• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Deskriptif Program Nada Siar Islam Pada Radio Dapur Remaja 107, 10 FM Sawangan Depok

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Deskriptif Program Nada Siar Islam Pada Radio Dapur Remaja 107, 10 FM Sawangan Depok"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Untuk Memenuhi Syarat Mencapai

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.sos.I)

Oleh :

TAUFAN

NIM : 203051001445

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

ANALISIS DESKRIPTIF PROGRAM NADA SIAR ISLAM

PADA RADIO DAPUR REMAJA 107, 10 FM SAWANGAN

DEPOK

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Untuk Memenuhi Syarat Mencapai

Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh:

TAUFAN

NIM : 203051001445

Pembimbing

Drs. H. Mahmud Jalal, MA

NIP : 150 202 342

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(3)

LEMBAR PERYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 28 Februari 2009

(4)

ABSTRAK

Taufan

Analisis Deskriptif Program Nada Siar Islam pada Radio Dapur Remaja 107, 10 FM Sawangan Depok

Radio sebagai media massa memiliki peranan yang sangat dibutuhkan karena memiliki pendengar yang tidak kalah banyaknya dari media elektronik lainnya, seperti televisi. Oleh sebab itu, radio yang dijadikan penelitian oleh penulis adalah Radio Dapur Remaja 107, 10 FM Sawangan Depok. Penulis melihat ada suatu acara khusus yang disiarkan pada bulan Ramadhan 1429 H yang tidak dimiliki oleh radio lain yaitu acara Nada Siar Islam yang menyuguhkan acara interaktif antara narasumber dengan pendengar.

Dalam penelitian ini, penulis merumuskan masalah yang dibahas dalam skripsi ini adalah, bagaimanakah gambaran program Nada Siar Islam di radio Dapur Remaja 107, 10 FM Sawangan Depok yang dilihat dari segi proses produksi program, materi program, dan format program Nada Siar Islam pada radio dapur remaja 107, 10 FM Sawangan Depok.

Metodologi dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif dengan cara analisis deskriptif, yaitu berdasarkan data-data yang diperoleh dan sumber-sumber tertulis mengenai pokok permasalahan yang akan dikaji. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi terhadap program Nada Siar Islam pada radio Dapur Remaja 107, 10 FM Sawangan Depok.

Dalam penelitian ini, penulis merujuk kepada Sifak Masyudi dalam bukunya “Diktat Kuliah Produksi Siaran RTF (Radio dan Televisi) dan Asmuni Syukir dalam bukunya “Dasar-Dasar Strategi Dakwah”, hal ini dikarenakan untuk memudahkan penulis dalam menganalisis program Nada Siar Islam di radio Dapur Remaja 107, 10 FM Sawangan Depok yang dilihat dari segi proses produksi, materi program, dan format program.

(5)

khususnya akhlak dalam menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Sedangkan bentuk penyajian program Nada Siar Islam pada radio Dapur Remaja 107, 10 FM Sawangan Depok disiarkan secara live setiap hari

(6)

KATA PENGANTAR

Segenap puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat yang tak dapat terukur yang dikaruniakan-Nya pada saya. Shalawat beserta salam kepada Rasulullah Muhammad SAW dengan mukjizatnya, Al-Qur’an menunjukan hambanya pada yang benar.

Akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan, bukan hanya karena kerja keras penulis, namun banyak pihak yang turut serta berjuang di dalamnya. Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis haturkan kepada:

1. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Bapak Dr. H. Murodi, MA.

2. Kordinator Program Non Reguler Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Ibu Dra. Hj. Asriati Jamil beserta jajarannya yang telah memberi kemudahan selama perkuliahan berlangsung.

3. Drs. H. Mahmud Jalal, MA selaku dosen pembimbing skripsi yang senantiasa meluangkan waktu di tengah kepadatan kegiatan beliau, semoga Allah SWT mempermudah setiap gerak langkah perjuangan beliau dan senantiasa melimpahkan kebaikan, amin.

(7)

5. Rasa ta’dzim dan terima kasih yang tak terhingga banyaknya kepada ayahanda Ahmad Muchtar dan Ibunda Dra. Nurhayati Bukit, atas segala dukungan dalam kesabaran, keikhlasan, perhatian dan kasih sayang yang tak terbatas, senantiasa memotivasi dan menguatkan penulis di saat lelah dan lemah hingga dalam do’a dan munajatnya tak pernah berhenti memohon pada-Nya untuk memberikan yang terbaik untuk penulis.

6. Penasehat Radio Dapur Remaja 107, 10 FM Sawangan Depok Bapak Asam B. Amsir serta Dede Nurdiansyah S.EI selaku penyiar acara Nada Siar Islam. Ustadz Drs. H. Nana Supriyatna dan Ustadz Mulyadi S.Pd selaku Narasumber dan semua pihak Radio Dapur Remaja 107, 10 FM yang telah memberikan izin, bantuan informasi, data dan lainnya.

7. Pimpinan dan Staf Perpustakaan baik Perpustakaan Utama maupun Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi serta Perpustakaan Imam Jama yang telah memberikan fasilitas dan bantuan untuk mendapatkan referensi yang penulis butuhkan dalam penelitian ini.

8. Buat kakak terkasih, Mahdan S.T beserta kakak iparku Mba Neny dan adik tersayang Aisyah Hanum n’ my little nephew Aqila, yang selalu mewarnai

hari-hari penulis dengan canda, terima kasih menjadikan hidup terasa amat berharga.

(8)

10.Teman-teman seperjuangan KPI Non-Reguler angkatan 2003, Fakultas Dakwah dan Komunikasi (sukses buat semuanya) dan juga sahabat-sahabat yang selalu memberikan dorongan: Bang Andi, Wahyudin, Adi Putra, Bani Sadr, M. Rifqi, Arifin, Hadi, Awaludin N’ Team Boegenviel, Semoga kita menjadi orang-orang yang sucses....Amien.

11.Saudara-saudaraku yang selalu memberikan warna dalam hari-hari penulis. Keluarga Besar KPA. ARKADIA dan Keluarga Besar GEMPALA MAN 4 Jakarta (terima kasih atas pelajaran tentang kehidupan), serta sahabat-sahabatku yang selalu ikhlas membantu: Terval, Boim, Kenceng, Abus, Zonk, Lhepank,M. Zuhdi, Bima, Andi, Gani (semoga kau cepat menyusul ku dan apa

yang kau cita-citakan terijabah oleh-Nya).

12.Semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian skripsi ini dan tidak dapat disebutkan satu persatu.

Jakarta, 4 Mei 2009

Penulis

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di masa informasi seperti sekarang ini tidak ada informasi yang tidak muıngkin didapatkan. Hal ini terjadi karena pengaruh perkembangan teknologi yang semakin hari semakin canggih. Peristiwa-peristiwa actual

dengan mudah didapatkan, bahkan di luar negeri pun bisa didapatkan dan diterima saat itu pula. Dan terlebih sejak Indonesia memasuki era reformasi, dengan kebebasan mengakses dan memperoleh informasi yang semakin terbuka, dunia media massa mempunyai potensi besar mempengaruhi masyarakat luas dan menjadi medium informasi tercepat, interaktif langsung dengan masyarakat. Oleh karena itu, informasi sudah menjadi kebutuhan manusia untuk mencapai tujuan. Informasi pada saat ini bukan hanya sebatas kebutuhan saja, melainkan juga dapat menjadi sumber kekuasaan.1 Melalui informasi manusia dapat mengetahui peristiwa yang terjadi disekitarnya, memperluas cakrawala pengetahuan sekaligus memahami kedudukan serta peranannya dalam masyarakat.

Pada saat ini masyarakat mendapatkan kebebasan untuk memperoleh segala informasi dari berbagai media cetak seperti surat kabar, majalah, dan lain-lain, ataupun media elektronik seperti radio dan televisi yang berusaha

1 Zaenudin Sardar, Tantangan Dunia Islam Abad 21, (Bandung: Mizan, 1989), cet. Ke-1, h.

(10)

menata diri untuk memberikan dan mampu memenuhi harapan masyarakat. Jarak yang selama ini terasa sangat jauh, sekarang ini sudah terasa dekat sekali. Berbagai macam informasi dan peristiwa yang terjadi dibelahan dunia dengan secara cepat dapat diketahui oleh manusia pada benua lain.

Secara positif kemajuan teknologi komunikasi memberikan kemungkinan bagi terselenggaranya komunikasi secara lebih baik dan lebih luas jangkauannya. Kemajuan teknologi komunikasi modern telah dirasakan manfaatnya terutama di negara-negara yang sedang membangun. Dengan pesatnya teknologi dan informasi perubahan yang dibawanya dapat menyentuh segala kehidupan masyarakat, sehingga sangat luas jangkauan perubahan dalam komunikasi.

