Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
FITRI NURJANNAH
109016100069
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
i
Melalui Kegiatan Praktikum Fotosintesis (Penelitian Deskriptif pada Kelas VIII di SMP AL-Hasra Depok), skripsi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan generik siswa yang muncul dalam pembelajaran praktikum pada materi fotosintesis. Penelitian ini dilakukan di SMP Al-Hasra Depok. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Subjek penelitian 33 siswa kelas VIII.3. Data penelitian diperoleh dari tes essay, lembar observasi, dan angket. Pada penelitian ini pencapaian keterampilan generik siswa difokuskan pada lima aspek keterampilan generik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencapaian keterampilan generik, yaitu pengamatan langsung 65,56% (cukup), pengamatan tidak langsung 53,18% (kurang sekali), sebab akibat 49% (kurang sekali), pemodelan 62,07% (cukup), dan inferensi 50,50% (kurang sekali). Secara umum penguasaan kemampuan generik siswa SMP sebesar 56,10% termasuk ke dalam kategori kurang.
ii
Grade Eight in Al-Hasra Junior High School Depok), BA Thesis, of Biology Education Study Program, Department of Natural Science Education, Faculty
of Tarbiya and Teacher’ Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic University
Jakarta, 2014.
The aim of this research is to know students' generic skills appeared in laboratory activities on photosynthesis material. The study was conducted in Al-Hasra Junior High School Depok. A descriptive analysis was chosen to be the method of this study. The subject of this study were 33 students in class VIII.3. Data were gathered through essay tests, observation report, and questionnaire. Through this study, students' generic skill were focused on 5 aspects. Results showed that students' generic skill through direct observation of 65,56% (adequate), indirect observation of 53,18% (very low), cause and effect of 49% (very low), modeling of 62,07% (adequate), and inference of 50,50% (very low). In general, students' generic skill of 56,10% and thus it is considered low.
iii
Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena hanya
dengan ridho-Nya yang telah memberikan kemudahan dalam penyusunan skripsi
dengan judul Analisis Kemampuan Generik Siswa Melalui Kegiatan Praktikum Fotosintesis.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih. Dengan ketulusan dan kerendahan hati,
penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada:
1. Dra, Nurlena, MA, Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Zulfiani, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan
Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Nengsih Juanengsih, M.Pd., Dosen pembimbing I dan Eny S. Rosyidatun
S.Si, M.A., Dosen pembimbing II dalam penyusunan skripsi.
5. Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd., Dosen pembimbing akademik.
6. Sri Nurhayati Apriliani, S.Pd., Kepala Sekolah SMP A-Hasra Depok yang
telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian ini.
7. Ir. Hj. Urip Anjar Winarni, MM.Pd., Guru bidang studi Biologi kelas VIII
yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama terlaksananya
penelitian ini.
8. Kedua orangtua penulis mengucapkan terima kasih atas doa dan
dukungannya.
9. Seluruh sahabat Biologi B 2009, khususnya untuk Dwi, Karin, Unti, Nisa,
iv
menyempurnakan proses pembelajaran dalam penelitian ini.
11.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu baik secara langsung
maupun tidak langsung, penulis mengucapkan terima kasih.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis
khususnya. Penulis menyadari keterbatasan dalam penyusunan skripsi ini, oleh
karena itu penulis bersedia menerima kritik dan saran yang bersifat membangun
dari pembaca.
Jakarta, Mei 2014
v
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ...iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ...viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Pembatasan Masalah ... 5
D. Perumusan Masalah ... 5
E. Tujuan Penelitian ... 5
F. Kegunaan Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN TEORETIK A. Teori-teori yang Relevan dengan Variabel yang Diteliti ... 6
1. Pengertian Pembelajaran Praktikum ... 7
2. Pengertian dan Fungsi Laboratorium ... 10
3. Kemampuan Generik ... 11
a. Ragam Kemampuan Generik ... 16
1) Pengamatan (Observasi) ... 16
2) Kesadaran tentang Skala Besaran (Sense of scale) ... 17
3) Bahasa Simbolik ... 17
4) Kerangka Logika ... 17
vi
4. Fotosintesis ... 23
a. Tempat Berlangsungnya Fotosintesis ... 23
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Fotosintesis ... 24
B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 25
C. Kerangka Berpikir ... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 29
1. Tempat Penelitian ... 29
2. Waktu Penelitian ... 29
B. Metode Penelitian ... 29
C. Populasi dan Sampel ... 29
D. Instrumen Penelitian ... 30
E. Teknik Pengumpulan Data ... 36
F. Teknik Analisis Uji Coba Instrumen ... 39
G. Teknik Analisis Data ... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 45
B. Pembahasan ... 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 59
B. Saran ... 59
DAFTAR PUSTAKA ... 63
vii
Tabel 2.2 Kemampuan Generik Biologi pada Praktikum Fotosintesis ... 21
Tabel 3.1 Kisi-kisi Tes Uraian Praktikum Ingen Houz ... 31
Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Uraian Praktikum Uji Sach ... 32
Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Observasi Praktikum Ingen Houz ... 34
Tabel 3.4 Kisi-kisi Lembar Observasi Praktikum Uji Sach ... 34
Tabel 3.5 Kisi-kisi Angket ... 35
Tabel 3.6 Korelasi Product Moment ... 39
Tabel 3.7 Kriteria Tingkat Kesukaran ... 41
Tabel 3.8 Skala Kategori Kemampuan Generik ... 43
Tabel 3.9 Kategori Berdasarkan Aturan Koentjayaningrat ... 44
Tabel 4.1 Rekapitulasi Keterampilan Generik Siswa Berdasarkan Lembar Observasi ... 46
Tabel 4.2 Rerata Kemampuan Generik Praktikum Ingen Houz Hasil Tes Essay ... 47
Tabel 4.3 Rerata Kemampuan Generik Praktikum Uji Sach Hasil Tes Essay ... 48
Tabel 4.4 Total Rerata Kemampuan Generik Praktikum Fotosintesis Hasil Tes Essay ... 49
viii
Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian ... 38
ix
Lampiran 2 Kisi-kisi Instrumen Tes Essay (Uji Sach) ... 79
Lampiran 3 Uji Instrumen (Ingen Houz) ... 93
Lampiran 4 Uji Instrumen (Uji Sach) ... 96
Lampiran 5 Hasil Validitas dan Reliabilitas Uji Instrumen (Ingen Houz)... 99
Lampiran 6 Hasil Validitas dan Relabilitas Uji Instrumen (Uji Sach) ... 104
Lampiran 7 Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen Penelitian (Ingen Houz) ... 110
Lampiran 8 Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen Penelitian (Uji Sach) ... 111
Lampiran 9 Instrumen Penelitian (Ingen Houz)... 112
Lampiran 10 Instrumen Penelitian (Uji Sach) ... 115
Lampiran 11Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 ... 118
Lampiran 12 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 ... 126
Lampiran 13 Lembar Kerja Siswa 1 ... 134
Lampiran 14 Lembar Kerja Siswa 2 ... 141
Lampiran 15 Kisi-kisi Instrumen LKS 1 ... 149
Lampiran 16 Kisi-kisi Instrumen LKS 2 ... 159
Lampiran 17 Rekapitulasi Nilai Kelompok Praktikum Siswa ... 171
Lampiran 18 Rekapitulasi Hasil Lembar Observasi ... 172
Lampiran 19 Rekapitulasi Tes Essay ... 178
Lampiran 20 Rekapitulasi Angket Siswa ... 179
Lampiran 21 Data Nilai Siswa Tes Essay (Ingen Houz)... 180
Lampiran 22 Data Nilai Siswa Tes Essay (Uji Sach) ... 183
Lampiran 23 Daftar Kelompok Praktikum Siswa ... 186
Lampiran 24 Lembar Observasi Kemampuan Generik ... 187
Lampiran 25 Indikator Kemampuan Generik dan Jenis Instrumen yang digunakannya ... 229
1
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan bertujuan membangun atau membentuk manusia-manusia yang
memiliki pengetahuan. Dengan adanya pengetahuan tersebut diharapkan dapat
mengubah pola pikir serta keterampilan manusia menjadi lebih baik, hal tersebut
sesuai RPJPN seperti dikutip Purwanto bahwa pembangunan dalam bidang
pendidikan diarahkan untuk membentuk manusia-manusia pembangunan yang
berjiwa pancasila yang memiliki salah satu ciri sebagai manusia yang memiliki
pengetahuan dan keterampilan.1
Pendidikan juga diharapkan mampu membuat manusia mengaplikasikan
ilmu-ilmu pengetahuannya. Dalam pembelajaran sains, siswa diharapkan memiliki
keterampilan dan mampu mengaplikasikannya ke dalam kehidupan sehari-hari.
