• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PARTISIPASI PADA KEGIATAN ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS) TERHADAP SIKAP DEMOKRATIS SISWA DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PARTISIPASI PADA KEGIATAN ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS) TERHADAP SIKAP DEMOKRATIS SISWA DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PARTISIPASI PADA KEGIATAN ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS) TERHADAP SIKAP DEMOKRATIS

SISWA DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN

PELAJARAN 2014/2015

Oleh

KADEK DIARSIH

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh partisipasi pada kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah terhadap sikap demokratis siswa di SMA Negeri 1 Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah tahun pelajaran 2014/2015. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi korelasional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 59 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan analisis data menggunakan Chi Kuadrat.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui koefisien kontingensi C=0,53 dan koefisien kontingensi maksimum Cmaks=0,81 sehingga diperoleh nilai KAT=0,65. Artinya bahwa terdapat pengaruh yang positif atau signifikan dengan kategori keeratan tinggi antara partisipasi pada kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah terhadap sikap demokratis siswa. Oleh karena itu siswa harus aktif berpartisipasi dalam kegiatan OSIS yang memberikan pengalaman untuk dapat menumbuhkan sikap demokratis dalam dirinya.

(2)

PENGARUH PARTISIPASI PADA KEGIATAN ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS) TERHADAP SIKAP DEMOKRATIS

SISWA DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN

PELAJARAN 2014/2015

Oleh

Kadek Diarsih

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)
(4)
(5)
(6)

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur yang mendalam atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kupersembahkan karya kecilku ini

sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada :

Yang tercinta kedua orang tuaku,

Ayah dan Ibu yang selalu menjadi semangat dalam hidupku yang telah sabar dan tulus dalam mendidik, membesarkan, dan selalu mendo akanku dalam sujudnya serta harapan di

setiap tetesan keringatnya demi keberhasilan ku

Serta

(7)

✁ ✂✁

Kemenangan yang seindah indahnya dan sesukar-sukarnya

yang boleh direbut oleh manusia ialah menundukan

diri sendiri.

(R.A. Kartini)

Kebahagian dari setiap negara lebih bergantung pada watak

penduduknya dari pada bentuk pemerintahannya.

(8)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Pengaruh Partisipasi Pada Kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)

Terhadap Sikap Demokratis Siswa di SMA Negeri 1 Seputih Mataram

Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015”. Skripsi ini

disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari hambatan yang datang

baik dari luar dan dari dalam diri penulis. Penulisan skripsi ini juga tidak terlepas

dari bimbingan dan bantuan serta petunjuk dari berbagai pihak, oleh karena itu

penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. Berchah Pitoewas, M.H.

selaku pembimbing I, terimakasih atas kritik dan sarannya dan telah bersedia

meluangkan waktu untuk membimbing dalam pengerjaan skripsi ini. Ibu Yunisca

Nurmalisa, S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing II terimakasih atas pengarahan dan

telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dalam pengerjaan skripsi

(9)

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung;

2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik

dan Kerja Sama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Lampung;

3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Umum

Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung;

4. Bapak Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Lampung;

5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Lampung;

6. Bapak Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Program Studi PPKn,

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Lampung;

7. Bapak Drs. Holilulloh, M.Si., selaku pembahas I. Juga Bapak Abdul

Halim, S.Pd., M.Pd., selaku pembahas II terima kasih atas saran dan

masukannya;

8. Bapak dan Ibu Dosen Prodi PPKn, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.

9. Ibu Hj. Nurlina, S.Pd., M.M.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 1 Seputih

Mataram yang telah memberi izin penelitian dan atas segala bantuan yang

(10)

10. Bapak dan Ibu guru SMA Negeri 1 Seputih Mataram yang telah

membantu penulis dalam mengadakan penelitian;

11. Staf tata usaha SMA Negeri 1 Seputih Mataram yang telah memberikan

bantuannya kepada penulis selama penulis mengadakan penelitian;

12. Teristimewa untuk kedua orang tuaku tercinta, Bapak I Wayan Merdana

dan Ibu Ni Ketut Wenten terimakasih atas keikhlasan, cinta dan kasih

sayang, Doa, motivasi, moral serta finansial yang tidak akan pernah

terbayarkan. Dan untuk seluruh keluargaku tercinta atas Doa, dukungan,

bantuan, serta perhatian yang diberikan;

13. Teman-teman Prodi PPKn 2011 terkhusus sahabat-sahabat terbaikku Intan,

Iis, Dwi, Ajeng, Sayu, Ima, Desi, dan kakak tingkat serta adik tingkat, dari

angkatan 2009–2014 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu,

terimakasih atas dukungan yang kalian berikan;

14. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih

banyak kekurangan. Segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

penulis harapkan sebagai tolak ukur penulis dimasa yang akan datang.

Bandar Lampung, Juni 2015

Penulis,

(11)

DAFTAR ISI 1.1 Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Identifikasi Masalah ...8

1. Ruang Lingkup Ilmu ...11

2. Ruang Lingkup Subjek Penelitian...11

3. Ruang Lingkup Objek Penelitian ...11

4. Ruang Lingkup Tempat/Lokasi Penelitian...11

5. Ruang Lingkup Waktu Penelitian...11

II. TINJUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teoritis ...12

2.1.1 Tinajauan Partisipasi Siswa pada Kegiatan OSIS ...12

(12)

2. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) ...14

A. Pengertian OSIS ...14

B. Peranan OSIS ...17

C. Perangkat OSIS ...20

D. Struktur dan Rincian Tugas Pengurus ...22

2.1.2 Tinjauan Sikap Demokratis...23

3.2 Populasi dan Sampel ...35

1. Populasi ...35

2. Sampel...36

3.3 Variabel Penelitian ...37

3.4 Definisi Konseptual dan Definisi Operasional...37

1. Definisi Konseptual ...37

3.7 Teknik Analisis Data ...42

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Langkah-langkah Penelitian...47

1. Persiapan Pengajuan Judul...47

2. Penelitian Pendahuluan ...48

3. Pengajuan Rencana Penelitian ...49

4. Pelaksanaan Penelitian ...49

4.2 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...56

1. Sejarah Singkat SMA Negeri 1 Seputih Mataram ...56

2. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Seputih Mataram...57

3. Sarana dan Prasarana...57

4. Kegiatan Kesiswaan/Ekstrakulikuler ...58

4.3 Deskripsi Data ...60

1. Pengumpulan Data ...60

2. Penyajian Data ...60

A. Penyajian Data Mengenai Partisipasi Pada Kegiatan OSIS ...61

B. Penyajian Data Mengenai Sikap Demokratis Siswa ...79

3. Pengujian Data ...102

A. Pengujian Pengaruh...102

(13)

4. Pembahasan...112 A. Partisipasi Pada Kegiatan OSIS (Variabel X) ...112 B. Sikap Demokratis (Variabel Y) ...115

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ...119 5.2 Saran...119

(14)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Hasil pra-survey data kepengurusan OSIS SMA N 1 Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah tahun 2014/2015 melalui observasi ... 5

Tabel 3.1 Jumlah Populasi dan Sampel di SMA N 1 Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015 ... 36

Tabel 4.1 Distribusi Skor Hasil Uji Coba Angket Dari 10 Orang Responden Di Luar Sampel Untuk Item Ganjil (X) ... 51

Tabel 4.2 Distribusi Skor Hasil Uji Coba Angket Dari 10 Orang Responden Di Luar Sampel Untuk Item Genap (Y) ... 52

Tabel 4.3 Tabel Kerja Antara Kelompok Item Ganjil (X) dengan Item Kelompok Genap (Y)... 53

Tabel 4.4 Distribusi Skor Angket Indikator Keterlibatan Dalam Kegiatan

OSIS ... 61

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Indikator Keterlibatan Dalam Kegiatan

OSIS ... 64

Tabel 4.6 Distribusi Skor Angket Indikator Kontribusi Dalam Kegiatan

OSIS ... 66

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Indikator Kontribusi Dalam Kegiatan

OSIS ... 69

Tabel 4.8 Distribusi Skor Angket Indikator Tanggung Jawab Dalam Partisipasi Kegiatan OSIS... 70

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Indikator Tanggung Jawab Dalam Partisipasi Kegiatan OSIS... 73

(15)

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Partisipasi Pada Kegiatan Organisasi Siswa Intra

