• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Persepsi terhadap profesionalisme Guru dengan Keterampilan Komunikasi Pada Guru SMA Negeri 2 Medan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Persepsi terhadap profesionalisme Guru dengan Keterampilan Komunikasi Pada Guru SMA Negeri 2 Medan."

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP

PROFESIONALISME GURU DENGAN KETERAMPILAN

KOMUNIKASI PADA GURU SMA NEGERI 2 MEDAN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan ujian sarjana psikologi

Oleh

HANIFA LAURA DALIMUNTHE 041301022

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

1

ABSTRAK

Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

Desember 2008

Hanifa Laura. Dalimunthe (041301022)

Hubungan Persepsi terhadap profesionalisme Guru dengan Keterampilan Komunikasi Pada Guru SMA Negeri 2 Medan.

Definisi Keterampilan Komunikasi

Santrock (2007) menyatakan bahwa keterampilan komunikasi adalah keterampilan yang diperlukan guru dalam berbicara, mendengar, mengatasi hambatan komunikasi verbal, memahami komunikasi nonverbal dari murid dan mampu memecahkan konflik secara konstruktif.

Sedangkan Eggen (2004) berpendapat bahwa keterampilan komunikasi adalah ketika guru menggunakan pengetahuannya dalam teknik komunikasi verbal, nonverbal dan melalui media komunikasi secara efektif untuk mempertahankan keaktifan dalam bertanya, kolaborasi dan interaksi siswa yang sifatnya mendukung di dalam kelas. Menurut Kunandar (2007) profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan, kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencahariannya. Persepsi guru terhadap profesionalisme guru merupakan proses menginterpretasikan dan mengorganisasikan profesionalisme guru yang dapat menentukan bagaimana seharusnya seseorang bereaksi terhadap profesionalisme guru tersebut.

Berdasarkan persepsi yang dimiliki terhadap profesionalisme guru maka selanjutnya akan memberikan kemungkinan guru melakukan perbaikan dan pengembangan diri yang selanjutnya memungkinkan guru tersebut dapat memberikan pelayanan sebaik mungkin dan memaksimalkan keterampilannya, salah satunya adalah keterampilan berkomunikasi yang baik dengan siswa.

Subjek dalam penelitian ini adalah para guru SMA Negeri 2 Medan. Jumlahnya sekitar 90 orang. Jumlah guru yang akan dijadikan sampel penelitian berjumlah 50 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik acak sederhana.

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa (1) tidah ada hubungan antara komitmen terhadap organisasi dengan mutu pelayanan kesehatan dengan nilai R=0,178 dan nilai p=0.217

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT dan Nabi besar

Muhammad SAW sehingga peneliti dapat menyelesaikan seminar dengan judul “

Hubungan persepsi terhadap profesionalisme guru dengan keterampilan

komunikasi pada guru SMA Negeri 2 Medan.”

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya peneliti haturkan kepada kedua

orang tua (H.Akhmadi.D dan Hj. Farida.P) atas segala do’a dan dukungannya baik

spiritual, emosional maupun material yang diberikan mulai peneliti lahir hingga

masuk ke bangku kuliah. Buat kakak dan adik (Cyndi Valencia.D dan Kamar

Riski.D) terima kasih atas doa dan dukungannya. Semoga kita semua menjadi

anak yang sholeh dan sholehah yang mampu membahagiakan orang tua dan

bermanfaat buat orang banyak

Atas bantuan dan pemikiran yang selama ini diberikan kepada peneliti dalam

pengerjaan proposal skripsi, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof.dr. Chairul Yoel, Sp.A.(K), selaku Dekan Fakultas Psikologi USU.

2. Ibu Filia Dina Anggaraeni, S.Sos, selaku dosen pembimbing skripsi.

Terima kasih banyak atas waktu, bimbingan, arahan, dan semangat ibu

demi suksesnya penelitian ini. Semoga Allah senantiasa membalas setiap

kebaikan ibu.

3. Ibu Desvi Yanti Mukhtar, M. Si, Psikolog dan ibu Rr. Lita H Wulandari.

S.Psi, Psikolog selaku dosen penguji. Semoga atas saran dan kritik yang

diberikan peneliti mampu menyelesaikan penelitian ini dengan hasil yang

(4)

4. Seluruh staf pegawai P.S. Psikologi FK USU yang telah banyak membantu

peneliti dalam administrasi baik dalam kuliah maupun dalam penyelesaian

penelitian ini.

5. Bapak Adi Sudjasman selaku wakil kepala sekolah SMA Negeri 2 Medan

dan seluruh guru SMA Negeri 2 medan.

6. Teman-teman seperjuangan: Debi Fadillah, Reni Tania, Ikhwanisifa,

Sukmadiarti, Citra Suastika, Sonya.P, Kerry Desiana, Dwi, Sari, Eka

diyah, Maya Yulia.

7. Saudara-saudara di Formasi Al-qalbu, semoga semangat dakwah

senantiasa mengalir deras di dalam darah kita setap saat setiap waktu.

8. Teman-teman seperjuangan satu departemen Pendidikan Zuraida, Suci

Rahmanio, Kun Fatindah, Suhaila Daud, Thio dan Renny Machmud.

9. Seluruh pihak yang telah banyak memberikan dukungan kepada peneliti

dalam penyelesaian penelitian ini.

Medan, Juni 2008

Peneliti

 

 

(5)

DAFTAR ISI

B. PERSEPSI terhadap PROFESIONALISME GURU ... 12

1. Definisi Persepsi ... 12

2. Definisi Profesionalisme Guru ... 13

3. Aspek-Aspek Profesionalisme Guru ... 13

4. Persepsi terhadap Profesionalisme Guru ... 19

C. GURU ... 21

D. HUBUNGAN PERSEPSI terhadap PROFESIONALISME GURU KETERAMPILAN KOMUNIKASI ... 21

E. HIPOTESA PENELITIAN ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN ... 24

B. DEFINISI OPERASIONAL ... 24

1. Persepsi Keterampilan Komunikasi ... 25

2. Persepsi terhadap profesionalisme guru ... 26

C. POPULASI, SAMPEL DAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL ... 27

1. Populasi dan Sampel ... 27

(6)

D. METODE PENGUMPULAN DATA ... 27

E. VALIDITAS,dan RELIABILITAS ALAT UKUR ... 40

1. Validitas Alat Ukur ... 40

2. Reliabilitas Alat Ukur ... 40

F. PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN ... 41

1. Persiapan Alat Ukur Penelitian ... 41

2. Perizinan ... 42

3. Uji Coba Alat Ukur Penelitian ... 42

4. Pelaksanaan Penelitian ... 43

G. METODE ANALISIS DATA ... 43

1. Uji Normalitas ... 43

2. Uji Linieritas ... 44

BAB IV. ANALISA dan PEMBAHASAN... 45

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN... 55

(7)

1

ABSTRAK

Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

Desember 2008

Hanifa Laura. Dalimunthe (041301022)

Hubungan Persepsi terhadap profesionalisme Guru dengan Keterampilan Komunikasi Pada Guru SMA Negeri 2 Medan.

Definisi Keterampilan Komunikasi

Santrock (2007) menyatakan bahwa keterampilan komunikasi adalah keterampilan yang diperlukan guru dalam berbicara, mendengar, mengatasi hambatan komunikasi verbal, memahami komunikasi nonverbal dari murid dan mampu memecahkan konflik secara konstruktif.

Sedangkan Eggen (2004) berpendapat bahwa keterampilan komunikasi adalah ketika guru menggunakan pengetahuannya dalam teknik komunikasi verbal, nonverbal dan melalui media komunikasi secara efektif untuk mempertahankan keaktifan dalam bertanya, kolaborasi dan interaksi siswa yang sifatnya mendukung di dalam kelas. Menurut Kunandar (2007) profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan, kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencahariannya. Persepsi guru terhadap profesionalisme guru merupakan proses menginterpretasikan dan mengorganisasikan profesionalisme guru yang dapat menentukan bagaimana seharusnya seseorang bereaksi terhadap profesionalisme guru tersebut.

Berdasarkan persepsi yang dimiliki terhadap profesionalisme guru maka selanjutnya akan memberikan kemungkinan guru melakukan perbaikan dan pengembangan diri yang selanjutnya memungkinkan guru tersebut dapat memberikan pelayanan sebaik mungkin dan memaksimalkan keterampilannya, salah satunya adalah keterampilan berkomunikasi yang baik dengan siswa.

Subjek dalam penelitian ini adalah para guru SMA Negeri 2 Medan. Jumlahnya sekitar 90 orang. Jumlah guru yang akan dijadikan sampel penelitian berjumlah 50 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik acak sederhana.

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa (1) tidah ada hubungan antara komitmen terhadap organisasi dengan mutu pelayanan kesehatan dengan nilai R=0,178 dan nilai p=0.217

(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran, kegiatan pengajaran ini

diselenggarakan pada semua satuan dan jenjang pendidikan yang meliputi wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Aktivitas operasional dari kegiatan pengajaran untuk jenjang pendidikan dasar dan

menengah dilaksanakan oleh guru (Yamin, 2007).

