• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Membaca Al-Quran terhadap Tekanan Darah pada Lansia Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Membaca Al-Quran terhadap Tekanan Darah pada Lansia Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2012"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH MEMBACA AL-QURAN TERHADAP TEKANAN

DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS CIPUTAT TAHUN 2012

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh :

Imam Maula Fikri

108104000037

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi

RIWAYAT HIDUP

Nama : Imam Maula Fikri

Tempat, Tgl. Lahir : Sukabumi, 03 September 1990

Alamat : Jl. Sriwidari no 97 rt 04 rw 02 Sriwidari Gunung Puyuh Sukabumi Jawa Barat

No. Telp/HP : 08978567460

e-mail : maula_fikri@yahoo.co.id Riwayat Pendidikan :

1. TK Al Azhar, Sukabumi, Jawa Barat

2. SDN Pasirhalang III, Sukabumi, Jawa Barat 3. SMP Tahfidh Al-Amien, Sumenep, Madura 4. SMA Tahfidz Al-Amien, Sumenep Madura

5. Program Studi Ilmu Keperawatan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Pengalaman Organisasi :

1. Rayon Al-kindy organisasi RITMA Al-Amien Prenduan

2. sekretaris bagian bahasa organisasi santri RITMA Al-Amien Prenduan

3. Ketua Divisi Keislaman Baadan Eksekutif Mahasiswa Jurusan Ilmu Keperawatan Periode 2011-2012

4. Staff ahli Divisi Pendidkan dan Pengembangan Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI) HMI Cabang Ciputat Periode 2010-2011

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Wr.Wb

Sebagai seorang hamba yang lemah, penulis panjatkan puji serta syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya. Tak lupa pula shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW, atas jasa beliaulah Penulis dapat merasakan nikmatnya ilmu dengan menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Pengaruh Membaca Al-Quran terhadap Tekanan Darah pada Lansia Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2012 ”. Skripsi ini

disusun sebagaimana untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) UIN Jakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, ucapan terima kasih yang tak terhingga saya ucapkan kepada:

1. Prof. dr.Dr (hc) M.K Tadjudin, Sp.And selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Waras Budiutomo, S.Kep, Ns, MKM selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

yang telah membimbing dan memberikan motivasi.

3. Ita Yuanita, S.Kp, M.Kep selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan

memberikan motivasi selama penyusunan skripsi ini.

4. Ernawati,S.Kp, M.Kep, SpKMB selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan memberikan motivasi selama penyusunan skripsi ini.

(8)

viii

7. Papa dan Mama serta saudara-saudaraku tercinta, teh ani, teh usi, ilham, faris, anna terima kasih atas do’a dan dukungannya yang telah diberikan selama ini. Kalian orang -orang dekatku yang terbaik.

8. Hilda Fakhrani Fardiani, S.Ked yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini dan selalu memberikan semangat.

9. Ibu Yeni selaku petugas puskesmas Ciputat, ibu-ibu kader serta para responden penelitian. Terima kasih atas kerja sama serta sikap kooperatif kalian semua

10. Novi fardilla, Roseliana, Nurdiansyah, Endah Nurfitriani. Terima kasih atas bantuannya selama menyelesaikan skripsi ini.

11. Teman-temanku, sahabat PSIK ’08 terima kasih atas dukungannya.

12. Keluarga besar Hima PUI Jakarta (khususnya penghuni sekretariat : kopeng, bajay, uki, ulum, a luthfi) terima kasih atas sumbangan ide serta diskusinya.

Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam proses skripsi ini, karena sesungguhnya kesempurnaan milik Allah. Semoga skripsi ini bisa dikembangkan kembali dan dapat memberikan manfaat. Amiin

Wassalamu‟alaikum Wr.Wb

Ciputat, Januari 2013

(9)

ix

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

Skripsi, Desember 2012

Imam Maula Fikri, NIM : 108104000037

Pengaruh Membaca Al-Quran terhadap Tekanan Darah pada Lansia Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2012

x+72 halaman+11 tabel+6 bagan+5 lampiran

ABSTRAK

Terapi bagi penderita hipertensi dapat diberikan secara farmakolgis dan non farmakologis. Untuk terapi non farmakologi biasanya pasien penderita hipertensi dianjurkan untuk bergaya hidup sehat juga mengurangi stress dengan berelaksasi. Membaca Al-quran dapat menjadi sarana relaksasi religious yang bermanfaat untuk kesehatan. Berdasar studi literature, belum ditemukannya penelitian dalam bidang ini menjadi alasan ketertarikan dilakukannya penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh membaca Al-Quran terhadap tekanan darah pada lansia hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat. Metode yang digunakan ialah kuasi eksperimen dengan rancangan control group pretest-posttest design dengan tekhnik pengambilan sampel purposive sampling dengan uji statistic non parametric (uji wilcoxon dan mann whitney). Responden penelitian ini berjumlah 28 orang dengan rentang usia antara 50-75 tahun. 96,4% berjenis kelamin perempuan dan 3,5 % berjenis kelamin laki-laki dan 100% responden memiliki IMT normal yang secara statistik memiliki varian sama. Hasil penelitian ini melaporkan penurunan tekanan darah sistol dan diastol kelompok intervensi (P<0.05) serta melaporkan perbedaan nilai tekanan darah yang signifikan antara kelompok intervensi dan kelompok (P<0.05). kesimpulannya ialah ada pengaruh membaca al-Quran terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi. Untuk peneliti selanjutnya dengan ruang lingkup yang sama diharapkan mampu mengendalikan faktor penggangu.

(10)

x

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE

NURSING SCIENCE STUDY PROGRAM

ISLAMIC STATE UNIVERSITY (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

Undergraduates Thesis, December 2012

Imam Maula Fikri, NIM : 108104000037

Effect of Reading Al-Quran on Blood Pressure in Elderly Hypertension in The Region of Community Health Center in 2012

x+72 pages+11 tables+6 charts+5 attachments

ABSTRACT

The therapy given to patients with hypertension can be pharmacological therapy and non-pharmacological therapies. For non pharmacological therapy a method that suggest patients for doing a healthy lifestyle and reducing psychological stress with doing relaxation. Reading Al-Quran can be a religious relaxation that beneficial for human health. This research implemented based on literature study that was not found any research yet that looking the effect of reading Quran for blood pressure. This study aimed to investigate the effect of reading the Holy Quran on blood pressure in elderly people with hypertension in the clinic work Ciputat. The method used was a quasi-experimental design with pretest-posttest control group design and the sampling technique used was purposive sampling with non parametric statistical test (Wilcoxon and Mann Whitney ). The respondents numbered were 28 peoples with range of age between 50-75 years old. 96.4% was ladies and 3.6% was gentle with 100% normal body mass index. This research reported the lowering of intervention group’s blood pressure (P<0.05). Also reported the significant difference between the intervention and control group (P<0.05). In conclusion, reading Quran influential on lowering blood pressure in elderly with hypertension. To the next researcher with the same topic, suggested can control the confounding factor.

(11)

xi

DAFTAR ISI

ABSTRAK………..i

KATA PENGANTAR………..iii

DAFTAR ISI………..v

DAFTAR TABEL……….………...vii

DAFTAR GAMBAR………ix

DAFTAR LAMPIRAN………..x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……….1

B. Rumusan Masalah………6

C. Tujuan………..7

1. Umum……….7

2. Khusus………7

D. Manfaat………8

E. Ruang lingkup penelitian……….9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Al-Quran………...………..10

1. Al-Quran dan keutamaannya………..………..10

2. Ilmu Membaca Al-Quran………...………...13

B. Hipertensi………..…….18

1. Definisi dan Klasifikasi…………..………..18

2. Etiologi………...20

3. Jenis Hipertensi………..………..23

4. Patofisiologi………..…24

5. Penatalaksanaan………..……..28

C. Relaksasi………..………...30

D. Kerangka Teori………..……….37

E. Penelitian Terkait………...………...38

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep………...39

B. Hipotesis……….39

(12)

xii

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian………...41

B. Populasi, Sample, dan Tekhnik Sampling………..43

C. Tempat dan Waktu Penelitian………...44

D. Alat Pengumpulan Data………..45

E. Prosedur Intervensi……….46

F. Pengolahan Data……….46

G. Tekhnik Analisa Data……….47

H. Etika Penelitian………...48

BAB V HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian………...51

B. Analisa Univariat………52

1. Karakteristik Reponden………53

2. Nilai Tekanan Darah………55

C. Analisa Bivariat………..57

1. Uji normalitas (Kolmogorov-Smirnov Test)………58

2. Analisa kesetaraan kelompok intervensi dan kontrol………...59

3. Uji Beda Dua Mean Dependen (Wilcoxon Signed Rank Test)………..59

4. Uji Beda Dua Mean Independen (Mann Whitney)………...61

BAB VI PEMBAHASAN DAN DISKUSI A. Interpretasi dan Hasil Diskusi………62

1. Karakteristik Responden Penelitian……….62

2. Analisa Kesetaraan Usia, Nilai Tekanan Darah kelompok intervensi dan kelompok kontrol………...63

3. Pengaruh Membaca Al-Quran pada Lansia Hipertensi………...63

B. Keterbatasan Penelitian………..69

C. Implikasi Penelitian………69

1. Implikasi Pelayanan Keperawatan………...69

2. Implikasi Pendidikan Keperawatan………..70

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……….71

B. Saran………...72

DAFTAR PUSTAKA

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

TABEL 2.1 Klasifikasi Hipertensi menurut JNC VII……….19

TABEL 2.2 Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO 1999………....19

TABEL 3.1 Definisi Operasional………...40

TABEL 5.1 Data Demografi Berdasar Usia Lansia Hipertensi Oktober 2012……….53 TABEL 5.2 Data Demografi Berdasar Jenis Kelamin dan IMT Lansia Hipertensi

