• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRATIKUM PEMBESARAN PERIKANAN TA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LAPORAN PRATIKUM PEMBESARAN PERIKANAN TA"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK PEMBESARAN PERIKANAN TAWAR

Oleh Kelompok 1

Dina Septalia Lestari B0A012003 Endang Trimurti B0A012009 Ahmad Abdurrahman B0A012014 Margareta Ria S B0A012019 Rosyad Khoirun NasirB0A012026

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGI

PROGRAM STUDI D-III PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum mata kuliah Teknik Pembesaran Perikanan Tawar. Laporan praktikum Teknik Pembesaran Perikanan Tawar ini dibuat guna memenuhi persyaratan mengikuti ujian akhir praktikum mata kuliah Teknik Pembesaran Perikanan Tawar di Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Seluruh staf dosen mata kuliah Teknik Pembesaran Perikanan Tawar Fakultas Biologi, Program Studi D-III Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Dan Kelautan, Universitas Jenderal Soedirman.

2. Semua pihak yang telah membantu penyusunan laporan ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk pengembangan penulisan selanjutnya dan demi penyempurnaan laporan ini. Penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak.

Purwokerto, Juli 2014

(3)

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR JUDUL... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI ... iii

(4)

ACARA I

MENGUKUR HUBUNGAN PANJANG DAN BERAT IKAN

Oleh Kelompok 1

Dina Septalia Lestari B0A012003 Endang Trimurti B0A012009 Ahmad Abdurrahman B0A012014 Margareta Ria S B0A012019 Rosyad Khoirun NasirB0A012026

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGI

PROGRAM STUDI D-III PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN

(5)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran, baik panjang maupun berat. Pertumbuhan dipengaruhi faktor genetik, hormon, dan lingkungan (zat hara). Ketiga faktor tersebut bekerja saling mempengaruhi, baik dalam arti saling menunjang maupun saling menghalangi untuk mengendalikan perkembangan ikan (Fujaya,1999).

Berat dapat di anggap sebagai suatu fungsi dari panjang.hubungan panjang dan berat hamper mengikuti hukum kubik yaitu berat ikan sebagai pangkat tiga dari panjangnya. Tetapi hubungan yang terdapat pada ikan sebenarnya tidak tidak demikian karena bentuk dan panjang ikan berbeda-beda (Effendi, 2002). Perbedaan nilai b pada ikan tidak saja antara populasi yang berbeda dari spesies yang sama, tetapi juga antara populasi yang sama pada tahun–tahun yang berbeda yang barangkali dapat diasosiasikan dengan kondisi nutrisi mereka. Hal ini bisa terjadi karena pengaruh faktor ekologis dan biologis (Ricker, 1975). Ukuran ikan ditentukan berdasarkan panjang atau beratnya. Ikan yang lebih tua, umumnya lebih panjang dan gemuk. Pada usia yang sama, ikan betina biasanya lebih berat dari ikan jantan. Pada saat matang telur, ikan mengalami penambahan berat dan volume. Setelah bertelur beratnya akan kembali turun. Tingkat pertumbuhan ikan juga dipengaruhi oleh ketersediaan makanan dilingkungan hidupnya (Poernomo, 2002 ).

Pengukuran panjang ikan dalam penelitian biologi perikanan hendaknya mengikuti suatu ketentuan yang sudah lazim digunakan. Dalam hal ini panjang ikan dapat diukur dengan menggunakan sistem metrik ataupun sistem lainnya (Effendie, 1979).

B. Tujuan

(6)

C. Manfaat

(7)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran, baik panjang maupun berat. Pertumbuhan dipengaruhi faktor genetik, hormon, dan lingkungan (zat hara). Ketiga faktor tersebut bekerja saling mempengaruhi, baik dalam arti saling menunjang maupun saling menghalangi untuk mengendalikan perkembangan ikan (Fujaya,1999).

