• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Tingkat Pengetahuan Anak Tahap Dua Sekolah Jenis Kebangsaan (Tamil) Mak Mandin, Pulau Pinang, tentang Bahaya Merokok Tahun 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Tingkat Pengetahuan Anak Tahap Dua Sekolah Jenis Kebangsaan (Tamil) Mak Mandin, Pulau Pinang, tentang Bahaya Merokok Tahun 2010"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN ANAK TAHAP DUA SEKOLAH JENIS KEBANGSAAN (TAMIL) MAK MANDIN, PULAU

PINANG, TENTANG BAHAYA MEROKOK TAHUN 2010

Oleh :

ARUNNA NEELINI A/P RAMAKRISHNAN 070100464

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN ANAK TAHAP DUA SEKOLAH JENIS KEBANGSAAN (TAMIL) MAK MANDIN, PULAU

PINANG, TENTANG BAHAYA MEROKOK TAHUN 2010

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

ARUNNA NEELINI A/P RAMAKRISHNAN NIM : 070100464

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Gambaran Tingkat Pengetahuan Anak Tahap Dua Sekolah Jenis Kebangsaan (Tamil) Mak Mandin, Pulau Pinang, tentang Bahaya Merokok Tahun 2010

Nama : Arunna Neelini a/p Ramakrishnan NIM : 070100464

Pembimbing Penguji I

_____________________ _________________________________ (dr. Selvi Nafianti SpA) ( dr. Dewi Masyitah Darlan, DAP&E,MPH) )

Penguji II

______________________ (dr. Triwidyawati, Msi)

Medan, 11 Disember 2010 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

...

(4)

ABSTRAK

Masalah merokok merupakan suatu ancaman yang sangat serius sehingga tidak dapat dipandang sebagai hal biasa dan juga merupakan masalah kesehatan masyarakat. Keadaan bilangan perokok semakin bertambah ini merisaukan karena efek terhadap kesehatan. Didapati anak mulai merokok sekitar usia 13 hingga 15 tahun. Peningkatan tingkat pengetahuan melalui informasi dan edukasi terhadap bahaya merokok dapat menghindarkan anak untuk tidak merokok.

Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan tentang bahaya merokok pada anak Sekolah Jenis Kebangsaan (Tamil) Mak Mandin. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Jenis Kebangsaan (Tamil) Mak Mandin, Pulau Pinang pada bulan Juni hingga Juli 2010. Metode penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional dengan besar sampel sebanyak 100 orang pelajar yang berumur 10 tahun hingga 12 tahun yang berada dalam tahap dua. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara pengambilan sampel secara acak stratifikasi. Instrumen dalam penelitian adalah kuesioner pengetahuan yang berjumlah 19 soalan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 53 responden (53%) berada dalam kategori sedang, sementara pada kategori baik sebanyak 40 responden (40%) dan pada kategori kurang ditemukan sebanyak 7 responden (7%).

Dari hasil penelitian diharapkan pihak sekolah dan orang tua memberikan informasi dan edukasi kepada anak supaya dapat menghindari dari tabiat merokok pada masa hadapan dan menyedari tentang bahayanya merokok.

(5)

ABSTRACT

The problem of smoking is a very serious threat that cannot be viewed as a normal issue and also is a public health problem. The increasing number of smokers is worrying because of the bad effects on health. It is found that a child averagely starts smoking around age 13 to 15. Better level of knowledge through information and education on the dangers of smoking can prevent children from not smoking.

The purpose of this study is to know the level of knowledge in students of Sekolah Jenis Kebangsaan Mak Mandin, Pulau Pinang on the dangers of smoking. A cross-section study was conducted with 100 students aged 10–12 years in Sekolah Jenis Kebangsaan (Tamil) Mak Mandin, Pulau Pinang from June to July 2010 using a questionnaire with 19 questions that collected information of knowledge on danger of smoking. Sampling was done by stratified random sampling.

The result showed that the majority, 53 respondents (53%) are in the average category of level of knowledge, while 40 respondents (40%) possessed good knowledge and it is found that 7 respondents (7%) are in poor knowledge category.

From this study, it is expected that children to be provided with information and education by school and parents in order to avoid smoking behavior in future.

(6)

KATA PENGHANTAR

Adalah menjadi suatu simbol kewajipan kepada semua umat manusia untuk melahirkan setinggi-tingginya perasaan syukur atas kejayaan terhadap sebarang penyempurnaan tugas dan seperti itu juga dapat diselesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Anak Tahap Dua Sekolah Jenis Kebangsaan (Tamil) Mak Mandin, Pulau Pinang tentang Bahaya Merokok Tahun 2010” .

Walaupun terdapat pelbagai rintangan dan kesulitan dialami dalam proses meyelesaikan Karya Tulis Ilmiah, namun berkat bantuan yang sangat bermakna dari berbagai pihak, akhirnya karya dapat disiapkan dengan baik, dan sebagai penghargaan terhadap jasa yang diterima, saya menyampaikan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Chairuddin Lubis, DTM & H, SpA(K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara

2. Prof. Gontar A. Siregar, SpPD-KGEH selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3. Dr.Selvi Nafianti, SpA, selaku dosen pembimbing dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah yang telah memberikan bimbingan, menjadi panduan ke arah benar dan sokongan moral dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini. 4. Dosen dan pengajar yang dihormati dari Departement Ilmu Kesehatan

Masyarakat dan Kedokteran Komunitas yang banyak memberikan materi yang membantu dalam penyiapan KTI.

5. En.Rajamanickam A/L K.Karuppiah, selaku Guru Besar Sekolah Jenis Kebangsaan (Tamil) Mak Mandin, Pulau Pinang yang membenarkan melakukan penelitian ini.

(7)

7. Pn.Kamachi A/P Muthusamy sebagai guru Sekolah Jenis Kebangsaan (Tamil) Mak Mandin, Pulau Pinang telah membimbing dalam pengumpulan data dan selaku ibu telah banyak memberi dorongan dalam penelitian ini.

8. Keluargaku yang tercinta yang telah memberikan dukungan dan sokongan moral yang tiada henti.

9. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi Program Kedokteran Fakultas Universitas Sumatera Utara.

10. Semua pelajar Sekolah Jenis Kebangsaan (Tamil) Mak Mandin, Pulau Pinang yang telah bekerjasama dan turut serta mengambil bahagian dalam penelitian ini.

11. Teman-teman yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

12. Semua pihak yang mendukung, membantu dan mendoakan penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

Disamping itu saya turut ingin melahirkan rasa sedar akan keupayaan untuk berlakunya pelbagai kesilapan dan masih jauh dari kesempurnaan terhadap karya saya dan setinggi-tingginya mengharapkan komen daripada dosen agar dapat mempertingkatkan kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah (KTI).

Akhir kata saya mengucapkan ribuan terima kasih kepada semua pihak yang membantu saya walaupun bantuan sekecil mungkin tetapi sangat dihargai selama penyelesaian Karya Tulis Ilmiah dan mengharapkan Karya Tulis Ilmiah ini sangat bermanfaat bagi para pembaca.