Oktober 2012………..53

TABEL 5.3 Rata-rata Nilai Tekanan Darah Sistol dan Diastol Sebelum dan Sesudah Intervensi pada Lansia Hipertensi Kelompok Intervensi

Oktober 2012………..55

TABEL 5.4 Rata-Rata Nilai Tekanan Darah Sistol dan Diastol Intervensi pada Lansia Hipertensi Kelompok Intervensi dan kontrol pada Evaluasi awal dan

Akhir Oktober 2012………...57

TABEL 5.5 Analisa Hasil Uji Normalitas Data Responden Intervensi dan Kontrol

Oktober 2012………...58

TABEL 5.6 Analisa Kesetaraan Kelompok Intervensi dan Kontrol Lansia Hipertensi

Berdasarkan Usia, Oktober 2012………..59

TABEL 5.7 Analisa Hasil Uji Wilcoxon pada Kelompok Intervensi dan Kontrol pada

Evaluasi Awal dan Akhir, Oktober 2012……….60

TABEL 5.8 Analisa Hasil Uji Beda Dua Mean Independen (Mann Whitney )pada Kelompok Intervensi dan Kontrol saat Evaluasi Akhir,

(14)

xiv

[image:14.595.92.536.80.484.2]

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah……...22

Gambar 2.2 Patofisiologi Hipertensi………..27

Gambar 2.3 Algoritma Penangnanan Hipertensi……….36

Gambar 2.4 Kerangka Teori………...37

Gambar 3.1 Kerangka Konsep………...39

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembar Persetujuan responden

2. Lembar Observasi

3. Lembar kerja SPSS 20

4. Surat Izin Penelitian Dinas Kesehatan Tangerang Selatan

(16)
(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

sistem kardiovaskular merupakan sebuah sistem yang tersusun dari organ jantung dan pembuluh darah. Pada sebuah pemeriksaan fisik yang biasa dilakukan, biasa diukur tekanan darah yang merupakan tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri. Ada dua jenis tekanan yang diukur yaitu tekanan sistol ialah tekanan puncak yang terjadi saat ventrikel berkontraksi. Sedangkan tekanan yang lainnya ialah tekanan diastole atau tekanan terendah yang terjadi saat jantung berelaksasi. Rata-rata nilai tekanan darah normal pada orang dewasa ialah 120/80, sedangkan tekanan darah yang melampui batas normal diatas disebut hipertensi (Smeltzer&Suzenne, 2002).

Hipertensi ialah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan darah arterial secara abnormal dan berlangsung terus menerus. Namun WHO mengkategorikan hipertensi dengan hipertensi sistolik secara terpisah yaitu bila nilai tekanan darah sistolik lebih atau sama dengan 140mmHg sedangkan nilai tekanan diastoliknya kurang dari 90 mmHg (Brasher, 2008). Hipertensi masih menjadi momok menakutkan penyebab tingginya angka penyakit jantung yang berpengaruh juga terhadap tingginya angka mortalitas akibat penyakit jantung.

(18)

2

yang akhirnya dapat menyebabkan kematian secara mendadak. Di beberapa daerah angka hipertensi masih tinggi (Depkes, 2010).

Dalam laporan Riset Kesehatan dasar (RISKESDAS) tahun 2007 disebutkan bahwa angka kejadian hipertensi nasional ialah sebesar 31,7 %. Dalam laporan yang sama, angka kejadian hipertensi di provinsi Banten lebih rendah dari angka nasional yaitu 27,6% . jika diurutkan berdasar kabupaten atau kota, angka kejadian hipertensi berdasar pemeriksaan tekanan darah berkisar antara 23,2-36,1%, yang mana angka kejadian tertinggi di dapat di kabupaten Tangerang sedangkan angka terendah terdapat di kota tangerang (Riskesdas, 2007). Meskipun angka kejadian hipertensi di daerah Banten lebih rendah dari angka nasional, namun tetap saja penanganan hipertensi masih diubutuhkan untuk menurunkan angka hipertensi tersebut. Baik itu penanganan farmakologi ataupun non farmakologi.

Terapi yang diberikan bagi penderita hipertensi secara garis besar terbagi menjadi dua bagian yaitu terapi farmakologi dan terapi non farmakologi. Terapi farmakologi yang biasa diberikan antara lain ialah obat-obatan jenis diuretik seperti HCT; alpha, beta dan alpha-beta blocker seperti propanolol; penghambat simpatetik seperti metildopa; vasodilator seperti hidralasin; dan banyak yang lainnya. Untuk terpi non farmakologi sendiri biasanya penderita hipertensi dianjurkan untuk bergaya hidup sehat dan mengatur pola makan. Selain itu tidak jarang juga penderita hipertensi dianjurkan untuk tidak mudah mengalami stress (Dalimartha dkk, 2008).

(19)

3

berhubungan dengan keyakinan sebagai objek meditasi. Manfaat yang didapat dari relaksasi yang melibatkan keyakinan yang dianut adalah dapat mempercepat terjadinya rileks (Purwanto, 2006).

Meditasi transendental yang menjadikan frase-frase keagamaan sebagai media untuk memfokuskan pikiran dalam konsep agama disebut meditasi spiritual .Meditasi spiritual dapat digunakan untuk menurunkan denyut jantung, tekanan darah, metabolisme, laju pernapasan, dan menurunkan hasil EEG, meningkatkan stabilitas sistem otonom selama stress dan mengubah respon endokrin terhadap stress. Dan tentu saja teknik relaksasi ini dapat dilakuakn oleh seorang perawat ketika memberikan asuhan pada kliennya (Pargament dan Wachholtz, 2005) .

Dalam melakukan intervensi keperawatan, tekhnik relaksasi sering digunakan untuk memberikan individu kontrol diri ketika klien mengalami rasa tidak nyaman atau nyeri, juga stress fisik dan emosi klien. Tekhnik relaksasi ini dapat dilakukan untuk klien sehat sebagai upaya pencegahan dan membantu tubuh tetap segar dan beregenerasi setiap hari. Selain itu, relaksasi yang berhasil juga dapat memberikan beberapa perubahan efek fisiologis dalam tubuh klien yang antara lain penurunan nadi, tekanan darah, dan pernapasan; penurunan konsumsi oksigen; penurunan ketegangan otot; penururnan kecepatan metabolisme (Potter & Perry 2006). Sebagai seorang muslim ada cara lain berelaksasi yang telah diajarkan oleh Allah kepada kita yaitu dzikir.

(20)

4

 

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati

menjadi tenteram.

Selain menjadi ibadah, dzikir juga memiliki unsur meditasi yang dapat memberikan ketenangan. Terlebih setelah kita mengetahui bahwa dalam meditasi sendiri terdapat satu metode yang menggunakan frase atau mantra yang berhubungan dengan keyakinan seseorang sebagai objek meditasi. Membaca Al-quran merupakan salah satu bentuk dzikir yang dianjurkan oleh Nabi (Abidin, 2008).

Membaca Al-Quran merupakan salah satu bentuk dzikir yang dituntut oleh islam bagi umatnya selain ucapan tahmid, tasbih, tahlil, dan takbir. Bila kita melihat bahwasanya membaca Al-Quran merupakan salah satu bentuk dzikir dan kemudian kita analogikan dengan meditasi transendensi dalam memberikan manfaat positif bagi tubuh, maka benarlah firman Allah yang berbunyi





















(21)

5

Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah

kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.

