SKRIPSI
PENGARUH PENGGUNAAN AKAD WADIAH DAN
MUDHARABAH TERHADAP PENGHIMPUNAN DANA PIHAK
KETIGA PADA PT BANK BRI SYARIAH KC MEDAN
OLEH :
FITRI WINA RANTI
110522016
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI EKSTENSI
DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
PENGARUH PENGGUNAAN METODE AKAD WADIAH DAN
MUDHARABAH TERHADAP PEGHIMPUNAN DANA PIHAK KETIGA
PADA PT BANK BRISYARIAH KC MEDAN
Penelitian ini mendeskripsikan tentang pengaruh metode akad yang
digunakan dalam upaya peningkatan penghimpunan dana pihak ketiga di PT Bank BRI Syariah KC Medan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan
End of Month periode Juli s/d November 2013 dan data jumlah dana pihak ketiga
yang dipublikasikan melalui laporan keuangan PT Bank BRI Syariah tahun 2013. Model analisis adalah regresi linier berganda dengan variable bebasnya akad wadiah dan mudharabah sedangkan variable terikatnya adalah dana pihak ketiga.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perolehan dana pihak ketiga mengalami fluktuasi disebabkan naik turunnya tingkat nisbah yang ditawarkan serta keterbatasan daya saing produksi dengan tingkat bunga yang ditawarkan di bank konvensional. Nisbah ataupun bonus yang ditawarkan di perbankan syariah berdasarkan pada pendapatan operasional bank di bulan sebelumnya. Sedangkan pendapatan operasional bank itu sendiri dipengaruhi oleh seberapa mampu bank menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan. Tingkat upah dan tingkat nisbah yang dirtawarkan menjadi hal yang paling mempengaruhi seberapa besar minat masyarakat untuk menyimpan dananya di bank.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF THE USE METHODS OF WADIAH AND
MUDHARABAH AGAINTS FOR GATHERING OF THIRD PARTY FUNDS FOR PT BANK BRI SYARIAH KC MEDAN
This study describes the influence of the Akkadian methods used in gathering together the Fund raising efforts of third parties in PT Bank BRI
Syariah KC Medan. The Data used in this study is the End of Month report for the period July until November 2013 and data the number of third-party funds that are published through the financial statements of PT Bank BRI Syariah by 2013. Linear regression analysis is a Model of a double with a independent variable are wadiah and mudharabah whereas the dependent variable is the third party funds.
The results showed that third-party funds acquisition experience
fluctuations due to the ups and downs of the ratios of the levels that are offered as well as the limitations of the competitiveness of production with the interest rate offered at conventional banks. Ratio or bonuses offered in Islamic banking based on the bank's operating income in the previous month. While the bank's operating income was itself influenced by how capable the banks gather funds from society and transmit back to the community in the form of financing. The level of wages and the level of the ratio of dirtawarkan to be the most influencing how much people's interest to keep their funds in the bank.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
karunia yang dilimpahkan-Nya, sehingga proposal skripsi yang berjudul
“Pengaruh Penggunaan Metode Akad Wadiah dan Mudharabah Terhadap
Penghimpunan Dana Pihak Ketiga pada PT Bank BRI Syariah KC Medan” ini
dapat terselesaikan dengan baik.
Tujuan dari pembuatan proposal skripsi ini adalah untuk memenuhi salah
satu syarat Kelulusan Akademik Tingkat Pendidikan Strata I Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Medan.
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum., Mec. Ac., Ak., CA., selaku Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS., Ak., selaku Ketua
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak., selaku
Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi S1
Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak., selaku Sekretaris Program Studi S1
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Salbiah M.Si., Ak., selaku dosen pembimbing yang telah banyak
memberikan bimbingan, arahan, motivasi, dan masukan yang sangat
bermanfaat dalam proses penyelesaian skripsi.
5. Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak., selaku dosen pembanding yang
telah membantu penulis melalui kritik dan saran yang diberikan demi
kesempurnaan skripsi ini dan Bapak Firman Syarif, M.Si., Ak.,selaku
dosen penguji yang telah membantu penulis melalui kritik dan saran yang
diberikan demi kesempurnaan skripsi ini.
6. Orang Tua Penulis yang tercinta, Ayahanda Ramlan dan Ibunda Suharni,
yang telah membesarkan penulis dengan kasih sayang. Terima kasih juga
kepada Salli Kiswari, Adji Gustaman dan Arba Johari selaku saudara
kandung penulis yang telah memberikan dukungan moral dan semangat.
Dan yang terkasih suami penulis, Anggi Rizki Satria Lubis yang
meluangkan waktu serta kasih sayangnya untuk membantu penulis dalam
proses penulisan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen dan Civitas Akademika Departemen Strata I Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Medan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan yang
disebabkan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu,
pihak guna kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan
menambah ilmu pengetahuan bagi pembaca. Aamiin.
Medan, Oktober 2014
Penulis,
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ... 1
2.1.4. Pengertian Wadiah ... 11
2.1.5. Pengertian Mudharabah ... 11
2.1.6. Sejarah Singkat Perusahaan ... 13
2.2. Penelitian Terdahulu ... 15
2.3. Kerangka Konseptual ... 17
2.4. Hipotesis ... 18
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 20
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 20
3.3. Batasan Operasional ... 21
3.4. Populasi dan Sampel ... 22
3.5. Defenisi Operasional Variabel ... 22
3.6. Skala Pengukuran Variabel ... 23
3.7. Metode dan Teknik Pengumpulan Data ... 23
3.8. Teknik Pengolahan Data ... 23
3.8.2. Pengujian Asumsi Klasik ... 24
3.8.3. Pengujian Hipotesis ... 26
BAB 4 HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 29
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian ... 40
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 43
5.2. Saran ... 44
DAFTAR PUSTAKA ... 46
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
1.1 Jaringan Kantor ... 2
2.1 Daftar Pemegang Saham PT Bank BRISyariah .... 15
2.2 Daftar Penelitian Terdahulu ……… 15
3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 20
4.1 Descriptive Statistics ... 28
4.2 Hasil Uji Normalitas ... 30
4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... 33
4.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 35
4.5 Hasil Analisis Regresi ... 36
4.6 Hasil Uji t ... 36
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 17
4.1 Histogram ... 31
4.2 Grafik Normal Flot ... 32
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
1 Data Perolehan Penghimpunan Dana PT Bank
BRISyariah KC Medan Periode Januari 2012
ABSTRAK
PENGARUH PENGGUNAAN METODE AKAD WADIAH DAN
MUDHARABAH TERHADAP PEGHIMPUNAN DANA PIHAK KETIGA
PADA PT BANK BRISYARIAH KC MEDAN
Penelitian ini mendeskripsikan tentang pengaruh metode akad yang
digunakan dalam upaya peningkatan penghimpunan dana pihak ketiga di PT Bank BRI Syariah KC Medan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan
End of Month periode Juli s/d November 2013 dan data jumlah dana pihak ketiga
yang dipublikasikan melalui laporan keuangan PT Bank BRI Syariah tahun 2013. Model analisis adalah regresi linier berganda dengan variable bebasnya akad wadiah dan mudharabah sedangkan variable terikatnya adalah dana pihak ketiga.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perolehan dana pihak ketiga mengalami fluktuasi disebabkan naik turunnya tingkat nisbah yang ditawarkan serta keterbatasan daya saing produksi dengan tingkat bunga yang ditawarkan di bank konvensional. Nisbah ataupun bonus yang ditawarkan di perbankan syariah berdasarkan pada pendapatan operasional bank di bulan sebelumnya. Sedangkan pendapatan operasional bank itu sendiri dipengaruhi oleh seberapa mampu bank menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan. Tingkat upah dan tingkat nisbah yang dirtawarkan menjadi hal yang paling mempengaruhi seberapa besar minat masyarakat untuk menyimpan dananya di bank.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF THE USE METHODS OF WADIAH AND
MUDHARABAH AGAINTS FOR GATHERING OF THIRD PARTY FUNDS FOR PT BANK BRI SYARIAH KC MEDAN
This study describes the influence of the Akkadian methods used in gathering together the Fund raising efforts of third parties in PT Bank BRI
Syariah KC Medan. The Data used in this study is the End of Month report for the period July until November 2013 and data the number of third-party funds that are published through the financial statements of PT Bank BRI Syariah by 2013. Linear regression analysis is a Model of a double with a independent variable are wadiah and mudharabah whereas the dependent variable is the third party funds.
