66

Mabar 10 16,66

Kota Bangun 10 16,66

Titi Papan 10 16,66

Jumlah 60 100,00

Sumber: Kuesioner Penelitian Tahun 2016

(48)
[image:48.612.118.529.110.305.2]

Tabel IV. 4 Identitas Informan Berdasarkan Pekerjaan

Kategori Pekerjaan Jumlah Orang Persentase (%)

Wiraswasta 9 15,00

Pegawai Negeri Sipil 1 1,66

Ibu Rumah Tangga 3 5,00

Pegawai Swasta/BUMN 1 1,66

Pelajar/Mahasiswa 19 31,66

Buruh 24 40,00

Lainnya 3 5,00

Jumlah 60 100,00

Sumber: Kuesioner Penelitian Tahun 2016

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa informan penelitian memiliki pekerjaan yang bermacam-macam. Dari persentase tersebut terlihat bahwa informan yang terbanyak mempunyai pekerjaan sebagai buruh yaitu 24 orang atau sekitar 40,00%. Kemudian diikuti oleh pelajar/mahasiswa 19 orang atau 31,66%, wiraswasta 9 orang atau 15,00%, ibu rumah tangga 3 orang atau 5,00%, lainnya 3 orang atau 5,00%, yang dimaksud dengan informan dengan pekerjaan lainnya adalah mereka yang bekerja sebagai SPG, tukang becak dan tidak bekerja. Kemudian diikuti oleh PNS 1 orang atau 1,66% dan pegawai swasta/BUMN 1 orang juga atau 1,66%.

Tabel IV. 5 Identitas Informan Berdasarkan Tingkat Penghasilan Per Bulan Tingkat Penghasilan (Rp) Jumlah Orang Persentase (%)

0 - 1.000.000 21 35,00

1.100.000 - 2.000.000 9 15,00

2.100.000 - 3.000.000 23 38,33

[image:48.612.118.527.599.708.2]
(49)

Jumlah 60 100,00 Sumber: Kuesioner Penelitian Tahun 2016

[image:49.612.117.530.346.519.2]

Penulis menetapkan tingkat penghasilan mulai dari 0 rupiah karena informan yang terlibat dalam penelitian ini ada juga dari kalangan pelajar dan mahasiswa yang belum berpenghasilan. Dalam tabel diatas dapat dilihat bahwa informan penelitian memiliki tingkat penghasilan yang bervariasi. Dari persentase tersebut terlihat bahwa informan yang mempunyai penghasilan Rp.2.100.000 - Rp.3.000.000 merupakan informan terbanyak, yakni 23 orang atau sekitar 38,33%.

Tabel IV. 6 Identitas Informan Berdasarkan Etnis/Suku Etnis/Suku Jumlah Orang Persentase (%)

Melayu 5 8,33

Jawa 42 70,00

Batak Toba 5 8,33

Batak Karo 2 3,33

Mandailing 4 6,66

Minangkabau 2 3,33

Jumlah 60 100,00

Sumber: Kuesioner Penelitian Tahun 2016

(50)

Suku Mandailing 4 orang atau sekitar 6,66%, serta diikuti oleh suku Batak Karo dan Minangkabau yang masing-masing 2 orang atau sekitar 3,33%.

IV. 1. 2. 2 Identitas Informan Utama berdasarkan Wawancara

Berikut adalah identitas informan utama dalam penelitian melalui hasil wawancara dengan masyarakat yang merupakan perokok aktif, yakni:

1. Bapak M. Jati, yang merupakan masyarakat yang tinggal di Jalan Mangan Satu, Lingkungan VIII, Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli. Beliau bekerja sebagai seorang wiraswasta dan merupakan suku Minangkabau.

