• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahasa Nonverbal Pada Pramuka Di Pondok Pesantren Putri Aisyiah Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Bahasa Nonverbal Pada Pramuka Di Pondok Pesantren Putri Aisyiah Medan"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

BAHASA NONVERBAL PADA PRAMUKA

DI PONDOK PESANTREN PUTRI AISYIAH MEDAN

SKRIPSI

OLEH

PURNAMA SARI SIREGAR

NIM 050701022

DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

BAHASA NONVERBAL PADA PRAMUKA

DI PONDOK PESANTREN PUTRI AISYIAH MEDAN

SKRIPSI

Oleh

PURNAMA SARI SIREGAR

NIM 050701022

Skripsi ini diajukan untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar sarjana

dan telah disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Dardanila, M. Hum. Dra. Mascahaya, M.Hum.

NIP 196103311987022001 NIP 195908191986012001

Departemen Sastra Indonesia

Ketua,

Dra. Nurhayati Harahap, M.Hum.

(3)

PERNYATAAN

Penulis menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi dan

sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila pernyataan yang penulis

perbuat ini tidak benar, penulis bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar

kesarjanaan yang penulis peroleh.

Medan, November 2010

(4)

BAHASA NONVERBAL PADA PRAMUKA DI PONDOK PESANTREN

PUTRI AISYIAH MEDAN

ABSTRAK

(5)

PRAKATA

Puji syukur kepada Allah yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan

hidayah-Nya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Skripsi yang berjudul “Bahasa Nonverbal Pada Pramuka di Pondok

Pesantren Putri Aisyiah Medan” merupakan usaha penulis memberi informasi

kepada pembaca tentang bentuk dan makna bahasa nonverbal dalam pramuka.

Penulisan skripsi ini dapat penulis selesaikan berkat bantuan dan

dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr.Syahron Lubis, M.A., sebagai Dekan Fakultas Sastra USU.

2. Ibu Dra. Nurhayati Harahap, M.Hum., sebagai Ketua Departemen Sastra

Indonesia Fakultas Sastra USU.

3. Ibu Dra. Mascahaya, M.Hum., sebagai Sekretaris Departemen Sastra

Indonesia Fakultas Sastra USU sekaligus sebagai Dosen pembimbing II yang

telah banyak mendukung dan membantu penulis dari penyusunan proposal

hingga penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu Dra. Dardanila, M.Hum., sebagai pembimbing I penulis yang telah

memberikan begitu banyak arahan dan dukungan dari penyusunan proposal

hingga penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Dr. Gustianingsih, M.Hum., sebagai dosen wali penulis yang memberikan

(6)

6. Bapak dan Ibu staf pengajar Departemen Sastra Indonesia Fakultas Sastra

USU, yang telah memberikan bekal dan pengetahuan, baik dalam linguistik,

sastra, maupun bidang-bidang umum lainnya. Dan tidak lupa juga penulis

mengucapkan terima kasih kepada saudari Dedek yang telah membantu

penulis dalam hal administrasi di Departemen Sastra Indonesia Fakultas Sastra

USU.

7. Kedua orang tua, M. Nasir Siregar dan Nurliani Pane, yang tidak hanya

mendukung secara moral dan material, namun juga secara spritual di dalam

doa.

8. Saudara penulis, Makbul Siregar, Lisna Nila Sari Siregar, Lina Marlina S.Pd

dan Mbak Syafaatun Zain S.Si.

9. Sahabat-sahabat penulis seperti Kristina Tambunan S.S, Putri Sari Murni S.S,

Pia, Elvi, Eka, Risna, vey dan teman-teman lainnya yang tidak dapat

disebutkan namanya satu per satu yang memberikan dukungan dan mendorong

penulis untuk menghasilkan skripsi dengan baik.

10. Ibu Dra. Almu Supatmi, sebagai Pembina Pramuka di Pondok Pesantren Putri

Aisyiah.

11. Ibu Rezi Yanti S.Pd, sebagai kepala sekolah Pondok Pesantren Putri Aisyiah.

Akhir kata penulis mengharapkan kiranya skripsi ini dapat berguna,

khususnya dapat dijadikan sumber acuan dalam penelitian mengenai bahasa

nonverbal berdasarkan teori yang digunakan.

Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN

ABSTRAK

PRAKATA... ... i

DAFTAR ISI...………... ii

BAB I PENDAHULUAN...………. 1

1.1 Latar Belakang dan Masalah 1 1.1.1 Latar Belakang.….……… 1

1.1.2 Masalah………...……….. 8

1.2 Batasan Masalah……..…….………. 8

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian……….. 8

1.3. Tujuan Penelitian……..……… 8

1.3.2 Manfaat Penelitian….……….. 9

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA………... 10

2.1 Konsep………...……… 10

2.1.1 Bahasa Nonverbal... 10

2.1.2 Gerakan Pramuka... 11

2.1.3 Semiotika... 12

2.2 Landasan Teori………... 13

(8)

2.2.3 Makna Konseptual dan Makna Asosiatif... 16

2.3 Tinjauan Pustaka……… 17

BAB III METODE PENELITIAN…………...………... 18

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian………. 18

3.1.1 Lokasi Penelitian……… 18

3.1.2 Waktu Penelitian……… 18

3.2 Populasi dan Sampel……… 18

3.2.1 Populasi……… 18

3.2.2 Sampel……….. 18

3.3 Metode dan Teknik Penyediaan Data……….. 19

3.4 Metode dan Teknik Analisis Data……… 20

BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS BENTUK DAN MAKNA BAHASA NONVERBAL PADA PRAMUKA DI PONDOK PESANTREN PUTRI AISYIAH MEDAN...………... 22

4.1 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /A/ direpresentasikan /.-/ dan Maknanya………...… 22

4.1.1 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /B/ direpresentasikan /-…/ dan Maknanya……...… 25

4.1.2 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /C/ direpresentasikan /-.-./ dan Maknanya………… 25

4.1.3 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse Huruf /D/ direpresentasikan /-.../ dan Maknanya………… 27

(9)

4.1.5 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse

Huruf /F/ direpresentasikan /..-./ dan Maknanya………… 30

4.1.6 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse

Huruf /G/ direpresentasikan /--./ dan Maknanya…….…… 32

4.1.7 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse

Huruf /H/ direpresentasikan /…./ dan Maknanya..….…… 33

4.1.8 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse

Huruf /I/ direpresentasikan /../ dan Maknanya...….…… 33

4.1.9 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse

Huruf /J/ direpresentasikan /.---/ dan Maknanya..….…… 35

4.1.10 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse

Huruf /K/ direpresentasikan /-.-/ dan Maknanya..……. 37

4.1.11 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse

Huruf /L/ direpresentasikan /.-./ dan Maknanya..……. 38

4.1.12 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse

Huruf /M/ direpresentasikan /--/ dan Maknanya..……. 40

4.1.13 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse

Huruf /N/ direpresentasikan /--./ dan Maknanya..……. 41

4.1.14 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse

Huruf /O/ direpresentasikan /---/ dan Maknanya..……. 42

4.1.15 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse

Huruf /P/ direpresentasikan /.--./ dan Maknanya..……. 43

(10)

4.1.17 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse

Huruf /R/ direpresentasikan /.-./ dan Maknanya..……. 45

4.1.18 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse

Huruf /S/ direpresentasikan /…/ dan Maknanya..……. 47

4.1.19 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse

Huruf /T/ direpresentasikan /-/ dan Maknanya..…….… 48

4.1.20 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse

Huruf /U/ direpresentasikan /..-/ dan Maknanya..……. 49

4.1.21 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse

Huruf /V/ direpresentasikan /…-/ dan Maknanya..…… 50

4.1.22 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse

Huruf /W/ direpresentasikan /.--/ dan Maknanya..……. 52

4.1.23 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse

Huruf /X/ direpresentasikan /-..-/ dan Maknanya..……. 53

4.1.24 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse

Huruf /Y/ direpresentasikan /-.--/ dan Maknanya..…… 54

4.1.25 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang berupa Morse

Huruf /Z/ direpresentasikan /--../ dan Maknanya..……. 55

4.1 Penggunaan Tanda/Atribut Penggalang Putri……… 57

4.2.1 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang Menyatakan

Tutup Kepala dan Maknanya……… 57

4.2.2 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang Menyatakan

Tanda Pelantikan dan Maknanya……… 58

(11)

Tanda Regu dan Maknanya……… 59

4.2.4 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang Menyatakan

Tanda Kecakapan Umum dan Maknanya……… 60

4.2.5 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang Menyatakan

Tanda Kecakapan Khusus dan Maknanya……… 61

4.2.6 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang Menyatakan

Tanda Jabatan dan Maknanya……… 62

4.2.7 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang Menyatakan

Tanda Badge Daerah/Pita Wilayahdan Maknanya……… 63

4.2.8 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang Menyatakan

Tanda Pita Nomor dan Maknanya……… 64

4.2.9 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang Menyatakan

Tanda Lokasi/Pita Wilayah dan Maknanya……… 65

4.2.10 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang Menyatakan

Papan Nama dan Maknanya……… 65

4.2.11 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang Menyatakan

Tanda Pandu Dunia dan Maknanya……… 66

BAB V PENUTUP ...

