• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN LAB TEKNIK PENGUKURAN FREKUENSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LAPORAN LAB TEKNIK PENGUKURAN FREKUENSI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN LAB TEKNIK PENGUKURAN FREKUENSI TINGGI

Percobaan No. 3 Pengukuran RF Mixer

Oleh:

Kelompok 3 / Kelas 3 NK

1. Latiful Azhar / 121344017

2. Ozzuma Elfa Putra / 121344022

3. Raden Trizny Larasati / 121344024

4. Wanti Wulandari / 121344032

Tanggal percobaan : 9/10/2013

PRODI TELEKOMUNIKASI – TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

OKTOBER 2014

(2)

2. JUDUL

Pengukuran RF Mixer

3. TUJUAN

 Mengukur karakteristik RF Mixer: Conversion Loss, Isolasi RF-LO, Isolasi LO-IF, dan Frekuensi bayangan.

4. TEORI PENDAHULUAN 4.1 Radio Penerima FM

Radio komunikasi FM merupakan radio broadcast yang banyak digunakan, dikarenakan suara yang dihasilkan jauh lebih bersih serta gangguan (noise) terhadap sinyal informasi yang dihasilkan jauh lebih rendah dibandingkan radio siaran lain. Radio komunikasi FM bekerja pada spektrum frekuensi VHF 88-108 MHz dengan jenis modulasi frekuensi (FM).

Pada sistem penerima FM diperlukan pencampur (Mixer) yang berfungsi mencampur sinyal yang diterima, dengan sinyal dari oscilator. Output pencampur mempunyai keluaran yang kompleks karena terdiri dari banyak frekuensi, tetapi karena ditala pada fIF (frekuensi

IF) maka diperoleh sinyal dengan fIF = 10,7 MHz. Local Oscillator (LO) berfungsi untuk

membangkitkan gelombang listrik kontinu dengan frekuensi tertentu.

4.2 Mixer

Rangkaian mixer adalah rangkaian yang berfungsi untuk mencampur beberapa (dalam hal ini dua) sinyal masukan, yaitu sinyal informasi (Intermediate Frequency IF) dan sinyal carrier (pembawa) local atau disebut radio frequency RF.

(3)

Gambar 4.1 Simbol Mixer dengan Tiga Devais

Proses pencampuran kedua sinyal tersebut dapat dijelaskan secara matematis seperti dibawah ini:

fLO = fRF + fIF (4.2.1)

fLO = fRF - fIF (4.2.2)

Keterangan:

fLO = frekuensi osilator local fRF = frekuensi radio FM fIF = intermediate frequency

Dalam pengukuran fIF terdapat redaman / conversion loss antara fRFdan fIF (gambar

4.2) conversion loss dapat dihitung sebagai berikut:

Conversion loss = Redaman yang terbaca pada PC (aplikasi‘Signal Hound’) – Redaman yang diatur pada Signal Generator fRF. (4.2.3)

Gambar 4.2 Conversion Loss dan Isolasi

(4)

penjumlahan (persamaan 4.2.1) atau pengurangan (persamaan 4.2.2). Tetapi terkadang output mixer terdapat sinyal yang tidak diinginkan hal ini muncul karena isolasi antara RF-LO dan LO-IF kecil, sehingga muncul frekuensi selain frekuensi IF, semakin jauh (besar) isolasi RF-LO dan LO-IF, spektrum yang muncul lebih bagus hanya frekuensi IF saja (gambar 4.3).

Gambar 4.3 Spektrum Output Mixer

Pada frekuensi radio FM terdapat frekuensi bayangan (fIM) dari frekuensi tersebut

yang harus dihindari agar tidak tercampur, jika diketahui frekuensi RF pada 100 MHz maka 121,4 MHz merupakan frekuensi bayangannya. Frekuensi bayangan tersebut akan mengganggu frekuensi RF. Lokal oscillator (LO) mempengaruhi suatu frekuensi bayangan dapat berupa frekuensi bayangan atas atau bawah, frekuensi bayangan atas diperoleh dari frekuensi IF positif, sedangkan frekuensi bawah diperoleh dari frekuensi IF negative (gambar 4.4).