Guru adalah unsur manusiawi dalam pendidikan dan merupakan sumber yang

menempati posisi dan memegang peranan penting dalam pendidikan (Djamarah, 2000). Untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, selain harus memenuhi syarat kedewasaan, sehat jasmani dan rohani, guru juga harus memiliki ilmu dan

keterampilan keguruan, salah satunya adalah keterampilan guru dalam berkomunikasi (Sukmadinata, 2005). Sama halnya, menurut Santrock (2007) dalam menjalankan tugasnya guru harus menguasai beberapa keterampilan

profesional, salah satunya adalah keterampilan komunikasi. Keterampilan komunikasi tersebut antara lain keterampilan yang diperlukan guru dalam

berbicara, mendengar, mengatasi hambatan komunikasi verbal, memahami komunikasi nonverbal dari murid dan mampu memecahkan konflik secara konstruktif. Komunikasi di sini diartikan sebagai interaksi hubungan timbal balik

(9)

Menurut Yamin (2007) komunikasi yang dilakukan oleh guru terdiri dari

komunikasi pembelajaran dan komunikasi umum. Komunikasi pembelajaran bertujuan untuk mengomunikasikan materi pelajaran dalam bentuk verbal dan nonverbal yang telah dikemas sedemikian rupa sehingga mudah dipahami,

dimengerti, dipelajari, dicerna dan diaplikasikan para siswa. Pada umumnya komunikasi pembelajaran ini dilakukan di dalam kelas melalui penyajian materi

pelajaran.

Djamarah (2000) juga menambahkan, dalam penyajian materi di kelas ada beberapa aspek yang yang perlu dipertimbangkan antara lain, penyampaian

informasi dan penggunaan tingkah laku verbal dan nonverbal. Penyampaian informasi merupakan bentuk awal dari komunikasi antara guru dan siswa di kelas.

Informasi yang disampaikan bukan hanya menyangkut masalah apa yang harus dikerjakaan siswa, tetapi juga menyangkut masalah lainnya seperti petunjuk, pengarahan dan apersepsi yang divariasikan dalam berbagai bentuk untuk

kegiatan pengajaran. Penggunaan tingkah laku verbal mencakup penggunaan kata-kata misalnya kata-kata-kata-kata “bagus”, “benar”, “tepat” dan sebagainya, dengan kalimat, misalnya “pekerjaanmu baik sekali”, “saya senang dengan pekerjaanmu”.

Penggunaan tingkah laku nonverbal misalnya kedekatan fisik, kontak mata dan sikap diam (Djiwandono, 2002).

Berkaitan dengan komunikasi pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas, terkadang guru secara tidak disadari sering mengeluarkan kata-kata yang tidak empatik misalnya “dasar murid bodoh ”, “kamu bandel sekali”. Keadaan ini juga

(10)

“Waktu itu pernah, saya ribut dan guru itu lagi ngajar, trus dia marah, dibilangnya kau udah bodoh, ribut pula dimana otak kau, kau simpan, emosi saya liat ibu itu kok ngomong kaya gitu, gak pantes aja kayanya, jadinya malas aja saya merhatiin kalo pelajaran dia.”

(A, Komunikasi interpersonal, Tanggal 9 Mei 2008).

“Waktu itu saya sih masalahnya karena ribut juga, waktu itu temen-temen banyak yang ribut, trus guru itu seenaknya aja nyalahin saya karena saya ketua kelas, waktu itu dia bilang ketua kelas apa kau beda sama ketua kelas yang lain, enak aja dia nyalah-nyalahin orang, males jadinya masuk asal pelajaran dia.”

(H, Komunikasi interpersonal, Tanggal 9 Mei 2008).

Menurut Rani (2007) kata-kata tidak empatik yang sering diucapkan guru ini

menimbulkan dampak yang negatif dalam diri anak didik, anak menjadi terpengaruh dan merasa dirinya betul-betul bodoh atau tidak berguna. Kata-kata mampu membentuk emosi, bahkan memunculkan reaksi nyata dari emosi atau

perasaan tersebut. Winataputra (2002) juga menambahkan bahwasannya respon negatif seperti kata-kata kasar, cercaan, hukuman atau ejekan dari guru

merupakan senjata ampuh yang dapat menghancurkan iklim kelas yang kondusif dan kepribadian siswa itu sendiri.

Pengaruh terhadap anak didik akan sangat terasa bila setiap guru mampu

mengontrol emosi, teguran-teguran yang diberikan kepada anak didik yang dianggap menyimpang akan dirasa sebagai nasihat dan kasih sayang, bukan

sekedar unjuk emosi kamu salah dan kamilah yang benar. Guru yang mampu mengontrol dan menguasai emosi pada saat berhadapan dengan kondisi-kondisi yang tidak mengenakkan dalam proses mendidik, semakin memiliki peluang yang

besar untuk menanamkan pengaruhnya kepada anak didik dan semakin kuat pula kebesaran jiwa guru yang bersangkutan tertanam dalam diri anak didik. Sebaiknya

(11)

jawaban atau menunjukkan penampilan yang tidak memuaskan, guru hendaknya

menahan diri dari keinginan mencela atau menghina jawaban atau penampilan siswa (Winataputra, 2002).

Menurut Djiwandono (2000) tugas utama guru tidak hanya menyampaikan

informasi melainkan juga bertanggung jawab untuk menciptakan susasana kelas yang kondusif, salah satunya adalah mengatur interaksi antara guru dan siswa.

Sama halnya Sadirman (2007) juga menyatakan bahwa tugas guru tidak semata-mata sebagai pengajar yang melakukan pengiriman informasi tetapi juga sebagai pendidik yang melakukan pengiriman nilai dan sekaligus sebagai pembimbing

yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar. Guru adalah sosok panutan dan teladan dalam ilmu dan pribadi bagi siswa di kelasnya

(Suherman, 2008).

Guru harus bisa dan terbiasa berkomunikasi secara positif dan sekaligus menghindar dari prilaku komunikasi negatif. Cara berkomunikasi positif adalah

dengan menjaga citra diri yang positif, berbicara fokus, bersikap mengajak dan bukan memerintah, ekspresi wajah ramah, nada suara rendah menyenangkan, tutur kata lembut menyejukkan, gerakan badan wajar tidak dibuat-buat (Suherman,

2008). Santrock (2007) juga menambahkan guru yang efektif menggunakan keterampilannya berkomunikasi dengan siswa, tetap kritis namun tidak

berlebihan, lebih asertif daripada agresif, manipulatif ataupun pasif. Pola komunikasi yang terjadi dalam interaksi antara guru dan siswa yang efektif akan menghasilkan sebuah pemahaman antara kedua belah pihak yang akan sangat

(12)

Menurut Kunandar (2007) profesionalisme guru merupakan kondisi, arah,

nilai, tujuan, kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencahariannya. Persepsi guru terhadap profesionalisme guru merupakan proses

menginterpretasikan dan mengorganisasikan profesionalisme guru yang dapat menentukan bagaimana seharusnya seseorang bereaksi terhadap profesionalisme

guru tersebut.

Berdasarkan persepsi yang dimiliki terhadap profesionalisme guru maka selanjutnya akan memberikan kemungkinan guru melakukan perbaikan dan

pengembangan diri yang selanjutnya memungkinkan guru tersebut dapat memberikan pelayanan sebaik mungkin dan memaksimalkan keterampilannya,

salah satunya adalah keterampilan berkomunikasi yang baik dengan siswa.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti merasa penting untuk meneliti hubungan persepsi terhadap profesionalisme guru dengan keterampilan

(13)

B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan persepsi terhadap profesionalisme guru dengan keterampilan komunikasi pada guru SMA Negeri 2 Medan.

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan persepsi terhadap profesionalisme guru dengan keterampilan komunikasi pada guru SMA Negeri 2 Medan.

D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk pengembangan ilmu psikologi, khususnya psikologi pendidikan. Diharapkan penelitian ini dapat

memperkaya pengetahuan tentang hubungan persepsi terhadap profesionalisme guru dengan keterampilan komunikasi pada guru.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan sumbangan pemikiran

bagi pembaca, khususnya bagi mereka yang berkecimpung dalam dunia

pendidikan dalam hal persepsi terhadap profesionalisme guru dan keterampilan komunikasi pada guru.

b. Memberikan informasi kepada pihak sekolah dengan menyerahkan hasil

(14)

E. SISTEMATIKA PENULISAN BAB I : PENDAHULUAN

Berisi uraian singkat mengenai gambaran latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian serta manfaat penelitian. BAB II : LANDASAN TEORI

Berisi tinjauan teoritis yang menjadi acuan dalam pembahasan permasalahan. Teori-teori yang dimuat adalah teori tentang Keterampilan komunikasi dan persepsi terhadap profesionalisme

guru. Dalam bab ini juga memuat tentang hipotesa penelitian. BAB III : METODE PENELITIAN

(15)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Keterampilan Komunikasi

1. Definisi Keterampilan Komunikasi

Santrock (2007) menyatakan bahwa keterampilan komunikasi adalah keterampilan yang diperlukan guru dalam berbicara, mendengar, mengatasi hambatan komunikasi verbal, memahami komunikasi nonverbal dari murid dan

mampu memecahkan konflik secara konstruktif.

