ABSTRAK
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE
INQUIRY PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
KELAS V SD NEGERI 1 BHAKTI NEGARA WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh : Mega Rina Wati
Permasalahan penelitian ini adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 1 Bhakti Negara. Siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) hanya 10 siswa (28,58%) dari jumlah keseluruhan 35 siswa dan nilai rata-rata kelasnya rendah yaitu 47,7. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui metode inquiry.
Penelitian ini menggunakan Metode Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini berupa lembar observasi dan tes. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran, sedangkan tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui metode inquiry pada pembelajaran matematika dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan persentase aktivitas dan hasil belajar siswa. Pada siklus I aktivitas siswa berada pada kualifikasi cukup aktif dengan rata-rata persentase 56,56%, siklus II kualifikasi aktif dengan rata-rata persentase 65,8%, dan pada siklus III menjadi sangat aktif dengan rata-rata persentase 81,64%. Pada hasil belajar siswa, siswa yang mencapai ketuntasan pada siklus I sebesar 60,00% dengan nilai rata-rata 52,22, siklus II menjadi 85,71% dengan kualifikasi sangat tinggi dan nilai rata-rata 60,14 dengan kualifikasi tinggi, dan pada siklus III meningkat menjadi 88,57% dengan nilai rata-rata 70,94 dengan kualifikasi tinggi. Pada kinerja guru siklus I rata-rata parsentase 59,45 % dengan kualifikasi cukup, siklus II rata-rata persentase 72,42% dengan kualifikasi aktif, dan siklus III rata-rata persentase 84,32% dengan kualifikasi sangat aktif.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa metode inquiry dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Bhakti Negara Way Kanan Tahun 2011/2012.
BAB III
METODEPENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis PTK yang difokuskan pada situasi kelas yang
lazim dikenal classroom action research (Wardhani, dkk., 2007:1.3). Menurut Arikunto (2006:58) yang dimaksud dengan PTK adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran dikelasnya. PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang terjadi
dikelas, bukan pada input kelas (silabus, materi, dan lain-lain) ataupun output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi didalam kelas. Sesuai
dengan metode PTK, prosedur penelitian yang akan ditempuh adalah suatu bentuk
proses pengkajian berdaur siklus yang terdiri dari 4 tahapan dasar yang saling terkait
dan berkesinambungan yaitu: (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan (acting), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting) (Wardhani, dkk., 2007: 2.4).
B. Rencana Penelitian 1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN 1 Bhakti Negara Way Kanan.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2011/2012
(penyusunan proposal PTK, seminar proposal, penyusunan RPP dan lembar kerja
siswa) sampai tahap pelaksanaan dan tahap pelaporan.
C. Subjek Penelitian
Penelitian tindakan ini dilaksanakan secara kolaborasi partisipasi antara peneliti
dengan guru kelas V SDN 1 Bhakti Negara Way Kanan. Adapun subjek penelitian
adalah guru dan siswa kelas V SDN 1 Bhakti Negara Way Kanan dengan jumlah 35
anak terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan.
D. Sumber Data
Sumber data adalah pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan atau data.
Sumber data tersebut antara lain:
1. Guru berupa data kualitatif.
2. Siswa berupa data kualitatif dan kuantitatif.
E. Teknik Pengumpul Data
Pengumpulan data ini dilaksanakan selama pelaksanaan tindakan.
1. Non tes, Observasi, dilakukan dengan cara mengamati aktivitas pembelajaran
yang dilakukan oleh guru dan siswa.
2. Tes, digunakan untuk mengetahui tentang sejauh mana pengetahuan siswa
tentang materi yang telah diajarkan.
F. Alat Pengumpulan Data
1. Lembar panduan observasi, digunakan untuk mengumpulkan data mengenai
aktivitas kinerja guru dan aktivitas belajar siswa selama penelitian tindakan
kelas dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan metode inquiry. 2. Tes, berupa evaluasi, berfungsi untuk mengetahui pencapaian hasil belajar siswa
tersebut dibuat mengacu pada kompetensi dan materi pembelajaran yang telah
disampaikan pada tiap-tiap siklus.
G. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan
kuantitatif.
1. Analisis Kualitatif
Digunakan untuk menganalisis aktivitas belajar siswa, serta menganalisis kinerja
guru selama proses pembelajaran berlangsung.
a. Nilai aktivitas setiap siswa diperoleh dengan rumus:
NP =
Mx %
Keterangan:
NP = nilai yang dicari atau diharapkan R = skor mentah yang diperoleh siswa
SM = skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100 = bilangan tetap
(sumber dari Purwanto, 2008: 102)
Setelah diperoleh persentase hasil kegiatan siswa, kemudian dikategorikan
sesuai dengan kualifikasi hasil observasi seperti pada tabel 2 di bawah ini.
Tabel 3.1. Kualifikasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Nilai Aktivitas (NA) Yang
Data kinerja guru diperoleh dari pengalaman langsung kinerja guru ketika
melaksanakan pembelajaran di kelas. Analisis kualitatif pada lembar penilaian
kinerja guru, menggunakan teknik persentase:
Keterangan
NP = Nilai persen yang dicari atau diharapkan R = Skor mentah yang diharapkan siswa
SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100 = Bilangan tetap
(sumber dari Purwanto, 2009: 41)
Setelah diperoleh persentase mengenai kinerja guru dalam melaksanakan
pembelajaran, kemudian dikategorikan sesuai dengan kualifikasi hasil
observasi kinerja guru seperti pada tabel 3.2.
Tabel 3.2. Kualifikasi Hasil Observasi Kinerja Guru Nilai Aktivitas (NA) Yang
a. Nilai yang didapat berupa data kuantitatif seperti tes hasil belajar siswa secara
individual dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
NP= � %
S = nilai yang di cari/ diharapkan
R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab N = skor maksimum dari tes
100 = bilangan tetap
(sumber: Adaptasi Purwanto, 2008: 112).
b. Nilai rata-rata seluruh siswa didapat dengan menggunakan rumus:
Rumus : X = ��
Keterangan:
X = rata-rata hitung nilai
N = banyak siswa
X1 = nilai siswa
(sumber: Herriyanto, dkk., 2008: 4.2)
c. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal,
digunakan rumus sebagai berikut:
Ketuntasan Klasikal =siswa yang tuntas belajarsiswa �
(sumber : Purwanto, 2008: 102)
Tabel 3.3. Ktitaria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa %
Tingkat keberhasilan (%) Arti
>80% Sangat Tinggi
60-79% Tinggi
40-59% Sedang
20-39% Rendah
<20% Sangat Rendah
(sumber: Aqib, dkk., 2009: 41)
H. Indikator Keberhasilan Pembelajaran
Penggunaanmetode inquiry pada pembelajaran matematika dalam penelitian ini dikatakan berhasil apabila:
1. Persentase aktivitas siswa meningkat setiap siklusnya, dan mencapai ≥ 75% yang
aktif.
