1
PENGARUH PERSEPSI TENTANG KONDISI RUANG KELAS TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN SISWA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK
BANGUNANDI SMK NEGERI 6 BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagiandari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Prodi Pendidikan Teknik Bangunan
Diajukan Oleh
LINDA JUITA (0707330)
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2014
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
PENGARUH PERSEPSI TENTANG KONDISI RUANG KELAS TERHADAP
PROSESPEMBELAJARAN SISWA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK
BANGUNAN DI SMKN 6 BANDUNG
Linda Juita
NIM: 0707330
Bandung, Februari 2014
Menyetujui dan Mengesahkan Dosen Pembimbing 1
Drs. Ris R Mulyana, M.Pd,
NIP: 19491228 198101 1 001
Dosen Pembimbing 2
Drs. Ahmad Anwar Yusa.
NIP: 19530531 198601 1 001
KetuaJurusan PendidikanTeknikSipil,
Drs. Sukadi, M.Pd.,MT.
NIP: 19640910 199101 1 002
Mengetahui : Ketua Program Studi PendidikanTeknikBangunan
Drs.Dedy suryadi, M.Pd.
PENGARUH PERSEPSI TENTANG KONDISI RUANG KELAS TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN SISWA PROGRAM KEAHLIAN
TEKNIK BANGUNAN DI SMK NEGERI 6 BANDUNG
Oleh
Linda Juita
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
© Linda Juita 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Februari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Linda Juita, 2014
Pengaruh Persepsi Tentang Kondisi Ruang Kelas Terhadap Proses Pembelajaran Siswa
ABSTRAK
PENGARUH PERSEPSI TENTANG KONDISI RUANG KELAS TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN SISWA PROGRAM KEAHLIAN
TEKNIK BANGUNAN DI SMKN 6 BANDUNG
LINDA JUITA (0707330)
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan menengah yang bertujuan untuk mencetak lulusan yang siap terjun ke dunia pekerjaan. Untuk memperoleh kesiapan tersebut siswa senantiasa harus berprestasi. Salah satu faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran siswa adalah kondisi ruang kelas siswa. Permasalahan proses pembelajaran terlihat pada siswa kelas X TB SMKN 6 Bandung yang menggunakan ruang kelas Ilmu Ukur Tanah Dasar. Kesimpulan tersebut didasarkan pada temuan yang menyatakan bahwa proses pembelajaran di pengaruhi oleh kondisi ruang kelas. Berdasarkan hal itu maka dilakukanlah penelitian menggunakan metode deskriptif studi hubungan kausal. tujuannya untuk mengetahui gambaran ruang kelas, proses pembelajaran, serta pengaruh ruang kelas terhadap proses pembelajaran dengan sampel sebesar 65 siswa yang diperoleh dari populasi sebesar 183 siswa. Terhadap variabel X (ruang kelas), pangumpulan data menggunakan angket dengan 28 butir pernyataaan berdasarkan 5 indikator. Sedangkan data proses pembelajaran siswa juga diperoleh dari pangumpulan data menggunakan angket dengan 28 butir pernyataaan berdasarkan 3 indikator. Dari pengolahan data, diketahui bahwa siswa kelas X TB di SMKN 6 Bandung memiliki gambaran ruang kelas cukup baik demikian juga dengan gembaran proses pembelajaran nya yang cukup baik Sementara itu, ruang kelas siswa terbukti memberikan pengaruh yang signifikan terhadap proses pembelajaran, sedangkan sisanya disebabkan oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
Linda Juita, 2014
Pengaruh Persepsi Tentang Kondisi Ruang Kelas Terhadap Proses Pembelajaran Siswa Program Keahlian Teknik Bangunan Di SMKN 6 Bandung
ABSTRACT
INFLUENCE PERCEPTION OF CONDITION OF CLASSROOM LEARNING PROCESS ENGINEERING SKILLS PROGRAM STUDENT
SMKN 6 BUILDINGS IN BANDUNG
LINDA JUITA (0707330)
Vocational School (SMK) is a secondary educational institution that aims to produce graduates who are ready to plunge into the world of work.To obtain the readiness of students always have to achievement. One of the factors affect the learning process student is classroom conditions students. Problems learning process seen in class X TB SMK 6 Bandung class rooms Measure Soil Science Basis.Conclusions are based on the finding that the learning process is influenced by the condition of the classroom. Based on the research that we conducted a descriptive study using a causal relationship.the aim was to find a classroom, the learning process, as well as the influence of the classroom learning process with a sample size of 65 students obtained from a population of 183 students. The variable X (a class), using data pangumpulan A survey with 28 statements is based on a 5-item indicators. While the student learning process data were also obtained from data pangumpulan A survey with 28 items using statements is based on three indicators.Of data processing, it is known that a class X student at SMK 6 TB Bandung has pretty good picture of the classroom as well as his learning process gembaran pretty good. Meanwhile, a classroom of students proved a significant influence on the learning process, while the remainder are caused by other factors not addressed in this study.