Sedangkan Eggen (2004) berpendapat bahwa keterampilan komunikasi adalah

ketika guru menggunakan pengetahuannya dalam teknik komunikasi verbal, nonverbal dan melalui media komunikasi secara efektif untuk mempertahankan keaktifan dalam bertanya, kolaborasi dan interaksi siswa yang sifatnya

mendukung di dalam kelas.

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan komunikasi adalah keterampilan guru dalam teknik komunikasi verbal dan

(16)

2. Aspek-Aspek Keterampilan Komunikasi

Santrock (2007) membagi keterampilan komunikasi ke dalam tiga aspek utama yaitu :

a. Keterampilan berbicara

Keterampilan berbicara mencakup keterampilan berbicara di depan kelas dan murid, menggunakan gaya komunikasi yang tidak menimbulkan kesan menghakimi lawan bicara, bersikap asertif dan memberi ceramah yang efektif. 1) Keterampilan berbicara di depan kelas dan murid

Keterampilan berbicara di depan kelas dan murid adalah keterampilan

mengomunikasikan informasi secara jelas. Menurut Florez (dalam Santrock, 2007) keterampilan mengomunikasi informasi secara jelas diindikasikan dengan:

a) Menggunakan tata bahasa dengan benar.

b) Memilih kosakata yang gampang dipahami dan tepat sasaran.

c) Menerapkan strategi untuk meningkatkan kemampuan lawan bicara dalam memahami apa yang dikatakan.

d) Berbicara dengan tempo yang tepat.

e) Tidak menyampaikan hal-hal yang kabur.

f) Menggunakan perencanaan dan pemikiran logis sebagai dasar untuk

(17)

2) Menggunakan gaya komunikasi yang tidak menimbulkan kesan menghakimi

lawan bicara

Menggunakan gaya komunikasi yang tidak menimbulkan kesan menghakimi lawan bicara adalah penggunaan gaya komunikasi dengan menghindari beberapa

pesan yang mengakibatkan pembicara tampak menghakimi lawan bicara dan menempatkannya dalam posisi defensif misalnya menggunakan pesan“saya”

daripada “aku”. 3) Bersikap asertif

Bersikap asertif yaitu mengekspresikan perasaan, meminta apa yang

diinginkan dan berkata “tidak” untuk apa yang tidak diinginkan. Ketika seseorang bertindak tegas maka mereka bertindak demi kepentingan diri yang terbaik,

memperjuangkan hak yang sah, mengekspresikan pandangan secara terbuka, bersikeras agar perilaku yang salah harus diperbaiki dan menolak dipaksa atau dimanipulasi (Evertson dalam Santrock, 2007).

4) Keterampilan memberi ceramah yang efektif

Menurut Alverno (dalam Santrock, 2007) keterampilan memberi ceramah yang efektif diindikasikan dengan:

a) Berbicara langsung dengan audien atau tidak hanya membaca catatan.

b) Mengemukakan tujuan yang ingin disampaikan.

c) Menyampaikan ceramah dengan melibatkan kontak mata, isyarat dan

kontrol suara yang pas

(18)

e) Menggunakan tata ceramah, termasuk di dalamnya adalah pendahuluan, isi

ceramah dan kesimpulan

f) Memasukkan bukti pendukung ide ataupun gagasan g) Menggunakan media secara efektif

b. Keterampilan mendengar

Keterampilan mendengar adalah kemampuan mendengar secara aktif. Keterampilan mendengar secara aktif diindikasikan dengan:

a) Memberi perhatian cermat pada orang yang sedang berbicara misalnya

mempertahankan kontak mata dan mencondongkan badan pada lawan bicara.

b) Parafarasa yaitu menyatakan kembali apa yang baru saja dikatakan oleh

lawan bicara dengan kalimat sendiri, misalnya “apakah maksudmu itu berarti bahwa...”

c) Sinteksis tema dan pola yaitu meringkas tema utama dan perasaan lawan

bicara yang disampaikan dalam percakapan yang panjang, misalnya “mari kita tinjau kembali apa yang sudah kita bicarakan bahwa...”

d) Memberi umpan balik atau tanggapan yang kompeten yaitu memberi

tanggapan secara cepat, jujur, jelas dan informatif.

c. Keterampilan berkomunikasi secara non verbal

Keterampilan berkomunikasi secara non verbal yaitu keterampilan

(19)

Keterampilan komunikasi melalui ekspresi wajah misalnya senyum, merengut,

tatapan kebingungan. Komunikasi mata misalnya mempertahankan kontak mata ketika berbicara dengan siswa. Keterampilan komunikasi melalui sentuhan misalnya memberi sentuhan yang lembut ketika orang tua siswa sakit atau

meninggal.

Keterampilan komunikasi melalui ruang misalnya mampu memastikan bahwa

siswa memiliki ruang individual sendiri dan mereka harus menghormati ruang orang lain. Keterampilan komunikasi melalui diam misalnya dengan diam memberikan kesempatan pada siswa untuk berfikir sebelum memberikan jawaban

atas pertanyaan yang diajulan sebelumnya.

Djiwandono (2000) juga menambahkan komunikasi nonverbal guru lainnya

adalah kedekatan fisik, misalnya guru berjalan mengelilingi siswa selama mengajar dan selama sisa duduk mengerjakan tugas.

B. Persepsi terhadap Profesionalisme Guru

1. Definisi Persepsi

Atkinson dan Hilgard (dalam Yusuf 2004) menyatakan bahwa persepsi adalah

proses menginterpretasikan dan mengorganisasikan pola-pola stimulus yang berasal dari lingkungan. Sedangkan menurut Levine dan shefner (dalam Yusuf 2004) persepsi adalah cara-cara individu menginterpretasikan informasi yang

(20)

Morgan (dalam Yusuf 2004) menambahkan persepsi lebih menekankan pada

pada proses interpretasi terhadap apa yang dialami dan dirasakan untuk membuat sesuatu lebih bermakna. Lebih lanjut Stagner dan Solley (dalam Yusuf 2004) menyatakan bahwa persepsi adalah sesuatu yang dapat menentukan bagaimana

seharusnya seseorang bereaksi terhadap stimulus yang ada disekitarnya karena persepsi merupakan rangkaian peristiwa yang menjembatani stimulus dan perilaku

tertentu.

Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan persepsi adalah proses menginterpretasikan dan mengorganisasikan pola-pola stimulus yang

berasal dari lingkungan yang dapat menentukan bagaimana seharusnya seseorang bereaksi terhadap stimulus tersebut.

2. Definisi Profesionalisme Guru

Menurut Kunandar (2007) profesionalisme guru merupakan kondisi, arah,

nilai, tujuan dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencahariannya.

3. Aspek-Aspek Profesionalisme Guru a. Menguasai bahan

(21)

1. Menguasai bahan mata pelajaran dan kurikulum sekolah.

Menguasai bahan mata pelajaran dan kurikulum sekolah antara lain mengkaji bahan kurikulum mata pelajaran, mengkaji isi buku-buku teks mata pelajaran yang bersangkutan, melaksanakan kegiatan-kegiatan yang

disarankan dalam kurikulum mata pelajaran yang bersangkutan. 2. Menguasai bahan pendalaman atau aplikasi pelajaran.

Menguasai bahan pendalaman atau aplikasi pelajaran antar lain mempelajari ilmu yang relevan, mempelajari aplikasi bidang ilmu ke dalam bidang ilmu lain (untuk program-program studi tertentu) dan

mempelajari cara menilai kurikulum mata pelajaran.

b. Mengelola program belajar mengajar

Mengelola program belajar mengajar mencakup enam kemampuan dasar, yaitu:

1. Merumuskan tujuan instruksional.

Merumuskan tujuan instruksional antara lain mengkaji kurikulum mata pelajaran, mempelajari ciri-ciri rumusan tujuan instruksional, mempelajari tujuan instruksional mata pelajaran yang bersangkutan dan merumuskan

tujuan instruksional yang bersangkutan.

2. Mengenal dan dapat menggunakan metode mengajar.

(22)

3. Memilih dan menyusun prosedur instruksional yang tepat.

Memilih dan menyusun prosedur instruksional yang tepat antara lain mempelajari kriteria pemilihan materi dan prosedur mengajar, menggunakan kriteria pemilihan materi dan prosedur mengajar,

merencanakan program pelajaran dan menyusun satuan pelajaran. 4. Melaksanakan program belajar mengajar.

Melaksanakan program belajar mengajar antara lain mempelajari fungsi dan peran guru dalam instruksi belajar mengajar, menggunakan alat bantu kriteria pemilihan materi dan prosedur mengajar, menggunakan

lingkungan sebagai sumber belajar, memonitor proses belajar siswa dan menyesuaikan rencana program pengajaran dengan situasi kelas.

5. Mengenal kemampuan anak didik.

Mengenal kemampuan anak didik antara lain mempelajarai faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi belajar, mempelajari

prosedur dan teknik mengidentifikasi kemampuan siswa dan menggunakan prosedur dan teknik mengidentifikasi siswa.

