• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis efektivitas komunikasi atasan dan bawahan pada Kantor Pos Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis efektivitas komunikasi atasan dan bawahan pada Kantor Pos Bogor"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh

MELLY SILVIANI

H24104063

s

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

ANALISIS EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ATASAN DAN BAWAHAN PADA KANTOR POS BOGOR

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

MELLY SILVIANI H24104063

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(3)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ATASAN DAN BAWAHAN PADA KANTOR POS BOGOR

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

MELLY SILVIANI H24104063

Menyetujui, Januari 2009

Dra. Hj. Siti Rahmawati, M.Pd. Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc. Ketua Departemen

(4)

Bawahan pada Kantor Pos Bogor. Di bawah bimbingan Siti Rahmawati.

Komunikasi sangat dibutuhkan dalam pengembangan perusahaan. Sistem manajemen secanggih dan seefisien apapun tidak akan berfungsi, bilamana hambatan komunikasi tidak diselesaikan dan ditangani dengan baik, baik antara karyawan dengan karyawan maupun antar karyawan dengan pimpinan. Dalam aktivitas di suatu organisasi bisnis, komunikasi memegang peranan sangat penting. Kegagalan dalam organisasi bisnis banyak yang disebabkan oleh kurang tertatanya komunikasi bisnis yang dilakukan para pelaku di organisasi tersebut.

Komunikasi yang efektif menjadi faktor penting bagi pencapaian tujuan suatu organisasi. Komunikasi yang efektif antara karyawan dengan manajer atau antara atasan dengan bawahan dapat membantu atasan untuk memahami dan mengerti kesulitan bawahan dalam bekerja. Hal ini akan membantu terciptanya kinerja secara optimal.

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengetahui pola komunikasi yang terjadi antara atasan dan bawahan pada Kantor Pos Bogor. (2) Mengetahui hambatan komunikasi yang dialami oleh atasan dan bawahan pada Kantor Pos Bogor. (3) Menganalisis efektivitas komunikasi atasan dan bawahan pada Kantor Pos Bogor.

(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 27 Mei 1985. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Dudung dan Titin Rohayati. Penulis menyelesaikan pendidikan di SDN Laladon II Bogor pada tahun 1998, kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTPN I Dramaga Bogor dan lulus pada tahun 2001. Pada tahun 2004, penulis lulus dari SMUN 5 Bogor dan pada tahun yang sama penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI) di Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Selama masa perkuliahan, penulis aktif dalam kegiatan organisasi sebagai anggota Koperasi Mahasiswa Institut pertanian Bogor (KOPMA IPB) periode 2004-2005 dan 2005-2006. Bendahara Eksekutif Syariah Economic Student Club

(SES-C) Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB periode 2005-2006. Staf Divisi Ekonomi Kewirausahaan Forum dan Studi Mahasiswa Muslim FEM IPB periode 2005-2006. Penulis aktif dalam kegiatan kepanitiaan pada acara Femily

Day’s (Dies Natalis FEM IPB ke-5), Campus Fair KOPMA IPB 2005,

Up-Grading anggota KOPMA IPB 2006, Rapat Anggota Tahunan (RAT) KOPMA

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Efektivitas Komunikasi Atasan dan bawahan pada Kantor Pos Bogor”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Penyusunan skripsi ini dibantu oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik secara moral maupun material, sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Secara khusus penulis sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dra. Hj. Siti Rahmawati, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi dan pengarahan kepada penulis.

2. Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing, DEA dan Farida Ratnadewi, SE. MM atas kesediaannya menjadi dosen penguji.

3. Bapak Hidjroturachmat selaku Manajer SDM dan sarana Kantor Pos Bogor yang telah bersedia membantu dan meluangkan waktunya untuk memberikan informasi dalam skripsi ini.

4. Seluruh staf dan karyawan Kantor Pos Bogor atas partisipasi dan kerjasamanya.

5. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati di Departemen Manajemen, FEM IPB.

6. Mama dan Bapak yang telah memberikan curahan kasih sayang, bimbingan, motivasi serta do’a yang tulus. Adik-adikku sayang (Yusep, Mia dan Ghina) yang selalu memberikan tawa dan keceriaan kepada penulis.

7. Suamiku tercinta (Burhanudin) atas curahan kasih sayang, dukungan, bimbingan, do’a dan motivasi yang sangat berarti.

(7)

9. Bapak Taufik dan PT. BPRS Amanah Ummah atas bantuan baik moriil maupun materiil selama masa perkuliahan.

10.Bapak H. Mahfud yang telah memberikan bantuan dan dukungan yang sangat berarti kepada penulis.

11.Sahabat-sahabatku Eri, Elis, Dhania, Desy, Rini, Nurul, Nita dan Ika, yang selalu bersama dalam suka dan duka, semoga persahabatan kita tetap abadi selamanya.

12.Rekan-rekan satu bimbingan (Noti, Aufia, Deni, Yosi dan Dimas) dan rekan-rekan Manajemen angkatan ’41 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah.

13.Keluarga besarku di Garut yang tiada henti-hentinya memberikan kasih sayang dan do’a yang tulus kepada penulis.

14.Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Semoga ALLAH SWT memberikan pahala atas kebaikannya.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan ini. Oleh karena itu, penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan yang tidak disengaja dalam penulisan skripsi ini. Kritik dan saran yang membangun diperlukan untuk mencapai hal yang lebih baik. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kemaslahatan umat dan bernilai ibadah dalam pandangan ALLAH SWT. Amiin.

Bogor, Januari 2009

(8)

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah... 3

1.3. Tujuan Penelitian... 3

1.4. Manfaat Penelitian... 4

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi ... 5

2.1.1. Komunikasi organisasi ... 5

2.1.2. Proses Komunikasi ... 5

2.1.3. Fungsi Komunkasi... 7

2.1.4. Pola Komunikasi... 9

2.1.5. Hambatan Komunikasi dalam Organisasi... 12

2.1.6. Efektivitas Komunikasi Organisasi ... 15

2.2. Hasil penelitian Terdahulu yang Relevan ... 17

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran ... 19

3.2. Pengumpulan Data ... 21

3.3. Pengolahan dan Analisis Data ... 23

3.4. Definisi Operasional... 25

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum PT Pos Indonesia (Persero)... 26

4.1.1. Sejarah Kantor Pos Bogor... 26

4.1.2. Kedudukan, Tugas Pokok, Tujuan dan Bidang Usaha PT Pos Indonesia (Persero)... 27

4.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan ... 28

4.1.4. Sumber Daya Manusia... 30

4.2. Karakteristik Responden. ... . 31

4.3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner... 33

(9)

4.4.1. Pola Komunikasi ke atas... 34

4.4.2. Pola Komunikasi ke bawah... 36

4.5. Hambatan Komunikasi... 38

4.5.1. Hambatan Komunikasi ke Atas ... 39

4.5.2. Hambatan Komunikasi ke Bawah... 41

4.6. Efektivitas Komunikasi Antara Atasan dengan Bawahan ... 45

4.7. Implikasi Manajerial ... 48

V. KESIMPULAN DAN SARAN... 5.1. Kesimpulan ... 49

5.2. Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA... 50

(10)

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Jumlah sampel berdasarkan divisi... 22

2. Klasifikasi Nilai Alpha... 23

3. Skala Penilaian ... 24

4. Jumlah Karyawan Kantor Pos Bogor... 30

5. Jumlah Karyawan Berdasarkan Status Kepegawaian dan Jenis Kelamin.. 31

6. Karakteristik Responden ... 33

7. Penilaian Pola Komunikasi ke Atas ... 35

8. Penilaian Pola Komunikasi ke Bawah ... 37

9. Penilaian Hambatan Komunikasi ke Atas... 39

10.Penilaian Hambatan Komunikasi ke Bawah ... 42

11.Penilaian Efektivitas Komunikasi. ... 45

12.Hasil Uji Chi-Square Karakteristik Karyawan dengan Efektivitas Komunikasi ... 47

DAFTAR GAMBAR No. Halaman 1. Proses komunikasi... 6

2. Unsur-unsur Proses Komunikasi... 7

3. Kerangka Pemikiran Penelitian... 20

DAFTAR LAMPIRAN No. Halaman 1. Kuesioner untuk Atasan ... 52

2. Kuesioner untuk Bawahan ... 55

3. Struktur Organisasi ... 58

4. Karakteristik Responden ... 59

5. Uji Validitas Kuesioner... 60

6. Uji Reliabilitas Kuesioner ... 61

7. Penilaian Atasan terhadap Pola Komunikasi ke atas ... 62

8. Penilaian Bawahan terhadap Pola Komunikasi ke atas... 63

9. Penilaian Atasan terhadap Pola Komunikasi ke bawah ... 65

10.Penilaian Bawahan terhadap Pola Komunikasi ke bawah ... 66

11.Penilaian Atasan terhadap Hambatan Komunikasi ... 68

12.Penilaian Bawahan terhadap Hambatan Komunikasi ... 70

13.Penilaian Atasan terhadap Efektivitas Komunikasi ... 72

14.Penilaian Bawahan terhadap Efektivitas Komunikasi ... 73

(11)

Oleh

MELLY SILVIANI

H24104063

s

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

ANALISIS EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ATASAN DAN BAWAHAN PADA KANTOR POS BOGOR

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

MELLY SILVIANI H24104063

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(13)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ATASAN DAN BAWAHAN PADA KANTOR POS BOGOR

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

MELLY SILVIANI H24104063

Menyetujui, Januari 2009

Dra. Hj. Siti Rahmawati, M.Pd. Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc. Ketua Departemen

(14)

Bawahan pada Kantor Pos Bogor. Di bawah bimbingan Siti Rahmawati.

