• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYUSUN PERCAKAPAN TENTANG BERBAGAI TOPIK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORASI TEKNIK MURDER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYUSUN PERCAKAPAN TENTANG BERBAGAI TOPIK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORASI TEKNIK MURDER"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Dinamika

Vol. 3, No. 2, Oktober 2012

ISSN 0854-2172

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYUSUN PERCAKAPAN TENTANG

BERBAGAI TOPIK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

KOLABORASI TEKNIK MURDER

Kusnadi

SD Negeri Kebandingan 01 Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal Abstrak

Rumusan masalah penelitian ini apakah melalui pembelajaran kolaboratif dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menyusun percakapan tentang berbagai topik dengan memperhatikan penggunaan ejaan; apakah melalui pembelajaran kolaboratif dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa; apakah melalui pembelajaran kolaboratif dapat meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kebandingan 01 Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal. Penelitian ini dilaksanakan pada Juli sampai Desember. Subjek Penelitian adalah siswa kelas VI SD Negeri Kebandingan 01 sebanyak 25 siswa. Hasil penelitian pada siklus I sebenarnya sudah terjadi perbaikan, tetapi tingkat penguasaan materi atau ketuntasan belajar baru mencapai 62,5 % dengan nilai tertinggi mencapai 100 dan nilai terendah 50. Pada siklus II, nilai rata-rata hasil belajar yang dicapai siswa adalah 81,2 dengan prosentase tingkat ketuntasan belajar 91,7 %. Tingkat keaktifan belajar siswa telah mencapai 83 %. Perolehan hasil belajar dan tingkat keaktifan siswa tersebut telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.

© 2012 Dinamika Kata Kunci: Percakapan; Kolaborasi Teknik Murder

PENDAHULUAN

Pada hakekatnya pembelajaran bahasa, khususnya bahasa Indonesia yaitu belajar berkomunikasi dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis serta untuk mengembangkan kemampuan menggunakan bahasa Indonesia dalam segala fungsinya yaitu sebagai sarana berpikir atau bernalar.

Kenyataan di lapangan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, kegiatan pembelajarannya masih dilakukan secara klasikal. Pembelajaran lebih ditekankan pada model yang banyak diwarnai dengan ceramah dan bersifat guru sentries. Hal ini mengakibatkan siswa kurang terlibat dalam kegiatan pembelajaran. mereka cepat bosan dan malas belajar. Salah satu alternatif yang dapat digunakan sebagaimana yang disarankan para ahli pendidikan adalah pembelajaran kolaboratif. Model pembelajaran kolaboratif merupakan sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan pada anak untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil untuk tujuan yang sama.

Pendekatan kolaboratif dipandang sebagai proses membangun dan mempertahankan konsepsi yang sama tentang suatu masalah. Dari sudut pandang ini, model belajar kolaboratif menjadi e sien karena pada anggota kelompok belajar dituntut untuk berpikir secara interaktif. Para ahli berpendapat bahwa berpikir bukanlah sekedar memanipulasi objek-objek mental, melainkan juga interaksi dengan orang lain dan dengan lingkungan.

Rumusan masalah dalam penelitian ini pertama apakah melalui pembelajaran kolaboratif dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menyusun percakapan tentang berbagai topik dengan memperhatikan penggunaan ejaan?.Apakah melalui pembelajaran kolaboratif dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa?.Apakah melalui pembelajaran kolaboratif dapat

(2)

meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran?.

Pembelajaran adalah proses yang disengaja yang menyebabkan siswa belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada situasi tertentu.Belajar adalah perubahan dalam diri seseorang yang telah melakukan perubahan dengan sengaja atau disadari kearah yang lebih baik. Jadi, aktivitas belajar adalah suatu proses kegiatan belajar yang aktif yang melibatkan panca indera atau sik dan psikis yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.

Motivasi adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu, atau keadaan seseorang atau organism yang menyebabkan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku atau perbuatan. Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai. Setiap individu belajar menginginkan hasil yang sebaik mungkin. Oleh karena itu setiap individu harus belajar dengan sebaik-baiknya supaya prestasinya berhasil dengan baik. Sedang pengertian prestasi juga ada yang mengatakan prestasi adalah kemampuan. Kemampuan disini berarti yang dimampui individu dalam mengerjakan sesuatu.

Pembelajaran Kolaboratif (colaborative Learning) merupakan model pembelajaran yang menerapkan paradigma baru dalam teori-teori belajar (Yu arti:2003) (dalam Zulhan, 2006:69). Pendekatan ini dapat digambarkan sebagai suatu model pembelajaran dengan menumbuhkan para siswa untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil untuk mencapai tujuan yang sama.

