• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lingkungan Perpustakaan yang Menarik Minat Berkunjung ke Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Lingkungan Perpustakaan yang Menarik Minat Berkunjung ke Perpustakaan Universitas Sumatera Utara"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN 1

Jumlah Pengunjung Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (s.d Desember 2015)

NO Perpustakaan Universitas dan

Fakultas

Bulan Jumlah

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nov Des

1. Perpustakaan Universitas

82.524 95.461 112.838 107.500 118.325 53.076 64.012 9.642 118.826 86.005 50.231 49.836 948.276

2. Kedokteran 1.096 830 1.470 1.719 1.404 872 132 109 1.714 1.305 1.100 885 12.636

3. Hukum 1.988 1.477 2.659 2.685 1.075 1.861 1.345 634 2.625 2.367 3.824 2.403 25.573

4. Pertanian 402 341 562 409 373 241 13 48 285 366 582 320 3.942

5. Ekonomi 0 433 1.010 1.206 872 979 185 265 946 932 950 943 8.721

6. Ked. Gigi 396 442 386 381 307 348 273 443 405 590 577 386 4.934

7. Ilmu Budaya 1.664 511 1.961 1.791 1.483 1.789 210 193 1.287 1.203 710 680 13.482

8. MIPA 277 486 1.675 830 704 433 669 79 1.115 977 650 705 8.600

9. Kesehatan Masyarakat

627 572 1.205 924 946 774 155 288 1.438 1.024 720 785 9.458

10. Psikologi 417 460 699 639 563 700 153 155 868 598 620 605 6.477

11. Farmasi 625 1.550 1.550 750 800 798 470 460 600 510 685 703 9.501

(2)

4. Untuk luas gedung sebaiknya di tambah dan jumlah koleksi yang sudah banyak sebaiknya disortir dan di lakukan penyiangan agar koleksi yang tingkat keterpakainnya sudah rendah tidak menumpuk di dalam rak dan koleksi yang baru dapat diletakkan di rak tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Balai Pustaka. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Depdiknas. 2004. Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional RI Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Hasugian, Jonner. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Medan: USU Press.

Hermawan, S. Rachman dan Zulfikar Zen. 2006. Etika Kepustakawanan: Suatu Pendekatan Terhadap Profesi dan Kode Etik Pustakawan Indonesia. Jakarta : Sagung Seto.

Himma, Dewiyana., Eva Rabita., Zaslina Zinuddin. 2015. Preservasi dan Konservasi Naskah Melayu dan Naskah Batak Pustaha (Lak-Lak) Koleksi Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara Dalam Upaya Pelestarian Hasil Karya Budaya Bangsa. Usulan Program Pengabdian Masyarakat Mono Tahun. Fakultas Ilmu Budaya USU.

Kartika, Minda, 2011. Pengaruh Ketersediaan Fasilitas Perpustakaan Terhadap Minat Mahasiswa Memanfaatkan Perpustakaan pada Perpustakaan Universitas Muslim Nusantara. Skripsi. Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (tidak dipublikasikan).

Kepmenkes RI No.14045/MENKES/XI/2002 Tentang Persyaratan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri

Lasa, HS. 2005. Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta: Gama Media.

(3)

Naibaho, Maruli Tua, 2010. Pengaruh Fasilitas dan Suasana Perpustakan daerah Sumatera Utara Terhadap Minat Berkunjung Mahasiswa Di Kota Medan. Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara (tidak dipublikasikan).

Nurbiyanti, Enny. 2009. Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Fasilitas Perpustakaan dan Kinerja Pustakawan Terhadap Minat Baca Siswa SMK Negeri 2 Blora. Skripsi. Semarang : Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang (tidak dipublikasikan).

Perpusnas RI. 2011 Standar Nasional Indonesia (SNI) bidang perpustakaan. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.

Siagian, Budiman Manaor Arianto, 2008. Pengaruh Fasilitas dan Suasana

Perpustakaan USU Terhadap Minat Berkunjung Mahasisw Dapartemen

Sastra Inggris. Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara (tidak dipublikasikan).

Sjahrial-Pamuntjak, Rusina. 2000. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan. Jakarta: Djambatan.

Soedibyo, Noerhayati. 1987. Pengelolaan Perpustakaan Jilid 1. Bandung: Alumni.

Sutarno, NS. 2006. Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Sagung Seto.

Sutarno, NS. 2006. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Sagung Seto.

Suwandi. 2005. Analisis Lingkungan Perpustakaan. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UII. https://swdkarto.files.wordpress.com/2012/03/analisis-lingkungan.pdf. Diakses pada tanggal 22 Mei 2016.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan

(4)

BAB III

LINGKUNGAN PERPUSTAKAAN YANG MENARIK MINAT BERKUNJUNG KE PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA

3.1 Gambaran umum Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

Perpustakaan USU berada di tengah-tengah Universitas Perpustakaan USU menempati sebuah gedung berlantai empat dengan luas sekitar 6.090 m2. Gedung Perpustakaan Universitas dikelilingi area taman dan parkir seluas sekitar 4 Ha. Perpustakaan USU didirikan pada tahun 1970 dan diresmikan pada tanggal 2 November 1987 oleh Manteri Pendidikan dan Kebudayaan.

3.1.1 Sejarah Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

Perpustakaan USU didirikan pada tahun 1970. Kemudian perpustakaan ini menjadi perpustakaan sentral yang dimulai dengan bergabungnya sejumlah perpustakaan fakultas dan pindah ke gedung baru yang diresmikan pada tanggal 2 November 1987 oleh Manteri Pendidikan dan Kebudayaan. Bila ditelusuri kembali sejarah USU, perpustakaan pertama didirikan di lingkungan USU adalah Perpustakaan Fakultas Kedokteran (1952) dan kemudian disusul oleh Perpustakaan Fakultas Hukum (1954). Ketika itu USU masih merupakan sebuah Yayasan yang kemudian diserahkan kepada pemerintah serta diresmikan sebagai Perguruan Tinggi Negeri ke tujuh di Indonesia pada tanggal 20 November 1957.

(5)

selanjutnya menjadi Badan Layanan Umum (BLU) dan sekarang ini menjadi PTN-BH sesuai PP No. 16 Tahun 2014, perpustakaan memperluas layanannya dengan membuka perpustakaan cabang fakultas untuk mendekatkan koleksi dengan pengguna. Di masa datang, perpustakaan tetap akan mendekatkan pelayanannya kepada pengguna dengan terus membuka Pepustakaan Universitas Cabang Fakultas yang belum memiliki perpustakaan. Pembukaan perpustakaan cabang, selain untuk mendekatkan koleksi dengan pengguna juga dimaksudkan untuk menambah kapasitas daya tampung.

Luas gedung/ ruangan seluruh Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas adalah 2.029 m2, dengan demikian luas seluruh ruangan perpustakaan adalah 8.119 m2, dan jika dibandingkan dengan jumlah mahasiswa sekarang ini (±51.022 orang) rasionya adalah 1 : 0,15 m2. Rasio ini jauh di bawah standar yang ditentukan oleh Dikti yaitu 1 : 0,5 m2. Sehubungan dengan itu, penambahan luas gedung perpustakaan menjadi suatu yang mendesak dilakukan saat ini atau di masa yang akan mendatang. Upaya yang telah dilakukan adalah membuka sejumlah perpustakaan cabang fakultas dan memulai pembangunan gedung baru.

Hingga sekarang ini telah ada 11 (sebelas) Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas, adapun kesebelas perpustakaan tersebut terdiri dari :

1. Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas Hukum yang mulai beroperasi pada akhir tahun 2006.

2. Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas MIPA yang mulai beroperasi pada awal tahun 2007.

3. Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas Kedokteran Gigi yang mulai beroperasi pada awal tahun 2008.

4. Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas Kedokteran yang mulai beroperasi pada bulan Agustus tahun 2008.

5. Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas Kesehatan Masyarakat yang mulai beroperasi pada bulan Desember tahun 2008.

(6)

7. Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas Farmasi yang mulai beroperasi pada Januari tahun 2012.

8. Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas Ilmu Budaya yang mulai beroperasi pada Juni tahun 2012.

9. Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas Psikologi.

10.Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas Pertanian yang mulai beroperasi pada November tahun 2012.

11.Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas Ekonomi.

Perlu dijelaskan bahwa masih ada 2 (dua) fakultas dan Sekolah Pascasarjana yang perpustakaannya belum terintegrasi dengan Perpustakaan Universitas, yaitu Fakultas Teknik dan Fakultas ISIP.

(7)

kemudian direncanakan akan dihubungkan dengan jembatan penguhubung antara lantai, sehingga kedua gedung terhubung dan terintegrasi dalam pelayanan.

Dibandingkan dengan dua dekade sebelumnya perpustakaan mengalami perkembangan pesat khususnya sejak dua puluh lima tahun terakhir. Sejak tahun 1991, Perpustakaan mulai melakukan perubahan mendasar dalam berbagai aspek pelayanannya dengan menerapkan manajemen baru untuk memberdayakan sivitas akademika USU. Perpustakaan benar-benar berorientasi pada kepentingan mahasiswa sebagai pelanggan utama USU. Prinsip kewirausahaan yangmengutamakan kepuasan pelanggan dijadikan sebagai filosofi penyelenggaraan pelayanan.

Akan tetapi sejak tahun 2011 Perpustakaan Universitas mengalami penurunan pagu anggaran yang disediakan oleh Universitas, dari sebelumnya sekitar 1 miliar dan terus mengalami penurunan hingga tahun 2015 menjadi 3,4 miliar. Penurunan besaran anggaran ini berdampak kepada penurunan perfoma perpustakaan. Sekarang ini pendanaan perpustakaan berasal dari PNBP dan BOPTN yang besar pagu anggarannya ditetapkan oleh universitas.

Perpustakaan sebagai fasilitas penunjang utama program Tri dharma Perguruan Tinggi memiliki peranan yang besar dalam mendukung misi dan tujuan USU. Berkaitan dengan itu, perpustakaan akan terus berupaya untuk menyelaraskan perananya dalam mengikuti dinamika perkembangan USU.

3.1.2 Struktur Organisasi Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

Saat ini seluruh kegiatan Perpustakaan dilayani oleh 86 orang; 1 orang Wakil Kepala, 95 orang orang staf. Terdapat 50 orang berlatar belakang pendidikan ilmu perpustakaan dan informasi, 46 orang berlatar belakang pendidikan lainnya. Status kepegawaian staf, 58 orang adalah PNS dan 38 orang adalah tenaga honorer.

(8)

dinyatakan bahwa perpustakaan dipimpin oleh kepala dan ketentuan lebih lanjut mengenai perpustakaan diatur dalam peraturan rektor. Sesuai ketentuan di atas bahwa penjabaran lebih lanjut mengenai organisasi perpustakaan akan diatur melalui Peraturan Rektor. Oleh karena itu, perpustakaan telah mempersiapkan struktur organisasi yang baru selanjutnya akan diajukan untuk mendapatkan pertimbangan dan persetujuan dari pimpinan universitas.

Sesuai dengan struktur organisasi dan tata kerja yang baru, perpustakaan dipimpin oleh Kepala Perpustakaan dan Sistem Informasi yang dibantu oleh Wakil Kepala, 3 (tiga) orang Kepala Sub Bidang, 12 (dua belas) orang Ketua Tim, 1 (satu) orang Kepala Sub Bagian Tata Usaha. Adapun struktur organisasi perpustakaan yang baru adalah seperti berikut:

Kepala Perpustakaan dan Informasi Staf Ahli Kelompok Pustakawan Wakil Kepala Bidang Perpustakaan

Kepala Sub Bagian Tata Usaha

Ketua Tim Rujukan dan Bantuan

Pengguna

Ketua Tim Sirkulasi

Ketua Tim Dukungan TIK dan

E Library Ketua Tim Pengatalogan dan Bibliografis Ketua Tim Pengadaan

Kepala Sub Bidang Manajamen Koleksi dan

Cabang

Kepala Sub Bidang Pelayanan Pengguna Kepala Sub Bidang

Dukungan Teknis

Ketua Tim PerpustakaanCabang

Ketua Tim Penantaan Bahan Pustaka Cetak (1)

Ketua Tim Koleksi Khusus Ketua Tim Manajemen Koleksi

(9)

Gambar-1 Struktur Organisasi Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Sumber: LAKIP Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Tahun 2015

Sesuai Pasal 49 ayat 1-3 PP No. 16 Tahun 2014 maka struktur organisasi perpustakaan akan mengalami perubahan. Nomenklatur perpustakan dan sistem informasi USU akan berubah menjadi Perpustakaan USU yang terpisah dari sistem informasi USU. Sehubungan dengan itu sedang dipersiapkan struktur organisasi perpustakaan yang baru yang akan diajukan kepada pimpinan universitas untuk mendapatkan persetujuan

3.1.3 Visi, Misi dan Tujuan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

Cita-cita Perpustakaan USU dituangkan dalam visi sebagai berikut: Menjadi suatu perpustakaan pendidikan tinggi terkemuka dalam pelayanan terhadap sivitas akademika”.

Untuk mencapai cita-cita tersebut di atas, misi yang diemban oleh Perpustakaan adalah: “Menyediakan akses terhadap informasi dan layanan informasi secara tepat waktu, tepat guna dan efektif untuk mendukung fungsi Tridharma USU melalui pengadaan dan penyediaan bahan perpustakaan dan membantu mahasiswa dan dosen sehingga menjadi terampil dalam menemukan informasi yang relevan dengan kebutuhan mereka”.

Berdasarkan visi dan misi tersebut tujuan perpustakaan ditetapkan sebagai berikut:

(10)

dengan memperhatikan faktor relevansi, kemuktahiran, keseimbangan dan terpelihara.

2. Mengupayakan agar pelayanan perpustakaan disediakan secara efektif dan efisien dengan memanfaatkan perkembangan di bidang teknologi informasi dan komunikasi.

3. Menyediakan fasilitas yang memudahkan kegiatan pengadaan, pengolahan, penelusuran koleksi dan pelayanan perpustakaan dengan sistem otomatis menggunakan perangkat lunak (software) yang terintegrasi.

4. Merencanakan, mempromosikan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi kegiatan perpustakaan dalam kerangka proses penyelenggaran pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat di lingkungan USU.

5. Mengupayakan manajemen dan srtuktur organisasi yang tepat untuk mencapai tujuan dan saran perpustakaan

6. Menciptakan suatu lingkungan, peluang dan kondisi yang tepat untuk memungkinkan staf perpustakaan dapat mencapai dan memelihara kinerja yang baik dengan mengacu pada standar mutu yang ditetapkan.

7. Menyediakan suatu lingkungan fisik yang tepat untuk memenuhi kebutuhan koleksi, pengguna dan staf yang berbeda.

8. Menciptakan dan memelihara komunikasi dua arah yang efektif baik di dalam maupun keluar perpustakaan.

9. Mengoptimalkan source sharing dan jaringan tingkat lokal, regional, nasional dan international.

10.Mengevaluasi perkembangan proses rencana strategis perpustakaan.

