• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KETERAMPILAN DASAR BERMAIN SEPAK BOLA MELALUI PEMBELAJARAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KERTASANA KECAMATAN KEDONDONG KABUPATEN PESAWARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KETERAMPILAN DASAR BERMAIN SEPAK BOLA MELALUI PEMBELAJARAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KERTASANA KECAMATAN KEDONDONG KABUPATEN PESAWARAN"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN KETERAMPILAN DASAR BERMAIN SEPAK BOLA MELALUI PEMBELAJARAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS V

SD NEGERI KERTASANA KECAMATAN KEDONDONG KABUPATEN PESAWARAN

Oleh SUDARSUN

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki keterampilan gerak dasar bermain sepakbola pada siswa kelas V SD Negeri Kertasana Kedondong Kabupaten Pesawaran melalui model pembelajaran kelompok.

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Kertasana Kedondong Kabupaten Pesawaran yang berjumlah 19 siswa, dengan perincian 10 laki-laki dan 9 perempuan. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi dengan menggunakan instrumen penilaian tes keterampilan gerak dasar bermain sepakbola.

(2)

PENINGKATAN KETERAMPILAN DASAR BERMAIN SEPAK BOLA MELALUI PEMBELAJARAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS V

SD NEGERI KERTASANA KECAMATAN KEDONDONG KABUPATEN PESAWARAN

(Skripsi)

Oleh SUDARSUN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

DAFTAR GAMBAR

(4)

DAFTAR ISI A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Kegunaan Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani... 5

B. Hakekat Belajar Mengajar ... 6

C. Sepak Bola ... 7

D. Gerak Dasra dalam Permainan Sepakbola... 8

E. Model Pembelajaran Kelompok... 9

F. Hipotesis ... 10

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 11

B. Subyek Penelitian ... 12

C. Tempat dan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 13

D. Rancangam Penelitian... 13

E. Proses Pembelajaran Loncat Harimau... 14

F. Teknik Pengumpulan Data ... 18

(5)

H. Teknik Analisis Data ... 18 I. Validanya Penelitian Tindakan Kelas ... 19

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 20 B. Pembahasan ... 21

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 24 B. Saran ... 24

(6)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Izin Penelitian dari FKIP Unversitas Lampung 2. Surat Keterangan dari Kepsek SD Negeri Kertasana 3. Data Hasil Penelitian Setiap Siklus

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Hasil Skor Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menguasai Gerak

Dasar Sepakbola... 20 2. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Belajar Keterampilan Gerak Dasar

(8)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Rahmat Hermawan, M.Kes.

…………

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Wiyono, M.Pd.

…………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi.Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003

(9)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Rahmat Hermawan, M.Kes.

…………

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Wiyono, M.Pd.

…………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi.Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003

(10)

MOTTO

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Izin Penelitian dari FKIP Unversitas Lampung 2. Surat Keterangan dari Kepsek SD Negeri Kertasana 3. Data Hasil Penelitian Setiap Siklus

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Hasil Skor Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menguasai Gerak

Dasar Sepakbola... 20 2. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Belajar Keterampilan Gerak Dasar

(13)

MOTTO

(14)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Rahmat Hermawan, M.Kes.

…………

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Wiyono, M.Pd.

…………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi.Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003

(15)

PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : SUDARSUN

NPM : 1113108007

Tempat tanggal lahir : Wonokriyo, 30 April 1965

Alamat : Nabang Sari Pasar Baru - Kedondong

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judulPeningkatan Keterampilan Dasar Bermain Sepak Bola Melalui Pembelajaran Kelompok Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kertasana Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran” adalah benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada bulan Oktober 2012. Skripsi ini bukan hasil menjiplak, dan atau hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Bandar Lampung, November 2012

(16)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya tulis ini kepada :

1. Istriku dan anak-anaku tersayang yang senantiasa memotivasi dan

mendukung setia menanti dan selalu mendampingi serta mendo akan atas

keberhasilanku.

2. Kepala sekolah dan rekan guru di SDN Kertasana yang selalu memberi

dukungan.

3. Sahabat-sahabatku yang selalu menemani perjuanganku bersama-sama

dari awal sampai akhir masa kuliahku di Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung

4. Almamater Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

(17)

Judul Skripsi : PENINGKATAN KETERAMPILAN DASAR

BERMAIN SEPAK BOLA MELALUI

PEMBELAJARAN KELOMPOK PADA

SISWA KELAS V SD NEGERI KERTASANA KECAMATAN KEDONDONG KABUPATEN PESAWARAN

Nama Mahasiswa : SUDARSUN Nomor Pokok Mahasiswa : 1113108007

Program Studi : Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Dr. Rahmat

Hermawan, M.Kes.

NIP. 19510507 198103 1 002 NIP.

(18)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Sudarsun dilahirkan di Desa Wonokriyo pada tanggal 30 April 1965, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung dari Bapak Mat Umar dan Ibu Surip.