Pembelajaran MURDER merupakan pembelajaran yang diadaptasi dari buku karya Bob Nelson “  e Complete Problem Solver” yang merupakan gabungan dari beberapa kata yang meliputi mood adalah istilah bahasa Inggris yang artinya suasana hati. Dalam belajar suasana hati yang positif bisa menciptakan semangat belajar sehingga konsentrasi belajar dapat dicapai semaksimal mungkin dan dapat menyerap apa yang telah dipelajari. Pemahaman (understand) dapat diartikan juga menguasai tertentu dengan pikiran, maka belajar berarti harus mengerti secara mental makna dan loso nya, maksud dan implikasi serta aplikasi-aplikasinya. Recall (Pengulangan) mengulang adalah usaha aktif untuk memasukkan informasi kedalam ingatan jangka panjang. Ini dapat dilakukan dengan mengikat fakta kedalam ingatan visual, auditorial atau sik. Digest (Penelaahan) keberhasilan suatu proses pengajaran diukur sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru. Expand artinya pengembangan. Dengan pengembangan, maka akan lebih banyak mengetahui tentang hal-hal yang berhubungan dengan materi yang dipelajari. Review (pelajari kembali) materi pelajaran yang sudah dipelajari. Suatu proses pembelajaran akan berlangsung dengan efektif apabila informasi yang dipelajari dapat diingat dengan baik dan terhindar dari lupa.

METODE PENELITIAN

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Kebandingan 01 yang beralamat di Jalan Kresna No.5 Desa Kebandingan, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal. Penelitian ini dilaksanakan pada Juli sampai Desember. Subjek Penelitian adalah siswa kelas VI SD Negeri Kebandingan 01, Tahun Pelajaran 2011/ 2012 sebanyak 25 siswa.

Penelitian tindakan kelas ini dirancang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus ada empat tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan re eksi. Tahapan tersebut disusun dalam siklus dan setiap siklus dilaksanakan sesuai perubahan yang ingin dicapai. Tahap pertama perencanaan menyusun RPP Bahasa Indonesia kompetensi dasar menyusun percakapan tentang berbagai topik dengan model pembelajaran kolaboratif teknik Murder dengan materi

(3)

dengan membentuk kelompok kolaboratif. Tiap kelompok terdiri atas 5 orang siswa yang tempat duduknya saling berdekatan.

Tahap kedua pelaksanaan guru mengadakan presensi terhadap kehadiran siswa , guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab tentang hal-hal yang berkaitan dengan materi pembelajaran, guru menyampaikan petunjuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran, guru membentuk kelompok belajar siswa. Tiap kelompok terdiri dari 5 siswa, para siswa dalam kelompok dibagi menjadi dua pasangan dyad, yaitu dyad-1 dan dyad-2 dan guru memberikan tugas pada LKS untuk tiap pasangan, setelah penataan suasana hati, salah satu anggota dyad-1 diberi tugas menemukan jawaban tugas-tugas untuk pasangannya dan anggota yang lain menulis sambil mengoreksi jika ada kekeliruan. Hal yang sama juga dilakukan oleh pasangan dyad-2, setelah pasangan dyad-1 dan pasangan dyad-2 selesai mengerjakan tugas masing-masing, pasangan 1 memberitahukan jawaban yang ditemukan oleh mereka kepada pasangan dyad-2, demikian pula pasangan dyad-2 memberitahukan jawaban yang ditemukan oleh mereka kepada pasangan dyad-1, sehingga terbentuklah laporan lengkap untuk seluruh tugas hari itu, masing-masing pasangan dyad dalam kelompok kolaboratif melakukan elaborasi, inferensi dan revisi (bila diperlukan) terhadap laporan yang akan dikumpulkan, laporan masing-masing pasangan dyad terhadap tugas-tugas yang telah dikumpulkan, disusun perkelompok kolaboratif. Perwakilan dari masing-masing kelompok mempresentasikan, laporan siswa dikoreksi, dikomentari, dinilai, dikembalikan pada pertemuan berikutnya dan didiskusikan, guru dan siswa menyimpulkan hasil belajar pada materi tersebut, siswa mengerjakan tes formatif pada akhir pelajaran.