Pengaplikasian tersebut belum dapat dipenuhi apabila kemampuan dasarnya
belum terbentuk. Hal tersebut sesuai pernyataan Bailey seperti dikutip Saptorini
bahwa kemampuan dasar yang disebut sebagai kemampuan generik adalah
kemampuan yang bersifat umum dan berorientasi kepada ilmu pengetahuan yang
lebih tinggi, serta mampu diaplikasikan pada pekerjaan yang lebih luas.2
Hoddinott dan Young menyatakan bahwa “kemampuan generik bukanlah
disiplin ilmu khusus, kemampuan generik sendiri meliputi: pemecahan masalah,
berfikir kritis, analisis, komunikasi, keterampilan teknologi, dan kerjasama”.3 Dari
pernyataan tersebut dapat dijelaskan bahwa kemampuan generik bersifat umum
dan dapat dipelajari atau dipergunakan dalam semua bidang kehidupan.
1M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 1.
2Saptorini, “Peningkatan Keterampilan Generik Sains bagi Mahasiswa malalui Perkuliahan
Praktikum Kimia Analisis Instrumen Berbasis Inkuiri”, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, vol. II,
no. 1, 2008, h. 191, tersedia on line di http://Journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JIPK/article/ view/1218/1174.
3John Hoddinott and David Young, “
Generic Skills Teaching in Materials Science and
Engineering”, Journal of Engineering Education, 2001, h. 707, tersedia on line
Setiap individu memiliki peluang yang sama dalam menguasai atau memiliki
kemampuan generik, hal tersebut memerlukan suatu proses pembelajaran. Pada
umumnya belajar sendiri adalah suatu proses perubahan prilaku (pengetahuan,
sikap, dan keterampilan) individu, hal tersebut sesuai dengan pendapat Good and
Brophy seperti dikutip Hamzah bahwa belajar adalah proses interaksi dalam suatu
proses memperoleh suatu yang baru dalam bentuk prilaku sebagai hasil dari
pengalamannya sendiri.4
Pembelajaran biologi adalah pembelajaran yang sangat menghargai nilai
suatu proses, karena keberhasilan pembelajaran terlihat bukan hanya dari hasil
saja, tetapi melalui proseslah keberhasilan maupun kekurangan dari pembelajaran
tersebut dapat terlihat. Dalam pembelajaran biologi dibutuhkan pembelajaran
berlandaskan proses, maka untuk melaksanakan pembelajaran tersebut pentinglah
guru untuk merancang pembelajaran berbasis praktikum, karena melalui
pembelajaran praktikum dapat mengembangkan pengetahuan siswa serta melatih
keterampilan siswa sehingga dengan adanya pembelajaran praktikum dapat
meningkatkan kreatifitas siswa. Hal tersebut sesuai dengan pendapat John
Hoddinott dan David Young yang menyatakan bahwa pembelajaran yang baik
adalah pembelajaran yang melibatkan siswa dengan materi pembelajaran, di mana
siswa akan secara langsung terlibat dalam proses pembelajaran. Pembelajaran
tersebut juga dapat dilakukan di luar kelas, misalkan di perpustakaan,
laboratorium, dan lain-lain.5
Dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab I
Ketentuan Umum Pasal 1, menyatakan bahwa guru sebagai pendidik yang
profesional yang memiliki tugas mengajar, mendidik, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi anak didiknya dalam
pendidikan formal.6 Di sini dijelaskan bahwa guru memiliki banyak tugas dalam
4
H. Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), ed. 1, cet. 5, h. 194.
5
John Hoddinott and David Young, op. cit., h. 708.
6
melangsungkan proses pendidikan, di mana dalam proses tersebut guru juga harus
mampu memilih metode pembelajaran yang tepat digunakan.
Pemilihan metode pembelajaran yang tepat diharapkan dapat menimbulkan
pengaruh untuk memunculkan kemampuan generik siswa. Metode pembelajaran
tersebut menuntun siswa untuk aktif. Metode yang tepat dan sesuai dengan konsep
pembelajaran yang dibahas akan memotivasi siswa untuk memahami
pembelajaran dengan mudah. Seperti halnya pembelajaran biologi yang
di dalamnya terdapat materi-materi pembelajaran yang harus atau tepat
di sampaikan dengan menggunakan metode pembelajaran praktikum. Hal tersebut
sesuai dalam BSNP yang dikutip oleh Zulfiani, bahwa dalam Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) pembelajaran biologi ditekankan untuk melaksanakan
pembelajaran dengan pemberian pengalaman langsung kepada siswa di mana
pembelajaran tersebut juga tidak melepaskan antara konsep dan kerja ilmiah.7
Sayangnya saat ini banyak sekolah yang tidak melaksanakan kegiatan
praktikum, hal tersebut dikarenakan banyaknya sekolah yang tidak memiliki
sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan tersebut, bahkan banyak guru
yang kurang memiliki kemampuan dalam pembelajaran praktikum. Hal tersebut
sejalan dengan pendapat M. Syaipul Hayat yang menyatakan bahwa kebanyakan
guru dalam proses pembelajaran masih menerapkan metode pembelajaran secara
tradisional, di mana pembelajaran tersebut berorientasikan kepada pengukuran
kognitif siswa saja.8
Pengajaran biologi pada konsep fotosintesis biasanya dijelaskan guru dengan
cara menjelaskan materi dan memberikan soal-soal mengenai konsep tersebut
kepada siswa. Fotosintesis adalah proses yang abstrak bagi siswa, di mana proses
tersebut hanya dijelaskan dalam bentuk kata-kata di dalam buku panduan. Dengan
adanya praktikum, siswa akan melakukan penelitian sendiri dan dapat mengamati
7
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 46.
8
hasil dari proses fotosintesis serta dapat mengambil kesimpulan dari konsep
tersebut.
Penelitian mengenai metode praktikum sudah banyak dilakukan, tetapi
mengukur kemampuan generik melalui kegiatan praktikum masih jarang
ditemukan, sehingga dari pemaparan sebelumnya penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Analisis Kemampuan Generik Siswa Melalui Kegiatan Praktikum Fotosintesis”. Kemampuan generik memiliki
beberapa ragam, namun dalam penelitian kali ini peneliti akan menganalisis lima
buah ragam dari kemampuan generik yang di antaranya adalah: pengamatan
langsung, pengamatan tidak langsung, sebab akibat, pemodelan dan inferensi.
Pemilihan ragam tersebut dikarenakan sampel penelitian yang akan digunakan
adalah siswa SMP yang perkembangan usia dan pola pemikirannya masih
tergolong rendah dengan tingkat kognitif pada tahapan C1-C4,9 serta cocok
dengan konsep pembelajaran yang akan diteliti yaitu fotosintesis, di mana siswa
akan melakukan suatu eksperimen dan dalam eksperimen tersebut diharapkan
dapat memunculkan kemampuan generik yang siswa miliki.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka
identifikasi masalah yang dapat disimpulkan adalah:
1. Penilaian siswa hanya melalui kemampuan pemahaman terhadap konsep,
teori dan prinsip-prinsip.
2. Pembelajaran biasanya menitikberatkan pada kemampuan kognitif.
3. Kemampuan generik siswa melalui praktikum dalam proses pembelajaran
kurang dimunculkan.
9
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian lebih terarah maka peneliti membatasi permasalahan sebagai
berikut:
1. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode praktikum.
2. Kemampuan generik yang diteliti adalah pengamatan langsung, pengamatan
tidak langsung, sebab akibat, pemodelan, dan inferensi.10
3. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah fotosintesis.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas dapat disusun perumusan sebagai berikut “Bagaimana variasi ragam keterampilan generik yang muncul pada proses pembelajaran praktikum fotosintesis?”.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui variasi ragam kemampuan
generik siswa yang muncul ketika mengalami pembelajaran praktikum pada
materi fotosintesis.
F. Kegunaan Penelitian
Kegunaan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagi guru, diharapkan dapat melaksanakan pembelajaran praktikum yang
dapat memunculkan kemampuan generik siswa.