Sekolah (OSIS)... 78

Tabel 4.12 Distribusi Skor Angket Indikator Mengutamakan Musyawarah Mufakat ... 79

Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Indikator Mengutamakan Musyawarah Mufakat ... 83

Tabel 4.14 Distribusi Skor Angket Indikator Saling Menghargai ... 85

Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Indikator Saling Menghargai ... 88

Tabel 4.16 Distribusi Skor Angket Indikator Berani Mengemukakan Pendapat ... 89

Tabel 4.17 Distribusi Frekuensi Indikator Berani Mengemukakan Pendapat ... 92

Tabel 4.18 Distribusi Skor Angket Indikator Jujur ... 94

Tabel 4.19 Distribusi Frekuensi Indikator Jujur ... 97

Tabel 4.20 Distribusi Skor Angket Sikap Demokratis... 98

Tabel 4.21 Distribusi Frekuensi Sikap Demokratis ...102

Tabel 4.22 Perbandingan Jumlah Responden Mengenai Pengaruh Partisipasi Pada Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) Terhadap Sikap Demokratis Siswa di SMA Negeri 1 Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015...103

Tabel 4.23 Hasil Angket Tentang Pengaruh Partisipasi Pada Kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) Terhadap Sikap Demokratis Siswa di SMA Negeri 1 Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015...105

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Keterangan PD 1

2. Surat Izin Melaksanakan Penelitian Pendahuluan

3. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Pendahuluan

4. Surat Izin Melaksanakan Penelitian

5. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

(17)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(18)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan baru menunjukan bahwa demokrasi tidak hanya dipahami sebagai

bentuk pemerintahan dan sistem politik, tetapi demokrasi dipahami sebagai sikap

hidup atau pandangan hidup demokratis, (Winarno, 2013:108). Sikap yang

demokratis sangat diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia,

karena dengan dimilikinya sikap demokratis segala kepentingan yang berbeda,

keinginan dan pendapat yang berbeda akan dapat dipersatukan.

Pengembangan sikap demokratis tersebut melibatkan peran serta pendidikan

sebagai cara untuk mengembangkan kemampuan, keterampilan dan watak warga

negaranya. Peranan sekolah sebagai lembaga pendidikan adalah mengembangkan

potensi yang dimiliki siswa agar mampu menjalankan tugas-tugas kehidupan

sebagai manusia, baik secara individual maupun sebagai anggota masyarakat.

Sesuai dengan fungsi Pendidikan nasional dalam Undang-Undang No 20 tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa :

(19)

2

Pendidikan berfungsi mengembangkan sikap demokratis siswa sebagaimana yang

tertulis dalam Undang-Undang tersebut. Sikap demokratis merupakan faktor yang

sangat penting karena sangat berpengaruh dalam kehidupan bermasyarakat untuk

bergaul dan bersosialisai. Bisa dikatakan melalui proses pendidikan itu dapat

menciptakan kader-kader bangsa yang nantinya akan terjun ke lingkungan

masyarkat dan membangun negeri ini kearah yang lebih baik. Dalam pembinaan

siswa di sekolah, banyak wadah atau program yang dijalankan demi menunjang

proses pendidikan untuk dapat meningkatkan kemampuan, keterampilan dan

pengetahuan siswa.

Dalam lingkungan pendidikan di luar jam pembelajaran difasilitasinya wadah

untuk kegiatan-kegiatan positif yang dapat menumbuhkan sikap demokratis siswa

melalui kegiatan organisasi. Yakni kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah

(OSIS). Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun

2008 tentang Pembinaan Kesiswaan Pasal 4 ayat (3), satu-satunya organisasi

siswa adalah Organisasi Siswa Intra sekolah. Kegiatan yang diadakan dalam

program organisasi di sekolah didasari atas tujuan dari pada kurikulum sekolah.

Selain kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), banyak kegiatan-kegiatan

positif disamping kegiatan OSIS yang dapat menunjang pengembangan potensi,

minat dan bakat siswa untuk memenuhi tujuan pembinaan kesiswaan seperti

kegiatan ekstrakulikuler. Dimana jenis kegiatan ekstrakulikuler secara umum

diantaranya (1) Krida, yang meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan

Siswa (LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka

(20)

3

kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, serta penelitian. (3)

Latihan/lomba keberbakatan/prestasi, meliputi pengembangan bakat olah raga,

seni dan budaya, cinta alam, jurnalistik, teater, dan keagamaan. (4) Seminar,

lokakarya, dan pameran/bazar, dengan substansi antara lain karir, pendidikan,

kesehatan, perlindungan HAM, keagamaan, dan seni budaya.

Berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungan sekolah tersebut akan dapat

membantu pembentukan sikap demokratis, dimana dalam penelitian ini yang

menjadi pusat perhatian peneliti adalah melalui kegiatan-kegiatan yang

dilaksanakan dalam lingkup organisasi di sekolah, yaitu Organisasi Siswa Intra

Sekolah (OSIS). Karena OSIS sebagai organisasi di lingkungan sekolah menjadi

tempat pembelajaran siswa dalam mengembangkan demokrasi karena di dalam

OSIS siswa dituntut untuk dapat melaksanakan nilai-nilai atau budaya demokrasi.

Demokrasi dalam OSIS dapat diwujudkan dalam berbagai kegiatan kesiswaan

yang dilaksanakan secara demokratis.

OSIS dibentuk dengan tujuan pokok : Menghimpun ide, pemikiran, bakat,

kreativitas, serta minat para siswa ke dalam salah satu wadah yang bebas dari

berbagai macam pengaruh negatif dari luar sekolah. Sebagai tempat dan sarana

untuk berkomunikasi, menyampaikan pemikiran, gagasan dalam usaha untuk

mematangkan kemampuan berfikir, wawasan, dan pengambilan keputusan akan

dapat mempengaruhi perkembangan sikap demokratis siswa yang berpartisipasi

(21)

4

OSIS sebagai tempat pembelajaran siswa dalam pelaksanaan kegiatannya

dilaksanakan secara demokratis sehingga siswa dapat memahami makna

demokrasi melalui organisasi (OSIS). Sebagai contoh kegiatan yang dilaksanakan

Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) yang cukup membantu pembentukan sikap

demokratis misalnya seperti kegiatan perekrutan dan pemilihan kepengurusan

baru setelah masa kepengurusan sebelumnya berakhir. Perekrutan ini terdiri dari

beberapa tahapan pertama dengan pemilihan pengurus harian Majelis

Permusyawaratan Kelas (MPK), pemilihan dapat dilakukan dengan metode

pemungutan suara dan/atau musyawarah mufakat sesuai dengan mekanisme yang

telah ditetapkan sesuai sidang pleno sebelumnya. Kedua pemilihan/pembentukan

pengurus OSIS, dimana penyelenggara Pemilihan atau pembentukan pengurus

OSIS ini dibentuk oleh Kepala Sekolah, dengan unsur-unsur panitia pemilihan

OSIS terdiri dari: pembina OSIS, pengurus OSIS lama, perwakilan Kelas, dan

siswa. Segala bentuk proses kegiatan tersebut memberikan pengalaman terhadap

siswa untuk menumbuhkan sikap demokratis dalam dirinya.

Melalui kegiatan OSIS tentunya akan berpengaruh terhadap internalisasi sikap

demokratis dilihat dari kegiatan-kegiatan organisasi seperti kegiatan rapat dengan

bentuk musyawarah mufakat, melaksanakan gotong royong dan kerja bakti,

mengadakan kegiatan lomba, melaksanakan kegiatan kelompok belajar, diskusi,

debat, pidato dan partisipasi dalam kegiatan lainya. Sehingga membantu

pembentukan sikap siswa yang bercirikan nilai demokratis yaitu menghargai satu

sama lain, mengutamakan musyawarah dan mufakat dalam penentuan keputusan,

(22)

5

Berdasarkan observasi pra-survei di SMA Negeri 1 Seputih Mataram, pada saat

ini siswa kurang menunjukkan sikap demokratis dalam pergaulan sehari-hari,

seperti sikap kurang menghormati, kurang bertanggung jawab, kurang kritis, dan

masih tertutup. sekolah mengakui bahwa masih ada siswa yang sering membolos,

datang terlambat, berperilaku kurang sopan, malas belajar, serta dalam proses

pembelajaran kurang berani mengemukakan pendapat. Hal ini menunjukkan

bahwa kesadaran siswa untuk menerapkan sikap demokratis pada kehidupan

sehari-hari masih rendah. Seluruh siswa SMA N 1 Seputih Mataram adalah

anggota OSIS, namun kenyataannya dalam pelaksanaan kegiatan yang dirancang

oleh kepengurusan OSIS hanya anggota kepengurusan yang berperan aktif. Dalam

berpartisipasi pada kegiatan yang dilaksanakan masih adanya siswa yang bersikap

acuh. Hal ini menunjukkan kurang maksimalnya partisipasi siswa dalam kegiatan

yang dilaksanakan oleh Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Berikut ini

merupakan data kepengurusan OSIS SMA Negeri 1 Seputih Mataram Kabupaten

Lampung Tengah tahun pelajaran 2014/2015.