Belakangan ini banyak yang mulai menyadari kemukjizatan dari setiap ibadah yang Allah perintahkan kepada kita. Khususnya di dunia kedokteran dan kesehatan, banyak para ilmuan baik muslim maupun non muslim yang akhirnya menemukan banyak manfaat yang didapat bagi tubuh setelah melakukan suatu ibadah seperti sholat ( baik wajib ataupun sunnah ), puasa, dzikir baik dengan menyebut-nyebut nama-Nya ataupun dengan membaca al-quran, dan lain-lain. Dan dzikir merupakan salah satu bentuk relaksasi religious yang dapat memberikan respon relaksasi. Selain itu, dari sebuah penelitian ditemukan bahwa faktor religious dapat terlibat dalam peningkatan usia harapan hidup, penurunan penggunaan alkohol, rokok, dan obat, penurunan depresi, marah, dan kecemasan, penurunan tekanan darah, dan perbaikan kualitas hidup bagi pasien kanker dan penyakit jantung (Larson dan Constance dalam Purwanto, 2006).

Atas dasar penulusuran pustaka diatas, maka penulis ingin meneliti pengaruh antara ibadah membaca Al-Quran dengan penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat.

B. Perumusan Masalah

(22)

6

penurunan konsumsi oksigen; penurunan ketegangan otot; penururnan kecepatan metabolisme (Perry&Potter 2006).

Membaca Al-Quran merupakan sebuah dzikir dan menjadi sebuah relaksasi religious. Relaksasi religious ini tidak hanya berfokus pada pengendoran fisik tapi juga digabungkan dengan sikap pasrah yang merupakan aktivitas psikis yang dapat menguatkan pengendoran fisik. Dengan kepasrahan yang ada dalam relaksasi religious ini, tidak hanya berdampak pada tataran fisik saja karena kepasrahan adalah menyerahkan atau menggantungkan (mentransendensikan) diri secara total kepada Sang Penguasa sehingga ketegangan yang ditimbulkan oleh permasalahan hidup dapat ditolerir (purwanto, 2006)

Berdasar uraian diatas, membuat penulis tertarik untuk melakukan penilitian apakah ada pengaruh membaca Al-Quran dengan penurunan tekanan darah yang akan dilakukakn di wilayah kerja Puskesmas Ciputat.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara membaca Al-Quran dengan penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi gambaran karakteristik responden

b. Mengidentifikasi nilai tekanan darah pada klien hipertensi sebelum

membaca Al-Quran pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat

(23)

7

d. Membandingkan antara penderita yang diintervensi dengan penderita

hipertensi kontrol tentang nilai tekanan darah diwilayah kerja Puskesmas Ciputat

D. Manfaat Penelitian

1. Untuk Klien

Penelitian ini dapat memberi masukan kepada penderita hipertensi primer untuk menurunkan tekanan darah dan mencegah komplikasi dari hipertensi dengan mengagbungkan pengobatan medis dan non medis.

2. Untuk Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan untuk menambah wawasan dalam penanganan stress penderita hipertensi bagi semua mahasiswa keperawatan sebagai sumber ilmu dan informasi.

3. Untuk Peneliti

Penelitian ini dapat memberikan pengalaman yang berharga bagi peneliti dan sebagai sarana menambah khazanah keilmuan peneliti.

4. Untuk penelitian akan datang

Penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar bagi penelitian selanjutnya dalam ruang lingkup yang sama.

E. Ruang Lingkup penelititan

(24)

8

BAB II

Tinjauan Pustaka

A. Al-Quran

A.1 Al-Quran dan keutamaan membacanya

Al-Quran merupakan kitab suci yang diturunkan kepada Nabi penutup yaitu Muhammad SAW.selama 23 tahun dan diturunkan dengan berangsur-angsur. Membaca Al-Quran menjadi sebuah kewajiban bagi setiap orang muslim. Karena membaca Al-Quran merupakan pintu awal dalam memahami, merenungkan hingga mengamalkan isinya sebagai pedoman hidup. Bahkan kita dianjurkan untuk menghafalkan Al-Quran (Ibn Nasir, 2010).

Secara bahasa, Al-Quran berarti bacaan atau yang dibaca. Adapun secara istilah, Al-Quran adalah kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril yang dihimpun dalam mushaf yang merupakan mukjizat Nabi dan menjadi ibadah bagi siapapun yang membacanya (Muhaemin, 2008)

Banyak sekali anjuran kepada umat muslim untuk membaca Al-Quran yang datang langsung dari Allah SWT sebagai pemilik wahyu. Antara lain :

                                      

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan)

(25)

9

(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan ( QS.Al-Ankabnut : 45 ).

Selain itu, Nabi Muhammad sebagai penerima wahyu pun memberi keutamaan kepada umat muslim yang membaca Al-Quran. Hal ini dapat dilihat dari berbagai hadits berikut :

1.

عت ك خ ا س ع ها ص لا ع ع ها ض ا ثع ع

ع أ لا

Dari Utsman bin Affan ra, dari Nabi SAW, beliau bersabda :“sebaik-baik kamu adalah yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya” HR. Bukhari (Shohih Bukhori Juz 6, Jilid 3 hal 108)

2.

ا إ :

س ع ها س تع س : ا ع ها ض ا ُأ ع

س ا حصأ اع ش ا لا ت إف أ لا

Dari Abu Umamah Al-Bahili ra, ia berkata “saya mendengar Rasulullah bersabda : “ bacalah Al-Quran, sesungguhnya ia akan datang pada hari

kiamat memberi syafaat bagi ahlinya ( yaitu orang yang membaca, memeplajari dan mengamalkannya ).” HR. Muslim (Riyadus Shalihin, bab

keutamaan membaca al-quran hadist nomor satu)

3.

لا : س ع ها ص ها س ا : تلا ا ع ها ض شئاع ع

أ لا

لا

لا ا لا سلا ع ب ا

أ لا

ع ت ا ج ل اش

ف عتعتت

(26)

10

dikumpulkan bersama para malaikat yang mulia lagi berbakti. Sedangkan orang yang membaca Al-Quran dan ia masih terbata-bata dan merasa berat dalam membacanya, maka ia mendapatkan dua pahala.”Muttafaqun Alaihi

(Riyadus Shalihin, bab keutamaan membaca al-quran hadist nomor empat).

A.2 Ilmu Membaca Al-Quran

Dalam mebaca Al-Quran tidak dapat dilakukan dengan sesuka hati. Ada beberapa kaidah yang harus diperhatikan oleh seorang pembaca Al-Quran. Secara garis besar ilmu yang mempelajari tentang itu terdapat dalam suatu ilmu yang disebut ulum al-quran yaitu suatu ilmu yang objek materinya adalah al-quran.

Ulum al-quran memiliki tiga cabang ilmu yaitu bacaan/qiraat, penulisan, kandungan/tafsir. Dalam bab ini penulis akan membahas sebatas tentang ilmu qiraat seperti ilmu tajwid, ilmu nagham, dan ilmu qiraat.

Ilmu nagham ialah ilmu yang mempelajari lagu-lagu yang digunakan saat membaca al-quran. Ada tiga tingkatan penggolongan bagi orang yang membaca al-quran dengan mengunakan lagu yaitu :

Mu‟allam ialah orang membaca al-quran pada tingkat belajar, sehingga

pembacaan difokuskan pada benar atau salahnya bacaan tanpa memperhatikan lagu. Dalam beberapa hal mu’allam memiliki persamaan dengan tahsin

Murottal ialah pembacaan al-quran difokuskan pada benar salahnya bacaan

dan lagu. Karena fokus pada dua hal, maka porsi lagu dalam tingkatan ini tidak dibawakan sepenuhnya hanya pada nada asli

Mujawwad ialah membaca al-quran dengan lagu yang dibawakan secara

(27)

11

Sedangkan ilmu qiraat ialah ilmu yang mempelajari perbedaan lafadz-lafadz Al-Quran baik yang disepakati ataupun yang diperdebatkan oleh para ahli qiraat yang diperoleh melalui periwayatan. Ada tujuh qiraat yang mutawatir yang disebut qiraat sab‟ah yang pengklasifikasiannya didasarkan pada panjang pendeknya mad jaiz munfashil, yakni salah satu hukum bacaan yang ada dalam ilmu tajwid (Ridwan, 2007).

Ilmu tajwid ialah pengetahuan tentang kaidah serta cara-cara membaca Al-quran dengan sebaik-baiknya. Bagi seorang muslim, belajar ilmu tajwid hukumnya ialah fardu kifayah sedangkan membaca Al-quran dengan ilmu tajwid hukumnya fardu „ain. Ada beberapa hukum tajwid yang harus dipelajari antara lain : hukum nun sukun dan tanwin, hal mim sukun, mim tasydid dan nun tasydid, lam ta‟rif, lam tebal dan tipis, idgham, mad, bacaan ra‟, qalqalah dan waqaf.