2. Bapak Parlindungan Lubis, yang merupakan masyarakat yang tinggal di Jalan Kawah Satu, Lingkungan VII, Kelurahan Tanjung Mulia Hilir, Kecamatan Medan Deli. Beliau bekerja sebagai seorang wiraswasta dan merupakan suku Mandailing. 3. Bapak Supriadi, yang merupakan masyarakat yang tinggal di Jalan Aluminium

Raya, Lingkungan II, Kelurahan Tanjung Mulia, Kecamatan Medan Deli. Beliau bekerja sebagai seorang tukang becak dan merupakan suku Jawa.

4. Bapak Septian Dwi Cahyo, yang merupakan masyarakat yang tinggal di Jalan Pasar III, Lingkungan XI, Kelurahan Mabar Hilir, Kecamatan Medan Deli. Beliau bekerja sebagai seorang buruh dan merupakan suku Jawa.

(51)

IV. 1. 3 Identitas Informan Tambahan

Informan Tambahan adalah mereka yang dapat memberikan informasi tambahan terkait dengan apa yang sedang di teliti. Berikut adalah identitas informan tambahan dalam penelitian ini yakni:

1. Abangda OK. Syahputra Harianda, Manager Divisi Perlindungan Kesehatan LSM Pusaka Indonesia.

2. Bapak Irfan Asardi Siregar, S.Sos, Sekretaris Camat Medan Deli.

IV. 2 Penyajian Data tentang Proses Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 tentang Kawasan Tanpa Rokok

IV. 2. 1 Deskripsi Hasil Wawancara dengan Informan Kunci

(52)

Kawasan Tanpa Rokok. Ketiga, peneliti melakukan dokumentasi foto, melihat kondisi dan keadaan Kantor Dinas Kesehatan Kota Medan tersebut.

Tipe wawancara yang dipilih peneliti yaitu wawancara terstruktur dimana sebelum memulai wawancara terlebih dahulu peneliti menyusun daftar pertanyaan yang hendak diajukan. Pertanyaan-pertanyaan yang disusun jelas berhubungan dengan proses Implementasi Kebijakan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 tentang Kawasan Tanpa Rokok. Namun di dalam prosesnya sendiri peneliti tidak menutup kemungkinan akan munculnya pertanyaan-pertanyaan baru yang dapat menggali informasi lebih dalam dari para informan.

Adapun variabel yang digunakan untuk menganalisis proses implementasi kebijakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

A.Komunikasi

Komunikasi merupakan sarana untuk menyebarluaskan informasi, baik dari atas ke bawah maupun sebaliknya, antar bagian dalam organisasi maupun kepada eksternal organisasi. Keberhasilan implementasi kebijakan mensyaratkan agar implementor mengetahui apa yang harus dilakukan. Apa yang menjadi tujuan dan sasaran kebijakan harus ditransmisikan kepada kelompok sasaran (target group) sehingga akan mengurangi distorsi implementasi.

(53)

Tanpa Rokok di Kota Medan sudah dilakukan dengan baik. Berikut dengan keluarnya Perda Nomor 3 Tahun 2014 maka atas arahan dari Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Bidang PMK (Pengendalian Masalah Kesehatan dan pegawai yang menangani tentang Perda Kawasan Tanpa Rokok sudah melakukan sosialisasi, penyuluhan di masing-masing bidang baik itu dalam rapat para kabid, rapat para kepala seksi, dan pertemuan-pertemuan lainnya.

Melalui kepala bidang masing-masing juga memberitahukan lagi ke anggotanya masing-masing untuk menyikapi Perda Nomor 3 ini. Artinya, sebenarnya Dinas Kesehatan dari satu sisi bukan pelayanan, tetapi karena Dinas Kesehatan yang menginisiasi Perda KTR ini ada baiknya Dinas Kesehatan yang memberi contoh. Hal itu sudah terlaksana dan sudah terimplementasi. Jadi tidak ada lagi merokok khususnya staf dan pegawai di Dinas Kesehatan yang di area Kawasan Tanpa Rokok. Kalaupun staf dan pegawai ingin merokok harus di bawah pohon dan bukan di Kawasan Tanpa Rokok.

