SKRIPSI
Diajukan Untuk Menempuh Ujian Sarjana
pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia
SITI AISYAH NIM:417.060.17
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
BANDUNG
v
Perkembangan sistem informasi pada sekarang berkembang pesat. Penggunaan dan keberadaannya digunakan oleh instansi pemerintah dan swasta untuk mengembangkan data dan informasi. Salah satu instansi pemerintah yang menggunakan sistem informasi adalah Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat, dengan mengoperasikan SIAP digunakan dalam mengambil keputusan/ kebijakan di lingkup internal maupun eksternal di Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat.
Teori yang digunakan peneliti dari teori Samodra Wibawa dengan tiga faktor yang mempengaruhi keberhasilan Impelementasi kebijakan, yaitu isi kebijakan, kinerja kebijakan,kelompok sasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data adalah studi pustaka, observasi, dokumentasi dan wawancara. Dalam menentukan informan peneliti menggunakan teknik porposive.
vi
The development of information systems at the now growing rapidly. The use and existence is used by government agencies and private sector to develop data and information. One of the government agencies that use information systems At Dinas Pendidikan of West Java Province, with operating SIAP used in making decisions and policies on internal and external scope At Dinas Pendidikan of West Java Province.
Researchers used the theory of theories Samodra Wibawa with three factors that influence the successful implementation of the policy, the policy content, policy performance, the target group. The method used is descriptive method with qualitative approaches. The technique is a library of data collection, observation, documentation and interviews. The researchers used a technique to determine informant porposive.
vii Assalam’ualaikum Wr.Wb.
Dengan mengucapkan puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang judul “Implementasi Kebijakan Sistem Informasi Aplikasi Pendidikan (SIAP) Dalam Meningkatkan Pelayanan Publik Pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat ”.
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat akademis dalam menyelesikan pendidikan pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia. peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, berhubung dengan keterbatasan peneliti. Kritik dan saran sangat diharapkan dalam skripsi ini dengan tangan terbuka dari berbagai pihak.
Selama dalam penyusunan skripsi ini, peneliti banyak menerima bimbingan, bantuan dan dorongan yang sangat berarti. Sehubungan dengan itu, pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. J. M. Papasi. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Komputer Indonesia;
2. Ibu Nia Karniawati. S.IP., M.Si. Selaku Ketua Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia;
3. Ibu Dewi Kurniasih, S.IP., M.Si. selaku dosen pembimbing dalam penulisan skripsi ini yang selalu memberikan arahan serta dukungan kepeda peneliti yang tiada hentinya.
viii
peneliti baik dari segi moril maupun materil, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini;
7. Teman-teman seperjuangan angkatan 2006, yang selalu memberikan semangat dan bantuan serta motivasi dalam penyusunan usulan penelitian ini;
Akhir kata peneliti sampaikan rasa terima kasih bagi semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam penyelesaian Skripsi ini yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat yang optimal bagi peneliti khususnya dan kita semua pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Bandung, Agustus 2010
vii Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Dengan mengucapkan puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang judul “Implementasi Kebijakan Sistem Informasi Aplikasi Pendidikan (SIAP) Dalam Meningkatkan Pelayanan Publik Pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat ”.
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat akademis dalam menyelesikan pendidikan pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia. peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, berhubung dengan keterbatasan peneliti. Kritik dan saran sangat diharapkan dalam skripsi ini dengan tangan terbuka dari berbagai pihak.
Selama dalam penyusunan skripsi ini, peneliti banyak menerima bimbingan, bantuan dan dorongan yang sangat berarti. Sehubungan dengan itu, pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. J. M. Papasi. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia;
2. Nia Karniawati. S.IP., M.Si. Selaku Ketua Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia;
viii
6. Kedua Orang Tua tersayang tercinta, yang selalu memberikan semangat yang tidak terhingga kepada peneliti, memberikan konstribusi, doa, motivasi serta membantu peneliti baik dari segi moril maupun materil, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini;
7. Teman-teman seperjuangan angkatan 2006, Resti (Bule),Rhika (Junenk),Naslen (Nana), Neri (Nene), Megi, Nurhayati (Nunun), Karina (momi), dan teman-teman yang lainnya yang selalu memberikan semangat dan bantuan serta motivasi dalam penyusunan Skripsi ini;
Akhir kata peneliti sampaikan rasa terima kasih bagi semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam penyelesaian Skripsi ini yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat yang optimal bagi peneliti khususnya dan kita semua pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Bandung, Agustus 2010
ix
1.1 Latar Belakang Masalah …...……..…………...……… 1.2 Identifikasi Masalah ………..……… 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ……….………….……… 1.4 Kegunaan Penelitian ………...….……..….………….. 1.5 Kerangka Pemikiran ………...……...……… 1.6 Metode Penelitian ……….…….……… 1.6.1 Metode Penelitian ……….…………...…..………... 1.6.2 Teknik Pengumpulan Data ….……...…….………. 1.6.3 Teknik Penentuan Informan ……… 1.6.4 Teknis Analisis data ……….……..….………….... 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian..………..……….. BAB II TINJAUANPUSTAKA
x
2.2.1 Pengertian Data dan Informasi ………. 2.2.2 Pengertian Sistem informasi ……….…… 2.3 Pengertian Sistem Informasi……….. 2.3.1 Pengertian Pelayanan ………..…………. 2.3.2 Pengertian Publik …….……….…… 2.3.3 Pengertian Pelayanan Publik... 2.3.4 Faktor Pendukung Pelayanan Publik……….. BAB III OBYEK PENELITIAN
3.1 Kondisi Provinsi Jawa Barat ………....………... 3.2 Gambaran Umum Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat... 3.2.1 Sejarah Singkat Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat... 3.2.2 Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Pendidikan Provinsi
Jawa Barat... 3.2.3 Visi Dan Misi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat...
3.2.3.1 Visi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat... 3.2.3.2 Misi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat... 3.2.4 Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
Barat... 3.2.5 Aktifitas Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat... 3.3 Sistem Informasi Aplikasi Pendidikan pada Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Barat………... 3.3.1 Pelaksanaan SIAP Di Dinas Pendidikan Propinsi Jawa
xi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Isi Kebijakan yang ada pada Pelaksanaan Siap Dalam Meningkatkan Pelayanan Publik pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat………..… 4.1.1 Sumber Daya Manusia Dalam Implementasi Kebijakan
Sistem Informasi Aplikasi Pendidikan Dalam Meningkatkan Pelayanan Publik……… 4.1.1.1 Sumber Daya Anggaran Dalam Implementasi Kebijakan Sistem Informasi Aplikasi Pendidikan Dalam Meningkatkan Pelayanan Publik Di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat………. 4.1.1.2 Sumber Daya Peralatan Di Dinas pendidikan
provinsi Jawa Barat Dalam Implementasi Kebijakan Sistem Informasi Aplikasi Pendididkan Dalam Meningkatkan Pelayanan Publik………. 4.1.1.3 Sumber Daya Informasi dan Kewenangan Di
Dalam Implementasi Kebijakan Sistem Informasi Aplikasi Pendidikan Provinsi Jawa Barat... 4.1.2 Aparatur di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Mengkomunikasikan SIAP pada Masyarakat Dalam Meningkatkan Pelayanan Publik... 4.1.3 Tujuan Manajemen dalam Implementasi Kebijakan SIAP
xii
Provinsi Jawa Barat……… 4.2.1 Efektifitas Kebijakan SIAP Dalam Meningkatkan Pelayanan Publik di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat ……….. 4.2.2 Efisiensi Dalam Memberikan Pelayanan Publik Terhadap
Masyarakat …….……….. 4.2.3 Kualitas Yang Di Hasilkan Dari Kinerja Implementasi
Kebijakan SIAP pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat………...… 4.3 Kelompok Sasaran Yang Berlangsung pada Pelaksanaan Siap
Dalam Meningkatkan Pelayanan Publik pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat ………...……… 4.3.1 Birokrasi dalam Implementasi Kebijakan SIAP dalam
meningkatkan Pelayanan Publik Dapat Memberikan Pelayanan Secara Efektif Dan Efesien Kepada Masyarakat ………...……. 4.3.2 Pembuat Kebijakan dalam Implementasi Kebijakan
SIAP dalam Meningkatkan Pelayanan Publik Pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat……… BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
xiii
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ……… 25 Table 3.2 Data pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat………….…... 64 Tabel 3.3 Jumlah pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat……… 64 Table 3.4 Jumlah Pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Berdasarkan
xiv
Gambar 2.1 Komponen Sistem Informasi... 43
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat... 66
Gambar 3.2 Tampilan Utama Sistem Aplikasi Pendidikan... 80
Gambar 3.2 Tampilan login Dinas Sistem Aplikasi Pendidikan... 82
xv
Lampiran 1 Pedoman Wawancara Staf Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat…. 147 Lampiran 2 Pedoman Wawancara Masyarakat……… 151 Lampiran 3 Daftar Informan Pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat………. 153 Lampiran 4 Surat izin Penelitian Dari UNIKOM kepada Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Barat ………... 154 Lampiran 5 Surat Izin Penelitian di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat ……. 155 Lampiran 6 Surat keterangan Telah Melakukan Penelitian Pada Dinas
147
Nama :
Alamat :
Usia :
Pendidikan : SMA/D3/S1/S2/Lainnya*: Jenis Kelamin : L/P
Unit Kerja :
II. 1. Isi kebijakan a. Sumber Daya
1. Bagaimana sumber daya manusia yang ada di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dalam melaksanakan implementasi kebijakan SIAP untuk meningkatkan pelayanan publik ?