Kepala Batas, 15 November 2010

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN... i

ABSTRAK……….. ii

ABSTRACT……… iii

KATA PENGHANTAR……… iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL……….. viii

DAFTAR GAMBAR………. ix

DAFTAR LAMPIRAN……….. x

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 3

1.3 Tujuan Penelitian... 3

1.4 Manfaat Penelitian... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 5

2.1 Merokok... 5

2.1.1 Definisi rokok... 5

2.1.2 kandungan rokok... 5

2.1.3 Faktor yang mempengaruhi merokok... 7

2.1.4 Efek daripada tabiat merokok... 8

2.1.5 Langkah-langkah membanteras rokok... 10

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL... 12

(9)

3.2 Definisi Operasional... 12

BAB 4 METODE PENELITIAN... 15

4.1 Jenis Penelitian... 15

4.2 Waktu dan Lokasi Penelitian... 15

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian... 15

4.3.1. Populasi... 15

4.3.2. sampel... 15

4.3.3 Besar sampel... 16

4.4 Metode Pengumpulan Data... 16

4.4.1. Uji validitas dan reliabilitas... 17

4.5 Metode Pengolahan dan Analisa Data... 17

BAB 5 HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN………18

5.1 Deskripsi Lokasi Penelitian……… 18

5.2 Deskripsi Individu……….. 18

5.3 Analisa Data………... 19

5.3.1. Pengetahuan Anak Tahap dua tentang Bahaya Merokok. 19 5.4 Pembahasan………..23

5.4.1 . Pengetahuan Anak Tahap dua tentang Bahaya Merokok.23 5.4.2. Pengetahuan Anak Tahap dua tentang Bahaya Merokok Menurut Usia, Kelamin dan Sosioekonomi………. 23

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN……….. 26

6.1 Kesimpulan……….. 26

6.2 Saran..………. 27

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

3.1 Definisi Operasional 12

5.1 Distribusi Responden Mengikut Kelompok Umur

di Sekolah Jenis Kebangsaan (Tamil) Mak Mandin Tahun 2010

18

5.2 Distribusi Responden Mengikut Jenis Kelamin dan Sosioekonomi Orang Tua di Sekolah Jenis Kebangsaan (Tamil) Mak Mandin Tahun 2010

19

5.3 Pengetahuan Pelajar Sekolah Jenis Kebangsaan (Tamil) Mak Mandin Tahap dua tentang bahaya Merokok Tahun 2010

20

5.4 Pengetahuan pelajar Sekolah Jenis Kebangsaan (Tamil) Mak Mandin Tahap dua tentang bahaya Merokok mengikut Usia Tahun 2010

21

5.5 Pengetahuan pelajar Sekolah Jenis Kebangsaan (Tamil) Mak Mandin Tahap dua tentang bahaya Merokok mengikut Kelamin Tahun 2010

21

5.6 Pengetahuan Pelajar Sekolah Jenis Kebangsaan (Tamil) Mak Mandin, butterworth, Pulau Pinang, Tahap Dua Tentang Bahaya Merokok Mengikut Sosioekonomi Tahun 2010

(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

LAMPIRAN 1 Riwayat daftar hidup

LAMPIRAN 2 Inform consent dari Guru Besar untuk melakukan penelitian ke atas pelajar Sekolah Jenis Kebangsaan (Tamil) Mak Mandin, Butterworth

LAMPIRAN 3 Kuesioner Penelitian Tingkat Pengetahuan Anak Sekolah Jenis Kebangsaan (Tamil) Mak Mandin tentang Bahaya Merokok

LAMPIRAN 4 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas LAMPIRAN 5 Skor Hasil Pengetahuan

LAMPIRAN 6 Hasil SPSS dari Data yang Dikumpul

(13)

ABSTRAK

Masalah merokok merupakan suatu ancaman yang sangat serius sehingga tidak dapat dipandang sebagai hal biasa dan juga merupakan masalah kesehatan masyarakat. Keadaan bilangan perokok semakin bertambah ini merisaukan karena efek terhadap kesehatan. Didapati anak mulai merokok sekitar usia 13 hingga 15 tahun. Peningkatan tingkat pengetahuan melalui informasi dan edukasi terhadap bahaya merokok dapat menghindarkan anak untuk tidak merokok.

Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan tentang bahaya merokok pada anak Sekolah Jenis Kebangsaan (Tamil) Mak Mandin. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Jenis Kebangsaan (Tamil) Mak Mandin, Pulau Pinang pada bulan Juni hingga Juli 2010. Metode penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional dengan besar sampel sebanyak 100 orang pelajar yang berumur 10 tahun hingga 12 tahun yang berada dalam tahap dua. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara pengambilan sampel secara acak stratifikasi. Instrumen dalam penelitian adalah kuesioner pengetahuan yang berjumlah 19 soalan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 53 responden (53%) berada dalam kategori sedang, sementara pada kategori baik sebanyak 40 responden (40%) dan pada kategori kurang ditemukan sebanyak 7 responden (7%).

Dari hasil penelitian diharapkan pihak sekolah dan orang tua memberikan informasi dan edukasi kepada anak supaya dapat menghindari dari tabiat merokok pada masa hadapan dan menyedari tentang bahayanya merokok.

(14)

ABSTRACT

The problem of smoking is a very serious threat that cannot be viewed as a normal issue and also is a public health problem. The increasing number of smokers is worrying because of the bad effects on health. It is found that a child averagely starts smoking around age 13 to 15. Better level of knowledge through information and education on the dangers of smoking can prevent children from not smoking.

The purpose of this study is to know the level of knowledge in students of Sekolah Jenis Kebangsaan Mak Mandin, Pulau Pinang on the dangers of smoking. A cross-section study was conducted with 100 students aged 10–12 years in Sekolah Jenis Kebangsaan (Tamil) Mak Mandin, Pulau Pinang from June to July 2010 using a questionnaire with 19 questions that collected information of knowledge on danger of smoking. Sampling was done by stratified random sampling.

The result showed that the majority, 53 respondents (53%) are in the average category of level of knowledge, while 40 respondents (40%) possessed good knowledge and it is found that 7 respondents (7%) are in poor knowledge category.

From this study, it is expected that children to be provided with information and education by school and parents in order to avoid smoking behavior in future.

(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Masalah merokok merupakan suatu ancaman yang serius sehingga tidak dapat dipandang sebagai hal biasa dan juga merupakan masalah kesehatan masyarakat karena merokok merupakan faktor resiko dari beberapa penyakit antara lain penyakit kardiovaskular, penyakit serebrovaskuler, impotensi, berbagai jenis kanker yang disebabkan oleh berbagai bahan kimia atau partikel yang ada di dalam asap rokok tersebut. Masalah rokok atau tembakau kaitannya dengan kesehatan sudah menjadi masalah global sehingga, Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization atau WHO) menetapkan “Hari Tanpa Rokok Sedunia” (World No Tobacco Day) setiap tanggal 31 Mei.

Mengikut Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization atau WHO) menyatakan bahwa merokok telah membunuh 3,5 juta orang pada setiap tahun dan merupakan penyebab kedua yang utama kematian. Merokok menjadi penyebab kematian pada satu daripada sepuluh orang dewasa daripada populasi dunia. Selain itu, menurutnya, jika tabiat merokok ini berterusan, hal ini menyebabkan kematian 10 juta pada tahun 2020.

Menurut data WHO, didapati anak dari lingkungan umur 13 hingga 15, satu daripada lima daripanya sudah mempunyai tabiat merokok. Malah diketahui antara 80,000 dan 100, 000 anak yang tinggal di Asia sudah memulai merokok pada setiap hari. Bukti menunjukkan lima puluh persentase dari anak yang memulai merokok menyambung merokok selama 15 tahun hingga 20 tahun. Rata-rata satu per empat dari remaja di region pasifik barat (Western Pacific Region) menemui ajal disebabkan merokok.

