• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan suatu komponen dari serangkaian mata pelajaran yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan suatu komponen dari serangkaian mata pelajaran yang"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan suatu komponen dari serangkaian mata pelajaran yang mempunyai peranan penting dalam pendidikan. Mata pelajaran matematika diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006:139).

Materi Bangun Ruang Sisi Datar merupakan materi matematika yang dianggap sulit dipahami oleh siswa, karena masih banyak siswa kurang memahami konsep dari bangun ruang yaitu menentukan luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas serta siswa sering kali mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal latihan. Hal ini disebabkan karena banyaknya siswa yang hanya menerima langsung materi yang diajarkan oleh guru tanpa harus memahami konsep dari materi bangun ruang sisi datar tersebut.

Pada pembelajaran guru mampu menggunakan bahan ajar yang dapat melibatkan siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran. Penggunaan bahan ajar

(2)

yang diharapkan dapat membantu efektivitas dan kelancaran dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

Menurut Belawati (2007:1.2) bahan ajar sebagai media dan metode pembelajaran sangat besar artinya di dalam menambah dan meningkatkan efektivitas pembelajaran. Oleh karena itu, seorang guru hendaknya mampu menciptakan pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan dan semangat siswa dalam belajar. Sehingga pembelajaran yang diberikan menjadi lebih bermakna. Salah satu bahan ajar yang dikembangkan adalah handout.

Pada kenyataannya handout masih jarang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Guru hanya mengandalkan buku cetak yang sudah ada. Padahal handout sangat mudah dibuat tentang materi yang ingin guru ajarkan. Dengan menggunakan handout juga dapat menarik minat belajar siswa karena handout hanya berisi tentang materi yang akan dipelajari yang isinya harus lebih singkat, padat, dan jelas. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Wahyuni (2012) dalam penelitiannya di SMP 1 Banuhampu mengenai “Meningkatkan hasil belajar matematika siswa menggunakan handout matematika berbasis kontekstual pada materi bangun ruang sisi datar menunjukkan bahwa penggunaan handout matematika berbasis kontekstual efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika.

Menurut Nurmaningsih (dalam Rintyastin, 2012) Handout adalah selebaran tertulis tentang materi pelajaran yang disebarkan kepada siswa sebagai bahan penjelasan yang dapat berupa skema, rangkuman terbatas, dan contoh-contoh

(3)

diberikan sehingga siswa dapat belajar lebih efisien.

Berdasarkan hasil wawancara pada salah satu guru matematika ternyata guru bidang studi matematika di SMP N 17 Kota Jambi pernah menggunakan bahan ajar berupa handout pada proses pembelajaran. Namun handout yang digunakan tersebut hanya berisi materi dan soal-soal latihan tanpa adanya variasi gambar, warna yang berhubungan dengan materi. Selain itu, handout yang tersedia dibuat pada kertas biasa serta berwarna hitam putih yang membuat kurangnya minat siswa dalam membaca dan mempelajarinya. Sehingga dalam pembelajaran hasil belajar siswa menjadi rendah.

Indikator keberhasilan siswa merupakan hasil belajar yang telah dicapai siswa setelah melakukan proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi penulis sebelum melakukan penelitian diperoleh data ketuntasan hasil belajar matematika kelas VIII pada ujian semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 di SMP N 17 Kota Jambi yaitu sebagai berikut:

Tabel 1.1 Data Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Kelas VIII SMP N 17 Kota Jambi pada Ulangan harian Materi Bangun Ruang Sisi Datar Tahun Ajaran 2013/2014

Kelas

Nilai Siswa (dalam %) Jumlah Siswa yang Belum Tuntas (< 70) Persentase Belum Tuntas (< 70) Jumlah Siswa yang Tuntas (≥ 70) Persentase Tuntas (≥ 70) VIIII A 16 40% 22 60% VIIII B 12 33,3% 25 66,7% VIIII C 13 36,1% 26 63,9% VIIII D 15 42,85% 25 57,15% VIIII E 14 36,9% 24 63,1% VIII F 18 51,43% 24 48,57%

(4)

Dari tabel 1.1 terlihat bahwa rendahnya hasil belajar matematika siswa yang belum mencapai KKM. Hal ini disebabkan karena kurangnya minat siswa dalam belajar matematika serta kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika. Oleh karena itu, guru diperlukan suatu inovasi baru agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sehingga hasil belajar ikut meningkat.