2. Bagaimana sumber daya anggaran yang ada di Dinas Pendidikan provinsi Jawa Barat dalam melaksanakan implementasi kebijakan SIAP untuk meningkatkan pelayanan publik ?
148
Jawa Barat dalam melaksanakan implementasi kebijakan SIAP untuk meningkatkan pelayanan publik?
5. Bagaimana sumber daya informasi dan kewenangan agar terlaksananya kebijakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dalam melaksanakan implementasi kebijakan SIAP untuk meningkatkan pelayanan publik?
b. Personil
1. Sejauh mana aparatur di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dalam mengkomunikasikan SIAP pada masyarakat?
2. Bagaimana aparatur agar terlaksananya kebijakan implementasi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dalam melaksanakan implementasi kebijakan SIAP untuk meningkatkan pelayanan publik?
149
5. Bagaimana intensitas aparatur Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dalam melaksanakan Implementasi kebijakan SIAP untuk meningkatkan pelayanan publik
c. Manajemen
1. Bagaimana perumusan masalah yang dilakukan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dalam menyampaikan informasi SIAP kepada masyarakat dalam meningkatkan pelayanan publik?
2. Bagaimana aparatur di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dalam merumuskan masalah Apakah berpatok pada laporan SIAP? 2 . Kinerja Kebijakan
a. Bagaimana bentuk Pelayanan yang dapat diberikan kepada masyarakat dengan adanya Implementasi kebijakan SIAP untuk meningkatkan pelayanan publik?
b. Bagaimana di masa yang akan datang SIAP akan terus berjalan untuk meningkatkan pelayanan publik?
c. Bagaimana supaya dalam penerapan Implementasi Kebijakan SIAP dapat tercapai dalam meningkatkan pelayanan publik?
150
a. Bagaimana rekomendasi untuk menentukan pertanggungjawaban administratif SIAP dalam meningkatkan pelayanan publik?
151 I. Identitas Informan
Nama :
Alamat :
Usia :
Pendidikan :
Jenis Kelamin : L/P
Unit Kerja :
II. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan kebijakan SIAP dalam meningkatkan pelayanan publik maka peneliti menggunakan pedoman wawancara sebagai berikut:
1. Menurut bapak/Ibu ketahui tentang SIAP di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat?Jelaskan?
2. Menurut bapak/Ibu megetahui tentang tujuan terlaksanya SIAP di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat?Jelaskan?
152
5. Bagaimana menurut bapak/ibu pemerintah sudah berjalan baik tentang pelaksanaan kebijakan SIAP di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dalam meningkatkan pelayanan publik?
6. Bagaimana menurut Bapak/Ibu tentang adanya SIAP sebagai penunjang terlaksananya implementasi kebijakan SIAP di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dalam meningkatkan pelayanan publik?
153
1. Sekretariat Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, H. Mochamad Dadan N.,SE.
2. Bagian DIKMENTI Bapak Iwan Crhisniawan S,Pd Pembinaan Ssn, Sbi 3. Kepala Drs.Eep Saefulrojab F.,M.M.Pd Subag Perencanaan Dan Program 4. Kepala Subbidang Kepegawaiaan, Drs.Kamarul Bahri
5. Kepala Bidang Perencanaan Dan Program Drs. Darmawan hamid, 6. Staf Bagian Kepegawaian H. Mochamad dadan n., S.E.
7. Staf Bagian Keuangan Ispramayanti, S.Pd, M.Pd.
8. Staf Bagain Seksi Pembinaan Ssn, Sbi Dan Kerjasama Pendidikan Tinggi Bidang dikmenti iwan chrisnawan, S.Pd.
1 1.1 Latar Belakang Penelitian
Indonesia merupakan negara kesatuan yang berbentuk republik. Indonesia memiliki keanekaragaman baik suku, budaya, agama, dan jumlah penduduk yang
banyak. Bumi, air, tanah, ruang angkasa dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya mempunyai fungsi yang sangat penting untuk membangun kehidupan masyarakat sejahtera, adil dan makmur.
Pemerintah daerah dalam penyelenggaraan urusan pemerintahannya diberikan kewenangan dalam mengatur otonomi daerah. Otonomi daerah
diberlakukan pada setiap daerah, Otonomi tersebut memberi kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah dalam mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri.
Otonomi daerah bertujuan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan. Otonomi daerah agar terlaksana sesuai dengan
tujuannya, perlu diberikan wewenang. Wewenang tersebut adalah melaksanakan berbagai urusan pemerintahan sebagai urusan rumah tangganya sendiri. Wewenang otonomi daerah diatur berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah. Penerapan otonomi daerah telah membuka peluang bagi daerah provinsi, daerah kabupaten/kota untuk mengembangkan
Pelayanan pemerintah daerah merupakan suatu informasi yang sangat
penting untuk diketahui oleh seluruh mayarakat. Pemerintah daerah harus mewujudkan suatu pelayanan sistem informasi. Pelayanan sistem informasi dilakukan untuk memudahkan dan meningkatkan kinerja para aparatur.
Penggunaan sistem teknologi informasi dalam pemerintahan salah satunya digunakan untuk kelancaran komunikasi antar lembaga-lembaga, dinas, instansi
dan badan. Komunikasi tersebut antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.
Kemajuan teknologi dan informasi pemerintah provinsi dapat dilihat dari
pelayanan administrasi yang sudah berbasis komputer. Basis komputer tersebut dengan menerapkan konsep teknologi pemerintahan yang disebut e-Government.
Penerapan e-Government merupakan salah satu bentuk usaha yang dilakukan pemerintah Provinsi Jawa Barat, dalam menjalankan aktivitas pemerintahannya yang lebih efektif dan efisien.
Pelayanan yang dilakukannya harus ditunjang oleh teknologi yang dapat mempercepat masyarakat dalam memperoleh pelayanan publik yang diperlukan
dan memudahkan aparatur dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat berupaya untuk mengembangkan potensi yang dimiliki, Potensi tersebut dituangkan dalam bentuk SIAP. SIAP dibentuk untuk
menginformasikan tentang informasi data dinas, data siswa, data orang tua, dan data nilai siswa. SIAP sudah diterapkan kurang lebih selama satu tahun. SIAP
Pemerintah kurang transparansi karena faktor kesiapan aparatur dalam
mengembangkan sistem tersebut.
Dukungan teknologi informasi pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat sangat penting untuk memberikan layanan secara cepat dan aman dalam proses
pembuatan, pengurusan, pendaftaran dan yang bersangkutan dengan masalah pendidikan. Prinsip-prinsip yang memberikan dukungan tersebut, melalui rancang
bangun, alur data dan proses akhir pada pelaksanaan kemudian dibuat dan dikembangkanlah SIAP.
Implementasi Kebijakan SIAP adalah suatu sistem untuk memfasilitasi
pelayanan publik dalam memberikan informasi, mewujudkan efisiensi dan efektifitas pelayanan publik. SIAP diharapkan dapat memberikan pelayanan
dalam meningkatkan produktivitas dan pelaksanaan kebijakan. SIAP dalam implementasinya terdiri dari adanya komponen yang berupa aplikasi informasi, aplikasi pendidikan dengan menggunakan sistem komputer yang memberikan
berbagai informasi aplikasi pendidikan.
Lingkungan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dalam memberikan
pelayanan publiknya sudah menerapkan pelayanan melalui SIAP. Pelayanan SIAP sudah diterapkan tetapi pelaksanaannya belum optimal, karena masih mengalami kendala terhadap penyampaian informasi kepada masyarakat.