6. Merencanakan dan melaksanakan pengajaran remedial.

Merencanakan dan melaksanakan pengajaran remedial antara lain mempelajari faktor-faktor penyebab kesulitan belajar, mendiagnosis

kesulitan belajar, menyusun pengajaran remedial dan melaksanakan pengajaran remedial.

c. Mengelola kelas

(23)

1. Mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran.

Mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran antara lain mempelajari macam-macam pengaturan tempat duduk dan setting ruangan kelas sesuai

dengan tujuan instruksional yang hendak dicapai dan mempelajari kriteria penggunaan macam-macam pengaturan tempat duduk dan setting ruangan. 2. Menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi.

Menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi antara lain mempelajari faktor-faktor yang mengganggu iklim belajar mengajar yang

serasi, mempelajarai strategi dan prosedur pengelolaan kelas yang bersifat preventif dan menggunakan prosedur pengelolaan kelas yang bersifat

kuratif.

d. Menggunakan media sumber

Menggunakan media sumber mencakup enam kemampuan dasar, yaitu: 1. Mengenal, memilih dan menggunakan media.

Mengenal, memilih dan menggunakan media antara lain mempelajari macam-macam media pendidikan, mempelajari kriteria pemilihan media

pendidikan, menggunakan media pendidikan dan merawat alat-alat bantu relajar mengajar.

2. Membuat alat-alat bantu pelajaran sederhana.

(24)

bantu, mempelajari perkakas untuk membuat alat-alat bantu mengajar dan

menggunakan perkakas untuk membuat alat-alat bantu mengajar.

3. Menggunakan dan mengelola laboratorium dalam rangka proses belajar mengajar.

Menggunakan dan mengelola laboratorium dalam rangka proses belajar mengajar antara lain mempelajari cara-cara menggunakan

laboratorium, mempelajari cara-cara dan aturan pengalaman kerja di laboratorium, berlatih mengatur tata ruang laboratorium dan mempelajari cara merawat dan menyimpan alat-alat.

4. Mengembangkan laboratorium.

Mengembangkan laboratorium antara lain mempelajari fungsi

laboratorium dalam proses belajar mengajar, mempelajari kriteria pemilihan alat, mempelajari berbagai desain laboratorium, menilai keefektifan kegiatan laboratorium dan mengembangkan eksperimen baru. 5. Menggunakan perpustakaan dalam proses belajar mengajar.

Menggunakan perpustakaan dalam proses belajar mengajar antara lain mempelajari fungsi-fungsi perpustakaan dalam proses belajar mengajar,

mempelajari macam sumber perpustakaan, menggunakan macam sumber perpustakaan, mempelajari kriteria pemilihan

macam-macam sumber perpustakaan dan menilai sumber-sumber perpustakaan. 6. Menggunakan micro teaching dalam proses belajar mengajar.

Menggunakan micro teaching dalam proses belajar mengajar antara

(25)

menggunakan micro teaching unit dalam proses belajar mengajar,

menyusun program micro teaching dengan atau tanpa hardware, melaksanakan program micro teaching dengan atau tanpa hardware, menilai program dan pelaksanaan micro teaching dan mengembangkan

program-program baru.

e. Menguasai landasan kependidikan

Menguasai landasan kependidikan antara lain yang pertama mempelajari konsep, masalah pendidikan dan pengajaran dengan sudut tinjauan sosiologis, filosofis, historis dan psikologis, yang ke dua mengenali fungsi sekolah

sebagai lembaga sosial yang secara potensial dapat memajukan masyarakat dalam arti luas serta pengaruh timbal balik antara sekolah dan masyarakat.

f. Mengelola interaksi belajar mengajar

Mengelola interaksi belajar mengajar antara lain yang pertama mempelajari cara-cara memotivasi siswa untuk belajar, yang ke dua

menggunakan cara-cara memotivasi siswa untuk belajar, yang ke tiga mempelajari macam-macam bentuk pertanyaan, yang keempat menggunakan macam-macam bentuk pertanyaan secara tepat, yang ke lima mempelajari

beberapa mekanisme psikologis belajar mengajar di sekolah, yang ke enam mengkaji faktor-faktor positif dan negatif dalam proses belajar mengajar, yang

(26)

g. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran.

Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran antar lain yang pertama mempelajari fungsi penilaian, yang kedua mempelajari bermacam-macam teknik dan prosedur penilaian, yang ke tiga menyusun teknik dan

prosedur penilaian, yang ke empat mempelajari kriteria penilaian teknik dan prosedur penilaian, yang ke lima menggunakan teknik dan prosedur penilaian,

yang ke enam mengolah dan menginterpretasi hasil penilaian, yang ke tujuh menggunakan hasil penilaian untuk perbaikan proses belajar mengajar, yang ke delapan menilai teknik dan prosedur penilaian dan yang ke tujuh menilai

keefektifan program pengajaran.

h. Mengenal fungsi dan program pelayanan BP

Mengenal fungsi dan program pelayanan BP mencakup dua kemampuan dasar, yaitu:

1. Mengenal fungsi dan program layanan BP di sekolah.

Mengenal fungsi dan program layanan BP di sekolah antara lain mempelajari fungsi BP di sekolah, mempelajari program layanan BP dan mengkaji persamaan dan perbedaan fungsi, kewenangan serta tanggung

jawab anta guru dan pembimbing di sekolah. 2. Menyelenggarakan program layanan BP di sekolah.

Menyelenggarakan program layanan BP di sekolah antara lain mengidentifikasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dan menyelenggarakan program layanan BP di sekolah, terutama bimbingan

(27)

i. Mengenal dan menyelenggarakan gerakan administrasi sekolah

Mengenal dan menyelenggarakan gerakan administrasi sekolah mencakup dua kemampuan dasar, yaitu:

1. Mengenal penyelenggaraan administrasi sekolah.

Mengenal penyelenggaraan administrasi sekolah antara lain mempelajari struktur organisasi dan administrasi persekolahan,

mempelajari fungsi dan tanggung jawab administrasi guru, kepala sekolah dan kantor wilayah Depdiknas, serta mempelajari peraturan-peraturan kepegawaian pada umunya dan peraturan kepegawaian guru pada

khususnya

2. Menyelenggarakan administrasi sekolah.

Menyelenggarakan administrasi sekolah antara lain menyelenggarakan administrasi sekolah dan mempelajari prinsip-prinsip dan prosedur pengelolaan program akademik.

j. Memahami prinsip-prinsip dan mentafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran

Memahami prinsip-prinsip dan mentafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan

guna keperluan pengajaran antara lain yang pertama mempelajari dasar-dasar penggunaan metode ilmiah dalam pendidikan, yang ke dua mempelajari teknik

(28)

4. Persepsi terhadap Profesionalisme Guru

Persepsi terhadap profesionalisme guru persepsi adalah proses menginterpretasikan dan mengorganisasikan kondisi, arah, nilai, tujuan dan kualitas suatu keahlian serta kewenangan dalam bidang pendidikan dan

pengajaran yang dapat menentukan bagaimana seharusnya seorang guru bereaksi terhadap stimulus tersebut.

C. Guru

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia definisi guru adalah orang yang pekerjaannya mengajar. McLeod (dalam Muhibbin, 2005) menambahkan bahwa guru ialah seseorang yang pekerjaannya mengajar orang lain. Lebih lanjut

menurut Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik

pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah (Yamin, 2007).

D. Hubungan Persepsi terhadap Profesionalisme Guru dengan Keterampilan Komunikasi

Keterampilan komunikasi yang dimaksudkan pada penelitian ini adalah keterampilan komunikasi guru dalam teknik komunikasi verbal dan nonverbal yang digunakan dalam berbicara dan mendengar ketika berinteraksi dengan siswa

(29)

Untuk mencapai keterampilan komunikasi yang baik ada beberapa aspek yang

harus diperhatikan yaitu:

a. Keterampilan berbicara, mencakup keterampilan berbicara di depan kelas dan murid, menggunakan gaya komunikasi yang tidak menimbulkan kesan

menghakimi lawan bicara, bersikap asertif dan memberi ceramah yang efektif. b. Keterampilan mendengar, adalah kemampuan mendengar secara aktif.

c. Keterampilan berkomunikasi secara non verbal, yaitu keterampilan

berkomunikasi melalui ekspresi wajah dan mata, sentuhan, ruang dan sikap diam.

Agar hal tersebut dapat tercapai, para guru harus memiliki persepsi terhadap profesionalisme guru, karena persepsi adalah sesuatu yang dapat menentukan

bagaimana seharusnya seseorang bereaksi terhadap stimulus. Berdasarkan persepsi yang dimiliki terhadap profesionalisme guru maka selanjutnya akan memberikan kemungkinan guru melakukan perbaikan dan pengembangan diri

yang selanjutnya memungkinkan guru tersebut dapat memberikan pelayanan sebaik mungkin dan memaksimalkan keterampilannya, salah satunya adalah keterampilan komunikasi.

Adapun dinamika persepsi terhadap profesionalisme guru dalam mempengaruhi keterampilan komunikasi tergambar pada penjelasan berikut ini:

Apabila seorang guru telah memiliki persepsi terhadap profesionalisme guru, maka guru tersebut telah memiliki pandangan bagaimana seharusnya ia bereaksi terhadap profesionalisme guru. Profesionalisme guru itu sendiri berisikan kualitas

(30)

Setelah memiliki pandangan bagaimana seharusnya ia bereaksi terhadap

kualitas keterampilan yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajarannya, maka selanjutnya akan memberikan kemungkinan perbaikan dan pengembangan diri yang memungkinkan guru dapat memberikan pelayanan

sebaik mungkin dan memaksimalkan keterampilannya, salah satunya adalah keterampilan komunikasi.