Tingkat ketuntasan belajar siswa secara klasikal mencapai ≥75%, dengan kriteria
ketuntasan minimun yang telah ditentukan sekolah yaitu sebesar 51.
I. Prosedur Penilaian
Prosedur penelitian yang digunakan berbentuk siklus, di mana siklus ini tidak hanya
berlangsung satu kali namun dilaksanakan beberapa kali hingga tujuan
pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai. Daur ulang dalam penelitian tindakan
kelas diawali dengan perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (action), mengobservasi tindakan (observing) dan melakukan refleksi (reflecting) dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai
(Hopkins dalam Arikunto, 2006: 105)
Perencanaan I
Pelaksanaan I SIKLUS I
Pengamatan I Refleksi I
Gambar 2. Diagram Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas Sumber: Modifikasi dari Arikunto (2006:16)
J. Urutan Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tiga siklus dan masing-masing siklus
memiliki empat tahap kegiatan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi.
Adapun siklus tersebut antara lain:
1. Siklus I
Pada siklus 1 materi pembelajaran adalah “mengidentifikasi sifat-sifat bangun
datar”.
1) Tahap Perencanaan (planning)
1. Menetapkan materi pelajaran, yaitu materi kelas V sesuai dengan
kurikulum yang berlaku saat ini di SDN 1 Bhakti Negara Way Kanan.
2. Membuat pemetaan SKKD dan silabus.
3. Menyusun rencana perbaikan pembelajaran (RPP).
4. Menyiapkan media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
5. Menyiapkan intrumen yang digunakan dalam siklus PTK (lembar
observasi untuk melihat aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran
6. Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
2) Tahap pelaksanaan (Acting) a. Kegiatan Awal
1. Guru menertibkan siswa untuk belajar.
2. Guru menyampaikan apersepsi berupa menyampaikan tujuan
pembelajaran dengan mengingatkan kembali kepada siswa tentang
materi yang lalu.
3. Guru memotivasi siswa untuk belajar dengan mengaitkan materi yang
akan dipelajari dengan materi yang telah lalu.
b. Kegiatan Inti
1. Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang
beranggotakan 6 sampai 7 siswa.
2. Guru meminta ketua kelas untuk maju kedepan dan mengambil
amplop yang berisi gambar bangun datar dan LKS.
3. Siswa diberikan waktu selama kurang lebih lima menit untuk
membaca soal dan menjawab soal yang terdapat di LKS, kemudian
siswa menulis hipotesis atau jawaban sementara dari pertanyaan yang
ada di LKS.
4. Siswamengamati gambar yang telah diberikan kepada masing-masing
kelompok untuk mempermudah siswa mengerjakan LKS dan
menemukan jawaban yang tepat.
5. Setelah siswa menemukan jawaban kemudian didiskusikan bersama
6. Masing-masing kelompok menuliskan hasil kerja tentang sifat-sifat
bangun datar dan dilanjutkan dengan menuliskan jawaban dipapan
tulis. Kegiatan ini dilakukan dengan cara sebagai berikut: siswa
menuliskan jawaban dipapan tulis secara bergantian.
7. Guru memberikan penguatan kepada kelompok yang maju.
8. Kelompok yang lainnya diminta untuk menanggapi jawaban dari
temannya yang maju.
c. Kegiatan Akhir
1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
materi sifat-sifat bangun datar yang belum dipahami.
2. Siswa diberi penguatan dan pesan-pesan moral.
3. Di akhir pembelajaran guru memberikan tes evaluasi hasil belajar.
4. Guru memberikan pekerjaan rumah.
3) Observasi (observing)
Selama proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir diamati
oleh observer dengan memberikan tanda ceklis pada lembar panduan observasi
mengenai aktivitas belajar siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran
berlangsung.
4) Refleksi (reflection)
Dalam kegiatan refleksi adalah membahas sesuatu yang terjadi dalam siklus I
yang dilakukan oleh guru baik itu kelebihan atau kelemahan selama proses
pembelajaran berlansung. Kelemahan atau kekurangan yang terjadi pada
proses pembelajaran akan dilakukan perbaikan pada siklus II. Sedangkan
selanjutnya dan dapat dijadikan contoh dalam melaksanakan pembelajaran
yang akan datang.
2. Siklus II
Pada siklus II materi pembelajaran adalah “sifat-sifat kesebangunan dan simetri”.
1) Tahap Perencanaan (planning)
1. Menetapkan materi pelajaran, yaitu mengenai sifat-sifat kesebangunan dan
simetri kelas V sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat ini di SDN 1
Bhakti Negara Way Kanan.
2. Membuat pemetaan SKKD dan silabus.
3. Menyusun rencana perbaikan pembelajaran (RPP).
4. Menyiapkan media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
5. Menyiapkan intrumen yang digunakan dalam siklus PTK (lembar
observasi untuk melihat aktivitas siswa dan guru, instrumen penilaian
hasil belajar, dan lembar kerja siswa.
6. Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
2) Tahap pelaksanaan (Acting) a. Kegiatan Awal
1. Guru menertibkan siswa untuk belajar.
2. Guru menyampaikan apersepsi berupa menyampaikan tujuan
pembelajaran dengan mengingatkan kembali kepada siswa tentang
materi yang lalu.
3. Guru memotivasi siswa untuk belajar dengan mengaitkan materi yang
b. Kegiatan Inti
1. Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang
beranggotakan 6 sampai 7 siswa.
2. Guru meminta ketua kelas untuk maju kedepan dan mengambil
amplop yang berisi gambar bangun datar dan LKS.
3. Siswa diberikan waktu selama kurang lebih lima menit untuk
membaca soal dan menjawab soal yang terdapat di LKS, kemudian
siswa menulis hipotesis atau jawaban sementara dari pertanyaan yang
ada di LKS.
4. Siswa mengamati gambar yang telah diberikan kepada
masing-masing kelompok untuk mempermudah siswa mengerjakan LKS dan
menemukan jawaban yang tepat.
5. Setelah siswa menemukan jawaban kemudian didiskusikan bersama
kelompok dan menyimpulkan jawaban.
6. Masing-masing kelompok menuliskan hasil kerja tentang sifat-sifat
bangun datar dan dilanjutkan dengan menuliskan jawaban dipapan
tulis. Kegiatan ini dilakukan dengan cara sebagai berikut: siswa
menuliskan jawaban dipapan tulis secara bergantian.
7. Guru memberikan penguatan kepada kelompok yang maju.
8. Kelompok yang lainnya diminta untuk menanggapi jawaban dari
temannya yang maju.
c. Kegiatan Akhir
1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
2. Guru memberikan tugas rumah kepada siswa.
3) Observasi (observing)
Selama proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir diamati
oleh observer dengan memberikan tanda ceklis pada lembar panduan observasi
mengenai aktivitas belajar siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran
berlangsung.