5.1 Kesimpulan dan Saran... 68

5.1.1 Kesimpulan... 68

5.1.2 Saran……… 71

(12)

BAHASA NONVERBAL PADA PRAMUKA DI PONDOK PESANTREN

PUTRI AISYIAH MEDAN

ABSTRAK

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

1.1.1 Latar Belakang

Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Bahasa

memiliki kemampuan untuk menyatakan lebih daripada apa yang disampaikan.

Bahasa dapat didefenisikan dari berbagai sudut pandang. Namun defenisi bahasa

yang banyak dipakai orang adalah suatu simbol lisan yang arbitrer yang dipakai

oleh anggota masyarakat bahasa untuk berkomunikasi antara sesamanya,

berlandaskan pada budaya yang mereka miliki bersama (Dardjowidjojo,

2003:16).

Bahasa merupakan sesuatu yang khas dimiliki oleh manusia. Erst Cassirer

menyebut manusia sebagai Animal Symbolicum, yaitu makhluk yang

menggunakan media berupa simbol kebahasaan dalam memberi arti dan

mengisi kehidupan. Oleh Cassirer, keberadaan manusia sebagai Animal

Symbol itu dianggap lebih berarti daripada keberadaan manusia sebagai

makhluk berpikir karena tanpa adanya simbol manusia tidak akan mampu

melangsungkan kegiatan berpikirnya. Simbol juga memungkinkan

manusia untuk bukan hanya sekedar berpikir, melainkan juga mengadakan

kontak dengan realitas kehidupan di luar diri serta mengabdikan hasil

berpikir dan kontak itu kepada dunia (Aminuddin, 2001:17).

Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi dan sekaligus

sebagai lambang sosial umat manusia. Komunikasi antarmanusia suda h mulai

(14)

atau tingkah laku yang umum (Webster New Collegiate Dictionery, 1981:225

dalam Alwasilah, 1985:9).

Alat komunikasi itu terbagi dua yaitu verbal dan nonverbal. Adapun

komunikasi verbal adalah komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan

kata-kata, sedangkan komunikasi yang dilakukan tanpa penggunaan kata-kata disebut

komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal dapat dilakukan antara lain dengan

gerak tubuh, penampilan fisik, bunyi-bunyian, dan sentuhan. Gerak bagian-bagian

tubuh itu berfungsi sebagai bahasa isyarat dalam komunikasi. Oleh karena itu,

komunikasi yang dilakukan dengan gerak tubuh disebut juga dengan bahasa

nonverbal.

Komunikasi dapat dilakukan tanpa penggunaan kata-kata. Komunikasi

yang dilakukan tanpa penggunaan kata-kata disebut komunikasi nonverbal. Salah

satu cara untuk berkomunikasi secara nonverbal ialah dengan penggunaan isyarat

atau gerak tubuh. Oleh karena isyarat gerak tubuh itu digunakan untuk

menyampaikan pesan dalam komunikasi, maka komunikasi itu disebut sebagai

bahasa isyarat (Cahyono, 1995: 331).

Komunikasi mengacu pada tindakan oleh satu orang atau lebih, yang

mengirim dan yang menerima pesan. Dalam berkomunikasi pasti ada simbol,

yaitu sesuatu yang digunakan untuk mewakili maksud tertentu, misalnya dalam

kata-kata verbal baik tertulis maupun lisan, dan juga nonverbal yang diperagakan

melalui gerak-gerik tubuh, warna, artifak, gambar, pakaian, bunyi-buyian, dan

lainnya yang semuanya harus dapat dipahami secara konotatif.

Komunikasi merupakan salah satu hal yang paling penting dalam

(15)

komunikasi agar dapat berinteraksi dengan orang lain. Bangun tidur hinggga tidur

kembali, manusia hampir selalu melakukan kegiatan komunikasi untuk

mengutarakan maksud, ide, perasaan, dan keinginan baik kepada orang lain

maupun kepada dirinya sendiri. Komunikasi yang paling umum digunakan

manusia adalah komunikasi verbal, yaitu komunikasi yang dijalin secara lisan atau

tulisan. Sifat komunikasi itu menggunakan kalimat demi kalimat sebagai materi

pesan. Akan tetapi adakalanya komunikasi verbal ini tidak dapat digunakan

karena hal-hal tertentu. Orang tuna netra tentu tidak dapat menggunakan

komunikasi verbal sebagai komunikasi mereka. Mereka memerlukan sarana

komunikasi yang lain seperti gerak isyarat atau tanda-tanda tertentu sebagai alat

komunikasi mereka. Oleh karena itu lebih efektif apabila mempergunakan

komunakasi nonverbal sebagai bahasa mereka.

Siahaan (1991) mengatakan bahwa komunikasi nonverbal adalah

komunikasi yang dijalin dengan bahasa isyarat, gambar atau simbol. Sifat

komunikasi seperti ini juga disebut pictural comunication yang sangat banyak

digunakan dalam bidang kerahasiaan (sandi-sandi), orang-orang tunarungu (tuli),

atau orang-orang tunanetra (buta), dan seterusnya.

Sejarah kepramukaan telah berlangsung lebih dari satu abad. Pelopornya

tidak lain adalah bapak pandu sedunia, Lord Baden Poweel. Masa kecilnya

dihabiskan dengan bermain di hutan kecil di samping sekolahannya. Karirnya

dalam dunia militer dan menciptakan metode inovatif pelatihan prajurit yang

kurang pengalaman di lapangan. Peserta yang lulus dalam pelatihan ini

(16)

pengenal tetap yang mengkiaskan cita-cita setiap anggota gerakan pramuka.

Lambang tersebut diciptakan oleh Bapak Soeharjdo Admodipura, seorang

pembina pramuka yang aktif bekerja di lingkungan Departemen Pertanian dan

kemudian digunakan sejak 16 Agustus 1961. Lambang ini ditetapkan dengan

Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No.06/KN/72 tahun 1972.

Adapun arti kiasan lambang gerakan pramuka itu adalah:

1) Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal, dan istilah cikal bakal di

Indonesia berarti penduduk asli yang pertama, yang menurunkan generasi

baru. Jadi lambang buah nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan bahwa tiap

anggota pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia.

2) Buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun juga. Jadi

lambang itu mengkiaskan bahwa tiap anggota pramuka adalah seorang

rohaniah dan jasmaniah sehat, kuat, dan ulet serta besar tekadnya dalam

menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam menempuh segala ujian

dan kesukaran untuk mengabdi pada tanah air dan bangsa Indonesia.

3) Nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya upaya

dalam menyesuaikan diri dalam misi dimana dia berada dan dalam keadaan

bagaimanapun juga.

4) Nyiur tumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon yang

tertinggi di Indonesia. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap anggota

pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus, yakni yang mulia dan

jujur, dan dia tetap tegak tidak mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu.

5) Akar nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam tanah. Jadi lambang itu

(17)

dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik, benar, kuat, dan nyata ialah tekad dan

keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai

cita-citanya.

6) Nyiur adalah pohon yang serba guna dari ujung atas hingga akarnya. Jadi

lambang itu mengkiaskan bahwa tiap pramuka adalah manusia yang berguna,

dan membaktikan diri dan kegunaannya kepada kepentingan tanah air, bangsa,

dan negara Republik Indonesia serta kepada umat manusia.

Gambar lambang gerakan pramuka

Dalam gerakan pramuka kode morse dipakai sebagai alat komunikasi

bahasa nonverbal. Kode morse adalah sistem representasi huruf, angka, dan tanda

baca dengan menggunakan sinyal kode. Kode morse digunakan dan dipelajari di

dunia kepramukaan. Dalam dunia kepramukaan kode morse disampaikan

menggunakan senter atau peluit pramuka. Kode morse disampaikan dengan cara

meniup peluit dengan durasi pendek untuk mewakili titik dan meniup peluit

dengan durasi panjang untuk mewakili garis. Kemampuan menerima dan

mengirim kode morse merupakan salah satu dari kecakapan yang dapat menerima

(18)

berkebalikan antara titik dan garis. Misalnya, huruf /K/ yang diwakili oleh /-.-/

berkebalikan dengan /R/ yang diwakili oleh /.-./ dan alphabet dengan kode morse

berlawanan titik. Misalnya, /A/ yang diwakili oleh /.-/ dan huruf /N/ yang diwakili

oleh /-./.