Dalam subbab ini penulis akan sedikit mengulas beberapa hukum tajwid yang harus digunakan saat membaca Al-Quran.

 Hal nun sukun dan tanwin

Hukum yang berkaitan dengan nun sukun dan tanwin ada empat yaitu idzhar halqi, idgham bighunnah, idgham bi laa ghunnah, dan ikhfa‟ haqiqi. Yang kesemuanya memliki huruf masing-masing dan cara melafalkannya.

 Hal mim sukun

(28)

12

 Hal mim tasydid dan nun tasydid

Apabila ada mim tasydid atau nun tasydid, maka hukum bacaannya ialah ghunnah yang dibaca dengan mendengung.

 Hal lam ta‟rief

Lam ta‟rief ialah apabila ada huruf alif dan lam yang selalu dihubungkan. Ada

dua hukum yang terkait dengan lam ta‟rief ini yaitu idzhar qamariyah dan idgham syamsiah

 Hal lam tebal dan lam tipis

Suatu bacaan dibaca lam tebal apabila ada lam dalam lafadz Allah didahului oleh fathah atau dhommah. Sedangkan apabila didahului oleh kasrah maka hukum bacaannya dibaca lam tipis.

 Hal idgham

Terdapat tiga hal idgham yang harus dipelajari dalam ilmu tajwid yaitu : idgham mutamatsilain yakni apabila ada dua huruf yang sama sedangkan huruf sebelumnya mati seperti baa sukun bertemu baa, idgham mutaqribain yakni apabila ada dua huruf yang tempat keluar hurufnya sama ( makharijul huruf ) maka dibaca dengan dimasukan ke dalam huruf yang kedua contohnya seperti qaf bertemu kaf, dan idgham mutajnisain apabila ada taa sukun bertemu tha, taa sukun bertemu dal, tha sukun bertemu taa, dal sukun bertemu taa, lam sukun bertemu raa, dan dzal sukun bertemu dhaa maka harus dibaca dengan cara ditasydidkan ke dalam huruf yang kedua.

 Hal mad

(29)

13

lazim mutsaqal kilmi, mad lazim mukhaffaf kilmy, mad layin, mad „aridh li sukun, mad shilah qasiroh, mad shilah thawilah, mad iwadl, mad badal, mad lazim harfi musybba‟ mad lazim harfi mukhaffaf, mad tamin, dan mad farq.

 Hal membaca raa

Ada dua hal dalam membacakan huruf raa yaitu raa tebal dan raa tipis. Raa dibaca tebal ketika huruf raa tersebut berharakat fathah, dhammah, atau sukun yang sebelumnya didahului oleh huruf berharakat fathah atau dhamah. Sedangkan huruf raa boleh dibaca tipis apabila huruf raa tersebut berharakat kasroh.

 Hal qalqalah

Terdapat dua macam qalqalah yang dipelajari yaitu qalqalah sughra dan qalqalah kubro. Huruf qaf, tha ,baa, jim, dal dibaca qalqalah sughra apabila berharakat sukun dan matinya itu berasal dari kata bahas arab sedangkan dibaca qalqalah kubro apabila matinya kelima huruf diatas karena waqaf atau berhenti

 Waqaf

(30)

14

hubungan kata yang sebelumnya. Keempat Waqaf Qobih yaitu Berhenti pada kata dimana kalau ditinjau dari segi susunan kalimat tidak berada dalam kalimat sempurna, dan tidak sempurna pula ditinjau dari segi arti (Zarkasyi, 2005).

B. Hipertensi

B.1. Definisi dan klasifikasi

Hipertensi atau yang dikenal dengan istilah tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistol. Dalam referensi lain disebutkan bahwa hipertensi ialah kondisi dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang meningkatkan angka kesakitan (morbiditas) bahkan angka kematian (Tambayong, 2000 ; Dalimartha dkk, 2008 ).

JNC VII mendefinisikan hipertensi pada orang dewasa sesuai dengan klasifikasi berikut

Kategori Sistolik ( mmHg ) Diastolic ( mmHg )

Normal <120 <80

Hipertensi

Pre hipertensi 120-139 80-89

Hipertensi

tahap1

140-159 90-99

Hipertensi

tahap2

[image:30.595.115.534.149.737.2]

≥160 ≥100

(31)

15

Dalam buku lain disebutkan bahwa hipertensi merupakan tekanan darah tinggi yang abnormal dan diukur paling tidak pada tiga kali kesempatan yang berbeda (sudoyo et al dalam berek, 2010 ; Corwin, 2009).

Sementara menurut organisasi kesehatan dunia atau WHO, hipertensi sistol diastol dapat didiagnosis bila TDS≥140 mmHg dan TDD≥90 mmHg.

Berikut kalsifikasinya menurut WHO ( Kuswardhani, 2006 )

Kategori Sistolik Diastolic

Optimal <120 <80

Normal <130 <85

Normal tinggi 130-139 85-89

Hipertensi derajat 1 ( ringan ) 140-159 90-99

Subkelompok : borderline 140-149 90-94

Hipertensi derajat 2 ( sedang ) 160-179 100-109

Hipertensi derajat 3 ( berat ) ≥180 ≥110

Hipertensi sistolik terisolasi ≥140 <90

[image:31.595.120.536.103.635.2]

Subkelompok : borderline 140-149 <90

Table 2.2 klasifikasi hipertensi menurut WHO 1999

B.2. Etiologi

(32)

16

kemudian disebut hipertensi primer. Hal ini menyebabkan hipertensi tidak dapat diobati namun dapat dikontrol. Adapun sebagian kecil kejadian hipertensi memiliki penyebab khusus yang dikenal dengan hipertensi sekunder yang mana apabila penyebab dari hipertensi ini dapat diidentifikasi, hipertensi ini dapat disembuhkan secara potensial.

Banyak faktor yang mengontrol tekanan darah dan berpotensi menyebabkan hipertensi antara lain

o Meningkatnya aktifitas sistem saraf simpatis yang mungkin berhubungan dengan meningkatnya respon terhadap stress psikososial

o Produksi hormone yang menahan natium dan vasokontriktor o Asupan natrium berlebih

o Asupan kalium dan kalsium yang kurang

o Meningkatnya sekresi rennin yang menyebabkan produksi angiotensin dan aldosteron juga ikut meningkat

o Defisiensi vasodilator seperti prostasiklin, nitric oxide, peptide natriuretik o Perubahan dalam ekspresi sitem kallikrein-kininyang mempengaruhi tonus

vascular, dan penanganan garam oleh ginjal

o Abnormalitas tahanan pembuluh darah o Dibetes mellitus

o Resistensi insulin o Obesitas

o Meningkatnya aktivitas vascular growth factor o Perubahan reseptor adrenergic

(33)

17

Factor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah

kanan darah = Cardiac output X Resistensi perifer

Hipertensi = Peningkatan CO dan/atau Penurunan PR

[image:33.595.9.549.71.651.2]

Autoregulasi

Gambar 2.1 faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah dalam vikrant&tiwari 2001 e sodium

berlebih Jml nefron

berkurang Stress Kelainan

genetik

Obesitas

Factor yg didapat dari

endotelium

Retensi sodium ginjal

Penurunan membrane

filtrasi

Aktivitas saraf simpatetik

yang berlebih

Rennin-angiotensi n berlebih

Kelainan membrane

sel

hiperinsulinemia

Vol cairan

meningkat vasokontriksi

Preload meningkat

Kontraktabilitas meningkat

Kontriksi

(34)

18

B.3. Jenis Hipertensi

Ada dua jenis hipertensi yang dikenal, pertama Hipertensi primer yang merupakan jenis hipertensi yang banyak terjadi, angka kajadiannya mencapai 90-95 persen dari seluruh kejadian hipertensi. Banyak factor yang dapat menyebabkan hipertensi ini seperti lingkungan, kelainan metabolisme intraselular, dan faktor yang meningkatkan resikonya seperti obesitas, konsumsi alkohol, merokok, dan kelainan darah. Meski begitu, para ahli menunujuk stress sebagai penyebab utama. Hipertensi primer memiliki karakteristik patofisiologi yang antara lain : tidak diketahui penyebabnya, tekanan diastole >90 mmHg secara berulang, resistensi perifer total biasanya meningkat, tekanan nadi bisa meningkat atau menurun (Vitahealth, 2006 ; vikrant & tiwari, 2001). Dan jenis yang kedua ialah hipertensi sekunder.

Hipertensi sekunder tidak seperti hipertensi primer, hipertensi jenis ini sudah diketahui spesifik penyebabnya seperti gangguan hormonal, penyakit jantung, diabetes, ginjal, penyakit pembuluh darah, dan tumor kelenjar adrenal namun hal yang terakhir jarang terjadi. Angka kejadian hipertensi ini 5 sampai 10 persen dari seluruh kejadian hipertensi (Vitahealth, 2006).

