• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN ANTUSIAS BELAJAR PKn “KEBEBASAN BERORGANISASI” MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STAD PADA SISWA Peningkatan Antusias Belajar Pkn “Kebebasan Berorganisasi” Melalui Model Pembelajaran Stad Pada Siswa Kelas 5 Semester 1 Sd Negeri Kebowan Kecamatan Wi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN ANTUSIAS BELAJAR PKn “KEBEBASAN BERORGANISASI” MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STAD PADA SISWA Peningkatan Antusias Belajar Pkn “Kebebasan Berorganisasi” Melalui Model Pembelajaran Stad Pada Siswa Kelas 5 Semester 1 Sd Negeri Kebowan Kecamatan Wi"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN ANTUSIAS BELAJAR PKn “KEBEBASAN BERORGANISASI” MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STAD PADA SISWA

KELAS 5 SEMESTER 1 SD NEGERI KEBOWAN KECAMATAN WINONG KABUPATEN PATI

TAHUN AJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh :

RETNO AYU WIDYAWATI A54E090102

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

PENINGKATAN ANTUSIAS BELAJAR PKn “KEBEBASAN BERORGANISASI” MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STAD PADA SISWA

KELAS 5 SEMESTE R 1 SD NE GE RI KE BOWAN KECAMATAN WINONG KABUPATEN PATI

TAHUN AJARAN 2012/2013

Retno Ayu Widyawati.A54E090102. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta 2012. 60 halaman.

ABSTRAK

Dalam pelaksanaan proses pembelajaran guru memilih dan menggunakan strategi, model dan media pembelajaran salah satunya yaitu dengan model pembelajaran STAD. Penelitian ini meningkatkan antusias belajar PKn Subyek penelitian adalah guru dan siswa kelas 5 SD Negeri Kebowan yang berjumlah 26 siswa. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa dan guru. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK.). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui observasi dan tes. Prosedur penelitian meliputi tahap: Identifikasi masalah, persiapan, penyusunan rencana tindakan, pengamatan dan menyusun rencana. Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan dalam antusias belajar siswa. Adapun peningkatan hasil pembelajaran dapat dilihat dari perolehan nilai siswa dalam antusias belajar siswa dari siklus I dan siklus II. Pada siklus I prosentase ketuntasan hasil belajar siswa dalam pelajaran PKn kebebasan berorganisasi sebesar 58 % atau 15 siswa dan pada siklus II sebesar 92% atau 24 siswa.Hal ini membuktikan bahwa dengan penerapan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan antusias belajar pkn siswa pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

(3)

PENGESAHAN

PENINGKATAN ANTUSIAS BELAJAR PKn “KEBEBASAN BERORGANISASI” MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STAD PADA SISWA

KELAS 5 SEMESTE R 1 SD NE GE RI KE BOWAN KECAMATAN WINONG KABUPATEN PATI

TAHUN AJARAN 2012/2013

Disusun Oleh :

RETNO AYU WIDYAWATI A54E090102

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal ….. September 2012

dan dinyatakan telah memenuhi syarat.

Susunan Dewan Penguji

1. Drs. Sutan Syahrir Zabda, MH ( )

2. Drs. M. Yahya, M.Si ( )

3. Drs. Andi Haris Prabawa, M.Hum ( )

Surakarta …… September 2012

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dekan

Drs. H. Sofyan Anif, M.Si

(4)

PENDAHULUAN

Salah satu prinsip penyelenggaraan pendidikan adalah pendidikan sebagai proses pembudayaan dan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Dalam proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan potensi dan kreatifitas peserta didik. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar

terlaksana secara efektif dan efisien.

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya, untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter sesuai dengan yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945..

Dalam era globalisasi sekarang ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat begitu maju sehingga memunculkan persaingan dalam bidang kehidupan. Salah satunya adalah bidang pendidikan karena pendidikan sangat penting dalam pembangunan. Maka tidak salah jika pemerintah mengusahakan untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Mata pelajaran PKn adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan. Pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang kurang disukai oleh para siswa karena dalam pelajaran siswa diharuskan mempunyai antusias yang tinggi. Karena dalam pelajaran PKn kebanyakan siswa kurang antusias sehingga cara guru mengajar di kelas sangat monoton dan kurang variatif maka menyebabkan antusias belajar siswa rendah terutama dalam pembelajaran PKn.

Pada pelajaran PKn guru belum mengadakan kegiatan refleksi atau variasi mengajar di SD Negeri Kebowan, khususnya kelas 5 kurang diperhatikan. Oleh

(5)

kurang antusias pada pelajaran PKn, maka dari itu antusias siswa dalam belajar perlu ditingkatkan.