Untuk menentukan frekuensi bayangan dapat dihitung sebagai berikut:

fIM = fRF + 2fIF (frekuensi bayangan atas) (4.2.4)

(5)

Gambar 4.4 Spektrum Frekuensi Bayangan

5. SETUP PENGUKURAN

Gambar 5.1 Diagram Set Up Pengukuran Corvension Loss

Gambar 5.2 Diagram Set Up Pengukuran Isolasi RF-LO

(6)

Gambar 5.4 Diagram Set Up Pengukuran Frekuensi Bayangan Bawah

Gambar 5.5 Diagram Set Up Pengukuran Frekuensi Bayangan Atas

6. ALAT DAN BAHAN YANG DIPERLUKAN

 Mixer ZAD-1 15542 : 1 buah

 Spectrum Analyzer ‘Signal Hound’ USB-SA44B (1 Hz to 4.4 Ghz) : 1 buah

 8656B Signal Generator (0.1-990 Mhz) : 1 buah

 PC dengan aplikasi software ‘Signal Hound’ : 1 unit

 Kabel BNC to BNC : 3 buah

(7)

7. LANGKAH PERCOBAAN 7.1 Mengukur Conversion Loss

1. Mengatur frekuensi radio (fRF) pada Signal Generator 1.

2. Mengatur frekuensi osilator lokal (fLO) pada Signal Generator 2 yang didapatkan

dengan persamaan 4.2.1 (positif)

3. Membuka aplikasi ‘Signal Hound’ pada PC.

4. Menghubungkan fRF pada Signal Generator 1 dengan port R pada Mixer dan menghubungkan fLO pada Signal Generator 2 dengan port L pada Mixer (gambar 5.1).

5. Menghubungkan port I pada Mixer dengan port pada Spectrum Analyzer dan menghubungkan port USB pada Spectrum Analyzer dengan PC (gambar 5.1).

6. Mengatur frequency center pada aplikasi ‘Signal Hound’ sebesar 10,7 MHz. Akan terlihat sinyal keluaran mixer pada aplikasi ‘Signal Hound’. Klik puncak sinyal frequency center maka akan terlihat informasi frekuensi dan redaman sinyal pada sudut kiri bawah aplikasi ‘Signal Hound’.

7. Untuk mengukur conversion loss menggunakan rumus sebagai berikut:

Conversion loss = Redaman yang terbaca pada ‘Signal Hound’ – Redaman yang diatur pada Signal Generator 1

7.2 Mengukur Isolasi RF-LO.

1. Menghubungkan fLO pada Signal Generator 2 dengan port L pada Mixer dan

menghubungkan port R pada Mixer dengan port pada Spectrum Analyzer (gambar 5.2).

2. Menghubungkan port USB pada Signal Hound Spectrum Analyzer dengan PC, lalu membuka aplikasi ‘Signal Hound’ pada PC dan mengatur frequency center sama dengan frekuensi osilator lokal. Akan terlihat sinyal keluaran mixer pada aplikasi ‘Signal Hound’ (gambar 5.2).

3. Klik puncak sinyal frequency center maka akan terlihat informasi frekuensi dan redaman sinyal pada sudut kiri bawah monitor. Redaman yang terbaca pada ‘Signal Hound’ adalah besar isolasi diantara RF-LO.

7.3 Mengukur besar isolasi diantara LO-IF.

1. Menghubungkan fLO pada Signal Generator 2 dengan port L pada Mixer dan

menghubungkan port I pada Mixer dengan port pada Signal Hound Spectrum Analyzer (gambar 5.3).

(8)

3. Klik puncak sinyal frequency center maka akan terlihat informasi frekuensi dan redaman sinyal pada sudut kiri bawah monitor. Redaman yang terbaca pada ‘Signal Hound’ adalah besar isolasi diantara LO-IF.