Berat dapat di anggap sebagai suatu fungsi dari panjang.hubungan panjang dan berat hampir mengikuti hukum kubik yaitu berat ikan sebagai pangkat tiga dari panjangnya. Tetapi hubungan yang terdapat pada ikan sebenarnya tidak tidak demikian karena bentuk dan panjang ikan berbeda-beda (Effendi, 2002). Perbedaan nilai b pada ikan tidak saja antara populasi yang berbeda dari spesies yang sama, tetapi juga antara populasi yang sama pada tahun–tahun yang berbeda yang barangkali dapat diasosiasikan dengan kondisi nutrisi mereka. Hal ini bisa terjadi karena pengaruh faktor ekologis dan biologis (Ricker, 1975). Ukuran ikan ditentukan berdasarkan panjang atau beratnya.Ikan yang lebih tua, umumnya lebih panjang dan gemuk. Pada usia yang sama, ikan betina biasanya lebih berat dari ikan jantan. Pada saat matang telur, ikan mengalami penambahan berat dan volume. Setelah bertelur beratnya akan kembali turun. Tingkat pertumbuhan ikan juga dipengaruhi oleh ketersediaan makanan dilingkungan hidupnya (Poernomo, 2002 ).

Pengukuran panjang ikan dalam penelitian biologi perikanan hendaknya mengikuti suatu ketentuan yang sudah lazim digunakan.Dalam hal ini panjang ikan dapat diukur dengan menggunakan sistem metrik ataupun sistem lainnya (Effendie, 1979).

(8)
(9)

III. MATERI DAN METODE

A. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah timbangan, nampan, ember, milimeter blok, serok dan alat tulis.

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ikan nila dan ikan nilem.

B. Cara kerja

1. Ikan Sampel disiapkan sebanyak 45 ekor dan alat-alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran.

2. Dilakukan penimbangan bobot ikan dengan menggunakan alat timbangan. 3. Ditentukan karakter apasaja yang akan diukur .

4. Setelah itu dilakukan pengukuran panjang total dengan menggunakan milimeter blok. Panjang total diukur mulai dari ujung mulut terdepan sampai bagian ujung ekor paling belakang.

5. Dilakukan pengukuran panjang standar dengan menggunakan milimeter blok.

(10)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

[image:10.595.108.398.180.434.2]

A. Hasil

Tabel 1 Pengukuran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) No . Panjang Awal (cm) Berat Awal (gr) Panjang Akhir (cm) Berat Akhir (gr)

1 6,8 6 7 5,26

2 8,5 7 6,3 4,26

3 7,6 6,5 6 3,80

4 5,9 4 6,3 3,99

5 6,5 6 6,5 4,26

6 8,8 11 5,5 2,91

7 7,4 6 4,8 1,96

8 6,5 6,5 5,7 3,45

9 6 4 6,7 4,60

10 7 6 6,8 5,04

11 5,5 5 5,7 2,95

12 5,7 4 5,5 3,17

13 5 4 5,8 3,03

14 5,8 4 5,5 2,54

[image:10.595.108.398.473.726.2]

15 5,5 5 5,8 2,90

Tabel 2 Pengukuran Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) No . Panjang Awal (cm) Berat Awal (gr) Panjang Akhir (cm) Berat Akhir (gr)

1 8 7,5 6,8 3,19

2 7,5 7 9,3 8,73

3 7 4 8 5,64

4 10,5 13 8 5,15

5 7,5 7 7,5 4,86

6 7,5 5 7,9 4,79

7 9 8 7,5 4,45

8 9,5 8 7,5 4,52

9 7 6 7,5 4,16

10 7,5 5 7,4 4,81

11 7 4 7,5 4,87

12 8 7,5 6,8 3,21

13 8,5 7,7 7 3,40

14 9 8 7,5 3,85

(11)
[image:11.595.106.439.108.398.2]

Tabel 3 Pengukuran polikultur Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dan Ikan Nilem (Osteochillus hasselti)

No . Individu Panjang Awal (cm) Berat Awal (gr) Panjang Akhir (cm) Berat Akhir (gr)

1 Nila 6,8 6 7,5 7,33

2 Nila 7,6 6,5 8,5 9,9

3 Nila 5,9 4 6,9 4,82

4 Nila 6,5 6 7 5,16

5 Nila 6,5 6,5 6,9 5,28

6 Nila 5,7 4 6,5 4,33

7 Nila 7 6 7,6 7,34

8 Nilem 8 7,5 10 12,22

9 Nilem 7,5 7 7,5 7,30

10 Nilem 10,5 13 9,5 7,26

11 Nilem 7 4 7,9 4,71

12 Nilem 9 8 9 6,45

13 Nilem 9,5 8 8,9 7,54

14 Nilem 7,5 7 7,2 4,65

15 Nilem 7,5 5 7,8 5,55

B. Pembahasan

Pertumbuhan ikan merupakan hasil dari konsumsi, asimilasi makanan oleh tubuh organism. Seperti hewan yang lain, prosses pertumbuhan ikan tergantung jenis ikan dan kemampuan hidupnya beserta lingkungannya. Persediaan makanan yang terbatas kemungkinan dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan kecilnya tubuh ikan. Tetapi pada ikan ukuran kecil seperti anohovy, gambusid, dan sebagainya. Jumlah populasi juga tergantung adanya predator (Dani dan Sutjiati, 1985).