Dalam kegiatan lain seperti pertanyaan, mengadakan diskusi, dan mengeluarkan ide atau gagasan. Sehingga antusias siswa dalam belajar nampak terlihat pada pelajaran PKn. Salah satu strategi yang mampu menciptakan proses pembelajaran yang menarik dan mampu meningkatkan antusias siswa dalam

belajar adalah dengan model pembelajaran STAD.

Melalui penelitian tindakan kelas diharapkan adanya peningkatan antusias siswa dalam pembelajaran PKn di SD Negeri Kebowan. Guru PKn sebagai mitra peneliti sangat mendukung pencapaian kondisi tersebut sehingga dari pemikiran tersebut peneliti memilih judul “Peningkatan Antusias Belajar PKn Kebebasan Berorganisasi Melalui Model Pembelajaran STAD pada Siswa Kelas 5 Semester 1 SD Negeri Kebowan Kecamatan Winong Kabupaten Pati Tahun Ajaran 2012/2013.

Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran PKn pada siswa dan guru.

2. Tujuan Khusus

Untuk meningkatkan antusias belajar PKn melalui model pembelajaran STAD pada siswa kelas 5 Semester I SD Negeri Kebowan Kecamatan Winong Kabupaten Pati tahun ajaran 2012 / 2013.

LANDASAN TEORI Hakekat PKn

(6)

untuk mendekati siswa dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara warga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.

Menurut penjelasan dalam pasal 39 ayat 2 UU No. 2 Tahun 1994 Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah “Pendidikan Kewarganeragaan

merupakan usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara warga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.”

Dari kutipan tersebut kita dapat melihat dengan tegas bahwa pendidikan kewarganegaraan berisi pendidikan hak dan kewajiban warga negara, khususnya dalam hubungan dengan negara dan pendidikan bela negara. Sehingga Pendidikan Kewarganegaraan dapat diartikan sebagai program pendidikan yang bertolak diri pada perhatian konsep, nilai, moral, norma dan perilaku sesuai Pancasila dan UUD 1945 serta hak dan kewajiban bela negara.

Hakekat Belajar

Hakekat pendidikan kewarganegaraan adalah merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosial-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945.

Jadi hakekat belajar Pkn adalah suatu program pendidikan bermoral dan

berkarakter sesuai dengan pancasila dan UUD 45 sehingga menjadi jati diri yang sebenarnya dengan landasan pancasila dan UUD 1945. Menurut Nana Sudjana

(7)

tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar.

Model pembelajaran PKn

Salah satu yang digunakan dalam pembelajaran PKn adalah metode diskusi. Menurut kamus umum Bahasa Indonesia (1985:254). Diskusi adalah

perundingan untuk bertukar pikiran atau membahas tentang suatu masalah. Langkah-langkah metode diskusi menurut Ischak (1997:68) yaitu : 1) Penyampaian masalah

2) Pengumpulan data

3) Mempertimbangkan pemecahan yang mungkin terjadi 4) Cara pemecahan terbaik

Dalam pembelajaran PKn yang menggunakan metode diskusi mempunyai kelemahan dan kelebihan diantaranya adalah :

Kelemahan dalam diskusi yaitu :

1) Siswa sering berbicara sendiri sehingga tidak memperhatikan pelajaran 2) Materi yang diajarkan sama sehingga anak mudah bosan dan ingin bermain 3) Tidak merespon kepada gurunya

Kelebihan dalam diskusi yaitu :

1) Mandiri dalam hal menyelesaikan masalah 2) Siswa mudah bergaul kepada teman

3) Siswa dapat bertukar pikiran kepada teman diskusi

Jadi diskusi merupakan salah satu usaha perundingan untuk bertukar pikiran agar tujuan pembelajaran tercapai. Sehingga siswa yang melakukan

diskusi mendapat pengalaman melalui tukar pikiran dengan siswa lain.

Pendekatan pembelajaran yang digunakan penulis adalah Cooperative

(8)

Bisa menyelesaikan suatu permasalahan dalam diskusi; 2) Meningkatnya jumlah siswa yang bertanya dan menjawab sehingga saling berinteraksi untuk membahas materi pambelajaran.

Dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD, pembelajaran PKn lebih menyenangkan. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan pemahaman dan aktivitas proses belajar mengajar.

METODE PENELITIAN Setting Penelitian

Tempat penelitian ini adalah di SD Negeri Kebowan kecamatan Winong kabupaten Pati dengan alamat desa Kebowan kecamatan Winong kabupaten Pati Jawa tengah. Tahap-tahap pelaksanaan kegiatan ini sejak persiapan sampai dengan penulisan laporan penelitian secara keseluruhan dilakukan selama tiga bulan yaitu sejak bulan Juni sampai bulan Agustus 2012.

Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah semua siswa kelas 5 semester I di SD Negeri Kebowan Kec. Winong Kab. Pati tahun 2012/2013 dan guru kelas menjadi mitra kolaborasi dengan jumlah siswa sebanyak 26 anak.