DAFTAR ISI
C. Pembatasan Dan Perumusan Masalah ... 3
D. Tujuan Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 4
F. Penjelasan Penelitian ... 4
G. Sistematika Penulisan ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6
B. Variabel dan Paradigma Penelitian ... 19
C. Data dan Sumber Data ... 21
D. Populasi dan Sampel ... 21
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 26
F. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34
A. Deskripsi Data ... 34
1. Deskripsi Variabel X... 34
2. Deskripsi Variabel Y... 36
B. Deskripsi Variabel Per Indikator ... 37
Linda Juita, 2014
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 49
A. Kesimpulan ... 49
B. Saran ... 49
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jumlah Populasi Siswa Program Keahlian Teknik Bangunan Di
SMKN6 Bandung ... 22
Tabel 3.2 Pembagian Jumlah Sampel ... 23
Tabel 3.3 Skor Katagori Variabel X ... 25
Tabel 3.4 Skor Katagori Variabel X ... 25
Tabel 3.5 Kriteria Kecenderungan ... 29
Tabel 3.6 Distribusi Frekuensi ... 30
Tabel 3.7 Pedoman untuk memberikan interprestasi terhadap koefisien korelasi... ... 32
Tabel 4.1 Uji Kecenderungan Variabel X ... 35
Tabel 4.2 Uji Kecenderungan Variabel Y ... 36
Tabel 4.3 Persentasi Ruang Kelas Per-Indikator... 37
Tabel 4.4 Persentasi Proses Pembelajaran Per-Indikator ... 38
Tabel 4.5 Daftar Hasil Uji Homogenitas Varian Uji Homogenitas Varian .... 42
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Uji Korelasi... 42
Tabel 4.7 Analisis Variansi Model Regresi (Anava) ... 43
Tabel 4.8 Linieritas Regresi ... 44
Tabel 4.9 Keberartian Arah Regresi... 44
Linda Juita, 2014
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Hubungan Variabel X dan Y ... 19
Gambar 3.2 Paradigma Penelitian ... 20
Gambar 4.1 Uji Kecenderungan Variabel X ... 35
Gambar 4.2 Uji Kecenderungan Variabel Y ... 37
Gambar 4.3 Diagram Batang Persentase Per Indikator Aspek Ruang Kelas ... 38
Gambar 4.4 Diagram Batang Persentase Per Indikator Aspek Proses Pembelajaran ... 39
Gambar 4.5 Penyebaran Data Variabel X ... 40
Gambar 4.6 Penyebaran Data Variabel Y ... 41
DAFTAR LAMPIRAN
- Deskripsi Kondisi Ruang Kelas Tiap Kelas - Uji Kecenderungan Variabel Y
- Deskripi Proses Pembelajaran Tiap Kelas - Uji Korelasi Metode Product Moment - Perhitungan Regresi Linier Sederhana
Lampiran 4 :
- Penunjukan Dosen Pembimbing I dari Jurusan - Penunjukan Dosen Pembimbing 2 dari Jurusan - Penunjukan Dosen Pembimbing I dari Fakultas - Penunjukan Dosen Pembimbing 2 dari Fakultas
Lampiran 5 :
Linda Juita, 2014
Lampiran 6 :
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa indonesia dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pemerintah merumuskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa pendidikan dilakukan agar mendapatkan tujuan yang diharapkan bersama yaitu
“Pendidikan Nasional” berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertunjuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (pasal 3 UU RI No 20/2003). Jadi jelaslah pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan sengaja agar anak didik memiliki sikap dan kepribadian yang baik, sehingga penerapan pendidikan, sehingga penerapan pendidikan harus diselenggarakan sesuai dengan Sistem Pendidikan Nasional berdasarkan UU No 20 Tahun 2003.
Mutu akademis dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar memiliki peran penting dalam berhasilnya suatu proses pembelajaran. Ruang kelas adalah salah satu faktor pendukung dalam proses belajar mengajar tersebut, ruang kelas ini merupakan tempat dimana para siswa menyerap ilmu yang didapat. Ruang kelas itu sendiri merupakan rumah kedua bagi seorang siswa dalam belajar.