4) Refleksi (reflection)
Dalam kegiatan refleksi adalah membahas sesuatu yang terjadi dalam siklus I
yang dilakukan oleh guru baik itu kelebihan atau kelemahan selama proses
pembelajaran berlansung. Kelemahan atau kekurangan yang terjadi pada
proses pembelajaran akan dilakukan perbaikan pada siklus II. Sedangkan
kelebihan atau kebaikan pada siklus I perlu dipertahankan untuk siklus
selanjutnya dan dapat dijadikan contoh dalam melaksanakan pembelajaran
yang akan datang.
3. Siklus III
Pada siklus III materi pembelajaran adalah “luas bangun datar sederhana”.
1) Tahap Perencanaan (planning)
1. Menetapkan materi pelajaran, yaitu materi kelas V sesuai dengan
kurikulum yang berlaku saat ini di SDN 1 Bhakti Negara Way Kanan.
2. Membuat pemetaan SKKD dan silabus.
3. Menyusun rencana perbaikan pembelajaran (RPP).
5. Menyiapkan intrumen yang digunakan dalam siklus PTK (lembar
observasi untuk melihat aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran
berlangsung).
6. Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
2) Tahap pelaksanaan (Acting) a. Kegiatan Awal
1. Guru menertibkan siswa untuk belajar.
2. Guru menyampaikan apersepsi berupa menyampaikan tujuan
pembelajaran dengan mengingatkan kembali kepada siswa tentang
materi yang lalu.
3. Guru memotivasi siswa untuk belajar dengan mengaitkan materi yang
akan dipelajari dengan materi yang telah lalu.
b. Kegiatan Inti
1. Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang
beranggotakan 6 sampai 7 siswa.
2. Guru meminta ketua kelas untuk maju kedepan dan mengambil
amplop yang berisi gambar bangun datar dan LKS.
3. Siswa diberikan waktu selama kurang lebih lima menit untuk
membaca soal dan menjawab soal yang terdapat di LKS, kemudian
siswa menulis hipotesis atau jawaban sementara dari pertanyaan yang
ada di LKS.
4. Siswamengamati gambar yang telah diberikan kepada masing-masing
kelompok untuk mempermudah siswa mengerjakan LKS dan
5. Setelah siswa menemukan jawaban kemudian didiskusikan bersama
kelompok dan menyimpulkan jawaban.
6. Masing-masing kelompok menuliskan hasil kerja tentang sifat-sifat
bangun datar dan dilanjutkan dengan menuliskan jawaban dipapan
tulis. Kegiatan ini dilakukan dengan cara sebagai berikut: siswa
menuliskan jawaban dipapan tulis secara bergantian.
7. Guru memberikan penguatan kepada kelompok yang maju.
8. Kelompok yang lainnya diminta untuk menanggapi jawaban dari
temannya yang maju.
c. Kegiatan Akhir
1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
materi luas bangun datar sederhana yang belum dipahami.
2. Guru memberikan tugas rumah.
3) Observasi (observing)
Selama proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir diamati
oleh observer dengan memberikan tanda ceklis pada lembar panduan observasi
mengenai aktivitas belajar siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran
berlangsung.
4) Refleksi (reflection)
Dalam kegiatan refleksi adalah membahas sesuatu yang terjadi dalam siklus II
yang dilakukan oleh guru baik itu kelebihan atau kelemahan selama proses
pembelajaran berlansung. Kelemahan atau kekurangan yang terjadi pada
kelebihan atau kebaikan pada siklus II perlu dipertahankan untuk siklus
selanjutnya dan dapat dijadikan contoh dalam melaksanakan pembelajaran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Metode Inquiry 1. Pengertian Metode
Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan
yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut
masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu
yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan
(dalam blogspirit.com).
Metode dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata
dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Sudjana (dalam
blogspot.com, 2011) “metode ialah cara yang dipergunakan guru dalam
mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”.
Sedangkan Sutikno (blogspot.com, 2011) menyatakan, “Metode adalah cara
-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi
proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan”.
Berdasarkan pendapat di atas, penulis mengambil kesimpulan bahwa Metode
merupakan suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru agar
terjadi proses belajar pada diri siswa untuk mencapai tujuan. Tujuan proses
pembelajaran adalah agar siswa dapat mencapai kompetensi seperti yang
diharapkan. Untuk mencapai tujuan proses pembelajaran perlu dirancang secara
sistematik.
Inquiry adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan pengamatan untuk mencari jawaban atau memecahkan
masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan
kemampuan berfikir kritis dan logis (Schmidt dalam http://anandasatriamawan.
Blogspot.com/2009/02/latihan inquiry.html).
Menurut (supriatna, dkk., 2007: 139) tujuan inquiry adalah meningkatkan
keterlibatan, siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, mengarahkan siswa
sebagai pelajar seumur hidup, mengurangi ketergantungan siswa kepada guru
dalam proses pembelajaran, melatih siswa memanfaatkan sumber informasi
dalam lingkungan.
(Kindsvatter dalam
http://edusogem.blogspot.com/2010/11/pengertian-inquiry.html) lebih menjelaskan Inquiry sebagai motode pengajaran dimana guru melibatkan kemampuan berpikir kritis siswa untuk menganalisis dan
memecahkan persoalan secara sistematik. Yang utama dari metode Inquiry
adalah menggunakan pendekatan induktif dalam menemukan pengetahuan dan
berpusat kepada keaktifan siswa. Jadi bukan pembelajaran yang berpusat pada
guru, melainkan kepada siswa. Itulah sebabnya pendekatan ini sangat dekat
dengan prinsip kontruktivis, dimana pengetahuan itu dikonstruksi oleh siswa.
Yang pantas dicatat dari metode ini adalah isi dan proses penyelidikan diajarkan
bersama dalam waktu yang bersamaan. Siswa melalui proses penyelidikan
akhirnya sampai kepada isi pengetahuan itu sendiri.
kelompok didiskusikan, kemudian dibuat laporan yang tersusun dengan baik (Roestiyah, 2001: 75).
Disimpulkan bahwa metode inquiry merupakan metode pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan analitis, sehingga siswa dapat
merumuskan sendiri berbagai penemuan atas berbagai persoalan dengan penuh
percaya diri.
3. Langkah-langkah Metode Inquiry
Menurut Hairuddin (2007: 1.13) kegiatan inquiry dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: merumuskan masalah, menyusun hipotesis,
mengamati/melakukan observasi, menganalisis dan menyajikan data, kemudian
mengomunikasikan.