(54)

masing-masing. Dinas Kesehatan juga bekerja sama dengan PT.KA, bekerja sama dengan Dinas Kesehatan provinsi, dengan Kemenkes.

Dinas Kesehatan juga sudah membentuk FGD (Focus Group Discussion) sesudah maupun sebelum keluarnya Perda ini baik dia per SKPD, per kantor maupun per kawasan. Mereka mengundang tokoh agama, sekolah-sekolah, angkutan-angkutan umum, pemilik-pemilik hotel atau mall dan perwakilan dari ke tujuh Kawasan Tanpa Rokok tersebut. Dimana proses sosialisasi Perda Kawasan Tanpa Rokok ini dilakukan bersamaan dengan semua perwakilan ke tujuh Kawasan Tanpa Rokok tersebut. Karena jika bicaranya per fokus-fokus seperti kesehatan, agama, sekolah, angkutan umum dan sarana fasilitas yang lain akan butuh waktu. Selain itu jika mereka dikumpulkan bersamaan, mereka bisa saling control satu sama lain dan diharapkan setiap perwakilan dari kawasan tersebut akan menerapkan Perda KTR ini di kawasannya masing-masing.

(55)

sosialisasi tentang Kawasan Tanpa Rokok ini kepada masyarakat setiap kali Puskesmas melakukan kegiatan lokakarya mini. Jadi merekalah sebagai perwakilan Dinas Kesehatan untuk menyebarkan lagi ke masyarakat di wilayah kerja masing-masing baik itu ke sekolah, ke kantor lurah, kantor camat, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, tempat-tempat umum dan seluruh tempat yang merupakan Kawasan Tanpa Rokok.

Informan menambahkan bahwa sosialisasi yang dilakukan kepada masyarakat kota Medan tentang Perda Kawasan Tanpa Rokok dilakukan secara berkesinambungan. Dinas Kesehatan mempunyai program penyuluhan atau promosi kesehatan. Dimana penyuluhan atau promosi kesehatan ini tidak hanya berfokus untuk sosialisasi Perda Kawasan Tanpa Rokok saja tetapi bersamaan dengan program lainnya. Selain itu, tidak ada jadwal khusus untuk sosialisasi Perda KTR karena masih banyak program lain yang harus disampaikan dan semua program tersebut dibuat secara terpadu. Tetapi yang namanya jadwal mini lokakarya Puskesmas dengan kecamatan itu per 3 bulan sekali. Kegiatan tersebut sudah rutin dilakukan, jadi mereka ada 4 kali setahun pertemuan di kecamatan untuk menyampaikan program-program.

Adapun bentuk-bentuk sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan kepada masyarakat seperti memberikan penyuluhan, membuat stiker-stiker, brosur, membuat spanduk walaupun masih bertahap dalam setiap tahunnya. membuat

(56)

Kesehatan pernah membuat siaran melalui radio, talkshow, serta kegiatan talkshow di televisi seperti di TVRI dan DAI TV.

Beberapa waktu lalu pernah juga datang bupati dari Ponorogo untuk memberikan motivasi kepada Dinas Kesehatan Kota Medan. Selain itu juga pernah datang Kepala Dinas Kesehatan Bogor yang sudah berhasil dalam menjalankan Perda KTR tersebut untuk memberikan contoh bagaimana penegakan yang sebagusnya.

