• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Waist-Hip Ratio dengan Derajat Nyeri Penyakit Osteoartritis Lutut pada Pasien di RSUP.H.Adam Malik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Antara Waist-Hip Ratio dengan Derajat Nyeri Penyakit Osteoartritis Lutut pada Pasien di RSUP.H.Adam Malik"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA WAIST-HIP RATIO DENGAN

DERAJAT NYERI PENYAKIT OSTEOARTRITIS LUTUT

PADA PASIEN DI RSUP.H.ADAM MALIK

Oleh :

ZANURUL RIFHAN

070100024

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

HUBUNGAN ANTARA WAIST-HIP RATIO DENGAN

DERAJAT NYERI PENYAKIT OSTEOARTRITIS LUTUT

PADA PASIEN DI RSUP.H.ADAM MALIK

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

ZANURUL RIFHAN

070100024

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Hubungan Antara Waist-Hip Ratio dengan Derajat Nyeri

Penyakit Osteoartritis Lutut pada Pasien di RSUP.H.Adam Malik

NAMA : ZANURUL RIFHAN

NIM : 070100024

Pembimbing Penguji I

(dr. Dede Moeswir, SpPD) (Dr. Mahyono, SpB)

NIP. 19630127 198911 1 001 NIP. 140 161 421

Penguji II

(dr. Lambok Siahaan, MKT) NIP. 19711005 200112 1 001

Medan, 15 Desember 2010 Dekan

Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara

(4)

ABSTRAK

Osteoartritis (OA) merupakan penyakit persendian yang kasusnya paling umum dijumpai. Berdasarkan penelitian WHO tahun 2004, diketahui bahwa OA diderita oleh 151 juta jiwa di seluruh dunia dan mencapai 24 juta jiwa di kawasan Asia Tenggara. Jumlah ini cenderung meningkatkan setiap tahunnya. Obesitas kerap dikaitkan sebagai faktor risiko OA lutut dan sebagai salah satu penyebab dari meningkatnya intensitas rasa nyeri yang dirasakan pasien tersebut. Hal ini diikuti dengan fakta bahwa pasien OA dengan obesitas merasakan nyeri yang lebih dibandingkan dengan pasien yang tidak obesitas. Untuk itu, perlu diadakan penelitian tentang hubungan antara status obesitas dengan peningkatan rasa nyeri pada pasien OA lutut.

Penelitian ini bersifat analitik dengan rancangan penelitian cross

sectional. Populasi penelitian adalah pasien penderita osteoartritis lutut di

RSUP.H.Adam Malik Medan. Pengambilan data dilakukan dengan dua cara, pertama adalah dengan menggunakan kuesioner WOMAC untuk mengukur derajat nyeri dan kedua adalah dengan mengukur lingkar pinggang serta pinggul subjek untuk mendapatkan waist-hip ratio subjek. Waist-hip ratio yang didapat akan dikategorikan menjadi obese atau tidak obese. Uji statistik yang digunakan adalah Chi Square dengan taraf signifikansi 90%. Analisa data menggunakan program komputer PASW Statistic 18th version.

Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan teknik simple random

sampling dan didapatkan sebanyak 46 orang yang memenuhi kriteria inklusi.

Berdasarkan hasil uji Chi Square diperoleh adanya hubungan yang signifikan secara statistik antara kategori waist-hip ratio dengan derajat nyeri subjek dimana nilai p yang didapatkan lebih kecil dari 0,1 yaitu 0,089.

Penanganan status obesitas pasien dan rasa nyeri yang dirasakan pasien sangatlah diperlukan agar kualitas hidup pasien dapat meningkat. Peningkatan pelayanan melalui konseling, informasi dan edukasi dapat menjadi pilihan terapi selain dengan terapi farmakologis.

(5)

ABSTRACT

Osteoarthritis (OA) is the most common joint disease. Based on the WHO study in 2004, OA affects 151 million people around the world and affects 24 million people in ASEAN. The number tends to increase every year. Obesity is often associated as a risk factor for knee OA and causing of the increase of pain that the patient felt on its knee. This was followed by the fact that patients with osteoarthritis and obesity feel more pain compared with patients who arent obese. Due to that matter, there should be research on the relationship between knee OA patients’ obesity status and the increased pain the patients felt on its knee.

The method of research is analytical with cross sectional research design. The study population were patients with knee OA in RSUP.H.Adam Malik Medan. Data collection was done in two ways, first by using the WOMAC questionnaire to measure the degree of pain and second is to measure the circumference of the waist and hips of the subject to get the waist-hip ratio. The obtained waist-hip ratio’ll be divided into two category, obese or not obese. The statistical test used was chi square with 90% level of significance. The data are then analysed using the program PASW Statistics 18th version.

The samples were carefully selected using simple random sampling technique and 46 people is needed. Based on the Chi Square test results, we received a statistically significant relationship between the subject’s categories of waist-hip ratio and subject’s degree of pain in which the p-value obtained is smaller than 0.1 (0.089).

Handling the patient obesity state and the pain that the patients felt is needed in order to increase the patients’ life quality. Improving services through counseling, information, and education can be use as a choice of therapy in addition to pharmacological therapy.

(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt karena berkat rahmat dan hidayah-Nyalah penulis mampu menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah ini dengan baik .

Karya tulis ilmiah ini disusun sebagai persyaratan untuk kelulusan kesarjanaan kedokteran. Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan, mohon kiranya untuk memberi masukan yang konstruktif untuk perbaikan di masa mendatang.

Banyak pihak yang telah membantu sehingga karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan. Ucapan terima kasih kepada yang sangat kepada:

1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH.

2. Dosen Pembimbing, dr. Dede Moeswir, SpPD yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

3. Dosen Pembimbing Akademik, Prof. Dr. Adril Arsyad Hakim, SpBS yang telah membimbing selama menempuh pendidikan.

4. Dosen Penguji, dr. Mahyono, SpB. dan dr. Lambok Siahaan, MKT, atas kritik dan sarannya yang membangun dan membimbing sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan dengan baik

5. Seluruh Subjek yang telah bersedia mengisi kuesioner sehingga data dapat diperoleh dan diolah menjadi karya tulis ilmiah ini.

6. Yang tercinta Prof. Dr. Harry Agusnar, MSc dan Ibunda drg. Sufania yang selalu menjadi alasan untuk menggapai cita. Terima kasih yang sedalam-dalamnya untuk setiap cinta kasih yang mengalun indah dan dukungan di setiap langkah yang telah dipilih. Bapak yang telah mengajarkan arti tanggung jawab dan Ibu yang mengajarkan tentang kasih sayang serta ketegaran.

(7)

8. Keluarga besarku, mulai dari kakek, nenek, paman, tante dan sepupu-sepupuku, atas semua dukungan moral dan materi yang tak terkira.

9. Kepada semua teman-temanku, Yusuf, Bobby, Mahdi, Amir, Reza, Zainul, Andika, Vani, Tissan dan Husnul yang telah membantuku dan mengingatkan dalam menyiapkan karya tulis ilmiah ini serta memberikan semangat untuk terus berjuang.

10.Semua pihak yang telah membantu baik secara moril maupun materil dalam proses penelitian dan penyusunan karya tulis ini.

Demikianlah kata pengantar ini penulis sampaikan. Tidak akan pernah ada ilmu pengetahuan baru yang diperoleh jika kita berhenti bertanya dan mencari jawabnya. Semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat untuk bidang kedokteran dan kesehatan masyarakat.

Medan, 22 November 2010 Hormat saya,

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan ... i

Abstrak ... ii

Abstract ... iii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel ... ix

Daftar Gambar ... x

Daftar Lampiran ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Tujuan Penelitian ... 2

1.3.1. Tujuan Umum ... 2

1.3.2. Tujuan Khusus ... 2

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Pengertian Osteoartritis... 4

2.2. Patogenesis Osteoartritis ... 4

2.3. Diagnosis Osteoartritis ... 7

2.3.1. Tanda dan Gejala Klinis ... 7

2.3.2. Pemeriksaan Diagnostik ... 9

2.3.3. Pemeriksaan Laboratorium ... 9

2.4. Penatalaksanaan Osteoartritis ... 9

2.4.1. Terapi non-farmakologis ... 10

2.4.2. Terapi farmakologis ... 10

(9)

2.5. Berat badan dan Osteoartritis ... 11

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. . 14

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 14

3.2. Definisi Operasional ... 14

3.3. Hipotesis ... 15

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 16

4.1. Jenis Penelitian ... 16

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 16

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian... 16

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 17

4.5. Metode Analisis Data ... 18

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 19

5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 19

5.2. Hasil Penelitian ... 19

5.2.1. Hasil Analisis Deskriptif ... 19

5.2.1.1.Deskripsi Karakteristik Subjek ... 19

5.2.1.2.Derajat Nyeri Subjek ... 21

5.2.1.3.Waist-Hip Ratio Subjek... 22

5.2.2. Analisis Statistik ... 24

5.2.2.1.Hubungan Derajat Nyeri dengan Kategori Waist hip ratio Subjek ... 24

5.3. Pembahasan ... 25

5.3.1. Karakteristik Subjek ... 25

5.3.2. Derajat Nyeri Subjek ... 26

5.3.3. Waist hip ratio subjek ... 27

(10)

