ISSN: 14103389
Jurnal
Akrcditasi :551D1KTIIK,pI2005
sta
Volume 12 Nomor 3 Descmbcr 2008
Susunan Ha n son Tanah Sawah pada Toposekuen Latosol BerbaHan In duk Volkanik d i Daerah Bogar Jakarta
Ted Arabia. Sarwono HardjowlCono, Sudat'&oco, Widiatmaka .
dan Nata Suharta 231
EvaJu asi Kriteria Kesesu aian Lahan Kelapa Sawit di Kebun Baru PT. Perkebunan Nusantara l, Langsa
Abubakar Karim 239
Perubahan Beberapa Sifat Fisika dan Hasil Kacang Tanah akibat Pemberian Bahan Organ ik dan Pupuk Fosfat
BelmJ 2 49
Pen gembangan Metode Prediksi Produksi Air DAS unluk Su ngai· sungai Utama di Aceh
HaDa.I!l, Bidayat Pawitan, Gatot lrlanto, Kukub Murtllakaono,
dan HaJru1 Baarl 2 58
Koin oku lasi Rhizobium dan Bak teri Pelarut Fos rat pada Tane.h Mineral Masam u ntu k Mem perbaiki Pertumbu h an S ibit Sengon
Denl ElfJati 271
Laju Tumbu h Tanaman dan Produksi Kenta.ng (Solarium
tuberosum L.) Varietas Oranola pada Pemberian Pu pu k Drganik Kasei ng dan Inoku lasi Mikoriza Arbuskular
Nurhalisyah 277
Karakteristik Morfologi Fase Vegctatif Bcrbagai Varictas Jeruk Pamelo Pangkep deogan Teknik Samb ung Mj n i
KaCrawi claJ:I. Zahraenf Kumalawati 284
AplikQsi herbisida Glif08at dan Paraquat pada Berbagai Oosis sert& Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Biduri (Calo lropis gigantea R. 8r.1
Jurnal Agrista
Volume 12 Nomor 3
Desember
2008
0aJ.m raagka ....ingbtku muh:I
basif pmefitian. kdentmpilan mewtis Iopono ... _ydlorbn 「オゥセ@
peodiIian bOleng pmanilln. d;p..t _
_ h
Jumaillmiatl.
Jamal
Asrisla "'""""'"'"
salah ....wadalt
beii
penelili .uk. meu)'ebarlU&-Un セi@ pmolkian dlbidona
_ian.1...1
AsrisIa ...
111 I..,...., _ I pcnefitian atau +.Ieh"""lnsan
deopa topil<_ian
dori Slat セーュ・ヲゥエゥ@di Falwlla< "-Ian Univ<nitas Sy;a/l
K""'. Bonda Acob elM _lid セセ@
yus berasal dan PergunN\l1 Tingi ' Nqcri _ Swasra SCftI Balai PatetitiaA. •
Iuma1 Ajrista IDer1IpObn j ....
cmpo1 buloom1
yaog
terlrit setiap hula, April A _dano..c..ber.
P1ENANGGUNG.JAWAII Prof. 0<.1<.
Sur...
L M.S.K£nJA EDIToM Prof. Dr. 'r. HKanuddin. M .S.
DEwAN ECft"oIo
Dr. h'. MMYUStr. M.P. Or. It. Hairul
a.sn,
M.Sc . Or. Ir. ヲャオNセN@ M.Agric:.Sc.Dr.
tr.
Sug.iaAfo. M5)C.. 0<. 1<. ZLI)'8$'&- M.Sc. IT. M. セ M.Sc.MIntA
IlESTARIProf, Dr. k . AbdI: A. WaIIMt. M.5c:.(Umyialt)
Prof. Dr. Gw... M S . (Uruyiatl)
Dr. tr. Pitman セ M,$.. ISlispa Sukamandi)
Of. IT. Ahuhakar A. Kari.. hot .s. (lIn5yiah)
Dr. It. UIIP Sj.fc:! Wlradisastra. M.Sc. IIPBl Pmf, Dr. ft. DIrusIIIan. MoSc: . HuセMゥ。ィI@
Dr. if, NcnWffta Arpi. M.Sc HセI@
Or. tr. 11. T. セ M.Sc. ( u..syw.)
