• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sifat Optik Buah Jambu Biji (psidium guajava) Yang Disimpan Dalam Toples Plastik Menggunakan Spektrofotometer Reflektans-Vis.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sifat Optik Buah Jambu Biji (psidium guajava) Yang Disimpan Dalam Toples Plastik Menggunakan Spektrofotometer Reflektans-Vis."

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

SIFAT OPTIK BUAH JAMBU BIJI (

Psidium guajava

) YANG DISIMPAN

DALAM TOPLES PLASTIK MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER

REFLEKTANS UV-Vis

NUNUNG NURUL HIDAYAH

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

ABSTRAK

NUNUNG NURUL HIDAYAH. Sifat Optik Buah Jambu Biji (psidium guajava) Yang Disimpan Dalam Toples Plastik Menggunakan Spektrofotometer Reflektans-Vis. Dibimbing oleh IRMANSYAH, M.Si dan JAJANG JUANSYAH,M.Si

Penyimpanan buah jambu biji tanpa perlakuan khusus hanya dapat bertahan sampai 4 hari saja sehingga diperlukan proses penyimpanan cara lain yaitu penyimpanan buah jambu biji dengan menggunakan toples plastik dari bahan polietilen pada suhu ruang. Pengukuran juga menggunakan alat-alat yang sudah di set-up dengan program Data studio 1.7.2 untuk kekerasan dan 001 Bios 32 untuk Intensitas Reflektans. Alat-alat yang digunakan pada penelitian yaitu komputer yang di set dengan spectrometer fiber optic USB 2000, PASCO SCIENCE WORKSHOP 750 INTERFACE, dan monokromator yang dilengkapi serat optik dan sumber cahaya tungsten halogen LS-1 untuk mengukur nilai reflektans, ), Economi Force Sensor, pH meter dan Refractometer. Sifat buah jambu biji yang diukur yaitu (% susut bobot, nilai Total Padatan Terlarut (% brix), kekerasan dan nilai pH (Tingkat Keasaman),Intensitas reflektans dan turunan pertama gelombang. Penelitian dilakukan langsung pada buah jambu yang akan diuji tidak dilakukan penelitian pendahuluan.

Karakteristik sifat buah jambu biji yang termasuk kedalam buah klimaterik memberikan informasi, semakin lama masa penyimpanan maka terjadi penurunan nilai susut bobot %, kekerasan dan pH. Sedangkan untuk Total Padatan Terlarut mengalami peningkatan selama masa penyimpanan.

Pergeseran panjang gelombang dominan dari panjang gelombang 600 nm menjadi panjang gelombang 740 nm memberikan informasi pergeseran absorbsi Intensitas Gelombang (%) dan turunan pertama reflektans memiliki hubungan yang linear dengan masa penyimpanan. Intensitas gelombang (%) tidak memiliki hubungan yang linear dengan TPT,pH,kekerasan dan susut bobot %. Panjang gelombang 720 nm dapat digunakan sebagai daerah yang baik untuk mencari hubungan antara sifat optik dengan sifat kimia-fisika. Program SPSS digunakan untuk mencari hubungan yang lebih teratur antara turunan pertama reflektans dengan sifat kimia-fisika buah jambu biji selama penyimpanan. Secara tidak langsung pengukuran sifat optik dan sifat fisik-kimia menggambarkan keadaan keseluruhan buah meliputi ( buah secara utuh, kulit, daging dan kandungan gula).

(3)

SIFAT OPTIK BUAH JAMBU BIJI (

Psidium guajava

) YANG DISIMPAN

DALAM TOPLES PLASTIK MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER

REFLEKTANS UV-Vis

NUNUNG NURUL HIDAYAH

G74104037

Skripsi

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sains pada

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(4)

Judul : Sifat Optik Buah Jambu Biji (Psidium guajava) yang Disimpan Dalam Toples Plastik Menggunakan Spektrofotometer Reflektans

UV-Vis

Nama : Nunung Nurul Hidayah NRP : G74104037

Menyetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

(Dr.Ir.Irmansyah.M.Si) NIP. 132 104 953

(Jajang Juansah,M.Si) NIP. 132 311 933

Mengetahui:

Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor

(Dr.Drh.Hasim,DEA) NIP .131578806

(5)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Tasikmalaya pada tanggal 29 Agustus 1985. Penulis adalah putri pertama dari tiga bersaudara dari Ayah M.AB.Kohar dan Ibu Roroh Rohimah.

Penulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak islam di TK Bojong Koneng pada tahun 1992 kemudian melanjutkan ke SD Negeri 1 Bojong Asih dan lulus tahun 1998. Kemudian melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 1 Cikupa dan lulus tahun 2001, kemudian menyelesaikan pendidikan di SMU 1 Cikupa dan lulus pada tahun 2004.

Tahun 2004 penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI) pada program studi Fisika Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor.

(6)

PRAKATA

Alhamdulillahhirobbil’alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat islam dan sehat. Shalawat dan salam tercurah kepada Rasulullah Saw, tauladan yang telah membawa kita dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang. Atas rahmat Allah SWT penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sifat Optik Buah Jambu Biji (psidium guajava) Yang Disimpan Dalam Toples Plastik Menggunakan Spektrofotometer Reflektans UV-Vis” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains (S,Si) pada Departemen Fisika.

Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, diantaranya :

 Bapak Dr.Ir.Irmansyah M,Si dan Jajang Juansyah M,Si sebagai pembimbing skripsi yang telah dengan sabar membingbing dan mengarahkan dalam pembuatan skripsi.

 Kedua orang tua Bapak dan mamah yang telah memberikan bantuan dan dorongan dalam bentuk moral dan materi yang tidak bisa saya balas

 Adik-adikku Nia dan kiki yang membuat teteh belajar dewasa dan sabar.  Saudara-saudara dari kedua orang tua yang telah memberikan semangat baru  Seluruh dosen dan staf Departemen Fisika yang telah membantu dan memotivasi.

 Physis 41 (senang bisa bertemu dan bersaudara dengan kalian, kalian lah yang telah memberi warna seindah pelangi di hatiku dan mendorongku untuk cepat lulus)

 Teman-teman ku Zikra, Meri , T’Neng ,T’Siti, D’Nanda, D’Icha , D’Wita D’Dia, D’misli dan D’Yani di SA makasih atas kecerian yang senantiasa mewarnai hidupku.

 Physic 39,40,42,43 terimakasih atas motivasinya.

 Teman-temanku seperjuangan Inna, Riski, Dila, Uwai, Ulil, Elli, Vera dan Devi makasihnya atas semuanya.

 Adik-adik ku praktikan 44 dan 45 makasih atas doanya.

 Teman-teman seperjuangan di Serum-G 05-07,GAMA dan JRMN  Teman-teman BBC makasih semangatnya

 Mas Suwito dan kawan-kawan di Insan Mandiri makasih atas semuanya membuatku mengubah mimpi jadi nyata.

Dan kepada pihak-pihak lain yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu , semoga Allah membalas kebaikan kalian dengan yang lebih baik.

Bogor, Januari 2009

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

LEMBAR PENGESAHAN... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

PRAKATA... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN... vii

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian... 1

Hipotesis ... 1

Perumusan masalah ... 1

Manfaat penelitian ... 1

TINJAUAN PUSAKA Jambu biji (psidium guajava)... 2

Kemasan Plastik ... 2

Susut Bobot ... 3

Spektroskopi Reflektans ... 3

Spektrometer ... 4

Kekerasan ... 5

pH Tingkat Keasaman ... 5

Total Padatan Terlarut ... 5

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ... 6

Bahan dan Alat ... 6

Metode Penelitian ... 6

Penelitian Utama ... 6

Susut bobot ... 6

Kekerasan ... 6

Total Padatan Terlarut ... 7

pH meter ... 7

Pengukuran Spektra Reflektansi... 7

HASIL DAN PEMBAHASAN Susut Bobot... 8

Total Padatan Terlarut ... 8

Kekerasan ... 9

pH (Tingkat Keasaman)... 9

Reflektans Cahaya Tampak dan Pergeseran Panjang Gelombang... 10

Hubungan sifat Kimia –Fisika dengan Intensitas Reflektansi (%) ... 10

Hubungan Turunan Pertama terhadap Intensitas Reflektansi (%) ... 12

Hubungan sifat kimia-fisika dengan turunan pertama reflektans ... 12

Standarisasi Nasional Indonesia buah Jambu Biji ... 13

KESIMPULAN DAN SARAN Simpulan ... 13

Saran ... 14

DAFTAR PUSTAKA ... 14

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Kandungan gizi pada Jambu Biji ... 2

2. Pembagian Spektrum Cahaya Tampak ... 3

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1. Prinsip kerja spektroskopi ... 4