Komunikasi sangat dibutuhkan dalam pengembangan perusahaan. Sistem manajemen secanggih dan seefisien apapun tidak akan berfungsi, bilamana hambatan komunikasi tidak diselesaikan dan ditangani dengan baik, baik antara karyawan dengan karyawan maupun antar karyawan dengan pimpinan. Dalam aktivitas di suatu organisasi bisnis, komunikasi memegang peranan sangat penting. Kegagalan dalam organisasi bisnis banyak yang disebabkan oleh kurang tertatanya komunikasi bisnis yang dilakukan para pelaku di organisasi tersebut.

Komunikasi yang efektif menjadi faktor penting bagi pencapaian tujuan suatu organisasi. Komunikasi yang efektif antara karyawan dengan manajer atau antara atasan dengan bawahan dapat membantu atasan untuk memahami dan mengerti kesulitan bawahan dalam bekerja. Hal ini akan membantu terciptanya kinerja secara optimal.

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengetahui pola komunikasi yang terjadi antara atasan dan bawahan pada Kantor Pos Bogor. (2) Mengetahui hambatan komunikasi yang dialami oleh atasan dan bawahan pada Kantor Pos Bogor. (3) Menganalisis efektivitas komunikasi atasan dan bawahan pada Kantor Pos Bogor.

(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 27 Mei 1985. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Dudung dan Titin Rohayati. Penulis menyelesaikan pendidikan di SDN Laladon II Bogor pada tahun 1998, kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTPN I Dramaga Bogor dan lulus pada tahun 2001. Pada tahun 2004, penulis lulus dari SMUN 5 Bogor dan pada tahun yang sama penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI) di Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Selama masa perkuliahan, penulis aktif dalam kegiatan organisasi sebagai anggota Koperasi Mahasiswa Institut pertanian Bogor (KOPMA IPB) periode 2004-2005 dan 2005-2006. Bendahara Eksekutif Syariah Economic Student Club

(SES-C) Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB periode 2005-2006. Staf Divisi Ekonomi Kewirausahaan Forum dan Studi Mahasiswa Muslim FEM IPB periode 2005-2006. Penulis aktif dalam kegiatan kepanitiaan pada acara Femily

Day’s (Dies Natalis FEM IPB ke-5), Campus Fair KOPMA IPB 2005,

Up-Grading anggota KOPMA IPB 2006, Rapat Anggota Tahunan (RAT) KOPMA

(16)

KATA PENGANTAR

Segala puji senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Efektivitas Komunikasi Atasan dan bawahan pada Kantor Pos Bogor”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Penyusunan skripsi ini dibantu oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik secara moral maupun material, sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Secara khusus penulis sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dra. Hj. Siti Rahmawati, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi dan pengarahan kepada penulis.

2. Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing, DEA dan Farida Ratnadewi, SE. MM atas kesediaannya menjadi dosen penguji.

3. Bapak Hidjroturachmat selaku Manajer SDM dan sarana Kantor Pos Bogor yang telah bersedia membantu dan meluangkan waktunya untuk memberikan informasi dalam skripsi ini.

4. Seluruh staf dan karyawan Kantor Pos Bogor atas partisipasi dan kerjasamanya.

5. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati di Departemen Manajemen, FEM IPB.

6. Mama dan Bapak yang telah memberikan curahan kasih sayang, bimbingan, motivasi serta do’a yang tulus. Adik-adikku sayang (Yusep, Mia dan Ghina) yang selalu memberikan tawa dan keceriaan kepada penulis.

7. Suamiku tercinta (Burhanudin) atas curahan kasih sayang, dukungan, bimbingan, do’a dan motivasi yang sangat berarti.

(17)

9. Bapak Taufik dan PT. BPRS Amanah Ummah atas bantuan baik moriil maupun materiil selama masa perkuliahan.

10.Bapak H. Mahfud yang telah memberikan bantuan dan dukungan yang sangat berarti kepada penulis.

11.Sahabat-sahabatku Eri, Elis, Dhania, Desy, Rini, Nurul, Nita dan Ika, yang selalu bersama dalam suka dan duka, semoga persahabatan kita tetap abadi selamanya.

12.Rekan-rekan satu bimbingan (Noti, Aufia, Deni, Yosi dan Dimas) dan rekan-rekan Manajemen angkatan ’41 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah.

13.Keluarga besarku di Garut yang tiada henti-hentinya memberikan kasih sayang dan do’a yang tulus kepada penulis.

14.Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Semoga ALLAH SWT memberikan pahala atas kebaikannya.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan ini. Oleh karena itu, penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan yang tidak disengaja dalam penulisan skripsi ini. Kritik dan saran yang membangun diperlukan untuk mencapai hal yang lebih baik. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kemaslahatan umat dan bernilai ibadah dalam pandangan ALLAH SWT. Amiin.

Bogor, Januari 2009

(18)

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah... 3

1.3. Tujuan Penelitian... 3

1.4. Manfaat Penelitian... 4

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi ... 5

2.1.1. Komunikasi organisasi ... 5

2.1.2. Proses Komunikasi ... 5

2.1.3. Fungsi Komunkasi... 7

2.1.4. Pola Komunikasi... 9

2.1.5. Hambatan Komunikasi dalam Organisasi... 12

2.1.6. Efektivitas Komunikasi Organisasi ... 15

2.2. Hasil penelitian Terdahulu yang Relevan ... 17

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran ... 19

3.2. Pengumpulan Data ... 21

3.3. Pengolahan dan Analisis Data ... 23

3.4. Definisi Operasional... 25

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum PT Pos Indonesia (Persero)... 26

4.1.1. Sejarah Kantor Pos Bogor... 26

4.1.2. Kedudukan, Tugas Pokok, Tujuan dan Bidang Usaha PT Pos Indonesia (Persero)... 27

4.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan ... 28

4.1.4. Sumber Daya Manusia... 30

4.2. Karakteristik Responden. ... . 31

4.3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner... 33

(19)

4.4.1. Pola Komunikasi ke atas... 34

4.4.2. Pola Komunikasi ke bawah... 36

4.5. Hambatan Komunikasi... 38

4.5.1. Hambatan Komunikasi ke Atas ... 39

4.5.2. Hambatan Komunikasi ke Bawah... 41

4.6. Efektivitas Komunikasi Antara Atasan dengan Bawahan ... 45

4.7. Implikasi Manajerial ... 48

V. KESIMPULAN DAN SARAN... 5.1. Kesimpulan ... 49

5.2. Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA... 50

(20)

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Jumlah sampel berdasarkan divisi... 22

2. Klasifikasi Nilai Alpha... 23

3. Skala Penilaian ... 24

4. Jumlah Karyawan Kantor Pos Bogor... 30

5. Jumlah Karyawan Berdasarkan Status Kepegawaian dan Jenis Kelamin.. 31

6. Karakteristik Responden ... 33

7. Penilaian Pola Komunikasi ke Atas ... 35

8. Penilaian Pola Komunikasi ke Bawah ... 37

9. Penilaian Hambatan Komunikasi ke Atas... 39

10.Penilaian Hambatan Komunikasi ke Bawah ... 42

11.Penilaian Efektivitas Komunikasi. ... 45

12.Hasil Uji Chi-Square Karakteristik Karyawan dengan Efektivitas Komunikasi ... 47

DAFTAR GAMBAR No. Halaman 1. Proses komunikasi... 6

2. Unsur-unsur Proses Komunikasi... 7

3. Kerangka Pemikiran Penelitian... 20

DAFTAR LAMPIRAN No. Halaman 1. Kuesioner untuk Atasan ... 52

2. Kuesioner untuk Bawahan ... 55

3. Struktur Organisasi ... 58

4. Karakteristik Responden ... 59

5. Uji Validitas Kuesioner... 60

6. Uji Reliabilitas Kuesioner ... 61

7. Penilaian Atasan terhadap Pola Komunikasi ke atas ... 62

8. Penilaian Bawahan terhadap Pola Komunikasi ke atas... 63

9. Penilaian Atasan terhadap Pola Komunikasi ke bawah ... 65

10.Penilaian Bawahan terhadap Pola Komunikasi ke bawah ... 66

11.Penilaian Atasan terhadap Hambatan Komunikasi ... 68

12.Penilaian Bawahan terhadap Hambatan Komunikasi ... 70

13.Penilaian Atasan terhadap Efektivitas Komunikasi ... 72

14.Penilaian Bawahan terhadap Efektivitas Komunikasi ... 73

(21)

1.1. Latar Belakang

Kebutuhan sistem komunikasi keorganisasian yang hidup dinamis semakin meningkat dalam era globalisasi, hal ini seiring dengan berkembangnya ilmu komunikasi yang membuat jarak antar negara, satu komunitas dengan komunitas lainnya terasa dekat akibat perangkat teknologi komunikasi yang semakin canggih dan berkembang pesat.

