BAHASA NONVERBAL PADA PRAMUKA
DI PONDOK PESANTREN PUTRI AISYIAH MEDAN
SKRIPSI
OLEH
PURNAMA SARI SIREGAR
NIM 050701022
DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
LEMBAR PERSETUJUAN
BAHASA NONVERBAL PADA PRAMUKA
DI PONDOK PESANTREN PUTRI AISYIAH MEDAN
SKRIPSI
Oleh
PURNAMA SARI SIREGAR
NIM 050701022
Skripsi ini diajukan untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar sarjana
dan telah disetujui oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Dardanila, M. Hum. Dra. Mascahaya, M.Hum.
NIP 196103311987022001 NIP 195908191986012001
Departemen Sastra Indonesia
Ketua,
Dra. Nurhayati Harahap, M.Hum.
PERNYATAAN
Penulis menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi dan
sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila pernyataan yang penulis
perbuat ini tidak benar, penulis bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar
kesarjanaan yang penulis peroleh.
Medan, November 2010
BAHASA NONVERBAL PADA PRAMUKA DI PONDOK PESANTREN
PUTRI AISYIAH MEDAN
ABSTRAK
PRAKATA
Puji syukur kepada Allah yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi yang berjudul “Bahasa Nonverbal Pada Pramuka di Pondok
Pesantren Putri Aisyiah Medan” merupakan usaha penulis memberi informasi
kepada pembaca tentang bentuk dan makna bahasa nonverbal dalam pramuka.
Penulisan skripsi ini dapat penulis selesaikan berkat bantuan dan
dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr.Syahron Lubis, M.A., sebagai Dekan Fakultas Sastra USU.
2. Ibu Dra. Nurhayati Harahap, M.Hum., sebagai Ketua Departemen Sastra
Indonesia Fakultas Sastra USU.
3. Ibu Dra. Mascahaya, M.Hum., sebagai Sekretaris Departemen Sastra
Indonesia Fakultas Sastra USU sekaligus sebagai Dosen pembimbing II yang
telah banyak mendukung dan membantu penulis dari penyusunan proposal
hingga penyelesaian skripsi ini.
4. Ibu Dra. Dardanila, M.Hum., sebagai pembimbing I penulis yang telah
memberikan begitu banyak arahan dan dukungan dari penyusunan proposal
hingga penyelesaian skripsi ini.
5. Ibu Dr. Gustianingsih, M.Hum., sebagai dosen wali penulis yang memberikan
6. Bapak dan Ibu staf pengajar Departemen Sastra Indonesia Fakultas Sastra
USU, yang telah memberikan bekal dan pengetahuan, baik dalam linguistik,
sastra, maupun bidang-bidang umum lainnya. Dan tidak lupa juga penulis
mengucapkan terima kasih kepada saudari Dedek yang telah membantu
penulis dalam hal administrasi di Departemen Sastra Indonesia Fakultas Sastra
USU.
7. Kedua orang tua, M. Nasir Siregar dan Nurliani Pane, yang tidak hanya
mendukung secara moral dan material, namun juga secara spritual di dalam
doa.
8. Saudara penulis, Makbul Siregar, Lisna Nila Sari Siregar, Lina Marlina S.Pd
dan Mbak Syafaatun Zain S.Si.
9. Sahabat-sahabat penulis seperti Kristina Tambunan S.S, Putri Sari Murni S.S,
Pia, Elvi, Eka, Risna, vey dan teman-teman lainnya yang tidak dapat
disebutkan namanya satu per satu yang memberikan dukungan dan mendorong
penulis untuk menghasilkan skripsi dengan baik.
10. Ibu Dra. Almu Supatmi, sebagai Pembina Pramuka di Pondok Pesantren Putri
Aisyiah.
11. Ibu Rezi Yanti S.Pd, sebagai kepala sekolah Pondok Pesantren Putri Aisyiah.
Akhir kata penulis mengharapkan kiranya skripsi ini dapat berguna,
khususnya dapat dijadikan sumber acuan dalam penelitian mengenai bahasa
nonverbal berdasarkan teori yang digunakan.
Penulis,
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN
ABSTRAK
PRAKATA... ... i
DAFTAR ISI...………... ii
BAB I PENDAHULUAN...………. 1
1.1 Latar Belakang dan Masalah 1 1.1.1 Latar Belakang.….……… 1
1.1.2 Masalah………...……….. 8
1.2 Batasan Masalah……..…….………. 8
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian……….. 8
1.3. Tujuan Penelitian……..……… 8
1.3.2 Manfaat Penelitian….……….. 9
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA………... 10
2.1 Konsep………...……… 10
2.1.1 Bahasa Nonverbal... 10
2.1.2 Gerakan Pramuka... 11
2.1.3 Semiotika... 12
2.2 Landasan Teori………... 13
2.2.3 Makna Konseptual dan Makna Asosiatif... 16
2.3 Tinjauan Pustaka……… 17
BAB III METODE PENELITIAN…………...………... 18
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian………. 18
3.1.1 Lokasi Penelitian……… 18
3.1.2 Waktu Penelitian……… 18
3.2 Populasi dan Sampel……… 18
3.2.1 Populasi……… 18
3.2.2 Sampel……….. 18
3.3 Metode dan Teknik Penyediaan Data……….. 19
3.4 Metode dan Teknik Analisis Data……… 20
BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS BENTUK DAN MAKNA BAHASA NONVERBAL PADA PRAMUKA DI PONDOK PESANTREN PUTRI AISYIAH MEDAN...………... 22
4.1 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /A/ direpresentasikan /.-/ dan Maknanya………...… 22
4.1.1 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /B/ direpresentasikan /-…/ dan Maknanya……...… 25
4.1.2 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /C/ direpresentasikan /-.-./ dan Maknanya………… 25
4.1.3 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /D/ direpresentasikan /-.../ dan Maknanya………… 27
4.1.5 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse
Huruf /F/ direpresentasikan /..-./ dan Maknanya………… 30
4.1.6 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse
Huruf /G/ direpresentasikan /--./ dan Maknanya…….…… 32
4.1.7 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse
Huruf /H/ direpresentasikan /…./ dan Maknanya..….…… 33
4.1.8 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse
Huruf /I/ direpresentasikan /../ dan Maknanya...….…… 33
4.1.9 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse
Huruf /J/ direpresentasikan /.---/ dan Maknanya..….…… 35
4.1.10 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse
Huruf /K/ direpresentasikan /-.-/ dan Maknanya..……. 37
4.1.11 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse
Huruf /L/ direpresentasikan /.-./ dan Maknanya..……. 38
4.1.12 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse
Huruf /M/ direpresentasikan /--/ dan Maknanya..……. 40
4.1.13 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse
Huruf /N/ direpresentasikan /--./ dan Maknanya..……. 41
4.1.14 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse
Huruf /O/ direpresentasikan /---/ dan Maknanya..……. 42
4.1.15 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse
Huruf /P/ direpresentasikan /.--./ dan Maknanya..……. 43
4.1.17 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse
Huruf /R/ direpresentasikan /.-./ dan Maknanya..……. 45
4.1.18 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse
Huruf /S/ direpresentasikan /…/ dan Maknanya..……. 47
4.1.19 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse
Huruf /T/ direpresentasikan /-/ dan Maknanya..…….… 48
4.1.20 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse
Huruf /U/ direpresentasikan /..-/ dan Maknanya..……. 49
4.1.21 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse
Huruf /V/ direpresentasikan /…-/ dan Maknanya..…… 50
4.1.22 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse
Huruf /W/ direpresentasikan /.--/ dan Maknanya..……. 52
4.1.23 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse
Huruf /X/ direpresentasikan /-..-/ dan Maknanya..……. 53
4.1.24 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse
Huruf /Y/ direpresentasikan /-.--/ dan Maknanya..…… 54
4.1.25 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse
Huruf /Z/ direpresentasikan /--../ dan Maknanya..……. 55
4.1 Penggunaan Tanda/Atribut Penggalang Putri……… 57
4.2.1 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang Menyatakan
Tutup Kepala dan Maknanya……… 57
4.2.2 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang Menyatakan
Tanda Pelantikan dan Maknanya……… 58
Tanda Regu dan Maknanya……… 59
4.2.4 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang Menyatakan
Tanda Kecakapan Umum dan Maknanya……… 60
4.2.5 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang Menyatakan
Tanda Kecakapan Khusus dan Maknanya……… 61
4.2.6 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang Menyatakan
Tanda Jabatan dan Maknanya……… 62
4.2.7 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang Menyatakan
Tanda Badge Daerah/Pita Wilayahdan Maknanya……… 63
4.2.8 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang Menyatakan
Tanda Pita Nomor dan Maknanya……… 64
4.2.9 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang Menyatakan
Tanda Lokasi/Pita Wilayah dan Maknanya……… 65
4.2.10 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang Menyatakan
Papan Nama dan Maknanya……… 65
4.2.11 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang Menyatakan
Tanda Pandu Dunia dan Maknanya……… 66
BAB V PENUTUP ...