(16)

pencernaan tubuh yang mengubakan makanan kepada nutrisi yang diperlukan untuk meneruskan hidup. ( National Digestive Diseases Information Clearinghouse, 2006)

Keadaan peningkatan jumlah perokok semakin tinggi sehingga merisaukan efek terhadap kesehatan. Tingkat ilmu pengetahuan anak tentang bahaya merokok haruslah baik supaya ada kesadaran tentang ancaman terhadap kesehatan dan menghindarkan diri dari tabiat merokok. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ekawati, N. K., Yulianti, D., Nopiyani, M.S., Purnama, S.G., Subrata, M., dan Dewa A., (2008), terjadi peningkatan pengetahuan sebesar 6,7 persen mengenai bahaya merokok dan perubahan sikap sebesar 4% untuk bisa berhenti merokok. Selain itu, menurut Minhas H.M. and Rahman A. (2009), proporsi bukan perokok yang tahu tentang sifat adiktif dan berbahaya dari merokok lebih tinggi daripada para perokok.

Menurut fact sheet daripada WHO (2002), penelitian menunjukkan di Malaysia, sebanyak 30% remaja lelaki memulai merokok pada umur 12 tahun hingga 18. Oleh karena itu, diperlukan penilitian pada anak sekolah rendah tahap 2 (umur 10 tahun, 11 tahun, dan 12 tahun) untuk mengamati tingkat kesadaran karena lingkungan umur ini mendekati lingkungan umur 13 tahun hingga 15 tahun dimana menurut WHO satu daripada lima daripanya sudah mempunyai tabiat merokok.

(17)

1.2. Rumusan Masalah

• Berdasarkan latar belakang diatas, maka diperlukan suatu penelitian terhadap ‘bagaimanakah gambaran tingkat pengetahuan anak Sekolah Jenis Kebangsaan Tamil Mak Mandin, Pulau Pinang tentang bahaya merokok?’

1.3. Tujuan Penelitian Tujuan Umum

• Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan anak Sekolah Rendah Kebangsaan Tamil Mak Mandin, [S.J.K. (T) MM] Pulau Pinang tentang bahaya merokok.

Tujuan Khusus

• Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan anak Sekolah Rendah Kebangsaan Tamil Mak Mandin, Pulau Pinang tentang bahaya merokok mengikut umur.

• Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan anak Sekolah Rendah Kebangsaan Tamil Mak Mandin, Pulau Pinang tentang bahaya merokok mengikut sosioekonomi

• Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan anak Sekolah Rendah Kebangsaan Tamil Mak Mandin, Pulau Pinang tentang bahaya merokok mengikut kelamin

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai:

• Bidang penelitian : hasil penelitian diharapkan dapat dipakai sebagai data dasar untuk penelitian lebih lanjut mengenai tabiat merokok selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar penelitian bahaya rokok

(18)

Sumatera Utara merencanakan program penyuluhan tentang bahaya merokok.

• Bidang pelayanan masyarakat : hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang benar bagi masyarakat tentang bahaya merokok

• Memberikan informasi dan sarana pendidikan kepada anak sekolah agar tidak mempunyai tabiat merokok.

• Informasi dari hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk mengurangkan insidensi merokok di sekolah

(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Merokok

2.1.1. Definisi rokok

Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus yang meliputi kretek dan rokok putih yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan (Sumarno dan Soewandi, 2004)

2.1.2. Kandungan rokok

Produk tobako dikategorikan kepada rokok asap (smoked or combustible) dan tanpa asap (smokeless or non-combustible). Tobako berasap adalah termasuk putung rokok, sigar dan pipa, manakala tobako tanpa asap termasuk mengunyah tabako atau menghidu. Semua jenis tobako adalah lebih cendurung untuk menghantar nikotin ke dalam otak (Martin, 2004)

Menghisap asap rokok orang lain di dekat lebih berbahaya iaitu perokok pasif daripada bagi si perokok itu sendiri iaitu perokok aktif. Asap Utama adalah asap rokok yang terhisap langsung masuk ke paru-paru perokok lalu di hembuskan kembali. Asap Sampingan adalah asap rokok yang dihasilkan oleh ujung rokok yang terbakar. Masalahnya adalah, udara yang mengandung asap rokok yang dihisap, akan mengganggu kesehatan, karena asap rokok mengandung banyak zat-zat berbahaya, diantaranya :

1. Zat Kimia

Rokok tentu tidak dapat dipisahkan dari bahan baku pembuatannya, yakni tembakau. Di Indonesia, tembakau ditambah cengkih dan bahan-bahan lain dicampur untuk dibuat rokok kretek. Selain kretek, tembakau juga dapat digunakan sebagai rokok linting, rokok putih, cerutu, rokok pipa, dan tembakau tanpa asap (chewing tobacco atau tembakau kunyah).

(20)

dan kresol. Zat-zat ini beracun, mengiritasi, dan menimbulkan kanker (karsinogen).

2. Timah Hitam (Pb)

Timah hitam yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebanyak 0,5 mikro gram Sebungkus rokok (isi 20 batang) yang habis diisap dalam satu hari akan menghasilkan 10 mikro gram. Sementara ambang batas bahaya timah hitam yang masuk ke dalam tubuh adalah 20 mikro gram per hari.

3. Tar

Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat asap rokok, dan bersifat karsinogen. Pada saat rokok dihisap, tar masuk ke dalam rongga mulut sebagai uap padat. Setelah dingin, akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna cokelat pada permukaan gigi, saluran pernapasan, dan paru-paru. Pengendapan ini bervariasi antara 3-40 mikro gram per batang rokok, sementara kadar tar dalam rokok berkisar 24 – 45 mikro gram dan mengandung bahan kimia yang beracun, sebagainya merusak sel paru-paru dan meyebabkan kanker.

4. Karbon Monoksida (CO)

Karbon Monoksida memiliki kecenderungan yang kuat untuk berikatan dengan hemoglobin dalam sel-sel darah merah. Seharusnya, hemoglobin ini berikatan dengan oksigen yang sangat penting untuk pernapasan sel-sel tubuh, tapi karena gas karbon monoksida lebih kuat daripada oksigen, maka gas karbon monoksida ini merebut tempatnya “di sisi” haemoglobin. Maka, hemoglobin bergandengan dengan gas karbon monoksida. Kadar gas karbon monoksida dalam darah bukan perokok kurang dari 1 persen, sementara dalam darah perokok mencapai 4 – 15 persen. Gas Karbon Monoksida (CO) bersifat beracun yang dapat mengakibatkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen.

5. Nikotin

(21)

ketagihan. Di Amerika Serikat, rokok putih yang beredar di pasaran memiliki kadar 8-10 mg nikotin per batang, sementara di Indonesia berkadar nikotin 17 mg per batang. Salah satu jenis obat perangsang yang dapat merusak jantung dan sirkulasi darah, nikotin membuat pemakainya kecanduan (Factsheet by Action and Smoking Health)

2.1.3. Faktor yang mempengaruhi merokok

Ada banyak alasan yang melatar belakangi perilaku merokok pada remaja. Secara umum menurut Kurt Lewin, bahwa perilaku merokok merupakan fungsi dari lingkungan dan individu. Artinya, perilaku merokok selain disebabkan faktor-faktor dari dalam diri, juga disebabkan faktor-faktor lingkungan.

Kvis dan teman-temannya (1995) mendapati perokok muda (umur 18-19 tahun) tidak menghiraukan tentang kesehatan yang berhubungan dengan merokok berbanding dari perokok dewasa.

