• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN INSTRUMEN PIANIKA PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH KENANGA PADANG BULAN MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN INSTRUMEN PIANIKA PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH KENANGA PADANG BULAN MEDAN."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN INSTRUMEN PIANIKA PADA ANAK

BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH KENANGA

PADANG BULAN MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

PETRA VISI E. PANJAITAN

NIM. 2113142058

JURUSAN SENI DRAMA TARI DAN MUSIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i ABSTRAK

PETRA VISI ECLLESIA PANJAITAN, NIM 2113142058. Pembelajaran Instrumen Pianika Pada Anak Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Kenanga Padang Bulan Medan. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan. 2016

Penelitian ini merupakan Pembelajaran Instrumen Pianika Pada Anak berkebutuhan khusus di Sekolah Kenanga Padang Bulan Medan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui proses pembelajaran instrumen pianika pada anak berkebutuhan khusus di Sekolah Kenanga Padang Bulan Medan, untuk mengetahui jenis musik yang dipelajari di Sekolah Kenanga Padang Bulan Medan, untuk mengetahui sarana dan prasarana yang digunakan dalam pembelajaran instrumen pianika pada anak berkebutuhan khusus di Sekolah Kenanga Padang Bulan Medan, untuk mengetahui tingkat keberhasilan anak dalam pembelajaran instrumen pianika pada anak berkebutuhan khusus di Sekolah Kenanga Padang Bulan Medan, dan untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran instrumen pianika pada anak berkebutuhan khusus di Sekolah Kenanga Padang Bulan Medan.

Penelitian berdasarkan landasan teoritis yang menjelaskan teori pembelajaran, metode pembelajaran, kendala pembelajaran, hasil belajar, pengertian anak berkebutuhan khusus, teori instrumen musik, teknik bermain pianika, teori jenis musik dan sarana dan prasarana.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh anak autisme dan keterlambatan belajar berjumlah 12 orang anak. Pengumpulan data ini dilakukan dengan metode observasi atau pengamatan, wawancara, dokumentasi, instrumen tes dan kajian pustaka.

Setelah menganalisis keseluruhan data, ditemukan beberapa kesimpulan. Langkah Pembelajaran instrumen pianika pada anak berkebutuhan khusus diawali dengan guru membuka kelas dengan menyapa siswa, diikuti dengan doa yang dipimpin oleh salah satu anak secara bergiliran,kemudian berlatih tangga nada C Mayor,

lalu berlatih lagu dengan materi lagu berjudul “twinkle twinkle little star”

pembelajaran ini dilakukan dengan metode prompting, communication, dan

cardboard. Jenis Musik yang dipelajari untuk anak berkebutuhan khusus adalah semangat, ceria dan melow. Sarana dan Prasarana berupa pianika, ruangan kelas dan Gedung Sekolah. Pembelajaran pianika bagi anak berkebutuhan khusus di Sekolah Kenanga digolongkan berhasil dengan tingkat keberhasilan 100 persen. Kendala yang dihadapi akan dapat diatasi jika ada kerjasama orangtua, guru dan sekolah.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat dan perlindungan-Nya, penulis dapat menyelesaikan penelitian ini hingga dalam bentuk Skripsi. Penelitian ini mengambil judul “Pembelajaran Instrumen Pianika Pada Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Kenanga Padang Bulan

Medan”, yang bertujuan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan di Jurusan Sendratasik, Program Studi Pendidikan Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan

Sebagai manusia yang memiliki keterbatasan pengetahuan, penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penulisan maupun penyampaian ide penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan juga saran dari para pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan Skripsi ini.

Dalam penyelesaian Skripsi ini, penulis telah berupaya semaksimal dan seoptimal mungkin untuk mencapai hasil yang terbaik. Namun dalam pelaksanaan penelitian dan proses bimbingan, tidak terlespas dari bantuan berbagai pihak. Maka untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Dr. Isda Pramuniati,M.Hum. Dekan FBS UNIMED

3. Uyuni Widiastuti, M.Pd. Ketua Jurusan Sendratasik UNIMED dan Dosen Pembimbing Skripsi I

4. Dr. Pulumun Ginting, M.Sn. Ketua Program Studi Pendidikan Musik UNIMED.

(8)

6. Dra. Pita H.D . Silitonga,M.Pd. Dosen Pembimbing Akademik.

7. Ruth Ita Apulina Sembiring. Ketua Yayasan dan Kepala Sekolah Kenanga Padang Bulan Medan

8. Elvina Tarigan, Debora Sebayang, Testy Simanjuntak, dan Sherly Depari. Selaku Guru Anak berkebutuhan Khusus di Sekolah Kenanga dan Narasumber Penulis.