5.1 Kesimpulan dan Saran... 68
5.1.1 Kesimpulan... 68
5.1.2 Saran……… 71
BAHASA NONVERBAL PADA PRAMUKA DI PONDOK PESANTREN
PUTRI AISYIAH MEDAN
ABSTRAK
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Masalah
1.1.1 Latar Belakang
Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Bahasa
memiliki kemampuan untuk menyatakan lebih daripada apa yang disampaikan.
Bahasa dapat didefenisikan dari berbagai sudut pandang. Namun defenisi bahasa
yang banyak dipakai orang adalah suatu simbol lisan yang arbitrer yang dipakai
oleh anggota masyarakat bahasa untuk berkomunikasi antara sesamanya,
berlandaskan pada budaya yang mereka miliki bersama (Dardjowidjojo,
2003:16).
Bahasa merupakan sesuatu yang khas dimiliki oleh manusia. Erst Cassirer
menyebut manusia sebagai Animal Symbolicum, yaitu makhluk yang
menggunakan media berupa simbol kebahasaan dalam memberi arti dan
mengisi kehidupan. Oleh Cassirer, keberadaan manusia sebagai Animal
Symbol itu dianggap lebih berarti daripada keberadaan manusia sebagai
makhluk berpikir karena tanpa adanya simbol manusia tidak akan mampu
melangsungkan kegiatan berpikirnya. Simbol juga memungkinkan
manusia untuk bukan hanya sekedar berpikir, melainkan juga mengadakan
kontak dengan realitas kehidupan di luar diri serta mengabdikan hasil
berpikir dan kontak itu kepada dunia (Aminuddin, 2001:17).
Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi dan sekaligus
sebagai lambang sosial umat manusia. Komunikasi antarmanusia suda h mulai
atau tingkah laku yang umum (Webster New Collegiate Dictionery, 1981:225
dalam Alwasilah, 1985:9).
Alat komunikasi itu terbagi dua yaitu verbal dan nonverbal. Adapun
komunikasi verbal adalah komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan
kata-kata, sedangkan komunikasi yang dilakukan tanpa penggunaan kata-kata disebut
komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal dapat dilakukan antara lain dengan
gerak tubuh, penampilan fisik, bunyi-bunyian, dan sentuhan. Gerak bagian-bagian
tubuh itu berfungsi sebagai bahasa isyarat dalam komunikasi. Oleh karena itu,
komunikasi yang dilakukan dengan gerak tubuh disebut juga dengan bahasa
nonverbal.
Komunikasi dapat dilakukan tanpa penggunaan kata-kata. Komunikasi
yang dilakukan tanpa penggunaan kata-kata disebut komunikasi nonverbal. Salah
satu cara untuk berkomunikasi secara nonverbal ialah dengan penggunaan isyarat
atau gerak tubuh. Oleh karena isyarat gerak tubuh itu digunakan untuk
menyampaikan pesan dalam komunikasi, maka komunikasi itu disebut sebagai
bahasa isyarat (Cahyono, 1995: 331).
Komunikasi mengacu pada tindakan oleh satu orang atau lebih, yang
mengirim dan yang menerima pesan. Dalam berkomunikasi pasti ada simbol,
yaitu sesuatu yang digunakan untuk mewakili maksud tertentu, misalnya dalam
kata-kata verbal baik tertulis maupun lisan, dan juga nonverbal yang diperagakan
melalui gerak-gerik tubuh, warna, artifak, gambar, pakaian, bunyi-buyian, dan
lainnya yang semuanya harus dapat dipahami secara konotatif.
Komunikasi merupakan salah satu hal yang paling penting dalam
komunikasi agar dapat berinteraksi dengan orang lain. Bangun tidur hinggga tidur
kembali, manusia hampir selalu melakukan kegiatan komunikasi untuk
mengutarakan maksud, ide, perasaan, dan keinginan baik kepada orang lain
maupun kepada dirinya sendiri. Komunikasi yang paling umum digunakan
manusia adalah komunikasi verbal, yaitu komunikasi yang dijalin secara lisan atau
tulisan. Sifat komunikasi itu menggunakan kalimat demi kalimat sebagai materi
pesan. Akan tetapi adakalanya komunikasi verbal ini tidak dapat digunakan
karena hal-hal tertentu. Orang tuna netra tentu tidak dapat menggunakan
komunikasi verbal sebagai komunikasi mereka. Mereka memerlukan sarana
komunikasi yang lain seperti gerak isyarat atau tanda-tanda tertentu sebagai alat
komunikasi mereka. Oleh karena itu lebih efektif apabila mempergunakan
komunakasi nonverbal sebagai bahasa mereka.
Siahaan (1991) mengatakan bahwa komunikasi nonverbal adalah
komunikasi yang dijalin dengan bahasa isyarat, gambar atau simbol. Sifat
komunikasi seperti ini juga disebut pictural comunication yang sangat banyak
digunakan dalam bidang kerahasiaan (sandi-sandi), orang-orang tunarungu (tuli),
atau orang-orang tunanetra (buta), dan seterusnya.
Sejarah kepramukaan telah berlangsung lebih dari satu abad. Pelopornya
tidak lain adalah bapak pandu sedunia, Lord Baden Poweel. Masa kecilnya
dihabiskan dengan bermain di hutan kecil di samping sekolahannya. Karirnya
dalam dunia militer dan menciptakan metode inovatif pelatihan prajurit yang
kurang pengalaman di lapangan. Peserta yang lulus dalam pelatihan ini
pengenal tetap yang mengkiaskan cita-cita setiap anggota gerakan pramuka.
Lambang tersebut diciptakan oleh Bapak Soeharjdo Admodipura, seorang
pembina pramuka yang aktif bekerja di lingkungan Departemen Pertanian dan
kemudian digunakan sejak 16 Agustus 1961. Lambang ini ditetapkan dengan
Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No.06/KN/72 tahun 1972.
Adapun arti kiasan lambang gerakan pramuka itu adalah:
1) Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal, dan istilah cikal bakal di
Indonesia berarti penduduk asli yang pertama, yang menurunkan generasi
baru. Jadi lambang buah nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan bahwa tiap
anggota pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia.
2) Buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun juga. Jadi
lambang itu mengkiaskan bahwa tiap anggota pramuka adalah seorang
rohaniah dan jasmaniah sehat, kuat, dan ulet serta besar tekadnya dalam
menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam menempuh segala ujian
dan kesukaran untuk mengabdi pada tanah air dan bangsa Indonesia.
3) Nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya upaya
dalam menyesuaikan diri dalam misi dimana dia berada dan dalam keadaan
bagaimanapun juga.
4) Nyiur tumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon yang
tertinggi di Indonesia. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap anggota
pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus, yakni yang mulia dan
jujur, dan dia tetap tegak tidak mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu.
5) Akar nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam tanah. Jadi lambang itu
dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik, benar, kuat, dan nyata ialah tekad dan
keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai
cita-citanya.
6) Nyiur adalah pohon yang serba guna dari ujung atas hingga akarnya. Jadi
lambang itu mengkiaskan bahwa tiap pramuka adalah manusia yang berguna,
dan membaktikan diri dan kegunaannya kepada kepentingan tanah air, bangsa,
dan negara Republik Indonesia serta kepada umat manusia.
Gambar lambang gerakan pramuka
Dalam gerakan pramuka kode morse dipakai sebagai alat komunikasi
bahasa nonverbal. Kode morse adalah sistem representasi huruf, angka, dan tanda
baca dengan menggunakan sinyal kode. Kode morse digunakan dan dipelajari di
dunia kepramukaan. Dalam dunia kepramukaan kode morse disampaikan
menggunakan senter atau peluit pramuka. Kode morse disampaikan dengan cara
meniup peluit dengan durasi pendek untuk mewakili titik dan meniup peluit
dengan durasi panjang untuk mewakili garis. Kemampuan menerima dan
mengirim kode morse merupakan salah satu dari kecakapan yang dapat menerima
berkebalikan antara titik dan garis. Misalnya, huruf /K/ yang diwakili oleh /-.-/
berkebalikan dengan /R/ yang diwakili oleh /.-./ dan alphabet dengan kode morse
berlawanan titik. Misalnya, /A/ yang diwakili oleh /.-/ dan huruf /N/ yang diwakili
oleh /-./.