Persepsi terhadap profesionalisme guru tersebut dapat tergambar dari persepsi guru terhadap aspek-aspek profesionalisme guru yang dimiliki guru tersebut. Adapun aspek-aspek profesionalisme yaitu:

1. Menguasai bahan.

2. Mengelola program belajar mengajar 3. Mengelola kelas.

4. Menggunakan media sumber. 5. Menguasai landasan kependidikan. 6. Mengelola interaksi belajar mengajar.

7. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran. 8. Mengenal fungsi dan program pelayanan BP.

9. Mengenal dan menyelenggarakan gerakan administrasi sekolah.

10. Memahami prinsip-prinsip dan mentafsirkan hasil-hasil penelitian

pendidikan guna keperluan pengajaran. E. Hipotesa

Hipotesa penelitian adalah ada hubungan persepsi terhadap profesionalisme

(31)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, yaitu ingin melihat adakah hubungan antara persepsi terhadap profesionalisme

guru dengan keterampilan komunikasi pada guru SMA Negeri 2 Medan, maka peneliti akan menggunakan metode korelasi.

Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Variabel tergantung : Keterampilan komunikasi

Variabel bebas : Persepsi terhadap profesionalisme guru

B. Definisi Operasional

Definisi operasional memberikan batasan arti suatu variabel dengan merinci hal yang harus dikerjakan oleh peneliti untuk mengukur variabel tersebut (Kerlinger, 2002).

Oleh karena itu, untuk menghindari terjadinya perbedaan persepsi dalam melakukan interpretasi setiap variabel dalam penelitian ini, maka definisi

(32)

1. Keterampilan komunikasi

Keterampilan komunikasi adalah keterampilan guru dalam teknik komunikasi verbal, nonverbal yang digunakan dalam berbicara dan mendengar ketika berinteraksi dengan siswa selama proses belajar mengajar.

Keterampilan komunikasi diukur dengan menggunakan metode observasi berdasarkan aspek-aspek keterampilan komunikasi (Santrock, 2007) yaitu:

1. Keterampilan berbicara, mencakup keterampilan berbicara di depan kelas

dan murid, menggunakan gaya komunikasi yang tidak menimbulkan kesan menghakimi lawan bicara, bersikap asertif dan memberi ceramah yang

efektif.

2. Keterampilan mendengar, adalah kemampuan mendengar secara aktif. 3. Keterampilan berkomunikasi secara non verbal, yaitu keterampilan

berkomunikasi melalui ekspresi wajah dan mata, sentuhan, ruang dan sikap diam.

Semakin tinggi nilai yang diperoleh dari data observasi yang mengukur keterampilan komunikasi berarti semakin tinggi tingkat keterampilan komunikasi guru dan sebaliknya semakin rendah nilai yang diperoleh dari data observasi yang

mngukur keterampilan komunikasi berarti semakin rendah tingkat keterampilan komunikasi guru. Kategorisasi tingkat keterampilan komunikasi subjek penelitian

(33)

2. Persepsi terhadap profesionalisme guru

Persepsi terhadap profesionalisme guru adalah penilaian guru terhadap kondisi, arah, tujuan dan kualitas suatu keahlian dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang dapat menentukan bagaimana seharusnya ia bereaksi terhadap

stimulus tersebut.

Persepsi terhadap profesionalisme guru diukur dengan menggunakan skala

persepsi terhadap profesionalisme guru yang dapat tergambar dari persepsi guru terhadap aspek-aspek profesionalisme guru. Adapun aspek-aspek profesionalisme yaitu:

1. Menguasai bahan.

2. Mengelola program belajar mengajar 3. Mengelola kelas.

4. Menggunakan media sumber. 5. Menguasai landasan kependidikan. 6. Mengelola interaksi belajar mengajar.

7. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran. 8. Mengenal fungsi dan program pelayanan BP.

9. Mengenal dan menyelenggarakan gerakan administrasi sekolah.

10. Memahami prinsip-prinsip dan mentafsirkan hasil-hasil penelitian

pendidikan guna keperluan pengajaran.

Semakin tinggi nilai yang diperoleh dari skala persepsi terhadap profesionalisme guru berarti semakin positif persepsi terhadap profesionalisme

(34)

terhadap profesionalisme guru berarti semakin negatif persepsi terhadap

profesionalisme guru guru. Kategorisasi persepsi terhadap profesionalisme guru subjek penelitian dibagi berdasarkan dua kategori yaitu positif dan negatif.

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1.Populasi dan Sampel

Menurut Hadi (2000) populasi adalah keseluruhan penduduk yang dimaksudkan untuk diteliti. Populasi dibatasi sebagai sejumlah penduduk yang

sedikitnya memiliki satu sifat yang sama. Populasi dalam penelitian ini adalah guru SMA Negeri 2 Medan yang berlokasi di Jalan Karangsari No.435 Polonia

Medan.

Dalam penelitian ini jumlah sampel yang akan diambil dari populasi adalah sebanyak 60 guru SMA Negeri 2 Medan.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini metode pengambilan sampel yang digunakan adalah

metode purposive random sampling.

D. Metode Pengumpulan Data

(35)

komunikasi guru dan skala untuk mengukur persepsi terhadap profesionalisme

guru.

Untuk mengukur variabel keterampilan komunikasi peneliti menggunakan metode observasi langsung tipe berstruktur dimana peneliti telah terlebih dahulu

mempersiapkan materi dan instrumen pengamatan yang akan digunakan. Instrumen pengamatan disajikan dalam bentuk skala nilai dimana variabel

penelitian diklasifikasikan secara rinci menjadi item-item berdasarkan unsur-unsurnya (Bungin, 2001).

Skor item yang diberikan untuk penampilan yang dilakukan dan selalu diberi

skor 2, untuk penampilan yang dilakukan dan kadang-kadang diberi skor 1, untuk penampilan yang tidak dilakukan diberi skor 0.

Lembar Observasi Keterampilan Komunikasi Skor item 2: Ya, Selalu

1: Kadang-kadang

0: Tidak pernah

I. Ranah keterampilan berbicara

Penampilan Observasi 1. Keterampilan berbicara di depan kelas dan murid 2 1 0

2. Keterampilan guru menggunakan gaya komunikasi yang tidak menimbulkan kesan menghakimi lawan bicara

2 1 0

3. Keterampilan guru menggunakan bersikap asertif 2 1 0

(36)

II. Ranah keterampilan mendengar

Penampilan Observasi

1. Memberi perhatian cermat pada orang yang sedang berbicara.

2 1 0

2. Parafarasa yaitu menyatakan kembali apa yang baru saja dikatakan oleh lawan bicara dengan kalimat sendiri, misalnya “apakah maksudmu itu berarti bahwa...”

2 1 0

3. Memberi umpan balik atau tanggapan yang kompeten yaitu memberi tanggapan secara cepat, jujur, jelas dan informatif

2 1 0

III. Ranah keterampilan komunikasi nonverbal

Penampilan Observasi

1. Berkomunikasi ekspresi wajah. 2 1 0

2. Berkomunikasi mata. 2 1 0

3. Berkomunikasi sentuhan. 2 1 0

4. Berkomunikasi sikap diam. 2 1 0

Untuk mengukur variabel persepsi terhadap profesionalisme guru dengan

(37)

disajikan dalam bentuk pernyataan mendukung (favourable) dan tidak mendukung

(unfavourable). Nilai pilihan bergerak dari 0 sampai 3. Bobot pernyataan mendukung (favourable) yaitu, SS = 3, S = 2, TS = 1, STS = 0. Sedangkan untuk bobot pernyataan tidak mendukung (unfavourable) yaitu, SS = 0, S = 1, TS = 2,

STS =3

Blue-print Skala Persepsi terhadap profesionalisme guru

NO ASPEK ITEM TOTAL

1. MENGUASAI BAHAN

1.1.Menguasai bahan mata pelajaran dan kuriku- lum sekolah.

1.1.1. mengkaji bahan kurikulum mata pelajaran.

1.1.2. mengkaji isi buku-buku teks mata pelajaran yang bersangkutan.

1.1.3. melaksanakan kegi atan-kegiatan yang disarankan dalam kurikulum mata pelajaran ya ng bersangkutan.

1

1

1

1.2. Menguasai bahan penda -laman atau aplikasi pelajaran.

1.2.1. mempelajari ilmu yang relevan.

1.2.2. mempelajari apli kasi bidang ilmu ke dalam bidang ilmu lain (untuk program-program studi tertentu).

1

(38)

1.2.3. mempelajari cara

2.1. Merumuskan tujuan instruksional.

2.2. Mengenal dan dapat menggunakan metode mengajar.

2.3. Memilih dan menyusun prosedur instruksional yang tepat.

2.4. Melaksanakan program belajar mengajar.

2.1.1. mengkaji kurikulum mata pelajaran.