9. Seluruh Siswa Kelas Berkebutuhan Khusus yang mengikuti Pembelajaran Instrumen Pianika.

10.Seluruh Dosen Sendratasik FBS UNIMED

11.Kedua orang tua penulis Bapak Ir.Richard Panjaitan dan Ibu Ruth Sembiring, atas dukungan serta motivasi baik secara moril maupun materil, serta doa restu demi tercapainya cita-cita.

12.Adik-adik penulis yang terkasih, Daniel Panjaitan, Sifra Panjaitan dan Jonathan Panjaitan yang selalu memberikan semangat dan doa.

13.Rekan-rekan mahasiswa dan sahabat penulis Tika Gazah, Garce Gultom, Ade Sitorus, Nancy Simanjuntak, Hanna Manalu, Tinton Siburian, Maria Fabiola, Rizka Ajeng, Yesaya Siregar dan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih, dan semoga Skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Maret 2016 Penulis

(9)

iv A. Latar Belakang Masalah ... 5

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah... 7

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL A. Landasan Teoritis ... 11

1. Pengertian Pembelajaran ... 11

2. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus ... 16

3. Teori Instrumen Musik ... 19

4. Teknik Bermain Pianika ... 21

5. Teori Psikologi Musik ... 23

6. Sarana Dan Prasarana ...26

B. Kerangka Konseptual ... 27

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ...31

B. Lokasi danWaktu Penelitian ...31

(10)

v

D. Teknik Pengumpulan Data ...33

E. Teknik Analisis Data ...37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A .Sekolah Kenanga ... 39

B. Pembelajaran Instrumen Pianika Pada Anak Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Kenanga Padang Bulan Medan ... 41

C. Tema Musik Yang Diajarkan Pada Anak Berkebutuhan Khusus ... 50

D. Sarana Dan Prasarana Yang Digunakan Dalam Proses Pembelajaran Pianika ... 51

E. Tingkat Keberhasilan Siswa Dalam Memainkan Instrumen Pianika Pada Anak Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Kenanga Padang Bulan Medan 53 F. Kesulitan Ataupun Kendala Yang Dihadapi Dalam Proses Pembelajaran Instrumen Pianika Pada Anak Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Kenanga Padang Bulan Medan ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... ..,...58

B. Saran ...,...59

DAFTAR PUSTAKA...60

(11)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kisi-Kisi Soal ... 37

Tabel 4.1 Biodata Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Kenanga ... 41

Tabel 4.2 Daftar Anak Berkebutuhan Khusus yang mengikuti Pembelajaran Pianika ... 43

Tabel 4.3 Data Kemampuan Anak ... 46

Tabel 4.4 Tema Musik ... 55

(12)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Nada-Nada Pada Pianika ... 25

Gambar 2.2 Skema Kerangka Konseptual... 32

Gambar 4.1 Siswa Memimpin Doa ... 45

Gambar 4.2 Guru membantu anak slow learner menyusun pianika ... 46

Gambar 4.3 Guru Mengarahkan Cara Meniup Pianika ... 47

Gambar 4.4 Pembelajaran Pianika di Dalam Kelas ... 48

Gambar 4.5 Guru Sedang mengajarkan Pianika dengan teknik modelling ... 49

(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Musik adalah sesuatu yang dekat dengan kehidupan manusia. Kondisi batin seseorang dapat berubah karena dipengaruhi oleh musik. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa musik dapat merelaksasi hati dan pikiran seseorang, membuat kondisi hati menjadi semakin bergairah dan semangat dalam menjalani hidup.