Penelitian lain pula menunjukkan perokok muda di kolej (college) mempercayakan tabiat merokok ini boleh diberhentikan dengan serta merta tanpa memperkirakan komponen yang adiktif dan juga tabiat merokok ini tidak akan memudaratkan kesehatan pada jangka masa lama. Faktor peribadi individual (Individual personality factors), faktor kognitif and sokongan sosial (sosial

support) memainkan peranan dalam menentukan pemulaan atau inisiasi dan

(22)

peneliti menunjukkan bahwa neurotisisme lebih berkaitan dengan merokok pada orang muda dan meneruskan tabiat merokok pada usia dewasa.

Faktor kognitif, seperti rasa koherensi dan efektivitas diri, juga mungkin memainkan peran penting dalam menentukan perilaku merokok Rasa koherensi adalah orientasi secara global pada kehidupan yang mencerminkan tingkat untuk orang yang berasa yakin bahawa kehidupan ini mudah dimengerti, boleh dikendalikan atau dikelola, dan juga penuh bermakna. Sebaliknya, ditemui bahwa wanita yang merokok melaporkan tingkat yang lebih rendah dari rasa koherensi daripada mereka yang tidak pernah merokok (Van Loon, 2001)

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa orang dewasa dengan tinggi dukungan sosial kurang cenderung erlibat dalam penggunaan zat. Didapati remaja kurang cendurung merokok saat orang tuanya terlibat dalam kegiatan anak-anak sehari (Von et al, 2005)

2.1.4. Efek daripada tabiat merokok

Merokok mempunyai dampak yang sangat besar di dalam kehidupan manusia, di mana merokok pada umumnya telah dimulai dari masa sekolah atau remaja. Rokok pada dasarnya dapat dianggap sebagai pabrik bahan kimia, di mana satu batang rokok dibakar, akan menghasilkan atau mngeluarkan lebih dari 4,000 zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan (Martin, 2008)

Dampak merokok mungkin terjadi selama masa remaja. Efek samping ini termasuk peningkatan prevalensi batuk kronik, produksi sputum dan mengi. Merokok selama kehamilan berhubungan dengan rata-rata penurunan berat janin sebanyak 200 gram. Malah, bayi yang lahir dengan ukuran lebih kecil untuk ibu remaja, meningkatkan lagi morbiditas dan mortalitas perinatal (Nelson Textbook

of Pediatrics 18th edition)

Menurut Pusat Pengendalian Penyakit dan Pencegahan (Centers for

Disease Control and prevention,CDC), tabiat merokok menghasilkan lebih dari

(23)

• Penyakit jantung koroner 2 hingga 4 kali lipat

• Strok 2 hingga 4 kali lipat

• Terjadinya kanker paru pada lelaki 23 kali lipat

• Terjadinya kanker paru pada wanita 13 kali lipat

• Kematian dari penyakit kronik obstruksi paru 12 hingga 13 kali lipat

Merokok bisa menyebabkan kalkulus berlebihan pewarnaan pada gigi, dan meningkatkan risiko penyakit periodontal (Barbara, 2006)

Rokok dan bentuk lain dari tembakau termasuk cerutu, tembakau pipa, tembakau, dan mengunyah tembakau mengandungi obat adiktif nikotin. Nikotin mudah diserap ke dalam aliran darah ketika produk tembakau dikunyah, dihirup, atau merokok. Setelah memasuki aliran darah,nikotin segera merangsang kelenjar adrenal untuk melepaskan hormon epinefrin (adrenalin). Epinefrin merangsang sistem saraf pusat dan meningkatkan tekanan darah, respirasi, dan denyut jantung. Glukosa dilepaskan ke darah sedangkan nikotin menekan sekresi insulin dari pankreas. keadaan ini menyebabkan kadar gula darah perokok sangat meninggi.

Tabiat merokok menyumbang sekitar sepertiga dari semua kanker, termasuk 90 persen dari kasus kanker paru-paru. Selain kanker, merokok menyebabkan penyakit paru-paru seperti bronkitis kronis dan emphysema, dan meningkatkan risiko penyakit jantung, termasuk stroke, cardiac arrest, penyakit vaskular dan aneurisma. Merokok juga dikaitkan dengan leukemia, katarak, dan pneumonia. Rata-rata, orang dewasa yang merokok mati 14 tahun lebih awal daripada bukan perokok.

(24)

Sementara, kita sering berpikir tentang efek medis yang diakibatkan langsung oleh penggunaan produk tembakau tetapi asap secara pasif atau asap sekunder juga meningkatkan resiko untuk banyak penyakit. Bekas merokok, iaitu asap lingkungan tembakau yang dihirup tanpa sadar atau secara pasif oleh seseorang yang tidak merokok juga dikenal sebagai tembakau lingkungan merokok (environmental tobacco) , terdiri dari merokok dan menghela napas asap dilepaskan pada akhir pembakaran produk tembakau. Menurut CDC, sekitar 38.000 kematian per tahun dapat dikaitkan dengan bekas asap.

Selain itu, bekas asap menyebabkan masalah pernapasan pada bukan perokok atau perokok pasif , seperti batuk, dahak,dan mengurangkan fungsi paru. Anak-anak yang bereksposisi atau terkena bekas rokok meningkatkan risiko terjadinya kematian bayi mendadak, infeksi pernapasan akut, masalah telinga, dan asma lebih parah (National Institutes of Health,U.S. Department of Health and Human Services, juni 2006)

2.1.5. Langkah-langkah membanteras rokok

Salah satu langkah yang telah diambil untuk membanteras rokok adalah menaikkan harga rokok yang merupakan suatu langkah yang paling efektif untuk mencegah. mengurangi merokok, khususnya di kalangan anak-anak.Menurut Philip Morris, dari perhitungan Jeffrey Harris dari Massachusetts Institute of

Technology (MIT), didapati bahwa sekitar 1982-1983, kenaikan harga menjadi

penyebab dua juta orang dewasa untuk berhenti merokok dan mencegah dari 600.000 remaja dari mulai merokok (Eric Lindblom dan Ann Boonn, 2009)

(25)

Selain itu, membangun kesadaran publik tentang bahaya merokok pasif membantu dalam membanteras rokok. Tujuannya adalah untuk memperkuat perhatian publik tentang bahaya kesehatan yang serius yang disebabkan oleh merokok pasif (menghirup asap tembakau orang lain) dan untuk mulai menggerakkan bukan perokok sebagai kekuatan yang efektif untuk peraturan udara bersih dalam ruangan. Menurut Dr Thomas Glynn, direktur American Cancer Society Kanker Ilmu dan Tren (American Cancer Society director of

Cancer Science and Trends), negara-negara yang telah berjaya dalam mengurangi

penggunaan tembakau merupakan negara yang telah berhasil menciptakan kepedulian masyarakat luas tentang bahaya merokok pasif (American Cancer

(26)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Pada penelitian ini kerangka konsep tentang tingkat pengetahuan anak tentang bahaya rokok diuraikan berdasarkan variabel-variabel seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 1 di bawah ini:

Gambar 1. Kerangka Konsep

3.2. Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil ukur Skala penguku ran Pengetahuan Pehamanan

responden

Wawancara Kuesioner, pertanyaan jawaban benar skor 1 (nilai tertinggi) dan jawaban salah mendapat skor 0 (nilai terendah) soalan diberi nilai seperti

• Baik 76% -

Ordinal  Umur

 sosioekonomi

 jenis kelamin

(27)

zat-zat yang

Kuesioner Responden (pelajar), yang berada dalam tahap 2 iaitu umur 10 tahun, 11 tahun dan 12 tahun

ordinal

Kelamin Jenis kelamin

Kuesioner Laki-laki Perempuan

(28)

di muka depan kuesioner dan sumber informasi pendapatan orang tua responden dari pihak sekolah

RM3500

• Pendapatan tinggi >RM3501

(29)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini telah dilakukan dengan cara deskriptif pendekatan cross sectional, di mana pengumpulan data atau variabel yang diteliti dilakukan secara bersamaan dan diambil pada satu waktu.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan di Sekolah Jenis Kebangsaan (Tamil) Mak Mandin, Pulau Pinang, Malaysia. Sekolah tersebut merupakan sekolah tamil terbesar dengan populasi yang tingggi di Pulau Pinang. Pengambilan dan pengumpulan data dilakukan selama bulan Juni hingga Juli 2010.