7.4 Mengukur Frekuensi Bayangan Atas

1. Hitung frekuensi bayangan atas berdasarkan persamaan 4.2.4

2. Setelah didapatkan frekuensi bayangan atas gunakan frekuensi local oscillator frekuensi IF positif

3. Set frekuensi bayangan atas tersebut pada Signal Generator 1 dan frekuensi osilator lokal pada Signal Generator 2 (Lihat gambar 5.4).

4. Pada aplikasi ‘Signal Hound’ akan terlihat sinyal keluaran mixer dan informasinya. Redaman yang terbaca pada sinyal frekuensi bayangan harus mendekati redaman pada sinyal frekuensi asli.

7.5 Mengukur Frekuensi Bayangan Bawah

1. Hitung frekuensi bayangan atas berdasarkan persamaan 4.2.5

2. Setelah didapatkan frekuensi bayangan atas gunakan frekuensi local oscillator frekuensi IF negatif

3. Set frekuensi bayangan bawah tersebut pada Signal Generator 1 dan frekuensi osilator lokal pada Signal Generator 2 (Lihat gambar 5.5). Redaman yang terbaca pada sinyal frekuensi bayangan harus mendekati redaman pada sinyal frekuensi asli. 4. Pada aplikasi ‘Signal Hound’ akan terlihat sinyal keluaran mixer dan informasinya.

Redaman yang terbaca pada sinyal frekuensi bayangan harus mendekati redaman pada sinyal frekuensi asli.

8.1.1.1 Pengukuran untuk fIFPositif

(9)

8.1.2 Pengukuran Isolasi

8.1.2.1 Pengukuran untuk Isolasi fIF Positif

8.1.2.2 Pengukuran Isolasi fIF Negatif

8.1.3 Pengukuran Frekuensi Bayangan

8.1.3.1 Pengukuran Frekuensi Bayangan Atas (LO = 100,4 MHz)

fIM = fRF + 2 fIF

fIM = 89,7 MHz + 2 (10,7) MHz fIM = 111,1 MHz

8.1.3.2 Pengukuran Frekuensi Bayangan Bawah (LO= 79, 0 MHz)

fIM = fRF - 2 fIF

fIM = 89,7 MHz - 2 (10,7) MHz fIM= 68,3 MHz

(10)

9. KESIMPULAN

Gambar

Gambar 4.2 Conversion Loss dan Isolasi
Gambar 4.3 Spektrum Output Mixer
Gambar 4.4 Spektrum Frekuensi Bayangan
Gambar 5.4 Diagram Set Up Pengukuran Frekuensi Bayangan Bawah

Referensi

Dokumen terkait

i) untuk mengetahui bagaimanakah guru memilih contoh matematik untuk digunakan sewaktu pengajaran dan pembelajaran. ii) mengkaji bagaimana guru menggunakan contoh

Pengelolaan Situs Sangiran (termasuk museum) sebagai obyek kunjungan utama wisatawan, pada saat ini hanya ditangani oleh pemerintah yaitu oleh Pemerintah Pusat

Berdasarkan penelitian sebelumnya menunjukkan yaitu dari total 1510 pasien geriatri rawat inap, prevalensi interaksi obat dengan tingkat keparahan major sebesar 126

Mention adalah cara yang paling umum digunakan dalam twitter untuk berkomunikasi dengan sesama pengguna twitter, jika mengirimkan pesan kepada orang lain dengan

Pada dokumen uji dilakukan penamaan entitas (named entity) pada dokumen dengan menggunakan Named Entity Tagger bahasa Indonesia yang merupakan aplikasi hasil

Dalam proses perancangan, metode yang digunakan adalah metode VDI 2221 yang terdiri dari penjarbaran tugas dengan membuat daftar checklist, perancangan konsep dengan

Strategi KIE yang dapat dilakukan Apotek Mitrasana PUP untuk memengoptimalkan KIE sesuai dengan profil pelanggan dan keadaan KIE saat ini di outlet Mitrasana PUP antara

Penelitian yang dilakukan oleh Firdaus dan Yusop (2009) tentang konvergensi pendapatan antar provinsi di Indonesia dengan menggunakan data panel dinamis tahun