Suatu tanda menurut Littlejohn (dalam Sobur, 2004:16) menandakan
sesuatu selain dirinya sendiri dan maknanya (meaning) ialah hubungan antara
suatu objek atau idea dan suatu tanda. Konsep dasar ini mengikat bersamaan
seperangkat teori yang amat luas berurusan dengan tanda, makna, dan
bentuk-bentuk nonverbal.
Dalam kehidupan manusia sering berhubungan dengan tanda-tanda,
diantaranya adalah tanda-tanda yang terdapat pada tanda pengenal gerakan
pramuka. Tanda-tanda yang terdapat dalam gerakan pramuka tersebut dianalisis
maknanya, sehingga dapat digunakan oleh semua anggota gerakan pramuka.
Tanda yang digunakan anggota pramuka adalah tanda-tanda yang
dikenakan pada pakaian seragam pramuka, yang dapat menunjukkan diri seorang
pramuka, tanggung jawab, daerah asal, wilayah tugas, kecakapan, jabatan, dan
tanda penghargaan yang dimilikinya. Tanda pengenal gerakan pramuka termasuk
ke dalam lambang atau simbol yang memiliki hubungan tidak langsung dengan
kenyataan.
Dengan demikian, sebuah tanda dalam pramuka berhubungan dengan
sebuah sistem. Sebuah sitem berkaitan dengan tanda karena di dalam sebuah
sistem bukan perkembangannya dilihat, melainkan fungsi sistem tersebut. Sistem
antara lain karena dalam berkomunikasi sehari-hari kita sering menggunakan
bahasa nonverbal untuk menyampaikan pesan.
Peneliti memilih judul Bahasa Nonverbal pada Pramuka karena peneliti
tertarik untuk mengetahui bentuk bahasa nonverbal dan makna bahasa nonverbal
yang terdapat di dalamnya.
Penelitian mengenai Bahasa Nonverbal sebelumnya pernah diteliti oleh Sri
Rezeki Juni Astuti (1996). Dengan melakukan penelitian ini, adapun hasil yang
diperolehnya yaitu sistem tanda yang digunakan di Perumka Perbaungan
diperkenalkan oleh Belanda dan masih digunakan sampai sekarang. Tanda yang
digunakan di Perumka Perbaungan berfungsi sebagai pemberi informasi tentang
keadaan kereta api di perjalanan maupun di stasiun keberangkatan kereta api, dan
situasi jalan yang akan dan dilalui kereta api. Dimana penelitian tersebut sama
halnya dengan penelitian yang akan diteliti saat ini yaitu Bahasa Nonverbal pada
Gerakan Pramuka. Kedua penelitian ini sama-sama memiliki tanda dalam
komunikasi. Tetapi dari kedua judul penelitian tersebut terdapat perbedaan,
dimana dalam penelitian terdahulu menganalisis tentang sistem tanda di Perumka
Perbaungan, sedangkan penelitian yang akan dianalisis sekarang ini melihat dari
1.1.2 Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang yang telah diuraikan di atas maka
masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah bentuk bahasa nonverbal pada Pramuka di Pondok Pesantren
Putri Aisyiah Medan?
2. Bagaimanakah makna bahasa nonverbal pada Pramuka di Pondok Pesantren
Putri Aisyiah Medan?
1.2 Batasan Masalah
Suatu penelitian harus dibatasi agar penelitian terarah dan tujuan penelitian
tercapai. Dalam penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan pada morse dan
penggunaan tanda/atribut pengggalang putri sebagai bahasa Nonverbal pada
Pramuka di Pondok Pesantren Putri Aisyiah Medan.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang dirumuskan, tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan bentuk bahasa nonverbal pada Pramuka di Pondok Pesantren
Putri Aisyiah Medan.
2. Mendeskripsikan makna bahasa nonverbal pada Pramuka di Pondok Pesantren
1.3.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Pembaca dapat memahami makna bahasa nonverbal pada Pramuka di Pondok
Pesantren Putri Aisyiah Medan.
2. Penelitian mengenai bahasa nonverbal pada Pramuka di Pondok Pesantren
Putri Aisyiah Medan dapat dijadikan sumber acuan dalam penelitian yang
berhubungan dengan Bahasa Nonverbal.
3. Pembaca dapat memahami bentuk bahasa nonverbal pada Pramuka di Pondok
BAB II
KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep
Menurut KBBI (2003: 588) konsep adalah gambaran mental dari suatu
objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi
untuk memahami hal-hal lain. Jadi, konsep dari penelitian ini adalah:
2.1.1 Bahasa Nonverbal
Bahasa nonverbal adalah komunikasi tanpa kata (karena tidak
berkata-kata). Bahasa nonverbal ini biasanya dipergunakan untuk menggambarkan
peraasaan dan emosi (Liliweri, 1994: 89).
Menurut Pateda, (dalam semiotika komunikasi 2004: 122), tanda yang
ditimbulkan oleh manusia dapat dibedakan atas dua macam yaitu yang bersifat
verbal dan bersifat nonverbal. Yang bersifat verbal adalah tanda-tanda yang
digunakan sebagai alat komunikasi yang dihasilkan oleh bicara, sedangkan yang
bersifat nonverbal salah satunya dapat berupa tanda yang diciptakan oleh manusia
untuk menghambat waktu, tenaga, dan menjaga kerahasiaan
Siahaan (1991) mengatakan bahwa komunikasi nonverbal adalah
komunikasi yang dijalin dengan bahasa isyarat, gambar, atau simbol. Sifat
komunikasi seperti juga disebut pictural communication yang sangat banyak
digunakan dalam bidang kerahasiaan (sandi-sandi), orang-orang tunarungu (bisu
2.1.2 Gerakan Pramuka
Menurut KBBI (2002:892-893), pramuka adalah organisasi untuk pemuda
yang mendidik para anggotanya dalam berbagai keterampilan, disiplin,
kepercayaan pada diri sendiri, saling menolong.Gerakan pramuka adalah nama
organisasi yang merupakan wadah proses pendidikan kepramukaan yang
dilaksanakan di Indonesia. Pramuka adalah sebutan dari anggota gerakan
pramuka, yang berusia tujuh tahun sampai 25 tahun dan berkedudukan sebagai
peserta didik yaitu sebagai pramuka siaga, penggalang, penegak, dan pandega.
Kelompok anggota yang lain adalah para pembina andalan pamong saka, pelatih
dan lain-lain. Gerakan pramuka merupakan salah satu segi pendidikan nasional
yang penting, yang merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Gerakan pramuka adalah salah satu alat komunikasi yang dalam penyampaiannya
bersifat verbal dan nonverbal. Gerakan pramuka menggunakan berbagai macam
tanda pengenal yang dikenakan pada pakaian seragam pramuka. Diantaranya ada
yang dapat digunakan untuk menunjukkan jabatan yang dipegang dan tugas yang
sedang dilakukan oleh pemakainya. Kemala (dala
besar tanda pengenal dalam gerakan pramuka meliputi:
1) Tanda umum
Tanda yang dipakai secara umum oleh semua anggota pramuka yang dilantik.
Misalnya, tutup kepala, pita leher, tanda pelantikan, tanda keprmukaan
sedunia.
Tanda yang menunjukkan satuan kwartir tertentu tempat anggota pramuka
bergabung dari satuan terecil sampai nasional. Misalnya, tanda barung, regu,
gudep.
3) Tanda jabatan
Tanda yang menunjukkan jabatan dan tanggung jawab seseorang dalam
lingkungan gerakan pramuka. Misalnya, pemimpin regu, sangga, dan
Pembina.
4) Tanda kecakapan
Tanda yang menunjukkan kecakapan, ketangkasan, keterampilan,
kemampuan, sikap dalam usaha untuk memperoleh tanda tersebut, sesuai
dengan golongan masing-masing. Misalnya, tanda kecakapan umum
penggalang dan penegak.
5) Tanda kehormatan
Tanda yang menunjukkan jasa atau penghargaan yang diberikan kepada
seseorang darma bakti. Yang dianggap cukup berguna dan bermutu.