2. Kurva destribusi spektra sumber energi radiasi ... 4

3. Kondisi Buah jambu biji selama penyimpanan... 6

4. Sumber cahaya LS-1 Tungsten Halogen Spektrometer fiber optik USB 2000 ... 7

5. Ujung fiber optik diletakan pada probe holder 900... 7

6. Nilai % Susut Bobot buah Jambu Biji selama penyimpanan ... 8

7. Nilai TPT (% brix) Buah Jambu Biji selama penyimpanan... 8

8. Kekerasan Buah Jambu Biji selama penyimpanan... 9

9. Nilai pH (Tingkat Keasaman) selama penyimpanan ... 9

10. Perubahan spektra buah jambu biji selama penyimpanan ... 10

11. Intensitas reflektansi % jambu biji selama penyimpanan pada panjang gelombang 580 nm... 10

12. Intensitas reflektansi % jambu biji selama penyimpanan pada panjang gelombang 740 nm... 10

13. Intensitas reflektansi % jambu biji terhadap TPT pada panjang gelombang 580 nm ... 10

14. Intensitas reflektansi % jambu biji terhadap TPT pada panjang gelombang 740 nm ... 11

15. Intensitas reflektansi % buah jambu biji terhadap susut bobot % pada panjang gelombang 580 nm... 11

16. Intensitas reflektansi % buah jambu biji terhadap susut bobot % pada panjang gelombang 740 nm... 11

17. Intensitas reflektansi % buah jambu biji terhadap kekerasan pada panjang gelombang 580 nm... 11

18. Intensitas reflektansi % buah jambu biji terhadap kekerasan pada panjang gelombang 740 nm... 11

19. Intensitas reflektansi % buah jambu biji terhadap pH pada panjang gelombang 580 nm... 11

20. Intensitas reflektansi % buah jambu biji terhadap pH pada panjang gelombang 740 nm... 11

21. Panjang gelombang (nm) buah jambu biji terhadap turunan pertama selama penyimpanan ... 12

22. Turunan pertama jambu biji selama penyimpanan pada panjang gelombang 500 nm... 12

23. Turunan pertama jambu biji selama penyimpanan pada panjang gelombang 720 nm... 12

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1. Skema penelitian... 15

2. Lampiran tabel 1data rata-rata kekerasan selama penyimpanan ... 16

3. Lampiran tabel 2 data rata-rata Intensitas Reflektansi (%) (1/10) selama penyimpanan... 18

4. Lampiran tabel 3 data rata-turunan pertama (1/10) selama penyimpanan (hari) ... 20

5. Lampiran tabel 4 masa jenis jambu biji sampel hari 1 ... 22

6. Lampiran tabel 5 masa jenis jambu biji sampel hari 5... 22

7. Lampiran tabel 6 masa jenis jambu biji sampel hari 10... 22

8. Lampiran tabel 7 masa jenis jambu biji sampel hari 15 ... 22

(9)

10. Lampiran tabel 9 Total Padatan Terlarut (TPT) sampel hari 5 ... 23

11. Lampiran tabel 10 Total Padatan Terlarut (TPT) sampel hari 10 ... 23

12. Lampiran tabel 11 Total Padatan Terlarut (TPT) sampel hari 15... 23

13. Lampiran tabel 12 Tingkat keasaman (pH) jambu biji sampel hari 1... 24

14. Lampiran tabel 13 Tingkat keasaman (pH) jambu biji sampel hari 5... 24

15. Lampiran tabel 14 Tingkat keasaman (pH) jambu biji sampel hari 10... 24

16. Lampiran tabel 15 Tingkat keasaman (pH) jambu biji sampel hari 15... 24

17. Lampiran tabel 16 Susut bobot % buah jambu selama penyimpanan... 25

18. Lampiran tabel 17 TPT buah jambu biji selama penyimpanan ... 25

19. Lampiran tabel 18 Kekerasan buah jambu biji selama penyimpanan... 25

20. Lampiran tabel 19 pH buah jambu biji selama penyimpanan ... 25

21. Lampiran tabel 20 Nilai absorbansi jambu biji selama penyimpanan ... 26

22. Lampiran Tabel.21hubungan antara TPT dengan Intensitas reflektans pada panjang gelombang 580 nm dan 740 nm... 26

23. Lampiran Tabel.22 hubungan antara kekerasan dengan Intensitas reflektans pada panjang gelombang 580 nm dan 740 nm... 26

24. Lampiran Tabel.23 hubungan antara susut bobot (%) dengan Intensitas reflektans pada panjang gelombang 580 nm dan 740 nm... 26

25. Lampiran Tabel.24 hubungan antara pH dengan Intensitas reflektans pada panjang gelombang 580 nm dan 740 nm... 27

26. Lampiran Tabel.25.hubungan turunan pertama dengan penyimpanan (hari) pada panjang gelombang 500 nm dan 720 nm... 27

27. Lampiran gambar 1. Turunan Pertama Reflektans Sampel A selama penyimpanan pada panjang gelombang 500 nm dan 720 nm... 28

28. Lampiran gambar 2. Turunan Pertama Reflektans sampel B selama penyimpanan pada panjang gelombang 500 nm dan 720 nm... 28

29. Lampiran gambar 3. Turunan Pertama Reflektans sampel C selama penyimpanan pada panjang gelombang 500 nm dan 720 nm... 28

30. Lampiran gambar 4. Turunan Pertama Reflektans sampel D selama penyimpanan pada panjang gelombang 500 nm dan 720 nm... 29

31. Lampiran gambar 5 Fungsi panjang gelombang (nm) Jambu biji terhadapTurunan Pertama selama penyimpanan sampel A dan B ... 29

32. Lampiran gambar 6 Fungsi panjang gelombang (nm) Jambu biji terhadapTurunan Pertama selama penyimpanan sampel C dan D ... 30

33. Lampiran gambar 7 Nilai rata-rata kekerasan jambu biji sampel A dan B ... 30

34. Lampiran gambar 8 .Nilai rata-rata kekerasan jambu biji sampel C dan D ... 30

35. Lampiran tabel 9 regresi linear berganda data susut bobot (%), TPT dan kekerasan pada panjang gelombang 500 nm... 31

36. Lampiran tabel 10 Regresi linear berganda data TPT, susut bobot (%) dan pH pada panjang gelombang 720 nm... 32

37. Lampiran tabel 11 regresi linear berganda data susut bobot (%), TPT dan kekerasan pada panjang gelombang 500 nm... 33

38. Lampiran tabel 10 Regresi linear berganda data TPT, susut bobot (%) dan pH pada panjang gelombang 720 nm... 34

(10)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia sebagai negara beriklim tropis menghasilkan banyak jambu biji (psidium guajava), tetapi sampai saat ini yang menjadi masalah yaitu bagaimana proses pasca panen agar jambu tidak cepat busuk sehingga memiliki kualitas dan kuantitas yang tinggi.

Jambu biji termasuk komoditi yang mudah rusak (persibel) sehingga tanpa penanganan yang baik hanya dapat disimpan beberapa hari saja, apabila disimpan dalam suhu kamar. (Rukmana, 1996). Keruksakan yang terjadi pada buah-buahan diakibatkan proses metabolisme seperti respirasi dan transparasi. Proses metabolisme tersebut akan terus berlangsung sehingga akan terjadi

perubahan-perubahan yang dapat

mengakibatkan penurunan mutu bahan pangan tersebut. Disamping itu banyak keruksakan yang terjadi disebabkan oleh perlakuan mekanisfisis dan biologis (Winarno, 1981)

Selama proses respirasi berlangsung ,buah menggunakan oksigen dari lingkungan sekitar dan menghasilkan karbondioksida. Oleh karena itu laju respirasi dapat diukur melalui peningkatan karbondioksida dan penurunan oksigen. Apabila dilihat dari pola respirasinya jambu biji termasuk kedalam kelompok buah Klimakterik. Hal tersebut ditunjukan oleh adanya peningkatan respirasi yang menyolok sesudah dipanen bersamaan dengan saat pemasakan disertai perubahan warna , cita rasa dan tekstur (Apandi 1984).

Saat komoditas mencapai masak fisiologis, respirasinya mencapai klimakterik dan sudah siap panen.

Agar buah-buahan tidak mudah rusak setelah dipanen dan sampai ke konsumen, maka diperlukan penanganan pasca panen

yang baik terutama pada saat

penyimpanan.(Satuhu dan Supriyadi 1999). Terdapat dua cara penyimpanan yaitu secara alami dan penggunaan sarana-sarana tertentu. Jenis penyimpanan yang kedua terbagi menjadi empat macam, antara lain penyimpanan suhu rendah, penggunaan bahan kimia, control atmosfir, dan iradiasi.

Penyimpanan buah dengan

menggunakan wadah berupa toples yang tertutup rapat dapat memperlambat penurunan kualitas buah.

Tujuan Penelitian

Penyimpanan buah jambu biji dengan wadah plastik untuk sifat optik dengan menggunakan spektrometer UV-Vis dapat Mempelajari sifat optik buah jambu biji yaitu pergeseran spectrum intensitas reflektansi (%) akibat absorbansi cahaya, turunan pertama intensitas selama penyimpanan. Mempelajari hubungan antara sifat kimia-fisika buah jambu biji selama penyimpanan yang meliputi % susut bobot, pH, Total Padatan Terlarut (% brix) dan kekerasan. Mempelajari hubungan antara sifat kimia-fisika dengan sifat optik yaitu hubungan intensitas reflektansi (%) dengan % susut bobot, pH, TPT dan kekerasan, selain itu juga mencari hubungan antara turunan pertama intensitas dengan penyimpanan (hari) dan sifat kimia-fisika pada panjang gelombang 720 nm.

Hipotesis

Penyimpanan buah jambu biji agar kualitas tidak menurun lebih cepat salah satu cara yaitu dengan penyimpanan pada wadah plastik yang tertutup. Perubahan kualitas selama penyimpanan berhubungan dengan perubahan sifat optik yang dapat diteksi penurunan kualitas dengan menggunakan spektrometer UV-Vis dan perubahan sifat kimia-fisika dengan alat yang sudah digunakan pada penelitian sebelumnya yaitu Refraktometer, Penetrometer, pH meter dan Neraca Digital

Perumusan Masalah

Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi mengenai pengaruh dari penggunaan toples plastik untuk menyimpan buah jambu biji lebih lama. Selain itu dapat membantu para petani dan pengusaha hortikultura dalam teknik penyimpanan buah jambu biji agar kualitas buah tidak cepat turun.