Kendala tersebut merupakan kecenderungan masyarakat untuk menanyakan secara langsung kepada aparatur yang bersangkutan tentang apa saja
informasi pendaftaran, informasi dinas, informasi siswa, informasi orang tua,dan
informasi nilai. kebanyakan masyarakat menanyakan langsung tentang persyaratan yang harus dipenuhi padahal persyaratan tersebut telah tersedia dalam SIAP.
Masyarakat mempunyai peran penting terhadap terlaksananya SIAP, oleh sebab itu masyarakat diperlukan pemahaman terhadap SIAP tersebut. Akibatnya,
masyarakat yang akan mengurus tentang pendidikan belum secara maksimal menggunakan fungsi dan tujuan dari implementasi SIAP. Pemahaman masyarakat terhadap SIAP sangat penting, karena dengan pemahaman yang cukup masyarakat
dapat dengan mudah menggunakan fungsi dari SIAP tersebut.
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dapat menangani kejadian tersebut
walaupun belum secara maksimal, tetapi dengan ditingkatkan fungsi dan tujuan dari SIAP diharapkan dapat memberikan solusi yang baik, memberikan kemudahan dan memperkecil kesalahan komunikasi yang terjadi dalam pelayanan
kepada masyarakat, menambah sumber daya yang sudah ada, dan meningkatkan kualitas pelayanan publik. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dapat
mengimplementasikan SIAP kepada masyarakat yang membutuhkan data dan informasi mengenai pendidikan untuk mencapai tujuan yang akan dicapainya.
Perkembangan teknologi yang terjadi pada saat ini maju dengan sangat
pesat, dan hal ini sejalan dengan perkembangan pembangunan teknologi informasi dan pertumbuhan pembangunan di Indonesia. Salah satunya di Provinsi Jawa
daya yang ada menjadikan Provinsi Jawa Barat mempunyai daya tarik bagi
tumbuhnya kegiatan pembangunan. Salah satu kebutuhan akan sistem informasi adalah SIAP. SIAP merupakan suatu proses yang sangat penting dalam mengetahui pertumbuhan pembangunan dan proses pendidikan pada Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Dengan adanya SIAP masyarakat lebih mudah untuk mengakses data-data yang ada di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti mengambil judul penelitian sebagai berikut: “Implementasi Kebijakan Sistem Informasi Aplikasi Pendidikan (SIAP) Dalam Meningkatkan Pelayanan Publik Pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti membuat identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana isi kebijakan yang ada pada pelaksanaan SIAP dalam meningkatkan pelayanan publik pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat?
2. Bagaimana kinerja kebijakan yang berlangsung pada pelaksanaan SIAP dalam meningkatkan pelayanan publik pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat?
3. Bagaimana kelompok sasaran yang berlangsung pada pelaksanaan SIAP dalam meningkatkan pelayanan publik pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian
Sejalan dengan latar belakang di atas, maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi SIAP dalam rangka meningkatkan pelayanan publik pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Secara khusus tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui isi kebijakan yang yang ada pada pelaksanaan SIAP dalam
meningkatkan pelayanan publik pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. 2. Untuk mengetahui kinerja kebijakan yang berlangsung pada pelaksanaan
SIAP dalam meningkatkan pelayanan publik pada Dinas Pendidikan Provinsi
Jawa Barat.
3. Untuk mengetahui kelompok sasaran yang berlangsung pada pelaksanaan
SIAP dalam meningkatkan pelayanan publik pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan yang bersifat teoritis
dan praktis sebagai berikut:
1. Bagi penulis, penelitian ini berguna untuk menambah wawasan mengenai Implementasi Kebijakan SIAP pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
2. Secara teoritis, penelitian ini untuk mengembangkan teori-teori yang telah diperoleh dibangku kuliah dengan praktek dilapangan mengenai Implementasi
3. Secara praktis, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat sebagai masukan
bagi pihak-pihak yang berkepentingan khususnya bagi Dinas pendidikan Provinsi Jawa Barat mengenai Implementasi Kebijakan SIAP pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
1.4 Kerangka Pemikiran
Suatu negara memerlukan adanya kebijakan untuk mengatur pemerintahan. Kebijakan yang dibuat pemerintah ditujukan untuk mengarahkan tindakan-tindakan agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Hal ini sejalan
dengan pendapat Edi Suharto dalam bukunyaKebijakan Sosial Sebagai Kebijakan
Publikbahwa:
“Kebijakan adalah sebuah instrumen pemerintahan,bukan saja dalam arti government yang hanya menyangkut aparatur negara, melainkan pula government yang menyentuh pengelolaan sumber daya publik.” (Suharto, 2008:03)
Kebijakan mengandung suatu unsur tindakan untuk mencapai tujuan.
Umumnya tujuan tersebut ingin dicapai oleh seseorang, kelompok ataupun pemerintah. Kebijakan tentu mempunyai hambatan-hambatan tetapi harus mencari peluang-peluang untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan. Lasswell dan Kaplan
juga mengemukakan pengertian kebijakan yang dikutip M. Irfan Islamy dalam bukunya yang berjudul Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara,
kebijakan adalah “suatu program pencapaian tujuan, nilai-nilai dan tindakan-tindakan yang terarah” (dalam Islamy, 2004:17).
Implementasi adalah sesuatu yang dilakukan untuk menimbulkan dampak
peradilan dan kebijakan yang dibuat oleh lembaga-lembaga pemerintah dalam
kehidupan ke negaraan. Hal ini sejalan dengan yang di ungkapkan oleh Mazmanian dan Sabatier yang dikutip oleh Joko Widodo dalam bukunya yang berjudul Good Governance Telaah dari Dimensi: Akuntabilitas dan Kontrol
Birokrasi pada Era Desentralisasi dan Otonomi Daerahyaitu:
“Implementasi adalah memahami apa yang senyatanya terjadi sesudah suatu program dinyatakan berlaku atau dirumuskan yang mencakup baik usaha-usaha untuk mengadministrasikan maupun untuk menimbulkan dampak nyata pada masyarakat atau kejadian-kejadian”(Dalam Widodo, 2001:192)
Berdasarkan pengertian konsep implementasi kebijakan tersebut
memberikan keterangan bahwa kebijakan yang ada dengan dasar yang kuat, dalam proses implementasinya haruslah memiliki arah tujuan yang benar-benar jelas, hal tersebut tidak lain untuk memudahkan pelaksanaan kebijakan yang ada.
Kebijakan publik terdapat beberapa hal yang dapat mempengaruhi implementasi kebijakan, diantaranya yang dikemukakan oleh Samodra Wibawa
dalam bukunyakebijakan publik proses dan analisisyang mengajukan Tiga faktor yang mempengaruhi terhadap keberhasilan atau kegagalan suatu implementasi kebijakan. Tiga faktor tersebut adalah:
1. Isi kebijakan
3. Kelompok dan sasaran a. Birokrasi
Faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan menurut Samodra
Wibawa diatas bahwa terdapat tiga faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan, isi kebijakan, kinerja kebijakan, kelompok dan sasaran. Masing-masing faktor tersebut saling berhubungan satu sama lainnya, kemudian secara
bersama-sama mempengaruhi terhadap implementasi kebijakan.
Melengkapi teori tentang SIAP ini akan di uraikan mengenai pengertian
sistem, data dan informasi, melengkapi pandangan tersebut, maka diuraikan mengenai sistem, data dan informasi, M. Khoirul Anwar dalam buku SIMDA:
Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Bagi Pemerintahan Di Era Otonomi
Daerah menjelaskan pengertian sistem, sistem adalah “seperangkat komponen yang saling berhubungan dan saling bekerja sama untuk mencapai beberapa
tujuan” (Anwar, 2004:4). Dimana satu dengan yang lain saling mendukung untuk terlaksananya sistem tersebut sehingga menjelaskan bahwa sistem yang ada tidak dapat berdiri sendiri dimana dalam sistem harus ada keterkaitan yang menjadi
pengikat sistem itu sendiri.
