• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengendalian Feeding Dengan Menggunakan Statistical Quality Control Di PT INALUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengendalian Feeding Dengan Menggunakan Statistical Quality Control Di PT INALUM"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

FADHLINA NAZLY

102407030

PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

FADHLINA NAZLY

102407030

PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul : Pengendalian Feeding Dengan Menggunakan

Statistical Quality Control Di PT INALUM Kategori : Tugas Akhir

Nama : Fadhlina Nazly Nomor Induk Mahasiswa : 102407030 Program Studi : D3 Statistika Departemen : Matematika

Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara

Diluluskan di Medan, Juli 2013

Disetujui Oleh

Departemen Matematika FMIPA USU

Ketua, Pembimbing,

(4)

PENGENDALIAN FEEDING DENGAN MENGGUNAKAN STATISTICAL

QUALITY CONTROL DI PT INALUM

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2013

FADHLINA NAZLY

(5)

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha

Penyayang, dengan limpah karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan penyusunan

Tugas Akhir ini dengan judul Pengendalian Feeding dengan Menggunakan

Statistical Quality Control di PT INALUM.

Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Suwarno Arriswoyo,

M.Si selaku pembimbing dan Sekretaris Program Studi yang telah meluangkan

waktunya selama penyusunan tugas akhir ini. Terima kasih kepada Bapak Drs.

Faigiziduhu Bu’ulölö, M.Si selaku Ketua Program Studi D3 Statistika FMIPA

USU, Bapak Prof. Dr. Tulus, M.Si. Ph.D dan Ibu Dra. Mardiningsih, M.Si selaku

Ketua dan Sekretaris Departemen Matematika FMIPA USU Medan, Bapak Dr.

Sutarman M.Sc selaku Dekan FMIPA USU Medan, seluruh staff dan Dosen

Program Studi D3 Statistika FMIPA USU, pegawai FMIPA USU dan rekan-rekan

kuliah. Akhirnya tidak terlupakan kepada Bapak Alm. Kasiman Nasution dan Ibu

Siti Hapsah Lubis serta keluarga yang selama ini memberikan bantuan dan

(6)
(7)

dan Standar Deviasi (S) 34 5.7.1. Pengolahan Data dengan Statistical

Quality Control Sebelum Revisi 44 5.7.2. Pengolahan Data dengan Statistical

(8)

Nomor Judul Halaman Tabel

4.1. Data hasil Observasi Feeding di PT INALUM 28

4.2. dan R 29

4.3. dan R

32

4.4. dan S 35

(9)

Nomor Judul Halaman Gambar

(10)

Nomor Judul Halaman lamp

1. Hasil Perhitungan Dari Program SPSS 2. Grafik Hasil Data Harian Dengan Ms. Excel 3. Table Of Constants for Control Chart

4. Surat Permohonan Penelitian Tugas Akhir 5. Surat Riset Pengumpulan Data

(11)

1.1Latar Belakang

Kualitas telah menjadi karkteristik utama dalam organisasi atau perusahaan agar

dapat berkembang lebih baik lagi dalam bidang produksi disuatu organisasi atau

perusahaan. Hal ini dipengaruhi oleh karaktristik lingkungan dunia usaha saat ini

yang ditandai oleh perkembangan yang cepat dan menuntut keahlian dalam

mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi dalam aktivitas ekonomi dunia.

Dalam dunia industri, mutu atau kualitas barang yang dihasilkan

merupakan faktor yang sangat penting. Barang yang dihasilkan antara lain

ditentukan kualitasnya berdasarkan pada pengukuran karakteristik - karakteristik

tertentu. Hasil pengukuran yang dipakai untuk penentuan kualitas barang

harganya berubah-ubah dari produk yang satu ke produk lainnya meskipun

kondisi proses produksi dapat diusahakan sama. Dengan demikian timbullah

variasi kualitas.

Dengan adanya kualitas yang akan menentukan perkembangan dalam

produktivitas dan pelayanan yang baik dari sisi kesesuaian standar maupun

kesesuaian keinginan serta harapan pelanggan. Dalam bidang industri khususnya

dalam pengolahan Alumina (Al2O3) menjadi Aluminium (Al) terdapat feeding

sebagai proses pemasukan alumina (Al2O3) kedalam pot reduksi. Pemasukan

alumina (Al2O3) harus memiliki perhitungan yang tepat agar mendapatkan

(12)

kemampuan menganalisis proses yang sudah berada dalam batas pengendali

kualitas statistik (in statistical quality control) serta penerapan berbagai teknik untuk mencari penyebab khusus kesalahan bagi proses yang masih diluar batas

pengendalian statistik (out of statistical quality control). Sehingga Penulis membuat judul penelitian tugas akhir “Pengendalian Feeding dengan

Menggunakan Statistical Quality Control di PT INALUM.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, perumusan masalah penelitian adalah

mengetahui proses feeding alumina (Al2O3) berada dalam batas – batas pengendali

statistik yang memungkinkan perusahaan melakukan evaluasi serta perbaikan

dalam proses produksi di PT INALUM Kuala Tanjung.

1.3Batasan Masalah

Untuk memberikan kejelasan dan memberikan kemudahan penelitian ini agar

tidak jauh menyimpang dari sasaran yang ingin dicapai, penulis hanya meneliti

pengendalian feeding dalam proses produksi alumina (Al2O3) di PT INALUM

Kuala Tanjung beserta revisi agar proses produksi berada dalam batas – batas

pengendali statistik. Data kuantitatif yang digunakan adalah data feeding alumina

(Al2O3) di PT INALUM Kuala Tanjung pada bulan Mei sampai Juni 2012.

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat mengetahui proses feeding

(13)

memungkinkan perusahaan melakukan evaluasi serta perbaikan dalam proses

produksi di PT INALUM Kuala Tanjung pada bulan Mei sampai Juni 2012.