2.1.3 Semiotika
Kata ”semiotika” berasal dari bahasa Yunani, smeion yang berarti ”tanda”
atau seme yang berarti ”penafsiran tanda” Cobley dan Janz (dalam Alex Sobur,
2004:16). Kurniawan (dalam Sobur, 2004:17) mengatakan bahwa, semiotika
berakar dari studi klasik dan skolastik atas seni logika, retorika, dan poetika.
Menurut (Seger dalam Sobur, 2004:16), semiotika adalah suatu disiplin
yang menyelidiki semua bentuk komunikasi yang terjadi dengan sarana
Semiotika atau semiologi merupakan terminologi yang merujuk pada ilmu yang
sama. Istilah ‘semiologi’ lebih banyak digunakan di Eropa sedangkan ‘semiotik’
lazim dipakai oleh ilmuwan Amerika.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Semiotika
Haliday (dalam Sobur, 2004:16) mengatakan bahwa semiotika mulanya
berasal dari konsep tanda yang berhubungan dengan istilah semainon (penanda)
dan semainomenom (petanda) yang digunakan adalah teori tanda tentang tanda
dan penanda.
Kata ”semiotika” berasal dari bahasa Yunani, smeion yang berarti ”tanda”
atau seme yang berarti ”penafsiran tanda” Cobley dan Janz (dalam Sobur,
2004:16). Kurniawan (dalam Sobur, 2004:17) mengatakan bahwa, semiotika
berakar dari studi klasik dan skolastik atas seni logika, retorika, dan poetika.
Semiotika biasanya didefinisikan sebagi teori filsafat umum yang
berkenaan dengan produksi tanda-tanda dan simbol-simbol sebagai bagian dari
sistem kode yang digunakan untuk mengomunikasikan informasi. Semiotika
meliputi tanda-tanda visual dan verbal serta tactil danolfactory ketika tanda-tanda
tersebut membentuk sistem kode yang secara sistematis menyampaikan informasi
atau pesan secara tertulis disetiap kegiatan dan perilaku manusia.
Ferdinand de saussure menyatakan bahwa tanda merupakan objek fisik
dengan sebuah makna atau untuk menggunakan istilahnya sebuah tanda terdiri
kosep mental yang siacukan petanda, konsep mental ini secara luas sama pada
semua anggota kebudayaan yang menggunakan bahasa yang sama.
2.2.2 Tanda dan Petanda
Menurut Ferdinand de Saussure setiap tanda linguistik terdiri dari dua
unsur yaitu, (1) yang diartikan (Perancis: signife’, Inggris: signified) dan (2) yang
mengartikan (Perancis: signifiant, Inggris: signifer). Yang diartikan (signifie’
signified) sebenarnya merupakan konsep atau makna dari sesuatu tanda bunyi.
Sedangkan yang mengartikan (signifiant atau signifier) itu adalah tidak lain dari
pada bunyi-bunyi itu, yang terbentuk dari fonem-fonem bahasa yang
bersangkutan. Jadi, dengan kata lain setiap tanda linguistik terdiri dari unsur bunyi
dan unsur makna. Kedua unsur ini adalah unsur dalam bahasa (intralingual) yang
biasanya merujuk/mengacu kepada sesuatu refrent yang merupakan unsur luar
bahasa (ekstra lingual). (Chaer, 2002 : 29)
Menurut de Saussure (dalam Sobur 2004:46), tanda linguistik terdiri dari
dua unsur, yaitu:
1. tanda yang diartikan yang disebut signifier yaitu bidang
penanda atau bentuk.
2. tanda yang mengartikan yang disebut signified yaitu bidang
petanda berupa konsep atau makna.
Dalam (Puji Santosa 1993:4), tanda merupakan bagian dari ilmu semiotika
yang menandai sesuatu hal atau keadaan untuk menerangkan atau
memberitahukan objek kepada subjek. Dalam hal ini, ‘tanda’ selalu merujuk pada
peristiwa, dan bentuk-bentuk tanda yang lain. Tanda-tanda yang dibuat oleh
manusia menunjuk pada sesuatu yang terbatas maknanya dan hanya menunjuk
pada hal-hal tertentu. Tanda tersebut dari dulu hingga sekarang tetap saja tidak
berubah dan tanpa kreatif apa pun. Jadi, tanda adalah arti yang statis, umum,
lugas, dan objektif.
Menurut Pateda, (dalam semiotika komunikasi, 2004:122), tanda yang
ditimbulkan oleh manusia dapat dibedakan atas dua macam yaitu yang bersifat
verbal dan nonverbal. Yang bersifat verbal adalah tanda-tanda yang digunakan
sebagai alat komunikasi yang dihasilkan oleh alat bicara, sedangkan yang bersifat
nonverbal salah satunya dapat berupa tanda yang diciptakan manusia untuk
menghemat waktu, tenaga dan menjaga kerahasiaan.
Tanda pengenal dalam gerakan pramuka tanda nonverbal misalnya bunyi
pada sandi morse dalam gerakan pramuka yang dilakukan dengan berbagai cara
antara lain:
1) Suara dengan mengunakan pluit
2) Sinar dengan mengunakan senter
3) Tulisan dengan mengunakan titik (.) dan setrip(-)
4) Bendera dengan mengunakan morse
Contoh ini merupakan tanda dengan hal yang ditandai bersifat langsung.
Berbeda dengan lambang yang juga merupakan tanda. Bedanya lambang tidak
memberi tanda secara langsung tetapi melalui sesuatu yang lain seperti tanda
jabatan dalam gerakan pramuka. Misalnya tanda sangga penegak berbentuk bujur
pencoba, penegar, pendobrak, dan pelaksana dengan gambar dan warna. Angka
romawi sebagai nomor sangga berwarna hitam di atas dasar berwarna kuning.
Gambar siluet bunga berwarna hitam di atas dasar berwarna kuning (khusus untuk
sangga puteri). Tanda nonverbal ini berkaitan dengan kajian semiotika yaitu salah
satu cabang ilmu bahasa.
2.2.3 Makna konseptual dan Makna Asosiatif
Makna konseptual adalah makna yang sesuai dengan konsepnya,
maknanya sesuai dengan refrennya, dan makna yang bebas dari asosiasi atau
hubungan apapun. Jadi, makna konseptual ini sama dengan makna refrensial,
makna leksikal, dan makna denotatif (Chaer 1995:72). Makna konseptual
dianggap sebagai faktor utama di dalam setiap komunikasi. Makna konseptual
merupakan hal yang esensial di dalam suatu bahasa. Leech (dalam Pateda
2001:114) mengemukakan dua prinsip, yakni prinsip ketidaksamaan dan prinsip
struktur unsurnya. Prinsip ketidaksamaan dapat dianalisis berdasakan klasifikasi
bunyi dalam tataran fonologi yang setiap bunyi ditandai + (fostif) kalau ciri
dipenuhi, dan ditandai dengan – (negatif) jika ciri tidak dipenuhi. Misalnya,
konsonan /b/ berciri + bilabial + stop, - nasal.
Prinsip struktur unsurnya, misalnya kata nyonya dapat dianalisis menjadi:
+ manusia; + dewasa; - laki-laki. Dengan analisis seperti ini maka konsep sesuatu
dapat dibatasi. Jadi, kata ‘’nyonya’’ adalah manusia dewasa dan bukan seorang
laki-laki
Slamet muljana (dalam Pateda 2001:178) mengatakan makna asosiatif
semula kata yang bersangkutan dengan makna yan baru yakni makna di dalam
lingkungan tempat kata itu dipindahkan ke dalam pemakaian bahasa. Antara
makna lama dan maknanya yang baru terdapat pertalian erat.
Contoh:
Kata Amplop. Kalau kita mengurus sesuatu di kantor dan kemudian kawan kita
berkata, “Beri ia Amplop”. Maka asosiasi kita bukan lagi amplop yang yang
berfungsi sebagai sampul surat, tetapi amplop yang berisi uang ; uang pelicin ;
uang pelancar ; uang sogok. Secara kasar, maka amplop itu berarti, “Berilah ia
uang agar urusanmu cepat selesai.”
2.3 Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka adalah hasil meninjau, pandangan, pendapat sesudah
menyelidiki, atau mempelajari (KBBI, 2003:1198). Pustaka adalah kitab; buku;
buku primbon (KBBI, 2003:912).