Pendapat yang dikemukakan diatas dapat dikatakan bahwa sistem
merupakan komponen yang saling berkaitan dan saling berinteraksi satau sama lain yang tidak dapat dipisahkan. Bedasarkan pengertian-pengertian di atas dapat diketahui bahwa sistem itu merupakan suatu kesatuan rangkaian kerja yang dapat
menghasilkan sesuatu dari hasil rangkaian-rangkaian tersebut. Sesuatu yang dihasilkan oleh rangkaian-rangkaian tersebut tidak lain adalah data.
sistem tersebut baik itu tentang data dan informasi. Keterkaitan data dan informasi
sangatlah erat sebagaimana hubungannya antara sebab dan akibat. Dikatakan bahwa data merupkan bentuk dasar dari sebuah informasi, sedangkan informasi merupkanan elemen yang dihasilkan dari suatu bentuk pengelohan data. Menurut
pendapat Gordon B Davis mengatakan bahwa informasi sebagai “data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti dan berguna bagi penerimanya untuk
mengambil keputusan masa kini maupun yang akan datang” (Davis, 2002:28). Definisi tersebut mengatakan bahwa informasi yang ada adalah data yang sudah mengalami pemprosesan dimana yang sebelumnya belum dapat dimanfaatkan
secara langsung akan tetapi setelah mengalami proses pengolahan, data tersebut dapat dimanfaatkan dan menjadi informasi ynag berguna.
Menurut Robert N Anthony dan John Dearden dalam bukunya
Management Control System mengatakan bahwa informasi adalah “suatu kenyataan, data, item yang menambah pengetahuan bagi penggunanya” (Robert
dan Anthoni dalam Wahyono, 2004:3). Jelas dari informasi yang diperoleh dapat memberikan gambaran mengenai tindakan yang akan dilakukan selajutnya, karena
didalamnya terdapat pengorganisasian data sebagaimana menurut pendapat yang dikemukan oleh Barry E. Cushing, dalam buku Accounting Information System
and Business Organization dikatakan bahwa informasi merupakan “yang menunjukkan hasil pengolahan data yang terorganisasi dan berguna kepada orang yang menerimanya” (dalam Wahyono, 2004:3).
dimana data yang ada dapat dipertanggungjawabkan, perlu untuk dijelaskan
bagaimana siklus informasi yang terjadi atau yang dibutuhkan dalam menghasilkan informasi. Infromasi yang ada merupakan hasil dari pengolahan data menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang menerimanya yang dapat
menggambarkan suatu kejadian-kejadian nyata dan dapat digunakan sebagai alat bantu untuk pengambilan suatu keputusan.
Data merupakan bahan mentah dari informasi yang dirumuskan sebagai kelompok lambang-lambang tidak acak yang menunjukkan jumlah atau tindakan atau hal-hal lain. Sehingga menurut Teguh Wahyono dalam buku Sistem
Informasi konsep dasar, Analisa Desain dan Implementasi, data adalah:
“Data adalah bahan baku informasi yang didefinisikan sebaagi kelompok teratur simbol-simbol yang mewakili kualitas, tindakan, benda dan sebagainya. Data terbentuk dari kerakter yang dapat berupa alfabet, angka, maupun simbol khusus seperti *, $, dan /. Data disusun untuk diolah dalam bentuk struktur data, struktur file, dan basis-basis data” (Wahyono,2004:2).
Selanjutnya dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa data merupakan
sebuah informasi hasil dari penmgolahan sistem informasi yang digunkan atau yang dioperasikan, sehingga menjadi sebuah data atau informasi yang bermanfaat
bagi yang membutuhkannya. Dengan demikian apa yang menjadi informasi dapat diperoleh dari hasil pengolahan data.
Hal ini akan memudahkan dalam perencnaan dan pengemmbilan
keputusan sebagaimana dikemukakan oleh Ladjamudin dalam bukunya: Analisis
(Ladjamudin,2002;13). Dengan demikian suatu organisasi mendukung kegiatan
yang ada dengan perencanaan dan dan ketepatan waktu sebagaimana yang dijelaskan diatas.
Setelah mengumpulkan mengenai data dan informasi yang diperlukan,
selanjutnya dapat mengetahui hasil dari kebijakan tersebut. Hasil kebijakan yaitu dampak pada masyarakat, individu dan kelompok serta perubahan dan penerimaan
masyarakat. Kemudian, dapat mengukur keberhasilan melalui penilaian terhadap program yang telah dilaksanakan, yaitu program tersebut harus sesuai dengan rencana awal yang sudah ditetapkan. Selain itu juga dapat mengukur keberhasilan
dengan melihat tujuan yang akan dicapai apakah sesuai dengan tujuan kebijakan yang dibuat. Tujuan kebijakan tersebut sesuai dengan program yang telah
mendapat pembiayaan dari pemerintah. Sistem informasi aplikasi pendidikan yang merupakan bagian dari hasil pengolahan data ini tentunya memberikan informasi terbaik kepada masyarakat pengguna.
Pengertian data dalam bukunya yang berjudul Sistem: informasi Konsep
Dasar, Analisis Desain dan Implementasi, menurut Wahyono yaitu: “Bahan baku informasi, didefinisikan sebagai kelompok teratur simbol-simbol yang mewakili kuantitas, tindakan, benda dan sebagainya”.(Wahyono,2004:2). Sedangkan definisi informasi yang dikemukakan oleh Wahyono, yaitu:
“Informasi adalah hasil dari pengolahan data menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang menerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian nyata dan dapat digunakan sebagai alat bantu untuk pengambilan suatu keputusan”. (Wahyono,2004:3)
Suatu informasi merupakan hasil dari pengolahan data menjadi bentuk
kejadian-kejadian nyata yang dapat digunakan sebagai alat bantu untuk
pengambilan suatu keputusan. Pengolahan data secara elektronik merupakan serangkaian kegiatan yang dimaksudkan untuk menyediakan informasi dengan menggunakan komputer yang mencakup pengumpulan, pemrosesan, penyimpanan
dan pengawasan hasil pengolahan tersebut.
Mc Leod suatu informasi berkualitas harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Akurat artinya informasi harus mencerminkan keadaan yang sebenarnya pengujian terhadap hal ini biasanya dilakukan melalui pengujian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang berbeda dan apabila hasil pengujian tersebut menghasilkan hasil yang sama maka dianggap data tersebut dianggap.
b. Tepat waktu artinya informasi itu harus tersedia atau ada pada saat informasi tersebut diperlukan, tidak besok atau tidak beberapa jam lagi.
c. Relevan artinya informasi yang diberikan harus sesuai dengan yang dibutuhkan, kalau kebutuhan informasi ini untuk suatu organisasi maka informasi tersebut harus sesuai dengan kebutuhan informasi di berbagai tingkatan dan bagian yang ada dalam organisasi tersebut. d. Lengkap artinya informasi harus diberikan secara lengkap. Misalnya
informasi tentang penjualan”. (Mc Leod, 2001:61)
Selanjutnya diimplementasikan dalam kebijakan tentang SIAP, yang merupakan bentuk proses pengaplikasian pelaksanaan aplikasi pendidikan yang
mencakup lingkup yang luas, dengan menyediakan informasi data pendidikan yang diperlukan baik instansi terkait maupun masyarakat pengguna, dengan dukungan perangkat jaringan dalam pengoperasiannya.
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat untuk mempermudah dalam memberikan pelayanannya terhadap publik diterapkan SIAP. Dinas Pendidikan
dengan SIAP diharapkan masyarakat bisa lebih mudah dalam mencari
informasi-informasi tentang pendidikan.
SIAP yang merupakan bagian dari hasil pengolahan data ini tentunya diharapkan memberikan pelayanan terbaik kepada publik atau masyarakat.
Menurut Sinambela di dalam bukunya yang berjudul Reformasi Pelayanan
Publik, bahwa pelayanan publik dapat didefinisikan sebagai berikut:
“Pelayanan publik adalah pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara pemerintah serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh birokrasi publik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, Negara didirikan oleh publik (masyarakat) tentu saja dengan tujuan agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat”.(Sinambela, 2006:5) Pelayanan publik menurut definisi di atas dikatakan bahwa pelayanan publik merupakan pemenuhan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara pemerintah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pada hakikatnya negara
dalam hal ini adalah pemerintah (Birokrat) harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Moenir dalam bukunya yang berjudul Manajemen Pelayanan Umum di
Indonesia, mengatakan bahwa pemerintah dalam memberikan pelayanan terbaik kepada publik dapat dilakukan dengan cara:
1. Kemudahan dalam pengurusan kepentingan 2. Mendapatkan pelayanan secara wajar
3. Mendapatkan perlakuan yang sama tanpa pilih-kasih 4. Mendapatkan perlakuan yang jujur dan terus terang”. (Moenir, 2006:47)
Pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap masyarakatnya harus
kemudahan dalam mengurus berbagai urusan supaya pelayanan yang dilakukan
bisa berjalan dengan cepat, memberikan pelayanan secara wajar dan tidak berlebihan sesuai dengan keperluannya masing-masing, memberikan perlakuan yang sama dan tidak membeda-bedakan dan bisa bersikap jujur.