3.1.4 Keanggotaan Perpustakaan USU

(11)
[image:11.595.124.504.338.723.2]

Sarjana dan Diploma, KTM diterbitkan bekerjasama dengan Bank BNI, sedangkan untuk mahasiswa Pascasarjana diterbitkan oleh Pusat Sistem Informasi (PSI) melalui Klinik TI. Bagi mahasiswa baru Sarjana dan Diploma yang belum memiliki KTM dapat menggunakan kartu tanda mahasiswa sementara (KTMS) yang diterbitkan pada saat pendaftaran mahasiswa baru. Bagi dosen, staf non akademik, alumni, dan tamu, KTM dapat diterbitkan oleh Perpustakaan. Untuk informasi lebih lanjut tentang keanggotaan hubungi staf yang bertugas pada kaunter/ meja Pemanduan dan Keanggotaan di Lobby Lantai-1 Gedung Perpustakaan Induk.

Tabel-1

Kategori Anggota dan Jumlah Peminjaman Kategori Maksimum

Peminjaman

Kategori

Koleksi Standar KPS Mahasiswa

Sarjana dan Diploma

7 5 eks / 2 minggu 2 eks / 2 hari

Mahasiswa Pascasarjana & Dosen

10 8 eks / 2 minggu 2 eks / 2 hari

Tamu - - -

Tabel-2 Jam Perpustakaan Seluruh Fasilitas

Senin s.d. kamis 07.30-16.00 Jumat Pukul 07.30-16.30 Sabtu Pukul 07.30-13.00

Layanan Akses Digital (Sarjana, Pascasarjana, dan Dosen)

Koleksi Pinjam Singkat (KPS)

Senin s.d. Jumat Pukul 08.00-22.00 Sabtu Pukul 08.00-22.00

[image:11.595.123.500.350.543.2]
(12)

3.2 Gedung Perpustakaan USU

Gedung Perpustakaan USU sudah menerapkan sebagian dari unsur-unsur gedung perpustakaan yang mudah digunakan oleh pengguna seperti: lokasi harus di tempat yang mudah dikunjungi dan luas gedung yang memadai.

1. Lokasi harus di tempat yang mudah dikunjungi

Lokasi dari gedung perpustakaan sudah berada di tempat yang mudah dikunjungi, karena sudah berada di tengah-tengah Universitas dan akan memudahkan pengguna menjangkau lokasi perpustakaan dengan mudah. 2. Luas gedung yang cukup menampung ruang koleksi bahan pustaka

Luas gedung perpustakaan belum memadai sebab gedung perpustakaan sudah tidak mampu menampung koleksi. Hal ini dikarenakan jumlahkoleksi sudah mencapai ±600.000 eksemplar, sedangkan luas gedung hanya 6.090 m2 sehingga menimbulkan tata letak rak koleksi dengan jarak yang rapat dan menyulitkan pengguna untuk mencari koleksi yang dibutuhkan dan menyulitkan pegawai untuk melakukan penataan koleksi.

3.3 Lingkungan Perpustakaan USU

Dari hasil data observasi yang penulis dapat lingkungan perpustakaan USU sudah memenuhi aspek-aspek dari lingkungan perpustakaan yang nyaman, sehingga menarik minat pengguna untuk berkunjung ke Perpustakaan USU.

3.3.1 Sistem Penerangan

(13)

Menurut prinsip Perpustakaan USU tujuan digunakannya pencahayaan alami yaitu untuk menghasilkan cahaya berkualitas dan efisien serta meminimalkan silau dan berlebihnya rasio tingkat terang. Dan apabila pencahayaan alami tidak mendukung seperti keadaan cuaca di luar penerangan dapat dibantu dengan pencahayaan buatan. Untuk ruangan koleksi lebih banyak menggunakan cahaya buatan karena apabila ruangan koleksi menggunakan cahaya alami, hal ini dapat menimbulkan koleksi cepat rusak karena terkena sinar matahari langsung. Untuk area ruang baca diletakkan cahaya buatan. Intensitas cahaya pada ruang perpustakaan diukur dengan alat Lux meter. Lux meter terdiri dari tombol kisaran dan alat sensor cahaya. Sensor cahaya dari Lux meter diarahkan pada titik permukaan daerah yang akan diukur kuat penerangannya. Ruang Perpustakaan USU mempunyai kadar intensitas cahaya yang memenuhi syarat Kepmenkes yaitu 103 Lux. Penerangan perpustakaan USU sudah baik dan memadai karena intensitas cahaya pada ruang perpustakaan sudah memenuhi standar kadar cahaya yaitu minimal 100 Lux.

Jumlah lampu yang ada di Perpustakaan USU

1. Ruang baca : ±200 Lumen 2. Ruang koleksi : ±150 Lumen 3. Ruang sirkulasi : 28 Lumen

3.3.2 Sistem Sirkulasi Udara

Perpustakaan USU sebelumnya tidak dirancang untuk ruangan ber AC sehingga masih menggunakan sistem sirkulasi pasif. Sistem sirkulasi pasif adalah sistem sirkulasi yang memanfaatkan alam. Di Perpustakaan USU menggunakan sistem void. Sistem void merupakan sistem ventilasi yang menghubungkan antara lantai 2, 3, dan 4 pada satu sirkulasi terbuka. Untuk ventilasi aktif atau sistem penghawaan buatan, perpustakaan USU memiliki jumlah penyejuk rungan yang minim

(14)

1. AC (air conditioner) : 18 buah 2. Kipas angin : 50 buah

[image:14.595.157.467.401.562.2]

Dengan minimnya jumlah penghawaan buatan atau penyejuk ruangan dapat mempengaruhi temperatur suhu dan kelembapan di dalam ruangan perpustakaan. Tingkat suhu kelembaban yang tidak sesuai akan sangat berpengaruh dengan keamanan koleksi. Suhu ruangan di Perpustakaan USU diukur dengan menggunakan alat pengukur suhu Termo-Hydrometer dengan cara meletakkan alat tersebut di tengah ruangan. Masing-masing ruangan memiliki suhu udara dan kelembapan yang berbeda. Begitu juga denga kelembapan relatif pada ruangan diukur dengan alat Termo-Hydrometer. Alat tersebut diletakkan di atas meja pada tengah ruangan, dan ditunggu sampai 15 – 30 menit.

Tabel-3

Data hasil pengukuran kualitas fisik udara ruang perpustakaan

Ruang/Lantai

Kualitas Fisik Udara Suhu udara

(oC)

Kelembapan Relatif (%Rh) 1. Ruang baca lantai II 24 oC 45%

2. Ruang baca lantai III 26 oC 43% 3. Ruang baca lantai IV 26oC 44% 4. Ruang deposit lantai IV 26 oC 44% 5. Ruang Layanan Digital 22 oC 63%

(15)
[image:15.595.112.515.234.487.2]

rendah. Apabila ruangan dengan suhu yang rendah, maka mesin komputer tidak berjalan dengan baik, maka itu ruang layanan digital diberi temperatur yang sesuai yaitu sekitar 22oC. Sistem sirkulasi pada Perpustakaan USU sudah baik begitu juga dengan pengaturan temperatur pada setiap ruangan di Perpustakaan USU.

Gambar-2 Sistem Ventilasi Void pada Perpustakaan USU 3.3.3 Kenyamanan Ruangan

(16)

tidak terdapat tanaman yang dapat tumbuh di dalam ruangan seperti tumbuhan lidah mertua, aloe vera (lidah buaya), dan sirih gading yang dapat menetralisir polusi yang terdapat disetiap ruangan.