The results showed that third-party funds acquisition experience
fluctuations due to the ups and downs of the ratios of the levels that are offered as well as the limitations of the competitiveness of production with the interest rate offered at conventional banks. Ratio or bonuses offered in Islamic banking based on the bank's operating income in the previous month. While the bank's operating income was itself influenced by how capable the banks gather funds from society and transmit back to the community in the form of financing. The level of wages and the level of the ratio of dirtawarkan to be the most influencing how much people's interest to keep their funds in the bank.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini bank syariah merupakan salah satu sistem perbankan yang
sedang mendapat perhatian sungguh-sungguh dari pemerintah. Kelahiran
perbankan syariah di dorong oleh keinginan masyarakat Indonesia (terutama
masyarakat islam) yang berpandangan bahwa bunga merupakan riba, sehingga
dilarang oleh agama. Bank syariah didirikan untuk mempromosikan dan
mengembangkan penerapan prinsip-prinsip islam, syariah dan tradisinya kedalam
transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis lain yang terkait.
Dari aspek hukum, yang mendasari perbankan syariah di Indonesia adalah
UU No. 7 tahun 1992. Dalam undang-undang tersebut prinsip syariah masih
samar, yang dinyatakan sebagai prinsip bagi hasil. Prinsip perbankan syariah
secara tegas dinyatakan dalam UU No. 10 tahun 1998, yang kemudian
diperbaharui dengan UU RI No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang
terbit tanggal 16 Juli 2008, maka pengembangan industri perbankan syariah
nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan akan mendorong
pertumbuhannya secara lebih cepat lagi. Dengan progres perkembangannya yang
impresif, yang mencapai rata-rata pertumbuhan aset lebih dari 65% pertahun
dalam lima tahun terakhir, maka diharapkan peran industri perbankan syariah
dalam mendukung perekonomian nasional akan semakin signifikan.
tahun 1992 , yang diawali dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI)
sebagai bank yang menggunakan prisip syariah pertama di Indonesia.
Pertumbuhan volume usaha perbankan syariah yang pada akhir tahun 2010
ini sangat mengesankan yaitu mencapai 47,56%, lebih tinggi dibandingkan tahun
2009 sebesar 33,37% yang merupakan salah satu bukti dari kemajuan industri ini.
Pertumbuhan dan perkembangannya juga bisa dilihat semakin banyaknya kantor
dan jaringan yang diikuti dengan bertambahnya jumlah nasabah dan nilai
simpanan di bank syariah, asset, banyaknya bank-bank syariah yang berdiri
(berstatus penuh atau hanya unit usaha syariah dari bank konvensional). Seperti
yang terlihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1.1 Jaringan Kantor
Perkembangan Kelembagaan Perbankan Syariah di Indonesia
Kelompok
Sumber : Laporan Perkembangan Perbankan Syariah bulan Juli 2010
(www.bi.go.id)
Sisi pendanaan perbankan syariah juga mengalami peningkatan yang
cukup tinggi dimana pada tahun 2010 DPK mengalami pertumbuhan sebesar
kenaikan DPK adalah imbal hasil perbankan syariah yang relatif lebih
menguntungkan dibandingkan imbal hasil perbankan konvensional.
Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan
prinsip bagi hasil memberikan alternatif sistem perbankan yang saling
menguntungkan bagi masyarakat dan bank, serta menonjolkan aspek keadilan
dalam bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan nilai-nilai
kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, dan menghindari kegiatan
spekulatif dalam bertransaksi keuangan. Dengan menyediakan beragam produk
serta layanan jasa perbankan yang beragam dengan skema keuangan yang lebih
bervariatif, perbankan syariah menjadi alternatif sistem perbankan yang kredibel
dan dapat dinikmati oleh seluruh golongan masyarakat Indonesia tanpa terkecuali.
Selain itu edukasi masyarakat yang terus dilakukan dalam rangka
memperkenalkan produk dan keunggulan system perbankan syariah semakin
mampu menarik perhatian nasabah-nasabah baru.
Penulis memilih PT. Bank BRI Syariah cabang Medan sebagai tempat
penelitian, karena penulis ingin mengetahui sejauh mana minat menabung
masyarakat Indonesia terhadap Bank Rakyat Indonesia Syariah sebagai bank
berbasis syariah.
Berdasarkan uraian yang telah penulis sebutkan, maka penulis merasa
tertarik untuk mengetahui lebih rinci mengenai pengaruh akad yang telah
disepakati dalam pembukaan rekening dan penghimpunan dana pihak ketiga di PT
sejauh mana dampak yang diberikan dalam penghimpuanan dana pihak ketiga
tersebut. Oleh karena itu, penulis mengambil judul : “Pengaruh Penggunaan
Akad Wadiah dan Mudharabah dalam Peningkatan Penghimpunan Dana Pihak Ketiga pada PT Bank BRI Syariah Kantor Cabang Medan”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah penulis sampaikan,
dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan yaitu :
1. Apakah akad wadiah berpengaruh dalam peningkatan penghimpuanan
dana pihak ketiga di PT Bank BRI Syariah KC Medan?
2. Apakah akad mudharabah berpengaruh dalam peningkatan
penghimpuanan dana pihak ketiga pada PT Bank BRI Syariah KC Medan?
3. Akad manakah yang paling dominan dalam mempengaruhi perolehan
penghimpunan Dana Pihak Ketiga pada Bank BRI Syariah KC Medan?
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah produk dana pihak ketiga.
Produk dana pihak ketiga yang diteliti meliputi pada produk tabungan, giro
dan deposito dengan membandingkan jumlah Number of Account yang
mampu dicapai dan Volume perolehan dana yang berhasil dihimpun oleh PT
Bank BRISyariah KC Medan.
Jangka waktu dalam pengambilan data yang diteliti adalah dari Januari
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh akad wadiah terhadap penghimpunan dana
pihak ketiga di PT Bank BRISyariah KC Medan.
2. Untuk mengetahui pengaruh akad mudharabah terhadap penghimpunan
dana pihak ketiga di PT Bank BRISyariah KC Medan.
3. Untuk mengetahui akad manakah yang paling dominan mempengaruhi
minat menabung dan berinvestasi pada Bank BRISyariah KC Medan.
1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Bagi Penulis
Penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk menerapkan
ilmu dan pengetahuan yang penulis peroleh dari bangku kuliah dan untuk
menambah wawasan dan pengetahuan di bidang perbankan dan pemasaran
produk jasa yang ditawarkan.
1.5.2 Bagi Perusahaan
Diharapkan dari penelitian ini akan menghasilkan suatu masukan
pemikiran dan input yang bermanfaat bagi PT. Bank BRISyariah cabang
Medan dalam menyusun strategi pemasaran. Terutama berkaitan dengan
faktor yang dominan yang diketahui dari penelitian ini.
1.5.3 Bagi Peneliti Lain
Sebagai tambahan referensi yang dapat digunakan untuk melakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis
2.1.1 Pengertian Bank
Menurut Kasmir (2010: 8) dalam bukunya Pemasaran Bank
mengatakan bahwa secara sederhana bank diartikan sebagai lembaga keuangan
yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa
bank lainnya.
Pengertian bank menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 adalah
suatu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan,
artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan (Kasmir,
2008: 25).
Dari beberapa penjelasan di atas, penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun
dana dari masyarakat yang surplus dana dan menyalurkannya kepada
2.1.2 Bank Syariah
Kegiatan usaha perbankan syariah pada dasarnya merupakan perluasan
jasa perbankan bagi masyarakat yang membutuhkan dan menghendaki
pembayaran imbalan yang tidak didasarkan pada sistem bunga, melainkan atas
dasar prinsip syariah sebagaimana digariskan syariah (hukum) Islam.