Tahap ketiga observasi difokuskan pada kegiatan-kegiatan sebagai berikut pertama pengamatan terhadap siswa, pengamatan terhadap guru. Tahap ketiga re eksi berdasarkan hasil diskusi dengan pengamat, hal-hal yang diperbaiki untuk siklus berikutnya berkaitan aktivitas siswa kemampuan siswa berkolaborasi dengan teman satu kelompok masih kurang maksimal, kemampuan siswa melaporkan hasiltugas kelompok kolaboratif kurang optimal, keberanian siswa dalam bertanya sebagian besar masih rendah. Aktivitas guru cara guru membentuk kelompok kolaboratif masih kurang tepat, cara guru melakukan bimbingan kepada tiap kelompok/ individu siswa kurang merata, cara mengoreksi, menilai dan mengomentari laporan tugas kelompok siswa kurang optimal.

Metode pengumpulan dan analisis data dikumpulkan menggunakan instrumen yang telah dikembangkan sesuai dengan masalah dan tindakan yang dipilih, seperti tes hasil belajar siswa, penelitian kinerja guru, lembar observasi keaktifan siswa.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Selanjutnya disampaikan hasil perbaikan pembelajaran masing-masing siklus. Penyampaian hasil penelitian pada masing-masing siklus akan mencakup penilaian aktivitas siswa, kinerja guru dan hasil belajar siswa. Penilaian dikembangkan dari konsep pengukuran asesmen kinerja Zainul & Mulyana (dalam Sunaryo: 2007) penilaian aktivitas siswa dan kinerja guru menggunakan alat ukur rating scale dan pengukuran prestasi belajar siswa dengan tes formatif.

Dikatakan bahwa secara umum pelaksanaan perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia kelas VI Semester I siswa SD Negeri Kebandingan 01 Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal pada kompetensi dasar menyusun percakapan tentang berbagai topik pada siklus I, untuk kinerja guru berjalan cukup baik, dengan nilai rata-rata 2,88 (dalam skala 1-4), aktivitas individu siswa cukup baik dengan nilai rata-rata 2,00 (dalam skala 1-4), tingkat keaktifan siswa secara klasikal baru mencapai 54 % dan tuntas belajar siswa di atas standar KKM (65) baru mencapai 62,5 % dengan nilai rata-rata 73,13 (dalam skala 10-100).

(4)

Tabel 1. Prosentase Tingkat Aktivitas Siswa Siklus I

Keaktifan Siswa Siklus I

Banyak Siswa Prosentase

Aktif 13 52 %

Cukup Aktif 4 16 %

Kurang Aktif 6 24 %

Tidak Aktif 2 8 %

Jumlah 25 100 %

Tabel 2. Hasil Pengamatan Terhadap Partisipasi Kelompok Siklus I

Aspek yang diamati SKOR KELOMPOK

A B C D E

Memperhatikan penjelasan guru

a. Mendengarkan 2 3 3 2 3

b. Membaca 3 2 2 2 2

c. Mencatat 2 2 2 2 2

Bekerja sama dalam kelompok 3 2 2 3 3 Mengemukakan pendapat

a. Lisan 2 2 1 2 1

b.Tulisan 2 2 2 2 2

Merespon pendapat teman 2 2 2 2 2 Mempresentasikan hasil tugas 2 2 2 2 2 Kelompok

Jumlah 18 17 16 17 17

Nilai Rata-rata 2,14

Kriteria Cukup

Sedangkan kualitas kinerja guru dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia Siklus I rata-rata 2,88 dengan kriteria cukup baik

Tabel 3. Nilai Tes Formatif Siklus I

X F fX Keterangan 100 3 300 Tingkat 90 3 270 Ketuntasan 80 3 240 belajar 62, 5% 75 2 150 70 5 350 KKM : 65 60 7 420 50 2 100

(5)

Aktivitas siswa kemampuan siswa berkolaborasi dengan teman satu kelompok masih rendah, Kemampuan siswa melaporkan hasil tugas kelompok kolaboratif masih kurang jelas, keberanian siswa dalam bertanya masih kurang.

Aktivitas/kinerja guru cara guru membentuk kelompok kolaboratif berdasarkan tempat duduk ternyata kurang memberikan hasil yang diharapkan, cara guru melakukan bimbingan kepada tiap kelompok/individu siswa kurang merata dan kurang intensif, cara mengoreksi, menilai dan mengomentari laporan tugas kelompok siswa (guru belum mengomentari hasil tugas kelompok siswa)

Kinerja guru pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia siklus II kompetensi dasar menyusun percakapan tentang berbagai topik berjalan dengan baik, dengan nilai rata-rata 3,17 (dalam skala 1-4), aktivitas individu siswa sudah baik dengan nilai rata-rata 3,17 ( dalam skala 1-4), tingkat keaktifan siswa secara klasikal sudah mencapai 83 % dan tuntas belajar siswa di atas standar KKM (65) baru mencapai 91,7 % dengan nilai rata-rata 81,25 (dalam skala 10-100).