Pentingnya komunikasi bagi manusia tidak dapat dipungkiri, begitu juga halnya bagi suatu organisasi atau perusahaan. Komunikasi sangat dibutuhkan dalam pengembangan perusahaan. Sistem manajemen secanggih dan seefisien apapun tidak akan berfungsi bilamana hambatan komunikasi tidak diselesaikan dan ditangani dengan baik, baik antara karyawan dengan karyawan atau karyawan dengan pimpinan. Komunikasi merupakan aktivitas yang memegang peranan sangat penting dalam aktivitas di suatu organisasi bisnis. Kegagalan dalam organisasi bisnis, banyak yang disebabkan oleh kurang tertatanya komunikasi bisnis yang dilakukan para pelaku di organisasi tersebut.

(22)

Permasalahan komunikasi baik antar departemen, rekan kerja, atau antara atasan dan bawahan sering kita temui di dalam perusahaan. Hal tersebut disebabkan oleh tidak adanya titik temu berbagai pihak sehingga dapat mengganggu kelancaran proses komunikasi. Untuk itu, diperlukan semacam “Communication Skill“ untuk mengatasi hambatan komunikasi yang terjadi dalam perusahaan.

Berdasarkan hasil berbagai penelitian empiris menunjukkan bahwa kehidupan organisasi tidak mungkin dipisahkan dari prinsip-prinsip komunikasi efektif karena komunikasi disadari sebagai darah kehidupan organisasi (life blood of on organization). Segala kegiatan, interaksi dan saling ketergantungan antar anggota organisasi dapat berlangsung berkat komunikasi, karena hanya dengan komunikasi pengaruh atas perilaku individu dapat terjadi. Jadi, semua kegiatan, termasuk proses manajemen yang sangat menentukan kelangsungan hidup organisasi, tergantung dari komunikasi efektif.

(23)

1.2. Rumusan Masalah

Perkembangan industri jasa terutama dalam bidang komunikasi dan jasa pengiriman semakin pesat. Hal ini menyebabkan semakin tingginya persaingan yang dihadapi oleh PT. Pos Indonesia (Persero). Begitu juga halnya dengan Kantor Pos Bogor.

Kantor Pos Bogor terus berupaya untuk meningkatkan kinerja secara optimal. Namun, pada pelaksanaannya, berbagai masalah internal perusahaan sering terjadi, terutama yang berkaitan dengan Sumber Daya Manusia (SDM). Masalah komunikasi sering terjadi antara karyawan dengan pihak manajemen. Karyawan sebagai bawahan sering merasa kesulitan dalam memahami pesan atau intruksi yang disampaikan oleh atasan berkaitan dengan pekerjaan, sehingga hal ini dapat menimbulkan kesalahpahaman dalam bekerja yang berakibat pada penurunan kinerja karyawan.

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pola komunikasi yang terjadi antara atasan dengan bawahan di Kantor Pos Bogor?

2. Bagaimana hambatan komunikasi yang dialami oleh atasan dan bawahan di Kantor Pos Bogor?

3. Bagaimana efektivitas komunikasi antara atasan dengan bawahan pada Kantor Pos Bogor?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pola komunikasi yang terjadi antara atasan dengan bawahan pada Kantor Pos Bogor.

2. Mengetahui hambatan komunikasi yang dialami oleh atasan dan bawahan di Kantor Pos Bogor.

(24)

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi peneliti

Merupakan sarana untuk mengaplikasikan pemahaman penulis tentang teori-teori sumber daya manusia yang didapat selama mengikuti perkuliahan.

2. Bagi perusahaan

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan dan informasi mengenai kondisi perusahaan dengan mengetahui keefektifan komunikasi yang telah diterapkan sehingga penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi manajer dalam pengambilan keputusan guna memperbaiki kinerja karyawan.

3. Kalangan akademisi

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan di bidang sumberdaya manusia khususnya mengenai komunikasi dan menjadi literatur untuk penelitian selanjutnya.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

(25)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. (www.wikipedia.org/wiki/komunikasi). Menurut Stoner (1996), Komunikasi didefinisikan sebagai proses yang digunakan oleh manusia untuk mencari kesamaan arti lewat transmisi pesan simbolik. Menurut Muhammad (2004), komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun non verbal antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku.

2.1.1. Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah (Goldhaber dalam Muhammad, 2004).

Muhammad (2004), menyimpulkan pendapat dari para ahli mengenai persepsi tentang komunikasi organisasi, yaitu:

a. Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks yang dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik internal maupun eksternal.

b. Komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah dan media.

c. Komunikasi organisasi meliputi orang dan sikapnya, perasaan, hubungan dan keterampilannya.

2.1.2. Proses komunikasi

Menurut Purwanto (2003), proses komunikasi terdiri dari enam tahap, yaitu:

(26)

4. Penerima menerima pesan 5. Penerima menafsirkan pesan

6. Penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan balik kepada pengirim.

Keenam tahapan dalam proses komunikasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. Sub Bag Trier/Kawai

Sub Bag Sopir

Gambar 1. Tahapan dalam Proses Komunikasi (Purwanto, 2003).

Menurut Cangara (2006), unsur-unsur yang terdapat dalam proses komunikasi diantaranya adalah:

1. Sumber

Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa inggrisnya disebut source, sender atau encoder.

2. Pesan

Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. 3. Media

(27)

4. Penerima

Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau negara.

5. Pengaruh

Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang.

6. Tanggapan Balik

Umpan balik adalah salah satu bentuk dari pengaruh yang berasal dari penerima. Umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meskipun pesan belum sampai pada penerima. 7. Lingkungan

Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis dan dimensi waktu.

Lingkungan

Sumber Pesan Media Penerima Efek

Umpan balik

Gambar 2. Unsur-unsur Proses Komunikasi (Cangara, 2006).

2.1.3. Fungsi Komunikasi

Concrad dalam Tubbs (2001), mengidentifikasi tiga fungsi komunikasi dalam organisasi. Fungsi-fungsi tersebut adalah:

1. Fungsi perintah

(28)

anggota lain dalam organisasi. Hasil fungsi perintah adalah koordinasi diantara sejumlah anggota yang saling bergantung dalam organisasi tersebut.

2. Fungsi relasional

Komunikasi memperbolehkan anggota organisasi “menciptakan dan mempertahankan bisnis produktif dan hubungan personal dengan anggota organisasi lain”.

3. Fungsi manajemen ambigu

Komunikasi adalah alat untuk mengatasi dan mengurangi ketidakjelasan yang melekat dalam organisasi.

William I. Gorden dalam Mulyana (2004) mengemukakan ada empat fungsi komunikasi yaitu:

1. Komunikasi sosial

Mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri, aktualisasi diri, kelangsungan hidup, memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi, orang dapat bekerjasama dengan anggota masyarakat untuk mencapai tujuan bersama.

2. Komunikasi ekspresif

Komunikai ekspresif dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrument untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan non verbal.

3. Komunikasi ritual

Komunikasi yang biasa dilakukan secara kolektif. 4. Komunikasi instrumental

(29)

Menurut Robbins (1996), komunikasi menjalankan empat fungsi utama di dalam suatu kelompok atau organisasi, diantaranya:

1. Pengendali (kontrol dan pengawasan)

Komunikasi bertindak untuk mengendalikan perilaku anggota dalam beberapa cara. Setiap organisasi mempunyai hirarki wewenang dan garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh para karyawan.

2. Motivasi

Komunikasi membantu perkembangan motivasi dengan menjelaskan kepada para karyawan apa yang harus dilakukan, bagaimana mereka bekerja baik dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja jika di bawah standar.