Tabel 1.1 Hasil pra-survey data kepengurusan OSIS SMA N 1 Seputih

Mataram Kabupaten Lampung Tengah tahun 2014/2015 melalui observasi.

Ketua Agung Prayogi

Wakil Ketua I M. Dliya’ul Haq

Wakil Ketua II Sigit Prasetio

Sekretaris Olivia Ariyani

Wakil Sekretaris I Rukmo Hidayat

Wakil Sekretaris II Panggih Fadhillaparamadina

Bendahara Ivon Dinda Q

(23)

6

2). I Made Fijae Bagaskara 3). Ni Kadek Ariyani

1). Kelvin Paul Pasaribu 2). Diva Juliana Sabatini

Seksi Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Ketua : Resi Agustina Anggota :

1). Diah Pitaloka 2). Rian Andi Mismoyo 3). Wisnu Erri Febrianto

Seksi Pendidikan dan Pendahuluan Bela Negara

Ketua : Agung Ayu Prana D. Anggota :

1). Silvia Helvina Pertiwi 2). Ni Wayan Erna Dwi 3). Ni Kadek Marniasih

Seksi Kepribadian dan Budi Pekerti Luhur

Ketua : Kholikul Misbah

Anggota :

1). Angga Tri Saputra 2). Kiki Supatmi

(24)

7 3). Ni Gusti Ayu Kadek Ardani Seksi Kesegaran Jasmani dan

Daya Kreasi

Ketua : I Komang Sucandra

Anggota : 1). Yusuf Aulia 2). Nazula Harfiati 3). Veni Yuliani

4). I Ketut Yulio Saputra Seksi Persepsi, Apresiasi dan

Kreasi Seni

Ketua : Dian Dwi Novita

Anggota :

1). Selvi Novri Yanti

2). Nengah Desi Kurnia Sari 3). Riski Susilowati 2). Alfares Yogi Erlambang 3). Anisa Al Khoiriyah 4). Abdilah Al Kholifah

Sumber : Pembina OSIS SMA N 1 Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui jumlah pengurus Organisasi Siswa Intra

Sekolah (OSIS) SMA N 1 Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah tahun

pelajaran 2014/2015 secara keseluruhan adalah 57 siswa yaitu terdiri dari ketua,

wakil ketua 1, wakil ketua 2, sekertaris, wakil sekertaris 1, wakil sekertaris 2,

bendahara, wakil bendahara, dan seksi-seksi yaitu : seksi ketaqwaan terhadap

tuhan Yang Maha Esa, seksi kehidupan berbangsa dan bernegara, seksi

pendidikan dan pendahuluan bela negara, seksi kepribadian dan budi pekerti

luhur, seksi berorganisasi, pendidikan politik dan kepemimpinan, seksi

keterampilan dan kewirausahaan, seksi kesegaran jasmani dan daya kreasi, seksi

persepsi, apersepsi dan kreasi seni, serta seksi pengembangan karya ilmiah, sains,

(25)

8

Partisipasi aktif siswa pada kegiatan OSIS diharapkan dapat membina siswa

kearah yang positif. Karena tentunya Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) ini

dalam proses pelaksanaannya menggunakan prosedur yang sistematis dan

prinsip-prinsip yang demokratis, siswa dapat menyalurkan aspirasi, gagasan serta

dapat aktif dan berani mengemukakan pendapatnya. Sehingga akan menjadi

sarana dalam mengembangkan siswa secara demokratis dengan pengalaman

belajar yang dapat digunakan untuk menumbuhkan landasan demokrasi dalam

diri siswa. Dilihat dari kaitan pentingnya partisipasi kegiatan OSIS terhadap sikap

demokratis siswa, sehingga peneliti berminat meneliti lebih dalam tentang

pengaruh partisipasi pada kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)

terhadap sikap demokratis siswa di SMA Negeri 1 Seputih Mataram Kabupaten

Lampung Tengah.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka identifikasi masalah

dalam penelitian ini adalah :

1. Belum maksimalnya partisipasi siswa pada kegiatan organisasi siswa intra

sekolah (OSIS).

2. Masih adanya siswa yang menunjukkan sikap kurang demokratis dengan

melanggar peraturan-peraturan sekolah.

3. Kurangnya kesadaran siswa untuk menerapkan prinsip-prinsip sikap

(26)

9

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka pembatasan masalah dalam

penelitian ini dibatasi pada partisipasi pada kegiatan Organisasi Siswa Intra

Sekolah (OSIS) dan sikap demokratis siswa.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan

masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah

Pengaruh Partisipasi pada Kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)

terhadap Sikap Demokratis siswa di SMA Negeri 1 Seputih Mataram

Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, menjelaskan dan menganalisis

pengaruh partisispasi pada kegiatan organisasi siswa intra sekolah (OSIS)

terhadap sikap demokratis siswa di SMA N 1 Seputih Mataram Kabupaten

Lampung Tengah tahun 2014/2015.

1.6 Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini tentunya diharapkan dapat memberikan sumbangan

terhadap parkembangan konsep, teori, prinsip, dan prosedur ilmu

(27)

10

siswa sesuai dengan kajian nilai dan moral Pancasila. Penelitian ini juga

diharapkan dapat dijadikan acuan dalam penelitian ataupun kajian lebih

lanjut.

2. Kegunaan Praktis

A. Bagi Penulis

Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis

tentang sikap demokratis siswa melalui partisipasi dalam kegiatan

organisasi sekolah atau OSIS.

B. Bagi Guru

Diharapkan mendapat masukan mengenai pengoptimalan dalam

membantu siswa memiliki sikap demokratis yang berguna untuk

kehidupan siswa dalam lingkungan sosial masyarakat Indonesia

dengan budaya yang berbeda-beda dan dengan ini dapat berguna untuk

proses pendidikan kedepannya.

C. Bagi Sekolah

Sekolah dapat memfasilitasi kegiatan-kegiatan organisasi yang

menjadi wadah untuk siswa mengembangkan bakat dan minatnya serta

membantu pembentukan kepribadiian siswa yang baik dan demokratis

(28)

11

1.7 Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang Lingkup Ilmu

Ruang lingkup ilmu penelitian ini termasuk dalam lingkup ilmu

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) dengan kajian nilai

Pancasila dan moral.

2. Ruang Lingkup Subyek Penelitian

Subyek atau responden pada penelitian ini adalah seluruh anggota

kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) yaitu seluruh siswa di

SMA N 1 Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran

2014/2015.

3. Ruang Lingkup Obyek Penelitian

Obyek pada penelitian ini adalah partisipasi pada kegiatan (OSIS) terhadap

sikap demokratis siswa di SMA Negeri 1 Seputih Mataram.

4. Ruang Lingkup Tempat/Lokasi Penelitian

Lokasi pada penelitian adalah di SMA Negeri 1 Seputih Mataram

Kabupaten Lampung Tengah.

5. Ruang Lingkup Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan sejak dikeluarkannya surat izin penelitian

pendahuluan dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung pada tanggal 17 desember 2014 sampai dengan 11

(29)

12

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Teoritis

2.1.1. Tinjauan Partisipasi pada Kegiatan Organisasi Siswa Intra

Sekolah (OSIS)

1. Pengertian Partisipasi

Setiap manusia tidak dapat hidup sendiri, suatu kegiatan

membutuhkan keikutsertaan/partisipasi dari manusia lainya.