2.1.2.1Pengertian Bank Syariah
Menurut UU no. 21 Tahun 2008 Perbankan Syariah adalah segala
sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah,
mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya. Bank Syariah adalah Bank yang
menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut
jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah.
Bank Syariah adalah bank dalam aktifitasnya baik penghimpunan dana
maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan
imbalan atas dasar prinsip syariah yaitu jual beli dan bagi hasil (Triandaru,
2008: 153).
Dari beberapa penjelasan di atas, penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa bank syariah adalah lembaga keuangan yang kegiatannya tidak jauh
berbeda dengan kegiatan operasional bank konvensional yaitu menghimpun
masyarakat yang defisit dana serta memberikan jasa-jasa perbankan lainnya
dengan menggunakan prinsip-prinsip syariah.
2.1.2.2 Fungsi Bank Syariah
Bank syariah memiliki fungsi yang berbeda dengan bank konvensional,
fungsi bank syariah juga merupakan karakteristik bank syariah. Dengan
diketahui fungsi bank syariah yang jelas akan membawa dampak dalam
pelaksanaan kegiatan usaha bank syariah (Wiroso, 2005: 4-7). Fungsi bank
syariah adalah sebagai berikut:
a. Manajer Investasi
Bank syariah merupakan manager investasi dari pemilik dana (shahibul maal) daridana yang dihimpun (dalam perbankan lazim
disebut deposan/ penabung), karenabesar kecilnya pendapatan (bagi hasil) yang diterima pemilik dana tersebut sangattergantung pada pendapatan yang diterima bank syariah dalam mengelola danamudharabah sehingga sangat tergantung pada keahlian,
kehati-hatian, danprofesionalisme bank syariah.
Jadi, apa yang dilakukan oleh bank syariah, khususnya yang berkaitan denganpenyaluran dana akan membawa dampak atau resiko kepada pemilik dana (shahibulmaal) dari dana yang dihimpun (deposan atau
penabung mudharabah). Hal ini sangatberbeda dengan bank
konvensional, begitu deposan memberikan dana kepada bankkonvensional dan dijanjikan bunga tertentu, deposan tidak menanggung resiko.Bank konvensional bisa menyalurkan dana atau tidak, mendapatkan pendapatan besar atau tidak, deposan akan menerima bunga tetap yang diperjanjikan.Fungsi inidapat dilihat dari segi penghimpunan dana bank syariah dalam menghimpun dana, khususnya dana mudharabah. Bertindak sebagai manager investasi
dalam arti danatersebut harus dapat disalurkan pada penyaluran yang produktif, sehingga danayang dihimpun tersebut harus dapat menghasilkan yang hasilnya akan dibagi hasildengan pemilik dana. Bahkan bank syariah tidak sepatutnya menghimpun danamudharabah
b. Fungsi Investor
Dalam penyaluran dana baik dalam prinsip bagi hasil (mudharabah
dan musyarakah), prinsip ujroh (ijarah dan ijarah muntahia bittamlik)
maupun prinsip jual beli (murabahah, salam,salam paralel, istishna,
dan istishna paralel) bank syariah berfungsi sebagai investor sebagai
pemilik dana. Oleh karena sebagai pemilik dana maka dalam menanamkan dana dilakukan dengan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan dan tidak melanggar syariah, ditanamkan pada sektor-sektor produktif dan mempunyai risiko yang sangat minim. Penerimaan pendapatan dan kualitas aktiva produktif yang sangat baik menjadi tujuan yang penting dalam penyaluran dana, karena pendapatan yang diterima dalam penyaluran dana inilah yang akan dibagikan kepada pemilik dana (deposan atau penabung
mudharabah). Jadi fungsi ini sangat terkait dengan fungsi bank
syariah sebagai manajer investasi.
Bank-bank Islam menginvestasikan dana yang disimpan pada bank tersebut (dana pemilik bank maupun dana rekening investasi) dengan menggunakan alat investasi yang sesuai dengan syariah. Investasi yang sesuai dengan syariah tersebut meliputi akad murabahah,
sewa-menyewa, musyarakah, akad mudharabah, akad salam atau istishna,
pembentukan perusahaan atau akuisisi, pengendalian atau kepentingan lain dalam rangka mendirikan perusahaan, memperdagangkan produk, dan investasi atau memperdagangkan saham yang dapat diperjualbelikan atau real estate. Keuntungan dibagikan kepada pihak
yang memberikan kontribusi dana setelah bank menerima bagian keuntungan mudharib-nya yang sudah disepakati antara pemilik
rekening investasi dan bank sebelum pelaksanaan akad. Fungsi ini dapat dilihat dalam hal penyaluran dana yang dilakukan bank syariah, baik yang dilakukan dengan mempergunakan prinsip jual beli maupun dengan prinsip bagi hasil.
c. Fungsi Sosial
Konsep perbankan Islam mengharuskan bank Islam melaksanakan jasa sosial, bisa melalui dana qardh (pinjaman kebajikan), zakat, atau
dana sosial yang sesuai dengan ajaran Islam. Lebih jauh lagi, konsep perbankan Islam juga mengharuskan bank Islam memainkan peran dalam pengembangan sumber daya insani dan menyumbang dana bagi pemeliharaan serta pengembangan lingkungan hidup.
d. Fungsi Jasa keuangan (perbankan)
Bank Islam dapat juga menawarkan berbagai jasa keuangan lainnya pah (fee based) dalam sebuah kontrak perwakilan atau penyewaan.
2.1.3 Dana Pihak Ketiga (DPK)
Menurut Kasmir (2008: 64), “Sumber dana dari masyarakat luas
merupakan sumber dana yang paling utama bagi bank”, terdiri dari 3 jenis
yaitu:
a. Simpanan Giro (Demand Deposit)
Menurut Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998, giro adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro dan surat perintah pembayaran lainnya atau pemindah bukuan. Dalam pelaksanaan tata usaha giro dilakukan melalui suatu rekening yang disebut sebagai rekening koran. Biasanya giro dibedakan atas dua kategori pemilik yaitu, rekening perorangan dan rekening atas nama badan. Motivasi simpanan uang dalam bentuk giro adalah untuk memenuhi keperluan usaha sehari-hari, sehingga pengendapan dana pada umumnya tidak lama dan sulit diperkirakan. Rekening simpanan ini merupakan uang giral yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran, dengan menggunakan cek. Hal ini sangat disukai oleh kalangan pengusaha karena dapat mempermudah aktivitas transaksi bisnisnya. Oleh karena itu simpanan ini sangat fluktuatif sehingga bank memberikan suku bunga yang relatif lebih rendah dari pada produk lain. Dan giro juga hanya dapat diinvestasikan ke dalam bentuk penanaman dana jangka pendek saja.
b. Simpanan Tabungan (Saving Deposit)
Tabungan adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu. Setoran tabungan dapat dilakukan sewaktu-waktu dan dalam melakukan penarikan dana, nasabah tidak perlu memperhatikan jatuh tempo pencairan seperti pada deposito. Motif masyarakat dalam menabung pada produk ini adalah sebagai penanaman dana dan berjaga-jaga atau untuk menghimpun dana dalam mencapai maksud tertentu setelah dananya mencukupi akan ditarik kembali.
c. Simpanan Deposito (Time Deposit)
oleh sifatnya yang relatif stabil apabila dibandingkan dengan produk yang lain. Karena jangka waktu jatuh temponya sudah pasti dan dapat diperkirakan. Simpanan uang dapat ditarik kembali pada waktu tertentu sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati antar bank dan pemilik dana.
2.1.4 Pengertian Wadi’ah
Wadi’ah adalah titipan nasabah yang harus dijaga dan dikembalikan setiap
saat nasabah yang bersangkutan menghendaki. Bank bertanggung jawab atas
pengembalian titipan tersebut.