Berdasarkan penjelasan di atas, pelayanan yang baik dan memuaskan akan berdampak positif seperti yang dikutip dari H.A.S. Moenir dalam bukunya
Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, antara lain: 1. Masyarakat menghargai kepada korps pegawai 2. Masyarakat patuh terhadap aturan-aturan layanan 3. Masyarakat bangga kepada korps pegawai
4. Ada kegairahan usaha dalam masyarakat
5. Ada peningkatan dan pengembangan dalam masyarakat menuju segera tercapainya masyarakat yang adil dan makmur berlandaskan Pancasila”. (Moenir, 2006:47)
Tujuan pelayanan publik agar terciptanya suatu pusat informasi mengenai
bidang-bidang pendidikan sehingga pihak yang berkepentingan termasuk Pemerintah dengan mudah dapat memperoleh data yang diperlukan dalam mengadakan perbuatan hukum mengenai bidang-bidang pendidikan, Berdasarkan
kerangka pemikiran di atas, peneliti menyusun definisi operasional sebagai berikut:
1. SIAP adalah suatu sistem aplikasi yang dilakukan Dinas Pendidikan dalam memberikan pelayanan berupa data dinas, data siswa, data orang tua, data nilai.
3. Implementasi kebijakan adalah tindakan yang dilakukan oleh Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat melalui pengembangan SIAP dalam meningkatkan pelayanan publik.
4. Isi kebijakan, meliputi:
a. Sumber Daya adalah keberhasilan pengembangan SIAP di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat tergantung dari kemampuan
memanfaatkan sumber daya aparatur yang tersedia. Tahap-tahap tertentu dari proses pengembangan menuntut adanya sumber daya aparatur yang berkualitas, sesuai dengan jenis pekerjaan yang disyaratkan oleh kebijakan
pemerintah yang telah ditetapkan di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
b. Personil adalah keberhasilan pengembangan SIAP di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, tergantung dari kemampuan personilnya dalam mengaplikasikan teknologi informasi.
c. Manajemen adalah bertujuan mengatur dan merencanakan sistem informasi apa yang akan diterapkan pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
Barat.
5. Kinerja kebijakan adalah bertujuan menentukan tugas pokok dan fungsi pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
a. Efektifitas merupakan pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan
c. Kualitas merupakan bagaimana mutu yang di hasilkan sudah sangat baik
dan bisa di terima masyarakat.
6. Kelompok sasaran adalah menentukan data-data masukan, yang akan digunakan untuk mengoperasikan SIAP tersebut pada Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Barat. Kemudian dapat mencerminkan karakter dari Dinas Pendidikan itu sendiri, dimana lebih cenderung memprioritaskan pada
pendidikan dalam meningkatkan pelayanan publik.
a. Pembuat kebijakan adalah dalam mengembangkan SIAP ini dituntut untuk memformulasikan kebijakannya sehingga dalam pelaksanaannya nanti
akan berjalan sesuai yang diharapkan.
b. Birokrat pelaksana adalah keberhasilan birokrat pelaksana dalam
Gambar 1.1
Model Kerangka Pemikiran
1.6 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu dinas atau suatu kelompok orang tertentu. Menurut Sanapiah Faisal dalam bukunya
Format-Format Penelitian Sosial, menjelaskan bahwa penelitian deskriptif (descriptive
research) adalah:
“Untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti. Jenis penelitian ini tidak menggunakan dan tidak melakukan pengujian hipotesis, berarti tidak
Implementasi kebijakan Sistem Informasi Aplikasi Pendidikan (SIAP) dalam meningkatkan
pelayanan publik
Pelayanan publik yang tepat maju dan nyaman
Kelompok dan Sasaran Kinerja
Kebijakan Isi
dimaksudkan untuk membangun dan mengembangkan perbendaharaan teori” (Faisal, 1999:20).
Peneliti menggunakan metode deskriptif, karena penelitian ini
dimaksudkan untuk memberi gambaran tentang implementasi kebijakan SIAP Provinsi Jawa Barat pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, serta
mendeskripsikan sejumlah konsep yang berkenaan dengan masalah SIAP tersebut. Berdasarkan metode tersebut, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif.
Menurut Taylor dan Bogdan dalam bukunya Bagong Suyanto dan Sutinah yang berjudul Metode Penelitian Sosial, Pendekatan kualitatif adalah: “Penelitian
yang menghasilkan data deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis, dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti” (dalam Bagong, 2005:166). Berdasarkan penjelasan di atas, pendekatan kualitatif merupakan
pendekatan yang mempelajari dari tingkah laku manusia khususnya orang-orang atau objek yang diteliti.
1.6.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian
ini disesuaikan dengan fokus tujuan penelitian adalah:
a. Studi Pustaka, yaitu dengan membaca dan mempelajari serta mencari
b. Studi Lapangan, yaitu dengan melakukan penelitian langsung ke lapangan
untuk mengtahui lebih lanjut proses implementasi SIAP. Studi lapangan ini dapat dilakukan dengan cara:
1. Observasi, dimana penelitian ini peneliti menggunakan observasi non
partisipan, karena peneliti hanya melakukan pengamatan dari jauh, tanpa langsung berpartisipasi dalam kegiatan. Penelitian juga mendatangi tempat
penelitian yang dilakukan secara langsung pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, yaitu melalui pengamatan terhadap objek yang akan diteliti, yang berkaitan dengan SIAP. Hal ini sangat penting untuk melihat secara
jelas tempat dan keadaan yang diteliti.
2. Wawancara, pengumpulan data dengan wawancara merupakan cara yang
dilakukan peneliti untuk memperoleh data. Mewawancarai secara langsung dengan nara sumber yang dijadikan data yang kemudian di analisa untuk mengetahui lebih lanjut mengenai implementasi SIAP dalam
pelaksanaan SIAP di Jawa Barat.
3. Dokumentasi, dalam hal ini peneliti dalam pengumpulan data dan
1.6.2 Teknik Penentuan Informan
Teknik penentuan informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive (pengambilan informan berdasarkan tujuan). Teknik penentuan informan ini adalah siapa yang akan diambil sebagai anggota informan diserahkan
pada pertimbangan pengumpul data yang sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. Menurut Sanapiah Faisal teknik pengambilan sampel purposif adalah:
“Teknik pengambilan sampel yang didasarkan atas kriteria atau pertimbangann tertentu, jadi tidak melalui proses pemilihan sebagaimana yang dilakukan dalam teknik random. Sampel ditetapkan secara sengaja oleh peneliti”. (Faisal, 1996:67).
Penentuan informan dalam penelitian ini berdasarkan objek yang diteliti dan berdasarkan keterkaitan informan tersebut dengan penelitian. Informan dalam
penelitian ini terdiri informan yang berkaitan dengan implementasi kebijakan SIAP dalam meningkatkan pelayanan publik Pada dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Pengambilan informan penelitian yang berkaitan dengan implementasi
kebijakan SIAP dalam meningkatkan pelayanan publik Pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat baik pejabat beberapa pegawai serta beberapa staf bagian data
dan informasi sebagai informan, karena lebih mengetahui masalah tentang sistem SIAP.
Adapun informan yang diperlukan dalam penelitian yang mempunyai
hubungan dengan implementasi kebijakan SIAP dalam meningkatkan pelayanan publik Pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, yaitu terdiri dari:
menyelenggarakan pengelolaan urusan kepegawaian, keuangan dan umum,
dan mengetahui SIAP serta lebih memiliki wawasan yang dalam mengenai informasi yang tentang mengenai implementasi kebijakan SIAP dalam meningkatkan pelayanan publik Pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
2. Bagian DIKMENTI Bapak Iwan Crhisniawan S,Pd Pembinaan Ssn, Sbi Dan Kerjasama Pendidikan Tinggi Bidang Dikmenti informan dapat memberikan
gambaran mengenai SIAP yang sedang diimplementasikan. Hal ini dikarenakan informan memiliki pengetahuan yang secara umum mengenai implementasi kebijakan SIAP dalam meningkatkan pelayanan publik Pada
dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat .
3. Kepala Drs.Eep Saefulrojab F.,M.M.Pd Subag Perencanaan dan program
informan dipilih dikarenakan banyak mengetahui mengenai tentang perumusan kebijakan teknis SIAP, Saran dan Prasarana Teknologi Kebijakan Sistem Informasi Aplikasi Pendidikan dalam meningkatkan pelayanan publik
Pada dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
4. Kepala Subbidang Kepegawaiaan, Drs.Kamarul Bahri, informan dipilih karena
memiliki pengetahuan di bidang kepegawaian di Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat, yang pengelolaan administrasi kepegawaian, kelembagaan, pendokumentasian peraturan perundang-undangan yang ada, lebih mengatahui
keadaan pengadaan, pemutasia, dan kesejahteraan pegawai yang ada aparatur di Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat, serta bersedia untuk diwawancarai
5. Staf Bidang Server, informan ini berjumlah 3 orang yang merupakan staf
untuk mengoperasikan semua SIAP di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat baik Intranet maupun Internet, yang yang lebih mengetahui alur dan pelaksanaan SIAP. Staf di bidang Server ini juga lebih mengetahui lingkup
SIAP di Dinas Pendidikan serta bersedi untuk di wawancarai mengenai tugas pokok, fungsi dan pelaksanaan dari SIAP itu sendiri.
6. Staf Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat yang terdiri dari 4 orang, untuk mengetahui proses pelaksanaan SIAP yang ada. Karena aparatur Bagian Pengadaan Data dan Informasi merupakan orang yang berwenang dalam
memberikan data mengenai SIAP dan penempatannya, dan lebih mengetahui mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pengadaan tersebut.
1.6.3 Teknik Analisis Data
Teknik analisa data yang sesuai dengan penelitian ini adalah analisa
deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Bagong Suyanto dalam bukunya yang berjudulMetode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan
dapat diartikan sebagai berikut:
“Penelitian kualitatif adalah strategi penyelidikan yang naturalistis dan induktif dalam mendekati suatu suasana (setting) tanpa hipotesis-hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya. Teori muncul dari pengalaman kerja lapangan dan berakar (grounded) dalam data”. (Suyanto, 2005:183)
Teknik analisa data yang sesuai dengan penelitian ini adalah analisa
Data Kualitatif : sumber tentang metode-metode baru. (Miles dan Huberman 1992:15-20)
1. Data Reduction (reduksi data) sebagai proses pemilihan, penyerderhanaan klasifikasi data kasar dari hasil penggunaan teknik dan alat pengumpulan data dilapangan, reduksi data sesudah dilakukan semenjak pengumpulan data.
2. Data Display (penyajian data) merupakan suatu upaya penyusunan sekumpulan informasi menjadi pernyataan. Data kualitatif disajikan dalam bentuk teks yang pada mulanya terpencar dan terpisah menurut sumber informasi dan pada saat diperolehnya informasi tersebut. Kemudian data diklasifikasikan menurut pokok-pokok permasalahan yang diantara lain terkait dengan pelaksanaan program Peningkatkan pemberdayaan masyarakat.
3. Conclusion Verivication (penarik kesimpulan) yaitu berdasarkan reduksi interpretasi dan penyajian data yang telah dilakukan pada setiap tahap sebelumnya selaras dengan mekanisme logika pemikiran induktif, maka penarikan kesimpulan akan bertolak dengan hal-hal yang khusus (spesifik) sampai kepada rumusan kesimpulan yang sifatnya umum (general).
(Miles dan Huberman 1992:15-20)
Demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat
menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal tetapi mungkin juga tidak karena seperti yang telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan
masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan.
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi yang diambil sebagai tempat penelitian adalah Dinas Pendidikan
Tabel 1.1
Jadwal Kegiatan Penelitian Waktu
Kegiatan
Tahun 2010
Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags
Pengajuan Judul Penelitian Bimbingan Usulan Penelitian Seminar Usulan penelitian Pengajuan surat ke tempat penelitian
25 2.1 Implementasi Kebijakan
2.1.1 Implementasi
Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dengan adanya jaringan
komputerisasi menjadi lebih cepat dan tentunya dapat menghemat pengeluaran biaya. Pelayanan tersebut terjadi sudah tidak membutuhkan banyak tenaga manusia lagi melainkan yang dibutuhkan adalah manusia yang mempunyai ahli
untuk mengoprasionalkan jaringan komputerisasi tersebut. Oleh karena itu, dalam menunjang terciptanya tertib administrasi dan peningkatan pelayanan publik,
perlu didukung dengan adanya implementasi yang berorientasi pada pelayanan dan tujuan yang akan di tercapai.
Dalam implementasi kebijakan langkah pertama dilakukan adalah
merumuskan terlebih dahulu program-program yang dimaksudkan, dimana hal ini sejalan dengan yang di ungkapkan oleh Mazmanian dan Sabatier yang dikutip
oleh Joko Widodo dalam bukunya yang berjudul Good Governance Telaah dari
Dimensi: Akuntabilitas dan Kontrol Birokrasi pada Era Desentralisasi dan
Otonomi Daerahyaitu:
Implementasi berasal dari bahasa Inggris yaitu to implement yang berarti
mengimplementasikan. Implementasi merupakan penyediaan sarana untuk melaksanakan sesuatu yang menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu. Sesuatu tersebut dilakukan untuk menimbulkan dampak atau akibat itu dapat
berupa undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan peradilan dan kebijakan yang dibuat oleh lembaga-lembaga pemerintah dalam kehidupan kenegaraan.
Definisi di atas, menekankan bahwa implementasi tidak hanya melibatkan badan-badan administratif yang bertanggung jawab untuk melaksanakan program dan menimbulkan ketaatan pada diri kelompok sasaran, tetapi juga menyangkut
tentang kekuatan politik, ekonomi dan sosial yang langsung dapat mempengaruhi perilaku dari semua pihak yang terlibat, dan pada akhirnya berdampak baik sesuai
dengan harapan maupun yang tidak sesuai dengan harapan.
Mazmanian dan Sebastiar juga mendefinisikan implementasi sebagai berikut:
“Implementasi adalah pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk undang-undang, namun dapat pula berbentuk perintah-perintah atau keputusan-keputusan eksekutif yang penting atau keputusan badan peradilan”.( Dalam Wahab, 2004:68)
Implementasi menurut Mazmanian dan Sebastier merupakan pelaksanaan
kebijakan dasar berbentuk undang-undang juga berbentuk perintah atau keputusan-keputusan yang penting atau seperti keputusan badan peradilan. Proses
implementasi ini berlangsung setelah melalui sejumlah tahapan tertentu seperti tahapan pengesahan undang-undang, kemudian output kebijakan dalam bentuk pelaksanaan keputusan dan seterusnya sampai perbaikan kebijakan yang
2.1.2 Pengertian Kebijakan
Istilah kebijakan dalam Bahasa Inggris policy yang dibedakan dari kata
wisdom yang berarti kebijaksanaan atau kearifan. Kebijakan merupakan pernyataan umum perilaku daripada organisasi. Kebijakan membatasi ruang
lingkup yang dalam dengan menetapkan pedoman untuk pemikiran pengambilan keputusan dan menjamin bahwa keputusan yang diperlukan akan memberikan
sumbangan pemikiran terhadap penyelesaian tujuan yang menyeluruh. Menurut pendapat Harold Koontz yang dikutip Malayu S.P. Hasibuan dalam bukunya
Manajemen Dasar pengertian dan Masalah mendefinisikan pengertian kebijakan, yaitu:
“Kebijakan adalah pernyataan-pernyataan atau pengertian-pengertian umum yang memberikan bimbingan berfikir dalam menentukan keputusan yang fungsinya adalah menandai lingkungan sekitar yang dibuat sehingga memberikan jaminan bahwa keputusan-keputusan itu akan sesuai dengan tercapainya tujuan” (Hasibuan, 1996:99).
Berdasarkan uraian di atas, bahwa kebijaksanaan merupakan suatu
pedoman yang menyeluruh guna mencegah terjadinya penyimpangan dari ketentuan-ketentuan yang ditetapkan. Kebijaksanaan juga merupakan suatu
rencana yang mengarah pada daya pikir dari pengambilan keputusankearah tujuan yang diinginkan. Kebijakan mungkin terjadi dan berasal dari seperangkat keputusan yang tampaknya tetap untuk hal-hal yang sama. Kebijakan diciptakan
untuk mengatur kehidupan masyarakat untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. Menurut Fredrickson dan Hart dalam bukunya Tanglakisan
“suatu tindakan yang mengarah pada tujuan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya hambatan-hambatan tertentu sambil mencari peluang-peluang untuk mencapai tujuan/mewujudkan sasaran yang diinginkan”(Tangkilisan, 2003:12).
Kebijakan dapat dikatakan sebagai suatu tindakan yang dapat
menyelesasikan permasalahan yang ada, sebagaiaman yang dikatakan menurut Woll kebijakan merupakan aktivitas pemerintah untuk memecahkan masalah di
masyarakat baik secara langsung maupun melalui berbagai lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat (Dalam Tangkilisan, 2003:2). Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kebijakan merupakan tindakan-tindakan
atau keputusan yang dibuat oleh pemerintah, dimana tindakan atau keputusan dimaksud memiliki pengaruh terhadap masyarakatnya.