2. Bagi peneliti, dapat menjadi pengalaman pribadi untuk melakukan pengajaran
yang lebih baik lagi.
3. Bagi pembaca, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan penelitian lain
sehingga dapat melakukan pengembangan terhadap penelitian ini.
10Taufik Rahman, “Pengembangan Program Pembelajaran Praktikum
untuk Meningkatkan
Kemampuan Generik Calon Guru Biologi”, Disertasi pada Pasca Sarjana (S3) Pendidikan UPI
6
A. Teori-teori yang Relevan dengan Variabel yang Diteliti 1. Pengertian Pembelajaran Praktikum
Metode praktikum adalah metode pembelajaran dengan cara mempraktekkan
langsung untuk membuktikan suatu konsep yang sedang dipelajari.1 Pembelajaran
praktikum dapat melatih siswa dalam menemukan kebenaran atau fakta dalam
suatu konsep pembelajaran, di mana dalam proses penemuan tersebut siswa akan
menjalani porses pencarian, proses tersebutlah yang akan melatih siswa
memunculkan keterampilan-keterampilan lainnya seperti diskusi dan
memecahkan masalah.
Pembelajaran praktikum menurut Gasong seperti dikutip Duda adalah
pembelajaran yang lebih mengarahkan peserta didik pada experimental learning
berdasarkan pengalaman nyata yang di dalamnya terdapat proses diskusi antar
siswa yang akan menghasilkan gagasan dan konsep baru.2
Pembelajaran praktikum juga dapat membuat siswa memiliki ingatan yang
lama, hal tersebut berasal dari pengalaman manusia berupa
pengalaman-pengalaman yang terorganisasi pada saat kapan dan di mana kejadian tersebut
terjadi serta manusia tersebut mengalaminya sendiri secara personal. Hal tersebut
sesuai dengan pernyataan Slavin seperti dikutip Baharuddin dan Wahyuni, bahwa
long term memory dibagi menjadi tiga bagian yang salah satunya adalah episodic memory, sebagai ingatan jangka panjang yang memuat gambar-gambar dan pengalaman-pengamlaman yang tersusun pada saat kapan dan di mana
pengamalan tersebut terjadi.3
1
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 104.
2
Hilarius Jago Duda, “Pembelajaran Berbasis Praktikum dan Asesmennya pada Konsep Sistem Ekskresi untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI”, VOX Edukasi, vol. 1, no. 2, 2010, h. 31, tersedia on line di http://isjd.pdii.Lipi.go.id/index.php/search.html.
3
Kegiatan pembelajaran menurut para hali mengakibatkan terjadinya
perubahan tingkah laku, di mana perubahan tersebut dapat berdampak pada
perubahan ilmu pengetahuan, dan penguasaan terhadap keterampilan. Perubahan
tingkah laku tersebut merupakan hasil proses pembelajaran yang dilakukan
dengan cara latihan maupun pemberian pengamalan.4
Strategi pembelajaran berbasis praktikum adalah pembelajaran yang baik
untuk hakikat pembelajaran kontsruktivisme, pembelajaran praktikum juga dapat
mengarahkan siswa kepada pengalaman konkrit, dan diskusi yang akan
mengarahkan siswa untuk memperoleh konsep baru.5
Menurut Villani seperti dikutip Rustaman dan Wulan, siswa mampu
membangun konsep secara bermakna dengan cara menghubungkan hasil
pengamatan dengan teori yang sudah dimiliki sebelumnya, siswa juga dapat
memecahkan permasalahan-permasalahan sains dengan cara melakukan kegiatan
laboratorium.6
Pembelajaran praktikum sangat efektif membantu siswa dalam mempelajari
materi yang abstrak atau sulit dipahami dan digambarkan, hal tersebut sesuai
dengan rangkuman hasil penelitian yang dilakukan White seperti dikutip
Rustaman dan Wulan, bahwa siswa akan lebih mudah memahami konsep
pembelajaran melalui kegiatan praktikum. Melalui praktikum konsep akan
menjadi lebih bermakna dan mudah diingat, selain itu praktikum juga dapat
memotivasi siswa dalam belajar sains.7 Selama ini siswa mendapatkan
pembelajaran mengenai fotosintesis hanya melalui pembelajaran di dalam kelas,
sehingga motivasi dalam mempelajari materi tersebut kurang, dengan adanya
pembelajaran praktikum dapat memotivasi siswa dalam belajar.
4
Ibid., h. 34.
5
M. Syaipul Hayat, Sri Anggraeni, dan Sri Redjeki, “Pembelajaran Berbasis Praktikum pada Konsep Invertebrata untuk Pengembangan Sikap Ilmiah Siswa”, Bioma, vol. I, no. 2, 2011, h. 143, tersedia on line di hpp://e-jurnal.ikippgrismg.ac.id/index.php/bioma/article /view File/352/306.
6
Andrian Rustaman dan Ana Ratna Wulan, “Kegiatan Laboratorium dalam Pembelajaran
Biologi”, dalam Nuryani Rustaman dkk (ed.), Strategi Pembelajaran Biologi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), edisi. 1, cet. 1, h. 9.1.
7
Menurut Anggraeni seperti dikutip Utami, pembelajaran pratikum adalah
pembelajaran yang dapat menstimulus siswa untuk dapat aktif dalam belajar.
Keaktifan siswa dalam melakukan praktikum sesuai dengan keunggulannya
sebagai berikut:8
a. Praktikum dapat menfasilitasi siswa dalam menemukan fakta secara langsung.
b. Melatih siswa meningkatkan keterampilan-keterampilan dan sikap ilmiah
dalam pembelajaran praktikum.
c. Pembelajaran praktikum didukung oleh asas-asas didaktik modern sebagai
berikut:
1) Siswa terjun langsung ke dalam proses dan kejadian.
2) Siswa terhindar dari verbalisme.
3) Metode praktikum dalam mengembangkan sikap berfikir ilmiah siswa.
4) Menghasilkan ingatan jangka panjang.
Kelebihan pembelajaran praktikum juga diungkapkan dalam Zulfiani sebagai
berikut:9
a. Mendorong siswa untuk berfikir kritis, tekun, jujur, berkerja sama, terbuka,
dan objektif.
b. Mendorong siswa untuk memiliki keterampilan proses.
c. Mendorong siswa untuk belajar secara konstruktif tidak bersifat hafalan.
d. Siswa mendapatkan pembelajaran yang penuh tantangan.
e. Konsentrasi siswa terarah pada kegiatan pembelajaran.
f. Memudahkan siswa memahami suatu konsep yang bersifat abstrak.
Disamping kelebihan pembelajaran praktikum, terdapat kelemahan terhadap
metode pembelajaran tersebut, yang diungkapkan Zulfiani, sebagai berikut:10
a. Memerlukan waktu yang lama.
b. Memerlukan alat dan bahan yang cukup dan terkadang sulit ditemukan
bahkan mahal harganya.
8Tuti Utami, “
Profil Kemampuan Generik Siswa SMP RSBI yang Muncul melalui Kegiatan Praktikum Uji Makanan”, Skripsi pada Sarjana (S1) Pendidikan UPI Bandung, Bandung, 2012, h.18, tidak dipublikasikan, tersedia on line di http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skrip.
9
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, loc. cit. 10
c. Guru harus memiliki perencanaan yang matang.
d. Menuntut siswa memiliki landasan berfikir.
e. Cenderung memerlukan ruang khusus (laboratorium).
Di dalam pembelajaran IPA, proses adalah hal yang sangat penting,
pembelajaran yang mengembangkan keterampilan dapat meningkatkan
kecerdasan siswa. Menurut Zulfiani, keterampilan proses yang dapat
dikembangkan dalam pembelajaran IPA dibagi menjadi:11
1. Observasi
2. Menafsirkan hasil pengamatan
3. Mengelompokkan
4. Meramalkan
5. Keterampilan berkomunikasi
6. Hipotesis
7. Merancang percobaan atau penyelidikan
8. Menerapkan konsep atau prinsip
9. Mengajukan pertanyaan
10. Keterampilan menyimpulkan
Observasi dilakukan dengan mengoptimalkan seluruh panca indera, observasi dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung, dan dapat
dilakukan dengan menggunakan alat bantu ataupun tidak. Dalam pendidikan IPA,
untuk mengembangkan keterampilan proses harus memungkinkan siswa
menggunakan seluruh panca inderanya. Menafsirkan merupakan pertanyaan atau kesimpulan sementara terhadap hasil observasi yang dilakukan. Mengelompokkan
adalah dasar kemampuan dalam mengklafisikasikan persamaan dan perbedaan
terhadap sesuatu yang diamati. Meramalkan adalah kemampuan mengajukan prediksi terhadap sesuatu yang belum terjadi. Berkomunikasi adalah kemampuan dalam menggumumkan hasil penelitan atau prediksi kepada orang lain, bisa dalam
bentuk grafik, bagan, lisan, maupun dalam bentuk laporan. Hipotesis adalah pernyataan atau pengajuan penyebab terjadinya hubungan antara dua variabel.