3.3.4 Pengaturan Suara (Akustik ) Di Perpustakaan USU

(17)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai "Lingkungan perpustakaan yang menarik minat berkunjung ke Perpustakaan Universitas Sumatera Utara" yang dilakukan penulis serta membandingkan dengan tinjauan teoritis, maka penulis mengambil kesimpulan serta memberikan saran yang mungkin bermanfaat bagi perpustakaan untuk mengembangkan sistem perpustakaannya agar dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan mahasiswa yang merupakan pengguna Perpustakaan USU.

1. Lingkungan perpustakaan USU memiliki tingkat kenyamanan yang sesuai dilihat dari gedung perpustakaan yang meliputi ruang perpustakaan yang terdapat pencahayaan, ruangan yang bersih serta warna dinding yang sesuai sehingga membuat pengguna merasakan suasana yang nyaman, dan manjadi suatu minat untuk berkunjung ke perpustakaan.

2. Sistem sirkulasi udara, dan temperatur ruangan sudah diatur sestrategis mungkin agar memberikan kenyamanan pengguna yang berkunjung, baik dari lingkungan luar atau mahasiswa sekitar.

(18)

4. Luas gedung perpustakaan belum memadai, karena gedung tidak bisa menampung semua koleksi yang ada di perpustakaan USU, sehingga tidak ada lagi ruang untuk penempatan koleksi. Dan karena luas gedung yang kurang memadai membuat jarak rak koleksi satu ke rak koleksi lainnya sangat rapat.

4.2Saran

1. Untuk lingkungan perpustakaan sebaiknya ruangan perpustakaan di berikan wangian terapis yang berasal dari tanaman lavender yang diletakkan di sisi dinding ruangan, jika ruangan yang wangi dan bersih akan membuat pengguna rileks dan nyaman saat memasuki ruangan perpustakaan. Dan sebaiknya meletakkan bunga lidah mertua pada sudut dinding juga, karena bunga lidah mertua akan membantu penyaringan polusi yang terdapat di dalam ruangan perpustakaan. Begitu juga untuk ruangan digital diletakkan tanaman bunga seperti tumbuhan lidah mertua, aloe vera (lidah buaya), dan sirih gading, sehingga membuat pengguna betah berada di dalam ruangan digital.

2. Untuk warna dinding ruangan sebaiknya diberi warna hijau karena akan memberikan kesan asri dan ramah lingkungan pada ruangan. Warna hijau juga mempunyai tingkat pantulan cahaya yang rendah sehingga tidak menggangu kenyamanan pengguna.

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Pengertian Perpustakaan

Pengertian perpustakaan menurut Sutarno (2006: 11-12):

Perpustakaan yaitu suatu ruangan, bagian dari gedung/ bangunan, atau gedung tersendiri yang berisi buku-buku koleksi, yang disusun dan diatur sedemikian rupa, sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh pembaca.

Menurut UUD No. 43 Tahun 2007 Pasal 1 ayat 1:

Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/ atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka.

Melengkapi pendapat di atas Lasa (2005: 48) menyatakan bahwa pengertian perpustakaan adalah:

Sistem informasi yang di dalamnya terdapat aktivitas pengumpulan, pengolahan, pengawetan, pelestarian dan penyajian serta penyebaran informasi. Informasi meliputi produk intelektual dan artistik manusia. Pelaksanaan aktivitas tersebut memerlukan ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui pendidikan formal atau nonformal di bidang perpustakaan, dokumentasi, dan informasi.

Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan adalah suatu tempat mendapatkan beberapa informasi dari sumber-sumber seperti koleksi yang telah diatur dan diolah secara profesional sehingga memudahkan pengguna dalam mencari informasi tersebut guna memenuhi kebutuhan pemustaka dan suatu tempat untuk mengembangkan informasi dan pengetahuan yang dikelola oleh lembaga pendidikan sebagai sarana edukatif.

2.2Perpustakaan Perguruan Tinggi

2.2.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

Pengertian perpustakaan perguruan tinggi menurut Hermawan dan

Zulfikar (2006: 33), “perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang

(20)

Selanjutnya menurut pendapat Syahrial-Pamuntjak (2000: 4):

Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang tergabung dalam lingkungan lembaga pendidikan tinggi, baik yang berupa perpustakaan unversitas, perpustakaan fakultas, perpustakaan akademi, perpustakaan sekolah tinggi. Tujuannya membantu perguruan tinggi dalam menjalankan program pengajaran.

Sedangkan pengertian lainnya dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi, Depdiknas (2004: 3):

Perpustakaan perguruan tinggi adalah unsur penunjang perguruan tinggi, yang bersama-sama dengan unsur penunjang lainnya, berperan serta dalam melaksanakan tercapainya visi dan misi perguruan tinggi. Yang dimaksud dengan perguruan tinggi adalah universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, politeknik, dan perguruan tinggi lainnya yang sederajat.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian dari perpustakaan perguruan tinggi adalah suatu perpustakaan yang berada di lingkungan perguruan tinggi yang bertujuan untuk membantu perguruan tinggi dalam menjalankan program belajar mengajar agar tercapainya visi dan misi serta membantu pengguna khususnya mahasiswa untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

2.2.2 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi

Menurut Depdiknas (2004: 3) sebagai unsur penunjang perguruan tinggi dalam mencapai visi dan misi, Perpustakaan memiliki berbagai fungsi sebagai berikut:

1. Fungsi Edukasi

Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademika, oleh karena itu perpustakaan harus mampu mendukung pencapaian tujuan menyediakan bahan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelaksana evaluasi pembelajaran.

2. Fungsi Informasi

(21)

3. Fungsi Riset

Perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

4. Fungsi Rekreasi

Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreativitas, minat dan daya inovasi pengguna perpustakaan.

5. Fungsi Publikasi

Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya yakni civitas akademika dan staf non-akademik.

6. Fungsi Deposit

Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya.

7. Fungsi Interpretasi

Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan dharmanya.

2.2.3 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Menurut pendapat Hemawan dan Zulfikar (2006: 34):

Secara umum tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah menunjang tri dharma Perguruan Tinggi, yaitu penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Secara khusus adalah untuk membantu para dosen dan mahasiswa, serta tenaga kependidikan di perguruan tinggi dalam proses pembelajaran.

Sedangkan pendapat Hasugian (2009: 80) mengatakan:

Tujuan perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia adalah untuk memberikan layanan informasi untuk kegiatan belajar, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka melaksanakan tri dharma Perguruan Tinggi.

(22)

Dapat disimpulkan dari pendapat di atas bahwa tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah membantu pengguna dengan memberikan layanan informasi dan menyediakan materi perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam kegiatan belajar atau dalam kegiatan penelitiannya serta membantu dosen dan mahasiswa dalam proses belajar mengajar.

2.2.4 Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi

Menurut Sutarno (2006: 53) Tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah: Menghimpun, menyediakan, mengolah, memelihara dan mendayagunakan semua koleksi bahan pustaka, menyediakan sarana pemanfaatannya, dan melayani masyarakat pengguna, yang membutuhkan informasi dan bahan bacaan.

Sedangkan menurut Syahrial-Pamuntjak (2000: 2) menyatakan,

“perpustakaan mempunyai tugas sebagai pengantar ilmu dan informasi yang

terhimpun itu kepada masyarakat yang memerlukannya dan menarik orang untuk mempergunakan koleksi perpustakaan”.

Selain itu dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi, Depdiknas (2004: 3) menyatakan, “tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah mengembangkan koleksi, mengolah dan merawat bahan perpustakaan, memberi layanan, serta melaksanakan administrasi perpustakaan”.