1.5Manfaat Penelitian

Dari tujuan penelitian diatas dapat diperoleh manfaat sebagai berikut :

Bagi penulis:

1. Adapun manfaat dari penelitian ini bagi mahasiswa adalah sebagai

menyelesaikan program studi D3 Statistika.

2. Sebagai penerapan ilmu dari mata kuliah yang diperoleh.

Bagi lembaga/ Instansi dan masyarakat pada umumnya;

1. Sebagai refrensi pertimbangan dan pengambilan kebijakan dalam

mengontrol proses pengendalian kualitas bagi lembaga/ instansi.

1.6Lokasi Penelitian

Penelitian dan riset data dilakukan di PT INALUM Kuala Tanjung, Kabupaten

Batu Bara Sumatera Utara

1.7Metode Penelitian

1.7.1 Studi Literatur

Penulisan kepustakaan yaitu metode pengumpulan data untuk memperoleh data

dan informasi dari perpustakaan, yaitu dengan membaca buku-buku, referensi dan

(14)

1.7.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data untuk keperluan peneliti ini, telah dilakukan oleh penulis

dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari PT INALUM Kuala

Tanjung. Data yang dikumpulkan tersebut kemudian disusun dan disajikan dalam

bentuk angka-angka dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas

tentang sekumpulan data tersebut.

1.7.3 Pengolahan Data

Metode yang digunakan adalah dengan metode Pengendalian Kualitas Statistik.

a. Peta Pengendali Rata – Rata ( ) dan Jarak ( R )

Peta pengendali rata – rata dan jarak merupakan dua peta pengendali yang

saling membantu dalam mengambil keputusan mengenai kualitas proses.

Peta penendali rata – rata merupakan peta pengendali untuk melihat proses

masih berada dalam batas pengendali atau tidak. Sedangkan peta pengendali

(15)

Keterangan : UCL = Upper Control Limit

LCL = Lower Control Limit

X = Rata – rata

= Range

A2 =

2. Peta Pengendali jarak (R)

UCL = . D4

UCL = . D3

Keterangan : UCL = Upper Control Limit

LCL = Lower Control Limit

= Range

D3 = Koefisien untuk batas pengendali R

D4 = Koefisien untuk batas pengendali R

b. Peta Pengendali Rata – Rata ( ) dan Standar Deviasi ( S )

Peta penendali rata – rata merupakan peta pengendali untuk melihat proses

masih berada dalam batas pengendali atau tidak. Sedangkan peta pengendali

standar deviasi digunakan untuk megukur tingkat keakurasian proses.

Penggunaan peta pengendali standar deviasi digunakan bersama dengan peta

pengendali rata – rata.

Perumusan dalam mencari peta pengendali rata – rata ( ) dan standar

deviasi (S) adalah :

(16)

UCL = X + A2

UCL = X + A2

Keterangan : UCL = Upper Control Limit

LCL = Lower Control Limit

X = Rata – rata

= Range

A2 =

2. )

UCL = . B4

UCL = . B3

Keterangan : UCL = Upper Control Limit

LCL = Lower Control Limit

= Standar Deviasi

B3 = Koefisien untuk batas pengendali S

B4 = Koefisien untuk batas pengendali S

1.8 Tinjauan Pustaka

Pengendalian kualitas statisitik merupakan teknik penyelesaian masalah yang

(17)

memperbaiki produk dan proses menggunakan metode pengendalian kualitas

statistik.

Konsep terpenting dari pengendalian kualitas statistik adalah variabilitas,

dimana semua prosedur pengendalian kualitas statistik membuat keputusan

berdasar sampel yang diambil dari populasi yang lebih besar.Variabilitas yang

dimaksud adalah variabilitas antar sampel (misalnya rata – rata) dan variabilitas

dalam sampel (misalnya range dan standar deviasi). Untuk menentukan apakah proses berada dalam pengendalian proses statistik menggunakan alat yang disebut

peta pengendali (control chart) yang merupakan gambar sederhana dengan tiga garis, dimana garis tengah disebut garis pusat ( center line) merupakan target nilai pada beberapa kasus, dengan kedua garis lain merupakan batas pengendali atas

dan batas pengendali bawah (Dorotea, 2005).

Menurut Douglas (1990), manfaat dari penerapan pengendalian kualitas statistik,

antara lain :

1. Grafik pengendali adalah teknik yang telah terbukti guna meningkatkan

produktivitas.

2. Grafik pengendali efektif dalam pencegahan cacat

3. Grafik pengendali mencegah kesesuaian proses yang tidak perlu

4. Grafik pengendali member informasi diagnostik

(18)

1.9 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan diuraikan untuk memberikan kerangka atau gambaran

dalam tugas akhir ini. Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis membagi enam

bab di mana masing-masing bab terdiri dari sub-sub bab. Adapun sistematika

penulisannya adalah sebagai berikut:

BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, metode

penelitian dan sistematika penulisan.

BAB 2 : LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan tentang devenisi pengendalian

statistik, peta pengendalian/diagram kontrol serta

menjelaskan tentang pengertian peta pengendali rata – rata

( ), peta pengendali jarak (R) serta peta pengendali

standar deviasi (S)

BAB 3 : SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN

Bab ini menjelaskan tentang sejarah, visi, misi,

kedudukan, tugas, fungsi dan struktur organisasi PT

INALUM Kuala Tanjung, Sumatera Utara.

BAB 4 : PENGOLAHAN DATA

Bab ini menguraikan pengolahan data dengan

(19)

BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini menjelaskan tentang program atau software yang digunakan untuk mengolah data. Penulis menggunakan

program SPSS (Statistic Product and Service Solution).