TINJAUAN PUSTAKA

(11)

SIFAT OPTIK BUAH JAMBU BIJI (

Psidium guajava

) YANG DISIMPAN

DALAM TOPLES PLASTIK MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER

REFLEKTANS UV-Vis

NUNUNG NURUL HIDAYAH

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

ABSTRAK

NUNUNG NURUL HIDAYAH. Sifat Optik Buah Jambu Biji (psidium guajava) Yang Disimpan Dalam Toples Plastik Menggunakan Spektrofotometer Reflektans-Vis. Dibimbing oleh IRMANSYAH, M.Si dan JAJANG JUANSYAH,M.Si

Penyimpanan buah jambu biji tanpa perlakuan khusus hanya dapat bertahan sampai 4 hari saja sehingga diperlukan proses penyimpanan cara lain yaitu penyimpanan buah jambu biji dengan menggunakan toples plastik dari bahan polietilen pada suhu ruang. Pengukuran juga menggunakan alat-alat yang sudah di set-up dengan program Data studio 1.7.2 untuk kekerasan dan 001 Bios 32 untuk Intensitas Reflektans. Alat-alat yang digunakan pada penelitian yaitu komputer yang di set dengan spectrometer fiber optic USB 2000, PASCO SCIENCE WORKSHOP 750 INTERFACE, dan monokromator yang dilengkapi serat optik dan sumber cahaya tungsten halogen LS-1 untuk mengukur nilai reflektans, ), Economi Force Sensor, pH meter dan Refractometer. Sifat buah jambu biji yang diukur yaitu (% susut bobot, nilai Total Padatan Terlarut (% brix), kekerasan dan nilai pH (Tingkat Keasaman),Intensitas reflektans dan turunan pertama gelombang. Penelitian dilakukan langsung pada buah jambu yang akan diuji tidak dilakukan penelitian pendahuluan.

Karakteristik sifat buah jambu biji yang termasuk kedalam buah klimaterik memberikan informasi, semakin lama masa penyimpanan maka terjadi penurunan nilai susut bobot %, kekerasan dan pH. Sedangkan untuk Total Padatan Terlarut mengalami peningkatan selama masa penyimpanan.

Pergeseran panjang gelombang dominan dari panjang gelombang 600 nm menjadi panjang gelombang 740 nm memberikan informasi pergeseran absorbsi Intensitas Gelombang (%) dan turunan pertama reflektans memiliki hubungan yang linear dengan masa penyimpanan. Intensitas gelombang (%) tidak memiliki hubungan yang linear dengan TPT,pH,kekerasan dan susut bobot %. Panjang gelombang 720 nm dapat digunakan sebagai daerah yang baik untuk mencari hubungan antara sifat optik dengan sifat kimia-fisika. Program SPSS digunakan untuk mencari hubungan yang lebih teratur antara turunan pertama reflektans dengan sifat kimia-fisika buah jambu biji selama penyimpanan. Secara tidak langsung pengukuran sifat optik dan sifat fisik-kimia menggambarkan keadaan keseluruhan buah meliputi ( buah secara utuh, kulit, daging dan kandungan gula).

(13)

SIFAT OPTIK BUAH JAMBU BIJI (

Psidium guajava

) YANG DISIMPAN

DALAM TOPLES PLASTIK MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER

REFLEKTANS UV-Vis

NUNUNG NURUL HIDAYAH

G74104037

Skripsi

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sains pada

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(14)

Judul : Sifat Optik Buah Jambu Biji (Psidium guajava) yang Disimpan Dalam Toples Plastik Menggunakan Spektrofotometer Reflektans

UV-Vis

Nama : Nunung Nurul Hidayah NRP : G74104037

Menyetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

(Dr.Ir.Irmansyah.M.Si) NIP. 132 104 953

(Jajang Juansah,M.Si) NIP. 132 311 933

Mengetahui:

Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor

(Dr.Drh.Hasim,DEA) NIP .131578806

(15)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Tasikmalaya pada tanggal 29 Agustus 1985. Penulis adalah putri pertama dari tiga bersaudara dari Ayah M.AB.Kohar dan Ibu Roroh Rohimah.

Penulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak islam di TK Bojong Koneng pada tahun 1992 kemudian melanjutkan ke SD Negeri 1 Bojong Asih dan lulus tahun 1998. Kemudian melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 1 Cikupa dan lulus tahun 2001, kemudian menyelesaikan pendidikan di SMU 1 Cikupa dan lulus pada tahun 2004.

Tahun 2004 penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI) pada program studi Fisika Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor.

(16)

PRAKATA

Alhamdulillahhirobbil’alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat islam dan sehat. Shalawat dan salam tercurah kepada Rasulullah Saw, tauladan yang telah membawa kita dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang. Atas rahmat Allah SWT penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sifat Optik Buah Jambu Biji (psidium guajava) Yang Disimpan Dalam Toples Plastik Menggunakan Spektrofotometer Reflektans UV-Vis” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains (S,Si) pada Departemen Fisika.

Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, diantaranya :

 Bapak Dr.Ir.Irmansyah M,Si dan Jajang Juansyah M,Si sebagai pembimbing skripsi yang telah dengan sabar membingbing dan mengarahkan dalam pembuatan skripsi.

 Kedua orang tua Bapak dan mamah yang telah memberikan bantuan dan dorongan dalam bentuk moral dan materi yang tidak bisa saya balas

 Adik-adikku Nia dan kiki yang membuat teteh belajar dewasa dan sabar.  Saudara-saudara dari kedua orang tua yang telah memberikan semangat baru  Seluruh dosen dan staf Departemen Fisika yang telah membantu dan memotivasi.

 Physis 41 (senang bisa bertemu dan bersaudara dengan kalian, kalian lah yang telah memberi warna seindah pelangi di hatiku dan mendorongku untuk cepat lulus)

 Teman-teman ku Zikra, Meri , T’Neng ,T’Siti, D’Nanda, D’Icha , D’Wita D’Dia, D’misli dan D’Yani di SA makasih atas kecerian yang senantiasa mewarnai hidupku.

 Physic 39,40,42,43 terimakasih atas motivasinya.

 Teman-temanku seperjuangan Inna, Riski, Dila, Uwai, Ulil, Elli, Vera dan Devi makasihnya atas semuanya.

 Adik-adik ku praktikan 44 dan 45 makasih atas doanya.

 Teman-teman seperjuangan di Serum-G 05-07,GAMA dan JRMN  Teman-teman BBC makasih semangatnya

 Mas Suwito dan kawan-kawan di Insan Mandiri makasih atas semuanya membuatku mengubah mimpi jadi nyata.

Dan kepada pihak-pihak lain yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu , semoga Allah membalas kebaikan kalian dengan yang lebih baik.

Bogor, Januari 2009

(17)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

LEMBAR PENGESAHAN... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

PRAKATA... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN... vii

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian... 1

Hipotesis ... 1

Perumusan masalah ... 1

Manfaat penelitian ... 1

TINJAUAN PUSAKA Jambu biji (psidium guajava)... 2

Kemasan Plastik ... 2

Susut Bobot ... 3

Spektroskopi Reflektans ... 3

Spektrometer ... 4

Kekerasan ... 5

pH Tingkat Keasaman ... 5

Total Padatan Terlarut ... 5

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ... 6

Bahan dan Alat ... 6

Metode Penelitian ... 6

Penelitian Utama ... 6

Susut bobot ... 6

Kekerasan ... 6

Total Padatan Terlarut ... 7

pH meter ... 7

Pengukuran Spektra Reflektansi... 7

HASIL DAN PEMBAHASAN Susut Bobot... 8

Total Padatan Terlarut ... 8

Kekerasan ... 9

pH (Tingkat Keasaman)... 9

Reflektans Cahaya Tampak dan Pergeseran Panjang Gelombang... 10

Hubungan sifat Kimia –Fisika dengan Intensitas Reflektansi (%) ... 10

Hubungan Turunan Pertama terhadap Intensitas Reflektansi (%) ... 12

Hubungan sifat kimia-fisika dengan turunan pertama reflektans ... 12

Standarisasi Nasional Indonesia buah Jambu Biji ... 13

KESIMPULAN DAN SARAN Simpulan ... 13

Saran ... 14

DAFTAR PUSTAKA ... 14

(18)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Kandungan gizi pada Jambu Biji ... 2

2. Pembagian Spektrum Cahaya Tampak ... 3

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1. Prinsip kerja spektroskopi ... 4