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah pelajar tahap dua yaitu darjah 4, 5 dan 6 iaitu berumur 10,11,dan 12 tahun di Sekolah Jenis Kebangsaan (Tamil) Mak Mandin, Pulau Pinang, Malaysia.

4.3.2. Sampel

(30)

4.3.3 Besar Sampel

Menurut Sastroasmoro, dan Ismael, untuk estimasi besar sampel populasi dipergunakan rumus

n = d2

Zα2PQ

Keterangan

n = besar sampel minimum

α = tingkat kemaknaan

P = proporsi penyakit atau keadaan yang akan dicari d = tingkat ketepatan absolute yang dikehendaki Q = (1-P)

Jadi, jumlah sampel yang dibutuhkan adalah minumum 97 orang.

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu sumber informasi yang langsung dari sumber responden yang diambil dengan menggunakan metode wawancara dengan bantuan kuesioner. Jenis wawancara yang telah digunakan adalah wawancara terpimpin. Dari pertanyaan kuesioner tersebut telah diperoleh data mengenai tingkat pengetahuan anak tentang bahaya rokok. Data mengenai sumber pendapatan untuk menentukan sosio ekonomi diperoleh melaui data sekunder yaitu sumber informasi dari pihak sekolah.

(31)

Uji validitas telah dilakukan untuk memastikan kuesioner ini dapat dipercayai. Ini dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada satu kelompok subjek yang menyerupai subjek asal penelitian. Uji reliabilitas telah dilakukan untuk memastikan hasil pengukuran adalah konsisten yaitu peneliti mendapatkan hasil yang sama jika melakukan penelitian berulang kali. Setelah selesai seminar

proposal, telah dicari 20 orang responden yang mempunyai ciri-ciri yang sama

dengan populasi target dan diminta untuk mengisi kuesioner yang akan duiji. Jawaban yang diperoleh diuji validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan perangkat Statical Product and Serve Solution, SPSS.

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

Analisa data dilakukan melalui beberapa tahapan, tahap pertama editing yaitu mengecek nama dan kelengkapan identitas maupun data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai petunjuk, tahap kedua coding yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisa, tahap ketiga entry yaitu memasukkan data dari kuesioner ke dalam program komputer dengan menggunakan SPSS (Statical Product and Serve Solution, tahap ke empat adalah melakukan cleaning yaitu mengecek kembali data yang telah di entry untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak. Tahap lima yaitu saving. Data disimpan untuk kemudian dianalisis. Analisis data dilakukan dengan bantuan program SPSS (Statical Product and

(32)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Sekolah Jenis Kebangsaan (Tamil) Mak Mandin adalah sekolah tamil yang terbesar di Pulau Pinang, Malaysia. Sekolah ini menggunakan Bahasa Tamil sebagai bahasa penghantar. Sekolah ini berada di kawasan Bandar dan juga kawasan perindustrian. Dalam sekolah ini terdapat pelajar seramai 1010 orang pelajar yang usianya julat 7 tahun hingga 12 tahun.

5.2 Deskripsi Individu

Sampel penelitian yang diperoleh sebanyak 100 pelajar yang terdiri dari pelajar derajat 4, 5 dan 6 yang berumur 10, 11 dan 12 tahun. Dari penelitian yang diperoleh jumlah pelajar adalah usia 10 tahun sebanyak 34 (34%) pelajar, usia 11 tahun adalah 33 (33%) pelajar, dan usia 12 tahun sebanyak 33 (34%) pelajar seperti pada tabel 5.1.

Tabel 5.1

Distribusi Responden Mengikut Kelompok Umur di Sekolah Jenis Kebangsaan (Tamil) Mak Mandin 2010

Karakteristik Frekuensi (n) Persen (%)

Usia

(33)

Tabel 5.2

Distribusi Responden mengikut Jenis Kelamin, dan Sosio Ekonomi Orang Tua/Wali di Sekolah Jenis Kebangsaan (Tamil) Mak Mandin, Tahun 2010

Karakteristik Frekuensi (n) Persen (%) Jenis Kelamin

Laki-laki 52 52

Perempuan 48 48

total 100 100

Status sosioekonomi orang Tua

Baik 30 30

Sedang 58 58

Rendah 12 12

total 100 100

Berdasarkan tabel 5.2, didapati bahwa jenis kelamin di kalangan responden yaitu laki-laki sebanyak 52 orang (52%) merupakan golongan yang terbesar manakala golongan yang kecil adalah perempuan sebanyak 48 orang (48%).

(34)

5.3 Hasil Analisa Data

5.3.1 Pengetahuan Pelajar Tahap dua tentang Bahaya Merokok

Pengetahuan anak tahap dua dinilai berdasarkan 19 pertanyaan yang mencakup tentang pernyataan bahaya merokok. Penilaian tingkat pengetahuan anak dinilai dengan tingkat pngetahuan tinggi, sederhana dan rendah. Tingkat pengetahuan dikategorikan baik bila menjawab 15 hingga 19 pernyataan setuju, sederhana jika menjawab 8 hingga 14 pernyataan setuju dan kurang jika pernyataan dijawab setuju kurang daripada 7 pernyataan. Berdasarkan hasil uji tersebut, pelajar Sekolah Jenis Kebangsaan (Tamil) Mak Mandin, Butterworth dapat dilihat pada seperti tabel 5.4 dibawah ini.

Tabel 5.3

Pengetahuan Pelajar Sekolah Jenis Kebangsaan (Tamil) Mak Mandin, Butterworth, Pulau Pinang, Tahap Dua tentang Bahaya Merokok Tahun

2010

Pengetahuan Jumlah Persen (%)

Baik 40 40

Sedang 53 53

Rendah 7 7

Total 100 100

(35)

Tabel 5.4

Pengetahuan Pelajar Sekolah Jenis Kebangsaan (Tamil) Mak Mandin, Butterworth, Pulau Pinang, Tahap Dua tentang Bahaya Merokok

Mengikut Usia Tahun 2010

tingkat

Pada tabel 5.4, dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan tentang bahaya merokok tinggi adalah pada anak usia 12 tahun yaitu 20 orang (20%). Tingkat pengetahuan yang terendah terbanyak dimiliki oleh anak berusia 10 tahun sebanyak 5 orang, manakala tingkat pengetahuan sederhana yang tertinggi juga dimiliki oleh anak berusia 10 tahun yaitu 21 orang (21%).