Pada dasarnya musik adalah seni yang menggambarkaan pemikiran dan perasaan manusia melalui lantunan suara, yang berarti musik memiliki fungsi dalam kehidupan manusia seperti : sebagai hiburan, meningkatkan kecerdasan, menjaga kesehatan, media komunikasi, mata pencaharian, pengiring untuk upacara adat, dan pendidikan. Dalam kehidupan sehari-hari beberapa fungsi musik yang diterapkan adalah musik untuk pendidikan. Musik mampu menstimulasi dan mengoptimalisasikan kecerdasan anak dan memberikan dampak positif pada kepribadian anak. merangsang anak untuk berpikir tenang, kreatif serta imajinasi. Begitu juga halnya dengan pembelajaran musik pada anak yang memiliki kebutuhan khusus. Musik tidak hanya bermanfaat untuk anak-anak yang normal, musik juga efektif bagi anak-anak berkebutuhan khusus seperti autisme, keterbelakangan mental (down syndrome), dan cedera otak .

(14)

2

anak-anak pada umumnya, karena anak berkebutuhan khusus memiliki hambatan belajar dalam perkembangannya dan dalam proses pembelajarannya tidak bisa disamakan dengan anak normal lainnya. Oleh sebab itu harus memilki tenaga pengajar yang sudah ahli dalam menangani dan menghadapi kesulitan ataupun kendala dalam proses belajar untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus.

Pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus di Indonesia saat ini menyediakan fasilitas pendidikan khusus yang disesuaikan dengan derajat dan jenis ketidakmampuannya yang disebut dengan Sekolah Luar Biasa (SLB) dan tanpa disadari sistem pendidikan Sekolah Luar Biasa (SLB) telah membangun tembok ekslusifisme bagi anak berkebutuhan khusus.

Tembok esklusifisme ini telah menghambat proses pengenalan satu dan yang lain antara anak-anak berkebutuhan khusus dengan anak-anak tidak berkebutuhan khusus. Akibatnya sebagian besar masyarakat masih memandang mereka sebagai orang yang merepotkan, mengganggu kenyamanan, sulit belajar, tidak produktif, dan membebani masyarakat. Walaupun sejarah kehidupan manusia justru menunjukkan hal yang berbeda, banyak temuan di bidang ilmu pengetahuan, karya seni dihasilkan oleh orang-orang berkebutuhan khusus. Merela memerlukan dukungan keluarga dan masyarakat agar Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dapat hidup lebih baik. Keterbatasan fisik, mental dan kemampuan interaksi sosial, bukan halangan untuk menjadi manusia yang berharga bagi orang lain.

(15)

3

khusus untuk bisa berkonsentrasi, meningkatkan percaya diri, dan sebagai media ekspresi diri. Beberapa karakter anak berkebutuhan khusus antara lain: mengedepankan perasaan malu, rendah diri, dalam bermasyarakat mereka selalu diletakkan pada urutan terbelakang. Untuk menyiapkan anak berkebutuhan khusus agar bisa mandiri, salah satu medianya adalah melalui bermain musik.

Lembaga pendidikan tidak hanya dikhususkan untuk anak yang memiliki kelengkapan fisik, tetapi juga kepada anak yang memiliki keterbelakangan mental. Beberapa sekolah telah dibuka bagi anak berkebutuhan khusus dan sistem pembelajarannya menjadi salah satu keunggulan yang ditawarkan sekolah-sekolah ini. Salah satu pendidikan formal yang dapat menangani anak berkebutuhan khusus ini yaitu Sekolah Kenanga Padang Bulan Medan. Sekolah Kenanga ini sudah berdiri sejak 10 tahun yang lalu, dan membuka kelas untuk Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah dasar (SD), dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) untuk kelas VII dan VIII, dan lima tahun belakang sangat tergerak untuk masuk kedalam kegiatan mendidik Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), maka Sekolah Kenanga membuka kelas untuk Anak Berkebutuhan Khusus, baik itu untuk anak penderita Tunarungu, Tunagrahita, Tunadaksa, Tunalaras, Autisme dan anak Hyperaktif. Dan yang menjadi pusat perhatian peneliti adalah untuk anak penderita autisme.

(16)

4

berkebutuhan khusus memiliki keterbatasan dalam berbicara dan lambat dalam kemampuan motoriknya. Sehingga instrumen yang lebih mudah didapat dan dipelajari agar anak berkebutuhan khusus dapat berhasil dalam memainkan instrument tersebut adalah pianika .