2. Kurva destribusi spektra sumber energi radiasi ... 4

3. Kondisi Buah jambu biji selama penyimpanan... 6

4. Sumber cahaya LS-1 Tungsten Halogen Spektrometer fiber optik USB 2000 ... 7

5. Ujung fiber optik diletakan pada probe holder 900... 7

6. Nilai % Susut Bobot buah Jambu Biji selama penyimpanan ... 8

7. Nilai TPT (% brix) Buah Jambu Biji selama penyimpanan... 8

8. Kekerasan Buah Jambu Biji selama penyimpanan... 9

9. Nilai pH (Tingkat Keasaman) selama penyimpanan ... 9

10. Perubahan spektra buah jambu biji selama penyimpanan ... 10

11. Intensitas reflektansi % jambu biji selama penyimpanan pada panjang gelombang 580 nm... 10

12. Intensitas reflektansi % jambu biji selama penyimpanan pada panjang gelombang 740 nm... 10

13. Intensitas reflektansi % jambu biji terhadap TPT pada panjang gelombang 580 nm ... 10

14. Intensitas reflektansi % jambu biji terhadap TPT pada panjang gelombang 740 nm ... 11

15. Intensitas reflektansi % buah jambu biji terhadap susut bobot % pada panjang gelombang 580 nm... 11

16. Intensitas reflektansi % buah jambu biji terhadap susut bobot % pada panjang gelombang 740 nm... 11

17. Intensitas reflektansi % buah jambu biji terhadap kekerasan pada panjang gelombang 580 nm... 11

18. Intensitas reflektansi % buah jambu biji terhadap kekerasan pada panjang gelombang 740 nm... 11

19. Intensitas reflektansi % buah jambu biji terhadap pH pada panjang gelombang 580 nm... 11

20. Intensitas reflektansi % buah jambu biji terhadap pH pada panjang gelombang 740 nm... 11

21. Panjang gelombang (nm) buah jambu biji terhadap turunan pertama selama penyimpanan ... 12

22. Turunan pertama jambu biji selama penyimpanan pada panjang gelombang 500 nm... 12

23. Turunan pertama jambu biji selama penyimpanan pada panjang gelombang 720 nm... 12

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1. Skema penelitian... 15

2. Lampiran tabel 1data rata-rata kekerasan selama penyimpanan ... 16

3. Lampiran tabel 2 data rata-rata Intensitas Reflektansi (%) (1/10) selama penyimpanan... 18

4. Lampiran tabel 3 data rata-turunan pertama (1/10) selama penyimpanan (hari) ... 20

5. Lampiran tabel 4 masa jenis jambu biji sampel hari 1 ... 22

6. Lampiran tabel 5 masa jenis jambu biji sampel hari 5... 22

7. Lampiran tabel 6 masa jenis jambu biji sampel hari 10... 22

8. Lampiran tabel 7 masa jenis jambu biji sampel hari 15 ... 22

(19)

10. Lampiran tabel 9 Total Padatan Terlarut (TPT) sampel hari 5 ... 23

11. Lampiran tabel 10 Total Padatan Terlarut (TPT) sampel hari 10 ... 23

12. Lampiran tabel 11 Total Padatan Terlarut (TPT) sampel hari 15... 23

13. Lampiran tabel 12 Tingkat keasaman (pH) jambu biji sampel hari 1... 24

14. Lampiran tabel 13 Tingkat keasaman (pH) jambu biji sampel hari 5... 24

15. Lampiran tabel 14 Tingkat keasaman (pH) jambu biji sampel hari 10... 24

16. Lampiran tabel 15 Tingkat keasaman (pH) jambu biji sampel hari 15... 24

17. Lampiran tabel 16 Susut bobot % buah jambu selama penyimpanan... 25

18. Lampiran tabel 17 TPT buah jambu biji selama penyimpanan ... 25

19. Lampiran tabel 18 Kekerasan buah jambu biji selama penyimpanan... 25

20. Lampiran tabel 19 pH buah jambu biji selama penyimpanan ... 25

21. Lampiran tabel 20 Nilai absorbansi jambu biji selama penyimpanan ... 26

22. Lampiran Tabel.21hubungan antara TPT dengan Intensitas reflektans pada panjang gelombang 580 nm dan 740 nm... 26

23. Lampiran Tabel.22 hubungan antara kekerasan dengan Intensitas reflektans pada panjang gelombang 580 nm dan 740 nm... 26

24. Lampiran Tabel.23 hubungan antara susut bobot (%) dengan Intensitas reflektans pada panjang gelombang 580 nm dan 740 nm... 26

25. Lampiran Tabel.24 hubungan antara pH dengan Intensitas reflektans pada panjang gelombang 580 nm dan 740 nm... 27

26. Lampiran Tabel.25.hubungan turunan pertama dengan penyimpanan (hari) pada panjang gelombang 500 nm dan 720 nm... 27

27. Lampiran gambar 1. Turunan Pertama Reflektans Sampel A selama penyimpanan pada panjang gelombang 500 nm dan 720 nm... 28

28. Lampiran gambar 2. Turunan Pertama Reflektans sampel B selama penyimpanan pada panjang gelombang 500 nm dan 720 nm... 28

29. Lampiran gambar 3. Turunan Pertama Reflektans sampel C selama penyimpanan pada panjang gelombang 500 nm dan 720 nm... 28

30. Lampiran gambar 4. Turunan Pertama Reflektans sampel D selama penyimpanan pada panjang gelombang 500 nm dan 720 nm... 29

31. Lampiran gambar 5 Fungsi panjang gelombang (nm) Jambu biji terhadapTurunan Pertama selama penyimpanan sampel A dan B ... 29

32. Lampiran gambar 6 Fungsi panjang gelombang (nm) Jambu biji terhadapTurunan Pertama selama penyimpanan sampel C dan D ... 30

33. Lampiran gambar 7 Nilai rata-rata kekerasan jambu biji sampel A dan B ... 30

34. Lampiran gambar 8 .Nilai rata-rata kekerasan jambu biji sampel C dan D ... 30

35. Lampiran tabel 9 regresi linear berganda data susut bobot (%), TPT dan kekerasan pada panjang gelombang 500 nm... 31

36. Lampiran tabel 10 Regresi linear berganda data TPT, susut bobot (%) dan pH pada panjang gelombang 720 nm... 32

37. Lampiran tabel 11 regresi linear berganda data susut bobot (%), TPT dan kekerasan pada panjang gelombang 500 nm... 33

38. Lampiran tabel 10 Regresi linear berganda data TPT, susut bobot (%) dan pH pada panjang gelombang 720 nm... 34

(20)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia sebagai negara beriklim tropis menghasilkan banyak jambu biji (psidium guajava), tetapi sampai saat ini yang menjadi masalah yaitu bagaimana proses pasca panen agar jambu tidak cepat busuk sehingga memiliki kualitas dan kuantitas yang tinggi.

Jambu biji termasuk komoditi yang mudah rusak (persibel) sehingga tanpa penanganan yang baik hanya dapat disimpan beberapa hari saja, apabila disimpan dalam suhu kamar. (Rukmana, 1996). Keruksakan yang terjadi pada buah-buahan diakibatkan proses metabolisme seperti respirasi dan transparasi. Proses metabolisme tersebut akan terus berlangsung sehingga akan terjadi

perubahan-perubahan yang dapat

mengakibatkan penurunan mutu bahan pangan tersebut. Disamping itu banyak keruksakan yang terjadi disebabkan oleh perlakuan mekanisfisis dan biologis (Winarno, 1981)

Selama proses respirasi berlangsung ,buah menggunakan oksigen dari lingkungan sekitar dan menghasilkan karbondioksida. Oleh karena itu laju respirasi dapat diukur melalui peningkatan karbondioksida dan penurunan oksigen. Apabila dilihat dari pola respirasinya jambu biji termasuk kedalam kelompok buah Klimakterik. Hal tersebut ditunjukan oleh adanya peningkatan respirasi yang menyolok sesudah dipanen bersamaan dengan saat pemasakan disertai perubahan warna , cita rasa dan tekstur (Apandi 1984).

Saat komoditas mencapai masak fisiologis, respirasinya mencapai klimakterik dan sudah siap panen.

Agar buah-buahan tidak mudah rusak setelah dipanen dan sampai ke konsumen, maka diperlukan penanganan pasca panen

yang baik terutama pada saat

penyimpanan.(Satuhu dan Supriyadi 1999). Terdapat dua cara penyimpanan yaitu secara alami dan penggunaan sarana-sarana tertentu. Jenis penyimpanan yang kedua terbagi menjadi empat macam, antara lain penyimpanan suhu rendah, penggunaan bahan kimia, control atmosfir, dan iradiasi.

Penyimpanan buah dengan

menggunakan wadah berupa toples yang tertutup rapat dapat memperlambat penurunan kualitas buah.

Tujuan Penelitian

Penyimpanan buah jambu biji dengan wadah plastik untuk sifat optik dengan menggunakan spektrometer UV-Vis dapat Mempelajari sifat optik buah jambu biji yaitu pergeseran spectrum intensitas reflektansi (%) akibat absorbansi cahaya, turunan pertama intensitas selama penyimpanan. Mempelajari hubungan antara sifat kimia-fisika buah jambu biji selama penyimpanan yang meliputi % susut bobot, pH, Total Padatan Terlarut (% brix) dan kekerasan. Mempelajari hubungan antara sifat kimia-fisika dengan sifat optik yaitu hubungan intensitas reflektansi (%) dengan % susut bobot, pH, TPT dan kekerasan, selain itu juga mencari hubungan antara turunan pertama intensitas dengan penyimpanan (hari) dan sifat kimia-fisika pada panjang gelombang 720 nm.

Hipotesis

Penyimpanan buah jambu biji agar kualitas tidak menurun lebih cepat salah satu cara yaitu dengan penyimpanan pada wadah plastik yang tertutup. Perubahan kualitas selama penyimpanan berhubungan dengan perubahan sifat optik yang dapat diteksi penurunan kualitas dengan menggunakan spektrometer UV-Vis dan perubahan sifat kimia-fisika dengan alat yang sudah digunakan pada penelitian sebelumnya yaitu Refraktometer, Penetrometer, pH meter dan Neraca Digital

Perumusan Masalah

Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi mengenai pengaruh dari penggunaan toples plastik untuk menyimpan buah jambu biji lebih lama. Selain itu dapat membantu para petani dan pengusaha hortikultura dalam teknik penyimpanan buah jambu biji agar kualitas buah tidak cepat turun.