Prosedur Penelitian

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan dalam 2 siklus. Masing-masing siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Secara lebih rinci diuraikan sebagai berikut:

Jenis dan Sumber Data

(9)

Pengumpulan Data

1. Observasi (pengamatan)

Observasi adalah tindakan atau proses pengambilan informasi melalui media pengamatan (Sukardi, 2006:49). Pengamatan dilakukan terhadap tindakan dan perilaku responden, kemudian mencatat atau merekamnya. Observasi yang digunakan adalah observasi partisipatif, dimana peneliti ikut

berperan langsung atau aktif dalam semua kegiatan pembelajaran. Peneliti mengalami dan merasakan suka duka dari semua kegiatan pembelajaran. 2. Tes

Tes adalah rentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu (Suharsimi Arikunto, 2002; 127).

Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini menggunakan pedoman yang berupa catatan, observasi, serta dari indikator antusias anak. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, antusiasme berarti gairah, gelora, semangat, minat besar, gairah terhadap sesuatu yang ada di dalam kehidupan. Antusiasme bersumber dari dalam diri, secara spontan atau melalui pengalaman terlebih dahulu. Antusiasme adalah suatu perasaan kegembiraan terhadap suatu hal yang terjadi, respon yang positif terhadap sesuatu yang ada di sekitar kita, tentu sangat diharapkan karena respon ini akan berdampak pada perilaku sehari-hariSiswa mempunyai respon terhadap pembelajaran

Indikator Pencapaian

(10)

HASIL PENELITIAN 1. Profil Sekolah

Berikut adalah profil SD Negeri Kebowan : a. Nama Sekolah : SD Negeri Kebowan b. Alamat Sekolah

1) Jalan :

2) Kelurahan : Kebowan 3) Kecamatan : Winong 4) Kabupaten/Kota : Pati

5) Propinsi : Jawa Tengah 6) Kode Pos : 59181 7) Telepon/HP : c. Tahun Operasional : 1964

d. Status Tanah : Hak Milik Sendiri e. Daya Listrik : 450 Watt

2. Visi dan Misi Sekolah a. Visi Sekolah

Bertaqwa, berprestasi dan berbudi luhur. b. Misi Sekolah

1) Menumbuhkan rasa kebersamaan dan saling menghormati dalam kehidupan beribadah.

2) Meningkatkan prestasi akademis dan non akademis.

3) Melaksanakan program pendidikan budi pekerti di lingkungan warga sekolah.

4) Mengembangkan sarana prasarana dengan manajemen yang transparan dan demokratis.

3. Sarana dan Prasarana

(11)

Deskripsi Kondisi Awal

Dari hasil observasi awal inilah dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa kelas 5 SD Negeri Kebowan kurang antusias dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Penyebabnya antara lain metode yang digunakan guru kurang mampu memfasilitasi siswa dalam meningkatkan antusias belajar di kelas. Guru hanya monoton dalam menjelaskan materi pembelajaran. Sehingga membuat

siswa merasa bosan. Hal inilah yang harus dipecahkan guru untuk meningkatkan antusias belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

Deskripsi Siklus I

Siklus I dilakukan pada tanggal 11 juli 2012 pembelajaran dilaksanaan dengan pedoman rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP) selama 2 jam pelajaran ( 35menit ).hasil dari observasi yang telah dilakukan pada tindakan kelas siklus I siswa belum antusias dalam pelajaran Pkn karena guru masih menggunakan metode ceramah secara konvensional sehingga siswa merasa bosan untuk mengikuti pelajaran Pkn. Siklus I diperoleh hasil 26 siswa telah memenuhi batas ketercapaian KKM .sehingga didapat prosentase pencapaian KKM asil belajar 58% ,namun masih ada 11 siswa atau 42% siswa belum mencapai KK. Data tersebut menunjukkan ada peningkatan antusias belajar Pkn,tetapi belum mampu memenuhi indikator pencapaian keberhasilan dalam penelitian ini,sehingnga penelitian pada siklus I hasur dilanjutkan ke siklus berikutnya (siklus II) untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

Deskripsi Siklus II

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus II di lakukan pada tanggal 18 juli

2012. Pada siklus II ini guru meningkatkan kinerja dan bimbingan serta pengarahan terhadap siswa agar lebih focus dalam pelajaran.