11
Keterampilan yang dikembangkan dalam pembelajarana IPA adalah keterampilan
yang bersifat proses, di mana dalam pembelajarannya siswa dituntut untuk terlibat
secara langsung dan mengalami proses tersebut, sehingga proses tersebut akan
terekam oleh ingatan siswa.
2. Pengertian dan Fungsi Laboratorium
Menurut Rustaman et.al, laboratorum adalah tempat yang memiliki fungsi sebagai wadah dilakukannya suatu percobaan dalam penyelidikan. Sedangkan
menurut Gabel, laboratorium adalah tempat yang dapat digunakan sebagai tempat
eksplorasi biologi.12
Pembelajaran IPA dalam meningkatkan konteks pengetahuan siswa
menerapkan sistem pembelajaran langsung di mana siswa dapat belajar melalui
alam secara ilmiah.13 Siswa dapat mempelajari alam dan hal tersebut dapat
berkesinambungan dengan materi pembelajaran. Di dalam kegiatan pembelajaran
IPA, siswa disediakan laboratorium sebagai wadah atau tempat melakukan
observasi dan meningkatkan keterampilannya.
Dalam kaitannya dengan pembelajaran IPA, laboratorium memiliki fungsi
yaitu sebagai berikut:14
a. Sarana penyelesaian masalah
b. Tempat melakukan penelitian
c. Tempat peragaan dan museum kecil
d. Tempat kegiatan belajar/praktikum
Sarana penyelesaian masalah, laboratorium adalah wadah siswa dalam menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru dalam rangka proses
pembelajaran. Tempat melakukan penelitian, masalah yang diteliti siswa bersifat memancing siswa dalam berfikir dan meningkatkan rasa ingin tahu untuk
membuktikan suatu teori dalam sains. Tempat peragaan dan museum kecil, di dalam laboratorium terdapat alat-alat peraga, spesimen serta alat bantu lainnya
dalam proses pembelajaran praktikum. Tempat kegiatan belajar/praktikum,
12
Andrian Rustaman dan Ana Ratna Wulan, op. cit., h. 9.4.
13
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, op. cit., h. 46.
14
laboratorium merupakan tempat siswa belajar dan meningkatkan kreativitasnya
dalam sains. Jadi laboratorium adalah suatu wadah di mana siswa dan guru
melakukan pembuktian akan suatu teori yang telah didapatkan di dalam kelas,
laboratorium juga memiliki fungsi sebagai tempat siswa melakukan penelitian dan
tempat menggunakan alat bantu atau alat raga dalam proses pembelajaran
praktikum.
Menurut Wirjosoemarto et.al, laboratorim dalam pembelajaran biologi memiliki beberapa fungsi di antaranya:15
a. Tempat dilakukannya penelitian dan percobaan.
b. Penunjang penting dalam pembelajaran biologi di kelas, bahkan dapat
berperan utama dalam pembelajaran biologi.
c. Display atau tempat pameran (awetan hewan atau tumbuhan langka). d. Sumber belajar dan perpustakaan sains.
Menurut Rustaman dan Wulan, laboratorium berfungsi sebagai:16
a. Tempat menguji kebenaran suatu hipotesis.
b. Mengobservasi dan menganalisis suatu gejala biologi.
c. Tempat membuktikan suatu teori atau konsep biologi.
d. Tempat berlatih menerapkan keterampilan proses sains.
3. Kemampuan Generik
“In Australia and internationally, generic skills are known by a number of terms including core skills, key skills, essential skills, basic skills and workplace know-how”.17 Kutipan di atas menjelaskan bahwa di beberapa negara keterampilan generik dikenal dengan beberapa istilah, salah satunya adalah
keterampilan inti. Hal tersebut sesuai dengan tulisan Callan yang menyatakan
bahwa “In their interviews, teachers used several phrases to define generic skills,
15
Andrian Rustaman dan Ana Ratna Wulan, op. cit., h. 9.5.
16 Ibid. 17
Jennifer Gibb, Generic skills in Vocational Education and Training: Research Readings, (Australia: National Centre for Vocational Education Research Ltd, 2004), h. 8, tersedia on line
including soft skills, people skills, transferable skills, work skills, core skills, Mayer competencies and core competencies”.18
Menurut Drury seperti dikutip Rahman kemampuan generik dapat diterapkan
dalam berbagai bidang kehidupan, walaupun untuk mendapatkannya diperlukan
waktu yang relatif lama.19 Keterampilan generik bersifat dasar dari
keterampilan-keterampilan belajar lainnya, di mana siswa diharapkan mampu untuk
merealisasikan pengetahuan dan keterampilannya, hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Rahman, bahwa kemampuan generik adalah perpaduan antara
intelegensi dengan keterampilan.20
Dapat disimpulkan bahwa Generic skill atau kemahiran generik adalah suatu ilmu yang bersifat umum dan dapat dipelajari atau dipergunakan dalam semua
bidang kehidupan. Kemampuan generik bersifat luas dan tidak hanya digunakan
dalam ilmu tertentu saja, di mana kemampuan generik adalah kemampuan dasar
dari individu dalam melakukan aktivitasnya di dalam kehidupan, hal tersebut
sesuai dengan pendapat Hoddinott dan Young yang menyatakan bahwa
kemampuan generik bukanlah disiplin ilmu khusus, menurut mereka kemampuan
generik sendiri meliputi: pemecahan masalah, berfikir kritis, analisis, komunikasi,
keterampilan teknologi, dan kerjasama.21
Menurut Keans kemampuan generik adalah suatu keterampilan yang dapat
digunakan atau diaplikasikan ke dalam pekerjaan yang berbeda-beda,
keterampilan tersebut meliputi keterampilan kognitif dan keterampilan pribadi
yang relevan dengan bidang pekerjaan.22
18
Victor J Callan, Generic Skill: Understanding Vocational Education and Training Teacher and Student Atitudes, (Australia: National Centre for Vocational Education Research Ltd, 2003), h. 17, tersedia on line di http://180degreesofreflection.acfe.vic.edu.au/file/view/nr1010.pdf.
19
Taufik Rahman, “Pengembangan Program Pembelajaran Praktikum untuk Meningkatkan
Kemampuan Generik Calon Guru Biologi”, Disertasi pada Pasca Sarjana (S3) Pendidikan UPI Bandung, Bandung, 2008, h. 30, tidak dipublikasikan.
20 Ibid. 21
John Hoddinott and David Young, “Generic Skills Teaching in Materials Science and
Engineering”, Journal of Engineering Education, 2001, h. 707, tersedia on line
di Onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/j.2168-9830.2001.tb00662.x/pdf.
22
Dalam bidang pekerjaan skill adalah hal yang sangat penting dan diperlukan, disamping seseorang harus memiliki pengetahuan akademis, disiplin ilmu yang
baik, mereka juga perlu memiliki kemampuan lain seperti komunikasi,
bekerjasama, berfikir kritis dan pemecahan masalah.23
Menurut Sunyono seperti dikutip Rimatusodik, kemampuan generik memiliki
beberapa manfaat dalam pembelajaran sains, di antaranya adalah:24
a. Membantu guru dalam menganalisis hal yang harus diperbaiki dan
ditingkatkan dalam belajar serta membantu siswa dalam cara belajar.
b. Dapat mempercepat proses pembelajaran.
c. Siswa dapat mengatur kecepatan belajarnya sendiri-sendiri dan guru dapat
mengatur kecepatan belajar masing-masing siswa.
d. Dapat meminimalkan miskonsepsi yang terjadi oleh siswa.