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab penutup yang merupakan

kesimpulan dari pembahasan serta saran-saran penulis

(20)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Pengendalian Kualitas Statistik

Pengendalian Kualitas statistik merupakan suatu metode pengumpulan dan

analisis data kualitas, serta penentuan dan interpretasi pengukuran-pengukuran

yang menjelaskan tentang proses dalam suatu sistem industri,untuk meningkatkan

kualitas dari output melalui proses statistik guna memenuhi kebutuhan dan

ekspetasi pelanggan.

Konsep dasar dari statistik pengendalian proses adalah untuk

memperbandingkan “apa yang dimaksud dengan proses normal” yang

berdasarkan pada kumpulan data dari periode operasi normal, dengan “apa yang

terjadi sekarang ini” yang berdasarkan pada sampel data dari operasi yang sedang

berlangsung.

Data yang dikumpulkan dari operasi pada kondisi normal digunakan untuk

menyusun peta kontrol (control chart) dan batasan kontrol (control limit).

Control chart dan control limit itu sendiri disusun berdasarkan teori statistik yang relevan atau berkaitan dengan data yang dimasukkan. Control limit

dirancang sedemikian sehingga jika operasi yang sedang berlangsung tidak terlalu

berbeda dengan operasi normal, maka statistik yang dihitung dari data yang

sedang berlangsung berada didalam control limit. Sebaliknya, jika operasi yang sedang berlangsung menunjukkan perbedaan yang mencolok dengan operasi

(21)

berada diluar control limit. Kondisi seperti ini dikatakan sebagai kondisi diluar kontrol (out of control condition).

Dalam teori statistic process control, kondisi diluar kontrol biasanya disebabkan oleh sebab-sebab yang telah diketahui dengan tidak diketahui pasti

(random cause) seperti emosi pekerja pabrik, atau bisa juga dikarenakan oleh sebab khusus (special cause) seperti misalnya perubahan bahan baku yang dilakukan secara mendadak, degradasi atau penyalahgunaan mesin, penggantian

operator mesin, perubahan musim dan lain-lain. Jika kondisi diluar kendali ini

terjadi, maka biasanya proses produksi akan dihentikan untuk mencegah adanya

produk yang tidak sesuai dengan kualitas yang seharusnya, lalu pihak terkait

akan melakukan penyelidikan untuk mencari tahu apa penyebab kondisi ini bisa

terjadi lalu dan menghilangkan penyebab itu. Sehingga dengan demikian maka

kualitas produk yang dihasilkan akan terjaga.

Dalam pengendalian proses statistikal dikenal 2 jenis data (Vincent, 1998) yaitu :

1. Data atribut

Data atribut merupakan data kualitatif yang dihitung menggunakan daftar

pencacahan untuk keperluan pencatatan dan analisis. Data atribut bersifat

diskrit. Jika suatu catatan hanya merupakan suatu ringkasan atau

klasifikasi yang berkaitan dengan sekumpulan persyaratan yang telah

ditetapkan, maka catatan itu dianggap sebagai ”atribut”.

2. Data variabel

Data variabel merupakan data kuantitatif yang diukur menggunakan alat

pengukuran tertentu untuk keperluan pencatatan dan analisis. Data

(22)

bersifat kontinu. Jika suatu catatan dibuat berdasarkan keadaan aktual,

diukur secara langsung, maka karakteristik kualitas yang diukur itu disebut

sebagai “variabel”.

Tujuan utama penggunaan pengendalian kualitas statistik di dalam suatu

proses adalah untuk meminimalkan variability, memperbaiki kualitas produk,

serta menjaga kestabilan proses.

2.2Peta Pengendalian

Peta pengendalian (control chart ) adalah metode statistik yang membedakan adanya variasi ataupun penyimpangan karena sebab umum dan sebab khusus.

Penyimpangan yang disebabkan oleh penyebaba khusus biasanya berada diluar

batas pengendalian, sedangkan yang disebabkan oleh sebab umum biasanya

berada dalam batas pengendalian. Peta pengendalian juga digunakan untuk

mengadakan perbaikan kualitas proses, menenentukan kemampuan proses,

membantu menentukan spesifikasi – spesifikasi yang efektif, menentukan kapan

proses dapat dijalankan sendiri, dan kapan dapat dibuat penyesuaiannya, dan

menemukan penyebab dari tidak diterimanya standar kualitas tersebut.

Terdapat beberapa langkah dalam melakukan pengendalian kualitas proses

statistik untuk data variabel, yaitu :

1. Pemilihan karekteristik kualitas

2. Pemilihan sub kelompok

(23)

4. Penentuan garis pusat (center line) dan batas – batas pengendalian (control limit)

5. Penyusunan revisi terhadap garis pusat dan batas – batas pengendalian

6. Interpretasi terhadap pencapaian tujuan

Pada dasarnya peta pengendali dipergunakan untuk:

1. Mencapai suatu keadaan terkendali.

2. Memantau proses terus menerus sepanjang waktu agar proses tetap stabil

secara statistika dan hanya mengandung variasi penyebab umum.

3. Menentukan kemampuan proses.

Pada dasarnya setiap diagram kontrol memiliki:

1. Garis tengah (central line) yang dinotasikan sebagai CL.

2. Sepasang batas kontrol (control limits), di mana satu batas kontrol ditempatkan di atas garis tengah yang dikenal sebagai batas kontrol atas

(Upper Control Limit) dinotasikan sebagai UCL, dan yang satu lagi ditempatkan di bawah garis tengah yang dikenal sebagai batas kontrol

bawah (Lower Control Limit) dinotasikan sebagai LCL.

3. Tebaran nilai-nilai karakteristik kualitas yang menggambarkan keadaan

dari proses.

Peta pengendali yang umum digunakan untuk data

(24)

2.2.1 Peta pengendali - ) dan Jarak (R)

Peta pengendali rata – rata dan jarak merupakan dua peta pengendali yang saling

membantu dalam mengambil keputusan mengenai kualitas proses. Peta penendali

rata – rata merupakan peta pengendali untuk melihat proses masih berada dalam

batas pengendali atau tidak. Sedangkan peta pengendali jarak (range) digunakan untuk mengetahui tingkat keakuratan atau ketepatan proses yang diukur dengan

mencari range dari sampel yang diambil dalam observasi.