Perkembangan media komunikasi dewasa ini telah memungkinkan orang diseluruh dunia untuk dapat saling berkomunikasi. Hal ini dimungkinkan karena adanya berbagai media yang dapat digunakan sebagai sarana penyampaian pesan.2

Di antara media massa komunikasi elektronik yang cukup berhasil menarik perhatian orang adalah radio. Hal ini karena radio memiliki peranan yang sangat signifikan sebagai sarana komunikasi yang mempunyai pengaruh luas. Radio menduduki posisi yang strategis dan memiliki banyak kelebihan, diantaranya radio memiliki kesederhanaan bentuk (protability) dan

kemampuan menjangkau setiap pendengarnya yang sedang melakukan

2 Morissan, MA, Media Penyiaran (Strategi mengelola radio dan televisi), (Tanggerang:

(11)

kegiatan-kegiatan lain sekalipun, atau bahkan sedang menikmati media massa lainya. Hal ini dikarenakan radio tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Suatu pesan yang disampaikan oleh penyiar, dan pada saat itu juga diterima oleh khalayak, walaupun sasaran yang dituju sangat jauh.3

Di samping itu, kelebihan lain yang dimiliki radio adalah terletak pada sifat pendengarnya yaitu, pertama, pendengar yang heterogen dan terpencar-pencar di berbagai tempat. Kedua, pembicara radio seakan-akan bertemu langsung dengan pendengar, sehingga seakan-akan bersifat pribadi. Ketiga,

bersifat aktif. keempat, pendengar radio bersifat selektif, dalam arti pendengar

radio dapat dan akan memilih program siaran radio yang disukainya.4

Perkembangan teknologi komunikasi tersebut merupakan peluang sekaligus tantangan bagi para juru dakwah (da’i) dan umat Islam pada umumnya, dikatakan sebagai peluang berarti dengan semakin beragamnya media komunikasi dan semakin praktis efisiennya seorang komunikator berhubungan dengan komunikan, maka jika komunikasi massa (radio) tersebut digunakan sebagai sarana dakwah akan mempercepat proses penyampaian dakwah.5

Kecanggihan teknologi komunikasi ikut mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia termasuk di dalamnya kegiatan dakwah sebagai salah satu pola penyampaian informasi dan upaya transfer ilmu pengetahuan yang

3 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), cet.

Ke-4, h. 108

4 Onong Uchjana Effendy, Radio Siaran dan Praktek, (Bandung: Alumni 1978), h. 88-90

5 Aep Kusnawan, Komunikasi dan Penyiaran Islam, (Bandung: Benang Merah Press, 2004)

(12)

melalui teknologi komunikasi yaitu radio. Dakwah juga sebagai suatu kegiatan komunikasi keagamaan yang dihadapkan pada perkembangan dan kemajuan teknologi komunikasi yang semakin canggih dan memerlukan suatu adaptasi terhadap kemajuan itu, artinya dakwah dituntut agar dikemas dengan terapan media komunikasi yang sesuai dengan beragam mad’u yang dihadapinya.

Dakwah merupakan usaha untuk menyebarluaskan ajaran-ajaran agama Islam dan merealisasikan amar ma’ruf nahi munkar di kehidupan

manusia, Thomas W Arnold, seorang intelektual barat mengatakan bahwa “Islam adalah agama dakwah, ialah agama yang di dalam usahanya menyebarluaskan kebenaran dan mengajak orang yang belum mempercayainya, dianggap tugas suci oleh pendirinya dan penggantinya”.6

Sebagai proses komunikasi dakwah juga dapat menggunakan media-media yang digunakan sebagai media-media komunikasi modern, seperti surat kabar, radio, dan televisi. Menurut M. Bahri Gazhali ”Dakwah dengan menggunakan media komunikasi lebih efektif dan efisien, atau dengan bahasa lisan dakwah yang demikian merupakan dakwah yang komunikatif tanpa mengurangi arti dakwah secara langsung”.7

Salah satu bentuk pelaksanaan dakwah melalui media massa adalah dakwah melalui radio, seperti halnya dilakukan pada radio Dapur Remaja 107,10 FM. Pesan dakwah dikemas dalam bentuk acara siaran radio. Siaran

6 Thomas W, Arnold, The Preaching of Islam:

Sejarah Dakwah Islam, (Jakarta: Wijaya,

1981), h. 1

7 M Bahri Ghazali,

(13)

keagamaan melalui radio tentunya mendapat perhitungan dari banyak pihak. Berdasarkan fenomena di atas, maka media massa merupakan sarana yang cukup efektif dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah kepada khalayak, sehingga tujuan sarana dakwah dapat tercapai dengan baik.

Di era komunikasi massa seperti sekarang ini, siaran keagamaan tidak cukup hanya disampaikan melalui lisan, mimbar di masjid, mushalla, majlis taklim, atau tempat lainnya. Hal ini disebabkan karena kegiatan tersebut dianggap hanya bisa dinikmati oleh khalayak terbatas. Untuk keefektifan dan tercapainya tujuan dakwah, sehingga bisa diterima khalayak dalam jumlah yang besar, maka dakwah memerlukan media diantaranya radio. Media radio sebagai alat bantu untuk menyebarkan ajaran agama Islam karena pesan yang disampaikan melalui radio dapat langsung tersebar ke seluruh pelosok tanah air.

Dengan hadirnya radio pada sekarang ini, maka diharapkan mampu memberikan manfaat bagi perkembangan dakwah Islam, sebab jika media tersebut dimanfaatkan ke arah positif maka dampak negatif yang ditimbulkan media radio tersebut bisa diimbangi dengan berbagai macam kegiatan atau program-program positif yang disiarkan.

(14)

Berangkat dari pemikiran di atas penulis tertarik untuk mengangkat judul penelitian “Analisis Deskriptif Program Nada Siar Islam pada Radio Dapur Remaja 107, 10 FM Sawangan Depok” yakni menganalisis lebih dalam tentang radio tersebut khususnya mengenai program Nada Siar Islam pada Radio Dapur Remaja 107, 10 FM Sawangan Depok.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Sebagai sebuah media massa radio, tentu saja banyak program yang disiarkannya, program siaran tersebut bukan hanya sekedar penyampaian informasi lewat berita saja melainkan juga lewat siaran pendidikan, hiburan, agama dan lain sebagainya.

Oleh sebab itu, penulis hanya membatasi pokok yang akan diteliti adalah program Nada Siar Islam pada Radio Dapur Remaja 107, 10 FM Sawangan Depok yang disiarkan pada tanggal 1-30 September 2008 atau bertepatan dengan bulan suci Ramadhan 1429 H

2. Perumusan Masalah

Mengacu pada pembatasan di atas, maka penulis merumuskan permasalahan, yakni bagaimanakah gambaran program Nada Siar Islam di Radio Dapur Remaja 107, 10 FM Sawangan Depok yang dilihat dari aspek:

(15)

b. Materi yang disiarkan pada program Nada Siar Islam di Radio Dapur Remaja 107, 10 FM Sawangan Depok?.

c. Format program Nada Siar Islam di Radio Dapur Remaja 107, 10 FM Sawangan Depok?.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui lebih dalam tentang proses produksi program Nada Siar Islam di Radio Dapur Remaja 107, 10 FM Sawangan Depok. b. Untuk mengetahui materi yang disiarkan pada program Nada Siar

Islam di Radio Dapur Remaja 107, 10 FM Sawangan Depok.

c. Untuk mengetahui format program Nada Siar Islam pada Radio Dapur Remaja 107, 10 FM Sawangan Depok.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari pembahasan skripsi ini adalah sebagai berikut: a. Secara Akademis, Untuk menambah wawasan pengetahuan sebagai

bahan pustaka bagi penelitian yang mungkin akan dilakukan kembali. b. Secara Praktis, bahwa dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat

(16)

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dalam rangka melakukan deskriptif (penggambaran) terhadap suatu subjek yang akan diteliti.8

Dalam hal ini deskriptif program Nada Siar Islam di Radio Dapur Remaja 107, 10 FM Sawangan Depok yang menjadi subjek penelitian.

Adapun untuk menggambarkan realitas objek penelitian berdasarkan fakta-fakta dan informasi-informasi yang tampak dan sebagaimana adanya sudah dilakukan dengan cara field research (penelitian lapangan), yakni

mengumpulkan data dengan observasi, wawancara mendalam (interview) dan dokumentasi.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah sumber-sumber tempat memperoleh keterangan.9 Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah program

Nada Siar Islam yang dilaksanakan selama bulan suci Ramadhan 1429 H / 1-30 September 2008, yang disiarkan setiap hari Senin, Selasa, dan Rabu. Sedangkan objeknya yaitu, Radio Dapur Remaja 107, 10 FM Sawangan Depok.