Gambar 1.Langkah-langkah Metode Inquiry. (Adaptasi dari Hairuddin, 2007: 1.13)
Ada tiga sasaran utama yang hendak dicapai dalam pelaksanaan metode inquiry, yakni (1) keterlibatan pembelajar secara maksimal dalam keseluruhan proses
belajar, (2) keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada kompetensi
pembelajar atas proses dan temuan yang mereka jalani dan hasilkan (Gulo
dalam Sarimanah, http://eri-sunpak.blogspot.com). Untuk itu suasana kelas yang
terbuka hendaknya diciptakan sehingga pembelajar dapat mengemukakan
berbagai pertanyaan dan dapat berdiskusi dengan leluasa.
4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Inquiry
Setiap metode pembelajaran pasti memiliki keunggulan dan kekurangan di
dalamnya, sama halnya dengan metode inquiry yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut akan diuraikan kelebihan dan kekurangan metode inquiry. Roestiyah (2001: 76) mengungkapkan kelebihan metode inquiry sebagai berikut:
1. Dapat membentuk dan mengembangkan “self-consept” pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
2. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru.
3. Mendorong siswa untuk berpikir objektif, jujur dan terbuka.
4. Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri.
5. Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik. 6. Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang. 7. Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu. 8. Memberi kesempatan siswa untuk belajar mandiri.
9. Siswa dapat menghindari dari cara-cara belajar yang tradisional.
Amanullah (dalam
http://aman-hidayah.blogspot.com/2008/01/model-pembelajaran-inkuiri.html.) mengungkapkan kekurangan metode inquiry
sebagai berikut:
1. Guru dituntut untuk kreatif.
3. Untuk mengimplementasikannya perlu waktu relatif lama. 4. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
5. Sulit merencanakan pembelajaran karena benturan kebiasaan.
6. Keberhasilan belajar ditentukan dalam menguasai materi sehingga tidak semua guru mampu mengimplementasikannya.
Upaya untuk menekan kelemahan metode inquiry adalah dengan cara guru harus menguasai materi pembelajaran dan mempersiapkan terlebih dahulu
perlengkapan yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Materi yang diberikan
harus dibatasi, sehingga materi tidak meluas dan sesuai dengan alokasi waktu
yang telah ditetapkan dalam pembelajaran. Selain itu guru juga harus lebih
memperhatikan aktivitas siswa pada saat diskusi berlangsung dengan cara
memberikan bimbingan kepada setiap kelompok secara intensif.
B. Pengertian aktivitas
Aktivitas memegang peranan penting dalam belajar. Menurut Sriyono
(http://ipotes.wordpress.com/2008/05/24/prestasi-belajar/) aktivitas adalah segala
kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama
proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa
untuk belajar. Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama
proses belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang
mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan
tugas – tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa
lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
Sedangkan menurut Haditono (http://repository.upi.edu /operator/upload/s_bio_
0602790_chapter2.pdf) aktivitas adalah melakukan suatu kegiatan tertentu secara
kegiatan-kegiatan tertentu. Hal ini sejalan dengan Mulyono (http://repository.upi.edu
/operator/upload/s_bio_ 0602790_chapter2.pdf) aktivitas artinya “kegiatan atau
keaktivan”, sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik
maipun nonfisik.
Berdasarkan beberapa pendapat, penulis menyimpulkan bahwa aktivitas adalah
perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar dan melakukan suatu kegiatan
secara aktif.
C. Pengertian Belajar
Belajar tidak pernah lepas dari kehidupan manusia. Karena dengan belajar akan
diperoleh pengetahuan dan pengalaman baru, walaupun dibutuhkan waktu tidak
sebentar. Dengan belajar seseoarang dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan
dan sikap yang semua itu baik bagi dirinya maupun orang lain dalam kehidupan
bermasyarakat. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak mengalami sendiri.
Menurut Hamalik (2001: 27) belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan
bukan suatu hasil atau tujuan.
Sedangakan menurut Rahmat, dkk. (2006: 49) belajar adalah kegiatan seseorang
untuk mendapatkan pengetahuan baru baik dilakukan sengaja maupun secara
kebetulan. Belajar dapat melibatkan kegiatan penguasaan informasi baru atau
keterampilan berbagai sikap baru, pengertian, atau nilai. Belajar biasanya disertai
perubahan prilaku yang terjadi didalam dan sepanjang hidupnya. Syah (2002: 113)
pun menyatakan bahwa tahapan perubahan tingkah perilaku siswa yang relatif
positif dan menetap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan
1-5) yang mengatakan bahwa belajar merupakan suatu proses aktif yang
memungkinkan manusia untuk menemukan hal-ahal baru diluar informasi yang
diberikan kepada dirinya.
Sejalan dengan pendapat diatas Mursell (2008: 22) mengemukakan bahwa belajar
adalah suatu usaha mencari dan memahami pengertian, makna, dan pemahaman.
Bila usaha itu gagal, maka dapat dikatakan pembelajarannya juga gagal. Selanjutnya
Sardiman (2011: 20) mengatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku atau
penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati,
mendengarkan, dan meniru.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa belajar
adalah suatu proses usaha mencari dan menemukan hal-hal baru sehingga
mengakibatkan perubahan tingkah laku atau kemampuan yang dicapai seseorang.
D. Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar merupakan faktor yang menentukan proses belajar siswa, karena
pada dasarnya belajar adalah berbuat. Menurut (Sardiman, 2008: 10) aktivitas
belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar,
kedua aktivitas itu harus saling berkaitan. Sedangkan Piaget (Sardiman, 2008: 10)
menerangkan bahwa seorang anak itu berpikir sepanjang ia berbuat. Tanpa
perbuatan berarti anak itu tidak berpikir, agar anak itu berpikir sendiri harus ada
kesempatan untuk berbuat sendiri. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran
merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar.
Sejalan dengan pendapat di atas Trinandita (Ahmad http://id.shvoong.com/
adalah keaktifan siswa. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan
menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa
itu sendiri. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya
pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan hasil belajar.
Selanjutnya Poerwadarminta (shvoong.com: 2011) aktivitas belajar adalah
kegiatan-kegiatan siswa yang menunjang keberhasilan belajar. Dalam hal kegiatan-kegiatan belajar,
segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri penyelidikan
sendiri, dengan bekerja sendiri baik secara rohani maupun teknis.
Berdasarkan pendapat di atas, penulis mengambil kesimpulan bahwa aktivitas
belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan
siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini
penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif yang menekankan keaktifan siswa
secara fisik, mental intelektual dan emosional.