B.Sumber Daya

Keberhasilan proses implementasi kebijakan sangat tergantung dari kemampuan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Sumber daya yang dibutuhkan dalam proses Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 tentang Kawasan Tanpa Rokok terdiri dari sumber daya manusia, finansial dan fasilitas.

a. Sumber Daya Manusia

(57)

Maka ketika ingin melihat implementasi Perda KTR ini, dibentuk dulu SK Tim Pemantau KTR tersebut. Dimana SK Tim Pemantau ini tidak di internal Dinas Kesehatan, namun berada di tingkat pemerintah kota. Artinya di SK kan oleh Walikota Medan. Jadi Dinas Kesehatan hanya sebatas mengingatkan kepada SKPD bahwa Kota Medan sudah mempunyai Perda tentang Kawasan Tanpa Rokok, agar merokok di tempatnya dan tidak merokok di area pelayanan. Namun, sampai saat ini SK tersebut masih dalam tahap penyempurnaan dan pengesahan di Pemko Medan dan belum sampai kepada Dinas Kesehatan Kota Medan.53

b. Sumber Daya Finansial

Tetapi dalam tingkat internal, Dinas Kesehatan juga selalu mengingatkan tentang Perda KTR tersebut baik di apel pagi, dipertemuan rutin, serta di kesempatan-kesempatan lain.

Informan menyatakan bahwa dana yang digunakan dalam proses Implementasi Kebijakan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 tentang Kawasan Tanpa Rokok berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan, tepatnya sudah tercantum di dalam APBD. Baik itu pada APBD tahun 2015 yakni ketika Perda ini masih dalam tahap sosialisasi dan pada tahun 2016 ini juga sedang dianggarkan untuk tahap implementasinya. Namun selain dana APBD, dalam proses implementasi Perda KTR ini juga dibantu dana DBHCHT (Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau) dari pusat yang digunakan untuk sebagian sosialisasi.

53 Hasil Wawancara dengan Kepala Bidang PMK Dinas Kesehatan Kota Medan, Pada tanggal 26

(58)

Namun karena Perda ini baru keluar dalam dua tahun ini. Jadi dana yang keluar untuk penerapan Perda Kawasan Tanpa Rokok ini juga masih bertahap. Selain APBD dan dana DBHCHT, dalam penegakan Perda ini nantinya juga akan dibantu oleh dana dari pajak rokok karena memang prioritas dana yang dikeluarkan oleh pemerintah dari dana DBHCHT dan pajak rokok ini untuk kabupaten/kota yang mempunyai Perda KTR.

Dana untuk sosialisasi Perda tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS dan Kawasan Tanpa Rokok itu digabungkan. Dimana dana sosialisasinya di tahun 2015 lalu sekitar Rp.281.400.000. Di tahun 2016, Dinas Kesehatan Kota Medan juga sudah usulkan dana untuk implementasi Perda KTR ini yakni sekitar Rp.475.650.000. Dimana dana itu nantinya akan digunakan untuk pembuatan media promosi, baliho, poster, perjalanan dinas, dana untuk menggerakkan Tim Pemantau dan kebutuhan-kebutuhan lain untuk penerapan Perda KTR tersebut.

c. Fasilitas

(59)

Pegawai yang menangani tentang Kawasan Tanpa Rokok di Dinas Kesehatan Kota Medan menambahkan bahwa, sekarang di Puskesmas mereka juga sudah menyediakan klinik UBM (Upaya Berhenti Merokok), membuat blangko dan pelaporannya, melakukan pelatihan kepada pihak Puskesmas bagaimana menganalisanya, bagaimana melakukan totok anti rokok dan konseling untuk masyarakat yang ingin berhenti merokok.

C.Disposisi

Disposisi implementor adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh implementor, seperti pemahaman, komitmen, persepsi, respon dan tindakan yang akan mempengaruhi pencapaian tujuan dari implementasi kebijakan. Pemahaman serta dukungan terhadap kebijakan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 tentang Kawasan Tanpa Rokok ini sangat ditunjukan oleh para pegawai Dinas Kesehatan Kota Medan.

(60)

Informan menambahkan bahwa Perda tentang Kawasan Tanpa Rokok ini baik. Karena Perda ini tidak melarang orang untuk merokok, tetapi kita menjaga orang yang tidak merokok itu agar tidak menghirup udara yang tidak sehat dan kesehatannya tetap terjaga. Perda ini hanya mengatur secara sosial dimana orang boleh merokok dan dimana yang tidak boleh merokok.