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 28

6.1. Kesimpulan... 28

6.2. Saran ... 28

DAFTAR PUSTAKA ... 29

(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1. Klasifikasi Internasional untuk BMI orang dewasa 12 Tabel 2.2. Klasifikasi Waist-hip ratio orang dewasa dengan

modifikasi seperlunya 13

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Subjek 20 Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Derajat Nyeri Subjek 22 Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Jawaban dari Pertanyaan di

kuesioner yang diisi oleh subjek 23

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Waist-hip Ratio Subjek 24 Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Kategori Obese Subjek 24 Tabel 5.6. Tabulasi Silang Kategori Waist-hip ratio dan Derajat

(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1. Rumus Indeks Massa Tubuh 12

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Lembar Penjelasan Kepada Peserta Penelitian Lampiran 3 Lembar Persetujuan Peserta Penelitian

Lampiran 4 Kuesioner

(14)

ABSTRAK

Osteoartritis (OA) merupakan penyakit persendian yang kasusnya paling umum dijumpai. Berdasarkan penelitian WHO tahun 2004, diketahui bahwa OA diderita oleh 151 juta jiwa di seluruh dunia dan mencapai 24 juta jiwa di kawasan Asia Tenggara. Jumlah ini cenderung meningkatkan setiap tahunnya. Obesitas kerap dikaitkan sebagai faktor risiko OA lutut dan sebagai salah satu penyebab dari meningkatnya intensitas rasa nyeri yang dirasakan pasien tersebut. Hal ini diikuti dengan fakta bahwa pasien OA dengan obesitas merasakan nyeri yang lebih dibandingkan dengan pasien yang tidak obesitas. Untuk itu, perlu diadakan penelitian tentang hubungan antara status obesitas dengan peningkatan rasa nyeri pada pasien OA lutut.

Penelitian ini bersifat analitik dengan rancangan penelitian cross

sectional. Populasi penelitian adalah pasien penderita osteoartritis lutut di

RSUP.H.Adam Malik Medan. Pengambilan data dilakukan dengan dua cara, pertama adalah dengan menggunakan kuesioner WOMAC untuk mengukur derajat nyeri dan kedua adalah dengan mengukur lingkar pinggang serta pinggul subjek untuk mendapatkan waist-hip ratio subjek. Waist-hip ratio yang didapat akan dikategorikan menjadi obese atau tidak obese. Uji statistik yang digunakan adalah Chi Square dengan taraf signifikansi 90%. Analisa data menggunakan program komputer PASW Statistic 18th version.

Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan teknik simple random

sampling dan didapatkan sebanyak 46 orang yang memenuhi kriteria inklusi.

Berdasarkan hasil uji Chi Square diperoleh adanya hubungan yang signifikan secara statistik antara kategori waist-hip ratio dengan derajat nyeri subjek dimana nilai p yang didapatkan lebih kecil dari 0,1 yaitu 0,089.

Penanganan status obesitas pasien dan rasa nyeri yang dirasakan pasien sangatlah diperlukan agar kualitas hidup pasien dapat meningkat. Peningkatan pelayanan melalui konseling, informasi dan edukasi dapat menjadi pilihan terapi selain dengan terapi farmakologis.

(15)

ABSTRACT

Osteoarthritis (OA) is the most common joint disease. Based on the WHO study in 2004, OA affects 151 million people around the world and affects 24 million people in ASEAN. The number tends to increase every year. Obesity is often associated as a risk factor for knee OA and causing of the increase of pain that the patient felt on its knee. This was followed by the fact that patients with osteoarthritis and obesity feel more pain compared with patients who arent obese. Due to that matter, there should be research on the relationship between knee OA patients’ obesity status and the increased pain the patients felt on its knee.

The method of research is analytical with cross sectional research design. The study population were patients with knee OA in RSUP.H.Adam Malik Medan. Data collection was done in two ways, first by using the WOMAC questionnaire to measure the degree of pain and second is to measure the circumference of the waist and hips of the subject to get the waist-hip ratio. The obtained waist-hip ratio’ll be divided into two category, obese or not obese. The statistical test used was chi square with 90% level of significance. The data are then analysed using the program PASW Statistics 18th version.

The samples were carefully selected using simple random sampling technique and 46 people is needed. Based on the Chi Square test results, we received a statistically significant relationship between the subject’s categories of waist-hip ratio and subject’s degree of pain in which the p-value obtained is smaller than 0.1 (0.089).

Handling the patient obesity state and the pain that the patients felt is needed in order to increase the patients’ life quality. Improving services through counseling, information, and education can be use as a choice of therapy in addition to pharmacological therapy.

(16)

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Osteoartritis (OA) merupakan penyakit persendian yang kasusnya paling umum dijumpai secara global. Diketahui bahwa OA diderita oleh 151 juta jiwa di seluruh dunia dan mencapai 24 juta jiwa di kawasan Asia Tenggara (WHO, 2004).

Prevalensi OA juga terus meningkat secara dramatis mengikuti pertambahan usia penderita. Berdasarkan temuan radiologis, didapati bahwa 70% dari pasien yang berumur lebih dari 65 tahun menderita OA (Brooks, 1998). Prevalensi OA lutut pada pasien wanita berumur 75 tahun ke atas dapat mencapai 35% dari jumlah kasus yang ada. Diperkirakan juga bahwa satu sampai dua juta lanjut usia di Indonesia menjadi cacat karena OA (Soeroso, 2006).

Berat badan sering dikaitkan sebagai faktor yang memperparah OA pasien. Pada sendi lutut, dampak buruk dari berat badan berlebih dapat mencapai empat hingga lima kali lebih besar sehingga mempercepat kerusakan struktur tulang rawan sendi. Hasil penelitian Davis et al (1990) menunjukkan bahwa obesitas (obese) memberikan nilai odds ratio sebanyak 8.0 terhadap risiko OA lutut.

Studi lain dari peneliti kesehatan masyarakat University College London menyimpulkan bahwa obesitas meningkatkan risiko terjadinya OA lutut hingga empat kali banyaknya pada pria dan tujuh kali pada wanita. Kemungkinan terjadinya OA pada salah satu lutut pasien obese malah mencapai 5 kali lipat dibandingkan dengan pasien yang Non Obese. Fakta tersebut menyimpulkan bahwa obesitas merupakan suatu faktor risiko terjadinya OA, terutama pada sendi lutut (Arthritis Research Campaign, 2007).

(17)

dewasa dengan umur 45 tahun ke atas, 19% dari mereka mengeluhkan nyeri yang terpusat di sendi lutut (Urwin, 1998). Dapat disimpulkan bahwa meningkatnya rasa nyeri yang dirasakan oleh pasien OA selain dipengaruhi oleh tingkat keparahan penyakit dan umur, status obese yang diderita pasien turut mempengaruhi.

Salah satu metode untuk dapat menilai apakah seseorang itu obesitas atau tidak adalah dengan menggunakan skala dari pengukuran waist-hip ratio. Waist-hip ratio memiliki tiga kriteria obese (Non Obese, obese, obese sentral) sehingga menjadikannya definitif untuk menilai derajat obesitas seseorang (Mollarius, 1999). Kurangnya penelititan yang menghubungkan antara kategori obese berdasarkan waist-hip ratio dengan derajat nyeri OA lutut menjadikan dasar bagi peneliti untuk melakukan penelitian mengenai Hubungan antara Waist-Hip Ratio dengan Derajat Nyeri penyakit Osteoartritis lutut pada pasien penyakit Osteoartritis di RSUP.H.Adam Malik.

1.2. Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara besar waist-hip ratio sebagai indeks ukur obesitas dengan derajat nyeri yang dirasakan pasien.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara nilai Waist hip-ratio dengan derajat rasa nyeri yang pada penderita OA lutut.

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

(18)

3. Untuk mengetahui karakteristik rasa nyeri yang dirasakan pada pasien OA lutut dengan status berat badan (obese dan Non Obese) yang berbeda-beda.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada :

1. Bagi instansi terkait, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dalam penanganan dan penanggulangan pada kasus OA lutut, terutama dalam penanganan rasa nyeri.

2. Bagi masyarakat, agar dapat mengetahui dan mengenal tentang obesitas serta hubungannya dengan OA lutut lebih dalam.

3. Bagi peneliti, sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan tentang metode penelitian dan penyakit osteoartritis.

(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Osteoartritis

Osteoartitis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif, dimana keseluruhan struktur dari sendi mengalami perubahan patologis. Ditandai dengan kerusakan tulang rawan (kartilago) hyalin sendi, meningkatnya ketebalan serta sklerosis dari lempeng tulang, pertumbuhan osteofit pada tepian sendi, meregangnya kapsula sendi, timbulnya peradangan, dan melemahnya otot–otot yang menghubungkan sendi. (Felson, 2008)

2.2. Epidemiologi Osteoartritis

Osteoartritis merupakan penyakit sendi pada orang dewasa yang paling umum di dunia. Felson (2008) melaporkan bahwa satu dari tiga orang dewasa memiliki tanda-tanda radiologis terhadap OA. OA pada lutut merupakan tipe OA yang paling umum dijumpai pada orang dewasa. Penelitian epidemiologi dari Joern et al (2010) menemukan bahwa orang dewasa dengan kelompok umur 60-64 tahun sebanyak 22% . Pada pria dengan kelompok umur yang sama, dijumpai 23% menderita OA. pada lutut kanan, sementara 16,3% sisanya didapati menderita OA pada lutut kiri. Berbeda halnya pada wanita yang terdistribusi merata, dengan insiden OA pada lutut kanan sebanyak 24,2% dan pada lutut kiri sebanyak 24,7.