(12)

cepat pada akhir pemeliharaan mempunyai panjang 9,3 cm dan berat 8,73 gr. Pada akhir pemeliharaan ikan nilem banyak ikan yang mengalami penurunan berat tubuh. Ikan nilem yang pertumbuhannya lambat mempunyai panjang 6,8 cm dan berat 3,19 gr. Hal ini dapat disebabkan oleh padat penebaran dan pemberian pakan yang tidak merata. Sedangkan pada pemeliharaan polikultur dengan memelihara ikan nila dan nilem secara bersamaan didapatkan hasil pengamatan yaitu terdapat ikan yang pertumbuhannya lebih cepat dan ada pula ikan yang pertumbuhannya lambat, selain itu terjadi penurunan berat pada beberapa ikan. Dalam pemeliharaan antara ikan nilem dan ikan nila ini, pertumbuhan yang lebih cepat di alami oleh ikan nilem. Hal ini dapat disebabkan karena adanya faktor yang mempengaruhi pertumbuhan seperti suhu air, kandungan oksigen terlarut dan ammonia, salinitas dan fotoperiod. Faktor-faktor tersebut berinteraksi satu sama lain dan bersama-sama dengan faktor-faktor lainnya seperti kompetisi, jumlah dan kualitas makanan, umur dan tingkat kematian mempengaruhi laju pertumbuhan ikan.

Pengukuran berat dari berbagai penimbangan ikan yang paling tepat adalah dengan menggunakan timbangan duduk dan timbangan gantung, adapan keuntungan yang dimiliki dari kedua timbangan ini adalah bekerjanya lebih teliti, pengaruh dari luar seperti angin dapat dikurangi, serta pendugaan pertama terhadap berat ikan yang ditimbang tidak perlu dilakukan, karena secara langsung dapat menunjukkan beratnya (Abdul, 1985).

Pengukuran panjang ikan dalam penelitian biologi perikanan hendaknya mengikuti suatu ketentuan yang sudah lazim digunakan. Dalam hal ini panjang ikan dapat diukur dengan menggunakan sistem metrik ataupun sistem lainnya (Effendie, 1979). Lebih lanjut dikatakan bahwa dalam pengukuran tersebut nantinya akan diperoleh nilai b, yang ikut menentukan seimbang tidaknya antara berat dan panjang ikan. Dimana nilai b yang mungkin muncul adalah b<3, b=”3″>3.

(13)

panjang maupun berat. Pertumbuhan dipengaruhi faktor genetic, hormone, dan lingkungan (zat hara). Ketiga faktor tersebut bekerja saling mempengaruhi, baik dalam arti saling menunjang maupun saling menghalangi untuk mengendalikan perkembangan ikan.

Hubungan panjang dan berat ikan memberikan suatu petunjuk keadaan ikan baik itu dari kondisi ikan itu sendiri dan kondisi luar yang berhubungan dengan ikan tersebut. Diantaranya adalah keturunan,sex, umur, parasit dan penyakit. Pada keturunan yang berasal dari alam sangat sulit di control, untuk mendapatkan pertumbuhan yang baik, ikan mempunyai kecepatan pertumbuhan yang baik, ikan mempunyai kecepatan pertumbuhan yang berbeda pada tingkat umur dimana waktu muda pertumbuhan cepat, dan ketika tua menjadi lamban, dan parasit dan penyakit sangat mempengaruhi bila yang diserang adalah organ-organ pencernaan. Faktor luar yang utama adalah makanan dan suhu perairan makanan dengan kendungan nutrisi yang baik akan menunjang pertumbuhan dari ikan tersebut sedangkan suhu akan mempengarihi prooses kimiawi tubuh (Effendie, 2002).