Dimana partisipasi merupakan kegiatan yang dilakukan manusia

sebagai bagian keikutsertaan dalam suatu kegiatan untuk mencapai

suatu tujuan yang diharapkan. Secara umum, partisipasi dimaknai

sebagai kapasitas seseorang dalam upaya-upaya yang menentukan

bagi kualitas hidup yang dijalaninya. Partisipasi berasal dari bahasa

Inggris yaitu “participation” adalah pengambilan bagian atau

pengikutsertaan. Partisipasi selalu dikaitkan dengan peran serta.

Pengertian partisipasi Menurut Keith Davis dalam Wikipedia

(2013) adalah “suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang

kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di

dalamnya”.Pendapat lain mengenai partisipasi menurut Verhangen

(30)

13

“partisipasi merupakan suatu bentuk khusus dari interaksi dan

komunikasi yang berkaitan dengan pembagian: kewenangan,

tanggung jawab, dan manfaat”.

Pendapat lain mengenai partisipasi dalam kamus sosiologi menurut

Theodorson dalam Aprillia Theresia, dkk. (2014:196) disebutkan

bahwa partisipasi merupakan keikutsertaan seseorang di dalam

kelompok sosial untuk mengambil bagian dari kegiatan

masyarakatnya, di luar pekerjaan atau profesinya sendiri.

Keikutsertaan atau keterlibatan yang dimaksud di sini bukanlah

bersifat pasif tetapi secara aktif ditujukan oleh yang bersangkutan.

Partisipasi dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

pembelajaran sangat penting untuk pencapaian suatu tujuan dimana

diharapkan dengan adanya kemauan untuk ikut berpartisipasi apa

yang telah direncakan bisa dicapai semaksimal mungkin. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa partisipasi adalah keikutsertaan atau

keterlibatan seseorang baik itu keterlibatan mental, emosi serta

fisik pada suatu kegiatan untuk pencapaian tujuan dimana

(31)

14

2. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)

Kegiatan pembinaan kesiswaan merupakan kegiatan pendidikan

yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka. Kegiatan tersebut

dilaksanakan di dalam dan/atau di luar lingkungan sekolah dalam

rangka memperluas pengetahuan, meningkatkan keterampilan, dan

menginternalisasi nilai-nilai atau aturan-aturan agama serta

norma-norma sosial untuk membentuk insan yang seutuhnya. Organisasi

Siswa Intra Sekolah (OSIS) adalah satu-satunya organisasi yang

ada di sekolah yang merupakan salah satu upaya dalam pembinaan

kesiswaan.

A. Pengertian OSIS

Pengertian OSIS berdasarkan Surat Keputusan (SK) Direktur

Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen)

Nomor : 226/C/Kep/O/1992 dalam Heri Gunawan (2012:263)

meliputi :

a. Secara Semantis

Kepanjangan OSIS terdiri dari: organisasi, siswa, intra, dan

sekolah. Masing-masing mempunyai pengertian:

1) Organisasi, secara umum adalah kelompok kerjasama

antara pribadi yang diadakan untuk mencapai tujuan

bersama. Organisasi dalam hal ini dimaksudkan satuan

atau kelompok kerjasama para siswa yang dibentuk

dalam usaha mencapai tujuan bersama, yaitu

(32)

15

2) Siswa, adalah peserta didik pada satuan pendidikan

jenjang pendidikan dasar dan menengah.

3) Intra adalah berarti terletak di dalam dan di antara.

Sehingga OSIS berarti suatu organisasi siswa yang ada

di dalam dan di lingkungan sekolah yang bersangkutan.

4) Sekolah adalah satuan pendidikan tempat

menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar secara

berjenjang dan bersinambung.

b. Secara Organisasi

OSIS adalah satu-satunya wadah organisasi siswa yang sah

di sekolah. Oleh karena itu setiap sekolah wajib

membentuk Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), yang

tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan OSIS di

sekolah lain dan tidak menjadi bagian/alat dari organisasi

lain yang ada di luar sekolah.

c. Secara Fungsional

Dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan pendidikan

khususnya di bidang pembinaan kesiswaan arti yang

terkandung lebih jauh dalam pengertian OSIS adalah

sebagai salah satu dari empat jalur pembinaan kesiswaan, di

samping ketiga jalur yang lain yaitu: Latihan

kepemimpinan, dan ekstrakulikuler serta wawasan

(33)

16

d. Secara Sistem

Dalam hal ini OSIS dipandang sebagai suatu sistem,

dimana sekumpulan para siswa mengadakan koordinasi

dalam upaya menciptakan suatu organisasi yang mampu

mencapai tujuan. Oleh karena itu OSIS sebagai suatu

sistem ditandai beberapa ciri pokok :

1) Berorientasi pada tujuan

2) Memiliki susunan kehidupan kelompok

3) Memiliki sejumlah peranan

4) Terkoordinasi, dan

5) Berkelanjutan dalam waktu tertentu.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat diketahui bahwa

Organisasi Siswa Intra Sekolah adalah wadah kegiatan

yang dilakukan oleh sekumpulan siswa atau organisasi

kesiswaan satu-satunya yang sah yang dimiliki oleh setiap

sekolah baik itu negeri maupun swasta yang tidak

mempunyai hubungan organisatoris dengan kegiatan OSIS

di sekolah lain dan kegiatan organisasi di luar sekolah yang

(34)

17

B. Peranan OSIS

Peranan adalah manfaat atau kegunaan yang dapat

disumbangkan OSIS dalam rangka pembinaan kesiswaan.

Sebagai salah satu jalur dari pembinaan kesiswaan, peranan

OSIS berdasarkan Surat Keputusan (SK) Direktur Jendral

Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) No:

226/C/Kep/O/1992 dalam Heri Gunawan (2012:263-264)

adalah :

a. Sebagai wadah bagi kegiatan siswa

OSIS dalam mewujudkan fungsinya sebagai wadah,

wahana harus selalu bersama-sama dengan jalur yang lain,

yaitu latihan kepemimpinan, ekstrakurikuler dan wawasan

wiyatamandala. Tanpa saling bekerjasama dengan berbagai

jalur, peranan OSIS sebagai wadah tidak akan berfungsi.

b. Sebagai penggerak/motivator

Motivator adalah perangsang yang menyebabkan lahirnya

keinginan, semangat para siswa untuk berbuat dan

pendorong melakukan kegiatan bersama dalam mencapai

tujuan. OSIS akan tampil sebagai penggerak apabila para

Pembina dan pengurus mampu membawa OSIS selalu

dapat menyesuaikan dan memenuhi kebutuhan yang

diharapkan, yaitu; menghadapi perubahan, memiliki daya

tangkal terhadap ancaman, memanfaatkan peluang dan

(35)

18

terhadap anggota. Dalam bahasa manajemen OSIS mampu

memainkan fungsi inteleknya, yaitu kemampuan para

pembina, pengurus dalam mempertahankan, meningkatkan

keberadaan OSIS baik internal maupun eksternal. Apabila

OSIS dapat berfungsi demikian sekaligus OSIS berhasil

menampilkan peranannya sebagai motivator.

c. Peranan yang bersifat preventif

Peranan OSIS secara internal dapat menggerakkan sumber

daya yang ada, secara eksternal mampu beradaptasi dengan

lingkungan, seperti : menyelesaikan persoalan prilaku

menyimpang siswa, dan sebagainya. Dengan demikian

secara preventif OSIS berhasil ikut mengamankan sekolah

dari segala ancaman yang datang dari dalam maupun luar.

Peranan preventif OSIS akan terwujud apabila peranan

OSIS sebagai pendorong lebih dahulu harus dapat

diwujudkan.

Beberapa contoh kegiatan pembinaan kesiswaan yang

disebutkan dalam Permendiknas Nomor 39 Tahun 2008

dalam Heri Gunawan (2012:264) yang dapat dilaksanakan

OSIS bagi peserta didik diantaranya yaitu :

1) Memantapkan dan mengembangkan peran siswa di dalam OSIS sesuai dengan tugasnya masing-masing. 2) Melaksanakan gotong royong dan kerja bakti (bakti

sosial).

(36)

19

5) Mengikuti kegiatan workshop, seminar, diskusi panel yang bernuansa ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). 6) Mengadakan study banding dan kunjungan (studi

wisata) ke tempat-tempat sumber belajar. 7) Melaksanakan latihan kepemimpinan siswa.

8) Melaksanakan kegiatan kelompok belajar, diskusi, debat, dan pidato.