2
Linda Juita, 2014
Seorang siswa yang belajar dalam ruang kelas yang bersih, nyaman, indah dan kondusif cenderung memiliki semangat dan motivasi yang tinggi. Ruang kelas itu dijadikan sebagai tempat yang paling menyenangkan dalam belajar sehingga prestasi itu pun dapat diraih dengan mudah. Namun sebaliknya jika ruangan kelas kotor dan gaduh, tentunya proses kegiatan belajar mengajar akan terhambat sehingga presasi siswa menurun.
Di SMK Negeri 6 Bandung dalam proses pembelajaran menerapkan sistem berjalan (moving class), dimana siswa pada setiap mata pelajaran yang akan diikuti harus pindah keruang yang sesuai dengan mata pelajaran yang telah dijadwalkan.
Kondisi ruang kelas yang digunakan untuk proses pembelajaran, hal ini bisa terlihat dari kondisi fisiknya misalnya bentuk dan ukuran kelas. Ruang kelas yang digunakan untuk proses pembelajaran terlihat kurang diperhatikan oleh pihak sekolah, seperti kelas yang berada didalam bengkel, kelas yang terbuka, kelas yang ukurannya kecil, kelas yang kurang pencahayaannya kurang dan lain-lain, sehingga terkadang siswa mengeluh ketika proses pembelajaran berlangsung dan merasa kurang nyaman dengan kondisi ruang kelas yang digunakan.
Berdasarkan kenyataan yang telah diuraikan diatas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengambil judul “Pengaruh Ruang Kelas Terhadap Proses Pembelajaran Siswa Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK Negeri 6 Bandung”.
B. Identifikasi Masalah
Sejalan dengan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas maka pada penelitian ini akan diidentifikasi beberapa masalah antara lain.
a. Siswa sering merasa kurang nyaman akan kondisi ruang kelas yang digunakan untuk proses pembelajaran.
b. Ventilasi diruang kelas yang tidak sesuai sehingga menganggu proses pembelajaran.
3
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
a. Pembatasan
Mengingat akan keterbatasan penulis batas dalam hal kemampuan tenaga, biaya pengetahuan maupun waktu untuk menghindari terlalu luasnya ruang lingkup pembahasan yang teliti maka penulis melakukan pembatasan masalah sebagai berikut.
1. Penelitian kondisi ruang kelas dibatasi pada kondisi fisik ruang kelas yang meliputi: Visibilitas (keluluasaan pandangan), Aksesibilitas (pencapaian), Fleksibilitas (keluwesan), Kenyamanan, Keindahan.
2. Pemilihan ruang kelas yang akan diteliti adalah berdasarkan fungsi yaitu ruang untuk pembelajaran teori ilmu ukur tanah.
3. Penelitian dilakukan terhadap siswa program keahlian Teknik Bangunan di SMK Negeri 6 Bandung.
b. Perumusan Masalah
Merujuk pada latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi ruang kelas pada Program Keahlian Teknik Bangunan gedung di SMK Negeri 6 Bandung?
2. Bagaimana proses pembelajaran siswa Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK Negeri 6 Bandung?
3. Seberapa besar pengaruh persepsi tentang kondisi ruang kelas terhadap proses pembelajaran siswa program keahlian Teknik Bangunan di SMK Negeri 6 Bandung?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk menyimpulkan permasalahan sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui kondisi ruang kelas pada program keahlian teknik bangunan di SMK Negeri 6 Bandung.
4
Linda Juita, 2014
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh persepsi tentang kondisi ruang kelas terhadap proses pembelajaran siswa program keahlian teknik bangunan di SMK Negeri 6 Bandung.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar, yakni :
1. Manfaat bagi siswa
Untuk mendapat suasana yang lebih baik agar bisa berkonsentrasi saat mengikuti pelajaran dalam setiap kondisi ruang yang ada agar nantinya dapat mencapai tujuan atau prestasi yang diinginkan.
2. Manfaat bagi sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan atau bahan pertimbangan agar setiap ruang kelas yang akan digunakan untuk proses pembelajaran lebih di perhatikan dan sebagai masukan bagi SMK Negeri 6 bandung untuk dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan pada kondisi ruang kelas.