Suatu tanda menurut Littlejohn (dalam Sobur, 2004:16) menandakan

sesuatu selain dirinya sendiri dan maknanya (meaning) ialah hubungan antara

suatu objek atau idea dan suatu tanda. Konsep dasar ini mengikat bersamaan

seperangkat teori yang amat luas berurusan dengan tanda, makna, dan

bentuk-bentuk nonverbal.

Dalam kehidupan manusia sering berhubungan dengan tanda-tanda,

diantaranya adalah tanda-tanda yang terdapat pada tanda pengenal gerakan

pramuka. Tanda-tanda yang terdapat dalam gerakan pramuka tersebut dianalisis

maknanya, sehingga dapat digunakan oleh semua anggota gerakan pramuka.

Tanda yang digunakan anggota pramuka adalah tanda-tanda yang

dikenakan pada pakaian seragam pramuka, yang dapat menunjukkan diri seorang

pramuka, tanggung jawab, daerah asal, wilayah tugas, kecakapan, jabatan, dan

tanda penghargaan yang dimilikinya. Tanda pengenal gerakan pramuka termasuk

ke dalam lambang atau simbol yang memiliki hubungan tidak langsung dengan

kenyataan.

Dengan demikian, sebuah tanda dalam pramuka berhubungan dengan

sebuah sistem. Sebuah sitem berkaitan dengan tanda karena di dalam sebuah

sistem bukan perkembangannya dilihat, melainkan fungsi sistem tersebut. Sistem

(19)

antara lain karena dalam berkomunikasi sehari-hari kita sering menggunakan

bahasa nonverbal untuk menyampaikan pesan.

Peneliti memilih judul Bahasa Nonverbal pada Pramuka karena peneliti

tertarik untuk mengetahui bentuk bahasa nonverbal dan makna bahasa nonverbal

yang terdapat di dalamnya.

Penelitian mengenai Bahasa Nonverbal sebelumnya pernah diteliti oleh Sri

Rezeki Juni Astuti (1996). Dengan melakukan penelitian ini, adapun hasil yang

diperolehnya yaitu sistem tanda yang digunakan di Perumka Perbaungan

diperkenalkan oleh Belanda dan masih digunakan sampai sekarang. Tanda yang

digunakan di Perumka Perbaungan berfungsi sebagai pemberi informasi tentang

keadaan kereta api di perjalanan maupun di stasiun keberangkatan kereta api, dan

situasi jalan yang akan dan dilalui kereta api. Dimana penelitian tersebut sama

halnya dengan penelitian yang akan diteliti saat ini yaitu Bahasa Nonverbal pada

Gerakan Pramuka. Kedua penelitian ini sama-sama memiliki tanda dalam

komunikasi. Tetapi dari kedua judul penelitian tersebut terdapat perbedaan,

dimana dalam penelitian terdahulu menganalisis tentang sistem tanda di Perumka

Perbaungan, sedangkan penelitian yang akan dianalisis sekarang ini melihat dari

(20)

1.1.2 Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang yang telah diuraikan di atas maka

masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah bentuk bahasa nonverbal pada Pramuka di Pondok Pesantren

Putri Aisyiah Medan?

2. Bagaimanakah makna bahasa nonverbal pada Pramuka di Pondok Pesantren

Putri Aisyiah Medan?

1.2 Batasan Masalah

Suatu penelitian harus dibatasi agar penelitian terarah dan tujuan penelitian

tercapai. Dalam penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan pada morse dan

penggunaan tanda/atribut pengggalang putri sebagai bahasa Nonverbal pada

Pramuka di Pondok Pesantren Putri Aisyiah Medan.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang dirumuskan, tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan bentuk bahasa nonverbal pada Pramuka di Pondok Pesantren

Putri Aisyiah Medan.

2. Mendeskripsikan makna bahasa nonverbal pada Pramuka di Pondok Pesantren

(21)

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Pembaca dapat memahami makna bahasa nonverbal pada Pramuka di Pondok

Pesantren Putri Aisyiah Medan.

2. Penelitian mengenai bahasa nonverbal pada Pramuka di Pondok Pesantren

Putri Aisyiah Medan dapat dijadikan sumber acuan dalam penelitian yang

berhubungan dengan Bahasa Nonverbal.

3. Pembaca dapat memahami bentuk bahasa nonverbal pada Pramuka di Pondok

(22)

BAB II

KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep

Menurut KBBI (2003: 588) konsep adalah gambaran mental dari suatu

objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi

untuk memahami hal-hal lain. Jadi, konsep dari penelitian ini adalah:

2.1.1 Bahasa Nonverbal

Bahasa nonverbal adalah komunikasi tanpa kata (karena tidak

berkata-kata). Bahasa nonverbal ini biasanya dipergunakan untuk menggambarkan

peraasaan dan emosi (Liliweri, 1994: 89).

Menurut Pateda, (dalam semiotika komunikasi 2004: 122), tanda yang

ditimbulkan oleh manusia dapat dibedakan atas dua macam yaitu yang bersifat

verbal dan bersifat nonverbal. Yang bersifat verbal adalah tanda-tanda yang

digunakan sebagai alat komunikasi yang dihasilkan oleh bicara, sedangkan yang

bersifat nonverbal salah satunya dapat berupa tanda yang diciptakan oleh manusia

untuk menghambat waktu, tenaga, dan menjaga kerahasiaan

Siahaan (1991) mengatakan bahwa komunikasi nonverbal adalah

komunikasi yang dijalin dengan bahasa isyarat, gambar, atau simbol. Sifat

komunikasi seperti juga disebut pictural communication yang sangat banyak

digunakan dalam bidang kerahasiaan (sandi-sandi), orang-orang tunarungu (bisu

(23)

2.1.2 Gerakan Pramuka

Menurut KBBI (2002:892-893), pramuka adalah organisasi untuk pemuda

yang mendidik para anggotanya dalam berbagai keterampilan, disiplin,

kepercayaan pada diri sendiri, saling menolong.Gerakan pramuka adalah nama

organisasi yang merupakan wadah proses pendidikan kepramukaan yang

dilaksanakan di Indonesia. Pramuka adalah sebutan dari anggota gerakan

pramuka, yang berusia tujuh tahun sampai 25 tahun dan berkedudukan sebagai

peserta didik yaitu sebagai pramuka siaga, penggalang, penegak, dan pandega.

Kelompok anggota yang lain adalah para pembina andalan pamong saka, pelatih

dan lain-lain. Gerakan pramuka merupakan salah satu segi pendidikan nasional

yang penting, yang merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

Gerakan pramuka adalah salah satu alat komunikasi yang dalam penyampaiannya

bersifat verbal dan nonverbal. Gerakan pramuka menggunakan berbagai macam

tanda pengenal yang dikenakan pada pakaian seragam pramuka. Diantaranya ada

yang dapat digunakan untuk menunjukkan jabatan yang dipegang dan tugas yang

sedang dilakukan oleh pemakainya. Kemala (dala

besar tanda pengenal dalam gerakan pramuka meliputi:

1) Tanda umum

Tanda yang dipakai secara umum oleh semua anggota pramuka yang dilantik.

Misalnya, tutup kepala, pita leher, tanda pelantikan, tanda keprmukaan

sedunia.

(24)

Tanda yang menunjukkan satuan kwartir tertentu tempat anggota pramuka

bergabung dari satuan terecil sampai nasional. Misalnya, tanda barung, regu,

gudep.

3) Tanda jabatan

Tanda yang menunjukkan jabatan dan tanggung jawab seseorang dalam

lingkungan gerakan pramuka. Misalnya, pemimpin regu, sangga, dan

Pembina.

4) Tanda kecakapan

Tanda yang menunjukkan kecakapan, ketangkasan, keterampilan,

kemampuan, sikap dalam usaha untuk memperoleh tanda tersebut, sesuai

dengan golongan masing-masing. Misalnya, tanda kecakapan umum

penggalang dan penegak.

5) Tanda kehormatan

Tanda yang menunjukkan jasa atau penghargaan yang diberikan kepada

seseorang darma bakti. Yang dianggap cukup berguna dan bermutu.

2.1.3 Semiotika

Kata ”semiotika” berasal dari bahasa Yunani, smeion yang berarti ”tanda”

atau seme yang berarti ”penafsiran tanda” Cobley dan Janz (dalam Alex Sobur,

2004:16). Kurniawan (dalam Sobur, 2004:17) mengatakan bahwa, semiotika

berakar dari studi klasik dan skolastik atas seni logika, retorika, dan poetika.