Kata wadi’ah berasal dari wada’asy syai-a, yaitu meninggalkan sesuatu.
Sesuatu yang seseorang tinggalkan pada orang lain agar dijaga disebuat wadi’ah.
Secara harfiah, wadia’ah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke
pihak lain.
Sifat akad wadi’ah karena termasuk akad yang tidak lazim, maka kedua
belah pihak dapat membatalkan perjanjian akad ini kapan saja. Namun kalau
waddii mengharuskan pembayaran, semacam biaya administrasi misalnya maka
akad ini berubah menjadi akad sewa atau ijaroh dan mengandung unsure
kelaziman. Artinya wadii harus menjaga dan bertanggung jawab terhadap barang
yang dititipkan.
2.1.5 Pengertian Mudharabah
Menurut Veithzal (2008: 123) Mudharabah berasal dari kata dharb artinya
memikul atau berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya
adalah proses seseorang memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha. Secara
pertama (shahibul mal) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak
lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut
kesepakatan yang dituangkan di dalam kontrak, sedangkan kerugian ditanggung
oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian pengelola.
Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian pengelola,
maka pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut. Secara lebih
spesifik, pengertian mudharabah dapat diperinci sebagai berikut:
a. Mudharabah adalah akad kerja sama antara pemilik dana (shahibul mal),
yang menyediakan seluruh kebutuhan modal, dan pihak pengelola usaha
(mudharib) untuk melakukan suatu kegiatan usaha bersama. Keuntungan
yang diperoleh dibagi menurut perbandingan (nisbah) yang disepakati.
b. Dalam hal terjadi kerugian, maka ditanggung oleh pemilik modal selama
bukan diakibatkan kelalaian pengelola usaha. Sedangkan kerugian yang
timbul karena kelalaian pengelola akan menjadi tanggung jawab pengelola
usaha itu sendiri.
c. Pemilik modal tidak turut campur dalam pengelolaan usaha, tetapi
mempunyai hak untuk melakukan pengawasan.
Menurut Antonio (2001: 97) secara umum, mudharabah terbagi menjadi
dua jenis yaitu:
a. Mudharabah Muthlaqah
Yang dimaksud dengan mudharabah muthlaqah adalah bentuk
kerjasama antara shahibul maal dan mudharib yang cakupannya
sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis.
Mudharabah Muqayyadah atau disebut juga dengan istilah restricted mudharabah/ specified mudharabah adalah kebalikan dari mudharabah muthlaqah. Si mudharib dibatasi dengan batasan jenis
usaha, waktu, atau tempat usaha. Adanya pembatasan ini seringkali mencerminkan kecenderungan umum si shahibul maal dalam
memasuki jenis usaha.
2.1.6 Sejarah Singkat Perusahaan
Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., terhadap
Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah mendapatkan izin dari Bank
Indonesia pada 16 Oktober 2008 melalui suratnya o.10/67/KEP.GBI/DpG/2008,
maka pada tanggal 17 November 2008 PT. Bank BRISyariah secara resmi
beroperasi. Kemudian PT. Bank BRISyariah merubah kegiatan usaha yang semula
beroperasional secara konvensional, kemudian diubah menjadi kegiatan
perbankan berdasarkan prinsip syariah Islam.
Lima tahun lebih PT. Bank BRISyariah hadir mempersembahkan sebuah
bank ritel modern terkemuka dengan layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah
dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih bermakna. Melayani nasabah
dengan pelayanan prima (service excellence) dan menawarkan beragam produk
yang sesuai harapan nasabah dengan prinsip syariah.
Kehadiran PT. Bank BRISyariah di tengah-tengah industri perbankan
nasional dipertegas oleh makna pendar cahaya yang mengikuti logo perusahaan.
Logo ini menggambarkan keinginan dan tuntutan masyarakat terhadap sebuah
bank modern sekelas PT. Bank BRISyariah yang mampu melayani masyarakat
dari warna biru dan putih sebagai benang merah dengan brand PT. Bank Rakyat
Indonesi (Persero), Tbk.
Aktivitas PT. Bank BRISyariah semakin kokoh setelah pada 19 Desember
2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero), Tbk., untuk melebur ke dalam PT. Bank BRISyariah (proses
spin off-) yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009. Penandatanganan
dilakukan oleh Bapak Sofyan Basir selaku Direktur Utama PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero), Tbk., dan Bapak Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama PT.
Bank BRISyariah.
Saat ini PT. Bank BRISyariah menjadi bank syariah ketiga terbesar
berdasarkan aset. PT. Bank BRISyariah tumbuh dengan pesat baik dari sisi aset,
jumlah pembiayaan dan perolehan dana pihak ketiga. Dengan berfokus pada
segmen menengah bawah, PT. Bank BRISyariah menargetkan menjadi bank ritel
modern terkemuka dengan berbagai ragam produk dan layanan perbankan.
Sesuai dengan visinya, saat ini PT. Bank BRISyariah merintis sinergi
dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dengan memanfaatkan
jaringan kerja PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., sebagai Kantor
Layanan Syariah dalam mengembangkan bisnis yang berfokus kepada kegiatan
penghimpunan dana masyarakat dan kegiatan konsumer berdasarkan prinsip
Syariah.
Tabel 2.1 Daftar Pemegang Saham PT Bank BRISyariah
No Nama & Alamat Jumlah Saham
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.,
Jl. Jend. Sudirman Kav. 44-45
Kel. Bendungan Hilir, Kec. Tanah Abang Jakarta Pusat 10210
1.957.999.000 978.999.500.000
02
Yayasan Kesejahteraan Pekerja (YKP) BRI
Jl. Sultan Iskandar Muda No. F. 25 (Arteri Pondok Indah) Jakarta
1.000 500.000
Total 1.958.000.000 979.000.000.000
www.brisyariah.co.id
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian ini di buat berdasarkan adanya penelitian yang pernah ada. Hal
tersebut agar peneliti bisa menjadikan perbandingan antara hasil penelitian yang
dibuat dengan penelitian terdahulu. Berikut daftarnya:
Tabel. 2.2
Penelitian Terdahulu
No Judul Nama
Peneliti Variabel Bebas Variable Terikat Hasil Penelitian 1 Sistem Bagi Hasil pada
Riba Konsep bagi hasil atau PLS (Profit Loss Sharing) ini menjadi pembeda
antara sistem perbankan syariah dan konvensional. Namun, meskipun sudah menjadi agenda
intelektual dari bank ekonom prinsip ini masih menjadi suatu hal
yang meragukan bagi beberapa pihak. Padahal pada kenyataannya
konsep ini bisa mengantarkan keuntungan bagi pihak nasabah dan bank. Selain itu kedua belah pihak juga bisa menghindari riba.
2 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
pada Bank Syariah di Sumatera Utara
Mempeng aruhi
maupun dalam jangka panjang, total simpanan mudharabah pada bank syariah di Sumatera Utara hanya dipengaruhi oleh tingkat suku bunga tabungan bank
konvensional (TSB2). Bila dikaitkan hasil analisis data primer dan data sekunder diperoleh kesimpulan bahwa pada saat ini masyarakat tertarik menabung di bank syariah karena pertimbangan subjektif yakni bank syariah menawarkan produk yang halal (sentimen emosional). Dalam untuk jangka panjang jika bank syariah tidak membenahi diri secara profesional, maka tawaran bunga bank
konvensional yang lebih menarik akan mendorong nasabah bank syariah pindah ke bank
konvensional.
3 Shariah Governance of Malaysian Islamic
The new shari’ah governance framework issued by Central Bank
of Malaysia provides strong foundation for the betterment of Islamic banking industry. It outlines
clear guidelines of duties and responsibilities for the shari’ah
committees, internal shari’ah department and National Shari’ah Advisory Committee in performing
their important tasks. Indeed, these three entities are the
backbone of the shari’ah governance in Malaysian Islamic banking. The improvement of the shari’ah governance framework is timely due to increasing criticism
on the decisions made by the Malaysian shari’ah committees.