F. Penjelasan Judul
a. Pengaruh
Pengaruh adalah Daya yang timbul dari sesuatu larangan benda yang ikut membentuk cetak, kepercayaan dan perbuatan seseorang (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005 : 849)
b. Kondisi Ruang Kelas
Kondisi ruang kelas adalah keadaan suatu ruangan dalam bangunan sekolah, yang harus ditata dan dikelola sedemikian rupa sehingga menyenangkan, aman dan membangun prestasi belajar siswa.
c. Proses Pembelajaran
5
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan berisikan inti sari dari :
Bab I : Pendahuluan
Berisi uraian singkat tentang latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II : Kajian Pustaka
Berisi teori-teori yang digunakan sebagai landasan dalam menjelaskan permaslahan penelitian.
Bab III : Metodologi Penelitian
Berisi mengenai pendekatan yang digunakan, responden peneliti, metode pengumpulan data, alat pengumpulan data, dan prosedur penelitian.
Bab IV : Analisis Data dan Pembahasan
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai analisis data dan pembahasan yaitu gambaran umum subjek penelitian, hasil penelitian, analisis tambahan hasil dan pembahasan hasil penelitian.
Bab V : Kesimpulan dan Saran
Linda Juita, 2014
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode Penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi. Menurut Sudjana (2002 : 16) bahwa: metode mengandung makna lebih luas, menyangkut prosedur dan cara melakukan verifikasi data yang diperlukan untuk memecahkan atau menjawab masalah penelitian. Oleh sebab itu akan dibahas mengenai metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang sedang diteliti.
Didalam penelitian ini akan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif, karena dalam penelitian ini akan merumuskan hipotesis. Sukmadinata (2005) mengemukakan pendapatnya tentang metode deskriptif sebagai berikut:
Metode deskriptif adalah suatu metode dalam bentuk penelitian yang paling dasar ditunjukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alami ataupun manusia.
Adapun pada penelitian ini, metode yang digunakan oleh penulis adalah metode deskriptif yaitu suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan, mengungkapkan dan memecahkan masalah yang terjadi pada saat ini. Dengan menggunakan metode ini, penulis berusaha untuk memperoleh gambaran secara sistematis tentang pengaruh persepsi tentang kondisi ruang kelas terhadap proses pembelajaran di SMK N 6 Bandung program keahlian teknik kontruksi kayu.
19
B.Variabel dan Paradigma Penelitian
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya.
Variabel dapat dibedakan menjadi dua kategori utama, yaitu
a. Variabel bebas (independent) adalah variabel perlakuan atau sengaja dimanipulasi untuk diketetahui intensitas atau pengaruhnya terhadap variabel terikat.
b. Variabel terikat (dependent) adalah variabel yang ditimblkan akibat variabel bebas, oleh karena itu variabel terikat menjadi tolak ukur atau indikator keberhasilan variabel bebas.
Penelitian ini mengkaji dua variabel yaitu kondisi ruang kelas sebagai variabel bebas (independent), dan proses pembelajaran siswa sebagai variabel terikat (dependent). variabel pertama dinotasikan dengan X dan Variasi kedua dinotasikan dengan Y. Model hubungan antara variabel dpt dilihat pada bagan dibawah ini.
Bagan 3.1 hubungan variabel X dan Y
2. Paradigma penelitian
20
Linda Juita, 2014
satu variabel independen dan satu variabel dependen, maka bentuk paradigma penelitiannya adalah sederhana.
Adapun paradigma pada penelitian ini, dapat digambarkan melalui bagan dibawah ini
Bagan 3.2 Paradigma penelitian
Variabel X : Kondisi Ruang kelas Indikator :
Visibilitas
Aksebelitas
Fleksibilitas
Kenyamanan,dan
keindahan
Variabel Y : Proses Pembelajaran
Siswa Indikator :
Pembukaan Kegiatan inti Penutup
Hasil
penelitian Kesimpulan Siswa
21
C. Data dan Sumber Data
1. Data
Data penelitian merupakan hasil pencatan penelitian atas pengamatan terhadap objek peneliti. Menurut Suharsimi Arikunto (2002:96) “ Data adalah hasil peneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka”. Data yang ada disajikan untuk menyusun suatu informasi, sedangkan informasi itu sendiri adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan.
Data yang diperlukan dalam penelitian adalah
a. Data tentang kondisi ruang kelas menurut persepsi siswa Program Keahlian
Teknik Bangunan SMK Negeri 6 Bandung.
b. Data tentang proses pembelajaran siswa menurut persepsi siswa Program
Keahlian Teknik Bangunan SMK Negeri 6 bandung. 2. Sumber data
Suharsimi Arikunto (2002:107) mendefinisikan sumber data sebagai subjek dari data yang didapat dan diperoleh, apabila penelitian dilakukan dengan kuesioner atau wawancara dalam mengumpulkan data maka sumber data tersebut disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan-pertanyaan-pertanyaan-pertanyaan tertulis maupun lisan.