3. Pengungkapan emosional

Komunikasi dapat menunjukkan ungkapan emosional dari perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial. Bagi karyawan, kelompok kerja merupakan sumber pertama untuk interaksi sosial. Komunikasi yang terjadi di dalam kelompok tersebut merupakan mekanisme fundamental dimana anggota-anggota menunjukkan kekecewaan dan rasa puasnya.

4. Informasi

Komunikasi berhubungan dengan perannya dalam mempermudah pengambilan keputusan. Komunikasi memberikan informasi yang diperlukan individu dan kelompok untuk mengambil keputusan dengan meneruskan data guna mengenali dan menilai pilihan-pilihan alternatif.

2.1.4. Pola Komunikasi

Secara umum pola komunikasi dapat dibedakan ke dalam saluran komunikasi formal dan saluran komunikasi nonformal (Purwanto, 2003).

1. Saluran komunikasi formal

(30)

komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, komunikasi horizontal dan komunikasi diagonal.

a. Komunikasi dari atas ke bawah

Aliran komunikasi dari atas ke bawah umumnya terkait dengan tanggung jawab dan kewenangannya dalam suatu organisasi. Seorang manajer yang menggunakan jalur komunikasi dari atas ke bawah memiliki tujuan untuk mengarahkan, mengkoordinasikan, memotivasi, memimpin dan mengendalikan berbagai kegiatan yang ada di level bawah.

Menurut Katz dan Kahn dalam Purwanto (2003), komunikasi dari atas ke bawah mempunyai lima tujuan pokok, yaitu:

1. Memberikan pengarahan atau instruksi kerja tertentu.

2. Memberikan informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilaksanakan.

3. Memberikan informasi tentang prosedur dan praktik organisasional.

4. Memberikan umpan balik pelaksanaan kerja kepada para karyawan.

5. Menyajikan informasi mengenai aspek ideologi dalam membantu organisasi menanamkan pengertian tentang tujuan yang ingin dicapai.

Salah satu kelemahan dari saluran komunikasi dari atas ke bawah ini adalah kemungkinan terjadinya penyaringan informasi ataupun sensor informasi penting yang ditujukan ke para bawahannya.

b. Komunikasi dari bawah ke atas

(31)

ke atas adalah untuk memberikan balikan, memberikan saran dan mengajukan pertanyaan. Sedangkan komunikasi ke atas mempunyai beberapa fungsi atau nilai tertentu. Menurut Pace

dalam Muhammad (2004), fungsi komunikasi ke atas adalah : 1. Dengan adanya komunikasi ke atas, supervisor dapat

mengetahui kapan bawahannya siap untuk diberi informasi dan bagaimana baiknya menerima apa yang disampaikan karyawan.

2. Arus komunikasi ke atas memberikan informasi yang berharga bagi pengambilan keputusan.

3. Komunikasi ke atas memperkuat apresiasi dan loyalitas karyawan terhadap organisasi dengan jalan memberikan kesempatan untuk menanyakan pertanyaan, mengajukan ide-ide dan saran-saran tentang jalannya organisasi.

4. Komunikasi ke atas membolehkan bahkan mendorong desas-desus muncul dan membiarkan supervisor mengetahuinya.

5. Komunikasi ke atas menjadikan supervisor dapat menentukan apakah bawahan menangkap arti seperti yang dimaksudkan dari arus informasi ke bawah.

6. Komunikasi ke atas membantu karyawan mengatasi masalah-masalah pekerjaannya dan memperkuat keterlibatannya dalam tugas-tugasnya di organisasi.

Salah satu kelemahan komunikasi dari bawah ke atas adalah adanya kemungkinan bawahan hanya menyampaikan informasi yang baik-baik saja.

c. Komunikasi horizontal

(32)

mempengaruhi dan memberikan informasi kepada bagian atau departemen yang memiliki kedudukan sejajar.

d. Komunikasi diagonal

Komunikasi yang melibatkan dua tingkat organisasi yang berbeda. Komunikasi diagonal lebih banyak diterapkan dalam suatu organisasi yang berskala besar, dimana terdapat saling ketergantungan di antara bagian atau departemen-departemen yang ada dalam organisasi tersebut.

Bentuk komunikasi diagonal memiliki beberapa keuntungan, diantaranya adalah:

1) Penyebaran informasi bisa menjadi lebih cepat

2) Memungkinkan individu dari berbagai bagian atau departemen ikut membantu menyelesaikan masalah dalam organisasi.

Salah satu kelemahan komunikasi diagonal adalah bahwa komunikasi diagonal dapat mengganggu jalur komunikasi yang rutin dan telah berjalan normal. Disamping itu, komunikasi diagonal dalam suatu organisasi besar sulit untuk dikendalikan secara efektif.

2. Saluran komunikasi nonformal

Saluran komunikasi yang tidak memperhatikan jenjang hierarki, pangkat dan kedudukan/jabatan.

2.1.5. Hambatan Komunikasi dalam Organisasi

Menurut Purwanto (2003), faktor-faktor penghambat komunikasi dapat dikelompokkan ke dalam empat masalah utama, diantaranya adalah:

1. Masalah dalam mengembangkan pesan

(33)

2. Masalah dalam menyampaikan pesan

Masalah yang paling jelas dalam penyampaian pesan adalah masalah yang terkait dengan sarana fisik untuk berkomunikasi. 3. Masalah dalam menerima pesan

Masalah yang muncul dalam menerima pesan antara lain adanya persaingan antara penglihatan dengan suara, kursi yang tidak nyaman, lampu yang kurang terang dan kondisi lain yang mengganggu konsentrasi audiens.

4. Masalah dalam menafsirkan pesan

Masalah terbesar dalam proses komunikasi adalah saat pesan ditafsirkan oleh penerima pesan. Perbedaan latar belakang, perbendaharaan bahasa dan pernyataan emosional dapat menimbulkan munculnya kesalahpahaman antara pengirim dan penerima pesan.

Menurut Cangara (2006), hambatan komunikasi pada dasarnya dapat dibedakan atas tujuh macam, yaitu:

1. Gangguan teknis

Gangguan Teknis terjadi jika salah satu alat yang digunakan dalam berkomunikasi mengalami gangguan, sehingga informasi yang disampaikan melalui saluran mengalami kerusakan. Misalnya gangguan jaringan telepon, suara bising dan sebagainya.

2. Gangguan semantik

(34)

3. Gangguan psikologis

Gangguan psikologis terjadi karena adanya gangguan yang disebabkan oleh persoalan-persoalan dalam diri individu. Misalnya rasa curiga penerima kepada sumber, situasi berduka atau karena gangguan kejiwaan sehingga dalam penerimaan dan pemberian informasi tidak sempurna.

4. Hambatan fisik atau organik

Hambatan fisik ialah gangguan yang disebabkan karena kondisi geografis misalnya jarak yang jauh sehingga sulit dicapai, tidak adanya sarana komunikasi dan transportasi. Gangguan fisik juga bisa diartikan karena adanya gangguan organik, yaitu tidak berfungsinya salah satu pancaindera pada penerima.

5. Hambatan status

Hambatan status ialah rintangan yang disebabkan karena jarak sosial diantara peserta komunikasi, misalnya perbedaan status antara senior dan yunior atau atasan dan bawahan.

6. Hambatan kerangka berpikir

Hambatan kerangka berpikir ialah rintangan yang disebabkan adanya perbedaan persepsi antara komunikator dan khalayak terhadap pesan yang digunakan dalam berkomunikasi.

7. Hambatan budaya

Hambatan budaya ialah rintangan yang terjadi disebabkan karena adanya perbedaan norma, kebiasaan dan nilai-nilai yang dianut oleh pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi.

Menurut Robbins (1996), penghalang utama terhadap komunikasi efektif adalah:

1. Penyaringan

(35)

2. Persepsi selektif

Penerima dalam proses komunikasi secara selektif melihat dan mendengar berdasarkan kebutuhan, motivasi, pengalaman, latar belakang dan karakteristik pribadinya yang lain.

3. Emosi

Bagaimana perasaan si penerima ketika menerima suatu pesan komunikasi akan mempengaruhi bagaimana ia menafsirkan pesan tersebut.

4. Bahasa

Adanya perbedaan latar belakang budaya dan penggunaan bahasa dengan istilah yang berbeda dapat menghalangi komunikasi efektif. 2.1.6. Efektivitas Komunikasi

Menurut Tubbs (2001), salah satu ukuran bagi efektivitas komunikasi adalah terciptanya komunikasi efektif. Secara sederhana, komunikasi dikatakan efektif apabila orang berhasil menyampaikan apa yang dimaksudkannya. Secara umum, komunikasi dinilai efektif bila rangsangan yang disampaikan dan yang dimaksudkan oleh pengirim atau sumber, berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima.