2.1.2. Mempelajari ciri-ciri rumusan tujuan instruksional.

2.1.3. Mempelajari tujuan instruksional mata pela jaran yang bersangkutan. 2.1.4. Merumuskan tujuan instruksional yang bersa ngkutan.

2.2.1. Mempelajari ma cam-macam metode men gajar.

2.2.2. Menggunakan ma cam-macam metode men gajar.

2.3.1. Mempelajari

kriteria pemilihan materi dan prosedur mengajar. 2.3.2. Menggunakan kriteria pemilihan materi dan prosedur mengajar.

2.3.3. Merencanakan program pelajaran.

2.4.1. Mempelajari fungsi dan peran guru dalam instruksi belajar mengajar.

(39)

2.5. Mengenal kemampuan anak didik.

2.6. Merencanakan dan me laksanakan pengajaran remedial.

2.4.2. Menggunakan alat bantu kriteria pemilihan materi dan prosedur mengajar.

2.4.3.Menggunakan

lingkungan sebagai sum ber belajar.

2.4.4. Memonitor proses belajar siswa.

2.4.5. Menyesuaikan ren cana program penga jaran dengan situasi kelas.

2.5.1. Mempelajarai faktor -faktor yang mempen garuhi pencapaian prestasi belajar.

2.5.2. Mempelajari pro sedur dan teknik mengi dentifikasi kemampuan sis wa.

2.5.3. Menggunakan pro sedur dan teknik mengi dentifikasi siswa.

2.6.1. Mempelajari fak tor-faktor penyebab ke sulitan belajar.

2.6.2. Mendiagnosis ke sulitan belajar.

2.6.3. Menyusun penga jaran remedial.

(40)

3. MENGELOLA KELAS Mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran.

Menciptakan iklim belajar mengajar. yang serasi.

3.1.1. mempelajari macam -macam pengaturan tem pat duduk dan setting ruangan kelas sesuai dengan tujuan instru ksional yang hendak dicapai.

3.1.2. mempelajari kriteria penggunaan macam-ma cam pengaturan tempat duduk dan setting ruangan.

3.2.1. mempelajari faktor-faktor yang mengganggu iklim belajar mengajar yang serasi.

3.2.2. mempelajari strategi dan prosedur pengelolaan kelas yang bersifat pre ventif.

3.2.3. Menggunakan stra tegi dan prosedur penge lolaan kelas yang bersifat preventif.

3.2.4. Menggunakan pro sedur pengelolaan kelas yang bersifat kuratif.

1

4.1. Mengenal, memilih dan menggunakan media.

4.1.1. Mempelajari mac am-macam media pendi dikan.

4.1.2. Mempelajari krit eria pemilihan media pendidikan.

1

(41)

4.2. Membuat alat-alat bantu pelajaran sederhana.

4.3. Menggunakan dan meng elola laboratorium dalam rangka proses belajar mengajar.

4.4. Mengembangkan laboratorium.

4.1.3. Menggunakan me dia pendidikan.

4.1.4. Merawat alat-alat bantu relajar mengajar. 4.2.1. Mengenali bahan-bahan yang tersedia di lingkungan sekolah untuk membuat alat-alat bantu.

4.2.2. Mempelajari per kakas untuk membuat alat-alat bantu mengajar. 4.2.3. Menggunakan per kakas untuk membuat alat-alat bantu mengajar.

4.3.1. Mempelajari cara-cara menggunakan laboratorium.

4.3.2. Mempelajari cara-cara dan aturan

pengalaman kerja di laboratorium.

4.3.3. Berlatih mengatur tata ruang laboratorium. 4.3.4 Mempelajari cara merawat dan menyimpan alat-alat

4.4.1. Mempelajari fungsi laboratorium dalam proses belajar.

4.4.2. Mengajar, mem pel ajari kriteria pemilihan alat.

4.4.3. Mempelajari berb agai desain laboratorium.

(42)

4.5. Menggunakan perpusta kaan dalam pro ses belajar mengajar.

4.6. Menggunakan micro teaching dalam proses belajar mengajar.

4.4.4. Menilai keefektifan kegiatan laboratorium.

4.4.5. Mengembangkan eksperimen baru.

4.5.1.Mempelajari fungsi-fungsi perpustakaan dala m proses belajar men gajar.

4.5.2. Mempelajari ma cam-macam sumber perpu stakaan.

4.5.3. Menggunakan ma cam-macam sumber perpu stakaan.

4.5.4. Mempelajari krit eria pemilihan macam-macam sumber perpu stakaan.

4.5.5. Menilai sumber-sumber perpustakaan.

4.6.1. Mempelajari fungsi micro teac hing dalam proses belajar mengajar.

4.6.2. Menggunakan micro teaching unit dalam proses belajar mengajar.

(43)

4.6.4. Melaksanakan program micro teaching dengan atau tanpa hardware.

4.6.5. Menilai program dan pelaksanaan micro teaching.

4.6.6. Mengembangkan program-program baru.

5.5.1. Mempelajari kon sep, masalah pendi dikan dan pengajaran dengan sudut tinjauan sosiologis, filosofis, historis dan psikologis.

5.5.2. Mengenali fungsi sekolah sebagai lembaga sosial yang secara pote nsial dapat memajukan masyarakat dalam arti luas serta pengaruh timbal balik antara sekolah dan masyarakat. cara memotivasi siswa untuk belajar.

6.6.2. Menggunakan cara-cara memotivasi siswa untuk belajar.

6.6.3. Mempelajari mac am-macam bentuk pert anyaan.

6.6.4. Menggunakan mac am-macam bentuk pert anyaan secara tepat.

1

1

1

(44)

6.6.5. Mempelajari bebe rapa mekanisme psiko logis belajar mengajar di sekolah.

6.6.7. Mengkaji faktor-faktor positif dan negatif dalam proses belajar mengajar.

6.6.8. Mempelajari cara-cara berkomunikasi antar pribadi.

6.6.9. Menggunakan cara-cara berkomunikasi antar pribadi.

7.7.1. Mempelajari fungsi penilaian.

7.7.2. Mempelajari berm acam-macam teknik dan prosedur penilaian.

7.7.3. Menyusun teknik dan prosedur penilaian. 7.7.4. Mempelajari krite ria penilaian teknik dan prosedur penilaian.

7.7.5. Menggunakan tekn ik dan prosedur penilaian.

7.7.6. Mengolah dan me nginterpretasi hasil penilaian.

(45)

7.7.9. Menilai keefektifan program pengajaran.

1

8. MENGENAL FUNGSI

DAN PROGRAM PELAYANAN BP 8.1. Mengenal fungsi dan program layanan BP di se kolah.

8.2. Menyelenggarakan program layanan BP di sekolah.

8.1.1. Mempelajari fungsi BP di sekolah.

8.1.2. Mempelajari progr am layanan BP.

8.1.3. Mengkaji persa maan dan perbedaan fungsi, kewenangan serta tanggung jawab antara guru dan pembimbing di sekolah.

8.2.1. Mengidentifikasi kesulitan-kesulitan yang di hadapi siswa.

8.2.2. Menyelenggarakan program layanan BP di sekolah, terutama bimb ingan belajar.

9.1. Mengenal penyeleng

garaan administrasi sekolah. 9.1.1 Mempelajari fungsi dan tanggung jawab administrasi guru, kepala sekolah dan kantor wilayah Depdiknas.

9.1.2. Mempelajari peratu ran-peraturan

kepegawaian pada umunya dan peraturan kepegawaian guru pada khususnya.

1

(46)

9.2. Menyelenggarakan aministrasi sekolah.

9.2.1. Menyelenggarakan administrasi sekolah.

9.2.2. Mempelajari prin sip-prinsip dan prosedur pengelolaan program akad emik.

1

1

10. MEMAHAMI

PRINSIP-PRINSIP dan

Mempelajari dasar-dasar penggunaan metode ilmiah dalam pendidikan.

Mempelajari tekn ik dan prosedur penelitian pendidikan terutama se bagai konsumen hasil-hasil penelitian pendi dikan.

Menafsirkan hasil-hasil penelitian untuk perbaikan pengajaran.

1

1

1

(47)

E. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

1. Validitas alat ukur

Untuk mengetahui apakah alat ukur tersebut mampu menghasilkan data yang

akurat sesuai dengan tujuan ukurnya, diperlukan suatu langkah untuk mendapatkan validitasnya.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan content validity untuk skala keterampilan komunikasi dan persepsi terhadap profesionalisme guru, yaitu penilaian secara subjektif mengenai kelayakan suatu aitem atau skala oleh

orang-orang yang memiliki pengetahuan mengenai masalah yang diajukan (Litwin, 2003). Validitas ini merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap

isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgement (Azwar, 2000). Professional judgement di dalam penelitian ini adalah dosen pembimbing

penelitian ini. Penggunaan blue print juga sangat membantu untuk tercapainya

validitas suatu alat ukur karena memuat cakupan isi yang hendak diungkap. Dimana alat ukur harus komprehensif isinya dan juga memuat isi yang relevan dan tidak keluar dari batasan tujuan ukur.