Astuti, (1996): Sistem Tanda yang digunakan Sebagai Salah Satu Sarana
Komunikasi di Perumka Perbaungan. Skripsi ini meneliti tentang sistem tanda
yang digunakan di Perumka Perbaungan berfungsi sebagai pemberi informasi
tentang keadaan kereta api diperjalanan maupun distasiun keberangkatan kereta
api, dan situasi jalan yang akan dan dilalui kereta api dengan menggunakan teori
yang dikemukakan oleh dua ahli semiotika yang merupakan hasil suntingan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Lokasi dan Waktu Penelitian
3.1.1 Lokasi Penelitan
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Pondok Pesatren Putri Aisyiah. Jl.
Demak No. 3 Medan.
3.1.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan dari tanggal 1-30
April 2010.
3.2Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi adalah sekelompok orang, benda atau hal yang menjadi sumber
pengambilan sample; suatu kumpulan yang memenuhi syarat tertentu yang
berkaitan dengan masalah penelitian (KBBI, 2003:889). Yang menjadi populasi
dalam penelitian ini adalah Bahasa Nonverbal pada Pramuka Gugus Depan 19100
di Pondok Pesantren Putri Aisyiah Medan.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari unsur populasi yang dipandang dapat
mewakili keseluruhan populasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
1. Kode morse yang didalamnya terdapat durasi pendek untuk mewakili titik dan
durasi panjang untuk mewikili garis dalam Pramuka.
3.3Metode dan Teknik Penyediaan Data
Dalam memperoleh data, peneliti menggunakan data lisan dan tulisan.
Data lisan diperoleh dari informan anggota pramuka dengan menggunakan
metode simak dan metode cakap (Sudaryanto, 1993:132).
Menurut Sudaryanto (1993:133), disebut metode simak atau penyimakan
karena memang berupa penyimakan: dilakukan dengan menyimak, yaitu
menyimak penggunaan bahasa.
Disebut metode cakap atau percakapan karena memang berupa percakapan
dan terjadi kontak antar peneliti dengan penutur selaku narasumber (Sudaryanto,
1993:137).
Dengan demikian, sumber data terdiri atas data primer dan data sekunder.
Data diperoleh dari lokasi penelitian melalui cara-cara berikut:
1. Observasi
Observasi yaitu pengumpulan data dengan menggunakan pengamatan
langsung ke objek penelitian. Bersamaan dengan observasi diadakan
pencatatan.
2. Wawancara
Wawancara yaitu cara pengumpulan data dengan mengadakan wawancara
mendalam melalui informan yang memahami situasi dan kondisi objek
penelitian. Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara yang
tidak berstruktur yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara
langsung dan sebagai instrument adalah peneliti sendiri, kemudian
Data sekunder atau data tulis diperoleh dari buku-buku yang berhubungan
dengan semiotika dan bahasa nonverbal dalam pramuka. Selain itu, data dari
internet juga diakses untuk kepentingan penelitian ini.
3.4Metode dan Teknik Analisis Data
Setelah semua data terkumpul, mulailah diadakan analisis terhadap data
untuk menyelesaikan permasalahan penelitian yang telah ditetapkan. Kemudian
data diolah dengan menggunakan metode padan yang menggunakan alat penentu
di luar, terlepas dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan. Teknik
analisis yang digunakan adalah teknik dasar yaitu dengan memilah unsur-unsur
penentu dan daya pilah sebagai pembeda refren. Mengingat bahwa data yang
digunakan pada penelitian ini berupa data dalam bentuk lambang atau simbol.
Selanjutnya, data yang berupa uraian kata-kata disajikan secara sistematis
dalam bentuk laporan ilmiah.
Contoh:
Kode representasi morse untuk alfabet
1. Huruf /A/ direpresentasikan dengan /.-/
2. Huruf /B/ direpresentasikan dengan /-.../
3. Huruf /C/ direpresentasikan dengan /-.-./
4. Huruf /D/ direpresentasikan dengan /-../
5. Huruf /E/ direpresentasikan dengan /./
6. Huruf /F/ direpresentasikan dengan /..-./
7. Huruf /G/ direpresentasikan dengan /--./
9. Huruf /I/ direpresentasikan dengan /../
10. Huruf /J/ direpresentasikan dengan /.---/
11. Huruf /k/ direpresentasikan dengan /-.-/
12. Huruf /L/ direpresentasikan dengan /.-../
13. Huruf /M/ direpresentasikan dengan /--/
14. Huruf /N/ direpresentasikan dengan /-./
15. Huruf /O/ direpresentasikan dengan /---/
16. Huruf /P/ direpresentasikan dengan /.--./
17. Huruf /Q/ direpresentasikan dengan /--.-/
18. Huruf /R/ direpresentasikan dengan /.-./
19. Huruf /S/ direpresentasikan dengan /.../
20. Huruf /T/ direpresentasikan dengan /-/
21. Huruf /U/ direpresentasikan dengan /..-/
22. Huruf /V/ direpresentasikan dengan /...-/
23. Huruf /W/ direpresentasikan dengan /.--/
24. Huruf /X/ direpresentasikan dengan /-..-/
25. Huruf /Y/ direpresentasikan dengan /-.--/
BAB IV
PEMBAHASAN
ANALISIS BENTUK DAN MAKNA BAHASA NONVERBAL PADA
PRAMUKA DI PONDOK PESANTREN PUTRI AISYIAH MEDAN
4.1 Bentuk Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang Berupa Morse Huruf
/A/ Direpresentasikan dengan /. -/ dan Maknanya
Tanda dan Penanda
Huruf /A/ yang direpresentasikan dengan /.-/. Huruf /A/ dalam pramuka
direpresentasikan dengan /.-/ yang terdiri dari satu titik dan satu garis disampaikan
dengan pluit bunyi panjang dan pendek. Jadi huruf /A/ adalah sebuah penanda.
Sedangkan /.-/ dalam pramuka adalah sebuah tanda.
Dalam bahasa Indonesia /.-/ diartikan hanya sebagai titik garis, berarti /.-/
adalah tanda. Tulisan titik garis adalah penanda. Tanda titik dalam bahasa
Indonesia digunakan untuk mengakhiri sebuah kalimat yang bukan pertanyaan
atau seruan. Tanda titik juga digunakan pada akhir singkatan gelar, pangkat, dan
sapaan. Tanda titik digunakan pada akhir singkatan nama orang. Tanda titik
digunakan pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum. Tanda titik
digunakan untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang menunjukkan
waktu. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka ribuan, jutaan dan
seterusnya yang tidak menunujukkan jumlah. Tanda titik juga dipakai dibelakang
angka huruf dalam satu bagan ikhtisar atau daftar. Tanda titik tidak digunakan
dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata, suku kata, atau gabungan
akronim yang sudah diterima oleh masyarakat. Tanda titik tidak digunakan pada
judul buku, film, karangan, table, dan sebagainya. Tanda titik tidak digunakan di
belakanag alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan alamat penerima
surat. Sedangkan tanda garis dalam bahasa Indonesia bisa berupa tanda hubung.
Dimana tanda hubung (-) dalam bahasa Indonesia digunakan untuk menyambung
suku kata dasar atau awalan terpisah oleh pergantian baris. Tanda hubung
digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang, menyambung huruf kata
yang dieja satu-satu, dan bagian-bagian tanggal. Tanda hubung dapat dipakai
untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan. Tanda hubung dipakai
untuk merangkaikan (a) se dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf
kapital, (b) ke dengan angka, (c) angka dengan –an, dan (d) singkatan huruf
kapital. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia
dengan unsur bahasa asing.
Makna Konseptual dan Asosiatif Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang
berupa Morse Huruf /A/ Direpresentasikan dengan /.-/
Makna konseptual huruf /A/ direpresentasi dengan /.-/ pada isyarat morse
dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah huruf /A/ yang direpresentasikan
/.-/. Satu titik diperdengarkan menggunakan bunyi pluit pendek dan satu garis
diperdengarkan menggunakan bunyi pluit panjang. Waktu yang digunakan dalam
memperdengarkan antara bunyi titik dengan garis adalah dua detik.
Makna asosiatif pada huruf /A/ direpresentasikan /.-/ pada isyarat morse
dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah sebuah tanda. Tanda titik dalam
pangkat, dan sapaan. Tanda titik digunakan pada akhir singkatan nama orang.
Tanda titik digunakan pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum.
Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka ribuan,
jutaan dan seterusnya yang tidak menunujukkan jumlah. Tanda titik juga dipakai
dibelakang angka huruf dalam satu bagan ikhtisar atau daftar. Tanda titik tidak
digunakan dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata, suku kata, atau
gabungan keduanya yang terdapat di dalam nama pada lembaga-lembaga nasional
di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat. Tanda titik tidak
digunakan pada judul buku, film, karangan, table, dan sebagainya. Tanda titik
tidak digunakan di belakanag alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan
alamat penerima surat. Sedangkan tanda garis dalam bahasa Indonesia bisa berupa
tanda hubung. Dimana tanda hubung (-) dalam bahasa Indonesia digunakan untuk
menyambung suku kata dasar atau awalan terpisah oleh pergantian baris. Tanda
hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang, menyambung
huruf kata yang dieja satu-satu, dan bagian-bagian tanggal. Tanda hubung dapat
dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan. Tanda hubung
dipakai untuk merangkaikan (a) se dengan kata berikutnya yang dimulai dengan
huruf kapital, (b) ke dengan angka, (c) angka dengan –an, dan (d) singkatan huruf
kapital. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia
4.1.1 Bentuk Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang Berupa Morse Huruf
/B/ Direpresentasikan dengan /-…/ dan Maknanya
Tanda dan Penanda
Huruf /B/ dalam pramuka direpresentasikan /-…/, yang terdiri dari satu
garis, dan tiga titik yang disampaikan dengan pluit bunyi panjang dan pendek.
Jadi, huruf /B/ adalah sebuah penanda sedangkan /-…/ dalam pramuka adalah
sebuah tanda.
Dalam bahasa Indonesia /-…/ diartikan hanya sebagai garis, titik, titik,
titik. Kata garis dalam bahasa Indonesia bisa berupa tanda hubung. Sdangkan titik
tiga bisa berupa tanda ellipsis yang dipakai dalam kalimat terputus-putus,
menunjukkan bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang dihilangkan.
Makna Konseptual dan Asosiatif Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang
berupa Morse Huruf /B/ Direpresentasikan dengan /-…/
Makna konseptual huruf /B/ direpresentasikan /-…/ pada isyarat morse
dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah huruf /B/ yang terdiri dari satu
garis dan tiga titik dengan jarak waktu dua detik perdurasi.
Makna asosiatif pada huruf /B/ direpresentasikan /-…/ pada isyarat morse
dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah sebuah tanda hubung. Sedangkan
tiga tanda titik adalah tanda elipsis yang dipakai dalam kalimat terputus-putus dan
menandai penghilangan tanda teks.
Tanda dan Penanda
Huruf /C/ dalam pramuka direpresentasikan /-.-./, yang terdiri dari satu
garis, satu titik, satu garis, dan satu titik yang disampaikan dengan pluit bunyi
panjang dan pendek. Jadi, huruf /C/ adalah sebuah penanda sedangkan /-.-./ dalam
pramuka adalah sebuah tanda.
Makna Konseptual dan Asosiatif Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang
berupa Morse Huruf /C/ Direpresentasikan dengan /-.-./.
Makna konseptual huruf /C/ direpresentasikan /-.-./ pada isyarat morse
dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah huruf /C/ yang terdiri dari satu
garis, satu titik, satu garis, dan satu titik dengan jarak waktu dua detik perdurasi.
Makna asosiatif pada huruf /C/ direpresentasikan /-.-./ pada isyarat morse
dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah sebuah tanda hubung. Tanda titik
dalam bahasa Indonesia digunakan untuk mengakhiri sebuah kalimat yang bukan
pertanyaan atau seruan. Tanda titik juga digunakan pada akhir singkatan gelar,
pangkat, dan sapaan. Tanda titik digunakan pada akhir singkatan nama orang.
Tanda titik digunakan pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum.
Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka ribuan,
jutaan dan seterusnya yang tidak menunujukkan jumlah. Tanda titik juga dipakai
dibelakang angka huruf dalam satu bagan ikhtisar atau daftar. Tanda titik tidak
digunakan dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata, suku kata, atau
gabungan keduanya yang terdapat di dalam nama pada lembaga-lembaga nasional
digunakan pada judul buku, film, karangan, table, dan sebagainya. Tanda titik
tidak digunakan di belakanag alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan
alamat penerima surat. Sedangkan tanda garis dalam bahasa Indonesia bisa berupa
tanda hubung. Dimana tanda hubung (-) dalam bahasa Indonesia digunakan untuk
menyambung suku kata dasar atau awalan terpisah oleh pergantian baris. Tanda
hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang, menyambung
huruf kata yang dieja satu-satu, dan bagian-bagian tanggal. Tanda hubung dapat
dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan. Tanda hubung
dipakai untuk merangkaikan (a) se dengan kata berikutnya yang dimulai dengan
huruf kapital, (b) ke dengan angka, (c) angka dengan –an, dan (d) singkatan huruf
kapital. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia
dengan unsur bahasa asing.
4.1.3 Bentuk Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang Berupa Morse Huruf
/D/ Direpresentasikan dengan /-../ dan Maknanya
Tanda dan Penanda
Huruf /D/ dalam pramuka direpresentasikan /-../, yang terdiri dari satu
garis, satu titik, dan satu titik yang disampaikan dengan pluit bunyi panjang dan
pendek. Jadi, huruf /D/ adalah sebuah penanda sedangkan /-../ dalam pramuka
adalah sebuah tanda.
Makna Konseptual dan Asosiatif Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang
Makna konseptual huruf /D/ direpresentasikan /-../ pada isyarat morse
dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah huruf /D/ yang terdiri dari satu
garis, satu titik, dan satu titik dengan jarak waktu dua detik perdurasi.
Makna asosiatif pada huruf /D/ direpresentasikan /-../ pada isyarat morse
dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah sebuah tanda hubung. Kemudian
Tanda titik dalam bahasa Indonesia digunakan untuk mengakhiri sebuah kalimat
yang bukan pertanyaan atau seruan. Tanda titik juga digunakan pada akhir
singkatan gelar, pangkat, dan sapaan. Tanda titik digunakan pada akhir singkatan
nama orang. Tanda titik digunakan pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah
umum. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik
yang menunjukkan waktu. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka
ribuan, jutaan dan seterusnya yang tidak menunujukkan jumlah. Tanda titik juga
dipakai dibelakang angka huruf dalam satu bagan ikhtisar atau daftar. Tanda titik
tidak digunakan dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata, suku
kata, atau gabungan keduanya yang terdapat di dalam nama pada
lembaga-lembaga nasional di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat. Tanda
titik tidak digunakan pada judul buku, film, karangan, table, dan sebagainya.
Tanda titik tidak digunakan di belakanag alamat pengirim dan tanggal surat, atau
nama dan alamat penerima surat. Sedangkan tanda garis dalam bahasa Indonesia
bisa berupa tanda hubung. Dimana tanda hubung (-) dalam bahasa Indonesia
digunakan untuk menyambung suku kata dasar atau awalan terpisah oleh
pergantian baris. Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata
ulang, menyambung huruf kata yang dieja satu-satu, dan bagian-bagian tanggal.
ungkapan. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se dengan kata
berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (b) ke dengan angka, (c) angka
dengan –an, dan (d) singkatan huruf kapital. Tanda hubung dipakai untuk
merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
4.1.4 Bentuk Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang Berupa Morse Huruf
/E/ Direpresentasikan dengan /./ dan Maknanya.
Tanda dan Penanda
Huruf /E/ dalam pramuka direpresentasikan /./, yang terdiri dari satu titik
yang disampaikan dengan pluit bunyi pendek. Jadi, huruf /E/ adalah sebuah
penanda sedangkan /./ dalam pramuka adalah sebuah tanda.
Makna Konseptual dan Asosiatif Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang
berupa Morse Huruf /E/ Direpresentasikan dengan /./
Makna konseptual huruf /E/ direpresentasikan /./ pada isyarat morse
dengan pluit bunyi pendek adalah huruf /E/ yang terdiri dari satu titik dengan
waktu dua menit.
Makna asosiatif pada huruf /E/ direpresentasikan /./ pada isyarat morse
dengan pluit bunyi pendek adalah sebuah tanda titik Tanda titik dalam bahasa
Indonesia digunakan untuk mengakhiri sebuah kalimat yang bukan pertanyaan
atau seruan. Tanda titik juga digunakan pada akhir singkatan gelar, pangkat, dan
sapaan. Tanda titik digunakan pada akhir singkatan nama orang. Tanda titik
waktu. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka ribuan, jutaan dan
seterusnya yang tidak menunujukkan jumlah. Tanda titik juga dipakai dibelakang
angka huruf dalam satu bagan ikhtisar atau daftar. Tanda titik tidak digunakan
dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata, suku kata, atau gabungan
keduanya yang terdapat di dalam nama pada lembaga-lembaga nasional di dalam
akronim yang sudah diterima oleh masyarakat. Tanda titik tidak digunakan pada
judul buku, film, karangan, table, dan sebagainya. Tanda titik tidak digunakan di
belakanag alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan alamat penerima
surat. Sedangkan tanda garis dalam bahasa Indonesia bisa berupa tanda hubung.