Menurut (Seger dalam Sobur, 2004:16), semiotika adalah suatu disiplin

yang menyelidiki semua bentuk komunikasi yang terjadi dengan sarana

(25)

Semiotika atau semiologi merupakan terminologi yang merujuk pada ilmu yang

sama. Istilah ‘semiologi’ lebih banyak digunakan di Eropa sedangkan ‘semiotik’

lazim dipakai oleh ilmuwan Amerika.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Semiotika

Haliday (dalam Sobur, 2004:16) mengatakan bahwa semiotika mulanya

berasal dari konsep tanda yang berhubungan dengan istilah semainon (penanda)

dan semainomenom (petanda) yang digunakan adalah teori tanda tentang tanda

dan penanda.

Kata ”semiotika” berasal dari bahasa Yunani, smeion yang berarti ”tanda”

atau seme yang berarti ”penafsiran tanda” Cobley dan Janz (dalam Sobur,

2004:16). Kurniawan (dalam Sobur, 2004:17) mengatakan bahwa, semiotika

berakar dari studi klasik dan skolastik atas seni logika, retorika, dan poetika.

Semiotika biasanya didefinisikan sebagi teori filsafat umum yang

berkenaan dengan produksi tanda-tanda dan simbol-simbol sebagai bagian dari

sistem kode yang digunakan untuk mengomunikasikan informasi. Semiotika

meliputi tanda-tanda visual dan verbal serta tactil danolfactory ketika tanda-tanda

tersebut membentuk sistem kode yang secara sistematis menyampaikan informasi

atau pesan secara tertulis disetiap kegiatan dan perilaku manusia.

Ferdinand de saussure menyatakan bahwa tanda merupakan objek fisik

dengan sebuah makna atau untuk menggunakan istilahnya sebuah tanda terdiri

(26)

kosep mental yang siacukan petanda, konsep mental ini secara luas sama pada

semua anggota kebudayaan yang menggunakan bahasa yang sama.

2.2.2 Tanda dan Petanda

Menurut Ferdinand de Saussure setiap tanda linguistik terdiri dari dua

unsur yaitu, (1) yang diartikan (Perancis: signife’, Inggris: signified) dan (2) yang

mengartikan (Perancis: signifiant, Inggris: signifer). Yang diartikan (signifie’

signified) sebenarnya merupakan konsep atau makna dari sesuatu tanda bunyi.

Sedangkan yang mengartikan (signifiant atau signifier) itu adalah tidak lain dari

pada bunyi-bunyi itu, yang terbentuk dari fonem-fonem bahasa yang

bersangkutan. Jadi, dengan kata lain setiap tanda linguistik terdiri dari unsur bunyi

dan unsur makna. Kedua unsur ini adalah unsur dalam bahasa (intralingual) yang

biasanya merujuk/mengacu kepada sesuatu refrent yang merupakan unsur luar

bahasa (ekstra lingual). (Chaer, 2002 : 29)

Menurut de Saussure (dalam Sobur 2004:46), tanda linguistik terdiri dari

dua unsur, yaitu:

1. tanda yang diartikan yang disebut signifier yaitu bidang

penanda atau bentuk.

2. tanda yang mengartikan yang disebut signified yaitu bidang

petanda berupa konsep atau makna.

Dalam (Puji Santosa 1993:4), tanda merupakan bagian dari ilmu semiotika

yang menandai sesuatu hal atau keadaan untuk menerangkan atau

memberitahukan objek kepada subjek. Dalam hal ini, ‘tanda’ selalu merujuk pada

(27)

peristiwa, dan bentuk-bentuk tanda yang lain. Tanda-tanda yang dibuat oleh

manusia menunjuk pada sesuatu yang terbatas maknanya dan hanya menunjuk

pada hal-hal tertentu. Tanda tersebut dari dulu hingga sekarang tetap saja tidak

berubah dan tanpa kreatif apa pun. Jadi, tanda adalah arti yang statis, umum,

lugas, dan objektif.

Menurut Pateda, (dalam semiotika komunikasi, 2004:122), tanda yang

ditimbulkan oleh manusia dapat dibedakan atas dua macam yaitu yang bersifat

verbal dan nonverbal. Yang bersifat verbal adalah tanda-tanda yang digunakan

sebagai alat komunikasi yang dihasilkan oleh alat bicara, sedangkan yang bersifat

nonverbal salah satunya dapat berupa tanda yang diciptakan manusia untuk

menghemat waktu, tenaga dan menjaga kerahasiaan.

Tanda pengenal dalam gerakan pramuka tanda nonverbal misalnya bunyi

pada sandi morse dalam gerakan pramuka yang dilakukan dengan berbagai cara

antara lain:

1) Suara dengan mengunakan pluit

2) Sinar dengan mengunakan senter

3) Tulisan dengan mengunakan titik (.) dan setrip(-)

4) Bendera dengan mengunakan morse

Contoh ini merupakan tanda dengan hal yang ditandai bersifat langsung.

Berbeda dengan lambang yang juga merupakan tanda. Bedanya lambang tidak

memberi tanda secara langsung tetapi melalui sesuatu yang lain seperti tanda

jabatan dalam gerakan pramuka. Misalnya tanda sangga penegak berbentuk bujur

(28)

pencoba, penegar, pendobrak, dan pelaksana dengan gambar dan warna. Angka

romawi sebagai nomor sangga berwarna hitam di atas dasar berwarna kuning.

Gambar siluet bunga berwarna hitam di atas dasar berwarna kuning (khusus untuk

sangga puteri). Tanda nonverbal ini berkaitan dengan kajian semiotika yaitu salah

satu cabang ilmu bahasa.

2.2.3 Makna konseptual dan Makna Asosiatif

Makna konseptual adalah makna yang sesuai dengan konsepnya,

maknanya sesuai dengan refrennya, dan makna yang bebas dari asosiasi atau

hubungan apapun. Jadi, makna konseptual ini sama dengan makna refrensial,

makna leksikal, dan makna denotatif (Chaer 1995:72). Makna konseptual

dianggap sebagai faktor utama di dalam setiap komunikasi. Makna konseptual

merupakan hal yang esensial di dalam suatu bahasa. Leech (dalam Pateda

2001:114) mengemukakan dua prinsip, yakni prinsip ketidaksamaan dan prinsip

struktur unsurnya. Prinsip ketidaksamaan dapat dianalisis berdasakan klasifikasi

bunyi dalam tataran fonologi yang setiap bunyi ditandai + (fostif) kalau ciri

dipenuhi, dan ditandai dengan – (negatif) jika ciri tidak dipenuhi. Misalnya,

konsonan /b/ berciri + bilabial + stop, - nasal.

Prinsip struktur unsurnya, misalnya kata nyonya dapat dianalisis menjadi:

+ manusia; + dewasa; - laki-laki. Dengan analisis seperti ini maka konsep sesuatu

dapat dibatasi. Jadi, kata ‘’nyonya’’ adalah manusia dewasa dan bukan seorang

laki-laki

Slamet muljana (dalam Pateda 2001:178) mengatakan makna asosiatif

(29)

semula kata yang bersangkutan dengan makna yan baru yakni makna di dalam

lingkungan tempat kata itu dipindahkan ke dalam pemakaian bahasa. Antara

makna lama dan maknanya yang baru terdapat pertalian erat.

Contoh:

Kata Amplop. Kalau kita mengurus sesuatu di kantor dan kemudian kawan kita

berkata, “Beri ia Amplop”. Maka asosiasi kita bukan lagi amplop yang yang

berfungsi sebagai sampul surat, tetapi amplop yang berisi uang ; uang pelicin ;

uang pelancar ; uang sogok. Secara kasar, maka amplop itu berarti, “Berilah ia

uang agar urusanmu cepat selesai.”

2.3 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka adalah hasil meninjau, pandangan, pendapat sesudah

menyelidiki, atau mempelajari (KBBI, 2003:1198). Pustaka adalah kitab; buku;

buku primbon (KBBI, 2003:912).

Astuti, (1996): Sistem Tanda yang digunakan Sebagai Salah Satu Sarana

Komunikasi di Perumka Perbaungan. Skripsi ini meneliti tentang sistem tanda

yang digunakan di Perumka Perbaungan berfungsi sebagai pemberi informasi

tentang keadaan kereta api diperjalanan maupun distasiun keberangkatan kereta

api, dan situasi jalan yang akan dan dilalui kereta api dengan menggunakan teori

yang dikemukakan oleh dua ahli semiotika yang merupakan hasil suntingan

(30)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Lokasi dan Waktu Penelitian

3.1.1 Lokasi Penelitan

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Pondok Pesatren Putri Aisyiah. Jl.

Demak No. 3 Medan.

3.1.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan dari tanggal 1-30

April 2010.