Berdasarkan pengamatan peneliti di Sekolah Kenanga, pembelajaran pianika yang berlangsung di kelas cukup kreatif walaupun memiliki dampak yang tergolong sedikit bagi para anak berkebutuhan khusus. Hal ini sangat memungkinkan terjadi dikarenakan guru yang mengajar anak berkebutuhan khusus di Sekolah Kenanga adalah guru khusus anak berkebutuhan spesial, dan bukan berlatar belakang pada musik dan juga metode pembelajaran yang digunakan untuk setiap anak berbeda-beda sesuai dengan berat atau ringannya autisme anak tersebut. Maka dari itu peneliti ingin meneliti pembelajaran pianika pada anak berkebutuhan khusus (autisme), bagaimanakah anak berkebutuhan khusus (autisme) dapat menerima pembelajaran pianika tersebut, dimana anak berkebutuhan khusus memiliki kemampuan dalam menerima pelajaran yang dibawah rata-rata dari anak-anak lainnya dan bagaimana strategi dalam mengajarkan instrumen pianika untuk anak berkebutuhan khusus.

Dari latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti

“Pembelajaran Instrumen Pianika pada Anak Berkebutuhan Khusus di

(17)

5

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah pengenalan masalah atau inventarisir masalah. Identifikasi masalah adalah salah satu proses penelitan yang boleh dikatakan paling penting diantara proses lain. Masalah penelitian akan menentukan kualitas dari penelitian, bahkan juga menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak. Menurut Sugiyono (2012:52), masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan dengan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksanaan.

Tujuan dari identifikasi adalah agar penelitian yang dilakukan menjadi terarah serta cakupan masalah yang dibahas tidak terlalu luas. Setelah masalah diindentifikasi, selanjutnya perlu dipilih dan ditentukan masalah yang akan diangkat dalam suatu penelitian. Adapun masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana proses pembelajaran instrumen pianika pada anak berkebutuhan khusus di Sekolah Kenanga Padang Bulan Medan ?

2. Apa saja sarana dan prasarana yang dipergunakan dalam proses pembelajaran instrumen pianika pada anak berkebutuhan khusus di Sekolah Kenanga Padang Bulan Medan ?

(18)

6

4. Apa tema musik yang diajarkan kepada anak berkebutuhan khusus dalam pembelajaran instrumen pianika di Sekolah Kenanga Padang Bulan Medan? 5. Apa saja kesulitan ataupun kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran

instrumen pianika pada anak berkebutuhan khusus Sekolah Kenanga Padang Bulan Medan ?

6. Bagaimana tingkat keberhasilan anak dalam memainkan instrumen pianika pada anak berkebutuhan khusus di Sekolah Kenanga Padang Bulan, Medan ?

7. Metode apa yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran instrumen pianika ? 8. Bagaimanakah tanggapan orang tua anak mengenai pembelajaran isntrumen

pianika ?

C. Pembatasan Masalah

Melihat situasi, kondisi dan keterbatasan biaya serta waktu yang relatif singkat maka sebagaimana yang sudah disebutkan diatas maka peneliti perlu membatasi permasalahan yang ada dan yang akan diteliti sehingga penelitian skripsi ini dapatlebih terarah sesuai dengan Moleong (Lincoln & Guba : 2010)yang mengatakan bahwa :

“Dalam merumuskan ataupun membatasi masalah permasalahan

dalam suatu penelitian sangatlah bervariasi dan tergantung pada peneliti. Oleh karena itu perlu hati-hati dan jeli dalam mengevaluasi rumusan permasalahan penelitian dan dirangkum

kedalam beberapa pertanyaan yang jelas”.

(19)

7

1. Bagaimana proses pembelajaran instrumen pianika pada anak berkebutuhan khusus di Sekolah Kenanga Padang Bulan Medan ?

2. Apa tema musik yang diajarkan kepada anak berkebutuhan khusus dalam pembelajaran instrumen pianika di Sekolah Kenanga Padang Bulan Medan? 3. Apa saja sarana dan prasarana yang dipergunakan dalam proses pembelajaran

instrumen pianika pada anak berkebutuhan khusus di Sekolah Kenanga Padang Bulan Medan ?

4. Bagaimana tingkat keberhasilan anak dalam memainkan instrumen pianika pada anak berkebutuhan khusus di Sekolah Kenanga Padang Bulan Medan ?

5. Apa saja kesulitan ataupun kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran instrumen pianika pada anak berkebutuhan khusus di Sekolah Kenanga Padang Bulan Medan ?

