BAB I
SISTEM PERSAMAAN LINIER 1.1 Metode Eliminasi Gauss
Menurut Munir (2003), eliminasi Gauss adalah suatu cara mengoperasikan nilai-nilai di dalam matriks sehingga menjadi matriks yang lebih sederhana. Caranya adalah dengan melakukan operasi baris sehingga matriks tersebut menjadi matriks yang eselon-baris. Ini dapat digunakan sebagai salah satu metode penyelesaian persamaan linear dengan menggunakan matriks. Caranya dengan mengubah persamaan linear tersebut ke dalam matriks teraugmentasi dan mengoperasikannya. Setelah menjadi matriks Eselon-baris, lakukan substitusi balik untuk mendapatkan nilai dari variabel-variabel tersebut. Metode ini berangkat dari kenyataan bahwa bila matriks A berbentuk segitiga atas (menggunakan Operasi Baris Elementer) seperti sistem persamaan berikut ini:
[
a11 a12 a13 .. a1n 0 a22 a23 .. . a2n 0 0 a33 .. . a3n . . . . .. . .. .. . .. .0 0 0 .. . ann
][
x1 x2x3 . .. xn
]
=
[
b1 b2b3 .. . bn
]
Maka solusinya dapat dihitung dengan teknik penyulingan mundur (backward substitution) :
annxn=bn→xn=bn
ann
an−1.n−1xn−1+an−1.nxn=bn−1→xn−1=bn−1−an−1.nxn
an−1.n−1
⋮
dst
Jika xn, xn−1, xn−2,...,xk+1 diketahui, maka nilai xk dapat dihitung dengan
x
k=
b
k−
∑
j=k+1 n
a
kjx
ja
kk,k
=
n
−
1,
n
−
2,...
,
1
dan akk≠0 .Kondisi akk≠0 sangat penting, sebab bila akk≠0 , persamaan diatas mengerjakan
pembagian dengan nol. Apabila kondisi tersebut tidak dipenuhi, maka SPL tidak mempunyai jawaban.
Contoh 1 : x1+x2+2x3=9 2x1+4x2−3x3=1 3x1+6x2−5x3=0
Penyelesaian :
Augmented matrik dari persamaan linier simultan tersebut adalah :
[
1 1
2 9
2 4
−
3 1
3 6
−
5 0
]
Lakukan operasi baris elementer sebagai berikut :
[
1 1
2
9
2 4
−
3 1
3 6
−
5 0
]
2
B
1+
B
2−
3
B
1+
B
3→
[
[
1 1 2 9 0 2 −7 −17 0 3 −11 −27]
1 2B2
−2B1+B3
→
[
1 1 2 9 0 1 −7
2 −17
2 0 0 −1
2 −3
2
]
[
1 1 2 90 1 −7 2
−17 2 0 0 −1
2 −3
2
]
−2B3→
[
1 1 2 9 0 1 −7
2 −17
2 0 0 −1 −3
]
Solusi sistem diperoleh dengan teknik penyulihan mundur sebagai berikut:
−x3=−3→x3=3
x2+(−7
2)x3=
−17
2→x2+(− 7
2)(3)=
−17
2→x2=2
x1+x2+2x3=9→x1=1
Diperoleh penyelesaian x1=1 , x2=2 , x3=3
Contoh 2 : x1+2x2+x3=2 3x1+6x2=9 2x1+8x2+4x3=6
Penyelesaian :
Augmented matrik dari persamaan linier simultan tersebut adalah :
[
1 2 1 2
3 6 0 9
2 8 4 6
]
Lakukan operasi baris elementer sebagai berikut :
[
1 2 1 2
3 6 0 9
2 8 4 6
]
B
2−
3
B
1B
3−
2
B
1→
[
1 2
1
2
0 0
−
3 3
0 4
2
2
]
[
1 2
1
2
0 0
−
3 3
0 4
2
2
]
R
3⇔
R
2→
[
1 2
1
2
0 4
2
2
0 0
−
3 3
]
Solusi sistem diperoleh dengan teknik penyulihan mundur sebagai berikut:
−
3
x
3=
3
→
x
3=−
1
4
x
2+
2
x
3=
2
→
4
x
2+
2
(−
1
)=
2
→
x
2=
1
x
1+
6
x
2=
9
→
x
1=
3
1.2 Dekomposisi Faktorisasi LU
Menurut Munir (2003), dalam dekomposisi faktorisasi (LU) matriks bujur sangkar A difaktorkan menjadi A = LU dengan L adalah suatu matriks segitiga bawah (lower) dan U adalah matriks segitiga atas (upper). Dalam bentuk matriks, pemfaktoran ini ditulis sebagai :
[
a11 a12 a13 . .. a1n a21 a22 a23 . .. a2n a31 a32 a33 . .. a3n . . . .. . . .. . .. an1 an2 an3 . .. ann]
=
[
l11 0 0 . .. 0 l21 l22 0 . .. 0
l31 l32 l33 . .. 0 . . . . .. . .. . .. . . . ln1 ln2 ln3 . .. lnn
][
u11 u12 u13 . .. a1n 0 u22 u23 . .. u2n 0 0 u33 . .. a3n .. . . .. . .. . .. . ..