3.2Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi adalah sekelompok orang, benda atau hal yang menjadi sumber

pengambilan sample; suatu kumpulan yang memenuhi syarat tertentu yang

berkaitan dengan masalah penelitian (KBBI, 2003:889). Yang menjadi populasi

dalam penelitian ini adalah Bahasa Nonverbal pada Pramuka Gugus Depan 19100

di Pondok Pesantren Putri Aisyiah Medan.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari unsur populasi yang dipandang dapat

mewakili keseluruhan populasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

1. Kode morse yang didalamnya terdapat durasi pendek untuk mewakili titik dan

durasi panjang untuk mewikili garis dalam Pramuka.

(31)

3.3Metode dan Teknik Penyediaan Data

Dalam memperoleh data, peneliti menggunakan data lisan dan tulisan.

Data lisan diperoleh dari informan anggota pramuka dengan menggunakan

metode simak dan metode cakap (Sudaryanto, 1993:132).

Menurut Sudaryanto (1993:133), disebut metode simak atau penyimakan

karena memang berupa penyimakan: dilakukan dengan menyimak, yaitu

menyimak penggunaan bahasa.

Disebut metode cakap atau percakapan karena memang berupa percakapan

dan terjadi kontak antar peneliti dengan penutur selaku narasumber (Sudaryanto,

1993:137).

Dengan demikian, sumber data terdiri atas data primer dan data sekunder.

Data diperoleh dari lokasi penelitian melalui cara-cara berikut:

1. Observasi

Observasi yaitu pengumpulan data dengan menggunakan pengamatan

langsung ke objek penelitian. Bersamaan dengan observasi diadakan

pencatatan.

2. Wawancara

Wawancara yaitu cara pengumpulan data dengan mengadakan wawancara

mendalam melalui informan yang memahami situasi dan kondisi objek

penelitian. Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara yang

tidak berstruktur yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara

langsung dan sebagai instrument adalah peneliti sendiri, kemudian

(32)

Data sekunder atau data tulis diperoleh dari buku-buku yang berhubungan

dengan semiotika dan bahasa nonverbal dalam pramuka. Selain itu, data dari

internet juga diakses untuk kepentingan penelitian ini.

3.4Metode dan Teknik Analisis Data

Setelah semua data terkumpul, mulailah diadakan analisis terhadap data

untuk menyelesaikan permasalahan penelitian yang telah ditetapkan. Kemudian

data diolah dengan menggunakan metode padan yang menggunakan alat penentu

di luar, terlepas dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan. Teknik

analisis yang digunakan adalah teknik dasar yaitu dengan memilah unsur-unsur

penentu dan daya pilah sebagai pembeda refren. Mengingat bahwa data yang

digunakan pada penelitian ini berupa data dalam bentuk lambang atau simbol.

Selanjutnya, data yang berupa uraian kata-kata disajikan secara sistematis

dalam bentuk laporan ilmiah.

Contoh:

Kode representasi morse untuk alfabet

1. Huruf /A/ direpresentasikan dengan /.-/

2. Huruf /B/ direpresentasikan dengan /-.../

3. Huruf /C/ direpresentasikan dengan /-.-./

4. Huruf /D/ direpresentasikan dengan /-../

5. Huruf /E/ direpresentasikan dengan /./

6. Huruf /F/ direpresentasikan dengan /..-./

7. Huruf /G/ direpresentasikan dengan /--./

(33)

9. Huruf /I/ direpresentasikan dengan /../

10. Huruf /J/ direpresentasikan dengan /.---/

11. Huruf /k/ direpresentasikan dengan /-.-/

12. Huruf /L/ direpresentasikan dengan /.-../

13. Huruf /M/ direpresentasikan dengan /--/

14. Huruf /N/ direpresentasikan dengan /-./

15. Huruf /O/ direpresentasikan dengan /---/

16. Huruf /P/ direpresentasikan dengan /.--./

17. Huruf /Q/ direpresentasikan dengan /--.-/

18. Huruf /R/ direpresentasikan dengan /.-./

19. Huruf /S/ direpresentasikan dengan /.../

20. Huruf /T/ direpresentasikan dengan /-/

21. Huruf /U/ direpresentasikan dengan /..-/

22. Huruf /V/ direpresentasikan dengan /...-/

23. Huruf /W/ direpresentasikan dengan /.--/

24. Huruf /X/ direpresentasikan dengan /-..-/

25. Huruf /Y/ direpresentasikan dengan /-.--/

(34)

BAB IV

PEMBAHASAN

ANALISIS BENTUK DAN MAKNA BAHASA NONVERBAL PADA

PRAMUKA DI PONDOK PESANTREN PUTRI AISYIAH MEDAN

4.1 Bentuk Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang Berupa Morse Huruf

/A/ Direpresentasikan dengan /. -/ dan Maknanya

Tanda dan Penanda

Huruf /A/ yang direpresentasikan dengan /.-/. Huruf /A/ dalam pramuka

direpresentasikan dengan /.-/ yang terdiri dari satu titik dan satu garis disampaikan

dengan pluit bunyi panjang dan pendek. Jadi huruf /A/ adalah sebuah penanda.

Sedangkan /.-/ dalam pramuka adalah sebuah tanda.

Dalam bahasa Indonesia /.-/ diartikan hanya sebagai titik garis, berarti /.-/

adalah tanda. Tulisan titik garis adalah penanda. Tanda titik dalam bahasa

Indonesia digunakan untuk mengakhiri sebuah kalimat yang bukan pertanyaan

atau seruan. Tanda titik juga digunakan pada akhir singkatan gelar, pangkat, dan

sapaan. Tanda titik digunakan pada akhir singkatan nama orang. Tanda titik

digunakan pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum. Tanda titik

digunakan untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang menunjukkan

waktu. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka ribuan, jutaan dan

seterusnya yang tidak menunujukkan jumlah. Tanda titik juga dipakai dibelakang

angka huruf dalam satu bagan ikhtisar atau daftar. Tanda titik tidak digunakan

dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata, suku kata, atau gabungan

(35)

akronim yang sudah diterima oleh masyarakat. Tanda titik tidak digunakan pada

judul buku, film, karangan, table, dan sebagainya. Tanda titik tidak digunakan di

belakanag alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan alamat penerima

surat. Sedangkan tanda garis dalam bahasa Indonesia bisa berupa tanda hubung.

Dimana tanda hubung (-) dalam bahasa Indonesia digunakan untuk menyambung

suku kata dasar atau awalan terpisah oleh pergantian baris. Tanda hubung

digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang, menyambung huruf kata

yang dieja satu-satu, dan bagian-bagian tanggal. Tanda hubung dapat dipakai

untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan. Tanda hubung dipakai

untuk merangkaikan (a) se dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf

kapital, (b) ke dengan angka, (c) angka dengan –an, dan (d) singkatan huruf

kapital. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia

dengan unsur bahasa asing.

Makna Konseptual dan Asosiatif Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang

berupa Morse Huruf /A/ Direpresentasikan dengan /.-/

Makna konseptual huruf /A/ direpresentasi dengan /.-/ pada isyarat morse

dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah huruf /A/ yang direpresentasikan

/.-/. Satu titik diperdengarkan menggunakan bunyi pluit pendek dan satu garis

diperdengarkan menggunakan bunyi pluit panjang. Waktu yang digunakan dalam

memperdengarkan antara bunyi titik dengan garis adalah dua detik.

Makna asosiatif pada huruf /A/ direpresentasikan /.-/ pada isyarat morse

dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah sebuah tanda. Tanda titik dalam

(36)

pangkat, dan sapaan. Tanda titik digunakan pada akhir singkatan nama orang.

Tanda titik digunakan pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum.

Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang

menunjukkan waktu. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka ribuan,

jutaan dan seterusnya yang tidak menunujukkan jumlah. Tanda titik juga dipakai

dibelakang angka huruf dalam satu bagan ikhtisar atau daftar. Tanda titik tidak

digunakan dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata, suku kata, atau

gabungan keduanya yang terdapat di dalam nama pada lembaga-lembaga nasional

di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat. Tanda titik tidak

digunakan pada judul buku, film, karangan, table, dan sebagainya. Tanda titik

tidak digunakan di belakanag alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan

alamat penerima surat. Sedangkan tanda garis dalam bahasa Indonesia bisa berupa

tanda hubung. Dimana tanda hubung (-) dalam bahasa Indonesia digunakan untuk

menyambung suku kata dasar atau awalan terpisah oleh pergantian baris. Tanda

hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang, menyambung

huruf kata yang dieja satu-satu, dan bagian-bagian tanggal. Tanda hubung dapat

dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan. Tanda hubung

dipakai untuk merangkaikan (a) se dengan kata berikutnya yang dimulai dengan

huruf kapital, (b) ke dengan angka, (c) angka dengan –an, dan (d) singkatan huruf

kapital. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia

(37)

4.1.1 Bentuk Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang Berupa Morse Huruf

/B/ Direpresentasikan dengan /-…/ dan Maknanya

Tanda dan Penanda

Huruf /B/ dalam pramuka direpresentasikan /-…/, yang terdiri dari satu

garis, dan tiga titik yang disampaikan dengan pluit bunyi panjang dan pendek.