Dari permasalahan yang telah dikemukakan, yaitu kurangnya minat dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran penulis merasa perlu mengembangkan bahan ajar cetak yaitu handout menggunakan teknik Know-Want-Learned-How (KWLH). Menurut Warsono & Hariyanto (2013: 105) Teknik pembelajaran ini menggunakan empat kolom dengan dua deret. Kolom pertama diberi label apa yang telah diketahui siswa (what we know). Kolom kedua berlabel apa yang ingin siswa ketahui lebih lanjut (what we want to find out). Kolom ketiga berlabel apa yang telah siswa pelajari (what we learned). Dan kolom keempat berlabel bagaimana cara siswa belajar lebih banyak (how can we learn more). Kemudian, penulis mencoba menggunakan teknik KWLH berbasis pendekatan saintifik yang dituangkan kedalam sebuah handout matematika.

Penelitian mengenai KWLH ini sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Menurut Muhammad Kharizmi (2011) mengenai “Keefektifsn penggunaan Teknik KWLH dalam meningkatkan memampuan efektif membaca (KEM) dan motivasi membaca siswa sekolah dasar” menunjukkan bahwa pembelajaran membaca dengan KWLH efektif untuk meningkatkan kemampuan efektif membaca (KEM) dan motivasi membaca siswa.

(5)

dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif menemukan konsep melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan konsep ( Kurniasih,I & Berlin Sani, 2014: 29). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Fauziah,R (2013) mengenai “Pembelajaran Saintifik Elektronika Dasar Berorientasi Pembelajaran Berbasis Masalah” menunjukkan bahwa tahapan-tahapan pendekatan saintifik dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam observing (mengamati), questioning (menanya), associating (menalar), experimenting (mencoba) dan Networking (membentuk jejaring), sehingga berdampak positif terhadap kemampuan soft skill-nya.

Dengan dikembangkannya handout dengan menggunakan teknik KWLH berbasis pendekatan saintifik dapat membantu siswa aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran dan menyelesaikan soal-soal latihan terutama pada materi bangun ruang sisi datar.

Dari uraian di atas, penulis termotivasi untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Pengembangan Handout Dengan Menggunakan Teknik Know-Want-Learned-How (KWLH) Berbasis Pendekatan Saintifik Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar di Kelas VIII SMP N 17 Kota Jambi”.

(6)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pengembangan handout dengan menggunakan teknik KWLH berbasis pendekatan saintifik pada materi bangun ruang sisi datar di kelas VIII SMP N 17 Kota Jambi?

2. Bagaimanakah efektivitas handout dengan menggunakan teknik KWLH berbasis pendekatan saintifik pada materi bangun ruang sisi datar di kelas VIII SMP N 17 Kota Jambi?

1.3 Tujuan Pengembangan

Pengembangan handout berbasis pendekatan saintifik dan Know-Want-Learned-How (KWLH) ini bertujuan sebagai berikut:

1. Mengembangkan handout dengan menggunakan teknik KWLH) berbasis pendekatan saintifik pada materi bangun ruang sisi datar kelas VIII SMP N 17 Kota Jambi.

2. Mengetahui efektivitas handout dengan menggunakan teknik KWLH berbasis pendekatan saintifik pada materi bangun ruang sisi datar di kelas VIII SMP N 17 Kota Jambi.

1.4 Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Spesifikasi produk yang dikembangkan dalam pengembangan ini adalah sebagai berikut:

1. Produk yang dihasilkan berupa bahan ajar cetak berupa handout dengan menggunakan teknik KWLH berbasis pendekatan saintifik.

(7)

mempermudah siswa belajar secara mandiri.

3. Handout dengan menggunakan teknik KWLH berbasis pendekatan saintifik yang dibuat memiliki urutan pembelajaran yang terstruktur dengan baik sehingga siswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran.

4. Bahan ajar yang dikembangkan adalah handout dengan menggunakan teknik pembelajaran KWLH berbasis saintifik dengan menggunakan fase-fase teknik KWLH yaitu: apa yang telah diketahui (what we know), apa yang ingin siswa ketahui lebih lanjut (what we want to find out), apa yang telah siswa pelajari (what we learned), dan bagaimana cara siswa belajar lebih banyak (how can we learn more).

5. Handout dapat menjadi pedoman bagi guru dalam proses pembelajaran.

1.5 Manfaat Pengembangan

Manfaat dari penelitian ini antara lain:

1. Bagi Guru, sebagai salah satu alternatif dalam menggunakan bahan ajar matematika salah satunya adalah handout yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

2. Bagi Siswa, untuk mempermudah siswa dalam memahami dan menerima pembelajaran bangun ruang sisi datar, serta dapat menumbuhkan minat siswa dalam proses pembelajaran matematika.

3. Bagi Peneliti, memperoleh pengalaman langsung dalam membuat handout menggunakan teknik pembelajaran KWLH pada pembelajaran matematika.