- dan R sebagai berikut :

1. Tentukan ukuran subgrup (n = 3,4,5, ...),

2. Tentukan banyaknya sampel (k),

(25)

5. Hitung nilai selisih data terbesar dengan dengan data terkecil dari setiap

sampel, yaitu Range (R),

6. - yang merupakan garis

tengah dari peta pengendali R,

= Ri

k

= garis tengah

Ri = jumlah rata-rata dari Ri

k = banyak sampel

7. Hitung batas kendali dari diagram kontrol X :

UCL = X + A2R

LCL = X – A2R

keterangan : UCL = Upper Control Limit atau batas kontrol atas LCL = Lower Control Limit atau batas kontrol bawah

X = garis sentral

R = Range

A2

8. Hitung batas kendali untuk diagram kontrol R :

. D4

. D3

keterangan : UCL = Upper Control Limit atau batas kontrol atas LCL = Lower Control Limit atau batas kontrol bawah

(26)

D3 = koefisien untuk batas pengendali R

D4 = koefisien untuk batas pengendali R

9. dan R dan R serta amati apakah

data tersebut berada dalam kontrol atau di luar kontrol.

10.Apabila data yang didapatkan dari hasil perhitungan terdapat revisi maka

perumusannya menjadi :

10.2 Revisi peta pengendali Jarak (R)

(27)

11. – dan R selanjutnya

akan sama seperti cara yang telah dilakukan sebelumnya.

2.2.2 Peta pengendali - ) Standar Deviasi (S)

Peta penendali rata – rata merupakan peta pengendali untuk melihat proses masih

berada dalam batas pengendali atau tidak. Sedangkan peta pengendali standar

deviasi digunakan untuk megukur tingkat keakurasian proses. Penggunaan peta

pengendali standar deviasi digunakan bersama dengan peta pengendali rata – rata.

- – ) dan standar

deviasi (S) sebagai berikut :

1. Tentukan ukuran subgrup (n = 3, 4, 5, ...),

2. Kumpulkan banyaknya sampel (k),

3. - :

4. Hitung standar deviasi dari setiap subgrup yaitu S :

2

keterangan : S = standar deviasi

n = banyak subgrup

(28)

= rata-rata sampel

5. - yang merupakan garis

tengah dari diagram kontrol S,

S

k

= garis sentral

S = jumlah rata-rata dari S

k = banyak sampel

6. Hitung batas kendali dari diagram kontrol X :

UCL = X + A2R

LCL = X – A2R

keterangan : UCL = Upper Control Limit atau batas kontrol atas LCL = Lower Control Limit atau batas kontrol bawah

X = garis sentral

R = Range

A2

7. Hitung batas kendali untuk diagram kontrol S :

. B4

. B3

keterangan : UCL = Upper Control Limit atau batas kontrol atas LCL = Lower Control Limit atau batas kontrol bawah

= garis sentral

(29)

B3 = koefisien untuk batas kontrol S

8. dan S pada peta pengendali S serta amati apakah data

tersebut berada dalam kontrol atau di luar kontrol.

9. Apabila data yang didapatkan dari hasil perhitungan terdapat revisi maka

perumusannya menjadi :

9.2Revisi peta pengendali standar deviasi (S) :

S revisi =

10.Langkah – langkah pembuatan peta dan S selanjutnya akan

(30)

BAB 3

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Visi, Misi, dan Nilai Perusahaan

3.1.1 Visi PT INALUM

PT INALUM menjaga hubungan yang harmonis dengan masyarakat, dan dalam

10 tahun ke depan setelah tahun 2009 akan menjadi perusahaan terkenal dalam

produktivitas dan daya saing di dunia industri aluminium.

3.1.2 Misi PT INALUM

1) Menciptakan bagi semua pihak berkepentingan (stakeholder) melalui produksi aluminium ingot yang berkualitas tinggi dan produk-produk terkait serta mampu bersaing di pasar global.

2) Mendukung operasi pabrik peleburan aluminium yang menguntungkan

dan berkelanjutan melalui pengoperasian pembangkit listrik tenaga air

yang efektif dan efisien.

3) Mendukung pengembangan kelompok industri aluminium nasional yang

pada akhirnya mendukung pengembangan ekonomi nasional.

4) Berpartisipasi dalam pengembangan ekonomi regional melalui

(31)

3.1.3 Nilai PT INALUM

1) Tanggap

Kami menanggapi dengan segera terhadap segala sesuatu yang

berhubungan dengan peningkatan produktivitas kami.

2) Integritas

Kami memperlakukan diri kami untuk bertanggung jawab dalam

menjalankan seluruh urusan bisnis kami dengan integritas.

3) Tanggung jawab

Kami berusaha untuk bertanggung jawab secara terbuka dan bersedia

untuk menyelaraskan kekuatan pengambilan keputusan dengan tanggung

jawab dan semua tingkat perusahaan.

4) Kerjasama

Kerjasama yang efektif merupakan kunci keberhasilan perusahaan.

5) Kepercayaan dan Keterbukaan

Inti dari semua etika bisnis, harus ada kepercayaan. Kami harus terbuka

dalam hal berkomunikasi dengan pihak-pihak lain, memberikan

informasi yang akurat dan tepat waktu. Komitmen kami terhadap

kepedulian lingkungan, tanggung jawab sosial, kesehatan dan

(32)

3.2 Sejarah Singkat PT INALUM

Usaha untuk mendayagunakan Sungai Asahan satu-satunya sungai yang mengalir

dari Danau Toba dan bermuara ke Selat Malaka, sudah dilakukan berulang-ulang

sejak era pendudukan Hindia Belanda. Kemudian dilanjutkan pada masa

pendudukan Jepang dan menjadi kenyataan setelah Indonesia Merdeka.