2.3. Patogenesis Osteoartritis

(20)

immobilisasi yang terlalu lama. Kasus OA primer lebih sering dijumpai pada praktik sehari-hari dibandingkan dengan OA sekunder ( Soeroso, 2006 ).

Selama ini OA sering dipandang sebagai akibat dari proses penuaan dan tidak dapat dihindari. Namun telah diketahui bahwa OA merupakan gangguan keseimbangan dari metabolisme kartilago dengan kerusakan struktur yang penyebabnya masih belum jelas diketahui ( Soeroso, 2006 ). Kerusakan tersebut diawali oleh kegagalan mekanisme perlindungan sendi serta diikuti oleh beberapa mekanisme lain sehingga pada akhirnya menimbulkan cedera ( Felson, 2008 ).

Mekanisme pertahanan sendi diperankan oleh pelindung sendi yaitu : Kapsula dan ligamen sendi, otot-otot, saraf sensori aferen dan tulang di dasarnya . Kapsula dan ligamen-ligamen sendi memberikan batasan pada rentang gerak (Range of motion) sendi (Felson, 2008).

Cairan sendi (sinovial) mengurangi gesekan antar kartilago pada permukaan sendi sehingga mencegah terjadinya keletihan kartilago akibat gesekan. Protein yang disebut dengan lubricin merupakan protein pada cairan sendi yang berfungsi sebagai pelumas. Protein ini akan berhenti disekresikan apabila terjadi cedera dan peradangan pada sendi (Felson, 2008).

Ligamen, bersama dengan kulit dan tendon, mengandung suatu mekanoreseptor yang tersebar di sepanjang rentang gerak sendi. Umpan balik yang dikirimkannya memungkinkan otot dan tendon mampu untuk memberikan tegangan yang cukup pada titik-titik tertentu ketika sendi bergerak (Felson, 2008).

Otot-otot dan tendon yang menghubungkan sendi adalah inti dari pelindung sendi. Kontraksi otot yang terjadi ketika pergerakan sendi memberikan tenaga dan akselerasi yang cukup pada anggota gerak untuk menyelesaikan tugasnya. Kontraksi otot tersebut turut meringankan stres yang terjadi pada sendi dengan cara melakukan deselerasi sebelum terjadi tumbukan (impact). Tumbukan yang diterima akan didistribusikan ke seluruh permukaan sendi sehingga meringankan dampak yang diterima. Tulang di balik kartilago memiliki fungsi untuk menyerap goncangan yang diterima (Felson, 2008).

(21)

bergerak. Kekakuan kartilago yang dapat dimampatkan berfungsi sebagai penyerap tumbukan yang diterima sendi. Perubahan pada sendi sebelum timbulnya OA dapat terlihat pada kartilago sehingga penting untuk mengetahui lebih lanjut tentang kartilago (Felson, 2008).

Terdapat dua jenis makromolekul utama pada kartilago, yaitu Kolagen tipe dua dan Aggrekan. Kolagen tipe dua terjalin dengan ketat, membatasi molekul – molekul aggrekan di antara jalinan-jalinan kolagen. Aggrekan adalah molekul proteoglikan yang berikatan dengan asam hialuronat dan memberikan kepadatan pada kartilago (Felson, 2008).

Kondrosit, sel yang terdapat di jaringan avaskular, mensintesis seluruha elemen yang terdapat pada matriks kartilago. Kondrosit menghasilkan enzim pemecah matriks, sitokin { Interleukin-1 (IL-1), Tumor Necrosis Factor (TNF)}, dan faktor pertumbuhan. Umpan balik yang diberikan enzim tersebut akan merangsang kondrosit untuk melakukan sintesis dan membentuk molekul-molekul matriks yang baru. Pembentukan dan pemecahan ini dijaga keseimbangannya oleh sitokin faktor pertumbuhan, dan faktor lingkungan (Felson, 2008).

Kondrosit mensintesis metaloproteinase matriks (MPM) untuk memecah kolagen tipe dua dan aggrekan. MPM memiliki tempat kerja di matriks yang dikelilingi oleh kondrosit. Namun, pada fase awal OA, aktivitas serta efek dari MPM menyebar hingga ke bagian permukaan (superficial) dari kartilago (Felson, 2008).

Stimulasi dari sitokin terhadap cedera matriks adalah menstimulasi pergantian matriks, namun stimulaso IL-1 yang berlebih malah memicu proses degradasi matriks. TNF menginduksi kondrosit untuk mensintesis prostaglandin (PG), oksida nitrit (NO), dan protein lainnya yang memiliki efek terhadap sintesis dan degradasi matriks. TNF yang berlebihan mempercepat proses pembentukan tersebut. NO yang dihasilkan akan menghambat sintesis aggrekan dan meningkatkan proses pemecahan protein pada jaringan. Hal ini berlangsung pada proses awal timbulnya OA (Felson, 2008).

(22)

Namun, pada fase awal perkembangan OA kartilago sendi memiliki metabolisme yang sangat aktif (Felson, 2008).

Pada proses timbulnya OA, kondrosit yang terstimulasi akan melepaskan aggrekan dan kolagen tipe dua yang tidak adekuat ke kartilago dan cairan sendi. Aggrekan pada kartilago akan sering habis serta jalinan-jalinan kolagen akan mudah mengendur (Felson, 2008).

Kegagalan dari mekanisme pertahanan oleh komponen pertahanan sendi akan meningkatkan kemungkinan timbulnya OA pada sendi (Felson, 2008).

2.4. Diagnosis Osteoartirits

Diagnosis OA didasarkan pada gambaran klinis yang dijumpai dan hasil radiografis ( Soeroso, 2006 ).

2.3.1. Tanda dan Gejala Klinis

Pada umumnya, pasien OA mengatakan bahwa keluhan-keluhan yang dirasakannya telah berlangsung lama, tetapi berkembang secara perlahan Berikut adalah keluhan yang dapat dijumpai pada pasien OA :

a. Nyeri sendi

Keluhan ini merupakan keluhan utama pasien. Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan dan tertentu terkadang dapat menimbulkan rasa nyeri yang melebihi gerakan lain. Perubahan ini dapat ditemukan meski OA masih tergolong dini ( secara radiologis ). Umumnya bertambah berat dengan semakin beratnya penyakit sampai sendi hanya bias digoyangkan dan menjadi kontraktur, Hambatan gerak dapat konsentris ( seluruh arah gerakan ) maupun eksentris ( salah satu arah gerakan saja ) ( Soeroso, 2006 )..

(23)

Pada penelitian dengan menggunakan MRI, didapat bahwa sumber dari nyeri yang timbul diduga berasal dari peradangan sendi ( sinovitis ), efusi sendi, dan edema sumsum tulang ( Felson, 2008).

Osteofit merupakan salah satu penyebab timbulnya nyeri. Ketika osteofit tumbuh, inervasi neurovaskular menembusi bagian dasar tulang hingga ke kartilago dan menuju ke osteofit yang sedang berkembang Hal ini menimbulkan nyeri (Felson, 2008).

Nyeri dapat timbul dari bagian di luar sendi, termasuk bursae di dekat sendi. Sumber nyeri yang umum di lutut adalah aakibat dari anserine bursitis dan sindrom iliotibial band (Felson, 2008).

b. Hambatan gerakan sendi

Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat secara perlahan sejalan dengan pertambahan rasa nyeri ( Soeroso, 2006 ).

c. Kaku pagi

Rasa kaku pada sendi dapat timbul setelah pasien berdiam diri atau tidak melakukan banyak gerakan, seperti duduk di kursi atau mobil dalam waktu yang cukup lama, bahkan setelah bangun tidur di pagi hari( Soeroso, 2006 ).

d. Krepitasi

Krepitasi atau rasa gemeratak yang timbul pada sendi yang sakit. Gejala ini umum dijumpai pada pasien OA lutut. Pada awalnya hanya berupa perasaan akan adanya sesuatu yang patah atau remuk oleh pasien atau dokter yang memeriksa. Seiring dengan perkembangan penyakit, krepitasi dapat terdengar hingga jarak tertentu ( Soeroso, 2006 )..

e. Pembesaran sendi ( deformitas )

(24)

f. Pembengkakan sendi yang asimetris

Pembengkakan sendi dapat timbul dikarenakan terjadi efusi pada sendi yang biasanya tidak banyak ( < 100 cc ) atau karena adanya osteofit, sehingga bentuk permukaan sendi berubah ( Soeroso, 2006 ).

g. Tanda – tanda peradangan

Tanda – tanda adanya peradangan pada sendi ( nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang merata, dan warna kemerahan ) dapat dijumpai pada OA karena adanya synovitis. Biasanya tanda – tanda ini tidak menonjol dan timbul pada perkembangan penyakit yang lebih jauh. Gejala ini sering dijumpai pada OA lutut ( Soeroso, 2006 ).

h. Perubahan gaya berjalan

Gejala ini merupakan gejala yang menyusahkan pasien dan merupakan ancaman yang besar untuk kemandirian pasien OA, terlebih pada pasien lanjut usia. Keadaan ini selalu berhubungan dengan nyeri karena menjadi tumpuan berat badan terutama pada OA lutut ( Soeroso, 2006 ).