Dimana tanda hubung (-) dalam bahasa Indonesia digunakan untuk menyambung
suku kata dasar atau awalan terpisah oleh pergantian baris. Tanda hubung
digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang, menyambung huruf kata
yang dieja satu-satu, dan bagian-bagian tanggal. Tanda hubung dapat dipakai
untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan. Tanda hubung dipakai
untuk merangkaikan (a) se dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf
kapital, (b) ke dengan angka, (c) angka dengan –an, dan (d) singkatan huruf
kapital. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia
dengan unsur bahasa asing.
4.1.5 Bentuk Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang Berupa Morse Huruf
/F/ Direpresentasikan dengan /..-./ dan Maknanya
Tanda dan Penanda
Huruf /F/ dalam pramuka direpresentasikan /..-./, yang terdiri dari titik,
Jadi, huruf /F/ adalah sebuah penanda sedangkan /..-./ dalam pramuka adalah
sebuah tanda.
Makna Konseptual dan Asosiatif Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang
berupa Morse Huruf /F/ Direpresentasikan dengan /..-./
Makna konseptual huruf /F/ direpresentasikan /..-./ pada isyarat morse
dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah huruf /F/ yang terdiri dari dua titik,
satu garis, dan satu titik dengan waktu dua menit perdurasi.
Makna asosiatif pada huruf /F/ direpresentasikan /..-./ pada isyarat morse
dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah sebuah tanda titik. Tanda titik
dalam bahasa Indonesia digunakan untuk mengakhiri sebuah kalimat yang bukan
pertanyaan atau seruan. Tanda titik juga digunakan pada akhir singkatan gelar,
pangkat, dan sapaan. Tanda titik digunakan pada akhir singkatan nama orang.
Tanda titik digunakan pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum.
Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka ribuan,
jutaan dan seterusnya yang tidak menunujukkan jumlah. Tanda titik juga dipakai
dibelakang angka huruf dalam satu bagan ikhtisar atau daftar. Tanda titik tidak
digunakan dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata, suku kata, atau
gabungan keduanya yang terdapat di dalam nama pada lembaga-lembaga nasional
di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat. Tanda titik tidak
digunakan pada judul buku, film, karangan, table, dan sebagainya. Tanda titik
tanda hubung. Dimana tanda hubung (-) dalam bahasa Indonesia digunakan untuk
menyambung suku kata dasar atau awalan terpisah oleh pergantian baris. Tanda
hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang, menyambung
huruf kata yang dieja satu-satu, dan bagian-bagian tanggal. Tanda hubung dapat
dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan. Tanda hubung
dipakai untuk merangkaikan (a) se dengan kata berikutnya yang dimulai dengan
huruf kapital, (b) ke dengan angka, (c) angka dengan –an, dan (d) singkatan huruf
kapital. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia
dengan unsur bahasa asing.
4.1.6 Bentuk Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang Berupa Morse Huruf
/G/ Direpresentasikan dengan /--./ dan Maknanya
Tanda dan Penanda
Huruf /G/ dalam pramuka direpresentasikan /--./, yang terdiri dari garis,
garis, dan titik yang disampaikan dengan pluit bunyi panjang dan pendek. Jadi,
huruf /G/ adalah sebuah penanda sedangkan /--./ dalam pramuka adalah sebuah
tanda.
Makna Konseptual dan Asosiatif Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang
berupa Morse Huruf /G/ Direpresentasikan dengan /--./
Makna konseptual huruf /G/ direpresentasikan /--./ pada isyarat morse
dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah huruf /G/ yang terdiri dari dua
Makna asosiatif pada huruf /G/ direpresentasikan /--./ pada isyarat morse
dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah tanda hubung kemudian satu tanda
titik untuk menandai akhir kalimat dalam bahasa Indonesia.
4.1.7 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang Berupa Morse Huruf
/H/ Direpresentasikan dengan /…./ dan Maknanya
Tanda dan Penanda
Huruf /H/ dalam pramuka direpresentasikan /…./, yang terdiri dari titik,
titik,titik, dan titik yang disampaikan dengan pluit bunyi panjang dan pendek.
Jadi, huruf /H/ adalah sebuah penanda sedangkan /…./ dalam pramuka adalah
sebuah tanda.
Makna Konseptual dan Asosiatif Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang
berupa Morse Huruf /H/ Direpresentasikan dengan /…./
Makna konseptual huruf /H/ direpresentasikan /…./ pada isyarat morse
dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah huruf /H/ yang terdiri dari titik,
titik, titik, dan titik dengan waktu dua menit perdurasi.
Makna asosiatif pada huruf /H/ direpresentasikan /…./ pada isyarat morse
dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah empat buah tanda titik dipakai
dalam bahasa Indonesia jika yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat.
4.1.8 Bentuk Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang Berupa Morse Huruf
Huruf /I/ dalam pramuka direpresentasikan /../, yang terdiri dari titik, dan
titik yang disampaikan dengan pluit bunyi panjang dan pendek. Jadi, huruf /I/
adalah sebuah penanda sedangkan /../ dalam pramuka adalah sebuah tanda.
Makna Konseptual dan Asosiatif Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang
berupa Morse Huruf /I/ Direpresentasikan dengan /../
Makna konseptual huruf /I/ direpresentasikan /../ pada isyarat morse
dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah huruf /I/ yang terdiri dari titik, dan
titik dengan waktu dua menit perdurasi.
Makna asosiatif pada huruf /I/ direpresentasikan /../ pada isyarat morse
dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah tanda titik dipakai dalam bahasa
Indonesia untuk mengakhiri sebuah kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Tanda titik juga digunakan pada akhir singkatan gelar, pangkat, dan sapaan.
Tanda titik digunakan pada akhir singkatan nama orang. Tanda titik digunakan
pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum. Tanda titik digunakan
untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu. Tanda
titik digunakan untuk memisahkan angka ribuan, jutaan dan seterusnya yang tidak
menunujukkan jumlah. Tanda titik juga dipakai dibelakang angka huruf dalam
satu bagan ikhtisar atau daftar. Tanda titik tidak digunakan dalam singkatan yang
terdiri dari huruf-huruf awal kata, suku kata, atau gabungan keduanya yang
terdapat di dalam nama pada lembaga-lembaga nasional di dalam akronim yang
sudah diterima oleh masyarakat. Tanda titik tidak digunakan pada judul buku,
film, karangan, table, dan sebagainya. Tanda titik tidak digunakan di belakanag
Sedangkan tanda garis dalam bahasa Indonesia bisa berupa tanda hubung. Dimana
tanda hubung (-) dalam bahasa Indonesia digunakan untuk menyambung suku
kata dasar atau awalan terpisah oleh pergantian baris. Tanda hubung digunakan
untuk menyambung unsur-unsur kata ulang, menyambung huruf kata yang dieja
satu-satu, dan bagian-bagian tanggal. Tanda hubung dapat dipakai untuk
memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan. Tanda hubung dipakai untuk
merangkaikan (a) se dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital,
(b) ke dengan angka, (c) angka dengan –an, dan (d) singkatan huruf kapital. Tanda
hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa
asing.
4.1.9 Bentuk Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang Berupa Morse Huruf
/J/ Direpresentasikan dengan /.---/ dan Maknanya
Tanda dan Penanda
Huruf /J/ dalam pramuka direpresentasikan /.---/, yang terdiri dari titik,
garis, garis,dan garis yang disampaikan dengan pluit bunyi panjang dan pendek.
Jadi, huruf /J/ adalah sebuah penanda sedangkan /.---/ dalam pramuka adalah
sebuah tanda.
Makna Konseptual dan Asosiatif Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang
berupa Morse Huruf /J/ Direpresentasikan dengan /.---/
Makna konseptual huruf /J/ direpresentasikan /.---/ pada isyarat morse
Makna asosiatif pada huruf /J/ direpresentasikan /.---/ pada isyarat morse
dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah tanda titik dipakai dalam bahasa
Indonesia untuk mengakhiri sebuah kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Tanda titik juga digunakan pada akhir singkatan gelar, pangkat, dan sapaan.