9) Melaksanakan penghijauan dan perindangan lingkungan sekolah.

10) Meningkatkan kreatifitas dan keterampilan di bidang barang dan jasa.

11) Meningkatkan usaha koperasi siswa dan unit produksi. 12) Melaksanakan prektek kerja nyata (PKN)/ Pengalaman

Kerja Lapangan (PKL)/ Praktek Kerja Industri (Prakerim).

13) Meningkatkan kemampuan keterampilan siswa melalui sertifikasi kompetensi siswa berkebutuhan khusus.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat ditarik beberapa

manfaat OSIS sebagai berikut:

1) Meningkatkan nilai ketaqwaan terhadap Tuhan YME,

2) Meningkatkan kesadaran berbangsa, bernegara, cinta

tanah air,

3) Meningkatkan kepribadian dan budi pekerti luhur,

4) Meningkatkan kemampuan berorganisasi, pendidikan

politik dan kepemimpinan,

5) Meningkatkan ketrampilan, kemandirian, percaya diri,

6) Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani,

(37)

20

Dengan berbagai contoh kegiatan dan peranan OSIS di atas,

beberapa nilai karakter yang dapat dikembangkan melalui

kegiatan dan peranan OSIS tersebut antara lain adalah

percaya diri, kerjasama, kreatif, dan inovatif, mandiri,

bertanggung jawab, disiplin, demokratis, dan berjiwa

wirausaha (Kemendiknas dalam Heri Gunawan 2012:265).

C. Perangkat OSIS

Perangkat OSIS terdiri dari Pembina OSIS, perwakilan kelas,

dan pengurus OSIS dalam Wikipedia (2014) yaitu:

1. Pembina OSIS Pembina OSIS terdiri dari:

a. Kepala Sekolah, sebagai Ketua

b. Wakil Kepala Sekolah, sebagai Wakil Ketua

c. Guru, sebagai anggota, sedikitnya 5 (lima) orang dan bergantian setiap tahun pelajaran

Tugas dari Pembina OSIS:

1) Bertanggung jawab atas seluruh pengelolaan,

pembinaan, dan pengembangan OSIS di sekolahnya; 2) Memberikan nasihat kepada perwakilan kelas dan

pengurus;

3) Mengesahkan keanggotaan perwakilan kelas dengan Surat Keputusan Kepala Sekolah;

4) Mengesahkan dan melantik pengurus OSIS dengan Surat Keputusan Kepala Sekolah;

5) Mengarahkan penyusunan Anggaran Rumah Tangga dan program kerja OSIS

6) Menghadiri rapat-rapat OSIS

7) Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas OSIS

2. Perwakilan Kelas

(38)

21

Terdiri atas 2 (dua) orang dari setiap kelas, tugas: 1) Mewakili kelasnya dalam rapat perwakilan kelas ; 2) Mengajukan usul kegiatan untuk dijadikan program

kerja OSIS;

3) Mengajukan calon pengurus OSIS berdasarkan hasil rapat kelas ;

4) Memilih pengurus OSIS dari daftar calon yang telah disiapkan ;

5) Menilai laporan pertanggung jawaban pengurus OSIS pada akhir tahun jabatannya;

6) Mempertanggung jawabkan segala tugas kepada Kepala Sekolah selaku Ketua Pembina ;

7) Bersama- sama pengurus menyusun Anggaran Rumah Tangga.

3. Pengurus OSIS

a. Syarat-syarat sebagai Pengurus OSIS yaitu : 1) Taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa

2) Memiliki budi pekerti yang baik dan sopan santun terhadap orang tua, guru, dan teman

3) Memiliki bakat sebagai pemimpin 4) Tidak terlibat penggunaan Narkoba

5) Memiliki kemauan, kemampuan, dan pengetahuan yang memadai

6) Dapat mengatur waktu dengan sebaik-baiknya, sehingga pelajarannya tidak terganggu karena menjadi pengurus OSIS

7) Pengurus dicalonkan oleh perwakilan kelas

8) Tidak duduk dikelas terakhir, karena akan menghadapi ujian akhir

9) Syarat lain disesuaikan dengan ketentuan sekolah.

b. Kewajiban Pengurus

1) Menyusun dan melaksanakan program kerja sesuai dengan Anggran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga OSIS

2) Selalu menjunjung tinggi nama baik, kehormatan, dan martabat sekolahnya

3) Kepemimpinan pengurus OSIS bersifat kolektif

4) Menyampaikan laporan pertanggung jawaban

(39)

22

D. Struktur dan Rincian Tugas Pengurus

Pengurus Harian Majelis Permusyawaratan Kelas dalam

Wikipedia (2014) terdiri dari:

a. Ketua Majelis Tugas :

1) Memimpin organisasi dengan baik dan bijaksana 2) Mengkoordinasikan semua aparat kepengurusan

3) Menetapkan kebijaksanaan yang telah dipersiapkan dan direncanakan oleh aparat kepengurusan

4) Memimpin rapat

5) Menetapkan kebijaksanaan dan mengambil keputusan berdasarkan musyawarah dan mufakat

6) Setiap saat mengevaluasi kegiatan aparat kepengurusan

b. Wakil Ketua Majelis Tugas :

1) Bersama-sama ketua menetapkan kebijaksanaan

2) Memberikan saran kepada ketua dalam rangka mengambil keputusan

3) Menggantikan ketua jika berhalangan

4) Membantu ketua dalam melaksanakan tugasnya 5) Bertanggung jawab kepada ketua

6) Wakil ketua bersama dengan wakil sekretaris mengkoordinasikan seksi-seksi

c. Sekretaris Majelis Tugas:

1) Memberikan saran kepada ketua dalam rangka mengambil keputusan

2) Mendampingi ketua dalam memimpin setiap rapat 3) Menyiarkan, mendistribusikan, menyimpan surat serta

arsip yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan 4) Menyiapkan laporan, surat, hasil rapat dan evaluasi

kegiatan

5) Bersama ketua menandatangani setiap surat

6) Bertanggung jawab atas tertib administrasi organisasi 7) Bertindak sebagai notulis dalam rapat, atau diserahkan

kepada wakil sekretaris

d. Wakil Sekretaris Tugas:

1) Aktif membantu pelaksanaan tugas sekretaris 2) Menggantikan sekretaris jika sekretaris berhalangan 3) Wakil sekretaris membantu wakil ketua mengkoordinir

(40)

23

e. Bendahara dan Wakil Bendahara Tugas:

1) Bertanggung jawab dan mengetahui segala pemasukan pengeluaran uang/biaya yang diperlukan

2) Membuat tanda bukti kwitansi setiap pemasukan pengeluaran uang untu pertanggung jawaban

3) Bertanggung jawab atas inventaris dan perbendaharaan 4) Menyampaikan laporan keuangan secara berkala

f. Ketua Seksi Tugas:

1) Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan seksi yang menjadi tanggung jawabnya

2) Melaksanakan kegiatan seksi yang diprogramkan 3) Memimpin rapat seksi

4) Menetapkan kebijaksanaan seksi dan mengambil keputusan berdasarkan musyawarah dan mufakat

5) Menyampaikan laporan, pertanggung jawaban

pelaksanaan kegiatan seksi kepada Ketua melalui Koordinator

2.1.2. Tinjauan Sikap Demokratis

1. Pengertian Sikap

Aspek afektif pada diri siswa sangat penting untuk diperhatikan,

sikap yang dimilki siswa dapat mempengaruhi pencapain tujuan

pembelajaran. Sikap sangat dipengaruhi oleh pengalaman dari

proses sosialisasi, yang kemudian dapat terbentuk menjadi bagian

dari kepribadian seseorang. Dalam kehidupan sehari-hari kita

sering mendengar istilah sikap tersebut, sikap menurut Slameto

(2010:188) adalah “sesuatu yang dipelajari dan sikap menentukan

bagaimana individu bereaksi terhadap situasi serta menentukan apa

(41)

24

Pendapat lain mengenai sikap menurut LaPierre dalam Saifuddin

Azwar (2012:5) adalah “suatu pola prilaku, tendensi atau kesiapan

antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi

sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respons terhadap stimuli

sosial yang telah terkondisikan”. Kemudian menurut Secord &

Backman dalam Saifuddin Azwar (2012:5) sikap adalah

“keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran

(kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap

suatu aspek di lingkungan sekitarnya”.