2.3.2. Pemeriksaan Diagnostik

Pada penderita OA, dilakukannya pemeriksaan radiografi pada sendi yang terkena sudah cukup untuk memberikan suatu gambaran diagnostik ( Soeroso, 2006 ). Gambaran Radiografi sendi yang menyokong diagnosis OA adalah :

a. Penyempitan celah sendi yang seringkali asimetris ( lebih berat pada bagian yang menanggung beban seperti lutut ).

b. Peningkatan densitas tulang subkondral ( sklerosis ). c. Kista pada tulang

d. Osteofit pada pinggir sendi e. Perubahan struktur anatomi sendi.

(25)

tingkat berat. Perlu diingat bahwa pada awal penyakit, gambaran radiografis sendi masih terlihat normal ( Felson, 2006 ).

2.3.3. Pemeriksaan Laboratorium

Hasil pemeriksaan laboratorium pada OA biasanya tidak banyak berguna. Pemeriksaan darah tepi masih dalam batas – batas normal. Pemeriksaan imunologi masih dalam batas – batas normal. Pada OA yang disertai peradangan sendi dapat dijumpai peningkatan ringan sel peradangan ( < 8000 / m ) dan peningkatan nilai protein ( Soeroso, 2006 ).

2.5. Penatalaksanaan Osteoartritis

Pengeloaan OA berdasarkan atas sendi yang terkena dan berat ringannya OA yang diderita ( Soeroso, 2006 ). Penatalaksanaan OA terbagi atas 3 hal, yaitu :

2.4.1.Terapi non-farmakologis a. Edukasi

Edukasi atau penjelasan kepada pasien perlu dilakukan agar pasien dapat mengetahui serta memahami tentang penyakit yang dideritanya, bagaimana agar penyakitnya tidak bertambah semakin parah, dan agar persendiaanya tetap terpakai ( Soeroso, 2006 ).

b. Terapi fisik atau rehabilitasi

Pasien dapat mengalami kesulitan berjalan akibat rasa sakit. Terapi ini dilakukan untuk melatih pasien agar persendianya tetap dapat dipakai dan melatih pasien untuk melindungi sendi yang sakit. ( Soeroso, 2006 ).

c. Penurunan berat badan

(26)

2.4.2.Terapi farmakologis

Penanganan terapi farmakologi melingkupi penurunan rasa nyeri yang timbul, mengoreksi gangguan yang timbul dan mengidentifikasi manifestasi-manifestasi klinis dari ketidakstabilan sendi ( Felson, 2006 ).

a. Obat Antiinflamasi Nonsteroid ( AINS ), Inhibitor Siklooksigenase-2 (COX-2), dan Asetaminofen

Untuk mengobati rasa nyeri yang timbul pada OA lutut, penggunaan obat AINS dan Inhibitor COX-2 dinilai lebih efektif daripada penggunaan asetaminofen. Namun karena risiko toksisitas obat AINS lebih tinggi daripada asetaminofen, asetaminofen tetap menjadi obat pilihan pertama dalam penanganan rasa nyeri pada OA. Cara lain untuk mengurangi dampak toksisitas dari obat AINS adalah dengan cara mengombinasikannnya dengan menggunakan inhibitor COX-2 ( Felson, 2006 ).

b. Chondroprotective Agent

Chondroprotective Agent adalah obat – obatan yang dapat menjaga atau

merangsang perbaikan dari kartilago pada pasien OA. Obat – obatan yang termasuk dalam kelompok obat ini adalah : tetrasiklin, asam hialuronat, kondroitin sulfat, glikosaminoglikan, vitamin C, dan sebagainya ( Felson, 2006 ).

2.4.3.Terapi pembedahan

Terapi ini diberikan apabila terapi farmakologis tidak berhasil untuk mengurangi rasa sakit dan juga untuk melakukan koreksi apabila terjadi deformitas sendi yang mengganggu aktivitas sehari – hari.

2.6. Berat badan dan Osteoartritis

(27)

(Soeroso, 2006). Menurut penelitian dari Grotle (2008), selain umur, berat badan yang berlebih terutama obesitas turut berperan dalam patogenesis dan patofisiologi dari OA, lutut terutama dalam perkembangan penyakit ke derajat yang lebih tinggi. Peran faktor metabolik dan hormonal pada kaitannya antara OA dan obesitas juga disokong dengan adanya kaitan antara OA dengan penyakit jantung koroner, diabetes mellitus dan hipertensi ( Soeroso, 2006 ).

Untuk mendeteksi kelebihan berat badan yang diderita seseorang, ada dua cara sederhana yang dapat dilakukan yaitu dengan cara mengukur Indeks Massa Tubuh ( BMI ) (WHO, 2005) dan mengukur Waist-hip ratio (Vasquez, 2007). BMI dapat diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

BMI =

Setelah nilai didapat, maka bandingkan nilai tersebut dengan tabel klasifikasi BMI di berikut ini :

Klasifikasi BMI (kg/m2)

Underweight <18,50

Sangat Kurus <16,00

Kurus 16,00-16,99

Kurus Ringan 17,00-18,49

Normal 18,50-24,99

Overweight >25,00

Pre-Obese 25,00-29,99

Obese >30,00

Obese kelas I 30,00-34,99

Obese kelas II 35,00-39,99

Obese Kelas III >40,00

Berat badan dalam kilogram ( Kg ) ( Tinggi dalam meter (m ) )2

Gambar 2.1. Rumus Indeks Massa Tubuh

(28)

Untuk menilai Waist-hip ratio, terlebih dahulu ukurlah lingkar pinggang pada titik tersempit, lalu ukurlah lingkar panggul secara pada titik terlebarnya. Selanjutnya hasil ukur yang didapat dimasukkan ke dalam rumus berikut ini (Frank, 2005) :

Waist-hip Ratio =

Hasil yang didapat lalu dibandingkan dengan nilai yang terdapat pada tabel berikut ini :

Waist-hip Ratio

Nilai Klasifikasi

0.74 atau lebih rendah Non Obese 0.75 hingga 0.85 Obese

0.85+ Obese sentral

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita dan orang gemuk cenderung lebih sering mengeluh tentang besarnya rasa nyeri yang dialami pada lutut mereka dibandingkan dengan orang lain yang kurang gemuk (Soeroso, 2006). Berdasarkan penelitian lain yang dilakukanThumboo (2002) didapati bahwa pasien OA lutut dengan obesitas mengalami peningkatan rasa nyeri yang pada daerah persendian lutut dibandingkan dengan pasien yang kurang obesitas. Berdasarkan dua hal tersebut dapat dikatakan bahwa obesitas merupakan salah satu faktor yang meningkatkan intensitas rasa nyeri yang dirasakan pada lutut pasien OA.

Lingkar pinggang tersempit (cm) Lingkar panggul terlebar (cm) Gambar 2.2. Rumus Waist-hip Ratio

(29)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Penelitian ini memberikan gambaran mengenai hubungan antara waist-hip ratio dengan derajat nyeri yang dirasakan pasien osteoartritis ( OA ) lutut.

3.2. Definisi Operasional

Waist-hip ratio adalah nilai yang didapat melalui perbandingan antara ukuran lingkar pinggar yang tersempit dengan ukuran lingkar panggul yang terlebar. Kedua nilai didapatkan dengan cara pengukuran langsung pada sampel. Pengukuran dilakukan dengan bantuan alat, yaitu meteran. Kedua nilai tersebut selanjutnya akan dihitung dengan menggunakan rumus berikut :

Waist-hip Ratio =

Hasil yang didapat selanjutnya akan dicocokkan dengan kategori pada tabel klasifikasi waist-hip ratio yang telah dimodifikasi (Frank, 2005) di bawah ini sehingga didapatkan suatu skala ordinal:

Waist - Hip Ratio

Nilai Klasifikasi

0.74 atau lebih rendah Non Obese

0.75 ke atas Obese

Waist-hip Ratio Derajat Nyeri pasien Osteoartritis

(30)

Derajat nyeri pasien OA merupakan besar-kecilnya nyeri yang dirasakan oleh pasien OA pada dua hari terakhir. Derajat nyeri tersebut diukur dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner yang digunakan merupakan modifikasi dari kuesioner WOMAC (Western Ontario and McMaster Universities) (Bellamy, 2004). Berdasarkan hasil penelitian lain dari Bellamy et al (1995) didapatkan bahwa kuesioner WOMAC dinilai lebih efisien dan menguntungkan secara konsep serta statistik dalam menilai derajat nyeri pada pasien OA lutut dan pinggang

Kuesioner tersebut telah diuji validitas serta reliabilitasnya melalui penelitian oleh Paula et al (2010) dan didapatkan nilai alpha cronbach sebesar 0,82. Berdasarkan hal tersebut, peneliti menilai bahwa kuesioner tidak perlu dilakukan uji validitas karena telah valid dan reliabel (nilai alpha cronbach telah melebihi 0,444).