B.4. Patofisiologi

(35)

19

saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin, maka akan terjadi vasokonstriksi yang berakibat pada meningkatnya tekanan darah.

Saat sistem saraf simpatis akan merangsang pembuluh darah sebagai respon dari emosi. Pada saat itu pula, kelenjar adrenal terangsang yang dapat menambah aktivitas vasokonstriksi. Medulla kelenjar adrenal mengeluarkan epinefrin dan korteks kelenjar adrenal akan mengeluarkan kortisol dan steroid lain yang semuanya akan memperkuat repons vasokonstriktor pembuluh darah. Terjadinya konstriksi pada pembuluh darah akan mengakibatkan menurunnya suplai darah ke ginjal yang kemudian akan mensekresikan rennin sebagai respon ginjal dari konstriksi tadi. Kemudian rennin akan merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian akan dirubah menjadi angiotensin II yang merupakan suatu vasokonstriktor kuat yang kemudian angiotensin II ini akan merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon aldosteron ini akan menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal yang pada akhirnya akan meningkatakan volume intravaskular. Dan semua faktor tersebut cenderung mencetuskan keadaan hipertensi (Smeltzer&Suzenne, 2002).

(36)

20

Ada beberapa teori yang digunakan untuk menjelasakan terjadinya hipertensi primer yaitu :

o Peningkatan sistem saraf simpatis ( SNS )

Respon maladaptif terhadap srimulasi saraf simpatis dapat mengakibatkan perubahan pada gen reseptor dan juga kadar katekolamin serum yang menetap. Meningkatnya aktivitas sistem saraf simpatis dapat diakibatkan oleh stress psikososial

o Peningkatan sistem rennin-angiotensin-aldosteron ( RAA )

Hal ini dapat menyebabkan terjadinya vasokontriksi secara langsung dan juga meningkatkan aktivitas sistem saraf simpatis dan menurunkan kadar prostaglandin vasodilator dan oksida nitrat.

o Defek pada transport garam dan air

Asupan kalsium, magnesium dan kalium yang rendah dapat menyebabkan gangguan aktivitas pada peptide natriuretik otak, pepetida natriuretik atrial, adrenomedulin, urodilatin, dan endotelin.

o Interaksi komplek yang melibatkan resistensi insulin dan fungsi endotel

Resistensi insulin berhubungan dengan penurunan pelepasan endothelial oksida nitrat dan vasodilator lain serta mempengaruhi fungsi ginjal. Resistensi dan kadar insulin yang tinggi meningkatkan aktivitas sistem saraf simpatis dan RAA (Brasher, 2008).

(37)

21

[image:37.595.0.554.62.665.2]

Patofisiologi hipertensi

Gambar 2.2 patofisiologi hipertensi dalam brunner&suddarth (2002), brasher (2008), dan yusuf ( 2008 )

Hipertensi

Primer Sekunder

r genetik

Peningkatan aktivitas saraf simpatis Peningkatan sistem RAA Peny parenkim ginjal aldosteronisme Peny

renovaskular kehamilan

Merangsang kel

renal Asetilkolin

dilepas a al Kortek adrenal Saraf pasca ganlion Sekresi kortisol dan steroid lain Sekresi norepinefrin Vasokontrksi nsi Sekresi renin

Merangsang angiotensin I

Angiotensi I diubah menjadi angiotensin II

Merangsang aldosteron

Retensi natrium Volume intravaskular

Retensi air dan garam Sekresi rennin hiperaldoster onisme CO meningkat, rennin plasma dan aldosteron meningkat Retensi air dan

garam Retensi air

dan garam

(38)

22

B.5 Penatalaksanaan hipertensi

Pada dasarnya penatalaksanaan kasus hipertensi sama seperti kasus lainnya yaitu penatalaksanaan medis dan non-medis. Penatalaksanaan medis pada hipertensi dapat dailakukan dengan pemberian obat-obat seperti jenis diuretic; alpha, beta, dan alpha-beta blocker; penghambat simpatetik; vasodilator; penghambat enzim konversi angiotensin; antagonis kalsium; dan pengahambat reseptor angiotensin II

Selain terapi farmakologi yang dapat diberikan untuk menangani hipertensi, penanganan hipertensi pun dapat dilakukan dengan terapi non farmakologi seperti :

 Mengontrol pola makan

Menghindari makanan berlemak dan makanan yang mengandung banyak garam menjadi salah satu cara untuk menghindari hipertensi. American heart association menyarankan konsumsi garam setiap hari hanya satu sendok teh, sementara konsumsi lemak disarankan hanya 30 % dari total kalori yang dikonsumsi per harinya.

 Tingkatkan asupan potassium dan magnesium

Buah-buahan dan sayuran segar merupakan sumber terbaik potassium dan magnesium. Kekurangan potassium dan magnesium dalam tubuh menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya hipertensi, oleh sebab itu banyak dokter yang menyarankan agar mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran segar pada penderita hipertensi

(39)

23

Mengkonsumsi padi-padian dapat menurunkan resiko terserang penyakit jantung koroner termasuk terserang hipertensi. Dalam sebuah penelitian yang dimuat dalam American Journal of Clinical Nutrition disebutkan bahwa pria yang mengkonsumsi sereal dari jenis padi-padian per hari mempunyai kemungkinan yang sangat kecil ( 0-20 persen ) untuk terserang penyakit jantung koroner.

 Meningkatkan aktivitas

Penderita yang memiliki banyak aktivitas dapat menurunkan tekanan darah. Berolahraga selama 30-45 menit per hari selama lima hari dalam seminggu dapat menurunkan hipertensi

 Relaksasi

Pada awlanya tidak banyak yang mengetahui hubungan antara kondisi psikologis dengan keadaan fisik. Namun belakangan terakhir mulai banyak yang menyadari adanya hubungan antara stress psikologis dengan kondisi kesehatan fisik, sehingga munculah istilah psikoneuro-imunologi yang secara sederhana berarti adanya hubungan antara pikiran, sistem saraf, dan sistem kerja tubuh. Hal ini telah dibuktikan dengan penelitian yang ada. Salah satunya ialah hasil penelitian dari University College of London yang menunjukan bahwa orang yang memiliki stress akibat tekanan pada pekerjaan memiliki resiko sindrom gangguan metabolik lebih tinggi dari pada orang yang tidak memiliki tekanan pekerjaan. Oleh sebab itu tekhnik-tekhnik tertentu perlu digunakan untuk mengurangi stress seperti relaksasi, bersantai bersama keluarga ataupun lainnya yang dapat mengurangi beban pikiran kita.

(40)

24

relaksasi untuk mengulangi stress dapat mengurangi tekanan darah tinggi pada beberapa orang (Kowalski, 2010 ; Dalimartha dkk, 2008 )

C. Relaksasi

Relaksasi merupakan proses yang menurunkan keausan pada pikiran dan tubuh dari stressor hidup sehari-hari. Relaksasi yang berhasil dapat memberikan beberapa perubahan efek fisiologis dalam tubuh klien yang antara lain penurunan nadi, tekanan darah, dan pernapasan; penurunan konsumsi oksigen; penurunan ketegangan otot; penururnan kecepatan metabolisme (Aprillia, 2011 ; Potter & Perry 2006). Banyak manfaat dari teknik relaksasi yang dapat dirasakan oleh tubuh kita, yang antara lain ialah sebagi berikut :

 Menurunkan tekanan darah

 Memperlambat detak jantung

 Memperlambat laju nafas

 Meningkatkan aliran darah ke otot-otot utama dalam tubuh

 Mengurangi ketegangan otot dan sakit kronis

 Meningkatkan konsentrasi

 Mengurangi kemarahan dan frustrasi

 Meningkatkan rasa percaya diri untuk menangani masalah

Semua manfaat yang disebutkan diatas dapat dirasakan dengan melakukan tekhnik relaksasi tanpa memandang teknik apa yang digunakan.

(41)

25

Autogenik relaksasi. Autogenik berarti sesuatu yang berasal dari dalam

diri. Dalam teknik relaksasi ini, seseorang menggunakan citra visual dan kesadaran tubuh untuk mengurangi stres. Dengan cara mengulang kata-kata atau saran dalam pikiran untuk membantu memberikan kondisi rileks dan mengurangi ketegangan otot. Sesorang yang melakuakn teknik ini dapat membayangkan tempat damai dan kemudian fokus, pernapasan santai, memperlambat detak jantung, atau merasa sensasi fisik yang berbeda, seperti santai pada kaki atau lengan satu per satu.

relaksasi otot progresif. Dalam teknik relaksasi ini, sesorang berfokus

menengangkan otot-otot yang kemudian perlahan-lahan merilekskannya. Hal ini akan membantu seseorang berfokus pada perbedaan antara ketegangan otot dan relaksasi. Dengan relaksasi ini sesorang menjadi lebih sadar akan sensasi fisik. Salah satu metodenya adalah dimulai dengan menegangkan dan merelaksasi otot-otot jari-jari kaki hingga leher dan kepala. Kemudian rasakan ketegangan otot sekurang-kurangnya lima detik lalu kendurkan selama 30 detik, dan ulangi beberapa kali.

