Dede Mulyadi, 2013
KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW
Kabupaten Pandeglang)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
DEDE MULYADI
0903734
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS SERANG
▸ Baca selengkapnya: ide pokok dan ide penjelas apakah diperlukan dalam penyusunan teks biografi?
(2)ABSTRAK
Mengatasi Kesulitan Siswa SD Dalam Menemukan Ide Pokok Suatu Wacana Dengan Menggunakan Metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw
(Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas IV SDN Montor I Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pandeglang).
Penelitian ini dilatar belakangi oleh masih banyaknya siswa kelas IV SDN Montor I yang belum mampu menemukan ide pokok pada suatu wacana. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu, kurang tepatnya metode yang digunakan guru dalam menyampaikan materi ide pokok sehingga siswa tidak fokus ketika proses pembelajaran berlangsung sehingga siswa tidak mengerti dengan materi yang disampaikan guru (ide pokok).
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran ide pokok wacana dengan menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw. 2) Apakah metode cooperative learning tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa SDN Montor 1 kelas IV dalam menemukan pikiran pokok wacana.
Adapun tujuan penelitan tidakan kelas yang ingin dicapai yaitu: 1) Ingin mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran ide pokok wacana dengan menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw pada siswa SDN Montor 1 kelas IV. 2) Ingin meningkatkan hasil belajar siswa dalam menemukan ide pokok wacana, dengan menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw.
Metode penelitian yang digunakan yaitu menggunakan prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari tiga langkah yaitu Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II. Untuk mengetahui keberhasilan peneliti menggunakan instrumen observasi, interview (wawancara) dan tes.
Hasil penelitian menunjukan bahwa setelah penggunaan metode cooperative learning tipe jigsaw mengalami peningkatan kemampuan siswa dalam menemukan ide pokok. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa dari pra siklus sampai dengan siklus II. Nilai hasil belajar siswa pada pra siklus yaitu 37.27, pada saat siklus I hasil belajar siswa yaitu 69.54, dan pada siklus II, hasil belajar siswa yaitu 92.27.
v Dede Mulyadi, 2013
KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGERSAHAN ... i
LEMBAR PERNYATAAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
ABSTRAK ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GRAFIK ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 2
C.Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Hasil Penelitian ... 3
E.Definisi Operasional ... 4
BAB II KAJIAN TEORI A. Ide Pokok Wacana... 6
1. Bahasa ... 6
2. Membaca ... 7
3. Pengertian Wacana ... 7
4. Ide Pokok ... 8
1. Metode ... 8
2. Cooperative Learning ... 8
3. Jigsaw ... 9
4. Cooperative Learning Tipe Jigsaw... 9
C.Hipotesis ... 10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian... 12
B. Model Penelitian Tindakan Kelas ... 12
C.Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian... 15
D. Prosedur Penelitian... 16
E.Instrumen Penelitian ... 18
F. Analisis Data ... 26
BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 28
A. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ... 28
B. Hasil Temuan Penelitian ... 51
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 51
D. Jawaban Hipotesis ... 52
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 53
A. Kesimpulan ... 53
B. Rekomendasi ... 54
DAFTAR PUSTAKA ... 55
LAMPIRAN
1 DEDE MULYADI 2013
MENGATASI KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGAN MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW:Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Montor I Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pandeglang
KD UPI SERANG
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat
penting diberikan di sekolah dasar, dengan maksud agar siswa dapat
berbahasa dengan baik dan benar. Untuk itu guru perlu memahami dan
mencatat kesulitan yang dihadapi para siswa dalam proses pembelajaran di
kelas sebelum siswa putus asa dan malas untuk belajar. Sebubungan dengan
hal tersebut di atas , berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV SDN
Montor I kecamatan Pagelaran kabupaten Pandeglang, siswa kelas IV SD
masih belum mampu menemukan ide pokok wacana. Hal ini disebabkan
siswa kurang memperhatikan materi pelajaran ketika sedang dijelaskan guru
di kelas, terutama pada materi ide pokok wacana. Guru dalam menyampaikan
materi hanya dengan ceramah.
Sagala (2012: 201) menjelaskan bahwa “Ceramah adalah sebuah bentuk
interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada peserta
didik”.
Dengan menggunakan metode ceramah peneliti berpendapat, siswa hanya
mendengarkan penjelasan guru. Artinya kurangnya interaksi siswa dengan
2
kegiatan belajar mengajar, yang akhirnya mengakibatkan siswa tidak mampu
menguasai materi yang diajarkan (ide pokok wacana).
Atas dasar itu, penulis menawarkan salah satu cara untuk mengatasi
kesulitan yang dihadapi siswa kelas IV SDN Negeri Montor I dengan cara
menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw.
Metode cooperative learning tipe jigsaw yaitu “Siswa melakukan sesuatu
kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai
tujuan bersama” (Rahayu dan Halimah 2012: 56). Dengan mengguanakan
metode cooperative learning tipe jigsaw ini, siswa tentunya tidak akan jenuh
disaat proses pembelajaran berlangsung. Karena siswa banyak berinteraksi
dengan siswa lain dalam mencapai suatu tujuan yaitu menemukan ide pokok
wacana. Selain itu, dengan menggunakan metode cooperative leraning tipe
jigsaw siswa bisa mendapatkan informasi atau penjelasan lebih banyak
dibandingkan dengan menggunakan metode ceramah.
Berdasarkan rangkuman tersebut di atas maka peneliti ingin membantu
kesulitan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran di kelas melalui
penelitian tindakan kelas yang berjudul “Mengatasi Kesulitan Siswa SD
Dalam Menemukan Ide Pokok Suatu Wacana Dengan Menggunakan Metode
Cooperative Learning Tipe Jigsaw”.
DEDE MULYADI 2013
MENGATASI KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGAN MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW:Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Montor I Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pandeglang
KD UPI SERANG
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
peneliti buat rumusan masalah. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini
yaitu:
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran ide pokok wacana dengan
menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw?
2. Bagaimana metode cooperative learning tipe jigsaw dapat
meningkatkan hasil belajar siswa SDN Montor 1 kelas IV dalam
menemukan pikiran pokok wacana atau bacaan?
C. Tujuan Penelitian
Yusnandar (2012: 97), mengemukakan bahwa “Tujuan penelitian tindakan
kelas adalah untuk perbaikan dan peningkatan layanan guru dalam proses
belajar”.
Adapun tujuan penelitian dalam penelitian ini yaitu:
1. Ingin mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran ide pokok wacana
dengan menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw, pada
siswa SDN Montor 1 kelas IV .
2. Ingin meningkatkan hasil belajar siswa dalam menemukan ide pokok
wacana, dengan menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw.
D. Manfaat Hasil Penelitan
Adapun manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut:
4
Bagi peneliti, seyogyanya penelitian ini diharapkan bisa menambah
wawasan, menambah pengalaman, dan pengetahuan tentang
bagaimana cara mengajar dengan metode cooperative learning tipe
jigsaw.
2. Manfaat bagi siswa
Penelitian ini bermanfaat untuk mengatasi kesulitan siswa dalam
menemukan pikiran pokok wacana.
3. Manfaat bagi guru
Penelitian ini bermanfaat bagi guru dalam mengajarkan materi ajar.
Terutama dalam menemukan pikiran pokok wacana.
4. Manfaat bagi sekolah
Bagi sekolah, penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan hasil
belajar siswa yang akan menimbulkan rasa kepercayaan masyarakat
untuk menitipkan anaknya belajar di sekolah tersebut.
E. Definisi Operasional
Berikut penulis menjelaskan istilah-istilah dalam penelitan ini berdasarkan
sumber-sumber yang ada, yaitu sebagai berikut:
1. “Pikiran pokok adalah ide pokok dalam sebuah paragraf. Pikiran pokok
biasanya terdapat dalam sebuah kalimat topik yang mengendalikan suatu
paragraf “ (Daradi dan Nirbaya 2008:58).
2. Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar
DEDE MULYADI 2013
MENGATASI KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGAN MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW:Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Montor I Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pandeglang
KD UPI SERANG
berkesinambungan, yang mampu mempunyai awal dan akhir yang nyata,
disampaikan secara lisan atau tulis wacana yang kohesif dan koheren
(Djajasudarma, 2012: 4).
3. Cooperative learning tipe jigsaw yaitu “Siswa melakukan sesuatu
kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk
6
Dede Mulyadi, 2013
KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW
BAB II
MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGAN
MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE
JIGSAW
A. Ide Pokok Wacana
1. Bahasa
Di dunia ini manusia tidak akan bisa hidup tanpa bahasa. Karena
bahasa merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan. Bahasa
pun diartikan oleh Keraf (1994: 2) sebagai “Suatu sistem komunikasi
yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat
arbiter, yang dapat diperkuat dengan gerak-gerik badaniah yang nyata”.
Selain itu, Keraf (1994: 3) mengatakan dalam bukunya bahwa fungsi
bahasa yaitu:
a. Untuk menyatakan ekspresi diri.
b. Sebagai alat komunikasi.
c. Sebagai alat untuk mengadakan integrasi.
d. Sebagai alat untuk mengadakan control sosial.
Sehubungan dengna fungsi bahasa yang dikemukakan di atas,
Dede Mulyadi, 2013
KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW
dasar. Oleh karena itu, guru harus memperhatikan keterampilan
berbahasa siswa.
2. Membaca
Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa, sebagaimana
dikemukakan oleh Cahyani dan Hodijah (2007: 6) bahwa keterampilan
berbahasa ada empat aspek, yaitu “Keterampilan berbicara, menyimak,
menulis, dan membaca”.
Membaca itu sangat penting, guna menambah wawasan atau
pengetahuan bagi pembacanya. Selain itu membaca pun merupakan
kegiatan sosial (bentuk interaksi antara manusia yang satu dengan
manusia yang lainnya). Adapun pengertian membaca yang dikemukakan
oleh Resmini et al. (2010: 3) membaca adalah “Kegiatan berinteraksi
dengan bahasa yang dikodekan ke dalam cetakan (huruf-huruf)”.
Berdasarkan pengertian membaca yang telah dikemukakan di atas,
penulis berpendapat bahwa membaca itu merupakan suatu kebutuhan
yang tidak bisa ditinggalkan oleh kita selaku manusia karena manusia
hidup tidak seorang diri. Sedikitnya dari kegiatan membaca kita bisa
mendapatkan kosakata baru atau menambah wawasan, lebih luasnya.
3. Pengertian Wacana
Begitu banyak pengertian wacana yang dikemukakan para ahli, dan
secara garis besar atau secara umum berpendapat sama. Kita bisa lihat
dari pengertian wacana yang dikemukakan oleh Djajasudarma dan
8
Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan koheresi tinggi berkesinambungan, yang mampu mempunyai awal dan akhir yang nyata, disampaikan secara lisan atau tulis wacana yang kohesif dan koheren (Djajasudarma, 2012: 4).
Wacana adalah suatu bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi tinggi yang berkesinambungan yang mempunyai awal dan akhir yang nyata disampaikan secara lisan atau tertulis (Tarigan, 2009: 26).
Adapun yang dipelajari di sekolah dasar yaitu tentang bagaimana cara
menemukan pikiran pokok pada suatu wacana atau sebuah bacaan.
4. Ide Pokok
Ide pokok adalah ide/gagasan yang menjadi pokok pengembangan paragraf. Ide pokok ini terdapat dalam kalimat utama. Nama lain ide pokok adalah gagasan utama, gagasan pokok. Dalam satu paragraf hanya ada satu ide pokok (Batuah, 2012)
Selain itu diartikan juga oleh Daradi dan Nirbaya (2008: 58) “Pikiran
pokok adalah ide pokok dalam sebuah paragraf. Pikiran pokok biasanya
terdapat dalam sebuah kalimat topik yang mengendalikan suatu paragraf”.
B. Metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw
1. Metode
Menurut KBBI dalam Iskandarwassid dan Sunendar (2011: 56)
metode adalah “Cara kerja yang bersistem untuk memudahkan
pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan”.
2. Cooperative Learning
Cooperative learning diartikan oleh Isjoni dalam Rahayu dan Halimah
Dede Mulyadi, 2013
KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW
Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (studend] oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yanng] tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yanng] agresif dan tidak peduli pada yang lain.
3. Jigsaw
Arti jigsaw dalam bahasa inggris adalah ukir dan ada juga yang
menyebutkan dengan istilah puzzel yaitu sebuah teka-tek menyusun potongan gambar. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw l mengambil pola cara bekerja sebuah gergaji (zigzag), yaitu siswa melakukan sesuatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama (Rahayu dan Hallimah 2012: 56 ).
Jadi dari metode jigsaw ini, siswa dituntut untuk melaksanakan
kerjasama dalam menyelesaikan suatu permasalahan terutama dalam
menemukan pikiran pokok pada wacana.
4. Cooperative leraning tipe jigsaw
Adapun yang dimaksud dengan pembelajaran cooperative learning
tipe jigsaw yaitu “Siswa melakukan sesuatu kegiatan belajar dengan cara
bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama”
(Rahayu dan Halimah, 2012: 56).
Adapun langkah-langkahnya yaitu:
Pengenalan topik yang akan dibahas oleh guru.
Guru menuliskan topik yang akan dipelajari.
Guru menanyakan kepada peserta didik apa yang mereka ketahui
mengenai topik tersebut.
10
Guru membagikan materi tekstual kepada tiap-tiap kelompok.
Membentuk kelompok ahli.
Guru mengakhiri pembelajaran dengan memberikan rivew terhadap
topik yang telah dipelajari (Suprijono 2012:89-91).
Adapun aplikasi metode cooperative learning tipe jigsaw dalam
pembelajaran menemukan pikiran pokok wacana yaitu:
Pertama, guru menjelaskan tentang bagaimana cara menemukan
pikiran pokok pada suatu wacana. Kedua, guru menyuruh murid untuk
membaca suatu teks bacaan atau wacana. Ketiga, guru memberikan soal
(Apa ide pokok pada wacana yang kalian baca?). ke-empat, guru
membagi siswa kelas IV menjadi beberapa kelompok (4 atau 5
kelompok). Kelima, guru memberikan bahan bacaan atau wacana dan
materi tekstual kepada tiap-tiap kelompok. Ketujuh membentuk
kelompok ahli (orang-orangnya yang menguasai materi dari tiap-tiap
kelompok, tiap kelompok satu orang). Ke-delapan membubarkan
kelompok ahli (dikembalikan ke kelompok sebelumnya untuk
menjelaskan kepada teman-temannya mengenai bagaimana cara
menemukan pikiran pokok). Dan terakhir atau ke-sembilan guru
memberikan penjelasan ulang, memberikan soal pada tiap siswa dan
mengakhiri pembelajaran.
C. Hipotesis
Adapun pengertian hipotesis menurut E. Yusnandar (2012:15) diartikan
Dede Mulyadi, 2013
KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW
Hipotesis yaitu jawaban sementara terhadap persoalan yang diajukan oleh PTK, jawaban itu masih bersifat teoritik, dan dianggap benar sebelum terbukti salah benarnya (data empirik) yang didapatkan di kelas dalam penelitian tindakan kelas.