(8)

1.6 Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Berikut ini ruang lingkup dan keterbatasan pengembangan ini adalah:

1. Memilih materi Bangun Ruang Sisi Datar kelas VIII SMP Semester Genap untuk dikembangkan menjadi bahan ajar berupa handout matematika.

2. Memilih teknik know-want-learned-how (KWLH) berbasis pendekatan saintifik pada materi bangun ruang sisi datar sebagai teknik dan pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk mengembangkan handout pembelajaran materi bangun ruang sisi datar.

1.7 Definisi Istilah

1. Menurut National Centre for Competency Based Training (2007), Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Bahan yang dimaksud berupa bahan tertulis maupun tak tertulis (Prastowo, A 2013: 16). 2. Handout dapat berisi penjelasan singkat tentang suatu materi bahasan,

menjelaskan kaitan antartopik, memberi pertanyaan dan kegiatan kepada pembacanya, dan juga dapat memberikan umpan balik dan langkah tindak lanjut. (Belawati, dkk, 2007: 3.16).

3. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif menemukan konsep melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan konsep (Kurniasih,I dan Berlin Sani, 2014: 29).

(9)

empat tahap yaitu:

1)Know (tahu) merupakan apa yang telah diketahui siswa,

Dalam kegiatan ini, guru menunjukkan benda-benda konkret mengenai materi bangun ruang sisi datar, dengan tujuan agar siswa dapat mengetahui materi yang telah dipelajari pada tingkat dasar.

2) Want (ingin) merupakan apa yang ingin diketahui siswa lebih lanjut

Dalam kegiatan ini, siswa menentukan apa yang ingin mereka pelajari. Pada pembelajaran siswa diberikan suatu permasalahan dalam kehidupan sehari-hari dengan tujuan mereka mempunyai keinginan untuk menyelesaikannya sehingga siswa dapat menetapkan apa yang ingin mereka pelajari.

3) Learned (Pelajari) merupakan apa yang telah dipelajari oleh siswa

Dalam kegiatan ini, siswa mengidentifikasi apa yang dipelajari dari bacaannya. Guru memberikan siswa untuk mengajukan pertanyaan kepada satu sama lain terkait apa yang dipelajari.

4)How (Bagaimana) merupakan bagaimana cara siswa belajar lebih banyak Dalam kegiatan ini, siswa mengumpulkan informasi dari berbagai sumber yang dibutuhkan seperti melalui internet, majalah, buku, dan lain sebagainya. Kemudian siswa dapat belajar lebih banyak melalui informasi yang menjadi sumber tambahan tentang bahan ajar terkait. (Warsono dan Hariyanto, 2013:105).

(10)

5. Keefektifan mengajar dalam proses interaksi belajar yang baik adalah segala daya upaya guru untuk membantu para siswa agar bisa belajar dengan baik. Untuk mengetahui keefektivan dapat dilakukan dengan pemberian tes, sebab hasil tes digunakan untuk mengevaluasi berbagai aspek proses pembelajaran (Tim Pembina Mata Kuliah Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya dalam Trianto, 2012:27).

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian menunjukkan bahwa proses perendaman dalam larutan NaOH dengan konsentrasi dan waktu yang tepat, mampu meningkatkan nilai kekuatan tarik serat bundung.. Kata Kunci

Jika mengutip dari artikel yang tidak ada nama penulisnya, 1 atau 2 kata pertama dari judul artikel dituliskan sebagai sumber dengan diberi tanpa kutip di awal dan di akhir judul.. In

PENGARUH CAMPURAN SERBUK ARANG TEMPURUNG KELAPA HIBRIDA DAN SERBUK ALUMINIUM SEBAGAI MATERIAL ALTERNATIF KAMPAS REM SEPEDA

Hari anti korupsi sedunia yang jatuh hari ini / mendorong sejumlah elemen masyarakat dan instansi untuk menyikapi dengan berbagai cara // Selain sejumlah demontrasi

Ada tiga temuan penting pada penelitian ini, yaitu (1) menemukan langkah-langkah yang tepat dalam penerapan teknik menyelesaikan cerita dalam pembelajaran

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien hipertensi berpengetahuan baik sebanyak 48 responden (96%), pasien hipertensi patuh dalam pelaksanaan terapi sebanyak 45 responden (95%)

Berdasarkan pada analisis yang telah di kemukakan di atas, maka dapat di jelaskan bahwa dari Persamaan regresi tersebut koefisien a, b1, b2 bernilai positif, artinya bahwa

Inti dari pemberitaan Alkitab adalah bahwa Allah berkenan mendamaikan dunia dengan diri-Nya dalam puncaknya melalui Kristus yang telah mati di kayu salib