Pertanyaan yang terdapat pada kuesioner memiliki tiga pilihan jawaban, yaitu :

a. Ringan, diberikan nilai 1. b. Sedang, diberikan nilai 2. c. Berat, diberikan nilai 3

Variabel merupakan variabel ordinal dan dikategorikan menjadi dua, yaitu : a. Nyeri berskala ringan apabila diperoleh nilai antara 15-30

b. Nyeri berskala berat apabila diperoleh nilai antara 31-45

3.3. Hipotesis

(31)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan suatu studi analitik cross sectional ntuk menilai hubungan yang dimiliki antara besar waist-hip ratio dengan derajat nyeri yang dirasakan pasien penderita osteoarthritis ( OA ) lutut.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di area Rumah Sakit Umum Pusat ( RSUP ) H. Adam Malik Medan. Waktu penelitian dan pengumpulan data adalah pada bulan Juni sampai dengan September 2010.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien penderita OA lutut yang berobat di RSUP.H.Adam Malik. Sampel yang diambil adalah populasi yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

Kriteria Inklusi :

a. Umur subjek adalah 40 tahun ke atas.

b. Subjek menderita OA pada sendi lutut, baik salah satu maupun keduanya.

c. Subjek merupakan pasien yang berobat jalan ke RSUP. H. Adam Malik pada rentang waktu bulan Juni hingga Oktober 2010.

d. Subjek mengisi kuesioner secara lengkap dan subjek memberikan izin untuk pengukuran diameter lingkar pinggang terkecil dan lingkar pinggul terbesarnya.

Kriteria Eksklusi :

(32)

Metode sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Selanjutnya, besar sampel ditentukan melalui perhitungan dengan memakai rumus berikut (Sudigdo, 2008) :

Keterangan :

P = Proporsi penyakit atau keadaan yang akan dicari d = Tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki Za = Tingkat kemaknaan

Q = 1 – P

n = Besar sampel yang diperlukan

Dengan demikian, jumlah sampel yang diperlukan adalah 46 orang pasien.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan dua cara. Cara pertama adalah dengan mengukur lingkar pinggang tersempit dan lingkar panggul terlebar pasien untuk dapat menilai waist-hip ratio. Waist-hip ratio yang didapat akan dibandingkan dengan nilai pada tabel sehingga derajat obesitas pasien dapat diukur, apakah pasien tersebut Non Obese atau obese.

Cara kedua adalah dengan menggunakan kuesioner hasil modifikasi dari WOMAC (Bellamy, 2004). Uji validitas tidak dilakukan karena kuesioner tersebut telah diuji validitas serta reliabilitasnya melalui penelitian oleh Paula et al (2010) dan didapatkan nilai alpha cronbach sebesar 0,82. Berdasarkan hal tersebut, peneliti menilai bahwa kuesioner tidak perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas karena telah valid dan reliabel (nilai alpha cronbach melebihi 0,444).

(33)

4.5. Metode Analisis Data

Data yang telah terkumpul pertama kali akan dinilai kelengkapannya seperti identitas dan hasil pengukuran sampel. Data tersebut selanjutnya akan dimasukkan ke dalam program PAWS Statistic versi 18.0 di komputer. Analisis data akan dilakukan dengan menggunakan uji hipotesis tabulasi silang Chi-Square

(34)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian saya dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H. Adam Malik, Medan. Secara rinci, saya melakukan penelitian di Polireumatologi SMF Penyakit Dalam yang terdapat di lantai tiga Rumah Sakit (RS). Poli tersebut buka setiap hari senin, rabu, dan jumat mulai dari pukul 08.00-13.30 WIB. Waktu untuk melakukan penelitian juga saya samakan dengan jadwal buka poli namun karena jadwal perkuliahan, saya hanya ke poli pada hari rabu dan jumat mulai dari pukul 08.30 WIB hingga poli tutup.

RSUP H. Adam Malik sendiri beralamat di Jalan Bunga Lau no. 17, Medan, terletak di kelurahan Kemenangan, kecamatan Medan Tuntungan. Letak RSUP H. Adam Malik berada di daerah pedalaman dan berjarak ± 1 Km dari Jalan Djamin Ginting yang merupakan jalan raya menuju ke arah Brastagi. Letak daerah yang cukup jauh dari pusat kota ini sangat mendukung bagi para pasien karena suasana tenang di daerah tersebut akan semakin mempercepat proses penyembuhan dari pasien. Di sekeliling area RSUP H. Adam Malik terdapat tempat-tempat seperti toko buah, warung ataupun rumah makan, apotik, toko yang menyediakan jasa foto kopi sehingga berguna bagi para pengunjung rumah sakit untuk menjenguk, para pegawai ataupun mahasiswa yang berada di rumah sakit (Pardede, 2010). 5.2. Hasil Penelitian

5.2.1. Hasil Analisis Deskriptif

5.2.1.1. Deskripsi Karakteristik Subjek

(35)
[image:35.595.116.477.259.580.2]

Tabel 5.1. memaparkan distribusi frekuensi dari karakteristik para subjek. Berdasarkan karakteristik kelompok umur, diperoleh persentase tertinggi terdapat pada kelompok umur 59-66 tahun sebesar 50% atau berjumlah 26 orang. Kelompok umur 51-58 tahun merupakan kelompok umur terbanyak kedua dengan jumlah 12 orang atau 26% sementara kelompok umur 67-78 tahun merupakan yang terendah dengan jumlah 11 orang atau 24%.

Tabel 5.1. Ditribusi Frekuensi Karakteristik Subjek

Karakteristik Jumlah (orang) Persentase (%)

Jenis Kelamin

Lelaki 3 6,5

Perempuan 43 93,5

Kelompok Umur

51-58 tahun 12 26

59-66 tahun 23 50

67-78 tahun 11 24

Pekerjaan

Bidan 1 2,2

Guru 2 4,3

Ibu Rumah Tangga 36 78,3

Pegawai Negeri Sipil 6 13

Buruh 1 2,2

Total 46 100

(36)

Distribusi subjek berdasarkan jenis kelamin, yaitu lelaki dan perempuan, terlihat didominasi oleh perempuan. Berdasarkan penelitian, subjek yang berjenis kelamin perempuan mencapai 43 orang atau 93,5% berbeda dengan jenis kelamin lelaki yang lebih sedikit yaitu berjumlah 3 orang atau 6,5%.

5.2.1.2. Derajat Nyeri Subjek

Derajat nyeri subjek diukur dengan menggunakan kuesioner yang berisikan lima belas pertanyaan. Kuesioner tersebut merupakan kuesioner yang berasal dari WOMAC. Selanjutnya, derajat nyeri akan diklasifikasikan menjadi dua kategori yaitu nyeri ringan dan nyeri berat.

[image:36.595.106.384.417.502.2]

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 34 orang subjek (73,9%) merasakan nyeri dengan kategori nyeri berat dan 12 orang subjek (26,1%) merasakan nyeri dengan kategori nyeri ringan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.2.

Tabel 5.2. Ditribusi Frekuensi Derajat Nyeri Subjek

Derajat Nyeri Jumlah (orang) Persentase (%)

Nyeri Ringan 12 26,1

Nyeri Berat 34 73,9

Total 46 100

Distribusi jawaban dari subjek untuk setiap pertanyaan pada kuesioner untuk mengukur derajat nyeri dapat dilihat pada tabel 5.3.

(37)

berjumlah 30 orang (65,2%), dan pada pertanyaan no.15 berjumlah 30 orang (65,2%). Jawaban nyeri berat paling banyak didapati pada pertanyaan no.10.

Pada pertanyaan yang mengacu pada aktivitas mereka ketika sedang beristirahat yaitu pada pertanyaan no.4,5,7, dan 9 sebagian besar subjek menjawab bahwa meraka merasakan nyeri yang ringan. Subjek yang menjawab nyeri ringan pada pertanyaan no.4 berjumlah 24 orang subjek (52,2%), pada pertanyaan no.5 berjumlah 20 orang (43,5%), pada pertanyaan no.7 berjumlah k 21 orang (45,7%), dan pada berjumlah no.9 sebanyak 26 orang (56,5%).

Berbeda pada pertanyaan no. 6 dan 8 yang mengacu pada aktivitas subjek setelah mereka melakukan kegiatan beristirahat, sebagian besar subjek menjawab bahwa mereka merasakan nyeri berat. Sebanyak 22 orang (47,8%) menjawab nyeri berat pada pertanyaan no.6 dan sebanyak 40 orang (87%) menjawab nyeri berat pada pertanyaan no.8.

5.2.1.3. Waist-Hip Ratio Subjek

Waist-hip ratio subjek dinilai melalui pengukuran langsung ke subjek. Bagian yang diukur adalah pinggang dan pinggul dimana pada pinggang diambil diameter yang tersempit sementara pada pinggul diambil diameter terbesar. Setelah dilakukan pengukuran, nilai yang didapat akan dimasukkan ke dalam rumus (Vasquez, 2007).