Studi kelayakan paling awal dilakukan tahun 1919 oleh pemerintah Hindia

Belanda dan tahun 1939 Maatschappij Tot Exploitatie Van de Waterkracht in de Asahan River (MEWA) mulai merintis pembangunan PLTA (Pembangkit Tenaga Listrik Air) Siguragura. Namun pecahnya Perang Dunia II membuyarkan rencana

tersebut.

Selanjutnya tahun 1962 Pemerintah Indonesia dan Rusia menandatangani

perjanjian kerjasama untuk mengadakan studi kelayakan pembangunan Proyek

Asahan. Tetapi, kondisi politik yang tidak menguntungkan pada tahun 1965 juga

telah menggagalkan usaha ini.

Nippon Koei, perusahaan konsultan Jepang, pada tahun 1968 menyerahkan laporan kelayakan sementara tentang Proyek Aluminium Asahan yang kemudian

disusul dengan laporan mengenai Power Development Project. Tahun 1970 dilakukan penandatanganan perjanjian antara Departemen Pekerjaan Umum dan

Tenaga Listrik dengan Nippon Koei untuk Engineering Service mengenai perencanaan dan penyelidikan secara rinci Proyek PLTA No.2 dari

pengembangan pembangunan Asahan dan laporan akhirnya diserahkan tahun

1972. Laporan tersebut menyatakan bahwa PLTA layak untuk dibangun dengan

sebuah Peleburan Aluminium sebagai pemakai utama dari listrik yang

(33)

Tanggal 7 Juli 1975 di Tokyo, setelah melalui perundingan-perundingan

yang panjang dan melelahkan serta dengan tersedianya bantuan ekonomi dari

Pemerintah Jepang untuk proyek ini, Pemerintah Republik Indonesia dan 12

penanam modal Jepang menandatangani Perjanjian Induk (MoU) untuk PLTA

dan Pabrik Peleburan Aluminium Asahan. Kedua belas penanam modal Jepang

tersebut adalah Sumitomo Chemical Company Ltd. , Sumitomo Shoji Kaisha Ltd. , Nippon Light Metal Company Ltd. , C. Itoh & Co. Ltd. , Nissho Iwai Co. Ltd. , Nichimen Co. Ltd. , Showa Denko K.K. , Marubeni Corporation, Mitsubishi Chemical Industries Ltd. , Mitsubishi Corporation, Mitsui Aluminium Co. Ltd. ,

dan Mitsui & Co. Ltd. Perjanjian induk ini merupakan langkah pembuka yang semakin melicinkan jalannya pembangunan Proyek Asahan.

Kemudian, ke-12 penanam modal tersebut bersama Pemerintah Jepang

membentuk sebuah perusahaan penanam modal dengan nama Nippon Asahan

Aluminium Co. Ltd., (NAA) yang berkedudukan di Tokyo, pada tanggal 25

Nopember 1975.

Tanggal 6 Januari 1976, PT. Indonesia Asahan Aluminium (PT

INALUM), sebuah perusahaan patungan antara Pemerintah Indonesia dan Nippon Asahan Aluminium Co. Ltd. didirikan di Jakarta. PT INALUM adalah perusahaan yang membangun dan mengoperasikan Proyek Asahan, sesuai dengan Perjanjian

Induk. Perbandingan saham antara Pemerintah Indonesia dan Nippon Asahan Aluminium Co. Ltd. Pada waktu perusahaan didirikan adalah 10% dengan 90%. Pada bulan Oktober 1978 perbandingan tersebut berubah menjadi 25% dengan

(34)

Untuk melaksanakan ketentuan dalam Perjanjian Induk, pemerintah

Indonesia kemudian mengeluarkan SK Presiden No. 5 tahun 1976 yang

merupakan landasan hukum terbentuknya Otorita pengembangan Proyek Asahan

yang kemudian berganti nama menjadi Otorita asahan, sebagai Wakil Pemerintah

yang bertanggung jawab atas lancarnya pembangunan dan pengembangan Proyek

Asahan.

PT INALUM dapat dicatat sebagai pelopor dan perusahaan pertama di

Indonesia bahkan di Asia Tenggara yang bergerak dalam bidang industri

(35)

3.3 Struktur Organisasi Perusahaan

(36)

BAB 4

PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengolahan Data dan Revisi Data

Data yang digunakan bertujuan untuk menggambarkan apakah suatu proses

berada di dalam batas-batas yang telah ditetapkan sebelumnya atau tidak. Dalam

hal ini data yang diambil terkonsentrasi pada parameter Feeding yang telah ditentukan sebagai parameter yang pengukurannya dilakukan secara berkala. Data

yang akan digunakan adalah data yang didapatkan dari Seksi SRO sub seksi

PROCOM di PT INALUM. Periode data yang diambil adalah pada tanggal 31

Mei – 4 Juli 2012 dari Potline 3. Data yang diperoleh dibagi kedalam mingguan

dan data yang akan diolah adalah data yang berasal dari minggu pertama yaitu

(37)

Tabel 4.1 Data hasil Observasi Feeding di PT INALUM

(38)

4.2 Proses Statistical Quality Control (SQC)

Untuk mencari batas kontrol atas, batas kontrol bawah, dan garis sentral dapat

digunakan diagram kontrol variabel, diagram kontrol tersebut biasanya

digambarkan berupa titik-titik yang dihubungkan berurutan, Jika titik-titik itu ada

di dalam daerah yang dibatasi oleh UCL dan LCL, maka proses berada dalam

kontrol. Jika titik-titik tersebut berada di atas UCL atau di bawah LCL. maka

proses berada di luar kontrol, Diagram kontrol variabel terdiri dari :

4.2.1 Peta Pengendali - ) dan Jarak (R)

dan R dapat dihitung dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.2 Perhitungan Peta Pengendali dan R

