• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS INDEKS KETERBUKAAN EKONOMI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS INDEKS KETERBUKAAN EKONOMI INDONESIA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS INDEKS KETERBUKAAN EKONOMI INDONESIA

Azhar1, Kasman Karimi1, Evi Susanti Tasri1

Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta

Azhar_kodrat@yahoo.com Kasman_karimi@yahoo.com

evi.tasri74@yahoo.com

ABSTRACT

Economy Openness Index is a total trade (export+import) divided by Gross Domestic Product. Economy Opennes degree which is a trade rasio on GDP supports the development of economy in large scale. This analysis is aimed to analyse the influence of Exchange Rates, Interest Rates Level, Inflation Level, HDI on Indonesian Economy Openness Index in 1991-2012. The testing is done by using classical assumption test such as multicollinearity test, autocorrelation test, Heteroscedasticity test and Normality test. The statistic testing is also done such as coefficient of determination (R2), regression coefficient test (t-test) and F test (F-test).

The result of the analysis showed that the Exchange Rates had positive and significant influence, Interest Rates level had positive and not significant influence, Inflation level had positive and significant influence and HDI had negative and not significant influence on Indonesian Economy Openness Index.

Keywords : Economy Openness Index, Exchange Rates, Interest Rates, Inflation Level, Human Development Index (HDI).

PENDAHULUAN

Era globalisasi menuntut adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik keterbukaan dalam perdagangan luar negeri (trade openness) maupun keterbukaan di

sektor finansial (financial openness). Keterbukaan ekonomi menggambarkan semakin hilangnya hambatan dalam melakukan perdagangan, baik berupa tarif maupun non-tarif, dan semakin lancarnya mobilitas modal antar negara. Secara teori keterbukaan

(2)

2 ekonomi memberi keuntungan bagi semua negara yang terlibat di dalamnya. Keuntungan dari keterbukaan perdagangan diantaranya berupa pembukaan akses pasar yang lebih luas, pencapaian tingkat efisiensi dan daya saing ekonomi yang lebih tinggi, serta peluang penyerapan tenaga kerja yang lebih besar. http://www.pustakasekolah.com/penger tianglobalisasi.html#ixzz2lBYYlk39).

Indeks Keterbukaan Ekonomi

Secara teori keterbukaan ekonomi memberi keuntungan bagi semua negara yang terlibat di dalamnya. Keuntungan dari keterbukaan perdagangan diantaranya berupa pembukaan akses pasar yang lebih luas, pencapaian tingkat efisiensi dan daya saing ekonomi yang lebih tinggi, serta peluang penyerapan tenaga kerja yang lebih besar.(dalam Tri Purwanto, 2011).

Derajat keterbukaan ekonomi adalah total perdagangan (Ekspor + Impor) terhadap Gros Domestik Produk (GDP). Derajat keterbukaan ekonomi yang merupakan rasio perdagangan terhadap GDP ini sangat

mendorong pertumbuhan ekonomi. (dalam Meihedra Timotius Depari, 2009).

Kurs

Nilai tukar Rupiah atau disebut juga kurs Rupiah adalah perbandingan nilai atau harga mata uang Rupiah dengan mata uang lain. Perdagangan antar negara di mana masing-masing negara mempunyai alat tukarnya sendiri mengharuskan adanya angka perbandingan nilai suatu mata uang dengan mata uang lainnya, yang disebut kurs valuta asing atau kurs (Salvatore, 2008).

Tingkat Suku Bunga

Suku bunga adalah biaya yang harus dibayar oleh peminjam atas pinjaman yang diterima dan merupakan imbalan bagi pemberi pinjaman atas investasinya. Suku bunga mempengaruhi keputusan individu terhadap pilihan membelanjakan uang lebih banyak atau menyimpan uangnya dalam bentuk tabungan. Suku bunga juga merupakan sebuah harga yang

(3)

3 menghubungkan masa kini dengan masa depan, sebagaimana harga lainnya maka tingkat suku bunga ditentukan oleh interaksi antara permintaan dan penawaran uang. (dalam Suhaedi, 2000)