Menurut Saifuddin Azwar (2012:6) sikap merupakan “suatu

konstrak multidimensional yang terdiri atas kognisi, afeksi, dan

konasi”. Dimana struktur sikap terdiri atas 3 komponen yang

saling menunjang menurut Saifuddin Azwar (2012:24-28), yaitu :

a. Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayi oleh individu pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan stereotype yang dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamarkan penanganan (opini) terutama apabila menyangkut masalah isu atau masalah yang kontroversal. b. Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut

aspek emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah mengubah sikap seseorang komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.

(42)

25

Ketiga komponen sikap ini saling terkait erat, dengan kognisi dan

perasaan sesorang terhadap suatu objek sehingga akan nampak dari

prilakunya. Namum, dalam kenyataannya tidak selalu sikap akan

sama dengan prilaku yang ditunjukkan.

Menurut Slameto (2010:189-190) sikap dapat terbentuk melalui

bermacam-macam cara, antara lain :

a. Melalui pengalaman yang berulang-ulang, atau dapat pula melalui suatu pengalaman yang disertai perasaan yang mendalam (pengalaman traumatik).

b. Melalui imitasi, peniruan dapat terjadi tanpa disengaja, dapat pula dengan keadaan sengaja. Dalam hal terakir individu harus mempunyai minat dan rasa kagum terhadap mode, disamping itu diperlukan pula pemahaman dan kemampuan untuk mengenal dan mengingat model yang hendak ditiru; peniruan akan terjadi lebih lancer bila dilakukan secara kolektif daripada perorangan.

c. Melalui sugesti, disini seseorang membentuk suatu sikap terhadap obyek tanpa suatu alasan dan pemikiran yang jelas, tapi semata-mata karena pengaruh yang datang dari seseorang atau sesuatu yang mempunyai wibawa dalam pandangannya; d. Melalui identifikasi, disini seseorang meniru orang lain atau

suatu organisasi/badan tertentu didasari suatu ketertarikan emosional sifatnya;

Menurut Saifuddin Azwar (2012:30-38) terdapat beberapa faktor

yang mempengaruhi pembentukan sikap antara lain :

a. Pengalaman Pribadi

Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap.

Untuk dapat mempunyai tanggapan dan penghayatan,

seseorang harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis.

b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

(43)

26

Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.

c. Pengaruh kebudayaan

Tanpa kita sadari, kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaan pula lah yang memberi corak pengalaman individu-individu yang menjadi anggota kelompok masyarakat asuhannya.

d. Media massa

Dalam penyampaian informasi sesuai dengan tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut.

e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Lembaga pendidikan dan lembaga agama sebagai suatu system mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu.

f. Pengaruh faktor emosional

Kadang-kadang, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang disadari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap

merupakan reaksi seseorang akan suatu objek yang mempengaruhi

dan menentukan seseorang dalam bertingkah laku dalam kehidupan

sehari-hari yang juga dipengaruhi oleh pengalaman dan informasi

(44)

27

2. Pengertian Demokratis

Secara teoritis banyak orang menganggap bahwa demokrasi adalah

usaha untuk menghormati hak-hak individu, (Inu Kencana Syafiie,

2011:102). Pendapat lain menurut Wuryo Kasmiran, (2000:231)

bahwa demokrasi adalah “bentuk pemerintahan yang

keputusan-keputusan penting pemetrintahannya didasarkan pada kesepakatan

mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa secara

langsung atau tidak langsung”.

Menurut Harris Soche dalam Winarno (2013:100) menyatakan

“demokrasi adalah bentuk pemerintahan rakyat, karena itu

kekuasaan pemerintahan itu melekat pada diri rakyat, diri orang

banyak, dan merupakan hak bagi rakyat atau orang banyak untuk

mengatur, mempertahankan, dan melindungi dirinya dari paksaan

dan perkosaan orang lain atau badan yang diserahi untuk

memerintah”. Kemudian pendapat lain menurut Internasional

Commission of Jurist dalam Winarno (2013:100-101) bahwa

“demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan dimana hak untuk

membuat keputusan-keputusan politik diselenggarakan oleh warga

negara melalui wakil-wakil yang dipilih oleh mereka dan

bertanggung jawab kepada mereka melalui suatu proses pemilihan

(45)

28

Pengertian lain secara etimologi bahwa Demokrasi berasal dari dua

kata yaitu Demos berarti rakyat dan Cratien berarti kekuasaan,

dengan demikian kekuasaan berada di tangan rakyat dalam arti

kekuasaan untuk, oleh, dan dari rakyat. Sehingga lebih diharapkan

agar terjadi kebebasan berkarya, kebebasan menampilkan

kebolehan dan penemuan ilmiah, kebebasan pers, serta kebebasan

berpendapat dalam suatu pemerintahan.

Secara umum prinsip-prinsip demokrasi menurut Inu Kencana

Syaffiie (2001:136) adalah sebagai berikut :

a. Adanya pembagian kekuasaan b. Adanya pemilihan umum yang bebas c. Adanya manajemen yang terbuka d. Adanya kebebasan individu e. Adanya peradilan yang bebas f. Adanya pengakuan hak minoritas

g. Adanya pemerintahan yang berdasarkan hukum h. Adanya pers yang bebas

i. Adanya beberapa partai politik

j. Adanya musyawarah

k. Adanya persetujuan

l. Adanya pemerintahan yang konstitusional m. Adanya ketentuan tentang pendemokrasian n. Adanya pengawasan terhadap administrasi negara o. Adanya perlindungan hak asasi

p. Adanya pemerintahan yang mayoritas q. Adanya persaingan keahlian

r. Adanya mekanisme politik

s. Adanya kebebasan kebijaksanaan negara

(46)

29

Zamroni dalam Winarno (2013:111) menyebutkan adanya kultur

atau nilai demokrasi antara lain :

1) Toleransi

2) Kebebasan mengemukakan pendapat 3) Menghormati perbedaan pendapat

4) Memahami keanekaragaman dalam masyarakat 5) Terbuka dan komunikasi

6) Menjunjung nilai dan martabat kemanusiaan 7) Percaya diri

8) Tidak menggantungkan pada orang lain 9) Saling menghargai

10) Mampu mengekang diri 11) Kebersamaan

12) Keseimbangan

Secara prinsip demokrasi tercipta karena adanya saling

menghormati dan menghargai satu sama lain. Keadaan ini

menciptakan kesetaraan tanpa sekat-sekat kesukuan, agama, derajat

dan status ekonomi. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan

bahwa demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana dalam

proses pelaksanaannya mengedepankan penghargaan hak individu,

musyawarah mufakat, kebebasan berpendapat, tanggung jawab dan

prinsip demokrasi lainnya.

3. Sikap Demokratis

Winarno (2013:108) menyatakan “perkembangan baru

menunjukkan bahwa demokrasi tidak hanya dipahami sebagai

bentuk pemerintahan dan sistem politik, tetapi demokrasi dipahami

(47)

30

Demokrasi membutuhkan usaha yang nyata dari setiap warga

maupun penyelenggara negara untuk berprilaku sedemikian rupa

sehingga mendukung pemerintahan atau sistem politik demokrasi.

Prilaku yang mendukung tersebut tuntu saja merupakan perilaku

yang demokratis. Dimana prilaku demokrasi terkait dengan

nilai-nilai demokrasi.

Menurut Jhon Dewey dalam Winarno (2013:109) menyatakan

bahwa “ide pokok demokrasi adalah pandangan hidup yang

dicerminkan dengan perlunya partisipasi dari setiap warga yang

sudah dewasa dalam membentuk nilai-nilai yang mengatur

kehidupan”. Yang sejalan dengan pendapat Winarno (2013:109)

bahwa “demokrasi sebagai sikap hidup di dalamnya ada nilai-nilai

demokrasi yang dipraktikan oleh masyarakatnya sebagai budaya

demokrasi”.