8 Prayogo Imam Surya, Metode Penelitian Social Agama, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

1998), h. 101-102

(17)

3. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Yaitu penulis mengamati langsung subjek yang diteliti. Dengan menggunakan peralatan seperti tape recorder dan catatan lainnya. Penulis melakukan observasi dengan mengunjungi langsung Radio Dapur Remaja 107, 10 FM Sawangan Depok.

b. Interview

Data-data yang diperoleh adalah dengan cara menanyakan sesuatu tanya jawab secara lisan (wawancara) dan tatap muka langsung dengan pihak-pihak atau crew yang bertanggung jawab dalam acara Nada Siar

Islam, diantaranya selaku narasumber acara tersebut yakni Ust. Drs. H. Nana Supriyatna, Ust. Mulyadi S.Pd. Selaku penasehat Radio Dapur Remaja 107, 10 FM Sawangan Depok yaitu Bapak Asam B. Amsir, dan kordinator siaran yang juga merangkap sebagai pembawa acara program Nada Siar Islam yaitu Dede Nurdiansyah S.EI.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang berupa brosur-brosur, buletin dan bahan informasi lain yang ada kaitannya dengan permasalahan di atas.

4. Teknik Pengolahan Data

(18)

b. Klasifikasi data: setelah data diperiksa lalu diklasifikasikan dalam bentuk dan jenis tetentu, kemudian dianalisis.

5. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di kantor Radio Dapur Remaja 107, 10 FM Sawangan Depok, yang berlokasi di JL. Masjid Nurul Yaqien, Gg. Musholla Nurul Islam No:18 B Rt 02 Rw 07, Kp Kebon Cinangka Sawangan (DEPOK). Kode Pos: 16516 (021-7423187).

Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1-30 September 2008 yang bertepatan dengan bulan suci Ramadhan 1429 H.

E. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan pengamatan langsung penulis di perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) mengenai skripsi yang membahas analisis terhadap program acara di radio sesungguhnya memang ada. Seperti Analisis Program siaran Keagamaan ”Sentuhan Nurani” di Radio Dakta 107 FM

Bekasi.

Namun perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya terletak pada studi kasus, topik permasalahan dan sumber data yang diteliti. Pada penelitian ini penulis akan membahas mengenai analisis deskriptif program Nada Siar Islam pada radio Dapur Remaja 107, 10 FM Sawangan Depok

(19)

program Nada Siar Islam kemudian menganalisis program tersebut di radio Dapur Remaja 107, 10 FM Sawangan Depok. Banyak faktor yang penulis paparkan, antara lain mengenai gambaran umum, proses produksi, materi dan format program Nada Siar Islam. Oleh karena itu, penulis memilih program dalam kaitannya yakni terhadap program Nada Siar Islam pada Radio Dapur Remaja 107, 10 FM Sawangan Depok.

F. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan sampel bertujuan (purposive sample). Dalam penelitian kualitatif sangat erat

dengan faktor-faktor kontekstual. Jadi, maksud sampling dalam hal ini ialah untuk menjaring sebanyak mungking informasi dari pelbagai sumber dan bangunannnya (constructions). Dengan demikian tujuannya adalah bukanlah

memusatkan diri pada adanya perbedaan-perbedaan yang nantinya dikembangkan kedalam generalisasi. Tujuannya adalah untuk merinci kekhususan yang ada dalam ramuan konteks yang unik.10

Jadi, program Nada Siar Islam mulai mengudara dari tahun 2006 pada bulan suci Ramadhan 1427 H dan masih berjalan sampai sekarang. Oleh sebab itu, dalam pengambilan sampel penelitian ini penulis hanya meneliti program Nada Siar Islam yang dilaksanakan pada tanggal 1-30 September 2008 yang bertepatan dengan bulan suci Ramadhan 1429 H.

10 Lexi J. Moeloeng M.A. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, (Bandung: PT.

(20)

G. Teknik Penulisan

Teknik penulisan dalam skripsi ini berpedoman kepada buku ”Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)”, yang

diterbitkan oleh CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2007.

H. Sistematika Penulisan

Untuk menggambarkan dan menguraikan secara jelas mengenai hal-hal yang terkandung dalam skripsi ini, maka penulis membagi sistematika penyususan ke dalam lima bab. Dan masing-masing bab terbagi kedalam sub-sub bab, dengan perincian sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN yang membahas latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, teknik pengambilan sampel, teknik penulisan dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN TEORITIS dalam hal ini penulis memaparkan

mengenai pengertian analisis deskriptif, program, proses produksi program, pengertian radio, fungsi radio, karakteristik radio, radio sebagai media dakwah.

BAB III : GAMBARAN UMUM PROGRAM NADA SIAR ISLAM

DAN RADIO DAPUR REMAJA 107, 10 FM SAWANGAN

(21)

visi dan misi, program-program yang disiarkan pada radio Dapur Remaja 107, 10 FM Sawangan Depok.

BAB IV : MENGENAI HASIL PENELITIAN PROGRAM NADA

SIAR ISLAM yakni menggambarkan proses produksi, materi, format Program serta menganalisis program Nada Siar Islam pada radio Dapur Remaja 107, 10 FM Sawangan Depok.

(22)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Analisis Deskriptif

Analisis sepadan dengan kata analisys, yaitu membuat atau

menganalisa perancangan alur, sehingga menjadi mudah dan gamblang untuk dibuat maupun dibaca, dapat berarti juga analisa, pemisahan, pemeriksaan yang teliti.11

Metode Deskriptif dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang (atau yang sedang berlangsung). Tujuan utama dalam menggunakan metode ini adalah untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan, dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Guy (1976) mendefinisikan metode deskrptif sebagai kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan pokok suatu penelitian. Penelitian deskriptif menentukan dan melaporkan keadaan sekarang. Penelitian deskriptif tidak memiliki kekuatan untuk mengontrol hal-hal yang sedang terjadi, dan hanya dapat mengukur apa yang ada atau exists.12

11 John M.Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta PT. Gramedia,

1990), h. 28

12 Cosuelo G. Sevilla dkk, Pengantar Metode Penelitian, (Jakarta, UI-Press, 1993), cet. Ke-1,

(23)

Analisis deskriptif merupakan salah satu bagian karakteristik penelitian kualitatif, hal ini dikemukakan oleh Lincoln dan Guba.13 Analisis

deskriptif adalah untuk memberikan gambaran umum tentang data yang telah diperoleh. Gambaran umum ini bisa menjadi acuan untuk melihat karakteristik data yang kita peroleh.

Dalam pengertian yang lain, analisis deskriptif adalah analisis dimana kesimpulan yang didapat hanya diberlakukan pada data tersebut, tanpa melakukan generalisasi pada lingkup data yang lebih luas. Pengertian lainnya, analisis deskriptif adalah hasil penelitian beserta analisanya diuraikan dalam suatu tulisan ilmiah yang berbentuk narasi, kemudian dari analisis tersebut diambil suatu kesimpulan.14

B. Program

1. Pengertian Program

Program radio pada dasarnya adalah merupakan rangkaian acara sepanjang hari yang disiarkan melalui pesawat radio berupa berita, informasi, sandiwara atau drama, kesenian, musik dan sebagainya yang dibagi menjadi beberapa bagian berdasarkan pembagian.15

Adapun menurut acara siaran, program radio dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu siaran kata dan siaran seni suara. Siaran kata adalah segala bahasa siaran yang pokok isinya melalui kata-kata, sedangkan

13 Lexy J. Moleong, M.A, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, h. 8

14www.google.com_definisi analisis deskriptif

(24)

siaran seni adalah segala bentuk kesenian yang pokok isinya dilukiskan dalam musik.16

Untuk menilai suatu program radio baik atau tidak, maka terdapat beberapa aspek dan karakteristik tertentu yang harus dimilikinya. Menurut

Smith ”sebuah program yang baik memiliki kualitas yang membuatnya

berbeda dari program yang lain, perbedaan itu terdapat dalam keaslian tema perlakuan atau akibat dari penyelenggaraan penyiaran di sekitar suatu personalitas suatu gambaran yang bersifat baru”.17

Program siaran radio harus dapat menarik minat pendengar atau mengikat pendengar dan mendekati keinginan pendengar untuk dicerna dan dimengerti pendengar, agar siaran radio diterima masyarakat melalui satu saluran oleh karena itu siaran radio disebut juga sound broadcasting.