(38)
[image:38.595.115.546.143.586.2]

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Jawaban dari Pertanyaan di kuesioner yang diisi oleh Subjek

Pertanyaan

Jawaban (Tingkatan Nyeri)

Total

Ringan Sedang Berat

n % n % n % n %

1. Berjalan pada jalanan yang datar 5 10,9 15 32,6 26 56,5 46 100

2. Menaiki tangga 5 10,9 8 17,4 33 71,7 46 100

3. Menuruni tangga 5 10,9 10 21,7 31 67,4 46 100

4. Sedang tidur di kasur, pada

malam hari 24 52,2 8 17,4 14 30,4 46 100

5. Bangun tidur di atas kasur, pada

pagi hari 20 43,5 8 17,4 18 39,1 46 100

6. Turun dari tempat tidur 10 21,7 14 30,4 22 47,8 46 100

7. Duduk di atas kursi 21 45,7 10 21,7 15 32,6 46 100

8. Mencoba berdiri dari tempat

duduk 2 4,3 4 8,7 40 87 46 100

9. Tidur-tiduran di atas lantai 26 56,5 9 19,6 11 23,9 46 100

10. Jongkok 3 6,5 1 2,2 42 91,3 46 100

11. Berdiri tegak 6 13 8 17,4 32 69,6 46 100

12. Turun dari kendaraan (angkutan

umum, mobil, sepeda motor dan

lainnya)

7 15,2 6 13 33 71,7 46 100

13. Sedang berbelanja 7 15,2 11 23,9 28 60,9 46 100

14. Mencoba memakai kaus kaki

dan mengikat/memakai sepatu 7 15,2 9 19,6 30 65,2 46 100

15. Melepaskan sepatu dan kaus

kaki 9 19,6 7 15,2 30 65,2 46 100

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Waist-hip Ratio Subjek Waist-hip Ratio Jumlah (orang) Persentase (%)

0,73-0,84 10 21,7

0,85-0,9 20 43.5

0,91-0,95 16 34,8

(39)
[image:39.595.107.392.283.376.2]

Nilai waist-hip ratio yang didapat selanjutnya akan dikategorikan menjadi dua kategori, yaitu obese dan Non Obese. Berdasarkan kategori tersebut, didapati 1 (2,2%) orang dinyatakan Non Obese karena waist-hip ratio subjek tersebut adalah 0,73. Sisanya yaitu 45 (97,8%) orang dinyatakan obese karena nilai waist-hip ratio para subjek tersebut melebihi 0,75. Dapat disimpulkan bahwa jumlah subjek yang obese lebih dominan dibandingkan dengan subjek yang Non Obese. Hasil dapat dilihat pada tabel 5.5.

Tabel 5.5. Ditribusi Frekuensi Kategori Obese Subjek Kategori obese Jumlah (orang) Persentase (%)

Non Obese 1 2,2

Obese 45 97,8

Total 46 100

5.2.2. Analisis Statistik

5.2.2.1.Hubungan Kategori Waist-Hip Ratio dengan Derajat Nyeri Subjek Hubungan antara derajat nyeri dengan kategori obese berdasarkan waist-hip ratio subjek didapatkan dengan cara melakukan tabulasi silang antara kedua kategori tersebut di tabel 2x2.

Berdasarkan hasil tabulasi silang yang dapat dilihat di tabel 5.6., menunjukkan bahwa pasien OA dengan kategori obese sebanyak 34 orang merasakan nyeri dengan derajat berat. Pada pasien yang Non Obese, jumlah pasien yang merasakan nyeri sangat rendah dibandingkan dengan pasien yang obese, yaitu sebanyak 1 orang merasakan nyeri ringan tetapi tidak ada subjek yang merasakan nyeri berat.

(40)

hipotesis nol ditolak, dan terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara kedua variabel tersebut.

Tabel 5.6. Tabulasi Silang Kategori Waist-hip ratio dan Derajat nyeri Subjek

Derajat Nyeri Subjek

Total Nyeri Ringan Nyeri Berat

Kategori

Waist-hip

Ratio

Non Obese 1 0 1

Obese 11 34 45

Total 22 34 46

5.3. Pembahasan

5.3.1. Karakteristik Subjek

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui adanya variasi karakteristik subjek berdasarkan umur, jenis kelamin, dan pekerjaan. Keseluruhan variasi karakteristik tersebut ditabulasikan dalam tabel 5.1.

Berdasarkan umur, kelompok umur tertinggi didapati pada kelompok umur 59-66 tahun yaitu sebanyak 23 orang atau 50% dari keseluruhan subjek penelitian. Kelompok umur terendah berada pada kelompok umur 67-78 tahun. Namun secara keseluruhan, subjek yang mengikuti penelitian adalah subjek yang berumur 51-78 tahun. Hal ini sesuai dengan penelitian Joern et al (2010) yang menyatakan bahwa OA lutut sering dijumpai pada pasien dengan rentang umur 60-70 tahun.

(41)

diperoleh karena subjek yang mempunyai keluangan waktu ke polireumatologi dan bersedia menjadi subjek adalah golongan ibu rumah tangga.

5.3.2. Derajat Nyeri Subjek

Hasil penelitian menunjukkan bahwa derajat nyeri subjek yang tertinggi adalah pada tingkatan nyeri berat. Sebanyak 34 orang menyatakan bahwa nyeri yang mereka rasakan adalah nyeri berat, sementara sisanya menyatakan bahwa nyeri yang mereka rasakan adalah nyeri ringan (12 orang).

Derajat nyeri tersebut didapatkan melalui pengisian kuesioner yang merupakan modifikasi dari kuesioner WOMAC (Bellamy, 2004). Penggunaan kuesioner modifikasi dari WOMAC untuk mengukur derajat nyeri adalah dikarenakan WOMAC lebih valid dan efisien. Beberapa penelitian telah membahas tentang validitas serta reliabilitas dari kuesioner WOMAC dan analisis faktor yang dilakukan oleh Paula et al (2010) menunjukkan bahwa penggunaannya unidimensional terhadap mengukur nyeri pasien OA. Kuesioner WOMAC juga sensitif terhadap pengukuran rasa nyeri pada pasien OA lutut dan hasilnya lebih positif terlihat pada pasien wanita dibandingkan dengan pasien pria, dimana pada penelitian saya lebih banyak pasien wanita yang mengikuti penelitian (Angst et al, 2001). Bellamy dan kawan-kawan (1995) turut melakukan penelitian dengan membandingkan sensitivitas serta spesifisitas dari kuesioner WOMAC terhadap media pengukuran derajat nyeri yang lain yaitu Arthritis

Impact Measurement Scale (AIMS) dan Health Assessment Questionnaire (HAQ)

dimana hasilnya adalah kuesioner WOMAC lebih efisien dalam melakukan pengukuran dibandingkan keduanya.

(42)

5.3.3. Waist-hip Ratio Subjek

Pengukuran waist-hip ratio subjek dilakukan untuk mengetahui apakah subjek adalah penderita obesitas (obese) atau tidak. Setelah didapatkan waist-hip ratio masing-masing subjek, nilai tersebut selanjutnya akan dikategorikan menjadi obese dan Non Obese. Status obese subjek diketahui berhubungan dengan OA lutut yang diderita subjek. Persendian pada lutut merupakan persendian yang menopang berat tubuh sehingga status obese seorang pasien dapat membebani lutut dan meningkatkan risiko pasien untuk menderita OA (Soeroso,2006).

Berdasarkan hasil penelitian yang tercantum pada tabel 5.7. didapatkan bahwa pasien yang obese mencapai 45 orang (97,8%), sementara 1 orang dinyatakan Non Obese. Berdasarkan penelitian dan laporan dari ARC (2009), 67% pasien OA memiliki riwayat obese. Penelitian tersebut mendukung hasil penelitian saya yang mendapatkan bahwa 45 orang subjek merupakan obese.

5.3.4. Hubungan Kategori Waist-hip Ratio Subjek dengan Derajat Nyeri

Pada penelitian ini didapatkan pasien dengan memiliki status obese dan derajat nyeri berat berjumlah 34 orang. Lebih banyak daripada pasien dengan derajat nyeri ringan yang berjumlah 12 orang (1 orang Non Obese dan 11 orang obese). Hal ini memperlihatkan suatu gambaran bahwa subjek dengan status obese memiliki kemungkinan untuk merasakan nyeri yang lebih berat dibandingkan dengan subjek yang Non Obese.

Analisis hubungan variabel kategori waist-hip ratio dengan derajat nyeri subjek menggunakan uji hipotesis chi square menunjukkan adanya hubungan yang signifikan secara statistik antara kedua variabel tersebut. Nilai p yang didapatkan yaitu 0,089 lebih rendah daripada 0,1.

(43)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian, didapatkan bahwa kategori waist-hip ratio yang dominan dijumpai adalah obesitas, sementara derajat nyeri yang dominan adalah nyeri berat. Hasil tabulasi silang antara kategori waist-hip ratio dengan derajat nyeri subjek menunjukkan bahwa 34 orang penderita obese menderita nyeri berderajat berat, sementara 1 orang yang non obese menderita nyeri ringan. Uji analisis dilakukan dengan menggunakan uji chi square dan didapatkan p value sebesar 0,089 (0,089 < 0,1), menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kedua variabel tersebut. Berdasarkan hal tersebut diberikan kesimpulan :

1. Adanya hubungan antara kategori waist-hip ratio subjek dengan derajat nyeri subjek.

2. Subjek yang menderita obesitas memiliki derajat nyeri yang lebih berat dibandingkan dengan subjek yang non obese

6.2. Saran

1. Kepada instansi terkait penelitian ini dapat diharapkan untuk menjadi masukan dalam pencegahan serta penanganan penyakit Osteoartrits (OA). Obesitas dikenal sebagai faktor yang memperparah perjalanan penyakit OA dan menyebabkan peningkatan rasa nyeri pasien. Karena itu penanganan rasa nyeri dan status obesitas pasien sangatlah diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Peningkatan pelayanan melalui Konseling, Informasi, dan Edukasi (KIE) dapat digunakan sebagai dasar untuk menangani status obesitas dan rasa nyeri pasien OA selain dengan menggunakan terapi farmakologis.