(12)

menunjukkan bahwa antusias siswa dalam pelajaran Pkn mengalami peningkatan dibanding siklus I dan telah memenuhi indikator pencapaian keberhasilan sehingga tindakan kelas berhenti pada siklus II karena pada siklus II proses penelitian telah mencapai indikator keberhasilan yang direncanakan

Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian ini didapat berdasarkan analisis data hasil penelitian dan merupakan kerja kolaborasi antara guru kelas dengan kepala sekolah yang terlibat dalam proses penelitian ini. Hasil diskusi ini dapat memberikan dorongan kepada guru kelas untuk lebih meningkatkan kualitas pembelajaran kelas 5 terutama pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

Adapun peningkatan antusias belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :

Tabel 4.14 Daftar prosentase antusias siswa sebelum dan sesudah tindakan

No Nama Siswa Pra siklus Siklus I Siklus II

(13)

15

Rata-rata prosentase antusias 23% 58% 92%

(14)

Setelah dilakukan tindakan yaitu dengan menggunakan model pembelajaran STAD. kemampuan berorganisasi siswa meningkat.penelitian ini menguatkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh beberapa penelitian.

Berdasarkan data hasil penelitian diatas mendukung diterimanya hipotesis diduga melalui penerapan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan antusias belajar Pkn pada siswa kelas 5 semester I SD Negeri Kebowan

Kecamatan Winong Kabepaten Pati tahun ajaran 2012 /2013.

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Kesimpulan

Setelah peneliti melaksanakan proses perbaikan pembelajaran maka dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan antusias belajar pkn pada siswa kelas 5 semester 1 SD Negeri Kebowan Kecamatan Winong Kabupaten Pati tahun ajaran 2012/2013.

Implikasi Hasil Penelitian

Dengan metode pembelajaran STAD dapat meningkatkan antusias siswa kelas 5 SD Negeri Kebowan dengan metode yang diterapkan ini dalam 2 siklus dapat meningkatkan antusias belajar siswa sehingga pembelajaran menjadi hidup dan menyenangkan serta tidak membosankan.

Saran

Berdasarkan pengalaman peneliti selama melaksanakan penelitian di kelas 5 semester 1 di SD Negeri Kebowan Kecamatan Winong Kabupaten Pati peneliti mempunyai saran yaitu :

1. Guru memberikan penguatan atau motivasi pada siswa.

2. Guru memberi bimbingan pada siswa dalam berdiskusi.

3. Pencapaian dan kesimpulan lebih mengutamakan pembelajaran yang

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Dinas Pendidikan Kabupaten Pati. 2006. KTSP.

Lie, Paulus. 2002. Metode Anak Kreatif. Yogyakarta: Yayasan Andi.

Suciati. 2007. Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sukabdiah, Sri. 2006. Model-Model Pembelajaran Interaktif Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi Tingkat Satuan Pendidikan SD.

Sulhan,Najib dkk. 2008:75-81. Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SD/MI Kelas 5 (BSE). Jakarta: Pusat Pembukuan Nasional.

Thoyib HMS,M dkk.2006:63-70. Pendidikan Kewarganegaraan SD Kelas 5.

Jakarta: Erlangga.

Wahab,Aziz dkk. 2007. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PKn). Jakarta: Universitas Terbuka.

Winataputra, S Udin dkk. 2003. Materi dan Pembelajaran PKn SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

blog.elearning.uesa.ac.id/pdf-archive/definisi-antusiasme.pdf. diunduh tanggal 25 Agustus 2012

http://PemikirandariUSAIDDBE3LifeSkillsforYouth,Meningkatkan MotivasiBelajarSiswa. diunduh tanggal 29 Agustus 2012

Gambar

Tabel 4.14 Daftar prosentase antusias siswa sebelum dan sesudah tindakan
Gambar 4.4 Grafik prosentase peningkatan antusias siswa melalui model

Referensi

Dokumen terkait

Pemakaian cahaya buatan pada permukaan ceiling dan sisi dalam ceiling yang berbeda yang dipadukan dengan bentuk ceiling yang berbeda maka akan menghasilkan suatu bayangan

Dari hasil yang diperoleh penulis berdasarkan analisis Economic Value Added dapat diketahui bahwa kinerja keuangan perusahaan pada periode tersebut dapat dikatakan baik karena

Rikrik Gemi Setelah dilakukan perhitungan terhadap harga pokok produksi dengan menggunakan metode Konvensional dan metode Activity Based Costing (ABC) maka dapat diambil

Jika kendala diatas tidak dapat dipecahkan maka akan menghambat kelancaran kegiatan pada bagian keuangan.Pengaturan gaji membutuhkan suatu sistem, dimana sistem penggajian

Terdapat hubungan antara karakteristik perempuan (usia, tingkat pendidikan, tingkat keterlibatan dalam organisasi kemasyarakatan, dan tingkat perilaku keinovatifan)

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah hubungan karakteristik individu (umur, jenis kelamin,

Pada siklus II persentase aktivitas siswa meningkat menjadi 100% sedangkan siswa yang mencapai ketuntasan minimal mengalami penurunan menjadi 78,57% dan nilai

Area cagar budaya memiliki keterikatan yang sangat jelas terhadap waktu, terutama berkaitan dengan aspek kesejarahannya, sehingga untuk menghadirkan objek yang ’abadi’,