Ada lima hal yang dapat dijadikan ukuran bagi komunikasi efektif, yaitu:

1. Pemahaman

Pemahaman adalah penerimaan yang cermat atas kandungan rangsangan seperti yang dimaksudkan oleh pengirim pesan. Dalam hal ini komunikator dikatakan efektif apabila penerima memperoleh pemahaman yang cermat atas pesan yang disampaikan. Kegagalan utama dalam berkomunikasi adalah ketidakberhasilan dalam menyampaikan isi pesan secara cermat. 2. Kesenangan

(36)

3. Mempengaruhi sikap

Komunikasi dikatakan efektif jika komunikator (pengirim) dapat mempengaruhi sikap komunikan (penerima), tindakan mempengaruhi sikap bertujuan agar orang lain memahami ucapan kita dan melakukan tindakan sesuai dengan yang kita inginkan. 4. Hubungan yang makin baik

Secara keseluruhan, komunikasi efektif memerlukan suasana psikologis yang positif dan penuh kepercayaan. Salah satu kegagalan dalam berkomunikasi adalah adanya gangguan dalam hubungan insani yang berasal dari kesalahpahaman.

5. Tindakan

Komunikasi yang efektif dapat mendorong orang lain untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan yang kita inginkan.

Menurut Purwanto (2003), komunikasi efektif memerlukan beberapa hal antara lain:

1. Persepsi

Komunikator harus dapat memprediksi apakah pesan-pesan yang akan disampaikannya dapat diterima oleh penerima pesan.

2. Ketepatan

Secara umum, audiens mempunyai suatu kerangka berpikir. Seseorang perlu mengekspresikan sesuatu sesuai dengan apa yang ada dalam kerangka berpikir agar komunikasi yang dilakukan mencapai sasaran.

3. Kredibilitas

Komunikator perlu memiliki suatu keyakinan bahwa para audiensnya adalah orang-orang yang dapat dipercaya. Demikian juga sebaliknya, komunikator harus mempunyai suatu keyakinan terhadap inti pesan dan maksud yang ingin mereka sampaikan. 4. Pengendalian

(37)

tergantung pada berhasil tidaknya komunikator mengendalikan audiensnya saat berkomunikasi.

5. Keharmonisan

Komunikator yang baik tentu akan selalu dapat menjaga hubungan persahabatan yang baik dengan audiens, sehingga komunikasi dapat berjalan lancar dan mencapai tujuannya.

2.2. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan

Menurut Lestari (2005), berdasarkan hasil penelitiannya tentang Analisis Efektivitas Komunikasi Antara Atasan dan Bawahan pada PT. Indonesia EPSON Industry (Divisi Management Support dan Printed Circuit Board), menyimpulkan bahwa secara umum keefektifan komunikasi yang terdapat pada divisi Management Support dan Printed Circuit Board telah tercapai dan komunikasi yang berlangsung antara atasan dan bawahan sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian terhadap persepsi atasan dan bawahan yang masing-masing menunjukkan angka 150,8 dan 170,18, dimana angka-angka tersebut berada pada rentang skala yang bernilai baik. Walaupun demikian, pada setiap aspek yang dinilai ternyata masih terdapat beberapa masalah yang sebenarnya harus diperhatikan oleh perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari persentase responden yang masih merasakan berbagai kendala dalam berkomunikasi.

(38)

Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode Fishbein, dapat diketahui bahwa sikap komunikasi bawahan berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh atasan adalah sangat baik, dengan rentang skala yang diperoleh sebesar 234,38, sedangkan untuk sikap komunikasi atasan yang dinilai oleh bawahan adalah baik, dengan rentang skala yaitu sebesar 223,58. sikap komunikasi ini dapat mendukung terciptanya lingkungan kerja yang efektif.

(39)

III. METODE PENELITIAN

3.1.Kerangka Pemikiran Penelitian

Kantor Pos Bogor memiliki visi, misi dan tujuan yang dapat terwujud apabila didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kinerja serta integritas tinggi terhadap perusahaan. Karyawan berperan sebagai penggerak utama suatu perusahaan yaitu bertindak sebagai pelaksana, pengelola dan pengambil keputusan serta kebijakan yang berkaitan dengan permasalahan perusahaan. Karyawan juga berperan dalam membantu mewujudkan tujuan perusahaan karena berhasil tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuannya tergantung pada produktivitas kerja karyawan.

Selain karyawan, tokoh yang sangat berpengaruh dalam menentukan keberhasilan suatu perusahaan adalah seorang manajer atau atasan. Atasan dan bawahan saling berinteraksi dan menjalin komunikasi. Aktivitas komunikasi yang terjadi antara atasan dengan bawahan adalah komunikasi vertikal ke atas dan vertikal ke bawah. Seorang atasan harus mengetahui apa saja hambatan komunikasi yang dialami oleh bawahan begitu juga sebaliknya dengan bawahan, sehingga diharapkan dapat memperbaiki komunikasi antara keduanya agar tercipta komunikasi yang efektif.

(40)

Uji Chi- Square

Gambar 3. Kerangka Pemikiran Penelitian.

Karakteristik Responden

ƒJenis kelamin

ƒUsia

ƒPendidikan terakhir

ƒMasa kerja

SDM yang dimiliki Visi & Misi Kantor Pos

Bogor

Komunikasi

Tinggi

Pencapaian tujuan perusahaan Rendah

- Hubungan baik - Tindakan

Karyawan (Bawahan) Manajer

(Atasan)

Komunikasi ke Atas

• Memberi Laporan • Mengajukan Ide • Mengemukakan

masalah

• Meminta pendapat

Komunikasi ke bawah

(41)

Pengumpulan Data

1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Pos Bogor yang beralamat di Jl. Ir. H. Djuanda No. 5 Bogor dan dilaksanakan pada bulan Mei 2008 sampai Juli 2008. Pemilihan perusahaan dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa adanya kesediaan pihak perusahaan untuk memberikan informasi dan data yang diperlukan sesuai dengan penelitian. 2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh berdasarkan kuesioner yang disebarkan kepada para responden dan wawancara yang dilakukan terhadap karyawan dan manajer. Data sekunder diperoleh dari data perusahaan, buku, skripsi, artikel dan internet.

3. Metode Penentuan Sampel a. Penarikan sampel

Penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan metode Quota sampling yaitu sampel diambil dengan menetapkan kuota atau jumlah tertentu terhadap sampel yang memiliki karakteristik yang diinginkan (Istijianto, 2006).

Total sampel yang diambil sebanyak 55 orang dari populasi 119 karyawan dengan menggunakan rumus Slovin berikut:

( )

2

1 N e N n

+

= ...(1)

Keterangan :

n = Jumlah contoh yang akan diambil

N = Jumlah responden

e = Kesalahan yang dapat ditolerir (10%)

(42)

Tabel 1. Jumlah sampel berdasarkan bagian/divisi.

No Divisi/ Bagian Jumlah

Populasi

Jumlah Sampel

1 SDM dan Sarana 11 5

2 Keuangan 5 3

3 Akuntansi 3 2

4 Pemasaran 13 6

5 Giro 13 6

6 Bagian Bisnis Komunikasi dan Logistik 14 6

7 Bisnis Keuangan dan Keagenan 14 6

8 Unit Pelayanan Luar 15 7

9 Pengolahan dan Outgoing 31 14

Jumlah 119 55

b. Pengujian Kuesioner

Kuesioner yang akan digunakan diuji terlebih dahulu dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Hal ini digunakan agar kuesioner yang digunakan terbukti akurat dan layak untuk disebarkan kepada responden. Uji validitas digunakan untuk melihat hubungan diantara masing-masing pertanyaan, sehingga memiliki keterkaitan yang erat diantaranya. Sedangkan uji reliabilitas dilakukan agar semua pertanyaan tersebut sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan (Umar, 2003).

1. Uji validitas

Teknik untuk menguji validitas digunakan rumus product moment pearson correlation yaitu :

n(∑XY)- (∑X)(∑Y)

r= ...(2)

√(n∑X2 - (∑X)2) (n∑Y2 –(∑Y)2) dimana :

r = nilai koefisien pearson

n = jumlah responden

X = skor masing-masing pertanyaan tiap responden Y = total skor pertanyaan dari tiap responden 2. Uji reliabilitas (keterandalan)

(43)

yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Keterandalan ditentukan dengan menggunakan rumus alpha cronchbach yaitu:

k ∑σb2

r11 = [ ] [1- ] ...(3)

k-1 σt2

dimana:

r11 = keandalan instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan ∑σ b2 = jumlah ragam butir pertanyaan

σt2 = ragam total

Tingkat reliabilitas dengan metode Alpha Cronbach diukur berdasarkan skala alpha 0 sampai 1, yang dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

Tabel 2. Klasifikasi Nilai Alpha

Alpha Tingkat Reliabilitas

α > 0,9 Sempurna (Excellent)

α > 0,8 Baik (Good)

α > 0,7 Dapat diterima (Acceptable) α > 0,6 Diragukan (Questionable)

α > 0,5 Lemah (Poor)

α < 0,5 Tidak dapat diterima (Inacceptable)

Sumber: George dan Mallery (2003) 3.3. Pengolahan dan Analisis Data

Metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan uji Chi-Square dibantu dengan program komputer SPSS 11.5 for windows.