Berdasarkan rumusan masalah, uraian dan ruang lingkup pembelajaran
yang telah dipaparkan di atas, hipotesis tindakan yang akan dirumuskan pada
penelitian kali ini adalah :
Jika metode cooperative learning tipe jigsaw diterapkan di kelas IV SD
maka akan dapat mengatasi kesulitan siswa dalam menemukan ide pokok
wacana pada pembelajaran bahasa Indonesia.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan kegiatan penelitian yang dilakukan
berdasarkan pada cara-cara yang masuk akal, bisa dilihat atau diamati oleh
panca indera, dan cara-cara yang dilakukan dalam penelitian tidak acak atau
harus sistematis. Sebagaimana telah dikemukakan oleh Sugiyono (2011: 2)
bahwa “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian tindakan
kelas (Classroom Action Research). Adapun pengertian PTK dikemukakan
oleh E. Yusnandar (2012: 7) bahwa “Penelitian tindakan kelas (PTK) dapat
diidentifikasikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif
dengan melakukan tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau
meningkatkan peraktek-peraktek pembelajaran di kelas secara lebih
profesional”.
B. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Dalam penelitian ini penulis memakai metode penelitian tindakan kelas
(Class Action Research) Arikunto, (2010: 129) mengemukakan bahwa
Dede Mulyadi, 2013
KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW
atau di sekolah tempatnya ia mengajar dengan penekanan pada
penyempurnaan atau peningkatan proses dan proses pembelajaran.
Dengan melalui action research diawali dengan eksplorasi yang bertujuan
untuk menemukan berbagai permasalahan yang ada di kelas dengan berbagai
kemungkinan pemecahannya. Peneliti beranggapan bahwa action research
merupakan perspektif baru dalam suatu penelitian pendidikan yang
menjembatani antara teori yang didapat dengan peraktek pembelajaran di
kelas. Jika tidak ada keselarasan antara teori yang digunakan dengan materi
yang dibahas. Untuk itu melalui penelitian tindakan kelas maka guru dapat
mengadopsi teori yang ada untuk kepentingan proses pembelajaran yang
lebih efektif dan efisien.
Seperti yang sudah diuraikan sebelumnya bahwa metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas. Menurut
Kemmis dan Taggarat yang terdiri dari empat komponen yaitu, perencanaan,
tindakan, observasi dan refleksi. Dan dilakukan secara spiral. Untuk lebih
14
Dst.
Gambar 3.1
Rangkaian Penelitan Tindakan Kelas Model Kemmis & MC. Taggart
Langkah penelitian menurut Kemis dan Taggart dalam satu siklus yang
terdiri dari empat komponen adalah:
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu proses dimana peneliti menjelaskan
tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan
tersebut dilakukan. Observasi
PRASIKLUS
Observasi
Rencana
SIKLUS I
Observasi
Refleksi Tindakan
Rencana
SIKLUS II
Observasi
Dede Mulyadi, 2013
KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW
2. Tindakan
Tindakan yaitu suatu implementasi proses pembelajaran yang
dilakukan oleh peneliti yang telah disusun sebelumnya dengan guru untuk
mencapai tujuan yang diharapkan.
3. Observasi
Observasi merupakan suatu pengamatan yang dilakukan oleh guru
mengenai proses belajar mengajar yang terjadi di kelas secara sistematis,
untuk menentukan apakah ada hal-hal yang perlu diperbaiki agar proses
pembelajaran mencapai tujuan yang optimal.
4. Refleksi
Pada tahap ini peneliti dan guru melakukan diskusi balikan untuk
membicarakan hal yang kurang tepat dalam proses belajar mengajar dan
untuk dijadikan acuan kearah perbaikan pada siklus selanjutnya.
C. Subjek, Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas IV SDN
Montor I Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pandeglang. Dengan jumlah
siswa sebanyak 22 orang yang terdiri dari 16 laki-laki dan 6 orang
16
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Montor I dengan alamat Jln. Raya
Labuan KM 8, Desa Montor Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pandeglang
Provinsi Banten.
3. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2013, sesuai dengan waktu yang
tercantum dalam SK penelitian.
D. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah pelaksanaan tindakan dalam penelitian tindakan kelas
tentang Mengatasi Keulitan Siswa SD dalam Menemukan Ide Poko Suatu
Wacana Dengan Menggunakan Metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw,
adalah sebagai berikut:
1. Prasiklus
a. Observasi
Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini adalah menentukan
lokasi penelitian, melakukan pendekatan dan mengadakan
pembicaraan dengan kepala sekolah dan guru kelas IV sebagai guru
mitra, peneliti melakukan kegiatan pengamatan terhadap kegiatan
pembelajaran yang dilakukan guru. Kegiatan ini dilakukan untuk
mengetahui kebiasaan dan kondisi nyata guru dan siswa dalam proses
Dede Mulyadi, 2013
KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW
Kesulitan Siswa SD dalam Menemukan Ide Pokok Suatu Wacana
dengan Menggunakan Metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw”.
b. Refleksi
Berdasarkan berbagai temuan yang peneliti dapatkan dari
pengamatan terhadap proses pembelajaran akhirnya peneliti dapat
mengetahui temuan masalah yang dihadapi oleh guru di lapangan,
yaitu siswa kesulitan dalam menemukan ide pokok pada suatu wacana
jika menggunakan metode yang tradisional atau ceramah tanpa adanya
interaksi siswa yang aktif. Untuk itu peneliti pada tahapan ini
mengadakan diskusi dan evaluasi untuk merumuskan tindakan yang
dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan.
2. Siklus I
Pada proses penelitian siklus I, kegiatan yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini merupakan hasil observasi pra
siklus yaitu persiapan mengajar harian untuk siklus I, dengan
menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw dalam
meningkatkan kemampuan menemukan ide pokok suatu wacana.
b. Pelaksanaan
Kegiatan ini berisikan tentang pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan guru di dalam kelas. Baik itu kegiatan pemantauan maupun
18
c. Observasi
Dalam kegiatan observasi peneliti mengamati kegiatan siswa pada saat
pembelajaran dalam materi menemukan ide pokok.
d. Refleksi
Dalam tahap refleksi peneliti mengadakan perbaikan-perbaikan pada
maslah-masalah yang ada di siklus I.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan salah satu perlengkapan yang bisa
membuat atau mempengaruh kualitas suatu penelitian. Hal ini seperti yang
dikemukakan oleh Sugiyono (2011: 222) “Terdapat dua hal utama yang
mempengaruhi kualitas hasil penelitian, yaitu, kualitas instrumen ….”
Adapun instrumen yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini, guna
untuk mengumpulkan data yaitu: observasi, interview, dan tes.
1. Observasi
Observasi merupakan salah satu alat pengumpul data. Selain itu,
observasi pun merupakan suatu kegiatan yang kompleks karena hal yang
diamati bukan hanya tindakan, melainkan sikap atau pengetahuan juga.
Sebagaimana dikemukakan oleh Sutrisno Adi (Sugiyono, 2011: 14)
„Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikhologis‟.