(39)

Sambungan Tabel 4.2 Perhitungan Peta Pengendali dan R

Dari tabel diatas maka diperoleh :

n = 30 ∑R = 520,10

= 3.703,93

Langkah-langkah perhitungan :

(40)

i

2. Menentukan garis sentral peta pengendali R

= Ri

k (4.2)

=

=

17,34

3. Menentukan UCL peta pengendali

UCL = X + A2 (4.3)

= 123,46 + (0,577)(17,34)

= 133,46

4. Menentukan LCL Peta pengendali

LCL = X - A2 (4.4)

= 123,46 - (0,577)(17,34)

= 113,46

5. Menentukan UCL Peta Pengendali R

UCL = . D4

(4.5)

(41)

= 36,67

6. Menentukan UCL Peta Pengendali R

UCL = . D3

pengendalian peta pengendali maka data tersebut dianggap out of statistical control dan harus direvisi. Untuk merevisinya data tersebut harus dihilangkan dengan menggunakan langkah – langkah revisi sebagai berikut :

Tabel 4.3 Perhitungan Revisi Peta Pengendali dan R

Observasi

(42)

n = 14 ∑R = 233.57

= 1.718,83

Langkah – langkah perhitungannya :

1. Menentukan revisi garis sentral Peta Pengendali

X revisi =

2. Menentukan revisi garis sentral Peta Pengendali R

revisi =

3. Menentukan revisi UCL Peta Pengendali

UCL = Xrevisi + A2 revisi

(4.9)

= 122,77 + (0,577) . (17,01)

= 132,59

4. Menentukan revisi LCL Peta Pengendali

LCL = X revisi - A2 revisi

(4.10)

(43)

= 112,95

5. Menentukan revisi UCL Peta Pengendali R

UCL = revisi . D4

(4.11)

= 17,01 . 2,115

= 35,98

6. Menentukan revisi LCL Peta Pengendali R

LCL = revisi . D4

dan S dapat dihitung dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.4 Perhitungan Dia dan S

(44)

11 117,00 120,14 120,57 117,71 118,71 118,83 1,53

Dari tabel diatas maka diperoleh :

n = 30 ∑R = 520,10

= 3.703,93

Langkah-langkah perhitungan :

1. Menentukan garis sentral Peta Pengendali

i

2. Menentukan garis sentral Peta Pengendali S

S

(45)

=

=

6,99

3. Menentukan UCL Peta Pengendali

UCL = X + A2 (4.15)

= 123,46 + (0,577)(17,34)

= 133,46

4. Menentukan LCL Peta Pengendali

LCL = X - A2 (4.16)

= 123,46 - (0,577)(17,34)

= 113,46

5. Menentukan UCL Peta pengendali S

UCL = . B4

(4.17)

= 6,99 . 2,09

= 14,61

6. Menentukan LCL Peta Pengendali S

LCL = . B3

(4.18) = 6,99 . 0

= 0

Nilai A2, D3 dan D4 diperoleh dari tabel pada lampiran 2

Apabila dilihat dari hasil observasi, terdapat 16 data yang keluar dari batas

(46)

control dan harus direvisi. Untuk merevisinya data tersebut harus dihilangkan dengan menggunakan langkah – langkah revisi sebagai berikut :

Tabel 4.5 Perhitungan Revisi dan S

Observasi

Dari tabel diatas maka diperoleh :

n = 14 ∑S = 98,11

= 1.718,83

Langkah – langkah perhitungannya :

1. Menentukan revisi garis sentral Peta Pengendali

X revisi =

(47)

revisi =

3. Menentukan revisi UCL Peta Pengendali

UCL = Xrevisi + A2 revisi

(4.21)

= 122,77 + (0,577) . (17,01)

= 132,59

4. Menentukan revisi LCL Peta Pengendali

LCL = X revisi - A2 revisi

(4.22)

= 122,77 - (0,577) . (17,01)

= 112,95

5. Menentukan revisi UCL Peta Pengendali S

UCL =S revisi . B4 (4.23)

= 7,01 . 2,09

= 14,65

6. Menentukan revisi LCL Peta Pengendali S

LCL = S revisi . B3 (4.24)

= 17,01 . 0

= 0

(48)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Pengertian Implementasi Sistem

Implementasi sistem merupakan prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan

desain sistem yang ada dalam desain yang disetujui, menginstal dan memulai

sistem baru atau sistem yang diperbaiki.

Tahapan implementasi sistem merupakan tahapan-tahapan penerapan hasil

desain tertulis ke dalam programming. Dalam pengolahan data dalam hal ini menggunakan software SPSS 17.0 for windows sebagai implementasi sistem dalam memperoleh hasil perhitungan.

5.2 SPSS dalam Statistika

SPSS (Statistic Package for Service Solution) merupakan salah satu paket program komputer yang digunakan dalam mengolah data statistik. SPSS

merupakan software yang paling populer, dan banyak digunakan sebagai alat bantu dalam berbagai riset. SPSS pertama kali diperkenalkan oleh tiga mahasiswa

Standford University pada tahun 1968. SPSS sebelumnya dirancang untuk

pengolahan data statistik pada ilmu-ilmu sosial, sehingga SPSS merupakan

(49)

Sciences berubah menjadi Statistical Product and Service Solutions. Penggunaan SPSS dimaksudkan untuk melakukan analisis dengan praktis, cepat dan akurat.

5.3Mengaktifkan SPSS

Harus dipastikan terlebih dahulu bahwa SPSS telah terinstal pada komputer.