Because of a few controversy rulings such as the acceptance of
bay' al-inah contract, Malaysian shari'ah scholars are viewed as adopting a more lenient or relaxed
Middle East counterparts. Malaysian shari’ah scholars are accused to be very pragmatic in assessing the compliance of new banking products to the principles
of Islamic commercial law. Future research can be conducted to investigate the extents to which (1)
Malaysian shari’ah scholars adopt the so-called “lenient approach” and (2) the effect of new shari’ah
governance framework towards public perception.
2.3 Kerangka Konseptual
“Kerangka konseptual merupakan sintesa tentang hubungan antar variable
yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan” (Sugiyono, 2006:49).
Kerangka penelitian ini menggunakan akad wadiah dan akad mudharabah sebagai
variabel bebas dan dana pihak ketiga sebagai variabel terikat yang saling memiliki
keterkaitan satu sama lain di PT Bank BRI Syariah KC Medan.
Biasanya akad wadiah digunakan untuk produk tabungan yang sifatnya
bisa diambil setiap saat seperti produk-produk yang hanya untuk kelancaran
bertransaksi dan bukan untuk tujuan investasi, sehingga manfaat dari keuntungan
yang diberikan ke nasabah hanya berupa bonus sesuai dengan keuntungan
operasional bank. Sedangkan akad mudharabah digunakan untuk produk tabungan
yang memiliki jangka waktu tertentu. Masa penarikannya ditentukan di akad
pembukaan rekening. Sehingga tabungan yang menggunakan akad mudharabah
tersebut. Hal tersebut yang mempengaruhi minat nasabah dalam memilih produk
tabungan yang sesuai dengan kebutuhan.
Dari uraian diatas maka peniliti menggambarkan kerangka konseptual
yang dilihat Pada gambar 2.1.
X3
Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual
2.4 Hipotesis
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah
penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris (Suryabrata, 2012:
21). Adapun hipotesis penelitiannya adalah sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh penghimpunan dana pihak ketiga apabila akad yang
digunakan dalam menghinpun dana adalah wadi’ah.
2. Terdapat pengaruh penghimpunan dana pihak ketiga apabila akad yang
digunakan dalam menghimpun dana adalah mudharabah.
Akad Wadiah
X1
Dana Pihak Ketiga (Y)
Akad Mudharabah X2
Dana Pihak Ketiga (Y)
3. Terdapat perbedaan pengaruh antara metode akad wadiah dan
mudharabah terhadap perolehan dana pihak ketiga pada PT Bank BRI
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Menurut Sugiyono (2008:5), jenis–jenis penelitian secara umum
dikelompokkan menurut bidang, tujuan, metode, tingkat, dan waktu. Penelitian ini
dikelompokkan menurut tingkat eksplanasi, yakni penelitian asosiatif, yaitu
penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih untuk melihat pengaruh
antar variabel yang terdapat pada hipotesis penelitian. Ruang lingkup dalam
penelitian ini adalah mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi penghimpunan
dana pihak ketiga pada PT Bank BRISyariah KC Medan.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian berada pada Kantor PT BankBRI Syariah Jl. S. Parman
No. 280E/8 Medan. Waktu penelitian ini dimulai sejak 1 Januari 2014 s/d 28
Tabel 3.1
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Tahap Penelitian
Periode (Tahun 2014)
Februari April Mei Juni Juli Agst
Pengajuan Judul
Penyelesaian
Proposal
Pengumpulan Data
Penulisan Laporan
Penyelesaian Laporan
3.3 Batasan Operasional
Penelitian ini dibatasi hanya pada nasabah funding (pendanaan), yaitu
orang yang mempunyai simpanan di bank dalam bentuk tabungan, giro dan
deposito.
Penelitian ini hanya melibatkan 2 akad dalam pembukaan rekening
tabungan yang ditawarkan oleh PT Bank BRISyariah. Adapun akad-akad tersebut
adalah:
1. Akad wadiah; yaitu berupa titipan yang maksudnya nasabah
menitipkan dananya kepada pihak bank untuk dikelola dan disalurkan
ke dalam bentuk pembiayaan tapi system pembagian keuntungannya
bukan lagi bagi hasil namun system bonus yang tidak diperjanjikan
bank. Hal tersebut dikarenakan akadnya bersifat titipan dan dana dapat
diambil sewaktu-waktu oleh nasabah.
2. Akad Mudharabah; yaitu akad yang digunakan untuk produk
simpanan berjangka sehingga system pembagian keuntungannya
adalah bagi hasil yang jelas dan disepakati di awal akad berapa
persentase nisbah yang akan diterima oleh pemilik dana maupun
pengelola dana.
3.4Populasi dan Sample
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008: 115). Populasi
dari penelitian ini adalah PT Bank BRISyariah KC Medan.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2008:116). Sampel dari penelitian ini adalah dana
pihak ketiga periode Januari 2012-Juni 2014 pada PT Bank BRISyariah KC
Medan.
3.5Defenisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini, ada dua variable penelitian yaitu:
1. Variabel Bebas atau Independen (X), yaitu variabel yang mempengaruhi
variable dependen. Adapun yang menjadi variable bebas dari penelitian ini
1.1Variable Akad Wadiah (X1)
1.2Variabel Akad Mudharabah (X2)
2. Variabel Terikat atau dependen (Y), yaitu variabel yang nilainya
dipengaruhi oleh variabel independen (variabel bebas). Adapaun yang
menjadi variabel terikat adalah Perolehan dana pihak ketiga pada PT Bank
BRI Syariah KC Medan.
3.6 Skala Pengukuran Variabel
Variabel dalam penelitian ini yang diukur yaitu variabel akad wadiah dan
akad mudharabah yang mempengaruhi perolehan dana pihak ketiga yang berhasil
dihimpun PT Bank BRI Syariah KC Medan.
3.7Metode dan Tekhnik Pengumpulan data
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan metode pengumpulan
data yang diperoleh dari instansi terkait dan dari publikasi resmi yang terkait
dengan penelitian. Data yang digunakan adalah yang yang dicatat oleh PT Bank
BRISyariah KC Medan dalam kurun waktu 30 bulan, yaitu per Januari 2012 s/d
Juni 2014. Pengolahan datanya sendiri penulis menggunakan program SPSS versi
15 dalam penulisan skripsi ini.
3.8Teknik Pengolahan Data
Untuk mengolah data-data yang ada penulis menggunakan bantuan SPSS versi
3.8.1 Regresi Linear Berganda
Menurut Sugiyono (2008: 277) Analisis Regresi Ganda
Digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal 2.
Persamaan regresi linear berganda yaitu:
Y= α+β1X1+β2X2+β3X3μ
Dimana :
Y = Jumlah Dana Pihak Ketiga (Rp)
α = konstanta
β1;β2;β3 = koefisien regresi
X1 = Jumlah DPK Wadi’ah
X2 = Jumlah DPK Mudharabah
μ = Kesalahan pengganggu (Term of error)
n = 30
3.8.2 Pengujian Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Menurut Sunyoto (2010: 103) “uji normalitas digunakan untuk menguji data
variabel bebas (X) dan data variabel terikat (Y) pada persamaan regresi
yang dihasilkan berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal”.
Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data variabel terikat yang
berdistribusi mendekati normal atau normal sama sekali.