Pendidikan formal yang telah penulis lalui adalah, 1. SD Negeri 2 Gadingrejo masuk 1973 lulus 1979 2. SMP Negeri Gadingrejo masuk 1979 lulus 1982 3. SGO Negeri Tanjungkarang masuk 1983 lulus 1986 4. D2 Penjaskes masuk 2001 lulus 2003

5. Pada tahun 2011 penulis menjadi mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan yang ditempuh melalui Program S1 dalam Jabatan.

(19)

SANWACANA

Asalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.

Skripsi dengan judul Peningkatan Keterampilan Dasar Bermain Sepakbola melalui Pembelajaran Kelompok pada Siswa Kelas V SD Negeri Kertasana Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharuddin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan 3. Bapak Drs. Wiyono, M.Pd selaku Ketua Program Studi Penjaskes

(20)

5. Bapak Dr. Rahmat Hermawan, M.Kes selaku Penguji utama yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.

7. Segenap Staf dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan kelancaran dalam urusan administrasi.

8. Kepala SD Negeri Kertasana yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian pada siswa kelas V.

9. Siswa-siswi kelas V SD Negeri Kertasana, terimakasih atas waktu dan kerjasamanya.

10. Teman-teman seperjuangan di Program S1 dalam Jabatan.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Wasalamualaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, November 2012 Penulis

(21)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan keseluruhan melalui berbagai aktivitas jasmani yang bertujuan untuk mengem-bangkan individu secara organic, neuromuscular, intelektual dan emosional, selain itu melalui aktivitas jasmani dikembangkan ketrampilan motorik, pengetahuan dan prilaku hidup sehat dan aktif.

Pengertian pendidikan jasmani dalam pedoman khusus yang diterbitkan oleh Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 2003, menge-mukakan definisi Pendidikan Jasmani sebagai berikut :

“Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas

jasmani yang didisain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, dan sikap sportif serta kecerdasan emosi”.

(22)

6

strategis untuk mendidik. Pendidikan jasmani yang dikemukakan oleh Toho Cholik Mutohir dan Rusli Lutan (1996-1997 : 16), mengembangkan definisi pendidikan jasmani sebagai berikut :

“Pendidikan jasmani adalah proses yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani kemampuan dan ketrampilan, kecerdasan dan perkembangan watak, serta kepribadian yang harmonis dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila”

Bila disimpulkan bahwa pendidikan jasmani adalah pendidikan melalui aktitifitas jasmani yang bertujuan untuk meningkatkan perilaku hidup sehat seutuhnya.

B. Hakekat Belajar Mengajar Gerak

Belajar adalah merupakan suatu usaha untuk menambah atau mengumpulkan berbagai pengalaman (Ilmu Pengetahuan). Sedangkan mengajar adalah usaha untuk menyampaikan atau menularkan pengetahuan dan pandangan. Beberapa ahli yang membuat tafsiran tentang belajar dan mengajar, diantaranya :

Menurut Tabrani Rusyani (1989:7), Belajar adalah memodifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut rumusan tersebut bearti bahwa belajar bukan hanya sekedar mengingat melainkan lebih luas dari itu, yaitu mengalami. Hasil belajar bukan hanya penguasa latihan, melainkan perubahan prilaku.

(23)

7

perlu menerapkan pendekatan yang sesuai dengan kodisi dan situasi, sehingga proses belajar mengajar berjalan secara kompleks dan tidak sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa saja, melainkan dalam menyampaikan bahan pelajaran dan dalam kegiatan belajar guru dan peserta didiknya keduanya harus aktif.

Menurut Oemar Hamalik (2006:30), bahwa hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti

C. Sepak Bola

Sepak bola adalah salah satu olahraga yang sangat populer di dunia. Dalam pertandingan, olahraga ini dimainkan oleh dua kelompok berlawanan yang masing-masing berjuang untuk memasukkan bola ke gawang kelompok lawan. Masing-masing kelompok beranggotakan sebelas pemain, dan karenanya kelompok tersebut juga dinamakan kesebelasan. Sepak Bola merupakan suatu permainan yang dilakukan dengan menyepak bola dengan kaki. Di dalam memainkan sepak bola pemain dibenarkan menggunakan seluruh anggota badan kecuali tangan dan lengan dann hanya penjaga gawang yang diizinkan untuk memainkan bola dengan tangan (Sukinta dkk 1979:103). Sepak bola merupakan permainan beregu dimainakan oleh kedua kelompok, masing-masing terdiri dari sebelas pemain termasuk penjaga gawang. Susunan pemainnya dapat dibedakan menjadi barisan penyerang, barisan penghubung, dan barisan pertahanan.

(24)

8

meter sampai 90 meter. Lamanya permainan sepak bola terbagi menjadi dua babak yang sama 45 menit dengan waktu istirahat 10 menit di antara dua babak tersebut.