Fungsi kemampuan generik lainnya menurut Callan adalah untuk membuat
individu memiliki fleksibilitas dan kemampuan adaptasi yang baik, di mana ia
mampu ditempatkan di berbagai pekerjaan.25
Dapat disimpulkan bahwa kemampuan generik adalah kemampuan inti dan
dasar dari beberapa keterampilan dalam proses pembelajaran pencapaian hasil
belajar melalui tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik, di mana
kemampuan generik ini adalah hal yang penting. Menurut Rimatusodik,
kemampuan generik juga dapat digunakan dalam menyelesaikan di berbagai
persoalan dalam sains.26
23
John Hoddinott and David Young, loc. cit.
24Reva Rimatusodik, “Profil Keterampilan Generik Siswa SMP dalam Praktikum Kerusakan Lingkungan Menggunakan Kotak Erosi”, Skripsi pada Sarjana (S1) Pendidikan UPI Bandung, Bandung, 2010, h. 17, tidak dipublikasikan, tersedia on line di http://repository.upi.edu/skripsiview .php?export=html&no_skripsi=5573.
25
Victor J Callan, op. cit., h. 7.
26
“Review of research on generic skills revealed that there is no single definitive list of generic skills. In different countries different sets of generic skills are listed and followed, all with similarity and consistency to each other”.27 Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa tidak ada penggunaan pasti mengenai
keterampilan generik, bahkan pada negara yang berbeda tercatat pula penggunaan
daftar yang berbeda, walaupun memiliki kesan yang sama dan konsisten satu
sama lain.
Mayer Committee seperti dikutip Callan, mengidentifikasi kemampuan
generik diidentifikasi menjadi 7 standar kompetensi, yaitu:28
1) Collecting, analysing and organising ideas and information 2) Expressing ideas and information
3) Planning and organising activities 4) Working with others and in teams
5) Using mathematical ideas and techniques 6) Solving problems
7) Using technology
The New Zealand Curriculum Framework (1993) seperti dikutip George
menyatakan delapan kemampuan generik yang di antaranya adalah “Communication skills, information skills, self management and competitive skiils, physical skills, numeracy skills, problem solving skill, cooperative skills, work and study skills”.29
Berdasarkan Skill Surveys (1997-2006) seperti dikutip Green keterampilan
generik dibagi menjadi “Influence skill, literacy, self-planning, numeracy, physical skills, checking skills, problem-solving, external communication skills”.30
The findings of the Mayer Committee in Australia, and also of the Australian Industry Group (Allen Consulting Group 1999), closely resemble those of the UK National Skills Task Force (1998), which identified the generic skills of
27
Reena George, “Fostering Generic Skills Through Participatory Learning Strategies”,
International Journal of Fundamental Psychology & Social Sciences, vol. I, no. 1, 2011, h. 15, tersedia on line di http://fundamentaljournals.org/ijfpss/downloads/4Reena%20George%20NI% 20pp(14-16)pdf.
28
Victor J Callan, op. cit., h. 10.
29
Reena George, loc. cit. 30
Francis Green, The Growing Importance of Generic Skills, 2009, h. 3, tersedia on line
communication, application of numbers, problem-solving, team-working, information technology and improving one’s learning and performance.31
Kutipan di atas menjelaskan bahwa Mayer Committee in Australia, Australian
Industry Group, dan UK National Skills Task Force mengidentifikasi
keterampilan generik menjadi beberapa ragam/bagian.
Kemampuan generik memiliki atau mencangkup beberapa keterampilan yang
di antaranya adalah:32
1) Pengamatan
2) Sense of scale
3) Bahasa simbolik
4) Logical frame
5) Konsistensi logis
6) Hukum sebab akibat
7) Pemodelan
8) Inferensi logika (Logical Inference)
9) Abstraksi
Menurut Brotosiswoyo keterampilan generik yang dapat ditimbulkan lewat
pembelajaran ada 9, yaitu: Pengamatan langsung, pengamatan tidak langsung,
kesadaran tentang skala besaran (Sense of scale), “bahasa” simbolik, kerangka
logika, inferensi logika, hukum sebab akibat, pemodelan, dan membangun
konsep.33
Pada berbagai tesis, disertasi, dan skripsi di Indonesia, mengacu pada
keterampilan generik yang dikembangkan oleh Brotosiswoyo, misalnya pada
disertasi yang dikembangkan oleh Taufik Rahman tahun 2008, skripsi yang diteliti
oleh Reva rimatusodik tahun 2010, Tuti Utami tahun 2012 dan Rifaatul
Muthmainnah tahun 2010.
31
Victor J Callan, loc. cit. 32
Saptorini, “Peningkatan Keterampilan Generik Sains bagi Mahasiswa malalui Perkuliahan Praktikum Kimia Analisis Instrumen Berbasis Inkuiri”, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, vol. II, no. 1, 2008, h. 191, tersedia on line di http://Journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JIPK/article/ view/1218/1174.
33
a. Ragam Kemampuan Generik
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan rincian keterampilan generik dalam
bidang biologi yang dikembangkan oleh Taufik Rahman yang diadaptasi dari
kemampuan generik fisika oleh Brtotosiswoyo tahun 2001 dan kemampuan
generik kimia oleh Moerwani, et.al tahun 2001, berikut adalah keterampilan generik biologi:34
1) Pengamatan (Observasi)
Observasi adalah suatu teknik pembelajaran yang dapat berdampak pada
pengembangan ilmu pengetahuan (Biologi). Proses pengamatan terjadi melalui
panca indera (penglihatan, penciuman, perabaan, pengecapan, dan penginderaan).
Pengamatan dalam keterampilan generik ini dibagi menjadi dua bagian yang
di antaranya adalah pengamatan langsung dan pengamatan tak langsung.
a) Pengamatan Langsung
Kegiatan mengamati objek dengan menggunakan panca indera baik dengan
menggunakan alat maupun dengan tidak menggunakan alat. Pengamatan langsung
dengan tidak menggunakan alat, contohnya adalah ketika seseorang mengukur
jumlah denyut nadi dengan memegang pergelangan tangan. Pengamatan langsung
dengan menggunakan alat bantu, contohnya mengamati langsung sel xilem
dengan menggunakan mikroskop.
Pengamatan langsung harus dilaksanakan secara jujur terhadap hasil
pengamatan, di mana objek pengamatan yang diamati akan memiliki hasil yang
sama jika dilakukan pengamatan kembali.
b) Pengamatan Tidak Langsung
Gejala dan prilaku alam ada yang tidak mampu diartikan atau ditangkap oleh
indera manusia secara langsung, maka dari itu manusia membutuhkan alat untuk
mengetahui hasil dari objek yang diamati.
Pengamatan tak langsung adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk
mendapatkan gejala dan perilaku alam yang tidak dapat diamati secara langsung
tetapi efeknya dapat diketahui dan memerlukan alat tertentu untuk dapat
mendeteksinya. Contohnya adalah pengukuran suhu badan yang hanya akan
34
diketahui besarnya dengan menggunakan thermometer, tekanan darah yang dapat
diukur menggunakan tensi meter.
2) Kesadaran Tentang Skala Besaran (Sense of scale)
Kesadaran mengenai skala besaran adalah mengenai pemahaman akan
perbandingan ukuran benda yang sesungguhnya dengan ukuran benda tiruannya.35
Dalam objek biologi terdapat objek-objek yang ukurannya sangat kecil seperti sel,
gen, organel, virus, hingga objek yang memiliki ukuran sangat besar seperti
hewan dan tumbuhan tingkat tinggi.
3) Bahasa Simbolik
Tidak semua prilaku alam dapat diungkapkan dengan bahasa sehari-hari,
namun ada beberapa yang memang harus diungkapkan secara kuantitatif, sifat
tersebutlah yang menyebabkan perlunya manusia menggunakan bahasa yang
bersifat kuantitatif.36
Bahasa simbolik berfungsi untuk menggambarkan simbol dalam
pembelajaran sains, misalnya dalam mengenal lambang unsur, persamaan reaksi,
simbol-simbol untuk reaksi searah, reaksi kesetimbangan, resonasi dan lain-lain
dalam pembelajaran kimia.37 Sedangkan dalam biologi terdapatnya simbol (♂)
untuk jantan, (♀) untuk betina, (P) untuk parentum, dan (F) untuk Filium.