Dari uraian diatas dapat dinyatakan bahwa tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai pusat sumber informasi yang menghimpun, mengolah, dan memberi layanan kepada sivitas akademika perguruan tinggi.

2.3Lingkungan Perpustakaan 2.3.1 Lingkungan

Menurut pendapat Irwan (1992: 108) bahwa:

(23)

dilakukan penggolongan faktor-faktor lingkungan tersebut, penggolongan itu dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu:

1. Lingkungan Abiotik seperti suhu, udara, cahaya, atmosfer, hara mineral, air, tanah dan api.

2. Lingkungan Biotik yaitu makhluk-makhluk hidup di luar lingkungan abotik.

Selanjutnya menurut Grand yang dikutip oleh Suwandi (2005: 25) Pengertian lingkungan perpustakaan adalah:

Lingkungan dari semua faktor internal dan ekternal yang mempengaruhi pengambilan keputusan perpustakaan serta hasil pelaksanaannya. Masalah-masalah yang ada pada semua faktor tersebutakan mempengaruhi perpustakaan. Lingkungan perpustakaan harus memiliki kenyamanan dan ketenangan sehingga dapat memberikan kepuasan kepada pengguna yang berkunjung ke perpustakaan.

Menurut Grand yang dikutip oleh Suwandi (2005: 25), aspek-aspek dari lingkungan perpustakaan yang nyaman yaitu:

1. Memiliki sistem pencahayaan yang baik. 2. Memiliki sirkulasi udara.

3. Kenyamanan ruang.

4. Sistem warna dinding yang sesuai.

5. Pengaturan suara di dalam suatu ruangan.

Dapat disimpulkan bahwa lingkungan perpustakaan adalah lingkungan yang berada di dalam perpustakaan yang sangat mempengaruhi pada semua kegiatan di perpustakaan yang tujuannya adalah memberi kepuasan dalam bentuk kenyamanan kepada pengguna atau pengunjung perpustakaan.

2.3.1.1Sistem Akustik

Menurut pendapat Lasa (2005: 164) bahwa:

Sistem Akustik juga menjadi hal penting yang harus diperhatikan oleh pustakawan. Menurut Lasa kenyamanan ruangan dipengaruhi oleh kenyamanan suara, baik dari dalam ruangan atau dari luar. Suara dari dalam mungkin ditimbulkan oleh bunyi mesin (ketik, komputer, fotokopi, penjilidan, AC, kipas angin) suara orang, langkah orang. Oleh karena itu dalam mendesain ruang perpustakaan perlu diperhatikan adanya suara/ bunyi yang dapat menetukan tingkat gangguan bagi manusia.

(24)

perpustakaan harus memperhatikan dalam merancang atau mendesain ruang perpustakaan.

2.3.1.2 Sistem Ventilasi

Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi, Depdiknas (2004: 130):

1. Ventilasi pasif

Bangunan perpustakaan yang direncanakan dengan pemanfaatan ventilasi pasif (alam) haruslah didirikan dengan mempertimbangkan kondisi angin tempat bangunan perpustakaan.

Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk perancangan perpustakan dengan ventilasi pasif adalah sebagai berikut:

a. Menempatkan lubang ventilasi jendela/ lubang angin pada sisi dinding yang berhadapan

b. Mengusahakan agar lubang ventilasi tersebut sejajar dengan arah angina

c. Mengusahakan luas lubang ventilasi sebanding dengan persyaratan dan fasilitas ruang.

Persyaratan dan fasilitas ruang dengan luas ruang sekurang-kurangnya 10% dari luas ruang yang bersangkutan. Penentuan letak lubang ventilasi perlu diperhatikan agar kondisi ruang mempunyai tingkat kelembaban (relative humidity) yang rendah sehingga keamanan koleksi buku dan pustaka yang lain dapat terjamin.

2. Ventilasi aktif

Bangunan perpustakaan dapat direncankan dengan menggunakan sistem ventilasi aktif atau sistem pengawaan buatan.

Merencanakan ruang perpustakaan perlu dibuat ruangan yang nyaman. Kondisi ruangan akan mempengaruhi kemampuan manusia dalam melaksanakan pekerjaan fisik dan mental.

Menurut Lasa (2005:168) untuk mengetahui kenyamanan udara, diperlukan pemasangan alat pengatur suhu:

1. Memasang AC (air conditioner) untuk mengatur udara di dalam ruangan.

2. Mengusahakan agar peredaran udara dalam ruangan itu cukup baik, misalnya dengan memasang lubang-lubang angin dan membuka jendela pada saat kegiatan di perpustakaan sedang berlangsung.

3. Memasang kipas angin untuk mempercepat pertukaran udara dalam ruangan.

(25)

aktif, karena dengan merancang ventilasi yang baik di setiap ruangan dapat mempengaruhi pengguna dalam melakukan kegiatannya, dan juga dapat mengatur kelembaban yang rendah di suatu ruangan agar menjamin keamanan koleksi.

2.3.1.3 Temperatur Ruangan

Temperatur ruangan merupakan hal yang penting dalam memberikan kenyamanan bagi pengguna serta dalam pemeliharaan dan perawatan bahan pustaka. Kestabilan temperatur perlu diperhatikan agar pengguna dalam ruangan tersebut betah dan koleksi perpustakaan dapat terhindar dari kerusakan dokumen.

Menurut Lasa (2005:163), “apabila temperatur lebih rendah dari 170 C, berarti temperatur udara berada di bawah tubuh untuk menyesuaikan diri (35% di bawah normal), maka tubuh manusia akan mengalami kedinginan”.

Dengan demikian temperatur ruangan dapat mempengaruhi lama tidaknya pengguna di dalam ruangan. Pengguna yang mengalami kedinginan ataupun kepanasan akan merasa tidak nyaman sehingga diperlukan kestabilan temperatur yang disesuaikan dengan tubuh manusia. Selain temperatur, yang perlu diperhatikan juga yaitu kelembaban. Kelembaban ini juga dapat mempengaruhi kenyamanan ruangan.

Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi, Depdiknas (2004:131), Tingkat pengkondisian ruang yang diinginkan ialah sebagai berikut:

Temperatur 22-240o C (untuk ruang koleksi buku, ruang baca dan ruang kerja).

Temperatur 200 oC (untuk ruang komputer). Kelembaban 45-45%.

Menurut Feather dalam Dewiyana, Himma (2015: 8) menyatakan bahwa:

(26)

Dapat disimpulkan bahwa temperatur ruangan menjadi hal yang harus diperhatikan di dalam ruangan perpustakaan. Hal ini dilakukan agar kondisi temperatur dan kelembaban ruang perpustakaan tetap stabil serta koleksi perpustakaan dapat terjamin keawetannya.

2.3.1.4Pencahayaan Ruangan

Menurut pendapat Harvey dalam Dewiyana, Himma (2015: 7) menyatakan bahwa:

Dalam mengontrol lingkungan tempat penyimpanan, cahaya adalah satu hal yang diperhatikan di dalamnya. Cahaya yang terlalu terang akan merusak bahan pustaka karena dalam cahaya lampu terdapat gelombang ultra violet yang dapat merusak bahan pustaka, sementara bila terlalu gelap pun akan membuat bahan pustaka menjadi rusak. Oleh karena itu, pencahayaan yang baik tidak lebih dari 50 lux untuk ruang penyimpanan sementara untuk ruang baca boleh hingga 100 lux dengan tingkat ultra violet yang kurang dari 75 mikrowatt.