Tanda titik digunakan pada akhir singkatan nama orang. Tanda titik digunakan
pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum. Tanda titik digunakan
untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu. Tanda
titik digunakan untuk memisahkan angka ribuan, jutaan dan seterusnya yang tidak
menunujukkan jumlah. Tanda titik juga dipakai dibelakang angka huruf dalam
satu bagan ikhtisar atau daftar. Tanda titik tidak digunakan dalam singkatan yang
terdiri dari huruf-huruf awal kata, suku kata, atau gabungan keduanya yang
terdapat di dalam nama pada lembaga-lembaga nasional di dalam akronim yang
sudah diterima oleh masyarakat. Tanda titik tidak digunakan pada judul buku,
film, karangan, table, dan sebagainya. Tanda titik tidak digunakan di belakanag
alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan alamat penerima surat.
Sedangkan tanda garis dalam bahasa Indonesia bisa berupa tanda hubung. Dimana
tanda hubung (-) dalam bahasa Indonesia digunakan untuk menyambung suku
kata dasar atau awalan terpisah oleh pergantian baris. Tanda hubung digunakan
untuk menyambung unsur-unsur kata ulang, menyambung huruf kata yang dieja
satu-satu, dan bagian-bagian tanggal. Tanda hubung dapat dipakai untuk
memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan. Tanda hubung dipakai untuk
merangkaikan (a) se dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital,
hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa
asing.
4.1.10 Bentuk Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang Berupa Morse Huruf
/K/ Direpresentasikan dengan /-.-/ dan Maknanya
Tanda dan Penanda
Huruf /K/ dalam pramuka direpresentasikan /-.-/, yang terdiri dari garis,
titik, dan garis, yang disampaikan dengan pluit bunyi panjang dan pendek. Jadi,
huruf /K/ adalah sebuah penanda sedangkan /-.-/ dalam pramuka adalah sebuah
tanda.
Makna Konseptual dan Asosiatif Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang
berupa Morse Huruf /K/ Direpresentasikan dengan /-.-/
Makna konseptual huruf /K/ direpresentasikan /-.-/ pada isyarat morse
dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah huruf /K/ yang terdiri dari garis,
titik, dan garis dengan waktu dua menit perdurasi.
Makna asosiatif pada huruf /K/ direpresentasikan /-.-/ pada isyarat morse
dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah dua buah tanda garis yang dalam
bahasa Indonesia tanda titik dipakai untuk mengakhiri sebuah kalimat yang bukan
pertanyaan atau seruan. Tanda titik juga digunakan pada akhir singkatan gelar,
pangkat, dan sapaan. Tanda titik digunakan pada akhir singkatan nama orang.
Tanda titik digunakan pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum.
jutaan dan seterusnya yang tidak menunujukkan jumlah. Tanda titik juga dipakai
dibelakang angka huruf dalam satu bagan ikhtisar atau daftar. Tanda titik tidak
digunakan dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata, suku kata, atau
gabungan keduanya yang terdapat di dalam nama pada lembaga-lembaga nasional
di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat. Tanda titik tidak
digunakan pada judul buku, film, karangan, table, dan sebagainya. Tanda titik
tidak digunakan di belakanag alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan
alamat penerima surat. Sedangkan tanda garis dalam bahasa Indonesia bisa berupa
tanda hubung. Dimana tanda hubung (-) dalam bahasa Indonesia digunakan untuk
menyambung suku kata dasar atau awalan terpisah oleh pergantian baris. Tanda
hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang, menyambung
huruf kata yang dieja satu-satu, dan bagian-bagian tanggal. Tanda hubung dapat
dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan. Tanda hubung
dipakai untuk merangkaikan (a) se dengan kata berikutnya yang dimulai dengan
huruf kapital, (b) ke dengan angka, (c) angka dengan –an, dan (d) singkatan huruf
kapital. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia
dengan unsur bahasa asing.
4.1.11 Bentuk Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang Berupa Morse Huruf
/L/ Direpresentasikan dengan /.-../ dan Maknanya
Tanda dan Penanda
Huruf /L/ dalam pramuka direpresentasikan /.-../, yang terdiri dari titik,
Jadi, huruf /L/ adalah sebuah penanda sedangkan /.-../ dalam pramuka adalah
sebuah tanda.
Makna Konseptual dan Asosiatif Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang
berupa Morse Huruf /L/ Direpresentasikan dengan /.-../
Makna konseptual huruf /L/ direpresentasikan /.-../ pada isyarat morse
dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah huruf /L/ yang terdiri dari titik,
garis, titik, dan titik dengan waktu dua menit perdurasi.
Makna asosiatif pada huruf /L/ direpresentasikan /.-../ pada isyarat morse
dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah titik,garis, titik, dan titik yang
dalam bahasa Indonesia tanda titik dipakai untuk mengakhiri sebuah kalimat yang
bukan pertanyaan atau seruan. Tanda titik juga digunakan pada akhir singkatan
gelar, pangkat, dan sapaan. Tanda titik digunakan pada akhir singkatan nama
orang. Tanda titik digunakan pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah
umum. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik
yang menunjukkan waktu. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka
ribuan, jutaan dan seterusnya yang tidak menunujukkan jumlah. Tanda titik juga
dipakai dibelakang angka huruf dalam satu bagan ikhtisar atau daftar. Tanda titik
tidak digunakan dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata, suku
kata, atau gabungan keduanya yang terdapat di dalam nama pada
lembaga-lembaga nasional di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat. Tanda
titik tidak digunakan pada judul buku, film, karangan, table, dan sebagainya.
bisa berupa tanda hubung. Dimana tanda hubung (-) dalam bahasa Indonesia
digunakan untuk menyambung suku kata dasar atau awalan terpisah oleh
pergantian baris. Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata
ulang, menyambung huruf kata yang dieja satu-satu, dan bagian-bagian tanggal.
Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian
ungkapan. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se dengan kata
berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (b) ke dengan angka, (c) angka
dengan –an, dan (d) singkatan huruf kapital. Tanda hubung dipakai untuk
merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
4.1.12 Bentuk Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang Berupa Morse Huruf
/M/ Direpresentasikan dengan /--/ dan Maknanya
Tanda dan Penanda
Huruf /M/ dalam pramuka direpresentasikan /--/, yang terdiri dari garis dan
garis, yang disampaikan dengan pluit bunyi panjang dan pendek. Jadi, huruf /M/
adalah sebuah penanda sedangkan /--/ dalam pramuka adalah sebuah tanda.
Makna Konseptual dan Asosiatif Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang
berupa Morse Huruf /M/ Direpresentasikan dengan /--/
Makna konseptual huruf /M/ direpresentasikan /--/ pada isyarat morse
dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah huruf /M/ yang terdiri dari garis
dan garis dengan waktu dua menit perdurasi.
Makna asosiatif pada huruf /M/ direpresentasikan /--/ pada isyarat morse
Indonesia tanda garis merupakan tanda pisah untuk membatasi penyisipan kata
atau kalimat yang memberi penjelas di luar bangun kalimat.
4.1.13 Bentuk Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang Berupa Morse Huruf
/N/ Direpresentasikan dengan /-./ dan Maknanya
Tanda dan Penanda
Huruf /N/ dalam pramuka direpresentasikan /-./, yang terdiri dari garis dan
titik, yang disampaikan dengan pluit bunyi panjang dan pendek. Jadi, huruf /N/
adalah sebuah penanda sedangkan /-./ dalam pramuka adalah sebuah tanda.
Makna Konseptual dan Asosiatif Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang
berupa Morse Huruf /N/ Direpresentasikan dengan /-./
Makna konseptual huruf /N/ direpresentasikan /-./ pada isyarat morse
dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah huruf /N/ yang terdiri dari garis
dan titik dengan waktu dua menit perdurasi.
Makna asosiatif pada huruf /N/ direpresentasikan /-./ pada isyarat morse
dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah garis dan titik dalam bahasa
Indonesia tanda titik dipakai untuk mengakhiri sebuah kalimat yang bukan
pertanyaan atau seruan. Tanda titik juga digunakan pada akhir singkatan gelar,
pangkat, dan sapaan. Tanda titik digunakan pada akhir singkatan nama orang.
Tanda titik digunakan pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum.
Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka ribuan,