E. Hasil Belajar
Tujuan utama yang ingin dicapai dalam pembelajaran adalah hasil belajar. Hasil
belajar digunakan untuk mengetahui sebatas mana siswa dapat memahami serta
mengerti materi tersebut. Menurut (Syarufudin, 2006: 90) hasil belajar yang
diharapkan tentunya akan terwujud sebagai hasil atau usaha-usaha yang dilakukan
oleh objek didik melalui cara-cara yang baik. Sedangakan menurut Sudjana
(Kunandar, 2010: 276) hasil belajar adalah suatu akibat dari proses dengan
menggunakan alat pengukur, yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, bentuk
Sejalan dengan pendapat di atas Abdurrahman (2003: 37) mengemukakan bahwa
hasil belajar dalam kemampuan anak yang diperoleh setelah melalui kegiatan
belajar. Sedangkan Hamalik (2001: 183) mengatakan bahwa hasil belajar dikalangan
para siswa disebabkan oleh berbagai alternatif faktor-faktor, antara lain faktor
kematangan akibat dari kemajuan umur kronologis, latar belakang pribadi
masing-masing, sikap dan bakat terhadap suatu bidang pelajaran yang diberikan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa pengertian
hasil belajar adalah suatu perubahan pada diri siswa setelah mereka melakukan suatu
proses belajar. Berhasil atau tidaknya siswa itu tergantung pada faktor-faktor yang
ada pada diri siswa itu sendiri, baik faktor internal maupun faktor eksternal.
F. Pembelajaran matematika Berdasarkan Metode Inquiry
Pembelajaran matematika di SD dilakukan berdasarkan standar kompetensi
memahami suatu permasalahan yang disampaikan secara lisan dengan kompetensi
dasar memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun.
Adapun pelaksanaan pembelajaran matematika menggunakan metode inquiry sebagai berikut :
1. Merumuskan masalah untuk dipecahkan siswa.
Guru membagi siswa kedalam kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 6
sampai 7 siswa. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang
masalah-masalah yang harus dipecahkan sebelum mengerjakan tugas.
2. Menyusun hipotesis
Siswa diberi waktu untuk menyelesaikan soal, setelah itu menyusun jawaban
sementara dari soal yang diberikan oleh guru.
Setelah siswa menyusun jawaban sementara kemudian siswa berdiskusi dengan
kelompok untuk menemukan jawaban yang tepat atas soal-soal dari guru.
4. Menganalisis dan menyajikan data
Guru membimbing siswa untuk menganalisis berbagai soal-soal yang di berikan,
dan membimbing siswa menyusun jawaban atas temuan mereka sehingga data
yang disajikan tersusun dengan rapi.
5. Mengomunikasikan
Setelah siswa merumuskan masalah, menyusun hipotesis, mengamati, menganalis
dan menyajikan data, langkah selanjutnya adalah menuliskan hasil kerja di papan
tulis, dan kelompok lain menangapi jawaban kelompok yang maju.
G. Pengertian Pembelajaran Matematika
Belajar matematika akan lebih berhasil jika pelaksanaan pembelajaran difokuskan
kepada konsep-konsep yang ada dalam bahasan, yang diajarkan selain hubungan
yang terkait antara konsep-konsep dan struktur-struktur. Menurut (Syarif
blogspot.com, 2008) pembelajaran matematika adalah proses yang sengaja
dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan yang
memungkinkan seseorang (siswa) melaksanakan kegiatan belajar matematika, dan
proses tersebut berpusat pada guru mengajar matematika. Pembelajaran matematika
harus memberikan peluang kepada siswa untuk berusaha dan mencari pengalaman
tentang matematika.
Sedangkan menurut Johnson dan James (Suwangsih, 2006: 4) matematika adalah pola berpikir, pola menggorganisasikan, pembuktian yang logis menurut, matematika juga dapat diartikan sebagai bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi. Matematika adalah pengetahuan struktur yang terorganisasi, sifat-sifat dalam teori-teori dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan kebenaranya adalah ilmu tentang keteraturan pola atau ide, dan matematika itu adalah suatu seni, keindahanya terdapat pada keterurutan dan keharmonisanya.
Sejalan dengan pendapat diatas Ruseffendi (Herumawan, 2008: 1) matematika
adalah bahasa simbol; ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara
induktif; ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari
unsur yang tidak didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya dalil.
Selanjutnya Subarinah (2006: 1) yang mengatakan bahwa matematika merupakan
ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur yang abstrak dan pola hubungan yang
ada didalamnya. Matematika pada hakikatnya adalah belajar konsep, struktur konsep
dan mencari hubungan antara konsep dan strukturnya. Ciri khas matematika yang
harus diketahui oleh guru sehingga mereka dapat membelajarkan matematika
dengan tepat, mulai dari konsep-konsep sederhana sampai yang kompleks.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka penulis menyimpulkan
bahwa pengertian matematika adalah cara berpikir struktur yang terorganisasi
dengan menggunakan istilah definisi yang cermat, jelas dan akurat berupa bahasa
simbol.
H. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut:
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE
INQUIRY PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
KELAS V SD NEGERI 1 BHAKTI NEGARA WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh Mega Rina Wati
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 Bab I Pasal 1 (ayat 1) menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara (Syarifudin, 2006: 24-25).
Pendidikan dilakukan guna mencetak sumber daya manusia yang berkualitas untuk
menghadapi perkembangan zaman yang terus berubah dari waktu ke waktu.
Pentingnya arti pendidikan menuntut guru untuk lebih bertanggungjawab dalam
proses pembelajaran sehingga terjadi peningkatan pada pengetahuan dan
keterampilan siswa. Oleh karena itu pendidikan tidak lain dari usaha mengajarkan
berbagai disiplin pengetahuan terpilih sebagai pembimbing kehidupan yang terbaik,
diantaranya adalah matematika.
Matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk
membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analisis, sistematis,
kritis, dan kreatif, serta kemampuan dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh
dalam kehidupan sehari-hari. Namun siswa sekolah dasar masih berfikir bahwa
pembelajaran matematika itu pembelajaran yang menakutkan dan tidak menarik bagi
siswa. Karna itu diperlukan metode pembelajaran matematika yang memungkinkan
siswa untuk belajar metematika yang lebih baik. Salah satunya adalah metode
Aisyah (2007: 1.4) mengemukakan bahwa tujuan matematika sekolah, khusus di
SD agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:
”(1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasi konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah, (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, (3) memecakan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang modal matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh, (4) mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari metematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah”.
Hasil survey dan observasi yang dilakukan oleh peneliti di SD Negeri 1 Bhakti
Negara menunjukkan bahwa hasil pembelajaran matematika siswa kelas V SD
Negeri 1 Bhakti Negara masih tergolong rendah. Berdasarkan nilai ulangan harian
pada semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012, masih terdapat 10 dari 35 siswa
atau 28,58% siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar berdasarkan KKM,
sedangkan KKM yang ditetapkan oleh sekolah adalah 51. Nilai rata-rata kelas
rendah yaitu 47,7.
Sedangkan aktivitas belajar siswa masih rendah, hal ini terlihat dari siswa yang
jarang bertanya jika menemukan kesulitan dalam belajar, dan jika siswa diberi soal
atau pertanyaan dari guru siswa cenderung pasif. Selain hal tersebut rendahnya
aktivitas siswa ditambah penilaian siswa yang umumnya mengatakan bahwa
pembelajaran matematika dianggap sebagai pembelajaran yang menakutkan bagi
siswa. Kekurang pahaman yang dimiliki siswa selalu menimbulkan ketakutan siswa
pada guru yang mengajar. Selain itu metode mengajar yang digunakan guru kurang
melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Kemudian perlu dilakukan
belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Bhakti Negara melalui metode Inquiry pada mata pelajaran matematika.