2. Uji Mulitikolinearitas
Menurut Sunyoto (2010: 97) “uji asumsi klasik jenis ini diterapkan untuk
independent variable (X1, X2, X3, X4, ..., Xn), dimana akan diukur tingkat
asosiasi (keeratan) hubungan/ pengaruh antar variabel bebas tersebut
melalui besaran koefisien korelasi”. Dalam menentukan ada tidaknya
multikolinieritas dapat digunakan cara sebagai berikut:
a. Nilai tolerance adalah besarnya tingkat kesalahan yang dibenarkan
secara statistik (α)
b. Nilai variance inflation factor (VIF) adalah faktor inflasi penyimpangan
baku kuadrat
Nilai tolerance (α) dan variance inflation factor (VIF) dapat dicari
dengan menggabungkan kedua nilai tersebut sebagai berikut:
• Besar nilai tolerance (α): α = 1/ VIF
• Besar nilai variance inflation factor (VIF):
VIF = 1/ α
Variabel bebas mengalami multikolinieritas jika:
α hitung < α dan VIF hitung > VIF
1. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas menurut Sunyoto (2010: 100) adalah “uji mengenai
sama atau tidak varians dari residual dari observasi yang satu dengan yang
lain”. Jika residualnya mempunyai mempunyai varians yang sama disebut
terjadi Homoskedastisitas dan jika variansnya tidak sama atau berbeda
2. Uji Autokorelasi
Persamaan regresi yang baik menurut Sunyoto (2010: 110) adalah “yang
tidak memiliki masalah autokorelasi, jika terjadi autokorelasi maka
persamaan tersebut menjadi tidak baik/ tidak layak dipakai prediksi.
Masalah autokorelasi baru timbul jika ada korelasi secara linier antara
kesalahan pengganggu periode t (berada) dengan kesalahan pengganggu
periode t-1 (sebelumnya). Salah satu ukuran dalam menentukan ada
tidaknya masalah autokorelasi dengan uji Durbin-Watson (DW) dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Terjadi autokorelasi positif, jika nilai DW di bawah -2 (DW < -2)
b. Tidak terjadi autokorelasi, jika nilai DW berada diantara -2 dan +2 atau
-2 ≤ DW ≤ +2
c. Terjadi autokorelasi negatif jika nilai DW di atas +2 atau DW > +2
3.8.3 Pengujian Hipotesis 1. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) menurut Fatma, dkk (2007: 48) bertujuan “untuk
mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan
variabel dependen”. Untuk regresi linier berganda sebaiknya menggunakan
R Square yang disesuaikan atau tertulis Adjusted R Square , karena
penelitian. Nilai R Square dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R
Square berkisar antara 0 sampai 1.
2. Uji Simultan dengan F-Test
Menurut Fatma, dkk (2007: 50) hasil F-Test “menunjukkan variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen
jika p-value (pada kolom sig.) lebih kecil dari level of significant yang
ditentukan, atau F tabel dihitung dengan cara df1 = k-1, dan df2 = n-k, k
adalah jumlah variabel dependen dan independen”.
Menurut Fatma, dkk (2007: 49) penerimaan dan penolakan hipotesis adalah
sebagai berikut:
Pedoman yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis jika hipotesis nol (H0) yang diusulkan adalah
1. H0 diterima jika F-hitung < F-tabel, atau nilai p-value pada kolom sig. > level of significant (α) sebesar 0,05.
2. H0 ditolak jika F-hitung > F-tabel, atau nilai p-value pada kolom sig. < level of significant (α) sebesar 0,05.
Pedoman yang digunakan apabila menerima atau menolak hipotesis jika hipotesis alternatif (Ha) yang diusulkan:
1. Ha diterima jika F-hitung < F-tabel, atau nilai p-value pada kolom
sig. > level of significant (α) sebesar 0,05.
2. Ha ditolaka jika F-hitung > F-tabel, atau nilai p-value pada kolom
sig. < level of significant (α) sebesar 0,05.
3. Uji Parsial dengan t-Test
Menurut Fatma, dkk (2007: 51) t-test bertujuan “untuk mengetahui besarnya
pengaruh masing-masing variabel independen secara individual (parsial)
(pada kolom sig.) pada masing-masing variabel independen , jika p-value
lebih kecil deri level of significant yang ditentukan.
Menurut Fatma, dkk (2007: 49) penerimaan dan penolakan hipotesis adalah
sebagai berikut:
Pedoman yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis jika hipotesis nol (H0) yang diusulkan adalah
1. H0 diterima jika t-hitung < t-tabel, atau nilai p-value pada kolom sig. > level of significant (α) sebesar 0,05.
2. H0 ditolak jika t-hitung > t-tabel, atau nilai p-value pada kolom sig. < level of significant (α) sebesar 0,05.
Pedoman yang digunakan apabila menerima atau menolak hipotesis jika hipotesis alternatif (Ha) yang diusulkan:
1. Ha diterima jika t-hitung < t-tabel, atau nilai p-value pada kolom
sig. > level of significant (α) sebesar 0,05.
2. Ha ditolak jika t-hitung > t-tabel, atau nilai p-value pada kolom
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1Hasil Penelitian 1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dalam penelitian ini hanya untuk mendeskripsikan data
sampel dan tidak membuat suatu kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana
sampel diambil. Metode analisis statistik deskriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono,
2008: 206).
Tabel 4.1 Descriptive Statistics
Sumber: Hasil pengolaan SPSS versi 16.0
Tabel statistik deskriptif ini menunjukkan besarnya rerata jumlah perolehan dana
pihak ketigayaitu:
Mean
Std.
Deviation N
DPK 110855.559 16754.559 30
Akad wadiah 37944.506 9081.506 30
1. Variabel akad wadi’ah selama 30 bulan memiliki nilai rata-rata sebesar
Rp37.944,506. Sedangkan standar deviasinya sebesar Rp9.081,506 selama 30
bulan.
2. Variabel akad mudharabah memiliki nilai rata-rata sebesar Rp. 71.349,457.
Sedangkan standar deviasinya sebesar Rp. 13.459,457 selama 30 bulan.
3. Untuk variabel Dana Pihak Ketiga memiliki nilai rata-rata sebesar Rp.
110.855,559 untuk 30 bulan. Sedangkan standar deviasinya sebesar Rp.
16.754,559 selama 30 bulan.
2. Pengujian Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Menurut Sunyoto (2010: 103) “uji normalitas digunakan untuk menguji data
variabel bebas (X) dan data variabel terikat (Y) pada persamaan regresi yang
dihasilkan berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal”. Persamaan
regresi dikatakan baik jika mempunyai data variabel terikat yang berdistribusi
Tabel 4.2
Normal Parametersa Mean 3702602 125087,056 309364,444
Std.
Deviation 1185852 76304,7262 116784,56
Most Extreme
Differences Absolute 0,1115 0,09162546 0,22439347
Positive 0,1115 0,09162546 0,22439347
Negative -0,10093 -0,0772932 -0,10515211
Kolmogorov-Smirnov
Z 0,669 0,54975277 1,34636081
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,762025 0,92306488 0,05327721
a. Test Distribution Normal
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS versi 16
Dari hasil pengolahan data yang ditunjukkan oleh tabel 4.2 tersebut, dapat
disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.
Masing-masing ditunjukkan dengan data debagai berikut:
1) Nilai signifikan akad wadi’ah sebesar 0,762025098 > 0,05 maka data normal.
2) Nilai signifikan akad mudharabah sebesar 2,33113E-08 > 0,05 maka data
normal.
3) Nilai signifikan dana pihak ketiga sebesar 0,053 > 0,05 maka data normal.