Kebijakan sebenarnya sering dibicarakan dalam kehidupan sehari-hari, istilah kebijakan seringkali disamakan dengan istilah kebijaksanaan. Jika diuraikan terdapat perbedaan antara kebijakan dengan kebijaksanaan. Adapun
pengertian kebijaksanaan lebih ditekankan kepada pertimbangan dan kearifan seseorang yang berkaitan dengan dengan aturan-aturan yang ada. Sedangkan
kebijakan mencakup seluruh bagian aturan-aturan yang ada termasuk konteks politik, karena pada dasarnya proses pembuatan kebijakan sesungguhnya merupakan suatu proses politik. Menurut M. Irafan Islamy berpendapat bahwa:
Berdasarkan pendapat tersebut, kebijakan pada dasarnya suatu tindakan
yang mengarah kepada tujuan tertentu dan bukan hanya sekedar keputusan untuk melakukan sesuatu. Kebijakan seyogyanya diarahkan pada apa yang senyatanya dilakukan oleh pemerintah dan bukan sekedar apa yang ingin dilakukan oleh
pemerintah.
Adanya pengelompokan tersebut, maka akan memudahkan untuk
membuat suatu kebijakan dan meneliti kekurangan apa yang terjadi dari awal proses pembuatan, implementasi sampai pada tahap evaluasi akan memberikan kejelasan dan kemudahan arah kebijakan yang akan dilaksankan. Dalam penyajian
suatu kebijakan baru selain diperlukan tiga tahap tersebut diatas juga dipengeruhi dengan adanya penyeleksian sampai pada dampak (impact) dari kebijakan yang
akan diambil pemerintah tersebut.
Berdasarkan tingkat pengaruh dalam pelaksanaan kebijakan di atas, pada dasarnya kebijakan bertujuan untuk mempengaruhi kehidupan rakyat. Adanya
kebijakan yang dibuat oleh pemerintah diharapkan akan memberikan manfaat kepada masyarakat dan bukan hanya terhadap pemerintah saja, sehingga
kebijakan yang akan diberlakukan haruslah memiliki dampak positif bagi masyarakat mengalokasikan nilai-nilai yang ada di masyarakat. Namun demikian dalam membuat sebuah kebijakan, pemerintah harus dapat melakukan suatu
tindakan yang merupakan suatu bentuk dari pengalokasian nilai-nilai masyarakat itu sendiri. Kebijakan merupakan sesuatu yang bermanfaat, yang merupakan
dianggap sangat penting. Hal ini sejalan dengan pendapat Malayu S.P. Hasibuan
dalam bukunya Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah yang menyatakan pentingnya kebijakan, yaitu:
1. Kebijakan merupakan kerangka dasar pemikiran dalam membimbing tindakan yang akan diambil untuk mencapai hasil yang diinginkan. 2. Kebijakan akan memberikan arti terhadap tujuan.
3. Kebijakan dipergunakan untuk menempatkan tujuan daripada organisasi.
4. Kebijakan merupakan alat delegation of authority yang penting bagi pengorganisasian.
5. Kebijakan merupakan alat untuk mendapatkan wewenang. (Hasibuan, 1996:99).
Berdasarkan uraian-uraian di atas, bahwa kebijakan sangat diperlukan
karena kebijakan dipandang sebagai pedoman yang dipakai untuk mencapai tujuan dan hasil yang diharapkan sesuai dengan keputusan-keputusan yang dibuat.
Sehingga kebijakan yang telah pemerintah berlakukan kepada masyarakat dapat memberikan makna yang sebenarnya mengenai arah dan tujuan akhir yang akan dicapai dari kebijakan yang diberlakukan oleh pemerintah.
Berdasarkan uraian di atas, maka pedoman merupakan suatu peraturan yang digunakan untuk mengefektifkan hubungan komunikasi dengan
ditetapkannya syarat-syarat yang telah ditentukan dan merupakan pegangan khusus dalam suatu sistem. Dengan adanya pedoman akan mempermudah mengarahkan jalan dari suatu peraturan atau kebijkan sehingga akan
meminimalisir untuk terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaannya.
Selanjutnya suatu kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah haruslah
pelaksanaan atau implementasi suatu kebjikan terlebih dahulu. Dimana menurut
Van Meter dan Van Horn implementasi adalah:
“tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu/pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan” (Wahab, 2005:65).
Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan dalam suatu keputusan kebijakan. Akan tetapi pemerintah dalam membuat kebijakan juga harus mengkaji dan meperhatikan terlebih dahulu
apakah kebijakan tersebut akan memberikan dampak yang buruk atau tidak bagi masyarakat. Implementasi kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar sebuah
kebijakan dapat mencapai tujuannya (Nugroho, 2003:158). Hal tersebut bertujuan agar suatu kebijakan tidak bertentangan dengan masyarakat apalagi sampai merugikan masyarakat, sehingga kebijakan yang ada harus dapat mencakup
kepentingan seluruh masyarakat.
2.1.3 Implementasi Kebijakan
Implementasi kebijakan pada prinsipnya merupakan cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya. Lester dan Stewart yang dikutip oleh
Winarno, menjelaskan bahwa implementasi kebijakan adalah:
“Implementasi kebijakan dipandang dalam pengertian luas merupakan alat administrasi hukum dimana berbagai aktor, organisasi, prosedur dan teknik yang bekerja bersama-sama untuk menjalankan kebijakan guna meraih dampak atau tujuan yang diinginkan” (Dalam Winarno, 2002:101-102).
Jadi implementasi itu merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
kebijakan. Akan tetapi pemerintah dalam membuat kebijakan juga harus mengkaji
terlebih dahulu apakah kebijakan tersebut dapat memberikan dampak yang buruk atau tidak bagi masyarakat. Hal tersebut bertujuan agar suatu kebijakan tidak bertentangan dengan masyarakat apalagi sampai merugikan masyarakat.
Implementasi kebijakan menurut Nugroho terdapat dua pilihan untuk mengimplementasikannya, yaitu langsung mengimplementasikannya dalam
bentuk program-program dan melalui formulasi kebijakan derivat atau turunan dari kebijakan tersebut (Nugroho, 2003:158). Oleh karena itu, implementasi kebijakan yang telah dijelaskan oleh Nugroho merupakan dua pilihan, dimana
yang pertama langsung mengimplementasi dalam bentuk program dan pilihan kedua melalui formulasi kebijakan.
Kebijakan publik terdapat beberapa hal yang dapat mempengaruhi implementasi kebijakan, diantaranya yang dikemukakan oleh Samodra Wibawa dalam bukunya Kebijakan Publik Proses Dan Analisis yang mengajukan Tiga
faktor yang mempengaruhi terhadap keberhasilan atau kegagalan suatu implementasi kebijakan. Tiga faktor tersebut adalah:
1. Isi kebijakan
3. Kelompok dan sasaran a. Birokrasi
Faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan menurut Samodra
Wibawa diatas bahwa terdapat tiga faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan, isi kebijakan, kinerja kebijakan, kelompok dan sasaran. Masing-masing faktor tersebut saling berhubungan satu sama lainnya, kemudian secara
bersama-sama mempengaruhi terhadap implementasi kebijakan.
Pertama Isi kebijakan aturan tertulis yang merupakan keputusan formal organisasi, yang bersifat mengikat, yang mengatur perilaku dengan tujuan untuk menciptakan tatanilai baru dalam masyarakat,. Kebijakan akan menjadi rujukan utama para anggota organisasi atau anggota masyarakat dalam berperilaku.
Kebijakan pada umumnya bersifat problem solving dan proaktif.
Kedua Kinerja kebijakan merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan, akan tetapi pada dasarnya merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia
yang ada dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut
maka dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan.
Ketiga kelompok dan sasaran Kumpulan yang terdiri dari dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling bergantungan, yang saling berhubungan
untuk mencapai tujuan tertentu dan merupakan interaksi untuk membagi informasi dan menganbil keputusan dalam membantu tiap anggota di bidang
Pengertian implementasi kebijakan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan suatu implmentasi menurut Samodra Wibawa di atas, maka Van Meter dan Van Horn juga mengemukakan beberapa hal yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu implementasi, yaitu:
“ 1. Ukuran dan tujuan kebijakan 2. Sumber-sumber kebijakan
3. Ciri-ciri atau sifat Badan/Instansi pelaksana
4. Komunikasi antar organisasi terkait dengan kegiatan-kegiatan pelaksanaan
5. Sikap para pelaksana, dan
6. Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik (Dalam Wahab, 2004:79).