4) Kerangka Logika
Kerangka logika adalah suatu kemampuan untuk berfikir sistematis oleh
seseorang. Contoh dalam ilmu bidang biologi adalah mengenai sistem klasifikasi
makhluk hidup di mana pada sistem klasifikasi tersebut mengelompokkan
makhluk hidup berdasarkan karakteristik mulai dari tingkat tertingi sampai
terendah.
35
Tuti Utami, op. cit., h. 9.
36
B. Suprapto Brotosiswoyo, op. cit., h. 2.12.
37
5) Inferensi
Inferensi logika adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengambil suatu
kesimpulan atau garis besar dari suatu rujukkan. Menurut Subiyanto kesimpulan
yang diambil merupakan penjelasan atau interpretasi dari hasil observasi.
6) Hukum Sebab Akibat
Menurut Moerwani et.al, dalam kemampuan generik ragam sebab akibat, terdapat sebab akibat biasa dan hukum sebab akibat. Hubungan antara sebab
akibat dalam hukum sebab akibat memiliki nilai kepastian yang tinggi dan jika
dilakukan pengulangan akan menghasilkan hasil yang sama. Sedangkan pada
sebab akibat biasa tidak memiliki hal yang demikian. Aturan yang dapat dikatakan
sebagai hukum sebab akibat apabila terdapat ulangan dari akibat sebagai fungsi
dari penyebabnya.
Contoh lain dalam ilmu biologi adalah proses fotosintesis:
Cahaya matahari
6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2
Klorofil
dengan adanya CO2, H2O, matahari dan klorofil maka akan dihasilkan glukosa dan
oksigen, proses ini akan terus berulang.
7) Pemodelan
Pembelajaran sains sangatlah luas, sehingga banyak objek yang tidak dapat
dipelajari langsung dari objek aslinya. Maka dari itu diperlukannya model (benda
tiruan), yang akan menggambarkan bentuk atau proses aslinya. Model dapat
berbentuk benda dua dimensi (gambar, tabel, grafik, dan bagan) atau benda tiga
dimensei seperti torso. Pemodelan juga dapat diartikan sebagai percontohan, suatu
percontohan dapat menggunakan model (satu dimensi atau dua dimensi), sebuah
8) Abstraksi
Abstraksi dalam kemampuan generik adalah suatu kegiatan yang
menggambarkan hal-hal abstrak ke dalam bentuk nyata. Contohnya adalah rantai
respirasi dan pembentukan ATP, prosenya diabstarksikan ke dalam bentuk
gambar.
Berikut adalah indikator keterampilan generik biologi yang
dikembangkan oleh Taufik Rahman:38
Tabel 2.1 Kemampuan Generik Biologi
No Ragam Cakupan Kemampuan
1. Pengamatan langsung
a. Mengamati objek yang karakteristiknya dapat diobservasi langsung oleh indera baik menggunakan alat ataupun tidak.
b. Mengungkapkan karakteristik objek (lisan, tulisan, gambar) berdasarkan hasil penginderaan langsung. c. Melihat objek menggunakan lup atau mikroskop. 2. Pengamatan
tidak langsung
a. Mengamati objek yang karakteristiknya tidak dapat diobservasi langsung oleh indera tetapi efeknya yang terobservasi dengan alat atau melalui proses.
b. Mengobservasi potensial, intensitas, kandungan, atau konsentrasi suatu zat dengan menggunakan alat. c. Mengungkapkan karakteristik objek (lisan, tulisan,
gambar) melalui pengindraan tak langsung. d. Menentukan konsentrasi zat dengan titrasi atau
menggunakan spekrofotometer.
e. Menentukan amilum hasil fotosintesis dengan larutan lugol.
3. Kesadaran skala
a. Menggunakan ukuran, besaran, dan satuan serta membandingkan objek satu dengan yang lain. b. Membuat perbandingan ukuran antara objek tiruan
dengan objek sebenarnya.
c. Menggambar suatu objek dengan proposional. d. Menyayat objek dengan ukuran yang sesuai untuk
dapat dilihat di bawah mikroskop. 4. Bahasa
simbolik
a. Menggunakan istilah, rumus atau perhitungan yang menggunakan lambang atau simbol.
b. Menjelaskan simbol dalam biologi.
c. Menggunakan simbol, aturan, rumus matematika atau sains dalam memecahkan atau menjelaskan masalah biologi.
38
No Ragam Cakupan Kemampuan
5. Kerangka logika
a. Membuat atau menggunakan kriteria untuk suatu fenomena.
b. Mengelompokkan berdasarkan kriteria.
c. Membuat atau menggunakan kunci determinasi. d. Membuat atau menggunakan peta konsep. 6. Sebab
akibat
a. Menjelaskan, menghubungkan atau menentukan perlakuan dan hasil perlakuan.
b. Menentukan variabel (bebas, terikat, kendali, rambang).
c. Menghubungkan dua atau lebih variabel (rumusan masalah).
d. Merumuskan kesetimbangan kimia.
7. Pemodelan a. Membuat objek, aktifitas, atau tiruan yang dapat digunakan sebagai contoh.
b. Melakukan peragaan atau aktifitas tertentu untuk dicontoh.
c. Membuat tabel dari data yang belum ditabelkan. d. Mengubah tabel data ke dalam bentuk uraian atau
sebaliknya.
e. Mengubah data ke dalam grafik atau sebaliknya. f. Mengubah uraian kata ke dalam bentuk
grafik/gambar/bagan atau sebaliknya.
8. Inferensi a. Membuat kesimpulan berdasarkan hasil observasi. b. Merumuskan kesimpulan untuk persoalan baru
berdasarkan akibat logis dari kesimpulan-kesimpulan atau teori-teori yang ada, tanpa melihat bagaimana makna konkret sesungguhnya.
c. Membuat penjelasan atau argument berdasarkan rujukan.
d. Memecahkan masalah berdasarkan rujukan. e. Menarik kesimpulan berdasarkan rujukan. 9. Abstraksi a. Mewujudkan objek abstrak biologi (misal proses
fisiologi) menjadi objek yang bisa dilihat dan dipahami (misal dalam bentuk gambar, model, atau animasi).
Berdasarkan indikator keterampilan generik yang telah dikembangkan oleh
Taufik Rahman di atas, maka peneliti menyesuaikan indikator-indikator tersebut
Tabel 2.2 Kemampuan Generik Biologi pada Praktikum Fotosintesis
No Ragam Cakupan Kemampuan
1. Pengamatan langsung
a. Mengamati objek yang karakteristiknya dapat diobservasi langsung oleh indera baik menggunakan alat ataupun tidak.
b. Mengungkapkan karakteristik objek berdasarkan hasil penginderaan langsung (lisan/tulisan).
2. Pengamatan tidak
langsung
a. Mengamati objek yang karakteristiknya tidak dapat diobservasi langsung oleh indera tetapi efeknya yang terobservasi dengan alat atau melalui proses.
b. Mengungkapkan karakteristik objek (lisan/tulisan) melalui penginderaan tak langsung.
c. Menentukan amilum hasil fotosintesis dengan lugol.
3. Sebab
akibat
a. Menjelaskan dan menghubungkan perlakuan (penyebab) dan hasil perlakuan (akibat). b. Menentukan variabel (bebas, terikat, kendali). c. Menghubungkan dua atau lebih variabel (rumusan
masalah).
d. Merumuskan kesetimbangan kimia.
4. Pemodelan a. Membuat objek/aktifitas/tiruan yang dapat digunakan sebagai contoh.
b. Melakukan peragaan atau aktifitas tertentu untuk dicontoh.
c. Membuat tabel dari data yang belum ditabelkan. d. Mengubah tabel data ke dalam bentuk uraian atau
sebaliknya.
e. Mengubah data ke dalam grafik atau sebaliknya. f. Mengubah uraian kata ke dalam bentuk
grafik/gambar/bagan atau sebaliknya.
5. Inferensi a. Membuat kesimpulan berdasarkan hasil observasi. b. Membuat penjelasan atau argumen berdasarkan
rujukan.
c. Memecahkan masalah berdasarkan rujukan. d. Menarik kesimpulan berdasarkan rujukan.
Dalam penelitian ini kemampuan generik yang dapat dilihat melalui
pembelajaran praktikum pada konsep fotosistesis adalah pengamatan langsung,
pengamatan tidak langsung, sebab akibat, pemodelan dan inferensi. Pemilihan
ragam tersebut dikarenakan sampel penelitian yang akan digunakan adalah siswa
SMP yang perkembangan usia dan pola pemikirannya masih tergolong rendah dan
siswa akan melakukan suatu eksperimen dan dalam eksperimen tersebut
diharapkan dapat memunculkan kemampuan generik yang dimilikinya.