Ada dua jenis faktor yang menentukan nilai suku bunga, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi pendapatan nasional, jumlah uang beredar (JUB), dan inflasi yang diduga. Sedangkan faktor eksternal merupakan suku bunga luar negeri dan tingkat perubahan nilai tukar valuta asing. (dalam Edward dan Khan,1985)

Tingkat Inflasi

Inflasi adalah sebuah kecenderungan yang ditandai dengan naiknya harga komoditi kebutuhan pokok yang disebabkan oleh mata uang lokal mengalami penurunan nilai yang disebabkan karena jumlah uang beredar terlalu banyak. Inflasi menimbulkan gejolak dalam ekonomi dan cenderung mempengaruhi terjadinya resesi, salah satu dampak

buruk dari inflasi adalah angka investasi yang semakin menurun, dan menurunnya volume penjualan perusahaan yang terjadi akibat harga produk industri relatif meningkat sedangkan jika diasumsikan pendapatan konstan atau tetap tentu daya beli masyarakat terhadap produk industri akan semakin berkurang. (Samuelson, 2004)

Inflasi didefinisikan sebagai peningkatan harga berbagai komoditi yang disebabkan karena melemahnya nilai tukar mata uang lokal yang disebabkan karena jumlah mata uang lokal yang beredar terlalu banyak. Inflasi akan mendorong terjadi penurunan kinerja ekonomi, yang disebabkan sektor riil yang memiliki

performance yang kian menurun. Oleh sebab itu untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan inflasi maka diperlukan peranan Bank Sentral untuk mengatur sirkulasi peredaran uang yang beredar. (Sukirno, 2005)

(4)

4

Human Development Index (HDI)

HDI secara umum merupakan indikator perluasan dan pemerataan baik dalam bidang kesehatan, pendidikan maupun indikator kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu HDI merupakan indeks pengembangan manusia dari sisi perluasan, pemerataan dan keadilan tetapi sama sekali bukan dalam ukuran-ukuran kualitas. Nilai indeks yang tinggi yang diperoleh suatu negara dalam bidang pendidikan, misalnya, lebih menunjukkan bahwa pendidikan di negara itu lebih merata dan meluas, dan sama sekali tidak mengukur bahwa pendidikan di negara tersebut bermutu tinggi (UNDP, 2013). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1).Untuk menganalisis pengaruh Kurs terhadap Indeks Keterbukaan Ekonomi Indonesia tahun 1991-2012.

2).Untuk menganalisis pengaruh Tingkat Suku Bunga terhadap Indeks Keterbukaan Ekonomi Indonesia tahun 1991-2012.

3).Untuk menganalisis pengaruh Tingkat Inflasi terhadap Indeks Keterbukaan Ekonomi Indonesia tahun 1991-2012.

4).Untuk menganalisis pengaruh

Human Development Index (HDI)

terhadap Indeks Keterbukaan Ekonomi Indonesia 1991-2012.

METODOLOGI PENELITIAN Jenis, Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan analisis pada penelitian ini adalah data

time series. Sumber data yang diperoleh dari publikasi UNDP, WDR, UNCTAD, World Bank, Jurnal, Skripsi dan publikasi lainnya.

Uji Asumsi Klasik

A. Uji Multikolinearitas

Suliyanto (2011) menyatakan bahwa multikolinearitas mempunyai pengertian bahwa ada hubungan linear yang sempurna atau pasti diantara beberapa atau semua variabel independen (variabel yang menjelaskan) dari model regresi.

(5)

5 Konsekuensi adanya multikolinearitas adalah koefisien regresi variabel tidak tentu dan kesalahan menjadi tidak terhingga. Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika dalam model regresi uang terbentuk terdapat korelasi yang tinggi atau sempurna di antara variabel bebas maka model regresi tersebut dinyatakan mengandung masalah multikolinearitas.

Untuk mengetahui adanya masalah multikolinearitas pada penelitian ini digunakan dengan mengunakan nilai TOL ( Tolerance) dan VIF (Variance Inflation Factor). Salah satu cara untuk menguji gejala multikolinearitas dalam model regresi adalah melihat nilai tolerance dan variance inflation factor dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. jika nilai VIF tidak lebih dari 10 maka

model dinyatakan tidak mengandung multikolinearitas.