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan titik fokus dari sebuah penelitian yang hendak dilakukan, mengingat sebuah penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban pertanyaan, maka dari itu perlu dirumuskan dengan baik, sehingga dapat mendukung untuk menemukan jawaban pertanyaan.Berdasarkan uraian diatas hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2011 : 31) , yang mengatakan bahwa rumusan masalah adalah suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data, dan setiap rumusan masalah haruslah

(20)

8

Berdasarkan uraian baik latar belakang masalah, identifikasi masalah, serta pembatasan masalah, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut

:“Bagaimanakah Pembelajaran Instrumen Pianika Pada Anak

Berkebutuhan Khusus di Sekolah Kenanga Padang Bulan Medan”

E. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang, pada umumnya pasti memiliki tujuan. Kegiatan dalam merumuskan tujuan penelitian sangat mempengaruhi keberhasilan penelitian yang akan dilaksanakan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2009: 32) yang mengatakan bahwa Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan data yang antara lain dapat digunakakan untuk memecahkan masalah. Untuk itu setiap penelitian yang dilakukan harus selalu berangkat dari masalah

` Dengan mengetahui tujuan, maka kegiatan yang dilakukan akan semakin jelas dan terarah sesuai dengan maksud peneliti. Tujuan penelitian ini yakni : 1. Untuk mengetahui proses pembelajaran instrumen pianika pada anak

berkebutuhan khusus di Sekolah Kenanga Padang Bulan, Medan.

2. Untuk mengetahui tema musik yang diajarkan kepada anak berkebutuhan khusus di Sekolah Kenanga Padang Bulan, Medan.

(21)

9

4. Untuk mengetahui serta mengukur tingkat keberhasilan anak berkekbutuhan khusus dalam memainkan instrumen pianika .

5. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapai dalam pembelajaran instrumen pianika pada anak berkebutuhan khusus (autisme) di Sekolah Kenanga Padang Bulan Medan.

F. Manfaat Penelitian

Setiap penelitian baiklah memiliki suatu manfaat dan kegunaan dari penelitian tersebut. Dan dapat dijadikan sumber informasi dan referensi dalam mengembangkan penelitian selanjutnya. Menurut pendapat Sugiyono (2009 : 32) yang mengatakan untuk penelitian kualitatif, manfaat penelitian lebih bersifat teoritis, yaitu untuk pengembangan ilmu, namun juga tidak menolak manfaat praktisnya untuk memecahkan masalah.

Manfaat dari penelitian ini sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis.

a. Sebagai bahan informasi bagi para pembaca tentang pembelajaran pianika untuk anak berkebutuhan khusus (autisme).

b. Sebagai bahan referensi dan acuan bagi peneliti berikutnya yang memiliki keterkaitan dengan topik ini.

c. Sebagai bahan referensi dan masukan bagi Program Studi Pendidikan Musik, Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan.

(22)

10

a. Sebagai masukan bagi para guru yang ingin mengajarkan pianika bagi anak berkebutuhan khusus ( autisme ).

(23)

61

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, kesimpulan di sebutkan sebagai berikut :

1. Pembelajaran instrumen pianika pada anak-anak berkebutuhan khusus di Sekolah Kenanga Padang Bulan Medan, diantaranya: mempersiapkan kelas dengan berdoa yang dipimpin oleh salah satu anak, berlatih tangga nada C mayor, yang dipimpin dan diarahkan oleh guru, diikuti dengan berlatih lagu , dan sebagai penutup pembelajaran mereka merapikan instrumen masing masing dan berdoa.

2. Metode pembelajaran pianika bagi anak berkebutuhan khusus di sekolah kenanga padang bulan Medan, adalah dengan metode Mengulang

(repeating), mencontohkan (Modelling), dan Papan kartu (Card Board) 3. Tema Musik untuk Materi Pembelajaran praktek instrumen pianika adalah

lagu anak-anak berjudul “Twinkle Twinkle Litlle Star”

(24)

62

5. Tingkat keberhasilan dari anak berkebutuhan khusus untuk pelajaran pianika adalah 100 % atau seluruh anak lulus dengan nilai yang bervariasi. 6. Kendala belajar bagi anak berkebutuhan khusus akan dapat ditangani jika

ada kerja sama yang baik antara sekolah, guru, anak dan orang tua.