Menurut Rahman, kemampuan generik yang meliputi pengamatan langsung,
pemodelan, inferensi, sebab akibat, dan bahasa simbolik dapat dijaring melalui
pelaksanaan praktikum (tertulis) secara keseluruhan (perencanaan, pelaksanaan
tertulis, dan praktik serta pelaporan).39 Dalam Ikhsanuddin dikatakan bahwa soal
tes dapat digunakan dalam penilaian siswa mengenai peningkatan dalam
memahami konsep pembelajaran serta peningkatan keterampilan generik sains
siswa.40
Sedangkan dalam Utami, kemampuan generik berupa pengamatan langsung,
kerangka logika, pemodelan, inferensi, dan kerjasama dapat diukur dengan
instrumen lembar observasi, LKS, tes tertulis dan angket siswa.41 Tes tertulis
berfungsi untuk mengukur pengetahuan siswa mengenai ada atau tidaknya serta
besar kecilnya kemampuan generik setelah siswa melaksanakan kegiatan
praktikum.42
Sejalan mengenai pembahasan di atas mengenai instrumen yang dapat
digunakan dalam mengukur keterampilan generik siswa, maka menurut Rahman,
tes essay mampu menjaring kemampuan generik dalam perencanaan dan pelaporan praktikum yang meliputi ragam kemampuan generik pengamatan
langsung, pemodelan, inferensi, sebab akibat, dan bahasa simbolik. Sedangkan
lembar observasi dapat digunakan sebagai format untuk menilai kerja siswa saat
pelaksanaan praktikum. Angket berfungsi untuk menjaring respon siswa mengenai
pelaksanaan praktikum.43
39
Taufik Rahman, dkk., “Program Pembelajaran Praktikum Berbasis Kemampuan Generik (P3BKG) dan Profil Pencapaiannya”, Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, vol. II, no. 2, 2008, h. 197.
40
Ikhsanuddin, “Pembelajaran Inkuiri Berbasis Teknologi Informasi untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Generik Sains Siswa SMA pada Topik Hidrolisis Garam”,
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, vol. I, no. 2, 2007, h. 193.
41
Tuti Utami, op. cit., h. 30.
42
Ibid., h. 32.
43
4. Fotosintesis
Di benua Eropa fotosintesis lebih dikenal dengan istilah asimilasi zat,
sedangkan pada benua Amerika, fotosintesis lebih dikenal ketimbang istilah
asimilasi zat.44 Fotosintesis adalah proses pembentukan makanan yang dilakukan
oleh tumbuhan dengan bantuan cahaya matahari. Fotosintesis akan menghasilkan
gula yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dan makhluk hidup lainnya.
Fotosintesis menghasilkan karbohidrat dari bantuan karbon dioksida, air, dan
cahaya matahari. Makhluk hidup yang dapat melakukan proses fotosintesis adalah
makhluk hidup yang memiliki krolofil.45 Di dalam sejarah perkembangan
fotosintesis, banyak ahli yang melakukan percobaan untuk membuktikan
kebenaran peristiwa fotosintesis, beberapa di antaranya adalah: Ingen houz, dan
Sach.46
Ingen Houz membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan oksigen (O2).
Percobaannya adalah dengan menggunakan Hydrilla venticillata (tanaman air) yang diletakan di bawah corong terbalik. Jika tanaman tersebut diletakkan
di tempat yang terkena sinar matahari, maka akan muncul gelembung-gelembung
gas yang akhirnya akan mengumpul pada dasar tabung reaksi.47
Sach membuktikan bahwa proses fotosintesis menghasilkan amilum. Adanya
amilum diuji dengan yodium, reaksi amilum dan yodium akan menghasilkan
warna hitam. Percobaan ini dikenal dengan nama “uji yodium”.48
a. Tempat Berlangsungnya Fotosintesis
Organisme yang mampu melakukan proses fotosintesis adalah organisme
yang di dalam sel-selnya mengandung klorofil atau zat hijau daun yang terletak
pada kloroplas. Klorofil adalah bagian yang harus ada untuk melakukan proses
fotosintesis, klorofil pada umumnya terdapat di daun dan ada pada batang muda
44
Tim Dosen Biologi, Biologi Dasar, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 55.
45
Budi Purwanto dan Arinto Nugroho, Eksplorasi Ilmu Alam 2: untuk Kelas VIII SMP dan MTs, (Solo: Platinum, 2012), h. 133.
46
Tim Dosen Biologi, op. cit., h. 56.
47 Ibid. 48
sedangkan bagian daun yang mengandung klorofil adalah pada jaringan parenkim
palisade (jaringan tiang/jaringan pagar).49
Gambar 2.1 Jaringan pada Daun b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Fotosintesis
Proses fotosintesis dapat berlangsung dengan adanya bantuan cahaya,
sehingga karbondioksida dan air akan menghasilkan bahan organik. Hal tersebut
sesuai persamaan kimiawi berikut ini :50
6CO2 + 6H2O + Energi Cahaya C6 H12O6 + 6O2
Menurut Purwanto dan Arinto, faktor-faktor yang mempengaruhi proses
fotosintesis dibagi menjadi lima yaitu: karbon dioksida (CO2), air (H2O), klorofil,
dan cahaya matahari, serta suhu.51
1) Karbon dioksida
Tumbuhan mengambil karbon dioksida melalui stomata (mulut daun) dari
udara.
2) Air
Akar tanaman mengambil air dari dalam tanah dengan menggunakan
pembuluh angkut xilem. Namun jika tanah pada daerah tumbuhnya tanaman
kekurangan air akan menyebabkan stomata pada daun tertutup dan
mengakibatkan tanaman tidak dapat memperoleh karbon dioksida.
49
Budi Purwanto dan Arinto Nugroho, op. cit., h. 134.
50
Neil A. Campbell, Jane B. Reece, dan Lawrence G. Mitchell, Biologi, Terj. dari Biology oleh Rahayu Lestari, Lemeda Simarmata, dan Hiralius W. Hardani (ed.), (Jakarta: Erlangga, 2002), ed. 1, jilid. 1, h. 184.
51
3) Klorofil
Klorofil adalah zat hijau daun yang banyak terdapat pada bagian tumbuhan
daun. Klorofil memiliki sifat fluoresen yaitu dapat menerima atau menyerap
cahaya dan mengembalikannya dengan gelombang yang berlainan. Klorofil
memiliki fungsi sebagai penyerap energi matahari. Energi cahaya matahari
yang ditangkap oleh klorofil akan diubah menjadi energi kimia dan berfungsi
sebagai pemecah air menjadi oksigen dan hidrogen. Oksigen akan keluar
melewati stomata dan berfungsi untuk makhluk hidup lainnya untuk bernafas,
sedangkan hidrogen akan bergabung dengan karbon dioksida dan akan
mengahasilkan glukosa.
4) Cahaya matahari
Cahaya matahari berfungsi untuk tumbuhan melaksanakan proses
fotosintesis, dengan adanya cahaya matahari tumbuhan akan dapat
menguraikan air.