B. Uji Autokolerasi

Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki masalah autokorelasi, jika terjadi autokorelasi maka persamaan tersebut menjadi tidak baik/tidak layak dipakai prediksi. Dalam penelitian ini untuk menguji autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson, dengan ketentuan sebagai berikut. (Setyadharma, Andrian, 2010)

1. Terjadi autokorelasi positif, jika nilai DW < -2.

2. Tidak terjadi autokorelasi, jika nilai DW berada di antara -2 dan 2 (-2 ≤ DW ≤ 2).

3. Terjadi autokorelasi negatif, jika nilai DW > 2.

C. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedasitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Pada penelitian ini digunakan dengan cara melihat Grafik Plot antara nilai prediksi

(6)

6 variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi Heteroskedasitas. Jika tidak ada pola yang jelas,serta titik-titik menyebar dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heterokedasitas. (Ghozali, 2011)

D. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan dalam penelitian berdistribusi normal. Dalam penelitian ini, normalitas diuji dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov (K-S). Dasar pengambilan keputusannya, jika nilai probabilitas lebih besar dari tingkat kekeliruan 5% (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa nilai residual dari model regresi berdistribusi normal. (Setyadharma, Andrian, 2010).

Prosedur Pengujian Statistik A. Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian R2 atau koefisien determinasi berguna untuk melihat seberapa besar proporsi sumbangan seluruh variabel bebas terhadap naik turunnya variabel tidak bebas. (Suliyanto, 2011).

R2 = 𝑥1𝑦1

𝑥12 𝑦12 Dimana:

R2 = Koefisien determinasi Nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1, suatu R2 sebesar 1 berarti ada kecocokan sempurna, sedangkan yang bernilai 0 berarti tidak ada hubungan antara variabel independen dan dependen.

B. Uji Koefisien Regresi ( t-test)

Uji koefisien regresi (t statistik) melihat pengaruh antara variabel indipenden secara individual terhadap variabel dependen. (Suliyanto,2011)

ti =

𝑏𝑗 𝑠𝑏𝑗

dimana:

t = Nilai t yang dihitung bj = Koefisien regresi

(7)

7 sbj = Kesalahan baku koefisien regresi

dengan ketentuan : 1. t hitung < t tabel

hipotesa nol (Ho) diterima dan hipotesa alternatif (Ha) ditolak, artinya tidak ada hubungan yang berarti antara variabel bebas dengan variabel terikat. 2. t hitung > t tabel

hipotesa nol (Ho) ditolak dan hipotesa alternatif (Ha) diterima, artinya terdapat hubungan yang berarti antara variabel bebas dengan variabel terikat.

C. Pengujian F (F-test)

Untuk menguji ada tidaknya pengaruh seluruh variable bebas terhadap variabel terikat :

F test = 𝑅

2 𝑘−1

1−𝑅2(𝑛−𝑘) Dimana ;

F test = Nilai F yang dihitung R2 = Koefisien Determinasi k = Jumlah variabel

n = Jumlah tahun pengamatan dengan ketentuan:

1. F hitung< Ftabel

Hipotesa nol (Ho) diterima dab hipotesa alternatif (Ha) ditolak, artinya

tidak ada hubungan yang berarti antara variabel bebas dengan variabel terikat. 2. F hitung > F tabel

Hipoteas nol (Ho) ditolak dan hipotesa alternatif (Ha) diterima, artinya terdapat hubungan yang berarti antara variabel bebas dengan variabel terikat.

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

Persamaan regresi linear berganda diperoleh hasil sebagai berikut : Y = 67,407 + 0,002 X1 + 0,231 X2 + 0,641 X3 - 0,013 X4 t-hitung = (2,861) (0,482) (2,268) (-0,990) t-tabel = 2,160 F- hitung = 14,959 F-tabel = 6,23 R2 = 0,779 α = 5%

(8)

8

B. Pembahasan

1) Dari hasil koefisien regresi, peneliti mendapatkan nilai konstan sebesar 67,407 yang artinya tanpa adanya variabel lain maka Indeks Keterbukaan Ekonomi di Indonesia akan meningkat sebesar 67,0407 persen.