Observasi yang dilakukan penulis adalah observasi pengamatan
Dede Mulyadi, 2013
KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW
kelas IV SDN Montor 1. Kegiatan ini dilaksanakan sebelum penelitian
dilaksanakan. Adapun tujuan diadakannya observasi ini yaitu untuk
mendapatkan data siswa mengenai sistem atau metode atau cara mengajar
yang dilakukan guru dalam memberikan materi pelajaran bahasa
Indonesia, dan begitu juga dengan respon para siswa ketika menerima
materi pelajaran bahasa Indonesia khususnya materi tentang pikiran poko
suatu wacana di kelas IV. Adapun pedoman aktivitas belajar siswa dengan
metode cooperative leraning tipe jigsaw dapat dilihat dari tabel di bawah
20
Tabel 3.1
Pedoman Observasi Aktivitas Belajar Kelompok Siswa Dengan
Metode Cooperative Leraning Tipe Jigsaw
No. Aspek yang dinilai Nilai Skor
1. Keterlibatan dalam proses pembelajaran 1 2 3 4
a. Memperhatikan guru disaat menyampaikan materi ide
pokok suatu wacana dengan metode cooperative
leraning tipe jigsaw
b. Menyimak materi ide pokok suatu wacana
c. Fokus terhadap materi ide pokok suatu wacana
d. Mengikuti proses pembelajaran dengan baik
2. Kegiatan belajar kelompok
a. Keaktifan dalam kelompok
b. Kerjasama dengan teman sekelompok
c. Mampu bersikap baik pada saat proses pembelajaran
d. Menghargai pendapat teman sekelompok
3. Keaktifan dalam berdiskusi kelompok
a. Saling menghargai pendapat setiap anggota
kelompok
b. Mengeluarkan pendapat
c. Dapat mempresentasikan hasil kerja kelompok
Dede Mulyadi, 2013
KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW
d. Aktif dalam bertanya
Keterangan:
Nilai 4: Jika ada 4 deskriptor yang nampak
Nilai 3: Jika ada 3 deskriptor yang nampak
Nilai 2: Jika ada 2 deskriptor yang nampak
Nilai 1: Jika ada 1 deskriptor yang nampak
2. Wawancara
Wawancara atau disebut juga interview merupakan salah satu alat yang
digunakan untuk mendapatkan data. “Wawancara digunakan sebagai
teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga 4. Penguasaan dalam konsep pembelajaran
a. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah
b. Mengeluarkan pendapat
c. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
d. Mampu mendeskripsikan ide tahu konsep dengan
penyampaian yang baik mengenai materi ide pokok
suatu wacana.
Jumlah
22
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam dan jumlah responden sedikit/kecil” (Sugiyono, 2011: 137).
Wawancara ini dilakukan pada awal kegiatan atau pada pra siklus.
Wawancara ditujukan kepada siswa dan guru kelas IV. Wawancara ini
pun berisikan pertanyaan-pertanyaan tentang kendala atau hal-hal yang
berhubungan dengan pembelajaran bahasa Indonesia. Adapun tujuan
diadakan wawancara yaitu untuk mendapatkan data awal tentang kesulitan
siswa dalam belajar bahasa Indonesia dan kesulitan guru ketika
mengajarkan pelajaran bahasa Indonesia lebih khususnya ketika
menyampaikan materi tentang ide poko wacana. Adapun kegiatannya
meliputi:
a. Peneliti bertanya kepada bebrapa siswa tentang pembelajaran bahasa
Indonesia tentang materi pokok menemukan ide pokok wacana.
b. Peneliti bertanya kepada guru tentang pembelajaran bahasa Indonesia
Dede Mulyadi, 2013
KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW
Tabel 3.2
Format Interview Terhadap Guru
No. Daftar Pertanyaan Jawaban
1. Apakah menurut bapak materi ide pokok suatu
wacana termasuk materi yang sulit dalam
mengajarkannya?
2. Apa yang bapak rasakan disaat bapak
menyampaikan materi ide pokok suatu wacana
kepada siswa?
3. Bagaimana respon anak-anak (siswa) disaat
bapak mengajarkan materi ide pokok suatu
wacana?
5. Metode apa yang bapak gunakan disaat
menyampaikan materi ide pokok suatu wacana?
24
Tabel 3.3
Format Interview Terhadap siswa
No. Daftar Pertanyaan Jawaban
1. Apakah kamu suka dengan materi ide pokok
suatu wacana?
2. Kenapa kamu suka dengan materi itu?
3. Kenapa kamu tidak suka dengan materi itu?
4. Apakah materi ide pokok suatu wacana sangat
sulit?
5. Apa yang menyebabkan materi itu kamu anggap
sulit?
6. Apakah kamu suka dengan cara gurumu ketika
mengajarkan materi ide pokok suatu wacana?
7. Mengapa kamu tidak suka dengan cara gurumu
ketika mengajarkan materi ide pokok suatu
wacana?
8. Mengapa kamu suka dengan cara gurumu ketika
Dede Mulyadi, 2013
KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW
wacana?
3. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok
(Arikunto, 2012: 127).
Peneliti menggunakan tes tertulis model isian dengan jumlah soal lima
untuk mengukur kemampuan kognitif siswa pada penguasaan dan
pemahaman materi ide pokok wacana. Tes isian ini termasuk kedalam tes
subjektif (subjective test). Di bawah ini adalah kisi-kisi soal tes setiap
siklus dalam penelitian.
Tabel 3.4
Kisi-kisi Soal Tes Setiap Siklus
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester: IV/2 (dua)
No Nama Aspek yang dinilai Nilai
Kalimat utama paragraf Meringkas isi bacaan Mengartikan kata-kata sukar Mengguna
kan kata
tanya-26
bacaan an
Ideal 20 20 20 20 20 100
Kriteria keberhasilan :
- Jika skor nilainya 90-100 maka masuk pada kriteria Sangat Baik
- Jika skor nilainya 70-80 maka masuk pada kriteria Baik
- Jika skor nilainya 50-60 maka masuk pada kriteria Cukup
- Jika skor nilainya 30-40 maka masuk pada kriteria Kurang
- Jika skor nilainya 10-20 maka masuk pada kriteria Sangat Kurang
F. Analisis Data
Karena data yang diperoleh dari lapangan berupa data hasil dari dua
instrumen maka peneliti akan menganalisis data dengan teknik triangulasi.
Yang mana teknik pengumpulan data triangulasi yaitu menggabungkan kedua
instrument. Triangulasi diartikan “Sebagai teknik pengumpulan data yang
bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dengan
triangulasi” (Sugiyono, 2011: 241).
Oleh sebab itu, kegiatan pengolahan analisis data yaitu dengan seimbang,
menyaring, mengatur dan menarik kesimpulan. Untuk itu diperlukan
data-data sebagai berikut:
1. Menyeleksi Data
Setelah data terkumpul, dilakukan penelitian data refresentatif yang
dapat menjawab fokus penelitian dan memberikan gambaran tentang
Dede Mulyadi, 2013
KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW
2. Mengklasifikasi Data
Data yang telah diseleksi kemudian dikelasifikasikan berdasarkan tujuan.
Hal ini ditujukan untuk memudahkan pengolahan data dan pengambilan
keputusan berdasarkan persentase keberhasilan.
3. Mentabulasi Data
Setelah data diklasifikasikan berdasarkan tujuan penelitian, kemudian
ditabulasikan dalam bentuk tabel. Tujuan yang ingin dicapai ialah untuk
mengetahui frekuensi masing-masing alternatif jawaban serta untuk
mempermudah dalam membaca data.
4. Interpretasi Data
Setelah data ditabulasikan, waktunya untuk mengambil keputusan.
Perkembangan setiap siklus dapat diamati pada tabel-tabel hasil tabulasi
data, bila dalam penelitian ini sudah tercapai maka, pendekatan yang
diajukan dalam penelitan ini dapat direkomendasikan sebagai cara
pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil pembelajaran.
5. Kesimpulan
Dari hasil interpretasi dan temuan peneliti dapat disimpulkan untuk
menjawab tujuan penelitian dan hipotesis tindakan.
28 Dede Mulyadi, 2013
KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW
BAB IV
PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
1. Pra Siklus
a. Observasi
Kegiatan observasi yang dilakukan oleh peneliti pada saat
prasiklus dilakukan untuk mendapatkan gambaran secara umum
tentang pembelajaran dan hasil belajar siswa kelas IV pada
pembelajaran bahasa Indonesia khususnya materi ide pokok. Kegiatan
observasi ini dilaksanakan pada hari Senin dan Rabu tanggal 13 dan
15 Mei 2013 dengan maksud untuk mengetahui aktivitas dan hasil
belajar siswa kelas IV SDN Montor 1 terhadap materi ide pokok.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti tentang
pembelajaran ide pokok adalah sebagai berikut:
Siswa kurang mampu menguasai materi ide pokok, siswa tidak aktif
(hanya guru yang aktif), tidak ada kegiatan kelompok, metode yang
digunakan masih berpusat pada guru, dan nilai yang diperoleh siswa
masih kurang.