Sumber data dalam penelitian ini dari siswa Program Teknik Bangunan di SMK Negeri 6 Bandung.
D.Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
22
Linda Juita, 2014
Tabel 3.1 Jumlah Populasi Siswa Program Keahlian Teknik Bangunan SMK Negeri 6 Bandung Tahun pelajaran 2012-2013
Kelas Jumlah Siswa karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah Probability Sampling dengan menggunakan teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Menurut Notoatmodjo (2005) untuk menghitung minimum besarnya sampel akan dibutuhkan bagi ketepatan (accurancy) peneliti ini menggunakan rumus untuk populasi kecil atau lebih kecil dari 10.000.
Jumlah sampel peneliti akan dihitung dalam rumus sebagai berikut: n =
(Riduwan 2009, 66)
Keterangan: N = besar populasi n = besar sampel
d2 = presisi yang ditetapkan (10%)
Berdasarkan rumus tersebut jumlah ampel yang ditelti adalah sebagai berikut:
n =
= =
=
64,66(Riduwan 2009,65)
23
Keterangan:
ni = jumlah sampel menurut stratum N = jumlah sampel seluruhnya
Ni = jumlah populasi menurut stratum n = jumlah populasi seluruhnya
Jadi pembagian sampel untuk siswa SMKN 6 bandung berdasarkan jumlah sampel yang disajikan, yaitu:
Tabel.3.2 Pembagian Jumlah Sampel
Setelah mendapatkan pembagian sampel masing-masing kelas diatas, maka dari jumlah siswa pada masing-masing kelas tersenut pengambilan sampel ditentukan melalui teknil random sampling, kuesioner diberikan kepada responden yang dilakukan secara acak, sampai akhirnya terpenuhi pembagian jumlah sampel pada kelas tersebut.
No Kelas
Jumlah
Siswa Jumlah Sampel
1 X TGB1 36 ni = x 65 = 13 orang
2 X TGB2 36 ni = x 65 = 13 orang
3 X TGB3 36 ni = x 65 = 13 orang
4 X TGB4 37 ni = x 65 = 13 orang
5 X TGB5 37 ni = x 65 = 13 orang
24
Linda Juita, 2014
E.Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
1. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data akan dilakukan menggunakan angket/kuesioner.
a. Angket (Kuesioner)
Angket adalah suatu cara atau alat pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya–jawab dengan responden) yang ditunjukan kepada responden penelitian (Nana syaodih Sukmadinata, 2005).
Angket digunakan untuk mendapatkan keterangan dari sampel mengenai variabel penelitian. Variabel yang akan diteliti adalah kondisi ruang kelas dan kegiatan belajar, sehingga dalam penelitian ini angket digunakan untuk mendapatkan data tentang :
1). Kondisi ruang kelas menurut persepsi siswa yang dijadikan sampel berupa jawaban responden dari pertanyaan atau pernyataan yang diberikan oleh peneliti.
2). Proses pembelajaran siswa menurut persepsi siswa yang dijadikan sampel berupa jawaban responden dari pertanyaan atau pernyataan yang diberikan oleh peneliti.
b. Instrumen penelitian
Instrumen ini dugunakan sebagai alat penelitian atau alat pengumpulan data, instrumen atau alat pengumpulan data juga disebut angket. Data yang diperoleh melalui penyebaran angket merupakan data primer yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
25
a. Selalu a. Sangat baik
b. Sering b. Baik
c. Kadang-kadang c. Kurang Baik
d. Tidak pernah d. Tidak Baik
Dengan menjawab item intrumen yang menggunakan skala Likert ini, responden hanya memberi tanda-tanda checklist (√) pada kemungkinan skala yag dipilihnya sesuai dengan pertanyaan.
Selanjutnya angket yang telah diisi responden perlu dilakukan penyekoran atau pembobotan. Untuk pemberian skor pada skala Likert berarah positif dan negatif. Untuk skala negatif, kemungkinan skor tersebut menjadi sebaliknya tergantung kepada arah pertanyaan yang diberikan.