Dengan demikian secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai
observasi data telah terdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan dengan uji
asumsi klasik lainnya. Untuk lebih jelas berikut ini turut dilampirkan grafik
Gambar 4.1 Histogram
Sumber: hasil pengolaan SPSS versi 16.0
Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena
grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal
(skewness). Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan
Gambar 4.2 Grafik Normal Flot
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS Versi 16
Pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal
serta penyebarannya agak mendekati dengan garis diagonal sehingga dapat
disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.
b. Uji Multikolinearitas
Menurut Sunyoto (2010: 97) “uji asumsi klasik jenis ini diterapkan untuk
analisis regresi berganda yang terdiri atas dua atau lebih variabel bebas/
independent variable (X1, X2, X3, X4, ..., Xn), dimana akan diukur tingkat asosiasi
(keeratan) hubungan/ pengaruh antar variabel bebas tersebut melalui besaran
koefisien korelasi”. Berikut ini adalah hasil uji multikolinearitas dengan
Tabel 4.3
Dependent Variable: Dana Pihak Ketiga
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS Versi 16
Dari data pada tabel 4.3, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinearitas dengan dasar nilai VIF untuk setiap variabel independen tidak
ada yang melebihi 10 dan nilai tolerance tidak ada yang kurang dari 0.1 , maka
dapat dilakukan analisis lebih lanjut dengan menggunakan model regresi
berganda.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas menurut Sunyoto (2010: 100) adalah “uji mengenai
sama atau tidak varians dari residual dari observasi yang satu dengan yang
lain”. Jika residualnya mempunyai mempunyai varians yang sama disebut
terjadi Homoskedastisitas dan jika variansnya tidak sama atau berbeda disebut
terjadi Heteroskedastisitas. Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk
menganalisis apakah terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homokedastisitas
Gambar 4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta
tersebar baik diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Dengan
demikian, model ini layak dipakai untuk memprediksi jumlah perolehan dana
pihak ketigapada PT Bank BRISyariah KC Medan berdasarkan masukan variabel
independen akad wadi’ah dan akad mudharabah.
d. Uji Autokorelasi
Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi
adalah dengan uji Durbin-Watson (DW). Salah satu ukuran dalam
menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi dengan uji Durbin-Watson
(DW) dengan ketentuan sebagai berikut:
e. Tidak terjadi autokorelasi, jika nilai DW berada diantara -2 dan +2 atau
-2 ≤ DW ≤ +2
f. Terjadi autokorelasi negatif jika nilai DW di atas +2 atau DW > +2
Hasil dari pengujian autokorelasi adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4
a. Predictors: (Constant), akad
mudharabah, akad wadiah
b. Dependent Variable: DPK
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS Versi 16
Tabel 4.4 di atas menunjukkan hasil uji autokorelasi dimana nilai statistik
Durbin-Watson (DW) sebesar 1,155 , nilai ini akan dibandingkan dengan nilai
tabel Durbin-Watson dengan menggunakan signifikansi 5%, jumlah sampel 30 (n)
dan jumlah variabel independen 2 (k=2). Maka dari tabel di atas dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi karena nilai DW berada antara -2
dan +2 atau -2≤ �� ≤+2
3. Pengujian Hipotesis a. Persamaan Regresi
Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan
beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel dependen dengan
Tabel 4.5
d Coefficients t Sig. Keterangan
1 (Constant) 31784.202 4.622 0.000
Akad wadiah 1.067 4.971 0.000
Akad mudharabah 1.067 3.429 0.002
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS
Variabel dependen pada regresi ini adalah Dana Pihak Ketiga (Y),
sedangkan variabel independen adalah akad wadiah (X1), akad mudharabah (X2).
Model regresi berdasarkan hasil analisis di atas adalah:
Y = 31784.202 + 1.067x1 – 1.067x2 + e
b. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Uji ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara akad wadiah
(X1), akad mudharabah (X2) secara parsial terhadap dana pihak ketiga (Y).
Berikut hasil pengujian dengan uji-t yang diolah dengan program SPSS v16.
Tabel 4.6
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Versi 16
Hipotesis 1: Akad Wadiah berpengaruh signifikan terhadap penghimpunan Dana
Pihak Ketiga.
Dari hasil uji t yang diolah dengan program SPSS tersebut dapat diketahui bahwa
t-hitung dana pihak ketiga sebesar 4.971 dan lebih besar dari t-tabel yaitu 2,771
(df = 27) atau (4.971 > 2,771) dengan tingkat signifikansinya 0,662 yang lebih
besar dari (α =0.05), maka dapat diambil kesimpulan Ho ditolak dan akad wadiah
berpengaruh positif tetapi tidak signifikan secara parsial terhadap perolehan dana
pihak ketiga, yang mengindikasikan bahwa semakin tinggi perolehan pembukaan
rekening menggunakan akad wadiah yang diperoleh maka akan semakin tinggi
pula perolehan dana pihak ketiga, begitu juga sebaliknya.
Hipotesis 2: Akad Mudharabah berpengaruh signifikan terhadap dana pihak
ketiga
Dari hasil uji t yang diolah dengan program SPSS tersebut dapat diketahui
bahwa t-hitung akad mudharabah sebesar 3,429 dan lebih besar dari t-tabel yaitu
2,771 (df = 27) atau (3,429 > 2,771) dengan tingkat signifikansinya 0,652 yamg
lebih besar dari (α =0.05), maka dapat diambil kesimpulan Ho ditolak dan akad
mudharabah berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap dana
pihak ketiga yang mengindikasikan bahwa semakin tinggi pembukaan rekening
dengan menggunakan akad mudharabah yang diperoleh maka akan semakin
c. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Menurut Fatma, dkk (2007: 50) hasil F-Test “menunjukkan variabel independen
secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen jika p-value (pada
kolom sig.) lebih kecil dari level of significant yang ditentukan, atau F tabel
dihitung dengan cara df1 = k-1, dan df2 = n-k, k adalah jumlah variabel dependen
dan independen”. Berikut hasil pengujian dengan uji-F yang telah diolah dengan
program komputer SPSS versi 16 didapatkan hasil yang ditunjukkan dengan tabel
sebagai berikut:
Tabel 4.7 Hasil Uji F
ANOVAb Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
6,860E9 2 3,430E9 72,313 0,772a
1,281E9 27 4,743E7
8,141E9 29
a. Predictors: (Constant), akad mudharabah, akad wadiah
b. Dependent Variable: DPK
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS V6
Hipotesis 3 : akad wadiah dan akad mudharabah secara simultan/bersama-sama
berpengaruh terhadap dana pihak ketiga.
Dari hasil uji f yang diolah dengan program SPSS versi 16 tersebut dapat
diketahui bahwa f-hitung sebesar 72,313 dan lebih besar dari f-tabel sebesar 3.35
(df penyebut = 27, df pembilang = 2) atau ( 72,313> 3.35) dengan tingkat
signifikansinya 0,772 dan lebih besar dari (α =0.05), maka dapat diambil
kesimpulan Ho ditolak dan Ha diterima jadi variabel akad wadiah dan akad
bersama-sama terhadap dana pihak ketiga, yang mengindikasikan bahwa semakin
tinggi akad wadiah dan akad mudharabah yang diperoleh maka akan semakin
tinggi pula dana pihak ketiga yang diperoleh, begitu juga sebaliknya.
4.2Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil pengujian variabel secara parsial, dari akad wadiah dan akad
mudharabah hanya akad wadiah yang berpengaruh signifikan terhadap perolehan
penghimpunan dana pihak ketiga. Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung dan t
tabel serta signifikansinya masing-masing variabel tersebut.
Akad wadiah dapat digunakan memprediksi perolehan dana pihak ketiga. Dari
hasil uji statistik yang dilakukan, akad wadiah memiliki pengaruh positif terhadap
perolehan dana pihak ketiga. Hasil uji t, akad wadiah yang menunjukkan variabel
dana pihak ketiga memiliki nilai signifikansi t sebesar 0,662 yang lebih besar dari
0,05 artinya akad wadiah secara parsial berpengaruh terhadap perolehan dana
Akad mudharabah dapat digunakan untuk memprediksi perolehan dana pihak
ketiga karena dari hasil uji-t, akad mudharabah yang menunjukkan ada pengaruh
yang tidak signifikan antara variabel ini dengan dana pihak ketiga, dimana nilai
signifikansi t sebesar 0,652 lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel akad wadiah secara parsial berpengaruh terhadap perolehan dana
pihak ketiga.