Keberhasilan suatu implementasi menurut kutipan Wahab dapat
dipengaruhi berdasarkan faktor-faktor di atas, yaitu:
Kesatu yaitu ukuran dan tujuan diperlukan untuk mengarahkan dalam melaksanakan kebijakan, hal tersebut dilakukan agar sesuai dengan program yang
sudah direncanakan. Dalam ukuran SIAP yang menjadi sasaran adanya kepuasan pelayanan yang dirasakan oleh masyarakat dan adanya kemudahan dalam
pembuatan berbagai urusan tentang pertanahan salah satunya tentang pendaftaran tanah. Tujuan dari implementasi Sistem Informasi Pertanahan, yaitu untuk memberikan layanan secara cepat dan aman dalam proses pembuatan,
pengukuran, pengurusan, pendaftaran dan lainnya yang bersangkutan dengan masalah pertanahan.
Kedua, sumber daya kebijakan menurut Van Metter dan Van Horn yang dikutip oleh Agustino, sumber daya kebijakan merupakan keberhasilan proses implementasi kebijakan yang dipengaruhi dengan pemanfaatan sumber daya
kebijakan tersebut sangat diperlukan untuk keberhasilan suatu kebijakan yang
dibuat oleh pemerintah.
Sumber daya manusia sangat penting karena sebagai sumber penggerak dan pelaksana kebijakan, modal diperlukan untuk kelancaran pembiayaan
kebijakan agar tidak menghambat proses kebijakan. Sedangkan waktu merupakan bagian yang penting dalam pelaksanaan kebijakan, karena waktu sebagai
pendukung keberhasilan kebijakan. Sumber daya waktu merupakan penentu pemerintah dalam merencanakan dan melaksanakan kebijakan.
Ketiga, keberhasilan kebijakan bisa dilihat dari sifat atau ciri-ciri badan/instansi pelaksana kebijakan. Hal ini sangat penting karena kinerja implementasi kebijakan publik akan sangat banyak dipengaruhi oleh ciri-ciri yang
tepat serta cocok dengan para badan atau instansi pelaksananya. Menurut Subarsono kualitas dari suatu kebijakan dipengaruhi oleh kualitas atau ciri-ciri dari para aktor, kualitas tersebut adalah tingkat pendidikan, kompetensi dalam
bidangnya, pengalaman kerja, dan integritas moralnya (Subarsono, 2006:7).
Keempat, komunikasi memegang peranan penting bagi berlangsungnya koordinasi implementasi kebijakan. Menurut Hogwood dan Gunn yang dikutip oleh Wahab bahwa:
“Koordinasi bukanlah sekedar menyangkut persoalan mengkomunikasikan informasi ataupun membentuk struktur-struktur administrasi yang cocok, melainkan menyangkut pula persoalan yang lebih mendasar, yaitu praktik pelaksanaan kebijakan”.(Wahab, 2004:77)
penyampaian informasi kebijakan publik, kejelasan, dan konsistensi (Edward III
dalam Widodo, 2007:97). Semakin baik koordinasi komunikasi diantara pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proses implementasi, maka terjadinya kesalahan-kesalahan akan sangat kecil untuk terjadi dan begitu pula sebaliknya.
Kelima, menurut Van Meter dan Van Horn yang dikutip oleh Widodo, bahwa karakteristik para pelaksana adalah mencakup struktur birokrasi,
norma-norma, dan pola-pola hubungan yang terjadi dalam birokrasi (Widodo, 2006:101). Sikap para pelaksana dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab sebagai pelaksana kebijakan harus dilandasi dengan sikap disiplin. Hal tersebut dilakukan
karena dapat mempengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan, setiap badan/instansi pelaksana kebijakan harus merasa memiliki terhadap tugasnya
masing-masing berdasarkan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
Keenam, dalam menilai kinerja keberhasilan implementasi kebijakan menurut Van Meter dan Van Horn yang dikutip oleh Agustino adalah sejauh mana
lingkungan eksternal ikut mendukung keberhasilan kebijakan publik yang telah ditetapkan, lingkungan eksternal tersebut adalah ekonomi, sosial, dan politik
2.2 Sistem Informasi
Negara Indonesia saat ini sedang menuju ke arah perkembangan yang lebih menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dan lebih terbuka dalam menangkap aspirasi atau suara nurani masyarakat yang berkembang di lingkungan
masyarakat. Pada era keterbukaan sekarang ini, tuntutan pemerintah untuk menyampaikan informasi melalui perangkat-perangkat lunak seperti komputer
sangat diperlukan. Hal tersebut dikarenakan masyarakat sekarang lebih kritis dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan pelayanan publik, selain itu juga masyarakat era sekarang jauh lebih terbuka terhadap hal-hal baru khususnya
dalam perkembangan dunia informasi.
Perkembangan informasi berbasis komputer ini, pemerintah daerah juga
dituntut agar siap dalam mengoprasionalkan semua pelayanan kepada masyarakat dengan menggunakan sistem komputerisasi. Melengkapi pandangan tersebut, maka diuraikan mengenai sistem, data dan informasi. Pengertian sistem menurut
Abdul Kadir dalam bukunya yang berjudul Pengenalan Sistem Informasi, yaitu : Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang
dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan (Abdul Kadir,2003:54).
Pengertian sistem menurut Abdul Kadir di atas jelas bahwa sistem merupakan sekumpulan elemen yang saling berhubungan untuk mencapai suatu
tujuan. M. Khoirul Anwar juga menjelaskan pengertian sistem, sistem adalah seperangkat komponen yang saling berhubungan dan saling bekerja sama untuk
Oleh karena itu, setelah membahas kedua pendapat para ahli dapat
disimpulkan bahwa sistem merupakan suatu komponen yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya, komponen tersebut saling berhubungan dan mempunyai tujuan yang sama. Jika komponen-komponen tersebut yang membentuk sistem
tidak saling berhubungan dan tidak bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan maka komponen tersebut atau kumpulan tersebut bukanlah sistem. Maka suatu
sistem sangat diperlukan untuk menentukan dan mencapai suatu tujuan tertentu.
2.2.1 Pengertian Data dan Informasi
Definisi tentang data dan informasi bisa dibedakan bahwa informasi itu mempunyai kandungan makna dan data tidak mempunyai kandungan makna.
Pengertian makna disini merupakan hal yang cukup penting, karena berdasarkan makna dapat memahami informasi tersebut dan secara lebih jauh dapat menggunakannya untuk menarik suatu kesimpulan atau bahkan mengambil
keputusan.
Menurut Wahyono dap[at di simpulkan bahwa data adalah bahan baku
informasi, didefinisikan sebagai kelompok teratur simbol-simbol yang mewakili kuantitas, tindakan, benda dan sebagainya (Wahyono, 2004:2). Pengertian data menurut Wahyono di atas bahwa data merupakan bahan baku informasi yang
mewakili kuantitas, tindakan, benda.
Data juga didefinisikan oleh Abdul Kadir bahwa data adalah deskripsi
Pengertian data menurut Abdul Kadir tersebut, jelas bahwa data sebagai deskripsi
yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh secara langsung kepada pemakai.
Setelah menjelaskan data di atas maka akan dijelaskan definisi informasi
yang dikemukakan oleh Wahyono sebagai berikut:
“Informasi adalah hasil dari pengolahan data menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang menerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian nyata dan dapat digunakan sebagai alat bantu untuk pengambilan suatu keputusan”. (Wahyono, 2004:3)
Kegunaan informasi untuk mengurangi ketidakpastian dalam proses pengambilan keputusan tentang suatu keadaan. Sedangkan nilai dari pada
informasi ditentukan oleh manfaat, biaya dan kualitas maksudnya bahwa informasi dianggap bernilai apabila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkannya. Menurut Sondang, informasi
yang mampu mendukung proses pengambilan keputusan memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Lengkap, mutakhir, akurat, dapat dipercaya, dan disimpan sedemikian
rupa sehingga mudah ditelusuri untuk digunakan sebagai alat pendukung proses pengambilan keputusan apabila diperlukan (Sondang, 2006:76).
Suatu informasi yang berkualitas seperti yang dikemukakan di atas harus
mempunyai empat ciri yang pertama yaitu : suatu informasi harus akurat, akuratnya informasi karena telah melakukan pengujian dan apabila pengujian
tersebut berhasil maka informasi tersebut dianggap data. Kedua, suatu informasi harus tepat waktu, karena suatu informasi harus ada jika informasi tersebut diperlukan. Ketiga, suatu informasi harus relevan, karena suatu informasi yang