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Angst, F., Aeschlimann, A., dan Stucki, G., 2001. Responsiveness of the WOMAC osteoarthritis index as compared with the SF-36 in patients with osteoarthritis of the legs undergoing a comprehensive rehabilitation intervention. Clinic of Rheumatology and Rehabilitation, Zurzach, Switzerland. Didapat dari : http://www.annrheumdis.com/ [Diakses pada tanggal 1 Mei 2010]

Arthritis Research Campaign, 2009. Osteoarthritis and obesity. ARC Epidemiology Research Unit, University of Manchester Medical School, Oxford, United Kingdom.

AU, Pardede, 2010. Profil RSUP H. Adam Malik Medan. Universitas Sumatera Utara. Didapat dari :

repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18195/4/Chapter%20II.pdf [diakses pada tanggal 5 November 2010]

Bellamy, N, Griffiths, G., McLaren, A.C., Surge, B.I., dan Walter, B.H., 1995.

Comparative study of the relative efficiency of the WOMAC, AIMS and HAQ instruments in evaluating the outcome of total knee arthroplasty.

Department of Medicine, Orthopaedic Surgery, University of Western Ontario, London, Ontario, Canada. Didapat dari :

http://www.springerlink.com/content/g42614133093w718/fulltext.pdf [diakses pada tanggal 5 November 2010]

Bellamy, N, 2004. WOMAC osteoarthritis index, University of Queensland. Didapat dari:

http://www.fda.gov/ohrms/dockets/ac/08/briefing/2008-4404b1-05%20WOMAC%20Questionnaire.pdf. [diakses pada tanggal 13 Maret 2010]

Conaghan, P.G., Dickson, J., dan Grant, R.L., 2008. Care and management of

osteoarthritis in adults: summary of NICE guidance. British Medical Journal. Didapat dari :

http://muse.jhu.edu/journals/journal_of_democracy/related/v019/19.2conag han.html. [diakses pada tanggal 13 Maret 2010]

Davis, M.A., Ettinger, W.H., dan Neuhaus, J.M., 1990. Obesity and osteoarthritis

of the knee: evidence from the National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES I). San Fransisco, University of California. Didapat dari :

(45)

Elisa, H.T., dan Jose, L.N.E., 2008. Cost-outcome analysis of joint replacement:

evident from a Spanish public hospital. Departemento de Economica

Internacional y de Espana, Facultad de Ciencas Economicas y Empresariales, Campus La Cartuja, Granada, Spanyol. Didapat dari :

http://www.scielosp.org/scielo.php?pid=S0213-91112008000400006&script=sci_arttext [diakses pada tanggal 5 November 2010]

Felson, D.T., 2006. Osteoarthritis of the knee. Massachusetts Medical Society. Didapat dari :

http://content.nejm.org/cgi/content/short/354/8/841. [diakses pada tanggal 12 Maret 2010]

Felson, D.T., 2008. Osteoarthritis. Dalam : Fauci, A., Hauser, L.S., Jameson, J.L., Ed. HARRISON's Principles of Internal Medicine Seventeenth Edition. New York, United States of America. McGraw-Hill Companies Inc. : 2158-2165. Grotle, M., Hagen, K.B., Natvig, B., Dahl, F.A., Kvien, T.K., 2008. Obesity and

osteoarthritis in knee, hip and/or hand: an epidemiological study in the general population with 10 years follow-up. National resource centre for

rehabilitation in rheumatology, Dept. of Rheumatology, Diakonhjemmet Hospital, Oslo, Norway. Didapat dari :

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18831740. [diakses pada tanggal 1 April 2010]

Joern, M., Klaus, S.B., dan Peer,E, 2010. The Epidemiology, Etiology, Diagnosis,

and Treatment of Osteoarthritis of the Knee. Dtsch Arztebl International. Didapat dari :

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2841860/pdf/Dtsch_Arztebl _Int-107-0152.pdf [diakses pada tanggal 1April 2010]

Madiyono, B., Moeslichan, S., Sastroasmoro, S., Budiman, I., dan Purwanto, H., 2008. Bab 16 - Perkiraan besar sampel. Dalam : Sastroasmoro, S., ed.

Dasar – dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi ke-3.Jakarta, Indonesia.

Sagung Seto, 302-318.

Marlowe, F., Apicella, C., dan Reed, D, 2005. Men’s preference for women’s

profile waist-to-hip ratio in two Species. Department of Athropology,

Harvard University, Cambridge. Didapat dari :

(46)

Mollarius, A., Seidell, JC., Sans, S., Tuomilheto, J., dan Kuulasmaa, K, 1999.

Waist and hip circumferences, and waist–hip ratio in 19 populations of the WHO MONICA Project. World Health Organization. Didapat dari :

http://www.tede.ufsc.br/teses/PNTR0041-D.pdf. [diakses pada tanggal 13 Maret 2010]

Paula, K., Peter, J.W., dan Tenant, A., 2010. The Visual Analogue WOMAC 3.0.

scale –internal validity and responsiveness of the VAS version. Department

of Rehabilitation Medicine, Faculty of Medicine and Health, University of Leeds, Leeds, United Kingdom. Didapat dari :

http://www.biomedcentral.com/content/pdf/1471-2474-11-80.pdf [diakses pada tanggal 2 April 2010]

Roos, E.M., Roos, H.P., dan Lohmander, L.S., 1999. WOMAC Osteoarthritis

Index--additional dimensions for use in subjects with post-traumatic osteoarthritis of the knee. Western Ontario and MacMaster Universities.

University of Lund. Didapat dari:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10222220. [diakses pada tanggal 2 April 2010]

Soeroso, J., Isbagio, H., Kalim, H., Broto, R., dan Pramudiyo, R., 2006.

Osteoartrits. Dalam : Alwi, I., Sudoyo, A.W., dan Setiati, S., ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV. Jakarta, Indonesia : Penerbit FKUI

Pusat, 1195-1201.

Thomas, R., Gunter, L., Joachim, S., Michael, W., dan Richard, G., 2005. Pain

and Osteoarthritis in Primary Care : Factors Associated with Pain Perception in a sampleof 1021Patients. Dalam : Anonymous, ed. Pain Medicine Volume 9 Number 7 2005.American Academy of Pain Medicine :

Blackwell Publishing Limited, 905-910

Thumboo, J., Chew, L.H., dan Lewin-Koh, S.C., 2002. Socioeconomic and

psychosocial factors influence pain or physical function in Asian patients with knee or hip osteoarthritis. The National Arthritis Foundation and

Nanyang Polytechnic, Singapore. Didapat dari :

http://ard.bmj.com/content/61/11/1017.full. [diakses pada tanggal 13 Maret 2010]

Urwin, M., Symmons, D., Allison, T., Brammah, T., Busby, H., Roxby, M., Simmons, A., dan Williams, G., 1998. Estimating the burden of

musculoskeletal disorders in the community: the comparative prevalence of symptoms at different anatomical sites, and the relation to social deprivation. ARC Epidemiology Research Unit, University of Manchester

Medical School, Oxford. Didapat dari :

(47)

Vasquez, G., Duval, S., Jacobs, D.R., dan Silventoinen, K., 2007. Comparison of

body mass index, waist circumference, and waist/hip ratio in predicting Incident Diabetes: A Meta-Analysis. University of Minnesota. Didapat dari :

http://epirev.oxfordjournals.org/cgi/content/abstract/29/1/115. [diakses pada tanggal 2 April 2010]

World Health Organization,2004. BMI classification. Direktorat World Health Organization. Didapat dari :

http://apps.who.int/bmi/index.jsp?introPage=intro_3.html. [diakses pada tanggal 5 April 2010]

(48)

LAMPIRAN 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Zanurul Rifhan

I. Data Pribadi

NIM : 070100024

Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 6 September 1989

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Lelaki

Alamat Rumah : Jl. Setiabudi No. 173 F, Medan 20122

Telp. : (+62-61)-8214016

II. Riwayat Pendidikan

1. Taman Kanak-Kanak (TK) Dharma Wanita (Medan) 1993 2. Sekolah Dasar (SD) Swasta Harapan I (Medan) 1995 3. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Harapan I (Medan) 2001 4. Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri I (Medan) 2004

III. Riwayat Pelatihan

1. Peserta Pekan Ilmiah Mahasiswa 2007 2007

(49)

3. Peserta Pelatihan Dasar Etik Penelitian Kesehatan dan

Sosialisasi Peran Komisi Etik Penelitian Kesehatan (KEPK) 2008 4. Peserta sekaligus Panitia Seminar and Training in Presentation

of Research Proposal at FK USU 2009 2009

IV. Riwayat Organisasi

1. Anggota Departemen Kenaziran Badan Kemakmuran

Musholla Ibnu Sina (BAKMISS) SMA Negeri I Medan 2004-2005 2. Kepala Departemen Bina Mental BAKMISS SMA Negeri I

Medan 2005-2006

3. Anggota International Karate Organization Kyokushinkaikan

cabang Indonesia 2005-sekarang

4. Personalia Divisi Hubungan Masyarakat Standing Committee of Research Exchange (SCORE) Pemerintahan Mahasiswa (PEMA) Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU)

2008-2009

5. Ketua Divisi Hubungan Masyarakat SCORE PEMA FK USU 2009-2010 6. Anggota Divisi Penelitian dan Pengembangan Panitia Hari

Besar Islam (PHBI) FK USU 2008-2009

7. Ketua Divisi Kenaziran PHBI FK USU 2008-2009

8. Anggota Divisi Sosial Politik Kelompok Aspirasi Mahasiswa

(KAM) RABBANI FK USU 2009

(50)

LAMPIRAN 2

LEMBAR PENJELASAN KEPADA PESERTA PENELITIAN

Saya Zanurul Rifhan, mahasiswa yang sedang menjalani program pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saya akan mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan antara waist-hip ratio dengan derajat nyeri penyakit osteoartritis lutut pada pasien di RSUP.H.Adam Malik”. Saya ingin mengikutsertakan anda dalam penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara nilai waist-hip ratio dengan besar-kecilnya rasa sakit yang dirasakan pada lutut pasien osteoartritis.