B. SARAN

Sejalan dengan kesimpulan yang dituliskan oleh peneliti, beberapa saran dikemukakan sebagai berikut :

a. Bagi guru untuk bisa lebih dalam mengenai pianika khususnya dan musik umumnya, agar pembelajaran musik bagi anak berkebutuhan khusus di Sekolah Kenanga padang bulan Medan, bisa lebih menarik dan bervariasi. b. Bagi orang tua untuk bisa memberikan perhatian yang lebih baik lagi kepada anaknya, karena dukungan penuh orang tua dari rumah akan sangat mempengaruhi anak dalam belajarnya.

c. Bagi Sekolah, agar ruangan belajar anak berkebutuhan khusus, bisa dirapikan lebih baik lagi, baik itu dari segi pemilihan warna baik dinding, ataupun interior kelas, agar anak anak berkebutuhan khusus lebih semangat lagi untuk datang dan belajar.

(25)

63

DAFTAR PUSTAKA

Anita. 2010. Sarana Prasarana. From Anitahidayanti.blogspot.co.id, 29 oktober 2015.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Blackwood, Alan. 1979. Ward Lock’s Encyclopedia Music. London : WARD Lock Limited

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Kencana. Djohan, 2005. Psikologi Musik. Yogyakarta:Penerbit Buku Baik

Eko Budiman Purba, 2011, Skripsi: “Pembelajaran Instrumen Flute Pada Anak Kelas XI SMK N 11 Medan : Universitas Negeri Medan

Hamalik, Oemar (2007). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara

Hamalik, Oemar. 2013, Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.

Hamdani (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia.

Hasdianah. 2013. Autis pada anak (pencegahan, perawatan, dan pengobatan).

Yogyakarta : Nuha Medika

Juli Seflina Sihite, 2014, Skripsi: “Pembelajaran Pianika Pada Ekstrakuler Musik di SMP Eka Prasetya Medan : Universitas Negeri Medan

Moleong, Lexy J. 2010. Edisi: cet.20 Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Qathrinaida, 2014, Skripsi:”Laporan Observasi Perkembangan dan Proses

Pembelajaran Anak berkebutuhan Khusus (observasi lapangan di SDLB Desa Labui, Kecamatan Baitturahman, Kota Banda Aceh : Universitas Negeri Medan

Rony Lumbantoruan, 2012, Skripsi: “Pembelajaran Instrumen Keyboard Pada

Anak Tunanetra di yayasan Murni Johor Medan Tp 2011/2012 :

(26)

64

Sanjaya, wina. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Santoso, 2012. Cara memahami & mendidik anak berkebutuhan khusus.

Yogyakarta : Gosyen Publishing.

Siipe2r007. 2012. Pengaruh Musik terhadap kesehatan jiwa fungsi dan kerja otak.

From https://siipe2r007.wordpress.com/2012/06/11/karya-ilmiah- pengaruh-musik-terhadap-kesehatan-jiwa-fungsi-dan-kerja-otak-manusia. 17 november 2015.

Sugiyono, 2011.Metode Penelitian Pendidikan( Pendekatan. Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Alfabeta. Bandung

Sugiyono,2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung : Alfabet.

Gambar

Tabel 2.1 Kisi-Kisi Soal .......................................................................................
Gambar 2.1 Nada-Nada Pada Pianika ...............................................................

Referensi

Dokumen terkait

6.Pengeluaran ke sist cv lwt paru2, kulit, ginjal, slran cerna..

Dalam Paper ini bertuliskan tentang jawaban beragam pertanyaan yang diberikan oleh Dosen terkait untuk merangkum dan meringkas tentang Perusahaan Multinasional, Perbedaan

Apabila sebuah mesin sinkron difungsikan sebagai generator dengan diputar pada kecepatan sinkron dan rotor diberi arus medan (If), maka pada kumparan jangkar stator akan

[r]

Tujuan khusus kompetensi pedagogi dalam modul ini: Setelah menempuh proses pembelajaran, peserta mampu memahami materi kompetensi pedagogik yang terdiri atas

The proof for horizontal slices is easy: at the bottom of the cube (finest detail, largest scale) the input was already a valid planar partition, every generalization operation

Tujuan Agar peserta dapat membuat action plan atau rencana kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai goal. Kegiatan

d) kartu deskripsi disusun berdasarkan skema yang telah dibuat, kemudian ditetapkan nomor difinitif yang selanjutnya dituangkan dalam daftar arsip pertelaan arsip