TINJAUAN PUSTAKA

(21)

Jambu biji ditemukan oleh bangsa Spayol di daerah Amerika pada tahun 1500-an. Bauhnya dikenal mereka sebagai buah yang lezat, nikmat dan baik untuk kesehatan. Orang Spayol yang telah berjasa menyebarkan populitas buah jambu biji di daerah trofis maupun subtrofis. (Rismunandar, 1989).

Di Indonesia sekalipun pembudidayaan jambu biji pada umumnya masih dalam bentuk kultur pekarangan, namun berdasarkan jumlah produksi pada tahun 2000 termasuk urutan ke 10 dari 12 jenis buah-buahan komersil yang dihasilkan di Negara Indonesia. Jumlah produksi terbanyak sampai triwulan III terdapat di pulau Jawa. Produksi jambu biji pada triwulan III mencapai 60.664 ton.

Botani dan Jenis Jambu Biji

Sistematika tatanama (taksonomi) tanaman jambu biji diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Myrtales Famili : Myrtaceae

Genus : Psidium Spesies : Psidium guajava L Pada dasarnya plasma nutfah jambu biji dapat di golongkan kedalam tiga jenis , yaitu terdiri atas :

1. Jambu biji biasa, mempunyai daging buah berwarna merah, berbiji banyak dan rasanya manis, contoh jambu klutuk atau jambu biji local.

2. Jambu susu, buahnya berbiji sedikit dan rasanya kurangf manis. Contoh jambu susu.

3. .Jambu Sukun, buahnya tidak berbiji, ukuran buah besar-besar, namun rasanya hambar. Contoh jambu apel.

Dari ketiga jenis jambu biji tadi, berdasarkan kandungan biji dalam buahnya dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu:

1. Jambu biji berbiji dua atau diploid (2n), jambu biji berbiji ini dibedakan atas dua jenis menurut tingkat kemasakan buahnya di pohon, yaitu jambu biji yang mampu masak di pohon seperti jambu susu dan jambu biji yang

buahnya tidak dapat masang di pohon misalnya jambu Bangkok. 2. Jambu biji tidak berbiji atau triploid

(3n), jenis jambu ini buahnya tidak berbiji misalnya jambu apel. Jambu biji adalah sejenis perdu tinggi pohon dapat mencapai 10 m tumbuh baik di daerah trofis dan sub trofis. Kulit buah jambu biji umumnya berwarna hijau kekuning-kuningan. Buah berasal dari pohon liar berdiameter antara 3-8 cm, sedangkan pohon yang di pelihara diameter buahnya mencapai 13 cm dan beratnya mencapai 700 g. Buahnya mengandung biji-biji kecil yang keras, berkisar antara 153-664 per buah (Palaniswamy dan Shanmugavelu, 1974 yang di kutip Wilson, 1980)

Kandungan Gizi Jambu Biji

Bagian yang paling penting dari jambu biji adalah buahnya. Buah yang sudah masak selain enak untuk dikonsumsi juga baik untuk kesehatan, juga mengandung gizi cukup tinggi dan komposisinya lengkap seperti disajikan pada table 1.

Tabel 1. Kandungan Gizi pada Jambu Biji No. Kandungan gizi Jumlah

kanduangan gizi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Kalori (energi)(cal) Protein (gram) Lemak (gram) Karbohidrat (gram) Kalsium (mg) Fosfor (mg) Zat besi (mg) Vitamin A(S.I.) Vitamin B1 (mg) Vitamin C (mg) Air (gram)

Bagian yang

dapat dimakan 49.000 0.90 0.30 12.20 14.00 28.00 1.10 25.00 0.02 87.00 86.00 82.00

Sumber:Direktorat Gizi Depkes RI (1981)

Jambu biji di petik 2 sampai 3 kali dalam satu minggu selama 6 sampai 10 kali masa panen.

Kemasan Plastik

(22)

memungkinkan banyak variasi dan serbaguna seperti melindungi, menyimpan, mengukur dan memamerkan produk.

Pada umumnya plastik film lebih bersifat permiabel terhadap gas CO2 dibanding terhadap O2. Bila kantung tertutup rapat dimana di dalam wadah ada buah-buahan maka persentase O2 dalam wadah akan menurun, sedang gas CO2 akan bertambah banyak. Setelah beberapa saat akan berakibat timbulnya off flavour dan off odour (Sjaifullah, 1979).

Dalam kemasan yang rapat semua O2 bebas dalam waktu singkat akan terpakai habis sehingga respirasi menjadi anaerobik dan terbentuklah zat-zat penguap seperti alkohol dan CO2. Kandunga CO2 sebesar 20% atau lebih dapat menimbulkan keruksakan, hal ini sering terdapat dalam kemasan-kemasan rapat pada suhu ruang biasa (Hall et al, 1989).

Spektroskopi Reflektans

Cahanya merupakan salah satu bentuk gelombang elektromagnetik. Tabel. 1 menunjukan spektrum cahaya tampak dalam spektrum gelombang elektromagnetik.

Semua bahan organik terdiri atas atom, karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, fosfor dan sulfur, dengan sebagian elemen-elemen penyusun lainnya. Unsur-unsur ini bersatu dalam ikatan ionik dan ikatan kovalen Tabel 2.Pembagian spektrum cahaya Tampak

No.

(nm

)

Spectrum

1 380 Ultra Violet

2 455 Violet

3 490 Biru

4 580 Hijau

5 600 Kuning

Jingga 6

7

620

Merah

8 780 Infra merah

Ikatan yang terjadi secara alami. Timbulnya gaya elektrostatik antar atom. Perkalian antara frekwesi dalam detik-1 dan panjang gelombang dalam cm merupakan suatu konstanta yang disebut kecepatan radiasi. Molekul pada keadaan ground state akan bergetar konstan. Radiasi elektromagnetik digambarkan dalam hubungan berikut:



c

……….(2)

Dimana

adalah panjang gelombang (nm),

adalah frekwensi (Hez) dan c adalah kecepatan cahaya (2.998x108 m/s),

adalah bilangan gelombang. Molekul dan radiasi memiliki dua nilai yang bersesuaian yaitu energi dan frekwensi. Unit radiasi adalah foton, dan energi dari foton di berikan pada persamaan,

E

f

h

………. (4)

h

adalah konstanta Plank (6.623x10-27 erg-sec), jadi energi dari foton berbanding lurus dengan panjang gelombang dari radiasi yang di berikan.

Energi foton akan diserap oleh molekul menjadi energi yang digunakan untuk berrotasi, bervibrasi, atau bentuk lainnya. Molekul hanya menyerap energi yang sesuai dengan karakterisasi vibrasinya yang dapat menyebabkan tereksitasinya molekul ini ke tingkat yang lebih tinggi. Secara umum terdapat beberapa jenis vibrasi yaitu streching, wagging, rocking, twisting dan scissoring.

Ketika energi yang diberikan dari panjang gelombang tampak atau NIR meradiasi dan di serap (absorbsi), ada tiga reaksi atas foton ke sampel yaitu absorbsi (diserap), transmisi (diteruskan), refleksi (dipantulkan), oleh sebuah molekul maka energi akan mengalami perubahan.

Besarnya energi rotasional akan lebih kecil dari energi vibrasinya. Total energi yaitu jumlah antara energi rotasi dengan energi vibrasi. Intensitas penyerapan dapat digambarkan dalam persamaan transmisi, yaitu

o

I

I

T

………. (5)

Dimana I adalah intensitas energi yang diteruskan dan Io adalah intensiatas energi yang datang. Untuk absorbsi, intensitasnya dapat dijelaskan dengan persamaan hukum Lamber Beer, yaitu

T

I

I

I

O 10 10

log

log

….. (6)

dan

kcl

T

I

10

log

………….(7)

A=kcl ………(8)

(23)

absorbsi yang melewati sampel. Absorbsi radiasi oleh molekul pada panjang gelombang tertentu sering digunakan untuk menganalisis secara kuantitatif hubungan langsung antara absobsi dengan konsentrasi.

Reaktansi pada kondisi tertentu dapat dianalogikan seperti persamaan diatas, dan dapat dituliskan menjadi persamaan :

log

10

 

1

/

R

0

.

4343

.

x

.

c

A

…(9)

Refleksi dapat terjadi secara spekular yang memiliki sudut datang sama dengan sudut refleksi sedangkan difusi yang memiliki sudut datang tidak sama dengan sudut pantul. Banyaknya sinar yang dipantulkan dari suatu permukaan akibat pemantulan ini hanya 4 % selebihnya akan ditransmisikan menuju sampel. Proses pemantulan total yang dapat kita amati terbagi menjadi dua proses yaitu pemantulan regular dan body reflcktion. Sinar yang di transmisikan menuju sampel memiliki beberapa kemungkinan yaitu sinar diserap oleh sampel, sinar ditransmisikan melewati sampel dan sinar akan di pantulkan setelah berhasil masuk ke sampel (body reflektion) .

Setiap permukaan benda mengalami refleksi difusi dan spekular. Sebagian besar permukaan lebih banyak mengalami refleksi spekular, namun sebagian mengalami refleksi difusi. Refleksi spekular meningkat sebanding dengan mengkilap (gloss) dan halusnya suatu permukaan yang dikenai berkas sinar. Sampel yang digunakan pada percobaan spektroskopi reflektansi berupa padatan yang tebal sehingga intensitas yang datang akan seluruhnya diserap atau dipantulkan.