Dr. k . Puf'bt,yo セ M.Sc. CPPKS MedIn)
Of. It. セ ゥN@ セNウ」NN@ (Umy. >
Dr. tt, "JUS セNNNB N@ M..Sc.. (UNItAl Or. fr. Pr'i)oao Pra.iao.. :\of.St.. fUNl B )
0.. k. U..1«n>Ia. M.S. (l'MIItonok " I Dr. h'. セ セN M.Sc:.(BB Abinc.Scrpoq:)
Or. Ir, M. Edt PT ... (PlOt PasuNal)
Dr. Ir. s.tnpak セ M.S. (UNPAR)
Or. Ir. M . IAJi Ra)u. M..5c. (UNf8RAW) A.J....AMAT REoAICSI
ヲセ Pt'1Uruu セ S\_ Kuala
Dn:ualzns
a....
Aedt :!j'I'Tc:lcp::.nlfa:,;,. :
oa
IJo6Q!8:25"..JU65 174105 14SUSUNAN R OmSO N T ANAH S-\WAH PADA TOPOSEKUEN LATOSOL BERBAHA N INDUK VOLKANIK DI DAERAH BOGOR - JAKARTA
The Sequence of Horizons of P3ddy Soils in a Toposequence OfLatosoJ on Volcanic
Parent Malerials in the Bogor Jakarta Area
Tefi Arabia", Sanvono Hardjowig eno1l, Sudarsono1), Widiatmakat ), dan Nata Suharta' )
"Mahasiswa Sekolah Pascurujana £PO, Bogor; l)SltIfPengajar Departemen llmu Tanah dan Sumberdayu Lahan Fakuhas Perlanilln £PB, Bogor: lJStaa: Penelili BaJai Bes8/' Peneli(ian dan Pengembangan SumbenJaya Lahan
Pertanian, Bogor
ABSTRACT
The sequence of horizons of paddy soils is different from the non paddy culli valed. The aim of the restarch were: (I) to study the sequence of horizons of plItkIy
sOils
in II tl'JpOsequence of Lalosol on volcanic materials in \he Bogor Jakarta area; (2) to study the influence of paddy cultivated intensity 10sequence of horizons. Tweh'c pedons of different altitude (90 6SU
m
atkwe see level) and different paddy cultivated intensity (O/year, lIyear, 21year) were inve5tigated sequence of horizons in the field . The result of the research showed that horizons sequence. on non paddy cultivated soi ls consist of: tillage layer and the original soi l layers. On Ix paddy/year «Insist of: plow pan layer. and iron/manganese/nodules Mn iIIuviation layer. On 2,x paddy/year .consist of: tillage lllyer of surface reduction, plow pan layer, FelMn iIluviation ャ。ケ・イL N セョ、@ reduced 5ubsUlrace layer.Keyword,: toposcquence, sequence of horIzons, tillage .Iayer, plow pan layer, Iron/maneane.'le llIuvlation layer, reduced subsurface layer
PENDAHULUAN
Tanah sawah dapat terbentuk pada ' . berbagai jenis tanah dan karakteristiknya
sangat beragam tergantung dati sifat tanah asal dan intensitas ptoyawahannya. Tanah
sawah merupakan tanah buatan manusia '.
(al'llropogenik) . sifat·sifalnya sangat dipengaruhi oleh kegiatan manusia antara lain melalui cara pembuatan.sawah dan earn budictaya. Cara pembuatan sawah
lergantung dari セ@ relietltopografi dan hidrolog.i, sedangkan cara budidaya
tergantung daTi pola lanam, kandWlgan lumpur dalam air irigasi , dan penambahan unsur ham.
Tanah . Latosol (lahan keringftidak disawahkan) pada toposekuen berbahan
induk volkanik di daerah Bogor Jakarta menurut Subardja & Buurman (1980). terdiri dan : Lalosol Coklat (Sutrudept, dan Dystrudept) dijumpai pads elevasi linggi
(900 320 m dpl.), dan Latosol Merah
Kekuningan serta Latosol Merah
(Eutrudox) dijumpai pada ketinggian 140 -40 m dpl.
Pada beberapa Ll!!tosol yang, di sawah
. kan
?i "
sekif¥ _80go;. profil ,:lanahnya" memperlihatkan sifat morfologi yang khas yaitu adanya lapisan olah tereduksi, tapisan tapak bajak. lapisan iluviasi besi, lapisan iluviasi mangan, setta lapisan tanah asal .
(Koenigs 1950). :t:Jamun demikian lC.arena
. perbedaan · 'ber&.\"gaf 'fakto r
yang
berpengaruh dalam · proses pembentukantanah. maka sifal morfologi y"ang kh83
エ・セ・「オエ@ tidak selalu terbentuk (Tan 1968,
Munir 1987).