Setiap program siaran harus mengacu pada pilihan format siaran tertentu seiring makin banyaknya stasiun penyiaran dan semakin tersegmennya

audien. Ruang lingkup format siaran tidak saja menentukan bagaimana

mengelola program siaran (programming) tetapi juga bagaimana

memasarkan program siaran itu (marketing).18

Tujuan program stasiun penyiaran radio adalah untuk menyiarkan atau mengudarakan suatu yang bisa ”dijual” kepada para pengiklan. Jika

16Suyono W. Daneils Handoyo, Seluk Beluk Siaran Radio, (Yogyakarta: Yayasan Kanisius,

1978), h. 3

17 Moeryanto Ginting Munthe (ed),

Media Komunikasi Radio, (Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan, 1996), h. 97

18Morissan, M.A, Media Penyiaran (Strategi Mengelola Radio dan Televisi), (Tanggerang:

(25)

program tidak menarik, tentu saja akan sedikit pengiklan yang berminat, akibatnya semakin sedikit pemasukan yang diterima oleh stasiun radio penyiaran tersebut. Tanpa uang yang memadai, stasiun penyiaran radio tidak bisa mengudara. Jadi permasalahannya adalah bagaimana membuat program menarik dan mendapatkan pendengar. Hal ini merupakan suatu aspek yang sangat penting dalam konsep radio-programming dan setara

dengan pengembangan format.19

Jadi, program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audien tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran seperti radio. Program dapat disamakan atau dianalogikan dengan produk atau barang atau pelayanan yang dijual pada pihak lain, dalam hal ini audien atau pemasang iklan. Dengan demikian program adalah produk yang dibutuhkan orang sehingga mereka bersedia mengikutinya. Hal ini sudah jadi sebuah rumusan dalam dunia penyiaran yaitu program yang baik akan mendapatkan pendengar yang lebih besar, sedangkan sebaliknya, program yang buruk tidak akan mendapatkan pendengar. Program merupakan hal yang sangat penting dalam dunia penyiaran, itu karena program merupakan acuan selama proses penyiaran berlangsung. Suatu program dapat dikatakan berhasil atau tidaknya tergantung dari bagaimana sedemikian rupa mengemasnya sehingga ketika menyajikan sebuah program akan mendapat target pendengar yang maksimal.

19 Harley Prayudha, M.Si, RADIO Suatu Pengantar Untuk Wacana dan Praktek Penyiaran,

(26)

2. Bentuk-bentuk Program

Setiap program siaran, direncanakan, diproduksi dan disajikan kepada khalayak dengan isi pesan yang bersifat informatif, edukatif, persuasif, stimulatif dan komunikatif. Di Inonesia, cara-cara co-ersive

(menakut-nakuti) tidak boleh dipergunakan karena Indonesia menganut paham demokrasi pancasila. Cara co-ersive hanya dipakai dinegara

komunis dan otoriter/ feodal.20

Berdasarkan pedoman dari UNESCO, mambagi program radio siaran kedalam beberapa bentuk:21

a. Siaran Pemerintahan dan Penerangan Swasta (News and Information Program)

Adalah siaran yang merupakan pemberitahuan kepada khalayak tentang informasi yang akan disiarkan

1) Warta berita (Straigh news)

2) Reportase (Current Affairs)

3) Penerangan umum (General Information)

4) Pengumuman (Public Service)

b. Siaran Pendidikan (Education Program)

1) Siaran kanak-kanak (Childern hours)

2) Siaran remaja (Youth program)

3) Siaran sekolah (School broadcasting)

20 J.B. Wahyudi, Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran, (Jakarta: PT Gramedia, 1994), cet.

Ke-1, h. 7

(27)

4) Siaran pedesaan (Rural broadcasting)

5) Siaran keluarga berencana (Family planning program)

6) Siaran keagamaan (Religius program)

7) Ruangan wanita (Women hour)

8) Pengetahuan umum (Adult education)

c. Siaran Kebudayaan (Culture Program)

Adalah penyiaran seputar masalah seni dan kebudayaan yang ada pada daerah tersebut, yang tujuannya untuk melestarikannya agar tetap ada dan tidak hilang ditelan waktu

1) Kesusastraan (Literature)

2) Kesenian tradisional atau daerah (Folklore)

3) Apresiasi seni (Art apreciating)

d. Siaran Hiburan (Entertaiment)

Adalah penyiaran yang sifatnya hiburan semata, seperti acara musik, drama klasik, dan sebagainya.

1) Musik daerah popular (Local music)

2) Musik Indonesia popular (National music)

3) Musik asing (Foreign music)

4) Hiburan ringan (Light Entertaiment)

e. Siaran Lain-lain

1) Ruang iklan (Comercial spot announcement)

(28)

C. Proses Produksi Program

Pengelolaan program, khususnya dibidang perencanaan (planning/ programing) bekerja di atas kesadaran bahwa siaran memiliki kekuatan

sangat besar, baik untuk menciptakan kebaikan maupun kejahatan di masyarakat. Dalam merencanakan, memproduksi, dan menyajikan siaran, para pengelola siaran memiliki tanggung jawab moral dan etika terhadap masyarakat.22

Proses perencanaan program yang paling penting adalah pertimbangan mengenai tingkatan yang akan di capai dan cara mengelola program tersebut. Hanya dengan melalui kesuksesan program inilah pengembangan citra dan reputasi brand terhadap pendengar akan diraih

sebanyak-banyaknya. Penentuan program sebaiknya dilandasi oleh:23 a. misi, fungsi, dan tugas stasiun penyiaran

b. landasan filosofi, konstitusional, dan operasional c. hasil riset khalayak sebagai konsumen

d. norma, etika, dan estetika yang berlaku e. kebijaksanaan ekstern dan intern.

Dalam memprogram siaran radio, terdapat proses produksi program acara yang harus dijalankan, dalam proses ini terbagi tiga bagian

22 J.B. Wahyudi, Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran, h. 7

(29)

yang lazim disebut sebagai Standard Operation Procedure (SPO), ada

beberapa tahap yang harus dilalui:24

a. Pra produksi

Semua perencanaan kegiatan sampai dengan pelaksanaan produksi. Proses yang dilakukan dalam kegiatan pra produksi antara lain penuangan ide atau gagasan, pembuatan format, naskah, rapat program, rapat produksi, dan lain-lain.

b. Produksi

Semua kegiatan baik di dalam studio maupun di luar studio, tahapan ini dapat dikatakan sebagai tahapan utama dalam produksi. Segala perencanaan yang telah dilakukan akan diwujudkan dalam tahap ini.

c. Pasca produksi

Pada tahapan ini semua kegiatan setelah produksi sampai materi itu dinyatakan selesai dan siap disiarkan atau di putar kembali. Bagian yang termasuk kegiatan pasca produksi antara lain: penyuntingan (editing), pengisian suara, subtitle, title, ilustrasi, efek, dan lain-lain.

Pada dasarnya setiap program yang disajikan harus melalui proses rencana yang matang. Para perencana program siaran memiliki tanggung jawab moral dan etika terhadap masyarakat. Perencanaan yang baik akan memperlancar proses produksi dan penyiaran, serta

24 Sifak Masyudi, Diktat Kuliah Produksi Siaran RTF (Radio dan Televisi), (Jakarta: Fakultas

(30)

memberikan mekanisme kontrol. Evaluasi baru dapat dilakukan bila ada perencanaan.

D. Radio

1. Pengertian Radio

Radio secara etimologi menurut kamus besar bahasa indonesia adalah pengiriman suara atau bunyi melalui udara.25 Secara

terminologi radio siaran adalah pemancaran radio yang langsung ditujukan kepada umum dalam bentuk suara dan mempergunakan gelombang radio sebagai media.26

Dalam kamus Amerika disebutkan ”suatu sistem sinyal pengiriman dan pengiriman pesan, obrolan, musik dan berbagai

macam efek suara dari gelombang elektrik tanpa menggunakan kabel

penghubung”.27

Morehand Albert H, mengutip ungkapan Judith C. Waller

dalam Ullustrated World Encyclopedia, mengatakan radio siaran

adalah: ”Bukan semata-mata merupakan usaha bisnis, namun juga suatu seni, radio adalah suatu alat komunikasi massa yang terbaru

25 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Bahasa, Depdikbud RI,

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Depdiknas, Balai Pustaka,1988),cet. Ke-1, h. 719

26 Onong Uchjana Effendy,

Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: Rosdakarya,

1992), cet. Ke-1, h. 165

27 Adams Lewis M (ed), New Webster American Dictionary Book Inc,(New York, 1958), h.

(31)

dan adalah yang termasuk berpotensi diantara kekuatan-kekuatan

dewasa ini”.28

Adapun pengertian radio secara garis besar adalah sistem gelombang suara yang dipancarkan dari suatu stasiun kemudian dapat di terima oleh berbagai pesawat penerima, baik di rumah, di kapal atau di mobil dan lain sebagainya.

Radio tepatnya radio siaran merupakan salah satu jenis media massa, yakni sarana atau saluran komunikasi massa, seperti halnya surat kabar, majalah, dan televisi. Ciri khas radio adalah AUDITIF, yakni dikonsumsi telinga atau pendengaran. ”Apa yang dilakukan radio adalah memperdengarkan suara manusia untuk mengutarakan sesuatu”.29 Dengan sifatnya yang auditif, radio terbatas kepada rangkaian suara atau bunyi yang hanya menerpa indera telinga saja, karenanya radio tidak menuntut khalayaknya untuk memiliki kemampuan mambaca, juga melihat melainkan cukup dengan sekedar mengandalkan kemampuan mendengar.