Tabel 5.5

Pengetahuan Pelajar Sekolah Jenis Kebangsaan (Tamil) Mak Mandin, Butterworth, Pulau Pinang, Tahap Dua tentang Bahaya Merokok

Mengikut kelamin Tahun 2010

(36)

Dari tabel 5.5 diatas ini, dapat ketahui bahwa, anak permpuan mempunyai tingkat pengetahuan yang baik yaitu 22 orang (22%) berbanding anak laki-laki sebanyak 18 orang (18%) sahaja. Tingkat pengetahuan terendah dengan bilangan yang banyak dimiliki oleh anak laki-laki sebanyak 6 orang manakala pelajar perempuan hanya mempunyai seorang (1%) sahaja.

Tabel 5.6

Pengetahuan Pelajar Sekolah Jenis Kebangsaan (Tamil) Mak Mandin, butterworth, Pulau Pinang, Tahap Dua Tentang Bahaya Merokok

Mengikut Sosioekonomi Tahun 2010

Pengetahuan Sosioekonomi Persen(%)

Baik Sederhana kurang

Baik 17 19 4 40

Sedang 13 34 6 53

Rendah 0 5 2 7

Total 30 58 12 100

Berdasarkan tabel 5.6, tingkat pengetahuan baik dimiliki oleh anak dari sosioekonomi yang sederhana yaitu 19 orang (19%). Manakala,bilangan tertinggi yang mempunyai tingkat pengetahuan terendah adalah juga dari golongan sosioekonomi sederhana yaitu sebanyak 5 orang (5%).

5.4 Pembahasan

(37)

5.4.1 Pengetahuan Anak Tahap Dua tentang bahaya merokok

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo,2003). Tingkat pengetahuan tentang bahaya merokok dalam penelitian ini diukur melalui kuesioner yang telah dilakukan validitas dan realibilitas.

Secara umumnya tingkat pengetahuan pelajar pada penelitian ini adalah tingkat tinggi pengetahuan tinggi sebanyak 40 anak (40%), tingkat pengetahuan sedang yang merupakan 53 anak (53%) dan tingkat pengetahuan rendah sebanyak 7 anak (7%). Ini sama seperti pada suatu penelitian, dimana tingkat pengetahuan sederhana adalah jumlah tertinggi. Hasil penelitian didapatkan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 42 siswa atau 16.7%, pengetahuan sedang sebanyak 170 siswa atau 67.7%, dan pengetahuan rendah sebanyak 39 siswa atau 15.5% (Sulistiawan, 2010)

Dari penelitian, didapati mayoritas sebanyak 81 responden (81%) bersetuju dengan pernyataan nikotin membahayakan kesehatan sementara 19 responden (19%) tidak bersetuju. Minoritas sebanyak 48 responden (48%) menyatakan tidak ada keuntungan pada bukan perokok berbanding perokok Hal ini menggambarkan anak dalam penelitian ini memiliki pengetahuan baik tentang kandungan nikotin membahayakan kesehatan. Ini disebabkan informasi dan pendidikan diperolehi semasa di sekolah. Malah terdapat juga berbagai sumber yang lain seperti media elektronik, media massa ataupun saranan dari kerajaan tetapi, kurang pengetahuan tentang manfaat tentang bukan perokok.

5.4.2 Pengetahuan tentang bahaya merokok menurut usia, kelamin dan sosioekonomi

(38)

dalam kategori baik tertinggi adalah anak darjah 6 yang berusia 12 tahun diikuti anak berusia 11 dan akhir sekali 10 tahun. Ini menunjukan umur mempengaruhi tingkat pengetahuan tentang bahaya merokok. Hal ini disokong oleh teori Notoadmodjo (2003) yang menyatakan bahwa pengetahuan akan berpengaruh pada perilaku sebagai hasil pendidikan.

Selain itu, tahap pendidikan juga mempengaruhi tingkat pengetahuan. Ini dibuktikan dengan penelitian dimana pengetahuan mengetahui asap yang mengandung sianida, merkuri, arsenik dan karbon monoksida adalah masing-masing 66%, 26%, 44% dan 108% lebih besar dikalangan responden dengan gelar universitas dibandingkan dengan ijazah sekolah tinggi atau tingkat pendidikan yang lebih rendah.

Dari statistik yang ditunjukkan oleh WHO (2002), kira-kira antara 80.000 dan 100.000 anak-anak mulai merokok di seluruh dunia setiap hari, dan setengah dari mereka tinggal di Asia. Menurut satu penelitian yang dilakukan oleh Sulistiawan dan Andika (2010) pula, menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan tentang efek rokok atau pun bahaya merokok terhadap kesehatan dengan sikap merokok. Hubungan pengetahuan dan tabiat merokok sangat erat sehingga kekurangan pengetahuan tentang bahaya merokok, menyebabkan anak mulai rokok pada usia muda. Oleh yang demikian, anak anak harus mempelajari bahayanya rokok supaya tidak memiliki tabiat ini.

Seterusnya, tingkat pengetahuan anak sekolah jenis kebangsaan (Tamil) Mak Mandin mengikut distribusi sosioekonomi orang tua yang ditampilkan pada tabel 5.7 menunjukkan tingkat pengetahuan tinggi dan tingkat pengetahuan terendah anak pada penelitian ini adalah dari golongan sosioekonomi orang tua sederhana. Tetapi, pada suatu penelitian, didapati pendidikan tinggi dan penghasilan dikaitkan dengan tingkat pengetahuan dimana didapati pengetahuan tentang mengetahui bahwa merokok menyebabkan penyakit jantung, stroke dan kanker paru-paru masing-masing 71%, 34% dan 83% lebih besar untuk responden dengan pendapatan tinggi berbanding rendah. Ini berbeda dengan hasil penelitian

(39)

Pada asumsi saya, hasil yang diperolehi ini agak berbeda karena strata sosioekonomi sederhana adalah golongan yang tertinggi dalam sampel ini sehingga ini mempengaruhi hasil. Selain itu, mungkin kebanyakkan orang tua dari strata ini berpendidikan dan telah mendidik anak tentang bahaya merokok supaya tidak terjebak dalam tabiat merokok ini.

(40)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai gambaran tingkat pengetahuan pelajar tahap dua di Sekolah Jenis Kebangsaan (Tamil) Mak Mandin tentang bahaya rokok pada tahun 2010 diperoleh kesimpulan seperti berikut :-

I. Pengetahuan anak tahap dua Sekolah Jenis Kebangsaan (Tamil), Mak Mandin, Butterworth tentang bahaya rokok tahun 2010 berada pada kategori sedang, yaitu sebanyak 53 responden (53%), sedangkan pada kategori baik sebanyak 40 responden (40%) dan pada kategori kurang ditemukan sebanyak 7 responden (7%).

II. Pengetahuan anak tahap dua Sekolah Jenis Kebangsaan (Tamil), Mak Mandin, Butterworth tentang bahaya rokok tahun 2010 mengikut umur adalah umur 10 tahun tingkat pengetahuan tingginya, 8 responden (8%), pengetahuan sedang sebanyak 21 responden (21%) dan pengetahuan ringan adalah 5 responden (5%). Manakala Pada umur 11 tahun, tingkat penegtahuan tinggi adalah 12 responden (12%), pengetahuan sedang sebanyak 19 responden (19%) dan pengetahuan rendah adalah 2 responden. Pada umur 12 tahun pula, tingkat pengetahuan tinggi, sedang dan rendah masing-masing 20 responden (20%), 13 responden (13%), dan 0 responden (0%).