Partisipasi bapak/ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela. Pada penelitian ini identitas anda akan disamarkan. Kerahasiaan data anda akan dijamin sepenuhnya. Bila data anda dipublikasikan dalam hasil penelitian, kerahasiaan data anda akan tetap terjaga.

Jika selama menjalankan penelitian ini terdapat keluhan yang ingin anda sampaikan silahkan menghubungi saya Zanurul Rifhan (HP: 083197865590). Demikian informasi ini saya sampaikan. Atas bantuan, partisipasi dan kesediaan waktu bapak/ibu sekalian, saya ucapkan terima kasih.

Peneliti

(51)

LAMPIRAN 3

LEMBAR PERSETUJUAN PESERTA PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Pekerjaan :

Jenis Kelamin :

Setelah mendapatkan keterangan dan penjelasan secara lengkap tentang penelitian:

Judul : Hubungan antara waist-hip ratio dengan derajat nyeri penyakit osteoartritis lutut pada pasien di RSUP.H.Adam Malik

Nama Peneliti : Zanurul Rifhan (070100024) Jenis Penelitian : Analitik

Lokasi : RSUP.H.Adam Malik, Medan

Institusi : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara maka dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan saya menandatangani dan menyatakan bersedia berpartisipasi pada penelitian ini.

Medan, 2010

(52)

KUESIONER LAMPIRAN 4

Seberapa besar sakit yang anda rasakan pada lutut anda selama dua hari ini ketika sedang :

1. Berjalan pada jalanan yang datar?

Ringan (1)

Sedang (2)

Berat (3)

2. Menaiki tangga?

Ringan (1)

Sedang (2)

Berat (3) 3. Menuruni tangga?

Ringan (1)

Sedang (2)

Berat (3)

4. Tidur di kasur pada malam hari, bagaimana rasa sakitnya?

Ringan (1)

Sedang (2)

Berat (3) 5. Bangun tidur saat pagi hari?

Ringan (1)

Sedang (2)

Berat (3)

6. Turun dari tempat tidur?

Ringan (1)

Sedang (2)

Berat (3)

7. Duduk di atas kursi?

Ringan (1)

Sedang (2)

Berat (3) 8. Mencoba berdiri dari tempat duduk?

Ringan (1)

Sedang (2)

Berat (3)

9. Tidur-tiduran di atas lantai?

Ringan (1)

Sedang (2)

Berat (3) 10. Jongkok?
(53)

11. Berdiri tegak?

Ringan (1)

Sedang (2)

Berat (3) 12. Turun dari angkutan umum, mobil, ataupun sepeda motor?

Ringan (1)

Sedang (2)

Berat (3) 13. Sedang berbelanja?

Ringan (1)

Sedang (2)

Berat (3) 14. Mencoba memakai kaus kaki dan mengikat / memakai sepatu ?

Ringan (1)

Sedang (2)

Berat (3) 15. Melepaskan sepatu dan kaus kaki?
(54)
(55)
(56)
(57)

Jenis Kelamin Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Lelaki 3 6.5 6.5 6.5

Perempuan 43 93.5 93.5 100.0

Total 46 100.0 100.0

Pekerjaan Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Bidan 1 2.2 2.2 2.2

Guru 2 4.3 4.3 6.5

Ibu Rumah Tangga 36 78.3 78.3 84.8

Pegawai Negeri Sipil 6 13.0 13.0 97.8

Buruh 1 2.2 2.2 100.0

Total 46 100.0 100.0

Pertanyaan No. 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ringan 5 10.9 10.9 10.9

Sedang 15 32.6 32.6 43.5

Berat 26 56.5 56.5 100.0

Total 46 100.0 100.0

Pertanyaan No. 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ringan 5 10.9 10.9 10.9

Sedang 8 17.4 17.4 28.3

Berat 33 71.7 71.7 100.0

(58)

Pertanyaan No. 3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ringan 5 10.9 10.9 10.9

Sedang 10 21.7 21.7 32.6

Berat 31 67.4 67.4 100.0

Total 46 100.0 100.0

Pertanyaan No. 4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ringan 24 52.2 52.2 52.2

Sedang 8 17.4 17.4 69.6

Berat 14 30.4 30.4 100.0

Total 46 100.0 100.0

Pertanyaan No. 5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ringan 20 43.5 43.5 43.5

Sedang 8 17.4 17.4 60.9

Berat 18 39.1 39.1 100.0

Total 46 100.0 100.0

Pertanyaan No. 6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ringan 10 21.7 21.7 21.7

Sedang 14 30.4 30.4 52.2

Berat 22 47.8 47.8 100.0

(59)

Pertanyaan No. 7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ringan 21 45.7 45.7 45.7

Sedang 10 21.7 21.7 67.4

Berat 15 32.6 32.6 100.0

Total 46 100.0 100.0

Pertanyaan No. 8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ringan 2 4.3 4.3 4.3

Sedang 4 8.7 8.7 13.0

Berat 40 87.0 87.0 100.0

Total 46 100.0 100.0

Pertanyaan No. 9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ringan 26 56.5 56.5 56.5

Sedang 9 19.6 19.6 76.1

Berat 11 23.9 23.9 100.0

Total 46 100.0 100.0

Pertanyaan No. 10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ringan 3 6.5 6.5 6.5

Sedang 1 2.2 2.2 8.7

Berat 42 91.3 91.3 100.0

(60)

Pertanyaan No. 11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ringan 6 13.0 13.0 13.0

Sedang 8 17.4 17.4 30.4

Berat 32 69.6 69.6 100.0

Total 46 100.0 100.0

Pertanyaan No. 12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ringan 7 15.2 15.2 15.2

Sedang 6 13.0 13.0 28.3

Berat 33 71.7 71.7 100.0

Total 46 100.0 100.0

Pertanyaan No. 13

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ringan 7 15.2 15.2 15.2

Sedang 11 23.9 23.9 39.1

Berat 28 60.9 60.9 100.0

Total 46 100.0 100.0

Pertanyaan No. 14

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ringan 7 15.2 15.2 15.2

Sedang 9 19.6 19.6 34.8

Berat 30 65.2 65.2 100.0

(61)

Pertanyaan No. 15

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ringan 9 19.6 19.6 19.6

Sedang 7 15.2 15.2 34.8

Berat 30 65.2 65.2 100.0

Total 46 100.0 100.0

KategoriUmur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 50 - 60 tahun 20 43.5 43.5 43.5

61 - 70 tahun 21 45.7 45.7 89.1

71 - 80 tahun 5 10.9 10.9 100.0

Total 46 100.0 100.0

Statistics

Jenis Kelamin Responden

N Valid 46

Missing 0

Jenis Kelamin Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Lelaki 3 6.5 6.5 6.5

Perempuan 43 93.5 93.5 100.0

Total 46 100.0 100

Gambar

Tabel 2.1. Klasifikasi internasional untuk BMI orang dewasa BMI (kg/m2)
Tabel 5.1. Ditribusi Frekuensi Karakteristik Subjek
Tabel 5.2. Ditribusi Frekuensi Derajat Nyeri Subjek
Tabel 5.3.  Distribusi Frekuensi Jawaban dari Pertanyaan di kuesioner yang diisi oleh Subjek
+2

Referensi

Dokumen terkait

Melalui penelitian ini dilakukan pengkajian dari pemilihan jenis bahan perancah untuk pembuatan konstruksi beton, dengan tujuan untuk memilih jenis bahan perancah yang terbaik

Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu untuk memberikan, masukan, arahan, bimbingan serta ilmu yang sangat bermanfaat

[r]

2.  Pemegang  saham  yang  berhak  hadir  dalam  Rapat  adalah  pemegang  saham  Perseroan  yang  namanya  tercatat  dalam 

Peneliti membahas mengenai “Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Kecukupan Modal Dan Resiko Kredit Terhadap Profitabilitas.”Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah apakah rasio

Hasil dari penelitian ini adalah bahwa pada latar belakang penciptaan karya bertema Peristiwa September 1965, Djoko Pekik berusaha mengungkapkan pengalaman yang dirasakan

Pengaruh Laba Akuntansi terhadap Harga Saham Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia .... Pengaruh Arus Kas Aktivasi Operasi terhadap Harga Saham

Penelitian ini berawal dari ketertarikan ketika melihat bentuk sajian kesenian Emprak dan keberadaannya yang cukup menarik di Jawa Tengah khususnya di daerah Kabupaten