0 0 0 . .. unn
]
Metode memfaktorkan A menjadi L dan U sedemikian sehingga A = LU
Jika Ax = b dan LU x = b. Misalkan Ux = y maka Ly = b. Untuk memperoleh y1, y2,... yn dengan menggunakan teknik penyulihan maju (forward subsitution) :
Ly=b→
[
1 0 0 .. . 0 l21 1 0 .. . 0 l31 l32 1 .. . 0 . .. .. . .. . .. . . .. ln1 ln2 ln3 .. . 1
]
[
y1 y2y3 .. . yn
]
=
[
b1 b2b3 .. . bn
]
Dan untuk memperoleh solusi SPL x1,x2, dan x3 menggunakana teknik penyulihan mundur
(backward subtitution) :
Ux=y→
[
u11 u12 u13 .. . a1n 0 u22 u23 .. . u2n 0 0 u33 .. . a3n .. . . .. .. . .. . . ..
0 0 0 .. . unn
]
[
y1 y2
y3 . . . yn
]
=
[
b1 b2b3 . . . bn
]
Terdapat dua metode untuk memfaktorkan A atas L dan U yaitu : 1. Metode LU Gauss
2. Metode Reduksi Crout
Namun yang akan dibahas dalam makalah ini adalah pemfaktoran dengan menggunakan metode reduksi Crout.
1.2.1 Metode Reduksi Crout
Dalam membahas metode reduksi Crout, tinjau matriks berikut :
A=
[
a11 a12 a13 a21 a22 a23
a31 a32 a33
]
L=[
1 0 0
l21 1 0 l31 l32 1
]
U=
[
u11 u12 u13 0 u22 u23
0 0 a33
]
Karena LU = A maka hasil perkalian L dan U dapat ditulis sebagaiLU=
[
u11 u12 u13
l21u11 l21u12+u22 l21u13+u23
l31u13 l31u12+l32u22 l31u13+l32u23+u33
]
=A=[
a11 a12 a13 a21 a22 a23
a31 a32 a33
]
Dari hasil penjabaran matriks dihalaman sebelumnya atau hasil dari LU = A diperoleh Baris pertama U
l21u11=a21→l21=a21 u11
l31u13=a31→l31=ua31
11
Baris kedua U
l21u12+u22=a22→u22=a22−l21u12 l21u13+u23=a23→u23=a23−l21u13 Kolom kedua L
l31u12+l32u22=a32→l32=a32−l31u12 u22 Baris ketiga U
l31u13+l32u23+u33=a33→u33=a33−(l31u13+l32u23)
Sehingga rumus umum menghitung u dan l kedua metode ini, nilai Ukj pada setiap baris U
dan ljk pada kolom matriks L dihitung secara bergantian dengan rumus sebagai berikut :
li1=ai1 untuk i = 1,2,3,K,n
uij=aij
l11 untuk j = 2,3,4,K,n Untuk j = 2,3,4,K,n-1 maka
l
ij=
a
ij−
∑
k=1
j−1
l
iku
kjuntuk i = j, j+1,K,n
dan
l
nn=
a
nn−
∑
k=1
n−1
l
nku
knContoh 3 :
Selesaikan persamaan dibawah ini dengan metode dekomposisi LU, yang dalam hal ini L dan U dihitung dengan metode reduksi Crout.