Komunikasi yang digunakan radio seperti halnya media massa lain adalah komunikasi massa, yakni komunikasi kepada orang banyak dengan menggunakan media. Meskipun komunikasi yang dilakukan tergolong komunikasi massa, namun ”gaya” komunikasi di radio harus berupa komunikasi personal atau antar pribadi karena pendengar radio

28 Morehand. Albert H, Ullustrated World Encyclopedia, Volume 7 , Bobly Publishing Corp,

(USA: 1965), h. 4058

(32)

meskipun banyak harus dianggap seorang individu layaknya teman dekat. Salah satu prinsipnya adalah ”berbicara kepada seorang pendengar yang ada di depan kita”. Suatu kegiatan yang dimiliki radio yaitu berfungsi sebagai meneruskan ide, peran atau informasi agar diketahui oleh para masyarakat. Kegiatan akan berhasil bila masyarakat mudah menerima ide, peran, atau informasi yang disampaikan dengan tergerak hatinya untuk berbuat. Tujuan siaran radio pun untuk menggerakan hati seseorang dan mendorong berbuat sesuatu.

Sebagai salah satu media elektronik, radio merupakan alat atau sarana yang didalamnya terkandung arti penerangan, ajakan, pendidikan, dan hiburan. Radio juga mempunyai sifat-sifat yang khas yang dapat dijadikan kekuatan yang dimilikinya dalam menyampaikan pesan atau informasi kepada masyarakat. Media komunikasi radio bersifat auditif, terbatas kepada rangkaian suara atau bunyi yang hanya menerpa indera telinga. Perangkat auditif ini pada umumnya adalah alat-alat yang dapat dioperasionalkan sebagai sarana penunjang kegiatan dakwah. Penyampaian materi dakwah melalaui media auditif ini menyebabkan dapat terjangkaunya sasaran dakwah dalam jarak jauh.

(33)

karena lebih banyak orang yang tidak dapat menangkap atau mendengar radio dari pada media lainnya. Juga siarannya akan lebih cepat sampai ke pendengarnya tanpa memandang perbedaan letak geografisnya.30

Radio berperan sebagai penyampaian informasi dan mempertemukan dua pendapat yang berbeda solusi serta saling menguntungkan, radio juga mengikat kejujuran dan kebersamaan kepada pendengarnya.

2. Fungsi Radio

Berbicara tentang fungsi radio siaran, tidak terlepas dari fungsi media massa itu sendiri. Dalam hal ini Harold D Laswell menyebutkan bahwa media massa mempunyai tiga fungsi, yaitu:

a. Mengungkapkan dan menyebarkan informasi mengenai kejadian disuatu lingkungan dan penggarapan berita.

b. Kegiatan yang mencakup interpretasi terhadap informasi mengenai lingkungan dalam beberapa hal ini dapat dikatakan sebagai tajuk rencana atau propaganda.

c. Difokuskan kepada kegiatan mengkonsumsi informasi, nilai dan norma sosial dari generasi ke generasi yang lain atau dari anggota kepada pendatang baru, ini sama dengan kegiatan pendidikan.

Pada awalnya radio siaran hanya mempunyai tiga fungsi saja yaitu sebagai:

30 H. A. W. Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997),

(34)

1. Sarana hiburan,

2. Sarana penerangan, dan 3. Sarana pendidikan.

Ketika Nazi Jerman di bawah pimpinan Adolf Hitler telah mendapat kekuatan. Maka, radio siaran telah berfungsi sebagai sarana propaganda.

Di Indonesia, fungsi radio siaran sebagai komunikasi massa telah diatur dalam peraturan pemerintah RI No: 55 tahun 1970 pasal 2 ayat 1 yang berbunyi: ”Radio siaran harus berfungsi sosial yaitu sebagai alat pendidikan, penerangan, dan hiburan”.31

Sesuai dengan fungsi awal radio yaitu sebagai alat pendidikan, penerangan dan hiburan. Maka dengan peraturan pemerintah RI No: 55 tahun 1970 tersebut, badan penyelenggara radio siaran berkewajiban untuk:

1. Membela, mendukung dan menegakan Pancasila dan UUD 1954 2. Memperjuangkan pendapat yang dihayati oleh moral dan etika

Pancasila. 3. Materi Radio

Materi merupakan isi pesan yang disampaikan kepada khalayak pendengar atau penonton, pemilihan materi tentunya harus sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang berkembang di masyarakat. Program-program yang disajikan melalui radio harus dikembangkan

31 Onong Uchjana Effendy, Radio Siaran dan Praktek, (Bandung: Alumni Offset, 1978), cet.

(35)

semenarik mungkin. Hal ini mengingat bahwa radio pada dasarnya adalah media satu arah dan sekali dengar. Dengan karakteristik tersebut, bentuk penyajian program radio sangat berperan untuk dapat memikat khalayak mendengarkan materi maupun informasi yang disampaikan. Perancang program radio perlu memperhatikan bentuk sajian yang dapat digunakan sesuai dengan materi yang akan disampaikan serta memberikan variasi penampilan. Bentuk-bentuk penyajian yang dapat dipilih antara lain:32

a. Ceramah atau kuliah

Bentuk ceramah atau kuliah ini biasanya disajikan oleh satu orang dosen/ pengajar atau pembicara yang ahli dalam materi tertentu. Umumnya, bentuk penyajian ini membosankan, karena peserta didik hanya mendengarkan satu jenis suara selama 15 – 20 menit. Penyajian ini akan terasa lebih melelahkan apabila penyajinya kurang mampu “berbicara” secara menarik. Sebaiknya, bila penyaji mampu seolah-olah berbicara langsung dengan peserta didik, suaranya menyakinkan, tempo dan intonasinya tepat, bentuk ceramah masih dapat memikat peserta didik. Berdasarkan pada pengalaman serta pengamatan dalam proses produksi program radio dengan bentuk penyajian tunggal ini, tidak banyak orang atau pengajar/ dosen yang mampu berbicara seorang diri di depan mikropon.

(36)

b. Dialog

Bentuk penyajian lain yang dapat digunakan dalam mengemas materi adalah dialog. Bentuk penyajian ini menghadirkan lebih dari satu orang untuk membahas sebuah materi. Para pembicara umumnya mempunyai kedudukan yang sama.

c. Wawancara

Bentuk penyajian ini dapat menghadirkan satu, dua atau tiga pembicara dengan seorang pewancara. Dengan dua atau tiga pembicara, pada umumnya bentuk penyajian ini mengangkat satu topik pembicaraan yang dilihat dari sudut pandang yang berbeda dari tiap-tiap pembicara. Tetapi, bila bentuk wawancara ini hanya menghadirkan satu pembicara, umumnya topik pembicaraan hanya dilihat dari pengetahuan, pengalaman atau sudut pandang sang pembicara.

d. Feature

Bentuk penyajian yang lebih atraktif adalah feature yang merupakan bentuk sajian yang di dalamnya terdapat berbagai sajian. Dalam program feature, didalamnya terdapat dialog. wawancara, dan drama yang mengacu pada topik bahasan tertentu.

(37)

Tradisi para sahabat yang menuliskan apa-apa yang diwahyukan Allah SWT dan juga menuliskan apa-apa yang bersumber dari Rasulullah SAW yang dikenal dengan As-sunnah. Islam boleh dibicarakan di kampus, masjid, rumah dan lain sebagainya. Asalkan ketiga materi dasar-dasar tersebut tidak sampai ditinggalkan. Dan meliputi:33

a. Keimanan (Aqidah)

Aqidah dalam Islam adalah bersifat i’tiqad bathiniah yang mencakup masalah-masalah yang erat hubungannya dengan rukun iman.

b. Keislaman (Syariah)

Syari’ah dalam Islam sangat berhubungan erat dengan amal (nyata) dalam rangka mentaati semua peraturan (hukum) Allah SWT, guna mengatur hubungan manusia dengan tuhannya dan mengatur pergaulan hidup antar sesama manusia

c. Budi Pekerti (Akhlak)

Masalah akhlak dalam aktifitas dakwah merupakan pelengkap saja. Yakni untuk melengkapi keimanan dan keislaman seseorang. Meskipun akhlak ini sebagai pelengkap bukan berarti masalah akhlak kurang penting dibandingkan dengan masalah keimanan dan keislaman, akan tetapi akhlak sebagai pelengkap dan penyempurnaan keimanan dan keislaman.