Hubungan panjang-berat ikan merupakan salah satu informasi pelengkap yang perlu diketahui dalam kaitan pengelolaan sumber daya perikanan, misalnya dalam penentuan selektifitas alat tangkap agar ikan–ikan yang tertangkap hanya yang berukuran layak tangkap (Vanichkul & Hongskul dalam Merta, 1993). Lebih lanjut Richter (2007) & Blackweel (2000), menyebutkan bahwa pengukuran panjang–berat ikan bertujuan untuk mengetahui variasi berat dan panjang tertentu dari ikan secara individual atau kelompok-kelompok individu sebagai suatu petunjuk tentang kegemukan, kesehatan, produktifitas dan kondisi fisiologis termasuk perkembangan gonad. Analisa hubungan panjang-berat juga dapat mengestimasi faktor kondisi atau sering disebut dengan index of plumpness, yang merupakan salah satu hal penting dari pertumbuhan untuk membandingkan kondisi atau keadaan kesehatan relatif populasi ikan atau individu tertentu (Everhart & Youngs, 1981).

(14)
(15)

V. KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapatkan yaitu

1. Mahasiswa dapat mengetahui pertumbuhan ikan dengan mengukur hubungan antara panjang dan berat ikan.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, R. 1985. Ekologi Ikan. Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya, Malang. Blackweel, B.G., M.L. Brown & D.W. Willis. 2000. Relative weight (Wr) status and current use in fisheries assessment and management. Reviews in fisheries Science, 8: 1-44.

Dani, Abdul R dan Sutjiati. 1985. Ekologi Ikan. Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya. Malang.

Efendi, H., 2002. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Kanisius; Yogyakarta.

Effendie, I.M., 1979. Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan IPB, Bogor.

Everhart, W.H., W.D. Youngs. 1981. Principles of fishery Science. 2nd Edition Comstock Publishing Associates, a division of Cornell University Press, London.

Fujaya, Y., 1999. Fisiologi ikan.Rineka Cipta; Jakarta.

Heru Susanto, 1988. Budidaya Ikan Di Pekarangan. Penebar Swadaya, Jakarta. Merta, I.G.S. 1993. Hubungan panjang – berat dan faktor kondisi ikan lemuru,

Sardinella lemuru Bleeker, 1853 dari perairan Selat Bali. Jurnal Penelitian Perairan Laut, 73 : 35 - 44.

Ricker, W.E. 1975. Computation and interpretation of biological statistics offish populations. Fish. Res. Bd. Can. Bull. 191: 382 pp.

Richter, T.J. 2007. Development and evaluation of standard weight equations for bridgelip sucker and largescale sucker. North American Journal of Fisheries Management, 27: 936-939.

(17)

ACARA II

MEMBUAT BAK TERPAL

Oleh Kelompok 1

Dina Septalia Lestari B0A012003 Endang Trimurti B0A012009 Ahmad Abdurrahman B0A012014 Margareta Ria S B0A012019 Rosyad Khoirun NasirB0A012026

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGI

PROGRAM STUDI D-III PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN

(18)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemenuhan ikan air tawar yang ada di pasaran sebagian besar berasal dari hasil budi daya, bukan dari hasil penangkapan.Oleh karena itu saat ini budi daya ikan air tawar merupakan alternatif untuk menghasilkan ikan konsumsi.Namun untuk memperoleh hasil yang optimal tentu dibutuhkan sarana dan prasarana produksi yang menunjang diantaranya adalah kolam sebagai media budi daya.

Usaha budidaya ikan tidak harus dilakukan di tempat yang luas, banyak air dan modal yang besar. Budidaya ikan juga bisa memanfaatkan keterbatasan lahan dan modal usaha, tetapi bisa mendapatkan hasil yang optimal dan menguntungkan.Salah satu alternatif yang dapat diambil dan mudah dilakukan adalah membuat kolam pemeliharaan ikan dari terpal plastik.

Pembuatan kolam terpal untuk budidaya ikan terbilang mudah, sehingga setiap orang dapat membuatnya dan tidak membutuhkan biaya yang terlalu besar bila dibandingkan dengan kolam tanah atau tembok. Tidak heran bila saat ini kolam terpal semakin banyak digunakan sebagai media pemeliharaan ikan. Berbagai alasan tentu saja menyertai semakin maraknya penggunaan kolam tersebut. Proses pembuatannya yang relative cepat, mudah dan murah merupakan alasan kenapa masayarakat memilih kolam terpal.

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk membuat bak terpal.