Untuk lebih jelasnya mari perhatikan tabel 4.1, 4.2 dan 4.3 dibawah
29
Tabel 4.1
Format Hasil Interview Terhadap Siswa
No. Daftar Pertanyaan Jawaban
1. Apakah kamu suka dengan materi ide pokok
suatu wacana? ‘Tidak’
2. Kenapa kamu suka dengan materi itu?
-
3. Kenapa kamu tidak suka dengan materi itu? ‘ Sulit’
4. Apakah materi ide pokok suatu wacana sangat
sulit? ‘Ia’
5. Apa yang menyebabkan materi itu kamu
anggap sulit? ‘Tidak mengerti’
6. Apakah kamu suka dengan cara gurumu ketika
mengajarkan materi ide pokok suatu wacana?
‘Suka, tapi sulit untuk dimengerit’
7. Mengapa kamu tidak suka dengan cara gurumu
ketika mengajarkan materi ide pokok suatu
wacana?
‘Sulit/tidak dimengerti’
8. Mengapa kamu suka dengan cara gurumu
ketika mengajarkan materi ide pokok pada
suatu wacana?
Dede Mulyadi, 2013
KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW
Keterangan: Hampir dua puluh dua siswa jawabannya sama.
Pertanyaan diberikan sebelum kegiatan tes pada pra siklus. Jenis tes
[image:35.595.113.508.230.718.2]yaitu tes lisan.
Tabel 4.2
Format Hasil Interview Terhadap Guru
No. Daftar Pertanyaan Jawaban
1. Apakah menurut bapak materi ide pokok suatu
wacana termasuk materi yang sulit dalam
mengajarkannya?
‘Gampang-gampang
susah (suka
terkecoh)’
2. Apa yang bapak rasakan disaat bapak
menyampaikan materi ide pokok suatu wacana
kepada siswa?
‘Biasa saja’
3. Bagaimana respon anak-anak (siswa) disaat
bapak mengajarkan materi ide pokok suatu
wacana?
‘Biasa saja’
5. Metode apa yang bapak gunakan disaat
menyampaikan materi ide pokok suatu wacana?
Bagaimana hasilnya?
‘Metode Ceramah
dan tanya jawab.
Hasilnya kurang dari
31
Tabel 4.3
Format Hasil Test yang Diberikan Siswa Pada Saat Pra Siklus
No
.
Nama Aspek yang dinilai Nilai
1 2 3 4 5
1 M. Rifki - 10 - - 20 30
2 Masrip - 10 - - - 10
3 Budi Agung Laksana 20 20 - - 20 60
4 Kholiyah 20 10 - - - 30
5 Saripudin - - - - 20 20
6 Ahmad Fikri Alpadila - 20 - - 20 30
7 Azis Setiawan - - - - 20 20
8 Evi - - - - 20 20
9 Fazri - 10 - - 20 30
10 Halimah - 10 - - 20 30
11 Ihsan - - - - 20 20
12 Moch. Hayat 20 - - 20 20 60
13 Rijal Hidayatullah 20 10 - - 20 50
14 Robi Julfikri 20 20 - 20 20 70
15 Reni 20 10 - - 20 50
16 Sintia Andriani - 20 - - 20 40
17 Sri Rahayu 20 10 - - - 30
Dede Mulyadi, 2013
KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW
19 Sahri - 10 - - 20 30
20 Reynaldi N. G. 20 20 - - 20 60
21 Fitri Nuraini 20 - - - 20 30
22 Aprianti 20 - - - 20 40
Jumlah 200 210 30 380 820
Nilai ata-rata 37.27
Nilai rata-rata = 820:22=37.27
Keterangan:
Aspek yang dinilai:
1. Kalimat utama paragraf
2. Meringkas isi bacaan
3. Mengartikan kata-kata sukar
4. Menggunakan kata-kata sukar dalam bacaan, dan
5. Menjawab pertanyaan.
Jika skor nilainya 90-100 maka masuk pada kriteria sangat baik
Jika skor nilainya 70-80 maka masuk pada kriteria baik
Jika skor nilainya 50-60 maka masuk pada kriteria cukup
Jika skor nilainya 30-40 maka masuk pada kriteria kurang
Jika skor nilainya 10-20 maka masuk pada kriteria sangat kurang.
33
b. Refleksi
Pada kegiatan ini peneliti bersama guru berdiskusi dan
mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan.
Kemudian membahas rencana untuk menindak lanjuti hal-hal yang
diperoleh pada saat pra siklus.
Berdasarkan pada hasil tes yang dilakukan pada pra siklus, nilai
rata-rata siswa yaitu 37.27 (kurang). Dari tabel di atas menunjukan
bahwa kemampuan siswa dalam menemukan ide pokok, mengartikan
kata-kata sukar, menggunakan kata-kata sukar dalam bacaan dan
meringkas isi bacaan masih rendah. Oleh karena itu peneliti akan
mengatasi kesulitan-kesulitan itu, terutama pada aspek ide pokok
dengan menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw pada
siklus selanjutnya yaitu siklus I.
2. Siklus I
a. Perencanaan
Kegiatan pembelajaran pada siklus I rencananya akan dilaksanakan
pada hari Sabtu tanggal 18 Mei 2013. Pembelajaran pada siklus ini
dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang ada di sekolah, begitupun
dengan alokasi waktunya. Adapun alokasi wakatu yang digunakan
yaitu 2 jam pelajaran.
Pembelajaran yang akan dilakukan yaitu mengenai materi ide
Dede Mulyadi, 2013
KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW
Dalam hal ini ada beberapa rencana yang akan dilakukan sebelum
mengajarkan materi ide pokok dengan menggunakan metode
cooperative learning tipe jigsaw, rencananya yaitu:
1) Membuat rencana pembelajaran dengan metode cooperative
lerarning tipe jigsaw pada materi ide pokok (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran/RPP terlampir).
2) Menyiapkan bahan ajar.
3) Membuat lembar kerja siswa yang akan dikerjakan dengan cara
berkelompok.
4) Memberikan evaluasi pada semua siswa pada kegiatan akhir.
b. Tindakan
Secara terperinci langkah-langkah kegiatan penelitian tindakan
kelas, dalam pembelajaran selama siklus I dapat dilihat pada RPP
(terlampir). Namun secara gais besar pelaksanaan siklus I dapat
dideskripsikan sebagai berikut.
Pada kegiatan awal guru meminta ketua kelas untuk menyiapkan
dan memimpin do’a. kemudian guru memberikan apersepsi yaitu
mengingatkan kembali materi yang sudah dipelajari dan
mengkolerasikan dengan materi yang akan dipelajari, sekaligus
memotivasi siswa agar siap untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
Setelah siswa siap untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, guru
35
menemukan ide pokok, menemukan arti kata, menggunakan kata-kata
sukar dan merangkum atau meringkas isi bacaan. Setelah guru
menjelaskan materi yang diajarkan, guru membagi siswa ke dalam
lima kelompok yang beranggotakan 4 atau 5 orang.
Setelah kelompok terbentuk, guru membagikan materi tekstual
kepada tiap-tiap kelompok dan setelah itu, tiap kelompok diambil satu
orang (membentuk kelompok ahli) untuk mendapatkan penjelasan
mengenai materi sesuai dengan materi tekstual yang diberikan.