Tabel 3.3 Skor Katagori Skala Sikap Variabel X
Arah
Pertanyaan
Sangat Baik Baik Kurang Baik Tidak Baik
Positif 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4
Tabel 3.4 Skor Kategori Skala Sikap Variabel Y
Arah
Untuk mendapatkan alat pengumpulan data yang benar-benar valid, maka kedua instrument tersebut disusun sebagai berikut:
a. Membuat kisi-kisi terlebih dahulu
b. Berdasarkan dari kisi-kisi tersebut, disusunlah pertanyaan atau butir-butir item
26
Linda Juita, 2014
d. Melakukan uji coba kedua alat pengumpulan data tersebut e. Menguji validitas
2. Pengujian Instrument Penelitian a. Uji Validitas
Validitas dilakukan untuk mengukur ketepatan instrumen terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dalam suatu penelitian, serta dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Untuk menghitung validitas angket digunakan rumus Product Moment sebagai berikut:
rxy
=(Sugiyono, 2007:215)
Dengan: rxy = Koefisien Korelasi
= Jumlah skor item
= Jumlah skor total n = Jumlah Reponden
Uji validitas ini digunakan pada setiap item angket. Sehingga perhitungannya pun merupakan perhitungan setiap item. Selanjutnya untuk menentukan validitas dari tiap item pertanyaan dilakukan pengujian lanjutan yaitu t ( uji signifikansi) yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari makna hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi (r) diuji dengan uji t dengan rumus :
t
hitung=(Sugiyono, 2012:352)
dengan : thitung = nilai thitungr = koefisien korelasi hasil thitung
n = jumlah responden
27
(taraf signifikan 5%) dan dk= n . 2, maka item soal tersebut dinyatakan valid. Sedangkan apabila dari thitung < ttabel taraf kepercayaan 95% (taraf signifikasi 5%),
maka tiap item pertanyaan angket tersebut tidak valid. b. Uji Reliabilitas
Uji reliabelitas bertujuan untuk mengetahui ketetapan alat ukur, artinya bahwa instrument penelitian akan reliabel jika diajukan pada kelompok yang sama walaupun pada waktu yang tidak bersamaan atau berbeda akan tetapi hasilnyaakan sam. Rumus yang digunakan dalam pengujian reliabelitas instrumen adalah dengan rumus alpha, dengan langkah-langkah pengujian sebagai berikut : 1. Mengitung harga varian setiap butir ( )
2
= jumlah kuadrat skor tiap item yang diperolah responden uji coba
(
)
2= kuadrat jumlah skor tiap item yang diperoleh responden uji coba
N = jumlah responden
3. Menghitung harga reliabelitas instrument dengan mengguakan rumus alpha
28
Linda Juita, 2014 Keterangan :
r
11= reliabelitas instrumen
= banyaknya item pertanyaan atau soal
2
t
= jumlah varian setiap butir
2b = varian total
Setelah harga r11 diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan harga r pada
tabel r pruduct momen. Reabilitas angket akan terbukti jika harga r11 > rtabel
dengan tingkat kepercayaan 95%. Apabila harga r11 < rtabel, pada taraf signifikan
diatas, maka angket tersebut tidak reliabel. Untuk lebuh jelasnya beliau menjabarkan interpretasi terebut sebagai berikut:
Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan oleh peneliti, bahwa dari 30 item tes pada variabel X (Kondisi Ruang Kelas) terdapat 2 item yang tidak valid. Sehingga untuk variabel X hanya 28 item yang dinyatakan valid dan dapat digunakan kembali sebagai instrumen penelitian selanjutnya dengan mengurangi 2 item.
Sedangkan untuk variabel Y (Proses Pembelajaran) dari 30 item angket yang diuji cobakan, terdapat 2 item yang tidak valid dan dapat digunakan kembali sebagai instrument penelitian selanjutnya dengan mengurangi 2item. Untuk lebih jelas perhitungan uji validitas secara lengkap dapat dilihat pada lampiran.
d. Hasil Uji Reabilitas
29
Kelas) yang sudah valid, diperoleh r11 = 0,961427039 selanjutnya nilai r11
dikonsultasikan dengan pedoman kriteria penafsiran bahwa dapat diketahui untuk variabel X termasuk ke dalam kategori reliabilitas sangat tinggi.
Sedangkan pada variabel Y (Proses Pembelajaran) dengan 30 item yang sudah valid, diperoleh r11 = 0,942231305 dan dikonsultasikan dengan pedoman
kriteria penafsiran bahwa dapat diketahui untuk variabel Y termasuk ke dalam kategori reliabilitas sangat tinggi. Untuk lebih jelas perhitungan uji reliabilitas dapat dilihat pada lampiran
F. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
1. Teknis Analisis Data
Data yang telah terkumpul perlu diolah atau dianalisi secara statistik untuk menguji hipotesis yang dirumuskan serta untuk menarik kesimpulan dari penelitian tersebut. Pengolahan, analisis, proses penyusunan, pengaturan dan pengolahan data diperlukan untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan, apakah diterima atau ditolak hipotesis tersebut.