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah analisis yang bertujuan mengubah kumpulan data mentah menjadi bentuk yang mudah dipahami dalam bentuk informasi yang lebih ringkas (Istijanto, 2006). Data yang diperoleh dicari nilai tengahnya (Median). Median

(44)

secara seimbang di tengah. Median merupakan cara lain mencari nilai yang dapat mewakili sejumlah data yang terkumpul.

Berdasarkan nilai tengah tersebut, diperoleh kesimpulan yang didapat dengan menentukan terlebih dahulu skala penilaian pada Tabel 3 berikut:

Tabel 3. Skala Penilaian Rentang

Skala Keterangan 1-2 = 1,5 Jarang/Tidak Setuju 2-3 = 2,5 Kadang-kadang/ Kurang Setuju 3-4 = 3,5 Sering/Setuju

4 Sangat Sering/ Sangat Setuju

2. Uji Chi-Square

Uji Chi-Square merupakan salah satu uji statistik yang digunakan untuk menguji apakah ada hubungan antara beberapa variabel. Uji Chi-Square dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara efektivitas komunikasi dengan karakteristik karyawan yang mencakup jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir dan masa kerja karyawan.

Rumus satatistik Chi-Square menurut Umar (2003) adalah:

... (4) (ОijEij

χ² = ΣΣ [ ]

Eij

Dimana:

Oij = Observasi dari tiap sel

Eij = Hasil ekspektasi tiap sel

Hipotesis:

H0 : Tidak terdapat hubungan antara dua variabel

H1 : Terdapat hubungan antara dua variabel

Dasar pengambilan keputusan Chi-Square adalah jika χ²hitung >

χ²tabel atau nilai nyata (sig) < α = 5%, maka tolak H0. Sebaliknya, jika

(45)

3.4. Definisi Operasional

Pola komunikasi adalah komunikasi yang terjadi antara atasan dan bawahan diukur berdasarkan frekuensi yang dilakukan dan diterima oleh responden. Hambatan Komunikasi adalah gejala atau gangguan yang menghalangi proses penyampaian pesan.

Efektivitas Komunikasi adalah kondisi dimana rangsangan yang disampaikan dan yang dimaksudkan oleh pengirim berkaitan erat dengan respon yang ditanggap dan dipakai oleh penerima.

Atasan adalah pimpinan atau supervisor pada masing-masing divisi. Bawahan adalah pegawai (orang yang dibawah perintah).

Jarang berarti renggang, menunjukkan sesuatu pernah dilaksanakan/terjadi, namun frekuensinya sangat kecil.

Kadang-kadang berarti sesekali dilakukan, sesekali tidak (frekuensi terjadinya sedang).

(46)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum PT Pos Indonesia (Persero)

Kantor pos pertama di Indonesia didirikan oleh Gubernur Jendral GW Baron van Imhof pada tanggal 26 Agustus 1746 di Batavia. Kantor pos ini didirikan untuk memperlancar komunikasi dalam bentuk surat menyurat pada masa kolonial Belanda. Peran Kantor Pos semakin penting dan berkembang setelah penemuan telegrap dan telepon, maka pada tahun 1906 dibentuk Jawatan Pos, Telegrap dan Telepon (Jawatan PTT). Pada tanggal 27 September 1945 dilakukan pengambilalihan Kantor Pusat PTT di Bandung oleh Angkatan Muda PTT (AMPTT) dari pemerintahan militer Jepang yang kemudian tanggal tersebut menjadi tonggak sejarah berdirinya Jawatan PTT Republik Indonesia dan diperingati setiap tahun sebagai hari bakti Postel. Saat Jawatan PTT dianggap telah memenuhi persyaratan untuk dapat menjadi perusahaan negara berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No 19 Tahun 1960, Jawatan PTT diubah statusnya menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel) berdasarkan PP No. 240 Tahun 1961.

PN Postel selanjutnya dipecah menjadi dua badan usaha, masing-masing PN Pos dan Giro dan PN Telekomunikasi berdasarkan PP No. 29 tahun 1965 dan PP No. 30 tahun 1965. Status PN Pos dan Giro kemudian diubah menjadi Perum Pos dan Giro berdasarkan PP No. 9 tahun 1978 yang kemudian disempurnakan berdasarkan PP No 24 tahun 1984. Akhirnya, untuk dapat menghadapi perkembangan dunia usaha yang semakin marak dan penuh dengan persaingan yang sangat ketat, maka diubahlah status Perum Pos dan Giro menjadi PT Pos Indonesia (Persero) yang dilaksanakan berdasarkan PP No 5 tahun 1995 tanggal 27 Februari 1995. Perubahan status tersebut secara efektif mulai berlaku pada tanggal 20 Juni 1995.

4.1.1. Sejarah Kantor Pos Bogor

(47)

berlokasi di Jalan Ir. H. Juanda No. 5 Kelurahan Paledang Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor. Gedung Kantor Pos ini dahulunya merupakan bangunan gereja pertama di Buitenzorg (Bogor) yang pemberkatannya dilakukan pada tanggal 13 April 1845. Gereja ini semula dimaksudkan sebagai tempat beribadat umat Protestan dan umat Katolik secara bergiliran. Pada tahun 1896 umat Katolik tidak lagi beribadat di gereja tersebut, karena mereka telah memiliki gereja baru. Umat Protestan sendiri kemudian melaksanakan ibadahnya di gereja yang mereka dirikan dalam tahun 1920. gedung gereja tersebut oleh pemerintah Belanda dijadikan kantor pos karena letaknya di pinggir jalan pos (postweg), sekarang Ir. H. Juanda. Bangunan ini memiliki atap cukup tinggi dan terdapat jendela kaca berbentuk persegi empat dan kondisi sekarang ruang dalam dibuat menjadi beberapa ruangan tidak permanen sesuai keperluan kantor pos.

PT Pos Indonesia (Persero) mempunyai visi yaitu Menjadi perusahaan Pos yang berkemampuan memberikan solusi terbaik dan menjadi pilihan utama stakeholder domestik maupun global dalam mewujudkan pengembangan bisnis dengan pola kemitraan, yang didukung oleh sumber daya manusia yang unggul dan menjunjung tinggi nilai dan misi yaitu memberikan solusi terbaik bagi bisnis, pemerintah dan individu melalui penyediaan sistem bisnis dan layanan komunikasi tulis, logistik, transaksi keuangan dan filateli berbasis jejaring terintegrasi, terpercaya dan kompetitif di pasar domestik dan global.

4.1.2. Kedudukan, Tugas Pokok, Tujuan dan Bidang Usaha PT. Pos Indonesia (Persero)

(48)

bidang pelayanan jasa pos dan giro bagi masyarakat baik di dalam maupun di luar wilayah Indonesia dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

Perusahaan melaksanakan kegiatan usaha diantaranya sebagai berikut :

1. Usaha jasa pos dan giro.

2. Usaha jasa komunikasi, jasa logistik, jasa keuangan, jasa ritel, jasa keagenan, filateli dan jasa-jasa lain yang menunjang penyelenggaraan usaha jasa pos dan giro sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Usaha pemanfaatan dan pengembangan sumber daya yang dimiliki untuk menunjang kegiatan usaha perusahaan.

4.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi Kantor Pos Bogor terdiri dari Kepala Kantor, Manajer Operasi, serta sembilan divisi/bagian dengan masing-masing supervisornya. Adapun tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian dalam struktur organisasi perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Kepala Kantor

Membawahi semua sub-sub bagian lainnya dalam lingkup Kantor Pos, mengkoordinasikan semua kegiatan yang ada di Kantor Pos Bogor serta jajaran yang terkait agar dapat berjalan dengan lancar, bertanggung jawab baik ke dalam maupun ke luar atas pengolahan dan pencapaian tujuan.

2. Manajer Operasi

Melaksanakan tugas-tugas kepala kantor yang didelegasikan kepadanya.

3. SPV Bagian SDM dan Sarana

(49)

4. SPV Bagian Keuangan

Menyimpan, membayarkan/menyerahkan uang atau surat berharga yang disimpan dalam gudang atau tempat penyimpanan khusus yang digunakan untuk keperluan keuangan serta mengadministrasikan BPM (Benda Pos dan Materai), filateli dan benda konsinyasi lainnya.