Spektrofotometer

Secara umum spektrofotometer terdiri dari sumber cahaya , pemilih panjang gelombang, dan detektor. Semua spektrofotometer memiliki pemisah untuk frekwensi yang berbeda yaitu filter, prisma atau kisi.

Secara umum spektroskopi terdiri dari sumber cahaya, pemilih panjang gelombang (wavelangth selector) dan detektor. Sumber radiasi dapat berupa lampu incandescent dan

lampu tungsten halogen. Lampu

incandescent dapat menghasilkan spektra yang kontinu dari

Keterangan gambar 1.sumber cahaya, 2 prob holder 3.spektrometer 4.komputer. Panjang gelombang 350 nm hingga daerah NIR 2.5

m

. Lampu incandescent memiliki kawat filamen berupa tungsten yang

dipanaskan oleh arus listrik. Filamen dibungkus oleh tabung gelas yang berisi gas inert atau vakum.

Gambar 1.Prinsip kerja spektroskopi Sedangkan lampu tungsten halogen merupakan lampu incandescent dengan penambahan iodin. Intensitas dari lampu ini bergantung pada tegangan yang diberikan. Peningkatan tegangan akan menyebabkan peningkatan intensitas tiga atau empat kali dari intensitas awal.

Gambar 2. Kurva distribusi spektra sumber energi radiasi

Panjang gelombang dapat berupa filter atau monokromator. Monokromator terdiri dari celah masuk (entrance slit), kolimator yang menghasilkan berkas radiasi sejajar setelah melewati celah masuk, kisi atau prisma yang memisahkan campuran panjang gelombang menjadi komponen-komponen panjang gelombang penyusunnya (dispersi), elemen pemfokus untuk membentuk kembali berkas yang akan keluar melalui celah keluar (exit slit). Celah keluar berfungsi untuk menentukan panjang gelombang tertentu yang diteruskan dan menahan panjanag gelombang lainnya. Monokromator menentukan resolusi suatu spektrometer. Resolusi berkaitan dengan

kemampuhan monokromator untuk

menisahkan

Daya dari pembiasan bergantung pada indek bias dari prisma. Sinar yang datang pada setengah bagian prisma, dengan bagian tengahnya terdapat cermin, akan di biaskan dan didispersikan menjadi warna-warna

3

1

2

(24)

penyusunnya. Sebuah kisi secara fisik terdiri dari banyak slit yang melakukan proses pemantulan atau tranmisi dari radiasi. Kualitas dari kisi tergantung dari derajat ketelitian dari kelurusan alur, kesejajaran alur, keseragaman jarak alur yang teratur.

Susut Bobot

Salah satu indikator terjadinya penurunan kualitas buah jambu biji yaitu terjadinya penyusutan massa atau bobot selama penyimpanan.

susut bobot (%) =

%

100

x

beratawal

berat

kehilangan

……. (1)

Susut bobot dijadikan % diperoleh dari persamaan (1)

Kekerasan

Mohsenin (1980), dalam Suryani (1994) menyatakan bahwa kekerasan bahan dapat di definisikan sebagai daya tahan terhadap deformasi. Sifat ini di pengaruhi oleh kadar air dan umur bahan. Pada kadar air tinggi diperlukan energi yang lebih besar untuk

memecahkan atau menusuk bahan

dibandingkan pada kadar air rendah. Uji tekan sering digunakan untuk komoditas buah, dimana yang menjadi indikatornya yaitu mudah tidaknya buah di lepaskan dari tangkai buah.

Kekerasan bahan dipengaruhi oleh turgor sel yang masih hidup. Dalam proses perkembangan dan pematangan buah, tekanan turgor selalu berubah. Perubahan turgor disebabkan oleh adanya komponen dinding sel yang berubah. Perubahan ini berpengaruh terhadap kekerasan yang biasanya menyebabkan buah menjadi lunak setelah matang (Winarno dan Aman, 1979). Semakin lama penyimpanan buah jambu biji maka kekerasan kulit dan daging semakin menurun.

Kekerasan mempunyai arti yang sangat penting dalam penentuan kualitas bahan. Kekerasan memperlihatkan daya tahan bahan terhadap gangguan mekanik dari luar atau lingkungan fisik sekitarnya. dan merupakan ber.esaran skalar yang tidak dipengaruhi oleh arah.

kekerasan = 2 r F ang luaspenamp F  …….(10)

pH (Tingkat Keasaman)

pH atau tingkat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau basa yang dimiliki oleh suatu zat, larutan

atau benda. Istilah pH diturunkan dari konsentrasi ion hydrogen dalam suatu larutan.

 

H

pH

log

10

1

……….. (11)

(H+) adalaha konsentrasi ion hidrogen. pH normal memeiliki nilai 7 sementara bila nilai pH > 7 menunjukan zat tersebut bersifat basa. Sedangkan nilai pH <7 menunjukan keasaman. pH 0 menunjukan derajat keasaman tertinggi, dan pH 14 menunjukhan derajat kebasaan tertinggi (Gaman dan Sherrington, 1992)

Bermacam-macam buah memiliki tingkat kemasaman yang berbeda sesuai dengan jenisnya dan umurnya. Buah tertentu akan memiliki pH yang rendah (asam) saat buah tersebut muda (belum matang). Sejalan dengan bertambahnya masa umur nilai pH akan menurun disertai dengan menurunnya sifat fisiknya (Apandi, 1984, dalam Diah,2004 ). Nilai pH akan ,menurun seiring dengan lamanya penyimpanan buah pasca panen.

Total Padatan Terlarut (TPT)

Total Padatan Terlarut

merepresentasikan kadar gula atau kadar padatan yang terlarut dalam bahan tersebut (Winarno dan Aman 1979). Secara subsitusional kadar zat yang terlarut dalam bahan akan mempengaruhi sifat bahan itu. Kadar karbohidrat buah-buhan dan sayuran berkisar dari 2 % sampai 30 % dan dapat mencapai 60 % pada biji-bijian. Karbohidrat dalam buah-buahan dan sayuran terdiri atas zat pati, polisakarida dan gula-gula sederhana terutama sukrosa, glukosa dan fruktosa.

Kadar sukrosa, glukosa dan fruktosa sangat bervariasi. Pada pisang dan tebu dapat mencapai lebih dari 20 %. Pada jambu biji, gula merupakan kandungan terbesar dari total padatan terlarut.

Suatu kematangan buah dapat diindikasikan pula dengan kadar gula, dan asam. Buah yang masih muda mengandung asam lebih banyak sedangkan semakin tua maka akan bertambah berkurang asamnya dan semakin manis. Total padatan terlarut memiliki hubungan yang erat dengan kadar gula. Apabila total padatan terlarut tinggi maka kadar gula akan ringgi pula.

(25)

Kadar gula akan dapat di amati pada selang panjang gelombang 800-1050 nm (Bellon), 800-1700 nm (R.Lu di dalam Inna Novianti,2008).

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari bulan 1April 2008 – 18 April 2008 di perkebunan jambu biji Ciapus Ciomas, labolatorium Fisika terapan Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor (IPB).

Bahan dan Alat

Bahan

Penelitian ini menggunakan bahan berupa buah jambu biji dengan variasi tingkat kematangan atau umur. Buah ini dipetik dari perkebunan jambu biji di Ciapus yang merupakan perkebunan khusus jambu biji. Selain itu digunakan bahan lainnya yaitu pH buffer 4 untuk kalibrasi pH meter, aquades, aquabides untuk kalibrasi Refraktometer dan pH meter.

Alat

Alat yang digunakan pada penelituan ini terdiri dari spectrometer fiber optic USB 2000 (gambar 5) untuk mengukur nilai reflektans buah jambu biji sesuai dengan waktu penyimpanan, computer (PC),PASCO SCIENCE WORKSHOP 750 INTERFACE, Data studio 1.7.2 program yang menjalankan sensor, sumber cahaya tungsten halogen LS-1 (Gambar 6), neraca digital, refractometer untuk mengukur Total Padatan Terlarut

(TPT), Economi Force Sensor

(Penetrometer) untuk mengukur kekerasan,

pH meter untuk mengukur pH,

Refractometer untuk mengukur nilai TPT, gelas ukur, pipet tetes, pisau, gelas piala, kertas saring, mortar dan cawan Petri.

Metode Penelitian

Penelitian Utama

Penelitian utama dilakukan untuk meneliti perubahan sifat fisik jambu biji yang disimpan di dalam plastik polietilen pada hari ke 1, 5, 10 dan 15, dimana setiap pengambilan data setiap wadah berisi 4 sampel.

Sebelum dilakukan penyimpanan, buah jambu biji sudah siap panen dan dilakukan beberapa tahap sebelum penyimpanan yaitu

pemetikan (pemilihan jambu biji berdasarkan ukuran), sortasi mutu / grading

berdasarkan ukuran, pencucian

membersihkan komoditas dari kotoran dan hama penyakit yang masih melekat, pengeringan menghilangkan air yang berlebihan setelah itu, buah jambu biji di masukan kedalam toples plastik polietilen dan sudah siap untuk di lakukan penelitian bagian wadah yang masih terbuka di tutup dengan perekat. Dibawah ini gambar kondisi buah jambu biji selama penyimpanan.

a b

c d

Gambar 3. Kondisi Buah jambu biji (a).hari 1, (b) hari 5 (c).hari 10, (d) hari

ke-15

Adapun beberapa sifat fisik yang diukur antara lain % susut bobot, spektra reflektansi dan kekerasan, sifat kimia yang diukur yaitu pH dan total padatan terlarut (TPT).