x1+x2−x3=1 2x1+2x2+x3=5
−x1+x2+x3=1
Penyelesaian :
A
=
[
1 1
−
1
2 2
1
−
1 1
1
]
b
=
[
1
5
1
]
Diperoleh : u11=a11=1
u12=a12=1
u13=a13=−1
l21=a21/u11=2/1=2
l31=a31/u11=−1/1=−1
u22=a22−l21u12=2−2(1)=0
Karena
u
qq tidak boleh nol, lakukan pertukaran baris baik untuk matriks A maupun vektor bu
jk=
a
jk−
∑
i−1 j−1
l
iku
ikMatriks A =
R
2⇔
R
3[
−
1
1 1
1
−
1
1
2
2
1
]
dan Vektor b =R
2⇔
R
3[
1
1
5
]
Hitung kembali nilai l21, l31, dan u22 .Perhatikan bahwa nilai u11, u12, u13 tidak berubah.
u22=a22−l21u12=1−(−1)(1)=2
u23=a23−l21u13=1−(−1)(−1)=0
l21=a21/u11=−1/1=−1
l31=a31/u11=2/1=2
l32=a32−l31u12
u22 =
2−2(1)
2 =0
Diperoleh L dan U sebagai berikut :
U
=
[
1 1
−
1
0 2
0
0 0
3
]
L
=
[
−
1
1 1 0
0 0
2
0 1
]
dan b
=
[
1
1
5
]
Berturut-turut dihitung y dan x sebagai berikut :
Ly=b→
[
−11 1 00 0 2 0 1]
[
y1 y2 y3]
=
[
11 5]
Kemudian y1, y2, dan y3 dihitung dengan teknik penyulingan maju :
y1=1
−y1+y2 =1→y2=1+y1=1+1=2 2y1+y3=5→y3=5−2y1=3
Sehingga
Ux=y→
[
1 1 −1 0 2 0 0 0 3]
[
x1 x2x3
]
=
[
12 3]
Setelah itu x1,x2, dan x3 dihitung dengan teknik penyulingan mundur : 3x3=3→x3=1
2x2=2→x2=1
x1+x2−x3=1→x1=1
Jadi, solusi sistem persamaan diatas adalah
x
=(
1,1,1
)
T
Contoh 4 : x1−x2+2x3=5 3x1+x3=10
x1+2x3=5
Penyelesaian :
A
=
[
1
3
−
0
1 2
1
1
0
2
]
b
=
[
10
5
Diperoleh : u11=a11=1
u12=a12=−1
u13=a13=2
l21=a21/u11=3/1=3
l31=a31/u11=1/1=1
u22=a22−l21u12=0−3(−1)=3
Karena
u
qq tidak nol, maka tidak perlu melakukan pertukaran baris seperti (contoh 3).Hitung nilai l32,u23 .Perhatikan bahwa nilai u11, u12, u13 tidak berubah.
u23=a23−l21u13=1−(3)(2)=−5
l32=a32−l31u12
u22 =
0−1(−1)
3 =
1 3
u33=a32−(l31u13+l32u23)=2−(6/3+(−5/3)=2−1/3=5/3 Diperoleh L dan U sebagai berikut :
U
=
[
1
−
1
2
0
3
−
5
0
0
5
/
3
]
L
=
[
1
0
0
3
1
0
1 1
/
3 1
]
dan b
=
[
5
10
5
]
Berturut-turut dihitung y dan x sebagai berikut :
Ly=b→
[
1 0 0 3 1 0 1 1/3 1
]
[
y1 y2 y3]
=
[
105 5]
Kemudian y1, y2, dan y3 dihitung dengan teknik penyulingan maju :
y1=5
3y1+y2 =10→y2=10−15→y2=−5 y1+1
3y2 +y3=5→y3=(53)(31)=5
Sehingga
Ux=y→
[
1 −1 2 0 3 −5 0 0 5/3
]
[
x1 x2 x3]
=
[
-55 5]
Setelah itu x1,x2, dan x3 dihitung dengan teknik penyulingan mundur :
5
3x3=5→x3=3
3x2−5x3=−5→x2=−5+15
3 =
10 3 x1−x2+2x3=5→x1=15/3−8/3
3 =7
Jadi, solusi sistem persamaan diatas adalah
x
=(
1,1,1
)