5. SPV Bagian Akuntansi

Melaksanakan proses akuntansi dan membuat laporan keuangan KP Bogor 16000, menyediakan data-data keuangan yang diperlukan oleh kepala kantor.

6. SPV Bagian Pemasaran

a. Merancang strategi dan rencana kerja maupun program aksi pemasaran untuk 1 tahun ke depan demi mendukung pencapaian pendapatan dengan memperhatikan penetapan Analisis Daerah Operasi (ADO) yang telah ditetapkan oleh manajemen KP Bogor 16000.

b. Mengamati, meneliti serta memahami pasar dan pangsa pasar sehingga dapat tercipta peluang pasar yang dapat diraih demi peningkatan pencapaian pendapatan.

7. SPV Bagian Giro

Memimpin, mengkoordinir, mengawasi dan membina mutu pekerjaan di bagian Sentra Giro Gabungan (SGG).

8. SPV Bagian Bisnis Komunikasi dan Logistik

Mengawasi pelaksanaan tugas staf di loket, memberikan suport

dan binaan kepada petugas loket dan memeriksa hasil pekerjaan/buku neraca loket setiap hari.

9. SPV Bagian Bisnis Keuangan dan Keagenan

Mengentry data laporan dan mencocokkan pertanggungan giro

tabanas WU dan SOPP. 10.SPV Bagian UPL

(50)

b. Mengawasi penggunaan register berharga KP cabang, PKK dan loket extention.

c. Pengendalian liquiditas KP cabang. 11.SPV Bagian Pengolahan dan Outgoing

a. Mengawasi pelaksanaan operasional di bagian pengolahan secara keseluruhan.

b. Mengawasi penerimaan dan pengiriman Kantor Pos baik dari KP cabang maupun pusat.

4.1.4. Sumber Daya Manusia

Kantor Pos Bogor merupakan bagian dari PT Pos Indonesia (Persero) yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa dan beberapa bidang usaha terkait lainnya. Oleh karena itu membutuhkan SDM yang handal untuk dapat mewujudkan visi dan misi perusahaan. Persaingan di dalam bidang pelayanan jasa juga menjadi penyebab perusahaan berusaha menciptakan SDM yang handal dan berkualitas. Sumber daya manusia yang tersedia saat ini berjumlah 121 karyawan. Tabel 4 menunjukkan jumlah karyawan Kantor Pos Bogor pada masing-masing divisi.

Tabel 4. Jumlah Karyawan Kantor Pos Bogor.

Bagian/Divisi Jumlah Karyawan

Kepala Kantor 1

Manajer Operasi 1

SPV Bagian SDM dan Sarana 11

SPV Bagian Keuangan 5

SPV Bagian Akuntansi 3

SPV Bagian Pemasaran 13

SPV Bagian Giro 13

SPV Bagian Bisnis Komunikasi dan Logistik 14 SPV Bagian Bisnis Keuangan dan Keagenan 14

SPV Bagian UPL 15

SPV Bagian Pengolahan dan Outgoing 31

Total Karyawan 121

(51)

karyawan tetap yaitu 85,1% dari jumlah karyawan keseluruhan, sedangkan karyawan kontrak hanya 14,9% dari jumlah karyawan keseluruhan. Perbandingan jumlah karyawan pria lebih banyak dibandingkan jumlah karyawan wanita yaitu 75,2% dari jumlah karyawan keseluruhan, sedangkan jumlah karyawan wanita sebanyak 24,8% dari jumlah karyawan keseluruhan. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini :

Tabel 5. Jumlah Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin dan Status Kepegawaian.

Karakteristik Karyawan Jumlah (Orang)

Kepegawaian Karyawan Kontrak 18 14,9

4.2. Karakteristik responden

Jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini adalah 55 orang. Terdiri dari karyawan (staf) sebanyak 46 orang dan Manajer (atasan) sebanyak 9 orang yang terdiri dari berbagai divisi/bagian. Karakteristik responden yang digunakan dalam penelitian ini ditinjau dari segi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan terakhir, bagian, status kepegawaian dan masa kerja (Tabel 6). Hasil pengolahan karakteristik responden dapat dilihat pada Lampiran 4.

a. Jenis Kelamin

Jumlah responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 31 orang (56,4%) sedangkan responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 24 orang (43,6%).

b. Usia

Usia karyawan menyebar ke dalam tiga kelompok yaitu sebesar 16,4% masuk ke dalam kelompok usia 20-25 tahun, 29,1% masuk ke dalam kelompok usia 25-40 tahun dan sebesar 54,5% masuk ke dalam kelompok usia lebih dari 40 tahun.

c. Tingkat Pendidikan

(52)

kuesioner, tingkat pendidikan karyawan yang menjadi responden pada umumnya adalah tingkat pendidikan dengan jenjang SMA yaitu sebanyak 35 orang (63,6%), selanjutnya adalah tingkat pendidikan dengan jenjang Diploma sebanyak 16orang atau 29,1%, sementara itu responden dengan tingkat pendidikan SMP sebanyak 3 orang (5,5%) dan responden dengan tingkat pendidikan S1 hanya sebanyak 1 orang (1,8%).

d. Bagian

Karakteristik responden berdasarkan bagian pada Kantor Pos Bogor terdiri dari berbagai divisi/bagian diantaranya bagian SDM dan Sarana sebanyak 5 orang (9,1%), bagian pemasaran sebanyak 6 orang (10,9%), bagian keuangan sebanyak 3 orang (5,5%), Akuntansi sebanyak 2 orang (3,6%), bagian giro sebanyak 6 orang (10,9%), bagian bisnis komunikasi dan logistik sebanyak 6 orang (10,9%), bagian bisnis keuangan dan keagenan sebanyak 6 orang (10,9%), bagian UPL sebanyak 7 orang (12,7%) dan bagian pengolahan sebanyak 14 orang (25,5%).

e. Status kepegawaian

Secara keseluruhan terdapat 48 responden yang berstatus karyawan tetap (87,3%) sedangkan responden yang berstatus karyawan kontrak hanya 7 orang (12,7%).

f. Masa kerja

(53)

Tabel 6. Karakteristik responden.

Karakteristik Responden Frekuensi (Orang)

Pengolahan 14 25,5

Karyawan Tetap 48 87,3

4.3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner 1. Hasil Uji Validitas

(54)

memiliki nilai r hitung < 0,361, sehingga pertanyaan tersebut tidak dapat diterima dan pertanyaan tersebut kemudian tidak diikutkan dalam pengolahan data berikutnya. Dengan demikian terdapat 35 pertanyaan yang diikutsertakan dalam pengolahan data berikutnya. Uji validitas menggunakan bantuan software SPSS 11,5.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya dan diandalkan sebagai alat ukur, apabila pengukuran diulangi. Pengujian reliabilitas yang digunakan yaitu teknik

Cronbach’s Alpha dengan bantuan software SPSS versi 11,5. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach tersebut menunjukkan semua variabel memiliki reliabilitas instrumen yang dapat diterima dengan nilai alpha hasil pengujian reliabilitas sebesar 0,7451 artinya dapat diterima (Acceptable).

4.4. Pola Komunikasi Atasan dan Bawahan pada Kantor Pos Bogor

Pola komunikasi atasan dan bawahan terdiri dari komunikasi ke atas dan komunikasi ke bawah. Komunikasi tersebut dilakukan secara lisan maupun tulisan. Komunikasi lisan biasanya dilakukan dengan tatap muka langsung atau melalui media. Komunikasi secara tatap muka terjadi pada saat adanya rapat atau pertemuan rutin yang diadakan perusahaan seperti rapat yang diikuti oleh manajer dan staf-staf pada masing-masing divisi setiap dua kali seminggu, rapat mingguan yang diikuti oleh para manajer dengan Kepala Kantor dan rapat bulanan yang wajib diikuti oleh seluruh karyawan Kantor Pos Bogor. Sedangkan media yang biasa digunakan untuk komunikasi secara lisan yaitu melalui media telepon.

Adapun komunikasi secara tulisan dilakukan dengan bantuan media komunikasi yang tersedia di Kantor Pos Bogor. Media komunikasi yang biasa digunakan karyawan dalam bekerja antara lain faksimili, komputer, papan informasi, nota intruksi kantor dan surat pemberitahuan.

4.4.1. Pola Komunikasi ke Atas

(55)

dari tingkat yang lebih rendah kepada tingkat yang lebih tinggi. Komunikasi ke atas berkaitan dengan kinerja karyawan biasanya berupa laporan, pertanyaan mengenai pekerjaan, keluhan, penyampaian ide, saran dan gagasan dari karyawan (staf) kepada manajernya.