Menurut Kourilsky (Hamalik, 2001: 220) bahwa pengajaran berdasarkan inquiry adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa dimana kelompok siswa mencari
jawaban-jawaban terhadap isi pertanyaan melalui suatu prosedur yang digariskan
secara jelas dan struktural. Jadi, dengan menggunakan metode inquiry proses belajar mengajar tidak lagi terpusat oleh guru sehingga siswa tidak pasif. Metode inquiry menuntut guru bertindak sebagai fasilitator, narasumber, dan penyuluh kelompok.
Siswa didorong untuk mencari pengetahuan sendiri, bukan dijejali dengan
pengetahuan.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti mengangkat judul ”Peningkatan Aktivitas
dan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Inquiry pada Pembelajaran Matematika Kelas V SD Negeri 1 Bhakti Negara Way Kanan”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas, dapat diuraikan permasalahan-permasalahan yang terjadi
dalam pembelajaran matematika, antara lain sebagai berikut:
1. Rendahnya aktivitas belajar siswa kelas V SD Negeri Bhakti Negara Way
Kanan.
2. Siswa jarang bertanya jika menemukan kesulitan dalam belajar.
3. Siswa pasif menjawab pertanyaan dari guru.
4. Pembelajaran matematika merupakan pembelajaran yang menakutkan.
5. Metode mengajar yang digunakan guru kurang melibatkan siswa untuk aktif
6. Rendahnya hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 1 Bhakti Negara
hanya 10 siswa (28,58%) dari 35 siswa yang belum mencapai nilai KKM yang
ditetapkan sekolah yaitu 51. Nilai rata-rata kelas 47,7. Kurangnya minat belajar
matematika siswa kelas V SD Negeri 1 Bhakti Negara.
7. Perlu dilakukan tindakan pembelajaran yang tepat yaitu dengan meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Bhakti Negara.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dirumuskan masalah penelitian sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah langkah-langkah meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam
pembelajaran matematika melalui metode inquiry, pada siswa kelas V SD Negeri 1 Bhakti Negara Way Kanan Tahun Pelajaran 2011/2012?
2. Bagaimanakah langkah-langkah meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran matematika melalui metode inquiry, padasiswa kelas V SD Negeri 1 Way Kanan Tahun Pelajaran 2011/2012?
D. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk:
1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Bhakti Negara Way
Kanan tahun Pelajaran 2011/2012 pada pembelajaran matematika SD dengan
menggunakan metode inquiry.
2. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Bhakti Negara Way
Kanan Tahun Pelajaran 2011/2012 pada pembelajaran matematika SD dengan
E. Manfaat Penelitian
Hasil peneliti tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1. Siswa
Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui metode inquiry pada siswa kelas V SD Negeri 1 Bhakti Negara Way Kanan tahun Pelajaran 2011/2012.
2. Guru
Memperluas wawasan dan pengetahuan guru di SD mengenai metode
pembelajaran sehingga dapat memperbaiki proses pembelajaran dan
meningkatkan kemampuan profesional guru dalam menyelenggarakan
pembelajaran di kelas.
3. Sekolah
a. Meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah
b. Membantu menciptakan inovasi pembelajaran di kelas
4. Peneliti
a. Meningkatkan pengetahuan mengenai konsep-konsep yang berkaitan tentang
pembelajaran dengan menerapkan metode inquiry.
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE
INQUIRY PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
KELAS V SD NEGERI 1 BHAKTI NEGARA WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012
(Skripsi)
Oleh Mega Rina Wati
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kota Way Kanan, pada tanggal 19 Agustus 1990. Merupakan anak
pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Suyanto dan Ibu Wiwik Widayati.
Penulis mengenal pendidikan pertama di Taman Kanak-kanak (TK) Darma Wanita
Bhaktinegara di Baradatu yang diselesaikan pada tahun 1996. Dilanjutkan dengan pendidikan
di Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Bhaktinegara diselesaikan pada tahun 2002. Penulis
melanjutkan pendidikannya di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Bhakti Baradatu
yang diselesaikan pada tahun 2005, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Bhakti Baradatu
diselesaikan pada tahun 2008.
Setelah pendidikannya di SMA, penulis mengikuti tes SNM-PTN Universitas Lampung dan
terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas Lampung Program Studi S-I PGSD pada tahun
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Langkah-langkah Metode Inquiry………. 10
2. Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas... 28
3. Diagram Kenaikan Rata-rata Aktivitas Siswa... 74
4. Diagram Kenaikan Rata-rata Kinerja Guru... 76
5. Diagram Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa... 78
i
B. Identifikasi Masalah... 5
C. Rumusan Masalah... 5
D. Tujuan Penelitian... 5
E. Manfaat Penelitian... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Metode Inquiry………... 7
B. Pengertian Aktivitas………... 12
C. Pengertian Belajar………. 13
D. Aktivitas Belajar……… 15
E. Hasil Belajar……….. 16
F. Pembelajaran Matematika Berdasarkan Metode Inquiry……….. 17
G. Pengertian Pembelajaran Matematika………... 18
H. Hipotesis Tindakan……… 20
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 21
B. Rencana Penelitian... 22
C. Subjek Penelitian... 22
D. Sumber Data... 22
E. Teknik Pengumpulan Data... 23
F. Alat Pengumpulan Data... 23
G. Teknik Analisis Data... 23
H. Indikator Keberhasilan Penelitian... 26
I. Prosedur Penilaian………. 27
J. Urutan Penelitian Tindakan Kelas………. 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil SD Negeri 1 Bhakti Negara... 38
B. Prosedur Penelitian... 39
C. Hasil Penelitian... 41
1. Siklus I... 41
2. Siklus II... 52
3. Siklus III... 64
ii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan... 81 B. Saran... 82
DAFTAR PUSTAKA
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Surat Keterangan... 86
2. Surat Penelitian Pendahuluan... 87
3. Surat Izin Penelitian... 88
4. Surat Pernyataan... 89
5. Surat Keterangan Penelitian... 90
6. Pemetaan/Analisis SK-KD... 91
7. Silabus Pembelajaran... 94
8. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I... 97
9. Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan 1... 123
10. Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan 2... 137
11. Silabus Pembelajaran……….. 145
12. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II... 147
13. Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan 1... 172
14. Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan 2... 182
15. Silabus Pembelajaran………192
16. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus III... 194
17. Lembar Kerja Siswa Siklus III Pertemuan 1... 215
18. Lembar Kerja Siswa Siklus III Pertemuan 2... 230
19. Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1... 245
20. Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2... 246
21. Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1... 247
22. Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 2... 248
23. Aktivitas Siswa Siklus III Pertemuan 1... 249
24. Aktivitas Siswa Siklus III Pertemuan 2... 250
25. Aspek-aspek Aktivitas Siswa... 251
26. Analisis Data Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 1... 256
27. Analisis Data Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 2 ... 258
28. Analisis Data Kinerja Guru Siklus II Pertemuan 1... 260
29. Analisis Data Kinerja Guru Siklus II Pertemuan 2... 262
30. Analisis Data Kinerja Guru Siklus III Pertemuan 1... 264
31. Analisis Data Kinerja Guru Siklus III Pertemuan 2... 266
32. Data Hasil Belajar Siswa Siklus I, II, III... 268
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Kualifikasi Hasil Observasi AktifitasSiswa... 24
3.2 Kualifikasi Hasil Observasi Kinerja Guru... 25
3.3 Kriteria Tingkat Keberhasilan Siswa... 26
4.4 Aktivitas Siswa Siklus I... 48
4.5 Kinerja Guru Siklus I... 50
4.6 Hasil Belajar Siswa Siklus I... 51
4.7 Aktivitas Siswa Siklus II... 60
4.8 Kinerja Guru Siklus II...61
4.9 Hasil Belajar Siswa Siklus II...62
4.10 Aktivitas Siswa Siklus III... 70
4.11 Kinerja Guru Siklus III... 71
4.12 Hasil Belajar Siswa Siklus III... 72
4.13 Rekapitulasi Aktivitas Siswa... 74
4.14 Rekapitulasi Data Persentase Kinerja Guru... 76
4.15 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa... 77
MOTTO
“ Tak ada usaha yang sia
-sia apabila kita selalu berusaha
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Dra. Hj. Nelly Astuti, M. Pd.