"Lapisan o lah tereduksilAp(g) merupakan lapisan paling ataS yang
mengalami perg.antian reduksi·oksidasi sangat !ruat. OJ bawah lapisan ini dijumpai lapisan tapak 「。ェセ@ yang. merupakan sebagian 9ari qori!.on A dan sebagian dari horison 8 atau salah satu dan keduanya (AdlABd/Bd), :yang " dicirikan mempunxai
indeks pemadatan yang lebih tinggi
dibandingkan tapisan di atas dan
9i
bawahnya (Hardjowigeno &. Rayes 2005).Di bawah lapisan " tapak bajak
ditemukan ha rison iluv iasi besilmangan. Honson ini terbentuk ーセ。@ セ。ョ。ィ@
セ イ、 イ。ゥョ。ウ・@ baik, dengan" kedalaman ai r
taJlah > 1 m. Umumnya horison B ir
terletak eli alas. horison B ron, tempi pada tanllh dengan air tanah dangkal B iT dapat dljumpal eli bawah B ron, Lapis<m Fe
umumnya sangat tipis (l セ@ 2 em), sedangkan lapisan Mn umnmn:ya lebih teind
(Koenig? 1950).
Df bawah hori,son Fe/l\1n dijumpai hOriSOll B, tanah usal. Pada tanahranah tiengan ..lr tanah dalam yang disawahkan.
tldak terpcligwuh otch resapan air genangan aklbat pmyawahan, Horison irJ tetap
mempertahan sifat tauah asalnya.
Tanah·tanah l..atosol yang disawahkan
di scldtar Bogor, berasa\ dart bahan
volkanik yang. bersifirt andesitfk, dllinarni pool SJUU dan dua kali datam sctahun (BSkosurtanal 2000l Perbedaan intem;itas
penanaman padi telah menyebabkan terjadinya pcrbedaan lama tanah me::lgalami penggenangan dalam setiap tahUrl, seh}ngga berpengaruh terhadap proses rdogenesls, dan ktmludian terjadl perbedaan sifatslfat tanah, antara lain diperllhMkan oleh perbedaan susunan horisonnya,
Penelitian tentang sifutsirat taua.h sawah ill Indonesia masih sangat terbatas, pada umumnya banya berkenann dengan masalah agronorninya (Tan 1965), KajJan sifatsifat ttlnah sawall di [ndonesia <!lawali
-olen
Koenigs (1950) yang meneliti padajenis tanah Latosol dj Bogo!, tanpa melihat perbedaan elevasi dan Jamanya tanah digenangi dalam setahun" Kemudian Tap (1968) melakukan kajian karakteristlk dan genesis .tanah sawah di daernh Boger dan
sekitarnya p!}da beberapa macam tanah
dengan ketinggisn yang berbeda yaiiu pSda
Andosol (SOn m dpL), Laroso! Coklat Kemerehan (250 m dpJ.) Latosol Metarr(50
ill dpL) Tanpa memperhatikan lrrteosires_ penanamannya.
Uraian di alas merrunjukkan bahwa peneHtian yang lebih mendalum tentang susunari ht)rison pada sekucn, ketinggian dan _ lamanya penyawahan dalam setahun
masih per]u dilaktLxan, Demildan juga,
identifikasj yang. tepat dan laplsan tapak bajak, lapisan Fe dan Mn atau lapisan lahmya masih periu dite1itL HasH penelitian ini diharapkan dapat digl.lnakan sebllgai
infonnasi dasar dalarn
pengembangan ilmupenge!ahuan genesis dan sistem klasHlkasl tOOM, serta pengeioiaan tanah sawah di
Indonesia,
Pem::HHan lni bertujuan untuk: (1)
mempe!ajarl sunman norison tana.l,·ianah $4wah pacta toposekuen berbahan induk vo\kanlk di daerah Bogor Jakarta, (2)
mempelajari pengarub intensitas penyawahan pada suatu sekuen kennggian terhadap susunan honson.