Secara garis besar langkah persiapan dan pengukuran sample dapat dilihat di lampiran 1 dan 2.

Karakterisasi fisikokimia

Susut Bobot

Jambu yang sudah di petik dilakukan penyimpanan. Pengambilan data dilakukan dengan pengukuran berat jambu biji yaitu dengan menggunakan neraca digital Nilai susut bobot (%) diperoleh dengan menggunakan persamaan (1). Gambar timbangan digital yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada lampiran 1

Kekerasan

(26)

konstan sehingga terlihat grafik perubahan daya tekan terhadap waktu tekan. Pengambilan data dilakukan pada tiga titik yang berbeda yaitu atas , tengah dan bawah buah jambu biji. Pengambilan data dilakukan pada tiga titik, hal ini dilakukan karena memiliki nilai daya tekan yang berbeda.

Dengan menggunakan sofwer yang sudah di set, sehingga keluaran dapat diprint. Data kekerasan dari tiga titik yaitu atas, tengan dan bawah. Data yang diperoh dari hasil perhitungan dengan program Bios kemudian diolah dengan mencari nilai rata-rata dari tiga titik di atas, yang kemudian perhitungan dilakukan dengan mencari selisih besar gaya (F) maksimum dengan (F) minimum

Total Padatan Terlarut (TPT)

Pengukuran total padatan terlarut

dilakukan dengan menggunakan

Refractometer. Sampel buah jambu dihomogenkan dengan menggunakan cawan petri dan mortar, kemudian bagian cairan dari sampel tersebut dipisahkan dari bagian daging dengan menggunakan alat tekan yang sudah tersedia, sehingga air buah jambu keluar. Prisma refractometer terlebih dahulu dibersihkan dengan aquades agar tidak ada kotoran lain yang ikut terukur.1-2 tetes cairan buah jambu dimasukan kedalam prisma refractometer, kemudian dilakukan pembacaan nilai total padatan terlarut yang dinyatakan dengan % brix. Setelah selesai refraktometer dibersihkan kembali dengan menggunakan aquades

pH meter

Tingkat keasaman (pH) sampel dapat diukur menggunakan alat pH meter

TOAHM 20S. Sebelum memulai

pengukuran alat ini dikalibrasi terlebih dahulu dengan menggunakan buffer 4 . Nilai yang terbaca harus sesuai dengan nilai pH kalibrasi. Setelah kalibrasi dilakukan, elektroda dicuci dengan menggunakan aquabides. Setelah pH meter dikalibrasi, pengukuran jambu biji dapat dimulai.

Pengukuran Spektra Reflektansi

Set-up pengukuran reflektans diatur seperti gambar 3. Gambar 5 menunjukan ujung fiber optik yang berhadapan dengan sampel diletakan apada probe holder 90o. Jarak antara ujung fiber optik setelah diletakan pada holder yang akan menyentuh sampel, harus dijaga konstan selama

pengukuran. Jarak ini tidak boleh nol karena tidak akan ada refleksi yang bisa di tangkap oleh bunder fiber optik.

Sebelum melakukan pengukuran pada sampel, terlebih dahulu dilakukan pengukuran refleksi (tanpa sampel) dan sampel gelap untuk memperbaiki respon variabel instrumen. Sampel buah jambu biji yang telah di simpan selama penyimpanan diuji reflektansi menggunkan spektrometer USB 2000. Sinar polikromatik yang berasal dari sumber cahaya dikirim oleh fiber optik melalui kaki probe refleksi menuju sampel jambu biji.

Gambar 4. Sumber cahaya LS-1 Tungsten Halogen

Probe refleksi holder yang digunakan membentuk sudut 90o terhadap permukaan. Output dari probe refleksi membawa cahaya melalui fiber optik dari sampel ke spektrometer yang tersusun dari SMA connector, slit (celah), filter, cermin kolimasi, grating (kisi), cermin pemfokus, L2 detector collection lens,CCD detector (UV / Vis).

Gambar 5. Spektrometer Fiber Optik USB 2000

(27)

spectrum intensitas reflektans terhadap panjang gelombang. Data keluaran data sofwer ini berupa data panjang gelombang dan intensitas reflektans. Data untuk panjang gelombang terhadap intensitas reflektan untuk sampel dapat dilihat pada lampiran 3

Data tersebut diolah dengan menggunakan program microsoft excel 2003 dan dihasilkan spectra terhadap panjang gelombang seperti pada gambar 7. Spectrometer USB 2000 memiliki resolusi spectra 0.3 nm.

%

100

%

X

D

R

D

S

R

…..(12)

S adalah intensitas sampel saat panjang gelombang. Dadalah intensitas gelap pada saat panjang gelombang , Radalah intensitas referensi saat panjang gelombang (ocean optik).

Setelah selesai uji reflektans dan % susut bobot , sampel dikarakteristik berupa pengukuran yang bersifat fisik yaitu; kekerasan (% brix), total padatan terlarut (TPT) kemudian dilanjutkan dengan karakteristik kimia yaitu; pengukuran pH.

Gambar 6 ujung fiber opti diletakan pada probe holder 90o terhadap permukaan bidang kulit buah jambu biji

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kajian Sifat Fisik dan kimia Susut bobot

Jambu biji sebelum diberi perlakuan ditimbang bobotnya dengan menggunakan neraca digital dalam satuan gram.% susut bobot .

Nilai susut bobot (%) diperoleh dengan menggunakan persamaan (1). Hasil dari Kurva susut bobot (%) terhadap masa penyimpanan gambar (7) menunjukan bahwa bobot dari buah jambu semakin menurun seiring dengan semakin lamanya masa penyimpanan.

Gambar 7.susut bobot (%) selama penyimpanan.

Pada hari pertama penurunan % susut bobot sebesar 0.97 % sedangkan pada hari ke 15 penurunan susut bobot semakin besar yaitu kehilangan sebesar 0.2 % dari hari pertama. Penurunan % susut bobot ini dipengaruhi oleh semakin meningkatnya proses respirasi pada sampel, sehingga O2 yang masuk menurun sedangkan CO2 yang keluar meningkat seiring dengan lamanya masa penyimpanan.

Total Padatan Terlarut (TPT

)

Nilai TPT digunakan untuk

mengindentifikasi tingkat kematangn buah jambu biji. Pada jumbu biji kandungan TPT terbesar adalah gula meliputi 58.9% fruktosa, 35.7% glukosa dan 5.3 % sukrosa (Tagtiani el al.1987 dalam siahaan 1999). Pada gambar 8 dapat dilihat nilai rata-rata TPT selama penyimpanan. Menurut Ai Nurlaela (2003) kandungan TPT pada jambu biji akan semakin meningkat selama penyimpanan. Pada penelitian ini nilai TPT

semakin meningkat selama masa

penyimpanan sehingga sesuai dengan penelitian sebelumnya. Meningkatnya nilai TPT menunjukan bahwa kandungan gula dalam daging semakin banyak seiring

R2 = 0.9902

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

0 2 4 6 8 10 12 14 16

lama penyimpanan (hari)

(28)

dengan lamanya penyimpanan. Secara umum apabila buah-buahan menjadi matang, maka kandungan gulanya meningkat dan kandungan asamnya akan menurun. Keadaan ini berlaku untuk buah yang klimaterik.

Buah jambu biji termasuk kedalam buah klimetrik sehingga kandungan gula meningkat sedangkan kandungan asam menurun. Kenaikan nilai TPT pada jambu biji disebabkan oleh hidrolisis karbohidrat menjadi senyawa glukosa dan fruktosa . Selain itu kenaikan nilai TPT disebabkan oleh degradasi komponen dinding sel seperti pektin, selulosa, hemiselulosa dan lignin menjadi komponen yang lebih sederhana yang dapat larut dalam air (Sunarmani et al 1996).

.

Gambar 8.Nilai rata-rata TPT (% brix) jambu biji selama penyimpanan

Kekerasan

Jambu biji (psidium guajava) yang disimpan di suhu ruang akan mengalami proses pematangan (maturation) dan diikuti dengan proses pembusukan. Proses tersebut selalu disertai dengan penurunan kualitas salah satunya yaitu kekerasan . Pengukuran kekerasan dengan menggunakan alat uji daya tekan buah pada tiga titik yang berbeda yaitu atas, tengah dan bagian bawah buah jambu biji dengan menggunakan Economi Force Sensor (penetrometer).

Menurut Sjaifullah (1997), buah yang matang lebih lunak dibandingkan buah yang masih muda.Menurut Penelitian Ai Nurlaela (2003) kekerasan jambu biji akan semakin menurun selama masa penyimpanan. Pada gambar 8 dapat dilihat bahwa kekerasan buah jambu buji semakin lama masa penyimpanan nilai kekerasannya menurun hal ini sesuai dengan penelitian Ai Nurlaela (2003).

Terjadinya pelunakan buah pada proses pematangan diakibatkan oleh perubahan tekanan turgor sel. Perubahan turgor ini pada

umumnya dinding sel. Salah satu senyawa penyusun dinding tersebut adalah pektin. Pada saat penyimpanan , pektin yang tidak dapat larut (protopektin) menurun jumlahnya karena diubah menjadi pektin yang dapat larut (Winarno,1981)

Hasil analisis kekerasan buah jambu biji selama penyimpanan menunjukan bahwa indikator semakin menurunnya nilai kekerasan yaitu gaya (F) terhadap luas penampang semakin kecil karena buah jambu semakin lembek atau matang.