Sekertaris : Drs. Mugiadi, M. Pd.
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Muncarno, M. Pd.
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si. NIP 19600315 198503 1 003
HALAMAN PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
nama mahasiswa : Mega Rina Wati
NPM : 0813053043
jurusan : Ilmu Pendidikan
program studi : S 1 PGSD
fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univesitas Lampung
dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul “Peningkatan
Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Inquiry Pada Pembelajaran Matematika Kelas V SD Negeri 1 Bhakti Negara Way Kanan Tahun Pelajaran 2011/2012” tersebut adalah
benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan milik orang lain ataupun dibuatkan oleh orang
lain.
Demikian pernyataan ini saya buat apabila dikemudian hari ternyata peryataan ini tidak
benar, maka saya bersedia dituntut berdasarkan undang-undang dan peraturan yang berlaku.
Metro, 07 November 2012 Yang membuat pernyataan,
PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur dan kerendahan hati karya ini kupersembahkan untuk:
1. Bapak dan Ibu tercinta, Bapak Suyanto dan Ibu Wiwik Widayati yang selalu berdoa demi
keberhasilanku, semoga Tuhan mengampuni dosa-dosanya dan menyayangi keduanya sebagaimana
telah menyayangiku sejak kecil.
2. Adikku Sasmita Indriani dan Aditya Wahyu Widianto, terima kasih atas motivasi, dukungan, dan
doanya hingga aku dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Sahabat-sahabatku atas segala kebersamaan, motivasi, dukungan, bantuan, doa, serta nasihat yang
selalu diberikan kepadaku.
4. Temanku dalam satu bimbingan skripsi (Renshi), terimakasih atas kebersamaannya dan diskusinya
selama ini, semoga bermanfaat.
5. Yoki Setianto yang selalu ada dihatiku, yang telah memberiku semangat, dukungan, doanya dan selalu
mengingatkanku dalam segala hal. Terimakasih atas motivasi yang sangat berharga untukku, semoga
Tuhan membalas amal ibadahmu dan dikabulkan semua doamu. Amien.
6. Teman-teman satu angkatan dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Skripsi : Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Inquiry Pada Pembelajaran Matematika Kelas V SD Negeri 1 Bhakti Negara Way Kanan Tahun Pelajaran 2011/2012
Nama Mahasiswa : Mega Rina Wati
NPM : 0813053043
Program Studi : S 1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Hj. Nelly Astuti, M. Pd. Drs. Mugiadi, M. Pd.
NIP 131760216000000000 NIP 195205111972071001
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan karunia, rahmat, dan
hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul
“Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Inquiry pada Pembelajaran
Matematika Kelas V SD Negeri 1 Bhakti Negara Way Kanan Tahun Pelajaran 2011/2012”.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di
Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Sugeng P. Hariyanto, M. S., selaku Rektor Universitas Lampung;
2. Bapak Dr. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung;
3. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;
4. Bapak Dr. Hi. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD FKIP Universitas
Lampung dan Pembimbing Akademik;
5. Ibu Dra. Asmaul Khair, M. Pd., selaku Ketua PGSD UPP Metro;
6. Ibu Dra. Hj. Nelly Astuti, M. Pd., selaku Pembimbing Utama atas kesediaannya
meluangkan waktu bagi peneliti guna memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam
proses penyelesaian skripsi ini. Penuh dengan kesabaran dan ketelitian dalam
pengoreksian isi skripsi peneliti sehingga menjadikan karya ini menjadi lebih baik dan
7. Bapak Drs. Mugiadi, M. Pd., selaku Pembimbing Kedua atas kesediaaannya meluangkan
waktu bagi peneliti guna memberikan bimbingan, saran dan kritik, serta ilmu
pengetahuannya guna masukan penting terhadap skripsi ini;
8. Bapak Drs. Muncarno, M. Pd., selaku Dosen Penguji atas saran, kritik, dan motivasi yang
telah diberikan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini;
9. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf PGSD UPP Metro yang penuh rasa kekeluargaan, baik
ketika berada di kampus maupun di luar kampus;
10.Bapak Hariyanto, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SD Negeri 1 Bhakti Negara yang telah
memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di SD tersebut;
11.Ibu Siti Marhamah., guru matematika kelas V SD Negeri 1 Bhakti Negara selaku teman
sejawat yang telah banyak membantu peneliti sehingga penelitian ini dapat berjalan
dengan lancar;
12.Siswa-siswi kelas V SD Negeri 1 Bhakti Negara atas partisipasi aktifnya sehingga
penelitian ini dapat terlaksana dengan baik;
13.Rekan-rekan seperjuangan, mahasiswa S-1 PGSD angkatan 2008, terimakasih atas
kebersamaan dan dukungan yang telah diberikan selama ini;
14.Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan namanya satu per satu yang telah banyak
membantu peneliti, memberikan motivasi serta pendapat yang sangat bermanfaat bagi
peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga segala bantuan, bimbingan, dan saran Bapak, Ibu dan Saudara-Saudara mendapat
balasan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Dengan segala kerendahan hati, peneliti mohon maaf
jika dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan baik isi maupun
penulisan, untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun senantiasa penulis butuhkan
Akhir kata, peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya
para guru sebagai acuan dalam pengembangan pembelajaran di kelas dalam usaha
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Metro, Mei 2012 Penulis
83
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta. Jakarta.