Nurcholish Madjid dalam Winarno (2013:111-112) menyatakan

adanya 7 norma atau pandangan hidup demokratis sebagai berikut :

a. Kesadaran akan pluralisme b. Prinsip musyawarah

c. Adanya pertimbangan moral d. Permufakatan yang jujur dan adil e. Pemenuhan segi-segi ekonomi f. Kerjasama antar warga

(48)

31

Menurut Udin S. Winataputra & Dasim Budimansyah (2007:50)

bahwa ada berbagai kemampuan yang diperlukan oleh siswa untuk

dapat dikatakan mampu berpikir, bersikap dan berprilaku

demokratis yaitu :

bekerja dalam kelompok, mendengarkan, bertanya, berdiskusi masalah publik, partisipasi dalam organisasi, berkoalisi, mengelola konflik, memberi layanan kepada masyarakat, melacak masalah publik di media massa, meneliti isu publik, memperoleh dan menganalisis informasi, menghadiri pertemuan, mengiterviu, menggunakan computer, memilih, melobby, mengeluarkan petisi, berbicara dihadapan publik, mendukung pencalonan seseorang, dan partisipasi dalam kegiatan politik.

Melalui uraian pengertian sikap dan pengertian demokrasi di atas

dapat diketahui bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam

demokrasi menjadi sikap dan budaya demokratis, nilai-nilai

demokrasi merupakan nilai yang diperlukan untuk

mengembangkan sikap yang demokratis. Jadi dari beberapa

pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sikap demokratis

adalah bagian dari kepribadian seseorang yang melandasinya

dalam berperilaku berdasarkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang

terdapat dalam proses pelaksanaan bentuk pemerintahan yang

(49)

32

2.2 Kerangka Pikir

Peranan sekolah sebagai lembaga pendidikan adalah mengembangkan potensi

yang dimiliki siswa agar mampu menjalankan tugas-tugas kehidupan sebagai

manusia, baik secara individual maupun sebagai anggota masyarakat. Dalam

pembinaan siswa di sekolah, banyak wadah atau program yang dijalankan demi

menunjang proses pendidikan. Karena untuk meningkatkan kemampuan,

keterampilan dan pengetahuan siswa tidak hanya dilakukan di dalam kelas tetapi

dapat pula melalui lingkungan pendidikan di luar jam pembelajaran dengan

difasilitasinya wadah untuk kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan sikap

demokratis siswa. Yakni kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).

Organisasi Siswa Intra Sekolah merupakan sarana pembinaan kesiswaan sebagai

bentuk upaya untuk meningkatkan kemampuan, keterampilan dan pengetahuan

siswa. OSIS merupakan suatu bentuk aktivitas di dalam sekolah yang bertugas

untuk menjadi wadah bagi siswa mengembangkan bakat, minat serta potensi yang

dimilikinya melalui kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan. Segala bentuk

kegiatannya terorganisir sebagai wadah untuk pembentukan sikap demokratis.

Partisipasi aktif siswa dalam kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) akan

menjadi sarana dalam mengembangkan siswa secara demokratis dengan

pengalaman belajar yang dapat digunakan untuk menumbuhkan landasan

demokrasi dalam dirinya.

Sikap demokratis merupakan faktor yang sangat penting karena sangat

berpengaruh dalam kehidupan bermasyarakat untuk bergaul dan bersosialisai.

(50)

33

melalui partisipasi/keterlibatan dalam kegiatan OSIS, serta tanggung jawab yang

dimiliki dalam berpartisipasi untuk melaksanakan kegiatan OSIS. Sehingga siswa

diharapkan dapat memiliki sikap demokratis yang tinggi serta mampu mengurangi

masalah-masalah sosial yang sering kali dilakukan oleh para pelajar.

Kerangka pikir bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai hubungan dari

variabel-variabel yang diamati. Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka pikir

dalam penelitian ini sebagai berikut :

(51)

34

2.3 Hipotesis Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto dalam Monica Ciciliani (2014) “hipotesis adalah

jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai ada

bukti melalui penyajian data atau pernyataan sementara terhadap rumusan

penelitian yang dikemukakan”.

Berdasarkan latar belakang, teori, dan kerangka pikir, maka penulis mengajukan

hipotesis dalam penelitian sebagai berikut :

H1: Terdapat pengaruh partisipasi pada kegiatan Organisasi Siswa Intra

Sekolah (OSIS) terhadap sikap demokratis siswa di SMA Negeri 1

Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2014/2015.

Ho: Tidak terdapat pengaruh partisipasi pada kegiatan Organisasi Siswa

Intra Sekolah (OSIS) terhadap sikap demokratis siswa di SMA

Negeri 1 Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah Tahun

(52)

35

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi

korelasional karena dalam penelitian ini peneliti berusaha untuk menjelaskan

hubungan antara konsep-konsep atau nilai-nilai dari variabel yang satu

dengan variabel yang lainnya. Dengan menggunakan metode penelitian

deskripsi korelasional ini penulis ingin memaparkan data-data dan

menganalisis secara objektif serta menggambarkan tentang pengaruh

partisipasi pada kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) terhadap

sikap demokratis siswa.

3.2 Populasi dan Sampel

1. Populasi

Dalam suatu penelitian penentuan populasi merupakan hal utama yang

harus dilakukan. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMA

N 1 Seputih Mataram sebagai anggota dari Organisasi Siswa Intra Sekolah

(53)

36

2. Sampel

Menurut Arikunto (2010:144) “apabila subyek penelitian kurang dari 100,

maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya penelitian populasi.

Selanjutnya bila subyeknya lebih dari 100 dapat diambil 10% - 15% atau

20% - 25% atau lebih”. Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel

sebesar 10% dari jumlah populasi yang ada maka jumlah sampelnya

sebanyak 58,9 dan dibulatkan menjadi 59 siswa. Adapun teknik sampling

yang digunakan adalah secara proporsional random sampling, dimana setiap

kelompok dari anggota populasi dapat dipilih secara acak menjadi sampel

penelitian, dengan mengambil perwakilan dari setiap kelompok yang dipilih

secara acak. Perincian pengambilan sampel dapat dilihat pada Tabel 3.1 yaitu

sebagai berikut :

Tabel 3.1 Jumlah Populasi dan Sampel di SMA N 1 Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015.

No. Kelas Jumlah

Populasi

10% Jumlah

Sampel

1 X 191 19,1 19

2 XI 208 20,8 21

3 XII 190 19 19

Jumlah 589 58,9 59

(54)

37

3.3 Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel yang mempengaruhi atau disebut juga variabel bebas (X) adalah

partisipasi pada kegiatan organisasi siswa intra sekolah (OSIS).

2. Variabel yang dipengaruhi atau yang disebut dengan variabel terikat (Y)

dalam penelitian ini adalah sikap demokratis siswa.

3.4 Definisi Konseptual dan Oprasional

1. Definisi Konseptual

Adapun definisi konseptual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Partisipasi pada Kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) :

keikutsertaan atau keterlibatan seseorang kepada suatu kegiatan untuk

pencapaian tujuan dimana seseorang tersebut ikut bertanggung jawab

di dalamnya.

b. Sikap Demokratis :

sikap merupakan reaksi seseorang akan suatu objek yang

mempengaruhi dan menentukan seseorang dalam bertingkah laku

dalam kehidupan sehari-hari yang juga dipengaruhi oleh pengalaman

(55)

38

2. Definisi Oprasional

Adapun definisi oprasional yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Partisipasi pada Kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)

Partisipasi kegiatan OSIS sebagai suatu bentuk kegiatan di dalam

sekolah atau lembaga pendidikan yang dilaksanakan di luar jam

pelajaran yang bertugas untuk menumbuhkan sikap demokratis siswa

melalui kegiatan-kegiatan organisasi seperti rapat rutin berbentuk

musyawarah, melaksanakan gotong royong, mengadakan kegiatan

lomba, melaksanakan kegiatan kelompok belajar, diskusi, debat, pidato

dan partisipasi dalam melaksanakan kegiatan lainya.

Adapun indikator-indikator yang dapat dijadikan tolak ukur dalam

partisipasi siswa pada kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)

yaitu :

1) Keterlibatan dalam kegiatan OSIS

2) Kontribusi dalam kegiatan OSIS

3) Tanggung jawab dalam partisipasi kegiatan OSIS

b. Sikap Demokratis

Sikap Demokratis adalah bagian dari kepribadian yang melandasi

manusia berperilaku berdasarkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang

terdapat dalam proses pelaksanaan bentuk pemerintahan yang

(56)

39

Adapun indikator-indikator yang dapat dijadikan tolak ukur dalam

sikap demokratis yaitu :

1) Mengutamakan musyawarah mufakat

2) Sikap Menghargai

3) Berani mengemukakan pendapat

4) Jujur

3.5 Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Pokok

a. Teknik Angket

Angket adalah pertanyaan yang dibuat oleh peneliti yang akan

diberikan kepada responden. Teknik ini peneliti gunakan dengan

tujuan untuk mengumpulkan data secara langsung dari responden.