Jadi, huruf /B/ adalah sebuah penanda sedangkan /-…/ dalam pramuka adalah

sebuah tanda.

Dalam bahasa Indonesia /-…/ diartikan hanya sebagai garis, titik, titik,

titik. Kata garis dalam bahasa Indonesia bisa berupa tanda hubung. Sdangkan titik

tiga bisa berupa tanda ellipsis yang dipakai dalam kalimat terputus-putus,

menunjukkan bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang dihilangkan.

Makna Konseptual dan Asosiatif Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang

berupa Morse Huruf /B/ Direpresentasikan dengan /-…/

Makna konseptual huruf /B/ direpresentasikan /-…/ pada isyarat morse

dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah huruf /B/ yang terdiri dari satu

garis dan tiga titik dengan jarak waktu dua detik perdurasi.

Makna asosiatif pada huruf /B/ direpresentasikan /-…/ pada isyarat morse

dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah sebuah tanda hubung. Sedangkan

tiga tanda titik adalah tanda elipsis yang dipakai dalam kalimat terputus-putus dan

menandai penghilangan tanda teks.

(38)

Tanda dan Penanda

Huruf /C/ dalam pramuka direpresentasikan /-.-./, yang terdiri dari satu

garis, satu titik, satu garis, dan satu titik yang disampaikan dengan pluit bunyi

panjang dan pendek. Jadi, huruf /C/ adalah sebuah penanda sedangkan /-.-./ dalam

pramuka adalah sebuah tanda.

Makna Konseptual dan Asosiatif Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang

berupa Morse Huruf /C/ Direpresentasikan dengan /-.-./.

Makna konseptual huruf /C/ direpresentasikan /-.-./ pada isyarat morse

dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah huruf /C/ yang terdiri dari satu

garis, satu titik, satu garis, dan satu titik dengan jarak waktu dua detik perdurasi.

Makna asosiatif pada huruf /C/ direpresentasikan /-.-./ pada isyarat morse

dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah sebuah tanda hubung. Tanda titik

dalam bahasa Indonesia digunakan untuk mengakhiri sebuah kalimat yang bukan

pertanyaan atau seruan. Tanda titik juga digunakan pada akhir singkatan gelar,

pangkat, dan sapaan. Tanda titik digunakan pada akhir singkatan nama orang.

Tanda titik digunakan pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum.

Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang

menunjukkan waktu. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka ribuan,

jutaan dan seterusnya yang tidak menunujukkan jumlah. Tanda titik juga dipakai

dibelakang angka huruf dalam satu bagan ikhtisar atau daftar. Tanda titik tidak

digunakan dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata, suku kata, atau

gabungan keduanya yang terdapat di dalam nama pada lembaga-lembaga nasional

(39)

digunakan pada judul buku, film, karangan, table, dan sebagainya. Tanda titik

tidak digunakan di belakanag alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan

alamat penerima surat. Sedangkan tanda garis dalam bahasa Indonesia bisa berupa

tanda hubung. Dimana tanda hubung (-) dalam bahasa Indonesia digunakan untuk

menyambung suku kata dasar atau awalan terpisah oleh pergantian baris. Tanda

hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang, menyambung

huruf kata yang dieja satu-satu, dan bagian-bagian tanggal. Tanda hubung dapat

dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan. Tanda hubung

dipakai untuk merangkaikan (a) se dengan kata berikutnya yang dimulai dengan

huruf kapital, (b) ke dengan angka, (c) angka dengan –an, dan (d) singkatan huruf

kapital. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia

dengan unsur bahasa asing.

4.1.3 Bentuk Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang Berupa Morse Huruf

/D/ Direpresentasikan dengan /-../ dan Maknanya

Tanda dan Penanda

Huruf /D/ dalam pramuka direpresentasikan /-../, yang terdiri dari satu

garis, satu titik, dan satu titik yang disampaikan dengan pluit bunyi panjang dan

pendek. Jadi, huruf /D/ adalah sebuah penanda sedangkan /-../ dalam pramuka

adalah sebuah tanda.

Makna Konseptual dan Asosiatif Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang

(40)

Makna konseptual huruf /D/ direpresentasikan /-../ pada isyarat morse

dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah huruf /D/ yang terdiri dari satu

garis, satu titik, dan satu titik dengan jarak waktu dua detik perdurasi.

Makna asosiatif pada huruf /D/ direpresentasikan /-../ pada isyarat morse

dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah sebuah tanda hubung. Kemudian

Tanda titik dalam bahasa Indonesia digunakan untuk mengakhiri sebuah kalimat

yang bukan pertanyaan atau seruan. Tanda titik juga digunakan pada akhir

singkatan gelar, pangkat, dan sapaan. Tanda titik digunakan pada akhir singkatan

nama orang. Tanda titik digunakan pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah

umum. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik

yang menunjukkan waktu. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka

ribuan, jutaan dan seterusnya yang tidak menunujukkan jumlah. Tanda titik juga

dipakai dibelakang angka huruf dalam satu bagan ikhtisar atau daftar. Tanda titik

tidak digunakan dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata, suku

kata, atau gabungan keduanya yang terdapat di dalam nama pada

lembaga-lembaga nasional di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat. Tanda

titik tidak digunakan pada judul buku, film, karangan, table, dan sebagainya.

Tanda titik tidak digunakan di belakanag alamat pengirim dan tanggal surat, atau

nama dan alamat penerima surat. Sedangkan tanda garis dalam bahasa Indonesia

bisa berupa tanda hubung. Dimana tanda hubung (-) dalam bahasa Indonesia

digunakan untuk menyambung suku kata dasar atau awalan terpisah oleh

pergantian baris. Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata

ulang, menyambung huruf kata yang dieja satu-satu, dan bagian-bagian tanggal.

(41)

ungkapan. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se dengan kata

berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (b) ke dengan angka, (c) angka

dengan –an, dan (d) singkatan huruf kapital. Tanda hubung dipakai untuk

merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.

4.1.4 Bentuk Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang Berupa Morse Huruf

/E/ Direpresentasikan dengan /./ dan Maknanya.

Tanda dan Penanda

Huruf /E/ dalam pramuka direpresentasikan /./, yang terdiri dari satu titik

yang disampaikan dengan pluit bunyi pendek. Jadi, huruf /E/ adalah sebuah

penanda sedangkan /./ dalam pramuka adalah sebuah tanda.

Makna Konseptual dan Asosiatif Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang

berupa Morse Huruf /E/ Direpresentasikan dengan /./

Makna konseptual huruf /E/ direpresentasikan /./ pada isyarat morse

dengan pluit bunyi pendek adalah huruf /E/ yang terdiri dari satu titik dengan

waktu dua menit.

Makna asosiatif pada huruf /E/ direpresentasikan /./ pada isyarat morse

dengan pluit bunyi pendek adalah sebuah tanda titik Tanda titik dalam bahasa

Indonesia digunakan untuk mengakhiri sebuah kalimat yang bukan pertanyaan

atau seruan. Tanda titik juga digunakan pada akhir singkatan gelar, pangkat, dan

sapaan. Tanda titik digunakan pada akhir singkatan nama orang. Tanda titik

(42)

waktu. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka ribuan, jutaan dan

seterusnya yang tidak menunujukkan jumlah. Tanda titik juga dipakai dibelakang

angka huruf dalam satu bagan ikhtisar atau daftar. Tanda titik tidak digunakan

dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata, suku kata, atau gabungan

keduanya yang terdapat di dalam nama pada lembaga-lembaga nasional di dalam

akronim yang sudah diterima oleh masyarakat. Tanda titik tidak digunakan pada

judul buku, film, karangan, table, dan sebagainya. Tanda titik tidak digunakan di

belakanag alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan alamat penerima

surat. Sedangkan tanda garis dalam bahasa Indonesia bisa berupa tanda hubung.

Dimana tanda hubung (-) dalam bahasa Indonesia digunakan untuk menyambung

suku kata dasar atau awalan terpisah oleh pergantian baris. Tanda hubung

digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang, menyambung huruf kata

yang dieja satu-satu, dan bagian-bagian tanggal. Tanda hubung dapat dipakai

untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan. Tanda hubung dipakai

untuk merangkaikan (a) se dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf

kapital, (b) ke dengan angka, (c) angka dengan –an, dan (d) singkatan huruf

kapital. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia

dengan unsur bahasa asing.