2) Koefisien regresi dari nilai kurs adalah 0,002 dan nilai tersebut positif, maka nilai Kurs berhubungan positif terhadap Indeks Keterbukaan Ekonomi Indonesia. Artinya setiap kenaikan nilai Kurs sebesar 1 Persen, maka Indeks Keterbukaan Ekonomi Indonesia akan meningkat sebesar 0,002 persen.

3) Koefisien regresi dari Tingkat Suku Bunga adalah 0,231 dan nilai tersebut adalah positif, maka Tingkat Suku Bunga berhubungan positif terhadap Keterbukaan Ekonomi Indonesia. Jika Tingkat Suku Bunga meningkat sebesar 1 persen, maka Indeks Keterbukaan Ekonomi Indonesia akan meningkat sebesar 0,231 persen.

4) Koefisien regresi dari Tingkat Inflasi adalah 0,641 dan nilai tersebut adalah positif, maka Tingkat Inflasi berhubungan positif terhadap Indeks Keterbukaan Ekonomi Indonesia. Jika Tingkat Inflasi meningkat sebesar 1 persen, maka Keterbukaan Ekonomi Indonesia meningkat sebesar 0,641 persen.

5) Koefisien dari Human Development Index (HDI) adalah -0,0990 dan nilai tersebut negatif, maka Human Development Index (HDI)

berhubungan negatif terhadap Indeks Keterbukaan Ekonomi Indonesia. Jika Human Development Index (HDI)

meningkat sebesar 1 point, maka Indeks Keterbukaan Ekonomi Indonesia menurun sebesar -0,0990 persen.

Uji Asumsi Klasik A. Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat

(9)

9 problem Multikolinieritas. (Suliyanto, 2011)

Tabel 4.6 Uji Multikolinearitas

Sumber : data diolah dengan mengunakan SPSS 16

Dari ketentuan yang ada bahwa jika nilai VIF < 10 dantolerance > 0,10 maka tidak terjadi gejala multikolinearitas dan nilai yang didapat dari perhitungan adalah sesuai dengan ketetapan nilai VIF dan tolerance, dan dari hasil analisis diatas dapat diketahui nilai toleransi semua variabel independen (Kurs, Tingkat Suku Bunga, Tingkat Inflasi, dan

Human Development Index (HDI)) lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang

dari 10. Maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.

B. Autokorelasi

Dalam penelitian ini untuk menguji autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson, dengan ketentuan sebagai berikut. (Setyadharma, Andrian, 2010).

Tabel 4.7 UJI Durbin-Watson

Sumber : data diolah dengan mengunakan SPSS 16

Berdasarkan hasil berada di antara -2 dan 2 maka tidak terjadi autokorelasi

Model Collinearity Statistics Toleranc e VIF 1 Kurs .436 2.292 suku bung a .118 8.489 Inflas i .119 8.377 Hdi .427 2.343 Mo del R R Squar e Adjust ed R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 ,882( a) ,779 ,727 6,46328 0,895

(10)

10

C. Uji Heteroskesdastisitas Gambar : 4.8 Uji Heteroskesdastisitas

Dari hasil analisis dengan mengunakan SPSS 16 diatas dapat diketahui bahwa titik-titik yang menyebar secara acak baik diatas maupun dibawah angka nol, pada sumbu Y serta tidak membentuk pola atau kecenderungan tertentu pada diagram plot, sehingga dapat mengidentifikasikan tidak terjadi adanya heteroskedastisitas dan model regresi layak digunakan untuk memprediksi Keterbukaan Ekonomi Indonesia. (Suliyanto,2011).

D. Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan dalam penelitian berdistribusi normal. Dalam penelitian ini, normalitas diuji dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov

(K-S). Dasar pengambilan keputusannya, jika nilai probabilitas lebih besar dari tingkat kekeliruan 5% (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa nilai residual dari model regresi berdistribusi normal. (Setyadharma, Andrian, 2010).