Setelah guru memberikan materi kepada kelompok ahli, kelompok
ahli kemudian dibubarkan (kembali ke kelompoknya masing-masing)
untuk menjelaskan kepada anggota atau teman kelompoknya
mengenai materi materi tekstual yang diberikan itu. Setelah semua itu
selesai setiap kelompok diberikan lembar kerja kelompok. Dan guru
pada saat itu hanya bertugas sebagai prengontrol, fasilitator, dan
pembimbing.
Setelah lembar kerja kelompok itu diselesaikan, tiap-tiap kelompok
memaparkan hasil kerja kelompoknya. dan setelah semuanya berakhir
setiap siswa dibagikan lembar evaluasi.
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung guru mengobservasi
kegiatan siswa. Adapun hasil observasinya akan dipaparkan pada
Dede Mulyadi, 2013
KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW
c. Observasi
Dalam kegiatan observasi di siklus ke I ini, peneliti mengamati
kegiatan siswa pada saat pembelajaran berlangsaung atau ketika
mempelajari atau membahas materi ide pokok.
Adapun hasil dari pengamatan proses kegiatan pembelajaran ide
pokok dengan menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw
[image:41.595.120.512.244.738.2]adalah seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.4
Hasil Observasi Aktivitas Belajar Kelompok Siswa Dengan Metode
Cooperative Learning Tipe Jigsaw
No. Nama Aspek yang diamati Jumlah Rata-rata
1 2 3 4
1 M. Rifki 2 2 2 2 8 2
2 Masrip 2 1 1 2 6 1.5
3 Budi Agung L. 3 2 2 2 9 2.25
4 Kholiyah 1 2 2 3 8 2
5 Saripudin 2 2 2 1 7 1.75
6 Ahmad Fikri A. 3 2 3 2 10 2.5
7 Azis Setiawan 2 1 2 2 7 1.75
8 Evi 2 2 2 2 8 2
9 Fazri 2 3 1 2 8 2
37
11 Ihsan 3 2 2 2 9 2.25
12 Moch. Hayat 2 2 3 2 9 2.25
13 Rijal Hidayatullah 2 2 2 2 8 2
14 Robi Julfikri 3 2 3 2 10 2.5
15 Reni 3 2 2 2 9 2.25
16 Sintia Andriani 1 2 2 2 7 1.75
17 Sri Rahayu 2 2 2 3 9 2.25
18 Suhari 3 3 3 2 11 2.75
19 Sahri 2 2 2 2 8 2
20 Reynaldi N. G. 2 3 2 3 10 2.5
21 Fitri Nuraini 2 2 2 2 8 2
22 Aprianti 1 2 1 2 6 1.5
Jumlah 47 45 45 46 183 45.75
Nilai rata-rata: 2.07(cukup)
Nilai rata-rata = 45.75 (jumlah rata-rata) : 22 (jumlah siswa) =2.07
Untuk aspek yang diamati:
1) Keterlibatan dalam proses pembelajaran:
a) Memperhatikan guru
b) Menyimak materi yang diajarkan
c) Fokus terhadap materi yang diajarkan
Dede Mulyadi, 2013
KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW
2) Kegiatan kelompok:
a) Keaktifan dalam kelompok
b) Kerjasama dengan teman sekelompok
c) Mampu bersikap baik dengan teman sekelompok
d) Menghargai pendapat teman sekelompok
3) Keaktifan dalam diskusi kelompok
a) Saling menghargai pendapat setiap anggota kelompok
b) Mengeluarkan pendapat
c) Dapat mempresentasikan hasil kerja kelompok
d) Aktif dalam bertanya.
4) Penguasaan dalam konsep pembelajaran
a) Kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah dengan
cara sendiri
b) Mengeluarkan pendapat
c) Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
d) Mampu mendeskripsikan ide atau konsep dengan penyampaian
yang baik.
Kriteria penilaian:
Nilai 4: Jika ada 4 deskriptor yang nampak
Nilai 3: Jika ada 3 deskriptor yang nampak
Nilai 2: Jika ada 2 deskriptor yang nampak
39
Berdasarkan data hasil observasi aktivitas siswa di atas, terlihat bahwa
nilai aktivitas siswa dalam pembelajaran ide pokok dengan menggunakan
metode cooperative learning tipe jigsaw memperoleh nilai 2.07. Jika
dikonversikan masuk pada kategori cukup.
Selain hasil observasi, peneliti juga memperoleh data dari hasil tes
[image:44.595.120.513.246.739.2]belajar siswa pada siklus 1. Adapun data hasil tes belajar dapat dilihat pada
tabel 4.5 di bawah ini!
Tabel 4.5
Penilaian Hasil Belajar Siswa Setelah Proses Belajar Mengajar
Dengan Menggunakan Metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw
No. Nama Aspek yang dinilai Nilai
1 2 3 4 5
1 M. Rifki - 10 20 - 20 50
2 Masrip - 10 20 - - 30
3 Budi Agung Laksana 20 10 20 10 20 80
4 Kholiyah 20 10 20 - - 50
5 Saripudin - - - - 20 20
6 Ahmad Fikri Alpadila 20 10 20 20 20 90
7 Azis Setiawan - 10 20 - 20 50
8 Evi - 10 20 20 20 70
9 Fazri 20 10 20 20 20 90
Dede Mulyadi, 2013
KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW
11 Ihsan 20 10 20 - 20 70
12 Moch. Hayat 20 10 - 20 20 70
13 Rijal Hidayatullah 20 20 20 - 20 80
14 Robi Julfikri - 20 20 20 20 70
15 Reni 20 20 20 - 20 80
16 Sintia Andriani - 20 - 20 20 60
17 Sri Rahayu 20 20 20 20 20 100
18 Suhari 20 20 20 20 20 100
19 Sahri - 10 - 20 20 50
20 Reynaldi N. G. 20 10 20 20 20 90
21 Fitri Nuraini 20 20 20 20 20 100
22 Aprianti 20 10 20 - 20 90
Jumlah 260 280 360 230 400 1530
Nilai rata-rata 69.54
Nilai rata-rata= 1530:22=69.54 (cukup)
d. Refleksi
Dari tabel 4.5 kita bisa melihat hasil belajar siswa setelah
pembelajaran dengan menggunakan metode cooperative learning tipe
jigsaw, dan hasilnya lebih meningkat dibandingkan dengan nilai disaat
pra siklus. Adapun nilai yang siswa pada pra siklus yaitu 37.27
41
dengan menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw nilai
siswa yaitu 69.54 (cukup mendekati baik). Dari nilai yang diperoleh
setelah pembelajaran siklus I, maka kesulitan siswa pun teratasi
(kesulitan dalam menemukan ide pokok, mengartikan kata-kata yang
sukar, menggunakan kata sukar dan merangkum isi bacaan). Hanya
saja nilai yang diperoleh siswa masih tergolong pada kategori cukup
dan hampir menginjak pada kategori baik. Oleh karena itu, peneliti
akan mengadakan siklus berikutnya yaitu siklus II guna meningkatkan
hasil belajar atau kemampuan siswa dalam menemukan ide pokok.
3. Siklus II
a. Perencanaan
Kegiatan pembelajaran pada siklus II rencananya akan
dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 22 Mei 2013. Pembelajaran pada
siklus ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang ada di sekolah,
begitupun dengan alokasi waktunya. Adapun alokasi wakatu yang
digunakan yaitu 3 jam pelajaran.
Adapun tujuan diadakannya siklus II ini, bukan lagi untuk
mengatasi kesulitan siswa melainkan meningkatkan hasil belajar siswa
yang masih berada dalam kriteria cukup.