D. Gerak dasar dalam Permainan Sepakbola

Dalam permainan sepak bola, ada beberapa gerak dasar yang perlu dikuasai oleh seorang calon pemain maupun sebagai bahan pelajaran yang harus dikuasasi pula oleh seorang siswa. Seperti yang dianjurkan oleh Slamet Raharjo (2007:89) bahwa untuk menjadi terampil seorang harus menguasai kemampuan dasar bermain sepakbola yakni kemampuan melakukan teknik dribling, passing, heading, dan throw in sehingga guru dapat mengidentifikasi hasil belajar siswa, demikian gerakan yang lainnya yaitu jugling, stoping, shooting dan tendangan finalti.

Khusus untuk tendangan finalti, pada umumnya tendangan dilakukan dengan menendang bola ke arah gawang dalam sekali gerakan, namum terdapat beberapa pengecualian dimana pemain yang melakukan tendangan penalti menendang bola ke arah temannya sendiri untuk kemudian ditendang ke arah gawang, contohnya tendangan penalti yang dilakukan Robert Pires yang menendang bola ke arah Thierry Henry dalam pertandingan di Liga Utama Inggris antara Arsenal dan Tottenham.

(25)

9

menentukan menang atau kalahnya suatu pertandingan. Jika tendangan penalti dilakukan dengan baik, maka kemungkinan terjadinya gol akan semakin besar.

Ada 2 tipe tendangan penalti : Penempatan Arah (Placer) dan Kekuatan Tendangan (Blaster). Tendangan penalti dengan kekuatan tenaga menggunakan kaki bagian dalam/punggung, sedangkan penempatan arah (Placer) dilakukan dengan menggunakan kaki bagiandalam. Penendang harus memperhatikan juga aspek phisiologi. Hal ini menjadi kunci utama dalam hal menghadapi trik-trik penjaga gawang yang melakukan gerakan-gerakan yang sekiranya akan mengganggu konsentrasi kita.

Ada beberapa konsep dasar dalam melakukan tendangan penalti.

- Pada saat anda menentukan target bola pada bagian gawang, sekali anda menentukan arah, jangan merubahnya pada saat anda mulai menendang bola. - Tendang serendah mungkin jika memungkinkan, anda lebih mudah

menendang kearah bagian atas mistar gawang dibanding bagian bawah mistar gawang.

- Ambilah arah satu dari 2 pojok gawang dan coba lakukan latihan berulang kali untuk mendapatkan tendangan yang bagus.

E. Model Pembelajaran Kelompok

(26)

10

(group teaching), pemecahan masalah (problem solving), dan penemuan terbimbing (guided discovery). Berdasarkan pengamatan dan pengalaman mengajar yang selama ini dilakukan, untuk mengatasi tingkat kesulitan dan meningkatkan keterampilan suatu cabang olahraga yang memiliki gerak dasar yang cukup banyak bagi siswa seperti dalam permainan sepakbola maka model pembelajarn kelompok sangat tepat untuk meningkatkan pembelajaran gerak tersebut, karena kemungkinan siswa mendapat bantuan dari temannya dalam melakukan gerakan tersebut sangat besar, sehingga keadaan ini menjadi motivasi dan sekaligus sebagai cara menduplikasikan gerak dalam meningkatkan keterampilan siswa dalam belajar gerak yang dianggap sangat kompleks tersebut.

F. Hipotesis

(27)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada Bab IV maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Melalui model pembelajaran kelompok dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar sepakbola pada siswa kelas V SD Negeri Kertasana Kabupaten Pesawaran.

2. Dengan meningkatnya kemampuan keterampilan gerak dasar bermain sepak bola maka meningkat pula keterampilan bermain sepak bola pada siswa kelas V SD Negeri Kertasana Kabupaten Pesawaran.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan maka perlu diajukan beberapa saran sebagai berikut :

(28)

25

2. Perlu penelitian yang sejenis tapi pada tingkat dan jenjang pendidikan yang berbeda

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 3.34 Diagram Sequence Melihat Catatan Perubahan Data Opportunity 122 Gambar 3.35 Diagram Sequence Index Data Penawaran

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan antara lain: Wawancara; yaitu merupakan metode pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab sambil bertatap

Aceh Selatan Tahun Anggaran 2013, melakukan Addendum Dokumen Pengadaan untuk Paket tersebut di atas, sbb;... TETAP

Berdasarkan data panjang total larva chironomida yang telah dikelompokkan berdasarkan selang kelas tertentu, perlakuan tanpa penambahan bahan organik tidak

Setelah dilakukan pengujian tingkat akurasi prediksi yang dihasilkan dari uji coba mencapai 94,67% Dari hasil klasifikasi tersebut menghasilkan informasi berupa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Letak tingkat kesulitan siswa di dalam menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan dagang; (2) Hubungan motivasi belajar siswa

Pendekatan Arsitektur Neo -Vernakular digunakan untuk mendapatkan desain arsitektur museum yang menerapkan dengan nilai-nilai budaya Palembang dalam bentuk

yang terjadi pada kadar protein 25% diduga protein yang diberikan masih rendah untuk kebutuhan protein tubuh ikan batak, walaupun diimbangi oleh total. energinya