METODE PENELITlAN
Loka$i penclitian dllapangan dllakuka., pads daerah kaki lereng G, Salak dan G, Pangrang:o yang berbahan induk voikanik (peden TAl" TA2, rA3, TA4, TA5, dan TAo) meluas ke utara IMnuju Bogor yang
merupakan caerah kipas aluVlal volkanik
mngga ke Iakarta (pedon TA 7. TA8, TA 12, TAD dan TAI4). Daerah penelitian terlelak pad:;;. ketingglan antara 650 90 meter dad pern1ukaan Jaw: (m dpl.),
Penetapan lokasi pengarnbil3Jl
bahan-nahan tanah didasarkan alas fsktotfaktot:
L Macron tanah yang' dicirikan oleh wama tanah hanson B pada tanab latril.r) ker:ing yang dijumpai pe.da toposekuen Latosol dJ daerah B{!gor -Jakarta (Subatdja dan Buurman 1980) berturutmrut dari e1evasi
tiuggi/400 -650 m dpl. (Latoso] Cc>klat Kekuningan dan Latosol Coklat} ke e!evasi rel,dahJ90 155 m dpt
(Lafosol Coklat Kernerahan dan
Latosol Merah).
2. Lamanya tanah disawo.hkan {rligenangi) daLam setalmo, yaitu tida..l;. pernah disawahkanlkebun, sawah Jx setahun, dan
sawan
2x padi retsnun, Berdasarkan hal tersebut sejumlalt 12puiOH tellih d!teliti di lapangan (Tabel J),
Peralata'1 yang digunakan antara lain teroid
dar): altimeter, kl1nometer! kompas. bor, pisau, cangkul, skop, ember, meteran, bukll MU!lscll Soil Color Chart, dan pH Truog.
Tcreapa! liga tahap penelitian: {I)
persiapan dan pemilihan lokasi, (2)
penelitien
oi
lapangan, dart (4) peagolahoodata dan pelll,llisan jumal. Kegiatan persiapao dan pemmhan lokasi penelitian meliputi pengumpulan bahan setta pene!aahan pel2,·pela dan daTa sekunder. Pcnelaaba... ollakJkan rerhadap Peta Rupa
Bumi skala j :25.000 lembar Cisarua,
Tabell. Lokasi pengambilan bahan !an:llJ di daerah penelitian
Macam Tanah Elevas i Pedon Penggunaan Lekasi
i!!.!..£e.1}
Lahanlotosol Coklat 425 TA5 Kebun Durian Palasari (Cijeruk) Kekunillgan 500 TA4 Sawah I x padi Bitungsari (Clawi)
455 TA3 Sawah 2x padi t。ョゥオョセ。イゥ@ (Cijerukl Latosol Coklat 650 TA6 Kebun Nangka Sukamaju (Clawi)
420 TA2 Sawah Ix padi Gadog (Clawi)
400 TAl Sawah 2x padi Sukamahi (Ciawi)
Latosol eok lal 150 TA I4 Kebun Karel Mekarsari (Kemang) Kemerahan 140 TA8 Sawah I x padi Rancabungur (Kernang)
155 TA7 Sawah 2x padi
Ke.
Sawah Bojon& {Kemang) Latosol MerahIJO
TAl] Kebun Bambu Bojongbaru (Bojong Gede)130 TAI2 Sawah Ix padi Bojongbaru (Bojong Gede) 90 TA9 Sawah 2x padi Ratujaya Pancoran Mas (Oepok)
Bogor, Leuwiliang, dan Cibinong (Bakosurtanal 2000); Peta Topografi (U.S. Anny 1943) skala 1:50.000; dan Pela Tanah Bogor skala 1:250.000 (Soepraptohardjo 1966). Penggunaan laban sebagai sawah pada masa lalu dapat dilihat dati Peta Topografi ( U.S. Army 1943 ). Kritetia tanah sawah bukan hanya (anah yang ditanami padi sawah, akan tetapi lanah tersebut telah mengaJami perkembangan morfologi yang khas, dihas ilkan oleh proses genesis yang terjadi selama tanab tersebul disawahkan. Perpilihan lokasi penelitian dilakukan dengan jalan mengadakan orientasi di seluruh daerah yang akan diteliti dengan tujuan menentukan lokasi yang sesuai (represent.arif) untuk. dijadikan
bahan penelitian. · Pemilihan lokasi penelilian diawali dengan melakukan pengamatan sifat miliomorfologi tanah dengan pemboran, dan melakukan wawancara dengan petani setempat atau petugas penyuluh pertanian lapangan guna memperoleh informasi tentang pola tanam pada lokasi tersebut.
Pengamatan. terhadap simlsiral morfologi pada profil tanah di lapangan dilakukan dengan mengacu pada Soil Survey Division Staff (J 993). Sifatsifat morfologi tanah yang diamati meliputi kCdalaman solum, honson tanah (Iebal, batas dan simbol) pada lapisan olab, lapisan tapak bajak, lapisan· Fe, lapisan Mn, dan lainlain. Setiap pedon yang diamali digambar sketsa penampang, dan posisinya
(lereDg alas, lereng tengah, atau lereng bawah) セゥ@ lapangan.