III. Pengetahuan anak tahap dua Sekolah Jenis Kebangsaan (Tamil), Mak Mandin, Butterworth tentang bahaya rokok tahun 2010 mengikut kelamin didapati golongan lelaki masing-masing memiliki pengetahuan tinggi, sedang dan rendah adalah 18 responden (18%), 28 reponden (28%) dan 6 responden (6%). Sedangkan, tingkat pengetahuan golongan perempuan tinggi sebanyak 22 responden (22%), pengetahuan sedang 25 responden (25%) dan pengetahuan rendah adalah 1 responden (1%) sahaja.

(41)

mengikut sosioekonomi tinggi adalah sebanyak 17 responden (17%) pada pengetahuan tinggi, 13 responden (13%) pada pengetahuan sedang dan tiada respoden pada tingkat pengetahuan rendah. Pada sosioekonomi sedang, tingkat pengetahuan tinggi dimiliki oleh 19 responden (19%), pengetahuan sedang sebanyak 34 responden (34%) dan pengetahuan rendah adalah 5 responden.(5%). Pada sosioekonomi rendah pula, cuma 4 responden (4%) sahaja mempunyai tingkat pengetahuan tinggi, 6 responden (6%) pada pengetahuan sederhana dan 2 responden pada pengetahuan rendah.

6.2. Sarana

a) Bagi sekolah

(i) Memberikan pendedahan yang lebih terhadap bahaya rokok kepada pelajar khususnya mahasiswa pelajar tahap dua karena kelompok ini lebih mendekati populasi yang mudah cendurung mempunyai tabiat merokok. Pendedahan diberikan dari segi efek samping pada diri sendiri dan juga orang sekelilingnya

(ii) Mengetatkuasakan peraturan bebas asap rokok di melingkupi semua kawasan sekolah supaya guru-guru, pekerja termasuk pekerja kantin, kebersihan dan Satuan Pengamanan (Satpam) sekolah supaya anak tidak terpengaruh dengan tabiat.

(iii) Menganjurkan pelbagai program seperti mengadakan pertandingan melukis poster bertemakan bahaya rokok, pidato tentang bahaya merokok, putaran filem tentang bahaya rokok sempena mengadakan hari bebas rokok.

Bagi pihak ibu bapa

(i) Mengawal tabiat rokok di dalam rumah jika orang tua mempunyai tabiat dan tidak merokok di hadapan anaknya serta menjadi pedomen yang baik kepada anak.

(42)

DAFTAR PUSTAKA

Action on Smoking and Health (ASH) New Zealand, 2009. Fact Sheet: tobacco

composition. Available at:

Factsheets/05_Composition_of_tobacco_ASH_NZ_factsheet.pdf. [Accesed 25 March 2010 ]

American Cancer Society, 2003. Cigarette Smoking. American Cancer Society.

Barbara, E.G., 2006. Pathophysiology Of The System: Digestive System Disorder. In: Pathophysiology for the Health Professions, 3rd ed. Philadelphia, PA : Saunders Elsevier, 442.

Centers for Disease Control and Prevention, 2004. The Health Consequences of

Smoking, Office on Smoking and Health. Available from: http://www.cdc. gov/ tobacco /data_statistics/fact_sheets/health_effects /effects _ cig_ smoking/

Centers for Disease Control and Prevention, 2008. Smoking and Tobacco Use—

Fact Sheet: Health Effects of Cigarette Smoking. Available at:

lth_effects.htm. [Accesed 18 April 2010]

Centers for Disease Control and Prevention, 2009. Smoking & Tobacco Use.

Available from:

Dadang Hawari, H., 2003. Penyalahgunaan dan ketergantungan NAZA

(43)

Doyle O., Harmon C., Walker I. 2005. The Impact of Parental Income and Education on the Health of their Children., Forschungsinstitut Zur Zukunft Der Arbeit Institute for the Study of Labor. Available From:

Ekawati, N.K., Yulianti, D., Nopiyani S.M., Purnama S.G., Subrata M., dan Alit, D., 2009. Peningkatan Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Terhadap

Rokok Pada Siswa Smu Di Kelurahan Penatih. Available from :

[Accessed 23

April 2010]

Eric, L.E., Boonn A., 2009. Raising Cigarette Taxes Reduces Smoking,

Especially Among Kids. Campaign for Tobacco-Free Kids. Available

from

[Accessed 1st May 2010]

Hoffmann, D., Hoffmann, I., 2001. The Changing Cigarette: Chemical Studies

and Bioassays in Smoking and Tobacco Control Monographs 13.

Bethesda, US : National Cancer Institute, p159-192.

Loke, A.Y., Wong Y.P.I., 2010. Journal of Advanced Nursing : Smoking Among Young Children In Hong Kong: Influence Of Parental Smoking. Volume 66 (12): 2659-2670.

Minhas H.M.,Rahman A., 2009. Prevalence, Patterns and Knowledge of Effects

on Health Of Smoking Among Medical Students in Pakistan, Eastern

(44)

Murray, L., 2007. Tobacco returns for the 2006 calendar year. Ministry of Health. Health New Zealand Ltd. Available from :

[Accesed on 30 April 2010]

National Digestive Diseases Information Clearinghouse, 2006. Smoking and Your

Digestive System. United States of America Department Of Health and

Human Services, National Institutes of Health. Available from :

Notoatmodjo S, 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Penerbit PT Rineka Cipta.

Renee, R.J., and Adger, H., 2004. Substance Abuse. In : Behrman, Jenson, Kliegman, Stanton., Nelson Textbook of Pediatrics 18th ed. Philadelphia, PA : Saunders Elsevier, 829.

M Siahpush, M., McNeill, A.,Hammond, D., Fong, G.T., 2005. Socioeconomic

and country variations in knowledge of health risks of tobacco smoking

and toxic constituents of smoke: results from the 2002 International

Tobacco Control (ITC) Four Country Survey.British Medical Journal;

Tobacco Control 2006;15(Suppl III):iii65–iii70.

Soewandi R.M.S., 2004. Keputusan Menteri Perindustrian Dan Perdagangan

Republik Indonesia Nomor: 62/Mpp/Kep/2/2004 Tentang Pedoman Cara

Uji Kandungan Kadar Nikotin Dan Tar Rokok. Menteri Perindustrian

Dan Perdagangan.

Terry Martin, 2008. Chemicals in Cigarettes: What Are They and How They harm

Us. Available from:

(45)

Tønnesen, P., 2002. How to reduce smoking among teenagers.

Department of Pulmonary Medicine, Gentofte University Hospital,

Copenhagen, Denmark. Eur Respir 19:1-3. Available from:

http://erj.ersjournals.com/ cgi/content/full/19/1/1 [Accessed 30

April 2010]

U.S. Department of Health and Human Services, 2009. Cigarettes and Other

Tabacco Products. National Institute on Drug Abuse, National Institude

of Health.

Von, A.D., Ebert, S., Ngamvitroj, A., Park, N., and Kang H., 2005. Factors

Related to Cigarette Smoking Initiation and Use among College

Students. BioMed Central Ltd. 3:27-40

World Health Organization, 2003. Smoking Statistics, Regional Office for the

Western Pacific. Available from :

(46)

LAMPIRAN I

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Arunna Neelini a/p Ramakrishnan Tempat / Tanggal Lahir : Perak / 18 mei 1986

Agama : Hindu

Alamat : No. 09, Lorong Tenggiri 7, Seberang Jaya, 13700, Perai

Riwayat Pendidikan : 1. Sekolah Jenis kebangsaan (Tamil) Mak Mandin, Pulau Pinang.