Seperti yang dinyatakan Suma’mur yang dikutip oleh Lasa (2005:168-169)

Perpustakaan memerlukan cahaya yang cukup.Hal ini dikarenakan kegiatan di perpustakaan sebagian besar merupakan kegiatan membaca. Cahaya kadang menyilaukan, bahkan kadang menimbulkan hal-hal yang tidak dingikan, seperti:

1. Kelelahan mata dengan berkurangnya daya dan efisiensi kerja. 2. Kelelahan mental

3. Keluhan pegal di daerah mata 4. Keluhan kerusakan alat penglihat 5. Meningkatkan kecelakaan

Selanjutnya menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2007: 131-132):

Pembagian area/ ruang yang berdasarkan pada kemungkinan penerapan sistem penerangan yang efisien baik dari penerangan alami maupun penerangan buatan, dapat dilakukan dengan cara menempatkan ruang-ruang yang memerlukan intensitas terang yang kuat (ruang-ruang baca) pada area dekat jendela, dan sebaliknya menempatkan area yang memerlukan sedikit intensitas terang pada area yang jauh dari sumber cahaya alami.

(27)

1. Menghindari sinar matahari langsung

2. Memilih jenis lampu yang dapat memberikan sifat dan taraf penerangan yang tepat, misalnya lampu pijar akan memberikan cahaya yang bersifat setempat, lampu TL/PL/Fluorescent akan memberikan cahaya yang merata (Difused), sedangkan lampu sorot akan memberikan cahaya yan terfokus pada obyek tertentu.

Penggunaan lampu TL/Fluorescent sebagai alat penerangan sebaiknya dengan menggunakan komponen lampu TL yang baik sehingga dapat mengurangi getaran yang timbul dari sumber cahaya tersebut.

Sedangkan menurut Kepmenkes RI No.14045/MENKES/XI/2002 tentang Persyaratan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri:

Standar kadar intensitas cahaya yaitu minimal 100 Lux. Nilai pencahayaan (lux) yang terlalu rendah akan berpengaruh terhadap proses akomodasi mata yang terlalu tinggi, sehingga akan berakibat terhadap kerusakan retina pada mata. Upaya pencahayaan agar memenuhi persyaratan kesehatan perlu dilakukan tindakan, seperti pencahayaan alam maupun buatan diupayakan agar tidak menimbulkan kesilauan dan memiki intensitas sesuai dengan peruntukannya. Penempatan bola lampu yang baik dapat menghasilkan penyinaran yang optimum. Bola lampu yang terlihat mulai berdebu sebaiknya dibersihkan dan bola lampu yang mulai tidak berfungsi dengan baik segera diganti.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pencahayaan ruangan harus diperhatikan karena hal ini sangat berdampak pada pemustaka dan bahan pustaka. Apabila pencahayaan ruangan tidak sesuai dengan standar maka akan mengakibatkan penurunan gairah membaca pemustaka dan terjadinya kerusakan pada bahan pustaka. Pengaturan intensitas cahaya harus sesuai dengan standar kadar intensitas cahaya yaitu minimal 100 Lux.

2.3.2 Gedung dan Ruang Perpustakaan

Menurut pendapat Lasa (2005: 147) bahwa:

(28)

mutlak perlu ada sebab perpustakaan tidak mungkin digabungkan dengan unit kerja lainnya di dalam satu ruangan.

Dalam membangun gedung perpustakaan ada beberapa aspek yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan.

Menurut Sutarno (2006:80-81), aspek yang perlu diperhatikan pada unsur gedung adalah:

a. Lokasi, harus di tempat yang mudah dan ekonomis didatangi masyarakat pemakainya.

b. Luas tanah (jika perpustakaan menempatkan gedung tersendiri), diusahakan cukup menampung bangunan gedung, dengan kemungkinan perluasan dalam kurun waktu 10-15 tahun mendatang. c. Luas gedung atau ruangannya harus cukup menampung ruang koleksi

bahan pustaka, ruang baca dengan kapasitas minimal 10 % dari jumlah masyarakat yang akan dilayani, ruang layanan, ruang kerja pengolahan dan administrasi.

d. Ruangan-ruangan lain yang diperlukan, seperti gudang dan kamar kecil.

e. Konstruksi, mencakup aspek kekuatan dan pengamanan. f. Cahaya di dalam ruang harus tenang.

g. Kesejukan di dalam ruangan dan pertukaran udara/ ventilasi harus baik.

h. Lingkungan yang tenang.

i. Tempat parkir kendaraan secukupnya. j. Taman, dan lain-lain.

(29)

perpustakaan. Ruang perpustakaan pada dasarnya disediakan untuk koleksi, pengguna, staf atau pegawai (pustakawan), dan keperluan lainnya.

Menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000: 18), pada dasarnya setiap perpustakaan, besar ataupun kecil memerlukan ruangan yang berikut:

1. Ruangan untuk menyimpan buku, majalah dan bahan rekaman lain 2. Ruangan untuk membaca

3. Ruangan untuk mengadakan administrasi peminjaman 4. Ruangan kerja untuk pegawai

5. Ruangan kantor kepala perpustakaan

Menurut Perpustakaan Nasional RI: Standar Nasional Indonesia Bidang Perpustakaan dan Kepustakawanan (2011: 6):

Perpustakaan menyediakan gedung dengan ruang yang cukup untuk koleksi, staf dan penggunanya. Perpustakaan harus menyediakan ruang sekurang-kurangnya 0,5 m2 untuk setiap mahasiswa.

1. Ruang koleksi

Areal koleksi seluas 45% yang terdiri dari ruang koleksi buku, ruang multimedia, ruang koleksi majalah ilmiah.

2. Ruang pengguna

Ruang pengguna seluas 30% yang terdiri dari ruang baca dengan meja baca, meja baca berpenyekat, ruang baca khusus, ruang diskusi, lemari katalog/komputer, meja sirkulasi tempat penitipan tas dan toilet.

3. Ruang staf

Ruang staf perpustakaan seluas 25% terdiri dari ruang pengolahan, ruang penjilidan, ruang pertemuan, ruang penyimpanan buku yang baru diterima, dapur dan toilet.

Selain ruangan-ruangan ini, dapat pula disediakan ruangan ruangan lain jika keadaan menginzinkan. Misalnya ruangan untuk mengadakan pertemuan, diskusi, ruangan untuk membaca microfilm dan sesuai dengan keperluan masing-masing perpustakaan.

Adapun pembagian persentase yang diberikan untuk ruang-ruang tersebut menurut Soedibyo (1987: 148), alokasinya sebagai berikut:

1. 25 % untuk keperluan pemakai 2. 50 % untuk keperluan koleksi

3. 25 % untuk keperluan ruang kerja petugas

(30)

1. Ruang administrasi, diperlukan meja dan kursi-meja, meja dan kursi khusus untuk pengetik; mesin tik, almari, filing cabinet.

2. Ruang pelayanan teknis, memerlukan meja dan kursi petugas (sesuai dengan jumlahnya); almari, kereta buku, almari katalog, filing cabinet. 3. Gudang, diperlukan almari, rak buku.

4. Ruang penjilidan dan penggandaan. Untuk penjilidan diperlukan alat pemotong kertas, alat penjilid, alat press, gunting, dan lainnya. Untuk penggandaan diperlukan mesin stensil, meja dan kursi petugas, almari, alat fotocopy.

Dari uraian di atas dapat dimpulkan bahwa fasilitas yang disediakan untuk tiap ruangan tentu saja berbeda-beda. Ruangan difasilitasi sesuai kebutuhan kegiatan yang dilakukan di ruangan tersebut sehingga kegiatan di perpustakaan menjadi lebih efisien dan efektif.