Data hasil pengamalan di lapangan diolah dalam bentuk Tabel dan Gambar. Dala sekunder, dan data pengamatan di lapangan dianalisis secara deskripti[-han/iratif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Susunan honson tanah sawah berdasarkan intensitas penanaman padi di daerah potelitian· disajikan pada Gambar I, 2,3, dan 4; serta iabel 2. Dari Gambar dan Tabel tersehut terlihat, susunan honson
lanah, pada lanah yang tidak
disawahkan/kebun (pedon · TA5, TA6. TAI4. dan TAD), baik pada elevasi tinggi (400 650 m dpl.) maupun pa4a elevasi rendab (90 155 m dpl.) hanya terdiri dari lapisan olah CAp) dan lapisan tanah asaJ (Bw atau Bo) saja. Sedangkan pada sawall Ix dan sawah 2x telah terjadi horisonisasi (proses pembenlUkan horison) lebih Janjul.
Susunan horison pada elevasi tinggi. tanah Latosol Coklat yang disawahkan Ix padi setahun (pedon TA"2) terdin da.Ti: lapisan olah, lapisan lapak bajak dengan karatan Fe (ABd ir),lapisan iluviasi Fe (B ir), lapisan iluviasi FeMn (B im), lapisan iluviasi Mn (B mn), dan ' lapisan tanah asal (Bw). Tanah ini hampir mirip seperti tanah sawah tipikal dengan air tanah dalam, namun demikian tidak seideal
yang
dijumpai oleh Koenigs (1950); sedangkan
••
pada Latoso l Coklat Keku ningan (pedon TA4) di lapisan bawah semllanya didominasi oleh lapisan iluviasi Mn. Pada Latosol Coklat Kekuningan yang disawahkan 2)( (pedon T A3) terdiri dari : Japisan olah, Japisan tapak bajak dengan ... karatan ·Fe (Ad it), lapisan i1uviasi FeMn, " tapisan iiuviasi MnFe (8 mi), lapisan i1uviasi Mn, dan lapisan !anah asal ; sedangkan pada Latosol Cok lat (pedon
TAl) yang mempunyai air lanah dangkaJ (68 em) di lapisan bawah dijumpai lapisan Icreduksi dengan karatan Fe (Bg ir), dan bahan induk tereduksi (Cg); hal ini lidak sesuai d.engan penelilian Moormann dan van Breemen (1978) yang menemukan profil tanah sawah tipikal pada ait tanah agak dangkal, di atas bahan induk dijumpai Japisan Fe dan di alasoya lagi terdapat lapisan Mn
••
....
-
C1"'.u'lAI),
•
•
,
"
..,
'
,
"
" '•
..,
.
,
""
/
...
It
..
,
'It
..
It Htt•
"
o 0'"
•
•
'ht
.'
,"
•
•
,
•
••
10
'.
n
"
"
•
Zセ@ IC ,.
0 0, {Ajセi AiG N@
o ,
,"
•
a a
•
セ Z L@ .tdlw.II·j .' °ft·I°W.
ェj セBGmイ@ 1. s ... Iforbon B オセLB ーNョキNNGQエiA mBB エエZ@
Pt"" ....pエ セN@ a._llliol Co kJ., エNZBォオョゥョセB ョ@ c ...,IIO'.1. Sw.on Ho ... " LNセBBBGーセ BエN@ Q^i N iiBエNッ ••
pad. [ ...ャisイセッッ@ -6"-;0 mNiNセ、mB@ f'<dO" ' PO;IU L.a , ... "t Coklol p...r.. ...,r
セqg ⦅@ &..<0 mB A オ」ャセイゥ@ QGNBLLセ jHッ NB@ Woo,
""n"uuu Ln",
...
po,...
J.I) セ,.,
...
"'"
,
,
•
", セ N
•
,
•
,
..
'...
'"
•
,,,.
,
•
セ@.'
..
.
.
"
,
..
' , ',
,
••
,
.
,
•
.
'"
,
,
" ,",,
•
..
X "..
ャセM o.
,
,
'::::,:
:
セ@+t
..
)q : 7,
,
,
,":'.',
,
•
,
"
"
,
,
"
,
,
•
0
..
•
,
,
/ , I<•
.
,
•
•
..
..
•
,
••
•
•
•
•
toopD "··k,.'II!t••
·_1Io
CO>llbf., J. s.. ... . 11. . .