Tabel 4. Prosentase Tingkat Aktivitas Siswa Siklus II

Keaktifan Siswa Siklus II

Banyak Siswa Prosentase

Aktif 20 80 %

Cukup Aktif 4 16 %

Kurang Aktif 1 4 %

Tidak Aktif -

-Jumlah 25 100 %

Tabel 5. Hasil Pengamatan Terhadap Aktivitas Kelompok Siklus II

Aspek yang diamati SKOR KELOMPOK

A B C D E

Memperhatikan penjelasan guru

a. Mendengarkan 3 3 3 3 3

b. Membaca 3 2 3 2 2

c. Mencatat 3 2 2 2 2

Bekerja sama dalam kelompok 3 3 2 3 3 Mengemukakan pendapat

a. Lisan 3 3 2 3 2

b. Tulisan 2 2 2 2 2

Merespon pendapat teman 3 3 2 2 2

Presentasi di depan kelas 3 3 3 3 2

Jumlah 23 21 19 20 18

Nilai Rata-rata 2,58

(6)

Tabel 6. Nilai Tes Formatif Siklus Ii No X F fX Keterangan 1 100 5 500 Tingkat 2 90 3 270 Ketuntasan 3 80 9 7200 belajar 91, 7 % 4 70 6 420 5 60 2 120 KKM : 65 Jumlah 2030 Rata-rata 81,2

Rerata hasil belajar siswa dari 73,2 (siklus I) menjadi 81,25 (siklus II) dan tingkat ketuntasan belajar dari 62,5% pada siklus I menjadi 91,7 % pada siklus II. Tingkat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran pada siklus I, 54 % menjadi 83 % pada siklus II. Kondisi pencapaian pada pembelajaran siklus II tersebut telah mencapai indikator keberhasilan.

PENUTUP

Simpulan penelitian ini sebagai berikut pertama penelitian melalui pembelajaran kolaboratif teknik murder dapat meningkatkan keterampilan menyusun percakapan tentang berbagai topik dengan memperhatikan penggunaan ejaan pada pembelajaran bahasa Indonesia. Hal ini ditunjukkan pada gra k ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II. Kedua model pembelajaran kolaboratif teknik Murder dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. Hal ini ditunjukkan pada lembar hasil pengamatan aktivitas belajar siswa pada siklus I dan II. Ketiga penggunaan model pembelajaran kolaboratif teknik Murder dapat mendukung kinerja guru.

DAFTAR PUSTAKA

Asep Herry Hermawan, M.Pd, dkk. 2008, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Univer-sitas Terbuka.

Hamalik, Umar, 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Hamzah, B.U. 2006. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Kusnadi. 2011. Upaya Meningkatkan Keterampilan Menyusun Percakapan Tentang Berbagai Topik Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kolaborasi Teknik Murder Pada Siswa Kelas IV. (Laporan Penelitian) SD N Kebandingan 01 Tegal

Sanjaya, W (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Pre-nada Media.

Sardiman (1996). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajagra ndo Persada. Usman, Moh. Uzer.2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya

Gambar

Tabel  2. Hasil Pengamatan Terhadap Partisipasi Kelompok Siklus I
Tabel  5. Hasil Pengamatan Terhadap Aktivitas Kelompok Siklus II
Tabel 6. Nilai Tes Formatif Siklus Ii No X F fX Keterangan 1 100 5 500 Tingkat 2 90 3 270 Ketuntasan 3 80 9 7200 belajar 91, 7 % 4 70 6 420 5 60 2 120 KKM : 65 Jumlah 2030 Rata-rata 81,2

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat hubungan antara karakteristik perempuan (usia, tingkat pendidikan, tingkat keterlibatan dalam organisasi kemasyarakatan, dan tingkat perilaku keinovatifan)

[r]

Pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan sistemik, yang bersifat interaktif dan komunikatif antara pendidik (guru) dengan peserta didik,

gayaberat yang telah dikurangi efek udara bebas sehingga dapat merepresentasikan topografi suatu area secara umum. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan

Sehubungan itu, guru (rujuk lampiran) dari sekolah tuan diminta hadir ke bengkel tersebut pada tarikh dan masa yang ditetapkan..

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang penyusunan penetapan kinerja dan laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yaitu dengan

Bagian bernomor 4 adalah tombol set public key yang berfungsi untuk memanggil kunci public yang telah dibuat dan dibangkitan tadi utnuk melakukan proses

Kedua lease tersebut merupakan capital lease karena kedua telah memenuhi salah satu syarat capital lease yaitu masa lease sama dengan atau melebihi 75%