2.4Minat Berkunjung

2.4.1 Pengertian Minat Berkunjung

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2005: 744) bahwa:

Minat diartikan kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, atau keinginan yang kuat. Berkunjung diartikan pergi atau datang untuk melihat sesuatu. Jadi minat berkunjung itu sendiri adalah keinginan yang kuat untuk berkunjung (membeli jasa yang ada), dalam hal ini jasa perpustakaan.

Sedangkan menurut Lasa (2006: 26-27)

Minat, kebiasaan, dan budaya baca perpustakaan ketiga istilah itu merupakan kata-kata yang mengandung pengertian yang saling berhubungan. Minat seseorang terhadap sesuatu adalah kecendrungan hati yang tinggi, gairah atau keinginan seseorang tersebut terhadap sesuatu. Minat baca seseorang dapat diartikan sebagai kecendrungan hati yang tinggi orang tersebut kepada suatu sumber bacaan tertentu. Budaya adalah pikiran atau akal budi yang tercermin di dalam pola pikir, sikap, ucapan, dan tindakan seseorang didalam hidupnya.

Selanjutnya menurut Sutarno (2006: 256-258) minat dan budaya baca masyarakat rendah, hal itu terjadi pada kelompok masyarakat yang menghadapi beberapa keterbatasan seperti:

1. Akses informasi dari dan ke perpustakaan

2. Tingkat pendidikannya yang masih berada di bawah standar 3. Kondisi sosial ekonominya kurang menguntungkan

(31)

5. Apresiasi dan respon masyarakat masih perlu ditingkatkan

Lebih lanjut Sutarno menyatakan (2006: 261-264) minat baca masyarakat harus dilakukan dengan beberapa cara:

1. Mulai sejak usia anak-anak (dini). 2. Dilakukan secara terus-menerus.

3. Tersedia bahan bacaan yang mencukupi, baik jumlah, jenis, dan mutu. 4. Ditanamkan suatu kebiasaan.

5. Lingkungan yang mendukung. 6. Adanya suatu kebutuhan.

7. Menghadapi tantangan, target, dan penyelesaian masalah.

8. Tersedia fasilitas dan kemudahan seperti teknologi informasi dan peralatan yang lain.

2.4.2 Tujuan Kunjungan

Menurut Sutarno (2006: 122) bahwa:

Tujuan kunjungan antara pengguna yang satu berbeda dengan pengguna lainnya, karena pengguna yang datang ke perpustakaan memiliki kepentingan masing-masing. Ada bertujuan memanfaatkan fasilitas yang ada di perpustakan atau hanya sekedar duduk dan membaca buku dengan tujuan bersantai sambil menunggu jam kuliah yang akan berlangsung. Biasanya pengguna berkunjung ke perpustakaan dengan tujuan utama untuk mencari sumber informasi yang dibutuhkan untuk bahan kuliah atau penelitian seperti buku, tesis, majalah ilmiah, dan koleksi-koleksi lainnya.

Dari uraian pendapat di atas dapat diketahui bahwa tujuan pengguna berkunjung perpustakaan berbeda-beda karena pengguna perpustakaan memiliki kepentingan masing-masing. Ada pengguna perpustakaan yang hanya sekedar membaca buku atau menfaatkan fasilitas perpustakaan.

2.4.3 Faktor-Faktor Minat Berkunjung

Faktor yang menjadi pendorong atas bangkitnya minat baca ialah ketertarikan, kegemaran dan hobi, membaca, dan pendorong tumbuhnya kebiasaan membaca adalah kemauan dan kemampuan membaca. Berseminya budaya baca adalah kebiasaan membaca, sedangkan kebiasaan membaca terpelihara dengan tersedianya bahan bacaan yang baik, menarik, memadai, baik, jenis, jumlah, maupun mutunya.

Menurut Sutarno (2006:123), faktor kunjungan ke perpustakaan dipengaruhi oleh:

(32)

2. Mereka membutuhkan sesuatu diperpustakaan 3. Tertarik dengan perpustakaan

4. Merasa senang dengan perpustakaan 5. Dilayani dengan baik.

(33)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang dan Masalah

Pesatnya perkembangan dunia saat ini berdampak pula pada bidang pendidikan. Pendidikan sudah menjadi kebutuhan pokok bagi setiap warga negara. Sebagian kalangan bahkan menyebutkan bahwa pendidikan merupakan aset besar bagi masa depan suatu bangsa. Tidaklah mengherankan jika pemerintah selalu menekankan akan pentingnya kualitas pendidikan.

Departemen Pendidikan Nasional menyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan kemampuan, membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, serta bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Keberhasilan mencapai tujuan harus ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai, termasuk sarana perpustakaan.

Perpustakaan sebagaimana yang ada dan berkembang sekarang telah dipergunakan sebagai salah satu pusat informasi, sumber ilmu pengetahuan, penelitian, rekreasi, pelestarian serta memberikan berbagai layanan jasa lainnya. Perpustakaan pada prinsipnya mempunyai tiga kegiatan pokok, yaitu pertama, mengumpulkan (to collect) semua informasi yang sesuai dengan bidang kegiatan, misi organisasi dan kebutuhan masyarakat yang dilayaninya, kedua, melestarikan, memelihara, dan merawat seluruh koleksi perpustakaan, agar tetap dalam keadaan baik, utuh, layak pakai, dan tidak cepat rusak, baik karena pemakaian maupun karena usianya (to preserve). Ketiga, menyediakan dan menyajikan informasi yang siap dipergunakan di perpustakaan untuk memenuhi kebetuhan pemakainya.

Perguruan tinggi termasuk satuan pendidikan yang harus dilengkapi dengan sarana perpustakaan. Fungsi perpustakaan pada perguruan tinggi sebagai unsur penunjang terlaksananya tri dharma perguruan tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat. Perpustakaan hendaknya dikelola seoptimal mungkin agar fungsi perpustakaan di Perguruan tinggi dapat terwujud dengan bukti dimanfaatkannya perpustakaan semaksimal mungkin oleh penggunanya.

(34)

memenuhi kebutuhan mahasiswa sebagai pelanggan utama Perpustakaan USU. Fasilitas Perpustakaan USU disediakan terutama untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa sebagai penggunanya. Seorang mahasiswa harus mampu memanfaatkan fasilitas perpustakaan tersebut dengan sebaik-baiknya untuk kepentingan studinya.

Gedung perpustakaan dengan luas 6.090 m2 dan bangunan empat tingkat dibuat sedemikian rupa dengan konsep gedung yang menarik dan juga suasana yang menyenangkan. Bentuk dan konsep yang baik serta ide-ide kreatif mengenai bagaimana agar suasana perpustakaan lebih nyaman dan menyenangkan serta didukung fasilitas-fasilitas yang ada menjadi faktor-faktor kunci suksesnya perpustakaan yang menjawab kebutuhan dan kepuasan pengunjungnya. Suasana yang nyaman dan menyenangkan di dalam perpustakaan dapat menarik mahasiswa untuk lebih gemar membaca dan memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang disediakan.

Begitu juga dengan lingkungan perpustakaan yang nyaman dan menyenangkan dapat menarik mahasiswa untuk lebih gemar membaca dan berminat untuk mengunjungi perpustakaan dengan tujuan untuk membaca, dan mencari buku dengan memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang disediakan. Lingkungan perpustakaan yang nyaman berasal dari kenyamanan ruang dan fasilitas yang tersedia di perpustakaan. Apabila kegemaran membaca dari mahasiswa telah tumbuh terbentuk, maka kebutuhan akan buku menjadi meningkat pula, dan perpustakaan akan berfungsi sebagai wahana pencerdasan kehidupan bangsa.