Gambar 9. Nilai rata-rata kekerasan selama penyimpanan.

Hasil Analisis ragam buah jambu biji menunjukan bahwa nilai kekerasan pada hari ke-1 menunjukan perbedaan yang nyata dengan nilai kekerasan pada penyimpanan hari ke-5 yaitu mengalami peningkatan, ini menunjukan adanya pengaruh tekanan turgor sel pada didnding sel buah, sehingga daging dan kulit buah bertambah kekerasannya. Setelah penyimpanan hari ke-5 nilai kekerasan menunjukan nilai yang lebih kecil. Pada penyimpanan hari ke-10 dan hari ke-5 belas nilai kekerasan menurun. Dari hasil analisis menunjukan bahwa nilai kekerasan buah jambu biji akan mengalami penurunan selama masa penyimpanan karena buah yang mengalami pelunakan.

pH (Tingkat Keasaman)

Nilai pH (Tingkat Keasaman) menunjukan derajat keasaman buah jambu biji selama penyimpanan. Nilai pH yang tinggi (>7) menunjukan bahwa bahan tersebut mengalami perubahan kandungan ion hidrogen sehingga bahan bersifat asam, begitu juga sebaliknya. Buah yang lebih muda cendrung untuk bersifat basa, hal ini disebabkan sedikitnya kadar gula dalam buah. Seiring dengan bertambahnya umur buah , maka kadar gula atau tingkat kemanisan akan meningkat sehingga menyebabkan kadar asam berkurang.

Nilai pH pada buah jambu biji yang disimpan pada suhu ruang menunjukan

R2 = 0.9537

7.25 7.3 7.35 7.4 7.45 7.5 7.55 7.6 7.65 7.7 7.75

0 5 10 15 20

penyimpanan (hari) T P T ( % b ri x )

R2 = 0.9672

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

0 2 4 6 8 10 12 14 16

(29)

bahwa semakin lama penyimpanan kadar gula semakin berkurang, hal ini ditunjukan dengan nilai pH yang semakin menurun atau buah semakin asam. Buah jambu yang digunakan sebelum dilakukan penyimpanan dalam keadaan basa dengan kadar gula yang besar. Gambar 10, merupakan nilai rata-rata pH (Tingkat Keasaman) buah jambu biji

selama penyimpanan. Gambar 10

menunjukan bahwa pada penyimpanan ke-1 nilai pH berbeda nyata dengan penyimpanan hari ke-5, hal ini terjadi karena pada hari kelima terjadi peningkatan kandungan hidrogen sehingga niali pH meningkat dan

kemudian kembali menurun. Pada

penyimpanan 10 sampai dengan hari ke-15 nilai pH (Tingkat Keasaman) buah jambu buji semakin menurun. Dari hasil analisis menunjukan bahwa kadar gula pada buah jambu biji akan berkurang selama masa penyimpanan yang di tunjukan dengan rasa daging yang asam.

Gambar 10. Nilai pH (Tingkat Keasaman) jambu biji selama masa penyimpanan

Sifat Optik

Reflektans cahaya tampak dan pergeseran panjang gelombang

Penyimpanan dengan menggunakan wadah plastik yang tertutup rapat menyebabkan terjadinya pergeseran panjang gelombang. Pergeseran tersebut disebabkan oleh absorbansi cahaya pada penyimpanan buah jambu biji.

. Hampir semua sampel memiliki reflektans yang rendah pada daerah ultraviolet dikarenakan penyerapan energi radiasi oleh pigmen. Proses perubahan warna dari hijau ke kuning menunjukan telah terjadi penurunan klorofil dimana daya serap cahaya menurun seiring dengan semakin lamanya masa penyimpanan. Buah-buhan atau sayuran yang mengalami penurunan klorofil akan berubah warna, kenaikan

pigmen karotenoid menyebabkan perubahan warna dari hijau ke kuning, merah muda atau merah.

Berdasarkan hasil penelitian Kumar dan Silva’s (1973) mengenai proses fisik akibat interaksi cahaya dengan bahan biologi (daun kedelai), diperoleh bahwa 96% berkas sinar berhasil memasuki daun. Daun yang mengandung klorofil akan menyerap sinar biru atau merah saat berkas sinar polikromatik melewati kloroplas. Sinar yang bisa lewat hanya pada daerah NIR dan berkas sinar hijau melalui proses transmisi dan refleksi, yang kemudian ditangkap oleh mata pengamat.

Berdasarkan hasil percobaan, spectrum jambu biji selama penyimpanan (hari) mengalami pergeseran panjang gelombang dari 580 nm menjadi 740 , atau dari spectra hijau ke kuning yang dapat dilihat pada gambar 11.

Gambar 12 dan 13 menunjukan hubungan antara penyimpanan dengan Intensitas reflektansi (%) pada panjang gelombang 580 nm, nilai R2 = 0.1806 sedangkan pada panjang gelombang 740 nm nilai R2 =0.00102.

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

400 500 600 700 800 900

panjang gelombang (nm)

I n te n s it a s R e fl e k ta n s i % C H1 CH5 CH10 CH15

Gambar 11.Perubahan spectra buah jambu biji selama penyimpanan

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

0 5 10 15 20

lama pe nyimpanan (har i)

In te n s it a s r e fl e k ta n s ( % )

Gambar 12. Intensitas reflektansi % jambu biji selama penyimpanan pada panjang gelombang 580 nm.

R2 = 0.7729

3.7 3.75 3.8 3.85 3.9 3.95 4 4.05 4.1 4.15

0 5 10 15 20

(30)

0 10 20 30 40 50 60

0 5 10 15 20

lama penyimpanan (hari)

In te n s it a s r e fl e k ta n s ( % )

Gambar 13. Intensitas reflektansi % jambu biji selama penyimpanan pada panjang gelombang 740 nm.

Hubungan sifat kimia-fisika dengan

Intensitas Reflektans (%)

Total padatan terlarut yang rendah menunjukan bahwa kandungan gula pada buah jambu biji rendah. Kandungan gula dapat diamati pada panjang gelombang 580 nm dan 740 nm yaitu pada daerah serapan.

Hubungan antara susut bobot %, kekerasan dan pH menunjukan hasil yang sama dengan hubungan TPT dengan Intensitas reflektansi (%) tidak terjadi hubungan linear antara sifat optik dengan sifat kimia-fisika seperti yang terlihat pada gambar 14 sampai dengan 20.

Gambar 14. Intensitas reflektansi % jambu biji terhadap TPT pada panjang gelombang 580 nm

Gambar 15.Intensitas reflektansi % jambu biji terhadap TPT pada panjang gelombang 740 nm

Gambar 15.Intensitas reflektansi % buah jambu biji terhadap susut bobot % pada panjang gelombang 580 nm.

Gambar 16. Intensitas reflektansi % buah jambu biji terhadap susut bobot % pada panjang gelombang 740 nm

Gambar 17. Intensitas reflektansi % buah jambu biji terhadap kekerasan pada panjang gelombang 580 n

Gambar 18.Intensitas reflektansi % buah jambu biji terhadap kekerasan pada panjang gelombang 740 nm

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

7.2 7.3 7.4 7.5 7.6 7.7 7.8

TPT (% brix)

In te n s it a s r e fl e k ta n s ( % ) 0 10 20 30 40 50 60

7.2 7.3 7.4 7.5 7.6 7.7 7.8

TPT (% brix)

In te n s it a s r e fl e k ta n s ( % ) 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

susut bobot (%)

In te n s it a s r e fle k ta n s ( % ) 0 10 20 30 40 50 60

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

susut bobot (%)

In te n s it a s r e fle k ta n s ( % ) 0 10 20 30 40 50 60

0 20 40 60 80 100

ke kerasan (N/mm2)

In te n s it a s r e fle k ta n s ( % ) 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

0 20 40 60 80 100

[image:30.595.1

Gambar

Gambar 15.Intensitas reflektansi % buah jambu biji terhadap susut bobot % pada panjang gelombang 580 nm
Gambar 22.Turunan pertama jambu biji selama penyimpanan pada panjang gelombang 500 nm
Gambar 23. Turunan pertama jambu biji
Gambar 3. Kondisi  Buah jambu biji (a).hari  ke-1, (b) hari ke-5 (c).hari ke-10, (d) hari ke-15
+7

Referensi

Dokumen terkait

JUMLAH DOSEN MENGIKUTI SEMINAR NASIONAL DAN INTERNASIONAL KEADAAN DESEMBER 2017.

Analisis terhadap faktor yang mempengaruhi capaian akademik akan memberikan informasi pada pihak institut mengenai pengaruh latar belakang dan demografi mahasiswa

Kabupaten Aceh Singkil adalah kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Aceh Singkil (Lembaran Negara Republik Indonesia

Oleh karena itu, perlu di susun kurikulum kursus berbasisnkompetensi untuk sulam / bordir yang baku atau standar yang secara umum bertujuan agar lulusannya memiliki

Berdasarkan hadis di atas dapat dipahami bahwa tugas dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh orang yang mengetahui, termasuk pendidik/guru, adalah

Penelitian berupa pemodelan balistik impak peluru frangible ini merupakan lanjutan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kamil et.al (2016) yang membahas

Peneliti melihat bahwa guru masih menerangkan materi pembelajaran IPS secara abstrak tanpa media pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan mengaplikasi. Penelitian ini

Praktikan sebagai calon pendidik harus memiliki kompetensi yang wajib dimiliki oleh seorang pendidik. Sebelum mulai mengajar di depan kelas, terlebih dahulu harus