5) Suhu
Suhu pada tanaman berkaitan dengan kerja enzim yang bekerja pada tubuh
tanaman tersebut, seperti yang dikatakan oleh Kemal bahwa enzim adalah
suatu katalis untuk reaksi-reaksi kimia di dalam tubuh makhluk hidup.52
Enzim berkerja dengan baik pada suhu optimum, suhu yang terlalu tinggi
dapat merusak kerja enzim.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Berdasarkan penelitian Reva Rimatusodik yang dilakukan pada tahun 2010 yang berjudul “Profil Keterampilan Generik Siswa SMP dalam Praktikum Kerusakan Lingkungan Menggunakan Kotak Erosi”, menghasilkan bahwa kelima
ragam keterampilan generik (pengamatan langsung, kesadaran skala, sebab akibat,
pemodelan, dan inferensi) siswa SMP muncul pada saat praktikum kerusakan
lingkungan. Variasi keterampilan yang muncul adalah: Pengamatan langsung
(74,76%), kesadaran skala (27,14%), pemodelan (87,14%), dan inferensi
52
(66,63%). Secara umum penguasaan keterampilan generik siswa SMP termasuk
kategori cukup (64.81%).53
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tuti Utami pada tahun 2012, yang berjudul “Profil Kemampuan Generik Siswa SMP RSBI yang Muncul Melalui Kegiatan Praktikum Uji Makanan”, penelitian tersebut bertujuan mengukur
kemampuan generik siswa SMP RSBI melalui kegiatan praktikum uji makanan
dengan hasil rata-rata adalah 69,70%, dengan kemampuan kerjasama (94,44%)
kategori sangat tinggi, kemampuan pengamatan langsung (83,95%) kategori
sangat tinggi, kemampuan inferensi (67,36%) kategori tinggi, kemampuan
kerangka logika (66,20%) kategori tinggi, dan kemampuan pemodelan (36,575%)
kategori rendah.54
Penelitian yang dilakukan oleh Taufik Rahman, pada tahun 2008 yang berjudul “Program Pembelajaran Praktikum Berbasis Kemampuan Generik (P3BKG) dan Profil Pencapaiannya”, memiliki hasil pencapaian bahwa P3BKG berdampak positif terhadap kemampuan pelaksanaan praktikum maupun
performance praktik. Pencapaian kemampuan generik tersebut meliputi pengamatan langsung (kategori sangat tinggi), pemodelan, inferensi, dan sebab
akibat (kategori tinggi), bahasa simbolik (kategori sedang mendekati rendah).55
Penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Pujani, Liliasari, dan Dhani
Herdiwijaya pada tahun 2011 yang berjudul “Pembekalan Keterampilan
Laboratorium untuk Meningkatkan Kemampuan Generik Sains Calon Guru pada Bidang Astronomi”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran keterampilan laboratorium berbasis keterampilan generik sains dapat
mengembangkan keterampilan generik sains astronomi secara signifikan.
Kemampuan generik yang dapat dikembangkan dengan baik adalah pengamatan
langsung, kesadaran tentang skala, bahasa simbolik, dan inferensi logika.
53
Reva Rimatusodik, op. cit., h. 90.
54
Tuti Utami, op. cit., h. 42.
55
Sedangkan kemampuan generik pengamatan tak langsung, hukum sebab akibat,
dan pemodelan hasilnya tidak signifikan.56
C. Kerangka Berpikir
Biologi adalah salah satu pembelajaran dalam IPA, di mana biologi
membahas dan mempelajari makhluk hidup. Proses kegiatan dalam kehidupan
makhluk hidup tidak semuanya dapat dipelajari dengan kongkrit tetapi ada
beberapa hal yang bersifat abstrak, misalnya dalam pembahasan yang akan
peneliti lakukan yaitu mengenai fotosintesis. Pemilihan materi tersebut
dikarenakan materinya bersifat proses sehingga dapat dipilih untuk mengukur
kemampuan generik siswa.
Kegiatan praktikum diharapkan dapat merealisasikan pembelajaran yang
bersifat abstrak dengan melakukan penemuan-penemuan fakta yang terjadi selama
proses praktikum. Dalam penelitian yang melakukan proses pembelajaran
praktikum ini diharapakn siswa mampu memunculkan kemampuan generiknya,
karena kemampuan ini adalah kemampuan yang paling dasar dalam proses
pembelajaran sains, di mana siswa akan terstimulus untuk mengaplikasikan
pengetahuannya ke dalam kegiatan yang akan dilakukan dalam praktikum.
Dengan adanya pembelajaran praktikum guru dapat mencapai tujuan
pembelajaran IPA, di mana guru dapat membimbing siswa untuk mengeksplor
konsep yang telah didapatkan di ruang kelas ke dalam alam sekitar yang akan
dijadikan percobaan untuk membuktikan konsep tersebut.
Pembelajaran praktikum juga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
generik siswa. Dengan adanya pembelajaran praktikum pada materi fotosintesis
diharapkan dapat muncul kemampuan generik yang siswa miliki, kemampuan
tersebutlah yang dikatakan sebagai aplikasi dari pengetahuan siswa dengan
keterampilan.
56
Ni Made Pujani, Liliasari, dan Dhani Herdiwijaya, “ Pembekalan Keterampilan Laboratorium
Kemampuan generik adalah kemampuan yang tidak terpaku dalam disiplin
ilmu tertentu, di mana kemampuan generik dapat digunakan pada berbagai bidang
kehidupan. Pembelajaran IPA memiliki tujuan yang sama dengan pengaplikasian
dari kemampuan generik, dengan harapan setiap siswa mampu mengaplikasikan
ilmu pengetahuan dalam bekerja secara ilmiah maupun dalam kehidupan
29
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Al-Hasra yang beralamat di Jalan Raya
Ciputat-Parung Km. 24 Kelurahan Bojongsari Baru Kecamatan Bojongsari Kota
Depok.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian sesuai dengan masalah yang diambil yaitu mengenai materi
fotosintesis yang dipelajari pada semester genap, tahun ajaran 2013/2014, pada
bulan Maret.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif. Berdasarkan tujuannya
penelitian deskriptif untuk menggambarkan keadaan atau fakta-fakta yang ada,
pada penelitian ini peneliti tidak melakukan perlakuan-perlakuan atau manipulasi
tertentu terhadap objek.1
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang meneliti sekelompok manusia,
suatu objek, atap satu kelas pada masa sekarang, tujuannya adalah untuk membuat
gambaran secara fakta, akurat, dan sistematis.2
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah kumpulan objek yang memiliki karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari.3 Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas VIII pada SMP Al-Hasra Depok tahun ajaran 2013/2014.
1
Sudaryono, Gaguk Margono, dan Wardani Rahayu, Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), ed. 1, cet. 1, h. 9.
2
Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), h. 54.
3
Sampel adalah bagian dari jumlah dan ciri yang dimiliki populasi.4 Sampel
yang digunakan adalah satu kelas siswa SMP kelas VIII, dengan teknik
pengambilan sampel yaitu simpel random sampling. Pengambilan sampel dengan cara ini dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi tersebut.5 Sampel yang terpilih adalah kelas VIII.3 sebanyak 33 siswa.
D. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan tiga macam instrumen. Instrumen yang
digunakan adalah tes uraian, lembar observasi, dan angket.
1. Tes Uraian
Menurut Sumarna dalam Sudaryono dkk, tes pada dasarnya digunakan untuk
mengukur kemampuan siswa dalam kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan
psikomotorik (keterampilan).6
Penelitian ini menggunakan tes uraian yang yang dikembangkan dari
indikator keterampilan generik yang dijaring melalui pembelajaran. Skala yang
digunakan dalam tes ini adalah skala 0-5.
Tes memiliki persyaratan agar penilaian tidak menghasilkan hasil yang
subjektif, dalam membuat tes harus diadakan pengujian validitas, reabilitas, daya
beda, dan tingkat kesukaran. Tes tertulis memiliki tujuan mengukur kemampuan
siswa mengenai ada tidaknya kemampuan generik siswa setelah melakukan
kegiatan praktikum.7
4
Ibid., h. 81.
5
Ibid., h. 82.
6
Sudaryono, dkk., op. cit., h. 63.
7Tuti Utami, “Profil Kemampuan Generik Siswa
Kisi-kisi instrumen tes uraian praktikum fotosintesis dapat digambarkan
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Kisi-kisi Tes Uraian Praktikum Ingen Houz
No Ragam Indikator Nomor
Soal
1. Pengamatan langsung
Mengungkapkan karakteristik objek berdasarkan hasil penginderaan langsung (lisan/tulisan).
1
2. Sebab akibat
Menjelaskan dan menghubungkan perlakuan (penyebab) dan hasil perlakuan (akibat).
2
Menentukan variabel (bebas, terikat, kendali). 3 Menghubungkan dua atau lebih variabel
(rumusan masalah).
4
Merumuskan kesetimbangan kimia. 5
3. Pemodelan Membuat tabel dari data yang belum ditabelkan. 6 Mengubah tabel data ke dalam bentuk uraian
atau sebaliknya.
7
Mengubah data ke dalam grafik atau sebaliknya. 8 Mengubah uraian kata
ke bentuk grafik/gambar/ bagan atau sebaliknya.
9
4. Inferensi Membuat kesimpulan berdasarkan hasil observasi.
10
Membuat penjelasan atau argument berdasarkan rujukan.
11
Memecahkan masalah berdasarkan rujukan. 12
Menarik kesimpulan berdasarkan rujukan. 13