Adapun tindakan-tindakan yang informan lakukan untuk mendukung implementasi Perda KTR ini adalah sebagai Kepala Bidang melakukan sosialisasi kepada bidang lain dan pegawai di internal bidangnya sendiri dan melakukan peneguran-peneguran kepada pegawainya, melakukan pengusulan anggaran, kemudian menjalin kerja sama dengan yayasan yang bisa membantu dalam penerapan Perda ini, yakni dengan LSM Pusaka Indonesia. Serta kerja sama dengan Pemko Medan untuk mengapresiasi tempat-tempat kawasan yang sudah memberlakukan KTR.

D.Struktur Birokrasi

Struktur organisasi yang bertugas mengimplementasikan kebijakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan. Aspek struktur birokrasi ini mencakup dua hal penting, pertama adalah mekanisme dan struktur organisasi pelaksana sendiri. Mekanisme implementasi program biasanya sudah ditetapkan melalui standar operating procedures atau SOP yang dicantumkan dalam guideline

(61)

Menurut informan dari hasil lapangan di Dinas Kesehatan Kota Medan, struktur birokrasi untuk penerapan Perda Kawasan Tanpa Rokok ini tidak hanya dari Dinas Kesehatan semata, tetapi ada juga dari SKPD yang ada di Kota Medan. Hal itu disebut sebagai Tim Pemantau KTR. Namun, berdasarkan keterangan informan SK Tim Pemantau tersebut baru diterima dari Pemko. Sehingga penganggaran dana untuk Tim Pemantau juga baru akan dimulai tahun 2016 ini.54

54 Hasil Wawancara dengan Kepala Bidang PMK Dinas Kesehatan Kota Medan, Pada tanggal 5 Maret

2016.

Tetapi untuk internal Dinas Kesehatan sendiri, Perda KTR ini sudah diterapkan. Sesudah Perda ini keluar maka berdasarkan arahan Ibu Kepala Dinas agar masing-masing Kepala Bidang itu melakukan pembinaan internal. Tidak terlepas dari bidang PMK (Pengendalian Masalah Kesehatan) juga karena bidang PMK yang telah menginisiasi Perda KTR tersebut.

(62)

IV. 2. 2 Deskripsi dengan Informan Utama

Berikut ini akan di paparkan deskriptif data kuesioner dan deskripsi hasil wawancara dengan informan utama, yakni masyarakat Kota Medan yang tinggal di Kecamatan Medan Deli. Dimana penelitian ini dilakukan selama ± 3 bulan di Kecamatan Medan Deli, bersamaan dengan penelitian yang sedang dilakukan di Dinas Kesehatan Kota Medan. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan penelitian, ada beberapa tahap yang dilakukan peneliti, yang pertama penelitian diawali dengan pengumpulan berbagai dokumen tertulis, profil Kecamatan Medan Deli dan data lain yang berkaitan dengan Kecamatan Medan Deli. Kedua, peneliti melakukan kegiatan penyebaran kuesioner kepada enam puluh (60) orang masyarakat di 6 Kelurahan di Kecamatan Medan Deli. Ketiga, peneliti melakukan wawancara kepada empat (4) orang masyarakat yang tinggal di Kecamatan Medan Deli. Keempat, peneliti melakukan dokumentasi foto.