33 Asmuni Syukir,

(38)

Materi kajian akhlak yang terpuji atau dengan kata lain akhlak mahmudah termasuk akhlak kepada Allah SWT, akhlak kepada orang lain maupun akhlak diri pribadi adalah yang mengandung unsur sabar, sopan, qana’ah, dan sebagainya. Sedangkan akhlak yang buruk termasuk dalam kajian akhlak dengan kata lain akhlak mazmumah seperti dengki, dendam, ingkar janji, membangkang kepada Allah SWT dan sebagainya.

d. Fiqih (Ibadah)

Pada masalah ini meliputi masalah tentang tata cara beribadah dengan baik yang sesuai dengan aturan-aturan ajaran agama Islam dan sesuai dengan perintah Allah SWT dan Rasul-Nya.

Pada saat berdakwah, peluang keberhasilan dakwah kemungkinan oleh beberapa hal, yakni:

1) Karena pesan dakwah (materi) yang disampaikan oleh da’i memang relevan yang terjadi pada kondisi masyarakat

2) Karena faktor da’i dia memiliki daya personal yang menyebabkan masyarakat mudah menerima pesan

3) Karena kondisi masyarakat yang haus akan rohani

4) Masyarakat yang dulunya acuh terhadap ceramah agama mungkin sudah berubah dan tertarik walaupun sedikit demi sedikit.34

4. Format Penyiaran Radio

(39)

Kata format dalam kamus berarti ukuran, bentuk pola, segi.35

Antonius Darmanto memberikan pengertian format siaran sebagai bentuk

kepribadian suatu penyiaran radio sebagaimana tercermin dari segi siarannya.36

Penyiaran dalam kamus besar bahasa Indonesia modern,37 artinya

menyiarkan, menyeratakan kemana-mana memberikan kepada umum dengan perantara media radio, televisi atau surat kabar, selebaran pengumuman, berita atau mempropagandakan pendapat, paham, keagamaan dan sebagainya. Mengirimkan lagu-lagu, musik, pidato melalui media radio atau televisi.

Format stasiun radio biasanya diwujudkan dalam bentuk prinsip-prinsip dasar tentang apa, untuk siapa, dan bagaimana sebuah siaran dikomunikasikan kepada pendengar.38 Ketika kata format dan penyiaran

disandingkan maka dapat diartikan sebagai pola, bentuk atau segi penyiaran yang didasari atas kaidah-kaidah atau norma-norma tertentu yang lazim digunakan oleh umum, yaitu dalam bidang penyiaran. Dengan kata lain format penyiaran adalah pola atau bentuk penyampaian dan penyebaran pesan secara serempak, luas yang disampaikan oleh

35 Tim penyusunan Kamus dan Pembinaan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1989), h. 76

36 Antonius Darmanto, Teknik Dan Penulisan Naskah Acara Dan Siaran Radio, (Yogyakarta:

Universitas Atmajaya, 1998), cet. Ke-1,h. 6

37 Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, (Jakarta: Pustaka Amini), h.

139-140.

38 Masduki, Menjadi Broadcaster Terkenal, (Yogyakarta: Pustaka Populer, 2004), cet. Ke-1,

(40)

komunikator kepada khalayak banyak yang tidak tertentu dengan standar penyiaran yang berlaku umum mematuhi undang-undang yang berlaku.

Format penyiaran pada sebuah stasiun radio mencakup program acara, jenis penyajian, materi acara, selingan musik dan iklan yang digabung ke dalam satu acara. Dan selanjutnya dirangkai dengan bagian waktunya masing-masing, berapa banyak waktu yang digunakan penyiar atau narasumber, berapa banyak waktu yang digunakan untuk sebuah selingan musik, dan berapa banyak waktu yang diplot untuk siaran iklan.39

Beberapa perspektif dalam format program siaran menggunakan dua pendekatan, yaitu:40

e. Pendekatan Narrowcasting

”Salah satu strategi programming suatu stasiun penyiaran yang diarahkan pada segmen pendengar tertentu dan didominasi oleh isi siaran tertentu yang menjadi ciri khas stasiun penyiaran tersebut.”Dalam pendekatan ini dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis:

1) Format Berita

39 Tatang Humas PRSSNI, Makalah Kuliah Umum Profesionalisme Penyaiarn Radio Siaran,

(Jakarta, 29 Mei 2003)

40 RRI (Radio Republik Indonesia),

(41)

Adalah format stasiun dimana isi siarannya berupa berita atau acara perbincangan mengenai berbagai peristiwa aktual

2) Format Musik

Adalah format stasiun yang unsur utamanya musik, serta berorientasi pada kebutuhan pendengarnya

3) Format Khusus

Adalah format stasiun yang dibentuk berdasarkan materi khusus sebagai bahan sajian utama dalam keseluruhan program, misalnya program khusus budaya atau pendidikan, olah raga, agama dan kewanitaan.

f. Pendekatan Broadcasting

”Pendekatan ini melayani segment pendengar yang beraneka ragam (heterogen), karenanya perencanaan program tidak

memberlakukan fomat stasiun”.

1) Karakteristik Radio

(42)

Tidak terpenuhinya salah satu fungsi tersebut akan membuat media massa kehilangan pendengar, pada akhirnya digugat oleh khalayak sebab tidak memenuhi keinginan atau kebutuhan khalayak.

Selain memiliki fungsi, radio tentunya memiliki karakteristik yang berbeda dengan media massa lainnya. Dibandingkan dengan media massa lain, media radio memiliki karakteristik khas sebagai berikut:

a. Aiditori. Radio adalah ”suara” untuk didengar, karenanya isi siaran

bersifat ”sepintas lalu” dan tidak dapat diulang. Pendengar tidak mungkin ”menoleh ke belakang” sebagaimana pembaca koran yang bisa mengulang pada bacaan.

b. Transmisi. Proses penyebarluasannya atau disampaikan kepada

pendengar melalui pemancaran.

c. mengandung gangguan. Seperti timbul tenggelam dan ganguan teknis.

d. Theatre of Mind. Radio dapat mencipta gambar dalam imajinasi

pendengar dengan kekuatan kata dan suara. Siaran radio merupakan seni memainkan imajinasi pendengar melalui kata dan suara. Pendengar hanya bisa membayangkan dalam imajinasinya apa yang dikatakan penyiar.

e. Identik dengan musik. Radio adalah sarana hiburan termurah dan

(43)

pendengar biasanya tidak tahu lagu apa yang disajikan berbeda dengan memutar kaset yang sudah bisa ditebak urutan lagunya. 41

Sedangkan karakteristik radio menurut Djamaludin Abidin Ass diantaranya adalah:42

a. Sifat radio hanya untuk didengar

b. Bahasa yang digunakan adalah bahasa tutur

c. Orang yang mendengar radio dalam keadaan santai, bisa sambil mengemudi mobil, tiduran, bekerja di kantor dan sebagainya.

d. Radio siaran mempunyai daya reka

e. Siaran radio hanya bersifat komunikasi satu arah

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa karakteristik radio perlu dipahami seorang penyiar. Agar dalam menyusun dan menyampaikan pesan dengan menggunakan media radio, penyiar dapat melakukan penyesuaian sehingga komunikasi tepat sasaran karena melihat waktu yang relatif singkat dan tidak bisa diulang-ulang, maka disinilah tantangan yang harus dihadapi oleh seorang penyiar radio.

Sebagai media massa, tetunya radio memiliki kelebihan dan kekurangan dalam proses penyiarannya:43

41 Asep Syamsul M. Romli,

Broadcast Journalism, (Bandung: Nuansa, 2004), cet. Ke-1, h. 22-23

42 Djamaludin Abidin Ass,

Komunikasi dan Bahasa Dakwah, (Jakarta: Gema Insani Press,

1996), cet. Ke-1, h. 125

43 Dr. Ibnu Habban M.Si, Perencanaan Program Komunikasi, (Jakarta: Penerbit Universitas

(44)

Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Radio

No Kelebihan Kekurangan

1 Memiliki khalayak sasaran yang khusus (sesuai segmen)

Sedikit perhatian

2 Baik untuk khalayak sasaran yang

mobile

Jangkauan yang terbatas

3 Menghadirkan Imajinasi di benak pendengar

Hanya mengandalkan suara

4 Frekuensi tinggi (bisa diulang-ulang)

Pesan yang cepat berlalu

5 Ongkos produksi yang relatif murah

6 Fleksibel dalam penggunaan

2) Radio Sebagai Media Dakwah

Dilihat dari segi asal katanya media berasal dari bahasa latin yaitu

medium yang artinya alat perantara, sedangkan menurut istilah media

(45)

Radio sebagai sarana media dakwah, dengan demikian media tidak hanya berdampak negatif tapi juga bisa memanfaatkan ke arah positif. Sebenarnya media dakwah ini bukan saja berperan sebagai alat bantu dakwah, namun bila ditinjau dakwah sebagai suatu sistem, yang mana sistem ini terdiri dari beberapa komponen (unsur) satu dengan yang lainnya saling kait mengkait, bantu membantu dalam tujuan.