Tabel 4.9 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Sumber : data diolah dengan mengunakan SPSS 16

Berdasarkan hasil output diatas terlihat bahwa sig. (2-tailed) sebesar 0,721 >0,05. Oleh karena itu Ho diterima. Hal ini berarti nilai residual

Unstandardiz ed Residual N 22 Normal Parameters(a,b ) Mean ,0000000 Std. Deviation .89973541 Most Extreme Differences Absolute .148 Positive .131 Negative -.148 Kolmogorov-Smirnov Z ,694

(11)

11 terstandarisasi dinyatakan menyebar secara normal.

Pengujian Statistik

A. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Untuk mengetahui tingkat perkembangan Keterbukaan Ekonomi Indonesia disebabkan beberapa faktor antara lain Kurs, Tingkat Suku Bunga, Tingkat Inflasi, dan Human Development Index (HDI) dapat dilihat melalui koefisien determinasi. Dari perhitungan Nilai R square adalah 0,779. Variasi naik turunnya Indeks Keterbukaan Ekonomi Indonesia dapat dijelaskan oleh Kurs, Tingkat Suku Bunga, Tingkat Inflasi, dan Human Development Index (HDI) Sebesar 77,90 persen sedangkan 22,10 persen dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model.

B. Uji Parsial (Uji t-test) 1. Pengaruh Kurs Terhadap Indeks

Keterbukaan Ekonomi Indonesia Tahun 1991-2012.

Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai t-hitung untuk Kurs sebesar 2,861 dan t-tabel dengan

tingkat kepercayaan 95% (α =5%) , df = 17 diperoleh 2,160. Terlihat t-hitung lebih besar dari t-tabel (2,861 > 2,160), maka H0 ditolak, Ha diterima yang

berarti bahwa Kurs berpengaruh signifikan terhadap Indeks Keterbukaan Ekonomi Indonesia pada tingkat kepercayaan 95%.

2. Pengaruh Tingkat Suku Bunga Terhadap Indeks Keterbukaan Ekonomi Indonesia Tahun 1991-2012.

Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai t-hitung Tingkat Suku Bunga sebesar 0,482 dan t-tabel dengan tingkat kepercayaan 95% (α =5%) , df = 17 diperoleh 2,160. Terlihat hitung lebih kecil dari t-tabel (0,482 < 2,160), maka Ho

diterima, Ha ditolak yang berarti Tingkat Suku Bunga berpengaruh tidak signifikan terhadap Keterbukaan Ekonomi Indonesia pada tingkat kepercayaan 95%. Hal ini disebabkan karena Indeks keterbukaan ekonomi Indonesia tidak dipengaruhi dari sisi kebijakan moneter, melainkan disebabkan oleh adanya faktor ekonomi makro yang lain.

(12)

12

3. Pengaruh Tingkat Inflasi Terhadap Indeks Keterbukaan Ekonomi Indonesia Tahun 1991-2012.

Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai t-hitung untuk Tingkat Inflasi sebesar 2,268 dan t-tabel dengan tingkat kepercayaan 95% (α =5%) , df = 17 diperoleh 2,160. Terlihat hitung lebih besar dari t-tabel (2,268 > 2,160), maka H0 ditolak,

Ha diterima yang berarti bahwa Kurs berpengaruh signifikan terhadap Indeks Keterbukaan Ekonomi Indonesia pada tingkat kepercayaan 95%.

4. Pengaruh Human Development

Index (HDI) Terhadap Indeks

Keterbukaan Ekonomi Indonesia Tahun 1991-2012.

Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai t-hitung untuk Human Development Index (HDI) sebesar -0,990 dan t-tabel dengan tingkat kepercayaan 95% (α =5%) , df = 17 diperoleh 2,160. Terlihat t- hitung lebih kecil dari t-tabel, maka Ho

diterima, Ha ditolak yang berarti

Human Development Index (HDI)

berpengaruh tidak signifikan terhadap Keterbukaan Ekonomi Indonesia pada tingkat kepercayaan 95%. Hal ini disebabkan karena peringkat Human Development Index (HDI) untuk Indonesia cenderung berada dibawah rata-rata peringkat Human Development Index (HDI) di 144 negara di dunia.