Dalam penelitian ini bentuk angket yang digunakan adalah angket

tertutup.

Teknik angket atau kuisioner merupakan suatu teknik pengumpulan

data dengan cara membuat pertanyaan yang diajukan kepada

responden dengan maksud menjaring data dan informasi langsung dari

responden yang bersangkutan. Sasaran angket adalah anggota

Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMA N 1 Seputih Mataram

(57)

40

Responden memilih jawaban yang telah disediakan sesuai dengan

keadaan subjek. Setiap item memiliki tiga alternatif jawaban yang

masing-masing mempunyai skor bobot yang berbeda-beda yaitu :

1) Alternatif jawaban yang mendukung diberi skor 3

2) Alternatif jawaban yang cukup mendukung diberi skor 2

3) Alternatif jawaban yang tidak mendukung diberi skor 1

2. Teknik Penunjang

a. Teknik Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data yang berasal dari

data primer dan sumber skunder. Dokumentasi dalam penelitian ini

dilakukan dengan cara melihat dan mencari data bahan-bahan tertulis

yang tercatat dalam bentuk data yang validitasnya tidak diragukan lagi.

Dokumentasi dalam penelitian ini diperoleh langsung dari pihak SMA

Negeri 1 Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah.

3.6 Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas

Untuk mengetahui validitas alat tes dapat diukur melalui hasil pemikiran

atau validitas logis berpangkal dari konstruksi-kontruksi teori-teori yang

ada sebagai landasan kerja dan standar yang valid. Dalam penelitian ini uji

validitas alat tes dilakukan berdasarkan validitas logis yaitu dengan cara

(58)

41

2. Uji Reliabelitas

Suatu alat ukur dinyatakan baik bila mempunyai tingkat reliabilitas yang

baik pula yakni ketetapan suatu alat ukur. Dimana ketetapan alat ukur ini

akan menentukan layak tidaknya suatu alat ukur untu digunakan sebagai

alat pengumpulan data.

Pendapat Suharisimi Arikunto (2010:221) bahwa “ reliabilitas adalah suatu

instrumen dapat dipercaya untuk dipergunakan sebagai alat pengumpul

data instrumen tersebut sudah baik”. Adapun langkah-langkah yang

ditempuh adalah sebagai berikut :

1. Menyebarkan angket dan tes untuk uji cobakan kepada 10 orang diluar

responden.

2. Untuk menguji reliabilitas angket dan tes digunakan teknik belah dua

atau ganjil genap.

3. Mengkorelasikan kelompok ganjil dan genap denganKorelasi Product

Momentyaitu :

rxy=

( )( ) { ( ) }{ ( ) }

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan y

N = jumlah responden/sampel

= Skor rata-rata dari X dan Y

= jumlah skor item X

(59)

42

4. Untuk menentukan reliabilitas angket digunakan rumus Sperman

Brown, yaitu :

( )

( )

Keterangan:

rxy = koefisien reliabilitas seluruh tes

rgg = koefisien korelasi item x dan y

5. Hasil analisis kemudian dibandingkan dengan tingkat reliabilitas

sebagai berikut :

0,90–1,00 = Reliabilitas tinggi

0,50–0,89 = Reliabilitas sedang

0,00–0,49 = Reliabilitas rendah

3.7 Teknik analisis data

Dalam penelitian ini analisis data dilakukan setelah data terkumpul dengan

mengidentifikasi data, menyeleksi dan selanjutnya dilakukan klasifikasi data

kemudian menyusun data. Adapun teknik mengolah dan menganalisis data

adalah sebagai berikut :

1. Menurut Sutrisno Hadi dalam Monica Ciciliani (2014:65) menentukan

klasifikasi skor menggunakan rumus interval, adapun tekniknya sebagai

(60)

43

I=

Keterangan :

I = Interval

NT = Nilai Tertinggi

NR = Nilai Terendah

K = Kategori

2. Kemudian untuk mengetahui tingkat persentase Turmidi dan Harini

dalam Monica Ciciliani (2014:65) digunakan rumus sebagai berikut:

P = × 100%

Keterangan:

P = Besarnya Presentase

F = Jumlah alternatif seluruh item

N = Jumlah perkalian antar item dan responden

Untuk menafsirkan banyaknya presentase yang diperoleh digunakan

kriteria sebagai berikut:

76% - 100% = Baik

56% - 75% = Cukup

(61)

44

3. Sudjana (2005: 280) penulis menggunakan uji Chi Kuadrat asosiasi dua

factor, dengan rumus sebagai berikut :

Oij : Banyaknya data yang diharapkan

Eij : Banyaknya data hasil pengamatan

4. Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan data tersebut sebagai bahan

perhitungan, dengan terlebih dahulu menggunakan banyaknya gejala

yang diharapkan terjadi dengan rumus :

Eij : Banyaknya gejala yang diharapkan terjadi

Noj : Jumlah data hasil pengamatan

Njo : Jumlah skor yang diperoleh dari item

(62)

45

Dengan kreteria uji sebagai berikut :

a. Jika X 2 hitung lebih besar atau sama dengan X2 tabel dengan taraf

signifikan 5 % maka hipotesis diterima.

b. Jika X 2 hitung lebih kecil atau sama dengan X2 tabel dengan taraf

signifikan 5 % maka hipotesis ditolak.

5. Untuk menguji keeratan maka digunakan rumus kontigensi sebagai

berikut:

n

x

x

c

2

2

Keterangan :

C : Koefisien Kontigensi

: Chi Kuadrat

n : Jumlah Sampel

Agar C diperoleh dapat dipakai untuk derajat asosiasi antara faktor-faktor

di atas maka harga C dibandingkan koefisien maksimum yang biasa terjadi

maka harga maksimum ini dapat dihitung dengan rumus :

m

m

(63)

46

Keterangan :

maks

C : Koefisien kontigensi maksimum

m : Harga maksimum antara baris dan kolom

n : Bilangan konstant

Makin dekat harga C pada C maksimum maka makin besar derajat asosiasi

(64)

11✄

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan tentang

pengaruh partisipasi pada kegiatan organisasi siswa intra sekolah (OSIS) terhadap

sikap demokratis siswa di SMA Negeri 1 Seputih Mataram Kabupaten Lampung

Tengah tahun pelajaran 2014/2015, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan dan terdapat tingkat keeratan dengan kategori

kuat antara partisipasi pada kegiatan OSIS terhadap sikap demokratis siswa.

Semakin tinggi tingkat partisipasi siswa pada kegiatan OSIS semakin tinggi

tingkat sikap demokratis siswa.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, saran yang dapat diberikan adalah sebagai

berikut :

1. Sekolah

Kepada pihak sekolah diharapkan dapat meningkatkkan kualitas

Gambar

Tabel 1.1Hasil pra-survey data kepengurusan OSIS SMA N 1 Seputih
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait

nilai buku dihitung dengan hasil bagi antara ekuitas pemegang saham biasa. dengan jumlah saham biasa yang

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode bagging pada proses training dapat meningkatkan nilai accuracy dalam mengklasifikasi tema tugas akhir menggunakan

Distribusi pendapatan antara faktor produksi modal dan tenaga kerja pada industri makanan dan minuman nasional lebih besar dinikmati oleh pemilik modal dari pada pemilik tenaga

manajemen keuangan yang berhubungan dengan pengaruh Rasio Likuiditas, Aktiva Produktif, Rentabilitas dan Solvabilitas terhadap Perubahan Laba dan DPR pada

Data Flow Diagram (DFD) juga di kenal sebagai model proses ( process model ) merupakan sebuah teknik analisis yang digunakan untuk menggambarkan aliran input

Hasil penelitian Rifal, dkk (2015) menjelaskan faktor pendidikan sopir, tingkat pengetahuan, masa kerja, perilaku mengemudi menjadi faktor yang berhubungan

Dengan dikembangkannya handout dengan menggunakan teknik KWLH berbasis pendekatan saintifik dapat membantu siswa aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa lebih mudah

Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi syarat-syarat Mencapai Gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma 3 Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi dan