Dari hasil pengujian secara bersama-sama, dapat disimpulkan bahwa :
akad waidah dan akad mudharabah secara simultan/bersama-sama berpengaruh
terhadap perolehan dana pihak ketiga. Dari hasil uji f yang diolah dengan program
SPSS versi 16 tersebut dapat diketahui bahwa f-hitung sebesar 72,313 dan lebih
besar dari f-tabel sebesar 3.35 (df penyebut = 27, df pembilang = 2) atau ( 72,313
> 3.35) dengan tingkat signifikansinya 0,772 dan lebih besar dari (α =0.05), maka
dapat diambil kesimpulan Ho ditolak dan Ha diterima jadi variabel akad wadiah
dan akad mudharabah berpengaruh positif tetapi tidak signifikan secara simultan
atau bersama-sama terhadap perolehan dana pihak ketiga.
Jika dibandingkan dengan hasil penelitian terdahulu, seperti penelitian
yang dilakukan oleh Utary Maharany Barus yang berjudul “Mekanisme Metode
Akad Mudharabah dalam Penghimpunan Dana Pihak Ketiga dan Pembagian Hasil
serta Upaya Menghilangkan Riba” dapat diambil kesimpulan bahwa metode akad
mudharabah berpengaruh signifikan. Dalam penelitiannya beliau memberikan
gambaran bahwa nisbah yang diberikan oleh bank syariah pada akad mudharabah
oleh sistem bunga di bank konvensional. Hal tersebut menjadi salah satu faktor
yang mempengaruhi mengapa metode akad mudharabah memberikan pengaruh
yang signifikan. Selain itu Konsep bagi hasil atau PLS (Profit Loss Sharing) ini
menjadi pembeda antara sistem perbankan syariah dan konvensional. Namun,
meskipun sudah menjadi agenda intelektual dari bank ekonom prinsip ini masih
menjadi suatu hal yang meragukan bagi beberapa pihak. Padahal pada
kenyataannya konsep ini bisa mengantarkan keuntungan bagi pihak nasabah dan
bank. Selain itu kedua belah pihak juga bisa menghindari riba.
Pada peneliti lain, yaitu yang dilakukan oleh Ilyda Sudardjat Ssi, Msi,.
Dalam penelitiannya yang berjudul “ Ánalisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Simpanan Mudharabah pada Bank Syariah di Sumatera Utara” menyimpulkan
bahwa berdasarkan hasil estimasi model ekonometrik dapat diuraikan bahwa baik
dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang, total simpanan mudharabah
pada bank syariah di Sumatera Utara hanya dipengaruhi oleh tingkat suku bunga
tabungan bank konvensional (TSB2). Bila dikaitkan hasil analisis data primer dan
data sekunder diperoleh kesimpulan bahwa pada saat ini masyarakat tertarik
menabung di bank syariah karena pertimbangan subjektif yakni bank syariah
menawarkan produk yang halal (sentimen emosional). Dalam untuk jangka
panjang jika bank syariah tidak membenahi diri secara profesional, maka tawaran
bunga bank konvensional yang lebih menarik akan mendorong nasabah bank
syariah pindah ke bank konvensional. Dan dalam penelitian ini juga dijelaskan
bahwa metode akad juga masih sangat mempengaruhi dalam proses
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengujian variabel secara parsial, dari akad wadiah dan akad
mudharabah hanya akad wadiah yang berpengaruh signifikan terhadap perolehan
penghimpunan dana pihak ketiga. Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung dan t
tabel serta signifikansinya masing-masing variabel tersebut.
1. Akad wadiah dapat digunakan memprediksi perolehan dana pihak ketiga. Dari
hasil uji statistik yang dilakukan, akad wadiah memiliki pengaruh positif
terhadap perolehan dana pihak ketiga. Hasil uji t, akad wadiah yang
menunjukkan variabel dana pihak ketiga memiliki nilai signifikansi t sebesar
0,662 yang lebih besar dari 0,05 artinya akad wadiah secara parsial
berpengaruh terhadap perolehan dana pihak ketiga.
2. Akad mudharabah dapat digunakan untuk memprediksi perolehan dana pihak
ketiga karena dari hasil uji-t akad mudharabah yang menunjukkan ada
pengaruh yang tidak signifikan antara variabel ini dengan dana pihak ketiga,
dimana nilai signifikansi t sebesar 0,652 lebih besar dari 0,5. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel akad mudharabah secara parsial berpengaruh
3. Dari hasil pengujian secara bersama-sama, dapat disimpulkan bahwa : akad
waidah dan akad mudharabah secara simultan/bersama-sama berpengaruh
terhadap perolehan dana pihak ketiga. Dari hasil uji f yang diolah dengan
program SPSS versi 16 tersebut dapat diketahui bahwa f-hitung sebesar 72,313
dan lebih besar dari f-tabel sebesar 2.76 (df penyebut = 30, df pembilang = 2)
atau ( 72,313 > 2,0301) dengan tingkat signifikansinya 0,772 dan lebih besar
dari (α =0.05), maka dapat diambil kesimpulan Ho ditolak dan Ha diterima jadi
variabel akad wadiah dan akad mudharabah berpengaruh positif tetapi tidak
signifikan secara simultan atau bersama-sama terhadap perolehan dana pihak
ketiga.
5.2 Saran
1. Bagi manajemen bank agar tetap memperhatikan produk pendanaan baik itu
menggunakan akad wadiah maupun akad mudharabah. Hal ini dikarenakan
variabel tersebut sangat berpengaruh terhadap perolehan dana pihak ketiga
yang berhasil dihimpun. Apalagi melihat persaingan di dunia perbankan saat
ini yang semakin ketak. Banyak produk yang menjadi kebutuhan masyarakat
yang ditawarkan oleh bank swasta maupun BUMN. Oleh sebab itu, nasabah
akan mencari keunggulan dari produk yang ditawarkan sehingga dapat menjadi
nilai tambah bagi masyarakat untuk memutuskan memilih menjadi nasabah di
2. Bagi peneliti lain agar menggunakan populasi yang lebih luas dan sampel yang
lebih banyak serta periode pengamatan yang lebih lama sehingga hasil yang
diperoleh lebih akurat.
3. Bagi peneliti lain yang tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut,
sebaiknya menambahkan variabel lain untuk memperoleh hasil yang lebih baik
DAFTAR PUSTAKA
. BUKU:
Kuncoro, Mudrajad, 2009. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Erlangga,
Jakarta.
Situmorang, Syahfrizal Helmi, Doli M. Ja’far Dalimunthe, Iskandar Muda, Muslich Lufti, Syahyunan. 2008. Analisis Data Penelitian. USU Press,
Medan.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis. CV. Alfabeta. Bandung.
Umar, Husein, 2007. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Ali, Zainuddin, 2009. Hukum Perbankan Syariah, Cet. 1. Sinar Grafika, Jakarta.
Antonio, Muhammad Syafi’I, 1999. Bank Syariah Bagi Bankir dan Praktisi Keuangan. Central Bank of Indonesia dan Tazkia Institute, Jakarta.
Ascarya, 2006. Akad dan Produk Bank Syariah. PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Arifin, Zainal, 2005. Memahami Bank Syariah, Lingkup, Peluang, Tantangan dan Prospek. Alvabet, Jakarta.
Djumhana, Muhammad, 2006. Hukum Perbankan di Indonesia. PT Citra Aditya
Bakti, Bandung.
Amin, Suma, 2002. Ekonomi Syariah sebagai Alternatif System Ekonomi Konvensional. Jurnal Hukum dan Bisnis, Jakarta.
SKRIPSI:
Ardiansyah, 2005. Minat Menabung Dalam Memilih Bank Syariah. Skripsi
Ekonomi UMSU.
Wijaya, Rara Indriyaningtyas. 2008. Analaisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah Untuk Menggunakan Jasa Bank Syariah Mandiri Cabang Medan. Skripsi Ekonomi USU.
Sulistyo, Rachmad Agung. 2010. Pengaruh Pengetahuan Mahasiswa Tentang Perbankan Syariah Terhadap Minat Menabung Di Perbankan Syariah Di Yogyakarta. Skripsi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
SITUS:
Laporan Perkembangan Perbankan Syariah, 2010,
Saving and Current Account Deposits (Wadiah, Mudharabah and Al-Qardh),
Shariah Comcepts of Islamic Banking,