2. Uji Kecenderungan
Uji kecenderungan dilakukan untuk mengetahui gambaran umum kedua variable. Dalam perhitungan uji kecenderungan ini yaitu dengan cara menaksir rata-rata skor yang diperoleh dibandingkan dengan skor ideal untuk selanjutnya interval skor yang didapatkan kemudian dikategorikan dalam interpretasi tertentu. Rumus yang digunakan dalam klasifikasi skor adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5 Kriteria Kecenderungan
Kriteria Kecenderungan Kategori
30
Linda Juita, 2014
Rata – rata ideal (M) = 1/2 (Nmix + N max) Standar deviasi ideal (Si) = 1/6 (Nmix - N max) 3. Uji Normalitas
Uji Normalitas adalah untuk mengetahui apakah data tersebut ditribusi normal atau tidak distribusi normal. Jika data terdistribusi normal dapat menggunakan statistik parametrik yaitu dengan perhitungan Product Momen Correlation dari Pearson, jika data tidak berdistribusi normal dapat digunakan perhitungan statistik korelasi Rank Spearman. Untuk itu sampel yang diperoleh harus di uji coba normalitasnya. Adapun dalam pengujian normalitas ini yang digunakan adalah uji normalitas chi-kuadrat (X2), dilakukan dengan langkah-langkah ebagia berikut:
a. Menentukan rentang skor (R), yaitu data terebar dikurangi data terkecil: R=skor tertinggi-skor terendah
R=Ba-Bb (Sudjana, 2005:47) b. Menentukan banyaknya kelas interval (BK)
BK = 1 + log 3,3 log n
c. Menentuka panjang kelas interval (P)
P= (Sudjana, 2005:47) d. Membuat tabel distribusi frekuensi
Tabel 3.6 Distribusi Frekuensi
No Kelas Interval Fi Xi Xi2 Fi.Xi Fi.Xi2
e. Menghitung rata-rata skor (Mean)
= (Sudjana, 2005: 67) f. Menghitung standar deviasi/ simpangan baku (S) :
31
h. Menentukan Z-Score : Z =
i. Menentukan batas luas daerah dengan menggunakan tabel luas daerah bawah lingkungan normal dari O ke Z.
j. Menentukan luas daerah yakni selisih dari kedua batas.
k. Menentukan harga frekuensi yng diharapkan (ei) yaitu dengan mengalihkan luas daerah dengan jumlah responden Ei = n x L
l. Menentukan besarnya harga distribusi chi-kuadrat
X2 = (Sudjana, 2005 :273) Kriteria pengkajian :
X2 hitung < 2 tabel dengan taraf nyata 0.95 dan drajat kebebasan dk = k-3, maka data distribusi normal dan sebaliknya hitung > tabel maka data berdistribusi tidak normal. Jika hasil pengujian normalitas distribusi setiap variabel, semuanya berdistribusi normal maka analisis data menggunakan statistik parametrik, sebaliknya jika salah satu berdistribusi normal dan salah satu tidak berdistribusi normal maka analisis menggunakan statistik non parametrik.
4. Menghitung Koefisien Korelasi a. Analisis Korelasi
Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui kekuatan (derajat) hubungan antara Variabel kondisi ruang kelas ( variabel X) dengan variabel proses pembelajaran siswa(variabel Y).
Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam analisis korelasi adalah: 1). Menghitung koefisien korelasi
32
Linda Juita, 2014
: Jumlah skor total seluruh item
Jika data tidak berditribusi normal, maka pengolahan data dilakukan dengan ststistik nonparametrik. Rumus yang digunakan adlah koefisien korelasi Rank pearman. Adapun rumus koefisien korelasi Rank Spearman adalah sebagai berikut:
r = 1- (Sudjana, 2005 :455) 2). Keberatian korelasi
Sebagai pedoman kriteria penafsiran makna koefisien korelasi yang didapat menggunakan teknik tolak ukur seperti yang dikemukakan oleh sugiyono (2012:184), sebagai berikut:
Tabel 3.7 Pedoman untuk memberikan interprestasi terhadap koefisien korelasi Interval Koefisien Tingkat hubungan
Untuk mengetahui bagaimana variabel dependen (variabel Y) dapat diprediksikan melalui
variabel independen ( variabel X), penulis menggunakan analisis regresi linier sederhana
dengan persamaan umum sebagai berikut :
Y = a + bX (Sudjana, 2005:312)
Untuk melihat bentuk korelasi antar variabel dengan persamaan regresi tersebut maka a
dan b harus ditentukan terlebih dahulu.