Maka hal ini mempunyai peranan atau kedudukan yang sama dibanding dengan komponen yang lainnya seperti metode dakwah, objek dakwah dan lain sebagainya.44

Keberhasilan dakwah tidak semata-mata terletak pada isi (pesan) serta peran da’i berikut kepada mad’unya, tetapi juga tergantung pada metode dan media yang dipergunakan. Pesan dakwah akan berhasil dicerna mad’unya mana kala da’i dapat menggunakan metode dan media yang tepat, semua unsur tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan menjadi syarat bagi keberhasilan penyelenggaraan dakwah.45

Media sebagai sarana dakwah akan mendapatkan manfaat yang nyata jika difungsikan secara optimal, terlebih ketika masyarakat memasuki zaman ilmu pengetahuan, pengaruh imprealisme media informasi sungguh semakin nyata. Sementara di kalangan umat Islam umumnya kita juga mulai menyaksikan adanya semacam pergeseran proporsionalitas struktur penggunaan media dakwah, yakni dakwah

44 Asmuny Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h. 164

(46)

qalam (media cetak) dan dakwah melalui media elektronik mendapat porsi

yang besar disamping dakwah bil-lisan.46

Dalam hal ini media massa difungsikan sebagai media dakwah, dimana melihat fungsi komunikasionalnya, maka jelaslah bahwa media seperti halnya tersebut di atas menduduki peran yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat, menyajikan informasi, edukasi dan hiburan.47

Radio sebagai media dakwah dipandang memiliki kelebihan tersendiri dalam keefektifan dan keefesiensian. Indikasi ini dapat dilihat dari sederhananya sesuatu pesan dakwah yang disampaikan oleh da’i akan lebih mudah diterima oleh objek atau sasaran dakwah tanpa harus bertemu.

Jadi, radio sebagai media dakwah haruslah dapat tumbuh dan terus berkembang sejalan dengan kebutuhan masyarakat agar semua lapisan masyarakat dapat menerima, memahami dan mengamalkan ajaran Islam yang disampaikan melalui radio dalam kehidupan sehari-hari.

46 Rusjdi Hamka Rafiq, Islam dan Era Informasi, (Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1989)

, cet. Ke-1, h. 28

(47)

BAB III

GAMBARAN UMUM PROGRAM NADA SIAR ISLAM PADA RADIO

DAPUR REMAJA 107, 10 FM SAWANGAN DEPOK

A. Sejarah Program Nada Siar Islam

Program NASI merupakan singkatan dari Nada Siar Islam, nada yang

artinya tinggi rendahnya bunyi (dilagu atau musik dan sebagainya), sedangkan

siar, maksudnya siaran yang artinya menyebarluaskan informasi melalui

siaran (audio) radio. Jadi, maksud dari Nada Siar Islam itu sendiri adalah

program religi yang menyiarkan tentang tausyiah-tausyiah agama yang dipadukan dengan lagu-lagu yang bernuansa Islami.48

Pada awalnya program keagamaan pada bulan suci Ramadhan di Radio Dapur Remaja 107, 10 FM Sawangan Depok dulu diawali dengan adanya program yang bernama TAHU (Tausyiah Ulama), acara tersebut diawali dengan lagu-lagu nasyid lalu diisi tausyiah oleh seorang narasumber saja. TAHU disiarkan secara langsung setiap hari Senin s/d Rabu pukul 17:30-18:00 WIB. Metode yang dipakai satu arah, penceramah hanya menyampaikan tausyiahnya secara monolog dengan didampingi penyiar yang bertugas. Proses komunikasi yang terjadi pada program TAHU dalam umpan balik memang tidak dapat dirasakan langsung oleh narasumber kepada pendengar, namun seperti inilah yang menjadi sebuah hambatan dalam siaran

48 Wawancara Pribadi dengan Bapak Asam B. Amsir, Pendiri Program Nada Siar Islam,

(48)

program acara TAHU, karena hanya berdurasi setengah jam dan dalam setengah jam inilah acara TAHU hanya memberikan pesan-pesan materi keagamaan secara singkat, sehingga pada program acara tersebut tidak ada kesempatan kepada para pendengar untuk berdialog secara interaktif. Walaupun program acara ini sangat singkat tetapi mendapat respon yang baik dari para pendengar, hal ini terbukti karena banyak pendengar yang mengirimkan sms-sms atau tanya jawab melalui telepon kepada narasumber di luar siaran tersebut. Selama proses kajian yang begitu panjang dengan para pendengar radio, kemudian para pendengar radio Dapur Remaja mengusulkan agar acara ini dikembangkan dan ditambah waktu siarannya, atas kritikan dan saran dari para pendengar, pengurus radio pun langsung mengevaluasi dan mengembangkannya menjadi Program NASI (Nada Siar Islam) Metode dakwah yang digunakan pada program ini ceramah bil lisan disiarkan secara

langsung melalui media elektronik (radio).49

Program Nada Siar Islam pertama kali mengudara pada bulan suci Ramadhan pada tahun 2006 dengan tujuan agar pendengar mengetahui dan memahami lebih dalam tentang ilmu agama khususnya materi-materi yang berkaitan tentang ibadah puasa. Selain itu, dengan tujuan untuk menemani para pendengar sambil menunggu waktu berbuka puasa dan dengan adanya program ini diharapkan pendengar dapat ikut berinteraksi agar mendapat wawasan agama yang bermanfaat. Syukur Alhamdulillah, program Nada Siar Islam sampai saat ini masih hadir atau mengudara karena mendapat respon

(49)

yang baik dari para penggemar (fans) radio atau masyarakat sekitar khususnya

daerah Sawangan yang sangat memuaskan untuk menghiasi suasana di bulan suci Ramadhan.50

1. Pendiri Program Nada Siar Islam

Awal terbentuknya program Nada Siar Islam dipelopori atas ide Bapak Asam B. Amsir dengan pengurus-pengurus radio pada waktu itu. Diantaranya adalah: Drs. H. Nana Supriyatna, Ustadz Mulyadi S.Pd, Dede Nurdiansyah SEI, Firmansyah, Zarkasih, Supiyadi, dan lain-lain. Dengan adanya program ini bahwa pihak pengurus radio Dapur Remaja 107, 10 FM Sawangan Depok menyadari hakikat dakwah bagi setiap muslim dan muslimah, peran dan tanggung jawab ini yang memotivasi untuk diadakannya program dakwah yang dinamakan Nada Siar Islam. Pihak pengelola juga berusaha semaksimal mungkin dalam menjalankan dan mengembangkan program ini sesuai prosedur atau aturan yang berlaku.51

2. Waktu Siaran Program Nada Siar Islam

Program Nada Siar Islam adalah program dakwah yang dimiliki Radio Dapur Remaja 107, 10 FM yang diharapkan dapat menghiasi suasana di bulan suci Ramadhan, program Nada Siar Islam disiarkan pada sore hari secara live setiap hari Senin s/d Rabu yakni pada pukul

16:30-17:30 WIB (sore hari).

50 Ibid,. (Depok: 18 September 2008).

51 Wawancara Pribadi dengan Dede Nurdiansyah SEI, Selaku Penyiar Program Nada Siar

(50)

Dalam pemilihan waktu kenapa pada sore hari? Kebanyakan masyarakat yang sedang beristirahat setelah menjalankan berbagai macam aktifitasnya agar masyarakat yang mendengarkan program ini lebih konsen sambil menunggu waktu magrib (waktu berbuka puasa). Program Nada Siar Islam disiarkan secara langsung maupun rekaman, dalam program tersebut terdapat dialog interaktif dengan menampilkan para narasumber yang berkompeten dibidangnya. Sedangkan pada hari Kamis s/d Minggu pukul 16:30-17:30 WIB Program Nada Siar Islam disiarkan dalam bentuk rekaman.52

B. Sejarah Radio Dapur Remaja 107, 10 FM Sawangan Depok

1. Sejarah dan Perkembangan Radio

Di era globalisasi sekarang ini teknologi informasi merupakan salah satu sarana media yang begitu pesat perkembanganya, tak terkecuali di Indonesia dari kota-kota besar sampai pelosok desa semua orang sudah bisa memanfaatkan sarana tersebut. Sehingga segala informasi yang berkembang selama ini dampaknya begitu besar terhadap perkembangan kehidupan masyarakat. Di samping segi positifnya kita juga tak bisa menafikan akan timbul segi negatifnya, dari segi positifnya adalah meningkatnya kualitas sumber daya manusia (SDM) terutama di bidang pendidikan, ekonomi dan politik serta bidang-bidang lainnya. Sedangkan segi negatifnya adalah semakin mudahnya kalangan masyarakat baik tua