Pembelajaran yang akan dilakukan yaitu mengenai materi yang
sama yaitu ide pokok dengan menggunakan metode cooperative
learning tipe jigsaw. Dalam hal ini ada beberapa rencana yang akan
Dede Mulyadi, 2013
KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW
menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw, rencananya
yaitu:
1) Membuat rencana pembelajaran dengan metode cooperative
learning tipe jigsaw pada materi ide pokok.
2) Menyiapkan bahan ajar.
3) Membuat lembar kerja siswa yang akan dikerjakan dengan cara
berkelompok.
4) Memberikan evaluasi pada semua siswa pada kegiatan akhir.
b. Tindakan
Secara terperinci langkah-langkah kegiatan penelitian tindakan
kelas, dalam pembelajaran selama siklus I dapat dilihat pada RPP
(terlampir). Namun secara gais besar pelaksanaan siklus I dapat
dideskripsikan sebagai berikut.
Pada kegiatan awal guru meminta ketua kelas untuk menyiapkan
dan memimpin do’a. kemudian guru memberikan apersepsi yaitu
mengingatkan kembali materi yang sudah dipelajari dan
mengkolerasikan dengan materi yang akan dipelajari, sekaligus
memotivasi siswa agar siap untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
Setelah siswa siap untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, guru
memberikan penjelasan mengenai materi yang diajarkan yaitu cara
menemukan ide pokok, menemukan arti kata, menggunakan kata-kata
43
menjelaskan materi yang diajarkan, guru membagi siswa ke dalam
lima kelompok yang beranggotakan 4 atau 5 orang.
Setelah kelompok terbentuk, guru membagikan materi tekstual
kepada tiap-tiap kelompok dan setelah itu, tiap kelompok diambil satu
orang (membentuk kelompok ahli) untuk mendapatkan penjelasan
mengenai materi sesuai dengan materi tekstual yang diberikan.
Setelah guru memberikan materi kepada kelompok ahli, kelompok
ahli kemudian dibubarkan (kembali ke kelompoknya masing-masing)
untuk menjelaskan kepada anggota atau teman kelompoknya
mengenai materi materi tekstual yang diberikan itu. Setelah semua itu
selesai setiap kelompok diberikan lembar kerja kelompok. Dan guru
pada saat itu hanya bertugas sebagai prengontrol, fasilitator, dan
pembimbing.
Setelah lembar kerja kelompok itu diselesaikan, tiap-tiap
kelompok memaparkan hasil kerja kelompoknya. dan setelah
semuanya berakhir setiap siswa dibagikan lembar evaluasi.
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung guru mengobserfasi
kegiatan siswa. Adapun hasil observasinya akan dipaparkan pada
Dede Mulyadi, 2013
KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW
c. Observasi
Dalam kegiatan observasi di siklus ke II ini, peneliti mengamati
kegiatan siswa pada saat pembelajaran berlangsaung atau ketika
mempelajari atau membahas materi ide pokok.
Adapun hasil dari pengamatan proses kegiatan pembelajaran ide
pokok dengan menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw
[image:49.595.121.511.244.728.2]adalah seperti pada tabel di bawah ini;
Tabel 4.6
Hasil Observasi Aktivitas Belajar Kelompok Siswa Dengan Metode
Cooperative Learning Tipe Jigsaw
No. Nama Aspek yang diamati Jumlah Rata-rata
1 2 3 4
1 M. Rifki 3 4 3 3 13 3.25
2 Masrip 3 2 3 3 11 2.75
3 Budi Agung L. 3 3 3 4 13 3.25
4 Kholiyah 3 3 3 3 12 3
5 Saripudin 3 3 3 3 12 3
6 Ahmad Fikri A. 3 4 4 3 14 3.5
7 Azis Setiawan 3 3 4 2 12 3
8 Evi 3 4 3 3 13 3.25
45
10 Halimah 3 3 3 2 11 2.75
11 Ihsan 3 3 3 4 13 3.25
12 Moch. Hayat 3 3 4 3 13 3.25
13 Rijal Hidayatullah 3 3 3 3 12 3
14 Robi Julfikri 4 3 4 3 14 3.5
15 Reni 4 3 3 3 13 3.25
16 Sintia Andriani 3 3 3 3 12 3
17 Sri Rahayu 3 3 3 4 13 3.25
18 Suhari 4 4 4 3 15 3.75
19 Sahri 3 3 3 3 12 3
20 Reynaldi N. G. 4 3 4 4 15 3.75
21 Fitri Nuraini 3 3 3 3 12 3
22 Aprianti 3 3 3 2 11 2.75
Jumlah 70 70 72 67 279 69.75
Rata-rata: 3.17 (Baik)
Berdasarkan data hasil observasi aktivitas siswa pada tabel 4.6,
membuktikan bahwa nilai aktivitas siswa dalam pembelajaran ide pokok
dengan menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw pada
siklus II ini mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya. pada siklus
sebelumnya nilai rata-rata kelompok yang diperoleh oleh siswa yaitu 2.07
(cukup) dan pada siklus II nilai rata-rata kelompok siswa yaitu 3.17, jika
Dede Mulyadi, 2013
KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW
Selain hasil observasi, peneliti juga memperoleh data dari hasil test
belajar siswa pada siklus II. Adapun data hasil test belajar dapat dilihat
[image:51.595.120.514.247.742.2]pada tabel 4.7 di bawah ini!
Tabel 4.7
Penilaian Hasil Belajar Siswa Setelah Proses Belajar Mengajar
Dengan Menggunakan Metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw
No. Nama Aspek yang dinilai Nilai
1 2 3 4 5
1 M. Rifki 20 20 20 20 20 100
2 Masrip - 10 20 10 20 60
3 Budi Agung Laksana 20 20 20 20 20 100
4 Kholiyah 20 10 20 10 20 100
5 Saripudin 20 20 20 - 20 90
6 Ahmad Fikri Alpadila 20 20 20 20 20 100
7 Azis Setiawan - 10 20 10 20 60
8 Evi 20 20 20 20 20 100
9 Fazri 20 20 20 20 20 90
10 Halimah 20 20 20 20 20 100
11 Ihsan 20 20 20 20 20 70
12 Moch. Hayat 20 20 20 20 20 100
47
14 Robi Julfikri 20 20 20 20 20 70
15 Reni 20 20 20 - 20 80
16 Sintia Andriani 20 20 20 20 20 60
17 Sri Rahayu 20 20 20 20 20 100
18 Suhari 20 20 20 20 20 100
19 Sahri 20 20 20 20 20 50
20 Reynaldi N. G. 20 20 20 20 20 100
21 Fitri Nuraini 20 20 20 20 20 100
22 Aprianti 20 10 20 - 20 90
Jumlah 400 400 440 350 440 2030
Nilai rata-rata 92.27
d. Refleksi
Secara umum pelaksanaan siklus II ini terlihat berjalan dengan
lancar dan adanya peningkatan yang signifikan, sehingga tidak ada
permasalahan yang harus didiskusikan antara peneliti dan guru selaku
observer. Artinya pada siklus II ini tidak ada lagi yang harus
direfleksikan.
Jika pelaksanaan belajar mengajar berjalan dengan lancar sesuai
dengan yang direncanakan, maka siklus II ini dinyatakan berhasil.
Terlihat dari hasil belajar siswa yang meningkat, jika dibandingkan
dengan siklus I atau pra siklus. Dalam siklus II ini, setiap aspek yang
Dede Mulyadi, 2013
KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW
Salah satu aspek yang menjadi indikator keberhasilan pada siklus
II ini adalah nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat. Pada pra
siklus I hasil belajar siswa rata-rata siswa yaitu 37,27 (siswa kesulitan
dalam menemukan ide pokok, mengartikan kata sukar, menggunakan
kata sukar dalam bacaan dan merangkum isi bacaan). Pada siklus I
nilai rata-rata hasil belajar siswa yaitu 69.54 (kesulitas siswa pada pra
siklus teratasi, hanya saja nilainya belum memuaskan atau tidak
seperti yang diinginkan yaitu masih pada kriteria cukup). Sedangkan
pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar siswa yaitu 92.27 (kriteria
nilai hasil belajar siswa yaitu sangat baik).