2. Sekolah Menengah Kebangsaan Convent Butterworth, Pulau Pinang.

3. Sekolah Menengah Kebangsaan Dato onn’, Butterworth, Pulau Pinang.

4. Alliance College of Medical Sciences, Kepala Batas, Pulau Pinang.

(47)

LAMPIRAN II

(Versi Bahasa Indonesia)

Kuesioner Penelitian Tingkat Pengetahuan Anak Sekolah Jenis Kebangsaan (Tamil) Mak Mandin tentang Bahaya Merokok

A. Identitas responden

1. Umur :

2. Kelas :

3. Pekerjaan orang tua :

B. Pengetahuan tentang merokok

No Pertanyaan

Jawapan Betul salah 1 Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang dapat memberikan

kenikmatan bagi si perokok

2 Bila si perokok merokok, asap rokok yang dihembuskan itu merupakan polusi udara bagi orang yang ada sekitar si perokok

3 Bahan-bahan yang terdapat di dalam rokok seperti tar, nikotin, dan lain-lain tidak berbahaya bagi kesehatan

4 Nikotin dalam rokok tidak menyebabkan ketagihan pada si perokok

5 Rokok banyak mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi kesehatan

6 Bila si perokok merokok, asap rokok yang dihembuskan tidak mencemari udara orang-orang yang ada di sekitar perokok

7 Nikotin dalam rokok berbahaya untuk kesehatan

8 Merokok tidak begitu berbahaya bagi kesehatan

(48)

10 Rokok tidak mengandung racun yang tidak membahayakan tubuh

11 Biaya yang dikeluarkan untuk merokok lebih besar di banding yang tidak merokok

12 Tidak ada penyakit yang disebabkan oleh rokok

13 Bahaya rokok terhadap kesehatan salah satunya adalah pengaruh rokok terhadap kesehatan gigi dan mulut

14 Tidak ada keuntungan bagi yang tidak merokok

15 Kebiasaan merokok tidak dapat dihentikan

16 Rokok dapat menimbulkan karang gigi yang tidak bisa dibersihkan

17 Merokok dapat menyebabkan menurunnya kekebalan individu dan kanker

18 Banyak cara yang dapat digunakan untuk berhenti merokok

(49)
(50)

14 ♦÷ℵ′⊇÷ϒ⊕÷∧⊂ ±⊕′ ↵♦ℑ⌡ ♦⊗

15 ↔⊇÷⊇ ♦÷ℵ′⊇ℵ⊕℘ϒ ↔ℵ∅÷∫♦ ↵′∨∫

⊇ℜϒ∠

16 ♦÷ℵ′⊇ℵ∠ ↵≤÷ ⊇ℜϒ ℵ÷♦∪♦ℜ ″ℵ∈∫∠⌡

17 ♦÷ℵ′⊇ℵ∠ ¯… ⊕♦ℑ♦ℜ ⊂♦∪⊂⌡ ; ∨

♣↵ϒ♦ℜ ″ℵ∈∫∠⌡

18 ♦÷ℵ′⊇ℵ♦ ↵′∨∫ ℵ⊗ ⊕∅′÷ ¯∩⊃.

19 ♦÷ℵ′⊇ℵ⊕∏⊂⌡ ♦÷ℵ′⊇÷ϒ⊕∏⊂⌡

(51)

LAMPIRAN IV

Hasil Uji Validitas dan Realibilitas

Variabel Nomor

Pertanyaan

Total Pearson

Correlation

Status Alpha Status

Pengetahuan 1

2

0.909 Reliabel

(52)

LAMPIRAN VI

Hasil SPSS dari data yang dikumpul

Secara keseluruhan populasi responden dari segi pengetahuan, umur, sosioekonomi dan jenis kelamin.

pengetahuan responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Baik 40 40.0 40.0 40.0

sederhana 53 53.0 53.0 93.0

Kurang 7 7.0 7.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

umur responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 10 34 34.0 34.0 34.0

11 33 33.0 33.0 67.0

12 33 33.0 33.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

status ekonomi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Baik 30 30.0 30.0 30.0

sederhana 58 58.0 58.0 88.0

Kurang 12 12.0 12.0 100.0

(53)

jenis kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid laki-laki 52 52.0 52.0 52.0

perempuan 48 48.0 48.0 100.0

(54)

Tingkat pengetahuan responden mengikut kelamin, umur dan

sosioekonomi

pengetahuan responden * jenis kelamin Crosstabulation Count

jenis kelamin

Total laki-laki perempuan

pengetahuan responden Baik 18 22 40

sederhana 28 25 53

Kurang 6 1 7

Total 52 48 100

(55)

Count

umur responden

Total

10 11 12

pengetahuan responden baik 8 12 20 40

sederhana 21 19 13 53

kurang 5 2 0 7

Total 34 33 33 100

pengetahuan responden * status ekonomi Crosstabulation Count

(56)

baik sederhana kurang

pengetahuan responden baik 17 19 4 40

sederhana 13 34 6 53

kurang 0 5 2 7

Total 30 58 12 100

LAMPIRAN VII

Analisa Pernyataan Yang dijawab oleh Responden

(57)

yang dimiliki oleh kebanyakkan pelajar dalam sampel ini. Ini telah ditabulasikan dalam tabel 5.5.

Tabel 5.5

Pernyataan tentang Tingkat Pengetahuan Pelajar di Sekolah Jenis Kebangsaan (Tamil) Mak Mandin, tentang Bahaya Merokok

Pengetahuan Benar Salah

No Item (n) (%) (n) (%)

1 Kebiasaan merokok memberikan kenikmatan bagi si perokok

49 49 51 51

2 3 4

Asap rokok yang dihembuskan itu merupakan polusi udara

Kandungan bahan rokok Ketagihan Nikotin

76

5 Kandungan nikotin membahayakan kesehatan 81 81 19 19 6 Pencemaran udara oleh asap rokok 65 65 35 35

(58)

merokok

16 Penimbulan karang gigi pada perokok 77 77 23 23

17 Penurunan kekebalan dan kanker akibat merokok 75 75 25 25

18 Banyak cara untuk memberhentikan tabiat merokok 67 67 33 33

19 Kemungkinan terkenan kanker paru-paru pada perokok dan bukan perokok

57 57 43 43

Gambar

Gambar 1. Kerangka Konsep
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Tabel 5.1
Tabel 5.2
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian yang hendak dicapai oleh peneliti/penulis diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan yang lebih mendalam bagi mahasiswa-mahasiswa atau

• Pencari informasi tertentu ( text tertentu) pada dokumen web dapat dilakukan dengan menggunakan fasilitas yang sudah tersedia.. • File dokumen hasil browsing dapat

Variety of Natar 2 revealed closely similar pattern in term of influential environmental factors affecting its productivity although there were some

Jenis penelitian yang digunakan adalah cross-sectional yaitu menganalisis hubungan strategi mekanisme koping dengan tingkat kecemasan menghadapi pembelajaran klinik

mengenalproduk perusahaan, lalu memahaminya, berubah sikap, menyukai, yakin, kemudianmembeli dan selalu ingat akan produk tersebut.Menurut Alderson dan Green (dalam

Rekomendasi Tim Nomor UM.002/33/KAD-HND/09 tentang Hasil Pelaksanaan Tugas Tim Pengkajian Teknis Angkutan Darat di Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar, yang

Dalam penelitian ini prestasi belajar sebagai variabel penelitian adalah hasil belajar siswa pada jenjang sekolah sebelumnya yaitu SMP atau MTs terutama berupa

Penelitian ini menggunakan metode diskriptif kualitatif untuk dapat mengetahui bagaimana bentuk-bentuk partisipasi politik penyandang disabilitas dalam