C. Manfaat

(19)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Faktor penting yang harus diperhatikan dalam pembuatan kolam terpal: a. Jenis ikan yang akan dibudidayakan.Hal ini penting karena tidak semua

jenis ikan cocok dibudidayakan dalam kolam terpal.

b. Ukuran ikan.Ukuran ikan yang dibudidayakan berpengaruh terhadap ketingian kolam. Sebagai contoh untuk benih ikan gurame dan benih ikan lele tidak memerlukan kolam yang dalam tetapi cukup dengan ketinggian air 20 – 30 cm.

c. Keseimbangan antara volume air denga kerangka penyangga harus kuat. d. Dasar kolam tempat peletakan terpal harus rata.

Sebaiknya dasar kolam harus diratakan dahulu dan bebas dari berbagai materialyang dapat merusak terpal.Lapisi dasar kolam dengan serbuk gergaji atau sekam setebal 5 cm sebelum terpal dipasang. Begitu pula dengan kerangka/bingkai terpal tidak berbahan tajam yang membuat terpal robek. Jika kerangka terbuat dari besi jangan menggunakan besi yang mudah berkarat karena bisa membuat terpal mudah sobek.

e. Saluran pembuangan air kolam.

Bila saluran pembuangan air kolam dibuat dengan cara melubangi bagian dasar terpal, sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan pastikan terpal tidak bocor. Untuk lebih aman sebaiknya saluran pembuangan air kolam menggunakan system kapiler dengan selang sedot.

JENIS – JENIS KOLAM TERPAL

Terpal memiliki beberapa keunggulan yaitu murah, efisien, tersedia dalam berbagai ukuran serta dapat ditempatkan diberbagai lokasi. Berdasarkan peletakkannya, kolam terpal dapat dibagi menjadi dua :

a. Kolam terpal diatas permukaan tanah

(20)

Bahan kerangka kolam, baik cagak penyangga horisontalnya dapat dibuat dari kayu, bambu, pipa ledeng atau batu bata. Untuk ukuran kolam tidak ada aturan baku yang akan dijadikan patokan. Hanya saja para pembudidaya umumnya membuat kolam dengan ukuran sesuai dengan ukuran terpal, misalnya 2 X 3 X 1 m, 4 X 5 x 1 m atau 4 X 8 X 1 m.

b. Kolam terpal di dalam tanah

(21)

III. MATERI DAN METODE

A. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gergaji, paku, meteran, spidol, palu, aerator dan penggaris.

Bahan yang digunakan adalah papan, terpal,sterefoam, ikan nila dan ikan nilem.

B. Cara kerja

1. Ukuran bak terpal sitentukan terlebih dahulu dengan panjang 3 m x 1,2 m x 40 cm dan papan diukur dengan mengunakan meteran.

2. Papan dipotong sesuai ukuran dengan mengunakan gergaji. 3. Papan yang sudah dipotong di paku dengan palu.

4. Setelah semua papan disatukan dan dirakit hingga menjadi bak, lalu sterefoam di pasang pada dasar bak.

5. Dilanjutkan dengan pemasangan terpal pada kerangka papan lalu dirapikan setiap sudutnya dan terpal dipaku pada papan agar kuat.

(22)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

[image:22.595.116.289.149.293.2]

A. Hasil

[image:22.595.335.507.154.295.2]
(23)
[image:23.595.225.400.84.231.2]

Gambar 3 Pemasangan Terpal dan Pengisian Air B. Pembahasan

Kolam terpal adalah kolam yang terbuat dari bahan terpal tahan air. Kolam terpal ini merupakan salah satu cara budidaya ikan baik ikan lele, nila dan lain lain yang biayanya relatif murah jika dibandingkan dengan kolam lain seperti kolam tanah dan kolam semen.

 Cara Membuat Kolam Terpal

Pada dasarnya membuat kolam terpal cukup mudah, yang terpenting harus memperhatikan kekuatan konstruksi dalam menahan beban air dan ikan yang dipelihara. Disamping itu kolam tidak boleh bocor. Berikut ini disajikan cara membuat kolam terpal yang menggunakan kerangka bambu.

A. Persiapkan bambu yang akan digunakan sebai kerangka. Pasang bambu sebagi pasak atau tonggak sepanjang keliling kolam sesuai ukuran yang diinginkan atau sesuai ukuran terpal yang telah dipersiapkan. Banyaknya tiang tonggak disesuaikan dengan ukuran kolam . Paling sediit setiap satu meter terdapat satu tiang pasak/tonggak. Kolam terpal dapat dibuat dengan ukuran 2 X 3 X 1 m, 4 X 5 x 1 m atau 4 X 8 X 1 m.