IV. 2. 2. 1 Deskriptif Data Kuesioner

A.Komunikasi

Tabel IV. 7 Distribusi Jawaban Informan Mengenai Pengetahuan tentang Perda KTR

Kategoti Jawaban Jumlah Orang Persentase (%)

Sangat Mengetahui 1 1,66

(63)

Mengetahui 1 1,66

Kurang Mengetahui 14 23,33

Tidak Mengetahui 42 70,00

Total 60 100,00

Sumber: Kuesioner Penelitian Tahun 2016

[image:63.612.122.525.86.173.2]

Berdasarkan Tabel IV. 7 diatas diketahui bahwa sebanyak 1 orang informan (1,66%) menyatakan bahwa sangat mengetahui tentang adanya Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 tentang Kawasan Tanpa Rokok, 2 orang informan (3,33%) menyatakan cukup mengetahui tentang Perda KTR, 1 orang informan (1,66%) menyatakan mengetahui tentang Perda KTR, dan 14 orang informan (23,33%) menyatakan kurang mengetahui serta 42 orang informan (70,00%) menyatakan tidak mengetahui tentang adanya Perda KTR.

Tabel IV. 8 Distribusi Jawaban Informan Mengenai Pemahaman tentang Perda KTR

Kategoti Jawaban Jumlah Orang Persentase (%)

Sangat Mengerti 1 1,66

Cukup Mengerti 2 3,33

Mengerti 2 3,33

Kurang Mengerti 15 25,00

Tidak Mengerti 40 66,66

Total 60 100,00

Sumber: Kuesioner Penelitian Tahun 2016

(64)

Medan Nomor 3 Tahun 2014 tentang Kawasan Tanpa Rokok, 2 orang informan (3,33%) menyatakan cukup mengerti maksud dari Perda KTR, 2 orang informan (3,33%) menyatakan mengerti maksud dari Perda KTR, 15 orang informan (25,00%) menyatakan kurang mengerti maksud dari Perda KTR dan 40 orang informan (66,66%) menyatakan tidak mengerti maksud dari Perda KTR.

Tabel IV. 9 Distribusi Jawaban Informan Mengenai Intensitas Sosialisasi tentang Perda KTR

Kategoti Jawaban Jumlah Orang Persentase (%)

Sangat Sering 2 3,33

Cukup Sering 1 1,66

Sering 2 3,33

Jarang 18 30,00

Tidak Pernah 37 61,66

Total 60 100,00

Sumber: Kuesioner Penelitian Tahun 2016

(65)
[image:65.612.118.528.177.327.2]

B.Sumber Daya

Tabel IV. 10 Distribusi Jawaban Informan Mengenai Penyampaian Sosialisasi Perda KTR yang Dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Medan

Kategoti Jawaban Jumlah Orang Persentase (%)

Sangat Memuaskan 1 1,66

Cukup Memuaskan 2 3,33

Memuaskan 2 3,33

Kurang Memuaskan 8 13,33

Tidak Memuaskan 47 78,33

Total 60 100,00

Sumber: Kuesioner Penelitian Tahun 2016

Gambar

Tabel III. 1 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jabatan
Tabel III.3 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jumlah dan Kualifikasi Pendidikan
Tabel. III. 4 Nama Camat yang Memimpin Kecamatan Medan Deli dari Tahun
Gambar III.2 Peta Lokasi Kelurahan di Kecamatan Medan Deli
+7

Referensi

Dokumen terkait

4.5.1 Pernyataan Informan Tentang Faktor Komunikasi Terhadap Analisis Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok Pada

PENERAPAN PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK BERDASARKAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA.. (STUDI DI

Tabel 4.5 Matriks Pernyataan Informan Tentang Faktor Sumber Daya Terhadap Analisis Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok

Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 35 Tahun 2012 Tentang Kawasan Tanpa Rokok Pada Perkantoran Di Lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara..

berjudul Penerapan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok Berdasarkan Hukum Administrasi Negara (Studi Di Kota Medan). Di dalam

PENERAPAN PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK BERDASARKAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA.. (STUDI DI KOTA MEDAN) * Tyan

Penerapan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok Berdasarkan Hukum Administrasi Negara (STUDI DI KOTA MEDAN). B.

Implementasi kebijakan Peraturan Daerah Kota Padang Panjang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Kawasan Tanpa Rokok mewakili dan mempengaruhi beberapa kepentingan yang