Adjie, Nahrowi dan Maulana. 2006. Pemecahan Masalah Matematika. UPI PRESS. Bandung.
Ahmad, Defri. Januari 2010. Aktivitas Belajar.
http://id.shvoong.com/socialsciences/1961162-aktifitas-belajar/. Diakses pada 27 Desember 2011.
Aisyah, Nyimas dkk. 2007. (Bahan Ajar cetak) Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Direktorat Jendral Pendidikan Nasional. Jakarta.
Amanullah, Fajri. Januari 2008. Model Pembelajaran Inkuiri. http://aman-hidayah.blogspot.com/2008/01/model-pembelajaran-inkuiri.html. Diakses pada 4 Januari 2011.
Aqib, Zainal, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, & TK. Yrama Widya. Bandung.
Aripiyah, Nur. 2006. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Negeri Bulakpacing 02 Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal dalam Materi Pecahan Melalui Bantuan Alat Peraga Benda Konkret (Skripsi). Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta. Depdiknas. 2008. Kriteria dan Indikator Keberhasilan Pembelajaran. Dikti. Jakarta. Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. PT
Rineka Cipta. Jakarta.
84
Haditono,Mulyono.
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_bio_0602790_chapter2.pdf. Diakses pada tanggal 19 Januari 2012.
Hairuddin, dkk. 2007. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Depdiknas. Jakarta. Herrhyanto. Nar. 2008. Statiska Dasar. Universitas Terbuka. Jakarta.
Herumawan. 2008. Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Karya Tulis Ilmiah. 2011. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Kunandar. 2010. Langkah Mudah PTK Sebagai Pengembangan Profesi Guru. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
. 2010. Pengertian Inquiry.
http://edusogem.blogspot.com/2010/11/pengertian-inquiry.html. Diakses pada tanggal 29 Oktober 2012.
. 2009. Pengertian Metode.
http://ktiptk.blogspirit.com/archive/2009/01/26/ pengertian-metode.html. Diakses pada tanggal 25 Desember 2011.
Mursell, J. 2008. Mengajar dengan Sukses. PT Bumi Aksara. Jakarta.
Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Poerwadarminta. 2011. Pengertian Aktivitas Belajar. http://id.shvoong.com /social-sciences/education/2241185-pengertian-aktivitas-belajar/22 Desember,
2011. Diakses tanggal 7 Januari 2012.
Rahmat, Cece, dkk. 2006. Psikologi Pendidikan. UPI PRESS.Bandung.
Ruseffendi, E.T., dkk.1997. Pendidikan Matematika 3. Universitas Terbuka. Jakarta. Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. PT Rineka Cipta. Jakarta.
85
Sarimanah, Eri. April 2009. Metode dan Teknik Pembelajaran Bahasa. http://eri-sunpak.blogspot.com/2009/04/metode-dan-teknik-pembelajaran-bahasa.html. Diakses pada 7 Januari 2012.
Sriyono. 2008. Prestasi Belajar. http://ipotes.wordpress.com/2008/05/24/prestasi-belajar/. Diakses pada 19 Januari 2012.
Sudjana dan Sutikno. 2010 Definisi / pengertian metode pembelajaran menurut beberapa ahli http://hipni.blogspot.com/2011/09/pengertian-definisi-metode pembelajaran.html. Diakses pada tanggal 20 Desember 2011.
Subarinah, Sri. 2006. Inovasi Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan. Jakarata.
Supriatna, dkk. 2007. Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. UPI PRESS. Bandung
Suwangsih, Erna. 2006. Model Pembelajaran Matematika. UPI PRESS. Bandung. Syarifuddin, Tatang dan Nuraini. 2006. Landasan Pendidikan. UPI PRESS. Bandung. Syarif. Pembelajaran Matematika. Syarif Artikel Blogspot. November. 2008.
Blogger. 28 Desember 2011 http:
//syarifartikel.blogspot.com/2008/11/pembelajaran- matematika-di-sd.html.
Syah, Muhibbin.2002. Psikologi Belajar. PT Raja Grafindo Persada. Bandung. Wardhani, IGAK. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka. Jakarta. Wardhani, Sri dkk. 2010. Intrumen Penilaian Hasil Belajar Nontes Dalam
Pembelajaran Matematika di SD (versi ebook). Pusat pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan (P4TK) matematika
yogyakarta. Diunduh pada tanggal 2 januari 2012 dari:
81
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada kelas V SD Negeri 1
Bhakti Negara pada pembelajaran matematika dengan melalui penggunaan
metode inquiry dapat disimpulkan:
1. Melalui penggunaan metode inquiry pada pembelajaran matematika dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Bhakti Negara.
Hal ini dapat dilihat pada persentase rata-rata setiap siklusnya. Pada siklus I
persentase aktivitas siswa mencapai 56,56% dengan kualifikasi “cukup
aktif”, pada siklus II mencapai 65,80% dengan kualifikasi “aktif”, dan pada
siklus III meningkat lagi yaitu mencapai 81,64% dengan kualifikasi “sangat
aktif”.
2. Melalui penggunaan metode inquiry pada pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Bhakti Negara. Hal ini
dapat dilihat pada persentase hasil belajar siswa setiap siklusnya. Rata-rata
hasil belajar siswa pada siklus I adalah 52,22 dengan kualifikasi cukup aktif,
pada siklus II terjadi peningkatan yaitu 60,14 dengan kualifikasi aktif, dan
82
Ketuntasan hasil belajar juga meningkat, pada siklus I hanya 21 siswa
(60,00%) dengan kualifikasi cukup aktif, pada siklus II meningkat menjadi
30 siswa (85,71%) dengan kualifikasi aktif, dan meningkat lagi menjadi 31
siswa (88,57%) dengan kualifikasi sangat aktif pada siklus III.
Dengan demikian, melalui penggunaan metode inquiry dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika kelas V SD
Negeri 1 Bhakti Negara Tahun Pelajaran 2011/2012.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan peneliti diatas, berikut ini disampaikan saran yang
dapat diberikan.
1. Kepada siswa, untuk senantiasa membudayakan belajar dan menghitung,
guna memperkaya ilmu pengetahuan dan memperoleh hasil belajar yang
lebih baik.
2. Kepada guru, agar selalu menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi
dalam setiap pembelajaran, serta lebih berinovasi dalam menggunakan
metode pembelajaran sehingga siswa lebih aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran.
3. Kepada pihak sekolah, sekolah hendaknya memfasilitasi kebutuhan guru
dalam pembelajaran agar proses pembelajaran dapat berlangsung lebih baik
dan memberikan arahan bahwa banyak metode pembelajaran yang dapat