C. Uji F (Uji F-test)

Uji F- hitung/statistik secara serempak ditunjukan oleh perbandingan F-hitung dengan F-tabel. F-tabel (F α k-1(n-k), dengan derajat

kepercayaan sebesar 95%. Adalah F(0,05) = 6,23. Sedangkan F-hitung

sebesar 14,959. karena F-hitung lebih besar dari F-tabel (14,959>6,23). Ini berarti bahwa Kurs, Tingkat Suku Bunga, Tingkat Inflasi, dan Human Development Index (HDI) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Indeks Keterbukaan ekonomi di Indonesia.

KESIMPULAN

1. Berdasarkan hasil estimasi regresi linear berganda menunjukan bahwa nilai Kurs berpengaruh positif dan

(13)

13 signifikan terhadap Keterbukaan Ekonomi Indonesia. Hal ini telah sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa besarnya nilai Kurs akan berpengaruh signifikan terhadap Indeks Keterbukaan Ekonomi Indonesia.

2. Berdasarkan hasil estimasi regresi linear berganda menunjukkan bahwa Tingkat Suku Bunga berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Indeks Keterbukaan Ekonomi Indonesia. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa besarnya Tingkat Suku Bunga Indonesia berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Keterbukaan Ekonomi Indonesia. Hal ini tidak dipengaruhi dari sisi kebijakan moneter indonesia, melainkan disebabkan oleh adanya faktor ekonomi makro yang lain yang menyebabkan Tingkat Suku Bunga Indonesia tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Keterbukaan Ekonomi Indonesia. 3. Berdasarkan hasil estimasi regresi linear berganda menunjukan bahwa

Tingkat Inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Keterbukaan Ekonomi Indonesia. Hal ini telah sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa besarnya Tingkat Inflasi akan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Keterbukaan Ekonomi Indonesia. 4. Berdasarkan hasil estimasi regresi linear berganda menunjukkan bahwa

Human Development Index (HDI)

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Keterbukaan Ekonomi Indonesia. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa Human Development Index (HDI) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Keterbukaan Ekonomi Indonesia. Hal ini disebabkan karena peringkat

Human Development Index (HDI)

untuk Indonesia cenderung berada dibawah rata-rata peringkat Human Development Index (HDI) di 144 negara di dunia.

5. Berdasarkan hasil uji F hitung menyatakan bahwa seluruh variabel independen (Kurs, Tingkat Suku

(14)

14 Bunga, Tingkat Inflasi, dan Human Development Index (HDI)) berpengaruh signifikan terhadap Indeks Keterbukaan Ekonomi Indonesia (F-hitung 14,959> F-tabel 6,23).

5.1.Saran

Setelah melakukan beberapa tahapan analisis dalam penelitian ini, maka diperoleh beberapa saran yang berkaitan dengan Indeks Keterbukaan Ekonomi Indonesia yaitu:

1. Nilai Kurs Indonesia dibandingkan dengan negara lain memang cenderung lebih rendah, akan tetapi pemerintah selalu berupaya untuk dapat menaikkan nilai Kurs Indonesia hingga dapat mencapai kesetaraan dengan nilai Kurs di negara-negara lain. Masyarakat Indonesia harus terus mendukung upaya pemerintah, agar rencana yang

telah digagas dapat tercapai dengan baik.

2. Pemerintah juga harus memperhatikan tingginya Tingkat Suku Bunga Indonesia. Hal ini dapat menyebabkan turunnya daya saing produk lokal terhadap produk luar negeri, dan jika Indonesia ingin meningkatkan daya saing produk, maka Tingkat Suku bunga Indonesia harus diturunkan.

3. Sejauh ini pemerintah Indonesia telah berupaya sebaik mungkin untuk mengatasi masalah Tingkat Inflasi, ini disebabkan oleh tingginya jumlah uang beredar dimasyarakat sehingga harga-harga komoditi barang dipasaran cenderung tinggi, dan seolah-olah uang tidak ada harganya lagi. Tetapi Bank Indonesia sejauh ini selalu berupaya untuk

(15)

15 menstabilkan agar Tingkat Inflasi Indonesia tidak semakin tinggi.