"<_"'''''.,
M<iio,o,⦅セ
l..o,_
CoUtotKancr/I""
c . ...I» . .... $ . ... " Ii ... - . . " ... """""' 1\1"1 . . . ...pood,, [k'noII lIO _ 1M M<"' r <lo r! ,...セN \..0, ... , • .., . . .セ@ 1"'''0 E....·..t
h ..."" . . l ... .t '00. エセセ@
"''''H
LL セ Lエ@ BNョBオ BBセB@ t..y,Tabel 2. Susunan horison taoah sawah berdasarkan illtensitas penanam<ln pad i di daerah
Eenelitian
Karakteristik Sawah OX Sawah IX Sawah 2X
Pedon iKcbun) Padi Padi
Elevasi Tinggj (400600 m dpl.)
• Latosol Coklat k・セ B ャャョゥョ ァ 。ョ@ TA5 TA4
TA3
Susunan Horison Ap ,6wl , B\\'2, Ap, AD ir, B mnl B Ap, Ad ir, B im, B
8\\'3, Be mn4, BCmn mi, B mnl·B mn],
BCmn Lapisan olah (Ap)
• Kedalaman (em) 0·) 0· 12 0· 10
Lapisan tapak bajak (AdiABd)
Kedalaman (em) 1230 10·25
Ketebalan (em) 18 15
• Letak Honson AB horison A
Lapisan Iiuviasi Fe/Mn (B ir/B mn)
• Kedalaman (em) 30- 116 25·36; 36·50; 50.97
Kelebalan (em) 86 11;14;47
Letak B mn l·B mn4 B im; B mi ; B mn !
8mn3
Latoscl Coklat TA6
Susunan Honson Ap. Bwl, Bw2,
Bw3
Lapisan o!ah (Ap)
Kedalaman (em) 05
Lapisan tapal< baja!< (AdiABd) Kedalaman (em)
Ketebalan (em)
• Letak
Lapisan Iluviasi FeiMn (B ir18 mn) Kedalaman (em)
• Ketebalan (em) • Lotak
Lapisan tereduksi (Bg. Cg) .
Kedalaman (em) · Kelebal.an (em) · Lota!<
- Wama
TA2 Ap, ASd ir, B ir, B
im, B mn,
Be
0·16
16-34 18 honson AS
34·6 1 ;6 1·76; 76·82 27; 15;6 Bir;Bim ; Bmn
TA l
Ap, Ad ir, BI?, ir, Cg
O· II
II ·23 12 honson A
23·39; 39·68 16 ; 29 horison B dan C
IOYR 412 Elevasi Rendah (90155 m dpl.)
Latosol Coklat Kemerahan T A 14
TA B
TA7
SUSWl3n Hodson Ap, 80 I, B02. Ap, Sd mn, B mn, AP(g ir), Bd mi, B
B03, B04 Bo l , B02 mo, 8 0 1,802
Lapisan olab (Ap)
Kedalaman (cm) 0·8 0· 16 0·15
Karatan Fe banyak. besar ( lOR
Lapisan tapa!< baja!< (Bd)
4/6)
,
Kedalaman (cm) 16-35 ·15' 34 ·
• KetebaJan (em) • r..tak .
19 Honson B
19 horison B Lapisan I1uviasi
Mn
(B om) KedaJaman (em) 35·8 1
34·76
Karakterislik Sawah OX Sawah IX Sawah 2X
Pedon (Kebun) Padi Padi
Kctebalan (em) 46 42
Leta!<
Bmn
Bmn Latosol Merah Susunan Horison
,
Lapisan olah (Ap) • Kedalaman (em)
Karatan Fe
Lapisan Tapak Bajak (ABd) Kedalaman (em)
• Ketebalan (em) Letak
Lapisan tereduksi (Bg) · Kedalaman (em) Ketebalan (em) Letak
• Warna
TAIJ Ap, Bal, B02,
B03
014
Lapisan IJuviasi FeMnfNodul Mn (B imlBe) • Kedalaman (em)
· Kelebalan (em) • Letak
TAI2 Ap(e), Bel, Be2, Boe
018
1848 ; 4887 69 . Bcl;Be2
TA9
Ap(g ir). ABg ir. Bg or.