Visualisasi. teknik relaksasi ini digunakan dengan cara seseorang

membentuk citra mental untuk mengambil perjalanan visual untuk suatu yang menenangkan, tempat atau situasi yang damai. Selama visualisasi, mencoba untuk menggunakan banyak indera sebisa mungkin, termasuk bau, suara, penglihatan dan sentuhan. Yang termasuk teknik relaksasi ini antara lain :Yoga, Tai chi, Mendengarkan music, Latihan, Meditasi, Hipnosis, dan Pijat (Aprillia, 2011).

(42)

26

dalam kita menyelam, kita semakin dapat mencapai puncak kehidupan spiritual kita. Meditasi biasanya dilakuakn dengan memusatkan perhatian pada satu objek meditasi tertentu seperti memandang lilin, merasakan denyut nadi atau memfokuskan diri pada bacaan tertentu seperti mantra, do’a, dzikir, atau bacaan

quran. Ada dua jenis meditasi yang dikenal selama ini yaitu meditasi duduk seperti yoga dan tafakkur juga meditasi gerak seperti pada perguruan bela diri seperti tai chi (Chapila, 2011).

Yoga yang berasal dari bahasa sangsekerta kuno memiliki pengertian yang sangat luas. Yoga yang juga berarti sebagai penyatuan dengan alam atau penyatuan dengan Sang Pencipta memiliki beberapa jenis. Namun yang sering digunakan ialah hata yoga yang menggabungkan antara unsur gerakan dengan unsur pernapasan (Wartawarga, 2010). Selain yoga meditasi juga memiliki berbagai bentuk termasuk meditasi islam seperti sholat, tafakur, dzikir, membaca Al-Quran dan berbagai ibadah lainnya.

Sebagai seorang mukmin, sholat merupakan ibadah pertama yang akan Allah perhitungkan di akhirat kelak. Menurut M Sholeh apabila kita melaksanakan sholat lima waktu secara teratur, penuh kekhusuan, dan tumakninah akan menimbulkan kondisi yang tenang, terhindar dari kegelisahan dan kecemasan maupun depresi. Relakasasi religious seperti ibadah sholat ini dapat membawa seseorang kepada kondisi equilibrium antara jiwa dan badan (Lekrer dan nizami dalam abidin, 2009 ).

(43)

27

konvensional ditambah terapi psikoreligious seperti shalat, dzikir, membaca Al-Quran dan berdoa. Hasil studi menunjukan bahwa kelompok kedua mengalami perbaikan yang bermakna dari gejala-gejala stress dibandingkan dengan kelompok pertama. Relaksasi seperti diuraikan diatas disebut sebagai meditasi transendensi yang mana meditasi ini menggunakan frase-frase agama sebagai objeknya (Hawari dalam Abidin, 2009 ; Purwanto, 2006 ).

Menurut Benson ( 2000 ), secara singkat meditasi transendensi ini dilakukan dengan langkah-langkah berikut

 Memilih frase yang akan digunakan sesuai dengan keyakinan

 Atur posisi tubuh yang nyaman

 Memejamkan mata secara perlahan

 Melemaskan otot mulai dari otot kaki dan terus hingga kepala

 Memeperhatikan napas dan mulai mengulang frase yang digunakan

 Pertahankan sikap pasif untuk mengabaikan pikiran yang muncul di saat

(44)

28

[image:44.595.125.534.41.693.2]

Atau atau

Gambar 2.2 Algoritma penanganan hipertensi dalam Brunner & Suddarth, 2002

Modifikasi gaya hidup

 Penurunan berat badan

 Pengurangan konsumsi alcohol

 Aktivitas fisik teratur

 Pengura,anagn asupan natrium

 Berhenti merokok

 Relaksasi

Respon tidak adekuat

Lanjutkan modifikasi gaya hidup

Pemilihan farmakologi awal :

 Diuretic atau B bloker

Respon tidak adekuat

Naikan dosis obat

Ganti dengan obat lain

Tambahkan bahan kedua dari jenis yang berbeda

Respon tidak adekuat

(45)

29

D. Kerangka Teori

Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini ialah modifikasi yang berdasar pada teori dalam buku Brunner dan Suddarth ( 2002 ), serta Perry dan Potter ( 2006 ), Purwanto ( 2006 ).

Terjadi paparan awal

Terjadi terus menerus

Terjadi hipertensi primer

Penatalaksanaan Hipertansi Terjadi

peningkatan TD

Farmakologi

Non farmakologi

Obat diuretic dan obat HT lain

Modifikasi gaya hidup

Aktivitas fisik yang teratur

Relaksasi

 Membaca Al-Quran

Terjadi penurunan TD

(46)

30

E. Penelitian terkait

.

1. Sudiarto, dkk. ( 2007 ). Pengaruh terapi relaksasi meditasi terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di wilayah binaan rumah sakit Emanuel klampok banjanegara

(47)

31

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESA DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu:

 Variabel independen adalah membaca Al quran.

 Variabel dependen adalah penurunan tekanan darah yang diukur menggunakan

sphygmomamometer.

Berdasarkan kerangka konsep diatas, peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan antara membaca Al-

quran dengan penurunan nilai tekanan darah pada penderita hipertensi di wilayah kerja puskesmas ciputat.

B. Hipotesis

Ada pengaruh antara membaca Al quran terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di wilayah kerja puskesmas ciputat.

Membaca Al quran dengan tartil sesuai dengan ilmu tajwid

(48)

32

[image:48.595.58.536.66.545.2]

C. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi operasional

Variable Definisi Cara ukur Alat ukur Hasil Skala

Independen Membaca Al-Quran Membaca Al-Quran sesuai ilmu ulum al-quran yaitu ilmu nagham, ilmu qiraat dan ilmu tajwid Diukur waktu membaca Al-Quran yaitu 15 menit selama 3 kali dalam satu minggu

timer Subjek mampu membaca Al-Quran dalam waktu 15 menit 3 kali dalam satu minggu ( sudiarto, dkk) Dependen Hipertensi kondisi dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal Diukur menggunakan sphygmomanom eter. Seorang dikatakan hipertensi bila TD ≥ 140/90 mmHg Sphygmoman ometer Borderline TS: 140-149 mmHg

TD : 90-94 mmHg

Sedang TS : 160-179 mmHg TD : 100-109 mmHg

Berat

TS: ≥180 mmHg TD : ≥110 mmHg

(49)

33

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan metode kuasi eksperimen. Tujuan dari metode ini ialah untuk menjelaskan hubungan-hubungan, mengapa suatu peristiwa terjadi atau keduanya (Cook & Campbel dalam Danim, 2003).

Rancangan penelitian yang digunakan adalah control group pretest-posttest design. Desain ini dilakukan dengan cara memberikan pretest (pengamatan awal) terlebih dahulu sebelum diberikan intervensi, setelah itu diberikan intervensi, kemudian dilakukan posttest atau pengamatan akhir (Notoatmodjo, 2010 ).

[image:49.595.103.533.106.442.2]

Subjek diukur tekanan darahnya sebelum dan sesudah diberikan intervensi pada waktu penelitian, dan kelompok kontrol diukur tekanan darahnya pada hari pertama dan terakhir tanpa diberi perlakuan. Setelah dilakukan intervensi diharapkan terjadi suatu perubahan atau pengaruh pada variabel ini. Secara sederhana penelitian ini dapat dilihat dengan gambaran sebagai berikut :

Gambar 4.1

Dibandingkan

E1 – E2 = X1

E1

Intervensi membaca

Al-quran

E2

(50)

34 E3 – E4 = X2

E1 – E3 = X3 E2 – E4 = X4 X1 – X2 = X5 Keterangan:

E1 = nilai tekanan darah sebelum membaca Al quran pada pasien hipertensi E2 = nilai tekanan darah setelah membaca Al quran pada pasien hipertensi E3 = nilai tekanan darah hari pertama pasien hipertensi pada kelompok kontrol E4 = nilai tekanan darah hari terakhir pada pasien hipertensi pada kelompok kontrol X1 = Deviasi / perubahan nilai tekanan darah sebelum dan sesudah dilakukan intervensi membaca Al quran pada kelompok intervensi

X2 = Deviasi / perubahan nilai tekanan darah tidak membaca Al quran hari pertama dan hari terakhir pada kelompok kontrol

X3 = Perbedaan nilai tekanan darah sebelum dilakukan membaca Al quran pada kelompok intervensi dan kontrol

X4 = Perubahan nilai tekanan darah sesudah dilakukan membaca Al qur’an pada kelompok intervensi dan kontrol

B. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan objek atau subjek penelitian atau yang diteliti (Notoatmojo, 2010). Populasi penelitian ini adalah penderita hipertensi yang berada di wilayah kerja Puskesmas Ciputat.