B. Selanjutnya pasang belahan bambu secara melintang atau horizontal di sebelah dalam tiang pasak atau tonggak dengan dipakukan pada tiang pasak/tonggak tersebut. Untuk ketinggian satu meter paling sedikit diperlukan 6 belah bambu.

(24)

kerangka siap digunakan, pasang terpal di bagian dalam kerangka bamboo tadi, kemudian ikat terpal pada sertiap lobangnya sekeliling kerangka bambu. Pastikan terpal sudah terpasang dengan rapih dan siap untuk diisi air.

D. Pasang pipa atau selang untuk saluran pengeluaran air, pasa saat kolam kelebihan air (Herdiana, 2011).

 Persiapan Kolam Sebelum Digunakan:

Persiapan kolam dan air bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan dan pertumbuhan pakan alami. Adapun Langkah-langkah persiapan yang harus dilakkan adalah sebagai berikut.

a. Pencucian dan Pengeringan.

Cucilah terpal dengan air yang bersih, terlebih lagi apabila terpal yang digunakan merupakan terpal bekas pakai, atau kolam selesai panen kemudian jemur selama 2-3 hari. Pencucian kolam bertujuan untuk membersihkan kotoran berupa tanah dan lumpur yang masih melekat pada kolam. Sementara pengeringan bertujuan untuk membunuh bibit penyakit yang kemungkinan menempel pada terpal.

b. Pengapuran.

Pengapuran bertujuan untuk memberantas hama dan penyakit yang tidak mati selama proses pengeringan serta untuk memperbaiki kualitas air terutama bila pH air bersifat asam. Kapur yang digunakan berupa kapur dolomit, tohor atau kaptan. Dosis yang dianjurkan adalah 20-200 gr/m2. Untuk kolam dengan pH air rendah dapat diberikan kapur lebih banyak.

c. Pemupukan

Pemupukan kolam bertujuan untuk menumbuhkan pakan alami, berupa mikroba. Pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk kandang berupa kotoran ayam dengan dosis 250 – 700 gr/m2, UREA dengan dosis 10 – 15 gr/m2 dan SP 36 dosis 6 – 10 gr/m2.

d. Pengisian air

(25)
(26)

V. KESIMPULAN

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Herdiana, A., 2011. Pembesaran Lele di Kolam Terpal. Penebar Swadaya. Jakarta Mubyarto, 1999. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Yogyakarta.

Gambar

Tabel 2 Pengukuran Ikan Nilem (Osteochillus hasselti)
Tabel 3 Pengukuran polikultur Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dan Ikan
Gambar 1 kerangka bak terpal
Gambar 3 Pemasangan Terpal dan Pengisian Air

Referensi

Dokumen terkait

PEMENANG NOMOR DAN TGL KONTRAK / SURAT PESANAN SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK) SANGGAH / SANGGAH BANDING / PENGADUAN. LAPORAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TAHUN

Apabila kayu tersebut tidak diambil akan mengakibatkan resiko bagi nelayan nantinya, karena air sungai (air bah) tersebut arusnya akan pergi kelaut dan apabila balok

Sebelum digunakan, inkubator, wadah dan alat-alat untuk mengambil telur dicuci dengan alkohol 10%, sedangkan air yang digunakan diberi larutan Malachite green dengan

Kalau membunuh diri karena sebab tidak tahan dengan ujian Allah swt diharamkan, lantas bagaimana dengan bunuh diri dalam rangka mempertahankan kedaulatan

mahasiswa kelas khusus internasional yang mengkuti program KBK 2005 tahun V hanya dapat memilih rombongan 3 yang diselenggarakan dalam bahasa Inggris, yaitu kelompok

Sedangkan nama BPR milik Pemerintah yang lebih baik di Propinsi Jawa Tengah adalah PD BPR Bank Tegal Gotong Royong yang terletak di Kabupaten Tegal dengan rasio 243% dan BPR

Setelah intervensi hari tiga sampai 7 (minggu pertama) peneliti melakukan evaluasi kepada responden dengan hasil terjadi penurunan nyeri dengan intensitas kadang

Pada layar ini yang tampilannya dapat dilihat pada gambar 4.5, ditampilkan general life table yang memuat angka harapan hidup saat lahir hingga tua untuk laki-laki dengan