Pola komunikasi yang terjadi di Kantor Pos Bogor dapat dilihat dari frekuensi kegiatan komunikasi yang dilakukan berdasarkan jawaban responden terhadap pernyataan tentang pola komunikasi pada Tabel 7.

Tabel 7. Penilaian pola komunikasi ke atas.

No Pernyataan Penilaian Atasan Penilaian Bawahan

Pola Komunikasi ke atas MedianKeterangan Median Keterangan

1 Memberi laporan secara lisan kepada

atasan. 3 Sering 3 Sering

2 Memberi laporan secara tulisan kepada

atasan. 3 Sering 3 Sering

3 Mengajukan ide dan gagasan secara lisan

kepada atasan. 3 Sering 3 Sering

4 Mengajukan ide dan gagasan secara tulisan

kepada atasan. 3 Sering 3 Sering

5 Mengemukakan masalah dan keluhan

secara lisan kepada atasan. 4

Sangat

Sering 4

Sangat Sering 6 Mengemukakan masalah dan keluhan

secara tulisan kepada atasan. 3 Sering 2

Kadang-kadang 7 Meminta pendapat secara lisan kepada

atasan. 3 Sering 3 Sering

8 Meminta pendapat secara tulisan kepada

atasan. 2

Kadang-kadang 3 Sering

Median 3 Sering 3 Sering

Berdasarkan penilaian responden tersebut, diperoleh beberapa kesimpulan mengenai pola komunikasi yang dilakukan oleh bawahan kepada atasan berdasarkan penilaian masing-masing atasan dan bawahan, yaitu:

1. Memberi laporan

(56)

2. Mengajukan ide dan gagasan

Nilai median pada aktivitas mengajukan ide dan gagasan kepada atasan berdasarkan penilaian atasan dan bawahan baik secara lisan maupun tulisan sebesar 3. Hal ini mengindikasikan bahwa pada umumnya bawahan sering mengajukan ide dan gagasan kepada atasan secara lisan dan tulisan.

3. Mengemukakan masalah

Nilai median pada aktivitas mengemukakan masalah kepada atasan berdasarkan penilaian atasan dan bawahan baik secara lisan maupun tulisan sebesar 3. Hal ini mengindikasikan bahwa pada umumnya bawahan sering mengajukan ide dan gagasan kepada atasan secara lisan dan tulisan. dalam hal mengemukakan masalah kepada atasan.

4. Meminta pendapat

Nilai median dalam hal meminta pendapat kepada atasan secara lisan berdasarkan penilaian atasan dan bawahan masing-masing sebesar 4, sedangkan meminta pendapat kepada atasan secara tulisan berdasarkan penilaian atasan dan bawahan masing-masing sebesar 3 dan 2. Hal ini mengindikasikan bahwa pada umumnya karyawan (bawahan) lebih sering menggunakan komunikasi lisan daripada tulisan dalam hal meminta pendapat kepada atasan.

4.4.2. Pola Komunikasi ke bawah

Komunikasi ke bawah merupakan komunikasi yang dilakukan oleh atasan kepada bawahan. Alur informasi mengalir dari atas ke bawah atau dari pimpinan kepada pegawai (bawahan). Komunikasi ke bawah biasanya berupa perintah/intruksi dari atasan, sosialisasi mengenai peraturan dan kebijakan perusahaan, pengarahan dan penjelasan mengenai pekerjaan, serta penghargaan sebagai umpan balik pelaksanaan kerja kepada para karyawan.

(57)

Tabel 8. Penilaian pola komunikasi ke bawah.

No Pernyataan Penilaian Atasan Penilaian Bawahan

Pola Komunikasi ke bawah MedianKeterangan Median Keterangan

9 Memberi intruksi/perintah secara lisan

kepada bawahan. 3 Sering 3 Sering

10 Memberi intruksi/perintah secara tulisan

kepada bawahan. 3 Sering 3

Sering

11 Memberi penjelasan mengenai pekerjaan

secara lisan kepada bawahan. 4

Sangat

Sering 3

Sering

12 Memberi penjelasan mengenai pekerjaan

secara tulisan kepada bawahan. 3 Sering 3

Sering

13 Memberi informasi tentang peraturan dan kebijakan perusahaan secara lisan kepada bawahan.

2

Kadang-kadang 2

Kadang-kadang

14 Memberi informasi tentang peraturan dan kebijakan perusahaan secara tulisan kepada bawahan.

3 Sering 3 Sering

15 Memberi pujian secara lisan kepada

bawahan. 3 Sering 3

Sering

16 Memberi pujian secara tulisan kepada

bawahan. 2

Berdasarkan penilaian tersebut, diperoleh beberapa kesimpulan mengenai pola komunikasi yang dilakukan oleh atasan kepada bawahan, yaitu:

1. Memberi intruksi/perintah

Nilai median sebesar 3 pada aktivitas memberi intruksi/perintah berdasarkan penilaian atasan dan bawahan baik secara lisan maupun tulisan. Hal ini mengindikasikan bahwa pada umumnya atasan (manajer) lebih sering menggunakan komunikasi lisan dan tulisan secara seimbang dalam hal pemberian intruksi/perintah kepada bawahan. Hal ini dirasakan lebih efektif karena pesan atau intruksi yang disampaikan secara lisan dapat memperjelas pesan secara tulisan, sehingga keduanya bisa saling melengkapi dibandingkan hanya secara lisan saja atau secara tulisan saja.

2. Memberi penjelasan mengenai pekerjaan

(58)

berdasarkan penilaian atasan dan bawahan masing-masing sebesar 3. Hal ini mengindikasikan bahwa pada umumnya atasan (manajer) menggunakan komunikasi tulisan dan lisan secara berimbang dalam hal pemberian penjelasan mengenai pekerjaan kepada bawahan.

3. Memberi informasi tentang peraturan dan kebijakan perusahaan

Nilai median pada aktivitas memberi informasi tentang peraturan dan kebijakan perusahaan secara lisan berdasarkan penilaian atasan dan bawahan masing-masing sebesar2, sedangkan

median untuk aktivitas menerima informasi tentang peraturan dan kebijakan perusahaan secara tulisan berdasarkan penilaian atasan dan bawahan masing-masing sebesar 3. Hal ini mengindikasikan bahwa pada umumnya atasan (manajer) lebih sering menggunakan komunikasi tulisan dalam hal pemberian informasi tentang peraturan dan kebijakan perusahaan kepada bawahan.

4. Memberi pujian

Nilai median untuk jawaban responden dalam hal memberi pujian dari atasan secara lisan berdasarkan penilaian atasan dan bawahan masing-masing sebesar 3, sedangkan median untuk pernyataan menerima pujian dari atasan secara tulisan berdasarkan penilaian atasan dan bawahan masing-masing sebesar 2 dan 2,5. Hal ini mengindikasikan bahwa pada umumnya atasan (manajer) lebih sering menggunakan komunikasi lisan daripada tulisan dalam hal memberikan pujian kepada bawahan.

Berdasarkan jawaban responden tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi yang terjadi antara atasan dan bawahan di Kantor Pos Bogor menggunakan dua pola komunikasi secara seimbang yaitu pola komunikasi ke atas dan pola komunikasi ke bawah.

4.5. Hambatan Komunikasi

Gambar

Gambar 1. Tahapan dalam Proses Komunikasi (Purwanto, 2003).
Gambar 2. Unsur-unsur Proses Komunikasi (Cangara, 2006).
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Penelitian.
Tabel 1. Jumlah sampel berdasarkan bagian/divisi.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Subseksi Operasional Pelabuhan dan Kesyahbandaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf a mempunyai tugas melakukan pelaksanaan pengumpulan data, informasi,

penghimpunan dan pengelolaan dana masyarakat, dimana usahanya sangat mengandalkan kepercayaan masyarakat, sehingga perusahaan akan selalu berusaha menunjukkan kinerja

Komitmen Majelis Ulama Indonesia (MUI) harus secara terus-menerus melakukan penelitian yang selanjutnya memberikan label halal terhadap jenis-jenis makanan yang

Dalam analisis yang dilakukan Peran Panti Asuhan Mandhanisiwi PKU Muhammadiyah Purbalingga dalam Pembentukan Akhlakuk Karimah Anak Asuh sudah di katakan cukup baik

Setelah melakukan analisis mengenai penelitian tentang audit atas fungsi sumber daya manusia sub bagian keuangan pada Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Pengaruh konseling kelompok dengan teknik sosiodrama terhadap kecerdasan emosional peserta didik kelas XI IPA 4 di SMA

Tehnik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara studi kepustakaan ( Library Research ) yaitu menghimpun data dengan melakukan penelaahan bahan

Material yang telah mempunyai retak apabila diberi beban berulang, retak tersebut akan menjalar dengan cepat sampai batas tertentu dimana struktur akan mengalami