Bim, Bo
016
biasa, sedang (2,5YR 4/8)
1628 12 Hanson AB
2850 22 horison B 5B 5/15BG 5/ 1
5089
39
. 8imSusunan horison pada ・j・セ。ウ ゥ@ rendah. pada Latosol Coklat Kemerahan yang disawahkan Ix setahun (pedan T AS) terdiri dari: lapisan olah. lapisan tapak bajak dengan karatan Mn (Bd rnn),' lapisan iluviasi Mn, dan lapisan lanah asaJ (Bo). Sedangkan pada Latosol Merah (pedon TAI2) merupakan tanah yang dulunyh pemah ditanami padi I
x
setahun, dan sekarang sudah lama tidak digunakan sebagai sawab (bekas sawah). terdapat lapisan olah dengan nodul Mn (Ap(c»), Japisan iluviasi nodul Mn (Be), dan lapisan tanah asal dengan noduJ Mn (Boc); hal ini disebabkan terjadi proses pengeringan yang lebih lama, Mn yang terkonsentrasi pada poriporipori lanah mengeras sehingga membentuk nodul Mn.Pada Latoso1 Coklat Kemerahan yang disawahkan 2" (pedon TA7) terdin daTi : lapisan olah tereduksi (AP(g ir»). lapisan tapak bajak dengan karatan Mn dan Fe (Ed
ュゥIセ@ lapisan iluviasi Mn. dan lapisan tanah
asaI (Bo). Sedangkan pada Latosol Merah (pedon TA9), memperlihatkan proses
horisonisasi yang agak berbeda dengan
tanahtanah Latosol lain yang disawahkan 2x. Lapisan yang terbentuk berturutturut adalah: Japisan olah tereduksi dengan karatan Fe {AP(g ir)}. lapisan. tapak bajak belum begitu nyata tereduksi dengan
karatan besi pada honson AB (ABdg ir). Japisan B tereduksi dengan karatan Fe (Bg ir), dan lapisan FeMn (ak terpisahkan (B im). Rayes (2000) menyatakan, di dalam lapisan tapak bajak juga terjadi pencucian Fe dan Mn ke lapisan di bawahnya Oi Japisan ini juga dijumpai karatan yang menunjukk'an terjadinya proses oksidasi Fe yang berasal dari besi fero yang tertinggal di lapisan ini. Hal ini sesuai dengan yang ditemuk.an Koenigs (1950) yang menyatakan meskipun warna matriks Japisan IRpak bajak abuabu seperti hanson Apg, tetapi karatan besi masih sering ditemukan. LapisanIapisan tereduksi ini terbentuk pada riga lapisan teralas (kedalaman 0 50 em), hal
ini
disebabkan bukan olen air tanah yang dangkal karena air tanahoya > 2 m, tetapi tebih disebabkan oleh pengaroh air irigasi yang lehih intensif, sehingga lanah lebin reduktif.AgriSlB Vol. l2 No.3, 2008
Pada elevasi linggi, lanah yi!ng disawahkan Ix (TA4 dan TA2), Japis.an tapak bajak terbenluk di kedalaman 12 30 em (Iebal 18 em), dan kedaJaman 16 .14 em (Iebal 18 em). Sedangkan pada elevasi rendah (TA8) lerbentuk di kedalamanl6 -35 em (tebal19 em), dan pada TA1 2 tidak dijumpai lapisan tapak bajak.
Pada elevasi linggi , twa h yang disawahkan 2x (TA3 dan TA l), lap isan tapak bajak lerbentuk di kedalamao 10· 25
em (lebal 15 em), dan keela/aman I I - 23
em (lebaI 12 em). Sedangkan pada elevasi rendah (TA7 dan TA9) terbentuk di kedalaman 15 - 34 em (tebaJ 19 em), dan kedalaman 16 - 28
em
(Iebal 12 em).Baik pada elevasi linggi maupun rendah Japisan tapak bajak yang ditemukan di daerah penelitian hampir sejaJan dengan hasH penelitian Rayes (2000), lapisan tapak bajak dijwnpai pada kedaJaman 12 - 44 em (Iebal 6 - 20 em).
Pad3 elevasi tinggi . {anah yang disawahX.an Ix, lapisan iluviasi Fe dijumpai sangat teba! hanya terdapat ·pada T A2 di keda1aman 34 - 61 em (Iebal 27 em), sedangkan pada elevasi rendah lidak terbentuk lapisan Fe. Hal ini berbeda deogan Koenigs ( 1950), di Latosol Bogor ditemukan kelebaJan lapisan Fe hanya 2 em, pada kedalaman 19 - 21 em, miri p
honson p/akik tetapi tidak sampai tersementasi. Menurut Soil Survey Staff
(2006) horison plalrik adalah : horison tipis
(I - 25 rum) tersementasi oleh besi (atau besi dan Mn) serta bahan organik, merupakan padas berwama hitam sampai kemerah·merahan gelap.