Setelah selesai melakukan penelitian, mulai dari pra siklus sampai
dengan siklus II. Penulis berani mengatakan bahwa kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode cooperative learning tipe
jigsaw dapat mengatasi sekaligus meningkatkan hasil belajar siswa.
Ini terbukti dari hasil belajar siswa pada setiap siklus dan dapat dilihat
49
Tabel 4.8
Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Setelah Proses Belajar Mengajar
Dengan Menggunakan Metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw
No. Nama Pra siklus Siklus I Siklus II
1 M. Rifki 30 50 100
2 Masrip 10 30 60
3 Budi Agung Laksana 60 80 100
4 Kholiyah 30 50 100
5 Saripudin 20 20 90
6 Ahmad Fikri Alpadila 30 90 100
7 Azis Setiawan 20 50 60
8 Evi 20 70 100
9 Fazri 30 90 90
10 Halimah 30 50 100
11 Ihsan 20 70 70
12 Moch. Hayat 60 70 100
13 Rijal Hidayatullah 50 80 100
14 Robi Julfikri 70 70 70
15 Reni 50 80 80
16 Sintia Andriani 40 60 60
17 Sri Rahayu 30 100 100
Dede Mulyadi, 2013
KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Pra Siklus Siklus I Siklus II 37.27
69.54
92.27
19 Sahri 30 50 50
20 Reynaldi N. G. 60 90 100
21 Fitri Nuraini 30 100 100
22 Aprianti 40 90 90
Jumlah 820 1530 2030
[image:55.595.120.507.108.733.2]Rata-rata 37.27 69.54 92.27
Grafik 4.1
Grafik Hasil Belajar Siswa Setelah Proses Belajar Mengajar Dengan
51
B. Hasil Temuan Peneliti
Penelitian ini dilakukan di kelas IV SDN Montor I Kecamatan Pagelaran
Kabupaten Pandeglang. Pembelajaran yang dilakukan pada saat awal kegiatan
penelitian dengan situasi asli, kemudian dalam rencana tindakan untuk
pembelajaran ide pokok digunakan metode cooperative learning tipe jigsaw.
Setelah menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw, siswa
tidak lagi kesulitan dalam menemukan ide pokok. Padahal sebelumnya siswa
sangat kesulitan dalam menemukan ide pokok.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil dari pelaksanaan penelitian dengan menggunakan
metode cooperative learning tipe jigsaw dalam mengatasi kesulitan siswa
kelas IV SDN Montor I dalam menemukan ide pokok pada suatu wacana.
Maka pembahasan penulis adalah sebagai berikut:
1. Pra Siklus
Tujuan penelitian pra siklus adalah untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan siswa dalam menemukan ide pokok pada suatu wacana.
Selain itu juga untuk mengetahui aktivitas pembelajaran atau proses
belajar mengajar. Baik itu dari pengajar (guru) atau yang diajar (siswa).
Dari kegiatan pra siklus ini peneliti mengetahui hasil belajar siswa.
Hasil yang didapatkan siswa itu sangat kurang. Karena metode yang
digunakan masih berpusat pada guru (teaching center). Adapun hasil
Dede Mulyadi, 2013
KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW
2. Siklus I
Tujuan peneliti dalam siklus I ini yaitu ingin mengatasi kesulitan siswa
dalam menemukan pikiran pokok melalui proses kegiatan belajar mengajar
dengan metode cooperative learning tipe jigsaw. Dan kemampuan siswa
pun meningkat dari kemampuan sebelumnya atau pada saat pra siklus.
Adaupn hasil rata-rata yang diperoleh siswa setelah pembelajaran ide
pokok dengan mengunakan cooperative learning tipe jigsaw yaitu 69.54.
hanya saja hasil belajar siswa ini masih pada kategori cukup.
3. Siklus II
Berdasarkan dari siklus I yang menyatakan bahwa hasil belajar siswa
masih tergolong pada kategori cukup. Oleh karena itu, peneliti
mengadakan siklus selanjutnya yaitu siklus II. Adapun tujuan diadakannya
siklus II ini yaitu untuk meningkatkan kembali kemampuan siswa yang
diperoleh dari siklus I. Dan pada siklus dua ini, hasil anak mencapai
kategori sangat baik. Karena hasil rata-rata yang diperoleh siswa yaitu
92.27 (sangat baik).
D. Jawaban Hipotesis
Maka dari hasil penelitian ini, terjawablah hipotesis yang diajukan penulis
yaitu penggunaan metode cooperative learning tipe jigsaw dapat mengatasi
kesulitan siswa dalam menemukan ide pokok pada suatu wacana, dapat
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Penelitan tindakan kelas ini berlangsung dari tanggal 13 Mei sampai
dengan 22 Mei 2013 dan dilakukan dalam dua siklus. Sebelum melakukan
atau melaksanakan siklus tentunya dilakukan pra siklus terlebih dahulu
sebagai studi pendahuluan. Sehingga ditemukan masalah-masalah yang harus
dicari penyelesaiannya/solusinya, setelahnya diterapkan siklus-siklus.
Dengan demikian, berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas maka dapat
disimpulkan:
1. Berdasarkan tujuan penelitian yang pertama yaitu ingin mendeskripsikan
pelaksanaan pembelajaran ide pokok wacana dengan menggunakan
metode cooperative learning tipe jigsaw, dapat membuktikan bahwa
metode tersebut dapat membuat siswa merasakan sesuatu yang baru
dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada materi ide pokok.
Dan hal ini terbukti dari meningkatnya proses dan hasil belajar siswa.
2. Adapun tujuan yang ke dua yaitu ingin meningkatkan hasil belajar siswa
dalam menemukan ide pokok suatu wacana dengan menggunakan metode
cooperative learning tipe jigsaw. Maka dengan metode tersebut siswa
dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini dibuktikan oleh nilai siswa yang
meningkat dari setiap siklusnya (pada pra siklus nilai rata-rata siswa yaitu
Dede Mulyadi, 2013
KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukan bahwa metode cooperative
learning tipe jigsaw dapat mengatasi kesulitan siswa atau dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam menemukan ide pokok pada suatu
wacana, maka peneliti menyampaikan rekomendasi kepada:
1. Guru
Kepada guru diharapkan agar lebih kreatif dalam memilih metode-metode
pembelajaran. Karena, metode pembelajaran dapat mempengaruhi hasil
belajar siswa, salah satunya metode cooperative learning tipe jigsaw
dapat menjadi salah satu alternatif, yang bisa digunakan.
2. Kepala Sekolah
Sebagai kepala sekolah hendaknya memberikan arahan kepada para guru
agar selalu memilih metode yang tepat dalam pembelajaran.
3. Peneliti
Semoga hasil penelitan ini dapat dijadikan referensi yaitu, referensi
dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Batuah, M. (2012, Maret Sabtu). Retrieved Maret Sabtu, 2012, from Http//bahasaindonesiayh.blogspot.com.
Halimah, P. R. (2012). Penerapan Pendekatan Cooperative Learning Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Bangun Datar. Jurnal Pendidikan Dasar , 55-60.
Hodijah, I. C. (2007). Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah. Bandung: UPI PRESS.
Keraf, G. (1994). Komposisi. Jakarta: Nusa Indah.
Nirbaya, K. D. (2008). Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Mentari Pustaka.
Novi Resmini, Y. C. (2010). Membaca dan Menulis di SD. Bandung: UPI PRESS.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Ba