2. Uji reliabilitas

Reliabilitas alat ukur menunjukkan derajat keajegan atau konsistensi alat ukur yang bersangkutan bila diterapkan beberapa kali pada kesempatan yang berbeda (Hadi, 2000). Reliabilitas alat ukur yang dapat dilihat dari koefisien reliabilitas

(48)

fungsi ukurnya secara bersama-sama. Reliabilitas alat ukur ini sebenarnya

mengacu kepada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar, 2000).

Untuk mengukur reliabilitas alat ukur skala keterampilan komunikasi

menggunakan korelasi spearman and rank. Untuk mengukur reliabilitas alat ukur skala dengan menggunakan teknik koefisien Alpha Cronbach (Cozby, 2004).

Pengujian reliabilitas skala penelitian dilakukan dengan bantuan program SPSS 15,0 for Windows.

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

1. Persiapan Alat Ukur Penelitian

Penelitian ini melibatkan dua alat ukur yaitu skala untuk mengukur keterampilan komunikasi dan skala untuk mengukur persepsi terhadap

profesionalisme guru. Dalam penyusunan skala untuk mengukur keterampilan komunikasi dan skala persepsi terhadap profesionalisme guru, langkah pertama adalah menentukan aspek-aspek setiap variabel yang akan diukur, kemudian

disusun sejumlah pernyataan atau item yang akan diukur berdasarkan blue print yang telah dibuat mengacu pada aspek-aspek yang akan diukur pada

masing-masing variabel. Pada saat pembuatan alat ukur peneliti meminta pertimbangan profesional judgement dan melakukan seleksi aitem-aitem yang memenuhi syarat

(49)

2. Perizinan

Sebelum melakukan penelitian ini, maka peneliti terlebih dahulu harus mengurus surat perizinan penelitian. Surat ini akan diberikan kepada Dinas Pendidikan Pemerintah kota Medan dari Fakultas Psikologi Universitas Sumatera

Utara sebagai tanda bukti bahwa peneliti legal untuk melakukan penelitian di SMA Negeri 2 Medan. Surat izin penelitian yang dikeluarkan oleh Dinas

Pendidikan Pemerintah kota Medan selanjutnya ditujukan kepada pihak SMA Negeri 2 Medan, kemudian diproses sehingga peneliti dapat melakukan penelitian di SMA Negeri 2 Medan.

3. Uji Coba Alat Ukur Penelitian

Sebelum dijadikan alat ukur penelitian, maka kedua skala tersebut diujicobakan terlebih dahulu kepada sejumlah responden yang sesuai dengan karakteristik sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam hal ini peneliti

melakukan ujicoba pada responden yang tidak terpilih sebagai sampel penelitian sebanyak 30 orang.

Penelitian ini dimulai dengan melakukan uji coba alat ukur penelitian

keterampilan komunikasi dimana peneliti terlebih dahulu melakukan beberapa kali observasi pada saat guru sedang mengajar dengan dibantu oleh dua orang

interrater. Pengukuran persepsi terhadap profesionalisme guru pada guru diukur dengan menyebarkan skala persepsi terhadap profesionalisme guru kepada guru-guru SMA Negeri 2 Medan yang telah diobservasi untuk melihat keterampilan

(50)

diolah untuk menentukan aitem-aitem mana saja yang dapat dijadikan alat ukur

dalam penelitian.

4. Pelaksanaan Penelitian

Setelah alat ukur diujicobakan, selanjutnya dilakukan penelitian terhadap sampel penelitian dengan menggunakan aitem-aitem yang diterima dari alat ukur

yang telah diujicobakan sebelumnya. Pertama dilakukan observasi untuk mengukur keterampilan komunikasi guru, observasi ini dilakukan ketika guru sedang mengajar siswa. Selanjutnya peneliti melakukan pengukuran persepsi

terhadap profesionalisme guru dengan menggunakan skala.

G. Metode Analisa Data

Metode analisa data yang akan digunakan untuk menguji hipotesa dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik korelasi pearson product

moment (Cozby, 2004). Teknik korelasi pearson product moment adalah teknik

korelasi yang digunakan untuk mencari koefisien korelasi antara data interval dan data interval lainnya (Bungin, 2001). Pengolahan data dilakukan dengan

menggunakan program SPSS versi 15,0 for Windows.

Namun sebelum analisa data dapat dilakukan, perlu dilakukan hal-hal berikut

ini :

1. Uji normalitas

Uji normalitas adalah pengujian bahwa sampel yang dihadapi adalah berasal

(51)

populasi sampel diambil tidak bersifat normal maka tes statistik yang bergantung

pada asumsi normalitas itu menjadi cacat sehingga kesimpulannya menjadi tidak berlaku (Kerlinger, 2002). Uji normalitas ini dilakukan dengan memakai distribusi Kolmogorov-Smirnov Test.

2. Uji Linearitas

Uji linieritas hubungan dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas

(kecerdasan emosi) berkorelasi secara linier atau tidak berkorelasi secara linier terhadap variabel tergantung (keterampilan komunikasi). Uji linieritas hubungan dalam penelitian ini dianalisa dengan menggunakan teknik interactive graph yang

menghasilkan scatter plot (diagram pencar). Penelitian ini menggunakan diagram pencar dengan bantuan program komputer karena efektif dalam hal waktu dan

(52)

BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan menguraikan analisa dan pembahasan sesuai dengan data

yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran subjek penelitian, hasil utama penelitian dan deskripsi hasil penelitian.

A. Gambaran Subjek Penelitian

Populasi penelitian ini adalah Guru SMA Negeri 2 Medan yang berjumlah 90 orang. Dari 90 orang guru terpilih 50 orang subjek yang memenuhi karakteristik

populasi penelitian.

Dari 50 orang yang terpilih, diperoleh gambaran subjek berdasarkan jenis

kelamin, usia, pendidikan terakhir dan lamanya mengajar.

1. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin subjek penelitian maka diperoleh gambaran

penyebaran subjek penelitian seperti yang tertera pada tabel 7.

Tabel 7. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah (N) Persentase (%)

Pria 14 28% Wanita 36 72%

(53)

Pada tabel 7 dapat dilihat bahwa dari keseluruhan subjek yang berjumlah 50

orang, persentase terbesar sebanyak 36 orang (72%) adalah wanita sedangkan pria sebanyak 14 orang (28%).

2. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia

Berdasarkan usia subjek penelitian maka diperoleh gambaran penyebaran subjek penelitian seperti yang tertera pada tabel 8.

Tabel 8. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia

Usia Jumlah (N) Persentase (%)

25-29 tahun 1 2%

30-34 tahun 1 2%

35-39 tahun 9 18%

40-44 tahun 17 34%

45-49 tahun 6 12%

50-54 tahun 9 18%

55-59 tahun 7 14%

Total 50 100%

Pada tabel 8 dapat dilihat bahwa dari keseluruhan subjek yang berjumlah 50

orang, persentase terbesar sebanyak 17 orang (34%) adalah subjek berusia 40-44 tahun, kemudian disusul oleh subjek yang berusia 35-39 tahun dan 50-54 tahun, masing-masing sebanyak 9 orang (18%). Peringkat berikutnya diduduki oleh

(54)

jumlah terkecil adalah subjek yang berusia 25-29 tahun dan 30-34 tahun

masing-masing sebanyak 1 orang (2%).

3. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Berdasarkan pendidikan terakhir subjek penelitian maka diperoleh gambaran

penyebaran subjek penelitian seperti yang tertera pada tabel 9.

Tabel 9. Gambaran subjek penelitian berdasarkan pendidikan terakhir

Pendidikan terakhir Jumlah %

Diploma 2 4%

Strata 48 96%

Total 50 100%

Pada table 9 dapat dilihat bahwa dari keseluruhan subjek yang berjumlah 50

orang, persentase terbesar adalah subjek yang pendidikan terakhirnya strata sebanyak 48 orang (96%), selanjutnya disusul oleh subjek yang pendidikan

terakhirnya diploma sebanyak 2 orang (4%).

4. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Lama Bekerja

Berdasarkan lamanya bekerja subjek penelitian maka diperoleh gambaran

penyebaran subjek penelitian seperti yang tertera pada tabel 9.

Tabel 10. Gambaran subjek penelitian berdasarkan lama bekerja

Lama bekerja Jumlah %

10-14 tahun 18 36%

15-19 tahun 7 14%

20-24 tahun 11 22%

25-29 tahun 6 12%

30-34 tahun 8 16%

Total 50 100

Pada table 10 dapat dilihat bahwa dari keseluruhan subjek yang berjumlah 50

orang, persentase terbesar adalah subjek yang lamanya bekerja selama 10-14 tahun sebanyak 18 orang (36%), peringkat kedua diduduki oleh subjek yang

(55)

oleh subjek yang lamanya bekerja selama 30-34 tahun sebanyak 8 orang (16%),

selanjutnya diduduki oleh subjek yang lamanya bekerja selama 15-19 tahun sebanyak 7 orang (14%) dan yang terakhir diduduki oleh subjek yang lamanya bekerja selama 25-29 tahun sebanyak 6 orang (12%).

B. Hasil Utama Penelitian

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada hubungan

antara persepsi terhadap profesionalisme guru dengan keterampilan komunikasi. Metode analsis data yang digunakan adalah Pearson Product Moment. Sebelum

hasil utama penelitian dapat dianalisa, terlebih dahulu harus dilakukan uji asumsi penelitian yang mencakup uji normalitas sebaran dan uji linearitas.