a= (Sudjana, 2005:315)
b= (Sudjana, 2005:315)
33
a. Uji Hipotesis antara variabel X dan variabel Y
Pengujian hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, yang bertujuan untuk menguji apakah hipotesis yang telah dilakukan pada penelitian ini diterima atau tidak. Hipotesis dibagi menjadi dua jenis yaitu hipotesis penelitian dan hipotesis statis. Hipotesis penelitian dipakai jika yang diteliti populasinya dan dalam pembuktiannya tidak ada signifikasi, sedangkan hipotesi statistik yang dipakai jika yang diteliti sampel dan dalam pembuktiannya ada signifikansi keberartian korelasi ini di uji dengan rumus : t= (Sugiyono 2011) Setelah diperoleh harga thitung kemudian dibandingkan dengan harga tabel dengan dk = (n-2) dan taraf kepercayaan 95%. Kriteria pengujian apabila thitung > t tabel maka Ho ditolak, artinya koefisien korelasi tersebut signifikan atau sebaliknya.
b. Uji koefisien Determinasi
Menghitung besarnya presentase derajat variabel X terhadap variabel Y dengan jalan mencari koefisien determinasinya dengan rumus sebagai berikut: KD =100% x r2 (Sudjana,2005: 369)
Dimana:
Linda Juita, 2014
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan merupakan jawaban rumusan masalah. Setelah melakukan penelitian dan menganalisis data dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai berikut :
1. Gambaran umum kondisi ruang kelas belajarsiswakelas X TB di SMKN 6 Bandung pada umumnya cukup baik.
2. Gambaran umum proses pembelajaran siswakelas X TB di SMKN 6 Bandung pada umumnya cukup baik.
3. Terdapat pengaruh yang berarti dari kondisi ruangkelas belajar siswa terhadap proses pembelajaran siswa. Hal initerbukti dengan besarnya pengaruh ruang kelas yang memberikan pengaruh signifikan terhadap proses pembelajaran siswakelas X TB SMK Negeri 6 Bandung.
B.Saran
Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian, penulis ingin memberikan saran sebagai suatu pertimbangan dan dapat dijadikan masukan agar sekolah SMK Negeri 6 Bandung khususnya dapat menghasilkan lulusan yang lebih berkualitas. Berikut saran penelitian yang diajukan :
A. BagiSiswa
Siswa hendaknya menyadari pentingnya ruang kelas pada dirinya, sehingga siswa harus menjaga dan merawat ruang kelas.
B. BagiPihakSekolah
Dalam hal ini guru senantiasa menyadari kondisi ruang kelas siswa supaya dapat digunakan dalam proses pembelajaran dan menyediakan peralatan kebersihan yang belum lengkap.
C. BagiPeneliti Lain
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad.(1995). Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa..
Arikunto, Suharsimi (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.Rineka Cipta.
Aunurrahman (2010). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Barnawi dan Arifin, M. (2012). Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah. Jogjakarta: Ar-Rus Media.
Gagne, M. Robert. (1989). The Condition of learning and Theory of Instruction. Terjemahan Munadir. Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka.
Http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2009/11/06/pengaruh-ruang-kelas- terhadap-prestasi-belajar-siswa-di-sekolah-menengah-atas-negeri-2-di-sman-2-wonosobo/
Martin, A, dan Bhaskara. 2002. Kamus Bahasa Indonesia Millenium. Surabaya: Penerbit Karina.
Notoatmodjo S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta . Jakarta. Riduwan. (2008). Dasar-Dasar Statistika, Bandung Alfabeta.
---. (2011). Pengantar Statistika untuk penelitian pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis. (Edisi Keempat). Bandung : Alfabeta. Rustaman, N., dkk. (2001). Strategi Belajar mengajar. JICA IMSTEP: Tidak
diterbitkan.
Sudjana. (2005). Metoda Statistika . Bandung : PT. Tarsito Bandung.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih (2005). Metode penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suryabrata ,S. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Linda Juita, 2014
Pengaruh Persepsi Tentang Kondisi Ruang Kelas Terhadap Proses Pembelajaran Siswa
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2004. Jakarta: Fokusmedia