Pada . elevasi linggi, tanah yang disawahkan lx, lapisan iluviasi Mn pada
TA4 lerbentuk sangat lebaJ di kedalarnan 30 - 116
ern
(Iebal 86 em); dan padaTA2 terbentuk lapisan iluviasi Mn lipis
(karena lapisan Fe yang terbentuk sangat lebal) hanya 6 em; sedangkan pada elevesi rendah (TAS) terbentuk di kedalaman 35 - 81 em (lebaJ 46 em); dan pada TA 12 tidak terbeotuk lap:san iluviasi Mn, telapi berupa lapi san nodui Mn (Be) dalam jumlah yang banyak dan besar, di kedalaman 18 - 87 em (tebal 69 em).
Agrista Vol. 12 No.3, 2008
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarknn uraian sebelumnya., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: pada lanah yang tidak disawahkan susunan horison, hanya terdiri dari Japisan olah dan lapisan tMah asal. Susunan borison
tanOO
yang disawahkan, pada sawah 1x, di samping lapisan olah teJah terjadi proses pembentukan horison (horisonisasi) lebih lanjut, yaitu: lapisan tapak bajak kurang oyala, lapisan fe, lapisan Mn alau lapisan nodul Mn, dan lapisan tanah asal; sedangkan susunan honson sawah 2x sebagai berikut: lapisan olah (elah mengalami reduksi, lapisan tapak: bajak lebih nyata, Japisan Fe dan atau
Mo,
lapisan bawah tereduksi, dan lapisan tMah asal.Pada elevasi tinggl, baik pada tanah .' yang disawahkan
1 x
maupun sawah2x.
lapisan tapak bajak dijumpai di kedalaman lebih dangkal (10·12 em), dibandingkan pada elevasi rendab dijumpai di kedalaman lebih dalam (15 · 16 em), dengan kelebalan yang sarna 12· 19 em. Semakin rendah ketinggian, baik pada ' tanah yang disawahkan Ix maupun sawah 2x, semakin sedikit horisonisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Bakosunanal. 2000. Peta rupa bumi skala 1:25.000. Lembar Cisarua, Ciawi, Bogor, Leuwiliang, dan Cibinong. Bakosun.anal, Bogor.
Hardjowigeno, 5., & M.L. Rayes. 2005. Tanah Sawah Karakteristik, Kondisi, dan Pennasalahan Tanah Sawah di Indonesia. Cetakan Pertama. Bayumedia Publishing. Malang. Jawa
Timur. Indonesia.
Koenigs, F. F. R. 1950. A ' sawah' profile near Bogar (Java). Contr. of the
General Agrie, Researeh Station, Bogar. No. 15.
Moonnann, F. R , & N. van Breemen. 1978. セゥ・・Z@ Soil, Water, Land. JRRl. Los Banos, Laguna, Philippines. Munir, M. 1987. Pengaruh penyawahant
terhadap morfologi, pedogenesis, elektrokimia dan klasifikasi tanah.
Disertasi Doktor. Program
Pascasarjana, IPS. Bogor,
Rayes,
?'vi.
1. lOOt). Kareku:rislik, genesis dan klasifikasi tanah sawah berasa! dari bahan volkan MerapL D1SerlaS) Doktor. Progranl Pascasarjana, Institut Pertanlan Bogor, Bogor. Socpraptohardjo, M. 1966. Peta tanah tinjauJawa Baret. Lembaga Pene!itian Tanah, BOgOL
Soil Survey DiVISIon Slaff. 1993. Sui! Survey Manual, USDA. Handhook No. IS. USDA, Washington D. C. Soil Survey Staff, 2006. Keys to Soil
Taxonomy.
lothed
USDANRCS.Washington, DC
SubardjB & P. Buunna(J., 1980. A Toposequence of Latosal on volcanic rocks in the Bogor Jakarta al'er.$.
in
P. Buurman (ed). Red Soils in Indonesia Centre for Agric. PubL and Doc. Wageningen.
Tan, K. H.
t9GB.
The genesis and characteristics of paddy sons inIndonesia. SQil Sci. Phmt Nutr. 14(3),117121.
U S. Anny. [943. Java and Madura 1:50.000. II:!: ed. Chief af engineers, U. S. Army. Copied from a Dutch
map,
1937