Berdasarkan latar belakang, penulis tertarik untuk menulis kertas karya dengan judul “Lingkungan Perpustakaan Yang Menarik Minat Berkunjung Ke Perpustakaan Universitas Sumatera Utara”. Sesuai dengan judul kertas karya ini, maka masalah yang akan dibahas dalam kertas karya ini adalah lingkungan perpustakaan yang bagaimana yang menarik minat berkunjung ke Perpustakaan USU.

1.2Tujuan Penulisan

(35)

1.3Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini meliputi lingkungan perpustakaan yang mecakup gedung perpustakaan, ruangan perpustakaan, fasilitas dan sarana prasarana perpustakaan, yang dilakukan di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

1.4Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan penulis dan penulisan kertas karya ini adalah:

1. Tinjauan literatur yaitu dilakukan dengan menggunakan bahan bacaan atau bahan acuan yang berhubungan dengan topik yang dibahas dalam kertas karya ini yang bersifat teoritis.

2. Wawancara, mengadakan wawancara dengan pustakawan/ staf perpustakaan.

(36)

Abstrak

Pesatnya perkembangan dunia saat ini berdampak pula pada bidang

pendidikan. Pendidikan sudah menjadi kebutuhan pokok bagi setiap warga negara.

Sebagian kalangan bahkan menyebutkan bahwa pendidikan merupakan aset besar

bagi masa depan suatu bangsa. Tidaklah mengherankan jika pemerintah selalu

menekankan akan pentingnya kualitas pendidikan.Departemen Pendidikan

Nasional menyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan

kemampuan, membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, serta bertujuan untuk mengembangkan

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Keberhasilan

mencapai tujuan harus ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai,

termasuk sarana perpustakaan.

Keyword : Lingkungan, Perpustakaan, Menarik Minat Berkunjung

(37)

LINGKUNGAN PERPUSTAKAAN YANG MENARIK MINAT BERKUNJUNG KE PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA

KERTAS KARYA

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) dalam bidang

Perpustakaan dan Informasi

OLEH

SOFY AYU FADILLAH 132201069

PROGRAM STUDI D-3 PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(38)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena berkat kasih dan karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan Kertas karya ini.

Kertas karya ini berjudul “Lingkungan Perpustakaan yang Menarik Minat Berkunjung ke Perpustakaan Universitas Sumatera Utara”. Semoga kertas karya ini dapat berguna bagi siapa saja yang membutuhkan informasi tentang perpustakaan.

Dengan segala kerendahan hati penulis persembahkan kertas karya ini kepada kedua orang tua penulis Ayahanda Budi Dharma dan Ibunda Nazriah Lubis atas segala doa dan dukungan yang telah diberikan selama hidup penulis. Kasih dan sayang kalian tak akan dilupakan.

Selanjutnya pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan dukungannya secara langsung maupun tidak langsung sehingga memungkinkan penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini. Dengan setulus hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Perpustakaan D-III Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Himma Dewiyana, ST, M. Hum, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya dan fikirannya untuk memberikan bimbingan yang sangat berguna kepada penulis dalam penyusunan kertas karya ini.

4. Ibu Hotlan Siahaan, S.Sos, M.I.Kom., Selaku Dosen Pembaca yang telah mendidik dan meluangkan waktunya untuk mengkoreksi tugas akhir penulis. 5. Seluruh Staf dan Pengajar atau Dosen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

(39)

7. Kepada teman seperjuangan Luknah Uyuni, Yunita Sumantri Hasibuan, Fatma Pratiwi, Friska Elsa Limbong, Devi Rahmayanti dan Eryanti Sagala yang telah memberikan semangat dan dukungannya kepada penulis.

8. Para teman satu kelompok PKL Ade Natalia Ginting, Irene Bulolo, Heny Ginsu dan Yonna Megan yang telah memberikan semangat dan dukungannya kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa Kertas karya ini masih belum sempurna baik dalam isi maupun sistematikanya mengingat keterbatasan penulis. Namun penulis berharap Kertas karya ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi semua pihak pembaca.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih.

Medan,

Penulis

Sofy Ayu Fadillah

(40)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR GAMBAR iv

DAFTAR TABEL v

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang dan Masalah 1

1.2Tujuan Penulisan 2

1.3Ruang Lingkup 3

1.4Metode Pengumpulan Data 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Perpustakaan 4

2.2 Perpustakaan Perguruan Tinggi 4 2.2.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi 4 2.2.2 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi 4 2.2.3 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi 6 2.2.4 Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi 7

2.3 Lingkungan Perpustakaan 7

2.3.1 Pengertian Lingkungan Perpustakaan 7

2.3.1.1 Sistem Akustik 8

2.3.1.2 Sistem Ventilasi 9

2.3.1.3 Temperatur Ruangan 10

2.3.1.4 Pencahayaan Ruangan 11

2.3.2 Gedung Perpustakaan 12

2.4 Minat Berkunjung 15

2.4.1 Pengertian Minat Berkunjung 15

2.4.2 Tujuan Berkunjung 16

(41)

BAB III LINGKUNGAN PERPUSTAKAAN YANG MEMPENGARUHI MINAT BERKUNJUNG KE PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

3.1 Gambaran Umum Perpustakaan USU 18

3.1.1 Sejarah Perpustakaan USU 18 3.1.2 Struktur Organisasi Perpustakaan USU 21 3.1.3 Visi, Misi dan Tujuan Perpustakaan USU 23 3.1.4 Keanggotaan Perpustakaan USU 24

3.2 Gedung PerpustakaanUSU 25

3.3 Lingkungan Perpustakaan USU 26

3.3.1 Sistem Penerangan Perpustakaan USU 26 3.3.2 Sistem Sirkulasi Perpustakaan USU 27 3.3.3 Kenyamanan Ruangan Perpustakaan USU 29 3.3.4 Pengaturan Suara (Akustik) Perpustakaan USU 30 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan 31

4.2 Saran 32

DAFTAR PUSTAKA 33

(42)

DAFTAR GAMBAR

(43)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kategori Anggota dan Jumlah Peminjaman 25

Tabel 2. Jam Layanan Perpustakaan 25

Gambar

Tabel-2 Jam Perpustakaan
Tabel-3 Data hasil pengukuran kualitas fisik udara ruang perpustakaan
Gambar-2 Sistem Ventilasi Void pada Perpustakaan USU

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tampilan tersebut, dapat dilihat bahwa arsitektur informasi pada situs web Perpustakaan USU memiliki bentuk yang sangat sederhana, menu utama pada situs

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi pustakawan pelayanan referensi Perpustakaan USU dapat dilihat sebagai berikut: (1) Kompetensi akses, sebagian besar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui standar dan kategorisasi tata ruang/gedung dan keterlengkapan perabot pada ruangan Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi

Dari uji ketergunaan pada antar muka situs web Perpustakaan USU dapat disimpulkan sesuai kriteria ketergunaan yang diujikan meliputi kemudahan digunakan, kemudahan dipelajari

saja yang perlu dipelajari pada saat pelatihan. Perpustakaan USU rutin melakukan pelatihan pengguna setiap tahun namun hanya sebatas pada pengenalan perpustakaan dan

Perpustakaan USU saat ini berdasarkan data yang diperoleh dari LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Perpustakaan) tahun 2011 perpustakaan Universitas Sumatera Utara,

Dalam penelitian ini, permasalahan yang diangkat berkaitan dengan keergonomisan ruang perpustakaan adalah faktor pembentuk kenyamanan pengguna yang meliputi

saja yang perlu dipelajari pada saat pelatihan. Perpustakaan USU rutin melakukan pelatihan pengguna setiap tahun namun hanya sebatas pada pengenalan perpustakaan dan