1. Uji Asumsi a. Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian

masing-masing variabel telah menyebar secara normal. Untuk mengukur normalitas digunakan Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji normalitas dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut :

Tabel 11. Uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov

Persepsi Terhadap

Profesionalisme Guru

Keterampilan Komunikasi

Kolmogorov-Smirnov (Z) 0.554 0.751

(56)

Penelitian ini menggunakan taraf kepercayaan (α) 0.05. Apabila nilai p>α

maka masing-masing data penelitian telah terdistribusi dengan normal. Sedangkan jika p<α maka masing-masing data penelitian tidak terdistribusi dengan normal.

Berdasarkan data pada tabel 11 dapat dilihat bahwa nilai sebaran normal (Z)

masing-masing variabel sebesar 0.554 dan 0.751 dengan p>0.05 (p=0.919 dan 0.625), maka dapat disimpulkan bahwa data penelitian telah terdistribusi dengan

normal.

b. Uji linearitas

Uji linieritas dilakukan dengan metode statistik uji F. Berdasarkan hasil

pengolahan data diperoleh koefisien korelasi (R) sebesar 1.568 dengan taraf signifikansi (p) sebesar 0.217, sehingga p>0.05. Hal ini menunjukkan tidak ada hubungan antara persepsi terhadap profesionalisme guru dengan keterampilan

komunikasi.

2. Uji Analisa Data

a. Hubungan Persepsi terhadap Profesionalisme Guru dengan Keterampilan Kumunikasi

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada hubungan antara

persepsi terhadap profesionalisme guru dengan keterampilan komunikasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi pearson product moment

(57)

Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh koefisien korelasi (R) sebesar

0.178 dengan taraf signifikansi (p) sebesar 0.217 sehingga p>0.05. Hal ini menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara persepsi terhadap profesionalisme guru dengan keterampilan komunikasi maka Ho diterima.

b. Rata-rata empirik dan rata-rata hipotetik

1. Nilai empirik dan nilai hipotetik persepsi terhadap profesionalisme guru

Salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai persepsi terhadap profesionalisme guru dari subjek penelitian, untuk itu peneliti menggunakan alat penelitian berupa Skala persepsi terhadap profesionalisme

guru.

Setelah dilakukan uji reliabilitas didapat 136 pernyataan yang memenuhi

persyaratan untuk kemudian dianalisa menjadi data penelitian. Dari 136 pernyataan tersebut yang rentangnya berkisar 0-3 dihasilkan kemungkinan total skor tertinggi 408 dan total skor terendah 0.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh total skor tertinggi 138 dan total skor terendah 96. Hasil perhitungan rata-rata empirik dan rata-rata hipotetik persepsi terhadap profesionalisme guru dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 12. Nilai empirik dan nilai hipotetik persepsi terhadap profesionalisme guru

N Min. Maks. Rata-Rata SD

Nilai empirik 50 248 392 3.16 34.51

Nilai hipotetik 50 0 408 204 68

Berdasarkan tabel 12 maka diperoleh nilai rata-rata empirik persepsi terhadap profesionalisme guru sebesar 3.16 (Xe = 3.16) dengan standar deviasi empirik

(58)

deviasi 68. Berdasarkan perbandingan nilai rata-rata empirik dan nilai rata-rata

hipotetik maka diperoleh Xe < Xh dengan selisih sebesar 200.84. 2. Nilai empirik dan nilai hipotetik keterampilan komunikasi

Tujuan lainnya dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran

mengenai keterampilan komunikasi dari subjek penelitian, untuk itu peneliti menggunakan alat penelitian berupa lembar observasi.

Setelah dilakukan uji reliabilitas didapat15 aitem yang memenuhi persyaratan untuk kemudian dianalisa menjadi data penelitian. Dari 15 aitem tersebut yang rentangnya 0-2 dihasilkan kemungkinan total skor tertinggi 30 dan total skor

terendah 0.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh total skor tertinggi 30 dan total skor

terendah 4. Hasil perhitungan rata-rata empirik dan rata-rata hipotetik keterampilan komunikasi dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 13. Nilai empirik dan nilai hipotetik keterampilan komunikasi

N Min. Maks. Rata-Rata SD

Nilai empirik 50 4 30 17.16 6.83

Nilai hipotetik 50 0 30 15 5

Berdasarkan tabel 13 maka diperoleh nilai rata-rata empirik keterampilan komunikasi sebesar 17.16 (Xe = 17.16) dengan standar deviasi sebesar 6.83 dan

nilai rata-rata hipotetik sebesar 15 (Xh = 15) dengan standar deviasi sebesar 5. Berdasarkan perbandingan nilai rata-rata empirik dan nilai rata-rata hipotetik maka diperoleh Xe > Xh dengan selisih sebesar 2.16.

c. Kategori persepsi terhadap profesionalisme guru

Norma kategorisasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

(59)

Tabel 14. Norma kategorisasi

Rentang nilai Kategori

x < (µ-SD) Rendah

(µ-SD) ≤ x < (µ+SD) Sedang

x ≥ (µ+SD) Tinggi

Besar nilai rata-rata persepsi terhadap profesionalisme guru adalah 204

sedangkan standar deviasinya sebesar 68, sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Tabel 14. Kategorisasi data persepsi terhadap profesionalisme guru Variabel Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase Persepsi terhadap

profesionalime guru

x<136 Rendah 0 0 %

136x272 Sedang 5 10%

272<x Tinggi 45 90%

Berdasarkan tabel 14 dapat diketahui bahwa subjek penelitian yang tergolong

kedalam kategori persepsi terhadap profesionalime guru yang tinggi sebesar 90%, subjek yang tergolong kedalam kategori persepsi terhadap profesionalime guru

sedang sebesar 10%, subjek penelitian yang tergolong kedalam kategori persepsi terhadap profesionalime guru rendah tidak ada (0%).

d. Kategori keterampilan komunikasi

Tabel 15. Kategorisasi data keterampilan komunikasi

Variabel Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase

(60)

komunikasi 10x20 Sedang 25 50%

20<x Tinggi 17 34%

Berdasarkan tabel 15. diketahui bahwa subjek penelitian yang tergolong kedalam kategori keterampilan komunikasi tinggi sebesar 34%, subjek yang

tergolong kedalam kategori keterampilan komunikasi sedang sebesar 50%, subjek penelitian yang tergolong kedalam kategori keterampilan komunikasi rendah

sebesar 16%.

C. Deskripsi Hasil Penelitian

Hasil penelitian pada sampel guru SMA Negeri 2 Medan menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara persepsi terhadap profesionalisme guru dengan

keterampilan komunikasi. Hal ini tidak sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Kunandar (2007) bahwa profesionalisme guru merupakan

kondisi, arah, nilai, tujuan, kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencahariannya. Persepsi guru terhadap profesionalisme guru

(61)

profesionalisme guru tersebut. Berdasarkan persepsi yang dimiliki terhadap

profesionalisme guru maka selanjutnya akan memberikan kemungkinan guru melakukan perbaikan dan pengembangan diri yang selanjutnya memungkinkan guru tersebut dapat memberikan pelayanan sebaik mungkin dan memaksimalkan

keterampilannya, salah satunya adalah keterampilan berkomunikasi yang baik dengan siswa.

B. PEMBAHASAN

Persepsi didefenisikan sebagai proses menginterpretasikan dan mengorganisasikan pola-pola stimulus yang berasal dari lingkungan (Atkinson

dan Hilgard, dalam Yusuf 2004). Lebih lanjut Stagner dan Solley (dalam Yusuf 2004) menyatakan bahwa persepsi adalah sesuatu yang dapat menentukan

Gambar

Tabel 8. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia
Tabel 9. Gambaran subjek penelitian berdasarkan pendidikan terakhir Pendidikan terakhir Jumlah  %
Tabel 11. Uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov
Tabel 12. Nilai empirik dan nilai hipotetik persepsi terhadap profesionalisme guru
+3

Referensi

Dokumen terkait

Danim, S. lnovasi pendidikan: Da/am Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung: Pustak:a Setia. Landasan, Program dan Pengembangan Kurikulum Madrasah

Tujuan utama penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap profesionalisme mengajar dengan kinerja guru.Hipotesis yang diajukan adalah ada

SETYA NUGROHO, Peran Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi terhadap Profesionalisme Guru SD Negeri se-Kecamatan Warungasem

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Profesionalisme Guru ( Studi Persepsi dan Implementasi pada Guru SMA Negeri I Jatisrono Kabupaten Wonogiri) dapat ditarik

prestasi belajar IPS ekonomi siswa ditentukan oleh tinggi rendahnya persepsi siswa tentang profesionalisme guru dan kemampuan komunikasi antara guru dengan siswa. Penelitian

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016. Kata Kunci: Persepsi Siswa, Profesionalisme, Guru PAI. Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam dunia pendidikan tentang pengaruh profesionalisme guru dan persepsi guru tentang kepemimpinan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) hubungan antara persepsi siswa terhadap profesionalisme guru Ekonomi dan motivasi belajar Ekonomi; 2) hubungan antara