(51)

35 Kriteria inklusi

a. Responden menderita hipertensi primer ( tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolic ≥ 90 mmHg)

b. IMT normal

c. Mampu membaca Al-quran

d. Responden dengan terapi standar antihipertensi

e. Responden sedang tidak mengikuti program meditasi atau terapi relaksasi

lainnya

Penulis membuat perhitungan besar sampel minimal berdasarkan hasil perhitungan menggunakan uji hipotesis beda dua mean derajat kemaknaan 5% kekuatan uji 90%, didapatkan besar sampel sebagai berikut ( Hidayat, 2007).

n = 2.σ² ( Z1-α + Z1-β )² (μ1 –μ2)²

n = 2.6,26² (1,96 + 1,28)² = 13,9 dibulatkan 14 (147,3 – 139,6)²

Setelah dilakukan perhitungan, jumlah sampel dalam penelitian ini ialah 14 kasus dan 14 kontrol

Keterangan:

n = Jumlah sampel minimal

Z1-α = Nilai Z pada derajat kemaknaan 1,96 bila α 5% Z1-β = Nilai Z pada kekuatan 1,28 bila β 10%

(52)

36

μ2 = Rerata nilai TDS sesudah intervensi 139,6 mmHg

Sumber : sudiarto, dkk ( 2007 )

C. Waktu dan tempat penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di wilayah kerja puskesmas ciputat pada oktober 2012.

D. Alat pengumpul data dan Prosedur penelitian 1. Alat Pengumpul Data

a. Timmer

Timmer digunakan untuk menghitung waktu saat responden membaca Al quran selama 15 menit.

b. Spygmomanomemeter

spygmomanomemeter adalah alat untuk mengukur tekanan darah, yang mana terdapat dua jenis yaitu jenis raksa dan digital.

c. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mencatat kerakteristik responden yaitu, nama (inisial), usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan dan hasil pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah intervensi.

d. Meteran Tinggi Badan

Meteran adalah alat untuk mengukur tinggi badan dalam satuan senti meter (cm). e. Timbangan berat badan

(53)

37

2. Prosedur Intervensi

Bagan 3.1 Alur penelitian

E. Pengolahan Data

Analisa data hasil penelitian dilakukan melalui dua tahapan utama yaitu pengolahan data dan analisa data dengan menggunakan komputer. Analisa yang digunakan pada penelitian ini adalah analisa univariat dan analisa bivariat.

1. Pengolahan Data

a. Editing, adalah upaya untuk memeriksa kembali lembar observasi yang telah diisi, pengecekan yang dilakukan meliputi kelengkapan, kejelasan, data responden. Data

Penderita hipertensi Penyaringan responden

Informed consent

Dilakukan pengukuran tekanan darah

Catat dalam lembar observasi

Lakukan intervensi membaca Al-Quran selama 15 menit

Ukur tekanan darah

Catat dalam lembar observasi

Pemilihan 14 orang

responden intervensi Pemilihan 14 orang

responden kontrol

Dilakukan pengukuran tekanan darah pada hari pertama

Catat dalam lembar observasi

Dilakukan pengukuran tekanan darah pada hari terakhir

Catat dalam lembar observasi

(54)

38

yang belum lengkap akan dikembalikan kepada responden dan untuk diisi kembali pada saat itu juga.

b. Entri data, adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau data base komputer.

c. Cleaning, yaitu proses pengecekan kembali data-data yang telah dimasukkan untuk

melihat ada tidaknya kesalahan, terutama kesesuaian pengkodean yang dilakukan. Apabila terjadinya kesalahan, maka data tersebut akan segera diperbaiki sehingga sesuai dengan hasil pengumpulan data yang dilakukan.

F. Analisa Data

a. Analisa Univariat

Analisa univariat mempunyai tujuan untuk mendeskripsikan dari masing-masing variabel yang diteliti untuk data numerik dengan menghitung mean, median, simpangan baku (SD), nilai minimal dan maksimal dengan menghitung nilai tekanan darah. Pengujian masing-masing variabel dengan menggunakan tabel dan diintepretasikan berdasarkan hasil yang diperoleh. Analisa univariat pada penelitian ini menjelaskan atau mendeksripsikan karakteristik responden yang meliputi usia, berat badan, tinggi badan dan variabel tekanan darah dengan menghitung nilai teakanan darah sebelum maupun sesudah intervensi.

b. Analisa Bivariat

(55)

39

G. Etika Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti meyakinkan bahwa responden perlu mendapat perlindungan dari hal-hal yang merugikan selama penelitian, dengan memperhatikan aspek-aspek etika sebagai berikut

1. Informed consent (otonomi)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan yang diberikan oleh responden sebelum penelititan dilakukan. Hal ini diberikan dalam bentuk tanda persetujuan yang tertulis dalam lembar informed consent yang disediakan peneliti bagi responden. Tujuan informed consent ini ialah agar subjek mengerti tujuan dan manfaat penelitian serta mengetahui dampaknya. Hal-hal yang harus tertulis dalam informed consent antara lain : partisipasi pasien, tujuan tindakan, jenis data yang dibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksanaan, potensial masalah yang mungkin timbul, manfaat, kerahasiaan, dll.

2. Anonymity

Penelitian dalam keperawatan harus memberikan kenyamanan bagi responden. Salah satunya ialah melalui prinsip etik anonymity yaitu seorang peneliti tidak mencantumkan nama respondennya di lembar observasi dan hanya menuliskan nomor kode pada lembar pengumpulan data.

3. Kerahasiaan (confidentiality)

Peniliti harus menjamin kepada responden atas semua informasi yang telah diberikan. Masalah ini merupakan masalah etika yang harus diperhatikan ( Hidayat, 2007 ).

(56)

40

Segala tindakan yang dilakukan perawat terhadap pasien harus atas dasar prinsip kebaikan (promote good). Penelitian yang dilakukan dengan melibatkan pasien sebagai responden mengandung konsekuensi bahwa semuanya demi kebaikan pasien, guna mendapatkan suatu metode dan konsep baru ubtuk kebaikan pasien

5. Nonmaleficience

Tindakan seorang perawat juga harus jauh dari merugikan orang lain. Apabila intervensi dalam penelitian dapat menimbulkan cedera atau stress tambahan bagi pasien, maka pasien tersebut harus dikeluarkan dari penelitian untuk mencegah terjadinya hal-hal yang dapat merugikan responden tersebut.

6. Keadilan

(57)

41

Bab V

Hasil Penelitian

Pada bab ini penulis akan memaparkan hasil penelitian pengaruh membaca Al-quran terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi yang dilakukan di puskesmas wilayah kerja ciputat dan ciputat timur. Penelitian dilakukan selama satu bulan lebih terhitung dari tanggal 10 september 2012 sampai 8 november 2012 dengan 14 responden yang diintervensi kemudian dibandingkan dengan 14 orang responden yang menjadi kontrol.

Penapisan responden penelitian ini diawali peneliti dengan mengikuti petugas puskesmas Ciputat ke posbindu. Dari tiga posbindu yang diikuti ditemukan 32 lansia hipertensi dengan rincian 28 perempuan dan 4 orang laki-laki. Semua responden perempuan tidak mempunyai riwayat penyakit kronis lainnya, dan riwayat merokok. Sedangkan dari 4 responden laki-laki 2 diantaranya mempunyai riwayat merokok, 1 orang masih merupakan perokok aktif dan 1 orang tidak mempunyai riwayat merokok. Untuk menghomogenkan responden akhirnya peneliti hanya mengambil responden perempuan untuk diikutkan dalam penelitian. Setelah didapatkan 28 responden, peneliti kemudian melakukan penapisan untuk membagi kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Lalu didapatkan 14 orang lansia yang bersedia diberikan intervensi dan 14 orang lainnya dimasukan kedalam kelompok kontrol.

(58)

42

ini cukup baik. Para responden mengaku senang mengikuti program yang diberikan oleh peneliti. Meskipun begitu, terdapat beberapa responden saat penelitian berlangsung yang terlihat gugup saat melakukan intervensi sehingga dapat mempengaruhi hasil penelitian yang diharapakan.