Jika pada menu pilihan windows sudah tersedia SPSS, maka SPSS dapat dibuka dengan cara memilih menu start kemudian klik SPSS 17.0, seperti gambar berikut :

(50)

5.4 Mengoperasikan SPSS

Setelah mengklik pilihan SPSS Statistics 17.0, maka akan muncul tampilan jendela seperti berikut ini :

Gambar 5.2 Tampilan Jendela Awal SPSS

5.5 Input Variabel (Variable View)

Setelah jendela Variable View terbuka, maka lakukan pengisian variabel-variabel

yang akan di analisis seperti berikut:

a. Name : digunakan untuk memberikan nama

variabel

b. Type : digunakan untuk menentukan tipe data

c. Width : digunakan untuk menentukan lebar kolom

d. Decimals : digunakan untuk memberikan nilai desimal

e. Label : digunakan untuk memberi nama variabel

f. Value : digunakan untuk menjelaskan nilai data

(51)

g. Missing : digunakan untuk menentukan data yang

hilang

h. Columns : digunakan menentukan lebar kolom

i. Align : digunakan untuk menentukan rata kanan,

kiri, atau tengah

j. Measure : digunakan untuk menentukan tipe atau

ukuran data, yaitu nominal, ordinal atau

skala.

Gambar 5.3 Tampilan Jendela Variable View

5.6 Input Data (Data View)

Setelah selesai mengisi Variable View, klik pilihan Data View sehingga data pun dapat dimasukkan berdasarkan jenis variabel yang telah didefinisikan terlebih

dahulu pada Variable View.

(52)

Gambar 5.4 Tampilan Jendela Data View

5.7 Pengolahan Data dengan Statistical Quality Control

5.7.1 Pengolahan Data dengan Statistical Quality ControlSebelum Revisi

Pada layar kerja Data View, klik Analyze yang terdapat pada menu kemudian pilih

Quality control dan klik Control Chart, seperti gambar dibawah ini :

(53)

Kemudian dilanjutkan untuk melengkapi jendela-jendela Control Chart. Pilih

variabel chart pilih X-bar, R,s. Lalu pada data organization pilih case are subgrub dan setelah itu klik define, seperti pada gambar berikut :

Gambar 5.6 Tampilan Jendela Control Chart

Kemudian untuk melengkapi pada jendela X – bar, R, s ; cases are subgrups, pada kotak dialog samples isikan variabel X1, X2, X3, X4, dan X5. Sedangkan kotak

dialog sub grup labeled by isikan dengan variabel observasi. Lalu pada kotak dialog Chart pilih x bar using range dan standar deviation, seperti pada gambar berikut :

(54)

Kemudain klik tombol Options sehingga kotak dialog X – bar, R, s: Options muncul dan kemudian pada kotak dialog Number of Sigma isikan level sigmanya 3 dan pada kotak dialog Minimum subgroup sample size isikan dengan angka 2, seperti gambar berikut :

Gambar 5.8 Tampilan Jendela X - bar, R, s : Options

Kemudian klik contine sehingga kembali ke kotak dialog X bar, R, s : Cases Are Subgruop, terakhir klik tombol Ok. Sehingga Output SPSS Viewer muncul sebagai dua grafik, yaitu peta pengendali rata-rata,peta pengendali range dan peta pengendali standar deviasi.

Apabila dilihat dari hasil observasi, terdapat 16 data yang keluar dari batas

(55)

5.7.2 Pengolahan Data dengan Statistical Quality ControlSesudah Revisi

Pengolahan data pada tahapan ini memiliki persamaan pada pengolahan data

sebelumnya, letak perbedaannya hanya pada jumlah observasi yang telah

diperlihatkan sebelunya adalah 30 setelah mengalami revisi observasinya menjadi

14 yang dapat dilihat pada proses berikut ini :

5.7.2.1 Input Variabel (Variable View)

Setelah jendela Variable View terbuka, maka lakukan pengisian variabel-variabel

yang akan di analisis seperti berikut:

a. Name : digunakan untuk memberikan nama

variabel

b. Type : digunakan untuk menentukan tipe data

c. Width : digunakan untuk menentukan lebar kolom

d. Decimals : digunakan untuk memberikan nilai desimal

e. Label : digunakan untuk memberi nama variabel

f. Value : digunakan untuk menjelaskan nilai data

pada kolom

g. Missing : digunakan untuk menentukan data yang

hilang

h. Columns : digunakan menentukan lebar kolom

i. Align : digunakan untuk menentukan rata kanan,

kiri, atau tengah

j. Measure : digunakan untuk menentukan tipe atau

ukuran data, yaitu nominal, ordinal atau

(56)

Gambar 5.9 Tampilan Revisi Jendela Variable View

5.6 Input Data (Data View)

Setelah selesai mengisi Variable View, klik pilihan Data View sehingga data pun dapat dimasukkan berdasarkan jenis variabel yang telah didefinisikan terlebih

dahulu pada Variable View.

Gambar 5.10 Tampilan Revisi Jendela Data View

Untuk langkah berikutnya akan sama dengan proses yang telah dilakukan

sebelumnya, karena tidak terdapat perbedaan dengan proses yang telah dilakukan

(57)
(58)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data, maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut :

1. Pada peta pengendali rata – rata ( ) dan peta pengendali jarak (R)

didapatkan hasil pada peta pengendali rata – rata ( ) diperoleh hasil CL

= 123,46; UCL = 133,46; dan LCL = 113,46 serta pada peta pengendali

jarak (R) diperoleh hasil CL = 17,34; UCL = 36,67; dan LCL = 0. Dapat

dilihat dalam grafik pengendali rata – rata ( ) dan peta pengendali jarak

(R) bahwa proses berada diluar batas pengendali yang artinya harus ada

revisi agar proses produksi yang terjdi dapat menghasilkan produk dengan

kualitas yang diiginkan. Maka setelah di revisi didapatkan pada peta

pengendali rata – rata ( ) diperoleh hasil CL = 122,77; UCL = 132,59;

dan LCL= 112,95 serta pada peta pengendali jarak (R) diperoleh hasil CL

= 17.01; UCL = 35,98 dan LCL = 0. Hasil revisi dapat menunjukkan

bahwa ketidak penyebab – penyebab yang terjadi pada proses produksi

telah berada didalam batasan normal dalam peta pengendalian baik itu

dalam peta pengendali rata – rata ( ) maupun peta pengendali jarak (R)