(51)

maupun muda terjerumus kepada hal-hal yang menyimpang dari ajaran agama Islam seperti maraknya peradaan obat-obat terlarang dikalangan anak-anak remaja, juga perselingkuhan sekarang ini sudah menjadi model kehidupan masyarakat serta kejahatan lainnya yang sangat meresahkan masyarakat. Semua ini dikarenakan begitu mudahnya akses informasi dengan manusia.53

Sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas, maka kami sebagai bagian dari masyarakat tergerak untuk memanfaatkan teknologi informasi tersebut untuk kegiatan yang bersifat positif. Dengan kerja keras dan dukungan dari semua pihak yang mengharapkan adanya suatu media yang dapat menyampaikan aspirasi dan harapan mereka dalam mencapai suatu tujuan hidup. Maka kami berhasil mendirikan sebuah radio amatir yang bernama “Radio Dapur Remaja”.54

Dibentuknya radio Dapur Remaja atas ide Bapak Asam B. Amsir, beliau adalah salah satu pendiri dan juga yang memberikan nama radio dengan nama Dapur Remaja, sesuai dengan namanya “dapur” memang sejarah pertama kali tempatnya waktu itu di dapur rumah beliau, sedangkan nama “remaja”, dengan maksud sebagai wadah kratifitas anak-anak muda untuk menghabiskan waktu mereka sehingga dapat diisi dengan hal-hal yang positif, dan sekaligus bertujuan untuk

53 Wawancara Pribadi dengan Bapak Asam B. Amsir, (Depok: 3 September 2008).

(52)

menyebarluaskan informasi, hiburan serta menjalin dialogis antar pendengar, menjalin komunikasi untuk saling berkarya.55

Radio Dapur remaja mulai mengudara pada tahun 1989, tepatnya pada tanggal 11 September. Radio ini memang terbentuk dengan niat awal sebagai wadah anak-anak muda sekitar dengan kegiatan posistif seperti mengembangkan kreasinya di dunia penyiaran amatir. Selama perjalanan dapur remaja sempat mengalami pasang dan surut baik pemindahan lokasi sampai pergantian nama udara.

Radio Dapur remaja mengawali siaran amatir dengan gelombang AM di channel 98.35 AM, dengan peralatan seadanya dan hanya

menjangkau satu kelurahan. Aktivitas siaran terus berlangsung hingga akhir tahun 1996an. Pada saat itulah muncul keinginan untuk memperluas jangkauan siaran hingga ke daerah lain.

Proses perluasan jangkauan tidak semudah yang dibayangkan, pengurus pun harus memeras otak dan keringat agar perluasan jangkauan siaran dapat segera selesai dengan hasil yang maksimal. Dengan ketelatenan, Alhamdulillah pada tahun 2000 radio dapur remaja dapat mengudara pada gelombang 103.60 FM.

Belum sempat menarik nafas panjang, seluruh radio amatir di propinsi Jawa Barat disibukan untuk melegalitaskan aktifitas penyiaran komunitas sesuai prosedur yang telah diatur oleh Komisi Penyiaran

(53)

Indonesia (KPI) pusat. Pelaksanaan faktualisasi data dilaksanakan di Bandung oleh Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Barat (KPID).

Dengan ketentuan dan proses kelayakan KPID Jawa Barat, maka penyiaran komunitas diatur untuk menggunakan gelombang 170.10 – 170.90 FM. Sehingga akhirya Dapur Remaja resmi mengudara di gelombang 107.10 FM dengan surat kelayakan dari KPID Jawa Barat No 353/K/KPIDJABAR/10/02 pada 12 Oktober 2002.56

Radio Dapur Remaja 107, 10 FM Sawangan Depok kini mempunyai motto yang resmi, yakni “Aulanya Anak Muda, Dewasa Berhati Remaja”, Dapur Remaja juga memiliki Audience Call, yaitu (Abang dan Mpo). Pendanaan radio Dapur Remaja bersumber dari

iklan-iklan yang disiarkan dan atensi yang dikirim oleh para penggemar (fans)

dengan sasaran pendengar anak-anak remaja.57

Disamping melalui udara radio, radio Dapur Remaja 107.10 FM juga melaksanakan program-program off air yang dirancang dengan apik

dan aspiratif, sehingga kemaslahatan pendengar tetap terjaga dan mendapat respon yang positif dari para pendengarnya. Kegiatan off air

yang berhasil di gelar dalam upaya selalu mendekatkan radio Dapur Remaja dengan fans dan masyarakat Sawangan Depok seperti, mengadakan perlombaan pentas seni dan memperingati hari-hari besar Islam.58

56 Company Profile Radio Dapur Remaja 107, 10 FM Sawangan Depok.

57 Wawancara dengan Bapak Asam B. Amsir, (Depok: 3 September 2008).

(54)

Dengan komitmen yang tinggi untuk memberikan yang terbaik kepada masyarakat pendengar, didukung oleh team work yang senantiasa

melahirkan kreatifitas dalam penyampaian informasi serta hiburan, memberikan radio Dapur Remaja keyakinan yang tinggi, Insya Allah akan menjadi radio pilihan yang terbaik bagi mayarakat pendengar.

2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan elemen yang penting untuk mempertahankan kelanggengan dan perkembangan sebuah station radio,

karena aspek ini akan menjadi dasar dari pembagian dan mekanisme tugas serta tanggung jawab dari personel yang terlibat selanjutnya akan sangat berpangaruh terhadap kuantitas dan kualitas yang dihasilkan, baik program

on air maupun off air.

Tabel 3.1 Struktur organisasi radio Dapur Remaja 107, 10 FM

Penasehat Bapak Asam B Amsir

• Drs. H. Nana Supriyatna

Ketua (DPK) Zarkasih

Sekertaris (DPK) Robi Purnomo Sari Bendahara (DPK) Dinda Anggraini Pimpinan (PPK) Ria Rosalina

Kord. Pemberitaan Arief Budiman Noor

Kord. Teknik Bang Gerry

• Firmansyah

(55)

Kord. Siaran Dede Nurdiansyah

Penyiar Firmansyah

• Abdul Fatah • Dinda Anggraini • Dede Nurdiansyah • Irwansyah

• Adi Macho • Juned • Amink • Nanong

• Icut

• Robi Purnomo Sari

Sumber: Company Profile Radio Dapur Remaja 107, 10 FM Sawangan Depok

3. Visi dan Misi

Visi dan misi bagi sebuah organisasi merupakan arah dan tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi tersebut. Visi dan misi merupakan gambaran tentang program yang akan dilaksanakan oleh suatu organisasi sehingga dengan adanya visi dan misi suatu organisasi akan lebih mudah dalam menentukan progam kerja sesuai dengan tujuan organisasi tersebut.

Visi dari Radio Dapur Remaja 107, 10 FM adalah: “menjadi

station komunitas masyarakat kota Depok dengan memberikan layanan

informasi dan pendidikan yang berkarakter, kritis dan edukatif dengan nuansa menghibur”.59

Sedangkan misi yang diusungnya adalah:

a. Menciptakan radio yang memberi sentuhan human interest dalam

setiap programnya, dengan meminimalisir radio sebagai alat politik.

Gambar

GAMBARAN UMUM PROGRAM NADA SIAR ISLAM
Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Radio
Tabel 3.1 Struktur organisasi radio Dapur Remaja 107, 10 FM
gambaran tentang program yang akan dilaksanakan oleh suatu organisasi
+3

Referensi

Dokumen terkait

Model ekonometri dalam penelitian ini merupakan model VAR yang analisisnya terbagi dalam dua tahapan yaitu (a) model VAR dengan empat variabel (laju pertumbuhan ekonomi

LEMBAGA PEMERINTAH NON DEP.. Angka di akhir Tanggal penutupan menunjukkan jumlah kali perpanjangan tanggal penutupan proyek 2). Progres Varian positif menunjukkan penyerapan dana

Kategoriler tartışmaya açıldığında toplumsal cinsiyetin gerçek­ liği de krize girer: Gerçeğin nasıl gerçekdışından aynlacağı belir­ sizleşir. İşte bu

Usaha Konfeksi dan Sablon sebagai pemasok Factory Outlet, distro dan clothing untuk daerah Jakarta, terutama daerah Dago (Jl.Ir.H.Juanda) di Kota Bandung. Salah

Fakta bahwa semakin banyak orang miskin tidak memperoleh pelayanan kesehatan yang layak, atau pun bahwa anak-anak miskin tidak dapat memperoleh pendidikan – seperti yang dapat

Di Kabupaten Bandung dan Garut pengetahuan dan sikap petani responden alumni SLPHT kubis dan Non SLPHT kubis terhadap pestisida tidak mempengaruhi mereka dalam mematuhi

Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode Student Centered Learning (SCL) dengan pendekatan Problem Based Learning (PBL). Metode PBL dilakukan dengan