4.1.5 Bentuk Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang Berupa Morse Huruf

/F/ Direpresentasikan dengan /..-./ dan Maknanya

Tanda dan Penanda

Huruf /F/ dalam pramuka direpresentasikan /..-./, yang terdiri dari titik,

(43)

Jadi, huruf /F/ adalah sebuah penanda sedangkan /..-./ dalam pramuka adalah

sebuah tanda.

Makna Konseptual dan Asosiatif Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang

berupa Morse Huruf /F/ Direpresentasikan dengan /..-./

Makna konseptual huruf /F/ direpresentasikan /..-./ pada isyarat morse

dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah huruf /F/ yang terdiri dari dua titik,

satu garis, dan satu titik dengan waktu dua menit perdurasi.

Makna asosiatif pada huruf /F/ direpresentasikan /..-./ pada isyarat morse

dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah sebuah tanda titik. Tanda titik

dalam bahasa Indonesia digunakan untuk mengakhiri sebuah kalimat yang bukan

pertanyaan atau seruan. Tanda titik juga digunakan pada akhir singkatan gelar,

pangkat, dan sapaan. Tanda titik digunakan pada akhir singkatan nama orang.

Tanda titik digunakan pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum.

Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang

menunjukkan waktu. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka ribuan,

jutaan dan seterusnya yang tidak menunujukkan jumlah. Tanda titik juga dipakai

dibelakang angka huruf dalam satu bagan ikhtisar atau daftar. Tanda titik tidak

digunakan dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata, suku kata, atau

gabungan keduanya yang terdapat di dalam nama pada lembaga-lembaga nasional

di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat. Tanda titik tidak

digunakan pada judul buku, film, karangan, table, dan sebagainya. Tanda titik

(44)

tanda hubung. Dimana tanda hubung (-) dalam bahasa Indonesia digunakan untuk

menyambung suku kata dasar atau awalan terpisah oleh pergantian baris. Tanda

hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang, menyambung

huruf kata yang dieja satu-satu, dan bagian-bagian tanggal. Tanda hubung dapat

dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan. Tanda hubung

dipakai untuk merangkaikan (a) se dengan kata berikutnya yang dimulai dengan

huruf kapital, (b) ke dengan angka, (c) angka dengan –an, dan (d) singkatan huruf

kapital. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia

dengan unsur bahasa asing.

4.1.6 Bentuk Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang Berupa Morse Huruf

/G/ Direpresentasikan dengan /--./ dan Maknanya

Tanda dan Penanda

Huruf /G/ dalam pramuka direpresentasikan /--./, yang terdiri dari garis,

garis, dan titik yang disampaikan dengan pluit bunyi panjang dan pendek. Jadi,

huruf /G/ adalah sebuah penanda sedangkan /--./ dalam pramuka adalah sebuah

tanda.

Makna Konseptual dan Asosiatif Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang

berupa Morse Huruf /G/ Direpresentasikan dengan /--./

Makna konseptual huruf /G/ direpresentasikan /--./ pada isyarat morse

dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah huruf /G/ yang terdiri dari dua

(45)

Makna asosiatif pada huruf /G/ direpresentasikan /--./ pada isyarat morse

dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah tanda hubung kemudian satu tanda

titik untuk menandai akhir kalimat dalam bahasa Indonesia.

4.1.7 Bentuk Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang Berupa Morse Huruf

/H/ Direpresentasikan dengan /…./ dan Maknanya

Tanda dan Penanda

Huruf /H/ dalam pramuka direpresentasikan /…./, yang terdiri dari titik,

titik,titik, dan titik yang disampaikan dengan pluit bunyi panjang dan pendek.

Jadi, huruf /H/ adalah sebuah penanda sedangkan /…./ dalam pramuka adalah

sebuah tanda.

Makna Konseptual dan Asosiatif Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang

berupa Morse Huruf /H/ Direpresentasikan dengan /…./

Makna konseptual huruf /H/ direpresentasikan /…./ pada isyarat morse

dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah huruf /H/ yang terdiri dari titik,

titik, titik, dan titik dengan waktu dua menit perdurasi.

Makna asosiatif pada huruf /H/ direpresentasikan /…./ pada isyarat morse

dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah empat buah tanda titik dipakai

dalam bahasa Indonesia jika yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat.

4.1.8 Bentuk Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang Berupa Morse Huruf

(46)

Huruf /I/ dalam pramuka direpresentasikan /../, yang terdiri dari titik, dan

titik yang disampaikan dengan pluit bunyi panjang dan pendek. Jadi, huruf /I/

adalah sebuah penanda sedangkan /../ dalam pramuka adalah sebuah tanda.

Makna Konseptual dan Asosiatif Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang

berupa Morse Huruf /I/ Direpresentasikan dengan /../

Makna konseptual huruf /I/ direpresentasikan /../ pada isyarat morse

dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah huruf /I/ yang terdiri dari titik, dan

titik dengan waktu dua menit perdurasi.

Makna asosiatif pada huruf /I/ direpresentasikan /../ pada isyarat morse

dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah tanda titik dipakai dalam bahasa

Indonesia untuk mengakhiri sebuah kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.

Tanda titik juga digunakan pada akhir singkatan gelar, pangkat, dan sapaan.

Tanda titik digunakan pada akhir singkatan nama orang. Tanda titik digunakan

pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum. Tanda titik digunakan

untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu. Tanda

titik digunakan untuk memisahkan angka ribuan, jutaan dan seterusnya yang tidak

menunujukkan jumlah. Tanda titik juga dipakai dibelakang angka huruf dalam

satu bagan ikhtisar atau daftar. Tanda titik tidak digunakan dalam singkatan yang

terdiri dari huruf-huruf awal kata, suku kata, atau gabungan keduanya yang

terdapat di dalam nama pada lembaga-lembaga nasional di dalam akronim yang

sudah diterima oleh masyarakat. Tanda titik tidak digunakan pada judul buku,

film, karangan, table, dan sebagainya. Tanda titik tidak digunakan di belakanag

(47)

Sedangkan tanda garis dalam bahasa Indonesia bisa berupa tanda hubung. Dimana

tanda hubung (-) dalam bahasa Indonesia digunakan untuk menyambung suku

kata dasar atau awalan terpisah oleh pergantian baris. Tanda hubung digunakan

untuk menyambung unsur-unsur kata ulang, menyambung huruf kata yang dieja

satu-satu, dan bagian-bagian tanggal. Tanda hubung dapat dipakai untuk

memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan. Tanda hubung dipakai untuk

merangkaikan (a) se dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital,

(b) ke dengan angka, (c) angka dengan –an, dan (d) singkatan huruf kapital. Tanda

hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa

asing.

4.1.9 Bentuk Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang Berupa Morse Huruf

/J/ Direpresentasikan dengan /.---/ dan Maknanya

Tanda dan Penanda

Huruf /J/ dalam pramuka direpresentasikan /.---/, yang terdiri dari titik,

garis, garis,dan garis yang disampaikan dengan pluit bunyi panjang dan pendek.

Jadi, huruf /J/ adalah sebuah penanda sedangkan /.---/ dalam pramuka adalah

sebuah tanda.

Makna Konseptual dan Asosiatif Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang

berupa Morse Huruf /J/ Direpresentasikan dengan /.---/

Makna konseptual huruf /J/ direpresentasikan /.---/ pada isyarat morse

(48)

Makna asosiatif pada huruf /J/ direpresentasikan /.---/ pada isyarat morse

dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah tanda titik dipakai dalam bahasa

Indonesia untuk mengakhiri sebuah kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.

Tanda titik juga digunakan pada akhir singkatan gelar, pangkat, dan sapaan.

Tanda titik digunakan pada akhir singkatan nama orang. Tanda titik digunakan

pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum. Tanda titik digunakan

untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu. Tanda

titik digunakan untuk memisahkan angka ribuan, jutaan dan seterusnya yang tidak

menunujukkan jumlah. Tanda titik juga dipakai dibelakang angka huruf dalam

satu bagan ikhtisar atau daftar. Tanda titik tidak digunakan dalam singkatan yang

terdiri dari huruf-huruf awal kata, suku kata, atau gabungan keduanya yang

terdapat di dalam nama pada lembaga-lembaga nasional di dalam akronim yang

sudah diterima oleh masyarakat. Tanda titik tidak digunakan pada judul buku,

film, karangan, table, dan sebagainya. Tanda titik tidak digunakan di belakanag

alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan alamat penerima surat.

Sedangkan tanda garis dalam bahasa Indonesia bisa berupa tanda hubung. Dimana

tanda hubung (-) dalam bahasa Indonesia digunakan untuk menyambung suku

kata dasar atau awalan terpisah oleh pergantian baris. Tanda hubung digunakan

untuk menyambung unsur-unsur kata ulang, menyambung huruf kata yang dieja

satu-satu, dan bagian-bagian tanggal. Tanda hubung dapat dipakai untuk

memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan. Tanda hubung dipakai untuk

merangkaikan (a) se dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital,

(49)

hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa

asing.