2. Pada peta pengendali rata – rata ( ) dan standar deviasi (S) diperoleh

(59)

pengendali standar deviasi (S) diperoleh hasil CL =6,99; UCL =14,61;

dan LCL = 0. Dapat dilihat dalam grafik pengendali rata – rata ( ) dan

peta pengendali Standar deviasi (S) bahwa proses berada diluar batas

pengendali yang artinya harus ada revisi agar proses produksi yang terjdi

dapat menghasilkan produk dengan kualitas yang diiginkan. Maka setelah

di revisi didapatkan pada peta pengendali rata – rata ( ) diperoleh hasil

CL = 122,77; UCL = 132,59; dan LCL= 112,95 serta pada peta pengendali

standar deviasi (S) diperoleh hasil CL =7,01; UCL = 14,65 dan LCL = 0.

Hasil revisi dapat menunjukkan bahwa ketidak penyebab – penyebab yang

terjadi pada proses produksi telah berada didalam batasan normal dalam

peta pengendalian baik itu dalam peta pengendali rata – rata ( ) maupun

peta pengendali standar deviasi (S).

3. Hasil output peta pengendali rata –rata ( ) dan peta pengendali jarak (R) serta peta pengendali rata – rata ( ) dan peta pengendali standar deviasi

(S) dapat dilihat perbandingan antara kedua jenis grafik pembeda antara

grafik pengendali rata- rata ( ) dan peta pengendali jarak (R) serta peta

pengendali rata – rata ( ) dan peta pengendali standar deviasi (S)

memiliki hasil dan tingkat keakurasian yang sama.

4. Dari hasil output grafik dapat dilihat bahwa proses pengendalian kualitas

(60)

6.2 Saran

Penulis memberikan saran terhadap hasil penelitian sebagai berikut :

1. Penentuan standar F eeding dapat menggunakan Statistical Quality Control

sebagai penentu dan evaluasi kerja proses kualitas.

2. Penulis menyarankan agar metode Statistical Quality Control dapat dipakai untuk mengontrol kinerja para karyawan maupun parameter

lainnya.

3. Penggunaan peta pengendali baik peta pengendali rata - rata ( ) dan peta

pengendali jarak (R) maupun peta pengendali rata – rata ( ) dan peta

pengendali standar deviasi (S) dapat dipilih sesuai dengan jumlah

(61)

DAFTAR PUSTAKA

Andi. 2009. SPSS 17. Andi Offset. Semarang.

Grant, Eugene, L. Dan Leavenworth, Richard, S. 1993. Pengendalian Mutu

Statistik. Edisi Keenam. Jilid 1. Erlangga. Jakarta.

Ishikawa, Kaoru. 1989.Teknik Penuntun Pengendalian Mutu. PT Melton Putra. Jakarta

Montgomery, Douglas, C. 1990. Pengantar Pengendalian Kualitas Statistik. Gajah

Mada University Press. Yogyakarta.

Nasution, M.N. 2001. Manajemen Mutu Terpadu. Ghalia Indonesia. Jakarta.

[PT INALUM] Indonesia Asahan Aluminium, SRC. 2010.

Modul OJT Operasi Tungku Reduksi. SRC PT INALUM, Kuala Tanjung.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. PT Tarsito. Bandung.

Trihendradi, C. 2010. Step By Step SPSS 18 Analisis Data Statistik. Andi Offset. Yogyakarta.

[USU] Universitas Sumatera Utara, FMIPA. 2013. Panduan Tata Cara Penulisan

(62)

Wahyu Ariani, Dorothea. 2005. Pengendalian Kualitas Statistik. Adi

(63)

Lampiran 1

Control chart sebelum revisi

Peta pengendali rata – rata ( ) dan Peta pengendali jarak (R)

(64)
(65)

Control chart setelah revisi

(66)
(67)
(68)

0 5 10 15 20 25

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

stdv

UCL

Gambar

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Perusahaan
Tabel 4.1 Data hasil Observasi Feeding di PT INALUM
Tabel 4.2 Perhitungan Peta Pengendali dan R
Tabel 4.3 Perhitungan Revisi Peta Pengendali dan R
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pernbahasan di atas , sebuah prosedur telah dikembangkan untuk rnenurunkan persarnaan dari sebuah garis lurus dengan menggunakan criteria kuadrat

serta kurangnya komunikasi antara dokter-pasien, dokter-orang tua, dan orang tua-anak (pasien). Dalam penelitian ini, peneliti mengambil topik pengaruh penyuluhan

mengembangkan model prediksi berbasis spasial, sebagai alat untuk memperkirakan dampak dari naiknya muka laut dan sedimentasi terhadap kawasan delta, serta opsi

AAJI menyatakan total pendapatan industri asuransi jiwa meningkat sebesar 57 persen dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya dari Rp Rp 132,64 triliun menjadi Rp 208,92

Konflik tahap satu terjadi terus-menerus dan biasanya memerlukan sedikit perhatian.Keahlian mengelola konflik secara telaten adalah piranti yang canggih untuk menyelesaikan

van den Berghe dalam artikel Nasikun (1995) menyebutkan karaktistik dari masyarakat majemuk ialah (1) Terjadinya segmentasi ke dalam kelompok-kelompok yang

Pham , Thang C., and Kamei K., Hybrid Artificial Intelligent Model using Collaborative Decision Making for Evaluation of Food Biotechnology, Journal of Science and Technology,

Pada pengoperasian unit yang penerus tenaganya tidak menggunakan sistem hidrolik, maka peran kopling sangat penting dalam meneruskan tenaga dari mesin ke transmisi. Namun,