Kesehatan, pendidikan, Peningkatan ekonomi masyarakat haruslah diperhatikan oleh pemerintah. Dengan membangun sarana dan prasarana penunjang seperti program sekolah gratis untuk masyarakat kurang mampu, pembangunan sarana kesehatan gratis serta penciptaan lapangan pekerjaan agar masyarakat dapat memanfaatkannya sehingga dapat meningkatkan kualitas manusia yang pada akhirnya Indonesia dapat memperoleh peringkat HDI yang lebih baik dari 144 negara di dunia.

DAFTAR PUSTAKA

Edward dan Khan., 1985. Dalam Firman Rahman., 2012.

Analisis Pengaruh Nilai Kurs, Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Investasi di Sumatera Barat. Skripsi. Universitas Bung Hatta.

Ghozali, Imam 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program

IBM SPSS19.Edisi

V.Universitas

Diponegoro,Semarang.

Purwanto ,Tri.,2011. Analisis

keterbukaan perdagangan

terhadap pertumbuhan

Ekonomi di Negara-Negara ASEAN+3.Thesis.Institut pertanian Bogor,Bogor.

Salvatore, Domanik., 2008. Ekonomi internasional. Edisi kedelapan. PT. Gelora Angkasa Pratama, Jakarta.

Samuelson P A dan William D Nordhaus, 2004. Makro Ekonomi. Ahli Bahasa oleh AM Khalid. Ghalia, Jakarta. Setyadharma, Andrian., 2010. Uji

Asumsi Klasik Dengan SPSS 16.0. Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Suhaedi., 2000, Dalam Firman Rahman., 2012. Analisis Pengaruh Nilai Kurs, Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Investasi di

(16)

16

Sumatera Barat. Skripsi. Universitas Bung Hatta.

Sukirno., 2005. Makro Ekonomi Modern. Edisi Ketiga. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Suliyanto., 2011. Ekonometrika

Terapan : Teori dan Aplikasi

dengan SPSS. Andi.

Yogyakarta.

Timotius Depari, Meihendra., 2009.

Analisis keterbuakaan Ekonomi Indonesia Terhadap Nilai Tukar Rupiah di Indonesia. Tesis. Universitas Sumatera Utara.

United Nation Development Program

2013 (UNDP)

http://www.pustakasekolah.com/penge rtian-globalisasi.html#ixzz2lBYYlk39

Gambar

Tabel 4.6 Uji Multikolinearitas
Gambar : 4.8 Uji  Heteroskesdastisitas

Referensi

Dokumen terkait

penduduk miskin di perkotaan juga cenderung untuk terus meningkat. Pada umumnya masyarakat miskin perkotaan menjalani pengalaman ke- miskinan yang berbeda dengan

Hasil analisis pH bubur menunjukkan bahwa semua perlakuan rasio bubur rumput laut ini aman digunakan sebagai bahan baku masker wajah karena memiliki nilai pH yang sesuai

Penduduk Islam di negara Thailand kalau di bandingkan dengan warga negara yang menganut agama lain-lain Merika adalah warga negara yang minuriti, bilangan Merika hanya

Berdasarkan saat pembentukanya struktur garis dapat dibedakan menjadi struktur garis primer dan garis sekunder dari contoh-contoh struktur garis yang disebutkan diatas yang

Pelanggan pada umumnya akan memprotes perusahaan ketika produk yang dijualnya tidak bekerja dengan baik, kesalahan dalam billing (kalkulasi penagihan), atau

Validasi ahli digunakan untuk Pengujian atau penilaian multimedia pembelajaran matematika berbasis Macromedia flash yang dikembangkan dilakukan oleh enam ahli, tiga

Ya Allah, Engkaulah yang maha sejahtera, dari Engkaulah datangnya kesejahtera an, maka hidupkanlah dan peliharalah kami dengan keselamatan... Selangkah kaki

Penelitian ini hendak mengeksplorasi mengenai penerimaan diri pda penyandang disabilitas fisik yang dikarenakan oleh kecelakaan yang dahulu keadaan fisik