Pada penelitian ini kriteria inklusi terpenuhi. Namun ada beberapa faktor yang tidak dikontrol dalam penelitian ini dan dapat mempengaruhi variabel dependen. Hal ini dikarenakan faktor-faktor tersebut tidak tergali oleh peneliti sendiri. Faktor-faktor itu adalah diet garam, kepatuhan minum obat dan frekuensi olahraga.

A. Analisa univariat

Analisa univariat mendeskripsikan karakteristik responden penelitian yang dalam hal ini ialah usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh dan nilai tekanan darah baik sebelum ataupun sesudah intervensi begitu juga dengan responden kontrol. Untuk data numerik dihitung mean, median, simpangan baku (standart deviasi), dan nilai masksimal dan minimal

[image:58.595.88.444.545.664.2]

1. Karakteristik responden

Table 5.1

Data Demografi Berdasarkan Usia, Berat Badan dan Tinggi Badan Pada lansia hipertensi, Oktober 2012 (n = 28)

Variable Mean Median SD

Min-Maks

Usia

1. Intervensi 2. Kontrol

63.36 62.57

64 63.50

5.943 3.128

52-75 50-73

(59)

43

[image:59.595.80.537.85.483.2]

Sedangkan pada kelompok kontrol rata-rata usianya adalah 62,57 dengan usia termuda responden kontrol ialah 50 tahun dengan 73 tahun sebagai usia tertua responden kontrol.

Tabel 5.2

Data Demografi Berdasarkan Jenis Kelamin Pada lansia hipertensi oktober 2012 (n = 28)

Variabel Intervensi

(N=14)

Kontrol

(N=14)

Total %

Jenis kelamin

1. Laki-laki 2. Perempuan

0 14 0 14 0 28 0 100 IMT

1. Kurus (17.0-18.5) 2. Normal (18.5-25.0) 3. Gemuk (25.0-27.0)

0 14 0 0 14 0 0 28 0 0 100 0

Total 14 14 28 100

(60)

44

[image:60.595.74.533.86.784.2]

2. Nilai tekanan darah

Table 5.3

Rata-rata nilai tekanan darah sistol dan diastole sebelum dan sesudah intervensi, pada lansia dengan hipertensi padakelompok intervensi

Oktober 2012 ( n=28 )

Hari ke

Variable TD Mean Median SD

deviasi

Min-maks

1 Sistol

 Pre intervensi

 Post intervensi Diastole

 Pre intervensi

 Post intervensi

151.43 143.57 85.71 80.71 150.00 145.00 85.00 80.00 11.67 12.157 6.462 7.300 140-170 130-160 80-100 70-90 2 Sistol

 Pre intervensi

 Post intervensi Diastole

 Pre intervensi

 Post intervensi

149.29 139.29 83.57 80.00 150.00 140.00 80.00 80.00 9.169 9.972 4.972 6.794 140-160 130-160 80-90 70-90 3 Sistol

 Pre intervensi

 Post intervensi Diastole

 Pre intervensi

 Post intervensi

143.57 136.43 83.57 78.57 145.00 135.00 80.00 80.00 12.157 9.288 7.449 5.345 130-160 120-150 70-100 70-90 4 Sistol

 Pre intervensi

 Post intervensi Diastole

 Pre intervensi

 Post intervensi

142.14 135.00 80.71 77.14 140.00 130.00 80.00 80.00 11.217 8.549 4.746 6.112 130-160 120-150 70-90 70-90 5 Sistol

 Pre intervensi

 Post intervensi Diastole

 Pre intervensi

 Post intervensi

140.71 130.00 79.29 77.14 140.00 130.00 80.00 80.00 9.169 8.771 4.746 4.688 130-150 120-150 70-90 70-80 6 Sistol

 Pre intervensi

 Post intervensi

(61)

45 Diastole

 Pre intervensi

 Post intervensi

80.00 77.14 80.00 80.00 5.547 4.688 70-90 70-80 Hari ke

Variable TD Mean Median SD

deviasi

Min-maks

7 Sistol

 Pre intervensi

 Post intervensi Diastole

 Pre intervensi

 Post intervensi

137.14 128.57 79.29 77.14 130.00 125.00 80.00 80.00 9.139 9.493 4.746 4.688 130-150 120-140 70-90 70-80 8 Sistol

 Pre intervensi

 Post intervensi Diastole

 Pre intervensi

 Post intervensi

137.86 128.57 79.29 77.14 135.00 125.00 80.00 80.00 8.926 9.493 4.746 4.688 130-150 120-140 70-90 70-80 9 Sistol

 Pre intervensi

 Post intervensi Diastole

 Pre intervensi

 Post intervensi

137.86 128.57 80.00 77.14 135.00 125.00 80.00 80.00 8.926 9.493 3.922 4.688 130-150 120-140 70-90 70-80 10 Sistol

 Pre intervensi

 Post intervensi Diastole

 Pre intervensi

 Post intervensi

137.86 128.57 79.29 77.14 135.00 125.00 80.00 80.00 8.926 9.493 4.746 4.688 130-150 120-140 70-90 70-80 11 Sistol

 Pre intervensi

 Post intervensi Diastole

 Pre intervensi

 Post intervensi

136.43 127.86 79.29 77.14 130.00 120.00 80.00 80.00 10.082 9.750 4.746 4.688 120-150 120-140 70-90 70-80 12 Sistol

 Pre intervensi

(62)

46

 Pre intervensi

 Post intervensi

79.29 77.14 80.00 80.00 4.746 4.688 70-90 70-80

[image:62.595.34.533.203.582.2]

Dari tabel 5.3 dapat dilihat distribusi nilai tekanan darah sistol dan diastole kelompok intervensi dari evaluasi awal hingga evaluasi akhir. Dari data yang ada dapat disimpulkan bahwa terjadi perubahan rat-rata nilai tekanan darah baik sistol mauapun diastol setelah responden diberikan intervensi pada semua pertemuan.

Table 5.4

Rata-rata nilai tekanan darah sistol dan diastole kelompok intervensi dan control pada evaluasi awal dan evaluasi akhir lansia hipertensi

Oktober 2012 ( n=28 )

Evaluasi Mean Median Sd

Deviasi Min-maks Evaluasi Awal Intervensi Control Sistol diastol 151.43 85.71 150.00 120.00 11.67 9.750 140-170 80-100 Sistol Diastol 149.29 90.00 150.00 90.00 8.287 5.547 140-160 80-100 Evaluasi Akhir Intervensi control Sistol diastol 127.86 77.14 85.00 80.00 6.462 4.688 120-140 70-80 Sistol Diastole 151.43 89.29 150.00 90.00 14.064 6.157 140-180 80-100

(63)

47

B. Analisa bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian yakni pengaruh membaca Al quran terhdadap tekanan darah pada lansia dengan hipertensi, dengan menganalisa hasil penelitian perhari, dan hasil terapi hari pertama sebelum intervensi dengan hari kedua bel

Gambar

Gambar 2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah……........................22
Table 2.1 klasifikasi hipertensi menurut JNC VII
Table 2.2 klasifikasi hipertensi menurut WHO 1999
Gambar 2.1 faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah dalam vikrant&tiwari 2001
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu, kurang tepatnya metode yang digunakan guru dalam menyampaikan materi ide pokok sehingga siswa tidak fokus ketika

Mata kuliah ini memberi kemampuan kepada mahasiswa untuk menerapkan konsep pengorganisasian dan pengembangan Masyarakat dengan pokok bahasan tentang konsep dasar

Dalam jaringan hewan, lemak terutama tersusun dalam jaringan adipose, sedangkan otot, jaringan syaraf dan kelenjar mengandung lemak dalam jumlah relatif kecil dan lebih

Untuk memperbaiki kekurangan- kekurangan yang ada pada rangkaian inverter hendaknya dapat menggunakan komponen yang lebih baik, agar performasi inverter semakin baik dan

Kaki kiri: Tungkai kiri dengan arah diagonal depan level rendah, tungkai kiri bawah berada di diagonal belakang kanan level rendah, telapak kaki arah diagonal depan kiri

Perkembangan motorik kasar merupakan perkembangan dari kegiatan – kegiatan seperti menjangkau, merenggut, menggenggam, merangkak dan berjalan.berpindah. Pada usia 3 tahun

Sedangkan jarimah adalah tindakan yang diharamkan agama berkaitan dengan sifat perbuatannya, seperti mencuri, mabuk, zina, murtad, atau melakukan pemberontakan atas

Maria Priskila, Pengaruh Pemberian Ekstrak Bawang Putih (Allium Sativum, Linn.) Terhadap Penurunan Rasio Antara Kolesterol Total Dengan Kolesterol Hdl Pada Tikus