4.1.10 Bentuk Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang Berupa Morse Huruf

/K/ Direpresentasikan dengan /-.-/ dan Maknanya

Tanda dan Penanda

Huruf /K/ dalam pramuka direpresentasikan /-.-/, yang terdiri dari garis,

titik, dan garis, yang disampaikan dengan pluit bunyi panjang dan pendek. Jadi,

huruf /K/ adalah sebuah penanda sedangkan /-.-/ dalam pramuka adalah sebuah

tanda.

Makna Konseptual dan Asosiatif Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang

berupa Morse Huruf /K/ Direpresentasikan dengan /-.-/

Makna konseptual huruf /K/ direpresentasikan /-.-/ pada isyarat morse

dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah huruf /K/ yang terdiri dari garis,

titik, dan garis dengan waktu dua menit perdurasi.

Makna asosiatif pada huruf /K/ direpresentasikan /-.-/ pada isyarat morse

dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah dua buah tanda garis yang dalam

bahasa Indonesia tanda titik dipakai untuk mengakhiri sebuah kalimat yang bukan

pertanyaan atau seruan. Tanda titik juga digunakan pada akhir singkatan gelar,

pangkat, dan sapaan. Tanda titik digunakan pada akhir singkatan nama orang.

Tanda titik digunakan pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum.

(50)

jutaan dan seterusnya yang tidak menunujukkan jumlah. Tanda titik juga dipakai

dibelakang angka huruf dalam satu bagan ikhtisar atau daftar. Tanda titik tidak

digunakan dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata, suku kata, atau

gabungan keduanya yang terdapat di dalam nama pada lembaga-lembaga nasional

di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat. Tanda titik tidak

digunakan pada judul buku, film, karangan, table, dan sebagainya. Tanda titik

tidak digunakan di belakanag alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan

alamat penerima surat. Sedangkan tanda garis dalam bahasa Indonesia bisa berupa

tanda hubung. Dimana tanda hubung (-) dalam bahasa Indonesia digunakan untuk

menyambung suku kata dasar atau awalan terpisah oleh pergantian baris. Tanda

hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang, menyambung

huruf kata yang dieja satu-satu, dan bagian-bagian tanggal. Tanda hubung dapat

dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan. Tanda hubung

dipakai untuk merangkaikan (a) se dengan kata berikutnya yang dimulai dengan

huruf kapital, (b) ke dengan angka, (c) angka dengan –an, dan (d) singkatan huruf

kapital. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia

dengan unsur bahasa asing.

4.1.11 Bentuk Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang Berupa Morse Huruf

/L/ Direpresentasikan dengan /.-../ dan Maknanya

Tanda dan Penanda

Huruf /L/ dalam pramuka direpresentasikan /.-../, yang terdiri dari titik,

(51)

Jadi, huruf /L/ adalah sebuah penanda sedangkan /.-../ dalam pramuka adalah

sebuah tanda.

Makna Konseptual dan Asosiatif Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang

berupa Morse Huruf /L/ Direpresentasikan dengan /.-../

Makna konseptual huruf /L/ direpresentasikan /.-../ pada isyarat morse

dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah huruf /L/ yang terdiri dari titik,

garis, titik, dan titik dengan waktu dua menit perdurasi.

Makna asosiatif pada huruf /L/ direpresentasikan /.-../ pada isyarat morse

dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah titik,garis, titik, dan titik yang

dalam bahasa Indonesia tanda titik dipakai untuk mengakhiri sebuah kalimat yang

bukan pertanyaan atau seruan. Tanda titik juga digunakan pada akhir singkatan

gelar, pangkat, dan sapaan. Tanda titik digunakan pada akhir singkatan nama

orang. Tanda titik digunakan pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah

umum. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik

yang menunjukkan waktu. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka

ribuan, jutaan dan seterusnya yang tidak menunujukkan jumlah. Tanda titik juga

dipakai dibelakang angka huruf dalam satu bagan ikhtisar atau daftar. Tanda titik

tidak digunakan dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata, suku

kata, atau gabungan keduanya yang terdapat di dalam nama pada

lembaga-lembaga nasional di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat. Tanda

titik tidak digunakan pada judul buku, film, karangan, table, dan sebagainya.

(52)

bisa berupa tanda hubung. Dimana tanda hubung (-) dalam bahasa Indonesia

digunakan untuk menyambung suku kata dasar atau awalan terpisah oleh

pergantian baris. Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata

ulang, menyambung huruf kata yang dieja satu-satu, dan bagian-bagian tanggal.

Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian

ungkapan. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se dengan kata

berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (b) ke dengan angka, (c) angka

dengan –an, dan (d) singkatan huruf kapital. Tanda hubung dipakai untuk

merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.

4.1.12 Bentuk Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang Berupa Morse Huruf

/M/ Direpresentasikan dengan /--/ dan Maknanya

Tanda dan Penanda

Huruf /M/ dalam pramuka direpresentasikan /--/, yang terdiri dari garis dan

garis, yang disampaikan dengan pluit bunyi panjang dan pendek. Jadi, huruf /M/

adalah sebuah penanda sedangkan /--/ dalam pramuka adalah sebuah tanda.

Makna Konseptual dan Asosiatif Bahasa Nonverbal Pada Pramuka yang

berupa Morse Huruf /M/ Direpresentasikan dengan /--/

Makna konseptual huruf /M/ direpresentasikan /--/ pada isyarat morse

dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah huruf /M/ yang terdiri dari garis

dan garis dengan waktu dua menit perdurasi.

Makna asosiatif pada huruf /M/ direpresentasikan /--/ pada isyarat morse

(53)

Indonesia tanda garis merupakan tanda pisah untuk membatasi penyisipan kata

atau kalimat yang memberi penjelas di luar bangun kalimat.

4.1.13 Bentuk Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang Berupa Morse Huruf

/N/ Direpresentasikan dengan /-./ dan Maknanya

Tanda dan Penanda

Huruf /N/ dalam pramuka direpresentasikan /-./, yang terdiri dari garis dan

titik, yang disampaikan dengan pluit bunyi panjang dan pendek. Jadi, huruf /N/

adalah sebuah penanda sedangkan /-./ dalam pramuka adalah sebuah tanda.

Makna Konseptual dan Asosiatif Bahasa Nonverbal pada Pramuka yang

berupa Morse Huruf /N/ Direpresentasikan dengan /-./

Makna konseptual huruf /N/ direpresentasikan /-./ pada isyarat morse

dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah huruf /N/ yang terdiri dari garis

dan titik dengan waktu dua menit perdurasi.

Makna asosiatif pada huruf /N/ direpresentasikan /-./ pada isyarat morse

dengan pluit bunyi panjang dan pendek adalah garis dan titik dalam bahasa

Indonesia tanda titik dipakai untuk mengakhiri sebuah kalimat yang bukan

pertanyaan atau seruan. Tanda titik juga digunakan pada akhir singkatan gelar,

pangkat, dan sapaan. Tanda titik digunakan pada akhir singkatan nama orang.

Tanda titik digunakan pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum.

Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang

menunjukkan waktu. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka ribuan,

Gambar

Gambar lambang gerakan pramuka

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini konsisten dengan Tanriverdi (2005), dan Ifada (2011) yang menyatakan bahwa information technology relatedness berpengaruh positif dan signifikan

glikosida, zat samak, glikosida, zat samak, minyak atsiri, minyak atsiri, minyak lemak, minyak lemak, saponin, sapofonin, saponin, sapofonin, garam kalium, garam kalium,

Setelah melakukan observasi dan wawancara kepada bagian manager dan administrasi pada PT Sinar Baja Hutama, ditemukan beberapa permasalahan yang terjadi pada saat proses

Kuitenkin muista poiketen verkoston keskeisimmillä naarailla oli yleensä saman verran tai enemmän suhteita muihin naaraisiin kuin uroksiin, minkä takia samaa

1) Dari hasil koefisien regresi, peneliti mendapatkan nilai konstan sebesar 67,407 yang artinya tanpa adanya variabel lain maka Indeks Keterbukaan Ekonomi di Indonesia

Hasil penelitian ini mendukung hipotesis ketiga yaitu program perceived behavioral control berpengaruh positif terhadap niat untuk mengeluh pada mahasiswa Program

kabupaten,  Sengkang,  di  sebelah  barat  lembah  Cenrana.  Bukit  ini  dipercaya 

Praktik-praktik yang diteliti adalah kepemimpinan, pelatihan, hubungan antar karyawan, kualitas data dan pelaporan, manajemen proses, disain produk, manajemen proses, dan